askep bumil molahidati dosa
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
1/16
Selasa, 22 Februari 2011
Askep Mola Hidatidosa
A.DEFINISISuatu Kehamilan yang ditandai dengan adanya villi korialis yang tidak normal secara
histologis yang terdiri dari beberapa macam tingkatan proliferasi trofoblastik dan edema pada
stroma villus. Biasanya kehamilan mola terjadi di dalam uterus, tetapi kadang2 terdapat juga di
saluran telur ataupun ovarium.
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa
gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur
atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan.
(Mochtar, Rustam, dkk, 1998 : 238)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka,
vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan
edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah
anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi kariolisnya
mengalami perubahan hidrofobik.
Kehamilan yang berkembang tidak wajar
Tidak ditemukan janin
Hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik
Bila disertai janin atau bagian janin disebut Mola parsial
Pembuahan sel telur yang kehilangan intinya atau inti tidak aktif lagi
B.FAKTOR RESIKO
Defek pada ovarium
abnormalitas pada uterus
defisiensi nutrisi antara lain defisiensi protein, asam folat, karoten
umur dibawah 20 tahun atau
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
2/16
usia diatas 40 tahun : memiliki peningkatan resiko 7x dibanding perempuan yang lebih
muda
C.GEJALA Derajat keluhan mual muntah lebih hebat
Uterus lebih besar dari usia kehamilan
Perdarahan mrpk gejala utama
Terjadi pada bulan 1-7, rata2 usia kehamilan 12-14 minggu
Perdarahan bisa sampai syok dan meninggal
D. KLASIFIKASIPembagian mola berdasarkan dengan adanya janin atau tidak
Mola hidatidosa komplit
Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat
sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karekteristik, yaitu
Terdapat degenerasi hidrofik & pembengkakan stroma villi
Tidak ada pembuluh pada villi yang membengkak
Proliferasi dari epitel trofoblas dengan bermacam2 ukuran
Tidak adanya janin atau amnio
Mola Hidatidosa parsial
Masih tampak gelembungt yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin
masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada pemeriksaan
histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu
berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal.
E.PATOGENESISAda beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblast :
Teori missed abortion
Mudigah mati pada kehamilan 3 5 minggu karena itu terjadi gangguan peredarah darah sehingga
terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.
Teori neoplasma dari Park
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
3/16
Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi
cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung.
Studi dari Hertig
Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi
cairan yang menyertai degenerasi awal atau tiak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan
ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan
trofoblast berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan. (Silvia, Wilson,
2000 : 467)
Karakteristik mola adalah adanya konseptus jaringan trofoblastik hiperplastik yang
tertanam pada plasenta. Hasil konsepsi ini tidak memiliki inner cell mass.
Jika terjadi gangguan pada saat embryonic inner cell mass yang seharusnya berpotensi
untuk berdiferensiasi menjadi lapisan ekto, meso dan endoderm, maka perubahan tersebut gagal
dan terjadilah pembentukan trofoblas yang akan berkembang menjadi sitotorofoblas dan
sisitiotrofoblas, danmasih mampu untuk membentuk ekstraembrionik mesoderm yang akhirnya
akan membentuk vesikel dari mola dengan mesoderm yang longgar pada inti villinya.
F. DIAGNOSIS
Amenore/tidak haid
Perdarahan pervaginam
Uterus lebih besar dari usia kehamilan
Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti balotemen dan bunyi jantung janin
-hCG dalam darah atau urin
Foto abdomen, biopsi transplasental, sonde uterus diputar, USG
G.MORTALITAS & MORBIDITAS (ANGKA KEMATIAN
& KESAKITAN)
Pada Mola 20% berkembang menjadi keganasan trofoblastik. Setelah terbentuk mola
komplit, invasi ke uterus terjadi pada 15% pasien & metastasis terjadi pada 4% pasien. Kasus
koriokarsinoma yang berkembang dari mola partial belum pernah dilaporkan, walaupun 4% pasien
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
4/16
dengan mola parsial akan berkembang menjadi penyakit trofoblastik non metastasis persisten yang
membutuhkan kemoterapi.
Makroskopik
Gelembung-2 putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa
milimeter sampai satu atau 2 cm
H. KOMPLIKASI
Bisa disertai preeklampsia pada usia kehamilan yang lebih muda
Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid
Emboli sel trofoblas ke paru
Sering disertai kista lutein, baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika mola sudah
dievakuasi
Mola dengan kista lutein mempunyai resiko 4x lebih besar berdegenerasi
I. TERAPI Perbaikan keadaan umum
Pengeluaran jaringan mola (Evakuasi)
Profilaksis dengan sitostatika
Pemeriksaan tindak lanjut (Follow up)
Perbaikan keadaan umum
Transfusi darah jika anemia atau syok
Menghilangkan penyulit seperti preeklampsia dan tirotoksikosa
Evakuasi Mola
Kuret hisap (Vakum) : Sambil diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi, sedia darah
Histerektomi : cukup umur atau cukup anak, bila ditemukan tanda2 keganasan berupa mola invasif
Profilaksis dengan sitostatika
Kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan, atau pada pemeriksaan Patologi
Anatomi ditemukan mencurigakan tanda keganasanMethotrexate atau actinomycin D
Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus
sebanyak 3x
Follow up
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
5/16
Dianjurkan untuk tidak hamil 1 tahun
Kondom atau pil KB
Pemeriksaan -hCG berkala dan radiologi
Prognosis
Kematian akibat perdarahan, infeksi, eklampsia, penyakit jantung atau krisis tiroid
di negara berkembang 2,2 % dan 5,7%
Proses keganasan berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola, yang paling banyak 6
bulan pertama
Bisa melahirkan normal setelah th/mola
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
KELAINAN KEHAMILAN MOLA HIDATIDOSA
KONSEP ASUHAN KEPERAWATANProses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk
menganalisa masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pemecahannya, melakukan
tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan,
merencanakan danmelaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untukmencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi : nama, umur, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke-, lamanya perkawinan dan alamat
Riwayat keperawatan
Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam
berulang
Riwayat kesehatan, yang terdiri atas :
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
6/16
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat
pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien
misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin , dan
penyakit-penyakit lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut
dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam
keluarga.
Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya,sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta
keluahan yang menyertainya
Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam
kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta
keluahn yang menyertainya.
Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat- obatan kontrasepsi oral, obat digitalis
dan jenis obat lainnya.
Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Pemeriksaan fisik, meliputi :
a. Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan
tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain : mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna,
laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa
tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan
seterusnya
b. Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
7/16
atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau
mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
c. Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu
untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya
cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah,
memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
d. Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan
menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar : mendengarkan di
ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus
atau denyut jantung janin.
(Johnson & Taylor, 2005 : 39)
Pemeriksaan laboratorium :
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah
klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa. Data lain-lain : Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di
RS.
Data psikososial. Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam
keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
Data spiritual : Kaji tentang keyakina klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan keagamaan yang
biasa dilakukan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATANSecara singkat diagnosa keperawatan dapat diartikan : Sebagai rumusan atau keputusan
atau keputusan yang diambil sebagai hasil dari pengkajian keperawatan. Diagnosa keperawatan
adalah pernyataan yang digambarkan sebagai respon seseorang atau kelompok (keadan kesehatan
yang merupakan keadaan aktual maupun potensial) dimana perawat secara legal mengidentifikasi,
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
8/16
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
9/16
Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
Ekspresi wajah tenang
TTV dalam batas normal
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan klien
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu menentukan
intervensi yang tepat
Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam
Rasional : Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satu indikasi
peningkatan nyeri yang dialami oleh klien
Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi
Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi dapat
mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu mengurangi nyeri yang
dirasakan
Beri posisi yang nyaman
Rasional : Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat
dipersepsikan
DIAGNOSA II
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : Klien akan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rawat diri
Kriteria Hasil :
Kebutuhan personal hygiene terpenuhi
Klien nampak rapi dan bersih
Intervensi :
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
10/16
Kaji kemampuan klien dalam memenuhi rawat diri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan/ketergantungan klien dalam merawat diri
sehingga dapat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan hygienenya
Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
Rasional : Kebutuhan hygiene klien terpenuhi tanpa membuat klien ketergantungan pada perawat
Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuannya
Rasional : Pelaksanaan aktivitas dapat membantu klien untuk mengembalikan kekuatan secara
bertahap dan menambah kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya
Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada di dekat klien dan membantu memenuhi kebutuhan
klien
Rasional : Membantu memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi secara mandiri
DIAGNOSA III
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri
Tujuan : Klien akan mengungkapkan pola tidurnya tidak terganggu
Kriteria Hasil :
Klien dapat tidur 7-8 jam per hari
Konjungtiva tidak anemis
Intervensi :
Kaji pola tidur Rasional : Dengan mengetahui pola tidur klien, akan memudahkan dalam menentukan intervensi
selanjutnya
Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Rasional :Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat
Anjurkan klien minum susu hangat sebelum tidur
Rasional : Susu mengandung protein yang tinggi sehingga dapat merangsang untuk tidur
Batasi jumlah penjaga klien
Rasional : Dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi maka kebisingan di ruangan dapat
dikurangi sehingga klien dapat beristirahat
Memberlakukan jam besuk
Rasional : Memberikan kesempatan pada klien untuk beristirahat
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
11/16
Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat tidur Diazepam
Rasional : Diazepam berfungsi untuk merelaksasi otot sehingga klien dapat tenang dan mudah
tidur
DIAGNOSA IV
4. Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Klien akan menunjukkan tidak terjadi panas
Kriteria Hasil :
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Klien tidak mengalami komplikasi
Intervensi :
Pantau suhu klien, perhatikan menggigil/diaphoresis
Rasional : Suhu diatas normal menunjukkan terjadinya proses infeksi, pola demam dapat
membantu diagnose
Pantau suhu lingkungan
Rasional : Suhu ruangan harus diubah atau dipertahankan, suhu harus mendekati normal
Anjurkan untuk minum air hangat dalam jumlah yang banyak
Rasional : Minum banyak dapat membantu menurunkan demam
Berikan kompres hangatRasional : Kompres hangat dapat membantu penyerapan panas sehingga dapat menurunkan suhu
tubuh
Kolaborasi pemberian obat antipiretik
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi pada hypothalamus
DIAGNOSA V
5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan : Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
Ekspresi wajah tenang
Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya
Intervensi :
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
12/16
Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional : Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut mengganggu klien
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengurangi kecemasan
Mendengarkan keluhan klien dengan empati
Rasional : Dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien akan merasa
diperhatikan
Jelaskan pada klien tentang proses penyakit dan terapi yang diberikan
Rasional : menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
Beri dorongan spiritual/support
Rasional : Menciptakan ketenangan batin sehingga kecemasan dapat berkurang
DIAGNOSA VI
6. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
Tujuan : Klien akan mengungkapkan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
Nafsu makan meningkat
Porsi makan dihabiskan
Intervensi :
Kaji status nutrisi klien
Rasional : Sebagai awal untuk menetapkan rencana selanjutnya
Anjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering
Rasional : Makan sedikit demi sedikit tapi sering mampu membantu untuk meminimalkan
anoreksia
Anjurkan untuk makan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi
Rasional : Makanan yang hangat dan bervariasi dapat menbangkitkan nafsu makan klien
Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional : Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi
Tingkatkan kenyamanan lingkungan termasuk sosialisasi saat makan, anjurkan orang terdekat
untuk membawa makanan yang disukai klien
Rasional : Sosialisasi waktu makan dengan orang terdekat atau teman dapat
meningkatkan pemasukan dan menormalkan fungsi makanan
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
13/16
DIAGNOSA VII
7. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase
Tujuan : Klien akan terbebas dari infeksi
Kriteria Hasil :
Tidak tampak tanda-tanda infeksi
Vital sign dalam batas normal
Intervensi :
Kaji adanya tanda-tanda infeksi
Rasional : Mengetahui adanya gejala awal dari proses infeksi
Observasi vital sign
Rasional : Perubahan vital sign merupakan salah satu indikator dari terjadinya proses infeksi
dalam tubuh
Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan (luka, garis jahitan), daerah yang terpasang alat
invasif (infus, kateter)
Rasional : Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan
segera dan pencegahan komplikasi selanjutnya
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat antibiotic
Rasional : Anti biotik dapat menghambat pembentukan sel bakteri, sehingga proses infeksi tidak
terjadi. Disamping itu antibiotik juga dapat langsung membunuh sel bakteri penyebab infeks.
DIAGNOSA VIII
8. Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya perdarahan
Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Hb dalam batas normal (12-14 g%)
Turgor kulit baik
Vital sign dalam batas normalTidak ada mual muntah
Intervensi
Awasi tanda-tanda vital, kaji warna kulit/membran mukosa, dasar kuku
Rasional : Memberika informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menentukan intervensi selanjutnya
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
14/16
Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing dan sakit kepala
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi serebral sebagai akibat
tekanan darah arterial
Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pegisian kapiler lambat dan nadi perifer lemah
Rasional :Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan volume sirkulasi dan dapat
terjadi sebagai efek samping vasopressin
Berikan cairan intravena, produk darah
Rasional : Menggantikan kehilangan daran, mempertahankan volume sirkulasi
Penatalaksanaan pemberian obat antikoagulan tranexid 500 mg 31 tablet
Rasional : Obat anti kagulan berfungsi mempercepat terjadinya pembekuan darah / mengurangi
perarahan
4. EVALUASIEvaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang
diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi
ini adalah untuk :
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan.
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan.
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan.
Evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif).
Komponen evaluasi terdiri dari :S : data subjektif
O : data obyektif A : analisis P : planning
EVALUASI PADA KLIEN DENGAN KELAINAN KEHAMILAN MOLA HIDATIDOSA
Keluhan utama (menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang) : teratasi.
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
S : klien menyatakan nyeri reda/terkontrol
O : menunjukkan postur badan rileks, bebas bergerak
A : nyeri teratasi
P : RT dihentikan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
S : klien melaporkan peningkatan toleransi aktifitas (aktifitas sehari-hari)
O : menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis TTV normal
A : peningkatan toleransi aktifitas
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
15/16
P : RT dihentikan
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri
S : melaporkan peningkatan rasa sehat dan dapat istirahat
O : tidur 6-8 jam setiap hari
A : kebutuhan tidur terpenuhi
P : RT dihentikan
4. Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
S : klien merasa nyaman
O : TTV dalam kisaran normal, tidak ada tanda-tanda infeksi
A : tidak ada gangguan rasa nyaman
P : RT dihentikan
5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
S : klien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya
O : menunjukkan sikap rileks
A : ansietas teratasi
P : RT dihentikan
6. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
S : klien merasa lebih baik tanpa adanya anoreksia
O : menunjukkan peningkatan BB sesuai tujuan
A : nutrisi terpenuhi
P : RT dihentikan
7. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase
S : -
O : mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti adanya infeksi
A : tidak terjadi infeksi
P : RT dihentikan
8. Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya perdarahan
S : -
O : perfusi adekuat, nadi perifer kuat, TTV normal, pasien sadarA : tidak terjadi gangguan perfusi jaringan
P : RT dihentikan
-
8/2/2019 Askep Bumil Molahidati Dosa
16/16
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda. (2001).Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 1999.Rencana asuhan keperawatan. EGC: Jakarta
Hamilton, C. Mary. 1995.Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC: Jakarta
http://cakmoki86.wordpress.com/2007/02/16/hamil-anggur-apaan-sih/
http://cewexxxhot.blogspot.com/2009/09/askep-molahidatidosa.html
http://drnyol.info/obgyn-grey-zone/in-gynecology/mola-hidatidosa-hamil-anggur/
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/10/askep-mola-hidatidosa/http://www.askep-
askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.html
Johnson & Taylor. 2005.Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC: Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius: Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid I. EGC: Jakarta
Rohmah, Nikmatur, dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Ar-Ruzzmedia: Jogjakarta
Soekojo, Saleh. 1973.Patologi. UI Patologi Anatomik: Jakarta
http://cakmoki86.wordpress.com/2007/02/16/hamil-anggur-apaan-sih/http://cewexxxhot.blogspot.com/2009/09/askep-molahidatidosa.htmlhttp://drnyol.info/obgyn-grey-zone/in-gynecology/mola-hidatidosa-hamil-anggur/http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/10/askep-mola-hidatidosa/http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.htmlhttp://cewexxxhot.blogspot.com/2009/09/askep-molahidatidosa.htmlhttp://drnyol.info/obgyn-grey-zone/in-gynecology/mola-hidatidosa-hamil-anggur/http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/10/askep-mola-hidatidosa/http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/askep-mola-hidatidosa.htmlhttp://cakmoki86.wordpress.com/2007/02/16/hamil-anggur-apaan-sih/