pengaruh asam askorbat terhadap …digilib.unila.ac.id/23094/3/skripsi tanpa bab pembahasan.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH ASAM ASKORBAT TERHADAP BROWNINGBUAH SALAK PONDOH (Salacca zalacca)
( SKRIPSI )
Oleh
Dewi Nurainy Anggrainy
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
Pengaruh asam askorbat terhadap proses browning buah salak pondoh(Salacca zalacca)
Oleh
Dewi Nurainy A
ABSTRAK
Indeks Browning, kandungan karbohidrat terlarut total, dan aktivitas enzimdehidrogenase buah salak pondoh diamati setelah 5 menit direndam dalam 1%b/v larutan asam askorbat . Semua sampel dibungkus kantong plastik. Percobaandilakukan di laboratorium fisiologi tanaman, jurusan Biologi, FakultasMatematika dan Ilmu Alam, Universitas Lampung. Faktorial percobaan 2x3Faktor A adalah asam askorbat dengan 2 tingkat: 0% b / v dan 1% w / v. Faktor Badalah waktu pengamatan dengan 3 tingkat: 0 hari, 4 hari, 8 hari setelahperendaman. Indeks Browning ditentukan dengan mengukur absorbansi ekstrakbuah salak pada panjang gelombang 420 nm. Jumlah kandungan karbohidratterlarut total ditentukan dengan metode fenol sulfur sedangkan aktivitasdehidrogenase diperkirakan dengan metode metilen blue. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa asam askorbat tidak mempengaruhi indeks browning , tetapimenurunkan karbohidrat terlarut total. Adanya interaksi signifikan antara asamaskorbat dan waktu pengamatan pada aktivitas dehidrogenase. Disimpulkanbahwa asam askorbat tidak mampu menurunkan indeks browning buah salaknamun menurunkan kandungan karbohidrat terlarut total dan aktivitasdehidrogenase.
Kata kunci : Asam askorbat, buah salak pondoh, indeks browning, kandungankarbohidrat terlarut, dan enzim dehidrogenase
PENGARUH ASAM ASKORBAT TERHADAP BROWNINGBUAH SALAK PONDOH (Salacca zalacca)
Oleh
Dewi Nurainy Anggrainy
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA SAINS
Pada
Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 5
januari 1994, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara
pasangan bapak Suparlan (Alm) dan ibu Idawati.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri 1 Beringin Raya pada tahun 2006, setelah itu
melanjutkan dengan pendidikan sekolah menengah
pertama (SMP) Negeri 14 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2009 dan
Sekolah Menengah atas (SMA) Negeri 7 Bandar Lampung diselesaikan pada
tahun 2012. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 2012 melalui jalur
(SNMPTN ) Tertulis.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten peraktikum S1
Biologi dalam mata kuliah Bryologi dan Perilaku Hewan. Selain itu penulis juga
pernah menjadi asisten praktikum Biologi Umum dan Botani Umum jurusan
Agroekoteknologi dan Agribisnis Fakultas Pertanian. Penulis juga pernah
mendapatkan beasiswa pada tahun 2015.
Mahasiswa pernah aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO )
sebagai anggota Komunikasi dan Informasi pada tahun 2013 dan tahun 2014.
Pada tahun 2015 penulis melaksanakan kegiatan KKN Tematik pada bulan Juli –
September 2015 di Desa Pagar Dewa Suka Mulya, Kecamatan Pagar Dewa,
Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pada bulan Juni- Juli 2015 penulis juga
melakuakan Kerja Praktik di Taman Satwa Lembah Hijau Bandar Lampung
dngan judul “ Perilaku Harian dan Pola Makan Burung Pelikan (Pelecanus
cospicillatus) di Taman Satwa Lembah Hijau Bandar Lampung”
Persembahan
Bismillahirohmanirrohim
Kupersembahkan Karya kecil ini dengan segala ketulusan dan kesederhanaan sebagaitanda bukti dan kasihku
Untuk yang tercinta:
Kepada bapak almarhum dan ibu untuk kasih sayang, cinta, pengorbanan yang takpernah berhenti mendukung dan mendoakan untuk kesuksesan anak-anaknya.
Kepada mba tersayang Heni Putri Sulistiawati dan adik tercinta Nuning Fitriastari selalu memberikaan keceriaan dan dukungan mengiringi langkahku.
Bapak ibu dosen yang telah membantu dan membimbingku selama ini
Dan
Seluruh keluarga tercinta dan Almamaterku Universitas Lampung yang akuBanggakan.
Motto
Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikantinggi karena ia akan menjadi IBU. Ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas
(Dian Sastro)
Carilah ilmu dan harta supaya kamu bisa memimpin. Ilmu akan memudahkan memimpinorang-orang di atas, sedangkan harta akan memudahkanmu memimpin orang yang di
bawah (masyarakat umum) (Ali Bin Abi Thalib)
Dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat allah. Sesungguhnya tiadaberputus asa daripada rahmat allah melainkan orang-orang yang kufur
(Q.S. Yusuf; 87)
Allah tidak membebani seseorang melaikan sesuai dengan kesanggupannya
(Q.S. Al- Baqarah ; 286)
Hidup bukan hanya untuk hari ini, besok maupun lusa. Hidup juga untuk menujukehidupan yang kekal, maka tanamkan kebaukan pada hidup ini (Uje)
Persembahan
Bismillahirohmanirrohim
Kupersembahkan Karya kecil ini dengan segala ketulusan dan kesederhanaan sebagaitanda bukti dan kasihku
Untuk yang tercinta:
Kepada bapak almarhum dan ibu untuk kasih sayang, cinta, pengorbanan yang takpernah berhenti mendukung dan mendoakan untuk kesuksesan anak-anaknya.
Kepada mba tersayang Heni Putri Sulistiawati dan adik tercinta Nuning Fitriastari selalu memberikaan keceriaan dan dukungan mengiringi langkahku.
Bapak ibu dosen yang telah membantu dan membimbingku selama ini
Dan
Seluruh keluarga tercinta dan Almamaterku Universitas Lampung yang akuBanggakan.
Motto
Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikantinggi karena ia akan menjadi IBU. Ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas
(Dian Sastro)
Carilah ilmu dan harta supaya kamu bisa memimpin. Ilmu akan memudahkan memimpinorang-orang di atas, sedangkan harta akan memudahkanmu memimpin orang yang di
bawah (masyarakat umum) (Ali Bin Abi Thalib)
Dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat allah. Sesungguhnya tiadaberputus asa daripada rahmat allah melainkan orang-orang yang kufur
(Q.S. Yusuf; 87)
Allah tidak membebani seseorang melaikan sesuai dengan kesanggupannya
(Q.S. Al- Baqarah ; 286)
Hidup bukan hanya untuk hari ini, besok maupun lusa. Hidup juga untuk menujukehidupan yang kekal, maka tanamkan kebaukan pada hidup ini (Uje)
ii
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis lantunkan kehadirat
Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya Skripsi dapat diselesaikan.
Skripsi denagn judul “Pengaruh asam askorbat terhadap browning buah salak
pondoh (Salacca zalacca)”.
Penulis menyadari banyak sekali bantuan yang penulis dapatkan selama
menyelesaikan skripsi ini. Dengan terselesaikan skripsi ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc selaku pembimbing I yang telah dengan sabar
memberi masukan,saran, serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama
penulis melakukan proses pembuatan skripsi ini .
2. Ibu Dra. Tundjung T Handayani, M.S selaku Pembimbing II yang dengan
sabar membimbing, memberi perhatian selama penulis melakukan proses
pembuatan skripsi ini .
3. Ibu Martha L. Lande, M.P yang telah memberikan saran dan masukan
yang membangun untuk kesempurnaan skrisi ini.
4. Keluarga besar penulis, Bapak (Alm), Ibu, Mba heni dan adikku Nuning
yang aku cintai, atas pengorbanan, kasih sayang yang selalu kudamba serta
kesabaran dalam setiap mendengar keluh kesah penulis. Dukungan kalian
amat besar bagi penulis.
iii
5. Bapak Prof. Warsito, D.E.A.,P,h.D selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
6. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. Hendri Busman, M.biomed selaku pembimbing akademik atas
bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Biologi.
8. Teman –temanku yang selalu setia yang selalu setia Arum, Nisa,Jevica,
Sheila atas cerita, canda, tawanya.
9. Terima kasih kepada Arlyandi telah memberi semangat, canda, tawa dan
banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi .
10. Teman- teman Angkatan 2012 Biologi atas kebersamaan,kekompakan,
kekeluargaan yang akan terus berjalan.
11. Serta semua pihak yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam
membuat skripsi.
Bandar Lampung, Juni 2016
Penulis,
Dewi Nurainy Anggrainy
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL...... ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang dan Masalah............................................................. 1B. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3C. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3D. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 3E. Hipotesis .......................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6
A. Deskripsi Tanaman salak ................................................................. 61. Klasifikasi................................................................................... 62. Morfologi .................................................................................. 73. Kandungan gizi dan Manfaat .................................................... 7
B. Asam Askorbat ................................................................................. 81. Struktur kimia ............................................................................ 82. Sifat fisik dan kimia ................................................................... 93. Fungsi asam askorbat ................................................................. 9
C. Browning pada buah-buahan ............................................................ 101. Reaksi enzimatis ........................................................................ 102. Karakteristik enzim polifenol oksidase ..................................... 11
v
3. Senyawa kimia anti Browning .................................................. 11
III. METODE PENELITIAN .............................................................. 16
A. Tempat dan Waktu ............................................................................ 16B. Alat dan Bahan ................................................................................. 16C. Rancangan Percobaan ...................................................................... 17D. Variabel dan Parameter .................................................................... 18E. Pelaksanaan ....................................................................................... 18
1. Penyiapan Satuan Percobaan...................................................... 182. Pengamatan ................................................................................ 19
2.1 Indeks Browning................................................................. 192.2 Kandungan Karbohidrat Terlarut Total .............................. 202.3 Aktivitas Enzim dehidrogenase ......................................... 21
F. Analisis Data ..................................................................................... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 23
A. Hasil ........................................................................................... 231. Indeks Browning .................................................................. 232. Aktivitas Enzim Dehidrogenase ........................................... 243. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total ................................ 264. Level gula Pereduksi ............................................................ 28
B. Pembahasan ................................................................................ 29
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 34
LAMPIRAN ................................................................................................ 36
vi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Notasi faktor, taraf, dan kombinasi perlakuan percobaan
faktorial 2x3 ......................................................................................................17
Tabel 2.Uji BNT Indeks Browning buah salak pondoh......................................23
Tabel 3. Enzim dehidrogenase buah salak pondoh ...........................................25
Tabel 4. Uji BNT karbohidrat terlarut total buah salak pondoh ........................27
Tabel 5. Level gula pereduksi ............................................................................28
Tabel 6. Rata-rata, standar deviasi ,ragam,standar eror,
koefisien keragaman...........................................................................................36
Tabel 7. ∑y, ∑(y)2, ( ∑y)2 indeks browning buah salak pondoh........................37
Tabel 8. Total perlakuan ....................................................................................37
Tabel 9. Analisis ragam......................................................................................38
Tabel 10. rata-rata, standar defiasi, ragam, standar eror,
koefisien keragaman............................................................................................38
Tabel 11. ∑y, ∑(y)2, ( ∑y)2 kandungan karbohidrat terlarut total buah
salak pondoh .......................................................................................................39
Tabel 12. Total perlakuan ...................................................................................40
Tabel 13. Analisis ragam.....................................................................................40
Tabel 14. Rata-rata, standar deviasi ,ragam,standar eror,
koefisien keragaman............................................................................................41
Tabel 15. ∑y, ∑(y)2, ( ∑y)2 aktivitas enzim dehidrogenase
buah salak pondoh..............................................................................................42
vii
Tabel 16. Total perlakuan ..................................................................................42
Tabel 17. Tabel Analisis ragam ..........................................................................43
Tabel 18. Tabel Anova indeks browning ............................................................44
Tabel 19. Tabel Anova karbohidrat terlarut total...............................................45
Tabel 20. Uji F enzim dehidrogenase .................................................................46
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur kimia asam askorbat ....................................................... 8
Gambar 2. Reaksi enzimatis oleh PPO .......................................................... 10
Gambar 3. Tataletak susunan satuan percobaan setelah pengacakan ............ 19
Gambar 4. Grafik pengaruh waktu pengamatan indeks browning ................. 24
Gambar 5. Visualisasi potongan buah salak pondoh..........................................24
Gambar 6. Grafik interaksi antara asam askorbat dan hari pengamatan
absorbansi methylene blue ............................................................................. 26
Gambar 7. Grafik pengaruh asam askorbat terhadap rata-rata karbohidrat
terlarut total ..................................................................................................... 27
Gambar 8. Grafik pengaruh waktu pengamatan rata-rata karbohidrat
terlarut total ..................................................................................................... 28
Gambar 9. Uji benedict level gula pereduksi ................................................. 29
Gambar 10. Buah salak pondoh yang telah dipotong ..................................... 47
Gambar 11. Penimbangan buah salak pondoh ............................................... 47
Gambar 12. Penggerusan buah salak pondoh ................................................ 48
ix
Gambar 13. Identifikasi aktivitas Enzim Dehidrogenase ............................... 48
Gambar 14. Identifikasi kandungan karbohidrat terlarut total ....................... 49
Gambar 15. Identifikasi Indeks Browning ..................................................... 49
Gambar 16. Identifikasi level gula pereduksi ................................................ 50
Gambar 17. Pengukuran menggunakan spektrofotometer ............................. 50
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Indonesia memiliki jenis buah-buahan yang sangat banyak. Salah satu
diantaranya adalah buah salak. Daerah asal tanaman salak (Salacca zalaca)
tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan berasal dari Indonesia,
Thailand, dan Malaysia. Ada juga yang mengatakan bahwa tanaman salak
merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Pulau Jawa. Sejak
kapan tanaman salak dibudidayakan belum diketahui secara pasti. Di
Indonesia, bercocok tanam salak sudah dikenal sejak zaman kolonial
Belanda. Tanaman salak banyak memiliki varietas yang diantaranya
memiliki sifat unggul baik dari segi rasa maupun penampilan buahnya.
Sampai saat ini banyak sentra produksi buah salak yang cukup terkenal
seperti di Pulau Jawa dan Bali, Provinsi Sulawesi Selatan, Yogyakarta, dan
Sumatera Utara (Tim karya Mandiri,2010)
Tanaman salak berbuah sepanjang tahun. Dalam satu tahun tanaman salak
dapat memberikan hasil panen yang baik dan serentak di beberapa daerah.
Sedangkan permintaan akan buah salak menurun, maka banyak buah salak
yang tidak laku terjual, dan harganya pun menurun. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka diperlukan proses pengolahan agar dapat tetap
2
memberikan atau bahkan menambah nilai ekonomis. Misalnya dengan
mengolahnya menjadi keripik salak (Tim Karya Mandiri, 2010).
Browning adalah perubahan kecoklatan pada buah yang terjadi
akibat proses enzimatik oleh polifenol oksidasi. Pada umumnya
perubahan browning sering terjadi pada buah buahan seperti pisang, pear,
salak, pala, dan apel. Perubahan browning terbagi menjadi dua yaitu
enzimatik dan non enzimatik. Bahan pangan sayur dan buah dapat mudah
mengalami pencoklatan jika bahan pangan tersebut terkelupas atau
dipotong. Pencoklatan (browning) merupakan proses pembentukan
pigmen berwarna kuning yang akan segera berubah menjadi
coklat gelap (Rachmawan,2001.)
Asam askorbat adalah antioksidan yang dapat dihasilkan secara sintetik.
Asam askorbat atau vitamin C ini bisa ditambahkan ke dalam daging
sebagai antioksidan, tetapi tidak akan menambah nilai vitaminnya karena
asam askorbat akan rusak oleh pemanasan. ( Fardiaz D,1980).
Asam askorbat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam proses
selular temasuk pembelahan dan pembesaran sel serta menghambat proses
pencoklatan pada buah (Arrigoni et al.1992). Menetralisir racun,
melindungi sel dari senyawa oksigen reaktif dan radikal bebas serta
mencegah kematian sel (Conklin and Barth. 2004)
3
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asam askorbat
dapat menurunkan indeks browning buah salak pondoh , dan apakah
penurunan indeks browning berkolerasi dengan perubahan kandungan
karbohidrat terlarut total dan aktivitas enzim dehidrogenase buah salak
pondoh.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi ilmiah tentang
pengaruh fisiologi asam askorbat terhadap proses browning buah salak
pondoh . Dari segi teknologi pasca panen hasil penelitian ini diharapkan
dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kualitas buah salak pondoh.
D. Kerangka Pemikiran
Asam askorbat adalah salah satu asam organik yang dapat memperlambat
proses browning pada pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Efektifitas
asam askorbat sebgai senyawa anti browning sangat bergantung pada
konsentrasi yang digunakan. Asam askorbat menghambat aktifitas enzim
polifenol oksidase yang ditunjukkan oleh penurunan indeks browning.
4
Pemotongan dan pengupasan buah salak sering kali menyebabkan
bowning. Browning disebabkan oleh oksidasi senyawa-senyawa fenolik
menjadi quinones yang dikatalisis menjadi enzim polifenol oksidase
(PPO).
Asam askorbat merupakan senyawa yang dapat menghambat browning
pada buah salak.
Berdasarkan fakta di ketahui bahwa potensi asam askorbat sebagai
senyawa anti browning sangat bergantung terhadap konsentrasi yang
digunakan. Oleh sebab itu tingkat penghambabtan aktifitas PPO atau
penurunan indeks browning buah salak pondoh sangat bergantung pada
konsentrasi asam askorbat berpengaruh terhadap penghambatan aktivitas
enzim polifenol oksidase yang ditunjukkan oleh indeks browning. Karena
asam askorbat menurunkan indeks browning pada buah salak pondoh
maka proses fisiologi lainnya seperti hidrolisis pati dan reaksi-reaksi
redoks juga akan mengalami perubahan. Untuk mengevaluasi potensi
asam askorbat sebagai senyawa anti browning buah salak pondoh maka
pendekatan yang dilakukan adalah dengan membandingkan indeks
browning, karbohidrat terlarut total, aktifitas enzim dehidrogenase antara
buah salak yang diberi perlakuan asam askorbat dengan buah salak yang
tidak diberi perlakuan.
5
E. Hipotesis
1. Asam askorbat berpengaruh nyata terhadap indeks browning ,
kandungan karbohidrat terlarut total dan aktivitas dehidrogenase
H0=µ0=µ1
H1= µ0 ≠µ1
µ0= nilai tengan indeks browning, kandungan karbohidrat terlarut total
dan aktivitas enzim dehidrogenase daging buah salak kontrol
µ1 = nilai tengan indeks browning, kandungan karbohidrat terlarut total
dan aktivitas enzim dehidrogenase daging buah salak perlakuan.
Hipotesis diterima jika H0 ditolak atau H1 diterima.
2. Waktu pengamatan berpengaruh nyata terhadap indeks browning,
kandungan karbohidrat terlarut total dan aktivitas enzim dehidrogenase
daging buah salak
H0= µ1=µ2 = µ3
H1 : sekurang kurangnya 1 nilai µ perlakuan berbeda dari µ0
Hipotesis diterima jika H0 ditolak atau H1 diterima.
3. Ada interaksi nyata antara asam askorbat dengan waktu pengamatan
terhadap salah satu variabel (indeks browning, kandungan karbohidrat
terlarut total dan aktivitas enzim dehidrogenase daging buah salak )
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Tanaman Salak
1. Klasifikasi
Menurut Tjitrosoepomo (2004), tanaman salak di klasifikasikan
sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Arecales
Suku : Arecaceae
Marga : Salacca
Jenis : Salacca zalacca
7
2. Morfologi
Salak (Salacca zalacca) adalah spesies pohon palem (keluarga Arecaceae)
asli Jawa dan Sumatera. Salak dibudidayakan di daerah lain sebagai
tanaman pangan. Bertangkai pendek, dengan daun hingga 6 meter (20
kaki) panjang; setiap daun memiliki 2 meter tangkai daun panjang dengan
duri hingga 15 sentimeter (5,9 in) panjang. Buah tumbuh dalam kelompok
dan juga dikenal sebagai buah ular karena kulit bersisik coklat kemerahan.
Buah dapat dikupas dengan mencubit ujung, yang harus menyebabkan
kulit untuk mengelupaskan. Buah terdiri dari tiga lobus dengan dua yang
lebih besar, atau bahkan ketiga, yang mengandung biji besar. Rasa buah
salak ini biasanya manis dan asam (Mogea, 1982).
3. Kandungan Gizi dan Manfaat
Salak merupakan salah satu buah tropis yang saat ini sangat diminati oleh
orang Jepang, Amerika, Eropa dan Indonesia. Buah salak memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi, dapat dikonsumsi sebagai buah segar
maupun sebagai manisan (Soekartawi, 1999 ).
Kandungan gizi Vitamin C 31, 92%; karbohidrat 21,35%; Protein 0,97%;
Lemak 0,17% dan kadar air adalah sebesar 76,67%, beta karoten tinggi
(kandungan betakaroten dalam 100 gram salak kurang lebih 5,5kali lebih
banyak dibanding mangga, 3kali dibandingkan jambu biji dan 5kali
8
semangka merah). Daging buan berkhasiat sebagai obat mencret. Untuk
obat mencret dipakai ± 20 gram daging buah salak yang masih muda,
dikupas, buahnya dimakan sekaligus.Kandungan kimia daging buah
Salacca zalacaa mengandung tanin, saponin dan
flavonoida ( Suprapto, 2006).
B. Asam Askorbat
1. Struktur kimia
Adapun struktur kimia dan rumus kimia dari asam askorbat adalahsebagai berikut :
Rumus kimia asam askorbat, C6 H8 O6
Gambar 1. struktur kimia asam askorbat (Buettner Fraye, 1993)
9
2. Sifat fisik dan kimia
Asam askorbat adalah salah satu senyawa kimia yang disebut vitamin
C, selain asam dehidro askorbat. Asam askorbat berbentuk bubuk
kristal kuning keputihan yang larut dalam air dan memiliki sifat-sifat
antioksidan. Nama askorbat berasal dari akar kata a- (tanpa) dan
scorbutus (skurvi), penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin
C. Rumus kimia asam askorbat C6H8O6 , struktur asam ini tercermin
pada nama IUPAC-nya, ,2-dihidroksetil -3,4-dihidroksifuran, dengan
massa molar 176.12 g mol (Andarwulan N.S. Koswara 1992)
3. Fungsi Asam Askorbat
Fungsi asam askorbat dipercaya berbuhungan dengan konversi
reaksi reduksi oksidasinya di dalam jaringan tubuh. Salah satu fungsi
vitamin C adalah sebagai antioksidan. Beberapa zat dalam makanan,
didalam tubuh dihancurkan atau dirusak jika mengalami oksidasi.
Sering kali, zat tersebut dihindari dari oksidasi
dengan menambahkan antioksidan. Suatu antioksidan adalah zat yang
dapat melindungi zat lain dari oksidasi dimana dirinya sendiri
yang teroksidasi. Vitamin C, karena memiliki daya antioksidan, sering
ditambahkan pada makanan untuk mencegah perubahan oksidatif
(William and Caliendo 1984). Vitamin C dengan mudah dapat
10
menangkap spesies oksigen dan nitrogen reaktif, seperti superoksida,
radikal hidroperoksil, dan radikal nitrogen dioksida sehingga
mencegah reaksi kerusakan terhadap biomolekul (Muhtadi,dkk 1993).
C. Browning pada buah-buahan
1. Reaksi Enzimatis
Menurut Kaviya (2012) enzim polifenol oksidase memiliki gugus Cu
sebagai kofaktor sehingga dapat mengkatalisis pengikatan molekul
oksigen dalam posisi orto, membentuk gugus hidroksil pada cincin
aromatik yang diikuti oleh proses oksidasi diphenol menjadi quinone
hal tersebut diperkuat oleh Queiroz et al (2008 ) yang
menggambarkan reaksi enzimatis oleh PPO yang dapat dilihat pada
(gambar 2).
Gamabr 2. Reaksi enzimatis oleh PPO ( Queiroz et al., 2008 )
11
2. Karakteristik Enzim Polifenol Oksidase
Enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi dalam proses browning
pada buah-buahan dan sayur-sayuran dikenal dengan berbagai nama :
fenol oksidase, polifenol oksidase (PPO), fenolase atau polifenolase
yang masing-masing bekerja secara spesifik untuk substrat
tertentu ( Winarno, 2002).
Enzim polifenol oksidase menyebabkan browning pada buah-buahan
dan sayur-sayuran karena mengkatalisis konversi senyawa fenol
menjadi melanin yang menyebabkan permukaan daging buah
berwarna coklat. Enzim polifenol oksidase aktif pada pH 3 sampai
8,5, dan aktifitas maksimum enzim polifenol oksidase adalah pada
pH 7 ( Weller et al., 2007; Variyar et al., 2008 ).
3. Senyawa Kimia Anti Browning
Pencegahan browning dapat dilakukan baik dengan perlakuan fisik
( pemanasan, pendinginan, pembekuan, tekanan tinggi, irradiasi, dan
lain-lain) maupun dengan perlakuan kimia (pereduksi, pengkelat,
asidulan, penghambat enzim, dan agen pengkompleks). Perlakuan
fisik maupun perlakuan kimia untuk mencegah browning pada buah-
12
buahan dan sayur-sayuran sebaiknya tidak mempengaruhi tekstur,
rasa, dan aroma (Marshal et al., 2000).
Menurut Winarno (2002 ) browning terjadi pada buah-buahan yang
banyak mengandung senyawa fenolik yang bertindak sebagai substrat
dalam proses pencoklatan enzimatis pada buah-buahan dan sayur-
sayuran namun yang terutama adalah senyawa fenolik dari jenis orto
dihidroksi atau trihidroksi.
Efek asam askorbat, asam sitrat, dan kalium klorida terhadap polifenol
oksidase dan kandungan fenolik pada buah apel ( Malus domestica,
cv. Jonagored) yang di proses minimal dan disimpan pada suhu dingin
telah dilaporkan oleh Rocha et al., (2005 ) perendaman potongan
buah apel dalam larutan asam askorbat 42.6 mmol selama 5 menit
cukup efektif menghambat aktivitas enzim PPO. Perubahan warna,
berdasarkan absorbansi pada panjang gelombang 420 nm, berkorelasi
dengan kandungan fenolik total,namun tidak ada korelasi antara
aktifitas PPO dengan indeks browning atau kandungan fenolik total
pada potongan buah apel yang diberi perlakuan asam askorbat .
Jiang et al., (2009) melaporkan efek Glutation, L-cystein, asam sitrat,
asam askorbat, dan n-propil gallat terhadap aktivitas enzim polifenol
oksidase. Efek asam askorbat dan n-propil gallat terhadap enzim PPO
(dalam hal penghambatan aktivitas enzim ) meningkat dengan
13
penambahan asam sitrat aplikasi 10mmol glutation dan 100mmlo
asam sitrat memberikan hasil terbaik untuk pengendalian browning
pada buah leci dengan penghambatan aktivitas PPO 80 sampai 85%
Aktivitas anti browning, berbagai senyawa kimia telah dilaporkan
oleh Son et al., (2001). Asam karboksilat, asam askorbat dan
turunannya , asam amino yang mengandung sulfur, asam fenolik dan
beragam senyawa lainnya telah diuji sifat anti browningnya pada
potongan buah apel dengan kondisi yang seragam . Diantara senyawa-
senyawa yang diuji asam oksalat, asam oksaloasetat, asam askorbat 2
fosfat, sistein, glutation, N- acetylcysteine, kojic acid, dan 4-hexyl
resorcinol, merupakan kelompok yang memiliki aktivitas
penghambatan tertinggi terhadap browning pada buah apel.
Konsentrasi minimal asam oksaloasetat, asam oksalat, sistein, dan
kojic acid untuk aktivitas anti browning berturut-turut adalah 0.25,
0.05, 0.05 dan 0.05%. Asam oksalat menunjukkan efek sinergi jika
0.02% asam oksalat digunakan dengan 1% asam askorbat atau
turunannya.
Efek konsentrasi anti browning terhadap fenolik total, aktivitas PPO
dan browning telah diteliti oleh Jeong et al.,(2008) pada potongan
buah segar apel fuji. Anti browning yang digunakan adalah air
berklorin (0.01% v/v), larutan sistein (0.5%v/v ), dan larutan asam
askorbat (0.5% v/v). Potongan buah apel yang telah diberi perlakuan
14
anti browning disimpan pada tempat gelap pada temperatur 4°C,RH
90% selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukksn bahwa indeks
browning meningkat selama penyimpanan. Perlakuaan sistein dan
asam askorbat meningkatkan fenolik total sedangkan air berklorin
tidak. Indeks browning perlakuan air berklorin berkorelasi dengan
aktivitas PPO dan degradasi warna, sedangkan perlakuan sistein pada
asam askorbat tidak berkolerasi dengan aktivitas PPO dan degradasi
warna.
Manopoulou dan Theodros Varzakas (2011) juga melaporkan efek
asam askorbat, asam sitrat, dan kalsium klorida terhadap kol yang di
proses minimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam askorbat
dapat memprtahankan kualitas secara keseluruhan selama 14 hari pada
0° C dan 7 hari pada 5° C. Tidak ada perbedaan browning antara
perlakuan dan sampel pada kedua temperatur. Kalsium klorida
mempertahankan kualitas selama 14 hari pada kedua temperatur.
Asam sitrat (1% v/v) dapat mempertahankan warna dan kualitas kol
segar, menurunkan browning dan melindungi kol dari pembentukan
bintik-bintik hitam. Selanjutnya, kombinasi asam sitrat dengan
temperatur rendah memperpanjang umur kol menjadi 22 hari.
Javdani, et.,al (2013), membandingkan efektivitas perlakuan air panas
(50° C) dan asam askorbat (1%v/v) terhadap kontrol browning
enzimatik dalam buah apel segar. Hasil penelitian menunjukkan kedua
15
perlakuan dapat mengurangi browning, walaupun perlakuan asam
askorbat lebih efektif. Kedua perlakuan menunjukkan efek
penghambatan terhadap enzim PPO dan enzim POD yang berkaitan
dengan enzimatik browning pada buah, perlakuan air panas lebih
efektif dari asam askorbat dalam menekan enzim monofenolase.
Studi untuk mengevaluasi potensi asam sitrat dan asam askorbat
sebagai bahan anti browning juga telah dilakukan oleh Abbasi,et.,al
(2013) pada buah loquat. Pada konsentrasi yang lebih tinggi (700
mg/I) pada asam askorbat lebih efektif dalam mempertahankan
kualitas buah dari pada asam sitrat dan mengurangi browning.
Selanjutnya, efek asam askorbat, asam sitrat, dan kalsium klorida
terhadap warna dan kualitas organolitik kol potong segar pada
konsentrasi oksigen yang rendah (1,5%) dan konsentrasi CO2 yang
tinggi (17%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan asam
sitrat mendapatkan hasil terbaik dalam hal warna dan kualitas visual.
Kombinasi temperature rendah dengan modifed atmosphere
packaging (MAP) dan perlakuan asam sitrat dapat memperpanjang
umur kol menjadi 22 hari.
16
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Lampung
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker gelas, Erlenmayer,
gelas ukur,tabung reaksi dan raknya, pipet tetes,pipet volum, mortar dan
penggerus, cawan petri, neraca digital, pisau, tisu, kertas label, kapas,
spektrofotometer.
Bahan yang digunakan adalah buah salak pondoh yang diperoleh dari
toko buah di Bandar Lampung , asam askorbat, aquades, H2SO4 pekat,
fenol, metilen blue, reagen benedict.
17
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam percobaan faktorial 2x3. Faktor A
adalah asam askorbat dengan 2 taraf konsentrasi yaitu 0% ( b/v )dan 1%
(b/v ) . Faktor B adalah waktu pengamatan dengan 3 taraf yaitu, 0 hari, 4
hari, dan 8 hari. Setiap kombinasi perlakuan di ulang 5 kali. Jumlah satuan
percobaan adalah 30. Notasi faktor, taraf, kombinasi perlakuan dapat di
lihat pada tabel 1
Tabel 1. Notasi faktor, taraf, dan kombinasi perlakuan percobaan faktorial
2x3
Faktor A
B
Taraf a1 a2
b1 a1b1 a2b1
b2 a1b2 a2b2
b3 a1b3 a2b3
Keteranagan : a1b1 : Asam askorbat 0% (b/v ), 0 hari
a2b1 : Asam askorbat 1 % ( b/v ), 0 hari
a1b2 : Asam askorbat 0 % (b/v ), 4 hari
a2b2 : Asam askorbat 1 % (b/v ), 4 hari
a1b3 : Asam askorbat 0 % ( b/v ), 8 hari
a2b3 : Asam askorbat 1 % (b/v) , 8 hari
18
D. Variabe dan Parameter
Variabel dalam penelitian ini adalah indeks browning, kandungan
karbohidrat terlarut total, dan aktivitas enzim dehidrogenase. Parameter
kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai tengah (µ) dari masing-
masing variabel, sedangkan parameter kualitatif adalah gula pereduksi.
E. Pelaksanaan
1. Penyiapan satuan percobaan
Buah salak sebanyak 30 buah dipilih yang seragam dalam ukuran dan
tingkat kematangan. Buah salak dibuang kulitnya,kemudian biji
dikeluarkan dan daging buah dibelah menjadi 2 secara melintang.
Ketebalan permukaan (cut surface) adalah 2-3mm sebanyak 2 sampai
3 potongan buah salak untuk mencapai 1gram. Selanjutnya,
potongan-potongan daging buah salak dibagi menjadi 2 kelompok.
Kelompok 1 di rendam dalam larutan asam askorbat 0% (b/v ) selama
5 menit(kontrol ), dan kelompok 2 direndam dalam larutan asam
askorbat 1% (b/v) selama 5 menit(perlakuan ). Daging buah salak
yang sudah direndam dalam asam askorbat dimasukkan dalam
kantong plastik dan diletakkan di cawan petri
19
Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan dapat dilihat pada
gambar berikut :
a1b1u1 a1b1u5 a1b1u3 a1b1u2 a1b1u4 a2b1u4
a2b1u2 aab1u3 a2b1u5 a2b1u1 a1b2u1 a1b2u3
a1b2u2 a1b2u4 a1b2u5 a2b2u3 a2b2u5 a2b2u4
a2b2u2 a2b2u1 a1b3u3 a1b3u2 a2b3u1 a2b3u5
a1b3u5 a1b3u4 a2b3u3 a2b3u2 a1b3u1 a2b3u5
Gambar 3. Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan
Keterangan :
a1 dan a2 : asam askorbat
b1 ,b2 , dan b3 : waktu pengamatan
u1 –u5 : ulangan
2. Pengamatan
2.1 Indeks Browning
Potongan buah salak ( 1gram ) dari setiap ulangan ditumbuk halus
dalam mortar dan di tambhkan aquades 20ml. Homogenat disaring
dengan kertas saring Whatman nomor 1 kedalam erlenmayer.
20
Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
glombang 420nm.
2.2 Kandungan karbohidrat Terlarut Total
Kandungan karbohidrat terlarut total ditentukan berdasarkan
metode fenol-sulfur. 1gram daging buah salak digerus dalam
mortar sampai halus, dan di tambahkan 100 ml aquades. Disaring
kedalam erlenmayer dengan kertas saring Whatman No. 1. 3 ml
filtrat dipipet kedalam tabung reaksi, dan ditambahkan 3 ml H2SO4
pekat dan 1 ml larutan fenol. Tabung reaksi dibiarkan beberapa
saat sampai warna coklat kemerahan terbentuk yang diinkubasi
menunjukkan adanya karbohidrat terlarut. Absorbansi diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm.
Kandungan karbohidrat terlarut total dihitung berdasarkan kurva
standar glukosa dan diyatakan dalam satuan mg/g jaringan.
Kurva standar glukosa
10 mg glukosa di larutkan dalam 100 ml aquades. 0,2 ; 0,4; 0,6 ;
0,8 dan 1 ml larutan glukosa tersebut dipipet kedalam 5 tabung
reaksi yang sudah dilabel konsentrasi glukosa. Volume disesuaikan
menjadi 3 ml dengan menamanbah kan aquades. 3 ml asam sulfat
pekat dan 1 ml fenol ditambahkan ke setiap tabung reaksi, di aduk
rata dan di inkubasi sampai warna merah kecoklatan terbentuk.
21
Absorbansi diukur dengn spektrofotometer pada panjang
glombang 490 nm. Kurva standar diplot dengan sumbu x sebagai
konsentrasi glukosa dan sumbu y sebagai absorbansi.
Gula Pereduksi
Gula pereduksi dideteksi dengan uji Benedict. 1 g daging buah
salak di gerus halus dalam mortar dan ditambahkan 5 ml aqudes.
Homogenat disaring dngan kertas saring Whatman No.1 kedalam
tabung reaksi 3ml regen benedig ditambahkan kedalam tabung
reaksi dan dipanaskan selama 10 menit endapan warna merah bata
yang terbentuk menunjukkan adanya gula pereduksi.
2.3 Aktivitas Enzim Dehidrogenase
Aktivitas Enzim Dehidrogenase diukur berdasarkan metode metilen
blue (Witham et al., 1986). 1 g daging buah salak dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan metilen blue
( 0,025% ) sampai penuh. Tabung reaksi di tutup rapat dengan
plastik dan di ikat dengan karet gelang. Selanjutnya, seluruh tabung
reaksi di inkubasi selama 24 jam. Perubahan warna metilen blue di
tentukan berdasarkan trasnmisi larutan pada panjang glombang 600
nm, transmisi larutan fenol diukur dengan spektrofotometer.
Sebagai kontrol adalah daging buah salak yang telah di non
aktifkan enzim dehidrogenasenya dengan perendaman dalam air
22
panas selama 20 menit. Aktivitas dehidrogenase ditunjukkan oleh
perubahan warna larutan metilen blue. Semakin bening larutan
semakin besar trasmisi dan semakin tinggi aktivitas dehidrogenase.
F. Analisi Data
Data di analisis ragam pada taraf nyata 5%. Jika interaksi
kedua faktor nyata maka di lanjutkan dengan penentuan simple
efek asam askorbat ( faktor A ) pada setiap lama penyimpanan
( faktor B ) dengan uji F pada taraf nyata 5%.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:
1. Asam askorbat tidak menurunkan indeks browning namun menurunkan
kandungan karbohidrat terlarut total dan enzim dehidrogenase buah salak
pondoh.
2. Pada hari ke-4 setelah perlakuan indeks browning, kandungan karbohidrat
terlarut total dan enzim dehidrogenase buah salak pondoh mengalami
penurunan sedangkan pada hari ke-8 hanya karbohidrat terlarut total yang
mengalami penurunan sedangkan enzim dehidrogenase mengalami
peningkatan.
3. Interaksi asam askorbat dan waktu pengamatan hanya berpengaruh
terhadap aktifitas enzim dehidrogenase.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian tentang efek kombinasi asam askorbat dengan
asam organik lainnya terhadap indeks browning buah salak pondoh.
2. Pemberian asam askorbat untuk mencegah indeks browning buah salak
pondoh hanya efektif selama 4 hari dan tidak efektif setelah 8 hari.
35
DAFTAR PUSTAKA
Abbasi, N.A., and Stvenson, N.R.2013. Effect of Anti- Browning Agents OnQuality Changes of loquat [ Eriobotrya japonica ( thunb. )Lindley ] FruitAfter Harvest. J. Bot 45 (4) : 1391-1396
Andarwulan,N.S. Koswara. 1992. KimiaVitamin.Rajawali Press,Jakarta.
Arrigoni,O.,L. DeGara., F. Tomasi, and R, Liso. 1992. Changes in the ascorbatesystem during seed development of Vicia faba L. Plant physiology. 99 :235- 238
Buettner G.S and Fraye Q. S.1993. Review Plant L-ascorbic acid: chemistry,function,metabolism, bioavailability and effects of processing. Journal ofthe Science of Food and Agriculture. 80:825-860
Conklin,P.L., and C. Barth. 2004. Ascorbic acid, a familiar small moleculeinterwined in the response of senescence. Plant to ozone, pathogens, andthe onset of senescence. Plant cell and Environment. 27 ; 656-970
Fardiaz D, 1980.Pengantar Teknologi Pakan.Gramedia. Jakarta.
Javdani,Z., Mahmood Ghasemnezhad and Somaye Zare. 2013. A Comparison ofHeat Treatment and Ascorbic Acid on Controlling Enzymatic Browning ofFresh- Cuts Apple Fruit. Internasional Journal of Agriculture and CropSciences. 5 (3) : 186- 193.
Jeong, H.L.,Jin,W.J., Kwang,D.M. and Kee,J.P. 2008. Effect of anti-BrowningAgents on Poyphenoloxidase Activity and Total phenolics as Related toBrowning of Fresh- Cut ‘fuji’ Apple. ASEAN food Journal. 15(1) : 79-87.
Jiang, Y., Jiarui Fu, Giora Zauberman and Yuram Fuchs. 2009. Purification ofpolyphenol oxidase and the browning control of litchi fruit by glutathioneand citric acid. Journal of the Science of food and Agriculture.Guangzhou, China. 79: 950-954.
Kaviya, R.,and Tsuchiya. 2012. Comparative studies on the inhibitor of bananapeel polyphenol oxidase (PPO). Departement of Biotechlogopy,Karamaguru College of Technology. Coimbatore.
35
Manolopoulou, E., and Theodoros Varzakar, 2011. Effect of Storage Conditionson the Sensory Quality, Colour and Texture of Fresh- Cut MinimallyProcessed Cabbage. Food and nutirition Sciences. 2: 956- 963.
Marshal, M.R.,Kim, J., and Wei, C.I,. 2000. Enzymatic browning in fruits,vegetable and seafoods. FAO.p. 45.
Mogea, Johanis P. 1982. Salacca zalacca var. amboinensis. Principes 26: 71.
Muhtadi, D., N.S. Palupi dan M. Astawan, 1993, Metabolisme zat Gizi, Jilid II,Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Queiroz, C., Lopes, M.L., Fialho, E and Valente- Mesquita, V.L. 2008.Polyphenol oxidase: characteristics and mechanisms of browning control.Food Review International 24: 361-375.
Rachmawan, O. 2001. Pengeringan, Pendinginan, dan Pengemasan KomoditasPertanian. Buletin Agroindustri 5 :12-23.
Rocha, A.M.C.N., and A.M.M.B.De Morais. 2005. Polyphenoloxidase Activity ofMinimally processed ‘jonagored’ Apples ( Malus domestica).Journal ofFood Processing and Preservation. 29(1) : 8-19.
Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja GrafindoPersada, Jakarta.
Son, S.M., k. D. Moon, C.Y. Lee. 2001. Inhibitory effects of various antibrowningagents on apple slices. Food Chemistry. 73 (1) : 23-30.
Suprapto, 2006. Proses Pengolahan dan Nilai Tambah. Penebar Swadaya,Jakarta.
Tim Karya Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Buah Salak. CV Nuansa Aulia.Bandung.
Tjitrosoepomo, G.2004 Taksonomi Tumbuhan.Gajah Mada University.Yogyakarta.
Variyar, P.S., M.B. Penddharker, A. Banerje, and C. Bandyopadhyay. 2008.Blackening in green pepper berries. Phytochemistry. 27 ( 3) : 715-717
William and Caliendo, 1984.Biology of ascorbic acid biosynthesis, in AscorbicAcid: Biochemistry and Biomedical Cell Biology, pp 17- 39.
Weller, A., C.A. Sims,R.F. Matthews, R.P. Bates, and J.K. Brecht. 2007.Browning Susceptibility and Changes in Compotition during Storage ofCarambola Slices. Journal of Food Science. 62(2) : 256-260.
Witham and Yoshida. 1986. Exercieses in Plant Physiology second Edition ed.Published as: Experiments in Plant Physiology. America.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta.