bab 2 askep bumil dan nikah.docx

102
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dangan individu manusia yang lainnya. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan di dalam keluarga semua dapat diekspresikan. Status sehat dan sakit dalam keluarga saling memengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga memengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya memengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggota. Dewasa ini banyak kita temukan pasangan-pasangan muda yang baru menikah dan kita ketahui sebagian dari mereka banyak juga yang belum tahu tentang tugas dari tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sehingga sering terjadi pertengkaran diantara mereka. Selain itu pasangan yang baru menikah juga akan mengalami atau mempersiapkan masa kehamilan dan memiliki anak. Kehamilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. 1

Upload: anisa-puspitasari

Post on 26-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

maternitas

TRANSCRIPT

Page 1: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu

berhubungan dangan individu manusia yang lainnya. Keadaan yang harus

disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan di dalam

keluarga semua dapat diekspresikan.

Status sehat dan sakit dalam keluarga saling memengaruhi satu sama lain.

Suatu penyakit dalam keluarga memengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya

memengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggota. Dewasa

ini banyak kita temukan pasangan-pasangan muda yang baru menikah dan

kita ketahui sebagian dari mereka banyak juga yang belum tahu tentang tugas

dari tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sehingga

sering terjadi pertengkaran diantara mereka.

Selain itu pasangan yang baru menikah juga akan mengalami atau

mempersiapkan masa kehamilan dan memiliki anak. Kehamilan adalah suatu

krisis maturasi yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita

tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban

tanggung jawab yang lebih besar.

Pertumbuhan ini membutuhkan penguasaan tugas-tugas perkembangan

tertentu, menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu antara dirinya dan

pasangannnya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir, dan

mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Rubin,

1967).

Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena konsepsi

merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang berkembang, tetapi juga

bagi keluarga, yakni dengan hadirnya seorang anggota keluarga baru dan

terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga. Maka setiap anggota

keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasinya

berdasarkan kebutuhan masing-masing (Grossman, Eichler, Winckoff, 1980).

1

Page 2: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

1.2 Tujuan Makalah

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan diskusi diharapkan mahasiswa mampu memahami

tentang asuhan keperawatan keluarga dengan pasangan baru menikah dan

ibu hamil.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan diskusi tentang askep keluarga dengan pasangan baru

menikah dan ibu hamil maka mahasiswa mampu memahami:

- Konsep perkembangan

- Masalah yang terjadi

- Tugas perkembangan

- Proses askep

1.3 Manfaat Makalah

Bermanfaat untuk membantu serta membimbing mahasiswa dalam belajar

memahami konsep mengenai asuhan keperawatan pada keluarga khususnya

pada keluarga dengan pasangan baru menikah dan ibu hamil. Selain itu juga

dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa yang sedang belajar

tentang asuhan keperawatan pada keluarga.

1.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari 3 bab;

BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan makalah, manfaat

makalah, sistematika penulisan, serta metoda dan teknik penulisan.

BAB II Tinjauan teoritis yang meliputi proses asuhan keperawatan pada

keluarga baru menikah dan ibu hamil.

BAB III Penutup meliputi kesimpulan dan saran yang terakhir daftar pustaka

2

Page 3: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

1.5 Metode dan Teknik Penulisan

Studi literatur atau kepustakaan: meliputi bahan-bahan bacaan dari

berbagai sumber yang bersangkutan dari buku perpustakaan dan website.

3

Page 4: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

BAB II

TNJAUAN PUSTAKA

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU

MENIKAH

A. Masalah yang sering Terjadi Pada Tahap Perkembangan Keluarga dengan

Pasangan Baru Menikah

Fase ini di mulai dari saat perkawinan hingga istri hamil. Fase ini

merupakan masa tersulit dalah kehidupan pernikahan, angka perceraian tinggi pada

bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan juga harus menyesuaikan

kepuasan sejak awal perkawinan. Keadaan akan semakin sulit jika pasangan juga

harus menyesuaikan di luar hubungan dengan suami atau istri, misalnya:

melanjutkan sekolah, tugas luar kota, tergantung kepada orang tua, hubungan

dengan keluarga besar.

Maka ada beberapa tugas perkembangan yang harus dijalani oleh pasangan

pada fase pemantapan ini agar bisa menjalani tahap ini dengan baik, antara lai :

(Duvall, sociological perspective,1985)

1. Memantapkan tempat tinggal

2. Memantapkan sistem mendapatkan dan membelanjakan uang

3. Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab

kepada siapa (pembagian peran dan tanggung jawab)

4. Memantapkan kepuasan hubungan seksual

5. Memantapkan sistem komunikasi secara intelektual dan emosional

6. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar

7. Memantapkan cara berinteraksi dengan teman, kolega, dan organisasi

8. Menghadapi kemungkinan kehadiran anak dan perencanannya

9. Memantapkan filosofi hidup sebagai pasangan suami istri.

4

Page 5: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Tugas perkembangan keluarga baru menikah (Rodgers cit Friedman) :

- Membina hubungan intim yang memuaskan

Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru

Sumber-sumber dari dua orang yang digabungkan

Peran berubah

Fungsi baru diterima

Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang

mendasar

Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil bersifat rutinitas

Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua

pasangan saling menyesuaikan diri dan membangun kecocokkan dari

kebutuhan dan minat pasangan.

- Saling menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis atau

membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.

Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal

dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan

keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk

kepentingan perkawinannya.

- Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB

B. Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada 7 tugas pokok, sebagai berikut:

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing

4. Sosialisasi antar anggota keluarga

5. Pengaturan jumlah anggota keluarga

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

5

Page 6: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,

namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers,

Friedman, 1998).

C. Pengkajian fokus

Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat

melakukan pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan

pada semua tahap perkembangan keluarga. Meskipun demikian perawatan perlu

melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasari oleh:

1 Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan

berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah

atau berkurang).

2 Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas

perkembangan keluarga yang harus dilakukan.

3 Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.

Keluarga yang baru menikah

Pengkajian data fokus meliputi:

Kapan pertemuan pasangan?

Bagaimana hubungan sebelum menikah?

Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah?

Adakah halangan terhadap pernikahan mereka? Sebutkan!

Bagaimana respons keluarga terhadap pernikahan?

Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi

keluarga dari kedua orang tua?

Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah menikah?

Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?

6

Page 7: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan hubungan dengan

orang tua setelah pernikahan?

Bagaimana rencana mempunyai anak?

Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?

Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah pernikahan?

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

D. Contoh Kasus Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru Menikah

Pengkajian Keluarga

A. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A

2. Umur : 22 tahun

3. Alamat : Rt 05 Desa Jaya Mekar

4. Pekerjaan kepala keluarga : Membuka Usaha Bengkel

5. Pendidikan kepala keluarga : SMK

6. Komposisi keluarga

No. Nama JK

Hub.

Dengan

KK

umurPendi

dikanAgama

Status imunisasi

BCH Hepatiti

s

DPT Polio campak

1. Ny. F P Istri 20

tahun

SMA Islam

7. Genogram

8. Tipe keluarga

Keluarga inti

9. Suku bangsa

Tn. A dan Ny. F sama-sama berasal dari suku Jawa. Mereka bisa

menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai

kebiasaan yang hampir sama, jadi tidak ada kesulitan-kesulitan yang

mereka rasakan terhadap perbedaan.

7

Page 8: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

10. Agama

Agama Tn. A adalah islam, begitu pula dengan Ny. F. Tn. A dan Ny.

F selalu berusaha untuk memenuhi kegiatan ibadah mereka secara

bersama-sama di rumah kecuali jika Tn. A dan Ny.F sedang bekerja,

mereka melakukan ibadah masing-masing.

11. Status sosial ekonomi keluarga

Dalam keluarganya yang menjadi tulang punggung adalah Tn A

sebagai kepala rumah tangga. Penghasilan keduanya berkisar Rp.

1.000.000,00 dan saat ini belum tahu pengelolaannya bagaimana

karena masih baru dan belum ada kesepakatan-kesepakatan dalam

pengelolaan keuangan nantinya. Sementara ini penghasilan banyak

dipergunakan untuk keperluan makan dan lain-lain. Namun, keluarga

Tn. A dan Ny. F mempunyai juga tabungan.

12. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga tidak pernah rekreasi secara khusus atau rutin, hanya

kadang-kadang saja jika ada acara.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn. A dan Ny. F baru menikah 5 bulan yang lalu dan belum

mempunyai anak, jadi keluarga Tn. A dan Ny. F berada pada tahap

perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Saat ini keluarga Ny. F dan Tn.A sebagai keluarga baru belum

memiliki anak dan rencana untuk memiliki anak menurut Ny.F nanti

setelah 1 tahun menikah, berapa jumlah anak yang diinginkan belum

pernah dibicarakan dengan suaminya. Menurut Ny.F saat ini dia

dengan suaminya berusaha untuk membina hubungan dengan

keluarga lain, teman, dan masyarakat sekitar. Menurut Ny.F pula

bahwa dirinya dan suaminya mau bekerja mencari uang dulu baru

merencanakan punya anak. Saat ini keluarga Ny.F dan Tn.A masih

8

Page 9: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

masih menumpang di salah satu rumah kecil milik orang tua Tn.A

dan masih belum ada rencana untuk memiliki rumah sendiri.

3. Keluarga Tn.A dan Ny.F terbentuk karena hubungan pacaran

diantara keduanya.

Ny.F pernah mengalami sakit ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan

sudah beberapa kali berobat ke dokter. Sekarang dinyatakan sudah

sembuh.

Tn.A menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya batuk

pilek biasa saja.

Menurut Ny.F jika dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas atau

ke bidan terdekat.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Menurut penuturan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat

yang memerlukan perawatan di rumah sakit atau pun perawatan di

rumah dalam waktu yang lama. Dari riwayat kesehatan keluarga

Tn.A tidak ada yang memiliki penyakit kronis maupun penyakit

turunan.

C. Pengkajian lingkungan

1. Keadaan lingkungan dalam rumah

Rumah keluarga Ny.F dan Tn.A menumpang di rumah orang

tua Tn.A, luas rumah kurang lebih 80 m2. Lantai rumah

menggunakan plester kecuali dapur yang masih menggunakan tanah.

Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam

rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup gelap karena dibuka

pada waktu tertentu saja.

Penerangan di malam hari menggunakan listrik dan kadang

dipergunakan juga untuk siang hari karena dalam ruangan tampak

gelap. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah

kurang akibat ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal.

Secara umum kebersihan rumah baik hanya penataan perabotan

9

Page 10: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

rumah yang kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan

dapur.

2. Keadaan lingkungan di luar rumah

Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan ditanami

pohon mangga dan ramburan. Kebersihan pekarangan secara umum

baik. Keluarga memanfaatkan sumur gali dengan pompa listrik untuk

sumber air bersih dan air minum. Keluarga memiliki kamar mandi

dengan saluran pembuangan ke kebun di sebelah rumahnya dan

hanya dialirkan begitu saja. Keluarga juga telah memiliki jamban

dengan septik tank di ujung rumah. Kebersihan kamar mandi dan

jamban cukup.

3. Karakteristik tetangga dan komunitas

Di wilayah sekitar rumah keluarga Tn.A dan Ny. F jarak

antara satu rumah dengan rumah lainnya cukup dekat. Menurut Ny.F

di wilayah RT 05 ini juga memiliki kegiatan seperti pengajian. Ny. F

menganggap dirinya masih orang baru di lingkungan RT sehingga

terkadang masih berhubungan dengan tetangga saja.

4. Mobilitas geografis keluarga

Menurut Ny F selama ini keluarganya sejak menikah 5 bulan yang

lalu sering ke tempat ibunya saja.

5. Perkumpulan keluarga

Ny F dan keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak

terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan

biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran

atau seperti acara pernikahannya 5 bulan yang lalu.

Interaksi keluarga besarnya dengan masyarakat sekitar cukup

baik sehingga saat pernikahannya banyak tetangga yang membantu

dan diwilayahnya sudah menjadi kebiasaan untuk saling membantu.

6. Sistem pendukung keluarga

10

Page 11: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang

sakit. Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup

baik dan sudah terbiasa saling tolong-menolong.

D. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Menurut Ny. F dalam keluarga berkomunikasi biasa menggunakan

bahasa jawa menurut Ny.F dirinya juga cepat akrab dengan keluarga

suaminya.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn.A dan Ny.F selalu

memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-

perbedaan pendapat yang ada bisa dibicarakan.

3. Struktur peran

Dalam keluarga Ny.F dan Tn.A sebagai kepala keluarga

berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny.F

yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap

melakukan perannya sebagai istri yang harus menyiapkan semua

keperluan suaminya di rumah.

4. Nilai dan norma keluarga

Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama Islam keluarga

memiliki nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap

orang tua, suami dan istri. Selama ini dirinya dan suaminya makan

bersama kalau malam hari, karena siang hari suaminya bekerja

sampai sore.

E. Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif

Mereka merupakan pasangan baru yang sampai sejauh ini masih

belum menemukan masalah, hanya komunikasi saja untuk ke arah

11

Page 12: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

yang lebih intim. Tn A dan Ny F selalu memberikan dukungan satu

sama lain. Mereka selalu menumbuhkan sikap saling menghargai.

2. Fungsi sosialisasi

Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik

dan hubungan dengan kelurga besarnya pun baik.

3. Fungsi perawatan kesehatan

i. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang

dihadapi keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor

penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah). Menurut Ny F

sebenarnya dalam keluarganya belum mengetahui tentang

bagaimana memersiapkan kehamilan dan bagaimana membina

keintiman dengan suami.

ii. Apa yang dilalukan keluarga dalam menghadapi masalah

kesehatan yang sedang dialami. Sejauh ini dirinya hanya

bertanya pada teman-temannya.

iii. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan: ke puskesmas

atau bidan setempat.

iv. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah

timbulnya masalah kesehatan: menurut keluarga makan teratur

dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam menjaga

kesehatan dan mencegah penyakit.

4. Fungsi reproduksi

Saat ini Ny F tidak menggunakan alat kontrasepsi, mereka sering

melakukan hubungan suami-istri menggunakan cara coitus interuptus

untuk mencegah kehamilan karena perencanaan kapan akan memiliki

anak dan berapa jumlah anak yang diinginkan belum ada. Aktifitas

seksual cukup aktif dan menurut Ny F kadang-kadang mereka

merasa takut terjadi kehamilan karena merasa belum siap menunggu

sampai usia pernikahan 1 tahun, tetapi jika terjadi kehamilan kami

siap menerima saja. Menurut Ny F dia belum tahu bagaimana

12

Page 13: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

menyiapkan kehamilan juga belum tahu apa yang dimaksud dengan

kesehatan reproduksi.

5. Fungsi ekonomi

Ny F mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk

memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan keluarga mereka.

F. Stress dan koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Menurut Ny F dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah sedang

mengalami beban pikiran atau tidak tetapi yang menjadi stressor bagi

dirinya adalah adaptasi dengan rumah tangganya yang masih baru

dan dirinya nanti berencana tinggal di rumah ibunya yang sedang

sakit.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Menurut Ny F dirinya yakin perlakuan dari keluarga suaminya

tergantung dirinya dan sekarang dirinya sedang berusaha belajar

menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan belajar memasak,

mengurus suami dan rumah.

3. Strategi koping yang digunakan

Untuk menghadapi stressor Ny. F lebih banyak belajar pada orang

tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.

G. Pemeriksaan fisik

No. Pemeriksaan FisikNama Anggota Keluarga

Tn. A Ny.F

1. Keadaan umum :

BB

TB

60 Kg

165 Cm

42 Kg

155 Cm

13

Page 14: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

2. Kepala :

Rambut

Mata

Sinusitis

Mulut

Telinga

Ikal, hitam, dan bersih

Konjungtiva tidak anemis,

sclera tidak ikterik,

penglihatan baik

Sinusitis (-)

Penciuman baik.

Mulut bersih, mukosa

lembab, lidah bersih, gigi

cukup

Pendengaran baik,

serumen (-)

Lurus, hitam, halus, dan

bersih

Konjungtiva tidak anemis,

sclera tidak ikterik,

penglihatan baik.

Sinusistis (-), penciuman

baik.

Mulut bersih, mukosa

lembab, lidah bersih, gigi

cukup

Pendengaran baik,

seruman (-)

3. Leher

JVP

Kelenjar tiroid

Tidak ada pembesaran

vena jugularis

Tidak ada pembengkakkan

Tidak ada pembesaran

vena jugularis

Tidak ada pembengkakkan

14

Page 15: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

4. Dada

Mamae

Inspeksi

Palpasi

Paru

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Jantung

Palpasi

Auskultasi

Tidak ada pembengkakkan

simetris antara kiri dan

kanan

Tidak ada pembengkakkan

Saat bernafas tidak

menggunakan otot bantu

pernafasan.

Kondisi kulit dan dinding

paru tidak nyeri tekan,

Tulang belakang dan iga

tak nyeri tekan dan vibrasi

ringan teraba pada dinding

dada selama bersuara,

lesi(-)

Tidak ada penimbunan

cairan, suara sonor

bunyi napas vesikuler, RR

normal

letak normal ics 2 dan 3-5

dan 6

Ictus cordis normal ics 5

dan 6

Irama teratur, suara

tambahan tidak ada

TD : 120/70 mmHg

Tidak ada pembengkakkan

simetris antara kiri dan

kanan

Tidak ada pembengkakkan

Saat bernafas tidak

menggunakan otot bantu

pernafasan.

Kondisi kulit dan dinding

paru tidak nyeri tekan,

Tulang belakang dan iga

tak nyeri tekan dan vibrasi

ringan teraba pada dinding

dada selama bersuara,

lesi(-)

Tidak ada penimbunan

cairan, suara sonor

bunyi napas vesikuler, RR

normal

letak normal ics 2 dan 3-5

dan 6

Ictus cordis normal ics 5

dan 6

Irama teratur, suara

tambahan tidak ada

TD : 100/60 mmHg

15

Page 16: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

5. Abdomen simetris, warna normal,

asites (-)

tidak ada nyeri tekan, tidak

ada benjolan.

Bising usus (+)

Organ pada abdomen

normal

simetris, warna normal,

asites (-)

tidak ada nyeri tekan, tidak

ada benjolan.

Bising usus (+)

Organ pada abdomen

normal

6. Genetalia - -

7. Ekstremitas atas dan

bawah

Inspeksi

Perkusi

Berfungsi dengan baik

Reflek patella (+)

Berfungsi dengan baik

Reflek patella (+)

ANALISA DATA

Data Kemungkinan penyebab Masalah/diagnosis

Data Subjektif :- Ny F dan Tn. A mengatakan

belum merencanakan kapan akan punya anak dan berapa jumlah anak yang diinginkan

- Ny F dan Tn. A mengatakan belum tahu tentang apa itu kesehatan reproduksi

- Ny F dan Tn. A mengatakan belum tahu tentang perilaku seksual yang sehat

- Ny F dan Tn. A mengatakan belum tahu apa yang harus dipersiapkan untuk hamil

- Ny F dan Tn. A mengatakan rencana punya anak nanti setelah usia pernikahan 1 tahun

Ketidakmampuan

keluarga mengenal

masalah tugas

perkembangan keluarga

baru menikah

kurang pengetahuan

tentang tugas

perkembangan

keluarga baru

menikah

16

Page 17: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Data Objektif :

Usia pernikahan 5 bulan

Usia Ny.F 20 tahun dan Tn.A 22 tahun

Data subjektif:- Ny F dan Tn. A mengatakan

malas untuk membuka jendela karena di rumah sering tinggal sendiri

Data objektif :

- Ruangan dalam rumah gelap- Jendela sebagian besar

tertutup hanya pintu depan yang terbuka

- Penataan perabotan kurang teratur terutama bagian dalam rumah dan dapur

Ketidakmampuan

keluarga melakukan

perawatan rumah yang

sehat

kerusakkan

pemeliharaan rumah

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS

1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah

pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah.

No. Kriteria Skala Bobot Skoring pembenaran

1. a. sifat masalah

situasi krisis

1 1 1/3X1=1/3 Sifat masalah ini termasuk situasi krisis karena berhubungan dengan suatu kehidupan pernikahan dimana

17

Page 18: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Tn A dan Ny F berubah peran menjadi suami dan istri.

b.Kemungkinan masalah dapat di ubah

dengan mudah

2 2 2/2X2=2 Latar belakang pendidikan Tn A adalah SMK dan Ny F adalah SMA, sehingga memudahkan untuk menerima informai dan penjelasan yang diberikan oleh petugas dan lebih mudah untuk dilakukan intervensi oleh mahasiswa.

c.Potensi masalah untuk dicegah

tinggi

3 1 3/3X1=1 Potensi masalah untuk dicegah tinggi karena seharusnya Ny F atau Tn A bisa menanyakan pada orang tua atau keluarga mereka yang telah berpengalaman menikah.

d.Menonjolnya masalah

Masalah berat harus segera ditangani

2 1 2/2X1=1 Masalah ini harus segera ditangani karena bisa mengganggu ketentraman rumah tangga Tn A dan Ny F karena mereka sudah 5 bulan menikah dan belum mengetahui tugas-tugas apa saja bagi pasangan yang baru

18

Page 19: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

menikah.

Jadi 1/3+2+1+1= 4 1/3

2. Kerusakkan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn A berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat.

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a.Sifar masalah

ancaman kesehatan

2 1 2/3X1=2/3 Sifat maslah ini termasuk ancaman kesehatan karena rumah yang tidak sehat bisa mengancam kesehatan dari anggota keluarga.

b.kemungkinan masalah dapat di ubah

dengan mudah

2 2 2/2x2=2 Masalah ini bisa diubah dengan mudah yakni dengan selalu menyempatkan diri untuk bersih-bersih rumah dan menata barang-barang yang ada di rumah Tn A dan Ny F pada tempatnya

c.Potensi masalah untuk dicegah

cukup

2 1 2/3X1=2/3 Potensi masalah untuk dicegah pada masalah ini cukup karena mungkin waktunya Ny.F dan Tn.A sedikit karena mereka berdua bekerja sampai sore hari. Tapi hal ini dapat dicegah dengan menyempatkan sebagian waktu mereka.

d.menonjolnya 1 1 1/2X1=1/2 Tn. A dan Ny F mengetahui jika

19

Page 20: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

masalah.

Masalah tidak perlu segera ditangani

penataan perabotan dalam rumah mereka tidak teratur tapi mereka selalu berusaha meluangkan aktu untuk membersihkan rumah ketika libur.

Jadi 2/3+2+2/3+1/2=3 5/6

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS

1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah

pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah.

2. Kerusakkan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn A berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat.

20

Page 21: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

No. Diagnosa

Keperawatan

Tujuan umum Tujuan khusus kriteria Standar intervensi

1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah.

Keluarga memahami tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah

Setelah dilakukan intervensi selama 2x45 menit keluarga dapat:- Mengenal masalah

tugas perkembangan keluarga baru menikah dengan kriteria:

- Menyebutkan tugas perkembangan keluarga baru menikah

- Menjelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi wanita

Respon

verbal (RV)

Keluarga dapat menyebutkan tugas perkembangan keluarga baru menikah dengan bahasanya sendiri. Tugas perkembangan keluarga baru menikah adalah :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan dengan pasangan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

Keluarga dapat menyebutkan cara menjaga kesehatan reproduksi wanita dengan bahasanya sendiri atau dengan

a. Kontak dengan keluarga

b. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah

c. Beri reinforcement positif atas pengetahuan klien

d. Jelaskan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah

e. Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah didiskusikan

f. Jawab pertanyaan klien

21

Page 22: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

bantuan leaflet. Cara menjaga kesehatan reproduksi wanita adalah :

- Menjaga kebersihan usahakan agar vagina kering dan tidak lembab, karena keadaan basah mudah terjangkit infeksi dari luar.

- Cara menyeka yang benar adalah dari arah depan ke belakang agar bibit penyakit yang kemngkinan besar bersarang di anus tidak terbawa ke vagian yang daoat menimbulkan infeksi, peradangan dan rangsangan gatal.

- Memakai pakaian dalam dari bahan katun agar keringat lebih mudah diserap.

- Mencukur bulu yang tumbuh pada vagina secara teratur, karena bulu di sekitar vagina dapat ditumbuhi jamur atau kutu yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal.

g. Minta keluarga mengulang kembali materi yang telah dijelaskan

h. Berikan pujian terhadap kemampuan keluarga memahami materi yang diberikan

22

Page 23: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

- Larangan menggunakan alat pembersih kimiawi tertentu karena dapat merusak keasaman vagina yang berfungsi membunuh bakteri atau kuman yang masuk.

- Pada saat haid, mandi dan buang air kecil harus mengganti pembalut secara teratur 2-3 kali. Mengganti pakaian dalam sehari dua kali saat mandi.

- Jika terdapat luka, bilas dengan air aquades atau matang karena lebih steril dan tidak mencemari luka radang.

- Menghindari penggunaan pakaian dalam yang ketat.

- Secara teratur membasuh bagian diantara vulva (bibir vagina) dengan hati-hati menggunakan air bersih dan sabun lembut setiap selesai buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi.

23

Page 24: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Seteah dilakuan intervensi selama 1x45 menit keluarga dapat :Membuat keputusan dalam perencanaan keluarga : kapan dan jumlah anak yang dinginkan

Keluarga mampu membuat keputusan dalam perencanaan keluarga.

- Diskusikan dengan keluarga perencanaan keluarganya

- Bantu keluarga membuat keputusan kapan dan jumlah anak yang diinginkan

- Berikan reinforcement positif jika keluarga mampu membuat keputusan yang baik sesuai dengan sumber daya yang dimiliki keluarga

Setelah dilakukan intervensi selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu:Merawat atau menjaga serta melaksanakan tugas perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah.

Keluarga mampu merawat atau menjaga serta melaksanakan tugas perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sesuai dengan yang keluarga ketahui

- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga

- Beri pujian atas pengetahuan keluarga

- Jelaskan cara memodifikasi

24

Page 25: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

lingkungan yang baik untuk keluarga

- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

- Jawab pertanyaan keluarga

- Minta keluarga untuk mengulang kembali

- Beri pujian pada keluarga atas kemampuan keluarga

Setelah dilakukan intervensi selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu:Memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga

Keluarga mampu menyebutkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada

- Kaji pengetahuan keluarga tentang fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada

- Beri reinforcement positif

- Diskusi tentang fasilitas-fasilitas yang ada

- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

25

Page 26: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

- Jawab pertanyaan keluarga

- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

2. Kerusakkan

pemeliharaan rumah

b.d ketidakmampuan

keluarga melakukan

perawatan rumah yang

sehat

Pemeliharaan

rumah

menunjang

kesehatan

keluarga

Setelah dilakukan intervensi selama 2x45 menit keluarga dapat:1. mengenal masalah perawatan rumah yang menunjang kesehatan dengan kriteria:a. Menjelaskan rumah sehat

Respon verbal (RV)

Keluarga mampu menjelaskan rumah sehat. Rumah sehat (Winslow dan APHA) hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:a. Memenuhi kebutuhan

physiologisb. Memenuhi kebutuhan

psikologisc. Mencegah penularan penyakitd. Terhindar dari kecelakaan

- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang rumah sehat

- Beri pujian atas pengetahuan keluarga

- Jelaskan tentang rumah sehat

- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

- Jawab pertanyaan yang diajukan keluarga

- Minta klien mengulang materi yang telah dijelaskan

- Berikan reinforcement positif

- Beri penjelasan ulang jika masih ada materi

26

Page 27: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

yang belum dipahami

Menjelaskan efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga

Keluarga mampu menyebutkan efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga. Efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga :

a. Menimbulkan berbagai macam penyakit

b. Mudah terjadi penyebaran penyakit

c. Menimbulkan kecelakaan atau kejadian-kejadian yang tidak diinginkan

- Kaji pengetahuan klien tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga

- Beri reinforcement positif

- Jelaskan tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga

- Beri kesempatan keluarga bertanya

- Jawab pertanyaan- Minta keluarga

mengulang kembali

Menjelaskan penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah yang tidak mendukung kesehatan

Respon Verbal(RV)

Keluarga mampu menyebutkan penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah tidak sehat.Penyakit penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah tidak sehat, yaitu :

a. Penyakit TBC

- Kaji pengetahuan keluarga tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah

27

Page 28: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

b. Penyakit menularc. Penyakit perutd. Penykit infeksie. Pneumoniaf. Influenza

tidak sehat- Beri reinforcement

positif- Jelaskan penyakit

akibat lingkungan rumah yang kurang sehat

- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

- Jawab pertanyaan- Minta keluarga untuk

mengulang kembali- Beri reinforcement

positif

Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit keluarga dapat :Memutuskan untuk pemeliharaan rumah yang lebih baik

Respon verbal (RV)

Keluarga mampu membuat keputusan untuk pemeliharaan rumah

- Motivasi keluarga untuk membuat keputusan perawatan rumah yang lebih baik

- Indentifikasi sumber daya keluarga untuk meningkatkan perawatan rumah

Setelah dilakukan intervensi selama 1x45

Respon Verbal (RV)

Keluarga mampu merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat dengan cara

- Kaji pengetahuan keluarga tentang cara melakukan perawatan

28

Page 29: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

menit keluarga dapat :Merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat

keluarga sendiri.Cara merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat yaitu :a. Membersihkan kerak

dikamar mandib. Memperbaiki lantai keramik

retak/lepasc. Memperbaiki lantai yang

basah atau lembabd. Memperbaiki lantai kamar

mandi yang bocore. Mengecat dinding agar tidak

mudah mengelupasf. Kapan perlu melakukan

pengecatan ulangg. Cara memaku dinding agar

tidak retakh. Menjaga kusen pintu dan

jendela agar bebas dari rayapi. Membasmi jamur di rumah

rumah yang baik dan sehat

- Beri pujian atas pengetahuan keluarga

- Jelaskan cara melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat

- Beri kesempatan klien untuk bertanya

- Jawab pertanyaan- Minta keluarga untuk

mengulangi kembali- Beri reinforcement

positif

29

Page 30: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN IBU HAMIL

A. Masalah Yang Sering Terjadi

1. Respon terhadap perubahan citra tubuh

Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang cepat dan

nyata. Selama trimester I bentuk tubuh sedikit berubah, tetapi pada trimester II

pembesaran abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara

memastikan status kehamilan. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan

menyita ruang yang lebih luas. Perasaan ini semakin kuat seiring bertambahnya usia

kehamilan. Secara bertahap terjadi kehilangan batasan-batasan fisik secara pasti, yang

berfungsi memisahkan diri sendiri dari orang lain dan memberi rasa aman.

Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diyakininya

dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif

terhadap tubuh biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan kehamilan,

perasaan tersebut menjadi lebih negatif. Pada kebanyakan wanita perasaan suka atau

tidak suka terhadap tubuh mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan tidak

menyebabkan perubahan persepsi yang permanen tentang diri mereka.

2. Ambivalensi selama masa hamil

Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan

benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah respon

normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru.

Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil. Bahkan wanita

yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu dapat memiliki sikap

bermusuhan terhadap kehamilan atau janin. Sensasi tubuh, perasaan bergantung, dan

kenyataan tanggung jawab dalam merawat anak dapat memicu perasaan tersebut.

Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester III dapat mengindikasikan

bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi (Lederman, 1984). Setelah kelahiran

seorang bayi yang sehat, kenangan akan perasaan ambivalen ini biasanya lenyap.

Apabila bayi yang lahir cacat, seorang wanita kemungkinan akan mengingat kembali

saat-saat ia tidak menginginkan anak tersebut dan merasa sangat bersalah. Tanpa

penyuluhan dan dukungan yang memadai, ia dapat menjadi yakin bahwa perasaan

ambivalennya telah menyebabkan anaknya cacat.

30

Page 31: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

3. Hubungan seksual

Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan

menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan

sebaliknya. Perasaan yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh factor-faktor fisik, emosi,

dan interaksi, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita.

Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak

nyaman memengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk menyatakan seksualitas

mereka. Selama trimester I seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia

merasa mual, letih, dan mengantuk. Saat memasuki trimester II kombinasi antara

perasaan sejahteranya dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan

keinginannya untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan

keluhan somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa

tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993)

Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas hubungan seksual mereka selama

masa hamil. Kepekaan individu yang satu terhadap yang lain dan keinginan untuk

berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual mereka. Komunikasi antara

pasangan merupakan hal yang penting. Pasangan yang tidak memahami perubahan

fisiologis dan emosi, yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi

bingung saat melihat perilaku pasangannya. Dengan membicarakan perubahan-

perubahan yang mereka alami, pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan

menawarkan dukungan yang diperlukan. Perawat dapat memperlancar komunikasi antar

pasangan dengan berbicara kepada pasangan tentang perubahan perasaan dan perilaku

yang mungkin dialami wanita selama masa hamil (Rynerson, Lowdermilk, 1993)

4. Kekhawatiran tentang janin

Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama masa hamil

(Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan

kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau

memberitahukan kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika

janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung,

Kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua

mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk

memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut

kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal semakin melemah. Kemungkinan

kematian ini terbukti semakin tidak dipikirkan orang tua.

31

Page 32: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

B. Tugas Perkembangan

1. Menerima Kehamilan

Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan

dan mengasimalisi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut, tingkat penerimaan

dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima

kehamilan.

a. Kesiapan Menyambut Kehamilan

Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi

banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan.

Namun, merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan

(Entwistle, Doering,1981). Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu hasil

alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak diinginkan, bergantung

pada keadaan.

Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala-gejala awal

untuk mencari validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang

mmemiliki perasaan kuat, seperti “tidak sekarang”, dan “tidak yakin”, mungkin

menunda mencari pengawasan dan perawatan (Rubin,1970). Namun, beberapa wanita

menunda validasi medis karena akses keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan

budaya. Untuk orang lain, kehamilan di pandang sebagai suatu peristiwa alami,

sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini. Setelah kehamilan dipastikan respon

emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin,

dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah respon “suatu hari nanti,

tetapi tidak sekarang”. Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai

kehendak alam. Banyak wanita mula-mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka

hamil. Namun, seiring meningkatnya penerimaan terhadap kehadiran seorang anak,

akhirnya mereka menerima kehamilan. Tidak menerima kehamilan tidak dapat

disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan

dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.

b. Respon Emosional

32

Page 33: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilan nya sering memandang

hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan dari rencana hidupnya.

Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir

untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun

secara umum keadaan mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat pada

perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil. Perubahan mood yang

cepat dan peningkatan sensitivitas terhadap orang lain ini membingungkan calon ibu

dan orang-orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan

kemarahan serta perasaan sukacita, serta kegembiraan yang luar bbiasa muncul silih

berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi sama sekali.

Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap

kehamilan, dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan

menstruasi atau selama menopause. Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa

takut terhadap nyeri selama melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku

yang tidak menetu ini. Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka

tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan hal-hal yang

tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam keluarga dan tampak yakin

bahwa pikiran-pikiran dan gejala-gejala yang dialaminya akan menarik untuk

sipendengar yang dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk

belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita hamil dan

meningkatkan kemungkinan diselengarakannya perawatan yang efektif dan terapeutik

untuk mendukung kehamilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak

yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan diri

terhadap rasa tidak tidak nyaman ini. Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya

mengeluhkan ketidaknyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik

peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi dan

kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman,1984).

2. Mengenal Peran Ibu

Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang

wanita, yakni melalui memori-memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh

ibunya. Persepsi kelompok sosialnya mengenai peran feminism juga membuatnya

33

Page 34: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan

mandiri dari pada interdependen. Peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka,

menjaga bayi, dan merawat adik-adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti

menjadi seorang ibu.

Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi. Menyukai anak-anak, dan

menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi unntuk menjadi orang tua.

Hal ini memengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap

adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckooff, 1980;

Lederman, 1984).

3. Hubungan Ibu-Anak

Ikatan emosional denga anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika

wanita mulai membayangkan dan memikirkan dirinya menjadi seorang ibu. (Rubin,

11975; Gaffney,1988). Mereka mulai seakan-akan dirinya adalah seorang ibu dan

membayangkan kualitas ibu seperti apa yang mereka miliiki. Orang tua yang sedang

menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi orang tua yang hangat, penuh cinta, dan

dekat dengan anaknya. Mereka mencoba untuk mengantisipasi perubahan-perubahan

yang mungkin terjadi pada kehidupannya akibat kehadiran sang anak dan membayangkan

apakah mereka bisa tahan terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya kebebasan, dan

bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka mempertanyakan kemampuan

untuk membagi kasih mereka kepada anak yang belum lahir.

Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan diri untuk

menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan

berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak

dikenal). Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan

perawatan (Patterson, Freese, Goldenberg, 1990).

4. Hubungan dengan Pasangan

Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa waniita yang diperhatikan dan

dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala

emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan

34

Page 35: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

penyesuaian selama masa nifas (Grossman,Eichler,Winckoff,1980;May,1982). Ada 2

kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson,1983).

1. Menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai.

2. Merasa yakin akan penerimaan pasanganya terhadap sang anak dan mengasimilasi

bayi tersebut ke dalam keluarga.

Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu. Bertambahnya

seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama-lamanya. Lederman

(1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan suami bertambah dekat selama hamil.

Dalam studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak mematangkan hubungan

suami-istri akibat peran dan aspek-aspek baru yang ditemukan dalam diri masing-masing

pasangan.

5. Kesiapan Untuk Melahirkan

Menjelang akhir semester III, wanita akan mengalami kesulitan nafas dan

gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga menggangu tidur ibu. Nyeri pingganng,

sering berkemih,keinginan untuk berkemih,konstipasi, dan timbulnya verises dapat sangat

menggangu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu kemampuannya

melakukan pekerjaan rumah tangga rutin,dan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur

dan istirahat.

Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan,

apakah disertai rasa sukacita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat

untik melihat hasil akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat

wanita siap masuk ke tahap persalinan.

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENDEKATAN KASUS

ANEMIA DALAM KEHAMILAN

A.    Tinjauan Kasus

35

Page 36: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

1.      Pengkajian ( 24 Mei 2006)

a.   Data umum

1)      Nama Kepala Keluarga : Bapak I (umur 29 tahun)

2)      Alamat : Kp. Rawa Bungur, Rt 03 Rw 06 Desa

Sindang Sari Kecamatan Lembursitu.

3)      Pekerjaan Kepala Keluarga : Sopir Bus

4)      Pendidikan Kepala Keluarga : SMP

5)      Komposisi keluarga :

No NamaJenis

Kelamin

Hubungan

dengan KK

Umur Pendidikan

Status Imunisasi

Campak Keterangan

BCG

Polio DPTHepa

titis

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1 Ny E P Istri 26 SMP - - - - - - - - - - - - Anemia

2 Ny U P Nenek 53 SR - - - - - - - - - - - - Sehat

3 An. A L Anak 5 - - - - - - - - - - - - Sehat

     

Genogram :

36

Page 37: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Ket: kakek & ayah

: meninggal

Anak: BBLR (1100 gr, usia kehamilan 7 bulan)

ibu

: meninggal

anak: karena keguguran dengan usia kehamilan ibu 8 bulan

6)      Tipe keluarga               : Extended Family (keluarga besar)

7)      Suku bangsa                : Sunda / Indonesia

8)      Agama                         : Islam

9)      Status Sosial ekonomi keluarga :

Penghasilan keluarga perbulan ± Rp 2.400.000,-, yang diperoleh dari hasil kerja Bapak I sebagai sopir ± Rp 30.000,-  perhari dan dari hasil setoran ojeg ± Rp 40.000,- perhari. Uang tersebut dipakai untuk setor ke dealer, yaitu membayar cicilan motor Rp 800.000,- perbulan, keluarga Bapak I memiliki 2 motor, 1 buah televisi lengkap dengan VCD dan speaker aktif. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

10)   Aktivitas rekreasi keluarga

Kegiatan yang dilakukan anak bermain di sekitar rumah, bersama teman sebayanya bermain layang-layang. Namun sesekali keluarga bapak I menyempatkan diri mengunjungi rumah keluarga Ny. E di perkampungan seberang.

b.      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1)      Tahap perkembangan keluarga saat ini

Yaitu keluarga dengan anak pra sekolah

2)      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

37

Page 38: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Sejauh ini keluarga telah berusaha memenuhi setiap tugas perkembangan, keluarga telah membantu anak bersosialisasi dengan menyekolahkan anak, keluarga mampu mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau luar keluarga, keluarga mampu membagikan tanggung jawab anggota keluarga dengan cara melimpahkan wewenang untuk mengatur pengeluaran dan mendidik anak pada istri dan neneknya. Hanya saja kebutuhan tempat tinggal belum terpenuhi, karena keluarga Bapak I masih tinggal di rumah Ny U yang tidak lain adalah neneknya Ny.E, namun keluarga Bapak I saat ini sedang membangun rumah namun belum selesai

3)      Riwayat kesehatan keluarga inti

a)      Ny E

Ny. E berumur 26 tahun, saat ini sedang hamil 28 minggu hamilnya saat ini merupakan yang ke-4, dua anaknya pada kehamilan ke-1 dan ke-2 lahir dalam usia kehamilan 7 bulan dan 8 bulan, ke-2 anaknya meninggal. Anak pertama yang lahir pada usia kehamilan 7 bulan meninggal setelah 7 hari dilahirkan, berat badan lahir 1100 gram, meninggal karena tidak di inkubator, bayi dilahirkan oleh paraji. Anak ke-2 lahir pada usia kehamilan 8 bulan berat badan lahir 1200 gram, bayi hanya hidup selama satu menit, bayi lahir spontan, menurut penuturan Ny. E bayinya lahir setelah dia berpergian jauh dan mungkin karena Ny E kelelahan, bayinya terguncang akibat jalan yang dilalui tidak rata. Saat ini Ny.E sedang hamil ke-3, kadar Hb pada pemeriksaan tanggal 16 Maret 2006 adalah 8,6 gr%, pada usia kehamilan 1-3 bulan Ny E mengeluh cepat lelah, mata berkunang-kunang dan cepat mengantuk. Pada usia kehamilan saat ini, Ny E mengatakan satu hari hanya makan 1 kali dengan porsi 1 piring, Ny E mengatakan berat badannya berkurang meskipun dia sedang hamil. Berat badan sebelum hamil adalah 42 kg dan sampai saat dikaji adalah 46 kg, pola makan Ny. E tidak teratur ibu kadang makan 1 kali, kadang 2 kali, dan kadang tidak makan sama sekali, Ny E mengatakan hanya menyukai ikan dan sayuran mentah. Untuk memeriksa kehamilannya, Ny E datang ke Posyandu, disana Ny E mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2x yaitu pada usia kehamilan 3 bulan dan 6 bulan, selain itu Ny E datang ke dokter kandungan setiap satu bulan sekali, USG telah dilakukan, Ny E mengatakan hasil USG anaknya perempuan, gerakan janin sudah dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan.

b)      Bapak I

Pada saat pengkajian Bpk I mengatakan tidak terjadi gangguan apa-apa, tetapi apabila merasa pusing atau sakit kepala Bpk I meminum obat warung. Bapak I masih merokok 10-12 batang perhari.

38

Page 39: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

c)      Ny U

Pada saat pengkajian Ny U mengatakan tidak terjadi gangguan apa-apa, tetapi 2 minggu yang lalu Ny U mengeluh sakit pinggang dan merasa panas di kulit wajah dan dada, tetapi sudah sembuh karena   Ny. U berobat ke puskesmas.

d)     An A

Pada saat pengkajian An. A dalam keadaan sehat, tidak ada keluhan apa-apa baik dari anak, maupun pengakuan keluarga. Status imunisasi An. A lengkap dengan memanfaatkan Posyandu dan Puskesmas yang ada di sekitar rumah (Posyandu ± 500 m dan Puskesmas ± 2 km).

4)      Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Menurut penuturan Ny. U suaminya (kakek Ny E) meninggal dunia 2 bulan yang lalu akibat lumpuh yang dideritanya selama 3 tahun.

c.       Keadaan Lingkungan

1)      Karakteristik Rumah

Luas rumah yang di tempati ± 32 m2 (lebar 4 m panjang 8 m) terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi serta WC disamping kiri rumah. Tipe bangunan semi permanen, keadaan lantai terbuat dari plester semen, sinar matahari masuk melalui kaca jendela, jumlah jendela depan 2 buah dengan ukuran 1,5 x 1,5 meter, jendela samping kanan 2 buah ukuran 1 x 1,5 meter, jendela tidak bisa dibuka, keluarga memiliki jendela kamar ukuran 0,5 x 0,5 meter dan tidak pernah dibuka. Sumber air minum yang digunakan untuk keperluan memasak, mencuci dan keperluan lain berasal dari air sumur gali milik sendiri tanpa pompa air, air yang berasal dari sumur sangat jernih, tidak berasa dan berbau. Keluarga memiliki WC dan septik tank yang berjarak ± 11 meter, kebiasaan masak keluarga menggunakan tungku dan kayu bakar.

2)      Karakteristik Tetangga dan komunitas RW

Mayoritas masyarakat adalah orang sunda, cara berkomunikasi yang dilakukan apabila ada pengumuman atau kejadian musibah dengan menggunakan speaker. Menurut penuturan Bpk I, tetangga mereka selalu memperhatikan keadaan kesehatan Ny E, mereka selalu mengingatkan   Ny E untuk memeriksa kehamilannya.

39

Page 40: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

3)      Mobilitas Keluarga

Keluarga Bpk I tidak pernah pindah tempat tinggal, sejak menikah keluarga Bpk I tinggal di rumah yang ditempatinya saat ini. Bpk I bekerja dari hari minggu-rabu mulai pukul 07.00 sampai pukul 21.00 WIB, apabila Bpk I mengantar rombongan ke luar Jawa Barat, Bpk I tidak pulang selama 1-3 hari. Ny E setiap pagi mengantar An A sekolah ke TK di sekitar kampungnya, dari pukul 07.30 WIB-10.30 WIB. Sedangkan Ny E setiap hari bekerja di kebun miliknya ataupun kebun orang lain untuk bercocok tanam sampai pukul 13.00 WIB.

4)      Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Ny U mengatakan selalu mengikuti shalawatan / pengajian rutin setiap hari Jum’at di Madrasah. Sedangkan Ny E mengikuti pengajian namun tidak setiap minggu, anaknya mengikuti sekolah agama di Madrasah dekat rumah setiap sore. Kegiatan di masyarakat sering mengikuti kegiatan kerja bakti, yang terakhir diikuti Bpk I adalah kerja bakti membersihkan sungai yang mengairi sawah.

5)      Sistem pendukung keluarga

Yang merawat Ny E hanya nenek dan suaminya, Ny E mengatakan bila ada sisa dari kebutuhan sehari-hari, ditabung untuk biaya pemeriksaan kehamilan dan biaya persalinan.

d.      Struktur Keluarga

1)      Pola komunikasi keluarga

Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah menggunakan bahasa sunda dan indonesia, komunikasi dilakukan dua arah terutama apabila ada permasalahan diselesaikan secara musyawarah. Saat ini waktu bertemu keluarga hari kamis, jumat, dan sabtu karena Bpk I libur.

2)      Struktur peran

Bpk I sebagai suami dari Ny E dan ayah dari anaknya serta calon ayah dari bayi yang dikandung Ny E, berperan sebagai pencari nafkah, pelindung, dan pemberi rasa aman bagi keluarganya. Di lingkungan masyarakat, Bpk I sering mengikuti kerja bakti yang dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat.

3)      Nilai dan norma keluarga

40

Page 41: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Keluarga menganut nilai dan norma sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dan norma yang berlaku di lingkungannya. Menurut pengakuan keluarga tidak ada norma yang bertentangan dengan kesehatan.

e.       Fungsi Keluarga

1)      Fungsi Afektif

Bpk I menjalankan fungsi afektifnya dengan cara memberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan terhadap Ny E, anak, dan bayi yang dikandung Ny E. Kasih sayang yang diberikan ditunjukkan dengan mendidik anaknya, serta memasukan anaknya ke sekolah dan kadang memberikan teguran pada anaknya apabila tidak mematuhi perintah ibunya, mencari biaya untuk pemeriksaan kehamilan istri dan nafkah bagi anggota keluarganya.

2)      Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan  dan menekankan bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.

3)      Fungsi perawatan kesehatan

a)      Mengenal masalah kesehatan

1. Ny E mengatakan tidak tahu kurang darah (anemia) pada kehamilan itu apa ?

tanda dan gejalanya seperti apa dan akibat dari anemia itu bisa terjadi apa.

2. Keluarga mengatakan mereka mengetahui ada masalah pada kehamilan Ny E

tetapi tidak tahu masalah itu apa.

3. Keluarga mengatakan tidak tahu pengertian, penyebab, tanda dan gejala

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu hamil.

4. Keluarga mengatakan belum mendapatkan informasi mengenai masalah yang

dialami Ny. E.

5. Ny E mengatakan tidak tahu jenis-jenis Keluarga Berencana dan cara

penggunaannya, Bpk I tidak melarang apabila Ny E mengikuti KB. Ny E

mengatakan hanya tahu KB suntik. Ny.U mengatakan KB adalah alat untuk

mengurangi anak. 

b)   Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan

1. Keluarga mengatakan tidak mengetahui akibat anemia pada ibu hamil,

keluarga mengatakan akan melahirkan di rumah dengan bantuan dukun atau

paraji.

41

Page 42: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

2. Keluarga mengatakan tidak tahu akibat dari ibu hamil dengan gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh. Ny.E mengatakan akan makan dengan porsi

seperti biasa. Keluarga mengatakan merasa takut apabila terjadi kejadian

seperti kehamilan ke-1 dan ke-2.

c)     Merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan

Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara merawat Ny E, keluarga mengatakan Ny E hanya perlu meminum obat penambah darah.

Ny E mengatakan tidak tahu tentang makanan yang baik bagi ibu hamil dan tidak tahu contoh menu yang baik bagi ibu hamil. Keluarga mengatakan selama hamil ke-1 sampai sekarang tubuh Ny E kurus, keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Ny E

d)    Memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan

Keluarga mengatakan memiliki halaman dan kebun dan hanya ditanami singkong sedangkan halaman dibiarkan kosong.

e)     Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan

Keluarga memeriksa kehamilan Ny E ke Bidan di Posyandu dan Dokter kandungan, keluarga mengatakan Ny E harus selalu memeriksakan kandungannya dan hanya ibu bidan, mantri dan dokter yang bisa merawat NyE. dan keluarga mengatakan apabila membutuhkan pertolongan kesehatan bisa mendatangi Puskesmas. Keluarga mengatakan apabila ingin ikut KB harus ke Puskesmas.

4)       Fungsi reproduksi

Keluarga mengatakan ingin mempunyai anak lagi, Bpk I mengatakan tidak akan membatasi punya anak, Bpk I mengatakan selama Tuhan masih percaya menitipkan keturunan padanya dia akan terima. Tetapi mereka ingin menjaga jarak kelahiran supaya anaknya bisa terurus, Ny E akan mengikuti program KB tetapi tidak tahu KB apa yang akan digunakan,  Ny E pernah mengikuti KB suntik tetapi tidak cocok karena sering pusing. Ny E mengatakan Bpk I mengetahui dan menyetujui dia mengikuti program KB. Ny E mengatakan, selama hamil masih melakukan hubungan suami istri, namun frekuensinya berkurang karena takut mengganggu janinnya.

5)      Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi  kebutuhan sehari-hari dengan Bapak I bekeraja dan memanfaatkan motor untuk diojegkan, dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

42

Page 43: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

f.       Stress dan koping keluarga

1)      Stressor jangka panjang

Mempunyai pengalaman buruk pada kehamilan Ny E yang pertama dan kedua, saat keluarga harus kehilangan dua anak yang sangat diinginkannya. Hal ini membuat keluarga cemas dan takut apabila Ny E mengalami kejadian seperti kehamilannya dulu.

2)      Stresor jangka pendek

Bpk I minggu depan akan mengantarkan rombongan ke Pangandaran, warga kampung semua ikut, warga menginginkan Ny E untuk ikut, Ny E memaksa untuk ikut, tetapi Bpk I tidak mengizinkan, karena Bpk I takut terjadi sesuatu pada Ny E terutama di perjalanan.

3)      Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor

Keluarga berusaha untuk menghadapi masalah dengan berupaya seoptimal mungkin, keluarga percaya bahwa dengan selalu memeriksakan kehamilan Ny E kepada Bidan dan Dokter, masalah tersebut tidak akan terjadi. Biasanya keluarga selalu membicarakan bersama anggota keluarga yang lain apabila ada masalah.

4)      Strategi koping yang digunakan

Keluarga menerima keadaan ini dan berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara setiap bulan keluarga membawa Ny E kepada dokter untuk diperiksa dan setiap hari kamis minggu kedua setiap buan Ny E datang ke Posyandu.

5)      Strategi adaptasi disfungsional

Sejauh ini tidak ada strategi adaptasi disfungsional.

g.      Pemeriksaan Fisik

NoJenis

PemeriksaaanBpk. I Ny. E Ny. U An. A

1 Keadaan Umum

a.   Ke

43

Page 44: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

sadaran

b.   Status Gizi

c.    Tanda-Tanda Vital

Compos Mentis

TB : 168 cm 

BB : 68 kg

 

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 78x/menit

Respirasi : 18x/menit

Compos Mentis

TB 150 cm 

BB : 46 kg

LILA : 22,3 cm

TD : 90/60 mmHg

Nadi : 80x/menit

Respirasi : 18x/menit

Compos Mentis

TB : 148 cm 

BB : 42 kg

TD : 130/80 mmHg

Nadi : 14x/menit

Respirasi : 18x/menit

Compos Mentis

TB : 104 cm

BB : 14,5 kg

TD : --

Nadi : 76x/menit

Respirasi : 19x/menit

2 Kepala Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.

Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.

Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.

Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.

3 Mata dan wajah

Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, wajah bersih, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal 2 mm, refleks cahaya +, conjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik klien bisa membaca huruf

Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, tidak terdapat cloasma gravidarium, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal, refleks cahaya +, konjungtiva pucat anemis, fungsi penglihatan baik klien bisa membaca huruf koran dalam jarak

Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, wajah bersih, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal 2 mm, refleks cahaya +, conjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik tetapi klien tidak

Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, wajah bersih, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal 2 mm, refleks cahaya+, conjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik anak

44

Page 45: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

koran dalam jarak 30 cm, sklera tidak ikterik dan tidak ada alat bantu penglihatan.

30 cm, sklera tidak ikterik dan tidak ada alat bantu penglihatan.

bisa membaca karena klien tidak sekolah.

hanya bisa membaca dengan mengeja karena masih sekolah di TK

4 Hidung Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, klien bisa membedakan aroma kulit jeruk dan kayu putih.

Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, klien bisa membedakan aroma kulit jeruk dan kayu putih.

Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, klien bisa membedakan aroma kulit jeruk dan kayu putih.

Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman anak baik, anak bisa menyebutkan wangi kulit jeruk 

5 Mulut dan Tenggorokan

Bentuk mulut simetris, bibir berwarna hitam kecoklatan, bibir lembab, gigi lengkap dan terdapat bercak hitam, lidah berwarna merah dan bersih, tidak terdapat pembearan tonsil, fungsi pengecapan baik klien bisa membedakan rasa garam, kopi dan gula.

Bentuk mulut simetris, bibir berwarna pucat, bibir kering, gigi lengkap dan bersih, tidak terdapat karies, lidah berwarna merah muda dan bersih, tidak terdapat pembesaran tonsil, fungsi pengecap baik, klien bisa membedakan rasa garam, kopi dan gula.

Bentuk mulut simetris, bibir berwarna merah muda, gigi lengkap, terdapat karies di geraham atas kanan, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil dan tyroid, fungsi pengecap baik, klien bisa membedakan rasa garam, kopi dan gula.

Bentuk mulut simetris, bibir berwarna merah muda, gigi lengkap, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil dan tyroid, fungsi pengecap baik, klien bisa membedakan rasa garam dan gula.

45

Page 46: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

6 Telinga Bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak ada kotoran, fungsi pendengaran baik.

Bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak ada kotoran, fungsi pendengaran baik.

Bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak ada kotoran, fungsi pendengaran baik.

Bentuk telinga simetris, telinga bersih, terdapat kotoran dan kulit telinga kotor, fungsi pendengaran baik.

7 Leher Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP normal

Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP normal

Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP normal

Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.

8 Dada Bentuk normal, warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, payudara simetris, bunyi napas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, bunyi jantung S1dan S2, perkusi dullness, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat pembesaran kelenjar ketiak.

Bentuk dada normal, warna kulit kuning langsat, bentuk payudara simetris, puting menonjol, areola berwarna merah kecokelatan, kehangatan payudara merata, kolostrum belum keluar, bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, pengembangan paru simetris, bunyi jantung S1dan S2, perkusi dulness, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat

Bentuk normal, warna kulit sawo matang, bentuk payudara simetris, payudara tidak kencang, puting menonjol, bunyi napas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, bunyi jantung S1 dan S2, perkusi dullnesss, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat pembesaran

Bentuk normal, warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, payudara simetris, bunyi napas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, bunyi jantung S1 dan S2, perkusi dullness, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat pembesaran kelenjar ketiak.

46

Page 47: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

pembesaran kelenjar ketiak.

kelenjar ketiak.

9 Perut Bentuk perut simetris, kulit perut bersih, tidak terdapat oedema, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdapat pembesaran hati, perkusi perut dullness, bising usus 10x/menit

Bentuk perut cembung, terdapat linea nigra, kulit bersih, turgor kulit baik, pemeriksaan luar

Leopold I :

Tinggi fundus uteri 24 cm diatas simfisis pubis, teraba bokong.

Leopold II :

Persentasi punggung kanan, bagian kiri uterus teraba bagian kecil (tangan dan kaki), 

DJJ : 135x/menit.

Leopold III :

Presentasi bagian janin terendah teraba kepala dan masih bisa digoyangkan.

Leopold IV :

Konvergen/belum masuk pintu atas panggul.

Bentuk perut simetris, kulit perut bersih, tidak terdapat oedema, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdapat pembesaran hati, perkusi perut dullness, bising usus 9x/menit

Bentuk perut simetris, kulit perut bersih, tidak terdapat oedema, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdapat pembesaran hati, perkusi perut dullness, bising usus 10x/menit

10 Genetalia dan Rektum

Bpk I mengatakan tidak ada kelainan dari segi bentuk maupun fungsi

Ny E mengatakan tidak ada keluaran cairan dari vaginanya, tetapi anusnya sedikit menonjol

Ny U mengatakan tidak ada gangguan pada genetalia dan rektumnya

Bentuk penis simetris, tidak ada oedema skrotum, penis sudah disunat, tidak

47

Page 48: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

dibandingkan sebelum hamil.

ada kelainan pada anus.

11 Ekstremitas Ekstremitas Atas :

Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, refleks bisep dan trisep positif, ROM dapat bergerak ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik

Ekstremitas Bawah :

Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks pateila positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema.

Kekuatan Otot : 5

Ekstremitas Atas :

Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, refleks bisep dan trisep positif, ROM dapat bergerak ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik, kuku pucat.

Ekstremitas Bawah :

Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks pateila positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema.

Kekuatan Otot : 5

Ekstremitas Atas :

Bentuk tangan tidak simetris, tangan kiri lebih panjang daripada tangan kanan, jumlah jari tangan kiri lengkap, refleks bisep dna trisep positif, ROM dapat digerakan ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik.

Ekstremitas Bawah :

Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks patella positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke

Ekstremitas Atas :

Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, refleks bisep dan trisep positif, ROM dapat bergerak ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik

Ekstremitas Bawah :

Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks pateila positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab,

48

Page 49: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema.

Kekuatan Otot : 4

kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema.

Kekuatan Otot: 4

ANALISA DATA

No.

Data Masalah Kesehatan

Masalah Keperawatan

Penyebab

1. Data Subjektif :- Ny. E mengatakan

sering pusing- Ny. E mengatakan pada

usia kehamilan 1-3 bulan mengeluh cepat lelah, mata berkunang-kunang dan cepat mengantuk.

- Ny E mengatakan pada waktu hamil pertama dan kedua anaknya lahir dengan berat badan 1100 gram dan 1200 gram dan kedua anaknya meninggal.

- Ny E mengatakan dirinya mengalami lemah kandungan.

- Keluarga mengatakan tidak tahu apa yang terjadi pada Ny E.

- Ny. E mengatakan tidak tahu kurang darah (anemia) pada kehamilan itu apa.

- Ny E mengatakan tidak tahu tanda, gejala dan akibat anemia.

- Keluarga mengatakan merasa takut apabila

Anemia Resiko tinggi penyulit persalinan :

perdarahan

- Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan

- Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan

- Ketidkmampuan keluarga merawat ibu hamil dengan masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan

49

Page 50: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

terjadi kejadian seperti kehamilan pertama dan kedua.

- Keluarga mengatakan belum pernah mendapatkan informasi mengenai masalah yang dialami oleh Ny. E.

- Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan Ny E

- Keluarga mengatakan Ny E hanya perlu minum obat penambah darah saja.

- Keluarga mengatakan memiliki kebun dan halaman dan hanya ditanami singkong sedangkan halaman dibiarkan kosong.

Data Objektif :- Wajah Ny. E terlihat

pucat- Conjungtiva pucat, bibir

dan kuku pucat- CRT>2 detik- Riwayat anemia pada

kehamilan yang lalu- Tensi : 90/60 mmHg

2. Data Subjektif:- Ny. E mengatakan nafsu

makan berkurang.- Ny. E mengatakan tidak

tahu tentang makanan yang baik bagi ibu hamil

- Ny. E mengatakan tidak tahu contoh menu yang baik bagi ibu hamil.

- Keluarga mengatakan selama hamil ke-1 sampai sekarang tubuh Ny.E kurus.

- Keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Ny E.

- Keluarga mengatakan apabila membutuhkan pertolongan kesehatan

Anemia Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

- Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah  Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

- Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah Gangguan  nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

- Ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan masalah Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

50

Page 51: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

bisa mendatangi puskesmas. 

Data Objektif :- Makan 1 x/hari- Pola makan Ny E tidak

teratur, ibu kadang makan 1 kali, kadang 2 kali, kadang tidak sama sekali.

- Ny E hanya menyukai ikan mas dan sayuran mentah.

- Berat badan sebelum hamil 42 kg dan selama hamil 46 kg.

tubuh.- Ketidakmampuan

keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Data Subjektif :- Ny U mengatakan KB

adalah alat untuk mengurangi anak.

- Keluarga mengatakan ingin mempunyai anak lagi.

- Bpk I mengatakan tidak akan mambatasi keturunan

- Ny E mengatakan akan mengikuti program KB.

- Ny E mengatakan pernah menggunakan KB suntik namun tidak cocok.

- Bpk I setuju Ny E mengikuti KB.

- Ny E mengatakan tidak tahu jenis-jenis KB dan Ny E hanya tahu KB suntik.

-  Keluarga mengatakan apabila ingin ikut KB harus ke Puskesmas.

- Menurut penuturan kader, belum ada penyuluhan KB kepada keluarga Ny E secara terstruktur

DO :- Ny E bertanya KB itu apa

saja jenisnya.- Ny E hanya tahu KB

suntik

Keluarga berencana

Potensial keluarga untuk menjadi

aseptor KB setelah Ny. E melahirkan

- Ketidaktahuan keluarga mengenai program KB

51

Page 52: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan pada Ny. E keluarga bapak I

berhubungan dengan :

1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah risiko tinggi penyulit

persalinan: perdarahan

2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah

resiko tinggi penyukit persalinan: perdarahan

3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat ibu hamil dengan masalah risiko tinggi

penyulit persalinan: perdarahan

b. Gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh pada Ny. E keluarga Bapak I berhubungan

dengan :

1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh.

2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan hidup

4. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang

untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh.

c. Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny. E melahirkan

PRIORITAS MASALAH

1. Risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan pada Ny. E keluarga Bapak I

No. Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah 2/3 X 1 -Pada ibu hamil dengan anemia bisa terjadi komplikasi pada saat

52

Page 53: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Skala : ancaman kesehatan =2/3 kehamilan dan melahirkan.-Ny E pernah keguguran pada

kehamilan peratama dan kedua.-Bayi yang dilahirkan dari ibu hamil

dengan anemia dapat memiliki berat badan lahir rendah.

2. Kemungkinan masalah untuk diubah

Skala: mudah

2/2 X 2= 2 - Masalah anemia merupakan masalah yang dapat ditangani karena apabila cepat terdeteksi anemia bisa diatasi dengan preparat besi dan perbaikan gizi.

-  Keluarga memiliki fasilitas fisik yang cukup, lahan yang cukup luas dan dana yang cukup.

- Ibu memiliki waktu banyak untuk merawat dirinya.

3. Potensial masalah untuk dicegah

Skala: tinggi

3/3 X 1= 1 - Ibu hamil bisa memanfaatkan posyandu dan puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.

- Ny E teratur memeriksakan kehamilannya ke Dokter.

-  Ny E masih mengkonsumsi zat penambah darah.

4. Menonjolnya masalah

Skala : masalah tidak di rasakan oleh

keluarga

0/3 X 1=0 - Anemia merupakan salah satu masalah kehamilan risiko tinggi yang membahayakan ibu dan janin.

- Keluarga tidak tahu dan tidak merasakannya sebagai masalah.

Jadi , 2/3+2+1+0 = 3 2/3

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.E keluarga Bapak I

No. Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalahSkala : tidak /  kurang sehat

3/3 X 1 = 1 - Masalah bersifat aktual- BB Ny.E kurang

53

Page 54: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

2. Kemungkinan masalah untk diubahSkala : mudah

2/2 X 2 = 2 Keluarga memiliki lahan yang

cukup untuk dikelola sebagai

lahan produktif.

3. Potensial masalah untuk dicegahSkala : tinggi

3/3 X 1 = 1 - Keluarga tidak mengetahui kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil.

- Ibu hamil bisa memanfaatkan waktunya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

- Kekurangan nutrisi berpengaruh terhadap pertumbuhan janin.

4.Menonjolnya masalahSkala : Masalah tidak dirasakan.

0/2 X 1= 0 - Keluarga merasa pada waktu Ny E dulu hamil berat badannya tetap seperti sekarang, keluarga mengatakan tidak ada hubungannya dengan keguguran yang dialami

Jadi, 1+2+1+1 = 4

3. Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny. E melahirkan.

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah 1/3 x 1 = 1/3 - Keluarga mengatakan akan mengikuti program KB.

54

Page 55: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

2

3

4

Skala : Keadaan sejahtera

Kemungkinan masalah untuk diubah

Skala : mudah

Potensial masalah untuk dicegah

Skala : cukup

Menonjolnya masalah

Skala : Masalah tidak dirasakan.

2/2 x 2 = 2

2/3 x 1 = 2/3

0/2 x 1 = 0

- Program KB merupakan program pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran.

- Pelayanan KB gratis bida diperoleh di puskesmas atapun kader.

- Penyuluhan KB dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga

- Keluarga mau mengikuti program KB

- Penyediaan fasilitas cukup terjangkau.

- Ny E mau mengikuti program KB

- Keluarga merasa selama ini mereka tidak mengalami suatu masalah akibat dari tidak mengikuti program KB.

Total Skor 3

55

Page 56: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi

1. Gangguan  nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny E keluarga Bpk I

berhubungan dengan : Ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan.

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan hidup

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat ibu hamil dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang menunjng dalam mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ditandai dengan :DS : Ny E mengatakan nafsu makan

berkurang sejak usia kehamilan tiga bulan.

Ny E mengatakan tidak tahu tentang makanan yang baik bagi ibu hamil.

Ny E mengatakan tidak tahu contoh menu yang baik bagi ibu hamil.

 Keluarga mengatakan selama hamil ke-1 sampai sekarang tubuh Ny E kurus.

Keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Ny E.

Keluarga mengatakan apabila membutuhkan pertolongan kesehatan bisa mendatangi puskesmas. 

DO : Makan 1 x/hari

Keluarga dapat mengenal masalah risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny E.Setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :a. Menyebutkan pengertian

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

b. Menyebutkan penyebab perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

c. Menyebutkan tanda dan gejala ibu hamil dengan gangguan nutrisi.

Mengkaji ulang pengetahuan keluarga dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai pengertian gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

-      Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tanda dan gejala ibu hamil dengan gangguan nutrisi menggunakan media lembar balik

-      Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan.

-      Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan.

56

Page 57: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

Pola makan Ny E tidak teratur kadang 1 kali, kadang 2 kali, kadang tidak sama sekali.

Ny E hanya menyukai ikan mas dan sayuran mentah.

Berat badan sebelum hamil 42 kg dan pada saat di kaji 46 kg.

Keluarga dapat mengambil keputusan terhadap masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :

a. Keluarga dapat menyebutkan akibat dari ibu hamil kurang gizi.

b.  Klien dapat memutuskan untuk makan lebih banyak dari porsi biasanya.

-      Mengkaji ulang pengetahuan klien dan keluarga dengan cara memberikan pertanyaan mengenai akibat dari ibu hamil kurang gizi.

-      Memberikan pendidikan kesehatan mengenai akibat dari ibu hamil kurang gizi dengan media lembar balik.

-      Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan.

-      Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan

-      Memotivasi klien untuk makan

sesuai dengan kebutuhan ibu hamil

trimester III

Keluarga dapat merawat anggota keluarga dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :

a.  Keluarga dapat menyebutkan contoh menu seimbang bagi ibu hamil trimester III

b.  Keluarga dapat menyajikan

-      Mengkaji kemampuan keluarga dalam penyajian makanan dengan cara memberikan pertanyaan mengenai menu seimbang bagi ibu hamil trimester III

-      Memberikan pendidikan kesehatan mengenai menu seimbang bagi ibu hamil trimester III dengan media

57

Page 58: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

menu seimbang bagi ibu hamil trimester III.

lembar balik-      Menjelaskan cara pengolahan

gizi makanan yang baik.-      Memberikan kesempatan

keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan

-      Mendorong keluarga untuk menyajikan makanan seimbang bagi ibu hamil trimester III

Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang menunjang dalam mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :

a. Keluarga dapat memanfaatkan lingkungan dalam mengatasi gangguan nutrisi pada ibu hamil pada ibu hamil.

-      Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pentingnya pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dalam mengatasi gangguan nutrisi pada ibu hamil

-      Memotivasi keluarga untuk mengolah lahan yang ada sebagai tempat menanam sayuran yang dibutuhkan untuk merawat ibu hamil dengan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Risiko tinggi penyulit persalinan : Perdarahan pada   Ny E keluarga Bpk I berhubungan dengan :

-    Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah penyulit persalinan : perdarahan

-    Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi penyulit persalinan : perdarahan.

Keluarga dapat mengenal masalah Risiko tinggi terjadinya penyulit persalinan : Perdarahan pada   Ny E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :a. Keluarga dapat menyebutkan

pengertian risiko tinggi penyulit persalinan : Perdarahan

b. Keluarga dapat menyebutkan penyebab Risiko tinggi terjadinya penyulit persalinan : Perdarahan

-      Mengkaji ulang pengetahuan keluarga dengan cara memberikan pertanyaan mengenai pengertian dan penyebab risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan

-      Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian dan penyebab risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan

-      Memberikan kesempatan

58

Page 59: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

-    Ketidakmampuan keluarga dalam merawat ibu hamil dengan masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan.

Ditandai dengan :DS :     Ny E mengatakan sering pusing     Ny E mengatakan pada usia

kehamilan 1-3 bulan sering mengeluh cepat lelah, mata ber- kunang-kunang dan cepat mengantuk.

     Ny E mengatakan pada waktu hamil pertama dan kedua anaknya lahir dengan berat badan 1100 gram dan 1200 gram dan kedua anaknya meninggal.

     Ny E mengatakan dirinya mengalami lemah kandungan.

     Keluarga mengatakan tidak tahu apa yang terjadi pada Ny E.

     Ny E mengatakan tidak tahu kurang darah (anemia) pada kehamilan itu apa.

     Ny E mengatakan tidak tahu tanda, gejala dan akibat anemia bisa terjadi apa.

     Keluarga sadar adanya masalah pada kehamilan Ny E tapi tidak tahu masalah apa.

     Keluarga mengatakan merasa takut apabila terjadi kejadian seperti kehamilan pertama dan kedua.

     Keluarga mengatakan belum pernah mendapatkan informasi mengenai masalah yang dialami oleh Ny. E.

     Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan Ny E

     Keluarga mengatakan Ny E hanya perlu minum obat penambah darah saja.

     Keluarga mengatakan memiliki kebun dan halaman dan hanya ditanami singkong sedangkan

2.   Keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ibu hamil dengan Risiko tinggi terjadinya penyulit persalinan : Perdarahan  pada   Ny E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :

a.  Keluarga dapat menjelaskan akibat dari penyulit persalinan : Perdarahan

b.  Keluarga dapat merencanakan dan memutuskan tempat persalinan di pelayanan kesehatan

keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan

-      Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan

-      Memberikan penyuluhan mengenai akibat daripersalinan : perdarahan dengan media lembar balik.

-      Mendiskusikan dengan klien dan keluarga mengenai tempat persalinan di pelayanan kesehatan.

-      Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan.

-      Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan.

59

Page 60: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

halaman dibiarkan kosong.DO :     Wajah Ny E terlihat pucat.     Conjungtiva pucat, bibir dan

kuku pucat.     CRT > 2 detik     Tensi : 90/60 mmHg

3. Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny E melahirkan

Keluarga dapat mengenal masalah potensial untuk menjadi aseptor KB setelah Ny. E melahirkan dengan cara :a.   Keluarga dapat menyebutkan

pengertian alat kontrasepsi.b.   Keluarga dapat menyebutkan

macam-macam alat kontrasepsi efektif.

c.    Keluarga dapat menyebutkan minimal 1 dari keuntungan dan kerugian masing-masing alat kontrasepsi.

d.   Keluarga dapat menyebutkan minimal 1 dari kontraindikasi dan efek samping dari masing-masing alat kontrasepsi.

-      Mengkaji ulang pengetahuan keluarga dengan cara memberikan pertanyaan mengenai pengertian alat kontrasepsi, macam-macam keuntungan dan kerugian, serta kontraindikasi dan efek samping dari masing-masing alat kontrasepsi.

-      Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian alat kontrasepsi, macam-macam keuntungan dan kerugian, serta kontraindikasi dan efek samping dari masing-masing alat kontrasepsi dengan media nyata dan lembar balik.

-      Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan.

-      Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan

60

Page 61: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

61

Page 62: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

62

Page 63: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

63

Page 64: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

BAB III

PENUTUP

64

Page 65: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

A. KESIMPULAN

Keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang atau lebih,

memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah

tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu

budaya.

Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada

hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing-masing, ada

pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarga, interaksi, dan

tinggal dalam suatu rumah.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap keluarga pasangan baru

menikah yaitu: membangun perkawinan, menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis, membina hubungan dengan keluarga  lain:

teman dan kelompok social, serta merencanakan penambahan anggota baru

(mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.

Sedangkan bagi tahap perkembangan keluarga dengan ibu hamil,

kehamilan merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi pada manusia

dalam rangka menciptakan penerus-penerus bagi sebuah keluarga atau

menciptakan keturunan yang ada dalam sebuah keluarga. Kehamilan berakhir

pada proses persalianan dimana banyak terjadi permasalahan baik bagi

individu yang mengalami maupun pada keluarga.

Banyak hal yang terjadi pada keluarga yang akan menunggu proses

persalinan, seperti cemas yang dirasakan keluarga serta persiapan yang

dilakukan keluarga dalam mempersiapkan proses persalinan.

B. SARAN

Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu

memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar

bisa menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti dan untuk

asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga dengan ibu hamil harus

65

Page 66: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

mempertimbangkan setiap ungkapan kecemasan ataupun ketidaktahuan dari

ibu hamil maupun keluarganya dalam mempersiapkan proses persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

66

Page 67: bab 2 askep bumil dan nikah.docx

L,Johson dan Leny R.2010.Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Nuha Medika

Gde Manuaba, Ida Bagus. 1999.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta: Arcan

Setiadi.2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Graha Ilmu

Bobak, Lowdermik,Jensen.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC

Carpenit, Lynda Juall.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EGC

Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga:teori dan praktek.Jakarta: EGC

Potter, Patricia. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC

Saminem, Hajjah. 2008.kehamilan Normal.Jakarta:EGC

67