avian influenza
DESCRIPTION
vhjgfkcgzbkxjfkfszTRANSCRIPT
Avian InfluenzaNew Emerging Disease
Definisi
Flu Burung ( Avian Influenza ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya mengenai burung dan mamalia.
Etiologi • Penyebab flu burung adalah virus Influenza tipe A yang menyebar antar-
unggas
• Virus Influenza famili Orthomyxoviridae
• Virus tipe A antara lain : H1N1, H3N2, H5N1
• Tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh Virus Influenza dengan kode genetik H5N1
• Pada manusia, inkubasi virus membutuhkan 1- 3 hari, tergantung umur, kekebalan dan kondisi individu
• Virus Influenza juga dapat berubah-ubah bentuk dan dapat menyebabkan endemi dan pandemi
Subtipe virus dan host alami
Insidensi • 1997 : Subtipe H5N1 mulai dikenal dispesies burung-
burung diseluruh dunia.• 2003 : Flu burung telah menular di negara-negara Asia dan
Eropa yang menyebabkan angka kematian yang tinggi pada ayam, itik, dan burung liar.
• Terakhir terungkap virus H5N1 ini telah diidentifikasi pada harimau, kucing dan macan tutul.
• Babi juga dapat tertular dan sebagai perantara penularan ke manusia
Insidensi • Pada tahun 2012 terdapat di enam negara, yaitu: Bangladesh,
Kamboja, China, Mesir, Indonesia dan Vietnam.
• Kasus Flu Burung (H5N1) pada manusia di dunia menurut WHO sampai 8 Oktober 2013 terdapat 641 kasus dan diantaranya 380 kasus meninggal (Angka Fatalitas Kasus 59,28%)
• Di Indonesia, dari tahun 2005 s/d Oktober 2013, dilaporkan terjadi 194 kasus dengan 162 kematian Flu Burung (H5N1) yang tersebar di 15 Provinsi dan 58 Kab/Kota.
• Penurunan drastis kasus Flu Burung pada manusia yaitu 55 kasus pada tahun 2006 menjadi 9 kasus pada tahun 2012
Gejala Klinis
Gejala klinis avian influenza pada manusia, antara lain :• Demam (38 derajat Celcius), sakit kepala• Sakit tenggorokan, batuk, pilek• Infeksi mata,• Nyeri otot, lemas,• Peradangan paru-paru (pneumonia) dan • Dapat berakhir kematian
Diagnosis Avian Influenza
Dalam mendiagnosis kasus flu burung ada 4 kriteria :
Kasus Dalam Investigasi
Berupa surveilans semua kasus ILI dan Pneumonia di rumah sakit serta mereka yang kontak dengan pasien flu burung di rumah sakit.
Kasus Suspek H5N1
Gejala suhu > 38C disertai satu atau lebih gejala di bawah ini :• Batuk• Sakit tenggorokan• Pilek• Sesak napasdan disertai satu atau lebih dari pajanan di bawah ini dalam 7 hari :• Kontak erat (dalam jarak 1 meter)• Terpajan dengan unggas ayam, unggas liar, bangkai unggas di wilayah
H5N1 pada hewan atau manusia telah dicurigai atau dikonfirmasi dalam bulan terakhir.
• Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna di wilayah yang dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1 dalam satu bulan terakhir.
• Kontak erat dengan binatang lain (selain ternak unggas atau unggas liar), • Memegang/ menangani sampel (hewan atau manusia) yang dicurigai
mengandung virus H5N1 dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya.• Ditemukan leukopeni (nilai hitung leukosit di bawah nilai normal).• Ditemukan adanya titer antibodi terhadap H5 padauji HI menggunakan
eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa subtipe.• Foto toraks menggambarkan pneumonia yang cepat memburuk pada serial
foto.
Kasus Probabel H5N1
Kriteria kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini :
• Ditemukan kenaikan titer antibodi terhadap H5, minimum 4 kali, dengan pemeriksaan uji HI menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA.
• Hasil laboratorium terbatas untuk Influenza H5 (terdeteksinya antibodi spesifik H5 dalam spesimen serum tunggal) menggunakan uji netralisasi (dikirim ke Laboratorium Rujukan).
• Atau Seseorang yang meninggal karena suatu penyakit saluran napas akut yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya yang secara epidemiologis berkaitan dengan aspek waktu, tempat dan pajanan terhadap suatu kasus probabel atau suatu kasus H5N1 yang terkonfirmasi.
Kasus H5N1 Terkonfirmasi
Seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau probabel DAN DISERTAI Satu dari hasil positif berikut ini yang dilaksanakan dalam suatu laboratorium influenza nasional, regional atau internasional yang hasil pemeriksaan H5N1-nya diterima oleh WHO sebagai konfirmasi :• Isolasi virus H5N1• Hasil PCR H5N1 positif• Peningkatan >4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari
spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut (diambil <7 hari setelah awitan gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula >1/80.
• Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada spesimen serum yang diambil pada hari ke >14 setelah awitan (onset penyakit) disertai hasil positif uji serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda >1/160 atau western blot spesifik H5 positif.
• GAMBARAN RADIOLOGI
Paru-paru normal
GAMBARAN RADIOLOGI
Paru-paru dengan Avian Influenza
• Ditemukan gambaran infiltrat di paru yang menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia.
• Pada radiografi dada dapat menunjukkan satu atau banyak infiltrat.
Pemeriksaan Ultrasonografi• Untuk mendeteksi dan mengukur efusi pleura dan konsolidasi di
paru. • Konsolidasi paru pada ultrasound tampak seperti struktur jaringan
hiperechoic dan dengan wedge-shaped.• ultrasound paru memiliki tampilan yang tinggi untuk mendiagnosis
konsolidasi elveolar dan berguna untuk menuntun biopsi paru perkutaneus.
Pemeriksaan CT-Scan• Gambaran menyebar atau bercak pada ground-glass atau
konsolidasi dengan distribusi lobuler• Nodul sentrilobuler kecil menunjukkan perdarahan alveolar mungkin
terlibat.
Gambaran Histopatologi• Paru-paru secara tipikal menunjukkan kerusakan alveolar yang
difuse. Pada kasus ini dengan waktu penyakit yang pendek (<> 90%)
Diagnosis BandingDiagnosis banding disesuaikan dengan tanda dan gejala yang ditemukan. Penyakit dengan gejala hampir serupa yang sering ditemukan antara lain:• Demam Dengue• Infeksi paru yang disebabkan oleh virus lain, bakteri atau jamur• HIV dengan infeksi sekunder• Tuberkulosis Paru
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding tergantung indikasi, antara lain:• Dengue blot : IgM, IgG untuk menyingkirkan diagnosis demam
dengue• Biakan sputum dahak, darah dan urin.• Pemeriksaan anti HIV .• Pemeriksaan dahak mikroskopik Basil Tahan Asam (BTA) dan biakan
mikobakterium, untuk menyingkirkan TB Paru.
Penatalaksanaan
Tiga prinsip penatalaksaan pasien dengan avian influenza :
1. Implementasi dini dalam mengontrol infeksi untuk meminimalisasi penyebaran nosokomnial.
2. Penatalaksanaan secara tepat untuk mencegah semakin beratnya penyakit dan mencegah kematian.
3. Indentifikasi dini dan pemantauan terhadap resiko infeksi untuk mempermudah intervensi dini dengan terapi antiviral untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas serta membatasi penyebaran penyakit.
MEDIKAMENTOSA• Obat-obatan antiviral yang digunakan adalah : Oseltamivir,
zanamivir dan rimantadin• Saat ini antiviral yang dirokemdasikan oseltamivir.
Oseltamivir• Diberikan 48jam setelah awitan gejala• Dosis :
o Dewasa atau anak ≥ 13 tahun Oseltamivir 2x75 mg per hari selama 5 hari.
o Anak > 1 tahun dosis oseltamivir 2 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 5 hari.
o Dosis oseltamivir dapat diberikan sesuai dengan berat badan sbb :o > 40 kg : 75 mg 2x/hario > 23 – 40 kg : 60 mg 2x/hario > 15 – 23 kg : 45 mg 2x/hario ≤ 15 kg : 30 mg 2x/hari
• Profilaksis 1x75 mg diberikan pada kelompok risiko tinggi terpajan sampai 7-10 hari dari pajanan terakhir.
Pencegahan
Pada kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang) :• Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis
bekerja.• Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang
terinfeksi flu burung.• Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan
pakaian kerja).• Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.• Membersihkan kotoran unggas setiap hari.• Imunisasi.
Pada masyarakat umum• Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan
bergizi & istirahat cukup.• Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :oPilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala
penyakit pada tubuhnya)oMemasak daging ayam sampai dengan suhu 800º C
selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu 640º C selama 4,5 menit.
Daftar Pustaka• Bennet, N. John, Avian Influenza. [online]. 2008. [cited 2009 september 9].
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/238049• Hudyono,Johannes. Kamarudzaman, Kamaliah. Cara Penularan, Gejala, dan
Perawatan Flu Burung. Jakarta:Majalah Kedokteran Meditek volume 14 no 38. 2006; 9-12
• Nainggolan L, Chen, Kie. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Avian Influenza dan SARS). 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007; 1719-1726.
• Sandrick, Karen. X-rays can predict survival after exposure to avian flu chest exams prove important in identifying patients who will benefit from early, aggressive intervention. [online]. 2006. [cited 2009 september 9]. Available from:
• http://www.diagnosticimaging.com• Smithius R.,Otto.,Cornelia. HRCT part II: Key findings in Interstitial Lung Diseases.
[online]. 2007. [cited 2009 September 9]. Availble from: http://www.radiologyassistant.nl.
• World Health Organization. Cumulative Number of Confirmed Human Cases of Avian Influenza A/(H5N1). Available at : http://www.who.int.
terimakasih