askep oma omk

32
ASUHAN KEPERAWATAN OMA/OMK Dosen Pengampu : Ns. Noor Yunida Triana S.Kep Disusun Oleh : Absen Ganjil PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN 3A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2013

Upload: yabniel-lit-jingga

Post on 31-Jul-2015

215 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep oma omk

ASUHAN KEPERAWATAN

OMA/OMK

Dosen Pengampu : Ns. Noor Yunida Triana S.Kep

Disusun Oleh :

Absen Ganjil

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN 3A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2013

Page 2: Askep oma omk

Nama anggota kelompok :

1. Ade Bagus Sasongko 10/1558/PD/0003

2. Afriyanti Retno Sari 121440124050002

3. Agustin Setyaningsih 121440124070004

4. Amanatul Khudsiyah 121440124130010

5. Ayih Puspita Sari 121440124190016

6. Danang Kukuh Pramono 121440124220019

7. Defi Solifah 121440124250022

8. Eka Nur Cahyani 121440124310028

9. Eling Tiyasari 121440124340031

10. Eny Hikmawati 121440124360033

11. Febri Agung Wijayanto 121440124450042

12. Iffah Qosdina 121440124490046

13. Lina Wijayanti 121440124530050

14. Milah Ristiani 121440124590056

15. Mita Rina Prihastuti 121440124610058

16. Nony Marlina 121440124630060

17. Novi Astikasari 121440124650062

18. Ratu Kasih Murni 121440124740071

19. Riris Irfa Anggraini 121440124760073

20. Salman Alfarizi 121440124840081

21. Suci Aryanti 121440124920089

22. Teti Barokah 121440124950092

23. Tri Andrianto 121440124990096

24. Vebri Tri laksono 121440125050102

25. Yosinta Krishna Sari 121440125070104

Page 3: Askep oma omk

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Otitis merupakan peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,

tubaeustascius, antrum mastoid,dan sel-sel mastoid. Otitis media juga merupakan salah

satu penyakit langganan anak. Prevalensi terjadinya otitis media di seluruh dunia untuk

usia 10 tahun sekitar 62 % sedangkan anak-anak berusia 3 tahun sekitar 83 %. Di Amerika

Serikat, diperkirakan 75 % anak mengalami minimal 1 episode otitis media sebelum usia 3

tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya 3 kali atau lebih. Di Inggris,

setidaknya 25 % anak mengalami minimal 1 episode sebelum usia 10 tahun ( Abidin, 2009.

Di negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun Mengingat masih

tingginya angka otitis media pada anak-anak, maka diagnosis dini yang tepat dan

pengobatan secara tuntas mutlak diperlukan guna mengurangi angka kejadian komplikasi

dan perkembangan penyakit menjadi otitis media kronis.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui gangguan yang terjadi pada telinga seperti halnya

OMA/OMK

2. Agar mahasiswa mengetahui definisi dari OMA/OMK

3. Mengetahui patofisiologi dari OMA dan OMK

4. Untuk mengetahui etiologi, manisfestasi, serta penatalaksanaan medis dan keperawatan

5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien OMA dan OMK.

Page 4: Askep oma omk

BAB II

Tinjauan Teori

A. Definisi

Otitis adalah radang telinga, yang ditandai dengan nyeri, demam, hilangnya

pendengaran, tinitus dan vertigo.Otitis berarti peradangan dari telinga, dan media berarti

tengah. Jadi otitis media berarti peradangan dari telinga tengah. Otitis media adalah

peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustacheus, antrum mastoid,

dan sel-sel mastoid/( soepardi, iskandar ,1990) Otitis media adalah infeksi atau inflamasi

pada telinga tengah (mediastore,2009 )

1. Otitis media akut (OMA)

Otitis Media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba

eustachii, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media akut (OMA) adalah

peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah atau infeksi telinga

telinga tengah yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Otitis media akut terjadi karena

faktor pertahanan tubuh yang menurun. Sumbatan tuba eustachii merupakan faktor

penyebab utama dari otitis media, sehingga kuman masuk dalam telinga tengah dan

terjadi peradangan.

Otitis media akut adalah dari yang timbulnya cepat dan berdurasi pendek, otitis media

akut biasanya berhubungan dengan akumulasi cairan di telinga tengah bersama dengan

tanda-tanda atau gejala-gejala dari infeksi telinga, gendang telinga, yang menonjol

biasanya disertai nyeri, atau gendang telinga yang berlubang, seringkali dengan aliran

dengan materi yang bernanah. Demam dapat hadir.

Otitis media akut adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri pada ruang udara pada

tulang temporal (CMDT, edisi 3 , 2004 )

2. Otitis media kronik (OMK)

Otitis media kronik adalah peradangan kronik yang mengenai mukosa dan struktur

tulang di dalam kavum timpani. Otitis media kronik dapat dibagi menjadi dua, aktif dan

inaktif. Aktif merujuk pada adanya infeksi dengan pengeluaran sekret telinga atau

otorrhea akibat perubahan patologi dasar seperti kolesteatoma atau jaringan grsnulasi.

Umumnya otorrhea pada otitis media kronik bersifat purulen (kental, putih) atau mukoid

Page 5: Askep oma omk

(seperti air dan encer) tergantung dari stadium peradangannya. Inaktif merujuk pada

sekuele dari infeksi aktif terdahulu yang telah terbakar habis, dengan demikian tidak ada

otorrhea. Pasien dengan otitis media kronik inaktif serngkali mengeluh gangguan

pendengaran. Mungkin terdapat gejala lain seperti vertigo, tinitus atau suatu rasa penuh

dalam telinga. Etiologi otitis media kronik disebabkan oleh kuman-kuman aerob dan

anaerob, yaitu : Kuman aerob ; Gram positif : S. pyogenes, S. albus, Gram negatif :

Proteus spp, Pseudomonas spp, E. coli. Kuman anaerob : Bakteroides spp

Otitis media kronis adalah infeksi menahun pada telinga tengah. Kondisi yang

berhubungan dengan patologi jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh

episode berulang otitis media akut yang tak tertangani. Otitis media adalah Proses

peradangan di telinga tengah dan mastoid yang menetap   > 12 minggu.

Otitis media kronik adalah perforasi pada gendang telinga ( warmasif, 2009)

Otitis media kronis adalah peradangan teliga tengah yang gigih, secara khas untuk

sedikitnya satu bulan.Orang awam biasanya menyebut congek (Alfatih, 2007).

B. Etiologi

1. OMA

Sumbatan pada tuba eusthacius nerupakan penyebab utama dari otitis media.pertahanan

tubuh pada silia mukosa tuba eustacius terganggu sehingga pencegahan invasi kuman

kedalam telinga tengah terganggu juga. Selain itu ispa juga merupakan factor penyebab

yang paling sering. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba eustachii seperti

obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan

disekitarnya (sinusitis, hipertrofi adenoid) atau reaksi alergik ( rhinitis alergika).

Kuman penyebab utama pada OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus

hemoliticus, Staphylococcus aureus, Pneumococcus. Selain itu, kadang-kadang juga

hemofilus influenza, E. coli, Streptococcus anhemoliticus, Proteus vulgaris dan

pseudomonas aerugenosa. Sedangkan Hemofilus influenza sering ditemukan pada

anak-anak.

OMA ditandai oleh :

Infeksi oleh mikroorganisme.

Terasa penuh dalam telinga, sakit, hilang pendengaran.

Page 6: Askep oma omk

2. OMK

Otitis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi)

(Mediastore,2009). Perforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh: otitis media akut

penyumbatan tuba eustakius cedera akibat masuknya suatu benda ke dalam telinga atau

akibat perubahan tekanan udara yang terjadi secara tiba-tiba luka bakar karena panas

atau zat kimia. Bisa juga disebabkan karena bakteri, antara lain:

Streptococcus.

Stapilococcus.

Diplococcus pneumonie.

Hemopilus influens.

Gram Positif : S. Pyogenes, S. Albus.

Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli.

Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC paru.

Penyebab OMK yang lain antarai lain.

a. Lingkungan

Hubungan penderita OMK dan faktor sosioekonomi belum jelas, tetapi kelompok

sosioekonomi rendah memiliki insiden OMK yang lebih tinggi. Tetapi sudah

hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, dan

tempat tinggal yang padat.

b. Genetic

Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden OMK

berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik.

Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum

diketahui apakah hal ini primer atau sekunder.

c. Riwayat otitis sebelumnya

Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis media

akut dan/ atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa yang

menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi keadaan

kronis

d. Infeksi

Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak

bervariasi pada otitis media kronik yang aktif. Keadaan ini menunjukkan bahwa

Page 7: Askep oma omk

metode kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama dijumpai

adalah bakteri Gram (-), flora tipe usus, dan beberapa organisme lainnya.

e. Autoimun

Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap

OMK.

f. Alergi

penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding

yang bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang

alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteri atau toksin-toksinnya, namun hal

ini belum terbukti kemungkinannya.

C. Tanda Gejala

1. OMA

Gejala klinis otitis media akut tergantung dari stadium penyakit dan umur penderita.

Gejala stadium supurasi berupa demam tinggi dan suhu tubuh menurun pada stadium

prforasi. Gejala klinis otitis media akut (OMA) berdasarkan umur penderita, yaitu :

a) Bayi dan anak kecil

Gejalanya : demam tinggi bisa sampai 39 0C (khas), sulit tidur, tiba-tiba menjerit

saat tidur, mencret, kejang-kejang dan kadang-kadang memegang telinga yang

sakit.

b) Anak yang sudah bicara

Gejalanya : biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu tubuh tinggi dan riwayat batuk

pilek

c) Anak lebih besar dan orang dewasa

Gejalanya : rasa nyeri dan gangguan pendengaran (rasa penuh dan pendengaran

berkurang).

Namun tanda dan gejala dari otitis media akut juga dapat dilihat dari stadium otitis

tersebut diantaranya:

a. Stadium oklusi tuba Eustachius

Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam

telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat

dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.

b. Stadium hiperemis (presupurasi)

Page 8: Askep oma omk

Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran

timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih

bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.

c. Stadium supurasi

Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada

mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya

eksudat purulen di kavum timpani.Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu

meningkat, serta nyeri di telinga bertambah hebat.Apabila tekanan tidak berkurang,

akan terjadi iskemia, tromboflebitis dan nekrosis mukosa serta submukosa.

Nekrosis ini terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan kekuningan pada

membran timpani. Di tempat ini akan terjadi ruptur.

d. Stadium perforasi

Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi,

dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah

ke telinga luar. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan

dapat tidur nyenyak.

e. Stadium resolusi

Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila

terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila daya tahan tubuh

baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan.

Otitis media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif subakut bila

perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul lebih

dari 3 minggu. Disebut otitis media supuratif kronik (OMSK) bila berlangsung

lebih 1,5 atau 2 bulan. Dapat meninggalkan gejala sisa berupa otitis media serosa

bila sekret menetap di kavum timpani tanpa perforasi.Pada anak, keluhan utama

adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat

riwayat batuk pilek sebelumnya.Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan

pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar.Pada bayi dan anak kecil gejala

khas otitis media anak adalah suhu tubuh yang tinggi (> 39,5 derajat celsius),

gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare, kejang, dan kadang-kadang

memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran tinmpani, suhu tubuh

akan turun dan anak tertidur.

Page 9: Askep oma omk

2. OMK

a. OMK tipe benign

Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk  , ketika

pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan

penggunaan antibiotiklokal biasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat

konstan atau intermitten.

b. OMK maligna

Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan

berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keeping-keping kecil,

berwarna putih mengkilat.

Tanda dan gejala lain yang muncul pada OMK :

1. Peradangan kronis pada telinga tengah, otitis media berlanjut

2. Tuli, kadang-kadang sakit, pusing

3. Tekanan negatif ditelinga tengah

4. Tersumbatnya eustachii

5. Udara ke ruang tengah terhambat

6. Keluar sekret terus menerus atau hilang timbul

7. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau nanah dan berlangsung selama

lebi 2 bulan.

D. Patofisiologi

1. OMA

Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan

telinga tengah. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti

radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran

Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan

infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran,

tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan datangnya sel-sel darah putih untuk

melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan

diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain

itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang

dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang

telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran

Page 10: Askep oma omk

di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami

umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat

menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal).

Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu

banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.

2. OMK

Patofisiologi OMK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan

stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang sudah terbentuk

diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. Terjadinya OMK hampir selalu

dimulai dengan otitis media berulang. OMK disebabkan oleh multifaktor antara lain

infeksi virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh, lingkungan,

dan social ekonomi.   Fokus infeksi biasanya terjadi pada nasofaring (adenoiditis,

tonsillitis, rhinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius.

Kadang-kadang infeksi berasal dari telinga luar masuk ke telinga tengah melalui

perforasi membran timpani, maka terjadi inflamasi.

Bila terbentuk pus akan terperangkap di dalam kantung mukosa di telinga tengah.

Dengan pengobatan yang cepat dan adekuat serta perbaikan fungsi telinga tengah,

biasanya proses patologis akan berhenti dan kelainan mukosa akan kembali normal.

Walaupun kadang-kadang terbentuk jaringan granulasi atau polip ataupun terbentuk

kantong abses di dalam lipatan mukosa yang masing-masing harus dibuang, tetapi

dengan penatalaksanaan yang baik perubahan menetap pada mukosa telinga tengah

jarang terjadi. Mukosa telinga tengah mempunyai kemampuan besar untuk kembali

normal. Bila terjadi perforasi membrane timpani yang permanen, mukosa telinga

tengah akan terpapar ke telinga luar sehingga memungkinkan terjadinya infeksi

berulang. Hanya pada beberapa kasus keadaan telinga tengah tetap kering dan pasien

tidak sadar akan penyakitnya. Berenang, kemasukan benda yang tidak steril ke dalam

liang telinga atau karena adanya focus infeksi pada saluran napas bagian atas akan

menyebabkan infeksi eksaserbasi akut yang ditandai dengan secret yang mukoid atau

mukopurulen.

E. Pathway

Page 11: Askep oma omk

F. Pemeriksaan Diagnosa

1. OMA

a. Pemeriksaan otoskopik pneumatik menunjukkan membrana timpani yang penuh,

menonjol dengan kerusakan mobilitas.

b. Spesimen rabas telinga (dari membrana timpani yang ruptur) untuk kultur dapat

membantu identifikasi organisme penyebab.

c. Sinar X pada area mastoideus menunjukkan kondisi mastoideus patologik, misalnya

kolesteatoma atau kekaburan sel-sel mastoideus.

2. OMK

a. Audiometri dapat dilakukan untuk mengevaluasi adanya tuli konduktif pada

penyakit kronik.

b.   X ray menunjukkan kondisi patologik.

c. Melakukan uji reaksi penderita untuk mengukur dan menentukan lokasi ketulian.

Page 12: Askep oma omk

d. Melakukan uji reaksi penderita terhadap suara percakapan dengan : uji weber, rinne

test, pemeriksaan audiogram, pemeriksaan radiologi.

G. Asuhan Keperawatan

1. OMA

A. Pengkajian

a. Nyeri, biasanya merupakan tanda-tanda awal penyakit akut

b. Demam (dapat mencapai 40 0C sampai 60 0C

c. Eritema pasca auricular dan edema pada penyakit kronik

d. Terdapat drainase purulen (otorrhea) jika membrane timpani mengalami

perforasi dan juga timbul bau

e. Nyeri dan nyer tekan pada prosesus mastoideus

f. Penurunan/tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua telinga

g. Tinitus

h. Perasaan penuh pada telinga

i. Suara bergema dari suara sendiri

j. Bunyi “letupan” sewaktu menguap atau menelan

k. Vertigo, pusing, gatal pada telinga

l. Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga

m. Penggunanaan obat (streptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin)

n. Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat

o. Reflek kejut

p. Toleransi terhadap bunyi-bunyian keras

q. Cairan telinga; hitam, kemerahan, jernih, kuning

r. Alergi

s. Dengan otoskop tuba eustachii bengkak, merah, suram

t. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya

B. Diagnose keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga

2. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pengobatan

3. Resiko tinggi injury berhubungan dengan penurunan persepsi sensori

Page 13: Askep oma omk

2. OMK

a. Pengkajian

1) Riwayat kesehatan sekarang, kapan keluhan mulai berkembang, bagaimana

terjadinya, apakah secara tiba-tiba atau berangsur-angsur, apa tindakan yang

dilakukan untuk mengurangi keluhan, apa yang digunakan, adakah keluhan seperti

pilek dan batuk.

2) Riwayat kesehatan masa lalu. Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah

menderita gangguan pendengaran (kapan, berapa lama, pengobatan apa yang

dilakukan, bagaimana kebiasaan membersihkan telinga, keadaan lingkungan

(tenang, daerah isdustri, daerah populasi), apakah riwayat pada anggota keluarga.

3) Inspeksi: keadaan umum, adakah cairan yang keluar dari telinga, bagaimana

warna, bau, jumlah dan apakah ada tanda-tanda radang

4) Nyeri dapat berkurang atau terdapat nyeri tumpul pada mastoideus.

5) Kaji drainase telinga, keutuhan membrana timpani

6) Kaji daerah mastoid

b. Diagnose keperawatan

1. Hambatan komunikasi verbal yang behubungan dengan kesukaran memahami

orang lain sekunder akibat kerusakan pendengaran.

2. Resiko hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan kesukaran

berpartisipasi dalam percakapan.

3. Ketakutan yang berhubungan dengan kehilangan pendengaran aktual atau

potensial.

4. Isolasi sosial yang berhubungan dengan kurangnya kontak dengan orang lain

sekunder akibat ketakutan dan keadaan yang memalukan karena kehilangan

pendengaran.

5. Nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi, infeksi, tinitus dan vertigo.

H. Penatalaksanaan Keperawatan

1. OMA

a. Memberikan posisi yang nyaman karena dapat mengurangi nyeri

b. Kompres panas di telinga bagian luar untuk mengurangi nyeri

c. Kompres dingin untuk mengurangi tekanan telinga

d. Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotic

Page 14: Askep oma omk

e. Mengkaji tanda-tanda perluasan infeksi, mastoiditis, vertigo untuk mengurangi

perluasan lebih lanjut

f. Jaga kebersihan pada daerah ling telinga untuk mengurangi pertumbuhan

mikroorganisme

g. Memantau status pendengaran secara teratur

h. Memantau adanya peningkatan irritabilitas, demam, kaku leher, mual, muntah,

yang mengindikasikan keterlibatan meningeal.

American Academy of Pediatrics (AAP) mengkategorikan OMA yang dapat

diobservasi dan yang harus segera diterapi dengan antibiotik sebagai berikut:

Usia  Diagnosis pasti  Diagnosis meragukan 

< 6 bln Antibiotik Antibiotik

6 bln – 2 th Antibiotik Antibiotik jika gejala

berat, observasi jika

gejala ringan

 2 thn Antibiotik jika gejala

berat, observasi jika

gejala ringan

Observasi

2. OMK

a. Membantu pasien mengenali gejala untuk memberikan waktu mempersiapkan diri

untuk serangan dan membantu pasien untuk mengidentifikasi faktor pencetus

yang spesifik umtuk mengendalikan serangan.

b. Menganjurakan pasien untuk berbaring diam ditempat yang aman selama

serangan.

c. Jika ada reaksi alergi terhadap makanan, hilangkan makanan tersebut dari diet.

d. Menghindari kebisingan dan silau karena dapat menimbulkan serangan.

e. Mengajari pasien tentang program pengobatan, pencetus dan keparahan gejala.

f. Mengajari pasien untuk waspada terhadap petunjuk-petunjuk sensoris lingkungan

lainnya (visual, olfaktorius, taktil) jika pendengaran terganggu.

g. Mengendalikan faktor lingkungan dan kebiasaan personal stres dan keletihan.

I. Komplikasi

1. OMA

Page 15: Askep oma omk

a. infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis)

b. Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler

c. Kelumpuhan pada wajah

d. Tuli       

e. Peradangan pada selaput otak (meningitis)

f. Abses Otak

Tanda dan gejala munculnya komplikasi dapat berupa sakit kepala, tuli secara mendadak,

vertigo, demam dan menggigil.

Page 16: Askep oma omk

BAB III

Studi Kasus

A. Kasus

OMA/OMK

An. M ( 5 tahun ) dirawat di ruang tht hari pertama, didiagnosa OMA,

Keluhan yang dirasakan An. M adalah telinganya sakit, mual dan malas makan. Sejak 3

hari yang lalu An. M demam, sumeng. Menurut Ibu An. M, anaknya sedah 2 minggu

ini suka menggaruk – garuk telinganya.

Kadang timbul cairan kuning dari telinganya, tetapi tidak setiap hari. Data pengkajian :

TTV : 38’1 C, RR : 22x/mnt

Anak terlihat rewel dan menangis.

B. Pengkajian

I. IDENTITIAS

Nama : An. M

No. RM : (diisi berdasarkan No.RM pasien diRS)

Umur : 5 tahun

Alamat : (Kaji alamat pasien)

Tanggal pengkajian : 18 Desember 2013

Diagnosa medis : OMA

II. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama

Pasien mengatakan telinganya sakit

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan telinganya sakit, mual dan malas makan, demam

sumeng. Sudah 2 minggu menggaruk-garuk telinganya dan timbul cairan kuning dari

telinga.

3. Riwayat penyakit dahulu

(Kaji riwayat penyakit dahulu pasien, apakah pasien mempunyai riwayat penyakit

dahulu)

Page 17: Askep oma omk

4. Riwayat penyakit keluarga

(Kaji riwayat penyakit keluarga pasien, apakah ada anggota keluarga yang menderita

penyakit yang sama dengan pasien, penyakit keturunan atau penyakit menular).

III. OBSERVASI dan PEMERIKSAAN FISIK

1. Vital sign

Tekanan darah : (Kaji TD pasien)

Nadi : (Kaji Nadi pasien)

Suhu : 38’1 0C

RR : 22x/menit

2. Keadaan umum

Nyeri

P : Perjalanan Penyakit

Q : Seperti ditusuk-tusuk

R : Nyeri pada bagian telinga

S : Skala 4

T : Sewaktu-waktu

Sikap : Gelisah

3. Pemeriksaan head toe toe

Telinga

Pendengaran : (Kaji pendengaran pasien, masih normal atau tidak)

Secret/darah/ polip : cairan kuning.

C. Diagnosa

No Tgl/jam Data fokus Masalah Etiologi

1. 17 desember

2013

08.00

DS : pasien mengatakan

telinganya sakit.

Keluarga pasien mengatakan

bahwa An. A suka menggaruk-

garuk telinganya.

P : Perjalanan penyakit

Q : Seperti ditusuk-tusuk

R : Sakit pada bagian telinga

Nyeri akut Proses

penyakit

Page 18: Askep oma omk

S : Skala 4

T : Sewaktu-waktu

DO : Kadang timbul cairan

kuning dari telinganya. Pasien

terlihat rewel dan menangis

2. 17 desember

2013

08.00

DS : pasien mengatakan demam,

sumeng

DO : S = 38’1 C

RR= 22x/mnt

Hipetermi Penyakit

3. 17 desember

2013

08.00

DS : Pasien mengatakan mual,

malas makan

DO : Pasien terlihat lemah dan

pucat.

Ketidaks

eimbangan

Nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Faktor

biologis

Prioritas Masalah :

1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit

2. Hipetermi berhubungan dengan penyakit

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis

D. Rencana

Tanggal /

jam

Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi keperawatan

17

desember

2013

08.30

Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan

keperawatan 2x4 jam

diharapkan tidak

mengalami nyeri , dengan

kriteria hasil : (2102)

Frekuensi nyeri

berkurang

Pasien menjadi

tenang

Pain management (1400):

1. Lakukan pengkajian nyeri

secara komperhensif.

(lokasi, durasi, kualitas,

karakteristik, frekuensi)

2. Ajarkan teknik

nonfarmakologi seperti

teknik relaksasi

3. Berikan obat analgetik

Page 19: Askep oma omk

tanda vital dalam

rentang normal (nadi

60-100x/menit, suhu

36,5-37,5 0C, tekanan

darah 120-80 mmHg,

RR 16-20x/menit)

Ekspresi wajah tidak

menunjukan nyeri

Mampu mengontrol

nyeri

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

4. Kontrol lingkungan

seperti suhu, pencahayaan,

dan kebisingan

5. Monitor TTV pasien

(nadi, suhu, TD, RR)

6. Gunakan komunikasi yang

terapeutik

17

desmeber

2013

09.00

Hipertermi Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam pasien

diharapkan hipertermi

menurun yang ditandai

dengan criteria hasil:

(0802)

Suhu tubuh dalam

rentang normal (36-

37’5 0 C)

RR dalam rentang

normal (16-20x/menit)

Vital sign dalam

rentang normal. (nadi

60-100x/menit, suhu

36,5-37,5 C, tekanan

darah 120-80 mmHg,

RR 16-20x/menit)

Fever treatment :(3740)

1. Monitor TTV pasien

(nadi, suhu, TD, RR)

2. Monitor suhu sesering

mungkin (minimal 2 jam

1x)

3. Monitor warna kulit

4. Monitor RR

5. Berikan obat paracetamol

6. Berikan cairan melalui IV

7. Berikan kompres hangat

17

desember

Ketidaksei

mbagan

nutrisi

Setelah dilakuan tindakan

selama 1x24 jam,

diharapakan klien

Nutrional management (1100)

1. Kaji adanya alergi

Page 20: Askep oma omk

2013

10.00

kurang dari

kebutuhan

tubuh

terpenuhi kebutuhan

nutrisnya dengan criteria

hasil : nutrisi status

(1004)

Intake zat gizi

terpenuhi (nutrisi)

Tidak mual

Nafsu makan

bertambah

IMT normal (BB/TB

kuadrat)

Berat badan

bertambah

makanan

2. Anjurkan pasien untuk

makan-makanan yang

bergizi

3. Berikan makanan yang

terpilih

4. Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi

5. Kolaborasikan dengan tim

kesehatan mengenai pola

nutrisinya

6. Monitor makanan dan

minuman setiap harinya

Page 21: Askep oma omk

BAB IV

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

Otitis adalah radang telinga, yang ditandai dengan nyeri, demam, hilangnya

pendengaran, tinitus dan vertigo.

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum

telinga tengah atau infeksi telinga telinga tengah yang disebabkan oleh bakteri atau virus.

Otitis media kronik adalah peradangan kronik yang mengenai mukosa dan struktur

tulang di dalam kavum timpani.

Page 22: Askep oma omk

Daftar Pustaka

http://4ners.wordpress.com/2009/11/02/oma-otitis-media-akut/ (diakses tanggal 17 Desember

2013)

http://anisahasana.blogspot.com/2011/12/askep-oma-omk-manner-disease.html (diakses

tanggal 17 Desember 2013)