askep bumil dengan anemia

26
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kondisi medis dapat memperburuk kehamilan. Kondisi medis yang paling sering muncul ialah anemia, khususnya anemia yang disebabkan oleh defisiensi besi atau asam fola, penyakit atau galur sel sabit (sickle cell trait) dan talasemia. Gangguan autoimun, pulmoner, saluran cerna, integument, dan neorologi juga dapat ditemukan. Aspek - aspek terkait kehamilan pada kondisi ini dibahas dalam bagian berikut. Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nosional 65% yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia, gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil, mempengaruhi sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil dengan nilai hematologi normal. Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. Jantung berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular. Dengan demikian, anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif. 1 | Kep. Maternitas

Upload: nia-punya-dewa

Post on 12-Aug-2015

106 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Bumil Dengan Anemia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kondisi medis dapat memperburuk kehamilan. Kondisi medis yang paling sering muncul

ialah anemia, khususnya anemia yang disebabkan oleh defisiensi besi atau asam fola,

penyakit atau galur sel sabit (sickle cell trait) dan talasemia. Gangguan autoimun, pulmoner,

saluran cerna, integument, dan neorologi juga dapat ditemukan.  Aspek - aspek terkait

kehamilan pada kondisi ini dibahas dalam bagian berikut.

Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nosional 65% yang setiap

daerah mempunyai variasi berbeda. Anemia, gangguan medis yang paling umum ditemui

pada masa hamil, mempengaruhi sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita ini

memiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita

hamil dengan nilai hematologi normal. Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah

untuk membawa oksigen. Jantung berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan

curah jantung. Upaya ini meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi

ventricular. Dengan demikian, anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya,

preeklampsia) dapat mengakibatkan jantung kongestif.

Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia

melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko

membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan

anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus

anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat,

anemia sel sabit dan talasemia.

B. TUJUAN

Tujuan umum :

Mengetahui pengaruh anemia pada masa kehamilan dan asuhankeperawatannya pada ibu

hamil dengan anemia.

1 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 2: Askep Bumil Dengan Anemia

Tujuan khusus :

a. Mengetahui pengertian anemia pada ibu hamil

b. Mengetahui penyebab dari anemia pada masa kehamilan

c. Mengetahui asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia

2 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 3: Askep Bumil Dengan Anemia

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12

gr% (Wiknjosastro, 2002).

Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari

harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb

< 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%

pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002)

2. EPIDEMIOLOGI/INSIDEN KASUS

Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat

melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia beresiko

membutuhkan transfusi darah.Sekitar 80% kasus anemia pada wanita hamil merupakan

anemia defisisiensi besi. Dan 20 % lainnya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai

anemia didapat, termasuk anemia asam folat, anemia sel sabit, dan talasemia. Badan

kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu

hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring

dengan pertambah usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang

berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan

disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut.

3. ETIOLOGI

Menurut Mochtar( 1998)  penyeban anemia pada umunya adalah  : 

a. Perdarahan

b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.

3 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 4: Askep Bumil Dengan Anemia

c.  Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.

d.  Kelainan darah

e.  Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.

f. Malabsorpsi

Penyebab anemia pada kehamilan :

a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin

b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil

c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan

d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)

e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil

a. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun

b. Perdarahan akut

c. Pekerja berat

d. Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi

4. PATOFOISIOLOGI

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi

yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma

meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan

ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali

normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen

plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

5. KLASIFIKASI

Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :

a. Anemia defisiensi besi (62,3%)

4 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 5: Askep Bumil Dengan Anemia

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan

besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan

makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlapau

banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi

bertambah  dalam kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi

tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih – lebih

pada kehamilan kembar.

b.  Anemia megaloblastik( 29,0%)3

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi  asam folat

( pteroylglutamic acid, jarang sekali karena difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).

c. Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan sumsum tulang kurang

mampu membuat sel – sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan.

Darah tepi menunjukan gambara normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri

defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia hipoplastik karena

kehamilan hingga kini belum diketahui  dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh

sepsis, sinar Roentgen, racunatau obat – obatan.

d.  Anemiahemolitik

Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih

cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila

hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa

kehamilan menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita

anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yakni :

(1) Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis,

eliptositosis, anemia hemolitik herediter , thalasemia, anemia sel sabit,

hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural haemoglobinuria.

(2) Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , seperti pada infeksi

( malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid,

kinin, paraquin, pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi

G6PD , antagonismus rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin,

limfasarkoma, penyakit hati, dll. ( Ilmu Kebidanan, 451-457)

5 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 6: Askep Bumil Dengan Anemia

6. GEJALA KLINIS

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang,

nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.

7. PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi      : konjungtiva, wajah pucat.

Palpasi        : turgor kulit,  capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri,

kontraksi uterus.

Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

a. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%

b. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )

c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )

d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi 

e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

9. PENATALAKSANAAN

a. Therapy pengobatan

1) Therapy oral

Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagianbesar

tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu  polisakarida. Tablet

besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya

cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk

menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang

lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan

dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan

6 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 7: Askep Bumil Dengan Anemia

ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan

nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada

wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita

normal.Pengobatan yang lain:

Asam folik 15 – 30 mg per hari

Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari

Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari

Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat

diberikan transfusi darah.

2) Therapi parenteral

Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan penyerapan

oenyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral

ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi

(imferon) atau sorbitol besi (Jectofer)

b. Pencegahan

1) Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.

2) Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan zat

besi.

3) Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan

penyakit cacingan.

4) Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat

penyerapan zat besi.

10. KOMPLIKASI

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu

diwaspadai.

a. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus,

missed abortus dan kelainan kongenital.

b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,

perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin

7 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 8: Askep Bumil Dengan Anemia

sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa

mengakibatkan kematian.

c. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder,

janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena

ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio

placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan

involusio uteri.

8 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 9: Askep Bumil Dengan Anemia

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Aktivitas

Keletihan, kelemahan, malaise umum.

Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja

Toleransi terhadap latihan rendah.

Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak

b. Sirkulasi

Riwayat kehilangan darah kronis, 

Palpitasi.

CRT lebih dari dua detik

c. Integritas Ego

Cemas, gelisah, ketakutan

d. Eliminasi

Konstipasi.

Sering kencing.

e. Makanan / cairan

Nafsu makan menurun

Mual/ muntah

f. Nyeri / kenyamanan

Lokasi nyeri  terutama di daerah abdomen dan kepala.

g. Pernapasan 

Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifita

h. Seksual

Dapat terjadi pendarahan pervagina

Pendarahan akut.sebelumnya

Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.

9 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 10: Askep Bumil Dengan Anemia

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang mungkin muncul:

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah

b. Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke

jaringan/ke sel

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai

oksigen

d. Risiko cedera terhadap janin

e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah.

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ....x.... jam diharapkan kebutuhan

nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:

Berat badan klien dalam batas normal.

Klien tidak mengalami mual-muntah

Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan

             Intervensi

             Mandiri

1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan mutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan

batasan 24 ja. Perhatikan kondisi rambut kuku dan kulit.

R: kesejahteraan janin dan ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan

sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.

2. Dapatkan riwayat kesehatan; catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun, lebih dari 35

tahun).

R: remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia, dan klien lansia mungkin cenderung

obesitas/diabetes gestasional.

3. Pastikan tingkat penegetahuan tentang kebutuhan diet.

10 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 11: Askep Bumil Dengan Anemia

R: menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode pranatal, laju basal metabolik

meningkatkan (khususnya pada kehamilan lanjut) karena peningkatan aktivitas tiroid

yang berhubungan dengan pertumbuhan fetus dan jaringan pada ibu, menjadi

potensial risiko terhadap klien dengan nutrisi buruk. Penambahan 800 mg zat besi

diperlukan selama kehamilan untuk perkembangan jaringan ibu/janin dan kondisi

janin di dalam rahim. Selama trismester ketiga, kebutuhan terhadap zat besi minimal,

dan diet seimbang dengan peningkatan kebutuhan kalori biasanya adekuat.

4. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen

vitamin/zat besi setiap hari.

R: materi referensi yang dapat dipelajari dirumah kemudian meningkatkan

kemungkinan klien memilih diet seimbang.

5. Evaluasi motivasi/sikap dengan mendengar keterangan klien dan meminta umpan

balik tentang informasi yang telah diberikan.

R: bila klien telah termotivasi untuk emmperbaiki diet, evaluasi lebih lanjut atau

intervensi lain mungkin dapat diindikasikan.

6. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu

selama kehamilan.

R: dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan kesehatan.

Sebagai contoh beberapa budaya menolak zat besi, meyakini bahwa ini mengeraskan

tulang ibu dan emmbuat sulit melahirkan.

7. Perhatikan adanya pika/ngidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat

motivasi untuk memakannya.

R: memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin didasarkan pada

kebutuhan psikologis,fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan/atau respon tubuh

terhadap kebutuhan nutrisi. (misalnya mengunyah es dapat menandakan anemia).

Catatan: mencerna kanji untuk pakaian dapat menimbulkan anemia defisiensi; dan

mencerna lempung/tanah liat dapat mengakibatkan gangguan fekal/BAB.

8. Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravid biasanya. Berikan

informasi tentang penambahan pranatal yang optimum.

R: ketidak adekuatan penambahan berat badan pranatal dan/atau di bawah berat

badan normal masa kehamilan, meningkatkan risiko reetardasi pertumbuhan

11 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 12: Askep Bumil Dengan Anemia

intrauterin (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah. Penelitian

menemukan adanya hubungan positif antara kegemukan ibu pregravid dan

peningkatan angka morbiditas perinatal berkenaan dengan kelahiran preterm.

9. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.

R: mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status nutrisi

pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.

10. Pantau kadar hemoglobin (Hb)/hematokrit (Ht).

R: mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa

oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL atau kadar Ht kurang atau

sama dengan 37 % dipertimbangkan anemia pada trimester pertama.

11. Ukur pembesaran uterus.

R: malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin dan memperberat

penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran

perkembangan janin dan  kemungkinan lebih lanjut.

            Kolaborasi

1. Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi (misalnya, pada ahli diet, pelayanan sosial)

R: mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi; dapat membatasi

anggaran keuangan.

2. Rujuk pada program makanan wanita, bayi, anak-anak dengan tepat.

R: yayasan penyelenggara program makanan suplemen membantu meningkatkan

secara optimal nutrisi ibu/janin.

b. Dx 2  :  Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke

jaringan/ke sel

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam,perfusi ke jaringan/ke

sel efektif dengan kriteria hasil :

Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)

Tidak terdapat kebiruan pada kulit

CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)

12 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 13: Askep Bumil Dengan Anemia

Intervensi :

            Mandiri

1. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.

R: kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan

menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta.

2. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.

R: keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang dari 2 dapat

menandakan anemia.

3. Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat perubahan pada

aktivitas janin (hipoaktif atau hiperaktif).

R: mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin berespon pada

penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatan gerakan. Bila tetap

deficit, bradikardia dan penurunan aktivitas terjadi.

4. Catat kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi uterus.

R: Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan medikasi mungkin

tidak efektif ddalam mempertahankan kehamilan. Kehilangan darah ibu secara

berlebihan menurunkan perfusi plasenta.

5. Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri

R: menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta

atau janin dan pertukaran oksigen.

Kolaborasi

1. Berikan suplemen oksigen pada klien

R: meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin.sehingga kapasitas

oksigen yang dibawa janjin meningkat.

2. Lakukan/ ulang NST sesuai indikasi

R: mengevaluasi secara elektronik respon DJJ terhadap gerakan janin, bermanfaat

dalam menentukan kesejahteraan janin (tes reaktif) versus hipoksia (nonreaktif).

3. Ganti kehilangan darah/ cairan ibu.

13 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 14: Askep Bumil Dengan Anemia

R: mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat untuk transport oksigen. Bila

penyimpanan oksigen menetap, janin kehabisan tenaga untuk melakukan mekanisme

koping, dan kemungkinan SSP rusak / janin meninggal.

c. Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan

dan suplai oksigen.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan pasien

dapat beraktivitas dengan baik.

            Kriteria hasil :

Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit; TD 90/60-140/90

mmHg)

Pasien tidak mengeluh lemah dan lelah 

Intervensi :

Mandiri

1. Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral

kiri/miring, dan penurunan aktivitas.

R : Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari serviks dan

meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring dapat menurunkan peka rangsang uterus.

2. Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi, atau

penurunan stimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)

R : Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa nyaman.

3. Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif).

R. aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalami intoleransi

aktivitas karena kurang latihan akan menyebabkan otot menjadi atrofi.

4. Kelompokkan aktivitas sebanyak mungkin, seperti pemberian obat, tanda vital, dan

pengkajian.

R : Meningkatkan kesempatan klien untuk beristirahat lebih lama diantara interupsi

untuk tindakan berikutnya

5. Berikan periode tanpa interupsi untuk istirahat/tidur.

R  : Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan, dan dapat meningkatkan relaksasi.

14 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 15: Askep Bumil Dengan Anemia

6. Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan radio, dan menonton

televisi, atau kunjungan dengan teman yang dipilih atau keluarga.

R : Membantu klien dalam koping dengan penurunan aktivitas.

d. Dx 4 : Risiko cedera terhadap janin

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….x….diharapkan risiko cedera

pada janin dapat tertanggulangi, dengan kriteria hasil :

Denyut jantung bayi dalam batas normal (120-160 x/menit)

Hasil USG tidak menunjukan tanda – tanda abnormalitas.

Tinggi fundus arteri sesuai umur kehamilan

Intervensi

Mandiri

1. Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.

R: Faktor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi/oksigenasi ibu mempunyai

dampak yang sama pada kadar oksigen janin/plasenta. Janin yang tidak mendapatkan

cukup oksigen untuk kebutuhan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat

yang menimbulkan kondisi asidosis.

2. Ajari ibu untuk mengobservasi gerakan janin

R: secara normalnya dalam kandungan janin bergerak dan merupakan tanda yang

sehat pada janin. Jika janin tidak bergerak perlu diwaspai terjadi cedera pada janin

akibat kekurangan nutrisi.

3. Kaji terhadap mual/muntah berlebihan.

R: Memajankan perkembangan janin pada status asidotik dan malnutrisi dan dapat

memperberat IUGR dan pertumbuhan otak yang buruk.

4. Bantu dalam screening dan kelainan genetik.

R: Kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan yang khusus untuk

mencegah efek negatif dalam pada pertumbuhan janin.

5. Diskusikan efek negatif yang potensial terjadi akibat kelainan genetik

R: Retardasi pertunbuhan intrauterus/pascanatal, malformasi dan retardasi mental

dapat terjadi.

15 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 16: Askep Bumil Dengan Anemia

6. Pantau DJJ selama krisis sel sabit

R: Asidosis /hipoksia ibu, khusus pada trimester ketiga  dapat mengakibatkan

kelainan SSP janin. Krisis berulang mempredisposisikan klien dan janin pada

peningkatan mortalitas dan laju morbiditas.

7. Lakukan pemeriksaan leofold untuk mengetahui keadaan janin terutama mengukur

tinggi fundus.

R: tinggi fundus sesuai usia kehamilan merupakan satu tanda bahwa pertumbuhan

janin dalam kandungan ibu tidak mengalami gangguan.

Kolaborasi

1. Berikan suplemen oksigen sesuai kebutuhan

R: meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin, khususnya pada adanya

anemia berat atau bila sirkulasi maternal menurun

2. Ultrasonografi

R: Penyakit anemia dapat mengakibatkan IUGRnya menurun

e. Dx 5  ; Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai

anemia

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan

pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat.

            Kriteria hasil :

Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia

Dapat mengikuti instruksi dan prosedur perawatan

Dapat menunjukkan prilaku kesehatan yang positif untuk menanggulangi anemia

Intervensi :

Mandiri

1. Kaji kesiapan klien untuk belajar.

16 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 17: Askep Bumil Dengan Anemia

R : Faktor-faktor seperti ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan terhadap

informasi dapat mempengaruhi kesiapan untuk belajar. Penyerapan informasi

ditingkatkan bila klien termotivasi dan siap untuk belajar.

2. Libatkan orang terdekat dalam proses belajar-mengajar.

R : Dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkan ansietas yang

nantinya menguatkan prinsip-prinsip belajar dan mengajar.

3. Berikan informasi tentang perawatan tindak lanjut bila klien pulang.

R : Klien mungkin perlu kembali untuk keteraturan pemantauan dan/atau tindakan.

4. Anjurkan periode istirahat reguler 2 sampai 3 kali sehari pada posisi miring kiri

setelah pulang. Bila tirah baring dilanjutkan, anjurkan klien menggunakan sebagian

waktu dalam sehari di tempat tidur.

R : Tingkatkan relaksasi dan kurangi kelelahan. Bila klien bangun dan bergerak,

istirahat di kamar tidur dapat memaksimalkan istirahat. Namun, klien yang

sepenuhnya tirah baring dapat merasa terisolasi dan bosan tanpa ”perubahan

pandangan”.

5. Anjurkan pemberian intake yang adekuat, banyak nutrisi untuk kebutuhan ibu dan

janin.

R : Intake nutrisi yang adekuat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin

terutama zat besi, asam folat, vit. B 12, dll. Dan berikan informasi kepada pasien

tentang dampak obat-obatan terutama SF yang dapat menyebabkan mual dan muntah

oleh karena itu ajarkan cara memakan obat dengan benar misalnya mengkonsumsi

buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk membantu mempercepat reabsorpsi

obat dan menganjurkan pasien untuk tidak meminum kopi atau teh selama meminum

obat karena akan memperlambat reabsorpsi obat.

4. EVALUASI KEPERAWATAN

Dari intervensi dan implementasi yang telah dilakukan oleh perawat, hasil yang diharapkan

terhadap klien adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan tidak adanya mual muntah

b. Tidak terdapat perubahan karakteristik pada kulit(rambut, kuku,dan kelembapan)

17 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 18: Askep Bumil Dengan Anemia

c. Pasien dapat beraktivitas dengan baik dengan tidak mengeluh lemah dan lelah

d. Tidak adanya risiko cedera pada janin dengan tinggi fundus sesuai kehamilan

e. Pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat dengan mengikuti tindakan dan

prosedur perawatan.

18 | K e p . M a t e r n i t a s

Page 19: Askep Bumil Dengan Anemia

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat

meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.

Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala

anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise,

lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia

parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

B. SARAN

Saran yang dapat kelompok kami berikan dalam makalah ini adalah agar setiap ibu hamil

dapat mengetahui gejala-gejala anemia selama kehamilan. Jangan lupa untuk memeriksakan

kehamilan secara rutin sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Serta memakan makanan yang

dibutuhkan tubuh selama dalam proses kehamilan. Dan saran yang bisa kami berikan kepada

para perawat lain adalah agar kita harus mengetahui tanda dan gejala ibu hamil dengan

anemia. Apabila kita nanti menemukan ibu hamil dengan anemia, kita dapat memberikan

penkes untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi pada ibu tersebut dan janinnya.

19 | K e p . M a t e r n i t a s