askep oma

16
A. KONSEP DASAR PENYAKIT DEFINISI Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media supuratif akut (OMA) adalah otitis media yang berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik.Bakteri piogenik sebagai penyebabnya yang tersering yaitu Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus Otitis Media Akut adalah infeksi telinga tengah oleh bakteri atau virus, ( http/henny kartika. Wordpress.com/2007/12/29/otitis-media- akut). Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999). OMA adalah infeksi akut telinga tengah. ( Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 3, edisi 8: Jakarta. EGC). EPIDEMIOLOGI Anak-anak yang berusia 6 tahun atau kurang berisiko tinggi untuk otitis media karena tuba eustachii mereka belum ditunjang tulang rawan seperti pada anak-anak yang lebih 1

Upload: eka-setiawan

Post on 24-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ksxj

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

A. KONSEP DASAR PENYAKIT DEFINISI

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

Otitis media supuratif akut (OMA) adalah otitis media yang berlangsung selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik.Bakteri piogenik sebagai penyebabnya yang tersering yaitu Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, dan Pneumokokus Otitis Media Akut adalah infeksi telinga tengah oleh bakteri atau virus,

( http/henny kartika. Wordpress.com/2007/12/29/otitis-media-akut).

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).

OMA adalah infeksi akut telinga tengah. ( Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 3, edisi 8: Jakarta. EGC). EPIDEMIOLOGIAnak-anak yang berusia 6 tahun atau kurang berisiko tinggi untuk otitis media karena tuba eustachii mereka belum ditunjang tulang rawan seperti pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Pada gangguan ini terjadi kolaps tuba eustachii,menimbulkan tekanan negatif di telinga tengah.Sebaliknya, terdapat gangguan drainase cairan telinga tengah dan kemungkinan refluks sekresi esophagus ke daerah ini yang secara normal bersifat steril.Otitis media adalah diagnosis yang paling sering dijumpai pada anak-anak di bawah usia 15 ETIOLOGI

Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.

PATOFISIOLOGI

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Otitis media ini berlangsung selama 3 minggu.Pathway :Virus,Bakteri,patogen

Infeksi

Pernapasan atas

Tuba eustachius

Kontaminasi

ada perforasi sekret di

membran timpaninasofaring

Eksudat furulen di telinga

tengah

Peradangan

OMA

Keluar cairan

Tingkat pendidikan

dari telinga

yang kurang

KehilanganDemam

Pendengaran

kondutif

GEJALA KLINIS 1. Keluhan nyeri telinga (otalgia), atau rewel dan menarik-narik telinga pada anak yang belum dapat bicara

2. Demam (pada kira-kira setengah jumlah anak yang terkena)

3. Anoreksia (umum)

4. Kehilangan pendengaran konduktif

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan saraf pusat perlu dilakukan untuk menyingkirkan adanya masalah di susunan saraf pusat yang (dapat) menggangggu pendengaran.

Pemeriksaan dengan garpu tala (Rinne, Weber, dan Schwabach) akan menunjukkan suatu keadaan tuli saraf: Tes Rinne menunjukkan hasil positif, pemeriksaan Weber menunjukkan adanya lateralisasi ke arah telinga dengan pendengaran yang lebih baik, sedangkan pemeriksaan Schwabach memendek.

Inspeksi dan palpasi

1) Amati telinga luar, periksa ukuran, bentuk, warna, lesi dan adanya massa pada pinna.

2) Tekan bagian tragus kedalam dan tekan pula tulang telinga dibawah daun telinga. Bila ada peradangan pasien akan merasa nyeri.

3) Bandingkan telinga kiri dan telinga kanan

4) Amati pintu masuk lubang telinga dan perhatikan ada tidaknya peradangan, perdarahan, atau kotoran.

5) Gunakan otoskop dan amati adanya kotoran, serumen, peradanag , atau adanya benda asing pada dinding lubang telinga.

6) Amati bentuk, warna, transparasi, kilau, perforasi, atau adanya darah/cairan pada membran timpani.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membrane timpani

2. Kultur dan uji sensitivitas hanya dapat dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani)3. Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh, bengkak dan tidak tembus cahaya dengan kerusakan mogilitas.4. Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk mengetahui organisme penyebab. PENATALAKSANAAN Antibiotik dapat digunakan untuk otitis media akut. Pilihan pertama adalah amoksilin pilihan kedua-digunakan bila diperkirakan organismenya resisten terhadap amoksilin-adalah amoksilin dengan klavulanat (Augementin; sefalosporin generasi kedua), atau trimetoprim suliametoksazol. Pada anak yang alergi penisilin, dapat diberikan aritromisin, dan sulfonamide atau trimetropin-sulfa.Alerg isilang terdapat sefalospirin terjadi pada 8% anak-anak ini.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN

Data yang muncul saat pengkajian:

Sakit telinga/nyeri

Penurunan/tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua telinga

Perasaan penuh pada telinga Suara bergema dari suara sendiri Bunyi letupan sewaktu menguap atau menelan

Vertigo, pusing, gatal pada telinga Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga

Tanda-tanda vital (suhu bisa sampai 40o C), demam

Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat

Reflek kejut

Toleransi terhadap bunyi-bunyian keras Tipe warna / jumlah cairan Cairan telinga; hitam, kemerahan, jernih, kuning Dengan otoskop tuba eustacius bengkak, merah, suram

Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya, alergi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses inflamasi.2. Hipertermi yang berhubungan penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh.3. Gangguan sensori persepsi berhubungan dengan perubahan sensori persepsi ditandai dengan distorsi pendengaran.4. Cemas berhubungan dengan ketidakseimbangan sensori ditandai dengan keluarnya cairan dari telinga.5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan ditandai dengan mengikuti intruksi tidak akurat. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONALISASI

NODIAGNOSATUJUANHASIL YG DIHARAPKANINTERVENSIRASIONAL

1.Nyeri akut b.d proses inflamasiKlien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilangSetelah diberikan askep selama 1x24 jam diharapakan rasa nyeri px berkurangMANDIRI:

- Ajarkan klien untuk mengalihkan suasana dengan melakukan metode relaksasi- Kompres dingin di sekitar area telinga.

- Atur posisi klien

KOLABORASI:

-beri aspirin/analgesik sesuaiindikasi

- Metode pengalihan suasana dengan melakukan relaksasi bisa mengurangi nyeri yang diderita klien- Kompres dingin bertujuan untuk mengurangi nyeri karena rasa nyeri teralihkan oleh rasa dingin disekitar area telinga.

- Posisi yang sesuai akan membuat klien merasa lebih nyaman.- Analgesik merupakan pereda nyeri yang efektif pada pasien untuk mengurangi sensasi nyeri dari dalam

2Hipertermi b.d penyakit d.d peningkatan suhu tubuhSuhu tubuh klien berada dalam rentang normal(36-37oC)Setelah diberikan askep selama 3x24 jam diharapakan suhu tubuh px berada dlm rentang normal (36-37oC)MANDIRI:- Pantau suhu tubuh ; perhatikan menggigil.

- Berikan kompres mandi hangat,hindari penggunaan alkohol

KOLABORASI:

-Kolaborasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan lain utk pemberian paracetamol (penurun panas) sesuai indikasi- Suhu 38,9oC 41,1oC menunjukan proses penyakit infeksius akut.

-Dapat membantu mengurangi demam,catatan : penggunaan alkohol mungkin menyebabkan kedinginan,peningkatan suhu secara aktual.

-pemberian paracetamol dapat menurunkan suhu tubuh klien

3Gangguan sensori persepsi b.d perubahan sensori persepsi d.d distorsi pendengaranPasien diharapkan persepsi dan sensorinya membaikSetelah diberikan askep selama 3x24 jam diharapakan Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaran sampai pada tingkat fungsional.

MANDIRI:- Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat.

- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh- Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakaianserta perawatannya yang tepat.

- Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi

4Ansietas b.d ketidak seimbangan sensori d.d keluarnya cairan dari telingaKlien tidak merasacemas lagiSetelah diberikan askep selama 3x24 jam diharapakan klien tidak cemas lagi atau kecemasannya berkurang-Dorong klien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan ajukan pertanyaan sesuai kebutuhan

-Komunikasi terbuka membantu klien mengembangkan hubungan saling percaya yang membantu mengurangi ansietas dan stress

5.Kurang pengetahuan b.d keterbatasan paparan d.d mengikuti intruksi tdk akuratKlien mendapatkan pengetahuan tentang pengetahuan pencegahan dan penatalaksanaan penyakitSetelah diberikan askep selama 3x24 jam diharapakan px menunjukan pemahaman akan pencegahan dan penatalaksanaan penyakit

MANDIRI:

-Berikan pemahaman ttg perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan. (Healt Education)- Berikan informasi mengenai terapi obat obat, interaksi,efek samping dan pentingnya ketaatan pada program

-pemberian HE perlu untuk pencegahan timbulnya penyakit dan penanganan yg tepat.- Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam proses penyembuhan dan mengurangi resiko kambuhnya komplikasi

IMPLEMENTASIImplementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat EVALUASINODIAGNOSAEVALUASI

1Nyeri akut b.d proses inflamasiRasa nyeri berkurang atau hilang.

2Hipertermi b.d penyakit d.d peningkatan suhu tubuhSuhu tubuh normal 36-370C

3Gangguan sensori persepsi b.d perubahan sensori persepsi d.d distorsi pendengaranPeningkatan persepsi sensori pendengaran

4Cemas b.d ketidak seimbangan sensori d.d keluarnya cairan dari telingaRasa cemas berkurang atau hilang

5Kurang pengetahuan b.d keterbatasan paparan d.d mengikuti intruksi tdk akuratPemahaman akan proses penyakit dan prognosis.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 3, edisi 8: Jakarta. EGChttp/henny kartika. Wordpress.com/2007/12/29/otitis-media-akut

http:// medicastone. Com/penyakit/52/otitis_media_akut_html

Doenges,Marilynn.E.Al.2000.Rencana Asuhan Keperawatan .Ed.3.jakarta:EGC

Santosa,budi.2005-2006.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda:Prima medika

PERSEPSI DAN SENSORI

KURANG PENGETAHUAN

CEMAS

HIPERTERMI

NYERI AKUT

11