askep bumil molahidati dosa

Upload: arif1982

Post on 06-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    1/16

    Selasa, 22 Februari 2011

    Askep Mola Hidatidosa

    A.DEFINISISuatu Kehamilan yang ditandai dengan adanya villi korialis yang tidak normal secara

    histologis yang terdiri dari beberapa macam tingkatan proliferasi trofoblastik dan edema pada

    stroma villus. Biasanya kehamilan mola terjadi di dalam uterus, tetapi kadang2 terdapat juga di

    saluran telur ataupun ovarium.

    Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa

    gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur

    atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan.

    (Mochtar, Rustam, dkk, 1998 : 238)

    Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka,

    vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan

    edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah

    anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339)

    Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi kariolisnya

    mengalami perubahan hidrofobik.

    Kehamilan yang berkembang tidak wajar

    Tidak ditemukan janin

    Hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik

    Bila disertai janin atau bagian janin disebut Mola parsial

    Pembuahan sel telur yang kehilangan intinya atau inti tidak aktif lagi

    B.FAKTOR RESIKO

    Defek pada ovarium

    abnormalitas pada uterus

    defisiensi nutrisi antara lain defisiensi protein, asam folat, karoten

    umur dibawah 20 tahun atau

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    2/16

    usia diatas 40 tahun : memiliki peningkatan resiko 7x dibanding perempuan yang lebih

    muda

    C.GEJALA Derajat keluhan mual muntah lebih hebat

    Uterus lebih besar dari usia kehamilan

    Perdarahan mrpk gejala utama

    Terjadi pada bulan 1-7, rata2 usia kehamilan 12-14 minggu

    Perdarahan bisa sampai syok dan meninggal

    D. KLASIFIKASIPembagian mola berdasarkan dengan adanya janin atau tidak

    Mola hidatidosa komplit

    Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat

    sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karekteristik, yaitu

    Terdapat degenerasi hidrofik & pembengkakan stroma villi

    Tidak ada pembuluh pada villi yang membengkak

    Proliferasi dari epitel trofoblas dengan bermacam2 ukuran

    Tidak adanya janin atau amnio

    Mola Hidatidosa parsial

    Masih tampak gelembungt yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin

    masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada pemeriksaan

    histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu

    berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal.

    E.PATOGENESISAda beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblast :

    Teori missed abortion

    Mudigah mati pada kehamilan 3 5 minggu karena itu terjadi gangguan peredarah darah sehingga

    terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.

    Teori neoplasma dari Park

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    3/16

    Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi

    cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung.

    Studi dari Hertig

    Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi

    cairan yang menyertai degenerasi awal atau tiak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan

    ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan

    trofoblast berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan. (Silvia, Wilson,

    2000 : 467)

    Karakteristik mola adalah adanya konseptus jaringan trofoblastik hiperplastik yang

    tertanam pada plasenta. Hasil konsepsi ini tidak memiliki inner cell mass.

    Jika terjadi gangguan pada saat embryonic inner cell mass yang seharusnya berpotensi

    untuk berdiferensiasi menjadi lapisan ekto, meso dan endoderm, maka perubahan tersebut gagal

    dan terjadilah pembentukan trofoblas yang akan berkembang menjadi sitotorofoblas dan

    sisitiotrofoblas, danmasih mampu untuk membentuk ekstraembrionik mesoderm yang akhirnya

    akan membentuk vesikel dari mola dengan mesoderm yang longgar pada inti villinya.

    F. DIAGNOSIS

    Amenore/tidak haid

    Perdarahan pervaginam

    Uterus lebih besar dari usia kehamilan

    Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti balotemen dan bunyi jantung janin

    -hCG dalam darah atau urin

    Foto abdomen, biopsi transplasental, sonde uterus diputar, USG

    G.MORTALITAS & MORBIDITAS (ANGKA KEMATIAN

    & KESAKITAN)

    Pada Mola 20% berkembang menjadi keganasan trofoblastik. Setelah terbentuk mola

    komplit, invasi ke uterus terjadi pada 15% pasien & metastasis terjadi pada 4% pasien. Kasus

    koriokarsinoma yang berkembang dari mola partial belum pernah dilaporkan, walaupun 4% pasien

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    4/16

    dengan mola parsial akan berkembang menjadi penyakit trofoblastik non metastasis persisten yang

    membutuhkan kemoterapi.

    Makroskopik

    Gelembung-2 putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa

    milimeter sampai satu atau 2 cm

    H. KOMPLIKASI

    Bisa disertai preeklampsia pada usia kehamilan yang lebih muda

    Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid

    Emboli sel trofoblas ke paru

    Sering disertai kista lutein, baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika mola sudah

    dievakuasi

    Mola dengan kista lutein mempunyai resiko 4x lebih besar berdegenerasi

    I. TERAPI Perbaikan keadaan umum

    Pengeluaran jaringan mola (Evakuasi)

    Profilaksis dengan sitostatika

    Pemeriksaan tindak lanjut (Follow up)

    Perbaikan keadaan umum

    Transfusi darah jika anemia atau syok

    Menghilangkan penyulit seperti preeklampsia dan tirotoksikosa

    Evakuasi Mola

    Kuret hisap (Vakum) : Sambil diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi, sedia darah

    Histerektomi : cukup umur atau cukup anak, bila ditemukan tanda2 keganasan berupa mola invasif

    Profilaksis dengan sitostatika

    Kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan, atau pada pemeriksaan Patologi

    Anatomi ditemukan mencurigakan tanda keganasanMethotrexate atau actinomycin D

    Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus

    sebanyak 3x

    Follow up

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    5/16

    Dianjurkan untuk tidak hamil 1 tahun

    Kondom atau pil KB

    Pemeriksaan -hCG berkala dan radiologi

    Prognosis

    Kematian akibat perdarahan, infeksi, eklampsia, penyakit jantung atau krisis tiroid

    di negara berkembang 2,2 % dan 5,7%

    Proses keganasan berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, yang paling banyak 6

    bulan pertama

    Bisa melahirkan normal setelah th/mola

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

    KELAINAN KEHAMILAN MOLA HIDATIDOSA

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATANProses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk

    menganalisa masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pemecahannya, melakukan

    tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.

    Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan,

    merencanakan danmelaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untukmencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut

    dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.

    1. PENGKAJIAN

    Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan

    menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.

    Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :

    Biodata

    Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi : nama, umur, agama, suku bangsa,

    pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke-, lamanya perkawinan dan alamat

    Riwayat keperawatan

    Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam

    berulang

    Riwayat kesehatan, yang terdiri atas :

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    6/16

    a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat

    pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari

    usia kehamilan.

    b. Riwayat kesehatan masa lalu

    Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis

    pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.

    Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien

    misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin , dan

    penyakit-penyakit lainnya.

    Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut

    dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam

    keluarga.

    Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya,sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta

    keluahan yang menyertainya

    Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam

    kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.

    Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta

    keluahn yang menyertainya.

    Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat- obatan kontrasepsi oral, obat digitalis

    dan jenis obat lainnya.

    Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),

    istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

    Pemeriksaan fisik, meliputi :

    a. Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan

    tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.

    Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna,

    laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa

    tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan

    seterusnya

    b. Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.

    Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    7/16

    atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.

    Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau

    mencubit kulit untuk mengamati turgor.

    Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal

    c. Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu

    untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.

    Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya

    cairan , massa atau konsolidasi.

    Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah,

    memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak

    d. Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan

    menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar : mendengarkan di

    ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus

    atau denyut jantung janin.

    (Johnson & Taylor, 2005 : 39)

    Pemeriksaan laboratorium :

    Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.

    Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah

    klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa. Data lain-lain : Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di

    RS.

    Data psikososial. Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam

    keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.

    Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien

    Data spiritual : Kaji tentang keyakina klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan keagamaan yang

    biasa dilakukan.

    2. DIAGNOSA KEPERAWATANSecara singkat diagnosa keperawatan dapat diartikan : Sebagai rumusan atau keputusan

    atau keputusan yang diambil sebagai hasil dari pengkajian keperawatan. Diagnosa keperawatan

    adalah pernyataan yang digambarkan sebagai respon seseorang atau kelompok (keadan kesehatan

    yang merupakan keadaan aktual maupun potensial) dimana perawat secara legal mengidentifikasi,

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    8/16

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    9/16

    Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang

    Ekspresi wajah tenang

    TTV dalam batas normal

    Intervensi :

    Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan klien

    Rasional : Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu menentukan

    intervensi yang tepat

    Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam

    Rasional : Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satu indikasi

    peningkatan nyeri yang dialami oleh klien

    Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi

    Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi dapat

    mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu mengurangi nyeri yang

    dirasakan

    Beri posisi yang nyaman

    Rasional : Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri

    Kolaborasi pemberian analgetik

    Rasional : Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat

    dipersepsikan

    DIAGNOSA II

    2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan

    Tujuan : Klien akan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri

    Kriteria Hasil :

    Kebutuhan personal hygiene terpenuhi

    Klien nampak rapi dan bersih

    Intervensi :

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    10/16

    Kaji kemampuan klien dalam memenuhi rawat diri

    Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan/ketergantungan klien dalam merawat diri

    sehingga dapat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan hygienenya

    Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

    Rasional : Kebutuhan hygiene klien terpenuhi tanpa membuat klien ketergantungan pada perawat

    Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuannya

    Rasional : Pelaksanaan aktivitas dapat membantu klien untuk mengembalikan kekuatan secara

    bertahap dan menambah kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya

    Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada di dekat klien dan membantu memenuhi kebutuhan

    klien

    Rasional : Membantu memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi secara mandiri

    DIAGNOSA III

    3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri

    Tujuan : Klien akan mengungkapkan pola tidurnya tidak terganggu

    Kriteria Hasil :

    Klien dapat tidur 7-8 jam per hari

    Konjungtiva tidak anemis

    Intervensi :

    Kaji pola tidur Rasional : Dengan mengetahui pola tidur klien, akan memudahkan dalam menentukan intervensi

    selanjutnya

    Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang

    Rasional :Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat

    Anjurkan klien minum susu hangat sebelum tidur

    Rasional : Susu mengandung protein yang tinggi sehingga dapat merangsang untuk tidur

    Batasi jumlah penjaga klien

    Rasional : Dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi maka kebisingan di ruangan dapat

    dikurangi sehingga klien dapat beristirahat

    Memberlakukan jam besuk

    Rasional : Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    11/16

    Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat tidur Diazepam

    Rasional : Diazepam berfungsi untuk merelaksasi otot sehingga klien dapat tenang dan mudah

    tidur

    DIAGNOSA IV

    4. Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

    Tujuan : Klien akan menunjukkan tidak terjadi panas

    Kriteria Hasil :

    Tanda-tanda vital dalam batas normal

    Klien tidak mengalami komplikasi

    Intervensi :

    Pantau suhu klien, perhatikan menggigil/diaphoresis

    Rasional : Suhu diatas normal menunjukkan terjadinya proses infeksi, pola demam dapat

    membantu diagnose

    Pantau suhu lingkungan

    Rasional : Suhu ruangan harus diubah atau dipertahankan, suhu harus mendekati normal

    Anjurkan untuk minum air hangat dalam jumlah yang banyak

    Rasional : Minum banyak dapat membantu menurunkan demam

    Berikan kompres hangatRasional : Kompres hangat dapat membantu penyerapan panas sehingga dapat menurunkan suhu

    tubuh

    Kolaborasi pemberian obat antipiretik

    Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi pada hypothalamus

    DIAGNOSA V

    5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

    Tujuan : Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang

    Kriteria Hasil :

    Ekspresi wajah tenang

    Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya

    Intervensi :

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    12/16

    Kaji tingkat kecemasan klien

    Rasional : Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut mengganggu klien

    Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

    Rasional : Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengurangi kecemasan

    Mendengarkan keluhan klien dengan empati

    Rasional : Dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien akan merasa

    diperhatikan

    Jelaskan pada klien tentang proses penyakit dan terapi yang diberikan

    Rasional : menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya

    Beri dorongan spiritual/support

    Rasional : Menciptakan ketenangan batin sehingga kecemasan dapat berkurang

    DIAGNOSA VI

    6. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah

    Tujuan : Klien akan mengungkapkan nutrisi terpenuhi

    Kriteria Hasil :

    Nafsu makan meningkat

    Porsi makan dihabiskan

    Intervensi :

    Kaji status nutrisi klien

    Rasional : Sebagai awal untuk menetapkan rencana selanjutnya

    Anjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering

    Rasional : Makan sedikit demi sedikit tapi sering mampu membantu untuk meminimalkan

    anoreksia

    Anjurkan untuk makan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi

    Rasional : Makanan yang hangat dan bervariasi dapat menbangkitkan nafsu makan klien

    Timbang berat badan sesuai indikasi

    Rasional : Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi

    Tingkatkan kenyamanan lingkungan termasuk sosialisasi saat makan, anjurkan orang terdekat

    untuk membawa makanan yang disukai klien

    Rasional : Sosialisasi waktu makan dengan orang terdekat atau teman dapat

    meningkatkan pemasukan dan menormalkan fungsi makanan

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    13/16

    DIAGNOSA VII

    7. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase

    Tujuan : Klien akan terbebas dari infeksi

    Kriteria Hasil :

    Tidak tampak tanda-tanda infeksi

    Vital sign dalam batas normal

    Intervensi :

    Kaji adanya tanda-tanda infeksi

    Rasional : Mengetahui adanya gejala awal dari proses infeksi

    Observasi vital sign

    Rasional : Perubahan vital sign merupakan salah satu indikator dari terjadinya proses infeksi

    dalam tubuh

    Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan (luka, garis jahitan), daerah yang terpasang alat

    invasif (infus, kateter)

    Rasional : Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan

    segera dan pencegahan komplikasi selanjutnya

    Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat antibiotic

    Rasional : Anti biotik dapat menghambat pembentukan sel bakteri, sehingga proses infeksi tidak

    terjadi. Disamping itu antibiotik juga dapat langsung membunuh sel bakteri penyebab infeks.

    DIAGNOSA VIII

    8. Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya perdarahan

    Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer tidak terjadi

    Kriteria Hasil :

    Hb dalam batas normal (12-14 g%)

    Turgor kulit baik

    Vital sign dalam batas normalTidak ada mual muntah

    Intervensi

    Awasi tanda-tanda vital, kaji warna kulit/membran mukosa, dasar kuku

    Rasional : Memberika informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan

    membantu menentukan intervensi selanjutnya

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    14/16

    Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing dan sakit kepala

    Rasional : Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi serebral sebagai akibat

    tekanan darah arterial

    Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pegisian kapiler lambat dan nadi perifer lemah

    Rasional :Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan volume sirkulasi dan dapat

    terjadi sebagai efek samping vasopressin

    Berikan cairan intravena, produk darah

    Rasional : Menggantikan kehilangan daran, mempertahankan volume sirkulasi

    Penatalaksanaan pemberian obat antikoagulan tranexid 500 mg 31 tablet

    Rasional : Obat anti kagulan berfungsi mempercepat terjadinya pembekuan darah / mengurangi

    perarahan

    4. EVALUASIEvaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang

    diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi

    ini adalah untuk :

    a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan.

    b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan.

    c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan.

    Evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif).

    Komponen evaluasi terdiri dari :S : data subjektif

    O : data obyektif A : analisis P : planning

    EVALUASI PADA KLIEN DENGAN KELAINAN KEHAMILAN MOLA HIDATIDOSA

    Keluhan utama (menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang) : teratasi.

    1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

    S : klien menyatakan nyeri reda/terkontrol

    O : menunjukkan postur badan rileks, bebas bergerak

    A : nyeri teratasi

    P : RT dihentikan

    2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

    S : klien melaporkan peningkatan toleransi aktifitas (aktifitas sehari-hari)

    O : menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis TTV normal

    A : peningkatan toleransi aktifitas

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    15/16

    P : RT dihentikan

    3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri

    S : melaporkan peningkatan rasa sehat dan dapat istirahat

    O : tidur 6-8 jam setiap hari

    A : kebutuhan tidur terpenuhi

    P : RT dihentikan

    4. Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

    S : klien merasa nyaman

    O : TTV dalam kisaran normal, tidak ada tanda-tanda infeksi

    A : tidak ada gangguan rasa nyaman

    P : RT dihentikan

    5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

    S : klien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya

    O : menunjukkan sikap rileks

    A : ansietas teratasi

    P : RT dihentikan

    6. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah

    S : klien merasa lebih baik tanpa adanya anoreksia

    O : menunjukkan peningkatan BB sesuai tujuan

    A : nutrisi terpenuhi

    P : RT dihentikan

    7. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase

    S : -

    O : mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti adanya infeksi

    A : tidak terjadi infeksi

    P : RT dihentikan

    8. Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya perdarahan

    S : -

    O : perfusi adekuat, nadi perifer kuat, TTV normal, pasien sadarA : tidak terjadi gangguan perfusi jaringan

    P : RT dihentikan

  • 8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Carpenito, Lynda. (2001).Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

    Doenges, Marilynn E. 1999.Rencana asuhan keperawatan. EGC: Jakarta

    Hamilton, C. Mary. 1995.Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC: Jakarta

    http://cakmoki86.wordpress.com/2007/02/16/hamil-anggur-apaan-sih/

    http://cewexxxhot.blogspot.com/2009/09/askep-molahidatidosa.html

    http://drnyol.info/obgyn-grey-zone/in-gynecology/mola-hidatidosa-hamil-anggur/

    http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/10/askep-mola-hidatidosa/http://www.askep-

    askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.html

    Johnson & Taylor. 2005.Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC: Jakarta

    Mansjoer, Arif, dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius: Jakarta

    Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid I. EGC: Jakarta

    Rohmah, Nikmatur, dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Ar-Ruzzmedia: Jogjakarta

    Soekojo, Saleh. 1973.Patologi. UI Patologi Anatomik: Jakarta

    http://cakmoki86.wordpress.com/2007/02/16/hamil-anggur-apaan-sih/http://cewexxxhot.blogspot.com/2009/09/askep-molahidatidosa.htmlhttp://drnyol.info/obgyn-grey-zone/in-gynecology/mola-hidatidosa-hamil-anggur/http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/10/askep-mola-hidatidosa/http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.htmlhttp://cewexxxhot.blogspot.com/2009/09/askep-molahidatidosa.htmlhttp://drnyol.info/obgyn-grey-zone/in-gynecology/mola-hidatidosa-hamil-anggur/http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/10/askep-mola-hidatidosa/http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.htmlhttp://cakmoki86.wordpress.com/2007/02/16/hamil-anggur-apaan-sih/