bab 2 askep bumil dan nikah.docx
DESCRIPTION
maternitasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dangan individu manusia yang lainnya. Keadaan yang harus
disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan di dalam
keluarga semua dapat diekspresikan.
Status sehat dan sakit dalam keluarga saling memengaruhi satu sama lain.
Suatu penyakit dalam keluarga memengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya
memengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggota. Dewasa
ini banyak kita temukan pasangan-pasangan muda yang baru menikah dan
kita ketahui sebagian dari mereka banyak juga yang belum tahu tentang tugas
dari tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sehingga
sering terjadi pertengkaran diantara mereka.
Selain itu pasangan yang baru menikah juga akan mengalami atau
mempersiapkan masa kehamilan dan memiliki anak. Kehamilan adalah suatu
krisis maturasi yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita
tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban
tanggung jawab yang lebih besar.
Pertumbuhan ini membutuhkan penguasaan tugas-tugas perkembangan
tertentu, menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu antara dirinya dan
pasangannnya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir, dan
mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Rubin,
1967).
Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena konsepsi
merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang berkembang, tetapi juga
bagi keluarga, yakni dengan hadirnya seorang anggota keluarga baru dan
terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga. Maka setiap anggota
keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasinya
berdasarkan kebutuhan masing-masing (Grossman, Eichler, Winckoff, 1980).
1
1.2 Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan diskusi diharapkan mahasiswa mampu memahami
tentang asuhan keperawatan keluarga dengan pasangan baru menikah dan
ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan diskusi tentang askep keluarga dengan pasangan baru
menikah dan ibu hamil maka mahasiswa mampu memahami:
- Konsep perkembangan
- Masalah yang terjadi
- Tugas perkembangan
- Proses askep
1.3 Manfaat Makalah
Bermanfaat untuk membantu serta membimbing mahasiswa dalam belajar
memahami konsep mengenai asuhan keperawatan pada keluarga khususnya
pada keluarga dengan pasangan baru menikah dan ibu hamil. Selain itu juga
dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa yang sedang belajar
tentang asuhan keperawatan pada keluarga.
1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab;
BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan makalah, manfaat
makalah, sistematika penulisan, serta metoda dan teknik penulisan.
BAB II Tinjauan teoritis yang meliputi proses asuhan keperawatan pada
keluarga baru menikah dan ibu hamil.
BAB III Penutup meliputi kesimpulan dan saran yang terakhir daftar pustaka
2
1.5 Metode dan Teknik Penulisan
Studi literatur atau kepustakaan: meliputi bahan-bahan bacaan dari
berbagai sumber yang bersangkutan dari buku perpustakaan dan website.
3
BAB II
TNJAUAN PUSTAKA
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU
MENIKAH
A. Masalah yang sering Terjadi Pada Tahap Perkembangan Keluarga dengan
Pasangan Baru Menikah
Fase ini di mulai dari saat perkawinan hingga istri hamil. Fase ini
merupakan masa tersulit dalah kehidupan pernikahan, angka perceraian tinggi pada
bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan juga harus menyesuaikan
kepuasan sejak awal perkawinan. Keadaan akan semakin sulit jika pasangan juga
harus menyesuaikan di luar hubungan dengan suami atau istri, misalnya:
melanjutkan sekolah, tugas luar kota, tergantung kepada orang tua, hubungan
dengan keluarga besar.
Maka ada beberapa tugas perkembangan yang harus dijalani oleh pasangan
pada fase pemantapan ini agar bisa menjalani tahap ini dengan baik, antara lai :
(Duvall, sociological perspective,1985)
1. Memantapkan tempat tinggal
2. Memantapkan sistem mendapatkan dan membelanjakan uang
3. Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab
kepada siapa (pembagian peran dan tanggung jawab)
4. Memantapkan kepuasan hubungan seksual
5. Memantapkan sistem komunikasi secara intelektual dan emosional
6. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar
7. Memantapkan cara berinteraksi dengan teman, kolega, dan organisasi
8. Menghadapi kemungkinan kehadiran anak dan perencanannya
9. Memantapkan filosofi hidup sebagai pasangan suami istri.
4
Tugas perkembangan keluarga baru menikah (Rodgers cit Friedman) :
- Membina hubungan intim yang memuaskan
Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
Sumber-sumber dari dua orang yang digabungkan
Peran berubah
Fungsi baru diterima
Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang
mendasar
Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan membangun kecocokkan dari
kebutuhan dan minat pasangan.
- Saling menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis atau
membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal
dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan
keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.
- Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB
B. Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada 7 tugas pokok, sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
5
7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers,
Friedman, 1998).
C. Pengkajian fokus
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat
melakukan pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan
pada semua tahap perkembangan keluarga. Meskipun demikian perawatan perlu
melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasari oleh:
1 Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan
berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah
atau berkurang).
2 Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas
perkembangan keluarga yang harus dilakukan.
3 Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
Keluarga yang baru menikah
Pengkajian data fokus meliputi:
Kapan pertemuan pasangan?
Bagaimana hubungan sebelum menikah?
Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah?
Adakah halangan terhadap pernikahan mereka? Sebutkan!
Bagaimana respons keluarga terhadap pernikahan?
Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi
keluarga dari kedua orang tua?
Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah menikah?
Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
6
Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan hubungan dengan
orang tua setelah pernikahan?
Bagaimana rencana mempunyai anak?
Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?
Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah pernikahan?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
D. Contoh Kasus Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru Menikah
Pengkajian Keluarga
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
2. Umur : 22 tahun
3. Alamat : Rt 05 Desa Jaya Mekar
4. Pekerjaan kepala keluarga : Membuka Usaha Bengkel
5. Pendidikan kepala keluarga : SMK
6. Komposisi keluarga
No. Nama JK
Hub.
Dengan
KK
umurPendi
dikanAgama
Status imunisasi
BCH Hepatiti
s
DPT Polio campak
1. Ny. F P Istri 20
tahun
SMA Islam
7. Genogram
8. Tipe keluarga
Keluarga inti
9. Suku bangsa
Tn. A dan Ny. F sama-sama berasal dari suku Jawa. Mereka bisa
menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai
kebiasaan yang hampir sama, jadi tidak ada kesulitan-kesulitan yang
mereka rasakan terhadap perbedaan.
7
10. Agama
Agama Tn. A adalah islam, begitu pula dengan Ny. F. Tn. A dan Ny.
F selalu berusaha untuk memenuhi kegiatan ibadah mereka secara
bersama-sama di rumah kecuali jika Tn. A dan Ny.F sedang bekerja,
mereka melakukan ibadah masing-masing.
11. Status sosial ekonomi keluarga
Dalam keluarganya yang menjadi tulang punggung adalah Tn A
sebagai kepala rumah tangga. Penghasilan keduanya berkisar Rp.
1.000.000,00 dan saat ini belum tahu pengelolaannya bagaimana
karena masih baru dan belum ada kesepakatan-kesepakatan dalam
pengelolaan keuangan nantinya. Sementara ini penghasilan banyak
dipergunakan untuk keperluan makan dan lain-lain. Namun, keluarga
Tn. A dan Ny. F mempunyai juga tabungan.
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak pernah rekreasi secara khusus atau rutin, hanya
kadang-kadang saja jika ada acara.
B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A dan Ny. F baru menikah 5 bulan yang lalu dan belum
mempunyai anak, jadi keluarga Tn. A dan Ny. F berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini keluarga Ny. F dan Tn.A sebagai keluarga baru belum
memiliki anak dan rencana untuk memiliki anak menurut Ny.F nanti
setelah 1 tahun menikah, berapa jumlah anak yang diinginkan belum
pernah dibicarakan dengan suaminya. Menurut Ny.F saat ini dia
dengan suaminya berusaha untuk membina hubungan dengan
keluarga lain, teman, dan masyarakat sekitar. Menurut Ny.F pula
bahwa dirinya dan suaminya mau bekerja mencari uang dulu baru
merencanakan punya anak. Saat ini keluarga Ny.F dan Tn.A masih
8
masih menumpang di salah satu rumah kecil milik orang tua Tn.A
dan masih belum ada rencana untuk memiliki rumah sendiri.
3. Keluarga Tn.A dan Ny.F terbentuk karena hubungan pacaran
diantara keduanya.
Ny.F pernah mengalami sakit ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan
sudah beberapa kali berobat ke dokter. Sekarang dinyatakan sudah
sembuh.
Tn.A menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya batuk
pilek biasa saja.
Menurut Ny.F jika dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas atau
ke bidan terdekat.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Menurut penuturan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat
yang memerlukan perawatan di rumah sakit atau pun perawatan di
rumah dalam waktu yang lama. Dari riwayat kesehatan keluarga
Tn.A tidak ada yang memiliki penyakit kronis maupun penyakit
turunan.
C. Pengkajian lingkungan
1. Keadaan lingkungan dalam rumah
Rumah keluarga Ny.F dan Tn.A menumpang di rumah orang
tua Tn.A, luas rumah kurang lebih 80 m2. Lantai rumah
menggunakan plester kecuali dapur yang masih menggunakan tanah.
Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam
rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup gelap karena dibuka
pada waktu tertentu saja.
Penerangan di malam hari menggunakan listrik dan kadang
dipergunakan juga untuk siang hari karena dalam ruangan tampak
gelap. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah
kurang akibat ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal.
Secara umum kebersihan rumah baik hanya penataan perabotan
9
rumah yang kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan
dapur.
2. Keadaan lingkungan di luar rumah
Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan ditanami
pohon mangga dan ramburan. Kebersihan pekarangan secara umum
baik. Keluarga memanfaatkan sumur gali dengan pompa listrik untuk
sumber air bersih dan air minum. Keluarga memiliki kamar mandi
dengan saluran pembuangan ke kebun di sebelah rumahnya dan
hanya dialirkan begitu saja. Keluarga juga telah memiliki jamban
dengan septik tank di ujung rumah. Kebersihan kamar mandi dan
jamban cukup.
3. Karakteristik tetangga dan komunitas
Di wilayah sekitar rumah keluarga Tn.A dan Ny. F jarak
antara satu rumah dengan rumah lainnya cukup dekat. Menurut Ny.F
di wilayah RT 05 ini juga memiliki kegiatan seperti pengajian. Ny. F
menganggap dirinya masih orang baru di lingkungan RT sehingga
terkadang masih berhubungan dengan tetangga saja.
4. Mobilitas geografis keluarga
Menurut Ny F selama ini keluarganya sejak menikah 5 bulan yang
lalu sering ke tempat ibunya saja.
5. Perkumpulan keluarga
Ny F dan keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak
terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan
biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran
atau seperti acara pernikahannya 5 bulan yang lalu.
Interaksi keluarga besarnya dengan masyarakat sekitar cukup
baik sehingga saat pernikahannya banyak tetangga yang membantu
dan diwilayahnya sudah menjadi kebiasaan untuk saling membantu.
6. Sistem pendukung keluarga
10
Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang
sakit. Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup
baik dan sudah terbiasa saling tolong-menolong.
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Menurut Ny. F dalam keluarga berkomunikasi biasa menggunakan
bahasa jawa menurut Ny.F dirinya juga cepat akrab dengan keluarga
suaminya.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn.A dan Ny.F selalu
memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-
perbedaan pendapat yang ada bisa dibicarakan.
3. Struktur peran
Dalam keluarga Ny.F dan Tn.A sebagai kepala keluarga
berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny.F
yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap
melakukan perannya sebagai istri yang harus menyiapkan semua
keperluan suaminya di rumah.
4. Nilai dan norma keluarga
Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama Islam keluarga
memiliki nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap
orang tua, suami dan istri. Selama ini dirinya dan suaminya makan
bersama kalau malam hari, karena siang hari suaminya bekerja
sampai sore.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Mereka merupakan pasangan baru yang sampai sejauh ini masih
belum menemukan masalah, hanya komunikasi saja untuk ke arah
11
yang lebih intim. Tn A dan Ny F selalu memberikan dukungan satu
sama lain. Mereka selalu menumbuhkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik
dan hubungan dengan kelurga besarnya pun baik.
3. Fungsi perawatan kesehatan
i. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang
dihadapi keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah). Menurut Ny F
sebenarnya dalam keluarganya belum mengetahui tentang
bagaimana memersiapkan kehamilan dan bagaimana membina
keintiman dengan suami.
ii. Apa yang dilalukan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan yang sedang dialami. Sejauh ini dirinya hanya
bertanya pada teman-temannya.
iii. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan: ke puskesmas
atau bidan setempat.
iv. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah
timbulnya masalah kesehatan: menurut keluarga makan teratur
dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam menjaga
kesehatan dan mencegah penyakit.
4. Fungsi reproduksi
Saat ini Ny F tidak menggunakan alat kontrasepsi, mereka sering
melakukan hubungan suami-istri menggunakan cara coitus interuptus
untuk mencegah kehamilan karena perencanaan kapan akan memiliki
anak dan berapa jumlah anak yang diinginkan belum ada. Aktifitas
seksual cukup aktif dan menurut Ny F kadang-kadang mereka
merasa takut terjadi kehamilan karena merasa belum siap menunggu
sampai usia pernikahan 1 tahun, tetapi jika terjadi kehamilan kami
siap menerima saja. Menurut Ny F dia belum tahu bagaimana
12
menyiapkan kehamilan juga belum tahu apa yang dimaksud dengan
kesehatan reproduksi.
5. Fungsi ekonomi
Ny F mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan keluarga mereka.
F. Stress dan koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Menurut Ny F dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah sedang
mengalami beban pikiran atau tidak tetapi yang menjadi stressor bagi
dirinya adalah adaptasi dengan rumah tangganya yang masih baru
dan dirinya nanti berencana tinggal di rumah ibunya yang sedang
sakit.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Menurut Ny F dirinya yakin perlakuan dari keluarga suaminya
tergantung dirinya dan sekarang dirinya sedang berusaha belajar
menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan belajar memasak,
mengurus suami dan rumah.
3. Strategi koping yang digunakan
Untuk menghadapi stressor Ny. F lebih banyak belajar pada orang
tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.
G. Pemeriksaan fisik
No. Pemeriksaan FisikNama Anggota Keluarga
Tn. A Ny.F
1. Keadaan umum :
BB
TB
60 Kg
165 Cm
42 Kg
155 Cm
13
2. Kepala :
Rambut
Mata
Sinusitis
Mulut
Telinga
Ikal, hitam, dan bersih
Konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik,
penglihatan baik
Sinusitis (-)
Penciuman baik.
Mulut bersih, mukosa
lembab, lidah bersih, gigi
cukup
Pendengaran baik,
serumen (-)
Lurus, hitam, halus, dan
bersih
Konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik,
penglihatan baik.
Sinusistis (-), penciuman
baik.
Mulut bersih, mukosa
lembab, lidah bersih, gigi
cukup
Pendengaran baik,
seruman (-)
3. Leher
JVP
Kelenjar tiroid
Tidak ada pembesaran
vena jugularis
Tidak ada pembengkakkan
Tidak ada pembesaran
vena jugularis
Tidak ada pembengkakkan
14
4. Dada
Mamae
Inspeksi
Palpasi
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Palpasi
Auskultasi
Tidak ada pembengkakkan
simetris antara kiri dan
kanan
Tidak ada pembengkakkan
Saat bernafas tidak
menggunakan otot bantu
pernafasan.
Kondisi kulit dan dinding
paru tidak nyeri tekan,
Tulang belakang dan iga
tak nyeri tekan dan vibrasi
ringan teraba pada dinding
dada selama bersuara,
lesi(-)
Tidak ada penimbunan
cairan, suara sonor
bunyi napas vesikuler, RR
normal
letak normal ics 2 dan 3-5
dan 6
Ictus cordis normal ics 5
dan 6
Irama teratur, suara
tambahan tidak ada
TD : 120/70 mmHg
Tidak ada pembengkakkan
simetris antara kiri dan
kanan
Tidak ada pembengkakkan
Saat bernafas tidak
menggunakan otot bantu
pernafasan.
Kondisi kulit dan dinding
paru tidak nyeri tekan,
Tulang belakang dan iga
tak nyeri tekan dan vibrasi
ringan teraba pada dinding
dada selama bersuara,
lesi(-)
Tidak ada penimbunan
cairan, suara sonor
bunyi napas vesikuler, RR
normal
letak normal ics 2 dan 3-5
dan 6
Ictus cordis normal ics 5
dan 6
Irama teratur, suara
tambahan tidak ada
TD : 100/60 mmHg
15
5. Abdomen simetris, warna normal,
asites (-)
tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan.
Bising usus (+)
Organ pada abdomen
normal
simetris, warna normal,
asites (-)
tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan.
Bising usus (+)
Organ pada abdomen
normal
6. Genetalia - -
7. Ekstremitas atas dan
bawah
Inspeksi
Perkusi
Berfungsi dengan baik
Reflek patella (+)
Berfungsi dengan baik
Reflek patella (+)
ANALISA DATA
Data Kemungkinan penyebab Masalah/diagnosis
Data Subjektif :- Ny F dan Tn. A mengatakan
belum merencanakan kapan akan punya anak dan berapa jumlah anak yang diinginkan
- Ny F dan Tn. A mengatakan belum tahu tentang apa itu kesehatan reproduksi
- Ny F dan Tn. A mengatakan belum tahu tentang perilaku seksual yang sehat
- Ny F dan Tn. A mengatakan belum tahu apa yang harus dipersiapkan untuk hamil
- Ny F dan Tn. A mengatakan rencana punya anak nanti setelah usia pernikahan 1 tahun
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah tugas
perkembangan keluarga
baru menikah
kurang pengetahuan
tentang tugas
perkembangan
keluarga baru
menikah
16
Data Objektif :
Usia pernikahan 5 bulan
Usia Ny.F 20 tahun dan Tn.A 22 tahun
Data subjektif:- Ny F dan Tn. A mengatakan
malas untuk membuka jendela karena di rumah sering tinggal sendiri
Data objektif :
- Ruangan dalam rumah gelap- Jendela sebagian besar
tertutup hanya pintu depan yang terbuka
- Penataan perabotan kurang teratur terutama bagian dalam rumah dan dapur
Ketidakmampuan
keluarga melakukan
perawatan rumah yang
sehat
kerusakkan
pemeliharaan rumah
SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah.
No. Kriteria Skala Bobot Skoring pembenaran
1. a. sifat masalah
situasi krisis
1 1 1/3X1=1/3 Sifat masalah ini termasuk situasi krisis karena berhubungan dengan suatu kehidupan pernikahan dimana
17
Tn A dan Ny F berubah peran menjadi suami dan istri.
b.Kemungkinan masalah dapat di ubah
dengan mudah
2 2 2/2X2=2 Latar belakang pendidikan Tn A adalah SMK dan Ny F adalah SMA, sehingga memudahkan untuk menerima informai dan penjelasan yang diberikan oleh petugas dan lebih mudah untuk dilakukan intervensi oleh mahasiswa.
c.Potensi masalah untuk dicegah
tinggi
3 1 3/3X1=1 Potensi masalah untuk dicegah tinggi karena seharusnya Ny F atau Tn A bisa menanyakan pada orang tua atau keluarga mereka yang telah berpengalaman menikah.
d.Menonjolnya masalah
Masalah berat harus segera ditangani
2 1 2/2X1=1 Masalah ini harus segera ditangani karena bisa mengganggu ketentraman rumah tangga Tn A dan Ny F karena mereka sudah 5 bulan menikah dan belum mengetahui tugas-tugas apa saja bagi pasangan yang baru
18
menikah.
Jadi 1/3+2+1+1= 4 1/3
2. Kerusakkan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat.
No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a.Sifar masalah
ancaman kesehatan
2 1 2/3X1=2/3 Sifat maslah ini termasuk ancaman kesehatan karena rumah yang tidak sehat bisa mengancam kesehatan dari anggota keluarga.
b.kemungkinan masalah dapat di ubah
dengan mudah
2 2 2/2x2=2 Masalah ini bisa diubah dengan mudah yakni dengan selalu menyempatkan diri untuk bersih-bersih rumah dan menata barang-barang yang ada di rumah Tn A dan Ny F pada tempatnya
c.Potensi masalah untuk dicegah
cukup
2 1 2/3X1=2/3 Potensi masalah untuk dicegah pada masalah ini cukup karena mungkin waktunya Ny.F dan Tn.A sedikit karena mereka berdua bekerja sampai sore hari. Tapi hal ini dapat dicegah dengan menyempatkan sebagian waktu mereka.
d.menonjolnya 1 1 1/2X1=1/2 Tn. A dan Ny F mengetahui jika
19
masalah.
Masalah tidak perlu segera ditangani
penataan perabotan dalam rumah mereka tidak teratur tapi mereka selalu berusaha meluangkan aktu untuk membersihkan rumah ketika libur.
Jadi 2/3+2+2/3+1/2=3 5/6
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah.
2. Kerusakkan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat.
20
No. Diagnosa
Keperawatan
Tujuan umum Tujuan khusus kriteria Standar intervensi
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah.
Keluarga memahami tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
Setelah dilakukan intervensi selama 2x45 menit keluarga dapat:- Mengenal masalah
tugas perkembangan keluarga baru menikah dengan kriteria:
- Menyebutkan tugas perkembangan keluarga baru menikah
- Menjelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi wanita
Respon
verbal (RV)
Keluarga dapat menyebutkan tugas perkembangan keluarga baru menikah dengan bahasanya sendiri. Tugas perkembangan keluarga baru menikah adalah :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan dengan pasangan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
Keluarga dapat menyebutkan cara menjaga kesehatan reproduksi wanita dengan bahasanya sendiri atau dengan
a. Kontak dengan keluarga
b. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
c. Beri reinforcement positif atas pengetahuan klien
d. Jelaskan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah
e. Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah didiskusikan
f. Jawab pertanyaan klien
21
bantuan leaflet. Cara menjaga kesehatan reproduksi wanita adalah :
- Menjaga kebersihan usahakan agar vagina kering dan tidak lembab, karena keadaan basah mudah terjangkit infeksi dari luar.
- Cara menyeka yang benar adalah dari arah depan ke belakang agar bibit penyakit yang kemngkinan besar bersarang di anus tidak terbawa ke vagian yang daoat menimbulkan infeksi, peradangan dan rangsangan gatal.
- Memakai pakaian dalam dari bahan katun agar keringat lebih mudah diserap.
- Mencukur bulu yang tumbuh pada vagina secara teratur, karena bulu di sekitar vagina dapat ditumbuhi jamur atau kutu yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal.
g. Minta keluarga mengulang kembali materi yang telah dijelaskan
h. Berikan pujian terhadap kemampuan keluarga memahami materi yang diberikan
22
- Larangan menggunakan alat pembersih kimiawi tertentu karena dapat merusak keasaman vagina yang berfungsi membunuh bakteri atau kuman yang masuk.
- Pada saat haid, mandi dan buang air kecil harus mengganti pembalut secara teratur 2-3 kali. Mengganti pakaian dalam sehari dua kali saat mandi.
- Jika terdapat luka, bilas dengan air aquades atau matang karena lebih steril dan tidak mencemari luka radang.
- Menghindari penggunaan pakaian dalam yang ketat.
- Secara teratur membasuh bagian diantara vulva (bibir vagina) dengan hati-hati menggunakan air bersih dan sabun lembut setiap selesai buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi.
23
Seteah dilakuan intervensi selama 1x45 menit keluarga dapat :Membuat keputusan dalam perencanaan keluarga : kapan dan jumlah anak yang dinginkan
Keluarga mampu membuat keputusan dalam perencanaan keluarga.
- Diskusikan dengan keluarga perencanaan keluarganya
- Bantu keluarga membuat keputusan kapan dan jumlah anak yang diinginkan
- Berikan reinforcement positif jika keluarga mampu membuat keputusan yang baik sesuai dengan sumber daya yang dimiliki keluarga
Setelah dilakukan intervensi selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu:Merawat atau menjaga serta melaksanakan tugas perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah.
Keluarga mampu merawat atau menjaga serta melaksanakan tugas perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sesuai dengan yang keluarga ketahui
- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga
- Beri pujian atas pengetahuan keluarga
- Jelaskan cara memodifikasi
24
lingkungan yang baik untuk keluarga
- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
- Jawab pertanyaan keluarga
- Minta keluarga untuk mengulang kembali
- Beri pujian pada keluarga atas kemampuan keluarga
Setelah dilakukan intervensi selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu:Memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga
Keluarga mampu menyebutkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
- Kaji pengetahuan keluarga tentang fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
- Beri reinforcement positif
- Diskusi tentang fasilitas-fasilitas yang ada
- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
25
- Jawab pertanyaan keluarga
- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
2. Kerusakkan
pemeliharaan rumah
b.d ketidakmampuan
keluarga melakukan
perawatan rumah yang
sehat
Pemeliharaan
rumah
menunjang
kesehatan
keluarga
Setelah dilakukan intervensi selama 2x45 menit keluarga dapat:1. mengenal masalah perawatan rumah yang menunjang kesehatan dengan kriteria:a. Menjelaskan rumah sehat
Respon verbal (RV)
Keluarga mampu menjelaskan rumah sehat. Rumah sehat (Winslow dan APHA) hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:a. Memenuhi kebutuhan
physiologisb. Memenuhi kebutuhan
psikologisc. Mencegah penularan penyakitd. Terhindar dari kecelakaan
- Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang rumah sehat
- Beri pujian atas pengetahuan keluarga
- Jelaskan tentang rumah sehat
- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
- Jawab pertanyaan yang diajukan keluarga
- Minta klien mengulang materi yang telah dijelaskan
- Berikan reinforcement positif
- Beri penjelasan ulang jika masih ada materi
26
yang belum dipahami
Menjelaskan efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga
Keluarga mampu menyebutkan efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga. Efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga :
a. Menimbulkan berbagai macam penyakit
b. Mudah terjadi penyebaran penyakit
c. Menimbulkan kecelakaan atau kejadian-kejadian yang tidak diinginkan
- Kaji pengetahuan klien tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga
- Beri reinforcement positif
- Jelaskan tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga
- Beri kesempatan keluarga bertanya
- Jawab pertanyaan- Minta keluarga
mengulang kembali
Menjelaskan penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah yang tidak mendukung kesehatan
Respon Verbal(RV)
Keluarga mampu menyebutkan penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah tidak sehat.Penyakit penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah tidak sehat, yaitu :
a. Penyakit TBC
- Kaji pengetahuan keluarga tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat lingkungan rumah
27
b. Penyakit menularc. Penyakit perutd. Penykit infeksie. Pneumoniaf. Influenza
tidak sehat- Beri reinforcement
positif- Jelaskan penyakit
akibat lingkungan rumah yang kurang sehat
- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
- Jawab pertanyaan- Minta keluarga untuk
mengulang kembali- Beri reinforcement
positif
Setelah dilakukan intervensi 1x45 menit keluarga dapat :Memutuskan untuk pemeliharaan rumah yang lebih baik
Respon verbal (RV)
Keluarga mampu membuat keputusan untuk pemeliharaan rumah
- Motivasi keluarga untuk membuat keputusan perawatan rumah yang lebih baik
- Indentifikasi sumber daya keluarga untuk meningkatkan perawatan rumah
Setelah dilakukan intervensi selama 1x45
Respon Verbal (RV)
Keluarga mampu merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat dengan cara
- Kaji pengetahuan keluarga tentang cara melakukan perawatan
28
menit keluarga dapat :Merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat
keluarga sendiri.Cara merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat yaitu :a. Membersihkan kerak
dikamar mandib. Memperbaiki lantai keramik
retak/lepasc. Memperbaiki lantai yang
basah atau lembabd. Memperbaiki lantai kamar
mandi yang bocore. Mengecat dinding agar tidak
mudah mengelupasf. Kapan perlu melakukan
pengecatan ulangg. Cara memaku dinding agar
tidak retakh. Menjaga kusen pintu dan
jendela agar bebas dari rayapi. Membasmi jamur di rumah
rumah yang baik dan sehat
- Beri pujian atas pengetahuan keluarga
- Jelaskan cara melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat
- Beri kesempatan klien untuk bertanya
- Jawab pertanyaan- Minta keluarga untuk
mengulangi kembali- Beri reinforcement
positif
29
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN IBU HAMIL
A. Masalah Yang Sering Terjadi
1. Respon terhadap perubahan citra tubuh
Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang cepat dan
nyata. Selama trimester I bentuk tubuh sedikit berubah, tetapi pada trimester II
pembesaran abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara
memastikan status kehamilan. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan
menyita ruang yang lebih luas. Perasaan ini semakin kuat seiring bertambahnya usia
kehamilan. Secara bertahap terjadi kehilangan batasan-batasan fisik secara pasti, yang
berfungsi memisahkan diri sendiri dari orang lain dan memberi rasa aman.
Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diyakininya
dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif
terhadap tubuh biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan kehamilan,
perasaan tersebut menjadi lebih negatif. Pada kebanyakan wanita perasaan suka atau
tidak suka terhadap tubuh mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan tidak
menyebabkan perubahan persepsi yang permanen tentang diri mereka.
2. Ambivalensi selama masa hamil
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan
benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah respon
normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru.
Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil. Bahkan wanita
yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu dapat memiliki sikap
bermusuhan terhadap kehamilan atau janin. Sensasi tubuh, perasaan bergantung, dan
kenyataan tanggung jawab dalam merawat anak dapat memicu perasaan tersebut.
Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester III dapat mengindikasikan
bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi (Lederman, 1984). Setelah kelahiran
seorang bayi yang sehat, kenangan akan perasaan ambivalen ini biasanya lenyap.
Apabila bayi yang lahir cacat, seorang wanita kemungkinan akan mengingat kembali
saat-saat ia tidak menginginkan anak tersebut dan merasa sangat bersalah. Tanpa
penyuluhan dan dukungan yang memadai, ia dapat menjadi yakin bahwa perasaan
ambivalennya telah menyebabkan anaknya cacat.
30
3. Hubungan seksual
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan
menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan
sebaliknya. Perasaan yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh factor-faktor fisik, emosi,
dan interaksi, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita.
Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak
nyaman memengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk menyatakan seksualitas
mereka. Selama trimester I seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia
merasa mual, letih, dan mengantuk. Saat memasuki trimester II kombinasi antara
perasaan sejahteranya dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan
keinginannya untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan
keluhan somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa
tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993)
Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas hubungan seksual mereka selama
masa hamil. Kepekaan individu yang satu terhadap yang lain dan keinginan untuk
berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual mereka. Komunikasi antara
pasangan merupakan hal yang penting. Pasangan yang tidak memahami perubahan
fisiologis dan emosi, yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi
bingung saat melihat perilaku pasangannya. Dengan membicarakan perubahan-
perubahan yang mereka alami, pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan
menawarkan dukungan yang diperlukan. Perawat dapat memperlancar komunikasi antar
pasangan dengan berbicara kepada pasangan tentang perubahan perasaan dan perilaku
yang mungkin dialami wanita selama masa hamil (Rynerson, Lowdermilk, 1993)
4. Kekhawatiran tentang janin
Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama masa hamil
(Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau
memberitahukan kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika
janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung,
Kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua
mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk
memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut
kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal semakin melemah. Kemungkinan
kematian ini terbukti semakin tidak dipikirkan orang tua.
31
B. Tugas Perkembangan
1. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan
dan mengasimalisi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut, tingkat penerimaan
dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima
kehamilan.
a. Kesiapan Menyambut Kehamilan
Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi
banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan.
Namun, merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan
(Entwistle, Doering,1981). Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu hasil
alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak diinginkan, bergantung
pada keadaan.
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala-gejala awal
untuk mencari validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang
mmemiliki perasaan kuat, seperti “tidak sekarang”, dan “tidak yakin”, mungkin
menunda mencari pengawasan dan perawatan (Rubin,1970). Namun, beberapa wanita
menunda validasi medis karena akses keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan
budaya. Untuk orang lain, kehamilan di pandang sebagai suatu peristiwa alami,
sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini. Setelah kehamilan dipastikan respon
emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin,
dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah respon “suatu hari nanti,
tetapi tidak sekarang”. Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai
kehendak alam. Banyak wanita mula-mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka
hamil. Namun, seiring meningkatnya penerimaan terhadap kehadiran seorang anak,
akhirnya mereka menerima kehamilan. Tidak menerima kehamilan tidak dapat
disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan
dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.
b. Respon Emosional
32
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilan nya sering memandang
hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan dari rencana hidupnya.
Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir
untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun
secara umum keadaan mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat pada
perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil. Perubahan mood yang
cepat dan peningkatan sensitivitas terhadap orang lain ini membingungkan calon ibu
dan orang-orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan
kemarahan serta perasaan sukacita, serta kegembiraan yang luar bbiasa muncul silih
berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi sama sekali.
Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap
kehamilan, dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan
menstruasi atau selama menopause. Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa
takut terhadap nyeri selama melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku
yang tidak menetu ini. Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka
tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan hal-hal yang
tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam keluarga dan tampak yakin
bahwa pikiran-pikiran dan gejala-gejala yang dialaminya akan menarik untuk
sipendengar yang dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk
belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita hamil dan
meningkatkan kemungkinan diselengarakannya perawatan yang efektif dan terapeutik
untuk mendukung kehamilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak
yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan diri
terhadap rasa tidak tidak nyaman ini. Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya
mengeluhkan ketidaknyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik
peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi dan
kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman,1984).
2. Mengenal Peran Ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang
wanita, yakni melalui memori-memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh
ibunya. Persepsi kelompok sosialnya mengenai peran feminism juga membuatnya
33
condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan
mandiri dari pada interdependen. Peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka,
menjaga bayi, dan merawat adik-adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti
menjadi seorang ibu.
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi. Menyukai anak-anak, dan
menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi unntuk menjadi orang tua.
Hal ini memengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap
adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckooff, 1980;
Lederman, 1984).
3. Hubungan Ibu-Anak
Ikatan emosional denga anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika
wanita mulai membayangkan dan memikirkan dirinya menjadi seorang ibu. (Rubin,
11975; Gaffney,1988). Mereka mulai seakan-akan dirinya adalah seorang ibu dan
membayangkan kualitas ibu seperti apa yang mereka miliiki. Orang tua yang sedang
menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi orang tua yang hangat, penuh cinta, dan
dekat dengan anaknya. Mereka mencoba untuk mengantisipasi perubahan-perubahan
yang mungkin terjadi pada kehidupannya akibat kehadiran sang anak dan membayangkan
apakah mereka bisa tahan terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya kebebasan, dan
bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka mempertanyakan kemampuan
untuk membagi kasih mereka kepada anak yang belum lahir.
Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan diri untuk
menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan
berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak
dikenal). Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan
perawatan (Patterson, Freese, Goldenberg, 1990).
4. Hubungan dengan Pasangan
Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa waniita yang diperhatikan dan
dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala
emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan
34
penyesuaian selama masa nifas (Grossman,Eichler,Winckoff,1980;May,1982). Ada 2
kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson,1983).
1. Menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai.
2. Merasa yakin akan penerimaan pasanganya terhadap sang anak dan mengasimilasi
bayi tersebut ke dalam keluarga.
Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu. Bertambahnya
seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama-lamanya. Lederman
(1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan suami bertambah dekat selama hamil.
Dalam studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak mematangkan hubungan
suami-istri akibat peran dan aspek-aspek baru yang ditemukan dalam diri masing-masing
pasangan.
5. Kesiapan Untuk Melahirkan
Menjelang akhir semester III, wanita akan mengalami kesulitan nafas dan
gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga menggangu tidur ibu. Nyeri pingganng,
sering berkemih,keinginan untuk berkemih,konstipasi, dan timbulnya verises dapat sangat
menggangu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu kemampuannya
melakukan pekerjaan rumah tangga rutin,dan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur
dan istirahat.
Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan,
apakah disertai rasa sukacita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat
untik melihat hasil akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat
wanita siap masuk ke tahap persalinan.
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENDEKATAN KASUS
ANEMIA DALAM KEHAMILAN
A. Tinjauan Kasus
35
1. Pengkajian ( 24 Mei 2006)
a. Data umum
1) Nama Kepala Keluarga : Bapak I (umur 29 tahun)
2) Alamat : Kp. Rawa Bungur, Rt 03 Rw 06 Desa
Sindang Sari Kecamatan Lembursitu.
3) Pekerjaan Kepala Keluarga : Sopir Bus
4) Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
5) Komposisi keluarga :
No NamaJenis
Kelamin
Hubungan
dengan KK
Umur Pendidikan
Status Imunisasi
Campak Keterangan
BCG
Polio DPTHepa
titis
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny E P Istri 26 SMP - - - - - - - - - - - - Anemia
2 Ny U P Nenek 53 SR - - - - - - - - - - - - Sehat
3 An. A L Anak 5 - - - - - - - - - - - - Sehat
Genogram :
36
Ket: kakek & ayah
: meninggal
Anak: BBLR (1100 gr, usia kehamilan 7 bulan)
ibu
: meninggal
anak: karena keguguran dengan usia kehamilan ibu 8 bulan
6) Tipe keluarga : Extended Family (keluarga besar)
7) Suku bangsa : Sunda / Indonesia
8) Agama : Islam
9) Status Sosial ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga perbulan ± Rp 2.400.000,-, yang diperoleh dari hasil kerja Bapak I sebagai sopir ± Rp 30.000,- perhari dan dari hasil setoran ojeg ± Rp 40.000,- perhari. Uang tersebut dipakai untuk setor ke dealer, yaitu membayar cicilan motor Rp 800.000,- perbulan, keluarga Bapak I memiliki 2 motor, 1 buah televisi lengkap dengan VCD dan speaker aktif. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan anak bermain di sekitar rumah, bersama teman sebayanya bermain layang-layang. Namun sesekali keluarga bapak I menyempatkan diri mengunjungi rumah keluarga Ny. E di perkampungan seberang.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Yaitu keluarga dengan anak pra sekolah
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
37
Sejauh ini keluarga telah berusaha memenuhi setiap tugas perkembangan, keluarga telah membantu anak bersosialisasi dengan menyekolahkan anak, keluarga mampu mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau luar keluarga, keluarga mampu membagikan tanggung jawab anggota keluarga dengan cara melimpahkan wewenang untuk mengatur pengeluaran dan mendidik anak pada istri dan neneknya. Hanya saja kebutuhan tempat tinggal belum terpenuhi, karena keluarga Bapak I masih tinggal di rumah Ny U yang tidak lain adalah neneknya Ny.E, namun keluarga Bapak I saat ini sedang membangun rumah namun belum selesai
3) Riwayat kesehatan keluarga inti
a) Ny E
Ny. E berumur 26 tahun, saat ini sedang hamil 28 minggu hamilnya saat ini merupakan yang ke-4, dua anaknya pada kehamilan ke-1 dan ke-2 lahir dalam usia kehamilan 7 bulan dan 8 bulan, ke-2 anaknya meninggal. Anak pertama yang lahir pada usia kehamilan 7 bulan meninggal setelah 7 hari dilahirkan, berat badan lahir 1100 gram, meninggal karena tidak di inkubator, bayi dilahirkan oleh paraji. Anak ke-2 lahir pada usia kehamilan 8 bulan berat badan lahir 1200 gram, bayi hanya hidup selama satu menit, bayi lahir spontan, menurut penuturan Ny. E bayinya lahir setelah dia berpergian jauh dan mungkin karena Ny E kelelahan, bayinya terguncang akibat jalan yang dilalui tidak rata. Saat ini Ny.E sedang hamil ke-3, kadar Hb pada pemeriksaan tanggal 16 Maret 2006 adalah 8,6 gr%, pada usia kehamilan 1-3 bulan Ny E mengeluh cepat lelah, mata berkunang-kunang dan cepat mengantuk. Pada usia kehamilan saat ini, Ny E mengatakan satu hari hanya makan 1 kali dengan porsi 1 piring, Ny E mengatakan berat badannya berkurang meskipun dia sedang hamil. Berat badan sebelum hamil adalah 42 kg dan sampai saat dikaji adalah 46 kg, pola makan Ny. E tidak teratur ibu kadang makan 1 kali, kadang 2 kali, dan kadang tidak makan sama sekali, Ny E mengatakan hanya menyukai ikan dan sayuran mentah. Untuk memeriksa kehamilannya, Ny E datang ke Posyandu, disana Ny E mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2x yaitu pada usia kehamilan 3 bulan dan 6 bulan, selain itu Ny E datang ke dokter kandungan setiap satu bulan sekali, USG telah dilakukan, Ny E mengatakan hasil USG anaknya perempuan, gerakan janin sudah dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan.
b) Bapak I
Pada saat pengkajian Bpk I mengatakan tidak terjadi gangguan apa-apa, tetapi apabila merasa pusing atau sakit kepala Bpk I meminum obat warung. Bapak I masih merokok 10-12 batang perhari.
38
c) Ny U
Pada saat pengkajian Ny U mengatakan tidak terjadi gangguan apa-apa, tetapi 2 minggu yang lalu Ny U mengeluh sakit pinggang dan merasa panas di kulit wajah dan dada, tetapi sudah sembuh karena Ny. U berobat ke puskesmas.
d) An A
Pada saat pengkajian An. A dalam keadaan sehat, tidak ada keluhan apa-apa baik dari anak, maupun pengakuan keluarga. Status imunisasi An. A lengkap dengan memanfaatkan Posyandu dan Puskesmas yang ada di sekitar rumah (Posyandu ± 500 m dan Puskesmas ± 2 km).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Menurut penuturan Ny. U suaminya (kakek Ny E) meninggal dunia 2 bulan yang lalu akibat lumpuh yang dideritanya selama 3 tahun.
c. Keadaan Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Luas rumah yang di tempati ± 32 m2 (lebar 4 m panjang 8 m) terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi serta WC disamping kiri rumah. Tipe bangunan semi permanen, keadaan lantai terbuat dari plester semen, sinar matahari masuk melalui kaca jendela, jumlah jendela depan 2 buah dengan ukuran 1,5 x 1,5 meter, jendela samping kanan 2 buah ukuran 1 x 1,5 meter, jendela tidak bisa dibuka, keluarga memiliki jendela kamar ukuran 0,5 x 0,5 meter dan tidak pernah dibuka. Sumber air minum yang digunakan untuk keperluan memasak, mencuci dan keperluan lain berasal dari air sumur gali milik sendiri tanpa pompa air, air yang berasal dari sumur sangat jernih, tidak berasa dan berbau. Keluarga memiliki WC dan septik tank yang berjarak ± 11 meter, kebiasaan masak keluarga menggunakan tungku dan kayu bakar.
2) Karakteristik Tetangga dan komunitas RW
Mayoritas masyarakat adalah orang sunda, cara berkomunikasi yang dilakukan apabila ada pengumuman atau kejadian musibah dengan menggunakan speaker. Menurut penuturan Bpk I, tetangga mereka selalu memperhatikan keadaan kesehatan Ny E, mereka selalu mengingatkan Ny E untuk memeriksa kehamilannya.
39
3) Mobilitas Keluarga
Keluarga Bpk I tidak pernah pindah tempat tinggal, sejak menikah keluarga Bpk I tinggal di rumah yang ditempatinya saat ini. Bpk I bekerja dari hari minggu-rabu mulai pukul 07.00 sampai pukul 21.00 WIB, apabila Bpk I mengantar rombongan ke luar Jawa Barat, Bpk I tidak pulang selama 1-3 hari. Ny E setiap pagi mengantar An A sekolah ke TK di sekitar kampungnya, dari pukul 07.30 WIB-10.30 WIB. Sedangkan Ny E setiap hari bekerja di kebun miliknya ataupun kebun orang lain untuk bercocok tanam sampai pukul 13.00 WIB.
4) Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Ny U mengatakan selalu mengikuti shalawatan / pengajian rutin setiap hari Jum’at di Madrasah. Sedangkan Ny E mengikuti pengajian namun tidak setiap minggu, anaknya mengikuti sekolah agama di Madrasah dekat rumah setiap sore. Kegiatan di masyarakat sering mengikuti kegiatan kerja bakti, yang terakhir diikuti Bpk I adalah kerja bakti membersihkan sungai yang mengairi sawah.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang merawat Ny E hanya nenek dan suaminya, Ny E mengatakan bila ada sisa dari kebutuhan sehari-hari, ditabung untuk biaya pemeriksaan kehamilan dan biaya persalinan.
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah menggunakan bahasa sunda dan indonesia, komunikasi dilakukan dua arah terutama apabila ada permasalahan diselesaikan secara musyawarah. Saat ini waktu bertemu keluarga hari kamis, jumat, dan sabtu karena Bpk I libur.
2) Struktur peran
Bpk I sebagai suami dari Ny E dan ayah dari anaknya serta calon ayah dari bayi yang dikandung Ny E, berperan sebagai pencari nafkah, pelindung, dan pemberi rasa aman bagi keluarganya. Di lingkungan masyarakat, Bpk I sering mengikuti kerja bakti yang dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat.
3) Nilai dan norma keluarga
40
Keluarga menganut nilai dan norma sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dan norma yang berlaku di lingkungannya. Menurut pengakuan keluarga tidak ada norma yang bertentangan dengan kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Bpk I menjalankan fungsi afektifnya dengan cara memberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan terhadap Ny E, anak, dan bayi yang dikandung Ny E. Kasih sayang yang diberikan ditunjukkan dengan mendidik anaknya, serta memasukan anaknya ke sekolah dan kadang memberikan teguran pada anaknya apabila tidak mematuhi perintah ibunya, mencari biaya untuk pemeriksaan kehamilan istri dan nafkah bagi anggota keluarganya.
2) Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.
3) Fungsi perawatan kesehatan
a) Mengenal masalah kesehatan
1. Ny E mengatakan tidak tahu kurang darah (anemia) pada kehamilan itu apa ?
tanda dan gejalanya seperti apa dan akibat dari anemia itu bisa terjadi apa.
2. Keluarga mengatakan mereka mengetahui ada masalah pada kehamilan Ny E
tetapi tidak tahu masalah itu apa.
3. Keluarga mengatakan tidak tahu pengertian, penyebab, tanda dan gejala
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu hamil.
4. Keluarga mengatakan belum mendapatkan informasi mengenai masalah yang
dialami Ny. E.
5. Ny E mengatakan tidak tahu jenis-jenis Keluarga Berencana dan cara
penggunaannya, Bpk I tidak melarang apabila Ny E mengikuti KB. Ny E
mengatakan hanya tahu KB suntik. Ny.U mengatakan KB adalah alat untuk
mengurangi anak.
b) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
1. Keluarga mengatakan tidak mengetahui akibat anemia pada ibu hamil,
keluarga mengatakan akan melahirkan di rumah dengan bantuan dukun atau
paraji.
41
2. Keluarga mengatakan tidak tahu akibat dari ibu hamil dengan gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Ny.E mengatakan akan makan dengan porsi
seperti biasa. Keluarga mengatakan merasa takut apabila terjadi kejadian
seperti kehamilan ke-1 dan ke-2.
c) Merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan
Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara merawat Ny E, keluarga mengatakan Ny E hanya perlu meminum obat penambah darah.
Ny E mengatakan tidak tahu tentang makanan yang baik bagi ibu hamil dan tidak tahu contoh menu yang baik bagi ibu hamil. Keluarga mengatakan selama hamil ke-1 sampai sekarang tubuh Ny E kurus, keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Ny E
d) Memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan
Keluarga mengatakan memiliki halaman dan kebun dan hanya ditanami singkong sedangkan halaman dibiarkan kosong.
e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan
Keluarga memeriksa kehamilan Ny E ke Bidan di Posyandu dan Dokter kandungan, keluarga mengatakan Ny E harus selalu memeriksakan kandungannya dan hanya ibu bidan, mantri dan dokter yang bisa merawat NyE. dan keluarga mengatakan apabila membutuhkan pertolongan kesehatan bisa mendatangi Puskesmas. Keluarga mengatakan apabila ingin ikut KB harus ke Puskesmas.
4) Fungsi reproduksi
Keluarga mengatakan ingin mempunyai anak lagi, Bpk I mengatakan tidak akan membatasi punya anak, Bpk I mengatakan selama Tuhan masih percaya menitipkan keturunan padanya dia akan terima. Tetapi mereka ingin menjaga jarak kelahiran supaya anaknya bisa terurus, Ny E akan mengikuti program KB tetapi tidak tahu KB apa yang akan digunakan, Ny E pernah mengikuti KB suntik tetapi tidak cocok karena sering pusing. Ny E mengatakan Bpk I mengetahui dan menyetujui dia mengikuti program KB. Ny E mengatakan, selama hamil masih melakukan hubungan suami istri, namun frekuensinya berkurang karena takut mengganggu janinnya.
5) Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan Bapak I bekeraja dan memanfaatkan motor untuk diojegkan, dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
42
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang
Mempunyai pengalaman buruk pada kehamilan Ny E yang pertama dan kedua, saat keluarga harus kehilangan dua anak yang sangat diinginkannya. Hal ini membuat keluarga cemas dan takut apabila Ny E mengalami kejadian seperti kehamilannya dulu.
2) Stresor jangka pendek
Bpk I minggu depan akan mengantarkan rombongan ke Pangandaran, warga kampung semua ikut, warga menginginkan Ny E untuk ikut, Ny E memaksa untuk ikut, tetapi Bpk I tidak mengizinkan, karena Bpk I takut terjadi sesuatu pada Ny E terutama di perjalanan.
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Keluarga berusaha untuk menghadapi masalah dengan berupaya seoptimal mungkin, keluarga percaya bahwa dengan selalu memeriksakan kehamilan Ny E kepada Bidan dan Dokter, masalah tersebut tidak akan terjadi. Biasanya keluarga selalu membicarakan bersama anggota keluarga yang lain apabila ada masalah.
4) Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan ini dan berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara setiap bulan keluarga membawa Ny E kepada dokter untuk diperiksa dan setiap hari kamis minggu kedua setiap buan Ny E datang ke Posyandu.
5) Strategi adaptasi disfungsional
Sejauh ini tidak ada strategi adaptasi disfungsional.
g. Pemeriksaan Fisik
NoJenis
PemeriksaaanBpk. I Ny. E Ny. U An. A
1 Keadaan Umum
a. Ke
43
sadaran
b. Status Gizi
c. Tanda-Tanda Vital
Compos Mentis
TB : 168 cm
BB : 68 kg
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 78x/menit
Respirasi : 18x/menit
Compos Mentis
TB 150 cm
BB : 46 kg
LILA : 22,3 cm
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 18x/menit
Compos Mentis
TB : 148 cm
BB : 42 kg
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 14x/menit
Respirasi : 18x/menit
Compos Mentis
TB : 104 cm
BB : 14,5 kg
TD : --
Nadi : 76x/menit
Respirasi : 19x/menit
2 Kepala Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.
3 Mata dan wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, wajah bersih, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal 2 mm, refleks cahaya +, conjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik klien bisa membaca huruf
Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, tidak terdapat cloasma gravidarium, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal, refleks cahaya +, konjungtiva pucat anemis, fungsi penglihatan baik klien bisa membaca huruf koran dalam jarak
Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, wajah bersih, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal 2 mm, refleks cahaya +, conjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik tetapi klien tidak
Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, wajah bersih, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal 2 mm, refleks cahaya+, conjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik anak
44
koran dalam jarak 30 cm, sklera tidak ikterik dan tidak ada alat bantu penglihatan.
30 cm, sklera tidak ikterik dan tidak ada alat bantu penglihatan.
bisa membaca karena klien tidak sekolah.
hanya bisa membaca dengan mengeja karena masih sekolah di TK
4 Hidung Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, klien bisa membedakan aroma kulit jeruk dan kayu putih.
Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, klien bisa membedakan aroma kulit jeruk dan kayu putih.
Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, klien bisa membedakan aroma kulit jeruk dan kayu putih.
Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman anak baik, anak bisa menyebutkan wangi kulit jeruk
5 Mulut dan Tenggorokan
Bentuk mulut simetris, bibir berwarna hitam kecoklatan, bibir lembab, gigi lengkap dan terdapat bercak hitam, lidah berwarna merah dan bersih, tidak terdapat pembearan tonsil, fungsi pengecapan baik klien bisa membedakan rasa garam, kopi dan gula.
Bentuk mulut simetris, bibir berwarna pucat, bibir kering, gigi lengkap dan bersih, tidak terdapat karies, lidah berwarna merah muda dan bersih, tidak terdapat pembesaran tonsil, fungsi pengecap baik, klien bisa membedakan rasa garam, kopi dan gula.
Bentuk mulut simetris, bibir berwarna merah muda, gigi lengkap, terdapat karies di geraham atas kanan, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil dan tyroid, fungsi pengecap baik, klien bisa membedakan rasa garam, kopi dan gula.
Bentuk mulut simetris, bibir berwarna merah muda, gigi lengkap, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil dan tyroid, fungsi pengecap baik, klien bisa membedakan rasa garam dan gula.
45
6 Telinga Bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak ada kotoran, fungsi pendengaran baik.
Bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak ada kotoran, fungsi pendengaran baik.
Bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak ada kotoran, fungsi pendengaran baik.
Bentuk telinga simetris, telinga bersih, terdapat kotoran dan kulit telinga kotor, fungsi pendengaran baik.
7 Leher Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP normal
Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP normal
Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP normal
Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.
8 Dada Bentuk normal, warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, payudara simetris, bunyi napas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, bunyi jantung S1dan S2, perkusi dullness, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat pembesaran kelenjar ketiak.
Bentuk dada normal, warna kulit kuning langsat, bentuk payudara simetris, puting menonjol, areola berwarna merah kecokelatan, kehangatan payudara merata, kolostrum belum keluar, bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, pengembangan paru simetris, bunyi jantung S1dan S2, perkusi dulness, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat
Bentuk normal, warna kulit sawo matang, bentuk payudara simetris, payudara tidak kencang, puting menonjol, bunyi napas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, bunyi jantung S1 dan S2, perkusi dullnesss, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat pembesaran
Bentuk normal, warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, payudara simetris, bunyi napas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, bunyi jantung S1 dan S2, perkusi dullness, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat pembesaran kelenjar ketiak.
46
pembesaran kelenjar ketiak.
kelenjar ketiak.
9 Perut Bentuk perut simetris, kulit perut bersih, tidak terdapat oedema, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdapat pembesaran hati, perkusi perut dullness, bising usus 10x/menit
Bentuk perut cembung, terdapat linea nigra, kulit bersih, turgor kulit baik, pemeriksaan luar
Leopold I :
Tinggi fundus uteri 24 cm diatas simfisis pubis, teraba bokong.
Leopold II :
Persentasi punggung kanan, bagian kiri uterus teraba bagian kecil (tangan dan kaki),
DJJ : 135x/menit.
Leopold III :
Presentasi bagian janin terendah teraba kepala dan masih bisa digoyangkan.
Leopold IV :
Konvergen/belum masuk pintu atas panggul.
Bentuk perut simetris, kulit perut bersih, tidak terdapat oedema, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdapat pembesaran hati, perkusi perut dullness, bising usus 9x/menit
Bentuk perut simetris, kulit perut bersih, tidak terdapat oedema, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdapat pembesaran hati, perkusi perut dullness, bising usus 10x/menit
10 Genetalia dan Rektum
Bpk I mengatakan tidak ada kelainan dari segi bentuk maupun fungsi
Ny E mengatakan tidak ada keluaran cairan dari vaginanya, tetapi anusnya sedikit menonjol
Ny U mengatakan tidak ada gangguan pada genetalia dan rektumnya
Bentuk penis simetris, tidak ada oedema skrotum, penis sudah disunat, tidak
47
dibandingkan sebelum hamil.
ada kelainan pada anus.
11 Ekstremitas Ekstremitas Atas :
Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, refleks bisep dan trisep positif, ROM dapat bergerak ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik
Ekstremitas Bawah :
Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks pateila positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema.
Kekuatan Otot : 5
Ekstremitas Atas :
Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, refleks bisep dan trisep positif, ROM dapat bergerak ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik, kuku pucat.
Ekstremitas Bawah :
Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks pateila positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema.
Kekuatan Otot : 5
Ekstremitas Atas :
Bentuk tangan tidak simetris, tangan kiri lebih panjang daripada tangan kanan, jumlah jari tangan kiri lengkap, refleks bisep dna trisep positif, ROM dapat digerakan ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik.
Ekstremitas Bawah :
Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks patella positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke
Ekstremitas Atas :
Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, refleks bisep dan trisep positif, ROM dapat bergerak ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik
Ekstremitas Bawah :
Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks pateila positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab,
48
segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema.
Kekuatan Otot : 4
kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema.
Kekuatan Otot: 4
ANALISA DATA
No.
Data Masalah Kesehatan
Masalah Keperawatan
Penyebab
1. Data Subjektif :- Ny. E mengatakan
sering pusing- Ny. E mengatakan pada
usia kehamilan 1-3 bulan mengeluh cepat lelah, mata berkunang-kunang dan cepat mengantuk.
- Ny E mengatakan pada waktu hamil pertama dan kedua anaknya lahir dengan berat badan 1100 gram dan 1200 gram dan kedua anaknya meninggal.
- Ny E mengatakan dirinya mengalami lemah kandungan.
- Keluarga mengatakan tidak tahu apa yang terjadi pada Ny E.
- Ny. E mengatakan tidak tahu kurang darah (anemia) pada kehamilan itu apa.
- Ny E mengatakan tidak tahu tanda, gejala dan akibat anemia.
- Keluarga mengatakan merasa takut apabila
Anemia Resiko tinggi penyulit persalinan :
perdarahan
- Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan
- Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan
- Ketidkmampuan keluarga merawat ibu hamil dengan masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan
49
terjadi kejadian seperti kehamilan pertama dan kedua.
- Keluarga mengatakan belum pernah mendapatkan informasi mengenai masalah yang dialami oleh Ny. E.
- Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan Ny E
- Keluarga mengatakan Ny E hanya perlu minum obat penambah darah saja.
- Keluarga mengatakan memiliki kebun dan halaman dan hanya ditanami singkong sedangkan halaman dibiarkan kosong.
Data Objektif :- Wajah Ny. E terlihat
pucat- Conjungtiva pucat, bibir
dan kuku pucat- CRT>2 detik- Riwayat anemia pada
kehamilan yang lalu- Tensi : 90/60 mmHg
2. Data Subjektif:- Ny. E mengatakan nafsu
makan berkurang.- Ny. E mengatakan tidak
tahu tentang makanan yang baik bagi ibu hamil
- Ny. E mengatakan tidak tahu contoh menu yang baik bagi ibu hamil.
- Keluarga mengatakan selama hamil ke-1 sampai sekarang tubuh Ny.E kurus.
- Keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Ny E.
- Keluarga mengatakan apabila membutuhkan pertolongan kesehatan
Anemia Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
- Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
- Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
- Ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan masalah Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
50
bisa mendatangi puskesmas.
Data Objektif :- Makan 1 x/hari- Pola makan Ny E tidak
teratur, ibu kadang makan 1 kali, kadang 2 kali, kadang tidak sama sekali.
- Ny E hanya menyukai ikan mas dan sayuran mentah.
- Berat badan sebelum hamil 42 kg dan selama hamil 46 kg.
tubuh.- Ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Data Subjektif :- Ny U mengatakan KB
adalah alat untuk mengurangi anak.
- Keluarga mengatakan ingin mempunyai anak lagi.
- Bpk I mengatakan tidak akan mambatasi keturunan
- Ny E mengatakan akan mengikuti program KB.
- Ny E mengatakan pernah menggunakan KB suntik namun tidak cocok.
- Bpk I setuju Ny E mengikuti KB.
- Ny E mengatakan tidak tahu jenis-jenis KB dan Ny E hanya tahu KB suntik.
- Keluarga mengatakan apabila ingin ikut KB harus ke Puskesmas.
- Menurut penuturan kader, belum ada penyuluhan KB kepada keluarga Ny E secara terstruktur
DO :- Ny E bertanya KB itu apa
saja jenisnya.- Ny E hanya tahu KB
suntik
Keluarga berencana
Potensial keluarga untuk menjadi
aseptor KB setelah Ny. E melahirkan
- Ketidaktahuan keluarga mengenai program KB
51
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan pada Ny. E keluarga bapak I
berhubungan dengan :
1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah risiko tinggi penyulit
persalinan: perdarahan
2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
resiko tinggi penyukit persalinan: perdarahan
3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat ibu hamil dengan masalah risiko tinggi
penyulit persalinan: perdarahan
b. Gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh pada Ny. E keluarga Bapak I berhubungan
dengan :
1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan hidup
4. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang
untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh.
c. Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny. E melahirkan
PRIORITAS MASALAH
1. Risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan pada Ny. E keluarga Bapak I
No. Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 X 1 -Pada ibu hamil dengan anemia bisa terjadi komplikasi pada saat
52
Skala : ancaman kesehatan =2/3 kehamilan dan melahirkan.-Ny E pernah keguguran pada
kehamilan peratama dan kedua.-Bayi yang dilahirkan dari ibu hamil
dengan anemia dapat memiliki berat badan lahir rendah.
2. Kemungkinan masalah untuk diubah
Skala: mudah
2/2 X 2= 2 - Masalah anemia merupakan masalah yang dapat ditangani karena apabila cepat terdeteksi anemia bisa diatasi dengan preparat besi dan perbaikan gizi.
- Keluarga memiliki fasilitas fisik yang cukup, lahan yang cukup luas dan dana yang cukup.
- Ibu memiliki waktu banyak untuk merawat dirinya.
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala: tinggi
3/3 X 1= 1 - Ibu hamil bisa memanfaatkan posyandu dan puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.
- Ny E teratur memeriksakan kehamilannya ke Dokter.
- Ny E masih mengkonsumsi zat penambah darah.
4. Menonjolnya masalah
Skala : masalah tidak di rasakan oleh
keluarga
0/3 X 1=0 - Anemia merupakan salah satu masalah kehamilan risiko tinggi yang membahayakan ibu dan janin.
- Keluarga tidak tahu dan tidak merasakannya sebagai masalah.
Jadi , 2/3+2+1+0 = 3 2/3
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.E keluarga Bapak I
No. Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalahSkala : tidak / kurang sehat
3/3 X 1 = 1 - Masalah bersifat aktual- BB Ny.E kurang
53
2. Kemungkinan masalah untk diubahSkala : mudah
2/2 X 2 = 2 Keluarga memiliki lahan yang
cukup untuk dikelola sebagai
lahan produktif.
3. Potensial masalah untuk dicegahSkala : tinggi
3/3 X 1 = 1 - Keluarga tidak mengetahui kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil.
- Ibu hamil bisa memanfaatkan waktunya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Kekurangan nutrisi berpengaruh terhadap pertumbuhan janin.
4.Menonjolnya masalahSkala : Masalah tidak dirasakan.
0/2 X 1= 0 - Keluarga merasa pada waktu Ny E dulu hamil berat badannya tetap seperti sekarang, keluarga mengatakan tidak ada hubungannya dengan keguguran yang dialami
Jadi, 1+2+1+1 = 4
3. Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny. E melahirkan.
No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 1/3 x 1 = 1/3 - Keluarga mengatakan akan mengikuti program KB.
54
2
3
4
Skala : Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah untuk diubah
Skala : mudah
Potensial masalah untuk dicegah
Skala : cukup
Menonjolnya masalah
Skala : Masalah tidak dirasakan.
2/2 x 2 = 2
2/3 x 1 = 2/3
0/2 x 1 = 0
- Program KB merupakan program pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran.
- Pelayanan KB gratis bida diperoleh di puskesmas atapun kader.
- Penyuluhan KB dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
- Keluarga mau mengikuti program KB
- Penyediaan fasilitas cukup terjangkau.
- Ny E mau mengikuti program KB
- Keluarga merasa selama ini mereka tidak mengalami suatu masalah akibat dari tidak mengikuti program KB.
Total Skor 3
55
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny E keluarga Bpk I
berhubungan dengan : Ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan hidup
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat ibu hamil dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang menunjng dalam mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ditandai dengan :DS : Ny E mengatakan nafsu makan
berkurang sejak usia kehamilan tiga bulan.
Ny E mengatakan tidak tahu tentang makanan yang baik bagi ibu hamil.
Ny E mengatakan tidak tahu contoh menu yang baik bagi ibu hamil.
Keluarga mengatakan selama hamil ke-1 sampai sekarang tubuh Ny E kurus.
Keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Ny E.
Keluarga mengatakan apabila membutuhkan pertolongan kesehatan bisa mendatangi puskesmas.
DO : Makan 1 x/hari
Keluarga dapat mengenal masalah risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny E.Setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :a. Menyebutkan pengertian
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Menyebutkan penyebab perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
c. Menyebutkan tanda dan gejala ibu hamil dengan gangguan nutrisi.
Mengkaji ulang pengetahuan keluarga dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai pengertian gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
- Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tanda dan gejala ibu hamil dengan gangguan nutrisi menggunakan media lembar balik
- Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan.
- Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan.
56
Pola makan Ny E tidak teratur kadang 1 kali, kadang 2 kali, kadang tidak sama sekali.
Ny E hanya menyukai ikan mas dan sayuran mentah.
Berat badan sebelum hamil 42 kg dan pada saat di kaji 46 kg.
Keluarga dapat mengambil keputusan terhadap masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :
a. Keluarga dapat menyebutkan akibat dari ibu hamil kurang gizi.
b. Klien dapat memutuskan untuk makan lebih banyak dari porsi biasanya.
- Mengkaji ulang pengetahuan klien dan keluarga dengan cara memberikan pertanyaan mengenai akibat dari ibu hamil kurang gizi.
- Memberikan pendidikan kesehatan mengenai akibat dari ibu hamil kurang gizi dengan media lembar balik.
- Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan.
- Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan
- Memotivasi klien untuk makan
sesuai dengan kebutuhan ibu hamil
trimester III
Keluarga dapat merawat anggota keluarga dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :
a. Keluarga dapat menyebutkan contoh menu seimbang bagi ibu hamil trimester III
b. Keluarga dapat menyajikan
- Mengkaji kemampuan keluarga dalam penyajian makanan dengan cara memberikan pertanyaan mengenai menu seimbang bagi ibu hamil trimester III
- Memberikan pendidikan kesehatan mengenai menu seimbang bagi ibu hamil trimester III dengan media
57
menu seimbang bagi ibu hamil trimester III.
lembar balik- Menjelaskan cara pengolahan
gizi makanan yang baik.- Memberikan kesempatan
keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan
- Mendorong keluarga untuk menyajikan makanan seimbang bagi ibu hamil trimester III
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang menunjang dalam mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :
a. Keluarga dapat memanfaatkan lingkungan dalam mengatasi gangguan nutrisi pada ibu hamil pada ibu hamil.
- Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pentingnya pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dalam mengatasi gangguan nutrisi pada ibu hamil
- Memotivasi keluarga untuk mengolah lahan yang ada sebagai tempat menanam sayuran yang dibutuhkan untuk merawat ibu hamil dengan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Risiko tinggi penyulit persalinan : Perdarahan pada Ny E keluarga Bpk I berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah penyulit persalinan : perdarahan
- Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi penyulit persalinan : perdarahan.
Keluarga dapat mengenal masalah Risiko tinggi terjadinya penyulit persalinan : Perdarahan pada Ny E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :a. Keluarga dapat menyebutkan
pengertian risiko tinggi penyulit persalinan : Perdarahan
b. Keluarga dapat menyebutkan penyebab Risiko tinggi terjadinya penyulit persalinan : Perdarahan
- Mengkaji ulang pengetahuan keluarga dengan cara memberikan pertanyaan mengenai pengertian dan penyebab risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan
- Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian dan penyebab risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan
- Memberikan kesempatan
58
- Ketidakmampuan keluarga dalam merawat ibu hamil dengan masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan.
Ditandai dengan :DS : Ny E mengatakan sering pusing Ny E mengatakan pada usia
kehamilan 1-3 bulan sering mengeluh cepat lelah, mata ber- kunang-kunang dan cepat mengantuk.
Ny E mengatakan pada waktu hamil pertama dan kedua anaknya lahir dengan berat badan 1100 gram dan 1200 gram dan kedua anaknya meninggal.
Ny E mengatakan dirinya mengalami lemah kandungan.
Keluarga mengatakan tidak tahu apa yang terjadi pada Ny E.
Ny E mengatakan tidak tahu kurang darah (anemia) pada kehamilan itu apa.
Ny E mengatakan tidak tahu tanda, gejala dan akibat anemia bisa terjadi apa.
Keluarga sadar adanya masalah pada kehamilan Ny E tapi tidak tahu masalah apa.
Keluarga mengatakan merasa takut apabila terjadi kejadian seperti kehamilan pertama dan kedua.
Keluarga mengatakan belum pernah mendapatkan informasi mengenai masalah yang dialami oleh Ny. E.
Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan Ny E
Keluarga mengatakan Ny E hanya perlu minum obat penambah darah saja.
Keluarga mengatakan memiliki kebun dan halaman dan hanya ditanami singkong sedangkan
2. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ibu hamil dengan Risiko tinggi terjadinya penyulit persalinan : Perdarahan pada Ny E setelah 2x pertemuan selama ± 30 menit dengan cara :
a. Keluarga dapat menjelaskan akibat dari penyulit persalinan : Perdarahan
b. Keluarga dapat merencanakan dan memutuskan tempat persalinan di pelayanan kesehatan
keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan
- Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan
- Memberikan penyuluhan mengenai akibat daripersalinan : perdarahan dengan media lembar balik.
- Mendiskusikan dengan klien dan keluarga mengenai tempat persalinan di pelayanan kesehatan.
- Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan.
- Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan.
59
halaman dibiarkan kosong.DO : Wajah Ny E terlihat pucat. Conjungtiva pucat, bibir dan
kuku pucat. CRT > 2 detik Tensi : 90/60 mmHg
3. Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny E melahirkan
Keluarga dapat mengenal masalah potensial untuk menjadi aseptor KB setelah Ny. E melahirkan dengan cara :a. Keluarga dapat menyebutkan
pengertian alat kontrasepsi.b. Keluarga dapat menyebutkan
macam-macam alat kontrasepsi efektif.
c. Keluarga dapat menyebutkan minimal 1 dari keuntungan dan kerugian masing-masing alat kontrasepsi.
d. Keluarga dapat menyebutkan minimal 1 dari kontraindikasi dan efek samping dari masing-masing alat kontrasepsi.
- Mengkaji ulang pengetahuan keluarga dengan cara memberikan pertanyaan mengenai pengertian alat kontrasepsi, macam-macam keuntungan dan kerugian, serta kontraindikasi dan efek samping dari masing-masing alat kontrasepsi.
- Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian alat kontrasepsi, macam-macam keuntungan dan kerugian, serta kontraindikasi dan efek samping dari masing-masing alat kontrasepsi dengan media nyata dan lembar balik.
- Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya tentang materi yang telah diberikan.
- Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan
60
61
62
63
BAB III
PENUTUP
64
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang atau lebih,
memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu
budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing-masing, ada
pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarga, interaksi, dan
tinggal dalam suatu rumah.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap keluarga pasangan baru
menikah yaitu: membangun perkawinan, menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis, membina hubungan dengan keluarga lain:
teman dan kelompok social, serta merencanakan penambahan anggota baru
(mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.
Sedangkan bagi tahap perkembangan keluarga dengan ibu hamil,
kehamilan merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi pada manusia
dalam rangka menciptakan penerus-penerus bagi sebuah keluarga atau
menciptakan keturunan yang ada dalam sebuah keluarga. Kehamilan berakhir
pada proses persalianan dimana banyak terjadi permasalahan baik bagi
individu yang mengalami maupun pada keluarga.
Banyak hal yang terjadi pada keluarga yang akan menunggu proses
persalinan, seperti cemas yang dirasakan keluarga serta persiapan yang
dilakukan keluarga dalam mempersiapkan proses persalinan.
B. SARAN
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar
bisa menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti dan untuk
asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga dengan ibu hamil harus
65
mempertimbangkan setiap ungkapan kecemasan ataupun ketidaktahuan dari
ibu hamil maupun keluarganya dalam mempersiapkan proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
66
L,Johson dan Leny R.2010.Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Nuha Medika
Gde Manuaba, Ida Bagus. 1999.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta: Arcan
Setiadi.2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Graha Ilmu
Bobak, Lowdermik,Jensen.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC
Carpenit, Lynda Juall.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EGC
Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga:teori dan praktek.Jakarta: EGC
Potter, Patricia. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC
Saminem, Hajjah. 2008.kehamilan Normal.Jakarta:EGC
67