asuhan keperawatan stroke
TRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan
StrokeOleh :Rizna Oktria v0910720080
Trigger• Mbah ponimin ( 65 thn ) seorang petani
jeruk yang berhasil. Suatu hari seluruh kebunnya gagal panen dan ia jatuh miskin. Mbah ponimin suka sekali merokok dan minum kopi setiap saat suatu pagi mbah ponimin mengeluh tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya yang sebelah kanan, mulutnya mencong. Mbah ponimin segera di bawa k rumah sakit. TTV : TD 200/100mmHg , nadi 93x/ menit, RR 20x / menit, suhu 36 C
Pengkajian Keperawatan• Identitas pasien
– Nama : ponimin– Umur : 65 tahun– Jenis kelamin : laki – laki– Pendidikan : -– Alamat : -– Pekerjaan : petani– Agama : -– Suku bangsa : -– Tgl MRS : 29 nopember 2010– No. Register : 111111– Diagnosa medis : stroke
• Identitas penanggung jawab – Nama : -– Umur : -– Jenis kelamin : -– Alamat : -– Pekerjaan : -– Hub. Dengan pasien : -
• Keluan utama : • pasien mengeluh tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya yang
sebelah kanan, mulutnya mencong. • Riwayat kesehatan
– Riwayat penyakit sekarang :• Suatu hari seluruh kebun pasien gagal panen dan ia jatuh miskin. pasien
suka sekali merokok dan minum kopi setiap saat suatu pagi mbah ponimin mengeluh tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya yang sebelah kanan, mulutnya mencong
– Riwayat penyakit dahulu :• pernah menderita stroke sebelumnya
– Riwayat penyakit keluarga : -– Riwayat psikososial : ekonomi : pasien dalam keadaan jatuh miskin
• Pola aktivitas sehari – hari :1. aktivitas / istirahat : - 2. Sirkulasi : hipertensi arterial3. Integritas ego : - 4. Makan dan cairan : suka minum kopi5. Neuro sensori : -6. Nyaman dan nyeri : - 7. Eliminasi : -8. Respirasi : suka merokok9. Keamana : -\10.Interaksi sosial : -11.Belajar mengajar : -
• Pemeriksaan fisik :– Keadaan umum : compos mentis– TTV : - TD : 200/100 mmHg
– HR : 93x / menit– RR : 20x / menit– Suhu : 36 c
• Pemeriksaan persistem :– B1 ( braething ) : -– B2 ( blood ) : TD meningkat– B3 ( BRain ) : tingkat kesadaran, funsi serebri, pemeriksaan
saraf cranial, sistem motorik, pemeriksaan reflek, gerakan involunter, sistem sensorik.
– B4 ( bladder ) : -– B5 ( bowel ) : -– B6 ( bone ) : kaki dan tangan sebelah kanan tdk bisa
digerakan • Pemeriksaan penunjang :
– Angiserebri– CT scan– MRI– Lumbal pungsi– USG Doppler– EEG
Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : pasien suka sekali merokok dan minum kopi setiap saat DO : TD 200/100, HR 93
DS : pasien mengeluh tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya yang sebelah kanan, DO :TD 200/100, HR 93
Suka merokok dan minum kopi -> mal formasi -> pendarahan intraserebral -> perembesan darah k dalam parenkim otak -> penekanan jaringan otak -> hemiasi otak, infrak otak -> defisit neurologis -> penurunan perfusi jar serebral
Suka merokok dan minum kopi -> mal formasi -> pendarahan intraserebral -> perembesan darah k dalam parenkim otak -> penekanan jaringan otak -> hemiasi otak, infrak otak kiri -> defisit neurologis -> kehilangan kontrol volunter -> hemiperase sebelah kanan -> hambatan mobilisasi
Gangguan perfusi jar. Cerebral
Hambatan mobilisasi
DATA ETIOLOGI MASALAH
DO
Diagnosa Keperawatan
• Gangguan perfusi jaringan serebral b.d pendarahan intra serebral
• Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparese bag kanan
• Kerusakan komunikasi verbal b.d kehilangan kontrol tonus otot facial / oral
• Kurang pengetahuan ttg penyakit dan pengobatan b.d kurang informasi
Rencana keperawatan• Gangguan perfusi jaringan serebral b.d pendarahan intra
serebral– Tujuan; kesadaran penuh, tidak gelisah– Kriteria hasil tingkat kesadaran membaik, tanda-tanda vital
stabil tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.– Intervensi;
• a) Pantau/catat status neurologis secara teratur dengan skala koma glascow
• Rasional: Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran.
• b) Pantau tanda-tanda vital terutama tekanan darah.• Rasional: autoregulasi mempertahankan aliran darah otak yang
konstan. • c) Pertahankan keadaan tirah baring.• Rasional: aktivitas/ stimulasi yang kontinu dapat meningkatkan
Tekanan Intra Kranial (TIK).• d) Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikkan dan dalam
posisi anatomis (netral). • Rasional: menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan
drainase dan meningkatkan sirkulasi/ perfusi serebral.• e) Berikan obat sesuai indikasi: contohnya antikoagulan
(heparin)• Rasional: meningkatkan/ memperbaiki aliran darah serebral dan
selanjutnya dapat mencegah pembekuan..
• Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparese bag kanan– Tujuan; dapat melakukan aktivitas secara minimum– Kriteria hasil mempertahankan posisi yang optimal,
meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena, mendemonstrasikan perilaku yang memungkinkan aktivitas.
– Intervensi;• a) Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas• Rasional: mengidentifikasi kelemahan/ kekuatan dan dapat
memberikan informasi bagi pemulihan• b) Ubah posisi minimal setiap 2 jam (telentang, miring)• Rasional: menurunkan resiko terjadinya trauma/ iskemia
jaringan.• c) Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
pada semua ekstremitas• Rasional: meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi,
membantu mencegah kontraktur.• d) Anjurkan pasien untuk membantu pergerakan dan latihan
dengan menggunakan ekstremitas yang tidak sakit.• Rasional: dapat berespons dengan baik jika daerah yang sakit
tidak menjadi lebih terganggu.• e) Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan
resistif, dan ambulasi pasien.• Rasional: program khusus dapat dikembangkan untuk
menemukan kebutuhan yang berarti/ menjaga kekurangan tersebut dalam keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan.
• Kerusakan komunikasi verbal b.d kehilangan kontrol tonus otot facial / oral– Tujuan; dapat berkomunikasi sesuai dengan keadaannya.– Kriteria hasil; Klien dapat mengemukakan bahasa isyarat
dengan tepat, terjadi kesapahaman bahasa antara klien, perawat dan keluarga
– Intervensi;• a) Kaji tingkat kemampuan klien dalam berkomunikasi• Rasional: Perubahan dalam isi kognitif dan bicara merupakan
indikator dari derajat gangguan serebral• b) Minta klien untuk mengikuti perintah sederhana• Rasional: melakukan penilaian terhadap adanya
kerusakan sensorik• c) Tunjukkan objek dan minta pasien menyebutkan nama
benda tersebut• Rasional: Melakukan penilaian terhadap adanya
kerusakan motorik• d) Ajarkan klien tekhnik berkomunikasi non verbal
(bahasa isyarat)• Rasional: bahasa isyarat dapat membantu untuk
menyampaikan isi pesan yang dimaksud• e) Konsultasikan dengan/ rujuk kepada ahli terapi
wicara.• Rasional: untuk mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan
terapi.
• Kurang pengetahuan ttg penyakit dan pengobatan b.d kurang informasi– Tujuan; klien mengerti dan paham tentang penyakitnya– Kriteria hasil berpartisipasi dalam proses belajar– Intervensi;
• a) Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien • Rasional: untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien• b) Berikan informasi terhadap pencegahan, faktor
penyebab, serta perawatan.• Rasional: untuk mendorong kepatuhan terhadap program
teraupetik dan meningkatkan pengetahuan keluarga klien • c) Beri kesempatan kepada klien dan keluarga untuk
menanyakan hal- hal yang belum jelas.• Rasional: memberi kesempatan kepada orang tua dalam
perawatan anaknya• d) Beri feed back/ umpan balik terhadap pertanyaan yang
diajukan oleh keluarga atau klien.• Rasional: mengetahui tingkat pengetahuan dan
pemahaman klien atau keluarga• e) Sarankan pasien menurunkan/ membatasi stimulasi
lingkungan terutama selama kegiatan berfikir• Rasional: stimulasi yang beragam dapat memperbesar
gangguan proses berfikir.
The End