tn sulaiman revisi
DESCRIPTION
makalah child nursingTRANSCRIPT
Vesikolithiasis merupakan batu yang terdapat pada batu kandung kemih yang terdiri atas
substans yang membentuk Kristal seperti kalsium oksalat, fosfat kalsium, asam urat dan
magnesium. Batu dapat menyebabkan obstruksi, infeksi atau edema padea saluran kemih
(Carpenitto, 1990). Vesikolithiasis lebih sering ditemui di afrika dan asia (terutama Indonesia),
sedangkan di amerika (baik kulit putih dan kulit hitam) dan eropa jarang. Ini mengapa alasan
saya mengambil kasus ini untuk dijadikan bahan tugas saya.
Tn. S datang ke rumah sakit X tanggal 19 Maret 2014 masuk melalui UGD dengan
keluhan muntah, sesak. BAB warna merah hati. Pasien tampak lemas.Pasien mengeluh nyeri
dibagian perut di daerah suprapubis dengan skala nyeri 5. Tn. S memiliki riwayat Anemia gravis
dengan data laboratorium tanggal 20 Maret 2014 HB 11,5. Tn. S memiliki riwayat Congestive
Heart Failure, Diabetes Mellitus dan Vesicolithiasis pernah dirawat sebelumnya 2 bulan yang
lalu dengan keluhan polip, hemoroid, dan diverticulosis kolon. Ketika dilakukan pemeriksaan
fisik melakukan auskultasi suara paru rochi (-/-), wheezing (-/-). Melakukan palpasi abdomen
bagian bawah sebelah kanan pasien merasa nyeri seperti ada yang menekan dengan skala nyeri 5.
Pasien merasa nyeri setelah mengejan saat BAB, benjolan (-).
Hasil pemeriksaan tanda tanda vital TD 110/70 , Suhu 37 C, nadi 124 x/menit, pernafasan
24x/menit. Suara jantung murmur (-), BJ I dan II normal, gallop (+). Hasil pemeriksaan USG
abdomen lengkap pada tanggal 21 Maret 2014 menunjukkan hasil hydrouretro-nephrosis
bilateral cystitis dan vessicolithiasis. Dari hasil pemeriksaan USG abdomen menunjukkan bahwa
pasien dengan diagnosa vesicolithiasis.
Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi
tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika terdapat
defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi
dalam urin (Smeltzer, 2002:1460).
Batu saluran kemih pada laki-laki 3-4 kali lebih banyak daripada wanita. Hal ini mungkin
karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama pembentuk batu pada wanita lebih rendah
dari pada laki-laki dan kadar sitrat air kemih sebagai bahan penghambat terjadinya batu (inhibitor)
pada wanita lebih tinggi dari pada laki-laki.Batu saluran kemih banyak dijumpai pada orang
dewasa antara umur 30-60 tahun dengan rata umur 45 tahun. Umur terbanyak penderita batu di
negara-negara Barat 20-50 tahun dan di Indonesia antara 30-60 tahun. Kemungkinan keadaan ini
disebabkan adanya perbedaan factor sosial ekonomi, budaya dan diet.Jenis BSK terbanyak adalah
jenis kalsium oksalat seperti diSemarang53,3%, Jakarta 72%. Herring di Amerika Serikat
melaporkan batukalsiumOksalat72%, Kalsium fosfat 8%, Struvit 9%, Urat 7,6% dan sisanya batu
campuran.
Angka kekambuhan batu saluran kemih dalam satu tahun 15-17%, 4-5 tahun 50%,10
tahun 75% dan 95-100% dalam 20-25 tahun. Apabila batu saluran kemih kambuh maka dapat
terjadi peningkatan mortalitas dan peningkatan biaya pengobatan. Manifestasi batu saluran kemih
dapat berbentuk rasa sakit yang ringan sampai berat dan komplikasisepertiurosepsis dangagal
ginjal. salah satu komplikasi batu saluran kemih yaitu terjadinya gangguan fungsi ginjal yang
ditandai kenaikan kadar ureum dan kreatinin darah, gangguan tersebut bervariasi dari stadium
ringan sampai timbulnya sindroma uremia dan gagal ginjal,bila keadaan sudah stadium lanjut
bahkan bisa mengakibatkan kematian.Robertson dkk. telah membuktikan bahwa di Inggris
kejadian batusaluran kemih meningkat dengan adanya peningkatan konsumsi protein hewani.Oleh
karena itu besar sekali kemungkinan bahwa masalah batu saluran kemihakan menjadi masalah
yang semakin besar diIndonesia, sehubungan dengan perbaikan taraf hidup rakyat dengan adanya
Program Perbaikan Gizi oleh Pemerintah. Harus pula diingat bahwaIndonesia terletak pada
kelompok Negara di dunia yang dilewati oleh Sabuk batu(Stone belt). Kejadian BSK di Amerika
Serikat dilaporkan 0,1-0,3 per tahun dan sekitar 5-10% penduduknya sekali dalam hidupnya pernah
menderita penyakit ini, diEropaUtara 3-6%, sedangkan di Eropa Bagian Selatan di sekitar laut
tengah 6-9%. DiJepang 7% dan di Taiwan 9,8% sedangkan di Indonesia sampai saat ini angka
kejadian BSK yang sesungguhnya belum diketahui, diperkirakan 170.000 kasusper Tahun 2,5,10.
Jumlah penderita baru saluran kemih di sub bagian urologi bagian bedah Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo periode Januari 1994 - Desember 2005 yaitu sebesar 1028 pasien, dengan jenis
kelamin 694(67%) laki-laki dan 334(32,5%)wanita. Di Jakarta dilaporkan 34,9% kasus urologi
adalah batu saluran kemih.
Tn. S mengeluh nyeri perut sebelah kanan setelah mengejan saat BAB. BAB berdarah
merah sedikit dari sebelumnya. Menurut Smeltzer (2002:1460) bahwa, batu kandung kemih
disebabkan infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan
perubahan metabolisme kalsium).
Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut Soeparman (2001:378) batu kandung kemih
(Vesikolitiasis) adalah
a. Hiperkalsiuria
Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena, hiperkalsiuria idiopatik
(meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi natrium, kalsium dan protein),
hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium.
b. Hipositraturia
Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih, khususnya sitrat,
disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap atau tidak lengkap), minum
Asetazolamid, dan diare dan masukan protein tinggi.
c. Hiperurikosuria
Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu pembentukan batu kalsium
karena masukan diet purin yang berlebih.
d. Penurunan jumlah air kemih
Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.
e. Jenis cairan yang diminum
Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel dan jus anggur.
f. Hiperoksalouria
Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini disebabkan oleh diet
rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal, dan penyakit usus kecil atau akibat
reseksi pembedahan yang mengganggu absorbsi garam empedu.
g. Ginjal Spongiosa Medula
Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik (tidak dijumpai
predisposisi metabolik).
h. Batu Asan Urat
Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan hiperurikosuria (primer
dan sekunder).
i. Batu Struvit
Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan organisme yang
memproduksi urease.
Kandungan batu kemih kebanyakan terdiri dari :
1. 75 % kalsium.
2. 15 % batu tripe/batu struvit (Magnesium Amonium Fosfat).
3. 6 % batu asam urat.
4. 1-2 % sistin (cystine).
Dan menurut Dr willie japans, 1993 bahwa tanda dan gejala atau keluhan tidak selalu
ditemukan pada penderita yang mengidap batu saluran kemih. Bila batunya masih kecil atau
besar tapi tidak berpindah, tidak meregang atau menyumbat permukaan saluran kemih, tidak
akan timbul keluhan seperti biasa sampai suatu saat mungkin ditemukan secara kebetulan pada
saat melalukan check up dan poto roentgen tampak ada batu pada ginjal. Jika pada suatu saat
batu tergeser mengelilingi ginjal kebawah, maka timbullah gejala nyeri hebat pada daerah
pinggang. Saluran ureter yang menghubungkan ginjal dan kandung kamih kecil sekali sehingga
batu akan meregangkan dindingnya, bahkan merobek menyumbat lubang visika. Jika batu
berhasil sampai bagian bawah saluran ureter maka nyeri akan berpindah dan terasa merambat
kearah kemaluan atau daerah pangkal paha. Biasanya disertai keluar darah bersama air. Bila
lukanya kecil, darah yang keluarpun sedikit dan hanya dapat dilihat dengan mokroskop.
Sumbatan atau regangan batu pada kandung kemih dapat juga menimbulkan nyeri pada konstan
dan tumpul pda daerah atas kemaluan pada waktu kencing, kencing tidak tuntas, pancaran
kencing tidak kuat.
Laporan hasil EKG per tanggal 16 Maret 2014 adalah tachycardia
Laporan hasil laboratorium 23 Maret 2014
HB 11,5 dengan nilai rujukan pria 13-18
HT 31,5 dengan nilai rujukan pria 42-52
Eritrosit 3,85 dengan nilai rujukan 4,7-6,1
Lekosit 15-100 dengan nilai rujukan 5000-10000
LED 100 dengan nilai rujukan 0-15
PH 7,281 dengan nilai rujukan 7,350-7,450
PCO2 20,6 dengan nilai rujukan 35,0-45,0
PO2 182 dengan nilai rujukan 75,0-95,0
Natrium 141 dengan nilai rujukan 136-145 mmol/l
Kalium 4,1 dengan nilai rujukan 3,5-5,1 mmol/l
Chloride 102 dengan nilai rujukan 98-107 mmol/l
Magnesium 0,71 dengan nilai rujukan 0,74-0,99 mmol/l
Ureum 214 dengan nilai rujukan 10-50
Kreatinin 5,4 dengan nilai rujukan 0,7-1,5
Laporan hasil pemeriksaan USG abdomen lengkap 21 Maret 2014Hydrouretero-
nephrosis bilateral cystitis dan vesicholithiasis
Pemeriksaan penunjangnya dilakukan di laboratorium yang meliputi pemeriksaan:
1. Urine
a pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme dapat
berbentuk batu magnesium amonium phosphat, pH yang rendah menyebabkan
pengendapan batu asam urat.
b Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita dengan batu, bila
terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.
c Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi dalam proses
pembentukan batu saluran kemih.
d Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah terjadi
hiperekskresi.
2. Darah
a Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
b Lekosit terjadi karena infeksi.
c Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
d Kalsium, fosfat dan asam urat.
3. Radiologis
a Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi bendungan
atau tidak.
b Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada keadaan ini
dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan dengan antegrad pielografi tidak
memberikan informasi yang memadai.
4. USG (Ultra Sono Grafi)
Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.
5. Riwayat Keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita batu saluran kemih, jika
ada untuk mengetahui pencegahan, pengobatan yang telah dilakukan, cara mengambilan
batu, dan analisa jenis batu.
Setelah dikaji oleh perawat menurut istri dari Tn.S mengatakan Tn. S sering mengeluh
sakit di bagian suprapubis bawah. Tn. S memiliki riwayat CHF, DM dan juga anemia. Klien
pernah dirawat dengan keluhan diatas. Tetapi kali ini keluhan klien dengan keluhan nyeri di
daerah suprapubis. Klien sempat mengalami BAB darah 3 jam setelah pemasangan kateter.
setelah dilakukan pemeriksaan penunjang dengan diagnosa Vesicholithiasis (batu kandung
kemih).
Perjalanan penyakit klien disebabkan oleh kelainan bawaan atau cidera, keadan
patologis yang disebabkan karena infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor,
keadan tersebut sering menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan
aliran kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan
metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi
bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan
kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu (Sjamsuhidajat dan Wim
de Jong, 2001:997). Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
kemudian dijadikan dalam beberapa teori (Soeparman, 2001:388):
1.Teori Supersaturasi : Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal
mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya
agregasi kristal dan kemudian menjadi batu.
2.Teori Matriks : Matriks merupakan mikroprotein yang terdiri dari 65 % protein, 10 %
hexose, 3-5 hexosamin dan 10 % air. Adanya matriks menyebabkan penempelan kristal-
kristal sehingga menjadi batu.
3.Teori Kurangnya Inhibitor : Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah
yang melampaui daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat pengendapan.
fosfat mukopolisakarida dan fosfat merupakan penghambat pembentukan kristal. Bila terjadi
kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
4.Teori Epistaxy : Merupakan pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama. Salah
satu jenis batu merupakan inti dari batu yang lain yang merupakan pembentuk pada lapisan
luarnya. Contoh ekskresi asam urat yang berlebih dalam urin akan mendukung pembentukan
batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
5.Teori Kombinasi : Batu terbentuk karena kombinasi dari bermacam-macam teori diatas.
11 teori Gordon
1.pola persepsi-managemen kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi terhadap
arti kesehatan dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan
tentang praktek kesehatan.
Klien beranggapan penyakit nya yang dirasakan saat ini merupakan suatu cobaan yang
harus dihadapi nya. Klien tidak beranggapan bahwa penyakit nya merupakan suatu kutukan
atau kesialan yang harus dihadapinya. Karena keluarga kliien banyak bekerja di rumah sakit
atau bagian kesehatan sehingga klien pun sangat sadar sekali akan kesehatan nya. Klien rajin
melakukan check up dan juga pemeriksaan rutin diagnostic untuk pemeriksaan penunjang
sakit yang di derita. Menurut pengkajian yang di dapat dari keluarga klien, selama beberapa
tahun ini klien sering mengkonsumsi obat obatan untuk penyakit yang sering diderita. Tetapi
gaya hidup klien tidak sehat. Jarang mengkonsumsi air putih bahkan jarang sekali minum.
Bahkan untuk aktivitas olahraga pun ia sangat jarang sekali mengerjakan nya. Karena
kegiatan sehari hari klien hanya mengecek keadaan toko yang ia miliki. Klien memiliki 3 toko
minyak wangi untuk saat ini di daerah condet.
Masalah keperawatan
2. pola nutrisi – metabolic
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit. Nafsu makan, pola
makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, mual muntah, kebutuhan jumlah zat gizi,
masalah penyembuhan kulit, makanan kesukaan.
Klien memiliki diet khusus selama di rawat di rumah sakit yaitu diet lunak karena klien
mengalami DM. Tetapi nafsu makan klien selama di rumah sakit mengalami penurunan.
Tetapi klien tidak memiliki gangguan menelan atau alergi makanan ataupun obat obat an.
Klien sempat mengalami mual dan merasakan perut kembung. Klien selalu meminta makanan
di dapur makanan yang halus seperti bubur. Bahkan untuk buah pun klien meminta untuk di
jus atau blender halus. Klien mempunyai berat badan 50 kg dan tinggi badan 163 cm. Dengan
berat badan dan tinggi badan pasien menurut IMT itu termasuk berat badan normal dengan
hasil 18,09. Sedangkan menurut WHO nilai normal 18,03-23.00. klien merasakan nyeri di
bagian daerah suprapubis nya. Penderita batu saluran kandung kemih pasti merasakan nyeri di
daerah bagian abdomen khusus nya suprapubis. Dari hasil pengkajian yang didapat klien
senang mengkonsumsi makanan dengan protein hewani seperti susu dan daging daging an.
Selain itu karena klien menderita anemia gravis klien sering merasa pusing. Istri nya
mengatakan di rumah selalu tersedia suplemen anemia. Dalam sehari pasien minum hanya 2
gelas perhari atau setara dengan 600 ml.
Masalah keperawatan : resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan berhubungan dengan nyeri yang
dirasa klien.
3. pola eliminasi
Menjelaskan fungsi ekskresi, kandung kemih dan kulit. Kebiasaan defekasi ada tidaknya
masalah defekas, masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi
dan miksi. Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih, masalah bau
badan, persipirasi berlebih.
Pola ekskresi klien sebelum pemeriksaan bno atau usg khusus abdomen tidak memakai
alat bantu seperti kateter. Klien memakai alat bantu folley catheter setelah mendapat hasil dari
pemeriksaan bno nya. Hasil bno menunjukkan klien dengan vesicholithiasis. Indikasi
pemasangan kateter dikarenakan untuk mencegah klien menahan buang air kecil nya. Agar
mecegah sakit dibagian kandung kemih klien dikarenakan ada batu. Beberapa jam setelah
pemasangan kateter klien bab darah selama 2 kali dalam waktu 2 jam tapi tidak menunjukkan
bau yang khas dengan konsistensi normal. Klien tidak dilakukan pemeriksaan lab atas feses
nya. Sebelum nya klien masuk ke rumah sakit dengan keluhan bab darah. Dan sempat
tertangani hingga pada akhir nya keluhan bab berdarah klien muncul kembali. Hasil usg
abdomen lengkap hydro uretro-nephrosis bilateral cystitis dan vesicolithiasis. Dari gambar
tersebut menunjukkan terdapat batu di saluran kemih sebesar 8cm. Menurut Brunner and
Suddarth, laki laki lebih cenderung berpotensi terkena batu saluran kemih dibandingkan
wanita. Klien mengeluh nyeri pada saat berkemih. Klien merasa penuh di bagian abdomen
yang nyeri. Sebelum nya klien pernah melakukan pemeriksaan di RS X dengan hasil
hemoroid interna gr II. Polip bertangkai kolon dan divertikulosis kolon.Selama sakit pasien
BAK menggunakan kateter dengan jumlah pada jam 10.00 WIB 700 cc, warna kuning keruh,
saat ingin berkemih perih dan rasa terbakar. Pasien bab bersamaan dengan rasa mau BAK
Masalah keperawatan : gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
frekuensi atau dorongan kontraksi vesika urinaria. perubahan eliminasi urin berhubungan
dengan stimulasi kandung kemih oleh batu.
4. pola latihan-aktivitas
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernapasan dan sirkulasi. Penting nya
latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu
sama lain. Kemampuan klien menata diri apabila tingkat kemampuan 0:mandiri, 1:dengan alat
bantu, 2:dibantu orang lain, 3:dibantu orang dan alat, 4:tergantung dalam melakukan ADL,
kekuatan otot dan range of motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalaman
nafas, bunyi nafas riwayat penyakit paru.
Klien melakukan aktivitas sehari-hari dibantu oleh istri nya. Untuk ke kamar mandi
sendiri sewaktu sebelum klien terpasang kateter ia mampu ke kamar mandi sendiri tanpa
bantuan. Tetapi klien lebih banyak menghabiskan kegiatan dan waktu nya di tempat tidur.
Klien memiliki riwayat Congestive Heart Failure. Kekuatan otot klien baik tetapi klien tidak
suka banyak bergerak. Tanda tanda vital klien Nadi:124x/menit TD:110/70 S:37c
RR:25x/menit.
Suara jantung BJ I, BJ II. Murmur (-), gallop (+). Suara paru ronchi (-/-), wheezing (-/-).
Masalah keperawatan: intoleran aktivitas berhubungan dengan keadaan lemah klien.
5. pola kognitif persipitasi
Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian
fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasi terhadap tubuh.
Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap
peristiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan keemampuan orientasi klien
terhadap waktu, tempat, nama. Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri,
kemampuan untuk mengikuti, menilai skala nyeri 0-10, pemakaian alat bantu dengar, melihat,
kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan
penglihatan, pendengaran, persepsi sensori.
Fungsi penglihatan klien tidak memiliki gangguan. Klien tidak memakai alat bantu
penglihatan seperti kacamata baca. Klien tidak memiliki buta warna. Klien mampu
membedakan warna dengan sangat baik. Posisi mata simetris, bola mata klien normal.
Kelopak mata simetris. Pergerakan bola mata normal. Konjungitva anemis +/+. Korne keruh
-/-. Sclera iterik +/+. Pupil isokor. Otot mata normal. Fungsi penglihatan normal dan baik.
Tidak ada tanda tanda radang tumor (-) rubor (-) dolor (-) fungsiolesa (-) kalor (-). Klien
mampu menangkap cahaya dengan baik.
Fungsi pendengaran klien tidak memiliki gangguan. Daun telinga simteris, tidak ada
lesi, bersih, utuh (+), inflamasi (-). Karakteristik serumen cair, warna coklat kekuningan.
Cairan telinga tidak terkaji. Fungsi pendengaran sangat baik. Dan klien tidak memiliki alat
bantu.
6. pola istirahat – tidur
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi tentang energy. Jumlah jam tidur pada
siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat,
mengeluh letih.
Pola kebiasaan tidur klien dalam sehari 7-8 jam. Klien tidak memilki gangguan tidur
seperti insomnia atau yang lain nya. Klien tidak menggunakan obat tidur. Kien bercerita
bahwa ia nyaman tidur di rumah sakit. Selama di rumah klien bercerita ia senang
menghabiskan waktu di rumah. Sesekali keluar hanya untuk mengecek keadaan toko nya. Istri
klien pun bercerita dalam seminggu klien hanya 3 hari untuk mengecek keadaan toko yang ia
miliki.
7. pola konsep diri-persepsi diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri
sendiri. Manusia sebagai sistem terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi
dengan lingkungan nya. Disamping sebagai sistem terbuka, manusia juga sebagai makhluk
bio-psiko-sosio-kultural spiritual dan dalam pandangan secara holistic. Adanya kecemasan
atau ketakutan atau penilaian terhadap diri, dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif
atau passive, isyarat non verbal, ekspresi wajah, merasa tak berdaya, gugup atau relaks.
Mekanisme koping dalam menghadapi stress melakukan pemecahan masalah, tidur,
minum obat, dan mencari pertolongan. Klien tetap melakukan kegiatan spiritual nya seperti
mengaji dan shalat terkadang dzikir. Klien merasa seperti menyusahkan keluarga karena
sering keluar masuk rumah sakit. Klien mengatakan ingin sembuh dari sakit nya. Klien
merasa psikologis terganggu karena klien cemas. Klien cemas akan penyakit yang baru
diderita nya. Klien menyadari pola hidup nya yang tidak sehat.
Masalah keperawatan : gangguan harga diri atau peran diri berhubungan dengan
kecemasan yang dimiliki klien.
8. pola peran dan hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terrhadap anggota keluarga
dan masyarakat tempat tinggal klien. Pekerjaan, tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah
laku yang passivee atau agresif terhadap orang lain, masalah keuangan dan lain lain
Klien tinggal di rumah bersama istri dan 3 anak nya di jalan ciliwung no. 13 Jakarta
Timur, Condet. Klien masih agresif untuk berinteraksi terhadap orang orang. Klien dengan
biaya pribadi untuk membiayai pengobatan nya selama di rumah sakit. Klien merasa banyak
waktu tersita dengan penyakit yang di deritanya. Hanya saja klien tidak nyaman untuk
berinteraksi dengan orang orang yang baru ia kenal.
9. pola reproduksi-seksual
Menggambarkan kepuasaan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan seksualitas.
Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan mamae sendiri, riwayat
penyakit hubungan sex, pemeriksaan genital.
Hasil pengkajian didapatkan dari istri klien. Klien sudah jarang melakukan hubungan
seksual semenjak suami nya sakit. Tetapi istri klien tetap mendampingi suami klien. Istri klien
selalu membantu kebutuhan suami nya.
Masalah keperawatan : gangguan pemenuhan kebutuhan seksual berhubungan dengan
sakit yang diderita klien.
10. pola pertahanan diri (coping-toleransi stress)
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan penggunaan sistem
pendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress, interaksi dengan orang terdekat,
menangis, kontak mata, metode koping yang biasa digunakan, efek penyakit terhadap tingkat
stress.
Klien sering dijenguk oleh keluarga klien setiap hari nya. Karena klien dari keluarga
dengan keturunan arab, sehingga setiap kali keluarga menjenguk selalu seperti di adakan
pengajian. Keluarga dan istri klien selalu mendukung klien. Menguatkan klien di setiap
kondisi. Klien merasakan cemas terhadap penyakit yang dihadapi nya. Apalagi semenjak klien
didiagnosa vesicholithiasis atau batu kandung kemih. Klien pun merasa cemas karena harus
menghadapi operasi untuk pengangkatan di batu kandung kemih. Klien selalu merasa cemas
sehingga klien pun mendapat tambahan terapi obat cemas.
Masalah keperawatan : cemas berhubungan dengan batu kandung kemih.
11. pola keyakinan dan nilai
Menggambarkan dan menjelaskan pola nilai keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan
sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensi nya.
Agama, kegiatan keagamaan dan budaya, berbagi dengan orang lain, bukti melaksanakan nilai
dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan agama selama sakit.
Klien sehari hari melakukan kegiatan shalat 5 waktu. Klien sering mengaji bila keluarga
klien datang menjenguk. Setiap kali saya datang untuk mengkaji klien selalu sedang berdzikir.
Di sebelah tempat tidur klien ada alquran.
Klien mendapat terapi obat obatan magtral 3x sehari (2 jam sebelum makan) Gangguan
fungsi ginjal, diet rendah fosfat, pemakaian jangka panjang. Interaksi obat : mengganggu
absorpsi Fe, Tetrasiklin, Warfarin, INH, Digoksin. alkalisasi urin bisa meningkatkan Quinidin
dalam plasma. Klien mendapat terapi ini karena klien mengeluh perut nya merasa kembung.
Klien mendapat terapi furosemid 1x1 hari dengan indikasi adalah diuretik kuat (air pil)
yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam dari tubuh. Di ginjal, garam (terdiri dari
natrium dan klorida), air, dan molekul kecil lainnya yang biasanya akan disaring keluar dari
darah dan masuk ke dalam tubulus ginjal. Akhirnya cairan yang disaring menjadi air seni.
Sebagian besar natrium, klorida dan air yang disaring dari darah diserap ke dalam darah
sebelum cairan disaring menjadi air kencing dan dihilangkan dari tubuh. Furosemide bekerja
dengan menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan air dari cairan yang disaring dalam
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan yang mendalam output urin (diuresis).
Terapi propanolol 2x 10 mg/ hari adalah suatu obat penghambat beta-adrenoseptor yang
terutama digunakan untuk terapi takiaritma dan antiangina. Propranolol memiliki khasiat
menghambat kecepatan konduksi impuls dan mendepresi pembentukan fokus aktopik.
Perbedaannya dengan kinidin adalah Propranolol tidak memiliki efek antikolinergik, sehingga
tidak mengakibatkan takikardia paradoksal. Dengan kontraindikasi
Penderita asma bronkial dan penyakit paru obstruktif menahun yang lain.
1. Penderita asidosis metabolik (diabetes militus ).
2. Penderita dengan payah jantung termasuk payah jantung terkompensasi dan yang
cadangan kapasitas jantung kecil.
3. Kardiogenik syok.
4. Bila ada "atrio-ventricular (A-V) blok " derajat 2 dan 3.
Cefotaxime 3x1gr dengan cara kerja antibiotik sefalosporin generasi ke tiga ( 3 ) dan
bersifat bakterisidal. cefotaxime aktip terhadap bahteri gram negatif
seperti : E.coli,H.influenzae, Klebsiella sp,Proteus sp ( indole positif dan negatif ), Serattia
sp, Neissarea sp, dan Bacteroides sp. Bakteri garam positif yang peka antara
lain :Staphylococci, Streptococci aerobserta anaerob, Streptococcus pneumoniae,
dan Clostridium sp. Infeksi berat yang disebabkan oleh patogen - patogen yang sensitif terhadap
cefotaxime seperti : Infeksi saluran pernapasan termasuk tenggorakan dan hidung. Infeksi pada
telinga. Infeksi kulit dan jaringan lunak. Infeksi tulang dan sendi. Infeksi genitalia,
termasuk Gonoroe ( non komlikata ). Infeksi adominal.
Ranitidine 2x1 adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja
histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.
Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50%
perangsangan sekresi asam lambung adalah 36–94 mg/mL. Kadar tersebut bertahan selama 6–8
jam.
Ranitidine diabsorpsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2–3 jam
setelah pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh makanan dan
antasida. Waktu paruh 2 ½–3 jam pada pemberian oral, Ranitidine diekskresi melalui urin.
Klien mengkonsumsi livron b plex karena klien sendiri menderita anemia gravis. Seperti
hal nya obat ini pun denga indikasi Anemia markositik hiperkromik , seperti: anemia
megaloblastik tropikal, anemia hiperkronik.
Anemia yang bertalian dengan gangguan fungsi hati, perdarahan pada gusi.
Anemia Hiperkronik sehabis keracunan.
Untuk segala macam penyakit oleh karena kekurangan vitamin B.
sesudah pengobatan dengan antibiotika, sulfonamia dan sebagai tabahan vitamin.
Dalam hal-hal yang tak memungkinkan penyutikan denga preparat hati, misalnya oleh karena
terlalu peka.
sebagai tonokum umum untuk pertumbuhan.
Klien sering merasa cemas sehingga ditambahkan obat penenang seperti alprazolam dengan
indikasi Pengobatan jangka pendek, ansietas sedang atau berat dan ansietas yang berhubungan
dengan depresi.
Agar melancarkan urine maka klien mendapatkan bicnat dengan tujuan membuat urin lebih
alkalis untuk mencegah presipitasi Kristal sulfonamide dalam tubulus renalis dan mengoreksi
asidosis metabolic dengan cara kerja seperti meningkatkan ekskresi ion karbonat
Untuk analgetik yang klien dapatkan adalah papaverin. Cara kerja dari papaverin sendiri
adalah relaksan non spesifik yang bekerja secara langsung pada otot polos. Dengan indikasi kolik
kandung empedu & ginjal & kondisi dimana memerlukan relaksasi otot polos, embolisme perifer
& mesentrium. Dan Spasmolitik, kejang perut, kejang saluran kemih, saluran empedu,
dismenore, migrain (emboli perifer dan mesenterik) .
Klien mendapat terapi aminevron. Yang memiliki cara kerja Ada 9 jenis asam amino
esensial: histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin. Asam
amino esensial tidak dapat disintesis dalam jumlah yang cukup di dalam tubuh dan untuk itu
harus tersedia dalam makanan. Fungsi utamanya adalah sebagai kofaktor esensial pada berbagai
sistem enzim.Keton atau asam-asam hidroksi ditransaminasi secara enzimatik menjadi asam-
asam L-amino yang bersangkutan sementara gugus urea mengalami dekomposisi. Pada penderita
yang mendapat diet rendah protein, penggunaan aminevron dapat memungkinkan asupan dengan
asam-asam amino esensial bebas nitrogen; penggunaan kembali katabolit yang mengandung
nitrogen; anabolisme protein dan penurunan yang simultan dari urea serum; perbaikan dari
ketidakseimbangan nitrogen dan asam amino serum; reduksi dari serum, PO4-3.
Dari hasil pengkajian di atas maka diangkat diagnosa yang utama adalah gangguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan kontraksi vesika
urinaria. Diagnosa kedua yang diangkat adalah perubahan eliminasi urin berhubungan dengan
stimulasi kandung kemih oleh batu. Dan diagnose yang ketiga untuk diangkat adalah perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual klien.
Setelah mendapatkan diagnose saya melakukan intervensi sesuai dengan diagnose.
Diagnose pertama dengan gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
frekuensi atau dorongan kontraksi vesika urinaria. Diharapkan klien tidak merasakan nyeri atau
nyeri klien bekurang.
Intervensi yang dilakukan adalah :- mengkaji skala nyeri klien
Evaluasi :(klien mengatakan skala nyeri di skala 5 )
- Menjelaskan penyebab nyeri
Evaluasi :(klien mengerti akan nyeri yang klien rasakan )
- Berikan tindakan kenyamanan pada klien, suasana yang nyaman.
Evaluasi :(klien merasa tenang tetapi masih merasakan nyeri)
- Memberikan obat analgetik papaverin 3x1/2
Evaluasi :(klien merasa lebih baik setelah pemberian analgetik/)
Dan diagnose kedua yang saya ambil adalah perubahan eliminasi urin berhubungan dengan
stimulasi kandung kemih oleh batu diharapkan klien berkemih normal dengan pola yang biasa.
Dan intervensi yang dilakukan adalah
- Memonitor pemasukan dan pengeluaran urin
Evaluasi : pemasukan cairan minuman yang diminum klien 600 ml. sedangkan urin yang
keluar 700ml
- Dorong klien terhadap pemasukan cairan
Evaluasi : klien masih jarang minum tetapi klien dibantu oleh infuse RL 20 ttm.
- Selidiki keluhan kandung kemih penuh
Evaluasi : klien masih merasa penuh di bagian suprapubis
Diagnosa ketiga yang saya angkat adalah resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual klien. Kriteria hasil yang diharapkan adalah menunjukkan berat
badan yang normal.
Intervensi yang dilakukan pada klien adalah
- Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering
Evaluasi : klien tampak sedang makan papaya di dalam bentuk jus
- Motivasi klien makan selagi hangat
Evaluasi : klien sedang memakan makanan yang disediakan dari rumah sakit
- Perhatikan adanya mual muntah
Evaluasi : klien tidak merasakan mual dan muntah
- Timbang bb setiap minggu
Evaluasi : bb klien 50 kg.
KESIMPULAN
a. Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika urinaria
atau kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu kandung kemih.( Smeltzer
and Bare, 2000 ).
b. Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang menyebabkan
gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke paha, abdomen dan daerah
genetalia. Medikasi yang diketahui menyebabkan pada banyak klien mencakup
penggunaan antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan.
Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya
dengan fosfat, oksalat, dan zat-zat lainnya. (Brunner and Suddarth, 2001).
c. Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang
mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari atau
kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium oksalat
atau fosfat ( Prof. Dr. Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra Utama, SPFK, 2001 ).
2. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih adalah :
a. Faktor Endogen
Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria, hyperkalsiuria dan hiperoksalouria.
b. Faktor Eksogen.
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air minum.
c. Faktor lainnya
Infeksi, stasis dan obstruksi urine, keturunan, air minum, pekerjaan, makanan atau
penduduk yang vegetarian lebih sering menderita batu saluran kencing atau buli-buli
( Syaifuddin, 1996 ).
Batu kandung kemih dapat disebabkan oleh kalsium oksalat atau agak jarang sebagai
kalsium fosfat. Batu vesika urinaria kemungkinan akan terbentuk apabila dijumpai satu
atau beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan
batu proses pembentukan batu kemungkinan akibat kecenderungan ekskresi agregat
kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam urine.
Dan beberapa medikasi yang diketahui menyebabkan batu ureter pada banyak klien
mencakup penggunaan obat-obatan yang terlalu lama seperti antasid, diamox, vitamin D,
laksatif dan aspirin dosis tinggi.
( Prof. Dr. Arjatmo T. Ph. D.Sp. And. Dan dr. Hendra U., SpFk, 2001 ).
DAFTAR PUSTAKA
- Palmer, P. E. S. 1995. Petunjuk membaca Foto Untuk Dokter Umum. Jakarta: EGC.
- Patel, P. R. 2007. Lecture Notes: Radiologi Ed. 2. Surabaya: Erlangga.
- Rasad, Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik Ed. 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
- Sjamsuhidayat, R. & Jong, Wim de. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
PENULIS.
-E.M IQRAR BAYU /Ilmu Penyakit THT RSUD saras husada purworejo
- Doengoes, E. Marilyn, Marry F.M., & Alice CM. Geisher, (2000), Rencana Asuhan
Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Edisi
3.EGC. Jakarta.
-Ikatan Apoteker Indonesia.(2010). Infromasi Spesialite Obat Indonesia. PT ISFI. Jakarta.
- Alim, aziz hidayat.2004. introduction to basic concepts of nursing. Medika Salemba. Jakarta
- Potter, Anne Perry. P.1997. Fundamentals of Nursing concepts, Process, Practice. EGC.
Jakarta