askep pada tn. m dengan prioritas masalah kebutuhan

65
Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur pada Halusinasi Pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Prof dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh Fitriyana Br S 132500033 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JUNI 2016 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur pada Halusinasi Pendengaran di Rumah

Sakit Jiwa Prof dr. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Fitriyana Br S

132500033

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

JUNI 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya yang melimpah serta kesehatan dan kesempatan yang

diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul: Asuhan Keperawatan Pada Tn. M dengan Priortas Masalah Kebutuhan

Istirahat Tidur Pada Halusinasi Pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Prof dr. M.

Ildrem Provinsi Sumatera Utara, Disusun sebagai persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan Diploma bagi mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan,

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M. Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M. Kep, Sp. KMB, selaku Wakil Dekan II

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M. Kep, Sp. Mat, selaku Wakil Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua Prodi D-III Keperawatan,

Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dosen Pembimbing

yang telah membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya

kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat

selesai tepat waktu.

7. Ibu Jenny Marlindawani Purba, S.Kp., MNS, Ph.D selaku Dosen Penguji

yang dengan sabar telah menguji dan membimbing penulis.

8. Ibu Diah Arrum, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan program

pendidikan D-III Keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

9. Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, yang

telah memberikan tempat, waktu dan kesempatan kepada penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

10. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Pegawai di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan nasehat kepada penulis

selama di bangku perkuliahan.

11. Teristimewa kepada kedua orangtua saya tercinta dan keempat saudara

kandung saya yaitu Haryati Masdalena Situmorang, S.Pd, Rani Situmorang,

Roma Situmorang, Petrus S.G Situmorang yang tidak pernah menyerah dalam

memotivasi saya dalam bentuk nasehat, dorongan dan doa.

12. Seluruh teman-teman D III Keperawatan stambuk 2013 terutama kepada

teman-teman saya Togi Simone Ginting, Novita Marantika Manurung, Rama

Teresia Naibaho, , Lusi Triana Rambe dan juga teman-teman satu bimbingan

Isroni Siregar, Marito Marpaung, dan Elisa Nainggolan yang selalu memberi

motivasi, dukungan, semangat, serta doanya dalam proses pembuatan Karya

Tulis Ilmiah ini.

13. Seluruh teman-teman kost saya Meswita, Naomi, Ayu, Lia, Ida, Roma,

Monica yang selalu memberi motivasi, dukungan, semangat, serta doanya

dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kata sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun. Penulis

berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

bagi kita semua.

Medan, 21 Juni 2016

Penulis

Fitriyana Br S

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ................................................................................................. i

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar ISI ................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Tujuan .......................................................................................................... 3

C. Manfaat ........................................................................................................ 3

BAB II PENGOLAHAN KASUS .......................................................................... 5

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur pada Pasien Halusinasi ........................................................................ 5

1. Pengkajian ............................................................................................. 16

2. Analisa Data .......................................................................................... 20

3. Rumusan Masalah ................................................................................. 23

4. Perencanaan ........................................................................................... 23

B. Asuhan Keperawatan Kasus ...................................................................... 29

1. Pengkajian ............................................................................................. 29

2. Analisa Data .......................................................................................... 36

3. Rumusan Masalah ................................................................................. 37

4. Perencanaan dan Rasional ..................................................................... 38

5. Implementasi dan Evaluasi .................................................................... 43

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 51

A. Kesimpulan ............................................................................................... 51

B. Saran .......................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Catatan Perkembangan

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan kejiwaan merupakan masalah klinis dan sosial yang harus

diatasi karena sangat meresahkan masyarakat baik dalam bentuk dampak

penyimpangan perilaku maupun semakin tingginya jumlah penderita gangguan

jiwa. Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita dan

keluarganya. Semakin tingginya persaingan dan tuntutan dalam memenuhi

kebutuhan dapat menyebabkan seseorang mengalami stress atau merasa tertekan.

Jika seseorang mengalami stress maka ia akan cenderung mengalami atau

menunjukkan gejala gangguan kejiwaan sehingga ia menjadi maladaptif terhadap

lingkungan.Gangguan atau masalah kesehatan jiwa yang berupa proses pikir

maupun gangguan sensori persepsi yang sering adalah halusinasi. Halusinasi

merupakan persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indera seseorang

yang terjadi pada keadaan sadar. Halusinasi merupakan satu gejala skizofrenia.

Skizofrenia merupakan kekacauan jiwa yang serius ditandai dengan kehilangan

kontak pada kenyataan (Erlinafsiah, 2010).

WHO (2010) memperkirakan 1 dari 4 orang di dunia mengalami masalah

mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami

gangguan kesehatan jiwa. Sedangkan menurut Riset Kesehatan Jiwa (Riskesdas)

tahun 2013 dinyatakan bahwa data jumlah pasien gangguan jiwa di Indonesia

terus bertambah, terdapat 17,2% penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa

mulai dari yang ringan hingga berat. Berdasarkan data Di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Sumatera Utara, jumlah pasien meningkat hingga 100%

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Sumatera Utara menerima 300-500 penderita perbulannya,

dengan penderita halusinasi sebanyak 200-300 penderita (68,72%) perbulannya.

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan

rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien

memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara

padahal tidak ada orang berbicara sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan akan

istirahat tidurnya (Dalami, 2010). Kebutuhan dasar manusia manurut Abraham

Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia

memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga

diri dan aktualisasi diri (Potter & Perry, 2005).

Seseorang yang menderita halusinasi pendengaran cendrung mengalami

gangguan dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur. Di mana penderita

halusinasi akan mendengar suara-suara yang mengajak bercakap-cakap,

mendengar suara yang memerintah melakukan sesuatu yang berbahaya, tertawa

sendiri, dan marah-marah tanpa sebab. Hal ini lah yang membuat gangguan dalam

kebutuhan istirahat tidur, gangguan dalam istirahat tidur dapat menyebabkan rasa

mengantuk disiang hari karna waktu tidur malam yang tidak cukup, tidak dapat

melakukan aktivitas sehari-hari, tidak bersemangat, kurang konsentrasi, kondisi

tubuh memburuk (Dalami, 2010)

Sedangkan dari data keterangan yang didapat di Rumah Sakit Jiwa Provsu

Medan di Ruang Sipiso-piso dari bulan April sampai bulan Mei terdapat 24 pasien

kasus, terbagi: gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran berjumlah 17

pasien atau 70,8%, isolasi sosial: menarik diri dan halusinasi pendengaran

sebanyak 1 pasien atau 4,16 %, defisit perawatan diri dan halusinasi pendengaran

berjumlah 3 pasien atau 12,5%, perilaku kekerasan berjumlah 1 pasien atau

4,16%, halusinasi pendengaran dan perilaku kekerasan 2 kasus atau 8,33%.

Berdasarkan data tersebut halusinasi berada pada urutan pertama yaitu

berjumlah 17 pasien (70,8%) . Apabila tidak segera mendapatkan perawatan dapat

mengaggu aktivitas kehidupan dan kebutuhan akan istirahat dan tidur. Oleh

karena itu, perawat sangat berperan dalam proses penyembuhan penderita

gangguan jiwa dengan masalah kebutuhan istirahat tidur melalui promosi

kesehatan. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk membuat Karya

Tulis Ilmiah dengan masalah: “Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Istirahat Tidur pada Halusinasi Pendengaran

di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. Moh Ildrem Provinsi

Sumut.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini agar mahasiswa

memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada

klien Tn. M dengan masalah kebutuhan istirahat tidur pada halusinasi

pendengaran di ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. M. Ildrem Provsu.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien Tn. M dengan

masalah kebutuhan istirahat tidur pada halusinasi pendengaran

b. Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan pada pasien Tn. M

pada halusinasi pendengaran.

c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien Tn.

M dengan masalah kebutuhan istirahat tidur pada halusinasi pendengaran

d. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Tn.

M dengan masalah kebutuhan istirahat tidur pada halusinasi pendengaran

e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Tn. M

dengan masalah kebutuhan istirahat tidur pada halusinasi pendengaran

C. Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan

manfaat:

1. Bagi Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa

Menjadi masukan bagi perawat khususnya agar dapat melakukan asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah utama masalah kebutuhan

istirahat tidur pada halusinasi pendengaran.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dapat menjadi referensi bagi institusi pendidikan keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatan masalah keperawatan istirahat tidur pada

halusinasi pendengaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

3. Bagi klien

Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dengan prioritas

masalah kebutuhan istirahat tidur pada halusinasi pendengaran.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

BAB II

PENGOLAHAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan

Istirahat Tidur pada Halusinasi Pendengaran.

Defenisi Istirahat Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus

terpenuhi. Istirahat dan tidur itu sendiri memiliki makna yang berbeda-beda bagi

setiap individu. Dimana tidur merupakan bagian dari istirahat. Istirahat adalah

suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan

menjadi lebih segar. Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh

ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan

masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda. Tidur

merupakan aktivitas yang melibatkan susunan sarf pusat, saraf perifer, endokrin,

kardiovaskuler, respirasi, dan musculoskeletal. Kesempatan untuk istirahat dan

tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan, aktivitas, maupun kebutuhan

dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan

kembali kesehatan (Tarwoto & Wartonoah, 2010).

Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran

yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup,

mereka merasa tenaganya telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan

tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan

penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter &

Perry, 2005).

Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya

hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan

menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktvitas tidur ini

diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan

dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon

dan bagian atas pons (Potter & Perry, 2005).

Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi rangsangan

visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari

korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan

sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.

Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari

sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar

synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan

impuls yang diterima di pusat otak dan system limbik. Dengan demikian, system

pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS

dan BSR (Potter & Perry, 2005).

Tahapan Tidur

Elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram

(EMG), dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak, otot, dan

aktivitas mata. Normalnya tidur terbagi atas dua yaitu non-rapid eye movement

(NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi

menjadi empat tahapan dan memerlukaan kira-kira 90 menit selama siklus tidur.

Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur

berakhir.

Tahapan tidur menurut Potter dan Perry (2005) yaitu :

1.Tahapan tidur NREM.

a. NREM tahap 1

• Tingkat transisi

• Merespon cahaya

• Berlangsung beberapa menit

• Mudah terbangun dengan rangsangan

• Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolism menurun

• Bila terbangun terasa sedang bermimpi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

b. NREM tahap II

• Periode suara tidur

• Mulai relaksasi otot

• Berlangsung 10-20 menit

• Fungsi tubuh berlangsung lambat

• Dapat dibangunkan dengan mudah

c. NREM tahap III

• Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak

• Sulit dibangunkan

• Relaksasi otot menyeluruh

• Tekanan darah menurun

• Berlangsung 15-30 menit

d. NREM tahap IV

• Tidur nyenyak

• Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif

• Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun

• Sekresi lambung menurun

• Gerak bola mata cepat

2. Tahap tidur REM

a. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM.

b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya.

c. Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi.

d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan

dalam belajar, memori, dan adaptasi.

3. Karakteristik tidur REM

a. Mata : Cepat tertutup dan terbuka

b. Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar imobilisasi

c. Pernapasan :Tidak teratur, kadang dengan apnea

d. Nadi : Cepat dan Ireguler

e. Tekanan darah : Meningkat

f. Sekresi gaster : Meningkat

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

g. Metabolism : Meningkat, temperature tubuh naik.

h. Gelombang otak : EEG aktif.

i. Siklus tidur : Sulit dibangunkan.

Fungsi Tidur

Kegunaan tidur masih tetap belum jelas (Hodgson, 1991), tidur dipercaya

mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis (Oswald, 1984; Anch dkk,

1988, dalam Potter & Perry, 2005). Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses

biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap

4), tubuh melepaskan hormone pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan

memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak (Potter & Perry, 2005). Tidur

REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan

perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan

konsumsi oksigen dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu

penyimpanan memori dan pembelajaran (Potter & Perry, 2005).

Secara umum, ada dua efek fisiologis dari tidur yaitu efek pada sistem

saraf yang dapat memulihkan kepekaan dan keseimbangan diantara berbagai

susunan saraf dan efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan

fungsi organ tubuh (Alimul, 2011).

Kebutuhan dan Pola Tidur Normal

Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semu

kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jam tidur

sementara yang lain membutuhkan 10 jam.

Kebutuhan dan pola tidur Normal menurut Tarwoto dan Wartonah (2010

yaitu :

1. Neonatus sampai dengan 3 bulan

a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari

b. Mudah berespons terhadap stimulus

c. Pada minggu peratama kelahiran 50% adalah tahap REM

2. Bayi

a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari

c. Tahap REM 20-30 %

3. Toddler

a. Tidur 10-12 jam/hari

b. Tahap REM 25%

4. Prasekolah

a. Tidur 11 jam pada malam hari

b. Tahap REM 20%

5. Usia sekolah

a. Tidur 10 jam pada malam hari

b. Tahap REM 18,5%

6. Remaja

a. Tidur 8,5 jam pada malam hari

b. Tahap REM 20%

7. Dewasa muda

a. Tidur 7-9 jam/hari

b. Tahap REM 20-25 %

8. Usia dewasa pertengahan

a. Tidur kurang lebih 7 jam /hari

b. Tahap REM 20%

9. Usia tua

a. Tidur kurang lebih 6 jam/hari

b. Tahap REM 20-25 %

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur

Menurut Alimul (2011) banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun

kuantitas tidur, diantaranya :

1. Penyakit.

Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat

menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur

yang lebih banyak daripada biasanya di samping itu, siklus bangun-tidur

selama sakit juga dapat mengalami gangguan.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

2. Lingkungan

Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur.

Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus dapat menghambat upaya

tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk

dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan tetapi, seiring waktu individu bisa

beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan kondisi tersebut.

3. Kelelahan

Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.

Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya.

Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang.

4. Gaya hidup.

Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar

bisa tidur pada waktu yang tepat.

5. Stress emosional.

Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi

ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system

saraf simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM

tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.

6. Stimulant dan alkohol.

Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang

susunan syaraf pusat (SSP) sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan

konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM.

Ketika pengaruh alkohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi

buruk.

7. Diet.

Penurunanberatbadandikaitkan denganpenurunanwaktutidurdanseringnya

terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan

peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari.

8. Merokok.

Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.

Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di

malam hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

9. Medikasi.

Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.

Hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, metabloker dapat

menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (misalnya:

meperidin hidroklorida dan morfin (yang biasanya di gunakan dalam

pengobatan saat perang)) diketahui dapat menekan tidur REM dan

menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.

10. Motivasi.

Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah

seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk

terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk.

Gangguan Tidur

Gangguan tidur yang sering terjadi

1. Insomnia

Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara

kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu

dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti

perasaan gundah atau gelisah.

Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul

saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa

Ada tiga jenis insomnia:

a. Insomnia inisial : Kesulitan untuk memulai tidur.

b. Insomnia intermiten : Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya

terjaga.

c. Insomnia terminal : Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain

dengan mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin,

menghindari rangsangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur

(misalnya: membaca, mendengarkan musik,dan tidur jika benar-benar

mengantuk).

2. Parasomnia

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

turunan parasomnia antara lain sering terjaga (misalnya: tidur berjalan, night

terror), gangguan transisi bangun-tidur (misalnya: mengigau), parasomnia yang

terkait dengan tidur REM (misalnya: mimpi buruk), dan lainnya (misalnya:

bruksisme).

3. Hipersomnia

Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang

berkelebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh

kondisi tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal,

atau karena gangguan metabolisme (misalnya: hipertiroidisme). Pada kondisi

tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping untuk

menghindari tanggung jawab pada siang hari.

4. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul

secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan

tidur” atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena

kerusakan genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya

periode tidur REM. Alternatif pencegahannya adalah dengan obat- obatan, seperti:

amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti

imipramin hidroklorida.

5. Apnea saat tidur

Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas secara

periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok

dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada

siang hari, sakit kepala disiang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan

psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.

Defenisi Halusinasi

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang

ditandai dengan perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidungan. Pasien merasakan

stimulus yang sebenarnya tidak ada (Akemat, 2010).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan

rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien

memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau

rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara

padahal tidak ada orang berbicara (Dalami, 2010).

Jenis-jenis Halusinasi

Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif

Halusinasi dengar Bicara atau tertawa

sendiri, marah-marah

tanpa sebab,

menyedengkan telinga

kea rah tertentu,

menutup telinga.

Mendengar suara-

suara ata

kegaduhan,

mendengar suara-

suar yang

mengajak

bercakap-cakap,

mendengar suara-

suara yang

menyuruh

melakukan sesuatu

yang berbahaya.

Halusinasi Penglihatan Menunjuk-nunjuk ke

arah tertentu,

ketakutan dengan

sesuatu yang tidak

jelas

Melihat bayangan,

sinar/ cahaya,

bentuk geometris,

bentuk karton,

melihat hantu,

monster atau

panorama yang

luas dan kompleks,

bisa menyenangkan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

atau menakuti

Halusinasi Penghidu Menghidu seperti

sedang membaui bau-

bauan tertentu,

menutup hidung.

Membaui bau-

bauan yang busuk,

amis dan bau yang

menjijikan seperti

bau darah, urin,

feses, kadang-

kadang bau itu

menyenangkan

Halusinasi Pengecapan Sering meludah,

muntah.

Mengatakan

merasakan sesuatu

yang busuk, amis

atau menjijikan

seperti rasa darah,

urin atau feses.

Halusinasi Perabaan Menggaruk-garuk

permukaan kulit

Mengatakan rasa

sakit atau tidak

enak tanpa adanya

stimulus yang

terlihat. Contoh :

merasakan sensasi

listrik datang dari

tanah, benda mat

atau orang lain,

mengatakan ada

serangga

dipermukaan kulit.

Mersakan seperti

tersenggat arus

listrik

Halusinasi Sinestetik Memverbalisasi dan/

atau obsesi terhadap

Mengatakan

merasakan fungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

proses tubuh.

Menolak untuk

menyelesaikan tugas

yang memerlukan

bagian tubuh pasien

yang diyakini pasien

tidak berfungsi

tubuh seperti darah

mengalir melalui

vena dan arteri,

makanan dicerna

tau pembentukan

urin ( Purba dkk,

2011)

Penyebab Halusinasi

Menurut Dalami (2010), penyebab halusinasi adalah isolasi sosial. Isolasi

Sosial adalah percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dengan orang lain.

Tanda dan gejala Isolasi sosial antara lain:

1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

2. Menghindar dari orang lain

3. Komunikasi kurang atau tidak ada

4. Tidak ada kontak mata

5. Tidak melakukan aktifitas sehari – hari

6. Berdiam diri di kamar

7. Mobilitas kurang

Tanda dan Gejala Halusinasi

Tanda dan gejala seseorang yang mengalami halusinasi adalah ( Dalami, 2010):

1. Tahap 1 ( Comforting )

- Tertawa tidak sesuai dengan situasi

- Menggerakkan bibir tanpa bicara

- Bicara lambat

- Diam dan pikirannya dipenuhi pikiran yang menyenangkan

2. Tahap 2 ( Condeming )

- Cemas

- Konsentrasi menurun

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

- Ketidakmampuan membedakan realita

3. Tahap 3

- Pasien cenderung mengikuti halusinasi

- Kesulitan berhubungan dengan orang lain

- Perhatian dan konsentrasi menurun

- Afek labil

- Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti

petunjuk)

4. Tahap 4 ( Controlling )

- Pasien mengikuti halusinasi

- Pasien tidak mampu mengendalikan diri

- Beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Akibat Halusinasi

Halusinasi dapat menyebabkan gangguan dalam kebutuhan akan istirahat

dan tidur. Sehingga hal tersebut harus segera ditangani. Gangguan dalam

pemenhan istrihat tidur dapat menyebabkan rasa mengantuk disiang hari karna

waktu tidur malam yang tidak cukup, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari,

tidak bersemangat, kurang konsentrasi, kondisi tubuh memburuk.

1. Pengkajian

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang

ditandai dengan perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa

suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidungan. Pasien merasakan

stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat, 2010).

Halusinasi dapat menyebabkan gangguan dalam kebutuhan akan istirahat

dan tidur. Sehingga hal tersebut harus segera ditangani. Gangguan dalam

pemenuhan istrihat tidur dapat menyebabkan rasa mengantuk disiang hari karna

waktu tidur malam yang tidak cukup, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari,

tidak bersemangat, kurang konsentrasi, kondisi tubuh memburuk.

Pengkajian yang dapat dilakukan berupa (Purba dkk, 2011):

Faktor Predisposisi

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

a. Biologi

Abnormalitas yang menyebabkan respon neurologi yang maladaptif termasuk

hal hal berikut.

• Penelitian pencitran otak yang nenunjukan keterlibatan otak yang lebihluas

dalam perkembangan skizofrenia, lesi pada area frontal, temporal dan

limbic.

• Beberapa kimia otak di kaitkan dengan skizofrenia seperti

dopamineneurotransmiter yang berlebihan dan masalah pada respon

dopamine.

b. Psikologi

Teori psikodinamika yang menggambarkan bahwa halusinasi terjadi

karena adanya isi alam tidak sadar yang masuk alam sadar sebagai suara respon

terhadap konflik psikologis dan kebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga

halusinasi merupakan gambaran dan rangsangan keinginan dan ketakutan yang di

alami oleh klien. Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup

diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis peran dan

koping destruktif.

c. Perkembangan

Jika perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal,

maka individu akan mengalami stress dan kecemasan.

d. Sosial budaya

Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi

realita seperti kemiskinan,konflik sosial budaya dan kehidupan yang terisolasi

disertai stress,isolasi sosial pada usia lanjut, cacat, sakit kronis dan tuntunan

lingkungan yang terlalu tinggi.

e. faktor genetik

Adanya pengaruh herediter (keturunan) berupa anggota keluarga terdahulu

yang mengalami skizofrenia dan kembar monozigot.

Faktor presipitasi

Faktor presipitasi adalah stimulus yang dipersepsikan oleh individu

sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk

menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

dalam kelompok, terlalu lama tidak di ajak komunikasi, objek yang ada di

lingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi sering menjadi pencetus

tejadinya halusinasi, hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang

merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.

Perilaku

Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa rasa curiga, takut, tidak

aman, gelisah dan bingung, berperilaku yang merusak diri, kurang perhatian, tidak

mampu mengambil keputusan, serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan

tidak nyata.

Pasien yang mengalami halusinasi sering kecewa karena mendapatkan

respon negatif ketika mereka menceritakan halusinasinya kepada orang lain. Oleh

sebab itu, banyak pasien kemudian enggan untuk menceritakan pengalaman

pengalaman aneh halusinasinya. Pengalaman halusinasi menjadi masalah untuk

dibicarakan dengan orang lain. Kemampuan untuk bercakap cakap tentang

halusinasi yang dialami oleh pasien penting untuk memiliki ketulusan dan

perhatian yang penuh untuk dapat memfasilitasi percakapan tentang halusinasi.

Apabila perawat mengidentifikasi adanya tanda tanda dan perilaku

halusinasi maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya sekedar

mengetahui jenis halusinasinya. Validasi informasi tentang halusinasi yang

diperlukan meliputi:

1. Isi halusinasi yang di alami pasien

2. Waktu dan frekuensi halusinasi

3. Situasi pencetus halusinasi

4. Respon pasien

Status Emosi

Afek tidak sesuai, perasaan bersalah atau malu, sikap negatif dan

bermusuhan, kecemasan berat atau panik, dan suka berkelahi.

Sumber Koping

Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan

strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

menggunakan sumber koping yang ada dilingkunganya. Sumber koping tersebut

dijadikan sebagai modal untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan

keyakinan budaya dapat membantu seseorang mengintregrasikan pengalaman

yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang efektif.

Mekanisme Koping

Mekanisme koping merupakan tiap upaya yangdi arahkan pada pengendalian

stress, termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung dan mekanisme

pertahanan lain yang digunakan untuk melindungi diri. Mekanisme koping adalah

sebagai berikut:

a. Regresi, menghindari stress,kecemasan danmenampilkan perilaku kembali

seperti seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan

masalah proses proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas.

b. Proyeksi, keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi pada

orang lain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri (sebagai upaya

untuk menjelaskan keracunan persepsi).

c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun

psikologis, reaksi fisik yaitu individu menghindar dari stresor, misalnya

menjauhi polusi, sumber infeksi, gas beracun dan lain - lain, sedangkan

reaksi psikologis individu menunjukkan perilaku apatis dan isolasi diri,

tidak berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan.

Selain itu Perawat harus selalu mengkaji pola tidur pasien untuk melengkapi

dokumentasi keperawatan. Pengkajian pola tidur pasien tidak cukup jika hanya

bertanya “apakah kamu tidur nyenyak tadi malam?” seorang perawat haruslah

bertanya jika pasien merasa kesulitan untuk tertidur, mengalami bangun lebih

awal dan susah untuk kembali tidur, dan merasa istirahat/tidurnya cukup di pagi

hari. Selanjutnya, perawat haruslah bertanya jika pasien merasa lelah dan

mengantuk sepanjang hari. Pertanyaan untuk perawat tanyakan yaitu (Noreen &

Lawrence, 2001) :

1. Berapa lama waktu untuk tertidur pada malam hari?

2. Apakah kamu sering terbangun? Jika iya, berapa kali dalam semalam?

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

3. Jika kamu terbangun pada malam hari, bisakah kamu kembali tidur?

4. Apakah kamu merasa tidur/istirahat mu cukup di pagi hari?

5. apakah kamu mempunyai cukup energi untuk melaksanakan tugas mu

sepanjang hari?

6. apakah kamu temukan dirimu mengantuk atau tidur selama dikelas

atau pertemuan,, atau ketika kamu menonton tv atau film?

Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan tidur

menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) yaitu :

1. Riwayat keperawatan

a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu tidur,

jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering

terbangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.

b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari : apakah merasa segar

saat bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.

c. Adakah alat bantu tidur : apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah

menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur?

d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi : jenis gangguan tidur,

kapan masalah itu terjadi.

2. Pemeriksaan fisik

a. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien

b. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva

merah.

c. Perilaku : iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat,

postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak

lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.

3. Pemeriksaan diagnostic

a. Elektroencefalogram (EEG)

b. Elektromiogram (EMG)

c. Elektrookulogram (EOG)

2. Analisa Data

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status

kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya

sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus

adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan

dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang

dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-

kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan informasi merupakan

tahap awal dala proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan

data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar

tersebut digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan, merencanakan

asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-

masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk rumah sakit, selama

klien dirawat secara terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk

menambah/melengkapi data (Potter & Perry, 2005).

Tujuan pengumpulan data:

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien

2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien

3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menetukan langkah-langkah

berikutnya.

Data yang perlu dikaji ada dua tipe yaitu sebagai berikut:

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu

situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,

mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.

Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi,

mual, perasaan malu (Potter & Perry, 2005).

2. Data Objektif

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca

indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya

frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat

kesadaran (Potter & Perry, 2005).

Sedangkan data yang diperoleh pada pengkajian yang dilakukan pada Tn. M

adalah sebagai berikut :

• Data Subjektif : Klien sering mendengar suara yang menyuruh untuk tidak

tidur, mengajak mencari pekerjaan, bercakap-cakap, tertawa sendiri, klien

mengatakan dirinya tidak berguna dan berarti.

• Data Objektif : bicara atau tertawa sendiri, kurang konsentrasi, klien

tampak tidak bergairah , gelisah, tampak lesu, tampak memisahkan diri

saat sedang makan, lebih banyak melamun, tampak sedih, pandangan mata

tidak terarah.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dianalisa masalah keperawatan

yang paling mungkin muncul dari penderita berdasarkan diagnosa keperawatan

NANDA International (2015):

1. Konfusi Akut

Domain 5 : Persepsi/ Kognisi

Kelas 4 : Kognisi

Defenisi : awitan mendadak gangguan kesadaran, perhatian,

kognisi, dan persepsi yang reversible dan terjadi dalam periode

waktu singkat.

Batasan Karakteristik :

• Halusinasi

• Peningkatan kegelisahan

• Konsentrasi buruk

Faktor yang Berhubungan :

• Perubahan persepsi sensori

• Ketidakseimbangan biokimia untuk penyimpangan sensori

(misalnya: ilusi, halusinasi)

2. Harga Diri Rendah

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Domain 6 : Persepsi Diri

Kelas 2 : Harga Diri

Defenisi : Evaluasi diri/ perasaan negative tentang diri

sendiri atau kecakapan diri yang berlangsung lama.

Batasan Karakteristik :

• Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri sendiri

• Kontak mata kurang

• Perilaku tidak asertif /pasif

• Pengungkapan diri yang negatif

Faktor yang berhubungan :

• Perkembangan individu

• Ideal diri

3. Parasomnia

Pasien memperlihatkan tidur yang dibuktikan oleh indikator

sebagai berikut (skala 1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang,

ringan, atau tidak ada gangguan) :

a) jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam/24 jam untuk orang

dewasa)

b) pola, kualitas, dan rutinitas tidur

c) perasaan segar setelah tidur

d) terbangun di waktu yang sesuai

4. Rumusan Masalah

Masalah yang mungkin muncul pada pasien Tn. M adalah sebagai berikut:

1.Halusinasi Pendengaran

2. Harga diri rendah

3. Parasomnia

4. Perencanaan

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanaan dimana

perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi

masalahnya, perencanaan di susun berdasarkan diagnosa keperawatan (Purba.

1. Tindakan keperawatan untuk klien Halusinasi Pendengaran

a. Tujuan tindakan untuk klien adalah sebagai berikut.

• Klien mengenali halusinasi yang di alaminya.

• Klien dapat mengontrol halusinasinya.

• Klien mengikuti program pengobatan secara optimal.

b. Tindakan keperawatan.

• Membantu klien mengenali halusinasi.

Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, kita dapat

melakukan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi

(apa yang di dengar dan dilihat), waktu terjadinya halusinasi,

frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan

halusinasi muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul.

• Melatih pasien mengontrol halusinasi, untuk membantu pasien agar

mampu mengontrol halusinasi kita dapat melatih pasien empat cara

yang sudah terbukti dapatmengendalikan halusinasi. Keempat cara

tersebut adalah:

- Menghardik halusinasi

- Bercakap cakap dengan orang lain

- Melakukan aktifitas terjadwal

- Menggunakan obat secara teratur.

2. Tindakan keperawatan pada pasien Harga Diri Rendah

a. Tujuan tindakan untuk pasien adalah :

• Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki

• Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

• Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai

kemampuan

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

• Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai

kemampuan

• asien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang

sudah dilatih

b. Tindakan keperawatan :

• Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih

dimiliki pasien.Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan

kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya , perawat

dapat :

a. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di

rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan

lingkungan terdekat pasien.

b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali

bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.

• Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :

a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat

digunakan saat ini

b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap

kemampuan diri yang diungkapkan pasien

c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang

aktif

• Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan

dilatih Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

a. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan

sehari-hari.

b. Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien

lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan

minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan

contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien.

Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.

• Melatih kemampuan yang dipilih pasien. Untuk tindakan

keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:

a. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang

dipilih

b. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

c. Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat

dilakukan pasien

• Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang

dilatih. Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut,

saudara dapat melakukan hal-hal berikut :

a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang

telah dilatihkan

b. Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien

setiap hari

c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan

perubahan setiap kegiatan

d. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

e. Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah

pelaksanaan kegiatan.

3. Tindakan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan istirahat

tidur

a. Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik

(misalnya,apneasaattidur,sumbatanjalannafas,nyeri/ketidaknyaman

dan Sering Berkemih) atau faktor-faktor psikologis (misalnya,

ketakutan atau ansietas) yang dapat mengganggu pola tidur

b. Catat pola tidur pasien dan kapan mulai tertidur

c. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat selama sakit dan stress

psikososial

d. Berikan waktu tidur siang

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

e. Berikan atau lakukan tindakan kenyamanan, seperti massase,

pengaturan posisi, dan sentuhan afektif.

f) Bantu pasien untuk membatasi tidur di siang hari dengan

memberikan aktivitas yang membuat pasien tetap terjaga

g) Dukung penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor

fase tidur REM.

Strategi Pertemuan Pada pasien

Halusinasi Pendengaran

No Kemampuan Pasien

1. SP 1:

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi

2. Mengidentifikasi isi halusinasi

3. Mengidentifikasi waktu halusinasi

4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi

5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan isi halusinasi

6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi

7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi nya

8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam

Jadwal kegiatan harian pasien.

2. SP 2:

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengann cara bercakap-cakap

dengan orang lain.

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien.

3. SP 3:

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan

yang biasa dilakukan di rumah sakit.

3.Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien.

4. SP 4 :

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

pasien.

2.Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara

teratur.

3.Menganjurkan pasien memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian pasien.

Harga Diri Rendah

No Kemampuan pasien

1 SP 1:

1.Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat

digunakan

3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan pasien

4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih 5. Memberikan pujian

yang wajar terhadap keberhasilan pasien

6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

2 SP 2 :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. melatih kemampuan kedua yang dimliki klien

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

3 SP 3:

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih kemampuan ketiga klien

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

PROGRAM DII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 35 tahun

Status perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Medan

Tanggal masuk RS : 14 Pebruari 2016

Golongan darah : O

Tanggal pengkajian : 18 Mei 2016

Diagnosa Medis : Halusinasi Pendengaran

II. Keluhan Utama

Tn.M mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruh untuk

tidak tidur, mengajaknya mencari pekerjaan, bercakap-cakap, tertawa

sendiri.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang

A. Propocative / Palliative

1. Apa penyebabnya : Klien sering mendengar suara yang menyuruh

untuk tidak tidur sehingga klien mengatakan sulit untuk tidur,

mengajak mencari pekerjaan, bercakap-cakap, tertawa sendiri.

2. Hal- hal yang memperbaiki keadaan : tidak ada hal- hal yang dapat

memperbaiki keadaan pasien sehingga pasien harus dirawat di rumah

sakit jiwa.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

B. Quantity/ Quality

1. Bagaimana dirasakan : Klien mengatakan sudah lebih tenang

selama dirawat di rumah sakit tetapi masih mendengar suara-suara.

2. Bagaimana dilihat: Klien tampak sedikit gelisah dan tampak tidak

bergairah dan sering melamun.

C. Severity

Klien merasa terganggu dengan kondisinya sekarang

D. Time

Suara itu muncul pada saat klien sendiri dan pada saat akan tidur

malam hari.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi kambuh lagi karena

tidak teratur minum obat.

B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Klien pernah melakukan pengobatan ke psikiater, dan rumah sakit

jiwa. Pasien mengatakan dirinya diberi obat THP, Haloperidol, dan

CPZ.

C. Pernah di rawat/ dioperasi

Klien pernah dirawat di rumah sakit jiwa sebelumnya.

D. Lama dirawat

± 7 bulan klien dirawat di rumah sakit jiwa.

E. Alergi

Klien tidak mengalami riwayat alergi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Orang tua klien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa seperti klien.

B. Saudara kandung

Kaka klien mengalami gangguan jiwa seperti klien.

C. Penyakit keturunan yang ada

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Adik dari orang tua klien (mama klie) mengalami gangguan jiwa

seperti klien

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Kaka dan adik dari orang tua klien (mama)

Hubungan keluarga :Saudara kandung

Gejala :Mendengar suara-suara, bercakap-cakap

sendiri, tertawa sendiri.

Riwayat pengobatan : berobat jalan

E. Anggota keluarga yang meninggal

Tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal

F. Penyebab meninggal

Tidak ada

G. Genogram

Klien anak ke 6 dari 7 bersaudara.

ayah Tn. M ibu Tn. M

Tn.

Keterangan :

: Perempuan

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

: Laki-laki

: Meninggal

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi klien tentang penyakitnya :

Klien mengetahui bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa sehingga

harus berada di rumah sakit.

B. Konsep Diri

- Gambaran diri :

Klien tidak merasakan ada yang kurang dari tubuhnya

- Ideal diri :

Klien ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah berkumpul dengan

keluarga dan guru ngajinya.

- Harga diri :

klien mengatakan dirinya tidak berguna dan berarti

- Peran diri :

klien sebagai anak dalam keluarganya

- Identitas :

klien berpendidikan SMA, belum menikah

C. Keadaan emosi

Keadaan emosional klien sudah mulai stabil dan kooperatif

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti :

Bagi klien orang yang berarti baginya adalah orang tua dan guru

ngajinya.

- Hubungan dengan keluarga :

Menurut klien hubungan dengan keluarga baik.

- Hubungan dengan orang lain :

Selama klien dirawat di ruamah sakit, hubungan sosialisasi klien

dengan orang lain sudah mulai baik.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain hanya

saja klien tampak sedikit pendiam.

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan : klien menganut agama Islam

- Kegiatan ibadah : klien menjalankan shalat di ruangan

VII. STATUS MENTAL

- Tingkat Kesadaran :

Klien sadar penuh (compos mentis), tidak mengalami disorientasi

maupun bingung.

- Penampilan :

Klien berpakain rapi dan sesuai, kuku tidak terlalu panjang

- Pembicaraan :

Selama wawancara klien mudah diajak berbicara, tetapi terkadang

sulit berkonsentrasi dab pandangan mata terkadang tidak terarah.

- Alam Perasaan :

Klien tampak tidak bersemangat, tampak lesu.

- Afek :

Afek klien selalu disesuaikan dengan bagaimana ekspresi nya

- Interaksi Selama Wawancara :

Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan

kontak mata mudah beralih kearah yang tak menentu dan sulit

berkonsentrasi.

- Persepsi :

Klien sering mendengar suara yang menyuruh untuk tidak tidur

sehingga klien mengatakan dirinya sulit untuk tidur, mengajak

mencari pekerjaan, bercakap-cakap, tertawa sendiri.

- Proses Pikir :

Klien mampu nmenjawab pertanyaan yang di ajukan perawat.

- Isi Pikir :

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Saat dilakukan wawancara klien tidak mengalami gangguan isi

pikir hanya sulit berkonsentrasi.

- Waham :

Klien tidak memiliki waham

- Memori :

Klien memiliki daya ingat yang baik

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum klien Compos mentis (CM). Dengan tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 360C, Tekanan darah: 120/70mmHg, Nadi: 80x/I,

Pernafasan : 18x/i. Bentuk kepala klien bulat, simetris kulit kepala

bersih dan penyebaran rambut merata, wjah klien oval, klien memiliki

dua buah mata dengan posisi simetris, posisi hidung simetris dan

terdapat dua lubang hidung, terdapat dua buah telinga, tidak ada

kelainan hanya saja klien mendengar suara-suara yang orang lain tidak

mendengar. Keadaan bibir klien simetris, mampu membedakan rasa

asam dan manis, pada leher tidak ada kelainan, kulit klien bersih dan

turgor kulit baik.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

- Nafsu/selera makan : nafsu makan klien baik

- Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri pada ulu hati

- Alergi : tidak memiliki riwayat alergi

- Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah

- Tampak makan memisahkan diri : Klien makan memisahkan diri

- Waktu pemberian makan : pagi,siang,sore

- Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jenis nasi + lauk pauk+Sayur

- Waktu pemberian cairan : tidak ditentukan

-Masalah makan dan minum(kesulitan menelan, mengunyah: Klien

tidak mengalami masalah dalam makan dan minum.

II. Perawatan diri/personal hygiene

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

- Kebersihan tubuh : terlihat bersih

- Kebersihan gigi dan mulut : terlihat kotor

- Kebersihan kuku kaki dan tangan: kuku tidak terlihat panjang

III. Pola kegiatan/Aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian,

dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total: Klien melakukan

aktivitas mandi, makan, ganti pakaian mandiri.

- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit: Klien melakukan

shalat selama dirawat di RSJ.

IV. Pola Eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 1 x sehari

- Karakter feses : kadang keras dan kadang lembek

- Riwayat perdarahan :tidak memiliki riwayat perdarahan

- BAB terakhir : siang hari

- Diare : tidak mengalami diare

- Penggunaan laksatif :tidak ada penggunaan laksatif

2. BAK

- Pola BAK : 1-3 x sehari

- Kateter urine : tidak memakai kateter urine

- Nyeri/rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada nyeri atau

kesulitan BAK

- Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretic

V. Mekanisme koping

Saat ada masalah klien terkadang memendam masalahnya apabila

kita tidak terlebih dahulu untuk bercerita.

2. ANALISA DATA

No Data Masalah keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

1 DS :

- Klien sering mendengar suara

yang menyuruh untuk tidak tidur,

mengajak mencari pekerjaan,

bercakap-cakap, tertawa sendiri.

Suara itu muncul ketika klien

sendiri dan pada saat akn tidur

malam hari.

- Klien mengatakan sulit memulai

tidur

- Klien mengatakan sulit tidur

nyenyak

- Klien mengatakan ketidakpuasan

tidur

- Klien mengatakan sering terjaga

DO:

- Klien tampak tidak bergairah

- Klien tampak tidak

berkonsentrasi

- Tampak lesu

Insomnia

2 Ds : Klien sering mendengar suara

yang menyuruh untuk tidak tidur,

mengajak mencari pekerjaan,

bercakap-cakap, tertawa sendiri.

Do : - bicara atau tertawa sendiri

- Kurang konsentrasi

- Klien tampak tidak

bergairah

Halusinasi Pendengaran

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

- Gelisah

Tampak lesu

3 Ds :

-klien mengatakan dirinya tidak

berguna dan berarti.

Do :

- tampak memisahkan diri saat

sedang makan.

- Lebih banyak melamun

-tampak sedih

Harga Diri Rendah

3. Rumusan Masalah

Masalah Keperawatan

1. Insomnia

2. Halusinasi pendengaran

3. Harga diri rendah

Diagnose Keperawatan (Prioritas)

1. Insomnia

2. Halusinasi pendengaran

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari / No Dx Perencanaan

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Tanggal Keperawatan

Selasa /

17 Mei

2016

Halusinasi

Pendengaran

Tujuan dan Kriteria Hasil

Halusinasi:

Tujuan : klien dapat mengontrol atau

menegndalikan halusinasi yang dialami

Kriteria Hasil :

- pasien tampak bersemangat

- tampak lebih bergairah dan rileks

Menunjukan rasa percaya kepada perawat dan

orang sekitarnya

Rencana Tindakan Rasional

1.Strategi Pertemuan 1

1. Mengidentifikasi jenis

halusinasi

2. Mengidentifikasi isi

halusinasi

3. Mengidentifikasi waktu

halusinasi

4. Mengidentifikasi

frekuensi halusinasi

5. Mengidentifikasi situasi

yang menimbulkan isi

halusinasi

6. Mengidentifikasi respon

pasien terhadap halusinasi

7. Mengajarkan pasien

menghardik halusinasi nya

8. Menganjurkan pasien

memasukkan cara

menghardik halusinasi

dalam jadwal kegiatan

Tingkah laku

klien terkait

halusinasinya

menunjukkan isi,

waktu, frekuensi,

serta situasi dan

kondisi yang

menimbulkan

halusinasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

harian pasien.

2. Strategi pertemuan 2

1. Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian pasien.

2. Melatih pasien

mengendalikan halusinasi

dengann cara bercakap-

cakap dengan orang lain.

3. Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian pasien.

-Memantau

kemajuan serta

efektivitas

pilihan

yang dipilih dan

di latih bersama

dengan klien..

-Membantu klien

dalam

membangun

hubungan social.

3. Strategi pertemuan 3

1. Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian pasien.

2. Melatih pasien

mengendalikan halusinasi

dengan melakukan

kegiatan

yang biasa dilakukan di

rumah sakit.

3.Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian pasien.

-Membantu klien

dalam melakukan

kegiatan.

4. Strategi pertemuan 4

1.Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian

-Memudahkan

pemahaman

dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

pasien.

2.Memberikan pendidikan

kesehatan tentang

penggunaan obat secara

teratur.

3.Menganjurkan pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian

pasien.

menyukseskan

program

pengobatan yang

optimalbagi

klien.

Hari /

Tanggal

No Dx Perencanaan

Keperawatan

Selasa / Parasomnia Tujuan dan Kriteria Hasil

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

17 Mei

2016

Parasomnia

Tujuan : Kebutuhan akan istirahat tidur klien

terpenuhi

Kriteria Hasil :

pasien memperlihatkan tidur yang dibuktikan

oleh indikator sebagai berikut (skala 1-5 :

gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau

tidak ada gangguan) :

- jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam/24 jam

untuk orang dewasa)

- Pola, kualitas, dan rutinitas tidur

- Perasaan segar setelah tidur

- Terbangun di waktu yang sesuai

Rencana Tindakan Rasional

1. Pantau pola tidur pasien

dan catat hubungan faktor-

faktor fisik

(misalnya,apnea saat tidur,

sumbatan jalan nafas,

nyeri/ketidaknyamanan,

dan Sering berkemih) atau

faktor-faktor psikologis

(misalnya,ketakutan atau

ansietas) yang dapat

mengganggu pola tidur

2. Catat pola tidur pasien

dan kapan mulai tertidur

3. Jelaskan pentingnya

tidur yang adekuat selama

sakit dan stress psikososial

4. Berikan waktu tidur

1.Untuk

mengetahui

faktor penyebab

gangguan tidur

pada klien.

2. Mengetahui

kualitas dan

kuantitas tidur

3. Meningkatkan

pengetahuan

sehingga pasien

dapat memenihi

kebutuhan

tidurnya

4.Diperlukan

untuk memenuhi

kebutuhan tidur

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

siang

5.Berikan atau lakukan

tindakan kenyamanan,

seperti massase,

pengaturan posisi,

6. Bantu pasien untuk

membatasi tidur di siang

hari dengan memberikan

aktivitas yang membuat

pasien tetap terjaga

7. Dukung penggunaan

obat tidur yang tidak

mengandung supresor fase

tidur REM

5. Memberikan

kenyamanan

sehingga pasien

mudah untuk

tertidur

6. Terlalu banyak

tidur di siang hari

akan

mengakibatkan

pasien

mengalami

gangguan tidur.

7.Mempermudah

pasien tidur dan

Memenuhi

kebutuhan tidur

pasien.

5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/ No Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

tanggal

Kamis 1 1.Strategi Pertemuan 1

1. Membina hubungan saling percaya

2. Mengidentifikasi jenis halusinasi.

Kalau boleh tahu, kenapa abang

bisa dibawa ke sini?Suara siapa

yang abang dengar?

3. Mengidentifikasi isi halusinasi

Apa isi suaranya Bang?

4. Mengidentifikasi waktu halusinasi.

Kapan suaranya itu muncul?

5. Mengidentifikasi frekuensi

halusinasi

Berapa kali sehari abang alami?

6. Mengidentifikasi situasi yang

menimbulkan isi halusinasi

Bagaimana suara-suara itu bisa

muncul bang?

7. Mengidentifikasi respon pasien

terhadap halusinasi.

Apa yang abang rasakan pada saat

mendengar suara itu?apa yang abang

lakukan? Apakah dengan cara itu

suara-suara itu akan hilang?

8. Mengajarkan pasien menghardik

halusinasi nya.

Cara menghardik halusinasi :

Saat suara-suara itu muncul,

abang langsung tutup telinga dan

abang bilang, pergi saya tidak

mau dengar… saya tidak mau

S:klien

mengatakan

merasa senang

dan lega bisa

menceritakan

tentang

halusinasinya.

klien mengatakan

dirinya

mendengar suara-

suara yang

mengajaknya

mencari

pekerjaan,

bercakap-cakap,

menyuruh untuk

tidak tidur.

O: klien tampak

tidak bergairah,

dan gelisah,

kurang

konsentrasi.

A: klien masih

mengalami

halusinasi

P: lanjutkan

Intervensi : SP 2

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

dengar, kamu suara palsu, begitu

diulang-ulang sampai suara itu

hilang.

9. Menganjurkan pasien memasukkan

cara menghardik halusinasi dalam

jadwal kegiatan harian pasien.

Bagaimana perasaan abng

setelah latihan tadi? Kalau suara

itu muncul, silahkan abang

lakukan cara itu. Dan kita

masukkan ke jadwal kegiatan

harian abang. Mau jam berapa

saja latihannya?

Kamis 2. Strategi pertemuan 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

pasien.

“Apakah sudah dipakai cara yang telah

kita latih menghardik halusinasinya

S: pasien

mengatakan

halusinasinya

sudah jarang

muncul ketika

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

bang? Bagus, sesuai janji kita hari ini

kita akan latihan cara kedua untuk

mengontrol halusinasi dengan

bercakap-cakap dengan orang lain.”

2. Melatih pasien mengendalikan

halusinasi dengann cara bercakap-

cakap dengan orang lain.

Cara kedua untuk mencegah

mengontrol halusinasi yang lain adalah

bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi

kalau abang mulai mendengar suara-

suara , langsung ajak diajak teman

untuk ngobrol. Minta teman atau

perawat untuk mengobrol dengan

abang. Contohnya begini : tolong, saya

mulai dengar suara-suara, ayo ngobrol

dengan saya. Begitu bang

3. Menganjurkan pasien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian pasien.

Bagaimana perasaan abang

setelah latihan ini?jadi sudah

berapa cara yang abang pelajari

untuk mencegah suara-suara itu?

Bagus , coba lah kedua cara ini

jika suara-suara itu muncul lagi.

Bagaimana kalau kita masukkan

ke jadwal kegiatan harian abang.”

muncul dia

menghardik

halusinasinya.

O: klien tampak

tenang, gelisah

berkurang,

konsentrasi

sedikit lebih baik.

klien bisa

mempraktekkan

kembali atau

mengulangi cara

mengontrol

halusinasi yg ke 1

dan 2 dengan

benar

A:- pasien masih

mengalami

halusinasi

-P: Intervensi

dilanjutkan

SP 3

Jumat 3. Strategi pertemuan 3 S: klien sudah

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

pasien.

“Apakah sudah dipakai dua cara

yang telah kita latih? Bagaimana

hasilnya? Bagus. Sesuai janji

kita, hari ini kita akan melatih

cara yang ketiga yaitu dengan

cara melakukan kegiatan selama

20 menit di ruangan ini.

2. Melatih pasien mengendalikan

halusinasi dengan melakukan kegiatan

yang biasa dilakukan di rumah sakit.

Apa saja yang bisa Abang

lakukan? Wah, banyak sekali

yang bisa Abang lakukan. Mari

kita latih kegiatan yang bisa

Abang lakukan ini ( menyapu).

Caranya : ambil sapu, pegang

gagangnya, menyapu dengan

searah. kegiatan ini dapat Abang

lakukan jika suara-suara itu

muncul.

3.Menganjurkan pasien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian pasien.

Bagimana perasaan Abang? Coba

abang sebutkan tiga cara untuk

mencegah halusinasi yang telah

kita latih. Bagus sekali. Mari kita

masukkan ke jadwal kegiatan

harian Abang. Besok kita akan

mampu

menyebutkan 3

cara mengontrol

halusinasi

O: klien tampak

tenang, lebih

bersemangat,

A:masalah

teratasi sebagian

P:intervensi

dilanjutkan :

- SP 4

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

membahas cara minum obat baik

serta kegunaanya.”

Jumat 4. Strategi pertemuan 4

1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

pasien.

Apakah suara-suaranya masih

sering muncul? apakah sudah

dipakai ketiga cara yang telah

kita latih? Bagaimana hasilnya?

Coba saya lihat jadwal kegiatan

harian abang. Bagus. Sesuai

janji kita, hari ini kita akan

mmendiskusikan tentang obat-

obatan yang Abang minum.Kita

akan diskusikan selama 20

menit di ruangan ini.

2.Memberikan pendidikan kesehatan

tentang penggunaan obat secara teratur.

Ada berapa macam obat yang

Abang minum? Coba saya lihat!

Adakah bedanya setelah minum

obat secara teratur? Apakah

sura-suaranya berkurang atau

hilang? Baiklah bang, minum

obat sangat penting. Nah, ini

obat Abang ada 3 macam.

Sebelum kita minum obat kita

harus tau prinsip minum obat

yaitu pastikan obatnya itu

benar, pastikan obatnya punya

S: klien

mengatakan

bahwa dirinya

sudah mampu

mengontrol

halusinasinya,

O: klien tampak

tenang

A: masalah

teratasi

P: intervensi

dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Abang dengan membaca nama

kemasannya, pastikan obatnya

diminumtepat waktu yaitu

diminum sesudah atau sebelum

makan, perhatikan jumlah obat

sekali diminum. Dan harus

cukup minum 10 gelas per hari.

Misalnya kan obat Abang ada 3

macam. Nah obat yang warna

orange (CPZ) diminum3 kali

sehari jam 07.00, 13.00, 19.30

gunanya untuk menghilangkan

suara-suara. Yang putih (THP)

3 kali sehari dengan jam yang

sama gunanya untuk rileks dan

tidak kaku, dan yang terakhir

warna merah jambu( HP) 3 kali

sehari dengan jam yang sama

gunanya untuk pikiran tenang.

Kalau suara-suaranya sudah

hilang, obatnya tidak boleh

diberhentikan. Nanti

konsultasikan ke dokter.

3.Menganjurkan pasien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian pasien.

Bagimana perasaan Abang?Coba

abang sebutkan 5 prinsip minum obat!

Bagus sekali. Mari kita masukkan ke

jadwal minum obat Abang pada jadwal

kegiatan harian. Abang jangan lupa

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

minum oabat pada waktunya. Selamat

siang Bang.

Hari /

Tanggal

No Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

Sabtu 2 1. Mencatat pola tidur pasien dan lama

waktu yang dibutuhkan untuk memulai

tidur

2. Menjelaskan pentingnya tidur yang

adekuat selama sakit dan stress

psikososial

3. Memberikan waktu tidur siang, jika

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

tidur

4. Memberikan atau melakukan

tindakan kenyamanan, seperti massase,

pengaturan posisi, dan sentuhan afektif

5. Membantu pasien untuk membatasi

tidur di siang hari dengan memberikan

aktivitas yang membuat pasien tetap

terjaga

6. Mendukung penggunaan obat tidur

yang tidak mengandung supresor fase

tidur REM

S = klien merasa

nyaman untuk

tidur, dapat

memulai tidur

sedikit lebih

cepat, dapat tidur

nyenyak dan

bangun segar jika

menggunakan

obat tidur

O = klien tanpak

tenang, tampak

nyaman dengan

tempat tidurnya,

kebutuhan tidur

terpenuhi dengan

tidur siang yang

dibatasi, tampak

lebih segar dan

bersemangat

A= kualitas dan

kuantitas tidur

klien sedikit

bertambah dan

merasa cukup

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

segar saat bangun

tidur.

P = Intervensi

dihentikan

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengkajian yang dilakukan terhadap Tn. M di temukan data

bahwa Tn. M mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk tidak tidur,

mengajak untuk mencari pekerjaaan, bercakap-cakap dan tertawa sendiri. Suara-

suara itu muncul ketika klien menyendiri dan pada malam hari. Pasien tampak

tidak bersemangat, tidak bergairah, kurang konsentrasi, tampak sedih dan lesu.

Sebelumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa dan menjalani pengobatan

selama ± 7 bulan. Dalam riwayat kesehatan keluarga, kaka klien dan juga adik

dari orang tua klien pernah mengalami gangguan jiwa. Dalam riwayat psikososial,

klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna dan berarti lagi. Tidak ada

hambatan dalam menjalin hubungan sosial dengar orang lain hanya saja klien

sedikit pendiam. Dan klien tampak memisahkan diri pada waktu makan.

Dari data di atas, ada dua diagnose yang ditemukan yaitu: Diagnosa 1:

Halusinasi Pendengaran dan Diagnosa 2: Parasomnia

Perencanaan dilakukan sesuai dengan standar asuhan keperawatan secara

teoritis yang ada menurut standar asuhan keperawatan jiwa.

Implementasi keperawatan yang diberikan pada klien sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien dengan masalah

halusinasi pendengaran dan gangguan pemenuhan istirahat tidur ( Parasomnia).

Evaluasi keperawatan adalah untuk diagnose di atas yaitu klien dapat

membina hubungan saling percaya, mengenal, mengontrol halusinasinya, manfaat

obat dengan benar, melihat pola tidur, klien dapat mengetahui pentingnya tidur,

merasa nyaman dan nyenyak dengan tidurnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Keperawtan di Rumah Sakit

Mempertahankan kerjasama antara kelompok dengan perawat ruangan

untuk lebih menggali data

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan harus selalu melakukan pendekatan yang sering kepada klien

dengan cara komprehensif dan mulai menggali masalah yang ada pada

klien sampai dengan melaksanakan asuhan keperawatan dan evaluasi

perkembangan klien

3. Bagi Klien

Memotivasi keluarga untuk menjadi support system bagi klien untuk tetap

melakukan kunjungan secara rutin selama di rumah sakit

Universitas Sumatera Utara

Page 59: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, Aziz. (2011). Pengantar Kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Akemat dkk, (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dalami, Ermawati, S.kp (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:Trans Info Media.

Erlinafsiah, (2010). Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.

Kelliat BA, dkk (2006) Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi ke-4. Alih bahasa Renata Komalasari, S.Kp, dkk. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC

Purba dkk, (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.

Stuart, G. W & Sunden, S. J (2007) Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa . Jakarta: EGC

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi ke-4. Jakarta : Salemba Medika.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No

Dx

Hari / Tanggal Pukul Tindakan Keperwatan

1 Kamis / 19 Mei

2016

09.20 s/d 10.20

WIB

1. Strategi pertemuan 1.

-Membina hubungan saling percaya

- Mengidentifikasi jenis halusinasi

- Mengidentifikasi isi halusinasi

- Mengidentifikasi waktu halusinasi

-Mengidentifikasi frekuensi

halusinasi

- Mengidenttifikasi situasi yang

menimbulkan isi halusinasi

- Mengidentifikasi respon pasien

terhadap halusinasi

- Mengajarkan pasien menghardik

halusinasi nya

- Menganjurkan pasien

memasukkan cara menghardik

halusinasi dalam jadwal kegiatan

harian pasien.

S: klien mengatakan merasa senang

dan lega bisa menceritakan tentang

halusinasinya. klien mengatakan

dirinya mendengar suara-suara

yang mengajaknya mencari

pekerjaan, bercakap-cakap,

menyuruh untuk tidak tidur.

O: klien tampak tidak bergairah,

Universitas Sumatera Utara

Page 61: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

dan gelisah, kurang konsentrasi.

A: klien masih mengalami

halusinasi

P: lanjutkan Intervensi : SP 2

Kamis, 19 Mei

2016

13.00- 14.00

WIB

2.Strategi pertemuan 2

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

- Melatih pasien mengendalikan

halusinasi dengan cara bercakap-

cakap dengan orang lain

- Menganjurkan pasien

memaskkam dalam jadwal kegiatan

harian pasien.

S: pasien mengatakan halusinasinya

sudah jarang muncul ketika muncul

dia menghardik halusinasinya.

O: klien tampak tenang, gelisah

berkurang, konsentrasi sedikit lebih

baik. klien bisa mempraktekkan

kembali atau mengulangi cara

mengontrol halusinasi yg ke 1 dan

2 dengan benar

A:- pasien masih mengalami

halusinasi

P: Intervensi dilanjutkan

- SP 3

Jumat ,20 Mei

2016

09.30-10.30

WIB

3. Strategi pertemuan 3

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

Universitas Sumatera Utara

Page 62: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

harian pasien

- Melatih pasien mengendalikan

halusinasi dengan melakukan

kegiatan yang biasa dilakukan di

rumah sakit, seperti merapikan

tempat tidur pasien

- Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian pasien.

S: klien sudah mampu

menyebutkan 3 cara mengontrol

halusinasi

O: klien tampak tenang

A: masalah teratasi sebagian, klien

masih mendengar suara-suara

hanya sesekali

P: intervensi dilanjutkan :

- SP 4

Jumat, 20 Mei

2016

10.45-11.30

WIB

4.Strategi pertemuan 4

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

- Memberikan pendidikan kesehatn

tentang penggunaan obat baik obat

untuk halusinasi dan obat tidur

secara teratur

Universitas Sumatera Utara

Page 63: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

- Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian pasien.

S: klien mengatakan sudah mampu

mengontrol halusinasi.

O: klien tampak tenang

A: masalah teratasi

P:intervensi dihentikan

No

Dx

Hari/ tanggal Pukul Tindakan Keperawatam

2 Sabtu/ 21 Mei

2016

09.30- 10.45

WIB

1. Mencatat pola tidur pasien dan

lama waktu yang dibutuhkan untuk

memulai tidur

2. Menjelaskan pentingnya tidur

yang adekuat selama sakit dan stress

psikososial

3. Memberikan waktu tidur siang,

jika diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan tidur

4. Memberikan atau melakukan

tindakan kenyamanan, seperti

massase, pengaturan posisi, dan

sentuhan afektif

5. Membantu pasien untuk

membatasi tidur di siang hari dengan

memberikan aktivitas yang membuat

pasien tetap terjaga

Universitas Sumatera Utara

Page 64: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

6. Mendukung penggunaan obat tidur

yang tidak mengandung supresor

fase tidur REM

S: Klien mengatakan sudah merasa

cukup nyaman saat tidur, dapat

memulai tidur sedikit lebh cepat,

dapat tidur nyenyak dan bangun

lebih segar.

O: Klien tampak tenang, tampak

nyaman dengan tempat tidurnya,

kebutuhan tidur terpenuhi dengan

tidur siang yang dibatasi, tampak

lebih segar dan bersemangat .

A: Pengkajian dilanjutkan, kualitas

dan kuantitas tidur klien sedikit

bertambah dan merasa cukup segar

saat bangun tidur.

P: Intervensi dihentikan

Universitas Sumatera Utara

Page 65: Askep pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Universitas Sumatera Utara