asi refrat

40
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebu ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan minera utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan ya tertumpu pada beras. Dalam pembangunan bangsa,peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yai sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberi Air Susu Ibu ASI!. Pemberian ASI semaksimal mungk merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir"akh sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI. ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alamiah untuk bayi yang mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen, dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. World Health Organisation (WHO) mengatakan baha ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, terutama ASI mengandung semua kebutuhan penting bayi selama enam bulan setelah lahir. !roses pembentukan air susu merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan hipotalamus, pituitari dan payudara, yang sudah dimulai saat "etus sampai pada masa pas#a persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang $e"erat % ASI &epaniteraan &linik S' ilmu &esehatan Anak $umah Sakit hayangkara !usat $S Sukanto !age

Upload: ola-dwi-nanda

Post on 06-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASI

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangPertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.

ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alamiah untuk bayi yang mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen, dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. World Health Organisation (WHO) mengatakan bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, terutama ASI mengandung semua kebutuhan penting bayi selama enam bulan setelah lahir. Proses pembentukan air susu merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan hipotalamus, pituitari dan payudara, yang sudah dimulai saat fetus sampai pada masa pasca persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu tergantung stadium laktasi.1,2,3Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%.Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.2,3

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan UmumUntuk memenuhi syarat dalam memenuhi program studi kepanitraan klinik Ilmu Penyakit Anak di Unit kesehatan anak Rumah Sakit Pusat Bhayankara Raden Said Sukanto. b. Tujuan Khusus-Untuk memahami lebih dalam mengenai pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal. - Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi. - Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan.

II. PEMBAHASAN

2.1DefinisiAir Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam setelah kelahiran. Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO

2.2Anatomi PayudaraSecara vertikal payudara terletak antara kosta II dan VI, secara horizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar mamae berada di jaringan subkutan, tepatnya diantara jaringan subkutan superfisial dan profundus, yang menutupi muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil seratus anterior dan obliqus eksterna. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktivitas fungsionilnya seperti apa yang didapatkan pada masa sebelum pubertas, pubertas, adolesen, dewasa, menyusui dan multipara. 4,5

Pada Payudara terdapat puting susu yang terletak setinggi interkosta IV. Pada tempat ini terdapat lubang lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung ujung syaraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat otot polos sirkuler. Payudara terdiri dari 15 25 lobus. Masing masing lobus terdiri dari 20 40 lobulus , selanjutnya masing masing lobulus terdiri dari 10 100 alveoli dan masing masing dihubungkan dengan saluran air susu/ sistem duktus.4,5

Gambar 1. Anatomi Payudara wanita

2.3Epidemiologi2Salah satu alasan utama pentingnya asi adalah karena sangat bermanfaat untuk bayi pada awal kehidupannya. Sebagai makanan terbaik bayi, ternyata asi belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat, bahkan terdapat kecenderungan terjadi pergeseran penggunan susu formulapada sebagian kelompok masyarakat. The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan. Penambahan makanan selain ASI pada usia dini dapat meningkatkan morbiditas. Bayi akan mudah terkena infeksi saluran cerna maupun pernafasan. Angka kematian bayi di indonesia masih termasuk tinggi dibanding dengan negara ASEAN lainnya yaitu 51 per 1000 kelahiran yang diantaranya disebabkan oleh tingginya kejadian infeksi saluran serna dan pernafasan pada bayi (Depkes 2003).2

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukan ibu-ibu yang memberikan asi ekslusif hanya 52 % (tahun 1997) dan 55,1 (tahun 2003). Angka tersebut masih jauh dibanding target pemberian asi Ekslusif di indonesia tahun 2000 sebesar 80 %. Data SDKI menyebutkan bayi usia kurang dari 3 hari sudah diberi makanan dalam bentuk cair (45%) dan padat (17,6%). Padahal WHO (2001) merekomendasikan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) tersebut boleh diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. Data SDKI 2002 menunjukan pada bayi berusia < 6 bulan yang menggunakan susu formula yaitu sebanyak 76,6 % pada bayi yang disusui dan 18,1 % pada bayi yang tidak disusui. Hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI eksklusif kurang dari dua bulan. 2

2.4Fisiologi pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu Pembentukan kelenjar payudara, Pembentukan air susu dan Pemeliharaan pengeluaran air susu. 3,4,5,7

A. Pembentukan kelenjar payudara 1. Sebelum Pubertas Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati Pubertasterjadi pertumbuhan yang cepatdari system duktus terutama di bawah pengaruh hormon estrogen sedang pertumbuhan alveoli oleh hormone progesterone. Hormon yang juga ikut berperan adalah prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofise anterior. Hormon yang kurang berperan adalah hormone adrenalin,tiroid, paratiroid dan hormone pertumbuhan. 4,52. Masa Pubertas Pada masa ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan system duktus, proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit lobuloalveolar yamg terletak pada ujungujung distal duktulus. Jaringan penyangga stoma mengalami organisasi dan membentuk septum interlobalir. 3,43. Masa siklus menstruasi Perubahan kelenjar peyudara wanita dewasa berhubungan siklus mentruasi dan pengaruh pengaruh hormone yang mengatur siklus tsb seperti estrogen danprogrsteronyang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila kadar hormone tersebut meningkat maka akan terjadi edema lobulus , secara klinik payudara dirasakan berat dan penuh.Setelah mentruasi kadar estrogen dan progesterone,berkurang. Yang bekerja hanya prolaktin saja. Oedem berkurang sehingga besar payudara berkurang juga. Hal ini menyebabkan payudara selalu tambah besar pada tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan mentruasi sampai umur 30 tahun. 3,4,54. Masa Kehamilan Pada awal kehamilan terjadi perningkatan yang jelas dari duktulus yang baru, percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormone plasenta dan korpus luteum. Hormon yang membantu mempercepat pertumbuhan adalah Prolaktin, laktogen plasenta, korionik gonado tropin,insulin ,kortisol hormone tiroid, Parathyroid, dan hormone pertumhuhan.3,45. Pada 3 bulan Kehamilan Prolaktin dari adeno hipofise mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini kolostrum masih di hambat oleh estrogen dan progesterone.tetapi jumlah prolaktim meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolustrum yang ditekan.3,4,56. Pada Trimester kedua Kehamilan Laktogen plasenta mulai merangsang pembentukan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormone terhadap pengeluaran air susu telah didemontrasikan kebenararannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal , tetap keluar kolostrum.3,4

B. Pembentukan air susu Pembentukan air susu sangat dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan kontrol laktasi serta penekanan fungsi laktasi. Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu refleks prolaktin dan refleks Let down (Lawrence RA, 1988 dan 1995).4,8

1. Refleks prolaktinSeperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama hormon prolaktin memagang peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris yang befungsi sebagai reseptor mekaink. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula spinalis dan mesensephalon. Hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin da sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsan sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat dalam keadaan-keadaan seperti : stres atau pengaruh psikis, anastesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin, obat-obatan tranqulizer hipotalamus seperti reserpin, klorpromazin, fenotiazid. Sedangkan keadaan-keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah gizi ibu yang jelek dan obat-obatan seperti ergot, 1-dopa.3,4,5,6

Gambar 2. Proses produksi ASI/ refleks prolaktin

2. Refleks let down (milk ejection reflex).Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Selain itu hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. 3,5

Gambar 3. Proses pengaliran ASI/ milk ejection

Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah Stres seperti : keadaan bingung/pikiran kacau, takut, cemas. Bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu blokade dari refleks let down. Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontraksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit harapannya untuk dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak sempurnanya refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli yang secara klinis tampak payudara membesar. Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan stres lagi bagi seorang ibu sehingga stres akan bertambah. Karena refleks let down tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas. Ketidak puasan ini akan merupakan tambahan stres bagi ibunya. Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk dapat air susu yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya sehingga tidak jarang dapat menimbulkan luka-luka pada puting susu dan sudah barang tentu luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga akan menambah stres-nya tadi. Dengan demikian akan terbentuk satu lingkaran setan yang tertutup (circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam menyusui. 3,4,5

C. Pemeliharaan pengeluaran air susu Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui. Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari alveoli ke sistem duktus. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui.Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan isapan yang kurang, frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin dari hipofise berkurang, sehingga pembuatan air susu berkurang, karena diperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama kelahiran. 3,6,7

2.5Mekanisme Menyusui Bayi yang sehat mempunyai 3 refleks intrinsik, yang diperlukan untuk berhasilnya menyusui seperti 4,6,7: A. Refleksi mencari (Rooting reflekx). Payudara ibu yang menempel pada pipi atau derah sekeliling mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel tadi diikuti dengan membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik masuk ke dalam mulut. B. Refleks mengisap (Sucking reflex) Tehnik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara sedapat mungkin semuanya masuk ke dalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan pada ibu yang kalang payudaranya besar. Untuk itu maka sudah cukup bila rahang bayi supaya menekan sinus laktiferus yang terletak di puncak kalang payudara di belakang puting susu. Adalah tidak dibenarkan bila rahang bayi hanya menekan puting susu saja, karena bayi hanya dapat mengisap susu sedikit dan pihak ibu akan timbul lecet-lecet pada puting susunya. Puting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan lidah, di mana lidah dijulurkan di atas gusi bawah puting susu ditarik lebih jauh sampai pada orofaring dan rahang menekan kalang payudara di belakang puting susu yang pada saat itu sudah terletak pada langit-langit keras (palatum durum). Dengan tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit kalang payudara dan sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu, selanjutnya bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit-langit yang mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang dilakukan oleh bayi ini tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu.

C. Refleks menelan (Swallowing reflex)Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan gerakan mengisap (tekanan negatif) yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk ke lambung. Keadaan akan terjadi berbeda bila bayi diberi susu botol di mana rahang mempunyai peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu dengan mudah mengalir dari lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang disebabkan oleh posisi botol yang dipegang ke arah bawah dan selanjutnya dengan adanya isapan pipi (tekanan negatif) kesemuanya ini akan membantu aliran susu, sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk mengisap susu menjadi minimal. Kebanyakan bayi-bayi yang masih baru belajar menyusui pada ibunya, kemudain dicoba dengan susu botol secara bergantian, maka bayi tersebut akan menjadi bingung puting (nipple confusion). Sehingga sering bayi menyusu pada ibunya, caranya menyusui seperti mengisap dot botol, keadaan ini berakibat kurang baik dalam pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu kalau terpaksa bayi tidak bisa langsung disusui oleh ibunya pada awal-awal kehidupan, sebaiknya bayi diberi minum melalui sendok, cangkir atau

2.6Stadium ASIAda tiga stadium ASI yaitu kolostrum, air susu transisi / peralihan dan air susu matur4,6. 1. Kolustrum Kolustrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca persalinan. Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental , lengket dan berwarna kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu, kolustrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam. Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi makanan yang akan datang.

2. ASI Transisi/ PeralihanASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar imunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.

3. ASI MaturASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air. Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk yang kaya akan lemak dan nutrisi dan membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk. Bila bayi hanya merasa haus, maka ia akan mengisap beberapa menit saja. Setelah puas dengan menyusu ASI foremilk yang berkadar lemak rendah, ia akan segera berhenti. Tetapi bila bayi benar-benar lapar, maka ia akan mengisap lebih lama sehingga mendapatkan ASI hindmilk dengan jumlah lemak lebih tinggi. Dibawah ini bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolustrum, ASI transisi dan ASI matur.

2.7Komposisi ASIASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi air susu ibu adalah Stadium Laktasi, Ras, Keadaan Nutrisi dan Diit Ibu. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi dari pada ASI. Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama.4,6,7,8,9

KolostrumKandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi dari pada ASI. Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.4,6

KarbohidratKarbihdrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4 sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI. Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI. Dengan demikian pemberian ASI akan semakin sukses. Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain itu karhidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan factor bifidus di dalam usus (faktor yang menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibody bayi.

ProteinProtein dalam ASI terdiri dari casein (yang sulit dicerna) dan whey (protein mudah dicerna). Berkebalikan dengan susu sapi, protein dalam ASI lebih banyak mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah dicerna. Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingan protein unsur whey dan casein adalam ASI adalah 80:20, sedangkan dalam PASI 20:80. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata. LemakKadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara otomatis. Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim lipase. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. AA (Asam Arakhidonat) disintesa dari omega 6 (Asam Linoleat) dan Asam Dokosaheksaenoat (DHA) disintesa dari Omega 3 (Asam Linolenat), keduanya merupakan komponen penting yang ada dalam otak. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak yang berperan penting dalam perkembangan fungsi otak dan penglihatan.

Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandinganya dengan PASI yaitu 6:1. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayi.

MineralASI megandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5 - 1,0 mg/liter), bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). Hal ini dikarenakan zat besi pada ASI lebih mudah diserap. Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar tidak dapat diserap. Hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta menganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena obstipasi atau ganguan metabolisme.VitaminASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Vitamin A, ada dengan konsentrasi berkisar pada 200 IU/dl.

Zat protektif ASI Komponen SelularSel dalam ASI misalnya makrofag, limfosit, neutrofil, dan sel epitel, berjumlah sekitar 4000/mm3. Jumlah ini akan cepat menurun setelah 2-3 bulan. Leukosit ASI terutama terdiri dari makrofag (90%) dibandingkan dengan neutrofil dan limfosit

a) Makrofag Makrofag adalah sel fagosit besar yang mengandung lisosom, mitokondria, pinosom, dan aparat Golgi. Fungsi makrofag adalah memfagositosis mikroorganisme bakteri dan jamur, membuat C3 dan C4, lisosom, dan laktoferin, membantu pelepasan IgA intraselular ke jaringan, membentuk sel raksasa, meningkatkan aktivitas limfosit, membantu pengangkutan dan penyimpanan imunoglobulin, dan berpartisipasi dalam pembentukan laktoperidase; suatu faktor pertumbuhan sel epitel usus dan maturasi enzim dalam brush border usus

b) Leukosit polimorfonuklear (PMN) Kolostrum (hari 1-4 postpartum) mengandung 5 juta leukosit/mm3 dan 40-60% diantaranya adalah PMN yang makin menurun seiring maturnya ASI. Fungsi PMN terutama proteksi jaringan kelenjar mama dan bukan untuk proteksi neonatus.

c) Limfosit Limfosit T dan B merupakan bagian sistem imun ASI yang terdapat dalam kolostrum dan ASI matur. Fungsi limfosit antara lain Mensintesis IgA, merespon mitogen dengan cara berproliferasi, meningkatkan interaksi makrofag-limfosit, dan melepaskan mediator-mediator. Di dalam ASI, sel B termasuk sel yang mengandung IgA, IgG, dan IgM Surface immunoglobulin. Dalam penelitiannya melaporkan limfosit ASI akan berespon terhadap antigen rubela, sitomegalovirus, dan mumps. Kolostrum ibu juga berespon terhadap E.coli.

Komponen humoral Komposisi imunoglobulin dalam ASI berbeda degan serum. ASI mengandung IgA jauh lebih tinggi daripada serum. IgA dan IgG dalam ASI sebagian berasal dari IgA dan IgG serum, sebagian lagi dari kelenjar payudara. Imunoglobulin A dalam ASI terutama IgA sekretori yang stabil dalam pH rendah dan tahan terhadap enzim proteolitik. Fungsi IgA ini adalah memproteksi mukosa usus terhadap virus dan bakteri, dan tetap ditemukan dalam ASI setelah satu tahun. Selain itu, faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI sama antara wanita dengan gizi baik maupun buruk. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

Komponen non imunoglobulina) Faktor bifidus Faktor bifidus dalam ASI berupa senyawa protein-polisakarida merupakan media paling baik untuk pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang berperan mengasamkan lingkungan saluran pencernaan sehingga bakteri patogen dan parasit tidak bisa hidup dan berkembang biak. Adanya faktor bifidus tersebut akan memberi ciri khas pada kotoran bayi berusia seminggu yang mendapat ASI. Sementara pada kotoran bayi yang diberi susu formula, kotorannya sudah seperti orang dewasa.

b) Antistaphylococcal factor Pada percobaan binatang dengan tikus yang diberi infeksi Staphylococcus dibuktikan ASI mengandung substansi yang dapat mencegah bayi dari infeksi Staphylococcus.

c) Lisozim Lisozim adalah enzim yang memiliki sifat bakteriolitik, berada dalam konsentrasi tinggi dalam ASI tapi sangat rendah dalam susu sapi. Enzim ini bersifat bakteriolitik terhadap enterobaktericeae dan bakteri gram positif. Lisozim ASI aktif menghancurkan dinding sel bakteri patogen sekaligus aktif melawan dan melindungi saluran pencernaan bayi dari serangan virus tertentu. Lysozyme adalah enzim yang sangat aktif di lingkungan asam seperti di saluran pencernaan.

d) Nukleotid Nukleotid adalah senyawa yang berasal dari hidrolisis asam nukleat. Nukleotid bekerja sebagai pertahanan terhadap berbagai bakteri, virus, dan parasit. Carver pada penelitiannya membuktikan bahwa aktivitas sel NK dan produksi IL 2 lebih tinggi pada bayi usia 2-4 bulan yang diberi ASI dan susu formula ditambahkan nukleotid dibandingkan formula tanpa tambahan nukleotid

e) Laktoferin Laktoferin adalah protein yang dapat mengikat zat besi, mirip dengan transferin dalam serum. Laktoferin bersifat bakteriostatik terhadap berbagai bakteri gram positif, bakteri gram negatif baik aerob maupun anaerob , dan jamur, kecuali Helicobakcter pylori dan spesies Neisseria, Treponema, dan Shigella. Laktoferin mengikat zat besi hingga bakteri tidak memperoleh zat besi untuk pertumbuhannya. Afinitas terhadap zat besi adalah 300 kali transferin. Laktoferin juga meningkatkan pelepasan sitokinin dari sel dan menekan pelepasan IL1, IL2 dan TNF alpha.

f) Interferon Secara in vitro, diketahui interferon diproduksi oleh sel T dalam ASI. Fungsinya memang belum diketahui pasti, tapi interferon dapat meningkatkan fungsi makrofag dan menekan produksi IgE dan IL-10.

g) Komplemen ASI mengandung komponen C3 dan C4 walau dalam jumlah sedikit. C3 teraktivasi oleh IgA dan IgE yang diketahui dapat merusak bakteri yang terikat pada antibodi spesifik.

h) Protein pengikat vitamin B12 ASI mengandung sejenis protein bermolekul besar yang mengikat vitamin B12. Secara tak langsung, protein ini menghambat pertumbuhan E.coli yang memerlukan vitamin B12.

i) Gangliosid Gangliosid adalah glikolipid yang terdapat dalam plasma sel membran terutama di substansi kelabu otak. Gangliosid memblokir aktivitas enterotoksin E.coli dan Vibrio cholerae dan Campylobacter jejuni di usus dengan cara mengikat toksin dan membentuk kompleks stabil yang mencegah toksin terikat pada sel usus.

j) Interleukin Interleukin berefek terhadap aktifasi dan diferensiasi limfosit, serta terhadap produksi berbagai sel lainnya.

k) Sitokin Sitokin adalah salah satu substansi yang banyak diteliti akhir-akhir ini. Meski sudah lama diduga keberadaannya dan perannya terhadap imunologi serta proteksi ASI.

l) Sel darah putih ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated LympocyteTissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

2.8Volume Produksi ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya selama 4 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan. 4,9 Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15-25 menit.4,9Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari. Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberapa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama. Konsumsi ASI selama satu kali menyusui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI. 9

2.9Manajemen LaktasiManajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya, dikenal beberapa istilah :(4) A. Inisiasi Dini Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendirisegera setelah lahir. Pola pemberian ASI yang dianjurkan ialah pemberian ASI segera atau 30 menit hingga satu jam setelah melahirkan. Pada dasarnya, menyusui dalam setengah jam pertama akan membangunkan refleks menghisap pada bayi supaya dia dapat menghisap dengan baik selanjutnya. Jika refleks menghisap ini tidak dibangunkan saat itu, bayi akan kehilangan refleks ini selama 48 jam, sehingga bayi kelihatan tidak berminat untuk menyusui hingga 48 jam kemudian

Inisiasi dini bermanfaat untuk memulai proses pembentukan kekebalan tubuh pada saat lahir dan memberikan perlindungan kepada bayi terhadap berbagai macam virus dan bakteri yang bersifat patogen. Isapan pertama bayi pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran kolostrum yang mengandung zat kekebalan terhadap infeksi serta kaya akan zat gizi penting, sekaligus memberikan keuntungan bagi ibu yaitu merangsang kontraksi uterus kembali ke ukuran normal, dan akan mengurangi perdarahan setelah melahirkan (DepKes, 2002). Menyusui secara dini, teratur, sesering mungkin merupakan salah satu metode penjarangan kehamilan yang cukup efektiif terutama bagi ibu-ibu yang belum mau ikut program Keluarga berencana.langkah-langkah melakukan inisiasi menyusui dini yang dianjurkan:1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering;2) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali kedua tangannya;3) Tali pusat dipotong, lalu diikat;4) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi;5) Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau diperut ibu dengan kontak kulit bayi dan ibu, ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.

B. ASI eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. Pada tahun 2001 World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. 4,6,7,8

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif :1) Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran 2) Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. 3) Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam. 4) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng. 5) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak. 6) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

C. Lama dan frekuensi menyusuiPada awalnya, bayi akan disusui sekitar setiap dua sampai tiga jam. Pada masa awal ini, bayi menghisap selama lima sampai dua puluh menit pada setiap payudara, bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung keinginan bayi. 4,7,8Tidak usah dijadwal, turutilah kapanpun bayi meminta minum. Perlu diingat, lambung bayi yang baru lahir itu kecil sekali. Karena itu bayi meminum ASI sedikit sedikit, dan sering (karena ASI sangat mudah dicerna dan diserap). Karena itu, biarkanlah bayi mengatur kapan mereka mau ASI. Tidak ada kata jarak antar minum terlalu sebentar, karena saat bayi mengatur asupan ASI mereka, payudara akan mengatur produksi ASI secara otomatis. Jarak antar minum setidaknya 45 menit adalah cukup normal saja untuk bayi yang baru lahir. 4,7,8Lambat laun, jarak antar minum ini akan bertambah jarang dengan tumbuhnya bayi, hingga 2-3 jam sekali. Namun, sewaktu waktu, ada saatnya bayi mengalami lonjakan pertumbuhan (growth spurts), selama kira-kira 2-3 hari. Growth spurts itu seringkali terjadi umur 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan. Saat itu, bayi akan membutuhkan lebih banyak susu dari sebelumnya, sehingga dia akan meminta ASI lebih sering bahkan setiap setengah jam, selama 2-3 hari itu. Tidak apa apa, turuti saja kemauan bayi itu seberapa seringnya pun, karena payudara anda akan beradaptasi dengan membuat ASI lebih banyak lagi. Setelah beberapa hari, jarak antar menyusui akan menjadi lebih jarang kembali. Intinya, kalau nangis, sodorkan payudara.

2.10Teknik LaktasiPosisi yang tepat atau latch-on merupakan elemen kunci dalam kesuksesan proses menyusui. Latch-on adalah kondisi dimana menempelkan payudara ke tengah-tengah bibir bayi, putting susu dan sebagian besar dari areola akan masuk di dalam mulut bayi.Latch-on yang tepat sangat penting karena memberikan : Aliran ASI lebih lancet Mencegah lecet pada putting susu Menjaga bayi anda agar puas dalam menyusui Menstimulasi produksi asi yang kuat Menjaga agar tidak terjadi pembengkakan payudara

Refleks let-down adalah rasa berdenyut yang menandakan aliran hangat susu dan bayi berada pada posisi penyusuan yang betul.Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik1. Dagu menyentuh payudara2. Mulut terbuka lebar3. Bibir bawah terputar keluar4. Lebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawah 5. Bibir bawah bayi melengkung keluar6. Bayi mengisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.7. Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susuGambar 4 : Perlekatan bayi saat menyusui

Gambar 5.Posisi Menyusui

CraddleCross-craddleaustralian

Berbaring football Pegangan-C

Tehnik memeras dan Menyimpan ASI dilakukan pada kondisi:1. Neonatus sakit dan memerlukan asupan alternatif 2. Tempat kerja tidak layak untuk meneteki 3. Meningkat produksi ASI4. Mencegah dan melegakan pembengkakan payudara 2.11Menyusui Bayi Berkondisi Khusus

1. Bayi PrematurPada awalnya para dokter khawatir kepada bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1,8 kg tidak akan mampu menghisap dan menelan ASI, mengingat perkembangan otot-otot tubuhnya yang belum sempurna. Selain itu para dokter belum dapat mengetahui secara pasti kurva standar pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka menduga bayi prematur akan mencapai laju pertumbuhan tercepat apabila minum susu formula khusus berkadar protein. Namun, susu sejenis ini ternyata menimbulkan masalah baru bagi mereka, kadar protein tinggi mengakibatkan didalam tubuh bayi tersimpan sisa proses metabolisme protein dalam jumlah berlimpah. Timbunan bahan ini tidak mampu dibuang dengan cepat oleh tubuh bayi dan malah bisa menyebabkan munculnya gangguan perkembangan otak.Hingga kini, penelitian terus dilakukan dan menunjukkan ASI dari sang ibu adalah tetap yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan bayi prematur. ASI ibu dengan bayi prematur mengandung kadar nitrogen, protein, laktosa, sodium, vitamin A, klorida, mineral, lipase lebih tinggi dari pada ASI ibu dengan bayi normal. Tingginya kadar lipase tersebut bersifat lebih mudah dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan bayi yang belum mencapai tahap perkembangan matang. Disamping itu ASI ibu dengan bayi prematur kadar anti bodi yang berlipat ganda khususnya dalam kolostrumnya (Hanna Lauthrop : 1999).4,6,7,8

2. Bayi kembarSebaiknya ibu tidak selalu menyusui satu bayi pada satu payudara melainkan harus bergantian, karena bayi kembar tidak sama daya isapnya. Bila bayi yang daya isapnya lemah selalu disusui pada payudara kiri dan bayi yang daya isapnya kuat selalu disusui pada payudara kanan. Jadi bila pada suatu saat menyusui bayi yang daya isapnya lemah pada payudara kiri, maka pada saat menyusui berikutnya dia menyusui pada payudara kanan. Dengan demikian, kedua payudara akan mendapat rangsangan yang relatif sama untuk memproduksi ASI. Bila mungkin bayi yang disusui bersamaan juga diberi payudara secara bergantian. Agar menyusui si kembar menjadi kegiatan yang menyenangkan dan mempererat jalinan kasih sayang antara ibu dan si kembar, ibu harus menjaga kondisinya dengan selalu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, meluangkan waktu untuk istirahat dan tidak segan meminta bantuan orang lain khususnya suami tercinta.4,6,7,8

2.12Manfaat MenyusuiLet food be your medicine demikian kata Hippocrates, Bapak Kedokteran Dunia. Ungkapan itu sangat tepat untuk ASI yang diberikan kepada seorang bayi. ASI dapat menjadi obat khususnya untuk diare yang diderita si kecil. Ini hanyalah salah satu manfaat dari ASI bagi bayi. Masih banyak lagi manfaat lain dari ASI, bahkan bagi sang ibu.4,51. Manfaat Menyusui Bagi BayiMenyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. ASI dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit antara lain immunoglobulin. ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi dan mengoptimalkan perkembangan bayi.Selain itu ASI dapat memupuk ikatan emosional, tidak akan pernah bayi mempunyai susu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja, dimana saja kecuali ASI dan masih banyak juga manfaat lainnya.

2. Manfaat Menyusui Bagi IbuBila bayi baru lahir segera menyusu ke ibunya, maka proses ini akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang akan mengkontraksikan kandungan. Pendarahan pasca persalinan pun bisa dihindari. Selain itu, ibu yang menyusui jarang terkena kanker payudara, dapat menghambat kesuburan (merupakan alat kontrasepsi alami), tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli susu formula.

3. Manfaat menyusui untuk keluarga Aspek Ekonomis dari pemberian ASI menjadi lebih hemat pengeluaran keluarga. Selain iru kebahagiaan bertambah dengan kelahiran jarang secara psikologi.

4. Manfaat menyusui untuk negara Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak ( ASI mengandung zat kekebalan ), mengurangi subsidi untuk RS, Bayi yang diberi ASI lebih jarang dirawat di RS daripada bayi yang mendapat susu formula. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa dan anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

III. PENUTUP

Kesimpulan

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Pembentukan air susu sangat dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan kontrol laktasi serta penekanan fungsi laktasi. Pada ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu refleks prolaktin dan refleks Let down.

Pola pemberian ASI yang dianjurkan ialah pemberian ASI segera atau 30 menit hingga satu jam setelah melahirkan, selanjutnya pemberian ASI saja atau menyusui secara ekslusif hingga bayi usia enam bulan dan pemberian makanan tambahan setelah umur enam bulan. Bayi yang sehat mempunyai 3 refleks intrinsik, yang diperlukan untuk berhasilnya menyusui seperti : Refleksi mencari (Rooting reflekx), Refleks mengisap (Sucking reflex), Refleks menelan (Swallowing reflex).

ASI mengandung semua zat nutrisi spesifik yang sesuai yang dibutuhkan bayi diantaranya lemak, protein, karbohidrat, anti bodi, vitamin, mineral dan berbagai zat penting lainnya. Meskipun mempunyai bayi yang berkondisi khusus (prematur) maka tidak usah khawatir tetap berilah ASI, karena kandungan ASI sesuai dengan keadaan bayi. Keuntungan ASI tidak hanya dinikmati bayi namun juga Ibu. Wanita yang menyusui biasanya berat badannya turun lebih cepat, pemberian ASI juga membantu mencegah anemia setelah kehilangan darah saat melahirkan, mencegah tekanan darah tinggi dan depresi pasca melahirkan.

Referat : ASIKepaniteraan Klinik SMF ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Bhayangkara Pusat RS SukantoPage 5