asuhan keperawatanpada tn. s dengan prioritas …
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS KEBUTUHAN DASAR AKTUALISASI DIRI PADA PASIEN HARGA
DIRI RENDAH KRONIS DI RS JIWA PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Sudi DIII Keperawatan
DisusunOleh:
NADYA DWI RAHMADANI
132500048
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena karunia-Nya
penulis dapat menuyusun Karya Tulis Ilmiah ini. Ada pun judul penelitian ini yaitu “Asuhan
KeperawatanPada Tn. S dengan Prioritas Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri Pada
Pasien Harga Diri Rendah Kronis di Rs Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat arahan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun material. Maka pada kesempatan ini
dengan kesungguhan hati dan rasa tulus ikhlas, penulisan ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnyakepada :
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Keperawatan Sumatera Utara Medan.
3. Ibu Cholina Trisna Siregar, S.Kep, Sp.KMB, M.kep selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Keperawatan Sumatera Utara Medan.
4. Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Keperawatan Sumatera Utara Medan.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan
Sumatera Utara Medan.
6. Ibu Jenny Marlindawani Purba,S.Kp.,MNS.Ph.D selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan serta dapat meluangkan waktu dan pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Ibu Roxsana Devi Tumanggor S.Kep,Ns.MNurs(MntlHltH),selaku penguji yang telah
meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan sarannya.
8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
9. Yang terhormat kepada kedua orang tua saya tercinta Bapak Ridwan (Alm) dan
Mama Rosmaria Rangkuti SKM, serta Abang saya Afif Akram.Yang selalu
memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Rekan – rekan mahasiwa/I program D III Fakultas Keperawatan USU Medan yang
member semangat kepada penulis dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11. Kepada seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil serta doa tulus sehingga penulis doa tulusnya sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan bantuan yang penulis terima
selama ini dan tulisan dapat bagi penelitian selanjutnya.
Medan, 29Juli 2016
Penulis
( Nadya Dwi Rahmadani )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
ORSINALITAS ............................................................................................. i
PENGESAHAN ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................1
1.2 TUJUAN .....................................................................................2
1.3 MANFAAT .................................................................................3
BAB II PENGELOLAHAN KASUS ........................................................... 4
2.1 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEBUTUHAN DASAR HARGA DIRI
2.1.1 PENGERTIAN HARGA DIRI ................................................. 4
2.1.2 FAKTOR PENYEBAB HARGA DIRI RENDAH ................. 4
2.1.3 PROSES TERJADINYA HARGA DIRI RENDAH ...............6
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS .................................................8
2.2.1 PENGKAJIAN ..........................................................................8
2.2.2 ANALISA DATA ....................................................................11
2.2.3 MASALAH KEPERAWATAN ..............................................12
2.2.4DIAGNOSA KEPERAWATAN ...............................................12
2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN...........................................13
2.2.3 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN ......18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................23
3.1 KESIMPULAN .......................................................................................23
3.2 SARAN ....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kebutuhan dasar menurut H. Maslow pada intinya berfokus pada dasarnya manusia
mempunyai lima hierarki kebutuhan. (1) kebutuhan fisiologis (physioogical needs),
kebutuhan ini meliputi: rasa lapar, haus, istirahat, dan seksual; (2) Kebutuhan akan rasa aman
(safety needs). Tidak dalam arti fisik semata, tetapi juga mental, psikologi dan intelektual; (3)
kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs),
yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol – simbol statusdan (5) aktualisasi diri
(self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sehigga berubah menjadi kemampuan yangnyata
(Muhith, 2015).
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi
adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. (Stuart &
Sundeen, 1998).
Ketika individu merasa tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri maka
individu tersebut mangalami harga diri rendah. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (keliat, 1998).
Berdasarkan data medikal rekord RS Jiwa Prof. M. Ildrem, data kunjungan rawat jalan
bulan Januari hingga April tahun 2016 adalah 4.371 klien dan sekitar 8,6% dari data tersebut
merupakan pasien dengan gangguan suasana perasaan (afektif).
Berdasarkan kasus di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi
Sumatera Utara Medan dengan klien Tn. S berumur 28 tahun, ditemukan bahwa klien
megalami gangguan kebutuhan dasar aktualisasi diri. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
dasar aktualisasi diri disebabkan oleh gangguan psikologis, dapat di gambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri.
Kasus yang dialami Tn. S merupakan kasus dengan prioritas masalah kebutuhan dasar
aktualisasi diri. Penulis memprioritaskan masalah kebutuhan dasar ini dikarenakan harga diri
rendah dapat mempengaruhi status kesehatan klien. Terpenuhinya kebutuhan harga diri
menjadikan klien mampu untuk menggali kemampuan dan kepercayaan dirinya sekaligus
membantu proses penyembuhan dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat perlu memberikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
asuhan keperawatan yang dapat membantuklien dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya
terkait dengan kondisi harga diri rendah pada Tn. S.
Permasalahan kebutuhan harga diri harus diperhatikan. Pentingnya pemenuhan
kebutuhan dasar harga diri pada klien yang mengalami harga diri rendah memotivasi penulis
untuk membahas dan menyusun intervensi pelaksanaan gangguan harga diri yang dialami
oleh klien di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ilderm Provinsi Sumatera Utara.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan padaTn. S
dengan prioritas masalah kebutuhan dasar harga diri pada klien yang mengalami harga diri
rendah di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Muhammad Ilderm Provinsi Sumatra Utara.
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.S dengan masalah
kebutuhan harga diri.
b) Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.S dengan masalah
kebutuhan harga diri.
c) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan keperawatan pada Tn.S dengan masalah
kebutuhan harga diri.
d) Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan pada Tn.S dengan masalah kebutuhan harga diri.
e) Mahasiswa mampu mengevaluasi keperawatan pada Tn.S dengan masalah kebutuhan
harga diri.
1.3 Manfaat
a) Bagi Mahasiswa
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi yang bermakna
bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan harga
diri rendah sekaligus mahasiswa mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang cara
pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan gangguan harga diri rendah.
b) Bagi Institusi
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi
penyelenggara pendidikan Diploma III Keperawatan khususnya dalam mengembangkan
suatu panduan bagi mahasiswa di dalam mempersiapkan mahasiswa untuk memberikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan harga diri rendah. Selain itu, hasil karya
tulis ilmiah ini juga dapat digunakan oleh institusi untuk membantu mahasiswa bagaimana
mengidentifikasi kebutuhan dasar klien dan meningkatkan kemampuan mahasiswa membantu
klien dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
c) Bagi Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk membantu klien mengatasi harga
diri rendahnya,sehingga klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan bekerja sama
dengan orang lain dan mampu memandang dirinya secara positif.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi
Diri
2.1.1 Pengertian Harga Diri
Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem) sebagai
penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
tersebut sesuai dengan apa yang diidealkan. Dapat diartikan bahwa harga diri
menggambarkan sejauh mana invidu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki
kemamuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Sedangkan menurut gilmore mengemukakan bahwa harga diri dapat juga
didefinisikan sebagai penilaian terhadap kehormatan dirinya, yang di ekspresikan melalui
sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1993) memberikan pengertian harga diri (self
esteem) sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak
di verbalisakan.
Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri.
Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang tinggi mungkin tidak hanya memandang
dirinya sebagai seseorang, tetapi sebagai seseorang yang baik.
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Harga diri rendah ini sebagai contohnya adalah kehilangan kasih sayang dan
penghargaan orang lain.
Jika individu sering gagal cenderung
dikarenakan harga diri yang rendah.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama
adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah
1. Faktor Predisposisi
a). Perkembangan individu yang meliputi :
1). Adanya penolakan dari orang tua.
2) Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuandari orang tua.
3) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidakberguna dan merasa rendah diri.
b). Ideal diri 1) Individu selalu dituntut untuk berhasil.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah. 3) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri.
2. FaktorPresipitasi
a).Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga merasa malu
dan rendah diri.
b).Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan, penganiayaan fisik, kecelakaan,
bencanaalam dan perampokan.
RESIKO TINGGGI PERILAKU KEKERASAN
PERUBAHAN PERSEPSI SENSOSRI: HALUSINASI
KOPING INDIVIDU
TIDAK EFEKTIF
TRAUMATIK TUMBUH KEMBANG
Gambar 2.1.3. Pohon Masalah
2.1.3. Proses Terjadinya HargaDiriRendah
Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal menerima
tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung pada orang tua dan
gagal mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari kebebasan mengekspresikan
sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak
menuntut diri sendiri, sehingga ideal diri yang ditetapkan tidak tercapai.
Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri adalah
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, polaasuh yang
tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara.
HARGA DIRI RENDAH
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak tercapai, gagal bertanggung
jawab terhadap diri sendiri.
Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka disfungsional
dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif atau
kopingnya maladaptive. Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri
rendah adalah isolasi sosial: menarik diri karena adanya perasaan malu kalau kekurangannya
diketahui oleh orang lain. (Stuart danSundeen, 1991).
Adaptif Mal-adaptif
Aktualisasi Konsep diri harga diri keracunan deperso- Diri positif rendah identitas nalisasi
Gambar 2.1.4. Respon Konsep Diri
Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons
konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas,
dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan aktualisasi diri sebagai
individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya
secara keseluruhan. Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif
dengan melatar belakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima,ditandai dengan citra
tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga diri
tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam dan rasa
identitas yang jelas.
Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif dalam
beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan denganmengungkapkan keputusan
akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan yang tinggi. Tanda-tanda individu yang
memiliki konsep diri yang positif adalah : Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah.
Seseorang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah
pasti ada jalan keluarnya. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. Menerima
pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa
merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi
meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap
perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak
disetujui oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk
mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksiorang lain, dan mampu untuk
mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Konsep diri negatif ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk
melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diri
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri
yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan
penerimaan.Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.
Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah.
adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri
(Stuart and Sundeen, 1991).
2.2. Asuhan Keperawatan Kasus
2.2.1. Pengkajian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan sesuai dengan jadwal praktik mahasiswa di
RSJ Prof. M. Ilderm Sumatera Utara, pada tanggal 26 Mei sampai 28 Mei 2016, mahasiswa
mulai melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. S yang dilakukan secara lengkap terdapat
pada dilampiran I.
A) Biodata
Tn. S merupakan seorang pria yang berusia 28 tahun, bergolongan darah AB dengan
status belum menikah dan beragama Islam. Pendidikan terakhir Tn. S adalah SMA dan belum
bekerja. Tn. S beralamat di Medan, Jl. Dusun I Desa Subur Kab.Asahan. Tn. S masuk ke
rumah sakit tanggal 29 April 2016 dan berada diruangan Singgalang. Diagnosa medis dari
Tn. S adalah skizofrenia paranoid dengan episode berulang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B) Alasan Masuk
Klien mengatakan alasan masuk ke rumah sakit dikarenakan sering menyendiri di
rumah dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain karena malu akan penyakit jiwa yang
perna dialaminya.
C) Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat ini klien mengatakan merasa selaludianggap “gila” dan belum sembuh oleh
keluarganya. Klien terlihat sedih dan kesal dan sering duduk di sudut ruangan. Hal-hal yang
menurut klien memperbaiki keadaan adalah perawatan dan obat-obatan yang diberikan
selama di rumah sakit.
D) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah masuk ke rumah sakit jiwa ini selama 5 bulan di
tahun 2005dengandiagnosaSkizopfrenia Paranoid. Selama di rumah skit klien menerima
perawatan dan obat-obatan yang membantunya sembuh. Klien mengatakan belum pernah
dioperasi dan tidak memiliki riwayat alergi.
E) Genogram
NB: :
Laki-laki
: Perempuan
: Klien
Klien mengatakan kalau ayahnya anak ketiga dari empat bersaudara dan ibunya anak
ketiga dari lima bersaudara. Sedangkan klien anak ketiga dari sepuluh bersaudara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
F) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit serius yang harus ditangani dan
penyakit keturunan. Klien juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal dan
tidak memiliki anggota keluarga sebelumnya yang memiliki penyakit yang sama dengan
klien.
G) Riwayat Kesehatan Psikososial
Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan sadar akan penyakitnya dan
percaya bahwa penyakitnya akan segera sembuh jika klien menerima perawatan dan obat-
obatan secara teratur.
Konsep diri, klien mengatakan sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya. Klien
mengatakan ingin lekas sembuh dan kumpul dengan anggota keluarganya. Tetapi klien
merasa dirinya kurang berarti karena tidak punya penghasilan sendiri.
Hubungan sosial, klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan lingkungan
tepat klien tinggal dan teman-temannya dikarenakan klien malu akan penyakit yang
dideritanya. Hubungan klien dengan keluarganya baik dan harmonis. Klien juga mengatakan
orang yang sangat berarti dihidupnya adalah orang tuanya.
Spritual, klien menganup agama Islam. klien mengatakan sebelum klien masuk ke
rumah sakit jiwa sering beribadahtetapi setelah klien berada di rumah sakit tidak pernah
ibadah lagi.
H) Status Mental
Saat dilakukan pengkajian, penampilan klien bersih dan rapi. Klien dalam keadaan
compos mentis atau sadar. Klien kooperati tetapi kurang dalam kontak mata pada lawan
bicara. Selama wawancara, klien berbicara sangat lambat dan berulang-ulang. Klien terlihat
tidak terlalu bersemangat melakukan wawancara dan tampak lesu. Klien tidak memiki
gangguan dalam mengingat.
I) Mekanisme Koping
Maladaptif, ketika klien mengalami masa sulit atau mengalami masalah, klien lebih
memilih menyendiri di kamar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.2 Analisa Data
No
Data Diagnosa
Keperawatan
DS:
- Klien mengatakan merasa malu pada dirinya
sendiri dan orang lain karena penyakitnya.
- Klien merasa sedihkarena orang
tuanyamasihmenganggapbahwaklienbelumsem
buh.
DO:
- Ketika klien menceritakan masalah klien
tampak lesu dan tidak bersemangat, selalu
menunduk dan menghindari kontak mata
dengan perawat. Serta malumenyandang status
sebagaipasiengangguanjiwa.
Harga diri rendah kronis
DS:
- Klien mengatakan ia jarang bergaul maupun
berosialisasi dengan orang lain dikarenakan
malu akan penyakitnya.
DO:
- Klien sering duduk menyendiri di sudut
ruangan dengan kepala tertunduk.
- Kurang dalam kontak mata.
- Afek sedih
Isolasi sosial
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.3 Masalah Keperawatan
1. Harga diri rendahditandai dengan klien yang mengatakan klienmalu terhadap dirinya
sendiri karena penyakitnya.Harga diri klien semakin jatuh karena keluarga klien
masih menggangap dirinya sakit.
2. Isolasi sosial yang ditandai dengan klien jarang berkomunikasi ataupun bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya. Klien mengatakan lebih memilih menyendiridaripada
bergaul dengan temannya. Klien sering terlihat duduk di sudut ruangan sendiri dengan
menundukkan kepala. Klien mengatakan malu untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya karena penyakitnya.
2.2.4 Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan presepsi kurang dihargai oleh orang
lain, yang ditandai dengan ekspresi rasa malukarena penyakit jiwa yang dideritanya.
2. Keputusasaan berhubungan dengan isolasi sosial, yang ditandai dengan
meninggalkan orang yang mengajak berbicara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.5 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Harga diri
rendah kronis
Tujuan dan kriteria hasil:
NOC :Dalam waktu 4 hari klien akan menunjukkan peningkatan harga
diri dengan indikator:
1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan skala 3.
2. Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.
3. Mempertahankan kontak mata dengan skala 3.
4. Menerima kritik dari orang lain dengan skala 3.
5. Melatih perilaku yang yang dapat meningkatkan harga diri
dengan skala 3.
Rencana tindakan Rasional
NIC :
1. Kaji pernyataan
klien tentang harga
diri.
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki.
3. Bantu klien
menggunakan
kemampuan positif
yang dimiliki klien.
4. Bantu klien untuk
menemukan
penerimaan diri.
5. Bantu klien untuk
menetapkan tujuan
yang realistis.
6. Fasilitiasi
1. Pernyataan klien tentang
pandangan harga diri klien.
2. Kemampuan positif yang dimiliki
klien dapat meningkatkan percaya
diri.
3. Kegiatan positif akan
meningkatkan harga diri klien.
4. Sikap penerimaan diri salah.
5. Tujuan realistis untuk mencapai
harga diri yang lebih tinggi.
6. Lingkungan mempengaruhi minat
klien dalam meningkatkan harga
diri.
7. Penghargaan/pujian akan
memotifasi klien dalam kemajuan
yang telah dilakukan.
8. Kritik diri akan membuat klien
mampu mengenali dirinya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lingkungan dan
kegiatan yang akan
meningkatkan harga
diri.
7. Berikan
penghargaan /
pujian terhadap
klien atas kemajuan
klien.
8. Eksplorasi alasan
untuk kritik diri
atau rasa bersalah.
NOC : Dalam waktu 4 hari klien akan mennjukkan peningkatan
kesadaran diri dengan indikator:
1. Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan dengan skala 4.
2. Mengenali kemampuan fisik pribadi, mental, emosional serta
keterbatasan dengan skala 4.
3. Menyatakan perasaan ke orang lain dengan skala 4.
Rencana tindakan Rasional
NIC :
1. Kaji klien untuk
mengenali dan
mendiskusikan
pemikiran dan
perasaan.
2. Bantu klien untuk
menyadari bahwa
semua orang adalah
unik.
3. Fasilitasi klien
mengidentifikasi
tentang pola
tanggapan umum
1. Mengenali diri sendiri dapat
meningkatkan kesadara diri.
2. Setiap manusia itu unik, oleh
karena itu kesadaran dirilah yang
membuat seseorag diterima.
3. Tanggapan umum terhadap
berbagai situasi membuat
seseorang mengenal pribadinya.
4. Penyakit (gangguan jiwa) erat
kaitannya dengan konsep diri,
ataupun harga diri.
5. Hal negatif juga diketahui klien
agar klien tidak selalu merasa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terhadap berbagai
hasil.
4. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
dampak penyakit
atas konsep diri.
5. Bantu klien untuk
sadar akan hal
negatif tentang
dirinya.
6. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
sumber motifasi.
7. Ajarkan klien untuk
mengungkapkanpan
dangan orang lain
tentang dirinya.
paling benar.
6. Motivasi merupakan salah satu
faktor penyembuh orang yang
memiliki harga diri rendah.
7. Pandangan orang lain dapat
meningkatkan harga diri.
Diagnosa Perencanaan Isolasi sosial Tujuan dan kriteria hasil
NOC :
1. Berinteraksi dengan teman satu ruangan, anggota keluarga,
pegawai rumah sakit/kelompok kerja.
2. Berpartisipasi sebagai sukarelawa, pada aktifitas organisasi,
atau pada kegiatan keagamaan.
3. Berpatisipasi dalam aktifitas pengalihan dengan orang lain.
Rencana Tindakan Rasional
NIC :
1. Motivasi klien untuk
meningkatkan
hubungan
interaksi.
1. Hubungan interaksi dengan
orang lain akan membantu klien
untuk menghindari rasa
kesepian.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Bantu menggunakan
tehnik peran untuk
meningkatkan
kemampuan tehnik
komunikasi klien.
3. Dorong klien untuk
terlibat dalam
aktivitas kelompok
atau individu.
4. Berikan umpan balik
yang positif ketika
klien mampu
menggunakan
keterampilan
interaksi sosial yang
efektif.
2. Kemampuan klien dalam
berkomunikasi dapat
meningkatkan rasa percaya diri
klien dalam berinteraksi dengan
oran lain.
3. Melibatkan klien dalam
aktivitas kelompok, akan
mengurangi rasa kesepian yang
dialami klien.
4. Meningkatkan rasa percaya diri
klien atas kemampuan dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Rencana Tindakan Rasional
NIC :
1. Tentukan
kemampuan klien
untuk berpartisipasi
dalam kegiatan
spesifik.
2. Kaji peningkatkan
komitmen klien
untuk meningkatkan
frekuensi dan
berbagai aktivitas.
3. Bantu klien untuk
memilih aktivitas dan
tujuan bagi kegiatan
sesuai dengan
1. Kemampuan klien akan
meningkatkan partisipasi pada
kegiatan tertentu.
2. Komitmen merupakan salah
satu cara meningkatkan sebuah
terapi.
3. Kemampuan yang dimiliki klien
salah satu cara meningkatkan
sosialisasi.
4. Motivasi dan penguatan sangat
penting bagi klien harga diri
rendah agar klien terus
bersemangat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kemampuan fisk,
psikologis dan sosial.
4. Bantu klien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.3.5. Implementasi dan Evaluasi
Hari/
Tanggal
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Kamis,
26 Mei
2016
Harga
Diri
Rendah
Kronis
1. Mengkaji
pemahaman
klien tentang
harga diri
dengan
menanyakan
kepada klien
bagaimana
pendapat
orang lain
tentang klien
menurut klien
2. Mengkaji
kemampuan
positif yang
dimiliki klien.
3. Memotivasi
dalam
menetapkan
tujuan yang
realistis.
4. Fasilitasi
lingkungan
dan kegiatan
yang akan
meningkatkan
harga diri.
5. Memberikan
penghargaan
SOAP
S: - Klien mengatakan bahwa keluarga
menganggap klien masih mengalami
gangguan jiwa.
- Klien dapat melakukan pekerjaan
positifnya dengan baik.
- Klien mengatakan ingin segera sembuh
dan kembali berkumpul dengan
keluarganya.
O: - Klien terlihat baik melakukan
pekerjaannya.
- Klien menunjukkan ekspresi senang
ketika diberi pujian.
A: - mengungkapkan penerimaan diri
secara verbal dengan skala 3.
- Penerimaan keterbatasan diri dengan
skala 3.
-Mempertahankan kritikdari orang lain
skala 3.
P: Intervensi dilanjutkan.
- melatih perilaku yang dapat
meningkatkan harga diri dengan skala
3.
- Pantau aktifitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
/ pujian
kepada klien
atas kemajuan
klien.
Jumat,
27 Mei
2016
Harga
Diri
Rendah
Kronis
1. Mengkaji
klien untuk
mengenali
dan
mendiskusika
n pemikiran
dan perasaan.
2. Membantu
klien untuk
menyadari
bahwa semua
orang adalah
unik.
3. Membantu
klien untuk
mengidentifik
asi dampak
penyakit atas
harga diri.
4. Membantu
klien untuk
sadar akan
hal negatif
tentang diri.
5. Membantu
klien untuk
mengidentifik
asi sumber
SOAP
S: -Klien mengatakan perasaannya masih
sedih.
- Klien mengatakan mengerti kalau setiap
manusia itu unik.
- Klien mengatakan dampak penyakit
yang dialaminya adalah dia tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan percaya
diri.
- Klien mengatakan bahwa pasien sadar
penyakit yang diderita membuat dirinya
jauh dari keluarga dan teman-temannya.
- Klien mengatakan sumber motivasinya
adalah keluarga.
O: -Klien tampak senang dengan
perbincangan yang dilakukan.
A : - Membedakan diri dari lainnya dan
lingkungan dengan skala 4.
-Mengenali kemampuan fisik pribadi,
mental, emosional, serta keterbatasan
dengan skala 4.
P : Intervensi dilanjutkan.
- Menyatakan perasaan ke orang lain
dengan skala 4.
- Pantau aktifitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
motivasi.
Sabtu,
28 Mei
2016
Isolasi
sosial
1. Memotivasi
klien untuk
meningkatkan
hubungan
interaksi.
2. Membantu
klien untuk
meningkatkan
harga diri.
3. Ajarkan
bersosialisasi
agar
meningkatkan
harga diri.
4. Mendorong
klien untuk
terlibat
dalam
aktivitas
kelompok
atau individu
seperti TAK
atau
beribadah.
5. Memberikan
umpan balik
yang positif
ketika klien
mampu
menggunakan
keterampilan
SOAP
S : -Klien mengatakan sudah mampu
berinteraksi dengan teman sekamar.
- Klien mengatakan mampu memotivasi
diri sendiri agar tidak rendah diri.
-Klien sudah mampu berkenalan dan
bersosialisasi dengan teman
sekamarnya.
-Klien mengatakan belum mau terlibat
dalam aktivitas kelompok.
-Klien mampu mengerjakan aktivitas
sesuai dengan jadwal yang telah
disusun.
-Klien mengatakan berkomitmen akan
mengikuti segala latihan dan latihan
aktifitas yang telah disusun dengan
baik.
O : -Klien mulai dapat berkomunikasi
dengan teman sekamarnya.
-Klien belum mau beribadah bersama.
-Klien mulai berinteraksi didalam
kamarnya.
-Wajah klien mengalami perubahan
suasana ceria.
A : -Berinteraksi dengan teman satu
ruangan, anggota keluarga, pegawai
rumah sakit/kelompok kerja.
- Berpartisipasi sebagai suka relawan,
pada aktivitas organisasi, atau pada
kegiatan keagamaan.
P : Intervensi dilanjutkan.
-Berpartisipasi dalam aktifitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
interaksi
sosial yang
efektif.
6. Mengajaraka
n cara
berkenalan.
7. Membantu
klien untuk
mengembang
kan motivasi
diri dan
penguatan.
8. Menentukan
kemampuan
klien untuk
berpartisipasi
dalam
kegiatan
spesifik.
9. Membuat
jadwal
kegiatan
harian.
10. Mengajarkan
klien untuk
melakukan
aktivitas
menyapu dan
mengepel
dengan benar.
11. Mengkaji
peningkatan
komitmen
pengalihan dengan orang lain.
-Pantau aktifitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
klien untuk
meningkatkan
frekuensi dan
berbagai
aktifitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada Tn. S dengan masalah kebutuhan dasar
harga diri selama beberapa hari, yaitu pada tanggal 26 sampai 28 Mei 2016. Sebagai langkah
dalam penyusunan karya tulis ilmiah dapat ditarik kesimpulan.
Pada pengkajian Tn.S ditemukan data pendukung dimana klien mengatakan bahwa
keluarga klien masih menggangap klien menderita penyakit gangguan jiwa.
Adapun intervensi dan implementasi yang utama dilakukan pada Tn. S telah diperbuat
adalah meningkatkan kepercayaan diri klien dengan semaksimal dan seefektif mungkin
sesuai dengan perencanaan sebelumnya sehingga hasilnya sudah mendekati kriteria hasil
yang sudah ditetapkan. Dimana klien sudah mengalami sedikit kemajuan sebelum dilakukan
intervensi dan implementasi pada klien. Sedangkan evaluasi dari asuhan keperawatan Tn. S
dengan masalah harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ilderm Sumatera Utara
dimana masalah keperawatan Harga Diri Rendah belum teratasi sepenuhnya dan intrvensi
masih perlu untuk dilanjutkan oleh pihak rumah sakit.
3.2.Saran
Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan pemahaman
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar harga diri rendah,
penulis menekankan pentingnya mengatasi atau mengurangi masalah harga diri rendah yang
bisa terjadi pada klien dapat terpenuhi dengan baik.
A). Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya lebih dahulu
memahami tentang kebutuhan dasar klien yang terkait dengan masalah harga diri rendahnya
sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan yang bersifat komprehensif dan dapat
meminimalkan waktu rawatan klien di rumah sakit.
B). Bagi Istitusi Pendidikan
Hasil karya tulis ilmiah ini disarankan sebagai informasi tambahan berupa situasi
terkini tentang kebutuhan dasar manusia pada masalah harga diri dan keterkaitanmasalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keperawatan lain yang dikarenakan oleh masalah harga diri pada pasien dengan gangguan
harga diri rendah dalam pelaksanaan oleh perawat.
C). Bagi Klien
Sebaiknya klien mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan perawat dan
tim kesehatan lainnya serta untuk mempercepat proses penyembuhan klien sekaligus
meningkatkan kesiapan keluarga dalam merawat klien di rumah sehingga kesehatan klien
membaik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Indonesia: Andi.
Stuart and sundeen. 1991. Principles and Practice of Psychiatric Nursing ed 4. St louis : The CV Mosby year book. Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3 alih bahasa Achir Yani. S. Jakarta: EGC.
Keliat, B. A. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan, Jakarta: EGC.
Morhead,S dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC).edisi 6. Diterjemahkan oleh Intansari Nurjannah & roxsana, D.T Yogyakarta: Moco Media.
Buss, A. H. 1995. Personality: Temperament, Sosial Behavior and The Self. Boston: Allyn and Bacond.
Bluecheck dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC).edisi 6. Diterjemahkan oleh Intansari Nurjannah & roxsana, D.T Yogyakarta: Moco Media.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Asuhan Keperawatan kasus
I. PENGKAJIAN
Nama/Inisial : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 28 tahun
Status perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Alamat :Jl. Dusun I DesaSuburKab.Asahan
Tanggal masuk RS : 29 April 2016
Ruangan/kamar : Singgalang
Golongan darah : AB
Tanggal pengkajian : 26 Mei 2016
Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid episode berulang
II. ALASAN MASUK
Klien sering menyendiri di rumah dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain
karena malu akan penyakit jiwa yang perna dialaminya.
III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG
A. Provocative/palliative
1) Apa penyebabnya
Klien merasa dirinya selalu dianggap “gila” dan belum sembuh oleh keluarganya.
2) Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Perawatan selama di rumah sakit dan obat-obatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
B. Quantity/quality
1) Bagaimana dirasakan
Pasien merasa keluarga sengaja meninggalkan dirinya sendiri di rumah sakit jiwa.
Pasien juga merasa keluarga tidak menerima dirinya dirumah.
2) Bagaimana dilihat
Pasien terkadang melamun sendiri di sudut ruangan.
IV. Genogram
NB : :Laki-laki
: Perempuan
: Klien
V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah masuk ke rumah sakit jiwa.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mendapat perawatan dari rumah sakit serta obat-obatan.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan tidak pernah dioperasi.
D. Lama dirawat
Sebelumnya klien dirawat tahun 2005 selama 5 bulan.
E. Alergi
Klienmengatakan tidak memiliki alergi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
VI. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Klien mengatakan orangtuanya tidak mengalami penyakit seperti dirinya.
B. Saudara kandung
Klien mengatakan saudaranya tidak mengalami penyakit seperti dirinya.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa seperti dirinya.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang meninggal.
VII. RIWAYAT KESEHATAN PSIKOSOSIAL
A. Prsepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan penyakitnya akan segera sembuh jika memakan obat secara
teratur.
B. Konsep diri
- Gambaran diri : klien mengatakan sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya.
- Ideal diri :klien mengatakan ingin lekas sembuh dan kumpul dengan
anggota keluarganya.
- Harga diri : klien mengatakan dirinya kurang berarti karena tidak punya
penghasilan sendiri.
- Peran diri : klien berperan sebagai anakdikeluarganya.
- Identitas :sebagai seorang pria dan belun menikah.
C. Keadaan emosi
Klien terkadang tampak sedih dan tidak ada kontak mata saat berinteraksi. kurang
dalam berkontak mata.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
Orang tua
- Hubungan dengan keluarga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Baik dan harmonis tetapi klien merasa sedih karena keluarganya sangat jarang
menjenguknya di rumah sakit.
- Hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak mau berinteraksi dengan orang lain karena penyakitnya.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Penyakitnya, klien takut diejek.
E. Spriritual
- Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Islam.
- Kegiatan ibadah
Klien mengatakan dulu sebelum sakit sering beribadah tetapi setelah ke rumah sakit
klien jarang berdoa.
F. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran : Compos mentis, klien dalam keadaan sadar ketika diberi
pertanyaan.
- Penampilan : Klien tampak bersihdan rapi
- Pembicaraan : Klien berbicara denganlambat.
- Alam perasaan : Lesu, klien tampak tidakbersemangat.
- Afek : Tidak sesuai
- Interaksi selama wawancara: Klien kooperatif tetapi kurang dalam konta mata saat
berbicara.
- Persepsi : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan persepsi.
- Proses pikir : Pengulangan pembicaraan.
- Isi pikir :rendah diri dibuktikan ketika berbicara klien selalu malu, takut
diejek karena penyakitnya.
- Memori :Klien tidak memiliki gangguan dalam mengingat.
G. PEMERIKSAAN FISIK
a). Keadaan umum
Kondisi fisik klien terlihat normal dan tidak ada kecacatan dalam fisiknya.
b). Tanda-Tanda Vital
- Suhu tubuh : 36 celcius
- Tekanan darah : 120/80 mmhg
- Nadi : 80x/i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Pernafasan : 20x/i
- TB : 158 cm
- BB : 60 kg
c). Pemeriksaan Head to toe Kepala dan Rambut
- Bentuk : Simetris
- Kulit kepala : Bersih, kulit kepala tampak putih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Rata dan bersih
- Bau : Tidak berbau
- Warna kulit : Hitam
Wajah
- Warna kulit : Sawo matang
- Struktur wajah : Bentuk wajah oval
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Kedua mata lengkap dan simetris
- Konjungtiva dan sklera : Berwarna merah muda
- Cornea dan iris : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Berada dalam posisi normal
- Lubang hidung : Normal
- Cuping hidung : Tidak ditemukan cuping hidung
Telinga
- Bentuk telinga : Normal dan simetris
- Ukurang telinga : Ukuran telinga masih dalam batas normal
- Lubang telinga : Ada kotoran, tidak ada infeksi
- Ketajaman pendengaran : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Mukosa bibir lembab
- Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada pendarahan
- Keadaan lidah : Tidak ditemukan lesi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Orofaring : Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher
- Posisi trachea : Posisi normal
- Thyroid :Tidak ada pembesaaran thyroid
- Suara : Suara yang di keluarkan pelan
- Kalenjar limfe : Tidak ditemukan pembesaran
- Vena jugularis : Tidak ditemukan pembesaran
- Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : Bersih
- Kehangatan : Kulit terasa hangat
- Warna : Sawo matang
- Turgor : Kulit kembali cepat
- Kelembapan : Kulit kering
- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan thoraks/dada
- Inspeksi thoraks : Simetris dan normal
- Pernafasan (frekuensi, irama) : 24x/i, irama reguler/beraturan
- Tanda kesulitan bernapas : Tidak ada gangguan
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi (bentuk, benjolan) : Tidak ditemukan benjolan
- Auskultasi : Peristaltik 24x/i
- Palpasi : Tidak ditemukan nyeri
VIII. Pola kebiasaan sehari-hari
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
- Nafsu/selera makan :Klien selalu menghabiskan makanan
- Nyeri ulu hati : Tidak ditemukan ulu hati
- Alergi : Klien tidak memiliki alergi
- Mual dan muntah : Tidak mual dan muntah
- Tampak makan memisahkan diri : Klien memisahkan diri sat makan
- Waktu pemberian makan: 09.00 pagi, 12.00 siang, dan 19.00 malam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Jumlah dan jenis makan : Seporsi nasi dengan lauk pauk
- Waktu pemberian cairan/minum : Saat klien merasa haus
- Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah makan dan minum
II. Perawatan diri/personal Hygiene
- Kebersihan tubuh : Klien tampak bersih
- Kebersihan gigi mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku pendek dan bersih
III. Pola kegiatan/aktifitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara
mandiri, sebagian, atau total
- Klien melakukan aktifitas mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian secara mandiri tanpa
bantuan.
- Uraikan aktifitas ibadah pasien selama dirawat/sakit
Selama di rumah sakit klien jarang melakukan ibadah
IV. Pola eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : 1 kali sehari
- Karakter feses : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Riwayat perdarahan : Tidak dilakukan pemeriksaan
- BAB terakhir : Pagi hari tadi
- Diare : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Penggunaan laksatif : tidak pernah
2. BAK
- Pola BAK : 4-5 kali sehari
- Karakter urine :Tidak dilakukan pemeriksaan
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ditemukan masalah
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat
- Penggunaan diuretik : Tidak pernah
V. Mekanisme Koping
- Adaptif
Ketika klien mengalami masa sulit atau mengalami masalah, klien lebih memilih
menyendiri di kamar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Maladaptif
Jika klien mengalami masa yang sangat sulit seperti masih dianggap belum sembuh
oleh keluarganya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA