asam askorbat

7
Asam askorbat Asam askorbat adalah nama kimia dari vitamin C, sehingga dapat dikatakan asam askorbat adalah vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat penting untuk biosintesis kolagen, karnitin dan berbagai neurotrasmitter. Manusia dan beberapa golongan primata tidak dapat mensintesa asam askorbat, hal ini dikarenakan manusia atau primata lainnya tidak memiliki enzim gulunolactone oxsidase oleh sebab itu asam askorbat di suplai dari luar tubuh terutama dari buah, sayuran, atau tablet suplemen vitamin C. Berbeda dengan manusia pada tumbuh-tumbuhan dan hewan apat mensintesis asam askorbat untuk kebutuhannya sendiri. Asam askorbat adalah 6 atom karbon yang di sintesis dari glukosa, dengan nama kimia dari asam askorbat 2-oxo-L-threo- hexono-1,4-lactone-2,3-enediol, dan bentuk utama dari asam askorbat adalah L-ascorbic dan dehydroascorbic acid (Naidu, 2003). Sifat-sifat Asam askorbat Asam ini memiliki rumus kimia C6H8O6, berbentuk kristal kekuningan, tidak berbau, memiliki massa molar sebesar 176.12 Struktur Asam Molekul Asam

Upload: septy-sulistyaningrum

Post on 02-Aug-2015

1.966 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asam askorbat

Asam askorbat

Asam askorbat adalah nama kimia dari vitamin C, sehingga dapat dikatakan asam askorbat

adalah vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat penting untuk biosintesis kolagen,

karnitin dan berbagai neurotrasmitter. Manusia dan beberapa golongan primata tidak dapat

mensintesa asam askorbat, hal ini dikarenakan manusia atau primata lainnya tidak memiliki

enzim gulunolactone oxsidase oleh sebab itu asam askorbat di suplai dari luar tubuh terutama

dari buah, sayuran, atau tablet suplemen vitamin C. Berbeda dengan manusia pada tumbuh-

tumbuhan dan hewan apat mensintesis asam askorbat untuk kebutuhannya sendiri.

Asam askorbat adalah 6 atom karbon yang di sintesis dari glukosa, dengan nama kimia dari

asam askorbat 2-oxo-L-threo-hexono-1,4-lactone-2,3-enediol, dan bentuk utama dari asam

askorbat adalah L-ascorbic dan dehydroascorbic acid (Naidu, 2003).

Sifat-sifat Asam askorbat

Asam ini memiliki rumus kimia C6H8O6, berbentuk kristal kekuningan, tidak berbau,

memiliki massa molar sebesar 176.12 g mol−1 , memiliki titik didih 190-192oC , memiliki

kerapatan sebesar 1.65 g/cm3, keasaman pertama sebesar 4,17 sedangkan keasaman kedua

sebesar 11,57. Asam askorbat larut dalam air, 95% etanol, gliserol dan propilene glicol, serta

asam ini tidak larut dalam dietil eter, kloroform, benzena dan minyak lemak. Asam askorbat

memiliki banyak kegunaan bagi manusia dan hewan lainnya, salah satunya di bidang

kesehatan seperti sebagai antioksidan, anti atherogenik, immunomodulator dan mencegah flu.

Kegunaan atau manfaat Asam Askorbat

1. Sebagai antioksidan

Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas

dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal,

Struktur Asam askorbat

Molekul Asam askorbat

Page 2: Asam askorbat

protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi

kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi

berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif

(Iswara,2009). Fungsi penting dari antioksidan juga dapat mncegah reaksi

polimerisasi yang tergantung adanya radikal bebas. (Enviromental Chemistry, hal

291).

2. Sebagai koenzim dan pendonor elektron.

Asam askorbat juga memainkan peran penting sebagai koenzim dan pendonor

elektron di dalam reaksi organik enzimatik dioksigenase seperti hidroksilasi pada

karnitina, mono dan di oksigenasi pada berbagai neurotransmitter dan sintesis hormon

peptida.

3. Asam askorbat, dalam bentuk larutan yang mengandung logam vitamin C bersifat

sebagai proantioksidan dengan mereduksi logam yang menjadi katalis aktif untuk

oksidasi dalam tingkat keadaan rendah. Bila tidak ada logam, vitamin C sangat efektif

sebagai antioksidan pada konsentrasi tinggi.

4. Asam askorbat dapat menurunkan tekanan darah tinggi, hal ini karena kapasitasnya

sebagai antioksidan yang meredam spesi oksigen reaktif yang dapat menyebabkan

hipertensi.

5. Asam askorbat juga digunakan sebagai terapi anti kanker pada jenis-jenis tertentu.

Asam askorbat diketahui bersifat toksik terhadap beberapa jenis sel kanker, namun

tidak bersifat demikian terhadap sel normal tubuh.

6. Berperan dalam meningkatkan sistem imun.

Efek samping Asam Askorbat

1. Bagi penderita batu ginjal, sebaiknya tidak mengkonsumsi karena memicu

pembentukan batu ginjal

2. Dapat mengganggu penyerapan mineral yang diperlukan tubuh, jika dikonsumsi

secara berlebihan.

3. Sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita yang memiliki kelebihan zat besi.

Misalnya pasien hematokromatosis (pewarnaan jaringan dengan pigmen darah).

4. Beberapa orang bila mengkonsumsi vitamin C berlebihan dapat mengalami gangguan

pencernaan.

Page 3: Asam askorbat

Struktur Butil HidroksianisolC(CH3)3

C(CH3)3

Struktur Butil HidroksitoluenC(CH3)3

C(CH3)3

Kontoversi BHA (Butil Hidroksianisol) dan BHT (Butil Hidroksitoluen)

Butil Hidroksianisol (BHA) adalah salah satu antioksidan yang terdiri dari campuran dua

isomer senyawa organik, 2 - ters-butil-4-hydroxyanisole dan 3 - tert-butil-4-hydroxyanisole.

Rumus kimia dari BHA adalah C11H16O2. Sedangkan Butil Hidroksitoluen (BHT) adalah

bahan organik yang lipofilik (lemak yang suka air) yang digunakan sebagai antioksidan

dalam makanan dengan rumus kimia dari BHT adalah C12H15O.

1. Struktur Butil Hidroksianisol (BHA)

a. Sifat Fisika BHA

Berbentuk padatan putih menyerupai lilin

Memiliki kepadatan 1,0587 g / cm ³ pada 20 ° C

Memiliki titik lebur 48-55 ° C

Memiliki titik didih 264-270 ° C

Memiliki massa molar 180,24 g mol -1

b. Sifat Kimia BHA

Sebagai antioksidan

Larut dalam air, bebas larut dalam etanol, metanol, propilen glikol, larut dalam

lemak dan minyak

Memiliki bau khas aromatik.

c. Efek samping penggunaan BHA berlebih

Menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin.

2. Struktur Butil Hidroksitoluen (BHT)

Page 4: Asam askorbat

a. Sifat Fisika

Berbentuk serbuk putih

Mudah terbakar

Titik didih 265 °C (538 K) dan titik lebur 70–73 °C

Memiliki massa molar 220.35 g/mol

b. Sifat Kimia

Sebagai antioksidan

c. Efek samping

Menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin.

BHA dan BHT umumnya digunakan untuk mencegah lemak dari ketengikan atau

mencegah ketengikan dari oksidatif lemak. Sehingga hal demikian ini digunakan untuk

mengawetkan makanan bau, warna, dan rasa. Selain itu, banyak bahan kemasan/ bungkus

yang menggabungkan BHT/BHA dalam proses pembuatannya. Pada makanan, BHA/BHT

ditambahkan langsung ke mentega, sereal, dan makanan lain yang mengandung lemak dan

minyak.

Aman tidaknya BHA dan BHT, apabila di konsumsi sebenarnya bila dilihat dari

perannya sebagai antioksidan terhadap penyakit kanker dan kardiovaskuler, tentunya aman

akan tetapi harus dengan jumlah yang cukup. Untuk itu perlu diketahui bila BHA/BHT

berhubungan dengan penggunaan pada makanan, karakteristik oksidatif dan/atau metabolit

dari BHA dan BHT dalam penggunaan yang berlebih dapat menyebabkan carcinogenicity

(kanker) atau tumorigenicity (tumor), namun apabila BHA/BHT digunakan sesuai dengan

dosis yang dianjurkan akan dapat memerangi terjadinya stres oksidatif. BHA dan BHT

memiliki aktivitas antivirus dan antimikroba. Penelitian ini dilakukan mengenai penggunaan

BHT dalam pengobatan herpes simpleks dan AIDS.

BHA dan BHT dalam jumlah yang sedikit dapat digunakan sebagai antioksidan dan

mencegah tumbuhnya kanker dalam tubuh, akan tetapi seperti yang dijelaskan di atas jika

digunakan secara berlebihan tanpa aturan dapat menyebabkan kanker pula, karena kanker dan

tumor seperti yang banyak dikatakan oleh ilmuwan yang setuju bahwa penyakit ini berawal

dari mutasi gen atau DNA sel. Perubahan pada mutasi gen dapat terjadi melalui mekanisme

Page 5: Asam askorbat

kesalahan replikasi dan kesalahan genetika yang berkisar antara 10-15 %, atau faktor dari luar

yang merubah struktur DNA seperti virus, polusi, radiasi, dan senyawa xenobiotik dari

konsumsi pangan sebesar 80-85 %. Selain itu radikal bebas dan reaksi oksidasi berantai yang

dihasilkan jelas berperan pada proses mutasi ini. Dan resiko ini sebenarnya dapat dikurangi

dengan mengkonsumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup.

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_askorbat

www.chemicalland21.com/lifescience/foco/ASCORBIC%20ACID.html

isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/52972128.pdf