asuhan keperawatan pada pasien haemoroid

12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HAEMOROID 1. KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Haemoroid adalah Dilatasi vena akibat gangguan veneus rectum dari vena haemoroidalis atau pleksus haemoroidalis B. ETIOLOGI Secara umum di bagi atas dua bagian ( factor ) a. Faktor predisposisi (+) a) Faktor herediter b) Faktor anatomi c) Faktor pekerjaan d) Faktor usia e) Faktor endokrin b. Faktor presipitasi a) Faktor mekanis b) Faktor fisiologis c) Faktor iritas d) Faktor infeksi C. JENIS – JENIS HAEMOROID a. Haemorid Internal

Upload: buluk-rengas

Post on 21-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hemoroid

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Haemoroid

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HAEMOROID

1. KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Haemoroid adalah Dilatasi vena akibat gangguan veneus rectum dari vena

haemoroidalis atau pleksus haemoroidalis

B. ETIOLOGI

Secara umum di bagi atas dua bagian ( factor )

a. Faktor predisposisi (+)

a) Faktor herediter

b) Faktor anatomi

c) Faktor pekerjaan

d) Faktor usia

e) Faktor endokrin

b. Faktor presipitasi

a) Faktor mekanis

b) Faktor fisiologis

c) Faktor iritas

d) Faktor infeksi

C. JENIS – JENIS HAEMOROID

a. Haemorid Internal

Adalah pleksus vena haemorodialis superior diatas garis mukokuler dan di

tutupi oleh mukosa.

Haemoroid internal ini merupakan bantalan vesikuler dalam jaringan sub

mukosa pada rektum sebelah kanan.

Haemorid

Adalah Haemoroid yang prolaksus disertai edema jaringan sekitarnya yang

di sebabkan oleh gangguan vasikularisasi jika di biarkan akan nekrosis.

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Haemoroid

b. Haemoroid Eksterna

Perubahan / pelebaran atau penonjolan pleksus haemoroid inferior,

terdapat di sebelah distal garis mukolar di dalam jaringan di bawah epitel

anus.

c. Interna – Eksterna Haemoroid

Penonjolan varises dari kedua pleksus haemoroid bagian proksimal di

liputi oleh mukosa (warna merah) dan bagian distal diliputi oleh kulit.

D. ANATOMI FISIOLGI

Untuk mengetahui proses patologi yang terjadi di daerah rektum perlu

mendapatkan gambaran yang jelas tentang anatomi. Bagian dinding rektum

berbentuk lipatan yang longitudinal di sebut anal colum, yann letaknya kira-

kira ½ inci dari anus. Ini adalah sambungan yang melalui lipatatan transverse

yang di sebut velves.

Kantong yang berbentuk oleh velve yang di sebut sinuses atau crypt. Pada saat

bagian kanal terluka di mana bata antara kulit dan mukosa, kulit

mucocutaneus berdest disebut juga pectinale atau onal rectal kanule line.

Aliran darah dan suplay syaraf juga terjadi perubahan pada titik ini. Diatas

garis ini aliran vena masuk kedalam sistam vena vena portal. Bagian dalam

masuk ke dalam vena cava.perdarahan merupakan gejala utama. Darah keluar

atau menempel pada fecces. Hal ini terjadi karena adanya perlukaan pada

pleksus haemorhodialis di bawah mukosa rectum, pada haemoroid eksterna

akut terlihat pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus tang sebenarnya

merupakan hematom.

Pasien merasakan nyeri dan gatal, hal ini terjadi ujung syaraf pada pada kulit

reseptor rasa nyeri.

Secara klinis haemoroid eksterna di bagi menjadi :

a. Derajat satu

Timbul perdarahan dari varices. Dengan adanya anamnesis dapat di amati

adanya darah segar dalam vaeces keluar terdapat darah yang menetes.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Haemoroid

b. Derajat dua

Terdapat trombus di dalam varices, sehingga verices selalu keluar pada

saat defekasi.dirasakan sebagai benjolan yang keluar tetapi setalah

defekasi selesai benjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.

c. Derajat tiga

Keadaan dimana varices yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan

sendirinya tetapi harus di dorong dalam hal ini perdarahan tidak menjadi

kriteria mungkin saja varices yang keluar tanpa adanya perdarahan.

d. Derajat empat

Suatu saat timbul keadaan akut dimana varices keluar pada saat defekasi

tidak dapat di dorong masuk kembali hal ini menimbulkan rasa sehingga

pasien dapat berobat. Biasanya pada derajat ini trombus yang diikutioleh

infeksi dan kadang-kadang timbul pada perlingkaran anus.

E. PATOFISIOLOGI

Pada daerah rectum terdapat vena haemorhoidalis superior, medial dan

inferior. Ketiga vena ini mengalirkan darah ke vena iliaka yang merupakn

bagian dari sirkulasi sistemik.

Terdapat anastomik antara haemorhoidalis superior, medial dan inferior

tekanan yang cukup tinggi pada cavum abdominalis secara kronik. Apabila

sudah terjadi varises vena – vena haemorhoidalis, konstipasi dapat

memperburuk keadaan di mana fecces yang keras dapat menggores vena

haemorhoidalis yang membengkak, sehingga apabila keadaan ini terus

menerus bisa menimbulkan perlukaan dan perdrahan.

F. GEJALA KLINIS

a. Haemoroid interna

Perdarahan, rasa nyeri, prolaps dan gatal-gatal, konstipasi.

b. Haemoroid eksterna

a) Haemoroid eksterna varicous : perasaan tidak enak waktu defekasi

agak menonjol.

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Haemoroid

b) Haemoroid eksterna thorombosis

- Timbul sakit daerah anus waktu mengedan, diare berat.

- Benjolan tegang nyeri diliputi oleh kulit anus.

- Rasa sakit berkurang setelah 3 – 5 hari.

c. Haemoroid eksterna skin tage ( haemoroid menahun )

a) Ada benjolan di anus atau kulit yang berlipat – lipat dan tidak rara.

b) Tidak ada keluhan, bisa ada kalau terjadi infeksi.

G. DIAGNOSTIK TEST

a. Anamnesa

b. Rectal toucher ( colok dubur )

c. Auskopi atau protoskopi

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Haemoroid

ASUHAN KEPERAWATAN

NO DATA DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. DS :

Klien mengeluh

tidak dapat busng

air besar.

DO :

Klien tampak

gelisa

Distensi abdomen

Klien tampak

susah buang air

besar

DS :

Gnngguan pola eliminasi

BAB : konstipasi b/d

pengabaian dorongan

untuk defekasi akibat

nyeri selama eliminasi.

Pola eliminasi BAB :

konstipasi eratasi

dengan kriteria :

1. BAB lancar

2. Klien tampak tenang

1. Masukkan cairan sedikitnya 2

liter sehari.

2. Berikan makanan yang tinggi

serat.

3. Anjurkan pasien untuk tidur

miring.

4. Anjurkan pasien untuk latihan

relaksasi sebelum defekasi.

.

1. Pemberian cairan untuk

hidrasi yang adekuat.

2. Makanan tinggi serat di

berikan untuk meningkatkan

bulk dalam feces dan

membuatnya lebih muda di

keluarkan.

3. Untuk merangsang keinginan

defekasi sebisa mungkin.

4. Akan membantu merilekskan

otot – otot perinal abdomen

yang kemungkinan

berkontraksi atau mengalami

spasme.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Haemoroid

2. Klien mengeluh

nyeri / sakit pada

anus

DO :

Ekpresi wajah klien

meringis bila

mengedan karena

ada benjolan.

Nyeri b/d adanya varises

pada anus.

Gangguan rasa nyaman

nyeri teratasi setelah di

lakukan tindakan

dengan kriteria :

1. Nyeri di anus hilang

2. ekspresi wajah

tenang

1. Kaji tanda-tanda vital, perhatikan

petunjuk Non-verbal.

2. Kaji keluhan nyeri, karakteristik,

beratnya (skala 0-10) selidiki dan

laporkan perubahan nyeri dengan

tepat.

3. Ajarkan tehnik relaksasi dan

napas dalam.

4. Anjurkan pasien untuk rendam

bokong.

5. penataksanaan pemberian obat

analgetik.

1. Membantu mengkaji

kebutuhan intervensi untuk

dapat mendiskusikan

terjadinya komplikasi.

2. Berguna dalam pengawasan

keefektifan obat kemauan

penyembuhan. Perubahan

karakteristik nyeri

menunjukkan terjadiya abses /

peritonits, memerlukan upaya

evaluasi medik dan intervensi

3. Memudahkan relaksasi, dan

meningkatkan kemampuan

koping.

4. Akan menghilangkan rasa

sakit dan nyeri dengan

merileskan spasme sfingter.

5. Menghilangkan refleks

spasme dan / kontraksi otot

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Haemoroid

3.

DS :

Klien sering

bertanya tentang

penyakitnya.

Klien mengatakan

takut dengan

tindakan operasi.

DO :

Ekspresi wajah klien

nampak tegang.

Klien nampak cemas

meunjukkan kurang

pengetahuan

Klien tampak takut

menghadapi operasi

Kecemasan b/d kurang pengetahuan tentang penyakitnya dan tindakan yang akan di lakukan.

Kecemasan klien

teratasi dengan

kriteria :

1. Klien tidak serring

bertanya tentang

penyakitnya.

2. Klien tampak

tenang.

1. Jelaskan prosedur persiapan

operasi seperti : pasang ifus jika

di indikasikan, puasa sesuai

instruksi, mencukur daerah yang

akan dioperasi.

2. Jelaskan situasi kamar operasi.

3. Beri kesempatan pada klien untuk

mengungkapkan peasaannya.

4. Jelaskan aktifitas yang perlu di

lakukan setelah operasi seperti :

tarikan napas dalam untuk

memenuhi kebutuhan o2 dan cepat

dan membantu dalam

manajemen nyeri.

1. Klien dapat mengeri dan

mengetahui tindakan apa yang

akan di lakukan sebelum dan

sesudah tindakan operasi.

2. Untuk mengetahui lingkungan

yang akan di tempati.

3. Pemahaman yang baik dapat

mengklarifikasi salah

konsepsi sehingga

meningkatkan kerjasama

dalam pemecahan masalah

4. Klien dapat mengerti apa yang

bisa di lakukan dan tidak

boleh di lakukan sesuai

dengan anjuran dokter.

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Haemoroid

menghilangkan obat bius, miring

kiri atau kanan sambil

menyokong luka operasi

5. Identifikasi gejala yang dapat

memerlukam evaluasi medik

seperti : peningkatan nyeri, edema

/ eritema luka, adanya drainase,

demam.

5. Upaya intervensi menurunkan

resiko komplikasi serius

contoh lambatnya

penyembuhan.