asuhan keperawatan pada tn. m dengan gangguan kebutuhan

57
Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan DasarOksigenasi : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di RSUD. dr.Pringadi Medan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh : MARIA ANASTASIA SIMANJUNTAK 142500061 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

DasarOksigenasi : Ketidakefektifan Bersihan Jalan

Nafas di RSUD. dr.Pringadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh :

MARIA ANASTASIA SIMANJUNTAK

142500061

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Prioritas masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Oksigenasi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di RSUD. dr. Pirnngadi Medan”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan ahli madya keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,motivasi, doa, bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena ini pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep. Ns, M.Kep, Sp KMB, selaku Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji saya.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp,M.Kep, Sp. Mat, selaku wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Ikhsanuddin A Harahap, S.Kp,MNS, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, serta dengan sabar membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah.

7. Bapak Iwan Rusdi, S.Kp, MNS, selaku dosen pembimbing akademik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 9. Yang paling saya sayangi dan cintai, kepada kedua orang tua saya, Bapak Tagor

Simanjuntak, Ibu Lamria Silalahi, abang saya Alex, Andrew, Arnold, Tommy beserta keluarga yang tidak lelah memberi motivasi, semangat, perhatian dan kasih sayang, serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.

10. Teman-teman fakultas keperawatan saya, Carolina Sinaga, Dede Atika, Desi Puspita, Eka Rina, Jessica Yolanda, Noviyanti, Novita Fransisca dan seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan stambuk 2014 yang telah mendukung dan memberi motivasi selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Teman-teman satu bimbingan dengan saya, Naomi Munthe dan Noviyanti Simanjuntak, yang selalu memberi dukungan serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

12. Teman-teman terkasih saya, Gita Wulandari, Joice Nermia, Miryam Asi, Rissa Theresia dan Sandra Pradipta beserta Yenni CS, Noni Clara, Ati yang selalu memberi motivasi,bantuan, mengingatkan saya untuk tetap bersyukur, menjaga kesehatan serta dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

13. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempatan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2017

Maria Anastasia Simanjuntak

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...................................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1 1.2 Tujuan .....................................................................................................2

1.2.1 Tujuan Khusus ........................................................................2 1.2.2 Tujuan Umum ........................................................................2

1.3 Manfaat ....................................................................................................2 1.3.1 Manfaat Teoritis....................................................................2 1.3.2 Manfaat Praktis.....................................................................2

Bab II Pengelolaan Kasus

2.1 Konsep Dasar pada Pasien Tuberkulosis ..................................................4

2.1.1 Defenisi tuberkulosis...........................................................4

2.1.2 Etiologi tuberkulosis.............................................................4

2.1.3 Klasifikasi Tuberkulosis.......................................................4

2.1.4 Penularan dan faktor-faktor resiko.......................................5

2.1.5 Patofisiologi..........................................................................5

2.1.6 Manifestasi Klinis.................................................................6

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang........................................................7

2.1.8 Penatalaksanaan...................................................................7

2.2 Konsep Dasar Prioritas Oksigenasi.....................................................9

2.2.1 Definisi Oksigenasi..............................................................9

2.2.2 Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi....9

2.2.3 Proses Oksigenasi................................................................10

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi.........................11

2.2.5 Masalah Kebutuhan Oksigenasi...............................................11

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.3 Gangguan Kebutuhan Oksigenasi......................................................13

2.3.1 Pengkajian............................................................................13

2.3.2 Rumusan Masalah.............................................................14

2.3.3 Perencanaan.......................................................................14

2.4 Asuhan Keperawatan Kasus..............................................................18

2.4.1 Pengkajian...........................................................................18

2.4.2 Pemeriksaan fisik.................................................................21

2.4.3 Analisa Data..........................................................................23

2.4.4 Rumusan Masalah................................................................24

2.4.5 Perencanaan.........................................................................25

2.4.6 Pelaksanaan.........................................................................28

Bab III Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan..............................................................................32

3.2 Saran.......................................................................................33

Daftar Pustaka...........................................................................................34

Lampiran 1................................................................................................35

Lampiran 2................................................................................................44

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap

manusia memiliki lima kebutuhan dasar. Dasar paling bawah atau tingkat pertama,

termasuk kebutuhan fisiologi seperti udara, air dan makanan. Tingkat kedua yaitu

kebutuhan keamanan dan perlindungan, termasuk juga keamanan fisik dan psikologis.

Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan cinta dan memiliki, termasuk didalamnya hubungan

pertemanan, hubungan sosial, hubungan cinta. Tingkat keempat yaitu kebutuhan akan

penghargaan diri, termasuk juga kepercayaan diri, pendayagunaan, penghargaan, dan nilai

diri. Tingkat terakhir merupakan aktualisasi diri, keadaan pencapaian potensi, dan

mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan

kehidupan ( Potter & Perry, 2009).

Oksigen (O2) merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan

jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh secara terus-

menerus dan oksigen diperoleh dari atmosfer melalui proses bernafas ( Tarwoto &

Wartonah, 2010).

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan

sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna mempertahankan jalan nafas yang bersih

serta inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat ( Nic,Noc, 2013).

Di masyarakat tentunya sering kita jumpai kasus TBC. Adapun pengertian dari

Tuberkulosis adalah merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru,

yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ( Somantri, 2009).

Berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi

dengan baik. Untuk itu dalam karya tulis ilmiah ini penulis mengangkat kasus

Tuberculosis dengan prioritas masalah kebutuhan dasar oksigenasi di RSUD. Dr. Pirngadi

Medan. Dengan masalah yang menjadi diagnosa keperawatan yang dialami oleh pasien

adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum :

Adapun tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi

pemberian asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi di

Rumah Sakit Umum Daerah. DR. Pirngadi Medan.

1.2.2 Tujuan Khusus :

a. Mengidentifikasi pengkajian keperawatan pada klien dengan masalah

kebutuhan dasar oksigenasi.

b. Mengidentifikasi analisa data kemudian merumuskan diagnosa

keperawatan yang tepat berdasarkan hasil pengkajian pada klien dengan

masalah kebutuhan dasar oksigenasi.

c. Mengidentifikasi intervensi keperawatan yang tepat pada klien dengan

masalah kebutuhan dasar oksigenasi.

d. Mengidentifikasi tindakan keperawatan yang tepat pada klien dengan

masalah kebutuhan dasar oksigenasi.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam

pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan

masalah kebutuhan dasar oksigenasi.

1.3.2 Manfaat Praktis

a. Praktik Pelayanan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber tambahan

pengetahuan strategi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi.

b. Pendidikan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien

dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi yang dapat digunakan

sebagai pedoman bagi praktik mahasiswa keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

c. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran

dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personal dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan

dasar oksigenasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar pada Pasien Tuberkulosis

2.1.1 Definisi

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

basil mycobacterium tuberkulosis yang merupakan salah satu penyakit saluran

pernafasan yang sebagian besar masuk kedalam jaringan paru. Tuberculosis

adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan mycobacterium tuberculosis

yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh tubuh organ lainnya (Amin &

Hardhi, 2016).

2.1.2 Etiologi

Penyebab tuberkulosis adalah mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak

berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan

sinar ultraviolet. Ada dua tipe mycobacterium yaitu yang pertama tipe human

yang berada di bercak ludah (droplet) dan di udara yang berasal dari penderita

TBC dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila menghirupnya. Tipe yang

kedua adalah tipe bovin, berada dalam susu sapi yang menderita mastitis

tuberkulosis usus.

Setelah organisme terinhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan

hidup dan menyebar ke nodus limfatikus lokal. Penyebaran melalui aliran

darah yang dapat menyebabkan TB pada organ lain, dimana infeksi laten dapat

bertahan sampai bertahun-tahun ( Andra & Yessie, 2013).

2.1.3 Klasifikasi Tuberkulosis

Klasifikasi Tb paru dibagi sebagai berikut :

a. TB paru BTA positif dengan kriteria :

Dengan atau tanpa gejala klinik seperti BTA positif : mikrokospik

positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kali disokong biakan positif 1

kali atau disokong radiologik positif 1 kali

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

b. TB paru BTA negatif dengan kriteria :

Gejala klinik dan gambaran radiologi sesuai dengan TB paru aktif

BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologi positif

c. Bekas TB paru dengan kriteria

Bakteriologik ( mikroskopik dan biakan) negatif, gejala klinik

tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru. Radiologik

menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, menunjukkan serial foto

yang tidak berubah dan ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat

( lebih mendukung).

2.1.4 Penularan dan Faktor-faktor Risiko

Individu yang beresiko tinngi untuk tertular tuberkulosis adalah :

a. Mereka yang kontak dengan seseorang yang mempunyai TB aktif.

b. Penggunaan obat-obat iv dan alkoholik.

c. Imigran dari negara dengan insiden TB paru yang tinggi

d. Setiap individu yang tinggal di institusi, misalnya seperti fasilitas

keperawatan jangka panjang,institusi psikiatrik, penjara

e. Individu yang tinggal di daerah perumahan substandard kumuh

f. Petugas kesehatan

g. Risiko untuk tertular TB juga tergantung pada banyaknya

organisme yang terdapat di udara

2.1.5 Patofisiologi

Seseorang yang dicurigai menghirup basil Mycobacterium tuberculosis

akn menjadi terinfeksi. Bakteri menyebar melalui jalan napas ke alveoli, di mana

pada aderah tersebut bakteri bertumpuk dan berkembang biak. Penyebaran basil

ini bisa juga melalui sistem limfe dan aliran darah kebagian tubuh lain. Sistem

kekebalan tubuh berespon sama dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil

dan makrofag menmfagositosis ( menelan) bakteri. Limfosit yang spesifik

terhadap tuberkulosis menghancurkan ( melisiskan) basil dan jaringan normal.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Reaksi jaringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli.

Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelahterpapar.

Penyakitakan berkembang menjadi aktif setelah infeksi awal, karena

respon sitem imun yang tidak adekuat. Penyakit aktif juga timbul akibat infeksi

ulang atau aktifnya kembali bakteri yang tidak aktif. Pada kasus ini, terjadi

ulserasi pada ghon tubercle, dan akhirnya menjadi perkijuan. Tuberkel yang

ulserasi mengalami proses penyembuhan membentuk jaringan parut. Paru-paru

yang terinfeksi kemudian meradang, mengakibatkan bronkopneumonia,

pembentukan tuberkel. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya.

Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam

sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar getah bening. Makrofag yang

mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel

tuberkel epiteloid yang dikelilingi limfosit ( membutuhkan 10-20 hari). Daerah

yang mengalami nekrosis serta jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid

dan fibroblast akan menimbulkan respons berbeda dan akhirnya membentuk

suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel ( Somantri, 2009).

2.1.6 Manifestasi klinis

Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan

gejala sistemik :

a. Gejala respiratorik

Batuk seperti gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan

yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian

berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

Kemudian batuk darah seperti darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi,

mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalan darah atau

darah segar dengan jumlah yang sangat banyak. Selanjutnya sesak napas

seperti gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau

karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,anemia dan lain-lain

dan nyeri dada seperti nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang

ringan dan gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.

b. Gejala sistemik, meliputi :

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Demam merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore

dan malam hari mirip dengan influenza, hilang timbul dan makin lama

makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

Keringat pada malam hari, anoreksia, penurunan berat badan dan

kehilangan nafsu makan

Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu hingga bulan,

akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas,sesak napas.

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien dengan tuberculosis paru, yaitu :

a. Laboratorium darah rutin hasilnya LED normal/meningkat

b. Pemeriksaan sputum BTA untuk memastikan diagnostik TB paru, namun

pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-70% pasien yang dapat

didiagnosis berdasarkan pemeriksaan ini

c. Tes tuberkulin untuk menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB

d. Pemeriksaan radiologi untuk rontgen thorax PA dan lateral

Gambaran foto thorax yang menunjang diagnosis TB, yaitu seperti bayangan

lesi terletak di lapangan paru, bayangan berwarna ( patchy) atau bercak (

nodular), adanya kavitas, tunggal atau ganda, kelainan bilateral terutama pada

lapangan paru, bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian

2.1.8 Penatalaksanaan

Pengobatan tuberkulosis yang dapat dilakukan adalah :

a. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Jenis obat utama yang digunakan adalah rimfapisin, INH, pirazinamid,

streptomisin, etambutol. Kombinasi dosis tetap, terdiri dari empat obat

antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifamphisin 150mg, isoniazid 75mg,

pirazinamid 400mg, dan etambutol 275mg. Tiga obat anti tuberkulosis dalam

satu tablet, yaitu rimpafisin 150 mg, isoniazid 75 mg, dan pirazinamid 400mg

b. Pengobatan suportif

Penderita rawat jalan makan makanan yang bergizi, bila dianggap

perlu dapat diberikan vitamin tambahan, bila demam dapat diberikan obat

penurunan demam, bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi gejala

batuk, sesak nafas atau keluhan lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Penderita rawat inap

Penderita TB disertai keadaan/ komplikasi sbb: batuk darah, keadaan umum

buruk. Tb di luar paru yang mengancam jiwa seperti TB paru militer

c. Terapi pembedahan

Indikasi mutlak, semua penderita yang telah mendapat OAT adekuat

tetapi dahak tetap positif, penderita batuk darah yang masih tidak dapat

diatasi dengan cara konservatif.

Indikasi relatif, penderita dengan dahak negatif dengan batuk darah

berulang dan kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.2 Konsep Dasar Prioritas Oksigenasi

2.2.1 Definisi

Oksigen suatu gas tak berwarna dan tak berbau yang terkandung dalam sekitar

21% udara yang kita hirup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel Barbara

Kozier et al. (2011).

Oksigen merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan

jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh secara

terus-menerus.(Tarwoto & Wartonah, 2010).

2.2.2 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi

a. Saluran pernapasan bagian atas

Hidung terdiri atas nares anterior (saluran dalam lubang hidung) yang memuat

kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu yang kasar dan bermuara ke rongga hidung

dan rongga hidung yang dilapisi oleh selaput lendir yang mengandung pembuluh

darah. Proses oksigenasi diawali dengan penyaringan udara yang masuk melalui

hidung oleh bulu yang ada dalam vestibulum (bagian rongga hidung), kemudian

dihangatkan serta dilembabkan.

Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar tengkorak

sampai esofagus yang terletak dibelakang nasofaring (dibelakang hidung),

dibelakang mulut (orofaring), dan dibelakang laring (laring faring). Laring

merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri dari atas bagian dari

tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, terdiri dari atas dua

lamina yang bersambung di garis tengah. Epiglotis merupakan katup tulang rawan

yang bertugas membantu menutup laring pada saat proses menelan.

b. Saluran pernapasan bagian bawah

Trakea disebut sebagai batang tenggorok, memiliki panjang kurang lebih

sembilan sentimeter yang dimulai dari laring sampai kira-kira ketinggian

vertebrata torakalis kelima. Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh

lingkaran tidak lengkap berupa cinci, dilapisi selaput lendir terdiri atas epitelium

bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda asing.

Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakea yang

terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan lebih pendek dan lebar

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

daripada bagian kiri yang memiliki tiga lobus atas, tengah dan bawah, sedangkan

bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan

bawah. Dan bronkioulus merupakan saluran percabangan setelah bronkus

(Hidayat,2006).

2.2.3 Proses Oksigenasi

Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri atas tiga tahap, yaitu ;

a. Ventilasi

Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari

atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di

pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer

dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah,

demikian sebaliknya, semakin rendah tempat maka tekanan udara semakin

tinggi. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complience dan recoil.

Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang, kemampuan ini

dipengaruhi oleh faktor, yaitu adanya surfaktan yang terdapat di alveoli yang

berfungsi menurunkan tegangan permukaan dan adanya sisa udara yang

menyebabkan tidak terjadinya kolaps serta gangguan torak. Recoil adalah

kemampuan mengeluarkan karbondioksida atau kontraksi menyempitnya paru.

Apabila complience baik namun recoil terganggu, maka karbondioksida tidak

dapat keluar secara maksimal.

b. Difusi gas

Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan

kapiler paru dan karbondioksida di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran

ini dipengaruhi oleh luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi yang

terdiri atas epitel alveoli dan intertisial, perbedaan tekanan dan konsentrasi

oksigen.

c. Transportasi gas

Transportasi gas merupakan proses perdistribusian oksigen kapiler ke

jaringan tubuh dan karbondioksida jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas

dapat dipengaruhi oleh curah jantung, kondisi pembuluh darah,latihan,

perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta

eritrosit dan kadar Hb.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi

a. Faktor Perilaku

Nutrisi seperti olahraga yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen,

merokok zat nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan

koroner. Penyalahgunaan substansi (alkohol atau obat-obatan) dapat

menyebabkan masukan nutrisi menurun akibat penurunan hemoglobin,

alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan. Kecemasan dapat

menyebabkan metabolisme meningkat.

b. Faktor Lingkungan

Tempat kerja seperti temperatur lingkungan dan ketinggian tempat dari

permukaan laut.

c. Faktor perkembangan

Dewasa muda dan pertengahan dapat mempengaruhi diet yang tidak sehat,

kurang aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.

Dewasa tua adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan

arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun.

2.2.5 Masalah Kebutuhan Oksigenasi

a. Hipoksia merupakan kondusi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen

dalam tubuh atau peningkatakan oksigen dalam sel, ditandai dengan warna

kebiruan pada kulit dan disebabkan oleh menurunnya kadar Hb.

b. Perubahan pola pernapasan

Tachypnea merupakan pernapasan yang memiliki frekuensi lebih dari

29x/mnt. Bradypnea merupakan pola pernafasan yang lambat kurang dari

10x/mnt. Hiperventilasi adalah cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan

jumlah oksigen dalam paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hipoventilasi

merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup yang

dilakukan pada saat ventilasi alveolar. Dispnea merupakan perasaan sesak dan

berat saat bernapas. Orthopnea merupakan kesulitan bernapas kecuali pada saat

duduk atau berdiri.

c. Obstruksi jalan napas

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Obstruksi jalan napas merupakan kondisi pernapasan yang tidak normal akibat

ketidakmampuan batuk secara obstruktif dan disebabkan oleh sekret yang

kental.Tanda klinis seperti batuk tidak efektif, tidak mampu mengeluarkan sekresi

di jalan napas, suara napas menunjukkan adanya sumbatan dan jumlah,irama, dan

kedalaman pernapasan tidak normal.

d. Pertukaran gas

Pertukaran gas merupakan kondisi penurunan gas, baik oksigen maupun

karbon dioksida antara alveoli dan sistem vaskular, dapat disebabkan oleh sekret

kental atau penyakit radang pada paru.

Terjadinya pertukaran gas ini menunjukkan kapasitas difusi menurun, antara lain

disebabkan oleh penurunan luas permukaan difusi, dan terganggunya aliran

darah. Tanda klinis seperti dispnea pada usaha napas, napas dengan bibir pada

fase ekspirasi panjang, lelah, meningkatnya tahanan vaskular paru, menurunnya

saturasi oksigen.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.3 Gangguan Kebutuhan Oksigenasi

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian dilakukan secara komprehensif pada Tn. M dengan diagnosa medis

Tuberkulosis 29 Mei 2017 dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa.

Pengkajian keperawatan terhadap status oksigenasi terdiri atas pengkajian riwayat,

pemeriksaan fisik, dan tinjauan data diagnostik yang relevan.

a. Riwayat keperawatan

Sebuah riwayat keperawatan komprehensif yang relevan dengan status

oksigenasi harus mencakup data tentang masalah pernapasan saat ini dan masa

lalu, gaya hidup, apakah ada batuk, sputum ( material yang dibatukkan), nyeri,

pengobatan untuk pernafasan, dan apakah ada faktor risiko gangguan status

oksigenasi. Contoh pertanyaan wawancara untuk mendapatkan informasi ini di

tunjukkan dalam wawancara pengkajian.

b. Pemeriksaan fisik

Dalam mengkaji status oksigenasi klien, perawat menggunakan empat

teknik pemeriksaan fisik seperti inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

Perawat pertama kali mengobservasi frekuensi, kedalaman, irama, dan kualitas

pernafasan, dengan memperhatikan posisi klien saat bernapas. Beberapa klien

yang mengalami masalah pernapasa kronis memilih untuk mencondongkan

tubuhnya kedepan dari batas pinggang untuk memudahkan pernapasan atau

memilih untuk duduk bersandar pada meja di depannya karena posisi ini

memungkinkan ekspansi paru yang lebih besar. Posisi telungkup atau miring

membatasi ekspansi bagian thoraks (bagian yang disandari). Peningkatan

ekspansi paru yang relatif kecil ini mungkin sangat penting bagi klien dispnea.

Keragaman bentuk toraks dapat menunjukkan adaptasi terhadap masalah

pernapasan kronis. Misalnya, klien emfisema sering kali mempunyai dada

berbentuk seperti tong ( barrel chest).

c. Pemeriksaan diagnostik

Dokter dapat memprogramkan berbagai pemeriksaan diagnostik untuk

mengkaji status pernapasan, fungsi, dan oksigenasi. Program ini terdiri atas

spesimen sputum, biakan tenggorok, dan prosedur visualisasi, spesimen darah

vena dan arteri, dan pemeriksaan/uji paru. Pengukuran gas darah arteri

merupakan sebuah prosedur diagnostik yang sangat penting. Spesimen darah

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

arteri biasanya diambil oleh perawat spesialis, terapis pernafasan, atau teknisi

medis.

Darah untuk pemeriksaan ini diambil secara langsung dari arteri radialis,

brakialis, atau arteri femoralis atau dari kateter sentral yang terpasang di arteri

besar. Karena tekanan darah di arteri ini relatif besar, penting untuk mencegah

perdarahan dengan memberi tekanan pada tempat tpungsi selama 5 menit

setelah mencabut jarum.

d. Pemeriksaan fungsi paru

Pemeriksaan fungsi paru mengukur volume dan kapasitas paru. Klien

yang menjalani pemeriksaan fungsi paru, biasanya dilakukan oleh ahli terapi

pernapasan, tidak membutuhkan anestesi. Klien bernapas dalam sebuah mesin.

Pemeriksaan ini tidak menyakitkan, tetapi kerja sama klien sangat penting.

Perawat sebelumnya perlu menjelaskan pemeriksaan sering kali melelahkan.

2.3.2 Rumusan Masalah

Masalah-masalah oksigenasi

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Ketidakefektifan pola nafas

c. Gangguan pertukaran gas

2.3.3 Perencanaan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk

membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan

bersihan jalan napas (Nic, Noc,2013).

Ada beberapa batas karakteristik seperti suara napas tambahan, perubahan

frekwensi napas, perubahan irama napas, dipsneu, sputum dalam jumlah yang

berlebihan, batuk yang tidak efektif, gelisah, mata terbuka lebar.

Faktor-faktor yang berhubungan seperti lingkungan terdapat perokok pasif,

mengisap asap dan merokok. Obstruksi jalan nafas seperti spasme jalan nafas,

materi asing dalam jalan nafas, sekresi bertahan/sisa sekresi, sekresi dalam bronki.

Fisiologis seperti jalan napas alergik, asma, penyakit paru obstuktif kronik,

infeksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Mengukur penyelesaian dari diagnosis adalah respiratory status seperti

ventilation dan respiratory status seperti airwat patency.

Kriteria hasil yang diharapkan adalahmendemontatrasikan batuk efektif dan

suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu ( mampu mengeluarkan

sputum, mampu bernafas dengan mudah tidak ada pursed lips). Menunjukkan

jalan nafas yang paten ( klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi

pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal). Mampu

mengindentifikasikan dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas.

Intervensi keperawatan yang disarankan adalah kaji fungsi napas

auskultasi bunyi suara nafas,bersihkan sekret dari mulut dan trakea, penghisapan

sesuai keperluan, berikan oksigen untuk memenuni kebutuhan oksigen, gunakan

alat yang steril setiap melakukan tindakan, anjurkan pasien untuk istirahat dan

napas,ajarkan keluarga pentingnya untuk tidak meroko dalam ruang perawatan,

posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, kkeluarkan sekret dengan batuk

atau suction

Auskultasi suara nafas,catat adanya suara tambahan, berikan pelembab udara

kassa basah NaCl lembab,atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

dan pemberian obat sesuai indikasi.

b. Ketidakefektifan pola nafas

Ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak

memberi ventilasi adekuat ( Nic, Noc, 2013)

Ada beberapa batas karakteristik seperti perubaahan kedalaman pernafasan,

bradipneu, penurunan tekanan ekspirasi, penurunan ventilasi semenit, dispneu,

pernapasan cuping hidung, ortopneu, fase ekspirasi memenjang, pernapasan bibir,

takipneu, penggunaan otot aksesorius untuk bernapas.

Faktor-faktor yang berhubungan seperti ansietas, posisi tubuh, keletihan,

hiperventilasi, obsesitas, nyeri.

Mengukur penyelesaian dari diagnosis adalah respiratory status seperti

ventilation dan respiratory seperti airway patency, vital sign status.

Kriteria hasil yang diharapkan adalah mendemontrasikan batuk efektif dan

suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan

sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips ). Menunjukkan

jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal). Tanda Tanda

vital dalam rentang normal (tekanan dara, nadi, pernafasan.

Intervensi keperawatan yang disarankan kaji fungsi pernafasan, auskultasi

bunyi nafas, buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu,

posisikan pasien untuk memaksimalkan vertilasi, keluarkan sekret dengan batuk

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan, berikan pelembab udara

kassa basah NaCl lembab, atur intake untuk cairan mengoptimalkan

keseimbangan,bersihkan mulut, hidung dan secret trakea, pertahankan jalan nafas

yang paten, pertahankan posisi pasien,observasi adanya tanda tanda hipoventilasi,

monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigen. Monitor TD, nadi, suhu, dan

RR, catat adanya fluktasi tekanan darah, monitor VS saat pasien berbaring, duduk,

atau berdiri, auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan, monitor TD, nadi,

RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas, monitor frekuensi dan irama

pernapasan,monitor pola pernapasan abnormal, monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit, identifikasi penyebab dari perubahan vital sign.

c. Gangguan pertukaran gas

Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau defisit pada iksigenasi

dan/atau eliminasi karbon dioksida pada membran alveolar-kapiler ( Nic, Noc,

2013)

Ada beberapa batas karakteristik seperti pH darah arteri abnormal, pernapasan

abnormal ( mis.,kecapean, irama, kedalaman), warna kulit abnormal ( mis.,pucat,

kehitaman), penurunan karbon dioksida, dispnea,sakit kepala saat bangun,

hiperkapnia, hipiksemia, hipoksia, iritabilitas, napas cuping hidung,

gelisah,samnolen, takikardi, gangguan penglihatan.

Mengukur penyelesaian dari diagnosis adalah respiratory status seperti gas

exchange, respiratory status seperti ventilation dan vital sign status.

Kriteria hasil yang diharapkan adalah mendemontrasikan peningkatan

ventilasi dan oksigenasi yang adekuat, memelihara kebersihan paru paru dan

bebas dari tanda tanda distress pernafasan, mendemontrasikan batuk efektif dan

suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan

sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips), tanda tanda vital

dalam rentang normal.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Intervensi keperawatan yang sarankan adalah buka jalan nafas, gunakan teknik

chin lift atau jaw thrust bila perlu, posisikan pasien untuk memaksimalkan

ventilasi, keluarkan sekret dengan batuk atau suction, auskultasi suara nafas, catat

adanya suara tambahan, berikan pelembab udara, atur intake untuk cairan

mengoptimalkan keseimbangan, monitor respirasi dan status O2, monitor rata-

rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi, catat pergerakan dada, amati

kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraciavicular dan

intercostal, monitor suara nafas, seperti dengkur, monitor pola nafas seperti

bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, auskultasi suara

nafas, catat area penurunan/ tidak adanya ventilasi dan suara tambahan

entukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan

napas utama

Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.4 Asuhan Keperawatan Kasus

2.4.1 Pengkajian

PROGRAM D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

a. Identitas Pasien

Nama : Tn. M

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 42 tahun

Status pernikahan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Utama, Gang Manat

Tanggal Masuk RS : 22-05-2017

No. Register : 00.91.62.56

Ruangan/kamar : R-XVIII/bed 19

Tanggal Pengkajian : 29-05-2017

Diagnosa Medis : TB paru

b. Keluhan Utama

Klien mengeluhkan sesak nafas, batuk disertai dengan sputum dan menggigil.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Provocative/palliative

Apa penyebabnya :

Klien mengatakan yang menyebabkan hal ini terjadi karena terlalu lelah

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

bekerja sebagai tukang becak yang bekerja dari pagi hingga malam hari

dimana terdapat banyak debu akibat polusi udara, klien juga seorang perokok

aktif dan klien tinggal di lingkungan yang padat penduduk.

Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

Hal-hal yang memperbaiki keadaan adalah dengan tidak bekerja hingga larut

malam, istirahat yang cukup, pada saat istirahat menggunakan 2-3 bantal atau

dalam posisi semi fowler

Quantity/quality

Bagaimana dirasakan :

Klien merasakan sesak nafas disertai batuk berdahak.

Bagaimana dilihat :

Klien terlihat lemah.

Region

Dimana lokasinya :

Klien merasakan sesak di daerah dada

Apa menyebar :

Klien mengatakan rasa sesaknya tidak menyebar

Severity

Sesak nafas yang dirasakan klien karena batuk yang mengganggu aktifitas

klien.

Time

Sesak nafas yang dirasakan klien setiap saat.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Penyakit yang pernah dialami

Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang serius, 1 bulan yang lalu

klien hanya batuk kurang lebih 2 minggu dan demam selama 3-4 hari.

Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien tidak pernah mengalami pengobatan hanya kalau sakit minum obat yang dijual

diwarung seperti bodrex, panadol dan komix.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Pernah dirawat/operasi

Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya dan tidak pernah dioperasi

sebelumnya.

Lama dirawat

Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya

Alergi

Klien tidak memiliki alergi

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Orangtua

Orangtua klien tidak memiliki penyakit yang serius yang pernah dialaminya.

Saudara kandung

Saudara klien juga tidak memiliki penyakit yang serius.

Penyakit keturunan yang ada

Klien dan keluarga tidak memiliki penyakit keturunan.

Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Klien tidak memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan bahwa ayah klien sudah meninggal dunia.

Penyebab meninggal

Klien mengatakan bahwa ayah klien meninggal karena sakit tua.

f. Riwayat Keadaan Psikososial

Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien berusaha untuk sembuh dan menerima keadaan dengan berpasrah kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Konsep diri

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Gambaran diri :

Klien terus berusaha untuk cepat sembuh agar dapat berkumpul kembali dengan

keluarga.

Ideal diri :

Klien berharap dan percaya bahwa klien akan segera sembuh dan ingin cepat

pulang.

Harga diri :

Klien dapat menerima penyakitnya seperti ini dengan pasrah.

Peran diri :

Klien berperan sebagai ayah dan kepala rumah tangga dalam keluarganya.

Identitas :

Klien sebagai ayah dan kepala rumah tangga dalam keluarganya.

Keadaan emosi :

Emosi klien dalam keadaan stabil.

Orang yang berarti :

Orang yang berarti dalam kehidupan klien adalah keluarganya.

Hubungan dengan keluarga :

Hubungan klien dengan keluarga terjalin dengan baik.

Hubungan dengan orang lain :

Klien berhubungan baik dengan orang lain yang ada disekitarnya.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Klien tidak mengalami hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

Spiritual

Nilai dan keyakinan :

Klien memiliki keyakinan bahwa klien akan sembuh dengan terus berusaha dan

berdoa.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Kegiatan ibadah :

Selama berada di rumah sakit klien tidak melakukan sholat dikarenakan

penyakitnya tetapi klien selalu berdoa untuk kesembuhannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.4.2 Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Klien memiliki kesadaran penuh, klien terlihat pucat, lemah, lemas dan sesak

nafas.

b. Tanda-tanda Vital

Suhu : 36,7C

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 85x/i

Pernafasan : 28x/i

Tinggi badan : 160cm

Berat badan : 53kg

c. Pemeriksaan Head to Toe

Hidung

Lubang hidung :

Lubang hidung klien dalam keadaan bersih, simetris dan tidak ada sinusitis

dan polip.

Cuping hidung :

Klien bernafas dengan menggunakan cuping hidung.

Pemeriksaan thoraks/dada

Inspeksi thoraks ( normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail chest,

kifos koliasis) : bentuk thoraks klien normal dan tidak ditemukan adanya

kelainan.

Pernafasan ( frekuensi, irama) : irama pernafasan klien tidak teratur dengan

frekuensi pernafasan yang cepat.

Tanda kesulitan bernafas : klien terpasang oksigen dengan nasal kanul sebanyak

2liter/i.

Pemeriksaan paru

Palpasi getaran : getaran yang dirasakan antara paru-paru kanan dan kiri tidak

sama.

Perkusi : terdapat bunyi hipersonan pada pemeriksaan paru klien.

Auskultasi : terdengar suara nafas abnormal ronchi pada paru klien sebelah

kanan.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.4.3 Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS :

- Klien

mengatakan

sesak nafas

DO :

- Klien tampak

pucat, gelisah

dan lemas

- Klien bernafas

menggunakan

cuping hidung

- Irama pernafasan

klien tidak teratur

dengan frekuensi

pernafasan yang

cepat RR : 28x/i,

Nadi : 85x/i

- Bunyi nafas

abnormal ronkhi

- Terpasang

oksigen 2l/i

- Terdapat sputum

di paru-paru

kanan klien

Mycobacterium

tubercel

Saluran pernafasan

Menetap dijaringan

paru

Terjadi proses

peradangan

Tumbuh dan

berkembang di

sitoplasma makrofag

Pembentukan tuberkel

Kerusakan membrane

alveolar

Pembentukan sputum

berlebihan

Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.4.4 Rumusan Masalah

Masalah Keperawatan

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Diagnosa Keperawatan ( Prioritas)

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekret ditandai

dengan bunyi nafas abnormal ronkhi, klien sesak nafas RR 28x/i, nadi 85x/i

dan terdapat sputum.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.4.5 Perencanaan

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

Ketidakefektifan

bersihan jalan

napasberhubungan

dengan sekret

ditandai dengan

bunyi nafas

abnormal ronkhi,

klien sesak nafas RR

28x/i, nadi 85x/i dan

terdapat sputum.

Definisi :

Ketidakmampuan

untuk membersihkan

sekresi atau

obstruksi dari

saluran pernafasan

untuk

mempertahankan

jalan nafas

Batas Karakteristik :

• Suara napas

tambahan

• Perubahan

Frekwensi

napas

• Perubahan

irama napas

• Penurunan

bunyi napas

NOC

- Respiratory status :

Ventilation

- Respiratory status :

Airwat patency

Kriteria Hasil :

- Mendemontatrasikan

batuk efektif dan suara

nafas yang bersih, tidak

ada sianosis dan dyspneu (

mampu mengeluarkan

sputum, mampu bernafas

dengan mudah tidak ada

pursed lips)

- Menunjukkan jalan nafas

yang paten ( klien tidak

merasa tercekik, irama

nafas, frekuensi pernafasan

dalam rentang normal,

tidak ada suara nafas

abnormal)

- Mampu

mengindentifikasikan dan

mencegah faktor yang

dapat menghambat jalan

nafas

NIC

Airway suction

- Kaji fungsi

pernapasan

- Auskultasi bunyi

napas

- Bersihkan sekret

dari mulut dan

trakea, penghisapan

sesuai keperluan

- Gunakan alat yang

steril setiap

melakukan tindakan

- Anjurkan pasien

untuk istirahat

- Ajarkan keluarga

tentang larangan

merokok di ruang

perawatan

Airway Management

- Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

- Ajarkan batuk

efektif

- Lembabkan udara

atau oksigen

inspirasi

- Atur intake untuk

- Pengkajian perlu

dilakukan untuk

mengetahui

penurunan

pernafasan bunyi

nafas dapat

menunjukkan

atelektesis. Ronki

menunjukkan

ketidakmampuan

untuk membersihkan

jalan nafas.

- Mencegah

obstruksi/spirasi.

Prnghisapan dapat

dilakukan bila klien

tidak mampu

mengeluarkan sekret

- Penggunaan alat

yang steril dalam

setiap tindakan

penting dilakukan

untuk mengurangi

resiko terkena

infeksi

- Untuk membantu

proses pemulihan

- Penting untuk

mencegah udara

yang bersih dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

• Dipsneu

• Sputum

dalam

jumlah yang

berlebihan

• Batuk yang

tidak efektif

• Orthiopneu

• Gelisah

• Mata terbuka

lebar

Faktor-faktor yang

berhubungan :

Lingkungan :

− Perkokok

pasif

− Mengisap

asap

− Merokok

• Obstruksi Jalan

Nafas :

− Spasme jalan

nafas

− Eksudat

dalam jalan

alveoli

− Materi asing

dalam jalan

nafas

− Adanya jalan

napas buatan

− Sekresi

bertahan/sisa

cairan

mengoptimalkan

keseimbangan

- Pemberian obat-

obatan sesuai

indikasi

ruang perawatan

untuk kenyamanan

pasien

- Posisi membantu

memaksimalkan

ekspansi paru dan

menurunkan upaya

pernafasan. Ventilasi

maksimal membuka

area atelektasis dan

meningkatkan

gerakan sekret

kedalam jalan nafas

yang benar untuk

dikeluarkan

- Untuk

mempermudah

mengeluarkan sekret

- Mencegah

pengeringan

membran mukosa

untuk membantu

pengenceran sekret

- Pemasukan tinggi

cairan membantu

untuk mengencerkan

sekret, membuatnya

mudah dikeluarkan

- Menurunkan

kekentalan dan

perlengketan sekret

paru untuk

mempermudah

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

sekresi

− Sekresi

dalam bronki

• Fisiologis :

− Jalan napas

alergik

− Asma

− Penyakit

paru

obstuktif

kronik

− Hiperplasi

dinding

bronklasi

− Infeksi

− Disfungsi

Neuromusku

lar

pembersihan

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

2.4.6 Pelaksanaan

Hari/Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Pukul Implementasi

Keperawatan

Evaluasi

(SOAP)

Senin,29 Mei

2017

Ketidakefektifan

bersihan jalan

nafas

berhubungan

dengan sekret

ditandai dengan

bunyi nafas

abnormal

ronkhi, klien

sesak nafas RR

28x/i, nadi 85x/i

dan terdapat

sputum

08.00

08.15

09.00

- Mengkaji

fungsi

pernapasan

dengan hasil

pernafasan 28x/i

- Melakukan

nebulizer

ventolin 2ml /8j,

selama 5-10

menit,

menggunakan

masker wajah

venturi mask

yang

dihubungkan

dengan selang

oksigen

- Memberi

posisi pasien

semi fowler

untuk

memaksimalkan

ventilasi untuk

membantu

mengurangi

sesak nafas

klien

S : Klien

mengatakan

sesak napas

O :

- Bunyi nafas

abnormal

ronkhi

- klien belum

dapat

melakukan

batuk efektif

- Terpasang

oksigen 2l/i

- TD

:120/80mmHg

- HR : 85x/i

- RR : 28x/i

- T : 36,7C

A : Masalah

belum teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan

- Memberikan

pendidikan

kesehatan

-

Mengauskultasi

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

10.00

10.25

11.00

12.00

- Mengajarkan

batuk efektif

- Memberikan

oksigen 2l/i

melalui nasal

kanul

- Atur intake

untuk cairan

mengoptimalkan

keseimbangan

2500ml/hari

- Pemberian

obat-obatan

sesuai indikasi,

injeksi

cefotaxime

1gr/12j melalui

IV, ambroxol

1x1 sesudah

makan

bunyi

pernapasan

- Menganjurkan

klien untuk

batuk efektif

- Membantu

membersihkan

sekret dari

mulut dan

trakea,

penghisapan

sesuai

keperluan

- Pemberian

obat-obatan

sesuai indikasi

Hari/Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Pukul Implementasi

Keperawatan

Evaluasi

(SOAP)

Selasa, 30

Mei 2017

Ketidakefektifan

bersihan jalan

nafas

berhubungan

dengan sekret

ditandai dengan

bunyi nafas

abnormal

ronkhi, klien

09.00

- Memberikan

pendidikan

kesehatan

kepada

keluarga

tentang

larangan

merokok di

ruang

S : klien

mengatakan

sesak nafas

O :

-Bunyi nafas

klien abnormal,

ronkhi

-Batuk efektif

(+)

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

sesak nafas RR

28x/i, nadi 85x/i

dan terdapat

sputum

09.30

09.45

10.00

12.00

13.00

perawatan

-

Mengauskultasi

bunyi

pernapasan

klien dan bunyi

yang terdengar

ronkhi

- Menganjurkan

klien untuk

batuk efektif

- Membantu

membersihkan

sekret dari

mulut dan

trakea,

penghisapan

sesuai

keperluan

- Pemberian

obat-obatan

sesuai indikasi,

injeksi

cefotaxime

1gr/12j melalui

IV,infus amino

fluid /8j ,

ambroxol 1x1

sesudah makan

- Menggunakan

alat yang steril

setiap

melakukan

-Terpasang

oksigen 2l/i

-TD :

120/80mmHg

- HR : 85x/i

- RR : 28x/i

-T : 37C

A : Masalah

sebagian

teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan

- Mengkaji

fungsi

pernapasan

-Menganjurkan

klien batuk

efektif

- Membantu

membersihkan

sekret dari

mulut dan

trakea,

penghisapan

sesuai

keperluan

- Memberi

posisi pasien

semi fowler

untuk

memaksimalkan

ventilasi

- Menganjurkan

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

tindakan medis pasien untuk

istirahat 2-3 jam

pada siang hari

Hari/Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Pukul Implementasi

keperawatan

Evaluasi

(SOAP)

Rabu, 31 Mei

2017

Ketidakefektifan

bersihan jalan

nafas

berhubungan

dengan sekret

ditandai dengan

bunyi nafas

abnormal

ronkhi, klien

sesak nafas RR

28x/i, nadi 85x/i

dan terdapat

sputum

09.00

09.45

10.00

12.00

14.00

- Mengkaji

fungsi

pernapasan

dengan jumlah

pernafasan

25x/i

-Menganjurkan

klien batuk

efektif

- Membantu

membersihkan

sekret dari

mulut dan

trakea,

penghisapan

sesuai

keperluan

- Memberi

posisi pasien

semi fowler

untuk

memaksimalkan

ventilasi

- Menganjurkan

pasien untuk

istirahat 2-3 jam

pada siang hari

S : klien

mengatakan

sesaknya mulai

berkurang nafas

O :

- Bunyi napas

abnormal

- Batuk efektif

(+)

- Sputum (+)

- Terpasang

oksigen 2l/i

RR : 25x/i

A : Masalah

sebagian

teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan

- Mengkaji

pernafasan

-

Mengauskultasi

bunyi nafas

- Memberi

posisi pasien

semi fowler

untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

memaksimalkan

ventilasi

- Mengajarkan

batuk efektif

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 kedalam sistem (kimia atau fisika). Oksigen

merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam

metabolisme sel.

a. Hasil pengkajian dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi pada Tn. M yaitu

adanya batuk berdahak yang tidak sembuh-sembuh dan sesak nafas yang dirasakan

klien seperti tercekik.

b. Diagnosis yang ditemui setelah pengkajian adalah ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan sekret.

c. Rencana asuhan keperawatan dengan gangguan oksigenasi pada Tn. M yaitu, kaji

fungsi pernafasan, cacat kemampuan untuk menggeluarkan mukosa/batuk efektif,

beri posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi, bersihkan sekret dari mulut

klien, pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari.

d. Implementasi asuhan keperawatan dengan gangguan oksigenasi pada Tn. M yaitu,

mengkaji fungsi pernafasan, mencatat kemampuan mengeluarkan mukosa/batuk

efektif, memberi posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi, membersihkan

sekret dari mulut klien, mempertahankan masukan air sedikitnya 2500 ml/hari.

e. Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada Tn. M yaitu klien

menyatakan sesak sedikit berkurang dan klien mampu melakukan batuk efektif yang

benar.

3.2 Saran

a. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penulisan ini diharapakan dapat memberikan informasi baru tentang

kebutuhan oksigenasi, khususnya bagi mata kuliah kebutuhan dasar manusia,

sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif

terhadap masalah kebutuhan oksigenasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

b. Bagi Praktek Keperawatan

Sebaiknya peran perawat lebih dioptimalkan dalam memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan dasar oksigenasi, sehingga dapat mencegah masalah

pernafasan/oksigenasi yang lebih buruk lagi.

c. Bagi penulis

Hasil penulisan ini diharapakan dapat memberikan bagi informasi baru bagi

penulis tentang kebutuhan dasar oksigenasi, sehingga penulis dapat memberikan

asuhan keperawatan yang lebih baik lagi terhadap masalah kebutuhan oksigenasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Daftar Pustaka

Amin & Hardhi (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Yogyakarta: Mediaction

Bulechek et al (2013). Nursing Intervensi Classification (NIC Edisi Ke-enam). Singapore:

Elsevier

Hidayat, A. Aziz Ahmul (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan,

Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan

Kozier dkk(2010). Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC

Moorhead et al (2013). Nursing Outcome Classification(NOC Edisi Ke-lima). Singapore:

Elsevier

Nurarif, A. N., & Kusuma, H (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan

PenerapanDiagnosa NANDA, NIC, NOC dalam Berbasis Kasus, Jogjakarta :

Mediaction

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2006).Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,

dan praktik. Edisi 4. Alih Bahasa Renata Komalasari, S.Kp, dkk. Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta : EGC

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Alih bahasa Diah

Nur Fitriani, S.Kep, dkk. Penerbit Elsevier. Jakarta : Salemba Medika

Tarwoto & Wartonah (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.

Jakarta: Salemba Jakarta

Tarwoto & Wartonah(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4.

Jakarta: Salemba Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Lampiran

I. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Klien memiliki kesadaran penuh, klien terlihat pucat, lemah, lemas dan sesak nafas.

B. Tanda-tanda vital

- Suhu : 36,7C

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 85x/i

- Pernafasan : 28x/i

- Tinggi badan : 160cm

- Berat badan : 53kg

C. Pemeriksaan head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk :

Bentuk kepala klien simetris dan tidak ada ditemukan benjolan atau kelainan.

- Kulit kepala :

Kulit kepala klien terlihat tampak bersih.

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut :

Penyebaran rambut klien merata dan rambut klien terlihat sedikit berminyak

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

- Bau :

Rambut klien tercium sedikit berbau.

Wajah

- Warna kulit :

Kulit wajah klien putih karena pucat.

- Struktur wajah :

Struktur wajah klien simetris dan tidak ditemukan kelainan.

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan :

Klien memiliki mata yang lengkap dan simetris antara kanan dan kiri.

- Konjungtiva dan sklera :

Konjungtiva klien tidak anemis dan sklera putih.

- Pupil :

Pupil klien ikut mengecil pada saat diberi rangsangan cahaya.

- Cornea dan iris :

Cornea dan iris mata klien tidak ditemukan adanya kelainan.

Hidung

- Lubang hidung :

Lubang hidung klien dalam keadaan bersih, tidak ditemukan adanya s

inusitis dan dalam keadaan normal.

- Cuping hidung :

Klien bernafas dengan menggunakan cuping hidung.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Telinga

- Bentuk telinga :

Klien memiliki 2 telinga dengan bentuk yang normal dan simetris antara t

elinga kanan dan kiri.

- Ukuran telinga :

Ukuran telinga klien antara kanan dan kiri sama besar.

- Lubang telinga :

Lubang telinga klien tampak bersih dan tidak terdapat cairan yang keluar dari

lubang telinga klien.

- Ketajaman pendengaran :

Klien dapat mendengar dengan baik.

Mulut

- Keadaan bibir :

Bibir klien simetris dan bibir klien tampak kering.

- Keadaan gusi dan gigi :

Gigi klien tidak mengalami kelainan tetapi jumlah gigi klien tidak lengkap lagi

serta tidak ada kelainan pada gusi klien.

- Keadaan lidah :

Keadaan lidah klien berada di garis tengah dan klien mampu menggerakkan

lidah dengan baik serta kebersihan lidah klien bersih.

Leher

- Posisi trachea :

Trachea berada pada posisi yang normal dan tidak ditemukan adanya kelainan.

- Thyroid :

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Tidak ditemukan massa di daerah thyroid klien.

- Suara :

Suara klienterdengar dengan jelas dan tidak ada kelainan.

- Kelenjar limfe :

Tidak ditemukan pembengkakan pada kelenjar limfe

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan :

Kulit klien terlihat bersih tidak terdapat kotoran dikulit klien

- Warna :

Kulit klien warna putih.

- Turgor :

Turgor kulit kembali sebelum 2 detik.

- Kelembaban :

Kulit klien tidak terlalu lembab.

- Kelainan pada kulit :

Tidak ditemukan kelainan pada kulit klien.

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk :

Ukuran dan bentuk payudaran klien normal dan simetris antara kanan dan kiri.

- Warna payudara dan aerola :

Aerola klien berwarna coklat dan tidak ada kelainan.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

- Kondisi payudara dan puting :

Payudara klien dalam keadaan baik dan tidak ditemukan adanya kelainan dan

puting datar.

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks ( normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail chest,

kifos koliasis) :

Bentuk thoraks klien normal dan simetris.

- Pernafasan ( frekuensi, irama) :

Irama pernafasan klien tidak teratur dengan frekuensi yang cukup cepat

dengan jumlah 28x/i.

- Tanda kesulitan bernafas :

Klien terpasang oksigen dengan nasal kanul sebanyak 2liter/i.

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara :

Dengan menggunakan teknik taktil fremitus dan meminta klien untuk

menyebutkan tujuh puluh tujuh dan getaran yang dirasakan antara paru-paru

kanan dan kiri tidak sama.

- Perkusi :

Terdapat bunyi hipersonan pada pemeriksaan paru klien.

- Auskultasi ( suara nafas ) :

Terdengar suara nafas abnormal ronchi pada paru klien sebelah kanan.

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi ( bentuk, benjolan) :

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Tidak ditemukannya benjolan pada abdomen klien dan abdomen simetris.

- Auskultasi :

Tidak ditemukannya kelainan pada abdomen klien dengan peristaltik usus

10x/i/

- Palpasi ( tanda nyeri tekan, benjolan ) :

Klien tidak merasakan nyeri tekan pada saat palpasi abdomen klien.

- Perkusi ( suara abdomen) :

Suara abdomen tymphani dan tidak ditemukan kelainan pada abdomen klien.

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

- Genitalia :

Genitalia klien tidak mengalami kelainan.

- Anus dan perineum :

Anus dan perineum klien tidak ditemukan kelainan.

Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstermitas ( kesimetrisan, kekuatan otot, edema) :

Kesimetrisan pada ekstermitas klien simetris antara kanan dan kiri tidak

ditemukannya edema dan klien memiliki kemampuan otot yang masih baik dengan

nilai 5.

Fungsi motorik :

Pada pemeriksaan motorik klien masih mampu berjalan tanpa bantuan orang lain.

Fungsi sensorik ( identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin) :

Identifikasi klien dengan sentuhan baik, klien mampu membedakan antara sentuhan

tajam dengan tumpul dan dapat merasakan rasa panas dengan dingin.

II. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

- Frekuensi makan/hari :

Klien makan 3x/hari

- Nafsu/selera makan :

Klien nafsu makan selama berada di rumah sakit.

- Nyeri ulu hati :

Klien tidak merasakan nyeri ulu hati.

- Alergi :

Tidak ditemukan alergi makanan pada klien.

- Mual dan muntah :

Klien tidak mengalami muntah dan mual.

- Waktu pemberian makan :

Klien makan pada pagi,siang dan malam hari

- Jumlah dan jenis makan :

Jumlah makanan yang di makan klien 1 porsi dan jenis makanannya makan

biasa.

- Waktu pemberian cairan/minum :

Klien minum pada saat klien merasakan haus saja.

- Masalah makan dan minum ( kesulitan menelan, mengunyah) :

Tidak ditemukan kesulitan pada saat klien menelan dan mengunyah.

II. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh :

Klien dibantu keluarga dalam kebersihan diri klien.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

- Kebersihan gigi dan mulut :

Gigi klien terlihat bersih dan mulut tidak tercium bau.

- Kebersihan kuku kaki dan tangan :

Kuku kaki dan tangan klien tampak bersih dan pendek.

III. Pola kegiatan/Aktivitas

- Uraikan aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebagian atau total :

Aktivitas klien banyak dilakukan diatas tempat tidur klien. Klien melakukan

aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian dan kamar mandi klien meminta

bantuan keluarga atau perawat ruangan tetapi jika klien tidak sesak nafas klien

mampu melakukannya dengan sendiri.

- Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :

Selama klien dirawat di rumah sakit klien tidak melakukan ibadah sholat

dengan teratur, hanya berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

IV. Pola eliminasi

1. BAB

- Pola bab :

Klien BAB sekali dalam sehari klien BAB pada pagi hari tapi terkadang pada

sore hari klien juga bisa BAB.

- Karakter feses :

Karakter feses klien lunak tidak cair dan berwarna kuning.

- Riwayat perdarahan :

Tidak ditemukan adanya riwayat perdarahan pada BAB klien.

- BAB terakhir :

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Klien BAB terakhir pada pagi hari.

- Diare :

Klien tidak mengalami diare

2. BAK

- Pola BAK :

Klien BAK 4-5x perhari.

- Karakter urine :

Urine klien berwarna kuning dan lancar.

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK :

Klien tidak mengalami rasa sakit saat BAK dan tidak ditemukan kesulitan

dalam BAK.

- Riwayat penyakit ginjal/kadung kemih :

Klien tidak ditemukan adanya riwayat penyakit ginjal atau kandung kemih.

Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Pukul Implementasi

Keperawatan

Evaluasi

(SOAP)

Selasa, 30 Ketidakefektifan 08.00 - Mengkaji S:Klien

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

Mei 2017 bersihan jalan

nafas

berhubungan

dengan sekret

ditandai dengan

bunyi nafas

abnormal

ronkhi, klien

sesak nafas RR

28x/i, nadi 85x/i

dan terdapat

sputum

08.15

09.00

10.00

10.25

11.00

fungsi

pernapasan

dengan jumlah

pernafasan 28x/i

- Melakukan

nebulizer

ventolin 2ml /8j,

selama 5-10

menit,

menggunakan

masker wajah

venturi mask

yang

dihubungkan

dengan selang

oksigen

- Memberi

posisi pasien

semi fowler

untuk

memaksimalkan

ventilasi

- Mengajarkan

batuk efektif

- Memberikan

oksigen 2l/i

melalui nasal

kanul

- Atur intake

untuk cairan

mengoptimalkan

keseimbangan

2500ml/hari

mengatakan

sesak napas

O :

- Bunyi nafas

abnormal

ronkhi

- Batuk efektif

(-)

-TD:

120/80mmHg

- HR : 85x/i

- RR : 28x/i

- T : 36,7C

- Sputum (+)

A: Masalah

belum teratasi

P:Intervensi

dilanjut

- Memberikan

pendidikan

kesehatan

kepada

keluarga

tentang

larangan

merokok di

ruang

perawatan

-

Mengauskultasi

bunyi

pernapasan

klien

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

12.00 - Pemberian

obat-obatan

sesuai indikasi,

injeksi

cefotaxime

1gr/12j melalui

IV, ambroxol

1x1 sesudah

makan

- Menganjurkan

klien untuk

batuk efektif

- Membantu

membersihkan

sekret dari

mulut dan

trakea,

penghisapan

sesuai

keperluan

- Pemberian

obat-obatan

sesuai indikasi,

injeksi

cefotaxime

1gr/12j melalui

IV,infus amino

fluid /8j,

ambroxol 1x1

Hari/Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Pukul Implementasi

Keperawatan

Evaluasi

(SOAP)

Rabu, 31 Mei

2017

Ketidakefektifan

bersihan jalan

nafas

berhubungan

dengan sekret

ditandai dengan

bunyi nafas

abnormal

ronkhi, klien

sesak nafas RR

09.00

- Memberikan

pendidikan

kesehatan

kepada

keluarga

tentang

larangan

merokok di

ruang

perawatan

S:Klien

mengatakan

sesak napas

O :

- Bunyi nafas

abnormal

ronkhi

- Batuk efektif

(+)

-TD:

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

28x/i, nadi 85x/i

dan terdapat

sputum

09.30

09.45

10.00

12.00

13.00

-

Mengauskultasi

bunyi

pernapasan

klien dan bunyi

yang terdengar

ronkhi

- Menganjurkan

klien untuk

batuk efektif

- Membantu

membersihkan

sekret dari

mulut dan

trakea,

penghisapan

sesuai

keperluan

- Pemberian

obat-obatan

sesuai indikasi,

injeksi

cefotaxime

1gr/12j melalui

IV,infus amino

fluid /8j,

ambroxol

sesudah makan

- Menggunakan

alat yang steril

setiap

melakukan

tindakan medis

120/80mmHg

- HR : 85x/i

- RR : 27x/i

- T : 37C

- Sputum (+),

kental dan

berwarna

kuning pudar

- Terpasang

Oksigen 2l/i

A: Masalah

teratasi

sebagian

P:Intervensi

dilanjutkan

- Mengkaji

fungsi

pernapasan

dengan jumlah

pernafasan

25x/i

-Menganjurkan

klien batuk

efektif

- Membantu

membersihkan

sekret dari

mulut dan

trakea,

penghisapan

sesuai

keperluan

- Memberi

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

yaitu spuit,

sarung tangan,

kapas alkohol

dan needle

posisi pasien

semi fowler

untuk

memaksimalkan

ventilasi

- Menganjurkan

pasien untuk

istirahat 2-3 jam

pada siang hari

Hari/Tanggal Diagnosa

Keperawatan

Pukul Implementasi

Keperawatan

Evaluasi

(SOAP)

Kamis, 01

Juni 2017

Ketidakefektifan

bersihan jalan

nafas

berhubungan

dengan sekret

ditandai dengan

bunyi nafas

abnormal

ronkhi, klien

sesak nafas RR

28x/i, nadi 85x/i

dan terdapat

sputum

09.00

09.45

10.00

12.00

- Mengkaji

fungsi

pernapasan

dengan jumlah

pernafasan

25x/i

-Menganjurkan

klien batuk

efektif

- Membantu

membersihkan

sekret dari

mulut dan

trakea,

penghisapan

sesuai

keperluan

- Memberi

posisi pasien

semi fowler

untuk

S:Klien

mengatakan

sesak napas

mulai

berkurang

O :

- Bunyi nafas

abnormal

ronkhi

- Batuk efektif

(+)

-TD:

120/70mmHg

- HR : 82x/i

- RR : 25x/i

- T : 37C

- Sputum (+)

sedikit encer

dan berwarna

kuning pudar

- Terpasang

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Gangguan Kebutuhan

14.00

memaksimalkan

ventilasi

- Menganjurkan

pasien untuk

istirahat 2-3 jam

pada siang hari

oksigen 2l/i

A: Masalah

teratasi

sebagian

P:Intervensi

dilanjutkan

- Mengkaji

pernafasan

-

Mengauskultasi

bunyi nafas

- Memberi

posisi pasien

semi fowler

untuk

memaksimalkan

ventilasi

- Mengajarkan

batuk efektif

Universitas Sumatera Utara