asuhan keperawatan tn. h dengan gangguan …

42
ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR AKTUALISASI DIRI: HARGA DIRI RENDAH KELURAHAN SARI REJO MEDAN POLONIA Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh: DESSI NATALIA SITANGGANG 142500007 PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN

KEBUTUHAN DASAR AKTUALISASI DIRI: HARGA

DIRI RENDAH KELURAHAN SARI REJO

MEDAN POLONIA

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh:

DESSI NATALIA SITANGGANG

142500007

PROGRAM STUDI DIIIKEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karuniaNya yang melimpah serta kesehatan dan kesempatan yang

diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul :“Asuhan Keperawatan Tn. H Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar

Aktualisasi Diri: Harga Diri Rendah Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”.

Disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan diploma bagi

mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara, Medan .

Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ilmu Keperawatan Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep. Ns, M.Kep, Sp.KMB, selaku Pembantu Dekan

II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, selaku Pembantu Dekan

III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Prodi D III

Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku

dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu serta dengan sabar

membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan kaarya tulis ilmiah ini.

6. Ibu Roxsana Devi Tumanggor S.Kep,Ns.MNurs(MntlHltH), selaku Dosen

Penguji yang dengan sabar telah menguji dan membimbing penulis.

7. Seluruh dosen dan Staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

8. Teristimewa dan tersayang untuk keluarga saya tercinta khususnya kedua

orangtua saya Bapak W. Sitanggang dan Ibunda D.Br Naibaho yang selalu

mendukung dan memberikan kasih sayang serta kakak saya yang saya

sayangi (Febriyanti, Charles, Valentin, Novi) yang tidak pernah lelah

Universitas Sumatera Utara

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

memberikan dukungan moril maupun materil dengan penuh kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Medan khususnya Teman-teman Program Studi D-III Keperawatan Stambuk

2014, terimakasih atas doa, dukungan dam kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadar bahwa dalam Penulisan Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kata sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun, penulis berharap

kiranya karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan

Yang Maha Esa Senantiasa melimpahkan rahmatnya dan karuniaNya bagi kita

semua.

Medan , Juli 2017

Penulis

Dessi Natalia Sitanggang

Universitas Sumatera Utara

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Tujuan .................................................................................. 3

1.3 Manfaat ................................................................................ 4

BAB II PENGELOLAHAN KASUS ....................................................... 5

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah

Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri ....................................... 5

2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri ...................................... 5

2.1.2 Definisi Harga Diri Rendah ...................................... 6

2.2 Definisi Harga Diri Rendah Kronis...................................... 7

2.2.1 Faktor Penyebab Harga Diri Rendah........................ 8

2.2.2 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Kronis .......... 9

2.2.3 Mekanisme Koping .................................................. 11

2.2.4 Penatalaksanaan Medis............................................. 12

2.3 Pengkajian ............................................................................ 13

2.3.1 Analisa Data ............................................................. 15

2.3.2 Rumusan Masalah .................................................... 17

2.3.3 Perencanaan .............................................................. 17

2.4 Asuhan Keperawatan Kasus ................................................. 20

2.4.1 Pengkajian ................................................................ 20

2.4.2 Analisa Data ............................................................. 27

2.4.3 Intervensi Keperawatan ............................................ 28

2.4.4 Implementasi dan Evaluasi ....................................... 30

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 32

3.1 Kesimpulan .......................................................................... 32

3.2 Saran ..................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 33

LAMPIRAN

Lampiran 1: Catatan Perkembangan

Lampiran 2: Lembar Konsultasi

Universitas Sumatera Utara

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan

sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan

bahagia, sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan

jiwa diterjemahkan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan

fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang. Perkembangan

tersebut berjalan selaras dengan keadaan orang lain (Febriani, 2008). Himpitan

hidup yang semakin berat di alami hampir oleh semua kalangan masyarakat

sehingga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan jiwa (Intan, 2010).

Gangguan kejiwaan merupakan masalah klinis dan sosial yang harus diatasi

karena sangat meresahkan masyarakat baik dalam bentuk dampak penyimpangan

perilaku maupun semakin tinginya jumlah penderita gangguan jiwa. Penyakit

mental ini menimbulkan stress bagi penderita dan keluarga nya. Semakin

tingginya persaingan dan tuntutan dalam memenuhi kebutuhan dapat

menyebabkan seseorang mengalami stress merasa tertekan. Kebutuhan dapat

menyebabkan seseorang mengalami strees maka ia akan cenderung mengalami

atau menujukan gejala gangguan kejiwaan sehingga ia menjadi maladaptif

terhadap lingkungan. Gangguan atau masalah kesehatan jiwa yang berupa proses

pikir maupun ganguan sensori persepsi yang sering adalah harga diri rendah.

Menurut WHO (2016), masalah gangguan jiwa di seluruh dunia sudah

menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan paling tidak ada 1 dari 4

orang di dunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta

orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

Data Riskesdas tahun 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental

emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk

usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah

penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti

skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000

penduduk.

Prevalensi gangguan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di daerah khusus

pasien dengan HDR jika tidak segera ditangani akan memberikan dampak yang

buruk bagi penderita, orang lain, ataupun lingkungan disekitarnya. Untuk

meminimalkan dampak yang ditimbulkan dibutuhkan peran perawat yang optimal

dan cermat untuk melakukan pendekatan dan membantu klien memecahkan

masalah yang dihadapinya dengan memberikan penatalaksanaan. Penatalaksanaan

yang diberikan antara lain meliputi farmakologis dan non-farmakologis.

Penatalaksanaan farmakologis antara lain dengan memberikan obat-obatan

antipsikotik. Adapun penatalaksanaan non-farmakologis dari harga diri rendah

dapat meliputi pemberian terapi-terapi modalitas (Direja, 2011).

Seseorang yang menderita harga diri rendah cenderumg mengalami gangguan

dalam pemenuhan kebutuhan gangguan konsep diri : harga diri rendah dimana

klien merasa tidak percaya diri. Selain itu klien merasa gagal mencapai keinginan

mengkritik diri sendiri, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial

(Yosep, 2007).

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh

dengan menganalisa seberapa baik perlaku seseorang sesuai dengan ideal diri.

Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa

Universitas Sumatera Utara

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

syarat walaupun melakukan kesalahan,kekalahan tanpa merasa sebagai seseorang

yang penting dan berharga (Stuart & Sundeen 1998). Kebutuhan dasar manusia

menurut H.Maslow pada dasarnya mempunyai lima hierarki (1) kebutuhan

fisiologis (physioogical needs) (2) kebutuhan rasa aman (safety needs)

(3) kebutuhan kasih sayang (love needs) (4) kebutuhan harga diri (esteem needs)

(5) kebutuhan aktualisasi diri (self actualization).

Peran perawat dalam menangani pasien harga diri rendah di rumah sakit salah

satunya melakukan penerapan standar asuhan keperawatan yang mencakup

penerapan strategi pelaksanaan harga diri rendah. Strategi pelaksanaan adalah

penerapan standar asuhan keperawatan terjadwal yang diterapkan pada pasien

yang bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani.

Strategi pelaksanaan pada pasien harga diri rendah mengidentifikasi aspek positif

yang masih dimiliki klien, mengoptimalkan aspek positif yang masih dimilikinya

serta minum obat dengan teratur (Akemat dan Keliat, 2010).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Karya Tulisan Ilmiah ini agar mahasiswa memperoleh pengalaman nyata

dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien harga diri rendah demgan

prioritas masalah kebutuhan dasar aktualisasi diri di Sari Rejo Medan Polonia.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan harga diri.

2. Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan harga diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

3. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan harga diri.

4. Mahasiswa mampu meleksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan harga diri.

5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan harga diri.

1.3 Manfaat

1. Bagi klien

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk membantu klien

mengatasi harga diri rendahnya,sehingga klien dapat melakukan kegiatan

sehari-hari dengan bekerja sama dengan orang lain dan mampu memandang

dirinya secara positif.

2. Bagi Mahasiswa

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

yangbermakna bagi mahasiswa dalam memberikan asuahan keperawatan

pada kliendengan gangguan harga diri rendah sekaligus mahasiswa

mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang cara pemenuhan kebutuhan

dasar yang terkait dengan gangguan harga diri rendah.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Aktualisasi Diri

2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling

tinggi dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas. Aktualisasi

juga memudahkan dan meningkatkan pematangan serta pertumbuhan. Ketika

individu makin bertambah besar, maka "diri" mulai berkembang. Pada saat itu

juga, tekanan aktualisasi beralih dari segi fisiologis ke segi psikologis. Bentuk

tubuh dan fungsinya telah mencapai tingkat perkembangan dewasa, sehingga

perkembangan selanjutnya berpusat pada kepribadian (Arianto, 2009).

Ahli jiwa termashur Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy of

Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self actualization) sebagai kebutuhan

dan pencapaian tertinggi seorang manusia.Maslow menemukan bahwa tanpa

memandang suku asal-usul seseorang, setiap manusia mengalami tahap-tahap

peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya.

Menurut konsep Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow, manusia didorong

oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan dibawa sejak lahir. Kebutuhan ini

tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi.

Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu

sebelum muncul kebutuhan tingkat selanjutnya. Kebutuhan paling tertinggi dalam

hirarki kebutuhan individu Abraham Maslow adalah aktualisasi diri. Aktualisasi

diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila ingin mencapai kesuksesan.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

2.1.2 Defenisi Harga Diri Rendah

Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan

harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan(Herman, 2011). Gangguan

harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,

yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri seseorang karena merasa tidak

mampu dalam mencapai keinginan (Fitria, 2009).

Menurut Fitria (2009),harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang

sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai

diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan, perubahan).

2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi

diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama.

Etiologi harga diri rendah dan dapat terjadi secara :

1. Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,

dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena

sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).

Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :

a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,

pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).

b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena

dirawat/ sakit/ penyakit.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai

pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa

persetujuan.

2. Kronik

Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum

sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit

dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini

mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada

klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam

tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh

kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi

kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007).

2.2 Definisi Harga Diri Rendah Kronis

Harga rendah kronis merupakan perasaan over negatif terhadap diri sendiri,

hilangnya kepercayaan diri dan gagal mencapai tujuan yang di ekspresikan secara

langsung maupun secara tidak langsung melalui tingkat kecemasan yang sedang

sampai berat (Stuart dan Sundeen,2002).

Menurut Carpenito, L.J (2010), tanda dan gejala harga diri rendah kronis

adalah:

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan

terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak

setelah mendapat terapi sinar pada kanker

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya

segera ke rumah sakit, menyalahkan/mengejek dan mengkritik diri sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya

orang bodoh dan tidak tahu apa-apa

4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu

dengan orang lain, lebih suka sendiri.

5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang

memilih alternatif tindakan.

6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,

mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

2.2.1 Faktor Penyebab Harga Diri Rendah

1. Faktor Predisposisi

a. Perkembangan individu yang meliputi :

1) Adanya penolakan dari orang tua.

2) Kurang pujian dan kurangnya pengakuan dari orang tua.

3) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna dan merasa

rendah diri.

b. Ideal diri

1) Individu selalu dituntut untuk berhasil.

2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.

3) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya

diri.

2. Faktor Prespitasi

a. Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga

merasa rendah diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

b. Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan

psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan,

penganiayaan fisik, kecelakaan, bencana alam dan perampokan.

RESIKO TINGGI PERILAKU KEKERASAN

PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK: HALUSINASI

HARGA DIRI RENDAH

KOPING INDIVIDU

TIDAK EFEKTIF

TRAUMATIK TUMBUH KEMBANG

Gambar 2.1. Pohon Masalah

2.2.2 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Kronis

Individu yang kurang mengerti akan arti tujuan hidup akan gagal

menerima tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung

pada orang tua dan gagal mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari

kebebasan mengekspresikan sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak menuntut diri sendiri, sehingga ideal

diri yang ditetapkan tidak tercapai.

Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah kronis adalah

penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,pola

asuh yang tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan

dengan saudara. Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak

tercapai, gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka

disfungsional dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping

yang tidak konstruktif atau kopingnya maladaptive. Resiko yang dapat terjadi

pada individu dengan gangguan harga diri rendah adalah isolasi sosial : menarik

diri karena adanya perasaan malu kalau kekurangannya diketahui oleh orang lain.

(Stuart dan Sundeen 2006).

Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman

positif dalam beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan dengan

mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan

yang tinggi. Tanda-tanda individu yang memilki konsep diri yang positif adalah :

Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Seseorang ini mempunyai rasa

percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang

dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada

jalan keluarnya. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri,tidak

sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.

Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa

mengilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap

orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak

seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain

sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui

oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-

aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk

menginstropeksi dirinya sendiri sebelum menginstropekesi orang lain dan mampu

untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima lingkungannya.

Konsep diri negatif ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan

untuk melakukan dengan penyesuaian diri. (Stuart dan Sundeen 2006) .

2.2.3 Mekanisme Koping

Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek atau

jangka panjang serta penggunaan mekanisme. Pertahanan ego untuk melindungi

diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri sendiri yang menyakitkan.

Pertahanan jangka pendek meliputi:

1. Aktivitas yang memberikan kesempatan lari sementara dari krisis misalnya:

menonton konser musik, menonton televisi secara obsesif.

2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut

dalam klub sosial, agama, kelompok, gerakan.

3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasan diri yang

tidak menentu, misalnya : olah raga yang kompetitif, prestasi akademis,

kontes untuk mendapatkan popularitas.

4. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas di

luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini, misal: penyalahgunaan obat.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

Pertahanan jangka panjang mencakup:

1. Penutupan identitas–adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang

terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu.

2. Identitas negativ-asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan

yang diterima masyarakat (Stuart, 2006).

2.2.4 Penatalaksanaan Medis

Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembnagkan

sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih

manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi:

1. Psikofarmaka berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang

hanya diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu

golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat

yang termasuk golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL

(psikotropik untuk menstabilkan senyawa otak), dan Haloperidol (mengobati

kondisi gugup). Obat yang termasuk generasi kedua misalnya, Risperidone

(untuk ansietas), Aripiprazole (untuk antipsikotik).

2. Psikoterapi Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi

dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya supaya ia

tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk

kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau

latihan bersama.

3. Terapi Modalitas Terapi modalitas/ perilaku merupakan rencana pengobatan

untuk skizofrenia yang ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan pasien.

Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan

latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi kelompok bagi

skizofrenia biasnya memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan

kehidupan yang nyata.

4. Terapi Kejang Listrik (Electro Confulsive Terapi) ECT adalah pengobatan

untuk menimbulkan kejang granmal secara artifisial dengan melewatkan

aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Terapi

kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi

neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.

2.3 Pengkajian

1. Faktor predisposisi

Terjadinya gangguan konsep harga diri rendah kronis juga

dipengaruhibeberapa faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis,

sosial dankultural.

a. Faktor biologis, biasanya karna ada kondisi sakit fisik yang

dapatmempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula

berdampakpada keseimbangan neurotransmiter di otak contoh kadar

serotonin yangmenurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi

dan pada pasiendepresi kecendrungan harga diri rendah kronis semakin

besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran pikiran negatif dan tidak

berdaya.

b. Berdasarkan faktor psikologis, harga diri rendah kronis sangat

berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan

peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami

Universitas Sumatera Utara

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

harga diri rendah kronis meliputi orang tua yang penolakkan orang,

harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya

terhadap anaknya, tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan

jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.

c. Faktor sosial sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya

harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah

kumuh dan rawan, kultur sosial yang berubah misal ukuran keberhasilan

individu.

d. Faktor kultural: tunutunan peran sosial kebudayaan sering meningkatkan

kejadian harga diri rendah kronis antara lain: wanita sudah harus

menikah jika umur mencapai dua puluhan, perubahan kultur kearah gaya

hidup individualisme.

2. Faktor presipitasi

Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang

dihadapi individu dan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalah.

Situasi atau stressor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya.

Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan

kurang penghargaan diri dari orang tua yang berarti: pola asuh anak tidak

tepat misalnya: terlalu dilarang, dituntut, persaingan dengan saudara,

kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak dapat di capai,

gagal tanggung jawab terhadap diri sendiri (Stuart dan sundeen,1991).

Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan

peristiwa yang mengancam kehidupan

b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan

dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

Ada tigajenistransisiperan:

a. Transisi peran perkembangan adalah: perubahan normatif yang berkaitan

dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan

dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-

nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri.

b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangny aanggota

keluarga melalui kelahiran atau kematian.

c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke

keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian

tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh

perubahan fisik yang berhubungan tumbuh kembang normal dan

prosedur medis dan keperawatan (Stuart,1998).

2.3.1 Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehata

klien, kemapuan klien unuk menegelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan

hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainya. Data fokus adalah data

tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah

kesehatanya serta hal- hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap

klien (Potter & Perry 2005).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menetukan masalah-masalah, serta kebutuhan

keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap

awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data

dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.

Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis

keperawatan, merencanakn asuhan keperawatan, serta tindakan keperwatan untuk

mengatasi masalah-masalah klien. pengumpulan data dimulai sejak pengkajian

ulang untuk menambah/melengkapi data (Prasetyo, 2010).

Tujuan pengumpulan data studi kasus dalam Penulisan Tulisan Ilmiah ini

antra lain sebagai berikut :

1. Memperoleh informasi tentang kesehatan klien

2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien

3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah – langkah

berikutnya

Data yang perlu dikaji ada dua tipe sebagai berikut :

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan

kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup

persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.

Misalnya : tentang nyeri, perasaan lemah ketakutan, kecemasan, frustasi,

mual, peasaan malu (Potter dan Perry, 2005).

2. Data Objektif

Universitas Sumatera Utara

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

Data yang dapat diobservasi dan diukur , dapat diperoleh menggunakan pabca

indera (lihat, dengar, cium dan raba) selama pemeriksaa fisik . Misalnya :

Frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan tingkat kesadaraan

(Potter dan Perry, 2005).Sedangkan data yang diperoleh pada pengkajian

yang dilakukan Tn. H sebagai berikut :

a. Data objektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif

tindakan, ingin mencederai diri.

b. Data subjektif

Pasien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh atau tidak tahu

apa-apa, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap

diri

2.3.2 Rumusan Masalah

1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2. Isolasi sosial

2.3.3 Perencanaan

Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanan dimana

perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi

masalahnya, perencanaan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan (Yosep,

2009).

1. Tindakan keperawatan untuk klien harga diri rendah yaitu :

a. Tujuan tindakan untuk klien adalah sebagai berikut:

1) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

2) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

3) Klien mengikuti program pengobatan secara optimal

b. Tindakan keperawatan

1) Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan.

Untuk tindakan tersebut perawat dapat :

a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih

dapatdigunakan

b) Bantu klien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap

kemampuan diri yang diungkapkan klien

c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang

aktif.

2. Tindakan keperawatan pada pasien Isolasi sosial yaitu :

a. Membina hubungan saling percaya

1) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien

2) Berkenalan dengan klien. perkenalan nama panggilan yang saudara

sukai, tanyakan nama dan nama panggilan klien

3) Menanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini

4) Buat kontrak asuhan keperawatan , mencakup hal – hal apa yang

saudara akan lakukan bersama klien, berapa lama akan dikerjakan

dan dimana tempatnya .

b. Menyadari penyebab isolasi sosial

1) Tanyakan siapa saja orang yang satu rumah dengan klien

2) Tanyakan siapa orang yang dekat dengan klien dan apa sebabnya

Universitas Sumatera Utara

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

3) Tanyakan setiap orang yang tidak dekat dengan klien dan apa

sebabnya.

c. Mengetahui keuntungan dan kerugiaan berinteraksi dengan orang lain

1) Tanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan

orang lain

2) Tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak ingin berinteraksi

dengan orang lain

3) Diskusikan pada klien keuntungan bila klien memilki banyak teman

dan tidak bergaul akrab dengan mereka

4) Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien

Universitas Sumatera Utara

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

2.4 Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

2.4.1 Pengkajian

I. Biodata

Identitas

Nama : Tn. H

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 31 tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaaan : -

Alamat : Sari Rejo Medan Polonia

Tanggal Pengkajian : 13 Juni 2017

Diagnosa medis : Skizofenia Paranoid

II. Keluhan Utama

Klien datang dengan keluhan sudah seminggu yang lalu klien mudah

tersinggung, emosi labil, marah-marah dan suka merasa curiga terhadap orang

lain, klien sulit diarahkan juga sering keluyuran tidak pulang kerumah.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

III. Riwayat Kesehatan Sekarang

A. Propocative / Palliative

1. Apa penyebabnya :

Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu lebih kurang

setahun yang lalu muncul dengan gejala tersebut (mudah

tersinggung, emosi labil, marah-marah dan suka merasa curiga

terhadap orang lain).

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

Perawatan selama dirumah sakit dan obat-obatan

B. Quantity / Quality

1. Bagaimana dirasakan :

Klien merasa keluarga tidak memperdulikan dirinya lagi. Klien juga

merasa hidupnya tidak berguna lagi.

2. Bagaimana dilihat :

Klien merasa lemah, menolak terhadap kemampuan sendiri dan ingin

mencederai diri sendiri.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah masuk rumah sakit jiwa

karena suka marah-marah, merusak alat rumah tangga serta bicara dan

tertawa sendiri.

B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan

Klien mendapat perawatan dari rumah sakit serta obat-obatan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

C. Pernah dirawat / dioperasi

Klien mengatakan tidak pernah dioperasi.

D. Lama dirawat

Sebelumnya klien di rawat tahun 2007 selama 6 bulan.

E. Alergi

Klien tidak mengalami riwayat alergi.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua

Klien mengatakan orang tuanya tidak mengalami penyakit seperti

dirinya.

B. Saudara kandung

Klien mengatakan saudaranya tidak mengalami penyakit seperti dirinya.

C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien mengatakan sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa seperti dirinya.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan tidak ada keluarganya yang meninggal.

F. Genogram

Klien anak 5 dari 5 bersaudara.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi klien tentang penyakitnya :

Klien mengetahui bawa dirinya menggalami gangguan jiwa .

Universitas Sumatera Utara

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

B. Konsep Diri

1. Gambaran diri :

Klien menyukai bagian muka dengan alasan klien kalau tanpa ada

muka seseorang itu tidak akan pantas dan pasti menakutkan.

2. Ideal diri

Klien ingin cepat sembuh dan melakukan aktivitas seperti biasa

(membantu orang tuanya ) dan dapat berkerja

3. Harga diri :

Klien mengatakan dirinya merasa tidak berguna lagi dengan keadaan

sekarang dan tidak mampu membantu ibunya yang sudah tua

4. Peran diri :

Klien sebagai anak dalam keluarganya

5. Identitas :

Klien seorang dan belum menikah

C. Keadaan Emosi

Pasien dapat menggontrol emosi nya

D. Hubungan Sosial

1. Orang yang berarti :

Bagi klien orang yang berarti adalah orang tua nya (ibu)

2. Hubungan dengan keluarga :

Klien mengatakan hubungan dengan kelurga nya baik

3. Hubungan dengan orang lain :

Klien mengatakan hubungan dengan tetangga nya baik dan

hubungan dengan masyarakat nya baik .

Universitas Sumatera Utara

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

4. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain :

Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain .

VII. STATUS MENTAL

1. Penampilan :

Klien berpakaian rapi yang sesuai, kuku tangan pendek karena orang

tua klien selalu memotang nya kuku klien saat panjang.

2. Pembicaraan :

Klien berbicara kooperatif, klien dapat menjawab pertanyaan perawat

dengan baik dan jawabannya sesuai dengan pertanyaan.

3. Interaksi selama wawancara :

Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan

kontak mata mudah beralih kearah yang tak menentu dan sulit

konsentrasi.

4. Alam perasaan :

Klien tampak sedih dan tidak bergairah serta iri dengan teman-

temannya karena klien belum bisa membahagiakan ibunya seperti

teman-teman lainnya

Universitas Sumatera Utara

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan klien sadar, dengan tanda-tanda vital.

Tekanan darah : 120 / 80 mmHg, Nadi : 80x/i, Pernapasan : 18x/i dan suhu

tubuh 37oC. Bentuk kepala bulat,simetris,kulit kepala bersih dan penyebaran

rambut merata, wajah klien oval. Klien memiliki dua mata dengan simetris,

dua telingga dengan simetris dan tidak ada kelainan pendengaran, posisi

hidung simetris dan terdapat dua lubang hidung, keadaan bibir simetris dan

lembab klien juga dapat membedakan rasa asam, manis, pahit,dan asin,

keadaan leher simetris tidak kelainan pada leher klien, kulit klien bersih

tidak kelainan kulit.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI

1. Pola makan dan minum

Frekuensi makan /hari : 3 kali sehari.Nafsu / selera makan : klien tidak

nafsu makan. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati. Alergi : klien tidak

memilki alergi. Mual dan muntah :tidak ada mual dan muntah. Tampak

makan memisahkan diri : klien tidak ada memisahkan diri saat makan ,

klien makan dengan keluarga nya. Waktu pemberian makan : pagi, siang

dan malam. Jumlah dan jenis makan : 1 porsi , jeni nasi + lauk pauk dan

sayur dan klien apa yang dimasak keluarga nya dimakan. Waktu

pemberian cairan : tidak ditentukan. Masalah makan dan minum : klien

dapat menyebutkan makan 3x sehari, jumlahnya 1 piring dan tanpa ada

bantuan.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

2. Perawatan diri / personal hygiene

Klien mengatakan mandi 2x sehari, menggunakan sabun dan dilakukan

secara mandiri.

3. Pola kegiatan / aktivitas

Kegiatan aktivitas klien : mandi, makan, eliminasi,ganti pakaian

dilakukan mandiri. Kegiatan ibadah klien : klien terkadang sholat,dan

sering orang tua klien membaca kan Alquran pada klien

X. POLA ELIMINASI

1. BAB:

Pola BAB : 2x/ sehari.

Karakter feses : lembek.

Riwayat pendarahan : klien tidak memiliki riwayat pendrahan.

BABTerakhir : malam hari.

Diare : klien tidak mengalami diare.

Penggunaan laksatif : klien tidak menggunakan laksatif

2. BAK :

Pola BAK : 5-6 x/sehari.

Kateter urine : klien tidak menggunakankateter urine. Nyeri / kesulitan

BAK : tidak ada rasa nyeri ataukesulitan BAK.

XI. MEKANISME KOPING

Adaptif : Ketika klien mengalami masalah klien lebih memilih

pergi keluyuran dari rumah.

Maladaptif : Jika klien mengalami masa yang sangat sulit seperti masih

menganggap belum sembuh oleh keluarganya

Universitas Sumatera Utara

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

2.4.2 Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan

1. DS:

Klien mengatakan merasa malu pada

dirinya sendiri dan orang lain karena

penyakitnya.

Klien merasa sedih karena orang tuanya menggangap bahwa klien belum

sembuh.

DO :

Ketika klien menceritakan masalah klien tampak lesu dan tidak

bersemangat selalu menunduk dan

menghindari kontak mata dengan

perawat.

Harga diri rendah kronis

2 DS :

Klien mengatakan ia jarang bergaul maupun

bersosialisasi dengan orang lain karena

malu akan penyakitnya.

DO :

Klien sering pergi keluyuran dari rumah ketika klien mengalami masalah.

Kurang dalam kontak mata.

Afek sedih.

Isolasi Sosial

Universitas Sumatera Utara

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

2.4.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Perencanaan

Harga Diri

Rendah Kronis Tujuan : klien akan menunjukkan harga diri.

Indikator NOC Harga diri (1205) 1. Verbalisasi penerimaan diri dengan skala 3.

2. Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.

3. Mempertahankan kontak mata dengan skala 3.

4. Penerimaan terhadap kritik yang membangun dengan

skala 3.

5. Mempertahankan penampilan dan kebersihan diri dengan

skala 3.

Rencana Tindakan

NIC Peningkatan harga diri

(5400)

Rasional

Monitor pernyataan klien mengenai harga diri.

Bantu klien untuk

mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki.

Bantu klien untuk menemukan penerimaan

diri.

Fasilitasi lingkungan dan kegiatan yang akan

meningkatkan harga diri.

Berikan penghargaan atau

pujian terhadap klien atas

kemajuan klien.

Pernyataan klien tentang pandangan harga diri

klien.

Kemampuan positif yang

dimiliki klien dapat

meningkatkan percaya

diri.

Klien dapat menerima keadaans ekarang.

Penghargaan atau pujian akan memotivasi klien

dalam kemajuan yang

telah dilakukan.

Kritik diri akan membuat

klien mampu mengenali

dirinya.

Diagnosa Perencanaan

Isolasi Sosial Tujuan : klien dapat menerima peran.

Indikator NOC Penampilan peran (1501)

1. Penampilan perilaku peran orang tua.

2. Melakukan peran sesuai harapan.

3. Pengetahuan tentang masa perubahan peran.

Rencana Tindakan

NIC Peningkatan peran

(5370)

Rasional

Fasilitasi diskusi mengenai bagaimana adaptasi peran

keluarga untuk dapat

mengkompensasi peran

anggota keluarga yang

sakit.

Penghargaan atau pujian akan memotivasi

klien dalam kemajuan

menghargai peran.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

Bantu pasien untuk mengidentifikasi periode

transisi peran pada

keseluruhan rentang

kehidupan.

Fasilitasi diskusi mengenai harapan diantara pasien dan

orang yang penting bagi

pasien dalam hal peran

yang saling bergantung satu

sama lain.

Dukung pasien untuk

mengidentifikasi gambaran

realistik dari adanya

perubahan peran.

Klien dapat menerima peran dan periode

transisi dalam

kehidupan

Berikan penghargaan atau pujian dalam

memotivasi klien

mengenai peran antar

saling bergantung

dengan yang lainnya.

Memberikan

kenyamanan dalam

mengidentifikasi

adanya perubahan

peran serta gambaran

yang realistik.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

2.4.4 Implementasi dan Evaluasi

Hari /

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP)

Selasa

13 Juni

2017

Harga Diri

Rendah

Kronis

1. Mengkaji

pemahaman klien

tentang harga diri

dengan

menanyakan

kepada klien

bagaimana

pendapat orang lain

tentang klien

menurut klien.

2. Mengkaji

kemampuan positif

yang dimiliki klien.

3. Memotivasi dalam

menetapkan tujuan

yang realistis.

4. Fasilitasi

lingkungan dan

kegiatan yang akan

meningkatkan

harga diri.

5. Memberikan

penghargaan atau

pujian kepada klien

atas kemajuan

klien.

S:

Klien mengatakan bahwa

keluarga menggangap

mengalami gangguan

jiwa.

Klien dapat melakukan pekerjaan positifnya

dengan baik.

Klien mengatakan ingin segera sembuh dan

kembali berkumpul

dengan keluarga.

O:

Klien terlihat baik melakukan pekerjaanya.

Klien menunjukkan

ekspresi senang ketika

diberi pujian.

A:

Mengungkapkan penerimaan diri secara

verbal dengan skala 3.

Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.

Mempertahankan kritik

dari orang lain skala 3.

P:

Intervensi dilanjutkan.

Melatih perilaku yang dapat meningkatkan

harga diri.

Pantau Aktivitas.

Rabu

14 Juni

2017

Harga Diri

Rendah

Kronis

1. Mengkaji klien

untuk mengenali

dan mendiskusikan

pemikiran dan

perasaan.

2. Membantu klien

untuk menyadari

bahwa semua orang

adalah unik.

3. Membantu klien

untuk

S:

Klien mengatakan perasaannya masih sedih.

Klien mengatakan

dampak penyakit yang dialaminya adalah dia

tidak dapat melakukan

pekerjaan dengan percaya

diri.

Klien mengatakan sumber

motivasinya adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

mengidentifikasi

dampak penyakit

atas harga diri.

4. Membantu klien

untuk sadar akan

hal negatif tentang

diri.

5. Membantu klien

untuk

mengidentifikasi

sumber motivasi.

keluarga.

O:

Klien tampak senang dengan perbincangan

yang dilakukan.

A:

Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan

dengan skala 4.

P:

Intervensi dilanjutkan

Menyatakan perasaan ke orang lain dengn skala 4

Pantau Aktivitas.

Kamis

15 Juni

2017

Isolasi

Sosial

1. Memotivasi klien

untuk

meningkatkan

hubungan interaksi.

2. Membantu klien

untuk

meningkatkan

harga diri.

3. Ajarkan

bersosialisasi agar

meningkatkan

harga diri.

4. Mendorong klien

untuk terlibat

dalam aktivitas

kelompok atau

individu seperti

TAK atau

beribadah.

5. Mengajarkan klien

untuk melakukan

aktivitas menyapu

dan mengepel.

S:

Klien mengatakan sudah mampu berkenalan dan

bersosialisasi dengan

teman-temannya.

Klien mampu mengerjakan aktivitas

sesuai dengan jadwal

yang telah disusun.

Klien mengatakan

berkomitmen akan

mengikuti segala aktivitas

yang telah disusun

dengan baik.

O:

Klien mulai berinteraksi dengan teman-temannya.

Wajah klien mengalami perubahan suasana ceria.

A:

Berpartisipasi sebagai sukarelawan, pada

aktivitas organisasi, atau

pada kegiatan keagamaan.

P:

Intervensi dilanjutkan.

Berpartisipasi dalam aktivitas pengalihan

dengan orang lain.

Pantau Aktivitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengakajian yang dilakukan kepada Tn. H seseorang

dengan harga diri rendah terlihat dari kurang memperhatikan perawatan

diri,berpakaian tidak rapi dan selera makan berkurang. Tn. H juga tidak berani

menatap lawan bicara. Tn. H nampak tidak bersemangat dan kurang kosentrasi,

tampak lesu. Klien juga mengatakan dia malu terhadap dirinya sendiri akibat

penyakitnya. Klien juga merasa merendahkan martabat seperti : “saya tidak bisa”,

“saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa”. Dari data diatas Tn. H mengalami

isolasi sosial dan gangguan konsep diri : harga diri rendah.

3.2 Saran

3.2.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa yang hendak melakukan asuhan keperawatan hendaknya lebih

dahulu memahami tentang kebutuhan dasar klien yang terkait dengan masalah

harga diri rendah sehingga mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan

yang bersifat komprehensif.

3.2.2 Bagi Klien

Sebaiknya klien mampu menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan

perawat dan tim kesehatan lainnya serta untuk mempercepat proses penyembuhan

klien sekaliogus meningkatkan kesiapan keluarga dalam merawat klien di rumah

sehingga kesehatan klien membaik.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

DAFTAR PUSTAKA

Arianto. (2009). Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Carpenito , L.J. (2010). Konsep Dasar Harga Diri Rendah Kronis.

Direja. (2011). Konsep dan Aplikasi Keperawatan jiwa.

Febriani. (2008). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 6. Jakarta : EGC

Fitria dan herman. (2009). Buku Ajar : Proses Keperawatan Jiwa. Edisi 4.

Jakarta:EGC

Intan. (2010). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. A (2010). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC.

Potter.P.A dan Perry, A.G, (2005). BukuAjar : Fundamental Keperawatan.

Potter.P.A dan Perry, A.G, (2006). BukuAjar : Fundamental Keperawatan.

Prabowo. E (2016). Konsep dan Aplikasi Keperawatan Jiwa.

Purba, J. M (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah

Psikososial dan Gangguan Jiwa.

Stuart dan Sundeen (2006). Asuhan Keperawatan Jiwa :Graha Ilmu.

WHO. (2016). Buku Ajar : Proses Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC

Yosep. (2007). Konsep dasar dan Aplikasi Keperawatan Jiwa.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

Lampiran 1

CATATAN PERKEMBANGAN

No

Dx

Hari /

Tanggal Pukul Tindakan keperawatan

1 Selasa/

13 Juni 2017

09.00-11.00 1. Strategi Pertemuan 1

Membina hubungan saling percaya

Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan klien

Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih

Memberi pujian yang wajar terhadap

keberhasilan klien

Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

S :

Klien mengatakan merasa senangdan

lega bisa menceritakan tentang

kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki seperti : merapikan tempat

tidur dan menyapu rumah

O :

Klien mampu mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki

A :

Masalah teratasi

P :

Intervensi dilanjutkan : SP2

2 Rabu/

14 Juni 2017

11.00-12.00

2. Strategi Pertemuan 2

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

klien

Melatih kemampuan kedua

Menganjurkan klien untuk memasukan dalam jadwal kegiatan

harian pasien

S :

Klien merasa tidak berguna karena

sudah lama tidak bekerja

O :

Klien mendemonstrasikan kegiatan

Universitas Sumatera Utara

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

yang sudah dilakukan

A :

Masalah teratasi, klien mampu

memvalidasi masalah dan melakukan

kegiatan sesuai dengan kemampuan

P :

Intervensi dilanjutkan SP3

3 Kamis 15/

Juni 2017

12.00-13.00

3. Strategi Pertemuan 3

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

pasien

Melatih kemampuan ketiga

Menganjurkan klien memasukan jadwal kegiatan harian pasien

S :

Klien sudah mampu melakukan

kegiatan harian

O :

Klien tampak tenang dan bersemangat

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Intervensi dilanjutkan SP4

4 Jumat/

16 Juni 2017

13.00 –

15.00

4. Strategi Pertemuan 4

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

Menjelaskan kegunaan obat

Melatih pasien minum obat dengan prinsip 5 benar

S :

Klien sudah mampu melakuakan

kegiatan harian

O :

Klien tampak mengerti

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Intervensi dihentikan

Universitas Sumatera Utara

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN TN. H DENGAN GANGGUAN …

Lampiran 2

LEMBAR KONSULTASI

NAMA MAHASISWA : DESSI NATALIA SITANGGANG

NIM : 142500007

JUDUL : “Asuhan Keperawatan Tn. H Dengan Gangguan

Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri Pada: Harga Diri

Rendah Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia

No Tanggal Manteri Konsul Saran Paraf

1 18 Mei 217 Menjumpai dosen

pembimbing untuk

bmbingan KTI

Mencari kasus

2 28 Mei 2017 Konsultasi pemilihan

judul KTI

Memilih judul

sesuai kasus

3 3 Juni 2017 Konsultasi judul KTI ACC judul

4 22 Juni 2017 Konsultasi Bab 1 Revisi Bab 1

5 7 Juli 2017 Konsultasi Bab 1, 2, 3 Revisi Bab 1, 2, 3

6 12 Juli 2017 Konsultasi Bab 1, 2, 3 Revisi Bab 1, 3

7 17 Juli 2017 Konsultasi Bab 1, 2, 3 Revisi pengkajian

data

8 18 Juli 2017 Konsultasi Bab 1, 2, 3 Revisi askep

9 20 Juli 2017 Konsultasi Bab 1, 2, 3 ACC

Universitas Sumatera Utara