avian influenza[1]

19

Upload: irman-irmansyah

Post on 18-Feb-2016

262 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tatalaksana flu burung

TRANSCRIPT

Page 1: Avian Influenza[1]
Page 2: Avian Influenza[1]

Penyebab Avian Influenza atau Flu Burung merupakan

penyakit pada unggas yang disebabkan oleh virus, yaitu Orthomyxoviridae tipe A, yang menyerang ayam, burung, itik, kalkun, angsa dan sebagainya.(www.cdc.gov/ncidod/dbmd/diseaseinfo/avianflu_htm)

Page 3: Avian Influenza[1]

Sifat Virus

Kelemahan virus tersebut adalah tidak tahan panas. Pada daging akan mati pada suhu 80 0 C selama 1 menit. Pada telur akan mati pada suhu 64 0 C selama 4,5 menit. (Deptan RI, 2005)

Page 4: Avian Influenza[1]

Hewan peka AI di Indonesia: ayam ras, ayam buras, burung puyuh,itik, entog, angsa, burung unta, merpati, merak, perkutut, burung rangkong, kakaktua, dll.

Hewan peka dan terdeteksi positif AI di Indonesia: ayam layer, broiler, puyuh, itik, beberapa jenis burung di Kebun Binatang Ragunan, babi (Tangerang). (Haryono, 2005)

Page 5: Avian Influenza[1]

PatogenesisAIV

UnggasHPAIv LPAIvAlat pernafasan & Alat pernafasan danPencernaan pencernaan

Viremia Infeksi sekunder Tidak ada

infeksi Seluruh jaringan sekunder

Kematian tinggi kematian rendah tidak40-100% 3-5% terdapat

kematian

Page 6: Avian Influenza[1]

Gejala Klinis(HPAI= Highly Pathogenic Avian Influenza) Kematian mendadak Kelemahan, cangkang telur lembek, diare

profus, keluar leleran dari hidung dan mulut Pial dan gelambir mengalami pembengkakan

dan berwarna kebiruan (sianosis). Edema bawah kulit sekitar leher sering pula

dijumpai pada penyakit AI. Pendarahan meluas atau bintik-bintik sering

dijumpai pada mukosa trakea, proventrikulus, usus, lapisan lemak, otot dada dan kaki.

Page 7: Avian Influenza[1]

Low Pathogenic AI

Pada AI yang kurang ganas, gejala pernafasan lebih menonjol disamping depresi, kurang nafsu makan, produksi telur turun, pembengkakan pada kepala terrmasuk pial dan gelambir. (Deptan RI, 2005)

Page 8: Avian Influenza[1]

Perubahan Patologi

Ayam

Mungkin tidak ditemukan lesi pada kasus yang mati secara tiba-tiba. Kongesti berat pada otot. Dehidrasi. Edema subkutan pada daerah kepala dan leher. Leleran ekskresi dari hidung dan mulut. Kongesti berat pada konjungtiva mata, kadang-kadang disertai petechie. Cairan eksudat dalam trachea atau dapat juga disertai hemorragik

tracheitis. Petechie pada sternum, pada serosa dan lemak abdominal, permukaan

serosa dalam rongga tubuh. Kongesti berat pada ginjal dan kadang-kadang disertai deposit urat

dalam tubuli ginjal. Hemorragi dan degenerasi ovarium. Hemorragi pada permukaan mukosa proventrikulus, terutama pada batas

dengan gizard. Hemorragi dan erosi pada garis dari gizard. Foki hemorragik pada jaringan limfoid usus. (Haryono, 2005)

Page 9: Avian Influenza[1]
Page 10: Avian Influenza[1]
Page 11: Avian Influenza[1]
Page 12: Avian Influenza[1]
Page 13: Avian Influenza[1]

Cara Penularan Cairan/ lendir yang berasal dari lubang hidung,

mulut, mata (konjungtiva), dan lubang anus (tinja) dari unggas yang sakit ke lingkungan.

Kontak langsung dengan ayam sakit. Secara tidak langsung melalui pakan, air minum,

pekerja kandang, dan peralatan peternakan, rak telur, keranjang ayam dan alat transportasi yang tercemar AI.

Unggas air yang berperan sebagai reservoir virus AI melalui virus yang ada pada saluran intestinal dan dilepaskan melalui kotoran.(www.cdc.gov/flu/avian/gen-info/facs.htm)

Page 14: Avian Influenza[1]

Pencegahan dan Pemberantasan Peningkatan Biosekuriti Biosekuriti dilakukan antara lain dengan: isolasi,

kontrol lalu lintas ternak/ orang/ alat/ kendaraan serta peningkatan sanitasi.

Intensifikasi pengamanan lingkungan (untuk peternak rakyat, agar terrnaknya tidak diumbar, tetapi supaya dikandangkan).

Semua ternak yang mati harus dikubur dengan kedalaman ± 1 m dan diberi kapur/ dibakar.

Semua ternak tidak sehat (sakit) harus dimusnahkan (stamping out).

Page 15: Avian Influenza[1]

Ternak-ternak yang masih sehat dilakukan vaksinasi secara rutin.

Menjaga kesehatan badan pekerja kandang antara lain dengan memakai masker N 95, kacamata renang, sarung tangan, sepatu boots, dan mencuci tangan sesering mungkin.(Deptan RI, 2005)

Page 16: Avian Influenza[1]

Pengisian Kembali (Restocking) Peternak diperbolehkan mengisi kandang

kembali 30 hari setelah pengosongan kandang.

Sebelumnya harus dipastikan semua tindakan dekontaminasi (desinfeksi) dan disposal (pembakaran/ penguburan) sesuai prosedur yang telah dilaksanakan (Deptan RI, 2005)

Page 17: Avian Influenza[1]

Pelaporan Kematian Unggas :Dinas Peternakan dan Perikanan Kab.SragenJl.Anggrek 32 Sragen (0271) 891051Staf Teknis Peternakan di Kecamatan atau perangkat desa setempat

Page 18: Avian Influenza[1]
Page 19: Avian Influenza[1]

Daftar Pustaka

www.cdc.gov/ncidod/dbmd/diseaseinfo/avianflu_htm, 2006, Avian Influenza A Virus

www.cdc.gov/flu/avian/gen-info/facs.htm, 2006, Avian Influenza Virus in Poultry

Haryono, 2005, Penanggulangan Avian Influenza dan Kondisi Terkini, Seminar AI 2005

Anonim, 2005, Gejala Klinis Flu Burung, leaflet, Departemen

Pertanian RI