asesmen

Upload: hendra-marinto

Post on 16-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

assewmen

TRANSCRIPT

ASESMENA.Pengertian AsesmenGalton (inggris) catte (amerika serikat) sejak abad 19. Asesmen adalah upaya memahami individu secara lebih tepat dengan menggunakan langkah-langkah pemeriksaan yang dapat di andalkan, Objektif, baku dan sitematik untuk memahami perbedaan-perbedaan individu. Atau proses pengumpulan informasi mengenai konseling atau subjek, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.B.Ruang lingkupDalam asesmen (assesment need areas)dalam bimbingan dan konseling ada lima, yaitu:1.Systems assessment,yaitu asesmen yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai status dari suatu sistem, yang membedakan antara apa ini (what is it) dengan apa yang diinginkan (what is desired) sesuai dengan kebutuhan dan hasil konseling; serta tujuan yang sudah dituliskan/ditetapkan atauoutcomeyang diharapkan dalam konseling.2.Program planning, yaitu perencanaan program untuk memperoleh informasi-informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan dan untuk menyeleksi bagianbagian program yang efektif dalam pertemuan-pertemuan antara konselor dengan konselee; untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus pada tahap pertama. Di sinilah muncul fungsi evaluator dalam asesmen, yang memberikan informasi-informasi nyata yang potensial. Hal inilah yang kemudian membuat asesmen menjadi efektif, yang dapat membuat konselee mampu membedakan latihan yang dilakukan pada saat konseling dan penerapannya di kehidupannyata dimana konselee harus membuat suatu keputusan, atau memilih alternatif-altenatif yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalahnya.3.Program Implementation, yaitu bagaimana asesmen dilakukan untuk menilai pelaksanaan program dengan memberikan informasi-informasi nyata; yang menjadikan program-program tersebut dapat dinilai apakah sesuai dengan pedoman.4. Program Improvement,dimana asesmen dapat digunakan dalam dalam perbaikan program, yaitu yang berkenaan dengan:(a) evaluasi terhadap informasi-informasi yang nyata,(b) tujuan yang akan dicapai dalam program,(c)program-progam yang berhasil, dan(d) informasi-informasi yang mempengaruhi proses pelaksanaan program-program yang lain.5.Program certification,yang merupakan akhir kegiatan. MenurutCenter for the Study of Evaluation(CSE), program sertifikasi adalah suatu evaluasi sumatif, hal ini memberikan makna bahwa pada akhir kegiatan akan dilakukan evaluasi akhir sebagai dasar untuk memberikan sertifikasi kepada konselee. Dalam hal ini evaluator berfungsi pemberi informasi mengenai hasil evaluasi yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan.C.Tujuan AsesmenHood & Johnson (1993) menjelaskan bahwa asesmen dalam bimbingan dan konseling mempunyai beberapa tujuan, yaitu:1. Orientasi masalah, yaitu untuk membuat konselee mengenali dan menerima permasalahan yang dihadapinya, tidak mengingkari bahwa ia bermasalah2. Identifikasi masalah, yaitu membantu baik bagi konselee maupun konselor dalam mengetahui masalah yang dihadapi konselee secara mendetil3. Memilih alternatif solusi dari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan oleh konselee4. Pembuatan keputusan alternatif pemecahan masalah yang paling menguntungkan dengan memperhatikan konsekuensi paling kecil dari beberapa alternatif tersebut5. Verifikasi untuk menilai apakah konseling telah berjalan efektif dan telah mengurangi beban masalah konselee atau belumSelain itu, asesmen digunakan pula untuk menentukan variabel pengontrol dalam permasalahan yang dihadapi konselee, untuk memilih/mengembangkan intervensi terhadap area yang bermasalah, atau dengan kata lain menjadi dasar untuk mendesain dan mengelola terapi, untuk membantu mengevaluasi intervensi, serta untuk menyediakan informasi yang relevan untuk pertanyaan-pertanyaan yang muncul untuk setiap fase konseling.Pada asesmen berbasis individu, asesmen dipakai untuk mengumpulkan informasi asli atau autentik mengenai konselee sehingga diperoleh informasi menyeluruh tentang diri konselee secara utuh, dan untuk memberikan penilaian yang objektif. Selain itu, secara terperinci asesmen berbasis individu bertujuan untuk:1. Mengembangkan carakonseleemerespon (verbal dan/atau non verbal) pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru BK.2. Melatihkonseleeuntuk berpikir dalam upaya pemecahan masalah3. Membentuk kemandirian konselee dalam berbagai masalah atau membentuk individu menjadi mandiri.4. Melatih konselee mengemukakan apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan. melalui proses konseling.5. Membentuk individu yang terbuka dalam berbagai hal, termasuk membuka diri dalam konseling6. Membina kerjasama yang baik dalam memecahkan masalah yang dihadapi.7. Membelajarkan konselee untuk menilai terhadap cara melaksanakan keputusannya secara konsekuen.Asesmen berbasis individu akan mengukur seluruh kemampuan konselee, baik keterampilan personal (personal skills), keterampilan social (social skills), keterampilan memecahkan masalah (problem solving skills), dan keterampilan memilih alternative (Choice alternativeskills).Jikahalini dilakukan maka asesmen akan dapat:(a)membantu sekolah dan guru dalam melaksanakan pembelajaran karena konselee sebagaisiswa dapat berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran,(b)memudahkan guru dalam pembelajaran di kelas karena siswa tidak banyak masalah,(c)memudahkan guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan tugas bimbingan dan konseling khususnya dalam konseling,(d)membantu kepala sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,(e)mendorong konselee untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dalam berbagai hal (seperti mendapatkan informasi studi, pekerjaan, dan memecahkan masalah (masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir), dan(f)menyajikan informasi berkesinambungan tentang kegiatan kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

OBSERVASIA.Pengertian Observasi

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul , dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.- Sebagai metode yang paling dasar dan paling tua, dasar karena dalam setiap aktivitas psikologi ada aspek observasi- Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif mengandung aspek obsevasi- Dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks alamiah (Banister, 1994). Observasi Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti. Pengertian sempit Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam situasi alamiah maupun situasi buatan. Pengertian luas Termasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.B.TUJUAN OBSERVASImendeskripsikan seting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang- orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati.PENTINGNYA OBSERVASI, Patton (1990). Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientsai pada penemuan daripada pembuktian, dan mendekati masalah secara induktif. Pengaruh konseptualisasi (yang ada sebelumnya) tentang topik yang diamati berkurang. Peneliti dapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka dengan wawancara. Mengatasi persepsi selektif dan peneliti dapat bergerak lebih jauh. Memungkinkan peneliti merefleksi & bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi & perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena. Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target. Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus. Level observasi dapat aspek khusus dari perilaku, individu, kelompok, dan situasi/proses. Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata) tujuan objek yang diobservasi :Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dllExpressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dan lain-lain. Physical location : Perhatikan personal space dan lingkungan fisikLanguage behaviour : menyilangkan kaki dan lain-lain. Time durationDiterapkan pada kelas sosial, status, jender, dan sikap social Webb dkk (1966) & Denzin (1970)C.Jenis-jenis Observasi

Klasifikasi tentang jenis-jenis observasi dapat dilihat dari beberapa sudut pandangan antara lain :

a. Berdasarkan situasi yang diobservasi1 Observasi terhadap situasi bebas (free situasion), observasi yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara wajar, tanpa adanya campur tangan dari pengobservasi. Misalnya observasi yang dilakukan terhadap siswa-siswa yang sedang bermain secara bebas.2 Observasi terhadap situasi yang dimanipulasikan (manipulated situasion), yaitu situasi yang telah dirancang oleh pengobservasi dengan menambahkan satu atau lebih variabel. Misalnya seorang pengobservasi ingin mengetahui sifat kepemimpinan sekelompok siswa.3 Observasi terhadap situasi yang setengah terkontrol (partially controlled), jenis observasi ini adalah merupakan kombinasi dari kedua jenis observasi situasi bebas dan situasi yang dimanipulasikan.

b. Berdasarkan keterlibatan pengobservasi1 Observasi partisipasi, yaitu apabila pengobservasi ikut terlibat dalam kegiatan subyek yang sedang diobservasi. Misalnya seorang guru bidang studi yang ingin mengetahui bagaimana antosias siswa-siswanya terhadap pelajaran yang diberikan.2 Observasi non partisipasi, dalam observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang diobservasi. Misalnya seorang petugas bimbingan ingin mengetahui bagaimana antosias siswa terhadap bimbingan karir.3 Observasi quasi partisipasi, dalam jenis ini sebagian waktu dalam satu periode observasi pengobservasi ikut melibatkan diri dalam kegiatan yang diobservasi, dan sebagian waktu lainnya ia terlepas dari kegiatan tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui bagaimana aktifitas siswa dalam melaksanakan suatu tugas kelompok.

c. Berdasarkan pencatatan hasil-hasil observasi1 Observasi berstruktur, aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang telah disusun secara sistematis. Bentuk catatan yang sistematis yaitu : daftar chek (chek list), adalah suatu daftar yang memuat catatan tentang sejumlah tingkah laku yang akan diobservasi. Skala bertingkat (rating scale), adalah gejala-gejala yang akan diobservasi itu didalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan. Kelemahan dari observasi berstruktur ini adalah bahwa pengobservasi sangat terikat dengan daftar yang telah tersusun sehingga ia tidak mungkin mengembangkan observasinya dengan aspek-aspek lain yang kebetulan terjadi selama observasi berlangsung. Untuk mengatasi kelemahan ini, dapat ditemouh dengan cara kombinasi, yaitu menggunakan suatu daftar yang terperinci tentang tingkah laku yang diobservasi, yang dilengkapi dengan blanko untuk mencatat tingkah laku tertentu yang muncul, yang belum terekam dalam daftar.2 Observasi tak berstruktur, dalam melaksanakan observasi ini pengobservasi tidak menyediakan daftar terlebih dahulu tentang aspek-aspek yang akan diobservasi. Dalam hal ini pengobservasi mencatat semua tingkah laku yang dianggap penting dalam suatu periode observasi.

Hasil-hasil observasi ini dicatat dalam bentuk catatan yang bersifat anekdot (anecdotal record), yaitu suatu catatan (record) tentang tingkah laku siswa dalam suatu situasi tertentu. Catatan yang bersifat anekdot tersebut harus ditulis apa adanya, tanpa interpretasi. Setelah terkumpul beberapa catatan dari beberapa periode observasi, maka buatlah suatu ihtisar tentang catatan-catatan tersebut, kemudian diadakan interpretasi tentang tingkah laku siswa tersebut. Contoh catatan yang bersifat anekdot (anecdotal record) tentang seorang siswa sebagai berikut :1 12-8-1990 : sebelum bel berbunyi ketika anak-anak sedang bercakap-cakap dalam kelompok-kelompok kecil, B tinggal seorang diri.2 17-8-1990 : B tidak ikut ambil bagian dalam diskusi yang diadakan oleh teman-temannya tentang apa yang akan dilihat di moseum.3 23-8-1990 : B membuat karangan tentang kunjungan ke moseum, tapi kemudian ia merobek tulisannya dan melemparkannya ke keranjang sampah. Dan sebagainya. Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan observasi dan anecdotal record, yaitu sebagai berikut:4 Karena adanya tugas-tugas lain sering guru-guru tidak mempunyai kesempatan untuk menuliskan hasil-hasil observasi yang telah dilakukan.5 Pencatatan hasil-hasil observasi dan penafsiran terhadap catatan-catatan observasi tersebut seringkali sangat subyektif.

3. Keuntungan dan Keterbatasan Observasi

a. Dengan observasi kita mengamati tingkah laku siswa dalam tingkah laku siswa dalam kondisi wajar, sehingga tingkah laku yang kita amati adalah tingkah laku yang muncul secara spontan. Jadi data yang kita peroleh adalah bersifat alamiah (natural), tidak dibuat-buat.

b Subyek yang diobservasi tidak merasa dibebani tugas tambahan. Ia tetap pada kegiatan yang telah dilakukannya tanpa merasa terganggu. Berbeda dengan interview atau kuesioner di mana subyek merasa di sita waktu dan tenaganya untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam interview atau kuisioner tersebut.

Observasi tidak dilkaukan terhadap beberapa situasi atau beberapa siswa dalam wktu yang sama. Apabila kita hendak mengobservasi semua sisiwa yang kita asuh maka kita akan emerlukan waktu yang sangat panjang. Kelemahan dari observasi ialah bahwa penafsiran terhadap hasil-hasil observasi sering bersiifat subyektif. Sikap dari pengobservasi, jarak waktu yang panjang antara situasi-situasi tingka laku yang diobservasi, serta obyektivitas dari pencatatan-pencatatan sangat mempengaruhi validitas dari observasi. Sehubunungan dengan kelemaan-kelemaan tersebut, ada beberapa ala yang perlu diperatikan ole petugas observasi. Untuk mengatasi subyektivitas terhadap hasil-asil observasi, hendaknya intrpretasi jangan dilkaukan hanya terhadap satu kali observasi saja, sebaiknya interpretasi baru dilakukan setela dilakukan setela dua atau tiga kali observasi.

C.TEKNIK PENCATATAN DALAM OBSERVASI Observasi merupakan salah satu metode assessment yang dilakukan dengan cara mengamati dan merekam sebuah perilaku yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang sebuah masalah, sehingga didapatkan pembuktian terhadap informasi yang diperoleh. Dalam observasi diperlukan beberapa metode dan teknik, baik dalam pelaksanaan maupun dalam pencatatan data observasi itu sendiri, agar tujuan assesment tersebut dapat tercapai. Sattler (2002) menguraikan beberapa teknik dalam pencatatan data observasi, yaitua.Teknik Pencatatan NarativeTeknik pencatatan naratif merupakan salah satu teknik pencatatan observasi yang dapat membantu observer dalam mendeskripsikan perilaku alami subyek. Dalam pencatatan naratif tersebut pengat tidak boleh melakukan interpretasi secara menyeluruh dan kejadiannya hendaklah menggunakan prosedur pencatatan kuantitatif. Teknik pencatatan naratif dapat dilakukan dengan dua cara pencatatan, yaitu berdasarkananecdotal recordingdanrunning recording. Anecdotal recordingmerupakan sebuah pencatatan yang tidak membutuhkan kerangka waktu, pengkodean dan pengkategorian tertentu serta mencakup apapun yang relevan bagi observer.Running recorningmerupakan pencatatan data dimana observer mencatat ketika fokus perilaku yang dikehendaki muncul. Adapun beberapa deskripsi perilaku, yaituglobal description, semi global descripstion,dannarrow description.Global description,merupakan pendeskripsian data observasi perilaku secara umum.Semi global description,merupakan pendeskripsian data observasi yang lebih terperinci dari sebelumnya namun tidak sedetailnarrow description.Narrow description,merupakan pendeskripsian data observasi yang sangat detail, lebih detail dari global dan semi global deskripsi, dimana data yang diperoleh mencakup bagaimana perilaku itu terjadi.Naratif observasi dapat digunakan dalam berbagai macam setting dan periodewaktuagar dapat mendapat gambaran yang lebih detail dan terperinci terhadap fokus perilaku yang ingin diobservasi. Hasil dari observasi tersebut digunakan dalam penyelidikan yang lebih spesifik. Terdapat beberapa setting situasi yang dapat digunakan pada pencatatan naratif utamanya dalam observasi anak dan pendidikan, antara lain1. Observasi keterampilan sosial dan komunikasi anak2. Observasi sebuah keluarga, dimana pencatatan naratif ini dapat membantu observer untuk mengevaluasi interaksi antar keluarga, gaya komunikasi, seperti apa yang didiskusikan dan bagaimana didiskusikan.3. Observasi guru, dimana observasi dapat dilakukan ketika observer berkunjung ke kelas, hendaknya mengobservasi metode dan gaya yang digunakan guru dalam mengajar serta management kelas.4. Observasi anak dalam interaksi informal.

Mendesain pencatatan naratifDalam mendesain pencatatan naratif terdapat beberapa hal yang perlu diperlukan, antara lain (a). jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengobservasi subyek. (b). lama waktu yang digunakan pada setiap periode observasi, (c). periode waktu yang hendak dimaksimalkan dalam observasi, (d).tipe pencatatan naratif yang akan digunakan, (e). target perilaku yang akan diobservasi, dan (f). metode dalam pencatatan data.

Usia subyek, setting, dan alasan yang digunakan untuk asesmen akan mempengaruhi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengobservasi subyek, lama periode waktu observasi, dan kapan kita harus melakukan observasi tersebut. Pada umumnya, waktu yang dibutuhkan untuk mengobservasi dapat dilakukan selama 10-30 menit bahkan lebih dari itu. apabila memungkinkan, dapat melakukan observasi lebih dari satu kali dan pada waktu yang berbeda di lain hari, serta melakukan diskusi dengan refferal source mengenai kapan dan dimana target perilaku paling sering muncul.

Kelebihan narrative recording1. Menyediakan sebuah pencatatan dari perilaku dan kesan-kesan umum2. Menjaga keaslian dari rangkaian perilaku3. Mengumpulkan perilaku dan menemukan kritik perilaku4. Memungkinkan meneliti progres perilaku5. Mencatata perilaku yang sukar diselidiki6. Membutuhkan sedikit peralatan7. Awal yang baik untuk prosedur penelitian yang sistematis8. Kekurangan narrative recording9. Kurang cocok untuk memperoleh data kuantitatif10. Pengujian validitasnya sulit11. Tidak secara penuh mendeskripsikan tipe kritikal behavior12. Hanya sedikit yang bisa digeneralisasikan13. Hasilnya bervariasi dari satu observasi dengan observasi yang lain.b.Teknik Interval RecordingSattler (2002) menjelaskan bahwainterval recordingbiasa juga disebut dengantime sampling, interval sampling, atau interval time sampling,dimana pencatatan tersebut merupakan salah satu teknik observasi yang berfokus pada perilaku spesifik dalam interval waktu tertentu. Dalam interval recording, pencatatan dilakukan pada perode interval yang sama dan observer mencatatan sejumlah perilaku yang muncul selama interval tertentu.Terdapat beberapa prosedur pada interval recording, yaitu:Partial interval time sampling,yaitu observer mencatat perilaku hanya sekali, dengan mengabaikan berapa lama itu berakhir atau berapa banyak waktu yang dibutuhkan pada interval tersebut.whole interval time sampling,yaitu observer mencatat perilaku hanya pada waktu interval dimulai dan diakhir interval tersebut. Metode ini pada umumnya digunakan ketika kita ingin mengetahui perilaku mana yang dimunculkan subyek secara terus menerus dalam satu interval.point time interval sampling,yaitu observer mencatat perilaku hanya pada waktu spesifik dalam interval tertentu. sebagai contoh : observer mungkin mencatat perilaku yang spesifik, apabila prilaku itu muncul pada 10 detik pertama dalam satu jam.Momentary time interval sampling, yaitu observer mencatat perilaku hanya pada moment, interval dimulai dan diakhiri. sebagai contoh, apabila interval waktu 30 detik, kamu mencatat hanya perilaku yang diobservasi pada akhir interval 30 detik tersebut. kita dapat menggunakan prosedur ini untuk sebuah kelompok subyek.Variabel interoccasion interval sampling,yaitu observer mencatat perilaku yang hanya terjadi selama waktu yang dipilih secara acak dalam interval.Bagaimana Mendesain Sebuah Interval Recording?Sama halnya dengan pencatatan naratif, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika hendak melakukan interval recording, observer harus memutuskan (a). jumlah waktu yang digunakan untuk mengobeservasi subyek., (b). panjangnya periode observasi, (c). periode waktu selama observasi yang akan diselenggarakan, (d). tipe interval recording yang ingin digunakan, (e). panjangnya interval observasi, (f).panjangnya pencatatan interval, apabila dibutuhkan, (g). target perilaku yang ingin diobservasi, (h). metode pencatatan data.Keuntungan Interval Recording1. Membantu menggambarkan waktu yang penting-hubungan perilaku.2. Memfasilitasi pemeriksaan untuk realibilitas interobserver.3. Membantu memastikan perilaku yang ditemukan pada saat observasi dalam jangka waktu yang sama.4. Menggunakan waktu yang efisien.5. Fokus pada perhatian observer pada perilaku subyek.6. Membantu mengumpulkan sejumlah besar observasi dalam periode waktu singkat

Kelemahan Interval Recording1. Perilaku yang diobservasi tampak berurutan, karena interval waktu- bukan karena perilaku tersebut.2. Hubungan antar perilaku dan permasalahan terlihat berlebihan3. Tidak mengungkapkan frekuensi secara actual atau durasi dari perlaku.c.Teknik Even RecordingTeknikevent recordingatau biasa dikenal dengan nama even sampling, dimana observer dapat mencatat sebuah kejadian pada perilaku spesifik atau pada even yang terjadi selama periode observasi.Panduan Event samplingIdentifikasi dan susun definisi operasional perilaku yang akan diobservasi dengan jelas.Ketahui secara umum dimana dan kapan perilaku dapat terjadi. Tentukan jenis informasi yang akan direkam. (dapat menggunakan pencatatan naratif maupun kategoris. Misalnya pada studi tentang pertengkaran tadi adalah berapa lama terjadi, apa yang terjadi ketika pertengkaran dimulai, jenis perilaku dalam pertengkaran, apa yang dilakukan dan dikatakan, apa akibatnya, dan apa yang terjadi setelah pertengkaran.Susunlah lembar pencatatan semudah mungkin.1. Keuntungan Event Sampling2. Mengukur atau melihat perilaku dengan frekuensi yang rendah atau jarang, dan oleh orang yang sehari-hari berada dalam setting observasi3. Memudahkan dalam mempelajari banyak perilaku atau peristiwa yang berbeda4. Lebih efisien5. Dapat menggunakan bermacam-macam cara pencatatan data yang berbeda6. Memberikan informasi mengenai perubahan perilaku dari waktu ke waktu dan total jumlah perilaku

Kelemahan Event Sampling1. Tidak memberikan pola perilaku yang sifatnya sementara2. Sulit untuk mencapai reliabilitas antar observer3. Tidak cocok untuk melihat perilaku yang tidak diskrit4. Observer harus dapat mempertahankan konsentrasi dalam waktu yang lebih lama5. Membuat perbandingan antar event satu dengan event yang lain akan sulit ketika periode waktunya tidak samad.Teknik Rating RecordingSattler (2002) menjelaskan bahwa pada rating recording, observer merate perilaku pada skala atau checklist, yang terkadang pada akhir periode observasi. Setelah skala dirancang, observer dapat mengindikasikan derajat (a). Atribut yang telah diobservasi (e.g comparatif, agresif) atau (b). Kita merasa atribut tersebut terdapat pada subyek. Nilai yang dihasilkan berupa nilai ordinal.Kapan digunakan rating recording?Rating recording digunakan untuk mengevaluasi aspek global perilaku dan untuk mengkuantifikasi sebuah kesan.The behavioral and attitude checklist,merupakan salah satu prosedur rating yang dapat digunakan untuk menilai perilaku ketika kita mengadministrasikan tes. Rating scale digunakan untuk asesmen perilaku atau produk yang susah untuk diukur secara langsung. Sebagai contoh, kita dapat menggunakanrating scaleyang memilikirangedari sangat lemah dengan nilai (1) ke excellent nilai (7) untuk menilai kemampuan membaca tulisan tangan.Bagaimana mendesain rating recording?Dalam mendesain rating recording, observer harus menetapkan pada (a). Jumah waktu yang digunakan untuk mengobservasi subyek, (b). Panjang periode observasi, (c). Periode waktu selama apa yang akakn diobservasi, (d). Target perilaku yang akan diobservasi, (c). Metode pencatatan data. Metode pencatatan padarating scaleini pada umumnya menggunakan 5 poin. Sebagai contoh, misal pada indikator berbagi mainan5 = sangat sering4 = sering3 = kadang-kadang2 = jarang1 = tidak pernahKeuntunganrating recordingTerdapat beberapa keuntungan ketika menggunakanrating recording,antara lain :1. Memungkinkan sudut pandang umum2. Memungkinkan untuk mencatat beberapa perilaku yang berbeda3. Dapat digunakan untuk menilai perilaku pada beberapa individu atau kelompok4. Dapat mencatat aspek kualitatif perilaku5. Data di generalisasikan pada data statistikal6. Waktunya efisien7. Kelemahanrating recording8. Selain keuntungan, terdapat pula beberapa kelemahan dalam menggunakanrating recording, antara lain:9. Harga skala yang digunakan mungkin berdasarkan pada asumsi yang tidak jelas10. Memiliki reliabel interobserver yang lemah karena interpretasi yang berbeda tiap observer.11. Tidak cocok mencatat informasi kuantitatif yang penting, seperti frekuensi, durasi atau latensi perilaku.12. Tidak akurat apabila ada penundaan waktu antara perilaku yang diobservasi dan nilai observer terhadap perilaku.

REFERENSII. SOCIAL WORKING, Albert R. Roberts, Gilbert J. greene. Hal.9II. TERAPI MUSIK, Djohan, hal 74

III. Metode Penelitian Kuantitatif, Burhan Bungin, Hal 143III. http://www.slideshare.net/wicaksana/psikodiagnostik-observasi-14333762IV. Satteler, J. M. 2002.Assesment of children behavioral and clinical applications fourth edition.Publiser, Inc: San Diego. V. Assessment Centre - Halaman 387, Syaiful F friadi

KESIMPULAN

Observasi merupakan suatu metode asesman yang berupa pengamatan prilaku seseorang melalui metode-metode Observasi. Yang dimana dari hasil observasi digunakan untuk kepentingan organisasi dan instalasi pemerintahan. Ada tahapan dan metode yang di aplikasikan dalam observasi dan di gunakan dalam tes psikologi. Observasi sendiri memiliki tahapan-tahapan yang mengatur peroses kerja dan pengujiaan observasi.

DOSEN PENGAMPULisfarika Napitupulu

PSIKODIAGNOSTIKMAKALAH OBSERVASI ASESMEN

Oleh KelompokEliakimRolyadinSiboro(138110025)Farhan Okta yudhaDeden Okra finanzaSidiq Permana

Local C Semester II Fakultas Psikologi Jurusan Ilmu PsikologiUniversitas Islam RiauT.A 2013/2014