validasi metode kromatografi cair … validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik...

112
i VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH KULIT MEREK “X” SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh: Rosalia Lestari NIM : 128114133 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vodieu

Post on 26-Apr-2019

248 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

i

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE

TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM

SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH KULIT MEREK “X”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Rosalia Lestari

NIM : 128114133

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

iv

Halaman Persembahan

Matius 11:28 “Marilah kepadaku, hai kamu yang letih lesu dan berbeban berat

Aku akan memberi kelegaan kepadamu”

Kupersembahkan untuk:

Tuhan, mama, papa,

Saudara, Sahabat, Teman, dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya yang telah diberikan selama proses pengerjaan skripsi

ini dari awal hingga akhir, sehingga penelitian dan penyusunan skripsi yang

berjudul “Validasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik untuk

Penetapan Kadar Asam Askorbat dalam Sediaan Larutan Injeksi Obat Pemutih

Kulit Merek “X” dapat berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana farmasi (S.

Farm.) di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini,

penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Prof. Dr. Sudibyo, M.S., Apt. dan Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc.

selaku Dosen Pembimbing yang bersedia membimbing, memberi masukan

dan jalan keluar serta saran yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan

penelitian ini hingga penyusunan naskah skripsi.

3. Dr. Christine Patramurti, M.Si., Apt. dan Jeffry Julianus, M.Si. selaku dosen

penguji yang telah memberikn saran dan kritik yang membangun dalam

penyusunan skripsi.

4. Jeffry Julianus, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik atas

pendampingannya dari semester awal hingga akhir ini. Seluruh Dosen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

viii

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

mendampingi, membagi ilmu, dan pengalamannya yang sangat bermanfaat

dalam bidang farmasi.

5. Seluruh Staf laboratorium kimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma terutama Mas Bimo, Mas Ottok, Mas Kethul yang telah banyak

membantu dan bersedia direpotkan selama penulis menyelesaikan penelitian

skripsi.

6. Mama, papa, mbak Tiwi, kak Kumala, Wulan, dan Elen yang telah

mendoakan dan terus memberikan semangat agar cepat menyelesaikan

skripsi dan kuliah.

7. Petra Annie Anjani dan Eunike Lystia Florentien Kelana Jeversoon sebagai

teman sekelompok skripsi yang telah berjuang bersama-sama dari awal

penyusunan skripsi hingga selesai.

8. Teman-teman semua yang telah membantu, mendukung, menyemangati

penulis. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih atas

dukungannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam skripsi ini. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca dan dapat

berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

INTISARI ............................................................................................................. xix

ABSTRACT ............................................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 6

A. Asam Askorbat ............................................................................................. 6

B. Spektrofotometri Ultraviolet ........................................................................ 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

x

C. Larutan Penyangga (Bufer) ........................................................................ 10

D. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) ............................................... 11

E. Validasi Metode Analisis ........................................................................... 13

F. Landasan Teori .............................................................................................. 16

G. Hipotesis ....................................................................................................... 17

BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................... 18

B. Variabel Penelitian ........................................................................................ 18

1. Variabel bebas ............................................................................................ 18

2. Variabel tergantung .................................................................................... 18

3. Variabel pengacau terkendali ..................................................................... 18

C. Definisi Operasional ..................................................................................... 19

D. Bahan Penelitian ........................................................................................... 19

E. Alat Penelitian ............................................................................................... 20

F. Tatacara Penelitian ........................................................................................ 20

1. Pembuatan asam fosfat 0,1 M .................................................................... 20

2. Pembuatan bufer fosfat 0,01 M .................................................................. 20

3. Pembuatan fase gerak ................................................................................. 20

4. Pembuatan larutan stok dan intermediate asam askorbat ........................... 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xi

5. Pembuatan larutan baku asam askorbat yang digunakan untuk

penentuan panjang gelombang maksimum ................................................ 21

6. Penentuan panjang gelombang maksimum asam askorbat dengan

spektrofotometer UV-Vis ........................................................................... 21

7. Pembuatan seri larutan baku asam askorbat ............................................... 22

8. Preparasi larutan sampel ............................................................................. 22

9. Preparasi adisi baku dalam sampel untuk penentuan akurasi dan presisi .. 22

10. Validasi metode analisis .......................................................................... 23

11. Uji kestabilan larutan baku ...................................................................... 24

G. Analisis Hasil ................................................................................................ 24

1. Selektivitas ................................................................................................. 24

2. Linieritas ..................................................................................................... 24

3. Akurasi ....................................................................................................... 25

4. Presisi ......................................................................................................... 25

5. Rentang ....................................................................................................... 25

6. Uji Kestabilan Larutan Baku ...................................................................... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 27

A. Pembuatan Fase Gerak ................................................................................. 27

B. Pembuatan Larutan Baku Asam Askorbat .................................................... 29

C. Penentuan Panjang Gelombang Pengamatan Asam Askorbat ...................... 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xii

D. Analisis Kualitatif Berdasarkan Waktu Retensi (tR) Asam Askorbat........... 31

E. Validasi Metode Analisis .............................................................................. 33

1. Selektivitas .................................................................................................. 33

2. Linieritas ..................................................................................................... 35

3. Akurasi ........................................................................................................ 36

4. Presisi .......................................................................................................... 38

5. Rentang ....................................................................................................... 38

F. Uji Kestabilan Larutan Baku ......................................................................... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 40

A. Kesimpulan ................................................................................................... 40

B. Saran ............................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

LAMPIRAN .......................................................................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penelitian Asam Askorbat Menggunakan Metode Kromatografi

Cair Kinerja Tinggi (KCKT) ................................................................. 4

Tabel II. Kategori metode pengujian validitas .................................................. 14

Tabel III. Parameter validasi yang dipersyaratkan ............................................. 14

Tabel IV. Kriteria persen recovery yang diperbolehkan .................................... 15

Tabel V. Kriteria persen relative standard deviation (% RSD) yang

diperbolehkan pada beberapa level analit ........................................... 16

Tabel VI. Hasil perhitungan % recovery dan % RSD baku asam askorbat........ 37

Tabel VII. Hasil % perubahan uji kestabilan larutan baku asam askorbat .......... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Asam Askorbat (Moffat et al., 2011) ................................... 6

Gambar 2. Skema eksitasi elektron (Gandjar dan Rohman, 2007) ....................... 8

Gambar 3. Interaksi asam askorbat dengan fase diam oktadesilsilan ................. 28

Gambar 4. Interaksi asam askorbat dengan fase gerak metanol : bufer fosfat .... 28

Gambar 5. Spektra penentuan panjang gelombang maksimum asam askorbat .. 30

Gambar 6. Gugus kromofor dan auksokrom asam askorbat ............................... 31

Gambar 7. Kromatogram baku asam askorbat .................................................... 32

Gambar 8. Kromatogram sampel ........................................................................ 32

Gambar 9. Kromatogram asam askorbat yang terpisah ...................................... 34

Gambar 10. Asam askorbat dan produk degradasinya .......................................... 34

Gambar 11. Metil paraben..................................................................................... 35

Gambar 12. Propil paraben ................................................................................... 35

Gambar 13. Etiket sampel ..................................................................................... 46

Gambar 14. Kromatogram asam askorbat yang terpisah ...................................... 47

Gambar 15. Kromatogram baku asam askorbat 50 µg/mL Replikasi I ................ 49

Gambar 16. Kromatogram baku asam askorbat 75 µg/mL Replikasi I ................ 50

Gambar 17. Kromatogram baku asam askorbat 100 µg/mL Replikasi I .............. 50

Gambar 18. Kromatogram baku asam askorbat 125 µg/mL Replikasi I .............. 51

Gambar 19. Kromatogram baku asam askorbat 150 µg/mL Replikasi I .............. 51

Gambar 20. Kromatogram baku asam askorbat 50 µg/mL Replikasi II ............... 52

Gambar 21. Kromatogram baku asam askorbat 75 µg/mL Replikasi II ............... 52

Gambar 22. Kromatogram baku asam askorbat 100 µg/mL Replikasi II ............. 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xv

Gambar 23. Kromatogram baku asam askorbat 125 µg/mL Replikasi II ............. 53

Gambar 24. Kromatogram baku asam askorbat 150 µg/mL Replikasi II ............. 54

Gambar 25. Kromatogram baku asam askorbat 50 µg/mL Replikasi III .............. 54

Gambar 26. Kromatogram baku asam askorbat 75 µg/mL Replikasi III .............. 55

Gambar 27. Kromatogram baku asam askorbat 100 µg/mL Replikasi III ............ 55

Gambar 28. Kromatogram baku asam askorbat 125 µg/mL Replikasi III ............ 56

Gambar 29. Kromatogram baku asam askorbat 150 µg/mL Replikasi III ............ 56

Gambar 30. Kurva baku asam askorbat replikasi I ............................................... 57

Gambar 31. Kromatogram sampel Replikasi I ...................................................... 58

Gambar 32. Kromatogram sampel Replikasi II .................................................... 58

Gambar 33. Kromatogram sampel Replikasi III ................................................... 59

Gambar 34. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi rendah Replikasi I ..... 60

Gambar 35. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi rendah Replikasi II .... 60

Gambar 36. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi rendah Replikasi III ... 61

Gambar 37. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi sedang Replikasi I ..... 61

Gambar 38. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi sedang Replikasi I ..... 62

Gambar 39. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi sedang Replikasi I ..... 62

Gambar 40. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi tinggi Replikasi I ....... 63

Gambar 41. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi tinggi Replikasi II ..... 63

Gambar 42. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi tinggi Replikasi III .... 64

Gambar 43. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-0 .. 67

Gambar 44. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-1 .. 67

Gambar 45. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-2 .. 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xvi

Gambar 46. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-3 .. 68

Gambar 47. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-4 .. 69

Gambar 48. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-0 69

Gambar 49. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-1 70

Gambar 50. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-2 70

Gambar 51. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-3 71

Gambar 52. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-4 71

Gambar 53. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-0 72

Gambar 54. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-1 72

Gambar 55. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-2 73

Gambar 56. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-3 73

Gambar 57. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-4 74

Gambar 58. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-0 . 74

Gambar 59. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-1 .. 75

Gambar 60. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-2 .. 75

Gambar 61. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-3 .. 76

Gambar 62. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-4 .. 76

Gambar 63. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-0 77

Gambar 64. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-1 77

Gambar 65. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-2 78

Gambar 66. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-3 78

Gambar 67. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-4 79

Gambar 68. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-0 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xvii

Gambar 69. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-1 80

Gambar 70. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-2 80

Gambar 71. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-3 81

Gambar 72. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-4 81

Gambar 73. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-0 .. 82

Gambar 74. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-1 .. 82

Gambar 75. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-2 .. 83

Gambar 76. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-3 .. 83

Gambar 77. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-4 .. 84

Gambar 78. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-0 84

Gambar 79. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-1 85

Gambar 80. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-2 85

Gambar 81. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-3 86

Gambar 82. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-4 86

Gambar 83. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-0 87

Gambar 84. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-1 87

Gambar 85. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-2 88

Gambar 86. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-3 88

Gambar 87. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-4 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Certificate of Analysis Baku Pembanding Asam Askorbat ...... 45

LAMPIRAN 2. Etiket sampel “X” ..................................................................... 46

LAMPIRAN 3. Kromatogram resolusi pemisahan asam askorbat dan puncak

di sebelahnya pada sampel 47

LAMPIRAN 4. Data penimbangan kalium dihidrogen fosfat ............................ 48

LAMPIRAN 5. Data penimbangan baku asam askorbat .................................... 48

LAMPIRAN 6. Skema pembuatan larutan baku asam askorbat dan

perhitungan kadar larutan baku.................................................. 48

LAMPIRAN 7. Kromatogram kurva baku asam askorbat ................................. 49

LAMPIRAN 8. Data Kurva baku asam askorbat ............................................... 57

LAMPIRAN 9. Kromatogram sampel ................................................................ 58

LAMPIRAN 10. Kromatogram sampel adisi ....................................................... 60

LAMPIRAN 11. Data AUC sampel dan AUC sampel adisi, perhitungan %

recovery, perhitungan konsentrasi baku yang terukur,

perhitungan RSD baku asam askorbat yang terukur .................. 65

LAMPIRAN 12. Kromatogram baku asam askorbat untuk pengujian stabilitas

larutan baku ............................................................................... 67

LAMPIRAN 13. Data AUC uji stabilitas larutan baku, perhitungan %

perubahan uji stabilitas larutan baku asam askorbat .................. 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xix

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE

TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM

SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH KULIT MEREK “X”

INTISARI

Asam askorbat dapat digunakan sebagai agen pemutih kulit. Kadar asam

askorbat dalam larutan injeksi pemutih kulit merek “X” harus memberikan efek

yang diinginkan. Untuk menjamin efikasinya, maka perlu dilakukan penetapan

kadar asam askorbat dalam sediaan obat dengan metode yang telah divalidasi.

Penelitian bersifat deskriptif non eksperimental, asam askorbat dianalisis

menggunakan sistem Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik

dengan fase diam Phenomenex® C18 (250 x 4,6 mm, 5 µm) dan fase gerak

campuran metanol : 0,01 M bufer fosfat dengan penambahan larutan 0,1 M asam

fosfat hingga pH 3 (40 : 60) dengan kecepatan alir 0,9 mL/menit dan

menggunakan detektor UV-244 nm. Parameter validasi yang digunakan adalah

selektivitas, linieritas, akurasi, presisi, dan rentang.

Hasil penelitian menunjukkan parameter selektivitas terpenuhi, akurasi

dan presisi yang baik pada konsentrasi tinggi (konsentrasi asam askorbat = 120

µg/mL) dengan % recovery = 100,50–101,01% dan RSD = 0,28%. Linieritas yang

dihasilkan pada metode ini telah memenuhi syarat dengan nilai r = 0,9989 pada

konsentrasi asam askorbat 50–150 µg/mL.

Kata kunci: asam askorbat, larutan injeksi pemutih kulit merek “X”, KCKT fase terbalik,

validasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

xx

VALIDATION METHOD OF REVERSE PHASE HIGH PERFORMANCE

LIQUID CHROMATOGRAPHY FOR THE ASSAY OF ASCORBIC ACID

IN THE WHITENING SKIN INJECTION BRAND “X”

ABSTRACT

Ascorbic acid can be used as agent for skin whitening. Ascorbic acid level

inside skin whitening “X” injection should give the desired effect. To ensures the

efficacy, it’s necessary to determine the ascorbic acid level in the dosage form

with a method that has already been validated.

This research is descriptive non exprimental. Ascorbic acid is using

Reversed High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with stationary

phase Phenomenex® C18 (250 x 4.6 mm, 5 µm) and mobile phase methanol : 0.01

M phosphoric buffer adjusting to pH 3 with 0.1 M phosphoric acid (40 : 60),

flowrate 0.9 mL/min and detection with UV at 244 nm. Validation parameter used

in this research are selectivity, linierity, acuration, precision, and range.

This results of the study showed that selectivity reversed-phase HPLC

method is reach, accuracy and precision are at high concentration (120 µg/mL)

with % recovery = 100.50–101.01% and RSD = 0.28%. The good linierity for

ascorbic acid with values (r) of 0.9989 at 50–150 µg/mL.

Key Words: ascorbic acid, skin whitening “X” injection dosage form, KCKT reverse

phase, validation

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Asam askorbat telah dikembangkan menjadi berbagai macam produk

obat, salah satunya sebagai sediaan injeksi pemutih kulit. Produk pemutih kulit

dapat menunjang kecantikan kulit, sehingga produk ini diminati oleh banyak

konsumen. Produk tersebut digunakan untuk mencerahkan kulit, baik dengan

meratakan warna kulit maupun merawat kulit sehingga terhindar dari masalah

pigmentasi seperti bintik-bintik hitam, melasma, tanda bekas hamil dan keriput.

Beberapa agen pemutih kulit yang saat ini sering digunakan adalah arbutin,

vitamin C (asam askorbat), kojic acid, licorice extract, burner root extract,

Scutellaria extract dan mulberry (Thongchai et al., 2007). Asam askorbat

digunakan dalam produk pemutih kulit karena kemampuannya sebagai

antioksidan yang dapat mengikat radikal bebas sehingga mencegah terbentuknya

melanin pada kulit, dan asam askorbat memiliki kemampuan untuk melindungi

kulit dari bahaya radiasi UV (Arbab dan Eltahir, 2010).

Peningkatan konsumsi produk pemutih kulit saat ini membuat banyak

produsen yang memproduksi produk-produk pemutih kulit dengan harga produk

yang relatif murah dan mengandung asam askorbat yang relatif tinggi, contohnya

sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit merek “X” mengandung asam askorbat

1000 mg per ampul. Jika jumlah asam askorbat tidak sesuai dengan yang tertera

pada label, maka konsumen akan dirugikan dari sudut efikasi. Menurut

Farmakope V (2014) sediaan obat injeksi asam askorbat mengandung asam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

2

askorbat tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari yang tertera

pada label. Oleh karena itu, perlu dilakukan penetapan kadar asam askorbat dalam

produk pemutih kulit yang mengandung asam askorbat relatif tinggi untuk

menjamin efikasi produk. Produk sediaan injeksi intravena memiliki

bioavailabilitas yang tinggi dibandingkan dengan sediaan peroral (Lullmann, et

al., 2000), sehingga asam askorbat dalam sediaan intravena bekerja lebih efisien

dan sediaan ini lebih diminati oleh konsumen daripada sediaan peroral.

Analisis asam askorbat pernah diteliti sebelumnya yaitu pada

pengembangan dan validasi metode kuantifikasi asam askorbat dengan

menggunakan metode KCKT fase terbalik oleh Ullah, Shafqat, Arshad Hussain,

Javid Ali, Khaliqurrehman dan Asad Ullah (2012) dengan judul “A Simple and

Rapid HPLC Method for Analysis of Vitamin-C in Local Packed Juices of

Pakistan”, penelitian lain mengenai asam askorbat dilakukan oleh Wang, A-

Ching, Shu-Hui Cheng, Ceshing Sheu dan Chang-Chin Kwan (2011) dengan judul

“Simultaneous Determination of Five Whitening Agents by Ion-Pair Reversed-

Phase High Perfomance Liquid Chromatogrpahy”.

Pengembangan metode dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: optimasi

metode, validasi metode dan aplikasi metode untuk penetapan kadar asam

askorbat dalam sampel injeksi pemutih kulit (Supriyanto, 2014). Optimasi metode

analisis untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat

pemutih kulit merek “X” telah dilakukan oleh Jeversoon (2016) dengan kondisi

KCKT yang optimal menggunakan fase gerak campuran metanol : 0,01 M bufer

fosfat pH 3 (40 : 60) dengan kecepatan alir 0,9 mL/min, fase diam Phenomenex®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

3

C18 (250 x 4,6 mm, 5 µm), dan deteksi UV-244 nm. Validasi metode merupakan

langkah yang penting untuk dilakukan dalam tahap penetapan kadar supaya dapat

memberikan hasil yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

1. Perumusan masalah

Apakah metode penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan

injeksi obat pemutih kulit merek “X” dengan kromatografi cair kinerja tinggi

(KCKT) fase terbalik menggunakan fase gerak campuran metanol : 0,01 M bufer

fosfat pH 3 (40 : 60) dengan kecepatan alir 0,9 mL/menit, fase diam

Phenomenex® C18 (250 x 4,6 mm, 5 µm), dan deteksi UV-244 nm memenuhi

persyaratan validitas yang meliputi selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, dan

rentang?

2. Keaslian penelitian

Pengembangan dan validasi metode kuantifikasi asam askorbat dengan

menggunakan metode KCKT fase terbalik pernah dilakukan oleh Ullah et al.

(2012), dan Wang et al. (2011) yang terangkum dalam Tabel I. Terdapat beberapa

perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya, yaitu

pada fase gerak, jenis kolom, panjang gelombang, dan sampel yang digunakan.

Kelebihan penelitian ini adalah sampel yang digunakan merupakan sediaan injeksi

pemutih kulit yang belum pernah diteliti oleh penelitian terdahulu. Pada penelitian

ini peneliti menggunakan metode KCKT fase terbalik dengan menggunakan fase

gerak campuran metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60) dengan kecepatan

alir 0,9 mL/menit, fase diam Phenomenex® C18 (250 x 4,6 mm, 5 µm), deteksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

4

UV-244 nm, dan sampel asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat

pemutih kulit merek “X”.

Tabel I. Penelitian Asam Askorbat Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi (KCKT)

Peneliti (tahun) Judul Penelitian Parameter yang digunakan

Shafqat Ullah, Hussain

Arshad, Javid Ali,

Khaliqurrehman, and

Asad Ullah (2012)

A Simple and Rapid HPLC

Method for Analysis of

Vitamin-C in Local

Packed Juices of Pakistan

Kolom Inertsil ODS-3 C18 (250 mm x

4,6 mm), fase gerak metanol : bufer

fosfat (20 : 80, v/v) pH 3±0,1 dengan

kecepatan alir 1,0 mL/menit, dan

panjang gelombang 240 nm

A-Ching Wang, Shu-Hui

Cheng, Ceshing Sheu,

and Chang-Chin Kwan

(2011)

Simultaneous

Determination of Five

Whitening Agents by Ion-

Pair Reversed-Phase High

Perfomance Liquid

Chromatogrpahy

Kolom Inertsil ODS-3V (250 mm x 4,6

mm, 5 µm), fase gerak asetonitril :

larutan bufer campuran (50 mM natrium

fosfat monobasic dihidrat dan 2 mM n-

heksadesiltrimetil amonium bromida)

dengan elusi gradien komposisi

asetonitril : larutan bufer campuran (99 :

1, v/v) dari menit ke-0 hingga menit ke-

20, (70 : 30 v/v) dari menit ke-21 hingga

menit ke-40, (1 : 99 v/v) dari menit ke-

41, dengan pH 4,5 dan panjang

gelombang 270 nm

Sejauh yang telah peneliti ketahui, penelitian dengan judul Validasi

Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik Untuk Penetapan

Kadar Asam Askorbat Dalam Sediaan Larutan Injeksi Obat Pemutih Kulit

Merek “X” belum pernah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian, jika dilihat

dari permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa

penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

5

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat metodologis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmiah tentang penggunaan metode KCKT fase terbalik yang telah

divalidasi dalam penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi

obat pemutih kulit merek “X”.

b. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan metode KCKT fase

terbalik yang telah dioptimasi dan divalidasi ini dapat dipergunakan/diaplikasikan

pada penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat pemutih

kulit merek “X”.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas metode KCKT fase

terbalik dengan sistem yang telah dioptimasi sebelumnya memenuhi persyaratan

validasi yang meliputi selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, dan rentang,

sehingga dapat digunakan pada penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan

larutan injeksi obat pemutih kulit merek “X”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Asam Askorbat

Asam askorbat (Gambar 1) yang secara kimia dikenal sebagai (2R)-2-

[(1S)-1,2-Dihydroxyethyl]-4,5-dihydroxyfuran-3-one merupakan senyawa

berbentuk kristal tidak berwarna atau berbentuk serbuk kristal berwarna putih

atau kuning pudar. Asam askorbat dengan rumus kimia C6H8O6 memiliki berat

molekul 176,1 gram/mol, pKa = 4,2; 11,6 (pada suhu 25oC), dan

log P (oktanol/air) = 1,8. Kelarutan dalam air 1 : 3, dalam etanol 1 : 30, dalam

metanol 1 : 10, dan dalam propilen glikol 1 : 20. Dapat larut dalam aseton, tidak

larut dalam benzena, kloroform, eter, petroleum eter, minyak, lemak, dan pelarut

lemak (Moffat et al., 2011). Asam askorbat sensitif terhadap cahaya dan mudah

teroksidasi (Ahuja dan Dong, 2005).

Gambar 1. Struktur Asam Askorbat (Moffat et al., 2011)

Asam askorbat dapat digunakan sebagai agen pemutih kulit (Thongchai

et al., 2007). Dosis asam askorbat adalah 0,2-3 g per hari (Moffat et al., 2011).

Asam askorbat digunakan dalam produk pemutih kulit karena kemampuannya

sebagai antioksidan yang dapat mengikat radikal bebas sehingga mencegah

terbentuknya melanin pada kulit. Selain itu, asam askorbat memiliki kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

7

untuk melindungi kulit dari bahaya radiasi UV. Keuntungan inilah yang

mendasari pemakaian asam askorbat dalam produk pemutih kulit (Arbab dan

Eltahir, 2010).

Sediaan injeksi pemutih kulit merek “X” memiliki kandungan yang

terdiri dari asam askorbat, metil paraben, propil paraben, natrium hidroksida, dan

aqua for injection. Metil paraben merupakan pengawet berbentuk serbuk tak

berwarna yang memiliki nilai log P 2,0 dan kelarutan 1 : 400 dalam air. Propil

paraben merupakan pengawet serbuk tak berwarna yang memiliki nilai log P 3,0

dan kelarutan 1 : 2500 dalam air (Moffat et al., 2011). Natrium hidroksida sebagai

agen untuk penyesuaian pH hingga mencapai 5,5-7,0 untuk menjamin stabilitas

sediaan injeksi asam askorbat dan pH larutan mendekati pH darah yaitu 7,4

supaya bila sediaan diinjeksikan ke tubuh tidak terasa sakit (Sulistiyaningsih,

2007).

Penelitian mengenai agen pemutih kulit juga dilakukan oleh Ullah et al.

(2012) dan Wang et al. (2011) yang terangkum dalam Tabel I. Perbedaan

penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya terletak pada fase

gerak, jenis kolom, panjang gelombang, dan sampel yang digunakan. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan metode KCKT fase terbalik dengan fase

gerak campuran metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60) dengan kecepatan

alir 0,9 mL/menit, fase diam Phenomenex® C18 (250 x 4,6 mm, 5 µm), deteksi

UV-244 nm, dan sampel asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat

pemutih kulit merek “X”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

8

B. Spektrofotometri Ultraviolet

Prinsip spektrofotometri ultraviolet (UV) adalah pengukuran suatu

interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat

kimia pada panjang gelombang (λ) 190-380 nm (Direktorat Jenderal Pengawasan

Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1995). Serapan atom menyebabkan

paralihan atau transisi elektronik, yaitu peningkatan energi elektron dari keadaan

dasar (ground state) ke satu atau lebih tingkat energi yang lebih tinggi (Gambar 2)

atau tereksitasi (excited state). Transisi terjadi jika energi yang dihasilkan oleh

radiasi sama dengan energi yang diperlukan untuk melakukan transisi (Watson,

2000). Radiasi elektromagnetik pada sinar ultraviolet dan sinar tampak memiliki

suatu energi yang merambat dalam bentuk gelombang. Jarak linier antara titik

pada satu gelombang dengan titik yang berada pada gelombang terdekatnya

disebut sebagai panjang gelombang (Watson, 2000).

Gambar 2. Skema eksitasi elektron (Gandjar dan Rohman, 2007)

Molekul-molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit untuk

mengeksitasi elektron maka akan menyerap energi pada panjang gelombang yang

lebih panjang, sedangkan untuk molekul-molekul yang memerlukan energi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

9

lebih banyak untuk mengeksitasi elektron maka akan menyerap energi pada

panjang gelombang yang lebih pendek (Fessenden and Fessenden, 1997). Jumlah

energi yang diserap oleh molekul-molekul disebut sebagai absorban. Hukum

Lambert-Beer menunjukkan bahwa absorbansi suatu senyawa dipengaruhi oleh

absorptivitas molar, tebal kuvet dan konsentrasi molekul senyawa analit (Gandjar

dan Rohman, 2007). Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam persamaan:

A = b c (1)

Keterangan: A = absorbansi

= absorptivitas molar (M-1

. cm-1

)

b = tebal kuvet (cm)

c = konsentrasi molekul dalam senyawa analit (Gandjar dan Rohman, 2007)

Nilai absorptivitas molar tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul,

dan panjang gelombang radiasi. Dikatakan sebagai absorptivitas molar ( ) apabila

konsentrasi molekul zat analit dalam satuan Molar (M), namun jika konsentrasi

molekul zat analit dalam satuan persen berat/volume (g/100 mL), maka

absorptivitas ditulis dengan . Nilai absorptivitas menunjukkan sensitivitas

senyawa untuk diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Semakin besar

nilai suatu senyawa, maka semakin sensitif senyawa tersebut untuk

dideteksi dan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Gandjar dan

Rohman, 2007). Hubungan antara dengan dapat dilihat dalam persamaan:

= x

(2)

Keterangan: = absorptivitas molar (M-1

. cm-1

)

= absorptivitas molekul dalam satuan konsentrasi (g/100 mL)

BM = bobot molekul (g/mol) (Gandjar dan Rohman, 2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

10

Asam askorbat (antioksidan) dapat menyerap radiasi pada daerah

ultraviolet karena senyawa ini memiliki gugus kromofor dan auksokrom yang

ditunjukkan pada Gambar 6 (Ahuja dan Dong, 2005). Kromofor adalah gugus

fungsional tak jenuh yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet dan

sinar tampak (Gandjar dan Rohman, 2007), sedangkan auksokrom adalah gugus

jenuh yang bila terikat pada kromofor dapat mengubah panjang gelombang dan

intensitas serapan maksimum (Sastrohamidjojo, 2001). Asam askorbat dalam

larutan asam pada panjang gelombang 243 nm memiliki nilai absorptivitas:

=556a. Nilai tersebut dapat menunjukkan bahwa senyawa asam askorbat

dapat dideteksi dengan spektrofotometer UV-Vis. Nilai absorptivitas molar

asam askorbat adalah 9791,15 M-1

.cm-1

. Nilai tersebut menunjukkan bahwa

asam askorbat akan mengalami transisi dan dapat diaplikasikan pada

daerah ultraviolet (Rohman dan Gandjar, 2007).

C. Larutan Penyangga (Bufer)

Bufer dapat mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh penambahan

baik sedikit asam ataupun sedikit basa. Larutan bufer dapat dibuat dengan

mencampurkan asam lemah atau basa lemah dengan garamnya masing-masing.

Ketahanan bufer dipengaruhi oleh pH larutan yang dibuat karena jika pH larutan

bufer sama dengan pKa asam atau basa yang membentuknya maka bufer dapat

bekerja dengan baik (Snyder Kirkland, and Dolan, 2010).

Menurut Snyder et al. (2010) terdapat beberapa faktor yang perlu

diperhatikan dalam pemilihan bufer sebagai fase gerak pada KCKT, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

11

kapasitas bufer, kelarutan komponen bufer, stabilitas bufer, dan serapan bufer

pada daerah UV pada sistem KCKT. Kemampuan suatu bufer untuk

mempertahankan pH disebut sebagai kapasitas bufer. Hal ini dipengaruhi oleh

nilai pKa asam atau basa lemah penyusun bufer, dan kapasitas bufer berada dalam

rentang pH±1,0 unit dari nilai pKa asam atau basa lemah penyusun bufer tersebut.

Nilai pKa buffer fosfat adalah 2,1 dan kapasitas buffer fosfat dalam rentang

pH 1,1–3,1 (Kazakevich and Lobrutto, 2007). Menurut Kromidas (2005) nilai UV

cut-off bufer fosfat 50 mM dengan nilai pH = 2,0-3,0 adalah pada panjang

gelombang 210 nm.

D. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan salah satu metode

analisis untuk pemisahan suatu campuran senyawa kimia. Pemisahan pada sistem

KCKT terjadi akibat adanya interaksi antara zat analit dengan fase diam dan fase

gerak yang kemudian akan menghasilkan perbedaan waktu migrasi dari zat analit

(Kazakevich and Lobrutto, 2007). Ada dua jenis KCKT dalam analisis, yaitu

KCKT fase normal dan KCKT fase terbalik. KCKT fase normal menggunakan

fase diam bersifat lebih polar daripada fase geraknya, sedangkan KCKT fase

terbalik menggunakan fase diam bersifat lebih non-polar daripada fase geraknya

(Snyder et al., 2010).

Salah satu keunggulan KCKT dibandingkan dengan kromatografi gas

yaitu dapat digunakan untuk menganalisis senyawa yang tidak menguap atau tidak

tahan panas tanpa peruraian (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan

Republik Indonesia, 1995). Kelebihan HPLC dibandingkan metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

12

spektrofotometri yaitu pada sensitifitas dan selektivitas dalam kemampuan

pemisahannya (Ahuja dan Dong, 2005).

Instrumen KCKT terdiri atas kolom, detektor, wadah fase gerak, pompa,

injector, dan komputer atau perekam data (Ahuja dan Dong, 2005). Salah satu

jenis kolom KCKT fase terbalik yang sering digunakan adalah tipe C18 yang

tersusun oleh suatu penyangga silika gel (SiO2). Pada bagian permukaan silika

terdapat gugus-gugus hidroksil (-OH), sehingga silika gel relatif bersifat polar.

Silica gel dapat dimodifikasi dengan menutup gugus silanol dengan hidrokarbon

rantai panjang untuk menghilangkan gugus hidroksil. Kebanyakan fase diam

dengan penyusun silica memiliki rentang pH yang dapat ditoleransi pada pH 2-7

(Kazakevich and Lobrutto, 2007).

Detektor KCKT digolongkan menjadi dua golongan, yaitu golongan

detektor universal dan golongan detektor spesifik. Beberapa karakteristik detektor

adalah memiliki respon yang cepat dan reprodusibel terhadap analit, memiliki

sensitifitas tinggi, stabil dalam pengoperasiannya, dan sinyal yang dihasilkan

berbanding lurus dengan konsentrasi analit dalam sampel (Gandjar dan Rohman,

2007). Detektor UV merupakan salah satu jenis detektor spesifik yang mendeteksi

analit secara spesifik sesuai panjang gelombang yang digunakan. Detektor UV

dapat digunakan dalam sistem KCKT untuk senyawa-senyawa yang memiliki

serapan pada panjang gelombang 200-400 nm (Snyder, Kirkland, and Glajch,

1997).

Fase gerak yang digunakan harus bersih, tidak berinteraksi dengan analit,

dan tidak toksik. Fase gerak biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

13

bercampur dan berpengaruh pada daya elusi dan resolusi. Pada KCKT, daya elusi

dan resolusi ditentukan oleh polaritas seluruh pelarut, polaritas fase diam, dan

sifat komponen sampel. Komposisi fase gerak akan mempengaruhi pemisahan dan

waktu retensi analit. Sebelum digunakan, fase gerak harus disaring terlebih dahulu

untuk menghilangkan partikel-partikel kecil. Adanya gas dalam fase gerak juga

harus dihilangkan, karena gas akan mengganggu analisis, terutama mengacaukan

bagian pompa dan detektor (Rohman, 2009). Perlu diperhatikan agar nilai UV cut-

off fase gerak tidak mengganggu pembacaan hasil analit pada detektor UV. Nilai

UV cut-off metanol adalah 205 nm (Kazakevich and Lobrutto, 2007).

E. Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis merupakan suatu prosedur untuk membuktikan

apakah suatu metode analisis telah memenuhi persyaratan yang ditentukan,

sehingga hasil analisis dapat dipertanggungjawabkan (Unites States

Pharmacopeial Convention, 2007). Suatu metode perlu divalidasi jika metode

tersebut baru dikembangkan untuk analisis senyawa tertentu, revisi dari metode

yang sudah baku untuk menyesuaikan dengan perkembangan, metode baku

dilakukan di laboratorium yang berbeda oleh analis berbeda atau dikerjakan

dengan alat yang berbeda, untuk membandingkan kesetaraan antara dua metode

(Rohman, 2009).

United States Pharmacopeia (USP, 2007) dan International Conference

on Harmonization (ICH, 2005) menyatakan bahwa tidak selalu semua parameter

untuk mengevaluasi validasi metode harus diuji. Menurut The United States

Pharmacopeia 30 dan The National Formulary 25 tahun 2007, metode analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

14

dapat dikelompokkan menjadi empat kategori (Tabel II). Pengelompokkan

kategori tergantung pada sifat uji yang dilakukan untuk tujuan validasi metode

analisis.

Tabel II. Kategori metode pengujian validitas (United States pharmacopeial Convention, 2007)

Kategori Keterangan

I Penentuan kuantitatif komponen-komponen utama obat atau zat aktif (termasuk

pengawet) di dalam produk obat jadi

II Penentuan kemurnian/adanya pengotor (impurities) atau produk-produk hasil

degradasi. Kategori II ini dibagi lagi menjadi uji kuantitatif dan uji batas

III Penentuan karakteristik/sifat-sifat khusus kinerja produk obat jadi, seperti

kecepatan disolusi dan uji pelepasan obat

IV Uji identifikasi

Tujuan validasi metode pada penelitian ini adalah untuk penentuan

kuantitatif komponen-komponen utama obat atau zat aktif (termasuk pengawet) di

dalam produk obat jadi, maka dalam penelitian ini dilakukan validasi metode

analisis untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat

pemutih kulit merek “X” termasuk dalam kategori I (Tabel III). Parameter yang

dipersyaratkan untuk validasi metode analisis ini adalah selektivitas, linieritas,

akurasi, presisi, dan rentang.

Tabel III. Parameter validasi yang dipersyaratkan untuk validasi metode analisis (United

States pharmacopeial Convention, 2007)

Parameter Kategori I

Kategori II

Kategori III Kategori IV Kuantitatif

Uji

batas

Akurasi Ya Ya * * Tidak

Presisi Ya Ya Tidak Ya Tidak

Selektivitas Ya Ya Ya * Ya

Batas deteksi Tidak Tidak Ya * Tidak

Batas kuantitasi Tidak Ya Tidak * Tidak

Linieritas Ya Ya Tidak * Tidak

Rentang Ya Ya * * Tidak

*Mungkin dibutuhkan (tergantung sifat tes yang spesifik)

Selektivitas adalah kemampuan suatu metode untuk mengukur dengan

akurat respon analit di antara seluruh komponen sampel (Harmita, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

15

Selektivitas dapat dibuktikan melalui pemisahan puncak-puncak berdekatan

dengan perhitungan nilai resolusi (Rs). Bila hasil perhitungan nilai Rs

menunjukkan angka 1,0 berarti puncak kromatogram analit tidak terpisah sampai

ke baseline, nilai Rs = 1,5 menunjukkan puncak analit telah terpisah sampai

baseline, dan nilai Rs > 1,5 menunjukkan puncak analit telah terpisah sempurna

satu sama lain (Gandjar dan Rohman, 2007).

Akurasi adalah kedekatan antara nilai kadar terukur (nilai rata-rata hasil

analisis) dengan nilai kadar sebenarnya yang diterima. Akurasi dapat dijadikan

sebagai penunjuk kesalahan sistematik (Rohman, 2009). Akurasi dikatakan baik

bila memiliki nilai % recovery antara 98,0-102,0% (Tabel IV) untuk kadar analit

10-100% (Gonzalez dan Herrador, 2007).

Tabel IV. Kriteria persen recovery yang diperbolehkan pada beberapa level analit (Gonzalez

dan Herrador, 2007)

Analit (%) Fraksi analit Unit Rentang recovery (%)

100 1 100% 98-102

10 10-1

10% 98-102

1 10-2

1% 97-103

0,1 10-3

0,1% 95-105

0,01 10-4

100 ppm 90-107

0,001 10-5

10 ppm 80-110

0,0001 10-6

1 ppm 80-110

0,00001 10-7

100 ppb 80-110

0,000001 10-8

10 ppb 60-115

0,0000001 10-9

1 ppb 40-120

Presisi adalah ukuran kedekatan antara serangkaian hasil analisis yang

diperoleh dari beberapa kali pengukuran sampel. Konsep presisi diukur dengan

koefisien variasi (KV) atau standar deviasi relatif (RSD) (Rohman, 2009). Suatu

metode dikatakan memiliki keterulangan/presisi yang baik jika memiliki nilai

RSD ≤ 2,0% (Tabel V) untuk kadar analit 100% (Gonzalez dan Herrador, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

16

Tabel V. Kriteria persen RSD yang diperbolehkan pada beberapa level analit (Gonzalez dan

Herrador, 2007)

Analit (%) Fraksi analit Unit % RSD Horwitz % RSD AOAC

100 1 100% 2 1,3

10 10-1

10% 2,8 1,8

1 10-2

1% 4 2,7

0,1 10-3

0,1% 5,7 3,7

0,01 10-4

100 ppm 8 5,3

0,001 10-5

10 ppm 11,3 7,3

0,0001 10-6

1 ppm 16 11

0,00001 10-7

100 ppb 22,6 15

0,000001 10-8

10 ppb 32 21

0,0000001 10-9

1 ppb 45,3 30

Linieritas adalah kemampuan metode analisis memberikan respon secara

langsung dan proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Data respon

dan konsentrasi analit yang diperoleh, dimasukkan ke dalam persamaan

matematika untuk mendapatkan linieritas antara konsentrasi dan respon analit

(USP, 2007). Persyaratan linieritas yang dapat diterima adalah jika memenuhi

nilai koefisien korelasi (r) ≥ 0,998 (Kazakevich dan Lobrutto, 2007).

Rentang merupakan interval antara kadar terendah hingga kadar tertinggi

yang dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan metode analisis

tertentu dan menghasilkan linieritas, akurasi dan presisi yang baik (Rohman,

2009).

F. Landasan Teori

Asam askorbat merupakan salah satu agen pemutih kulit yang dapat

diformulasikan sebagai larutan injeksi. Asam askorbat mudah terdegradasi oleh

oksigen, paparan cahaya, peningkatan suhu, dan katalis logam. Jumlah asam

askorbat dalam produk injeksi pemutih kulit perlu untuk dipastikan kesesuaiannya

dengan klaim label supaya konsumen tidak dirugikan. Tujuan penelitian ini adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

17

untuk memvalidasi metode KCKT fase terbalik yang dapat dipergunakan dalam

penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit

merek “X”.

Asam askorbat dapat dipisahkan dari matriks sampel larutan injeksi obat

pemutih kulit berdasarkan perbedaan kepolarannya dan interaksi antara analit,

fase gerak, dan fase diam dalam sistem KCKT. Asam askorbat memiliki gugus

kromofor dan auksokrom pada strukturnya, dalam larutan asam pada panjang

gelombang 243 nm dengan detektor UV memiliki nilai =556a dan nilai

=9791,15 M-1

.cm-1

, sehingga sistem KCKT fase terbalik dengan detektor UV

dapat diaplikasikan untuk analisis kadar asam askorbat dalam larutan injeksi obat

pemutih kulit merek “X”.

Validasi metode perlu dilakukan untuk menjamin bahwa hasil aplikasi

menggunakan metode yang telah dioptimasi, dapat dipercaya dan

dipertanggungjawabkan. Validasi metode analisis yang peneliti lakukan termasuk

dalam kategori 1, sehingga parameter validasi yang diuji meliputi akurasi, presisi,

selektivitas, linieritas dan rentang.

G. Hipotesis

Validasi metode KCKT fase terbalik dengan fase diam Phenomenex®

C18 (250 x 4,6 mm, 5 µm) dan fase gerak metanol : 0,01 M bufer fosfat dengan

penambahan larutan 0,1 M asam fosfat hingga pH 3 (40 : 60), pada penetapan

kadar asam askorbat dalam larutan injeksi obat pemutih kulit merek “X” dapat

memenuhi persyaratan parameter-parameter validasi yaitu selektivitas, linieritas,

akurasi, presisi, dan rentang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

18

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis dan rancangan penelitian ini adalah deskriptif non eksperimental,

karena pada penelitian ini tidak dilakukan manipulasi pada subjek uji dan hanya

menggambarkan keadaan yang ada.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah sistem KCKT yang telah

dioptimasi yang meliputi komposisi fase gerak dan kecepatan alir fase gerak yang

telah dioptimasi.

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah parameter validasi metode

analisis yang meliputi selektivitas, linieritas, akurasi, presisi, dan rentang.

3. Variabel pengacau terkendali

Kemurnian pelarut yang digunakan, untuk mengatasinya digunakan

pelarut dengan kemurnian tinggi, yaitu pelarut pro analysis. Kemurnian baku

asam askorbat yang digunakan, untuk mengatasinya digunakan baku yang telah

terjamin kualitasnya seperti tercantum pada Certificate of Analysis (CoA).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

19

C. Definisi Operasional

1. Sistem KCKT yang digunakan terdiri dari fase diam berupa kolom

Phenomenex® (250 x 4,6 mm, ukuran partikel 5 µm) dan fase gerak campuran

metanol : 0,01 M bufer fosfat dengan penambahan larutan 0,1 M asam fosfat

hingga pH 3 (40 : 60).

2. Baku asam askorbat yang divalidasi adalah baku yang tercantum pada

Certificate of Analysis (CoA).

3. Penelitian yang dilakukan termasuk dalam validasi metode katergori I, yaitu

metode yang digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif komponen

utama dalam suatu matriks. Validasi yang dilakukan meliputi pengukuran

terhadap parameter validasi yaitu selektivitas, linieritas, akurasi, presisi, dan

rentang.

D. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah reference standard

asam askorbat (Supelco) dengan kemurnian 98,7% yang tertera pada CoA di

Lampiran 1, metanol grade HPLC (E.Merck), asam fosfat 85% (E.Merck),

kalium dihidrogen fosfat p.a (E.Merck), akua demineralisata (PT. Brataco),

penyaring Whatman 0,45µm, dan produk pemutih kulit merek “X” yang

diperoleh dari online shop “Y”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

20

E. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat KCKT

dengan detektor ultraviolet, Shimadzu LC-2010C, kolom C18 merek

Phenomenex® (250 x 4,6 mm, 5 µm), seperangkat komputer (merek Dell

B6RDZ1S Connexant system RD01-D850 A03-0382 JP France S.A.S, printer HP

Deskjet D2566 HP-024-000 625730), UV-Vis Spechtrophotometer SP-3000plus

merek OPTIMA dengan detektor silicon photo diode, milipore, ultrasonikator

Refsch, Tipe : T460 (Schwing 1 PXE, FTZ-Nr. C-066/83, HF-Frequ:35 kHz),

timbangan analitik SCALTEC (max 60/210 g, min 0,001 g), alat vakum GAST,

dan seperangkat alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis.

F. Tatacara Penelitian

1. Pembuatan asam fosfat 0,1 M

Larutan H3PO4 85% diambil sebanyak 0,3 mL, kemudian diencerkan

dengan akua demineralisata 25,0 mL sehingga konsentrasi H3PO4 menjadi 0,1 M.

2. Pembuatan bufer fosfat 0,01 M

Dilarutkan 0,68 g KH2PO4 dalam 500 mL akua demineralisata, kemudian

pH diatur dengan penambahan asam fosfat 0,1 M hingga mencapai pH 3.

3. Pembuatan fase gerak

Fase gerak dibuat dengan mencampur antara metanol dan 0,1 M bufer

fosfat pH 3,0 (40 : 60). Campuran fase gerak tersebut disaring dengan penyaring

Whatman 0,45 µm yang dibantu dengan pompa vakum kemudian didegassing

selama 15 menit menggunakan ultrasonicator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

21

4. Pembuatan larutan stok dan intermediate asam askorbat

a. Pembuatan larutan stok asam askorbat. Ditimbang saksama 20,0 mg asam

askorbat, dilarutkan dalam metanol : bufer fosfat pH 3 (40 : 60) hingga 10,0

mL sehingga kadar lebih kurang 2000 µg/mL.

b. Pembuatan larutan baku intermediate asam askorbat. Sebanyak 1,25 mL

larutan stok diambil dan diencerkan dengan metanol : bufer fosfat pH 3

(40 : 60) hingga 25,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi larutan

intermediate 100 µg/mL.

5. Pembuatan larutan baku asam askorbat yang digunakan untuk

penentuan panjang gelombang maksimum

Dibuat larutan seri dengan 3 konsentrasi berbeda yaitu 40; 50; dan 60

µg/mL dengan mengencerkan 4,0; 5,0; dan 6,0 mL larutan intermediate

menggunakan metanol : bufer fosfat pH 3 (40 : 60) hingga 10,0 mL.

6. Penentuan panjang gelombang maksimum asam askorbat dengan

spektrofotometer UV-Vis

Masing-masing konsentrasi larutan seri baku asam askorbat 40; 50; dan

60 µg/mL dengan pelarut campuran metanol : bufer fosfat pH 3 (40 : 60), discan

antara panjang gelombang 200-400 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

Spektrum yang dihasilkan akan menunjukkan panjang gelombang maksimum

yang akan digunakan untuk deteksi pada sistem KCKT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

22

7. Pembuatan seri larutan baku asam askorbat

Diambil sejumlah 250; 375; 500; 625 dan 750 µL larutan stok asam

askorbat (2000 µg/mL), kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL dan

ditambahkan metanol : bufer fosfat pH 3 (40 : 60) hingga tanda batas, sehingga

didapatkan konsentrasi sebesar 50; 75; 100; 125 dan 150 µg/mL. Larutan disaring

dengan millipore dan didegassing dengan ultrasonicator selama 15 menit,

kemudian diinjek ke sistem KCKT fase terbalik hasil optimasi Jeversoon (2016).

8. Preparasi larutan sampel

Sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit merek “X” yang mengandung

200 mg/mL asam askorbat, diambil sebanyak 50 µL dan dimasukkan ke dalam

labu takar 10 mL, diencerkan dengan metanol : bufer fosfat pH 3 (40 : 60) sampai

tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi asam askorbat 1000 µg/mL sebagai

larutan stok sampel, kemudian diambil sebanyak 1,4 mL dan dimasukkan ke

dalam labu takar 10 mL, diencerkan dengan metanol : bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

sampai tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi asam askorbat 140 µg/mL.

Larutan sampel disaring dengan menggunakan milipore dan didegassing dengan

ultrasonicator selama 15 menit.

9. Preparasi adisi baku dalam sampel untuk penentuan akurasi dan presisi

Diambil sejumlah 1,0; 3,0 dan 5,0 mL larutan intermediate asam askorbat

100 µg/mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 mL dan ditambahkan

1,4 mL stok sampel asam askorbat 200 µg/mL ke dalam masing-masing labu takar

dan diencerkan dengan metanol : bufer fosfat pH 3 (40 : 60) hingga batas tanda.

Larutan disaring dengan millipore dan didegassing dengan ultrasonicator selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

23

15 menit, kemudian diinjek ke sistem KCKT fase terbalik hasil optimasi

Jeversoon (2016).

10. Validasi metode analisis

a. Penentuan selektivitas. Sejumlah 20,0 µL larutan sampel yang telah

disaring dengan millipore dan didegassing dengan ultrasonicator selama

15 menit, diinjek ke sistem KCKT fase terbalik hasil optimasi Jeversoon

(2016). Dihitung nilai Rs dari puncak yang diperoleh.

b. Penentuan linieritas. Sejumlah 20 µL larutan baku asam askorbat dengan

konsentrasi 50; 75; 100; 125 dan 150 µg/mL yang telah disaring dengan

millipore dan didegassing dengan ultrasonicator selama 15 menit,

diinjek ke sistem KCKT fase terbalik hasil optimasi Jeversoon (2016).

Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali dan dihitung nilai r (koefisien

korelasi).

c. Penentuan akurasi dan presisi adisi baku dalam sampel. Sejumlah 20 µL

larutan sampel dan larutan sampel yang telah ditambahkan larutan baku

asam askorbat (sampel adisi) dengan konsentrasi asam askorbat sebesar

80; 100; dan 120 µg/mL yang telah disaring dengan millipore dan

didegassing dengan ultrasonicator selama 15 menit, diinjek ke sistem

KCKT fase terbalik hasil optimasi Jeversoon (2016). Replikasi dilakukan

sebanyak tiga kali dan dihitung nilai % recovery dan koefisien variasi.

d. Penentuan rentang. Rentang konsentrasi sampel uji yang memenuhi

persyaratan linieritas, akurasi, dan presisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

24

11. Uji kestabilan larutan baku

Larutan baku asam askorbat dengan konsentrasi 50; 100 dan 150 µg/mL

yang telah disaring dengan millipore dan didegassing dengan ultrasonicator

selama 15 menit, diinjek ke sistem KCKT fase terbalik hasil optimasi Jeversoon

(2016) dalam jam yang berbeda untuk dilihat seberapa besar perubahan

konsentrasi yang dihasilkan dari masing-masing larutan baku. Konsentrasi diukur

dalam pengukuran selama 4 jam. Dihitung nilai persen perubahan yang diperoleh.

G. Analisis Hasil

1. Selektivitas

Selektivitas ditentukan dari kemampuan metode KCKT fase terbalik

yang telah dioptimasi untuk memisahkan asam askorbat dalam larutan injeksi

pemutih kulit. Selektivitas ditentukan dengan parameter resolusi (Rs) dengan

rumus:

(2)

Keterangan: Rs = resolusi

tR1 = waktu retensi puncak analit pertama

tR2 = waktu retensi puncak analit kedua

W1 = lebar dasar puncak pertama

W2 = lebar dasar puncak kedua

Nilai Rs > 1,5 menunjukkan puncak analit telah tepisah sempurna satu

sama lain (Gandjar dan Rohman, 2007).

2. Linieritas

Linieritas dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Konsentrasi larutan

baku asam askorbat yang diperoleh diplotkan terhadap luas puncak pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

25

kromatogram sehingga diperoleh nilai r dari persamaan y = bx + a. Persyaratan

linieritas yang dapat diterima adalah jika memenuhi nilai r ≥ 0,998 (Kazakevich

and Lobrutto, 2007).

3. Akurasi

Akurasi metode dinyatakan dengan nilai % recovery adisi baku yang

dihitung dengan rumus:

(3)

Keterangan: Xn = Konsentrasi larutan n setelah adisi

Xo = Konsentrasi tanpa adisi (blanko)

X’ = Konsentrasi adisi (perhitungan manual)

Akurasi dikatakan baik bila memiliki nilai % recovery antara

98,0-102,0% untuk kadar analit 10-100% (Gonzalez dan Herrador, 2007).

4. Presisi

Presisi dihitung sebagai standar deviasi relatif (RSD) atau koefisien

variasi (RSD), dengan rumus perhitungan:

(4)

Keterangan: RSD = standar deviasi relatif

SD = standar deviasi

Suatu metode dikatakan memiliki keterulangan/presisi yang baik jika

memiliki nilai RSD ≤ 2,0% untuk kadar analit 100% (Gonzalez dan Herrador,

2007).

5. Rentang

Rentang konsentrasi sampel uji yang memenuhi persyaratan linieritas,

akurasi, dan presisi (USP, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

26

6. Uji Kestabilan Larutan Baku

Uji kestabilan larutan baku asam askorbat dihitung dari nilai persen

perubahan, dengan rumus perhitungan:

% perubahan = |

| x 100% (5)

Keterangan: Xn = konsentrasi akhir

Xo = konsentrasi awal

Suatu larutan baku dikatakan stabil apabila persen perubahan yang

dihasilkan tidak lebih dari 2% (Ahuja dan Dong, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Fase Gerak

Fase gerak yang digunakan dalam sistem KCKT fase terbalik adalah

campuran metanol dan 0,01 M bufer fosfat pH 3 dengan perbandingan 40 : 60 dan

kecepatan alir 0,9 mL/menit. Campuran metanol dan bufer fosfat bersifat polar

sedangkan kolom Phenomenex® C18 yang digunakan sebagai fase diam bersifat

lebih nonpolar, sehingga metode KCKT ini merupakan metode KCKT fase

terbalik. Sistem elusi fase gerak yang digunakan dalam penelitian adalah isokratik

karena pada sistem ini tidak dilakukan perubahan perbandingan selama proses

elusi. Prinsip kerja KCKT adalah memisahkan solut karena adanya perbedaan

kecepatan elusi saat melewati kolom KCKT. Pemisahan ini terjadi karena adanya

interaksi antara analit, fase diam, dan fase gerak (Rohman, 2009). Interaksi yang

terjadi diantara fase diam dan asam askorbat adalah interaksi gaya London, yang

ditunjukkan pada Gambar 3. Interaksi gaya London ini merupakan gaya tarikan

lemah yang disebabkan oleh dipol induksi sesaat pada suatu atom yang terjadi

karena pergerakan elektron dalam suatu orbital (Levita dan Mustarichie, 2012).

Interaksi asam askorbat dan fase gerak (metanol dan bufer fosfat) merupakan

interaksi hidrogen yang ditunjukkan pada Gambar 4. Interaksi hidrogen

merupakan interaksi dipol-dipol yang terbentuk antara suatu hidrogen yang terikat

pada gugus yang memiliki atom elektronegatif dengan suatu atom elektronegatif

lain yang memiliki pasangan elektron bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

28

Interaksi gaya London

Gambar 3. Interaksi asam askorbat dengan fase diam oktadesilsilan

Gambar 4. Interaksi asam askorbat dengan fase gerak metanol : bufer fosfat

Larutan bufer fosfat terdiri dari KH2PO4, aqua demineralisata, dan asam

fosfat. Aqua demineralisata digunakan sebagai pelarut karena air ini bebas ion

atau mineral karena ion seperti ion tembaga dan besi, ion hidroksida dan kuinon

dapat menyebabkan kecepatan degradasi asam askorbat menjadi asam

dehidroaskorbat meningkat (Wechtersbach and Cigic, 2007). Metanol dan bufer

fosfat digunakan sebagai fase gerak karena dapat melarutkan asam askorbat

dengan baik, tidak berinteraksi dengan analit, tidak toksik, dan memiliki nilai UV

cut-off jauh dari panjang gelombang asam askorbat, metanol memiliki nilai UV

cut-off 205 nm (Rohman dan Gandjar), sedangkan nilai UV cut-off bufer fosfat di

bawah 200 nm (Supelco, 2001). Penggunaan bufer fosfat sebagai fase gerak agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

29

pH dalam kolom dapat relatif stabil sehingga waktu retensi yang dihasilkan oleh

senyawa asam askorbat menjadi reprodusibel selama tiga menit.

Fase gerak disaring terlebih dahulu menggunakan kertas saring Whatman

dengan bantuan pompa vakum untuk menghilangkan partikel-partikel kecil yang

dapat menyumbat kolom, kemudian fase gerak didegassing dengan ultrasonicator

untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara yang dapat menggangu

pengukuran. Larutan metanol dan bufer fosfat masing-masing ditempatkan di

dalam chamber fase gerak dengan kapasitas 500 mL.

B. Pembuatan Larutan Baku Asam Askorbat

Baku asam askorbat yang digunakan merupakan reference standard

Supelco dengan kemurnian 98,7%. Larutan baku asam askorbat dibuat dengan

cara melarutkan baku asam askorbat dalam metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3

(40 : 60) yang berperan pula sebagai fase gerak dalam metode KCKT fase terbalik

ini. Fase gerak yang digunakan bersifat polar karena sebagian besar terdiri dari

metanol dan air, sehingga dapat melarutkan asam askorbat yang bersifat polar

pula, selain itu metanol dan 0,01 M bufer fosfat memenuhi syarat sebagai pelarut,

yaitu murni, dapat melarutkan asam askorbat dengan baik, tidak berinteraksi

dengan analit, dan tidak toksik. Komposisi pelarut dan fase gerak yang digunakan

sama, sehingga dapat bercampur dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk

membentuk puncak yang stabil.

Larutan baku asam askorbat dibuat dalam volume 10 mL untuk

menghemat pelarut yang digunakan. Konsentrasi larutan stok asam askorbat yang

dibuat adalah sebesar 2000 µg/mL, larutan intermediate 100 µg/mL, larutan seri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

30

baku 50; 75; 100; 125 dan 150 µg/mL. Larutan seri baku digunakan dalam

pembuatan kurva baku asam askorbat. Sebelum larutan seri baku dimasukkan ke

dalam vial dan diinjek ke sistem KCKT, larutan tersebut disaring terlebih dahulu

menggunakan millipore untuk menghilangkan partikel-partikel kecil yang dapat

menyumbat kolom, dan didegassing untuk menghilangkan gelembung-gelembung

udara yang dapat menggangu pengukuran.

C. Penentuan Panjang Gelombang Pengamatan Asam Askorbat

Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan pada tiga

konsentrasi yang berbeda, yaitu 40; 50 dan 60 µg/mL menggunakan pelarut

campuran metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60). Penggunaan tiga level

konsentrasi bertujuan untuk membuktikan bahwa perubahan konsentrasi sampai

batas tertentu tidak menyebabkan perubahan panjang gelombang maksimum dan

dapat menunjukkan semakin besar konsentrasi yang diukur maka puncak spektra

yang dihasilkan semakin tinggi (berbanding lurus). Spektra asam askorbat dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Spektra penentuan panjang gelombang maksimum asam askorbat dalam pelarut

campuran metanol : bufer fosfat (40 : 60) pH 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

31

Gambar 6. Gugus kromofor dan auksokrom asam askorbat

Pada Gambar 5 terjadi kenaikkan tinggi spektra seiring dengan kenaikkan

konsentrasi. Panjang gelombang maksimum asam askorbat menurut Moffat et al.

(2011) adalah 243 nm, sedangkan pada pengukuran didapatkan panjang

gelombang maksimum adalah 244 nm. Asam askorbat dapat memberikan serapan

di daerah UV karena senyawa ini memiliki gugus kromofor dan auksokrom

seperti pada Gambar 6. Menurut Farmakope Indonesia edisi V (2014), pergeseran

panjang gelombang yang digunakan dalam rentang 1 nm dari panjang gelombang

teoritis yaitu di daerah 242-244 nm, sehingga panjang gelombang 244 nm dapat

digunakan dalam pengukuran menggunakan KCKT fase terbalik.

D. Analisis Kualitatif Berdasarkan Waktu Retensi (tR) Asam Askorbat

Sampel injeksi obat pemutih kulit merek “X” memiliki beberapa

kandungan senyawa yang tertera pada label produk, yaitu: asam askorbat, natrium

hidroksida, metil paraben, propil paraben, dan aqua pro injection. Tes identifikasi

dalam sistem KCKT ini menggunakan nilai waktu retensi dari senyawa asam

askorbat yang terdapat dalam baku asam askorbat. Tes ini bertujuan untuk

membuktikan adanya asam askorbat dalam sampel injeksi obat pemutih kulit

merek “X”. Di dalam sampel, asam askorbat dapat diketahui dari nilai waktu

retensi yang mirip dengan nilai waktu retensi asam askorbat pada baku. Waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

32

retensi asam askorbat yang diperoleh merupakan waktu analit untuk melewati fase

diam dengan bantuan fase gerak.

Gambar 7. Kromatogram baku asam askorbat

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 8. Kromatogram sampel

Parameter KCKT= Gambar 7

Sistem KCKT pada penelitian ini menggunakan sistem KCKT terbalik

sehingga asam askorbat yang bersifat polar memiliki waktu retensi yang singkat

karena sistem KCKT yang digunakan merupakan sistem KCKT fase terbalik.

Pada Gambar 7 terlihat bahwa baku asam askorbat memiliki waktu retensi selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

33

3,033 menit, dan pada Gambar 8 (kromatogram sampel) terdapat puncak pada

3,033 menit pula. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam sampel injeksi pemutih

kulit merek “X” terdapat asam askorbat, sesuai yang tertera pada label produk

tersebut.

E. Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis perlu dilakukan untuk menjamin bahwa hasil

aplikasi metode yang telah dioptimasi dapat dipercaya dan

dipertanggungjawabkan. Validasi metode analisis yang peneliti lakukan termasuk

dalam kategori 1, sehingga parameter validasi yang diuji meliputi selektivitas,

linieritas, akurasi, presisi, dan rentang.

1. Selektivitas

Selektivitas adalah kemampuan suatu metode untuk mengukur dengan

akurat respon analit di antara seluruh komponen sampel (Harmita, 2004). Menurut

Gandjar dan Rohman (2007), puncak analit telah terpisah sempurna satu sama lain

jika nilai Rs > 1,5.

Hasil penelitian dengan menggunakan metode KCKT fase terbalik

dengan fase diam Phenomenex® C18 dan fase gerak metanol : 0,01 M bufer fosfat

dengan penambahan larutan 0,1 M asam fosfat hingga pH 3 (40 : 60) pada

panjang gelombang 244 nm didapatkan nilai Rs hasil pemisahan asam askorbat

terhadap puncak di sebelahnya dalam sampel pada waktu retensi 3,095 menit

sebesar 11,443 (Gambar 9) yang menunjukkan bahwa analit terpisah sempurna

dengan puncak di sebelahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

34

Gambar 9. Kromatogram asam askorbat yang terpisah dengan puncak di sebelahnya

Parameter KCKT = Gambar 7

Kelemahan pada penelitian ini yaitu tidak dilakukan penginjekan larutan

plasebo dan pembanding asam dehidroaskorbat (degradan utama dari asam

askorbat). Menurut Deutsch dalam Nováková, Solichová, and Solich (2008),

larutan asam dehidroaskorbat memberikan nilai absorbansi kecil pada panjang

gelombang di atas 220 nm, senyawa asam dehidroaskorbat (Gambar 10) memiliki

kepolaran yang mirip dengan asam askorbat. Asam dehidroaskorbat memiliki

gugus kromofor yang lebih pendek daripada asam askorbat, sehingga senyawa ini

memiliki nilai panjang gelombang yang lebih pendek pula daripada nilai panjang

gelombang asam askorbat. Panjang gelombang yang digunakan pada penelitian ini

pada 244 nm dengan konsentrasi asam askorbat yang tinggi, sehingga berdasarkan

teori dapat disimpulkan bahwa asam dehidroaskorbat tidak memberikan gangguan

yang bermakna pada puncak asam askorbat.

Gambar 10. Asam askorbat dan produk degradasinya (Nováková et al., 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

35

Di dalam sampel terdapat metil paraben, propil paraben, dan NaOH. Jika

plasebo diinjekkan dalam sistem KCKT fase terbalik pada panjang gelombang

244 nm ini, maka NaOH tidak terdeteksi, puncak metil paraben dan propil

paraben memiliki waktu retensi yang lebih lama daripada puncak asam askorbat.

Hal tersebut disebabkan karena NaOH tidak memiliki kromofor, adanya

perbedaan kepolaran antara asam askorbat, metil paraben, dan propil paraben.

Metil paraben (Gambar 11) dan propil paraben (Gambar 12) yang masing-masing

memiliki nilai log P 2,0 dan 3,0, memiliki index lipofilisitas yang besar

dibandingkan dengan asam askorbat yang memiliki nilai log P -1,8. Berdasarkan

teori tersebut, peneliti dapat menyatakan bahwa puncak asam askorbat terpisah

dari puncak matrik sampel.

Gambar 11. Metil paraben (Moffat et al., 2011)

Gambar 12. Propil paraben (Moffat et al., 2011)

2. Linieritas

Linieritas dalam suatu prosedur analisis menunjukkan korelasi yang

proporsional antara respon detektor yang terukur dan konsentrasi analit.

Penentuan linieritas menggunakan persamaan regresi linier pada kurva baku. Pada

penelitian ini, pembuatan kurva baku menggunakan lima seri konsentrasi (ICH,

2005) baku asam askorbat yang terdiri dari konsentrasi 50; 75; 100; 125 dan 150

µg/mL.

Koefisien korelasi (r) dapat menunjukkan linieritas kurva baku. Nilai r

semakin mendekati satu menunjukkan linieritas yang semakin baik, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

36

dapat digunakan untuk perhitungan kadar analit dalam sampel. Terdapat

pertimbangan lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan kurva baku, yaitu

nilai intersept (A) dan slope (B). Nilai A dari persamaan y = Bx+A merupakan

baseline error yang seharusnya pada konsentrasi nol respon yang dihasilkan juga

nol, tetapi jika pada konsentrasi nol terdapat respon maka hal ini dapat

mengacaukan data yang ada, sedangkan nilai B yang diharapkan adalah yang

semakin besar atau mendekati sudut 45o. Pada pemilihan kurva baku digunakan

persamaan kurva baku replikasi I karena nilai A replikasi I yang paling kecil di

antara nilai A dari ketiga replikasi. Kurva baku pada penelitian ini dengan nilai r =

0,9989 telah memenuhi syarat linieritas kurva baku menurut Kazakevich dan

Lobrutto (2007). Persamaan kurva baku yang digunakan adalah

y = 70202x – 296485 dengan rentang konsentrasi dari 50 µg/mL sampai dengan

150 µg/mL.

3. Akurasi

Akurasi prosedur analisis menunjukkan kedekatan hasil analisis analit

dengan nilai konsentrasi analit sebenarnya yang diterima. Parameter akurasi dapat

dinyatakan dalam % recovery. Jika asam askorbat yang tertera pada label kemasan

merupakan zat aktif dari sediaan injeksi tersebut dan kadar asam askorbat yang

tertera pada label kemasan berada dalam rentang kadar analit 10-100%, maka

metode ini dapat dikatakan akurat jika memiliki % recovery sebesar 98,0-102,0%.

Pada penelitian ini, % recovery diperoleh dengan menggunakan metode standar

adisi atau metode penambahan baku. Pengukuran dilakukan dengan

menambahkan tiga level konsentrasi baku yang kadarnya diketahui, ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

37

sejumlah sampel yang kadarnya tidak diketahui secara pasti sehingga diukur

sebagai sampel adisi, dilakukan pula pengukuran pada sampel tanpa baku,

sehingga dari kedua pengukuran tersebut didapatkan konsetrasi baku yang terukur

dalam sampel adisi tersebut. Hal ini mengikuti aturan dari ICH bahwa akurasi

sebaiknya dilakukan pada tiga level konsentrasi (80, 100, dan 120%) dan setiap

level konsentrasi dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali, sehingga dapat

diperoleh sembilan data % recovery. Selisih antara konsentrasi sampel adisi dan

sampel (tanpa adisi), dibandingkan dengan konsentrasi baku secara teoritis untuk

mendapatkan % recovery. Level konsentrasi rendah, tengah, dan tinggi yang

digunakan pada penelitian ini berturut-turut adalah 80; 100; dan 120 µg/mL.

Tabel VI. Hasil perhitungan % recovery dan RSD baku asam askorbat yang terukur

Level

konsentrasi Replikasi

Konsentrasi asam askorbat (µg/mL) RSD baku

yang terukur

(%)

% Recovery

(%) Sampel

yang terukur

Sampel adisi

yang terukur

Baku

yang terukur

Rendah

I 70,99 82,32 11,32

7,94

114,73

II 72,46 83,47 11,01 111,51

III 77,00 86,73 9,72 98,49

Sedang

I 70,99 99,84 28,84

5,05

97,41

II 72,46 99,97 27,51 92,89

III 77,00 107,43 30,42 102,75

Tinggi

I 70,99 120,83 49,83

0,28

100,97

II 72,46 122,05 49,59 100,50

III 77,00 126,85 49,85 101,01

Dalam penelitian ini, nilai % recovery pada konsentrasi rendah adalah

98,49-114,73%, pada konsentrasi sedang adalah 92,89-102,75%, pada konsentrasi

tinggi adalah 100,50-101,01% (dapat dilihat pada Tabel VI). Pada level konsetrasi

rendah, konsentrasi yang digunakan lebih kecil daripada level konsentrasi tinggi,

sehingga perubahan sedikit saja memberikan nilai % recovery dalam rentang yang

lebih luas daripada % recovery level konsentrasi tinggi. Parameter akurasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

38

terpenuhi pada level konsentrasi tinggi, sehingga disarankan untuk melakukan

pengukuran di atas level konsentrasi tinggi (120 µg/mL).

4. Presisi

Menurut Horwitz dalam Gonzalez dan Herrador (2007), suatu metode

memiliki presisi yang baik jika nilai RSD ≤ 2,0% untuk kadar analit 100%. Dalam

penelitian ini, nilai RSD baku asam askorbat dalam sampel adisi yang diperoleh

pada level konsentrasi rendah = 7,94%, level konsentrasi sedang = 5,05%, level

konsentrasi tinggi = 0,28%. Pada level konsentrasi rendah, konsentrasi yang

digunakan lebih kecil daripada level konsentrasi tinggi, sehingga perubahan

sedikit saja memberikan nilai RSD lebih besar daripada nilai RSD level

konsentrasi tinggi. Parameter presisi terpenuhi pada level konsentrasi tinggi.

5. Rentang

Parameter rentang pada penelitian ini tidak terpenuhi karena hanya satu

level konsentrasi yang memenuhi parameter akurasi, presisi, dan linieritas, yaitu

pada level konsetrasi tinggi (120 µg/mL).

F. Uji Kestabilan Larutan Baku

Uji kestabilan larutan baku merupakan hal penting dalam melakukan

analisis untuk kuantifikasi suatu senyawa, terutama untuk senyawa-senyawa yang

labil seperti asam askorbat. Pengujian kestabilan larutan baku asam askorbat

minimal dilakukan dalam rentang waktu dari saat pembuatan larutan baku asam

askorbat hingga berakhir semua pengukuran larutan baku asam askorbat tersebut.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengukuran larutan baku asam askorbat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

39

kurang lebih selama 2 jam, sehingga jika larutan baku tetap stabil selama 2 jam

maka pengukuran asam askorbat selama 2 jam ini dapat digunakan secara pasti

dalam kuantifikasi. Menurut Ahuja dan Dong (2005), larutan baku dapat

dikatakan stabil jika persen perubahan yang terjadi kurang dari 2% selama waktu

yang diperlukan untuk pengukuran yang menggunakan larutan baku.

Pada penelitian ini dilakukan pengujian stabilitas larutan baku pada

konsentrasi 50; 100 dan 150 µg/mL selama 4 jam. Pada Tabel VII menunjukkan

besarnya perubahan yang terjadi pada uji kestabilan larutan baku asam askorbat.

Berdasarkan data pada Tabel VII dapat dilihat bahwa persen perubahan yang

terjadi pada 50; 100 dan 150 µg/mL kurang dari 2%, maka larutan baku asam

askorbat yang diukur selama 4 jam merupakan larutan baku yang stabil dan dapat

digunakan untuk kuantifikasi baik dalam validasi metode analisis maupun

pengukuran kadar asam askorbat dalam sampel.

Tabel VII. Hasil % perubahan uji kestabilan larutan baku asam askorbat konsentrasi

50; 100; dan 150 µg/mL

Kadar

Teoritis

(µg/mL)

Replikasi Kadar terukur (µg/mL) pada jam ke-

Persen perubahan (%) jam

ke-

0 1 2 3 4 1 2 3 4

50

I 58,91 58,87 58,86 58,86 58,84 0,064 0,087 0,089 0,119

II 54,27 54,27 54,25 54,20 54,18 0,000 0,040 0,135 0,167

III 50,54 50,53 50,53 50,52 50,52 0,028 0,029 0,048 0,050

100

I 101,09 101,08 101,07 101,05 100,93 0,009 0,022 0,033 0,158

II 99,55 99,48 99,48 99,46 99,30 0,068 0,075 0,094 0,248

III 103,14 103,10 103,09 103,07 103,07 0,031 0,048 0,064 0,067

150

I 148,86 148,83 148,79 148,78 148,74 0,022 0,50 0,053 0,085

II 138,74 138,67 138,63 138,56 138,52 0,051 0,075 0,129 0,157

III 143,91 143,91 143,87 143,86 143,82 0,000 0,024 0,033 0,061

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Metode KCKT fase terbalik dengan fase diam Phenomenex® C18 (250 x

4,6 mm, 5 µm) dan fase gerak metanol : 0,01 M bufer fosfat dengan penambahan

larutan 0,1 M asam fosfat hingga pH 3 (40 : 60), pada penetapan kadar asam

askorbat dalam larutan injeksi obat pemutih kulit merek “X” memenuhi

persyaratan parameter selektivitas, linieritas pada konsentrasi 50-150 µg/mL

dengan nilai (r) sebesar 0,9989, akurasi dan presisi pada level konsentrasi tinggi

(120 µg/mL).

B. Saran

1. Perlu ditambahkan plasebo sampel dan baku pembanding asam

dehidroaskorbat pada 6analisis asam askorbat dalam sampel injeksi obat

pemutih kulit merek “X”.

2. Perlu dilakukan validasi pengukuran menggunakan standar adisi pada

level konsentrasi lebih tinggi daripada 120 µg/mL untuk memperoleh

daerah atau rentang yang memenuhi syarat akurasi dan presisi.

3. Penelitian analisis asam askorbat dapat menggunakan kolom kiral-Pirkle

untuk memisahkan L-asam askorbat dan D-asam askorbat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

41

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, S., and Dong, M.W., 2005, Handbook of Pharmaceutical Analysis by

HPLC, vol. 6, Elsevier Inc., USA, pp. 49, 58-62, 138, 384, 210- 211.

Arbab, A.H.H., and Eltahir, M.M., 2010, Review on Skin Whitening Agents,

Khartoum Pharmacy Journal, Vol. 13 (1), pp. 5-7.

Direktorat jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1995,

Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, hal. 1009, 1061.

Direktorat jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014,

Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, hal. 142, 143, 931, 1323.

Fessenden, R.J., and Fessenden, J.S., 1997, Kimia Organik, Edisi III, Jilid 1,

diterjemahkan oleh Aloysius Handayana Pudjaatmaka, Penerbit

Erlangga, Jakarta, hal. 436.

Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Analisis Farmasi, cetakan I, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, hal. 220-225, 228-243, 339.

Gonzalez, A.G., and Herrador, M.A., 2007, A Practical Guide to Analytical

Method Validation, Including Measurement Uncertainty and Accuracy

Profiles, Trends in Analytical Chemistry, Department of Analytical

Chemistry, Vol. 26, No. 3, pp. 227-238.

Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya,

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. 1, No. 3, hal. 117-134.

Jeversoon, E.L.F.K., 2016, Optimasi Komposisi dan Kecepatan Alir Fase Gerak

Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik untuk

Penetapan Kadar Asam Askorbat dalam Sediaan Larutan Injeksi Obat

Pemutih Kulit Merek “X”, Skripsi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, Yogyakarta.

Kazakevich, Y., and Lobrutto, R., 2007, More Practical Problem Solving in

HPLC, Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA Weinheim, Germany, p.

34.

Kromidas, S., 2005, More Practical Problem Solving in HPLC, Wiley-VCH

Verlag GmbH, Jerman, p. 34.

Levita, J., dan Mustarichie, R., 2012, Pemodelan Molekul dalam Kimia Medisinal,

Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 22-25.

Lullmann, H., Mohr, K., Ziegler, A., Bieger, D., 2000, Color Atlas of

Pharmacology, Edisi II, Thieme Stuttgrat, New York, p. 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

42

Moffat, A.C., Osselton, M.D., and Widdop, B., 2011, Clarke’s Analysis of Drugs

and Poisons in Pharmaceuticals, Body Fluids and Postmortem Material,

4th

Edition, Pharmaceutical Press, USA, pp. 923, 1670, 1976.

Nováková, L., Solichová, D., and Solich, P., 2008, HPLC Methods for

Simultaneous Determination Ascorbic Acid and Dehydroascorbic Acids,

Trends in Analytical Chemistry, 27 (10), pp. 950, 956.

Rohman, A., 2009, Kromatografi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu, Yogyakarta,

hal. 111-116, 217, 223-226, 232, 380.

Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, cetakan II, Liberty, Yogyakarta, hal. 9.

Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC Method

Development, 2nd

edition, John Wiley & Sons, Inc., New York, pp. 296-

300.

Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Dolan, J.W., 2010, Introduction to Modern

Liquid Chromatography, 3rd

edition, John Wiley & Sons, Inc., New

York, p. 311.

Sulistiyaningsih, R., 2007, Pengujian Potensi Sediaan Injeksi Kering Amoksisilin

dalam Aqua pro Injeksi pada Variasi Suhu Penyimpanan dan

Konsentrasi, Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran, Bandung, hal. 4.

Supelco, 2001, Buffered Mobile Phases in Reversed-Phase Liquid

Chromatography, Sigma-Aldrich Co., http://www.lcresources.com,

diakses tanggal 10 Maret 2016.

Supriyanto, 2014, Pengembangan Metode Penetapan Kadar Campuran Pemanis,

Pengawet, dan Pewarna Secara Simultan dalam Sirup Esens dengan

Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Tesis, 4, Universitas

Sumatera Utara, Sumatera Utara.

Thongchai, W., Liawruangrath, B., and Saisunee L., 2007, High Perfomance

Liquid Chromatograpic Determination of Arbutin in Skin-Whitening

Creams and Medicinal Plant Extracts, J.Cosmet. Sci., Vol. 58, pp. 35-44.

Ullah, A., Hussain, A., Ali, J., Khaliqurrehman, and Ullah, A., 2012, A Simple

and Rapid HPLC Method for Analysis of Vitamin C in Local Packed

Juices of Pakistan, Middle-East Journal of Scientific Research, Vol. 12

(8), pp. 1085-1091.

United States Pharmacopeial Convention, 2007, United States Pharmacopeia,

Edisi 30, United States Pharmacopeial Convention, Inc., Rockville.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

43

Wang, A., Cheng, S., Sheu, C., and Kwan, C., 2011, Simultaneous Determination

of Five Whitening Agents by Ion-Pair Reversed-Phase High Performance

Liquid Chromatography, Int. Journal of Applied Science and

Engineering, Vol. 9 (4), pp. 287-299.

Watson, D.G., 2000, Pharmaceutical Analysis: A Textbook for Pharmacy Students

and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, London, pp. 76-

80.

Wechtersbach, L., and Cigic, B., 2007, Reduction of Dehydroascorbic Acid at

Low pH, Journal of Biochemical and Biophysical Methods, Vol. 70, pp.

767-772.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

44

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

45

LAMPIRAN 1. Certificate of Analysis (CoA) Baku Pembanding Asam Askorbat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

46

LAMPIRAN 2. Etiket sampel “X”

Gambar 13. Etiket sampel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

47

LAMPIRAN 3. Kromatogram resolusi pemisahan asam askorbat dan puncak di sebelahnya

pada sampel

Gambar 14. Kromatogram asam askorbat yang terpisah dari puncak di sebelahnya

Rs = 11,443

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

48

LAMPIRAN 4. Data penimbangan kalium dihidrogen fosfat

Berat (g) 15-01-2016 16-01-2016 08-02-2016 09-02-2016 10-02-2016

Wadah 0,25400 0,25866 0,24792 0,24001 0,23990

Wadah+zat 0,93418 0,93813 0,92840 0,92013 0,92028

Zat 0,68018 0,67947 0,68048 0,68012 0,68038

LAMPIRAN 5. Data penimbangan baku asam askorbat

1. Baku dalam Pembuatan Kurva Baku

Berat (g) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Wadah 0,12001 0,11444 0,11980

Wadah+zat 0,14003 0,13444 0,13982

Zat 0,02002 0,02000 0,02002

2. Baku dalam Sampel Adisi

Berat (g) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Wadah 0,11202 0,12488 0,12246

Wadah+zat 0,13202 0,14488 0,14246

Zat 0,02000 0,02000 0,02000

3. Baku dalam Pengujian Stabilitas Larutan Baku

Berat (g) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Wadah 0,13436 0,12245 0,11844

Wadah+zat 0,15437 0,14244 0,13843

Zat 0,02001 0,01999 0,01999

LAMPIRAN 6. Skema pembuatan larutan baku asam askorbat dan perhitungan kadar

larutan baku

1. Skema pembuatan larutan baku asam askorbat

Timbang seksama sebanyak 20,0 mg asam askorbat.

Larutkan dalam metanol : bufer fosfat pH 3 (40 : 60) dalam labu 10,0 mL hingga batas tanda,

sehingga mendapat stok dengan konsentrasi 2000 µg/mL.

Ambil larutan stok masing-masing sebanyak 250; 375; 500; 625 dan 750 µL ke dalam labu

10,0 mL, tambahkan dengan metanol : bufer fosfat pH 3 (40 : 60) hingga batas tanda sehingga

diperoleh konsentrasi seri larutan baku 50; 75; 100; 125 dan 150 µg/mL.

2. Perhitungan kadar larutan baku asam askorbat

Sebagai contoh pada perhitungan konsentrasi pada kurva baku replikasi 1 berat zat =

0,02002 g, maka konsentrasi larutan stok adalah 20,02 mg/10,0 mL = 2,002 mg/mL. Baku

pembanding yang digunakan memiliki kemurnian sebesar 98,7% konsentrasi stok asam

askorbat yang sebenarnya adalah 2,002 mg/mL x 98,7% = 1,976 mg/mL atau 197,60 µg/mL.

Konsentrasi seri baku:

C1 x V1 = C2 x V2

197,60 µg/mL x 0,25 mL = C2 x 10,0 mL

C2 = 49,40 µg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

49

Seri baku V1 (mL) C2 (µg/mL)

1 0,250 49,40

2 0,375 74,10

3 0,500 98,80

4 0,625 123,50

5 0.750 148,20

LAMPIRAN 7. Kromatogram kurva baku asam askorbat

1. Replikasi I

Gambar 15. Kromatogram baku asam askorbat 50 µg/mL Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

50

Gambar 16. Kromatogram baku asam askorbat 75 µg/mL Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 17. Kromatogram baku asam askorbat 100 µg/mL Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

51

Gambar 18. Kromatogram baku asam askorbat 125 µg/mL Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 19. Kromatogram baku asam askorbat 150 µg/mL Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

52

2. Replikasi II

Gambar 20. Kromatogram baku asam askorbat 50 µg/mL Replikasi II

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 21. Kromatogram baku asam askorbat 75 µg/mL Replikasi II

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

53

Gambar 22. Kromatogram baku asam askorbat 100 µg/mL Replikasi II

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 23. Kromatogram baku asam askorbat 125 µg/mL Replikasi II

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

54

Gambar 24. Kromatogram baku asam askorbat 150 µg/mL Replikasi II

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

3. Replikasi III

Gambar 25. Kromatogram baku asam askorbat 50 µg/mL Replikasi III

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

55

Gambar 26. Kromatogram baku asam askorbat 75 µg/mL Replikasi III

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 27. Kromatogram baku asam askorbat 100 µg/mL Replikasi III

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

56

Gambar 28. Kromatogram baku asam askorbat 125 µg/mL Replikasi III

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 29. Kromatogram baku asam askorbat 150 µg/mL Replikasi III

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

57

LAMPIRAN 8. Data Kurva baku asam askorbat

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

C (µg/mL) AUC (mAU) C (µg/mL) AUC (mAU) C (µg/mL) AUC (mAU)

49,40 3160706 49,35 2381747 49,40 2980232

74,10 4878178 74,03 4256354 74,10 4611913

98,80 6595833 98,70 6234766 98,80 6713632

123,50 8585494 123,38 7847710 123,50 8626599

148,20 9976942 148,05 10021626 148,20 10469801

A = -296485 A = -1400005 A = -917094

B = 70202 B = 76479 B = 76898

r = 0,9989 r = 0,9992 r = 0,9993

Keterangan: C = konsentrasi baku asam askorbat (µg/mL)

AUC = Area Under Curve (mAU)

Persamaan kurva baku yang digunakan adalah kurva baku replikasi I, yaitu:

y = 70202x - 296485

Gambar 30. Kurva baku asam askorbat replikasi I

y = 70202x - 296485 R² = 0,9979

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

0 50 100 150 200

Are

a U

nd

er

Cu

rve

(m

AU

)

Konsentrasi (µg/mL)

Series1

Linear (Series1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

58

LAMPIRAN 9. Kromatogram sampel

1. Replikasi I

Gambar 31. Kromatogram sampel Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

2. Replikasi II

Gambar 32. Kromatogram sampel Replikasi II

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

59

3. Replikasi III

Gambar 33. Kromatogram sampel Replikasi III

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

60

LAMPIRAN 10. Kromatogram sampel adisi

1. Sampel adisi level konsentrasi rendah

Gambar 34. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi rendah Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 35. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi rendah Replikasi II

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

61

Gambar 36. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi rendah Replikasi III

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

2. Sampel adisi level konsentrasi sedang

Gambar 37. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi sedang Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

62

Gambar 38. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi sedang Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 39. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi sedang Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

63

3. Sampel adisi level konsentrasi tinggi

Gambar 40. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi tinggi Replikasi I

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 41. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi tinggi Replikasi II

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

64

Gambar 42. Kromatogram sampel adisi level konsentrasi tinggi Replikasi III Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

65

LAMPIRAN 11. Data AUC sampel dan AUC sampel adisi, perhitungan % recovery,

perhitungan konsentrasi baku yang terukur, perhitungan RSD baku asam askorbat yang

terukur

1. Nilai AUC sampel dan sampel adisi yang terukur

Level Konsentrasi

Replikasi

AUC (mAU)

Sampel Sampel adisi

Rendah

I 4687498 5482436

II 4790335 5563003

III 5109401 5791819

Sedang

I 4687498 6712301

II 4790335 6721307

III 5109401 7245216

Tinggi

I 4687498 8185720

II 4790335 8271998

III 5109401 8608726

2. Perhitungan % recovery

Pada konsentrasi rendah replikasi I, AUC sampel = 4687498 dan AUC sampel adisi =

5482436. Konsentrasi sampel dan sampel adisi dihitung menggunakan persamaan kurva baku y

= 70202x – 296485.

Konsentrasi sampel 4687498 = 70202x – 296485

70202 x = 4983983

x = 70,99 µg/mL

Konsentrasi sampel adisi5482436 = 70202x – 296485

70202 x = 5778921

x = 82,32 µg/mL

Konsentrasi baku asam askorbat teoritis = 9,87 µg/mL

% recovery =

x 100%

=

x 100%

= 114,73%

3. Perhitungan baku asam askorbat yang terukur

Baku asam askorbat yang terukur = konsentrasi sampel adisi – konsentrasi sampel

= 82,32 – 70,99 µg/mL

= 11,32 µg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

66

4. Perhitungan RSD asam askorbat yang terukur

Pada konsentrasi rendah rata-rata konsentrasi baku yang terukur = 10,68 µg/mL dan nilai SD =

0,84876, maka nilai % RSD =

x 100%

= 7,94%

Level

konsentrasi Replikasi

Konsentrasi asam askorbat

(µg/mL) RSD baku

yang terukur

(%)

%

Recovery

(%) Sampel Sampel

adisi

Baku

yang

terukur

Rendah

I 70,99 82,32 11,32

7,94

114,73

II 72,46 83,47 11,00 111,51

III 77,00 86,73 9,72 98,49

Sedang

I 70,99 99,84 28,84

5,05

97,41

II 72,46 99,97 27,51 92,89

III 77,00 107,43 30,42 102,75

Tinggi

I 70,99 120,83 49,83

0,28

100,97

II 72,46 122,05 49,59 100,50

III 77,00 126,85 49,85 101,01

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

67

LAMPIRAN 12. Kromatogram baku asam askorbat untuk pengujian stabilitas larutan baku

asam askorbat replikasi 1, 2, dan 3 pada konsentrasi 50; 100; dan 150 µg/mL

1. Replikasi 1

Gambar 43. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-0

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 44. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-1

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

68

Gambar 45. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-2

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 46. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-3

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

69

Gambar 47. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-4

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 48. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-0

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

70

Gambar 49. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-1

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 50. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-2

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

71

Gambar 51. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-3

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 52. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-4

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

72

Gambar 53. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-0

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 54. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-1

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

73

Gambar 55. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-2

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 56. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-3

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

74

Gambar 57. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-4

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

2. Replikasi 2

Gambar 58. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-0

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

75

Gambar 59. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-1

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 60. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-2

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

76

Gambar 61. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-3

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 62. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-4

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

77

Gambar 63. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-0

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 64. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-1

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

78

Gambar 65. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-2

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 66. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-3

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

79

Gambar 67. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-4

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 68. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-0

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

80

Gambar 69. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-1

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 70. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-2

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

81

Gambar 71. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-3

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 72. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-4

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

82

3. Replikasi 3

Gambar 73. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-0

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 74. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-1

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

83

Gambar 75. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-2

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 76. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-3

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

84

Gambar 77. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 50 µg/mL pada jam ke-4

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 78. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-0

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

85

Gambar 79. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-1

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 80. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-2

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

86

Gambar 81. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-3

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 82. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 100 µg/mL pada jam ke-4

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

87

Gambar 83. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-0

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 84. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-1

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

88

Gambar 85. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-2

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

Gambar 86. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-3

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

89

Gambar 87. Kromatogram uji stabilitas larutan baku 150 µg/mL pada jam ke-4

Fase diam : Phenomenex® C18 dimensi 250 x 4,6 mm, 5 µm

Fase gerak : metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 (40 : 60)

Kecepatan alir : 0,9 mL/min

Volume injeksi : 20 µL

Detektor : UV-244 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

90

LAMPIRAN 13. Data AUC uji stabilitas larutan baku, perhitungan % perubahan uji

stabilitas larutan baku asam askorbat

1. Nilai AUC uji stabilitas larutan baku asam askorbat

Kadar

Teoritis

(µg/mL)

Replikasi

AUC (mAU) pada jam ke-

0 1 2 3 4

50

I 3839183 3836529 3835568 3835508 3834241

II 3513473 3513472 3511963 3508324 3507098

III 3251718 3250717 3250706 3250011 3249954

100

I 6800041 6799386 6798513 6797668 6788846

II 6692055 6687328 6686833 6685483 6674689

III 6943852 6941624 6940396 6939192 6938992

150

I 10153895 10151630 10148625 10148385 10144997

II 9443199 9438254 9435896 9430618 9427940

III 9806002 9805988 9803546 9802681 9799889

2. Perhitungan % perubahan uji stabilitas larutan baku asam askorbat

Pada kadar teoritis 50 µg/mL replikasi I, AUC larutan baku pada jam ke-0 = 3839183 dan

AUC larutan baku pada jam ke-1 = 3836529. Konsentrasi larutan baku pada jam ke-0 dan pada

jam ke-1 dihitung menggunakan persamaan kurva baku y = 70202x – 296485.

Konsentrasi larutan baku pada jam ke-0 3839183 = 70202x – 296485

70202 x = 4135668

x = 58,91 µg/mL

Konsentrasi larutan baku pada jam ke-1 3836529 = 70202x – 296485

70202 x = 4133014

x = 58,87 µg/mL

% perubahan jam ke-1 = |

|x 100%

= |

| x 100%

= 0,068%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

91

Kadar

Teoritis

(µg/mL)

Replikasi Kadar terukur (µg/mL) pada jam ke-

Persen perubahan (%) jam

ke-

0 1 2 3 4 1 2 3 4

50

I 58,91 58,87 58,86 58,86 58,840 0,068 0,087 0,089 0,119

II 54,27 54,27 54,25 54,20 54,181 0,000 0,040 0,135 0,167

III 50,54 50,53 50,53 50,52 50,517 0,028 0,029 0,048 0,050

100

I 101,09 101,08 101,07 101,05 100,928 0,009 0,022 0,033 0,158

II 99,55 99,48 99,48 99,46 99,302 0,068 0,075 0,094 0,248

III 103,14 103,10 103,09 103,07 103,067 0,031 0,048 0,064 0,067

150

I 148,86 148,83 148,79 148,78 148,735 0,022 0,50 0,053 0,085

II 138,74 138,67 138,63 138,56 138,521 0,051 0,075 0,129 0,157

III 143,91 143,91 143,87 143,86 143,819 0,000 0,024 0,033 0,061

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR … VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM SEDIAAN LARUTAN INJEKSI OBAT PEMUTIH

92

Biografi Penulis

Penulis skripsi berjudul Validasi Metode Kromatografi

Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik untuk Penetapan

Kadar Asam Askorbat dalam Sediaan Larutan Injeksi

Obat Pemutih Kulit Merek “X” memiliki nama lengkap

Rosalia Lestari. Penulis lahir di Sintang pada tanggal 1

Desember 1994 sebagai anak ketiga dari empat

bersaudara pasangan Gatot Wibowo dan Magdalena Limah. Pendidikan formal

yang telah ditempuh penulis adalah TK Panca Setya Sintang (1998-2000), SD

Panca Setya 1 Sintang (2000-2006), SMP Negeri 1 Sintang (2006-2009), SMA

Stella Duce 1 Yogyakarta (2009-2012), kemudian tahun 2012 penulis melanjutkan

kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah

penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Mikrobiologi (2014, 2015, dan

2016), praktikum Kimia Analisis (2015), praktikum Kimia Organik (2015), dan

praktikum Pharmaceutical Analysis (2015). Selain itu penulis juga pernah

mengikuti kegiatan dan organisasi antara lain: Herbal Garden Team (2014-2015),

makrab HGT (2014), pernah mengikuti beberapa seminar yaitu seminar Motivasi

dan Inspirasi untuk Meningkatkan Leadership Competence (2014), Seminar

Motivasi Bong Candra (2013), dan Seminar Menjawab Permasalahan di Indonesia

dengan Kurikulum Baru (2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI