asam askorbat
TRANSCRIPT
Asam askorbat
Asam askorbat adalah nama kimia dari vitamin C, sehingga dapat dikatakan asam askorbat
adalah vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat penting untuk biosintesis kolagen,
karnitin dan berbagai neurotrasmitter. Manusia dan beberapa golongan primata tidak dapat
mensintesa asam askorbat, hal ini dikarenakan manusia atau primata lainnya tidak memiliki
enzim gulunolactone oxsidase oleh sebab itu asam askorbat di suplai dari luar tubuh terutama
dari buah, sayuran, atau tablet suplemen vitamin C. Berbeda dengan manusia pada tumbuh-
tumbuhan dan hewan apat mensintesis asam askorbat untuk kebutuhannya sendiri.
Asam askorbat adalah 6 atom karbon yang di sintesis dari glukosa, dengan nama kimia dari
asam askorbat 2-oxo-L-threo-hexono-1,4-lactone-2,3-enediol, dan bentuk utama dari asam
askorbat adalah L-ascorbic dan dehydroascorbic acid (Naidu, 2003).
Sifat-sifat Asam askorbat
Asam ini memiliki rumus kimia C6H8O6, berbentuk kristal kekuningan, tidak berbau,
memiliki massa molar sebesar 176.12 g mol−1 , memiliki titik didih 190-192oC , memiliki
kerapatan sebesar 1.65 g/cm3, keasaman pertama sebesar 4,17 sedangkan keasaman kedua
sebesar 11,57. Asam askorbat larut dalam air, 95% etanol, gliserol dan propilene glicol, serta
asam ini tidak larut dalam dietil eter, kloroform, benzena dan minyak lemak. Asam askorbat
memiliki banyak kegunaan bagi manusia dan hewan lainnya, salah satunya di bidang
kesehatan seperti sebagai antioksidan, anti atherogenik, immunomodulator dan mencegah flu.
Kegunaan atau manfaat Asam Askorbat
1. Sebagai antioksidan
Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas
dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal,
Struktur Asam askorbat
Molekul Asam askorbat
protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi
kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi
berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif
(Iswara,2009). Fungsi penting dari antioksidan juga dapat mncegah reaksi
polimerisasi yang tergantung adanya radikal bebas. (Enviromental Chemistry, hal
291).
2. Sebagai koenzim dan pendonor elektron.
Asam askorbat juga memainkan peran penting sebagai koenzim dan pendonor
elektron di dalam reaksi organik enzimatik dioksigenase seperti hidroksilasi pada
karnitina, mono dan di oksigenasi pada berbagai neurotransmitter dan sintesis hormon
peptida.
3. Asam askorbat, dalam bentuk larutan yang mengandung logam vitamin C bersifat
sebagai proantioksidan dengan mereduksi logam yang menjadi katalis aktif untuk
oksidasi dalam tingkat keadaan rendah. Bila tidak ada logam, vitamin C sangat efektif
sebagai antioksidan pada konsentrasi tinggi.
4. Asam askorbat dapat menurunkan tekanan darah tinggi, hal ini karena kapasitasnya
sebagai antioksidan yang meredam spesi oksigen reaktif yang dapat menyebabkan
hipertensi.
5. Asam askorbat juga digunakan sebagai terapi anti kanker pada jenis-jenis tertentu.
Asam askorbat diketahui bersifat toksik terhadap beberapa jenis sel kanker, namun
tidak bersifat demikian terhadap sel normal tubuh.
6. Berperan dalam meningkatkan sistem imun.
Efek samping Asam Askorbat
1. Bagi penderita batu ginjal, sebaiknya tidak mengkonsumsi karena memicu
pembentukan batu ginjal
2. Dapat mengganggu penyerapan mineral yang diperlukan tubuh, jika dikonsumsi
secara berlebihan.
3. Sebaiknya tidak dikonsumsi oleh penderita yang memiliki kelebihan zat besi.
Misalnya pasien hematokromatosis (pewarnaan jaringan dengan pigmen darah).
4. Beberapa orang bila mengkonsumsi vitamin C berlebihan dapat mengalami gangguan
pencernaan.
Struktur Butil HidroksianisolC(CH3)3
C(CH3)3
Struktur Butil HidroksitoluenC(CH3)3
C(CH3)3
Kontoversi BHA (Butil Hidroksianisol) dan BHT (Butil Hidroksitoluen)
Butil Hidroksianisol (BHA) adalah salah satu antioksidan yang terdiri dari campuran dua
isomer senyawa organik, 2 - ters-butil-4-hydroxyanisole dan 3 - tert-butil-4-hydroxyanisole.
Rumus kimia dari BHA adalah C11H16O2. Sedangkan Butil Hidroksitoluen (BHT) adalah
bahan organik yang lipofilik (lemak yang suka air) yang digunakan sebagai antioksidan
dalam makanan dengan rumus kimia dari BHT adalah C12H15O.
1. Struktur Butil Hidroksianisol (BHA)
a. Sifat Fisika BHA
Berbentuk padatan putih menyerupai lilin
Memiliki kepadatan 1,0587 g / cm ³ pada 20 ° C
Memiliki titik lebur 48-55 ° C
Memiliki titik didih 264-270 ° C
Memiliki massa molar 180,24 g mol -1
b. Sifat Kimia BHA
Sebagai antioksidan
Larut dalam air, bebas larut dalam etanol, metanol, propilen glikol, larut dalam
lemak dan minyak
Memiliki bau khas aromatik.
c. Efek samping penggunaan BHA berlebih
Menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin.
2. Struktur Butil Hidroksitoluen (BHT)
a. Sifat Fisika
Berbentuk serbuk putih
Mudah terbakar
Titik didih 265 °C (538 K) dan titik lebur 70–73 °C
Memiliki massa molar 220.35 g/mol
b. Sifat Kimia
Sebagai antioksidan
c. Efek samping
Menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin.
BHA dan BHT umumnya digunakan untuk mencegah lemak dari ketengikan atau
mencegah ketengikan dari oksidatif lemak. Sehingga hal demikian ini digunakan untuk
mengawetkan makanan bau, warna, dan rasa. Selain itu, banyak bahan kemasan/ bungkus
yang menggabungkan BHT/BHA dalam proses pembuatannya. Pada makanan, BHA/BHT
ditambahkan langsung ke mentega, sereal, dan makanan lain yang mengandung lemak dan
minyak.
Aman tidaknya BHA dan BHT, apabila di konsumsi sebenarnya bila dilihat dari
perannya sebagai antioksidan terhadap penyakit kanker dan kardiovaskuler, tentunya aman
akan tetapi harus dengan jumlah yang cukup. Untuk itu perlu diketahui bila BHA/BHT
berhubungan dengan penggunaan pada makanan, karakteristik oksidatif dan/atau metabolit
dari BHA dan BHT dalam penggunaan yang berlebih dapat menyebabkan carcinogenicity
(kanker) atau tumorigenicity (tumor), namun apabila BHA/BHT digunakan sesuai dengan
dosis yang dianjurkan akan dapat memerangi terjadinya stres oksidatif. BHA dan BHT
memiliki aktivitas antivirus dan antimikroba. Penelitian ini dilakukan mengenai penggunaan
BHT dalam pengobatan herpes simpleks dan AIDS.
BHA dan BHT dalam jumlah yang sedikit dapat digunakan sebagai antioksidan dan
mencegah tumbuhnya kanker dalam tubuh, akan tetapi seperti yang dijelaskan di atas jika
digunakan secara berlebihan tanpa aturan dapat menyebabkan kanker pula, karena kanker dan
tumor seperti yang banyak dikatakan oleh ilmuwan yang setuju bahwa penyakit ini berawal
dari mutasi gen atau DNA sel. Perubahan pada mutasi gen dapat terjadi melalui mekanisme
kesalahan replikasi dan kesalahan genetika yang berkisar antara 10-15 %, atau faktor dari luar
yang merubah struktur DNA seperti virus, polusi, radiasi, dan senyawa xenobiotik dari
konsumsi pangan sebesar 80-85 %. Selain itu radikal bebas dan reaksi oksidasi berantai yang
dihasilkan jelas berperan pada proses mutasi ini. Dan resiko ini sebenarnya dapat dikurangi
dengan mengkonsumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup.
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_askorbat
www.chemicalland21.com/lifescience/foco/ASCORBIC%20ACID.html
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/52972128.pdf