aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

31
triakoso Aspek Klinis dan Penyebaran pada Pengendalian Penyakit Ternak Nusdianto Triakoso Nusdianto Triakoso

Upload: nusdianto-triakoso

Post on 21-May-2015

1.652 views

Category:

Health & Medicine


12 download

DESCRIPTION

Penjelasan tentang aspek-aspek klinis dan penyebaran penyakit dalam upaya pengendalian penyakit-penyakit pada ternak. Pernah disampaikan pada penyegaran paramedik petugas kesehatan hewan kabupaten/kota di Jawa Timur, di Dinas Peternakan Tk I Jawa Timur tahun 2009

TRANSCRIPT

Page 1: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Aspek Klinis dan Penyebaran pada Pengendalian Penyakit Ternak

Nusdianto TriakosoNusdianto Triakoso

Page 2: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Diagnosis

• Diagnosis simptomatis• Diagnosis tentatif• Diagnosis definitif/etiologis

• Differential• Presumptive• Pathoanatomic• Open• Undetermine

Page 3: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Diagnosis

• Anamnesia/sejarah penyakit

• Pemeriksaan fisik

• Pemeriksaan laboratorium

• Pemeriksaan lingkungan

Page 4: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Diagnosis

• Kendala :– Alat pendukung pemeriksaan– Jarak dan Waktu

• Bertumpu pada :– Anamnesis atau sejarah penyakit– Observasi– Pemeriksaan fisik

Page 5: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Diagnosis

• Pengetahuan penyakit ternak– Mengenali gejala penyakit– Melakukan pemeriksaan yang diperlukan– Menetapkan diferensial diagnosis– Menetapkan diagnosis

• Pengambilan data– Tidak eksploratif dan efisien

Page 6: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penyebab Penyakit

• Non Infeksius– Defisiensi KH– Defisiensi mineral– Metabolik– Degeneratif– Intoksikasi

• Infeksius– Virus– Bakteri– Mikal– Parasit

• Helminth• Protozoa• Arthropoda

Page 7: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penyakit Non Infeksius

Page 8: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penyakit Non Infeksius

Page 9: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penyakit Non Infeksius

Page 10: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Patogenesis Asidosis rumen

↑ asam laktat↓ pH

ASIDOSISRUMEN

↓ laju pertumbuhan (sebagian bakteri)

↓ pH < 5

↓ S. bovis↑

Lactobacillus

Stasis fermentasi

Absorbsi D/L asam laktat

Asidosis Metabolik

↑ KH yang mudah difermentasi

↑ laju pertumbuhan (semua bakteri)

↑ VFA’s

↑ laju pertumbuhan S. bovis

↓ pH

Page 11: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Metabolisme kalsium

PTH

Renal

Intestinal

Tulang

Kalsium darah

Hepar

1,25(OH)2-D

25(OH)-D

1,25(OH)2-D

D25 hydroxylase

25 OH D 1 hydroxylase

Ca++HPO4

Ca++HPO4

Kalsifikasi

Page 12: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Metabolisme kalsium

PTH ↓↓↓

Renal

Intestinal

Tulang

Kalsium darah

Hepar

1,25(OH)2-D

25(OH)-D

1,25(OH)2-D

D25 hydroxylase

25 OH D 1 hydroxylase

Ca++HPO4

Ca++HPO4

Kalsifikasi

KALSIUM ↑↑↑

URINE↑↑

FESES ↑↑

Page 13: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penyakit infeksius

• Penyebab (viral, bakterial, mikal, parasit)

• Bersifat non kontagius, kontagius

Page 14: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penyebab viral

• Kuda (Equine influenza, EHV-1, EHV-2, Equine arteritis, Equine rhinovirus 1, Rabies)

• Ruminansia (FMD, BEF, MCF,Cow pox, Rabies, Rinderpest, BVD, Orf, Blue tongue)

• Babi (Hog cholera, Swine flu, Swine pox, FMD, Rabies)

Page 15: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penyebab bakteri

• Kuda (Tetanus, Strangles, Malleus, Rhodococcus equi, Salmonellosis)

• Ruminansia (Pink eye, Anthrax, SE,Tetanus, Wooden tongue, Tuberkulosis, Leptospirosis, Foot rot, Brucellosis, Ring worm)

• Babi (Erysipelas, Anthrax, SE, Tuberkulosis, Leptospirosis)

Page 16: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penyebab parasit• Kuda (Parascaris equorum,

Oxyuris equi, Dictyocaulus arnfeld, Strongyloides westeri, Habronema, Oncocerca cervicalis, F. hepatica)

• Ruminansia (Caplak, Toksoplasma, Babesiosis, Anaplasmosis, Trypanosomiasis, Strongylosis, Fasciolasis, Trichomoniasis, Koksidiosis, Kudis (Scabiosis), Stenofilariasis)

• Babi (Asacariasis, Trypanosomiasis, Koksidiosis, Babesiosis)

Page 17: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penularan Penyakit

• Langsung (Direct)– Horisontal– Vertikal

• Tidak langsung (Indirect)

Hewan terinfeksi Hewan terserang

Perantara

langsung

tidak langsung

Page 18: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Hewan terinfeksi Hewan terserang

Perantara

langsung

tidak langsung

Page 19: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penularan Langsung

• Horisontal– Kontak– Inhalasi– Ingesti– Koital

• Vertikal– Heriditer– Kongenital

Page 20: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penularan horisontal• Ingesti: air yang terkontaminasi, mengingesti intermediate host, misalnya

siste cestoda dalam daging. Agen infeksi yang teringesti biasanya diekresikan bersama feses, sehingga terbentuk siklus penularan fecal-oral. Dieksresi via feses (misalnya, M. paratuberculosis penyebab Johne’s disease; koksidia, cacing). Agen infeksi yang lain, jika bisa masuk ke dalam sirkulasi, dapat juga diekresikan melalui jalur lain seperti urine (misalnya, Salmonella spp.) Kadang agen infeksi juga dieksresikan melalui respirasi (misalnya reovirus).

• Inhalasi: airborne transmission. Bentuk penularan ini serigkali terjadi pada patogen yang menyerang sistem respirasi seperti virus penyebab penyakit respirasi, Q-fever dan agen penyebab lain yang bertahan hidup pada debu atau aerosol seperti Salmonella sp. dan Cryptosporidia.

• Koital (Seksual): Dikenal dengan venereal disease (misalnya, Tritrichomas fetus, venereal tumor, Brucella ovis). Juga dapat terjadi pada arthropoda. Misal, virus African swine fever dapat ditularkan secara seksual dari caplak jantan pada caplak betina genus Ornithodoros.

Page 21: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penularan horisontal..lanjutan• Konjunctival: Beberapa penyakit seperti Leptospirosis, Moraxella

bovis, Brucella abortus dapat ditularkan melalui kontak pada membrana konjuntiva.

• Intramammary: Penyebab mastitis (misal, Staph. aureus, Strep. agalactiae, Mycoplasma bovis, Coliform)

• Rektal: Penularan iatrogenik. Penularan bisa tejadi bila eksplorasi rektal yang tidak legeartis dan tidak steril (misalnya BLV, BVD, Johne’s disease, Salmonellosis.)

• Transkutaneus: Berbagai penyakit yang ditularkan melalui perantara atau vektor (vector-borne infections) ditularkan secara transkutan (misal, babesiosis, anaplasmosis, the equine viral encephalidities), melalui gigitan yang menembus kulit (misal, rabies), hookworm, infeksi iatrogenik akibat suntikan melalui jarum yang terkontaminasi atau bahan biologis.

Page 22: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Penularan vertikal• Penularan vertikal :

– Heriditer adalah penyakit yang ditularkan melalui gen orang tua atau induk pada keturunannya. Misal, Retrovirus dimana salinan DNA virus terintegrasi dengan gen induk semang akan ditularkan secara vertikal pada keturunannya.

– kongential adalah penularan penyakit yang terjadi saat kelahiran.• Intrauterine (Transplasental): Beberapa penyebab penyakit berikut dapat

ditularkan secara vertikal dari induk kepada fetus atau anaknya di dalam uterus (transplasental) misalanya protoza enzootik (misal toxoplasmosis, neosporosis), metazoa (misal, Toxocara canis), bakteri (misal, Mycobacterium paratuberculosis, Brucella sp.) dan virus (misal, BVD)

• Susu: Banyak agen infeksi penyebab septikemia pada induk (Leptospira sp., Salmonella sp., M. paratuberculosis, Brucella abortus) menjadi penyebab infeksi intramamaria yang terbawa melalui sel darah putih, atau kontaminasi melalui kulit di sekitar puting dan kemudian berada dalam susu atau kolostrum. Metazoa seperti Toxacara canis juga ditularkan melalui jalur ini.

Page 23: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Zoonosis

• Virus– Rabies (virus Rabies)– Foot and Mouth disease (aphtovirus tipe A, O, C, SAT dan Asia)– Ensefalitis B Jepang (virus Japanese encephalitis B)– Rift Valley Fever atau Hepatitis enzootik (virus Rift valley fever,

Bunyaviridae)– Avian influenza (virus influenza H5N1)– Swine influenza (virus influenza H1N1)– Orf atau Contagious pustular dermatitis(virus Orf)– Cacar sapi (virus Cow pox)– Louping ill (virus Louping ill, flavivirus)– Yellow fever (virus Yellow fever, flavivirus)

Page 24: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Zoonosis

• Bakteri– Anthrax (B. anthracis)– Leptospirosis (Leptospira sp.)– Tuberkulosis (Mycobacteriun bovis)– Klostridiosis (Clostridium perfingens tiep A, C.

septicum, C. nouvy)– Klamidiosis (Chlamydia psittaci)– Kampilobakteriosis (Camphylobacter jejuni)– Bruselosis (Brucella sp.)– Dermatofitosis (T. mentagrophytes, T. verrucosum,

M. canis)– Listeriosis (Listeria monocytogenes)– Actinomycosis (Actinomyces israelli, Actinomyces spp.)– Aspergilosis (Aspergillus spp.)

Page 25: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Zoonosis

• Parasit– Ankilostomiasis (Ancylostoma sp.)– Schistosomiasis (Schistosoma japonicum, S. mansoni, S.

mekongi)– Taeniasis (Taenia saginata)– Trichinosis (Trichinella spiralis)– Sistiserkosis atau taeniasis (Taenia sp.)– Fasciolasis (Fasciola hepatica)– Filariasis (D. immitis, Brugei malay)– Babesiosis (Babesia sp.)– Skabiosis (S. scabie)– Toksoplasma (T. gondii)– Trypanosomiasis (T. brucei)

Page 26: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Dampak ekonomi

• Kematian hewan

• Penurunan produksi

• Efisiensi reproduksi

• Meningkatnya biaya pengobatan, pengadaan obat dan sebagainya.

Page 27: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Dampak ekonomi

• Prevalensi milk fever (5-10%, meningkat 34%)• Di Selandia Baru (33%), Di Irlandia (50%)• Kerugian, Milk fever di Amerika 15 juta $US, dan

biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi parturient paresis ini mencapai 120 juta $US

• Di Swedia, kerugian akibat milk fever mencapai 10 juta Crown

• Di Perancis, mencapai 10 juta Franc.

Page 28: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Dampak ekonomi

• Kerugian akibat PMK di Indonesia (1963 -1978) sebesar 135 milyar rupiah

• Belum termasuk menurunnya produktifitas dan reproduktifitas ternak serta kematian ternak

• Periode 1978-1983 merupakan masa Indonesia menikmati hasil pemberantasan PMK (diselamatkan minimal 5 milyar pertahun)

• Wabah PMK di Inggris juga membuat kerugian negara yang sangat besar belum termasuk larangan ekspor hasil ternak.

Page 29: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Dampak ekonomi

• Serangan parasit merupakan penyakit yang banyak menimbulkan kerugian, terutama yang berpengaruh pada produktifitas, baik berat badan, produksi, efisiensi reproduksi bahkan kematian pada ternak.

Page 30: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Kesimpulan

• Pengetahuan penyakit-penyakit pada ternak– membantu mengenali gejala klinis penyakit– menggali informasi (anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik)– menegakkan diagnosis dengan benar dengan keterbatasan alat

pendukung– melakukan terapi dengan tepat

• Pengetahuan penularan dan penyebaran penyakit– menegakkan diagnosis dengan baik– melakukan treatment atau terapi secara menyeluruh– memutus siklus hidup agen penyebab penyakit– memutus jalur penularan– melakukan pencegahan agar penyakit dapat diatasi dengan

baik, dikendalikan dan tidak semakin meluas

Page 31: Aspek klinis dan penyebaran pada pengendalian penyakit ternak - triakoso

triakoso

Terima kasih