asuhan keperawatanpada tn. s dengan prioritas …

38
ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS KEBUTUHAN DASAR AKTUALISASI DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH KRONIS DI RS JIWA PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Sudi DIII Keperawatan DisusunOleh: NADYA DWI RAHMADANI 132500048 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS KEBUTUHAN DASAR AKTUALISASI DIRI PADA PASIEN HARGA

DIRI RENDAH KRONIS DI RS JIWA PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Sudi DIII Keperawatan

DisusunOleh:

NADYA DWI RAHMADANI

132500048

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena karunia-Nya

penulis dapat menuyusun Karya Tulis Ilmiah ini. Ada pun judul penelitian ini yaitu “Asuhan

KeperawatanPada Tn. S dengan Prioritas Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri Pada

Pasien Harga Diri Rendah Kronis di Rs Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat arahan, bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun material. Maka pada kesempatan ini

dengan kesungguhan hati dan rasa tulus ikhlas, penulisan ingin menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnyakepada :

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Keperawatan Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Cholina Trisna Siregar, S.Kep, Sp.KMB, M.kep selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ilmu Keperawatan Sumatera Utara Medan.

4. Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Keperawatan Sumatera Utara Medan.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan

Sumatera Utara Medan.

6. Ibu Jenny Marlindawani Purba,S.Kp.,MNS.Ph.D selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta dapat meluangkan waktu dan pikiran dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Ibu Roxsana Devi Tumanggor S.Kep,Ns.MNurs(MntlHltH),selaku penguji yang telah

meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan sarannya.

8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Yang terhormat kepada kedua orang tua saya tercinta Bapak Ridwan (Alm) dan

Mama Rosmaria Rangkuti SKM, serta Abang saya Afif Akram.Yang selalu

memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Rekan – rekan mahasiwa/I program D III Fakultas Keperawatan USU Medan yang

member semangat kepada penulis dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

11. Kepada seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun materil serta doa tulus sehingga penulis doa tulusnya sehingga dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan dan bantuan yang penulis terima

selama ini dan tulisan dapat bagi penelitian selanjutnya.

Medan, 29Juli 2016

Penulis

( Nadya Dwi Rahmadani )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

DAFTAR ISI

ORSINALITAS ............................................................................................. i

PENGESAHAN ............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................1

1.2 TUJUAN .....................................................................................2

1.3 MANFAAT .................................................................................3

BAB II PENGELOLAHAN KASUS ........................................................... 4

2.1 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEBUTUHAN DASAR HARGA DIRI

2.1.1 PENGERTIAN HARGA DIRI ................................................. 4

2.1.2 FAKTOR PENYEBAB HARGA DIRI RENDAH ................. 4

2.1.3 PROSES TERJADINYA HARGA DIRI RENDAH ...............6

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS .................................................8

2.2.1 PENGKAJIAN ..........................................................................8

2.2.2 ANALISA DATA ....................................................................11

2.2.3 MASALAH KEPERAWATAN ..............................................12

2.2.4DIAGNOSA KEPERAWATAN ...............................................12

2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN...........................................13

2.2.3 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN ......18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................23

3.1 KESIMPULAN .......................................................................................23

3.2 SARAN ....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar menurut H. Maslow pada intinya berfokus pada dasarnya manusia

mempunyai lima hierarki kebutuhan. (1) kebutuhan fisiologis (physioogical needs),

kebutuhan ini meliputi: rasa lapar, haus, istirahat, dan seksual; (2) Kebutuhan akan rasa aman

(safety needs). Tidak dalam arti fisik semata, tetapi juga mental, psikologi dan intelektual; (3)

kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs),

yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol – simbol statusdan (5) aktualisasi diri

(self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan

potensi yang terdapat dalam dirinya sehigga berubah menjadi kemampuan yangnyata

(Muhith, 2015).

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi

adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun melakukan

kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. (Stuart &

Sundeen, 1998).

Ketika individu merasa tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri maka

individu tersebut mangalami harga diri rendah. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa

gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (keliat, 1998).

Berdasarkan data medikal rekord RS Jiwa Prof. M. Ildrem, data kunjungan rawat jalan

bulan Januari hingga April tahun 2016 adalah 4.371 klien dan sekitar 8,6% dari data tersebut

merupakan pasien dengan gangguan suasana perasaan (afektif).

Berdasarkan kasus di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provinsi

Sumatera Utara Medan dengan klien Tn. S berumur 28 tahun, ditemukan bahwa klien

megalami gangguan kebutuhan dasar aktualisasi diri. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan

dasar aktualisasi diri disebabkan oleh gangguan psikologis, dapat di gambarkan sebagai

perasaan negatif terhadap diri sendiri.

Kasus yang dialami Tn. S merupakan kasus dengan prioritas masalah kebutuhan dasar

aktualisasi diri. Penulis memprioritaskan masalah kebutuhan dasar ini dikarenakan harga diri

rendah dapat mempengaruhi status kesehatan klien. Terpenuhinya kebutuhan harga diri

menjadikan klien mampu untuk menggali kemampuan dan kepercayaan dirinya sekaligus

membantu proses penyembuhan dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat perlu memberikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

asuhan keperawatan yang dapat membantuklien dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya

terkait dengan kondisi harga diri rendah pada Tn. S.

Permasalahan kebutuhan harga diri harus diperhatikan. Pentingnya pemenuhan

kebutuhan dasar harga diri pada klien yang mengalami harga diri rendah memotivasi penulis

untuk membahas dan menyusun intervensi pelaksanaan gangguan harga diri yang dialami

oleh klien di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ilderm Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan padaTn. S

dengan prioritas masalah kebutuhan dasar harga diri pada klien yang mengalami harga diri

rendah di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Muhammad Ilderm Provinsi Sumatra Utara.

1.2.2 Tujuan Khusus

a) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.S dengan masalah

kebutuhan harga diri.

b) Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.S dengan masalah

kebutuhan harga diri.

c) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan keperawatan pada Tn.S dengan masalah

kebutuhan harga diri.

d) Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan sesuai dengan

perencanaan yang telah ditetapkan pada Tn.S dengan masalah kebutuhan harga diri.

e) Mahasiswa mampu mengevaluasi keperawatan pada Tn.S dengan masalah kebutuhan

harga diri.

1.3 Manfaat

a) Bagi Mahasiswa

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi yang bermakna

bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan harga

diri rendah sekaligus mahasiswa mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang cara

pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan gangguan harga diri rendah.

b) Bagi Institusi

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi

penyelenggara pendidikan Diploma III Keperawatan khususnya dalam mengembangkan

suatu panduan bagi mahasiswa di dalam mempersiapkan mahasiswa untuk memberikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan harga diri rendah. Selain itu, hasil karya

tulis ilmiah ini juga dapat digunakan oleh institusi untuk membantu mahasiswa bagaimana

mengidentifikasi kebutuhan dasar klien dan meningkatkan kemampuan mahasiswa membantu

klien dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

c) Bagi Klien

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk membantu klien mengatasi harga

diri rendahnya,sehingga klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan bekerja sama

dengan orang lain dan mampu memandang dirinya secara positif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

BAB II PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi

Diri

2.1.1 Pengertian Harga Diri

Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem) sebagai

penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku

tersebut sesuai dengan apa yang diidealkan. Dapat diartikan bahwa harga diri

menggambarkan sejauh mana invidu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki

kemamuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

Sedangkan menurut gilmore mengemukakan bahwa harga diri dapat juga

didefinisikan sebagai penilaian terhadap kehormatan dirinya, yang di ekspresikan melalui

sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1993) memberikan pengertian harga diri (self

esteem) sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak

di verbalisakan.

Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri.

Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang tinggi mungkin tidak hanya memandang

dirinya sebagai seseorang, tetapi sebagai seseorang yang baik.

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak

bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Harga diri rendah ini sebagai contohnya adalah kehilangan kasih sayang dan

penghargaan orang lain.

Jika individu sering gagal cenderung

dikarenakan harga diri yang rendah.

Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama

adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah

1. Faktor Predisposisi

a). Perkembangan individu yang meliputi :

1). Adanya penolakan dari orang tua.

2) Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuandari orang tua.

3) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidakberguna dan merasa rendah diri.

b). Ideal diri 1) Individu selalu dituntut untuk berhasil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah. 3) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri.

2. FaktorPresipitasi

a).Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga merasa malu

dan rendah diri.

b).Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau

menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan, penganiayaan fisik, kecelakaan,

bencanaalam dan perampokan.

RESIKO TINGGGI PERILAKU KEKERASAN

PERUBAHAN PERSEPSI SENSOSRI: HALUSINASI

KOPING INDIVIDU

TIDAK EFEKTIF

TRAUMATIK TUMBUH KEMBANG

Gambar 2.1.3. Pohon Masalah

2.1.3. Proses Terjadinya HargaDiriRendah

Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal menerima

tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung pada orang tua dan

gagal mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari kebebasan mengekspresikan

sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak

menuntut diri sendiri, sehingga ideal diri yang ditetapkan tidak tercapai.

Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri adalah

penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, polaasuh yang

tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara.

HARGA DIRI RENDAH

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak tercapai, gagal bertanggung

jawab terhadap diri sendiri.

Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka disfungsional

dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif atau

kopingnya maladaptive. Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri

rendah adalah isolasi sosial: menarik diri karena adanya perasaan malu kalau kekurangannya

diketahui oleh orang lain. (Stuart danSundeen, 1991).

Adaptif Mal-adaptif

Aktualisasi Konsep diri harga diri keracunan deperso- Diri positif rendah identitas nalisasi

Gambar 2.1.4. Respon Konsep Diri

Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons

konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas,

dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan aktualisasi diri sebagai

individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya

secara keseluruhan. Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif

dengan melatar belakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima,ditandai dengan citra

tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga diri

tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam dan rasa

identitas yang jelas.

Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif dalam

beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan denganmengungkapkan keputusan

akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan yang tinggi. Tanda-tanda individu yang

memiliki konsep diri yang positif adalah : Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah.

Seseorang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk

mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah

pasti ada jalan keluarnya. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. Menerima

pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa

merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi

meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan

keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap

perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak

disetujui oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-

aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk

mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksiorang lain, dan mampu untuk

mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.

Konsep diri negatif ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk

melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diri

Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri

yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri

diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan

penerimaan.Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.

Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah.

adalah penilaian pribadi

terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri

(Stuart and Sundeen, 1991).

2.2. Asuhan Keperawatan Kasus

2.2.1. Pengkajian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan sesuai dengan jadwal praktik mahasiswa di

RSJ Prof. M. Ilderm Sumatera Utara, pada tanggal 26 Mei sampai 28 Mei 2016, mahasiswa

mulai melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. S yang dilakukan secara lengkap terdapat

pada dilampiran I.

A) Biodata

Tn. S merupakan seorang pria yang berusia 28 tahun, bergolongan darah AB dengan

status belum menikah dan beragama Islam. Pendidikan terakhir Tn. S adalah SMA dan belum

bekerja. Tn. S beralamat di Medan, Jl. Dusun I Desa Subur Kab.Asahan. Tn. S masuk ke

rumah sakit tanggal 29 April 2016 dan berada diruangan Singgalang. Diagnosa medis dari

Tn. S adalah skizofrenia paranoid dengan episode berulang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

B) Alasan Masuk

Klien mengatakan alasan masuk ke rumah sakit dikarenakan sering menyendiri di

rumah dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain karena malu akan penyakit jiwa yang

perna dialaminya.

C) Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat ini klien mengatakan merasa selaludianggap “gila” dan belum sembuh oleh

keluarganya. Klien terlihat sedih dan kesal dan sering duduk di sudut ruangan. Hal-hal yang

menurut klien memperbaiki keadaan adalah perawatan dan obat-obatan yang diberikan

selama di rumah sakit.

D) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan sebelumnya pernah masuk ke rumah sakit jiwa ini selama 5 bulan di

tahun 2005dengandiagnosaSkizopfrenia Paranoid. Selama di rumah skit klien menerima

perawatan dan obat-obatan yang membantunya sembuh. Klien mengatakan belum pernah

dioperasi dan tidak memiliki riwayat alergi.

E) Genogram

NB: :

Laki-laki

: Perempuan

: Klien

Klien mengatakan kalau ayahnya anak ketiga dari empat bersaudara dan ibunya anak

ketiga dari lima bersaudara. Sedangkan klien anak ketiga dari sepuluh bersaudara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

F) Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit serius yang harus ditangani dan

penyakit keturunan. Klien juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal dan

tidak memiliki anggota keluarga sebelumnya yang memiliki penyakit yang sama dengan

klien.

G) Riwayat Kesehatan Psikososial

Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan sadar akan penyakitnya dan

percaya bahwa penyakitnya akan segera sembuh jika klien menerima perawatan dan obat-

obatan secara teratur.

Konsep diri, klien mengatakan sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya. Klien

mengatakan ingin lekas sembuh dan kumpul dengan anggota keluarganya. Tetapi klien

merasa dirinya kurang berarti karena tidak punya penghasilan sendiri.

Hubungan sosial, klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan lingkungan

tepat klien tinggal dan teman-temannya dikarenakan klien malu akan penyakit yang

dideritanya. Hubungan klien dengan keluarganya baik dan harmonis. Klien juga mengatakan

orang yang sangat berarti dihidupnya adalah orang tuanya.

Spritual, klien menganup agama Islam. klien mengatakan sebelum klien masuk ke

rumah sakit jiwa sering beribadahtetapi setelah klien berada di rumah sakit tidak pernah

ibadah lagi.

H) Status Mental

Saat dilakukan pengkajian, penampilan klien bersih dan rapi. Klien dalam keadaan

compos mentis atau sadar. Klien kooperati tetapi kurang dalam kontak mata pada lawan

bicara. Selama wawancara, klien berbicara sangat lambat dan berulang-ulang. Klien terlihat

tidak terlalu bersemangat melakukan wawancara dan tampak lesu. Klien tidak memiki

gangguan dalam mengingat.

I) Mekanisme Koping

Maladaptif, ketika klien mengalami masa sulit atau mengalami masalah, klien lebih

memilih menyendiri di kamar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

2.2.2 Analisa Data

No

Data Diagnosa

Keperawatan

DS:

- Klien mengatakan merasa malu pada dirinya

sendiri dan orang lain karena penyakitnya.

- Klien merasa sedihkarena orang

tuanyamasihmenganggapbahwaklienbelumsem

buh.

DO:

- Ketika klien menceritakan masalah klien

tampak lesu dan tidak bersemangat, selalu

menunduk dan menghindari kontak mata

dengan perawat. Serta malumenyandang status

sebagaipasiengangguanjiwa.

Harga diri rendah kronis

DS:

- Klien mengatakan ia jarang bergaul maupun

berosialisasi dengan orang lain dikarenakan

malu akan penyakitnya.

DO:

- Klien sering duduk menyendiri di sudut

ruangan dengan kepala tertunduk.

- Kurang dalam kontak mata.

- Afek sedih

Isolasi sosial

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

2.2.3 Masalah Keperawatan

1. Harga diri rendahditandai dengan klien yang mengatakan klienmalu terhadap dirinya

sendiri karena penyakitnya.Harga diri klien semakin jatuh karena keluarga klien

masih menggangap dirinya sakit.

2. Isolasi sosial yang ditandai dengan klien jarang berkomunikasi ataupun bersosialisasi

dengan lingkungan sekitarnya. Klien mengatakan lebih memilih menyendiridaripada

bergaul dengan temannya. Klien sering terlihat duduk di sudut ruangan sendiri dengan

menundukkan kepala. Klien mengatakan malu untuk bersosialisasi dengan

lingkungannya karena penyakitnya.

2.2.4 Diagnosa Keperawatan

1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan presepsi kurang dihargai oleh orang

lain, yang ditandai dengan ekspresi rasa malukarena penyakit jiwa yang dideritanya.

2. Keputusasaan berhubungan dengan isolasi sosial, yang ditandai dengan

meninggalkan orang yang mengajak berbicara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

2.2.5 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Perencanaan

Harga diri

rendah kronis

Tujuan dan kriteria hasil:

NOC :Dalam waktu 4 hari klien akan menunjukkan peningkatan harga

diri dengan indikator:

1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan skala 3.

2. Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.

3. Mempertahankan kontak mata dengan skala 3.

4. Menerima kritik dari orang lain dengan skala 3.

5. Melatih perilaku yang yang dapat meningkatkan harga diri

dengan skala 3.

Rencana tindakan Rasional

NIC :

1. Kaji pernyataan

klien tentang harga

diri.

2. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki.

3. Bantu klien

menggunakan

kemampuan positif

yang dimiliki klien.

4. Bantu klien untuk

menemukan

penerimaan diri.

5. Bantu klien untuk

menetapkan tujuan

yang realistis.

6. Fasilitiasi

1. Pernyataan klien tentang

pandangan harga diri klien.

2. Kemampuan positif yang dimiliki

klien dapat meningkatkan percaya

diri.

3. Kegiatan positif akan

meningkatkan harga diri klien.

4. Sikap penerimaan diri salah.

5. Tujuan realistis untuk mencapai

harga diri yang lebih tinggi.

6. Lingkungan mempengaruhi minat

klien dalam meningkatkan harga

diri.

7. Penghargaan/pujian akan

memotifasi klien dalam kemajuan

yang telah dilakukan.

8. Kritik diri akan membuat klien

mampu mengenali dirinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

lingkungan dan

kegiatan yang akan

meningkatkan harga

diri.

7. Berikan

penghargaan /

pujian terhadap

klien atas kemajuan

klien.

8. Eksplorasi alasan

untuk kritik diri

atau rasa bersalah.

NOC : Dalam waktu 4 hari klien akan mennjukkan peningkatan

kesadaran diri dengan indikator:

1. Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan dengan skala 4.

2. Mengenali kemampuan fisik pribadi, mental, emosional serta

keterbatasan dengan skala 4.

3. Menyatakan perasaan ke orang lain dengan skala 4.

Rencana tindakan Rasional

NIC :

1. Kaji klien untuk

mengenali dan

mendiskusikan

pemikiran dan

perasaan.

2. Bantu klien untuk

menyadari bahwa

semua orang adalah

unik.

3. Fasilitasi klien

mengidentifikasi

tentang pola

tanggapan umum

1. Mengenali diri sendiri dapat

meningkatkan kesadara diri.

2. Setiap manusia itu unik, oleh

karena itu kesadaran dirilah yang

membuat seseorag diterima.

3. Tanggapan umum terhadap

berbagai situasi membuat

seseorang mengenal pribadinya.

4. Penyakit (gangguan jiwa) erat

kaitannya dengan konsep diri,

ataupun harga diri.

5. Hal negatif juga diketahui klien

agar klien tidak selalu merasa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

terhadap berbagai

hasil.

4. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

dampak penyakit

atas konsep diri.

5. Bantu klien untuk

sadar akan hal

negatif tentang

dirinya.

6. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

sumber motifasi.

7. Ajarkan klien untuk

mengungkapkanpan

dangan orang lain

tentang dirinya.

paling benar.

6. Motivasi merupakan salah satu

faktor penyembuh orang yang

memiliki harga diri rendah.

7. Pandangan orang lain dapat

meningkatkan harga diri.

Diagnosa Perencanaan Isolasi sosial Tujuan dan kriteria hasil

NOC :

1. Berinteraksi dengan teman satu ruangan, anggota keluarga,

pegawai rumah sakit/kelompok kerja.

2. Berpartisipasi sebagai sukarelawa, pada aktifitas organisasi,

atau pada kegiatan keagamaan.

3. Berpatisipasi dalam aktifitas pengalihan dengan orang lain.

Rencana Tindakan Rasional

NIC :

1. Motivasi klien untuk

meningkatkan

hubungan

interaksi.

1. Hubungan interaksi dengan

orang lain akan membantu klien

untuk menghindari rasa

kesepian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

2. Bantu menggunakan

tehnik peran untuk

meningkatkan

kemampuan tehnik

komunikasi klien.

3. Dorong klien untuk

terlibat dalam

aktivitas kelompok

atau individu.

4. Berikan umpan balik

yang positif ketika

klien mampu

menggunakan

keterampilan

interaksi sosial yang

efektif.

2. Kemampuan klien dalam

berkomunikasi dapat

meningkatkan rasa percaya diri

klien dalam berinteraksi dengan

oran lain.

3. Melibatkan klien dalam

aktivitas kelompok, akan

mengurangi rasa kesepian yang

dialami klien.

4. Meningkatkan rasa percaya diri

klien atas kemampuan dalam

berinteraksi dengan orang lain.

Rencana Tindakan Rasional

NIC :

1. Tentukan

kemampuan klien

untuk berpartisipasi

dalam kegiatan

spesifik.

2. Kaji peningkatkan

komitmen klien

untuk meningkatkan

frekuensi dan

berbagai aktivitas.

3. Bantu klien untuk

memilih aktivitas dan

tujuan bagi kegiatan

sesuai dengan

1. Kemampuan klien akan

meningkatkan partisipasi pada

kegiatan tertentu.

2. Komitmen merupakan salah

satu cara meningkatkan sebuah

terapi.

3. Kemampuan yang dimiliki klien

salah satu cara meningkatkan

sosialisasi.

4. Motivasi dan penguatan sangat

penting bagi klien harga diri

rendah agar klien terus

bersemangat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

kemampuan fisk,

psikologis dan sosial.

4. Bantu klien untuk

mengembangkan

motivasi diri dan

penguatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

1.3.5. Implementasi dan Evaluasi

Hari/

Tanggal

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Kamis,

26 Mei

2016

Harga

Diri

Rendah

Kronis

1. Mengkaji

pemahaman

klien tentang

harga diri

dengan

menanyakan

kepada klien

bagaimana

pendapat

orang lain

tentang klien

menurut klien

2. Mengkaji

kemampuan

positif yang

dimiliki klien.

3. Memotivasi

dalam

menetapkan

tujuan yang

realistis.

4. Fasilitasi

lingkungan

dan kegiatan

yang akan

meningkatkan

harga diri.

5. Memberikan

penghargaan

SOAP

S: - Klien mengatakan bahwa keluarga

menganggap klien masih mengalami

gangguan jiwa.

- Klien dapat melakukan pekerjaan

positifnya dengan baik.

- Klien mengatakan ingin segera sembuh

dan kembali berkumpul dengan

keluarganya.

O: - Klien terlihat baik melakukan

pekerjaannya.

- Klien menunjukkan ekspresi senang

ketika diberi pujian.

A: - mengungkapkan penerimaan diri

secara verbal dengan skala 3.

- Penerimaan keterbatasan diri dengan

skala 3.

-Mempertahankan kritikdari orang lain

skala 3.

P: Intervensi dilanjutkan.

- melatih perilaku yang dapat

meningkatkan harga diri dengan skala

3.

- Pantau aktifitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

/ pujian

kepada klien

atas kemajuan

klien.

Jumat,

27 Mei

2016

Harga

Diri

Rendah

Kronis

1. Mengkaji

klien untuk

mengenali

dan

mendiskusika

n pemikiran

dan perasaan.

2. Membantu

klien untuk

menyadari

bahwa semua

orang adalah

unik.

3. Membantu

klien untuk

mengidentifik

asi dampak

penyakit atas

harga diri.

4. Membantu

klien untuk

sadar akan

hal negatif

tentang diri.

5. Membantu

klien untuk

mengidentifik

asi sumber

SOAP

S: -Klien mengatakan perasaannya masih

sedih.

- Klien mengatakan mengerti kalau setiap

manusia itu unik.

- Klien mengatakan dampak penyakit

yang dialaminya adalah dia tidak dapat

melakukan pekerjaan dengan percaya

diri.

- Klien mengatakan bahwa pasien sadar

penyakit yang diderita membuat dirinya

jauh dari keluarga dan teman-temannya.

- Klien mengatakan sumber motivasinya

adalah keluarga.

O: -Klien tampak senang dengan

perbincangan yang dilakukan.

A : - Membedakan diri dari lainnya dan

lingkungan dengan skala 4.

-Mengenali kemampuan fisik pribadi,

mental, emosional, serta keterbatasan

dengan skala 4.

P : Intervensi dilanjutkan.

- Menyatakan perasaan ke orang lain

dengan skala 4.

- Pantau aktifitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

motivasi.

Sabtu,

28 Mei

2016

Isolasi

sosial

1. Memotivasi

klien untuk

meningkatkan

hubungan

interaksi.

2. Membantu

klien untuk

meningkatkan

harga diri.

3. Ajarkan

bersosialisasi

agar

meningkatkan

harga diri.

4. Mendorong

klien untuk

terlibat

dalam

aktivitas

kelompok

atau individu

seperti TAK

atau

beribadah.

5. Memberikan

umpan balik

yang positif

ketika klien

mampu

menggunakan

keterampilan

SOAP

S : -Klien mengatakan sudah mampu

berinteraksi dengan teman sekamar.

- Klien mengatakan mampu memotivasi

diri sendiri agar tidak rendah diri.

-Klien sudah mampu berkenalan dan

bersosialisasi dengan teman

sekamarnya.

-Klien mengatakan belum mau terlibat

dalam aktivitas kelompok.

-Klien mampu mengerjakan aktivitas

sesuai dengan jadwal yang telah

disusun.

-Klien mengatakan berkomitmen akan

mengikuti segala latihan dan latihan

aktifitas yang telah disusun dengan

baik.

O : -Klien mulai dapat berkomunikasi

dengan teman sekamarnya.

-Klien belum mau beribadah bersama.

-Klien mulai berinteraksi didalam

kamarnya.

-Wajah klien mengalami perubahan

suasana ceria.

A : -Berinteraksi dengan teman satu

ruangan, anggota keluarga, pegawai

rumah sakit/kelompok kerja.

- Berpartisipasi sebagai suka relawan,

pada aktivitas organisasi, atau pada

kegiatan keagamaan.

P : Intervensi dilanjutkan.

-Berpartisipasi dalam aktifitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

interaksi

sosial yang

efektif.

6. Mengajaraka

n cara

berkenalan.

7. Membantu

klien untuk

mengembang

kan motivasi

diri dan

penguatan.

8. Menentukan

kemampuan

klien untuk

berpartisipasi

dalam

kegiatan

spesifik.

9. Membuat

jadwal

kegiatan

harian.

10. Mengajarkan

klien untuk

melakukan

aktivitas

menyapu dan

mengepel

dengan benar.

11. Mengkaji

peningkatan

komitmen

pengalihan dengan orang lain.

-Pantau aktifitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

klien untuk

meningkatkan

frekuensi dan

berbagai

aktifitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada Tn. S dengan masalah kebutuhan dasar

harga diri selama beberapa hari, yaitu pada tanggal 26 sampai 28 Mei 2016. Sebagai langkah

dalam penyusunan karya tulis ilmiah dapat ditarik kesimpulan.

Pada pengkajian Tn.S ditemukan data pendukung dimana klien mengatakan bahwa

keluarga klien masih menggangap klien menderita penyakit gangguan jiwa.

Adapun intervensi dan implementasi yang utama dilakukan pada Tn. S telah diperbuat

adalah meningkatkan kepercayaan diri klien dengan semaksimal dan seefektif mungkin

sesuai dengan perencanaan sebelumnya sehingga hasilnya sudah mendekati kriteria hasil

yang sudah ditetapkan. Dimana klien sudah mengalami sedikit kemajuan sebelum dilakukan

intervensi dan implementasi pada klien. Sedangkan evaluasi dari asuhan keperawatan Tn. S

dengan masalah harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ilderm Sumatera Utara

dimana masalah keperawatan Harga Diri Rendah belum teratasi sepenuhnya dan intrvensi

masih perlu untuk dilanjutkan oleh pihak rumah sakit.

3.2.Saran

Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan pemahaman

tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar harga diri rendah,

penulis menekankan pentingnya mengatasi atau mengurangi masalah harga diri rendah yang

bisa terjadi pada klien dapat terpenuhi dengan baik.

A). Bagi Mahasiswa

Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya lebih dahulu

memahami tentang kebutuhan dasar klien yang terkait dengan masalah harga diri rendahnya

sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan yang bersifat komprehensif dan dapat

meminimalkan waktu rawatan klien di rumah sakit.

B). Bagi Istitusi Pendidikan

Hasil karya tulis ilmiah ini disarankan sebagai informasi tambahan berupa situasi

terkini tentang kebutuhan dasar manusia pada masalah harga diri dan keterkaitanmasalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

keperawatan lain yang dikarenakan oleh masalah harga diri pada pasien dengan gangguan

harga diri rendah dalam pelaksanaan oleh perawat.

C). Bagi Klien

Sebaiknya klien mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan perawat dan

tim kesehatan lainnya serta untuk mempercepat proses penyembuhan klien sekaligus

meningkatkan kesiapan keluarga dalam merawat klien di rumah sehingga kesehatan klien

membaik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

DAFTAR PUSTAKA

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Indonesia: Andi.

Stuart and sundeen. 1991. Principles and Practice of Psychiatric Nursing ed 4. St louis : The CV Mosby year book. Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3 alih bahasa Achir Yani. S. Jakarta: EGC.

Keliat, B. A. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan, Jakarta: EGC.

Morhead,S dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC).edisi 6. Diterjemahkan oleh Intansari Nurjannah & roxsana, D.T Yogyakarta: Moco Media.

Buss, A. H. 1995. Personality: Temperament, Sosial Behavior and The Self. Boston: Allyn and Bacond.

Bluecheck dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC).edisi 6. Diterjemahkan oleh Intansari Nurjannah & roxsana, D.T Yogyakarta: Moco Media.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

Asuhan Keperawatan kasus

I. PENGKAJIAN

Nama/Inisial : Tn. S

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 28 tahun

Status perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : -

Alamat :Jl. Dusun I DesaSuburKab.Asahan

Tanggal masuk RS : 29 April 2016

Ruangan/kamar : Singgalang

Golongan darah : AB

Tanggal pengkajian : 26 Mei 2016

Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid episode berulang

II. ALASAN MASUK

Klien sering menyendiri di rumah dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain

karena malu akan penyakit jiwa yang perna dialaminya.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG

A. Provocative/palliative

1) Apa penyebabnya

Klien merasa dirinya selalu dianggap “gila” dan belum sembuh oleh keluarganya.

2) Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Perawatan selama di rumah sakit dan obat-obatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

B. Quantity/quality

1) Bagaimana dirasakan

Pasien merasa keluarga sengaja meninggalkan dirinya sendiri di rumah sakit jiwa.

Pasien juga merasa keluarga tidak menerima dirinya dirumah.

2) Bagaimana dilihat

Pasien terkadang melamun sendiri di sudut ruangan.

IV. Genogram

NB : :Laki-laki

: Perempuan

: Klien

V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah masuk ke rumah sakit jiwa.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien mendapat perawatan dari rumah sakit serta obat-obatan.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien mengatakan tidak pernah dioperasi.

D. Lama dirawat

Sebelumnya klien dirawat tahun 2005 selama 5 bulan.

E. Alergi

Klienmengatakan tidak memiliki alergi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

VI. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Klien mengatakan orangtuanya tidak mengalami penyakit seperti dirinya.

B. Saudara kandung

Klien mengatakan saudaranya tidak mengalami penyakit seperti dirinya.

C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang mengalami

gangguan jiwa seperti dirinya.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan tidak ada keluarga yang meninggal.

VII. RIWAYAT KESEHATAN PSIKOSOSIAL

A. Prsepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan penyakitnya akan segera sembuh jika memakan obat secara

teratur.

B. Konsep diri

- Gambaran diri : klien mengatakan sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya.

- Ideal diri :klien mengatakan ingin lekas sembuh dan kumpul dengan

anggota keluarganya.

- Harga diri : klien mengatakan dirinya kurang berarti karena tidak punya

penghasilan sendiri.

- Peran diri : klien berperan sebagai anakdikeluarganya.

- Identitas :sebagai seorang pria dan belun menikah.

C. Keadaan emosi

Klien terkadang tampak sedih dan tidak ada kontak mata saat berinteraksi. kurang

dalam berkontak mata.

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti

Orang tua

- Hubungan dengan keluarga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

Baik dan harmonis tetapi klien merasa sedih karena keluarganya sangat jarang

menjenguknya di rumah sakit.

- Hubungan dengan orang lain

Klien mengatakan tidak mau berinteraksi dengan orang lain karena penyakitnya.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Penyakitnya, klien takut diejek.

E. Spriritual

- Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama Islam.

- Kegiatan ibadah

Klien mengatakan dulu sebelum sakit sering beribadah tetapi setelah ke rumah sakit

klien jarang berdoa.

F. STATUS MENTAL

- Tingkat kesadaran : Compos mentis, klien dalam keadaan sadar ketika diberi

pertanyaan.

- Penampilan : Klien tampak bersihdan rapi

- Pembicaraan : Klien berbicara denganlambat.

- Alam perasaan : Lesu, klien tampak tidakbersemangat.

- Afek : Tidak sesuai

- Interaksi selama wawancara: Klien kooperatif tetapi kurang dalam konta mata saat

berbicara.

- Persepsi : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan persepsi.

- Proses pikir : Pengulangan pembicaraan.

- Isi pikir :rendah diri dibuktikan ketika berbicara klien selalu malu, takut

diejek karena penyakitnya.

- Memori :Klien tidak memiliki gangguan dalam mengingat.

G. PEMERIKSAAN FISIK

a). Keadaan umum

Kondisi fisik klien terlihat normal dan tidak ada kecacatan dalam fisiknya.

b). Tanda-Tanda Vital

- Suhu tubuh : 36 celcius

- Tekanan darah : 120/80 mmhg

- Nadi : 80x/i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

- Pernafasan : 20x/i

- TB : 158 cm

- BB : 60 kg

c). Pemeriksaan Head to toe Kepala dan Rambut

- Bentuk : Simetris

- Kulit kepala : Bersih, kulit kepala tampak putih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : Rata dan bersih

- Bau : Tidak berbau

- Warna kulit : Hitam

Wajah

- Warna kulit : Sawo matang

- Struktur wajah : Bentuk wajah oval

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Kedua mata lengkap dan simetris

- Konjungtiva dan sklera : Berwarna merah muda

- Cornea dan iris : Tidak dilakukan pemeriksaan

- Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan

- Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Berada dalam posisi normal

- Lubang hidung : Normal

- Cuping hidung : Tidak ditemukan cuping hidung

Telinga

- Bentuk telinga : Normal dan simetris

- Ukurang telinga : Ukuran telinga masih dalam batas normal

- Lubang telinga : Ada kotoran, tidak ada infeksi

- Ketajaman pendengaran : Tidak dilakukan pemeriksaan

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Mukosa bibir lembab

- Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada pendarahan

- Keadaan lidah : Tidak ditemukan lesi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

- Orofaring : Tidak dilakukan pemeriksaan

Leher

- Posisi trachea : Posisi normal

- Thyroid :Tidak ada pembesaaran thyroid

- Suara : Suara yang di keluarkan pelan

- Kalenjar limfe : Tidak ditemukan pembesaran

- Vena jugularis : Tidak ditemukan pembesaran

- Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : Bersih

- Kehangatan : Kulit terasa hangat

- Warna : Sawo matang

- Turgor : Kulit kembali cepat

- Kelembapan : Kulit kering

- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : Simetris dan normal

- Pernafasan (frekuensi, irama) : 24x/i, irama reguler/beraturan

- Tanda kesulitan bernapas : Tidak ada gangguan

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi (bentuk, benjolan) : Tidak ditemukan benjolan

- Auskultasi : Peristaltik 24x/i

- Palpasi : Tidak ditemukan nyeri

VIII. Pola kebiasaan sehari-hari

I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

- Nafsu/selera makan :Klien selalu menghabiskan makanan

- Nyeri ulu hati : Tidak ditemukan ulu hati

- Alergi : Klien tidak memiliki alergi

- Mual dan muntah : Tidak mual dan muntah

- Tampak makan memisahkan diri : Klien memisahkan diri sat makan

- Waktu pemberian makan: 09.00 pagi, 12.00 siang, dan 19.00 malam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

- Jumlah dan jenis makan : Seporsi nasi dengan lauk pauk

- Waktu pemberian cairan/minum : Saat klien merasa haus

- Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah makan dan minum

II. Perawatan diri/personal Hygiene

- Kebersihan tubuh : Klien tampak bersih

- Kebersihan gigi mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku pendek dan bersih

III. Pola kegiatan/aktifitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara

mandiri, sebagian, atau total

- Klien melakukan aktifitas mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian secara mandiri tanpa

bantuan.

- Uraikan aktifitas ibadah pasien selama dirawat/sakit

Selama di rumah sakit klien jarang melakukan ibadah

IV. Pola eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 1 kali sehari

- Karakter feses : Tidak dilakukan pemeriksaan

- Riwayat perdarahan : Tidak dilakukan pemeriksaan

- BAB terakhir : Pagi hari tadi

- Diare : Tidak dilakukan pemeriksaan

- Penggunaan laksatif : tidak pernah

2. BAK

- Pola BAK : 4-5 kali sehari

- Karakter urine :Tidak dilakukan pemeriksaan

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ditemukan masalah

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat

- Penggunaan diuretik : Tidak pernah

V. Mekanisme Koping

- Adaptif

Ketika klien mengalami masa sulit atau mengalami masalah, klien lebih memilih

menyendiri di kamar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: ASUHAN KEPERAWATANPADA TN. S DENGAN PRIORITAS …

- Maladaptif

Jika klien mengalami masa yang sangat sulit seperti masih dianggap belum sembuh

oleh keluarganya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA