asuhan keperawatan pada lansia tn. m dengan …

110
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN PADA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI PENGLIHATAN: KATARAK DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 2 CENGKARENG TANGGAL 4-6 2017 Disusun Oleh : ABDUL MUSLIMIN 2014750001 PROGRAM STUDI D IIIKEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN DAN

NYAMAN PADA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

PENGLIHATAN: KATARAK DI PANTI SOSIAL

TRESNA WERDHA BUDI MULIA 2

CENGKARENG

TANGGAL 4-6 2017

Disusun Oleh :

ABDUL MUSLIMIN

2014750001

PROGRAM STUDI D IIIKEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

ii

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

iii

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur saya Kepada Allah Azza Wajalla, yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita semua makhluknya, sehingga dengan rahmatnya

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Pada Lansia Tn. M Dengan Katarak” di Panti Sosial Tresna Wreda

Budhi Mulia 2 Cengkareng”.

Selama proses pembuatan laporan kasus ini, penulis banyak menemui hambatan

dan kesulitan, namun berkat pembimbing dan pengarahan dari berbagai pihak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan UMJ

2. Ibu Ns. Titin sutini, M.Kep.,Sp. Kep.An Selaku Ka, Prodi FIK UMJ

3. Ibu Ns. Lily Herlina, M.Kep.Sp.Kep.Kom selaku dosen dan pembimbing

Keperawatan Gerontik yang telah banyak memberi bantuan, bimbingan dan

pengarahan yang sangat berguna dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, serta

selaku penguji pertama pada ujian akhir program studi DIII Keperawatan FIK

UMJ.

4. Drs.Dedi Muhdiana, M.Kes selaku wali tingkat angkatan 32 yang telah

menemani dan membimbing kami dengan penuh kesabaran selama 1 tahun.

5. Ibu Yuli Selaku Pembimbing Lapangan saat Praktek di Panti Sosial Tresna

Wreda Budhi Dharma Bekasi.

6. Dosen dan para stap D III Keperawatan RSIJ FIK UMJ yang telah banyak

memberikan ilmu dan mengajari saya selama 3 tahun ini.

7. Kepala ruangan dan staf yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi

Darma Bekasi yang telah memberikan data-data untuk menujang karya tulis

ilmiah..

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

v

8. Orang tua tercinta dan keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan

do’a dari awal sampai ahkir pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Tim georontik (Abdul, Dika, Veggi, Mitha, Windi, Eka, Lala, Wardah.) terima

kasih atas kerja samanya dengan baik dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini tepat pada waktunya bersama-sama.

10. Temen seperjuangan selama di kampus yaitu: (Abdul Muslimin, Dika Fernanda,

Satya wira wijakasana)

11. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi angkatan 32 yang telah banyak

memberikan dukungan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir dari penulis menyadari dari Karya Tulis Ilmiah ini banyak kekurangannya,

oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan baik itu berupa saran ataupun

kritikan yang membangun dari semua pihak dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak terutama bidang kesehatan.

Jakarta, 8 Juni 2017

Abdul Muslimin

2104750001

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJAN ……………………………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................................ 4

1. Tujuan Umum ............................................................................. 4

2. Tujuan Khusus ............................................................................ 5

C. Ruang Lingkup ................................................................................... 5

D. Metode Penulisan ............................................................................... 5

E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................................................... 7

A. Konsep Dasar Proses Menua .............................................................. 7

1. Pengertian .................................................................................... 7

2. Klasifikasi Lanjut Usia ................................................................ 8

3. Teori Proses Menua..................................................................... 8

4. Perubahan Terjadi pada Lansia ................................................... 11

B. Konsep Dasar Masalah Kesehatan Katarak ....................................... 28

1. Pengertian .................................................................................... 28

2. Klasifikasi ................................................................................... 29

3. Etiologi ........................................................................................ 30

4. Patofisiologi ................................................................................ 32

5. Manifestasi Klinis ....................................................................... 32

6. Komplikasi .................................................................................. 33

7. Penatalaksanaan .......................................................................... 34

8. Data Penunjang ........................................................................... 35

C. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia .................................................... 35

D. Konsep Proses Keperawatan Lansia .................................................. 37

1. Pengkajian Keperawatan ............................................................. 37

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

vii

2. Diagnosa Keperawatan................................................................ 43

3. Perencanaan Keperawatan .......................................................... 44

4. Pelaksanaan Keperawatan ........................................................... 51

5. Evaluasi Keperawatan ................................................................. 52

BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................... 53

A. Pengkajian Keperawatan ............................................................. 53

B. Diagnosa Keperawatan................................................................ 65

C. Perencanaan Keperawatan .......................................................... 68

D. Pelaksanaan Keperawatan ........................................................... 75

E. Evaluasi Keperawatan ................................................................. 81

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 91

A. Pengkajian Keperawatan ............................................................... 91

B. Diagnosa Keperawatan.................................................................. 93

C. Perencanaan Keperawata .............................................................. 94

D. Pelaksanaan Keperawatan ............................................................. 95

E. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 95

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 97

A. Kesimpulan .................................................................................. 97

B. Saran ............................................................................................. 98

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................99

LAMPIRAN.......................................................................................................100

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama dalam bidang

kedokteran, termasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotika yang mampu

”melenyapkan” berbagai penyakit infeksi, berhasil menurunkan angka

kematian, memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan sanitasi sehingga

kualitas dan umur harapan hidup meningkat (Nugroho, 2008). Usia Harapan

Hidup (UHH) adalah salah satu indikator pembangunan kesehatan.

Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (2011), pada tahun 2005-

2010 UHH adalah 69,1% dan pada tahun 2010-2015 UHH meningkat menjadi

70,1%, angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan

UHH menjadi 77,6% (kemenkes, 2013).

Saat ini, diseluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta

jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025,

usia lanjut akan mencapai 1,2 milyar. Indonesia salah satu Negara

berkembang yang mengalami peningkatan penduduk lanjut usia. Jumlah

penduduk berusia 60 tahun keatas makin meningkat. Pada tahun 2016 jumlah

lansia mencapai 25 juta, pada tahun 2020 menjadi 28,7 juta atau 11,34 %,

sedangkan pada tahun 2050 diperkirakan akan terdapat 80 juta lansia, dengan

rasio 60-69 tahun berjumlah 35,8 juta dan 80 tahun keatas berjumlah 11,8

juta. Berdasarkan BPS, Susenas (2014), prevlensi lansia dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan terdapat empat provinsi dengan proporsi lansia

terbesar yaitu Yogyakarta 13,05 %, Jawa Tengah 11,11 %, Jawa Timur 10,96

% dan Bali 10,05 %. Sementara itu terdapat tiga provinsi dengan proporsi

terkecil yaitu Papua 2,43 %, Papua Barat 3,62 %, dan Kepulauan Riau 3,75%.

Dengan meningkatnya jumlah Lanjut usia (lansia) harus mendapatkan

perhatian khusus untuk kesejahteraan baik dari pemerintah, lembaga

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

2

masyarakat, maupun dari masyarakat itu sendiri. Perhatian yang diberikan

dapat bersumber dari berbagai aspek, baik aspek kehidupan, sosial, ekonomi,

dan kesehatan.

Menurut Pasal 1 ayat 2, 3, 4 UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan

dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih

dari 60 tahun (Nugroho, 2012). Proses menua adalah suatu proses alami yang

tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-menerus, dan berkesinambungan.

Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomi fisiologis, dan biokimia

pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh

secara keseluruhan. Menua atau menjadi tua bukanlah suatau penyakit tetapi

merupakan suatu peroses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi

rangsangan dari dalam atau luar tubuh yang masih dikatagorikan sebagai hal

alamiah (Aspiani, 2014).

Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia dan

ditandai oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan keseimbangan

kesehatan dan kondisi stres fisiologis nya. Berdasarkan karakteristik sosial

masarakat yang mengangap bahwa orang telah tua jika menujukan ciri fisik

seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi. Dalam peran

masyarakat tidak biasa lagi melaksanakan fungsi peran orang dewasa, seperti

pria yang tidak lagi terikat dalam kegiatan ekonomi produktif, dan untuk

wanita tidak dapat memenuhi tugas rumah tangga. Kriteria simbolik seseorang

dianggap tua ketika cucu pertamanya lahir. Dalam masyarakat kepulauan

pasifik, seseorang dianggap tua ketika dia berfungsi sebagai kepala dari garis

keturunan keluarganya (azizah, 2011).

Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap

sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong

semakin berkembangnya anggaapan bahwa menjadi tua itu identik dengan

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

3

semakin banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia. Lanjut

usia cenderung di pandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok orang

yang sakit- sakitan. Berbagai masalah kesehatan yang muncul di lansia akibat

regenerative atau akibat usia yang semakin bertamabah yaitu salah satunya

katarak. Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang

mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina (istiqomah, 2012).

Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat

mengakibatkan kebutaan.(Menurut WHO, 2011) katarak merupakan penyebab

kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di

dunia. Setidaknya terdapat delapan belas juta orang di dunia menderita

kebutaan akibat katarak. Angka kebutaan di Indonesia tertinggi di Wilayah

Asia Tenggara. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara insiden

(kejadian baru) katarak yang besarnya 210.000 orang per tahun dengan jumlah

operasi katarak yang hanya 80.000 orang per tahun. Kondisi ini

mengakibatkan jumlah katarak yang cukup tinggi (Depkes, 2011).

Tanda gejala yang biasa muncul pada lanjut usia yang mengalami katarak

adalah pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada bayangan awan

atau asap, sulit terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar,

membutuhkan cahaya yang terang untuk membaca atau ketika beraktifitas,

warna memudar atau cenderung menguning saat melihat, dan pandangan

ganda jika melihat dengan satu mata. persepsi sensori mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk saling berhubungan dengan orang lain dan untuk

memelihara atau membentuk hubungan yang baru, berespon terhadap bahaya,

dan menginterprestasikan masukan sensori dalam aktivitas kehidupan sehari-

hari (AKS). Persepsi sensoris juga memberikan pertahan sebagai respon

terhadap lingkungan serta bertindak sebagai sistem keamanan seseorang

terhadap sesuatu yang dapat mengakibatkan permasalahan. Penyebab dari

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

4

katarak seperti usia, trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam atau

tumpul, terpapar sinar X atau benda-benda radioaktif, penyakit mata, penyakit

DM, dan infeksi virus di masa pertumbuhan janin. Dampak katarak pada

lanjut usia dapat mengakibatkan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar

manusia, seperti kebutuhan mobilisasi dapat terjadinya resiko jatuh karena

penglihatan yang tidak jelas karena terdapat kabut yang menghalangi objek

( Sarif La Ode, 2012).

Banyaknya khasus bahaya dan dampak yang ditimbulkan akibat dari katarak

peran perawat sangat penting dalam pelayanan terhadap lanjut usia yang

mengalami katarak diantaranya aspek promotif, preventif, kuratif, dan

rehabililatif. Aspek promotif pada keperawatan dalah dengan memberikan

penyuluhann kesehatan tentang katarak pada lanjut usia, aspek preventif yaitu

upaya pencegahan terjadinya resiko jatuh karena penglihatan yang tidak jelas

karena terdapat kabut yang menghalangi objek dan kebutaan, aspek kuratif

yaitu upaya untuk pengobatan dan oprasi terhadap katarak, aspek

rehabilitative yaitu upaya untuk memulihkan fungsi mata setelah tinakaan

pembedahan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mempelajari lebih

dalam mengenai pemenuhan kebutuhan dasar pada lansia dengan masalah

sistem persepsi sensoris: katarak. Maka penulisan mengambil judul karya tulis

ilmiah “Asuhan Keperatan Pada lansia Tn. M Dengan Pemenuhan Kebutuhan

Dasar Pada Gangguan Sistem Persepsi Sensoris : Katarak Di Panti Sosial

Teresna Werdha Budi Mulia 2 Cengkareng Pada Tanggal 4-7 April 2017”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Diperoleh pengalaman nyata dalam memberikan pemenuhan kebutuhan

dasar pada lansia Tn. M dengan katarak.

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

5

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Tn. M

dengan katarak

b. Mampu menentukan diagnosa Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Tn.

M dengan katarak

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Dasar pada Tn. M dengan katarak

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Dasar pada Tn. M dengan katarak.

e. Mampu mengevaluasi tindakan Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Tn.

M dengan Katarak.

f. Mampu mengidentifikasi perbedaan yang terjadi amtara teori dan

kasus.

g. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung, faktor penghambat, serta

dapat mencari solusi yang baik.

h. Mampu mendokumentasi semua kegiatan Pemenuhan Kebutuhan

Dasar pada Tn. M dengan Katarak yang telah di laksanakan sesuai

proses asuhan keperawatan.

C. Ruang Lingkup

Menerangkan batasan penulisan makalah ilmiah sesuai dengan asuhan

keperawatan yang di berikan kepada usia lanjut Tn. M dengan Katarak di

panti social Tresna Wreda Budi Mulia 2 Cengkareng pada tanggal 4-7 April

2017.

D. Metode Penulisan

Metode yang di gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah dengan

metode deskriftif atau studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan

yang di gunakan adalah ; studi kasus, dimana peserta didik mengelola satu

kasus menggunakan proses keperawatan. Dalam metode ini di sebutkan juga

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

6

bagaimana peserta didik memperoleh data informasi dengan (wawancara

secara langsung dari klien (Tn. M ) dan tidak langsung dari petugas kesehatan,

observasi, dan pemeriksaan fisik).

E. Sistematika Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematik yang terdiri dari :

BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, tujuan

penulisan, ruang lingkup, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : Membahas tentang konsep dasar masalah kesehatan yang

terdiri dari pengertian, patofisiologi dan penatalaksanaan

dan konsep lanjut usia secara teori meliputi : pengkajian,

diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

BAB III : Tinjauan kasus yang merupakan laporan dari h asil

langsung tentang asuhan keperawatan lanjut usia meliputi

: pengkajian, diagnosa, perenca-naan, implem-entasi dan

evaluasi.

BAB IV : Pembahasan yang membahas kesenjangan teori dengan

kasus, analisa dari faktor-faktor pendukung dan

penghambat serta alternatif pemecahan masalah dalam

memberikan asuhan keperawatan di tiap-tiap tahapan

yang meliputi pengkajian,diagnosa,perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

BAB V : Kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

7

BAB II

TINJAUN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penuan

1. Pengertian

Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau

menggati dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita

( Aspiani, 2014).

WHO dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

kesejahteran lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan

bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah

suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang bengangsur-angsur

mengakibatkan perubahan yang komulatif, merupakan proses

menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari

dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Nugroho, 2008).

Lanjut usia adalah sebagian dari proses tumbuh kembang. Manusia

tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembangdari bayi, anak-

anak, dewasa dan akhirnya menajdi tua. Hal yang normal, dengan

perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi

pada semua orang saat mereka mencapai usia tahap perkembangan

kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang

ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami

proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang

terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental

dan sosial secara bertahap. (Azizah, 2012).

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

8

2. Klasifikasi Lanjut Usia

a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, ada 4 tahap yakni:

1) Usia pertengahan ( Middle age, 45- 59 tahun).

2) Lanjut Usia (Elderly 60-74 tahun)

3) Lanjut Usia Tua ( Old 75-90)

4) Usia Sangat Tua ( Verry Old, diatas 90 tahun).

b. Menurut Dep. Kes.RI Departemen kesehatan republik Indonesia

membagi lanjut usia menjadi sebagai berikut:

1) Kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54 tahun), keadaan

ini dikatakan sebagai masa virilitas.

2) Kelompok usia lanjut (55 – 64 tahun) sebagai masa

pensiunan.

3) Kelompok-kelompok usia lanjut (> 65 tahun) yang

dikatakan sebagai masa senium.

c. Menurut prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, SpKJ, lanjut usia

dikelompokan sebagai berikut:

1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) (18/20-25 tahun).

2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturasi (25-65

tahun).

3) Lanjut usia (geriatric age) (lebih dari 65/70 tahun).

4) Young old (70-75 tahun).

5) Old (75-80 tahun).

6) Very old (usia lebih dari 80 tahun).

3. Teori-teori Proses Penuaan

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori

biologi, psikososial, teori lingkungan. (Aspiani, 2014).

a. Teori Biologis

1) Teori Genetik

Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara

genetic/jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

9

batas usia yang berbeda beda yang tela di putar menurut

replikasi tertentu sehingga bila jenis ini berhenti berputar, ia

akan mati.

2) Teori Non Genetik

a) Teori Penurunan system imun tubuh (auto immunetheory)

mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya

kemapuan system imun tubuh mengenai dirinya sendiri

(Self Recognition). Jika mutasi yang merusak membrane

sel, akan menyebabkan system imun tidak mengenalinya

sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari

peningkatan penyakit auto imun pada lanjut usia.

b) Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)

Radikal bebas dianggap sebagai penyebab penting

terjadinya kerusakan fungsi sel. Radikal bebas yang

terdapat di lingkungan seperti ;Asap kendaraan bermotor,

asap rokok, zat pengawet makanan, radiasi, Sinar

ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan

pigment dan kolagen pada proses menua.

c) Teori menua akibat metabolisme

bahwa pengurangan asupan kalori ternyata bisa

menghambat petumbuhan dan memperpanjang umur,

sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan

kegemukan dapat memperpendek umur (Darmojo, 1999).

d) Teori rantai silang

Teory ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh

lemak, protein, karbohidrat, dan asam nukleat (molekul

kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah

fungsi jaringan yang menyebabkan perubahan pada

membrane plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan

yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses

menua.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

10

e) Teori fisiologis

Teori ini merupakan teori intrinsic dan ekstrinsik, terdiri

atas teori oksidasi stress, dan teori dipakai aus (wear and

tear theory). Disini terjadi kelebihan usai dan stress

menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan

tidak dapat mempertahankan kastabilan lingkungan

internal).

b. Teori Sosiologis

1) Teori interaksi social

Pokok pokok social exchange theory antara lain ;

a) Masyarakat terdiri atas aktor social yang berupaya

mencapai tujuannya masing masing.

b) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi social yang

memerlukan biaya dan waktu.

c) Untuk mencapai tujuan yang hendak di capai,seorang actor

mengeluarkan biaya.

2) Teori aktivitas atau kegiatan

a) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan

secara langsung.Teori ini menyaatakan bahwa lanjut usia

yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut

serta dalan kegiatan social.

b) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat

melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas

tersebut selama mungkin.

c) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup

lanjut usia.

d) Mempertahankan hubungan antara system social dan

individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai

lanjut usia.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

11

3) Teori kepribadian berlanjut ( Continuity theory)

Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada

seorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas

yang dimilikinya.Teori ini mengemukakan adanya

kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia.

4) Teori pembebasan/ penarikan diri ( disengagement theory)

teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan

masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya.

5) pokok-pokok disengagement theory

a) Pada pria, kehilangan peran hidup utam terjadi pada masa

pensiun. Pada wanita, terjadi pada masa peran dalam

keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa

dan meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah.

b) Lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat dari hal ini

karena lanjut usia dapat merasakan tekanan social

berkurang, sedangkan kaum muda memperoleh

kesempatan kerja yang lebih baik.

c) Ada 3 aspek utamadalam teori ini yang perlu diperhatikan:

1. Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup.

2. Prosestersebut tidak dapat di hindari.

3. Hal ini di terima lanjut busia dan masyarakat.

4. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia

a. Sel

Jumlah sel menurun/ lebih sedikit, ukuran sel lebih besar, jumlah

cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang, proporsi protein di

otak, otot ginjal, darah dan hati menurun, jumlah sel otak menurun,

mekanisme perbaikan sel terganggu, otak menjadi atrofi, beratnya

berkurang 5-10%, lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan

melebar.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

12

b. Sistem Persarafan

Menurun hubungan persarafan, Berat otak menurun 10-20% (sel

saraf setiap orang berkurang setiap harinya), respon dan waktu

untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap stress, saraf panca indra

mengecil, penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf

penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitive terhadap

perubahan, kurang sensitive terhadap sentuhan, defisit Memori.

c. Sistem Pendengaran

Gangguan pendengaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga

dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara

yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50% terjadi pada usia di

atas 65 tahun,Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan

otosklerosis, terjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras karena

meningkatnya keratin, fungsi pendengaran semakin menurun pada

lanjut usia yang mengalami ketegangan atau stress, tinitus (bising

yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggiatau rendh, bisa

terus menerus atau intermiten), vertigo (perasaan tidak stabilyang

terasa seperti bergoyang atau berputar).

d. Sistem Penglihatan

Sfingter pupil timbul sclerosis dan respons terhadap sinar

menghilang, kornea lebih berbentuk sferis (bola), lensa lebih suram

(kekeruhan pada lensa), menjdai katarak, jelas menyebabkan

gangguan penglihatan, meningkatnya ambang, pengamatan sinar,

daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat

dalam gelap, Penurunan atau hilangnya daya akomodasi, dengan

manifestasi prebiosfia, seseorang sulit melihat dekat yang di

pengaruhi berkurangnya elastisitas lensa, lapang pandang

menururn, luas pandang berkurang, daya membedakan warna

menurun, terutama warna biru atau hijau pada skala.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

13

Mata adalah organ sensorik yang mentrasmisikan rangsang melalui

jaras pada otak ke lobus oksipital dimana rasa penglihatan ini

diterima. Sesuai dengan proses penuaan yang terjadi tentunya

banyak perubahan yang terjadi:

Perubahan normal pada system sensoris (penglihatan) akibat

penuaan :

Perubahan Normal yang b.d

Penuaan

Implikasi Klinis

1. Penurunan kemampuan

akomodasi.

2. Kontriksi pupil sinilis.

3. Peningkatan kekeruhan

lensa dengan perubahan

warna menjadi menguning.

1. Kesukaran dalam membaca

huruf-huruf yang kecil.

2. Penyempitan lapang

pandang

3. Sensitivitas terhadap cahaya

Penurunan penglihatan

pada malam hari.

Gangguan penglihatan

1. Perubahan struktur kelopak mata

Dengan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran

seluruh jaringan kelopak mata. Perubahan ini yang juga

disebut dengan perubahan involusional terjadi pada :

1) M.orbicular

2) Retractor palpebra inferior

3) Tartus

4) Tendo kantus medial/lateral

5) Aponeurosis muskulus levator palpebral

6) Kulit

2. Perubahan sistim lakrimalis

Pada usia lanjut seringkali dijumpai keluhan nrocos.

Kegagalan fungsi pompa pada system kanalis lakrimalis

disebabkan oleh karena kelemahan palpebra, eversi

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

14

punctum atau malposisi palpebra sehingga akan

menimbulkan keluhan epifora. Namun sumbatan system

kanalis lakrimalis yang sebenarnya atau dacryostenosis

sering dijumpai pada usia lanjut, diman dikatakan bahwa

dacryostenosis akuisita tersebut lebih banyak dijumpai pada

wanita dibanding pria. Adapun patogenesia yang pasti

terjadinya sumbatan ductus nasolakrimalis masih belum

jelas, namun diduga oleh karena terjadi proses jaringan

mukosa dan berakibat terjadinya sumbatan.

3. Proses penuaan pada kornea

Arcus Senilis (Gerontoxon, Arcus Cornea)

Merupakan manifestasi proses penuaan pada kornea yang

sering dijumpai. Keberadaan arcus senilis ini tidak

memberikan keluhan, hanya secara kosmetik sering

menjadi masalah. Kelainan ini berupa infiltrasi bahan

lemak yang berwarna keputihan, berbentuk cincin dibagian

tepi kornea. Mula-mula timbulnya dibagian inferior

kemudian diikuti bagian superior berangsung meluas dan

akhirnya membentuk cincin.

4. Perubahan muskulus siliaris

Dengan bertambahnya usia, bentuk dari pada muskulus

siliaris akan mengalami perubahan. Pada masa kanak-kanak

muskulus tersebut cenderung flat, namun semakin

bertambah usia seseorang maka serabut otot dan jaringan

ikatnya bertambah sehingga muskulus tersebut menjadi

lebih tebal, terutama bagian interior. Proses tersebut

berlanjut dan mencapai tebal maksimal pada usia + 45

tahun. Setelah itu terjadi proses degenerasi pengerutan dan

ini diduga untuk mempertahankan bentuk. Dengan usia

makin lanjut selain muskulus siliaris mengalami proses

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

15

atropi, juga terjadi hialinisasi. Tampak peningkatan

jaringan ikat diantara serabut-serabut muskulus siliaris dan

nukleusnya menipis. Tampak pula butiran-butiran lemak

dan deposit kalsium diantara serabut muskulus tersebut.

5. Produksi humor aqueous

Pada mata sehat dengan pemeriksaan Fluorofotometer

diperkirkan produksi H.Aqueous 2.4 + 0,06 micro

liter/menit. Beberapa factor berpengaruh pada produksi

H.Aqueous. dengan pemeriksaan fluorofotometer

menunjukkan bahwa dengan bertambahnya usia terjadi

penurunan produksi H.Aqueous 2% (0,06 mikro

liter/menit) tiap decade. Penurunan ini tidsak sebanyak

yang diperkirakan, oleh karena dengan bertambahnya usia

sebenarnya produksi H.Aqueous lebih stabil disbanding

perubahan tekanan intra okuler atau volume COA.

6. Perubahan refraksi

Pada orang muda, hipermetrop dapat diatasi dengan

kontraksi muskulus silisris. Dengan bertambahnya usia

hipermetrop laten menjadi lebih manifest karena hilangnya

cadangan akomodasi. Namun bila terjadi sclerosis nucleus

pada lensa, hipermetrop menjadi berkurang atau terjadi

miopisasi karena proses kekeruhan di lensa dan lensa

cenderung lebih cenbung.

Perubahan astigmat mulai terlihat pada umur 10-20 tahun

dengan astigmat with the rule 75,5% dan astigmat against

the rule 6,8%. Pada umur 70-80 tahun didapatkan keadaan

astigmat with the rule 37,2% dan against the rule 35%.

Factor-faktor yang mempengaruhi perubahan astigmat

antara lain kornea yang mengkerut oleh karena perubahan

hidrasi pada kornea, proses penuaan pada kornea.

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

16

7. Perubahan struktur jaringan dalam bola mata

1) Lensa Cyrstallina

Bentuk cakram biconvex ; berukuran diameter 9mm

dan tebal bagian sentral 4mm.

Susunan anatominya :

a) Kapsul

b) Korteks

c) Nucleus

Pada usia muda lensa tidak bernukleus, pada usia

20tahun nucleus mulai terbentuk. Semakin bertambah

umur nucleus makin membesar dan padat, sedangkan

volume lensa tetap, sehingga bagian korteks makin

menipis, elastisitas lensa berkurang, indeks bias

berubah (membias sinar jadi lemah). Lensa yang mula-

mula bening transparan, menjadi tampak keruh

(Sklerosis).

2) Iris

Mengalami proses degenerasi, menjadi kurang

cemerlang dan mengalami depigmentasi tampak ada

bercak berwarna merah muda sampai putih.

3) Pupil

Kontriksi, mula-mula berdiameter 3mm, pada usia tua

terjadi 1mm, reflek direk lemah.

4) Badan Kaca (Vitreous)

Terjadi degenerasi, konsistensi lebih encer (Synchisis),

dapat menimbulkan keluhan Photopsia (melihat kilatan

cahaya saat ada perubahan posisi bola mata).

5) Retina

Terjadi degenerasi (Senile Degeneration). Gambaran

fundus mata mula-mula merah jingga cemerlang,

menjadi suram dan ada jalur-jalur berpigment (Tigroid

Appearance) terkesan seperti kulit harimau. Jumlah sel

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

17

fotoreseptor berkurang sehingga adaptasi gelap dan

terang memanjang dan terjadi penyempitan lapang

pandang.

8. Perubahan fungsional

Proses degenerasi dialami oleh berbagai jaringan di dalam

bola mata, media refrakta menjadi kurang cemerlang dan

sel-sel reseptor berkurang, visus tajam dibandingkan pada

usia muda. Keluhan silau (foto-fobi) timbul akibat proses

penuaan pada kornea dan lensa.

9. Aspek Klinik

1) Katarak

Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau kapsul lensa

mata, penyebab umum kehilangan penglihatan yang

bertahap. Lensa yang keruh menghalangi cahaya

menenbus kornea, yang pada akhirnya mengamburkan

tangkapan bayangan pada retina. Sebagai hasilnya, otak

menginterprestasikan bayangan yang kabur.

Katarak umumnya mempengaruhi kedua mata, tetapi

katarak di masing-masing mata memburuk sendiri-

sendiri. Pengecualian pada katarak traumatic, yang

biasanya unilateral, dan katarak congenital, yang

kondisinya dapat tidak berubah. Katarak merupakan

penyakit yang paling banyak terjadi pada orang diatas

usia 70 tahun. Pembedahan memperbaiki penglihatan

pada sekitar 95% pasien. Tampa pembedahan, katarak

akhirnya menyebabkan kehilangan penglihatan total.

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

18

e. Sistem Kardiovaskuler

Katup jantung menebal dan menjadi kaku, Elastisitas dinding aorta

menurun, Kemampuan jantung memompa darah menurun 1%

setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Hali ini menyebabkan

kontraksi dan volume menururn (frekuensi denyut jantung

maksimal = 200-umur), curah jantung menurun (isi semenit

jantung menurun), kehilangan elastisitas pembuluh darah,

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi berkurang,

perubahan posisi dari tidur ke duduk( duduk ke berdiri), kinerja

jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan,

tekanan darah meninggi akibat resistensi pembuluh darah perifer

meningkat.sistole normal ±95 mmHg.

f. Sistem pengaturan suhu tubuh

Temperatur tubuh menurun (hipotermi) secara fisiologis ± 35◦c ini

akibat metabolism yang menurun, pada kondisi ini, Lansia akan

merasa kedinginan dan dapat pula menggigil, pucat, dan gelisah,

keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas

yang banyak sehingga terjadi penurunan aktifitas otot.

g. Sistem Pernapasan

Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan

kekuatan dan menjadi kaku, aktivitas silia menurun, paru

kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas

lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dengan

kedalaman bernafas menurun, ukuran alveoli melebar dan jumlah

berkurang, berkurangnya elastisitas bronkus, oksigen pada arteri

menurun menjadi 75 mmHg, karbondioksida pada arteri tidak

berganti. Pertukaran gas tergnggu, refleks dan kemampuan batuk

berkurang, sensitifitas terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun,

sering terjadi emfisemia similis, kemampuan pegas dinding dada

dan kekuatan otot pernafasan menurun seiring petambahan usia.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

19

h. Sistem Pencernaan

Kehilangan gigi, penyebab utama kehilangan periodontal disease

yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, indra pengecap menurun,

adanya iritasi selaput lender yang kronis, atrofi indra pengecap

(±80%), hilangnya sensitivitas saraf pengecap di lidah, terutama

rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas saraf pengecap terhadap

rasa asin, asam, dan pahit, esofagus melebar, rasa lapar menurun,

asam lambung menurun, motilitas dan waktu pengososngan

lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul

konstipasi, fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu,

terutama karbohidrat), hati semakin mengecil dan tempat

penyimpanan menurun, aliran darah berkurang.

i. Sistem Reproduksi

1) Wanita

a) Vagina mengalami kontraktur dan mengecil

b) Ovari menciut,uterus mengalami atrofi

c) Atrofi payudara

d) Atrofi viva

e) selaput lendir vagina menurun,permukaan menjadi

halus,sekresi berkurang,sifatnya menjadi alkali dan terjadi

peubahan warna

2) Pria

a) Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada

penurunan berangsur-angsur.

b) Dorongan seksual menetap sampai usia 70 tahun,asal

kondisi kesehatannya baik,yaitu:

c) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut

usia.

d) Hubungan seksual secara teratur membantu

mempertahankan kemampuan seksual.

e) Tidak perlu cemas karena prosesnya alamiah.

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

20

f) Sebanyak 75% pria usia di atas 65 tahun mengalami

pembesaran prostat.

j. Sistem genitourinaria

1) Ginjal.

Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolism

tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal,disaring oleh

satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya

di glomerulus). Mengecilnya nefron akibat atrofi,aliran darah

ke ginjal menurun samapi 50% sehingga fungsi tubulus

berkurang. Akibatnya kemampuan mengonsentrasi urine

menurun, brat jenis urine menurun , proteinuria (biasanya +1),

BUN (Blood urea nitrogen) meningkat sampai 21 mg%, nilai

ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. Keseimbangan

elekrtolit lebih mudah terganggu bila di bandingkan dengan

usia muda. Renal Plasma flow (RPF) dan Glomerular filtration

rate (GFR) atau klirens kreatinin menurun secara linier sjak 30

tahun (cox Jr. dkk.,1985). Jumlah darah yang di filtrasi oleh

ginjal berkurang.

2) Vesika Urinaria.

Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml

atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat. Pada

pria lanjut usia , Vesika urinaria sulit di kosongkan sehingga

mengakibatkan retensi urine meningkat.

3) Pembesaran Prostat.

Kurang lebih 75% dialami oleh pria pada usia diatas 65 tahun.

4) Pembesaran Prostat.

Seseorang yang semakin menua, Kebutuhan seksualnya masih

ada. Tidak ada batasan umur tetentu kapan fungsi seksual

seseorang berhenti. Frekuensi hubungan seksual cenderung

menurun secara bertahap setiap tahun. tetapi kapasitas untuk

melakukannya dan menikmatinya berjalan terus sampai tua.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

21

k. Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia

yang memproduksi hormone. Hormon pertumbuhan berperan

sangat penting dalam pertumbuhan, pematangan, pemeliharaan,

dan metabolism organ tubuh yang termasuk hormone kelamin

adalah :

1) Estrogen, progesterone, dan testosterone yang meelihara alat

reproduksi dan gairah seks. Hormon ini mengalami penurunan.

2) Kelenjar pancreas, yang memproduksi insulin dan sangat

penting dalam pengaturan gula darah.

3) Kelenjar adrenal/ anak ginjal yang memproduksi adrenalin

4) Produksi hamper semuaa hormone menurun

5) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

6) Hipofisis; pertumbuhan hormone ada, tetapi rendah dan hanya

ada di pembuluh darah, berkurangnya reproduksi ACTH, TSH,

FSH, dan LH.

7) Aktivitas tiroid, BMR (Basal metabolic rate) dan daya

pertukaran zat menurun.

8) Produksi oldesteron menurun

9) Sekresi hormone kelamin, misalnya progesterone, ekstrogen,

dan testosterone menurun.

l. Sistem Integumen

Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak,

permukaan kulit cenderung kusam, kasar, bersisik (karena

kehilangan proses kreatinasi serta perubahan ukuran bentuk sel

epidermis), timbul bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis

yang tidak merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik-

bintik atau noda cokelat, terjadi perubahan pada daerah sekitar

mata, tumbuhnya kerut kerut halus di ujung mata akibat lapisan

kulit menipis, respon terhadap trauma menurun, mekanisme

proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis verwarna

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

22

kelabu, ambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya

elastisitasakibat menurunnya cairan dan vaskularisasi,

pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan

rapuh, kuku menjadi pudar, kurang bercahaya, kuku kaki tumbuh

secara berlebihan dan seperti tanduk, jumlah dan fungsi kelenjar

keringat berkurang.

m. Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh, gangguan

tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi, kekuatan dan

stabilitas tulang menurun, terutama vertebra, pergelangan, dan

paha, kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga

rusak dan aus, kifosis, gerakan pinggang, lutut dan jari-jari

pergelangan terbatas, gangguan gaya berjalan, kekakuan jaringan

penghubung, diskus intervetebralis menipis dan menjadi pendek,

persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan

mengalami sclerosis, atrofi serabut otot, komposisi otot berubah

sepanjang waktu, aliran darah keotot berkurang sejalan dengan

proses menua, otot polos tidak begitu berpengaruh.

1. Perubahan kognitif

Perubahan kognitif yang terjadi pada lansia, (dalam bukunya

“keperawatan lanjut usia” (Menurut Lilik Ma’rifatul Azizah).

a. Memory (daya ingat, ingatan)

Daya ingat adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan dan

menghadirkan kembali rangsangan/peristiwa yang pernah dialami

seseorang. Pada lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi

kognitif yang seringkali paling awal mengalami penurunan.

Ingatan jangka panjang (long term memory) kurang mengalami

perubahan, sedangkan ingatan jangka pendek (short term memory)

atau seketika 0-10 menit memburuk. Lansia akan kesulitan dalam

mengungkapkan kembali cerita atau kejadian yang tidak begitu

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

23

menarik perhatiannya dan informasi baru seperti TV dan film.

Keadaan ini sering menimbulkan salah paham dalam keluarga.

Oleh sebab itu dalam proses pelayanan sangat perlu dibuatkan

tanda-tanda atau rambu-rambu baik berupa tulisan, atau gambar

untuk membantu daya ingat mereka. Misalnya dengan tulisan

JUM’AT, TANGGAL 4 APRIL 2017 dan sebagainya, ditempatkan

pada tempat yang strategis yang mudah terlihat/dibaca.

b. IQ (intellegent quocient)

Lansia tidak mengalami perubahan dengan informasi matematika

(analisa, linier, sekuensial) dan perkataan verbal. Tetapi persepsi

dan daya membayangkan (fantasi) menurun. Walaupun mengalami

kontrofersi, tes intelegensia kurang memperlihatkan adanya

penurunan kecerdasan pada lansia. Hal ini terutama dalam bidang

vokabulari (kosakata), keterampilan praktis, dan pengetahuan

umum. Fungsi intelektual yang stabil ini disebut sebagai

crystallized intelligent. Sedangkan fungsi intelektual yang

mengalami kemunduran adalah fluid intelligent seperti mengingat

daftar, memori bentuk geometri, kecepatan menemukan kata,

penyelesaian masalah, kecepatan berespon, dan perhatian cepat

teralih.

c. Kemampuan pemahaman

Kemampuan pemahaman atau menangkap pengertian pada lansia

mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh konsentrasi dan

fungsi pendengarannya lansia yang mengalami penurunan. Dalam

pelayanan terhadap lanjut usia agar tidak timbul salah paham

sebaiknya dalam komunikasi dilakukan kontak mata (saling

pandang). Dengan kontak mata, mereka akan dapat membaca bibir

lawan bicaranya, sehingga penurunan pendengarannya dapat

diatasi dan dapat lebih mudah memahami maksud orang lain. Sikap

yang hangat dalam komunikasi akan menimbulkan rasa aman dan

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

24

diterima, sehingga merka akan lebih tenang, lebih senang merasa

dihormati.

d. Pemecahan masalah (problem solving)

Pada lanjut usia masalah-masalah yang dipahami tentu semakin

banyak. Banyak hal yang dahulunya dengan mudah dapat

dipecahkan menjadi terhambat karena terjadinya penurunan fungsi

indara pada lanjut usia. Hambatan yang lain dapat berasal dari

penurunan daya ingat., pemahaman dan lain-lain,yang yang

berakibat bahwa pemecahan masalah menjadi lebih lama. Dalam

menyikapi hal ini pendekatan pelayanan kesehatan jiwa lanjut usia

perlu diperhatikan ratio petugas kesehatan dan pasien lanjut usia.

e. Pengambilan keputusan (decision making)

Pengambilan keputusan termasuk dalam proses pemecahan

masalah. Pengambilan keputusan pada umumnya berdasarkan data

yang terkumpul, kemudian dianalisa, dipertimbangkan, dan dipilih

alternatif yang dinilai positif (menguntungkan), kemudian baru

diambil suatu keputusan. Pengambilan keputusan pada lanjut usia

sering lambat atau seolah-olah menjadi tertunda. Oleh sebab itu,

merka membutuhkan petugas dan pendamping yang dengan sabar

sering mengingatkan mereka. Keputusan yang diambil tanpa

dibicarakan dengan mereka, akan menimbulkan kekecewaan dan

mungkin dapat memperburuk kondisinya. Oleh karena itu

pengambilan keputusan, kaum tua tetap dalam posisi yang

dihormati.

f. Kebijaksanaan (wisdom)

Kebijaksan (wisdom) adalah aspek kepribadian (personality) dan

kombinasi dari aspek kognitif. Kebijaksaan menggambarkan sifat

dan sikap individu yang mampu mempertimbangkan antara baik

dan buruk serta utung ruginya sehingga dapat bertindak secara adil

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

25

da bijaksana. Pada lansia semakin bijaksana dalam menghadapi

suatu permasalahan. Kebijaksanaan sangat tergantung dari tingkat

kematangan kepribadian seseorang dan pengalaman hidup yang

dijalani. Atas dasar hal tersebut, dalam melayani lanjut usia harus

degan penuh bijaksana sehingga kebijaksanaan yang pada masing-

masing individu yang dilayani tetap terpelihara.

g. Kinerja (performance)

Pada lanjut usia akan terlihat penurunan kinerja baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan yang membutuhkan

kecepatan dan waktu mengalami penurunan. Penurunan itu bersifat

wajar sesuai perubahan organ-organ biologis ataupun perubahan

yang sifatnya patologis.

h. Motivasi

Motivasi atau fenomena kejiwaan yang mendorong seseorang

untuk bertingkah laku demi mencapai sesuatu yang diinginkan atau

yang dituntut oleh lingkunganya. Motivasi dapat bersumber dari

fungus kognitif dan fungsi afektif. Motif kognitif lebih

menekankan pada kebutuhan manusia akan informasi dan untuk

mencapai tujuan tertentu.motif ini kan mendorong manusia untuk

mencari dan mencapai kesenangan dan kepuasan baik fisik, psikis

dan social, dalam kehidupannya dan individu akan menghayatinya

secara subjektif. Pada lanjut usia, motivasi baik kognitif maupun

afektif akan mencapai/memperoleh sesuatu cukup besar, namun

motivasi tersebut seringkali kurang memperoleh dukungan kuat

fisik maupun psikologis, sehingga hal-hal diinginkan banyak

berhenti ditengah jalan.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

26

2. Perubahan spiritual

Agama atau kepercayaan lansia makin berintegrasi dalam

kehidupanya. Lansia makin teratur dalam kehidupan keagamaanya.

Hal ini dapat terlihat dalam berfikir dan bertindak sehari-hari.

Spiritualitas pada lansia bersifat universal, interinsik dan merupakan

proses individu yang berkembang sepanjang rentan kehidupan. Karena

aliran siklus kehilangan tersebut. Lansia yang telah mempelajari cara

menghadapi perubahan hidup melalui mekanisme keimanan akhirnya

dihadapkan pada tantangan akhir yaitu kematian. Harapan

memunginkan individu dengan keimananspiritual atau religius untuk

bersikap untuk menghadapi krisis kehilangan dalam hidup sampai

kematian.

3. Perubahan psikososial

a. Pensiun

Bila seorang pensiun, ia akan mengalami kehilangan-kehilangan

antara lain:

1) Kehilangan finansial

2) Kehilangan status ( dulu punya jabatan yang tinggi dan segala

fasilitasnya)

b. Keluarga (emptiness): kesendirian, kehampaan.

c. Teman: ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul

perasaankapan akan meninggal. Berada di rumah terus-menerus

akan cepat pikun (tidak berkembang).

d. Abuse: kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan nonverbal

(dicubit, tidak diberi makan).

e. Masalah hukum: berkaitan dengan perlindungan aset dan

kekayaanpribadi yang dikumpulkan sejak masih muda.

f. Pensiun: kalau menjadi pns akan ada tabungan (dana

pensiun).Kalau tidak, anak dan cucu yang akan memberi uang.

g. Ekonomi: kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang

cocokbagi lansia dan income security.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

27

h. Rekreasi: untuk ketenangan batin.

i. Keamanan: jatuh, terpeleset.

j. Transportasi: kebutuhan akan sistem transportasi yang cocok

bagilansia.

k. Politik: kesempatan yang sama untuk terlibat dan

memberikanmasukan dalam sistem politik yang berlaku.

l. Pendidikan: berkaitan dengan pengentasan buta aksara

dankesempatan untuk tetap belajar sesuai dengan hak asasi

manusia.

m. Agama: melaksanakan ibadah.

n. Panti jompo: merasa dibuang/ diasingkan.

4. Perubahan mental pada lansia

Dalam pekembangan lansia dan perubahan yang dialaminya akibat

proses penuaan digambarkan oleh hal-hal berikut :

a. Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harusbergantung

pada orang lain.

b. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup

beralasanuntuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola

hidupnya.

c. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahanstatus

ekonomi dan kondisi fisik.

d. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yangtelah

meninggal atau pergi jauh dan/ atau cacat.

e. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luangyang

semakin bertambah.

f. Belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar sebagaiorang

dewasa.

g. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara

khususdirencanakan untuk orang dewasa.

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

28

h. Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai

untuklansia dan memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan lama

yang berat dengan yang lebih cocok.

B. Konsep Dasar Katarak

1. Pengertian

Katarak berasal dari bahasa yunani katarrhakies, inggeris cataract, dan

latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut

bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang

keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat

terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein

lensa terjadi akibat kedua-duanya (utama, 2015).

Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang

mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak

merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap,

derajat disabilitas yang di timbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh

lokasi dan denistasi keburaman (istiqomah, 2012).

Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau kapsul lensa mata, penyebab

umum kehilangan penglihatan yang bertahap. Lensa yang keruh

menghalangi cahaya menenbus kornea, yang pada akhirnya

mengamburkan tangkapan bayangan pada retina. Sebagai hasilnya,

otak menginterprestasikan bayangan yang kabur.

Katarak umumnya mempengaruhi kedua mata, tetapi katarak di

masing-masing mata memburuk sendiri-sendiri. Pengecualian pada

katarak traumatic, yang biasanya unilateral, dan katarak congenital,

yang kondisinya dapat tidak berubah. Katarak merupakan penyakit

yang paling banyak terjadi pada orang diatas usia 70 tahun.

Pembedahan memperbaiki penglihatan pada sekitar 95% pasien.

Tampa pembedahan, katarak akhirnya menyebabkan kehilangan

penglihatan total.

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

29

2. Klasifikasi katarak

a. Katarak konginetal

Katarak konginetal merupakan kekeruhan lensa yang di dapatkan

sejak lahir. Katarak konginetal terbagi atas :

1. Katarak remetar dan zonular

Bila pada permulaan perkembangan serat lensa normal dan

kemudian menjadi gangguan perkembangan serat lensa.

2. Katarak polaris posterior

Katarak ini terjadi karena akibat arteri siloid yang menetap

pada saat tidak di butuhkan lagi oleh lensa untuk

metabolismenya.

3. Katarak Polaris anterior

Katarak ini akibat gannguan perkembangan lensa pada saat

mulai terbentuknya plakoda lensa.

4. Katarak sentral

Katarak ini merupakan katarak halus yang terlihat pada bagian

nucleus embrional.

b. Katarak senile

Katarak senil adalah katarak yang semua kekeruhan lensa yg

terdapat pada usia lanjut yaitu usia di atas 30 tahun, katarak senile

terbagi atas :

1. Katarak insipiens

Dimana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa

kekeruhan, akan mengeluh gangguan pengelihatan seperti

melihat ganda dengan satu matanya

2. Katarak ematur

Dimana pada stadium ini lensa yang degenerative mulai

terserap cairan mata kedalam lensa sehingga lensa menjadi

cembung.

3. Katarak matur,

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

30

Dimana merupakan proses degenerasi lanjut lensa dimana

terjadi kekeruhan seluruh lensa.

c. Katarak traumatic

Adalah katarak yang terjadi akibat trauma lensa mata,serta robekan

pada kapsul sebagai akibat taraum dari benda tajam.

d. Katarak juvenile

Adalah katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir.

e. Katarak komplikata

Katarak yang terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel

lensa,factor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan

kejernihan lensa

.

f. Katarak diabetika

Katarak yang disebabkan oleh penyakit diabetes (aspiani, 2014)

3. Etiologi

Penyebab pertama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat

mengalami katarak yang biasanya merupakan penyakit yang

diturunkan, peradangan didalam kehamilan, keadaan ini disebut

sebagai katarak congenital. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit

seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan katarak komplikata.

Katarak dapat disebabkan oleh beberapa faktor :

a. Fisik

Dengan keadaan fisik seseorang semakin tua (lemah) maka akan

mempengaruhi keadaan lensa.

b. Kimia

Apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia atau

akibat paparan ultraviolet matahari pada lensa mata dapat

menyebabkan katarak.

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

31

c. Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka fungsi lensa juga

akan menurun dan mengakibatkan katarak.

d. Infeksi virus masa pertumbuhan janin

Jika ibu pada saat mengandung terkena atau terserang penyakit

yang disebabkan oleh virus. Virus tersebut akan mempengaruhi

tahap pertumbuhan janin. Misal ibu yang sedang mengandung

menderita rubella.

e. Penyakit

Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata seperti uveitis.

4. Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,

transparan, berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan

refraksi yang besar. Lensa mengandung 3 komponen anatomis. Pada

zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang

mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Perubahan

fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transportasi,

perubahan pada searabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari

badan selier ke sekitar daerah diluar lensa misalnya dapat

menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan

menghambat jalan cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan

terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air kedalam

lensa.

Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu

transmisi sinar. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai

kecepatan yang berbeda, dapat disebabkan oleh kejadian trauma

maupun sistemis, seperti DM, namun sebenarnya merupakan

konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Katarak dapat bersifat

kongenital dan dapat diidentifikasi awal, karena bila tidak dapat

didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

32

permanen. Faktor yang paling sering yang berperan dalam terjadinya

katarak meliputi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alkohol, merokok,

diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka

waktu yang lama.

Lensa berisi 65% air, 35% protein, dan mineral penting. Katarak

merupakan kondisi penurunan ambulan oksigen, penurunan air,

peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat

larut menjadi tidak dapat larut. Pada proses penuaan ,lensa secara

bertahap kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam usuran dan

densitasnya.Peningkatan densitas diakibatkan oleh kompresi central

serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru diproduksi

dikortek, serat lensa ditekan menjadi central. Serat-serat lensa yang

padat lama-lam menyebabkan hilangnya tranparansi lensa yang tidak

terasa nyeri dan sering bilateral. Selain itu, berbagai penyebab katarak

diatas menyebabkan ganguan metabolisme pada lensa mata. Gangguan

metabolisme ini, menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan

yang ada didalam lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan

lensa. Kekeruhan dapat berkembang diberbagai bagian lensa atau

kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk melalui kornea

dihalangi oleh lensa yang keruh atau buram. Kondisi ini mengaburkan

bayangan semu yang sampai pada retina. Akibatnya otak

menginterprestasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak

yang tidak diterapi, lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah

kuning, bahkan menjadi coklat atau hitam dan klien mengalami

kesulitan dalam membedakan warna ( Istiqomah, 2012).

5. Manisfestasi Klinis

a. Penglihatan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram.

Bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti

asap.

b. Kesulitan melihat ketika malam hari.

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

33

c. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya.

d. Bayangan cahaya yang di tangkap seperti sebuah lingkaran.

e. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup yang terang untuk

membaca atau beraktivitas lainnya.

f. Sering menganti kaca mata atau lensa kontak karena sudah merasa

tidak nyaman mengunakannya.

g. Warnah cahaya memudar dan cenderung berubah warnah saat

melihat, misalnya cahaya putih yang di tangkap menjadi cahaya

kuning.

h. Jika melihat dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat

ganda.

6. Komplikasi

Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang

mengalami penyakit katarak adalah sebagai berikut :

a. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk

jaringan uvea, sehingga menimbulkan reaksi radang / alergi.

b. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata

sehingga mengganggu aliran cairan bilik mata depan

Pemeriksaan Diagnostik

1) Uji mata

2) Keratometri

3) Pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis

4) A-scan ultrasound (echography)

5) Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat

diagnostik, khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan

pembedahan.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

34

7. Penatalaksanaan

Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan

pembedahan laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai

kemajuan prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan

lensa sebelum dil akukan pengisapan keluar melalui kanula.

Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat

sampai ketitik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari,

maka penanganan biasanya konservatif. Penting dikaji efek katarak

terhadap kehidupan sehari - hari pasien. Mengkaji derajat gangguan

fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain -

lain, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok

bagi masing - masing penderita.

Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan

akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila

koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah

20/50 atau lebih buruk lagi. Pembedahan katarak adalah pembedahan

yang paling sering dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun

keatas. Kebanyakan operasi dilakukan dengan anastesia local

(retrobulbar atau peribulbar, yang dapat mengimobilisasi mata). Obat

penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan

klaustrofobia sehubungan dengan draping bedah.

Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan

katarak : ekstraksi intrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi

bedah adalah hilangnya penglihatan yang mempengaruhi aktivitas

normal pasien atau katarak yang menyebabkan glaukoma atau

mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti

retinopati diabetika.

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

35

8. Data Penujang

a. Kartu mata snellen / mesin telebinokuler : mungkin terganggu

denang kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humer, kesalahan

refraksi, penyakit system saraf, penglihatan ke retina.

b. Lapang penglihatan : penurunan mungkin karna masa tumor,

karotis, glukoma.

c. Pengukuran tonografi : TIO (12-25 mmHg)

d. Pengukuran gonioskop membedakan sudut terbuka dari sudut

tertutup glukoma.

e. Tes provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma.

f. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internalokuler, atrofi lempeng

optik, papiledema, pendrahan.

g. Darah lengkap, LED : menujukan anemis sistemik/ infeksi.

h. EKG, kolestrol serum, lipid, tes tolernsi glukoma : control DM.

C. Konsep Dasar Kebutuhan menurut Abraham Maslow

Teori hierarki kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan Abraham

Maslow dalam Potter dan Perry, dapat dikemukakan untuk menjelaskan

kebutuhan dasar manusia sebagai berikut :

a. Kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhan paling dasar, yaitu

kebutuhan fisiologis seperti oksigen, cairan (minuman), nutrisi

(makanan), keseimbangan suhu tubuh, eliminasi, tempat tinggal,

istirahat dan tidur, serta kebutuhan seksual, stimulus / rangsangan.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

36

b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi perlindungan

fisik dan perlindungan psikologis.

1) Perlindungan fisik, meliputi perlindungan atas ancaman

terhadap tubuh atau hidup. Ancaman tersebut dapat berupa

penyakit, kecelakaan, bahaya dari lingkungan, dan sebagainya.

2) Perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari

pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang

dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena

merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan

orang lain, dan sebagainya.

c. Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan di miliki, antara lain

memberi dan menerima kasih sayang, mendapatkan kehangatan

keluarga, memiliki sahabat, diterima oleh kelompok sosial, dan

sebagainya.

d. Kebutuhan akan harga diri ataupun perasaan dihargai oleh orang lain.

Kebutuhan ini terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan,

meraih prestasi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan diri. Selain itu,

orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam

hierarki Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang

lain/ lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya (Aziz Alimul,

2014)

Masalah kebutuhan yang muncul pada kasus katarak yang mencakup

pada kebutuhan dasar menurut maslow adalah sebagai berikut :

1. kebutuhan rasa nyaman

mengungkapkan kenyamanan /rasa nyaman adalah suatu keadaan

telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusis yaitu kebutuhan atau

kententraman (suatu kepuasan yg meningkatkan penamapilan

sehari-hari), kelegaaan (kebutuhan yang terpenuhi) dan transeeden

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

37

(keadaan tentang sesuatau yang melebihi masalah dan nyeri).

kenyaman mesti dipandang secara holistik yg mencakup empat

aspek:

a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh

b. Sosial, berhubungan dengan hubungan internasional

c. Psikospiritual, berhubungan denagan keawaspadaan internal

dalam diri sendiri meliputi harga diri sendiri, seksualaiatas,

makna kehidupan)

d. lingkungan,berhubungan dengan latara belakang pengalaman

eksternal manusia seperti cahaya, tempratur, bunyi, unsur

alamiah

meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah

memberikan kekuatan, Harapan, Dukungan, dan bantuan.

secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa

nyam adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri,

hipo/hipertemia. hal ini disebabakan karena mempengaruhi

kondisi tidak nyaman pasien dengan timbulnya gejala dan

tanda pada pasien.

D. Konsep Proses Keperawatan Lansia

1. Pengkajian Keperawatan

a. Anamnesis

1) Umur, katarak bias terjadi pada semua umur tetapi umumnya

pada usia lanjut.

2) Riwayat trauma, trauma tembus atau tumpul dapat merusak

kapsul lensa.

3) Riwayat pekerjaan, pada pekerja laboratorium atau yang

berhubungan dengan bahan kimia atau terpapar radio

aktif/sinar x.

4) Riwayat penyakit : trutama mata, penggunaan obat

kortikosteroid, penyakit diabetes melitus, hipotiroid, uveitis,

glaucoma.

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

38

5) Riwayat keluhan gangguan : stadium katarak

6) Psikososial : kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko

jatuh, berkendara.

b. Pengkajian khusus mata

1) Dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran kekeruhan lensa

(berkas putih) pada lensa.

2) Keluhan terdapat diplopia, pandangan berkabut

3) Penurunan tajam penglihatan (miopia).

4) Bila mata depan menyempit.

5) Tanda glaukoma (akibat komplikasi).

c. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,

dan auskultasi untuk mengetahui perubahan fungsi system

tubuh

2) Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik adalah

head to toe (dari ujung kepala sampai ke ujung kaki) dan

system tubuh

d. Psikologis

1) Apakah mengenal masalah utamanya

2) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaannya

3) Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak

4) Apakah memandang kehidupan dengan optimis

5) Bagaimana mengatasi stress yang dialami

6) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri

7) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan

8) Apakah harapan pada saat ini dan akan dating

9) Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses

pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam

penyelesaian masalah.

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

39

e. Social-ekonomi

1) Sumber keuangan lanjut usia

2) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang

3) Dengan siapa ia tinggal

4) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia

5) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya

6) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar

rumah

7) Siapa saja yang biasa mengunjungi

8) Seberapa besar ketergantungannya

9) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan

fasilitas yang ada.

f. Spiritual

1) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan

keyakinan agamanya

2) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam

kegiatan keagamaan

3) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah

dengan berdoa

4) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal.

g. Pengkajian dasar

Perawat harus ingat, akibat adanya perubahan fungsi yang sangat

mendasar pada psoses menua yang meliputi seluruh organ tubuh,

dalam melakukan pengkajian, perawat memerlukan pertimbangan

khusus. Pengkajian harus dilakukan terhadap fungsi semua system,

status gizi, dan aspek psikososialnya.

1. Temperature/suhu tubuh

a. Mungkin (hipotermi) ± 35ºC

b. Lebih teliti diperiksa di sublingual

2. Denyut nadi

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

40

a. Kecepatan, irama, volume

b. Apical, radial, pedal

3. Respirasi (pernapasan)

a. Kecepatan, irama, dan kedalaman

b. Pernapasan tidak teratur

4. Tekanan darah

a. Saat berbaring, duduk, berdiri

b. Hipotensi akibat posisi tubuh

5. Berat badan perlahan hilang pada beberapa tahun terakhir

6. Tingkat orientasi

7. Memori (ingatan)

8. Pola tidur

9. Penyesuaian psikososial

h. System persarafan

1) Kesimetrisan raut wajah

2) Tingkat kesadaran, adanya perubahan dari otak

a. Tidak semua orang menjadi senil

b. Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau

melemah

3) Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak

4) Pupil : kesamaan, dilatasi

5) Ketajaman penglihatan menurun karena menua :

a. Jangan diuji didepan jendela

b. Gunakan tangan atau gambar

c. Cek kondisi kacamata

6) Gangguan sensori

7) Ketajaman pendengaran

a. Apakah menggunakan alat bantu dengar

b. Tinnitus

c. Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan

8) Adanya rasa sakit atau nyeri

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

41

i. System Kardiovaskuler

1) Sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan

2) Auskultasi denyut nadi apical

3) Periksa adanya pembengkakan vena jugularis

4) PusingSakit/nyeri

5) Edema

j. System Gastrointestinal

1) Status gizi

2) Asupan diet

3) Anoreksia, tidak dapat mencerna, mual, muntah

4) Mengunyah, menelan

5) Keadaan gigi, rahang, dan rongga mulut

6) Auskultasi bising usus

7) Palpasi, apakah perut kembung, ada pelebaran kolon

8) Apakah ada konstipasi (sambelit), diare, inkontinensia alvi

k. System Genitourinaria

1) Urine (warna dan bau)

2) Ditensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan

untuk buang air)

3) Frekuensi, tekanan, atau desakan

4) Pemasukan dan pengeluaran cairan

5) Dysuria

6) Seksualitas

a. Kurang minat melakukan hubungan seks

b. Adanya disfungsi seksual

c. Gangguan ereksi

d. Dorongan/daya seks menurun

e. Hilangnya kekuatan dan gairah seksualitas

f. Adanya kecacatan social yang mengarah ke aktivitas

seksual.

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

42

l. Sistem Kulit

1) Kulit

a. Temperature, tingkat kelembapan

b. Keutuhan kulit: luka terbuka, robekan

c. Turgor (kekenyalan kulit)

d. Perubahan pigmen

2) Adanya jaringan parut

3) Keadaan kuku

4) Keadaan rambut

5) Adanya gangguan umum

m. Sistem Muskuloskeletal

1) Kontraktur

a. Atrofi otot

b. Tendon mengecil

c. Ketidakadekuatan gerakan sendi

2) Tingkat mobilisasi

a. Ambulansi dengan atau tanpa bantuan peralatan

b. Keterbatasan gerak

c. Kekuatan otot

d. Kemampuan melangkah atau berjalan

3) Gerakan sendi

4) Paralisis

5) Kifosis

6) Psikososial

a. Menunjukan tanda meningkatnya ketergantungan

b. Fokus pada diri bertambah

c. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian

d. Membutuhkan bukti nyata rasa kasih sayang yang berlebihan

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

43

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia ( status kesehatan dan resiko perubahan sosial) dari

individu atau kelompok. Dimana perawat secara kontabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberi intervensi secara pasti untuk menjaga

status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah

(Nuratif dan Kusuma, 2015)

Menurut Doenges Marylin diagnosa keperawatan yang ditemukan

pada pasien dengan penyakit katarak adalah:

Pre Oprasi

a. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplit, jadwal pembedahan

atau ketidakmampuan mendapatkan pandangan

b. Resiko cidera b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO)

c. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d. penurunan

ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi

tentang penyakit ditandai dengan.

Post Oprasi

a. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan

prosedur invasif.

b. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur

invasive (bedah dan pengangkatan).

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

44

3. Perencanaan Keperawatan (menurut nuratif dan kusuma 2015)

a. Pre oprasi

No Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional

1 Ketakutan b.d

kehilangan

pandangan komplit,

jadwal

pembedahan, atau

ketidakmampuan

mendapatkan

pandangan

kriteria hasil :

1. Tingkat ketakutan :

keparahan manifestasi rasa

takut, ketegangan atau

kegelisahan berasal dari

sumber yang di ketahui.

2. Pengendalian diri terhadap

ketakutan : tindakan

individu untuk mengurangi

atau menurunkan tidak

mampu akibat rasa

takut.ketegangan atau

kegelisahan berasal dari

sumber yang di kenali.

3. Mencari informasi untuk

menurunkan ketakutan

4. Menghindari sumber

ketakutan bila mungkin

5. Menggunakan teknik

relaksasi untuk menurunkan

ketakutan

1. Gunakan pendekatan yang

tenang dan meyakinkan.

2. Berusaha untuk memahami

perspektif pasien dari

situasi stress.

3. Memberikan informasi

yang actual tentang

diagnosis,pengobatan,dan.

prognos.

4. Tetap dengan pasien untuk

meningkatkan keselamatan

dan mengurangi rasa takut.

5. Dorong keluarga untuk

tinggal dengan pasien.

6. Menyediakan benda yang

melambangkan

keselamatan/keamanan.

7. Mendengarkan dengan

perhatian.

1. agar dapat membuat pasien

tenang.

2. sebagai profilaksi untuk dapat

membuat pasien mengetahui

dampak stress.

3. agar pasien mengetahui tentang

penyakit,serta komplikasi yang

akan terjadi,jadwal pengobatan

dan keberhasian pengobatan.

4. agar pasien terhindar dari cedera

dan membantu dalam mengatasi

cemas akibat penyakit ataupun

pengobatan yang akan di

lakukan.

5. membantu dalam mengurangi

cidera.

6. penurunan terhadap kecemasan

saat pasien membutuhkan

bantuan tenaga kesehatan.

7. mengurangi kecemasan

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

45

2 Resiko cidera b.d

peningkatan

tekanan intra okuler

(TIO)

kriteria hasil :

1. Klien terbebas dari cidera.

2. Klien mampu menjelaskan

cara/metode untuk mencegah

cidera.

3. kllien mampu menjelaskan

factor resiko dari

lingkungan/perilaku

personal.

4. Mampu memodifikasi gaya

hidup untuk mencegah

cidera.

5. Mampu mengenali

perubahan status kesehatan

1. Sediakan lingkungan yang

aman untuk untuk pasien.

2. Identifikasi kebutuhan

keamanan pasien.

3. Menghindari lingkungan

yang berbahaya.

4. Memasang side rall

tempat tidur

5. Menyediakan tempat tidur

yang nyaman dan bersih

6. Membatasi pengunjung

1. membantu pasien untuk tetap

merasa aman dan tenang.

2. penurunan kecemasan.

3. menurunkan cidera akibat

pengobatan.

4. mengurangi cidera.

5. membantu dalam mengurangi

cidera dan membuat pasien

merasa nyaman.

6. membantu pasien dalam

meningkatkan istirahat.

3 Gangguan persepsi

sensori: penglihatan

berhubungan

dengan gangguan

penurunan

ketajaman

penglihatan,

penglihatan ganda.

kriteria hasil :

Mengenal gangguan sensori dan

berkompensasi terhadap peru

bahan, mengidentifikasi atau

memperbaiki potensial bahaya

dalam lingkungan

1. Tentukan ketajaman

penglihatan, catat apakah

satu atau kedua mata

terlibat.

2. Orientasikan

pasien terhadap

lingkungan, staf, orang lain

disekitarnya.

3. Observasi tanda dan gejala

disorientasi. Pertahankan

pagar tempat tidur sampai

benar- benar sembuh.

1. Kebutuhan individu dan pilihan

intervensi bervariasi,sebab

kehilangan penglihatan terjadi

secara lambat dan progresif.

2. Memberikan peningkatan

kenyamanan dan

kekeluargaan,menurunkan cemas

dan disorientasi pasca operasi.

3. Terbangun dalam lingkungan

tidak dikenal dan keterbatasan

penglihatan dapat mengakibatkan

bingung pada orang tua.

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

46

4. Pendekatan dari sisi yang

tidak dioperasi, bicara dan

menyentuh sering, dorong

orang terdekat tinggal

dengan pasien.

5. Perhatikan tentang suram/

penglihatan kabur dan

iritasi mata.

dimana dapat terjadi bila

menggunakan obat teles

mata.

4. Meningkatkan resiko jatuh bila

bingung/tidak tahu ukuran

tempat tidur Memberikan

rangsang sensori tepat terhadap

isolasi dan menurunkan bingung.

5. Gangguan penglihatan atau iritasi

dapat berakhir 1-2 jam setelah

tetesan mata tetapi secara

bertahap.

b. Post oprasi

No Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional

1 Gangguan rasa

nyaman (nyeri

akut) berhubungan

dengan prosedur

invasif.

Kriteria hasil :

1. Mampu mengontrol nyeri

2. Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas,

frekuensi dan tanda nyeri)

3. Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

4. Tanda vital dalam rentang

normal

1. Bantu klien dalam

mengidentifikasi tindakan

penghilangan nyeri yang

efektif.

2. Jelaskan bahwa nyeri dapat

akan terjadi sampai beberapa

jam setelah pembedahan.

3. Lakukan tindakan

penghilanagn nyeri non

invasif atau non farmakologik,

seperti berikut;

a. Posisi: tinggikan bagian

kepala tempat tidur,

1. Membantu dalam membuat

diagnosa dan kebutuhan

terapi.

2. Nyeri post op dapat terjadi

sampai 6 jam post op.

3. Beberapa tindakan

penghilang nyeri non

invasif adalah tindakan

mandiri yang dapat

dilaksanakan perawat

dalam usaha meningkatkan

kenyamanan pada klien.

4. Analgesik mambantu

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

47

berubah-ubah antara

berbaring pada punggung

dan pada sisi yang tidak

dioperasi.

b. Distraksi

c. Latihan relaksasi

4. Berikan dukungan tindakan

penghilangan nyeri dengan

aalgesik yang diresepkan.

5. Beritahu doker jika nyeri tidak

hilang setelah ½ jam

pemberian obat, jika nyeri

disertai mual atau jika anda

memperhatikan drainase pada

pelindung mata.

dalam menekan respon

nyeri dan menimbulkan

kenyamanan pada klien.

5. Tanda ini menunjukkan

peningaktan tekanan intra

okuli (TIO) atau

komplikasi lain.

2 Resiko tinggi

terjadinya infeksi

berhubungan

dengan prosedur

invasif (bedah

pengangkatan).

Kriteria hasil :

1. Klien bebas dari tanda dan

gejala infeksi

2. Mendeskripsikan proses

penularan penyakit, factor

yang mempengaruhi

penularan serta

penatalaksanaannya,

3. Menunjukkan kemampuan

untuk mencegah

timbulnya infeksi

4. Jumlah leukosit dalam

batas normal

5. Menunjukkan perilaku

hidup sehat

1. Diskusikan pentingnya

mencuci tangan sebelum

menyentuh/ mengobati mata.

2. Gunakan/tunjukan teknik yang

tepat untuk membersihkan

mata dari dalam keluar dengan

tisu basah/ bola kapas untuk

tiap usap, ganti balutan, dan

masukan lensa kontak bila

menggunakan.

3. Tekankan pentingnya tidak

menyentuh /menggaruk mata

yang dioperasi.

4. Observasi /diskusikan tanda

terjadinya infeksi contoh

1. Menurunkan jumlah bakteri

pada tangan, mencegah

kontaminasi area operasi.

2. Teknik aseptik menurunkan

resiko penyebaran bakteri

dan kontaminasi silang.

3. Mencegah kontaminasi dan

kerusakan sisi operasi.

4. Infeksi mata terjadi 2-3 hari

setelah prosedur dan

memerlukan upaya

intervensi. Adanya ISK

meningkatkan kontaminasi

silang.

Kolaborasi:

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

48

kemerahan , kelopak bengkak

, drainase purulen.

Indentifikasi tindakan

kewaspadaan bila terjadi ISK.

Kolaborasi:

5. Beri obat sesuai indikasi:

a. Antibiotik(topical,

parenteral, atau

subkonjungtival).

b. Streoid

a. Sediakan topikal diguna

setelah profilaksis, dimana

terapi lebih agresif

diperlukan bila terjadi

infeksi. Catatan: Steriod

mungkin ditambahkan

pada antibiotik topikal bila

pasien mengalami

implantasi IOL.

b. Digunakan untuk

menurunkan inflamasi.

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

51

4. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana

asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna

membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Implementasi

tindakan keperawatan dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :

a. Independent Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat tanpa

petunjuk dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Lingkup tindakan

keperawatan independent.

10. Mengkaji klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan

pemeriksaan fisik untuk mengetahui status kesehatan klien.

11. Merumuskan diagnosis keperawatan sesuai respon klien yang

memerlukan intervensi keperawatan

12. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan

atau memulihkan kesehatan klien

13. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.

b. Interdependent Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama dari

tenaga kesehatan lain.

c. Dependent Berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis

Pelaksanaan keperawatan dengan Rheumatoid Artritis mempunyai

beberapa prinsip yaitu :

1) Menguangi rasa nyeri

2) Mencegah terjadiny kekakuan dan keterbatasan gerak sendi

3) Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot

4) Mencegah terjadinya deformitas

5) Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri

6) Memperhatikan kemandirian sehingga tidak bergantung kepada

orang lain.

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

52

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang

teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.

Evaluasi dilakukan secara bersinambungan dengan melibatkan klien dan

tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi

formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas

proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan dan dilakukan segera

setelah perawat mengimplementasikan rencana. Perumusan evaluasi

formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP,

yakni subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil

pemeriksaan), analisis data (perbandingan data dengan teori,

perencanaan).

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas

proses keperawatan selesai dilakukan. Ada tiga kemungkinan hasil

evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan.

a. Tujuan tercapai, jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan

standar yang telah ditentukan

b. Tujuan tercapai sebagian, jika klien menunjukan perubahan pada

sebagian kriteria yang telah ditetapkan

c. Tujuan tidak tercapai, jika klien hanya menunjukan sedikit perubahan

dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalah baru.

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

53

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada BAB ini disampaikan satu khasus pada lansia dengan Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Pada Lansia Tn. M dengan Katarak yang bertempat

tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 Cengkareng. Untuk

melengkapi data, penulis mengadakan pengambilan data dengan

memperoleh informasi melalui wawancara secara langsung dari klien Tn.

M dan tidak langsung, petugas kesehatan, Observasi, dan Pemeriksaan

Fisik.

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Lansia Tn. M dengan Katarak yang

mulai dilakukan pada tanggal 4 –7 april 2017. Dalam memberikan

pemenuhan kebutuhan pada lansia, pendekatan yang dilakukan adalah

proses keperawatan yang meliputi lima tahap, yaitu pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam

melaksanakan asuhan keperawatan lansia. Dari hasil pengumpulan data

pada lansia diperoleh data-data sebagai berikut :

1. Riwayat Kesehatan

a. Identitas Klien

Pasien bernama Tn. M berasal dari Cirebon, Tn. M tidak

mengingat tanggal lahirnya, berjenis kelamin laki-laki, beragama

islam, klien tidak bersekolah, status perkawinan menikah, suku

bangsa berasal dari jawa, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah

bahasa Indonesia dan jawa. Klien tidak mengingat alamat

rumahnya. Klien tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia

2 Cengkareng sudah 4 tahun namun klien tidak mengingat sejak

kapan.

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

54

b. Riwayat keluarga

Klien menikah dengan Ny. I sekarang istrinya tinggal dirumah

bersama anak dan keluarganya, namun sekarang tidak tahu lagi

kabarnya bagaimana semenjak klien kabur dari rumah.

c. Riwayat pekerjaan

Klien saat ini sudah tidak bekerja, sebelumnya klien berkeja

sebagai seorang petani, dalam memenuhi kebutuhannya sehari –

hari klien memperoleh pendapatannya dari hasil petani saja. Tapi

sekarang klien hanya memperoleh pendapatan dari tamu – tamu

yang datang berkunjung, keluarganya tidak pernah datang karana

tidah tahu bahwa Tn.M ada di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi

Mulia 2 Cengkareng

d. Riwayat lingkungan rumah tinggal

Dahulu klien tinggal di Cirebon dan memiliki rumah sendiri, klien

di rumah tinggal dengan istri dan anak angkatnya, klien merupakan

orang yang tertutup dengan masalah – masalah yang dihadapi baik

dengan keluarga maupun dengan lingkungan. Sekarang klien

tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Mulia 2 Cengkareng

di Wisma A kamar pisang raja, jumlah yang tinggal di Wisma A

kamar pisang raja sekitar 20 orang, barang – barang disimpan

sendiri di lemari masing-masing.

e. Riwayat rekreasi

Klien tidak memiliki hobi yang khusus namun senang melakukan

olahraga atau senam, tidak mengikuti kegiatan – kegiatan

organisasi apapun karena tidak pernah sekolah. Jika libur klien

hanya di rumah atau di kamar saja.

f. Status kesehatan

1) Status kesehatan saat ini

Keluhan saat ini, klien merasa penglihatannya sedikit kabur,

berkabut dan terkadang klien jika berjalan merasa jingjet.

Tidak ada obat obatan yang di konsumsi.

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

55

2) Riwayat kesehatan yang lalu

Klien tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Klien juga

mengatakan tidak pernah di rawat di rumah sakit.

3) Riwayat penyakit keluarga

Klien tidak mengetahui keluarga klien memiliki riwayat

penyakit atau tidak.

g. Pemenuhan kebutuhan sehari – hari

1) Nutrisi

Klien makan sehari 3x sehari, klien tidak mengkonsumsi atau

membeli makanan dari luar, klien hanya makan yang

disediakan dipanti. Masalah yang mempengaruhi asupan

makan klien saat ini tidak ada hanya saja klien suka malas

makan. Selama berada dipanti klien tidak tahu berat badannya

naik atau turun karena tidak pernah menimbang berat badan

namun diperkirakan 50kg.

2) Personal hygine

Klien mandi 2x sehari namun terkadang tidak menggunakan

sabun, mencuci rambut 1x sehari namun tidak pernah

menggunakan shampo karena sering lupa, kuku bersih dan

tidak panjang, mulut bersih tidak ada sariawan, klien terlihat

rapih dan bersih namun badan sedikit bau karena mandi

terkadang tidak menggunakan sabun, dan tidak pernah cuci

tangan menggunakan sabun sehabis makan. Klien jarang

merapikan kamarnya.

3) Aktivitas atau istirahat

Klien masih mampu melakukan aktivitas sehari – hari seperti

makan, mandi, mencuci pakaian walaupun tidak pernah

menggunakan sabun. Klien mampu mengikuti kegiatan

pengajian, bimbingan social, senam/olahraga dipanti. Klien

tidak menggunakan alat bantu/protesa selama berada dipanti.

Klien tidur malam baik tidak masalah. klien juga terkadang

sering tidur siang.

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

56

4) Eliminasi

Klien Buang Air Besar biasanya 2 hari sekali dan Buang Air

Kecil ± 4x sehari. Tidak ada kesulitan atau masalah saat

eliminasi.

5) Oksigenasi

Pola nafas klien normal, frekuensi nafas 20x/menit, klien tidak

memiliki keluhan batuk, pilek, sesak dll. Klien tidak memiliki

riwayat alergi obat dan makanan.

6) Spiritual

Hubungan klien dengan Allah SWT baik, klien rutin

melakukan ibadah seperti shalat 5 waktu dan mengikuti

pengajian rutin setiap hari selasa. Tidak memiliki kebiasaan

khusus, klien mampu melaksanakan ibadah secara mandiri.

h. Tinjauan system

1) Kondisi dari system tubuh yang ada

Terjadi gangguan pada orientasi waktu, orang, dan tempat.

2) Masalah/gangguan pada system tubuh

Terjadi kerusakan memori.

3) Penggunaan protesa

Klien tidak menggunakan alat bantu untuk beraktivitas.

2. Pengkajian psikologis

a. Proses pikir (lupa, bingung, pikun, curiga)

Saat ditanya pada kejadian dahulu klien tidak mampu

mengingatnya dengan baik. Klien juga tidak mampu mengingat

dengan baik kejadian yang baru ± 1 jam yang lalu, sering

mengulang pertanyaan ketika sedang berbicara.

b. Gangguan perasaan (depresi, wajah tanpa ekspresi, kelelahan, acuh

tak acuh, mudah tersinggung)

Saat diwawancara klien menunjukan wajah senang, klien terlihat

lesu dan sering menyendiri di ruang tamu sambil melamun dan

menyendiri.

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

57

c. Komunikasi (penggunaan protesa, kesulitan berkomunikasi, putus

asa, dll)

Klien berkomunikasi dengan baik. Namun terkadang suka

mengulang kata – kata atau pertanyaan.

d. Orientasi (tempat, waktu, dll)

Klien mengalami disorientasi waktu, orang dan tempat. Klien tidak

mampu mengingat sekarang hari apa, jam berapa, sedang dimana,

dan dengan siapa saja.

e. Sikap klien terhadap lansia

Klien berhubungan baik dengan lansia lainnya, hanya saja klien

sedikit pendiam dan tertutup. Klien dapat menerima kondisinya

yang sudah menua,

f. Mekanisme koping terhadap masalah yang ada

Jika ada masalah klien tidak pernah bercerita kepada siapapun,

biasanya klien tidak mengambil pusing masalahnya dan lebih

senang diam dan menyendiri saja.

3. Pengkajian social ekonomi

a. Latar belakang klien

Klien dahulu seorang kepala keluarga, memiliki 1 orang istri dan 1

orang anak. Klien dahulu bekerja sebagai seorang petani dengan

penghasilan yang tidak seberapa menyebabkan klien sering

bertengkar dengan istrinya. Sehingga klien memutuskan untuk

kabur dari rumahnya ke Jakarta, semenjak kabuur klien tidak

mengetahui kedaan atau kabar keluarganya.

b. Frekuensi hubungan sehari – hari

1) Dengan keluarga

Hubungan klien dengan keluarganya saat ini tidak baik karena

penghasilan yang tidak seberapa menyebabkan hubungan

antara klien dan keluarganya tidak baik.

2) Dengan masyarakat

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

58

Hubungan klien dengan masyarakat kurang begitu baik, karena

selama di Wisma A1 PSTW klien tidak mau bersosialisasi

dengan lansia lainnya. Klien lebih sering menyendiri dan

melamun.

3) Aktivitas klien di panti

Klien mengikuti kegiatan di panti seperti; senam atau olahraga,

pengajian, keterampilan dan bimbingan social.

4. Pemeriksaan fisik

a. Tanda – tanda vital

1) Keadaan umum : keadaan umum klien baik

2) Kesadaran : composmentis

3) Suhu : 36,5ºC

4) Nadi : 86x/menit

5) Tekanan darah : 110/80 mmHg

6) Pernapasan : 20x/menit

7) Tinggi badan : 153 cm

8) Berat badan : 50 kg

b. Pemeriksaan dan kebersihan perorangan

1) Kepala :

a) Rambut : bersih, pendek berwarna putih, tidak ada rontok,

tidak ada benjolan, sedikit bau.

b) Mata : simetris, pupil isokor, konjungtiva an-anemis, sclera

an-ikterik, terlihat cekung dan adanya kantung mata,

terlihat lesu.

c) Hidung : bersih, tidak ada polip, penciuman baik, tidak ada

pembesaran sinus

d) Telinga : sedikit kotor, tidak ada gangguan pendengaran,

tidak ada cairan.

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

59

2) Leher :

Normal, Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena

jugularis.

3) Dada/thorax :

a) Dada : simetris antara dada kanan dan kiri tidak ada

kelainan.

b) Paru-paru : suara napas vasikuler, irama regular.

c) Jantung : normal, tidak ada bunyi murmur, tidak ada

bunyi gallop, suara jantung 1 dan 2 normal.

4) Abdomen :

Lunak, terdengar suara timpani, tidak ada distensi, hepar tidak

terasa, bising usus 8x/menit.

5) Muskuluskeletal :

6) Tidak ada tanda – tanda gangguan otot atau kelemahan otot,

kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7) Lain – lain :

Extremitas atas dan bawah tidak ada edema, score MMSE 15

(25 : terdapat gangguan kognitif).

8) Keadaan lingkungan :

Kamar klien sedikit kurang rapih dan sedikit bau, terlihat

kurang nyaman.

5. Informasi penunjang

1) Diagnose medis : Katarak

2) Labotarium : -

3) Terapi medis : -

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

60

B. Resume pengkajian

Klien sudah lanjut usia datang kejakarta ingin mencari pekerjaan karena

dikampung berkeja sebagai seorang buruh tani, Klien masih memiliki istri

dan anak. Klien tidak merasa nyaman tinggal bersama keluarganya karena

sering cek-cok dan bertengkar bersama keluarganya, klien tidak ingin

kembali ke kampungnya karena sudah merasa nyaman tinggal dijakarta.

Klien berkeja sebagai pengemis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di

Jakarta dan tidak mempunyai tempat tinggal klien hidupnya pun

menggeladang. Klien terkena penertiban di jakarta saat mengemis lalu

klien di bawa ke “Panti Asuhan Tresna werdha Budi Mulia 2

Cengkareng”.

C. DATA FOKUS

Data subyktif Data obyektif

1. Klien mengatakan penglihatan

sedikit berkabut.

2. Klien mengatakan penglihatan

buram dan tidak jelas.

3. Klien mengatakan kadang-

kadang jika melihat benda

seakan bergoyang.

4. Klien Mengatakan saat melihat

terasa gelap dan pandangan

berbayang.

5. Klien mengatakan mata

sebelah kanan pernah di oprasi

tapi gagal.

6. Klien mengatakan takut

terhadap keadaanya.

7. Klien mengatakan takut jika

kataraknya di angkat/oprasi.

1. TTV :

- TD : 110/80 mmHg

- N : 85x/menit

- R : 18x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran : Composmentis

- Kekuatan otot : 5555 5555

5555 5555

- TB : 153 cm

- BB : 50 kg

- Score MMSE : 23

2. Klien terlihat berhati-hati saat

berjalan

3. Saat berjalan klien terlihat agak

lamabat

4. Klien terlihat cemas dan takut

5. Klien tampak gelisah

6. Klien sering bertanya-tanya

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

61

8. Klien mengatakan tidak tahu

tentang penyakitnya

tentang penyakitnya

7. Rambut : bersih, pendek

berwarna putih, tidak ada

rontok, tidak ada benjolan,

sedikit bau,

8. Mata: simetris, pupil isokor,

konjungtiva an-anemis, sclera

an-ikterik, terlihat cekung dan

adanya kantung mata, terlihat

lesu,

9. Mukosa mulut lembab, turgor

kulit tidak elastis,

10. Abdomen : Lunak, terdengar

suara timpani, tidak ada

distensi, hepar tidak terasa.

D. ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi

1 Ds:

Klien mengatakan

penglihatan sedikit

berkabut.

Klien mengatakan

penglihatan buram dan

tidak jelas.

Klien mengatakan

kadang-kadang jika

melihat benda seakan

Resiko tinggi

terhadap cedera

Keterbatasan

penglihatan

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

62

bergoyang.

Klien Mengatakan saat

melihat terasa gelap dan

pandangan berbayang.

Do :

Klien terlihat berhati-hati

saat berjalan

Saat berjalan klien

terlihat agak lambat

TTV :

- TD : 110/80 mmHg

- N : 85x/menit

- R : 18x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran:

Composmentis

- Kekuatan otot :

5555 5555

5555 5555

- TB : 153 cm

- BB : 50 kg

- Score MMSE : 23

Rambut : bersih, pendek

berwarna putih, tidak

ada rontok, tidak ada

benjolan, sedikit bau,

Mata: simetris, pupil

isokor, konjungtiva an-

anemis, sclera an-

ikterik, terlihat cekung

dan adanya kantung

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

63

mata, terlihat lesu,

Mukosa mulut lembab,

turgor kulit tidak elastis,

Abdomen: Lunak,

bising usus normal.

2 Ds :

Klien mengatakan mata

sebelah kanan pernah di

oprasi tapi gagal.

Klien mengatakan takut

terhadap keadaanya.

Klien mengatakan takut

jika kataraknya di

angkat/oprasi.

Do :

Klien terlihat cemas dan

takut

Klien sering bertanya-

tanya tentang

penyakitnya

TTV :

- TD : 130/80 mmHg

- N : 94x/menit

- R : 19x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran:

Composmentis

Ketakutan Kehilangan

pandangan

komplit, jadwal

pembedahan,

atau ketidak

mampuan

mendapatkan

pandangan

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

64

3 Ds :

Klien mengatakan takut

terhadap keadaanya.

Klien mengatakan takut

jika kataraknya di

angkat/oprasi.

Klien mengatakan tidak

tahu tentang penyakitnya

Do :

Klien tampak cemas dan

takut

Klien tampak gelisah

TTV :

- TD : 130/80 mmHg

- N : 94x/menit

- R : 19x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran:

Composmentis

Kurang

pengetahuan

Kurang

informasi tentang

penyakit

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

65

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Tanggal di

temukan

Tanggal

teratasi

1 Resiko tinggi terhadap cedera

berhubungan dengan Keterbatasan

penglihatan di tandai dengan

Ds :

Klien mengatakan penglihatan

sedikit berkabut.

Klien mengatakan penglihatan

buram dan tidak jelas.

Klien mengatakan kadang-

kadang jika melihat benda

seakan bergoyang.

Klien Mengatakan saat melihat

terasa gelap dan pandangan

berbayang.

Do :

Klien terlihat berhati-hati saat

berjalan

Saat berjalan klien terlihat agak

lambat

TTV :

- TD : 110/80 mmHg

- N : 85x/menit

- R : 18x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran: Composmentis

- Kekuatan otot :

5555 5555

5555 5555

04-04-2017 07-042017

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

66

- TB : 153 cm

- BB : 50 kg

- Score MMSE : 23

Rambut : bersih, pendek

berwarna putih, tidak ada

rontok, tidak ada benjolan,

sedikit bau,

Mata: simetris, pupil isokor,

konjungtiva an-anemis, sclera

an-ikterik, terlihat cekung dan

adanya kantung mata, terlihat

lesu,

Mukosa mulut lembab, turgor

kulit tidak elastis,

Abdomen : Lunak, bising usus

normal, tidak ada distensi,

hepar tidak terasa

2 Ketakutan berhubungan dengan

Kehilangan pandangan komplit, jadwal

pembedahan, atau ketidak mampuan

mendapatkan pandangan ditandai

dengan

Ds :

Klien mengatakan mata sebelah

kanan pernah di oprasi tapi

gagal.

Klien mengatakan takut

terhadap keadaanya.

Klien mengatakan takut jika

kataraknya di angkat/oprasi.

Do :

04-042017 07-042017

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

67

Klien terlihat cemas dan takut

Klien sering bertanya-tanya

tentang penyakitnya

TTV :

- TD : 130/80 mmHg

- N : 94x/menit

- R : 19x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran: Composmentis

3 Kurang pengetahuan berhubungan

dengan Kurang informasi tentang

penyakit ditandai dengan

Ds :

Klien mengatakan takut

terhadap keadaanya.

Klien mengatakan takut jika

kataraknya di angkat/oprasi.

Klien mengatakan tidak tahu

tentang penyakitnya

Do :

Klien tampak cemas dan takut

Klien tampak gelisah

TTV :

- TD : 130/80 mmHg

- N : 94x/menit

- R : 19x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran: Composmentis

04-04-2017 07-04-2017

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

68

F. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan Rasional

1 Resiko tinggi terhadap cedera

berhubungan dengan

Keterbatasan penglihatan di

tandai dengan

Ds :

Klien mengatakan

penglihatan sedikit

berkabut.

Klien mengatakan

penglihatan buram dan

tidak jelas.

Klien mengatakan

kadang-kadang jika

melihat benda seakan

bergoyang.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam di harapkan resiko

cidera dapat di cegah

dengan kriteria hasil :

Menyatakan

pemahaman factor

yang terlibat dalam

kemungkinanceder

a

Mengubah

lingkungan sesuai

indikasi untuk

meningkatkan

keamanan

1. Identifikasi kebutuhan

keamanan pasien

2. Sediakan lingkungan

yang aman untuk untuk

pasien

3. Anjurkan untuk

menghindari

lingkungan yang

berbahaya

4. Memasang side rall

tempat tidur

5. Menyediakan tempat

tidur yang nyaman dan

bersih

1. penurunan kecemasan

2. membantu pasien

untuk tetap merasa

aman dan tenang.

3. menurunkan cidera

akibat pengobatan

4. mengurangi cidera

5. membantu dalam

mengurangi cidera dan

membuat pasien

merasa nyaman

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

69

Klien Mengatakan saat

melihat terasa gelap dan

pandangan berbayang.

Do :

Klien terlihat berhati-hati

saat berjalan

Saat berjalan klien terlihat

agak lambat

TTV :

- TD:110/80 mmHg

- N : 85x/menit

- R : 18x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran:

Composmentis

- Kekuatan otot :

5555 5555

5555 5555

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

70

- TB : 153 cm

- BB : 50 kg

- Score MMSE : 23

Rambut : bersih, pendek

berwarna putih, tidak ada

rontok, tidak ada

benjolan, sedikit bau,

Mata: simetris, pupil

isokor, konjungtiva an-

anemis, sclera an-ikterik,

terlihat cekung dan

adanya kantung mata,

terlihat lesu,

Mukosa mulut lembab,

turgor kulit tidak elastis,

Abdomen : Lunak, tidak

ada distensi, hepar tidak

terasa.

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

71

2 Ketakutan berhubungan dengan

Kehilangan pandangan komplit,

jadwal pembedahan, atau ketidak

mampuan mendapatkan

pandangan ditandai dengan

Ds :

Klien mengatakan mata

sebelah kanan pernah di

oprasi tapi gagal.

Klien mengatakan takut

terhadap keadaanya.

Klien mengatakan takut

jika kataraknya di

angkat/oprasi.

Do :

Klien terlihat cemas dan

takut

Klien sering bertanya-

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam diharapkan rasa

ketakutan teratasi dengan

kriteria hasil :

Klien tidak merasa

cemas dan takut

lagi.

Klien mampu

menangani rasa

takut.

1. Gunakan pendekatan yang

tenang dan meyakinkan

2. Memberikan informasi

yang actual tentang

diagnosis,pengobatan, dan

prognosa

3. Ajarkan klien teknik

relaksasi

4. Tetap dengan pasien

untuk meningkatkan

keselamatan dan

mengurangi rasa takut

1. agar dapat membuat

pasien tenang

2. agar pasien mengetahui

tentang penyakit,serta

komplikasi yang akan

terjadi,jadwal

pengobatan dan

keberhasian pengobatan.

3. Untuk mengurangi

cemas dan takut.

4. agar pasien terhindar dari

cedera dan membantu

dalam mengatasi cemas

akibat penyakit ataupun

pengobatan yang akan di

lakukan.

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

72

tanya tentang penyakitnya

TTV :

- TD : 130/80 mmHg

- N : 94x/menit

- R : 19x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran:

Composmentis

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

73

3 Kurang pengetahuan

berhubungan dengan Kurang

informasi tentang penyakit

ditandai dengan

Ds :

Klien mengatakan takut

terhadap keadaanya.

Klien mengatakan takut

jika kataraknya di

angkat/oprasi.

Klien mengatakan tidak

tahu tentang penyakitnya

Do :

Klien tampak cemas dan

takut

Klien tampak gelisah

TTV :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam diharapakan klien

mampu mengetahui

tentang penyakitnya

dengan kriteria hasil :

Klien mampu

mengenali

penyakitnya

Klien menyatakan

pemahaman

mengenai

kondisi/proses

penyakit dan

pengobatan.

1. Kaji sejauh mana klien

mampu mengenali

penyakitnya yang di

deritanya.

2. Berikan pendidikan

kesehatan tentang

penyakitnya.

3. Ajurkan/informasikan

klien agar tidak membeli

obat-obatan atau obat

tetes sembarangan.

4. Anjurkan pasien

menghindari membaca,

berkedip; mengangkat

berat, mengejan saat

defekasi, membongkok

pada panggul, meniup

hidung.

1. Untuk mengetahui

sejauh mana klien

mengetahui

penyakitnya.

2. Agar klien mampu

memahami dan

mengenali penyakit

yang di deritanya.

3. Untuk menghindari

resiko komplikasi

4. aktivitas yang

menyebabkan mata

lelah/regang, manuver

Valsalva, atau

meningkatkan TIO

dapat mempengaruhi

hasil bedah dan

mencetuskan

perdarahan.

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

74

- TD : 130/80 mmHg

- N : 94x/menit

- R : 19x/menit

- S : 37 ºC

- Kesadaran:

Composmentis

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

75

G. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/tanggal No. Dx Jam Tindakan keperawatan dan respon Paraf

Selasa

04-04-17

Dx

(I,II,III)

Dx. I

Dx. II

09:00

09:15

09:20

09:25

1. Observasi TTV

DS :-

DO : TTV :

- TD : 110/80 mmHg

- N : 84x/menit

- R : 19x/menit

- S : 37 ºC

2. Membatu menyediakan lingkungan yang aman untuk klien seperti

menjauhkan benda-denda yang beresiko mencederai klien

DS : klien mengatakan terimakasih dan tidak takut lagi jatuh

DO : klien tampak senang dan terlihat aktif

3. Melakukan pendekatan pada klien secara verbal.

DS : klien mengatakan senang bertemu dengan perawat.

DO : klien terlihat senang dan mudah dekat dengan perawat.

4. Mengkaji keadaan proses pola pikir klien dengan menanyakan hari dan

jam.

DS : Klien mengatakan tidak tau hari apa dan jam berapa sekarang.

Abdul muslimin

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

76

09:30

09:35

09:40

09:45

DO : klien terlihat tidak mengetahui hari ini dan jam berapa, saat ditanya

hari setelah hari rabu klien tidak mampu menjawab, begitupun saat

ditanya setelah jam 8 klien tidak mampu menjawab.

5. Memanggil klien dengan namanya.

DS : klien mengatakan senang dipanggil namanya.

DO : klien terlihat senang dan menjadi percaya kepada perawat.

6. Melakukan review tentang angka atau huruf.

DS : klien mengatakan senang karena dapat menyebutkan angka 1 – 10.

DO : klien terlihat mampu mengingat angka 1 – 10

7. Memperkenalkan nama mahasiswa yang ada dan mengevaluasi.

DS : klien mengatakan senang karena mampu menyebutkan 5 nama

perawat.

DO : klien terlihat mampu menyebutkan 5 nama perawat secara berulang.

8. Memberi isyarat lingkungan, waktu, dan tempat

DS : klien mengatakan tidak tau tanggal dan hari apa sekarang serta tidak

tau sedang berada dimana, namun dapat menyebutkan setelah dijelaskan

oleh perawat.

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

77

Dx. III

10:00 9. Mengkaji kemampuan klien mengenali penyakit yang di deritanya

DS: klien mengatakan tidak tau tentang penyakitnya.

DO : klien tampak kebingungan saat ditanya tentang penyakit yang

dideritanya.

Rabu

05-04-17

Dx.

(I,II,III)

Dx. II

Dx. II

09:00

09:10

09:15

1. Observasi TTV

DS :-

DO : TTV :

- TD : 130/80 mmHg

- N : 96x/menit

- R : 19x/menit

- S : 37 ºC

2. Melakukan pendekatan pada klien secara verbal.

DS : klien mengatakan senang bertemu dengan perawat.

DO : klien terlihat senang dan mudah dekat dengan perawat.

3. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam

DS : klien mengatakan rasa takut dan cemas sedikit menghilang

DO : klien terlihat sedikit tenang setelah melakukan tehnik relasasi napas

dalam.

Abdul muslimin

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

78

Dx. III

Dx. III

Dx. I

09:30

09:35

13:30

4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang katarak

DS : klien mengatakan sedikit mengerti apa yang telah di jelaskan

perawat

DO : klien tampak serius mendengarkan dan memperhatikan apa yang

telah perawat jelaskan

5. Menanyakan kembali kepada klien apa itu katarak

DS: klien mengatakan katarak adalah penglihatan yang berkabut,

penyebabnya yaitu : usia, keturunan, lingkungan, dan cidera pada mata.

Cara penycegahannya: selalu membersihkan mata, jauh dari sinar

ultraviolet, berhenti meroko, dan makan buah-buahan yang mengandung

vit C,A,E

DO : klien terlihat sudah mengerti tentang penyakitnya

6. Membatu melakukan cara perawatan mata

DS : klien mengatakan mata terasa bersih dan penglihatan sedikit tidak

ada yang menghalangi lagi seperti bayangan putih

DO : klien terlihat bersih pada matanya.

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

79

Kamis

06-04-17

Dx.

(I,II,III)

Dx. I

Dx. III

09:00

09:10

09: 20

1. Observasi TTV

DS :-

DO : TTV :

- TD : 110/80 mmHg

- N : 84x/menit

- R : 19x/menit

- S : 37 ºC

2. Membatu menyediakan lingkungan yang aman untuk klien seperti

menjauhkan benda-denda yang beresiko mencederai klien

DS : klien mengatakan terimakasih dan tidak takut lagi jatuh

DO : klien tampak senang dan terlihat aktif

3. Menanyakan kembali kepada klien apa itu katarak

DS: klien mengatakan katarak adalah penglihatan yang berkabut,

penyebabnya yaitu : usia, keturunan, lingkungan, dan cidera pada mata.

Cara penycegahannya: selalu membersihkan mata, jauh dari sinar

ultraviolet, berhenti meroko, dan makan buah-buahan yang mengandung

vit C,A,E

DO : klien terlihat sudah mengerti tentang penyakitnya

Abdul muslimin

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

80

Dx.II

Dx. I

10:30

13: 45

4. Mengajurkan klien tehnik relaksasi nafas dalam saat rasa takut dan cemas

muncul.

DS : klien mengatakan sudah bias melakukan tehnik relaksasi napas

dalam sendiri

DO : klien terlihat mampu melakukanya sendiri .

5. Membatu melakukan cara perawatan mata

DS : klien mengatakan mata terasa bersih dan penglihatan sedikit tidak

ada yang menghalangi lagi seperti bayangan putih

DO : klien terlihat bersih pada matanya.

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

81

H. CATATAN KEPERAWATAN

Hari /Tanggal No. Dx (SOAP) Paraf

Selasa

04-04-2017

Jam

14:00

Dx. I

S :

- klien mengatakan penglihatan masih buram dan berkabut

- Klien Mengatakan saat melihat terasa gelap dan pandangan

berbayang.

O :

- klien terlihat masih berdiam di kamar tidak berani untuk keluar

kamar

A : masalah belum terjadi

P : lanjutkan intervensi

Identifikasi kebutuhan keamanan pasien

Sediakan lingkungan yang aman untuk untuk pasien

Anjurkan untuk menghindari lingkungan yang berbahaya

Memasang side rall tempat tidur

Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

Abdul muslimin

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

82

Dx. II

Dx. III

S : klien terlihat masih ketakutan dan cemas

O : klien terlihat gelisah

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan dan modifikasi intervensi

Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

Memberikan informasi yang actual tentang

diagnosis,pengobatan, dan prognosa

Ajarkan klien teknik relaksasi

Tetap dengan pasien untuk meningkatkan keselamatan dan

mengurangi rasa takut

S : klien mengatakan tidak tau tentang penyakitnya

O : klien terlihat gelisah dan tidak tau saat ditanya tentang penyakitnya

A: maslah belum teratasi

Abdul muslimin

Abdul muslimin

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

83

P: lanjutkan dan modifikasi intervensi

Kaji sejauh mana klien mampu mengenali penyakitnya yang di

deritanya.

Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.

Ajurkan/informasikan klien agar tidak membeli obat-obatan atau

obat tetes sembarangan.

Anjurkan pasien menghindari membaca, berkedip; mengangkat

berat, mengejan saat defekasi, membongkok pada panggul,

meniup hidung.

Rabu

05-04-2017

Jam

14:00

Dx.I

S :

- klien mengatakan mata terasa bersih setelah di lakukan perawatan

mata dan penglihatan sedikit jelas

O :

- mata tampak bersih

- klien saat beraktifitas terlihat dengan hati-hati

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan dan modifikasi intervensi

Abdul muslimin

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

84

Dx. II

Identifikasi kebutuhan keamanan pasien

Sediakan lingkungan yang aman untuk untuk pasien

Anjurkan untuk menghindari lingkungan yang berbahaya

Memasang side rall tempat tidur

Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

S :

- klien mengatakan cemas sedikit berkurang

- Klien mengatakan senang telah di ajarkan tehnik rileksasi nafas

dalam

O :

- klien tampak rileks

- Klien terlihat mengikuti saat di ajarkan tehnik rileksasi napas

dalam

A : masalah teratasi sebagian.

P : lanjutkan dan modifikasi intervensi.

Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

Memberikan informasi yang actual tentang diagnosis,pengobatan,

Abdul muslimin

Abdul muslimin

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

85

Dx. III

dan prognosa

Ajarkan klien teknik relaksasi

Tetap dengan pasien untuk meningkatkan keselamatan dan

mengurangi rasa takut

S :

- klien mengatakan mengerti dan paham apa yang telah di ajarkan

perawat.

O :

- klien tampak serius mendengarkan dan memperhatikan saat di

berikan penkes.

A: masalaah teratasi sebagian

P: lanjutkan dan modifikasi intervensi.

Kaji sejauh mana klien mampu mengenali penyakitnya yang di

deritanya.

Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.

Ajurkan/informasikan klien agar tidak membeli obat-obatan atau

obat tetes sembarangan.

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

86

Anjurkan pasien menghindari membaca, berkedip; mengangkat

berat, mengejan saat defekasi, membongkok pada panggul,

meniup hidung.

Kamis

06-04-2017

Jam

14:00

Dx. I

Dx. II

S :

- Klien Mengatakan penglihatan sedikit masih terasa gelap dan

pandangan berbayang.

- Klien mengatakan penglihatan masih sedikit berkabut dan buram

O :

- Klien terlihat berhati-hati saat berjalan

- Saat berjalan klien terlihat agak lambat

A : masalah belum terjadi

P :--

S :

- klien mengatakan rasa takut dan cemas mulai menghilang

- Klien mengatakan akan memperaktikan tehnik nafas dalam jika

rasa cemas dan takut muncul

O : klien terlihat melakukaan tehnik relaksasi nafas dalam secara mandiri

Abdul muslimin

Abdul muslimin

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

87

Dx. III

A : masalah teratasi

P : pertahankan tindakan keperawatan.

S :

- klien mengatakan sudah mampu mengenal masalah penyakit

yang di deritanya

O :

- klien tampak tidak cemas lagi

- Klien tampak sudah tau dan paham pengertian, penyebab dan

pencegahan katarak

A: masalah teratasi

P: pertahankan tindakan keperwatan

Abdul muslimin

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

91

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis

dengan laporan kasus penelitian.. Dalam pembahasan ini penulis mencoba

membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan

kebutuhan dasar pada lansia Tn. M dengan Katarak di Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Mulia 2 Cengkareng dengan mengikuti tahap-tahap proses keperawatan

mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

A. Pengkajian keperawatan

Pada tahap pengkajian penulis mengarah pada format pengkajian yang telah

disediakan dari institusi, dan mengacu pada proses pengkajian yang terdapat

pada tinjauan teoritis. Untuk pengumpulan data pengkajian, penulis

melakukan wawancara dengan klien, melakukan pemeriksaan fisik, observasi

langsung, melihat catatan keperawatan serta hasil-hasil penunjang lainnya.

Namun, untuk mendapatkan data yang lengkap tentang respon terhadap

tindakan yang dilakukan, penulis mendapat kesulitan dalam pengkajian

kerena banyak data yang tidak lengkap, misalnya pada pengkajian tidak ada

data pemeriksaan diagnostic seperti hasil labotarium, Selain itu, minimnya

sumber buku tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan demensia juga

menyulitkan penulis untuk melakukan pengkajian.

Dalam pengkajian setelah data yang diperoleh dan kemudian dianalisa serta

dibandingkan dengan tinjauan teoritis dan laporan kasus, terdapat beberapa

kesamaan pada tanda dan gajala yang terdapat pada tinjauan teori Katarak.

Pada teori tanda dan gejala stadium awal pada tinjauan teori adalah

Penglihatan kabur, Penglihatan semakin buram pada sore hari, Peka terhadap

sinar atau cahaya, Kadang penglihatan menjadi berbayang, Memerlukan

pencahayaan yang terang untuk dapat membaca, Lensa mata berubah menjadi

buram seperti kaca susu. Sedangkan penyebab yang ditemukan pada Tn. M

adalah faktor usia dan trauma. Gejala lain yaitu penglihatan buram dan

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

92

berkabut, kadang-kadang jika melihat benda seakan bergoyang dan sedikit

gelap. Tn. M di diagnose Katarak sejak 5 tahun yang lalu dengan tanda gejala

penglihatan sedikit berkabut, buram, dan kadaang-kadang jika melihat benda

seakan bergoyang.

Pada tinjaun konsep, Penyebab utama katarak adalah usia, genetik tetapi

banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik

(seperti diabetes), merokok dan herediter. Sedangkan penyebab yang

ditemukan pada TN. M adalah faktor usia dan trauma. Gejala lain yaitu

penglihatan buram dan berkabut, kadang-kadang jika melihat benda seakan

bergoyang dan sedikit gelap. Tn. M di diagnose Katarak sejak 5 tahun yang

lalu dengan tanda gejala penglihatan sedikit berkabut, buram, dan kadaang-

kadang jika melihat benda seakan bergoyang.

menurut teori pada aspek social, lansia cenderung memusatkan diri pada

persoalan pribadi dan mempersiapkan diri menghadapi kematian. Sedangkan

yang penulis dapatkan pada kasus Tn. M cenderung menyendiri, melamun

dan tertutup atau kurang berinteraksi dengan lansia lainnya. Namun Tn. M

masih aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di PSTW Budhi Mulia 2

Cengkareng, Dalam aspek psikologis menurut teori lansia akan mengalami

gejala psikologis berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, cepat

marah, mudah tersinggung, dan curiga karena pada seorang lansia cenderung

sudah tidak dibutuhkan lagi. Sedangkan Tn. M saat di kaji menunjukan

ekspresi wajah senang, namun klien tertutup dengan masalah-masalah yang

dihadapi, dan Dalam aspek spiritual menurut teori pada tinjauan teoritis

bahwa lansia akan semakin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini

sesuai dengan Tn. M baik dalam melakukan ibadah klien setiap hari selalu

mengerjakan sholat 5 waktu dengan rutin. Klien beribadah sama seperti

orang-orang pada umumnya tidak ada kebiasaan khusus, klien juga mengikuti

acara pengajian setiap hari selasa di Panti.

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

93

Pada tinjauan teoritis menurut Abraham Maslow terdapat kebutuhan dasar

manusia yaitu, fisiologis (oksigen, cairan (minum), nutrisi (makan),

keseimbangan suhu tubuh, eliminasi, istirahat tidur, serta kebutuhan seksual,

rasa amana nyaman, kebutuhan rasa dicintai, harga diri, kebutuhan aktualisasi

diri, sedangkan pada kasus Tn. M dari kebutuhan fisiologisnya tidak

ditemukan gangguan pada Tn. M karena pernafasan Tn. M masih dalam batas

normal. saat eliminasi Bak dan BAB lancar, saat makan dan minum tidak ada

masalah. Kebutuhan dasar yang terganggu menurut teori maslow yang ada

pada kasus Tn. M adalah kebutuhan rasa aman dan keselamatan, hal ini

terjadi karena klien mengatakan, penglihatan sedikit berkabut, buram, dan

kadaang-kadang jika melihat benda seakan bergoyang. Dengan keadaannya

ini klien beresko untuk jatuh.

B. Diagnose keperawatan

Setelah dilakukan proses pengkajian dan data yang sudah terkumpul

dikelompokkan sesuai dengan masalahnya, maka penulis merumuskan

diagnosa keperawatan berdasarkan data-data tersebut. Berdasarkan teori

diagnosa yang terdapat pada pasien Katarak, yaitu :

1. Ketakutan berhubungan dengan kehilangan pandangan komplit, jadwal

pembedahan atau ketidak mampuan mendapatkan pandangan.

2. Resiko cidera berhubungan dengan peningkatan tekanan intra okuler (TIO)

3. Gangguan persepsi sensori: penglihatan berhubungan dengan penurunan

ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi tentang

penyakit ditandai dengan.

5. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut ) berhubungan dengan prosedur invasif

6. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

(bedah dan pengangkatan)

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

94

Diagnosa yang muncul pada kasus Klien Tn. M yang sesuai dengan tinjauan

teoritis diantaranya adalah ;

1. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan Keterbatasan

penglihatan. Diagnose ini muncul karena klien mengatakan: Klien

mengatakan penglihatan sedikit berkabut, Klien mengatakan penglihatan

buram dan tidak jelas, Klien mengatakan kadang-kadang jika melihat

benda seakan bergoyang dan, Klien Mengatakan saat melihat terasa gelap

dan pandangan berbayang.

2. Ketakutan berhubungan dengan Kehilangan pandangan komplit, jadwal

pembedahan, atau ketidak mampuan mendapatkan pandangan ditandai

dengan Klien mengatakan mata sebelah kanan pernah di oprasi tapi gagal,

Klien mengatakan takut terhadap keadaanya, Klien mengatakan takut jika

kataraknya di angkat/oprasi.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi tentang

penyakit ditandai dengan. Klien mengatakan takut terhadap keadaanya,

Klien mengatakan takut jika kataraknya di angkat/oprasi, Klien

mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya.

Sedangkan diagnosa yang tidak muncul pada kasus, terdapat 2 diagnosa,

antara lain :

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut ) berhubungan dengan prosedur invasif

2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

(bedah dan pengangkatan)

C. Perencanaan keperawatan

Pada tahap perencanaan penulis mengacu pada perencanaan yang terdapat

pada tinjauan teoritis serta disesuaikan dengan kondisi panti maupun kondisi

klien itu sendiri. Perencanaanya terdiri dari 4 tahap, yaitu menentukan

prioritas masalah, menentukan tujuan, kriteria hasil dan melaksanakan

tindakan keperawatan. Dalam memprioritaskan masalah tidak terdapat

kesenjangan antara teoritis dengan tinjauan kasus. Pada tinjauan teoritis,

prioritas masalah yang dapat di tegakan adalah Resiko cidera, pada kasus Tn.

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

95

M prioritas masalah yang ditegakan sesuai dengan tinjaun teoritis yaitu Resiko

cidera. Hal ini terjadi karena klien mengatakan penglihatan buram dan

berkabut.

Pada perencanaan ini tidak terdapat kesenjangan yang berarti. Karena penulis

mengacu pada tinjauan teoritis dan klien kooperatif dalam merencanakan

tindakan untuk mengatasi keperawatan. Dalam penyusunan tujuan dan kriteria

hasil sudah dibuat sesuai tinjauan teoritis yang mencakup variabel SMART

sehingga tujuan dan kriteria hasil yang dibuat bersifat spesifik, dapat diukur,

dapat dicapai, rasional, dan mencakup batas waktu pencapaian tujuan yang

diharapkan dari setiap masalah keperawatan yang ada. Tujuan ditetapkan pada

masing-masing diagnosa disesuaikan berdasarkan kondisi pasien, beratnya

masalah, dan kondisi yang memungkinkan, sehingga waktu yang ditetapkan

untuk masing-masing diagnosa berbeda-beda. Hal ini dibuat dengan tujuan,

jika tujuan tersebut belum teratasi pada batas waktu yang ditemukan, maka

rencana tindakan yang telah dibuat dapat dilimpahkan kepada perawat panti.

Sedangkan dalam merencanakan tindakan keperawatan, penulis tidak banyak

menemui kesulitan, hal ini dikarenakan pasien kooperatif dan mau diajak

bekerjasama serta tersedianya ruangan yang cukup memadai khususnya yang

terkait tindakan keperawatan.

D. Plaksanaan keperawatan

Setelah rencana keperawatan dibuat kemudian di implementasikan sesuai

dengan intervensi yang telah dibuat penulis. Pada tahap pelaksanaan penulis

melaksanakan tindakan keperawatan yang sesuai pada rencana tindakan

sampai dengan hari ketiga.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan hasil dari proses keperawatan dimana dalam tahap ini,

penulis akan melakukan evalusi proses dan evaluasi akhir. Dalam membuat

evaluasi bedasarkan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

96

berdasarkan perencanaan. Pada kasus Tn. M terdapat dua diagnosa yang

teratasi yaitu :

1. Ketakutan berhubungan dengan Kehilangan pandangan komplit, jadwal

pembedahan, atau ketidak mampuan mendapatkan pandangan ditandai

dengan Klien mengatakan mata sebelah kanan pernah di oprasi tapi gagal,

Klien mengatakan takut terhadap keadaanya, Klien mengatakan takut jika

kataraknya di angkat/oprasi.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi tentang

penyakit ditandai dengan. Klien mengatakan takut terhadap keadaanya,

Klien mengatakan takut jika kataraknya di angkat/oprasi, Klien

mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya.

Sedangkan masalah yang belum teratasi yaitu:

1. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan Keterbatasan

penglihatan. Diagnose ini muncul karena klien mengatakan: Klien

mengatakan penglihatan sedikit berkabut, Klien mengatakan penglihatan

buram dan tidak jelas, Klien mengatakan kadang-kadang jika melihat

benda seakan bergoyang dan, Klien Mengatakan saat melihat terasa gelap

dan pandangan berbayang.

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

97

BAB V

KESIMPULAN

Pada bab ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran dari hasil

pembahasan Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada lansia Tn. M dengan

Katarak selama 3 hari dari tanggal 4-6 Apri 2017 di Panti Sosial Tresna Werdha

Budi Mulia 2 Cengkareng, Penulisan mengambil kesimpulan baik dari tinjauan

teoritis maupun tinjaun kasus yaitu:

A. Kesimpulan

Berdasarkan diagnosa yang ada pada teori ada 6 diagnosa, sedangkan yang

ada pada teori dan ada pada tinjauan kasus terdapat 3 diagnosa untuk klien

dengan gangguan sistem persepsi sensori penglihatan: katarak yaitu;

1. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan Keterbatasan

penglihatan.

2. Ketakutan berhubungan dengan Kehilangan pandangan komplit, jadwal

pembedahan, atau ketidak mampuan mendapatkan pandangan

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi tentang

penyakit

Pada tahap perencanaan sesuai dengan kosep teori serta disesuaikan dengan

kondisi klien. Setelah rencana keperawatan di buat kemudian di

implementasikan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat penulis. Dari

semua intervensi yang telah dibuat semua dapat dilaksanakan.

Tindakan keperawatan yang yang telah dilakukan pada Tn. M yaitu mengkaji

keluhan klien, mengkaji keadaan umum klien, memonitor tanda –tanda vital,

modifikasi lingkungan klien, melakukan penkes mengenai penyakit Katarak

selain itu juga penulis melakukan perawatan mata pada klien dan teknik

relaksasi napas dalam pada klien agar klien tidak lagi cemas dan takut, dan

fungsi yang lainnya yaitu untuk merileksasikan klien agar tenang.

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

98

Evaluasi yang didapatkan setelah diakukan tindakan keperawatan selama 3

hari adalah 2 diagnosa yang teratasi sebagai berikut:

1. Ketakutan berhubungan dengan Kehilangan pandangan komplit, jadwal

pembedahan, atau ketidak mampuan mendapatkan pandangan

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi tentang

penyakit

Sedangkan diagnose yang belum terjadi adalah:

1. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan Keterbatasan

penglihatan.

B. Saran

Setelah penulis melakukan observasi selama 3 hari di Panti Sosial Tresna

Wredha Budi Mulia 2 Cengkareng dan berdasarkan kesimpulan yang telah

dibuat oleh penulis, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai

berikut :

1. Tim perawat dan klinik di panti diharapkan dapat melengkapi alat-alat

kesehatan khususnya untuk penyakit Katarak untuk mempermudah lansia

di panti untuk memeriksakan kesehatannya, menyediakan alat-alat untuk

melakukan perwatan mata pada klien dengan Katarak.

2. Untuk institusi pendidikan diharapkan dapat menyediakan sumber-

sumber buku yang lengkap dengan edisi terbaru, khususnya tentang

Katarak dan pemenuhan kebutuhan dasar lansia dengan Katarak.

3. Untuk penulis diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta

kemampuan dalam memberikan pemenuhan kebutuhan dasar sesuai

dengan kondisi klien.

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

99

DAFTAR FUSTAKA

Ilyas, Sidarta .2007. Ilmu penyakit Mata. Edisi Ke-3. Jakarta : Balai Penerbit

Istiqomah, N Indriani. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.

Jakarta: EGC

Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC

Martono, Hadi. 2011. Buku ajar Boedhi-Darmojo, GERIATRI. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI

Kusharyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada klien Lanjut Usia. Jakarta:

Salemba Medika.

Padila, Haikhi. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha

medika

Pranaka, Kris. 2010. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia

Lanjut). Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Stanley M, Patricia GB.2010. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta:

EGC

Tamsuru, Anas. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC

Yuli Aspiani, Reny. 2014. Asuhan Keperawatan Gerontik, Aplikasi NANDA, NIC

dan NOC- jilid 1. Jakarta: TIM

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

100

Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KATARAK

Pokok Bahasan: Katarak

Topik :

1. Pengertian katarak

2. Penyebab Katarak

3. Tanda dan gejala Katarak

4. Jenis-jenis

5. Penanganan Katarak

Sasaran : Tn. M

Penyuluhan : ABDUL MUSLIMIN

Tingkat/ semester : III/ VI

Hari/ Tanggal : rabu, 4 April 2017

Waktu : 60 menit

Tempat : di Wisma A di PSTW Budi Mulia 2 Cengkareng

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 60 menit diharapkan Tn.

M dapat melakukan perawatan pada penyakit

Katarak

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 60 menit, Tn. M dapat

menjelaskan kembali tentang :

1. Pengertian Katarak

2. Penyebab Katarak

3. Jenis-jenis Katarak

4. Tanda dan gejala Katarak

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

101

5. Penanganan Katarak

C. METODE

Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

D. MEDIA

1. Lembar balik

2. Leaflet

E. MATERI

Terlampir

F. KEGIATAN

1. PERSIPAN

a. Berpakaian rapi dan sopan

b. Mempersiapkan media untuk penyuluhan, yaitu : lembar balik dan

leaflet.

2. PERSIAPAN

TAHAP KEGIATAN

PENYULUHAN

KEGIATAN AUDIENS MEDIA

Pembukaan

5 menit

1. Meberikan salam

2. Meperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

4. Menjelaskan kontrak

waktu

1. Membalas salam

penyaji

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Mendengarkan

dan

memperhatikan

4. Mendengarkan

dan

Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

102

memperhatikan

Pelaksanaan

35 menit

Penjelasan materi :

1. Pengertian katarak

2. Penyebab Katarak

3. Jenis- jenis Katarak

4. Tanda dan gejala

Katarak

5. Penanganan katarak

Mendengarkan dengan

aktif

Lembar

balik dan

Leaflet

Penutup

20 menit

1. Memberikan beberapa

pertanyaan untuk

mengevaluasi sejauh

mana pemahaman

pasien

2. Menyimpulkan secara

bersama-sama

3. Mengakhiri

penyuluhan

4. Memberi salam

penutup

1. Menjawab

pertanyaan

2. Menyimpulkan

3. Mendengarkan

dan

memperhatikan

4. Membalas salam

penutup

G. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Perawat mempersiapkan SAP, materi, dan media yang akan

diberikan

Perawat datang tepat waktu dan pada tempat yang telah

ditentukan

Acara dimulai dan berakhir tepat waktu

2. Evaluasi proses

Tn. M mengikuti pendidikan kesehatan dari awal hingga akhir

Klien mampu :

Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

103

a. Menyebutkan kembali pengertian Katarak

b. Menyebutkan kembali penyebab Katarak

c. Menyebutkan kembali jenis-jenis Katarak

d. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Katarak

e. Menyebutkan kembali penanganan Katarak

3. Evaluasi hasil

Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil jika : Lebih dari 75% klien

mampu menjawab pertanyaan perawat.

Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

104

Lampiran

KATARAK

1. Pengertian

Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah

gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab

umum kehilangan pandangan secara bertahap, derajad disabilitas yang di

timbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan denistasi keburaman

(istiqomah, 2012).

2. Penyebab Katarak

a) Kelainan bawaan

b) Proses ketuaan

c) Penyakit umum seperti

d) Diabetes

e) Penyulit obat

f) Penyakit didalam mata seperti

• Radang selaput hitam

• Glaukoma

• Ablasi retina

• Kelainan kaca mata minus yang dalam

3. Jenis-jenis katark

a) Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau

segera setelah bayi lahir dan bayi berusia kurang dari satu tahun.

b) Katarak traumatik merupakan katarak yang terjadi karena trauma atau

cedera pada mata.

c) Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit lain dan

keracunan beberapa jenis obat

d) Katarak senilis merupkan katarak yang berkaitan dengan usia.

Merupakan jenis katarak yang paling umum.

Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

105

4. Tanda dan gejala Katarak

a) Penglihatan kabur

b) Penglihatan semakin buram pada sore hari.

c) Peka terhadap sinar atau cahaya.

d) Mata tidak sakit dan tidak merah.

e) Kadang penglihatan menjadi berbayang

f) Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

g) Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu

5. Penanganan Katarak

a) Mengkonsumsi buah-buahan yangmengandung vitamin C,

sayuranhijau, kacang-kacangan, susu, hati,vitamin E.

b) Mengontrol gula darah, uspenderita diabetes militus

c) Tidak merokok dan menghindari asap rokok.

d) Tidak mengkonsumsi kortikosteroid jangka panjang.

e) Mencegah trauma langsung terhadap mata.

f) Kurangi paparan langsung sinar UV.

g) Deteksi dini katarak ke dokter spesialis mata.

Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

106

Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

107

Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. M DENGAN …

108

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA MAHASISWA

Nama Lengkap : Abdul Muslimin

NIM : 2014750001

Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 13 juni 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kp. Cilandak, Rt/Rw.001/006, Desa:

Mukti Jaya, Kec: Setu, Kab: Bekasi

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN MUKTI JAYA SETU-BekasI 2002-2008

2. SMP ISLAM DARUSSALAM Ciluengsi-Bogor 2008-2011

3. MAN 3 BOGOR Jonggol-Bogor 2011-2014

4. Akademi Keperawatan FIK-UMJ Jakarta Pusat 2014-2017

C. RIWAYAT ORGANISASI

1. Anggota OSIS Smp Islam Darussalam Ciluengsi-Bogor 2009-2010

2. Anggota IKM (Ikatan Keluarga Mahasiswa) FIK-UMJ Jakarta Pusat

2016-2017