laporan asesmen tunanetra.docx

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Identifikasi dini Anak Berkebutuhan Khusus dimaksudkan sebagai suatu upaya seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk melakukan proses penjaringan terhadap anak yang mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional/ tingkah laku) seawal mungkin dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Perkembangan identifikasi dan asesmen dalam hal ini pada anak tunanetra menitik beratkan pada kondisi dan kemampuan anak. Selain hal itu, ada hal penting yaitu bakat dan ketrampilan anak. Beberapa aspek ini akan menjadi feedback untuk memaksimalkan pendidikan pada anak agar dapat selaras dan optimal. Identifiksi dan asesmen ini menjadi hal pokok untuk dilakukan dalam upaya penanganan terhadap anak tunanetra. Konsep utamanya ialah mengetahai kondisi dan potensi kemudian memaksimalakan potensi berdasarkan kondisi. B. Rumusan Masalah 1. Seperti apakah perkembangan anak tunanetra? 1

Upload: anggoro-koerniawan

Post on 26-Dec-2015

279 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan asesmen tunanetra.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Identifikasi dini Anak Berkebutuhan Khusus dimaksudkan sebagai

suatu upaya seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan

lainnya) untuk melakukan proses penjaringan terhadap anak yang mengalami

kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional/ tingkah laku)

seawal mungkin dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai.

Perkembangan identifikasi dan asesmen dalam hal ini pada anak

tunanetra menitik beratkan pada kondisi dan kemampuan anak. Selain hal itu,

ada hal penting yaitu bakat dan ketrampilan anak. Beberapa aspek ini akan

menjadi feedback untuk memaksimalkan pendidikan pada anak agar dapat

selaras dan optimal.

Identifiksi dan asesmen ini menjadi hal pokok untuk dilakukan dalam

upaya penanganan terhadap anak tunanetra. Konsep utamanya ialah

mengetahai kondisi dan potensi kemudian memaksimalakan potensi

berdasarkan kondisi.

B. Rumusan Masalah

1. Seperti apakah perkembangan anak tunanetra?

2. Bagaimanakah hasil identifikasi dan asesmen pada anak tunanetra?

C. Tujuan

1. Mengerti dan memahami perkembangan anak tunanetra dari data asesmen

2. Mengerti dan memahami proses serta hasil identifikasi dan asesmen pada

anak tunanetra.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Sercara teori, laporan identifikasi dan asesmen pada anak tunanetra

ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi perkembangan

pengetahuan tentang mengidentifikasi dan mengasesmen anak tunanetra.

1

Page 2: laporan asesmen tunanetra.docx

Serta dapat memperkaya konsep serta teori tentang metode identifikasi

dan asesmen pada anak tunanetra.

2. Manfaat praktis

Secara praktis, hasil identifikasi dan asesmen pada anak tunanetra

ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi dunia pendidikan dalam

memenuhi pelayanan pendidikan untuk anak tunanetra. Pelayanan yang

dimaksud adalah pelayanan yang optimal sesuai kondisi pada anak

tunanetra.

2

Page 3: laporan asesmen tunanetra.docx

BAB III

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Tunanetra

Kata tunanetra berasal dari kata tuna yang berarti rusak, luka, kurang

sedangkan netra berarti mata. Sehingga, tunanetra berarti rusak matanya.

Menurut Frans. Harsana Sasraningrat (1981:169), tunanetra adalah suatu

kondisi dari dria penglihatan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Kondisi itu disebabkan karena kerusakan pada bola mata, syaraf optik, dan

atau bagian otak yang mengolah stimulus visual. Menurut A Zahl (1962:15)

dalam bukunya Blindness. Seseorang dikatakan buta apabila memiliki

ketajaman penglihatan 20/200 atau kurang pada mata lebih baik setelah

dikoreksi dengan tepat, atau keterbatasan dalam bidang penglihatan

sedemikian rupa sehingga diameter dari bidang penglihatan yang paling lebar

membentuk sudut tidak lebih dari 20 derajat.

Berdasarkan beberapa batasan pandangan para ahli tersebut, maka dapat

dijelaskan bahwa tunanetra tidak dapat disamakan dengan buta.

Buta merupakan salah satu tingkat ketnanetraan.

Tunanetra adalah kondisi dria penglihatan yang karena sesuatu hal

mengalami luka/kerusakan baik struktural dan atau fungsional, sehingga

tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

B. Klasifikasi Tunanetra

1. Berdasarkan kemampuan melihat

a) Buta (blind)

b) Kurang penglihatan (low vision)

2. Berdasarkan sudut media baca

a) Pembaca huruf braile

b) Pembaca huruf visual

3. Berdasarkan kemampuannya terhadap persepsi cahaya

a) Tidak ada persepsi cahaya (no light perception)

3

Page 4: laporan asesmen tunanetra.docx

b) Memiliki persepsi cahaya (light perception)

c) Mampu memproyeksi cahaya (light projection)

4. Berdasarkan tingkat ketajaman penglihatan

a) 20/20 feet - 20/50 feet

b) 20/70 feet – 20/200 feet

c) 20/200 feet atau lebih

d) Tingkat ketajaman nol

5. Berdasarkan saat terjadinya ketunanetraan

a) Tunanetra pranatal

b) Tunanetra natal

c) Tunanetra postnatal

C. Pengertian Asesment Anak Tunanetra

Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis, Assesmen adalah

“Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang

berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang

saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya

dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun

program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan

objektif”.

Menurut Robert M Smith (2002), assessment adalah suatu penilaian

yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan

dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan

pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu

rancangan pembelajaran terhadap anak tunanetra.

D. Tujuan Asesmen

Asesmen yang dilakukan setelah deteksi

1. Untuk menyaring kemampuan anak tunanetra.

4

Page 5: laporan asesmen tunanetra.docx

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan anak dalam setiap

aspek sehingga guru bisa menentukan bagaimana pengajaran yang akan

diberikan terhadap anak tersebut.

2. Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan penentuan program

pendidikan anak tunanetra

3. Untuk menentukan arah dan kebutuhan pendidikan anak tunanetra.

Arah/ tujuan pendidikan anak tunanetra pada dasarnya sama dengan

arah/tujuan pendidikan pada umumnya. Hanya saja, mengingat

kemampuan anak tunanetra yang terbatas, maka perlu dirumuskan tujuan

khusus yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-

masing peserta didik.

4. Untuk mengembangkan program pendidikan yang diindividualisasikan

atau IEP (Individualized Educational Program). Dengan data yang

diperoleh sebagai hasil asesmen dapatlah diketahui kemampuan dan

ketidakmampuan anak tunanetra.

Akibat dari pengembangan program yang didasarkan pada hasil asesmen,

maka muncul rumusan program yang disesuaikan dengan kemampuan

setiap anak.

5. Untuk mengembangkan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi

pengajaran.

5

Page 6: laporan asesmen tunanetra.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam indentifikasi dan asesmen pada anak tunanetra ini menggunakan

kombinasi daru 3 metode utama dan 1 metode pendukung. Metode utama

meliputi: metode observasi, metode angket, dan metode wawancara.

Sedangkan metode pendukungnya adalah metode dokumentasi sebagai

penguat data hasil identifikasi dan asesmen. Kombinasi seluruh metode ini

menghasilkan informasi untuk dijadikan data identifikasi dan asesmen pada

anak tunanetra.

Metode observasi merupakan suatu proses yang komplek yang

disengaja dan dilakukan secara sistematis terencana, terarah, pada suatu

tujuan dengan mengamati dan mencakup fenomena satu atau sekelompok

orang dalam kompleks kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan untuk melanjutkan penelitian. Dalam hal ini yang diamati

adalah anak tunanetra untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang

dialami.

Metode angket yaitu metode dengan cara memberikan daftar pertanyaan

maupun daftar isian data kepada subjek yang diteliti untuk mendapatkan

informasi terkait anak tunanetra. Pada penelitian ini angket yang diberikan

informasi perkembangan anak tunanetra untuk memperoleh gambaran riwayat

perkembangan pada anak tunanetra.

Metode wawancara yaitu dengan melakukan komunikasi langsung

untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Komunikasi ini merupakan

interaksi tanya jawab yang data hasil wawancaranya akan dimasukkan dalam

lembar hasil wawancara (form identifikasi dan asesmen).

Metode dokumentasi adalah penguat hasil identifikasi dan asesmen

anak tunanetra karena dengan dokumentasi maka dapat dilihat kondisi subjek

penelitian yang dapat dijadikan pembanding terhadap hasil identifikasi dan

asesmen.

6

Page 7: laporan asesmen tunanetra.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Perkembangan Anak Tunanetra

Identifikasi dan asesmen kali ini dilakukan pada seorang tunanetra

bernama Siti Rochani yang lahir pada 5 Juni 1988 di Gunung Kidul. Siti

adalah seorang perempuan muslim putri kandung dari Bapak Suka Rejo dan

merupakan anak kelima dai enam bersaudara. Siti Rochani bersekolah di

SLB Suharja Putra Patuk (SLB Langgeran), kelas 12 dan baru saja selesai

melaksanakan ujian nasional.

Kondisi ekonomi di keluarga Siti tergolong sangat sederhana namun

sangat harmonis dan saling mengerti satu sama lain/ hal ini dibuktikan dengan

keluarga yang senantiasa mendukung Siti Rochani dalam setiap langkahnya.

Siti Rochani dilahirkan normal pada usia kandungan 9 bulan, berat lahir

3 kg dan panjang bayi 50cm. Namun pada waktu kelahiran didapati tanda-

tanda kelainan pada Siti yaitu mata biru pada manik-manik bola mata yang

diduga menjadi awal kebutaan yang dialaminya.

Perkembangan masa balita Siti sebenarnya baik, menetek pada ibunya

hingga umur 4,5 tahun, imunisasi lengkap serta kualitas dan kuantitas makan

juga baik. Namun dalam perkembangan fisiknya terdapat beberapa kelainan

dibandingkan anak normal pada umumya seperti dapat berdiri pada usia 3,5

tahun, dapat berjalan pada usia 5 tahun, berbicara dengan kalimat lengkap 2

tahun. Kesulitan utama yang dialami pada masa ini adalah kesulitan gerakan

pada kaki kiri dan tangan kiri.

Pada aspek perkembangan bahasa, Siti mulai berceloteh pada umur 1

tahun, berbicara dengan satu suku kata yang berarti kalimat pada umur 1,5

tahun, berbicara dengan kalimat lengkap sederhana pada umur 2 tahun. Pada

aspek ini perkembangannya normal dan bisa dikatakan baik.

Perkembangan sosial pada Siti sangat baik meliputi hubungan dengan

saudara, hubungan dengan teman, hubungan dengan orang tua. Pada spek ini

Siti Rochani memiliki bakat dan minat di bidang musik yaitu menyanyi. Siti

7

Page 8: laporan asesmen tunanetra.docx

memiliki prestasi yang sangat baik dengan memperoleh juara 2 nasional

beberapa waktu yang lalu serta juara-juara daerah maupun regional lainnya.

Perkembangn pendidikan sedikit lambat yaitu mulai masuk SD pada

usia 14 tahun dan pada masa SD ini mengalami kesulitan bergaul dengan

guru dan teman. Pelayanan khusus yang diterima Siti pada masa ini adalah

orientasi menulis dan membaca. Kesulitan yang dialami adalah pada mata

pelajaran matematikan namun Siti sangat suka pelajaran bahasa Jawa. Secara

umum prestasi yang dicapai Siti pada pendidikannya bisa dikatakan baik.

2. Identifikasi dan Asesmen pada Anak Tunanetra

Hasil identifikasi dan asesmen pada Siti Rochani menunjukkan bahwa

siti mengalami kebutaan total dengan tanda tidak dapat melihat dan

membedaka cahaya. Kondisi bola mata siti mengalami peradangan hebat dan

terlihat selalu menutup. Kondisi ini menyebabkan Siti sering meraba dan

tersandung ketika berjalan.

Pada bidang seni memiliki nilai maksimal pada seluruh kompetensi.

Kompetensi tersebut antara lain:

a) Kemampuan menirukan ketepatan nada

b) Kemampuan mengidentifikasi ketepatan nada

c) Kemampuan menirukan pergerakan nada

d) Kemampuan menirukan interval/melodi

e) Kemampuan mengimitasikan berbagai metris birama

f) Kemampuan mengidentifikasi berbagai metris birama

g) Kemampuan menganalisis perubahan melodi/interval

h) Kemampuan mengidentifikasi tangga nada dan akor

i) Kemampuan mengekspresikan melalui vokal/alat musik

j) Kemampuan mengeksplorasi musik.

Indikator kemampuan anak secara umum baik meliputi pemahaman

auditori, bahasa ujaran, orientasi, perilaku, dan gerak.

8

Page 9: laporan asesmen tunanetra.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Siti rochani merupakan anak tunanetra dengan kondisi mata

mengalami kebutaan total karena tidak dapat menerima respon cahaya.

Siti rochani lahir pada 5 Juni 1988 di Gunung Kidul dan merupakan anak

ke-5 dari 6 bersaudara.

Walaupun kondisinya mengalami kebutaan total, namun dari

berbagai aspek lainnya Siti Rochani memilki kemampuan yang baik

meliputi aspek pemahaman auditor, bahasa ujaran, orientasi, perilaku, dan

gerakan. Kemampuan yang menonjol pada Siti adalah menyanyi serta

kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sosial yang behitu kuat

B. Saran

Identifikasi dan asesmen harus dilakukan secara jujur dan disesuaikan

kondisi nyata pada anak tunanetra agar penanganan dapat disesuaikan

untuk memaksimalkan hasil.

9

Page 10: laporan asesmen tunanetra.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://www.konsistensi.com/2013/04/angket-sebagai-teknik-pengumpulan-

data.html. diakses pada tanggal 19 April 2014

http://www.pojokpedia.com/pengertian-observasi-dalam-metode-penelitian-

kualitatif/. diakses pada tanggal 19 April 2014

http://www.scribd.com/doc/81503987/Dentifikasi-Dini-Dan-Asesmen-Anak-

Berkebutuhan. diakses pada tanggal 19 April 2014

10

Page 11: laporan asesmen tunanetra.docx

LAMPIRAN

1. Informasi Perkembangan AnakA. Identitas Anak

1. Nama : Siti Rochani

2. Tempat dan tanggal lahir : Gunung Kidul, 5 Juni

1988

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Status anak : Anak Kandung

6. Anak ke dari jumlah saudara : 5 dari 6 Bersaudara

7. Nama sekolah : SLB Suharjo Putra

Patuk Gunung

Kidul

8. Kelas : XII

9. Alamat : Sepat, Ngoro-oro, Patuk

Gunung Kidul

B. Identitas Orang Tua

 Ayah :

11

Page 12: laporan asesmen tunanetra.docx

1. Nama Ayah : Suka Rejo

2. Umur : 65 tahun

3. Agama : Islam

4. Status ayah : Ayah Kandung

5. Pendidikan Tertinggi : SR

6. Pekerjaan Pokok : Tani

7. Alamat tinggal : Karang, RT 3, RW 6, Jetis, Saptosari,

Gunung Kidul

Ibu :

1. Nama Ibu : Panikem

2. Umur : 60 tahun

3. Agama : Islam

4. Status Ibu : Ibu Kandung

5. Pendidikan Tertinggi : SR

6. Pekerjaan Pokok : Tani

7. Alamat tinggal : Karang, RT 3, RW 6, Jetis, Saptosari,

Gunung Kidul

Wali : -

Hubungan Orang tua – anak

1. Kedua orang tua satu rumah : Ya

2. Anak satu rumah dengan kedua orang tua : Ya

3. Anak diasuh oleh salah satu orang tua   : -

4. Anak diasuh wali/saudara : -

Sosial Ekonomi Orangtua

1. Jabatan formal ayah di kantor (jika ada) : -

2. Jabatan formal ibu di kantor (jika ada)    : -

3. Jabatan informal ayah di luar kantor (jika ada) : -

4. Jabatan informal ibu di luar kantor (jika ada) : -

5. Rata-rata penghasilan (kedua orangtua) perbulan : Rp 400.000,

12

Page 13: laporan asesmen tunanetra.docx

Tanggungan dan Tanggapan Keluarga

1. Jumlah anak                  : 6

2. Ysb. Anak yang ke           : 5

3. Persepsi orang tua terhadap anak ysb. : Baik

4. Kesulitan orang tua terhadap anak ysb. :

Membimbing baca, tulis

5. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak ysb. :

Mempunyai masa depan

6. Bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak ysb. :

Membekali ilmu pengetahuan dan pelayanan yang sesuai dengan

ketunaan

C. Riwayat Kelahiran :

1. Perkembangan masa kehamilan : Baik

2. Penyakit pada masa kehamilan : -

3. Usia kandungan : 9 Bulan

4. Riwayat proses kelahiran : Baik

5. Tempat kelahiran : Bidan

6. Penolong proses kelahiran : Bidan

7. Gangguan pada saat bayi lahir : -

8. Berat bayi : 3 kg

9. Panjang bayi : 50 cm

10. Tanda-tanda kelainan pada bayi :

Mata biru pada manik-manik bola mata

D. Perkebangan Masa Balita :

1. Menetek ibunya hingga umur : 4,5 tahun

2. Minum susu kaleng hingga umur : -

3. Imunisasi (lengkap/tidak) : Lengkap

4. Pemeriksaan/penimbangan rutin/tdk : Tidak

5. Kualitas makanan : Bagus

13

Page 14: laporan asesmen tunanetra.docx

6. Kuantitas makan : Baik

7. Kesulitan makan (ya/tidak) : -

E. Perkembangan Fisik :

1. Dapat berdiri pada umur : 3,5 tahun

2. Dapat berjalan pada umur : 5 tahun

3. Naik sepeda roda tiga pada umur : -

4. Naik sepeda roda dua pada umur : -

5. Bicara dengan kalimat lengkap : 2 tahun

6. Kesulitan gerakan yang dialami : Kaki kiri dan

tangan kiri

7. Status Gizi Balita (baik/kurang): Baik

8. Riwayat kesehatan (baik/kurang) : Baik

9. Penggunaan tangan dominan : Kanan

F. Perkembangan Bahasa :

1. Meraba/berceloteh pada umur : 1 tahun

2. Mengucapkan satu suku kata yang - : 1,5 tahun

bermakna kalimat (mis.Pa berarti –

bapak) pada umur                                      

A. Berbicara dengan satu kata - : 1,5 tahun

bermakna pada umur           

B. Berbicara dengan kalimat - : 2 tahun

lengkap sederhana pada umur      

G. Perkembangan Sosial :

1. Hubungan dengan saudara : Baik

2. Hubungan dengan teman : Baik

3. Hubungan dengan orangtua : Baik

4. Hobi : Menyanyi

5. Minat khusus : Menjadi Penyanyi

H. Perkembangan Pendidikan :

1. Masuk TK umur : -

14

Page 15: laporan asesmen tunanetra.docx

2. Lama Pendidikan di TK : -

3. Kesulitan selama di TK : -

4. Masuk SD umur : 14 tahun

5. Kesulitan selama di SD : Bergaul

dengan guru dan teman

6. Pernak tidak naik kelas : -

7. Pelayanan khusus yang pernah diterima anak :

Orientasi menulis dan membaca

8. Prestasi belajar yang dicapai : Baik

9. Mata Pelajaran yang dirasa paling sulit :

Matematika

10. Mata Pelajaran yang dirasa paling disenangi :

Bahasa Jawa

11. Keterangan lain yang dianggap perlu : -

2. Identifikasi dan Asesmen Ketunanetraan Anak

A. Hasil Identifikasi

Anak tidak dapat membedakan cahaya sehingga anak teridentifikasi

mengalami kebutaan total.

B. Identifikasi di Bidang Seni

Obyek asesment (anak dengan kebutaan) memiliki nilai maksimal pada

seluruh kompetensi di bidang seni. Kompetensi tersebut antara lain:

k) Kemampuan menirukan ketepatan nada

l) Kemampuan mengidentifikasi ketepatan nada

m) Kemampuan menirukan pergerakan nada

n) Kemampuan menirukan interval/melodi

15

Page 16: laporan asesmen tunanetra.docx

o) Kemampuan mengimitasikan berbagai metris birama

p) Kemampuan mengidentifikasi berbagai metris birama

q) Kemampuan menganalisis perubahan melodi/interval

r) Kemampuan mengidentifikasi tangga nada dan akor

s) Kemampuan mengekspresikan melalui vokal/alat musik

t) Kemampuan mengeksplorasi musik

C. Indikator Kemampuan Anak

INDIKATORSK K C B SB1 2 3 4 5

PEMAHAMAN AUDITORI         

1. Kemapuan mengikuti perintah    

  v  

2.

Kemampuan mengikuti diskusi dalam kelas    

    V

3.

Kemampun menyimpan informasi yang disampaikan secara lisan    

    V

4.

Pemahaman arti kata   

    V

BAHASA UJARAN          1.

Kemampuan mengekspresikan pikiran dengan kalimat lengkap disertai tatatata bahasa yang akurat    

    V

2.

Kemampuan memahami perbendaharaan kata    

    v

3.

Kemampuan menghafal kata   

  v  

4.

Kemampuan menghubungkan pengalaman    

    v

5.

Kemampuan memformulasikan gagasan-gagasan    

    v

ORIENTASI        

 1.

Ketepatan waktu   

v  

2.

Orientasi ruang   

   

16

Page 17: laporan asesmen tunanetra.docx

3.

Pertimbangan hubungan-hubungan (besar-kecil, jauh-dekat, ringan-berat)    

    v

4.

Pemahaman tentang arah   

  v  

PERILAKU          1.

Kemampuan bekerjasama   

    v

2.

Kemampuan memusatkan perhatian   

    v

3.

Kemampuan mengorganisasikan pekerjaan    

    v

4.

Kemampuan menguasai situasi baru   

     

5.

Penerimaan sosial   

  v  

6.

Penerimaan tanggung jawab   

 

 

V

7.

Kemampuan menyelesaikan tugas   

  V

8.

Kebijaksanaan   

  V

GERAK          1.

Koordinasi umum (berjalan, berlari, meloncat)    

v    

2. Keseimbangan    

  v  

3.

Kemampuan mempergunakan perkakas/peralatan    

    V

17