as. urat

27
TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR SEMESTER III ALIH JENJANG FKM UNMUL DOSEN SISWANTO, S.Pd, M.KES. DISUSUN OLEH: S U M A D I NIM 1211015151 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR ARTHRITIS GOUT (ASAM URAT)

Upload: jona-pongdatu

Post on 26-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: AS. URAT

TUGAS MATA KULIAH

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

SEMESTER III ALIH JENJANG FKM UNMUL

DOSEN SISWANTO, S.Pd, M.KES.

DISUSUN OLEH:

S U M A D INIM 1211015151

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2013

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

ARTHRITIS GOUT (ASAM URAT)

Page 2: AS. URAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.

Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada intisel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).

Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh,karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen. Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyama ratakan semua makanan. Orang menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan didalamnya. Makanan sumber dari produk hewani biasanya mengandung purin sangat tinggi.  Produk makanan mengandung  purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal.

Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan herring atau  sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapat dalam perut hewan seperti hati, jantung, babat, dan limfa.

Komsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu hidangan menggiurkan, diantaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salah satu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya dirimengalami sakit pada persendian.

Melihat fenomena tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengulas mengenai penyakit arthritis gout atau asam urat berikut kasus arthritis gout yang terjadi pada responden yang ada dalam tulisan ini, agar pembaca dan penderita asam urat dapat

Page 3: AS. URAT

membedakan penyakit sendi akibat asam urat dengan penyebab yang lain, serta dapat melakukan upaya-upaya untuk mencegah dan mengatasi serangan arthritis gout yang terjadi.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui definisi penyakit asam urat.

2. Mengetahui penyebab penyakit asam urat.

3. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang terjadi pada responden.

4. Mengetahui riwayat alamiah penyakit (RAP) dari penyakit asam urat yang dialami oleh responden.

5. Membuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit asam urat bersama responden.

 

Page 4: AS. URAT

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian

Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut.

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner &Suddarth. 2001;1810). Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut.

Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

2.2 Etiologi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.

Etiologi berdasarkan jenis gout yang dialami:

1. Gout primer: pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat (defisiensi enzim PPRP amido transferase dan HGPRT, peningkatan jumlah PPRP yang tidak dipergunakan).

2. Gout sekunder: pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain/obat-obatan (penurunan massa dan filtrasi ginjal).

3. Gout idiopatik: hiperurisemia yang tidak jelas penyebabnya.

Faktor Risiko:

1. Suku bangsa/ras

Di Indonesia paling tinggi di Minahasa-Manado karena kebiasaan, pola makan, atau konsumsi alcohol.

2. Konsumsi alcohol

Page 5: AS. URAT

Metabolisme alkohol menghasilkan efek samping berupa asam laktat. Asam laktat tersebut akan menghambat ekskresi asam urat pada ginjal. Akibatnya, kadar asam urat serum akan meningkat.

3. Konsumsi ikan laut: kadar purin tinggi

4. Penyakit: obesitas, DM, penyakit ginjal, hipertensi, dan lain-lain

5. Obat-obatan: diuretik, antihipertensi, aspirin, dan sebagainya

Obat diuretik akan menurunkan tekanan darah sehingga sekresi pada ginjal ikut menurun.

6. Jenis Kelamin: lebih sering pada pria seperti yang sudah disebutkan di atas

7. Diet tinggi purin

8. Selain meningkatkan asam urat, juga berpengaruh pada ketidakseimbangan HDL, trigliserida, dan LDL

2.3 Epidemiologi

Gout merupakan penyakit dominan pada pria dewasa. Menurut Hipocrates, gout jarang pada pria sebelum masa remaja (adolescens) sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause. Prevalensi gout di Amerika Serikat adalah 13,6/1000 pria dan 6,4/1000 perempuan. Prevalensi ini akan bertambah sesuai dengan peningkatan taraf hidup masyarakat sesuatu tempat. Di Indonesia daerah Jawa Tengah, pada tahun 1935 seorang dokter kebangsaan Belanda bernama Van der Horst telah melaporkan 15 pasien mengalami arthritis pirai dengan kecacatan dan kelumpuhan anggota gerak. Berdasarkan hasil penelitian Framingham didapatkan prevalensi arthritis gout meningkat seiring dengan peningkatan sodium urat serum.

Di Indonesia sendiri penyakit Arthritis Gout pertama kali ditemukan oleh seorang dokter Belanda, dr. Van Den Horst, pada tahun 1935. Saat dilakukan penelitian, ditemukan 15 kasus Arthritis Gout berat pada masyarakat kurang mampu di Jawa.

Kejadian atau prevalensi Arthritis Gout jumlahnya bervariasi tiap negara. Di Amerika Serikat, laki-laki berumur di atas 18 tahun prevalensinya mencapai 1,5%. Di Selandia Baru didapatkan 1-18 per 1000 penduduk menderita asam urat. Dan untuk di Indonesia sendiri, asam urat banyak dijumpai pada etnis Minahasa, dan Batak. Prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi yaitu daerah Manado-Minahasa, ini dikarenakan kebiasaan mereka mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar. Angka kejadian Arthritis Gout di Minahasa sebesar 29,2% pada tahun 2003.

Di Indonesia prevalensi hiperurisemia kira-kira 2,6-47,2% (variasi pada berbagai populasi). Sedangkan gout juga bervariasi antara 1-15,3%.

Pada suatu studi didapatkan insidensi gout :

» 0,1% pada kadar <7 mg/dL

» 0,5% pada kadar 7-8,9 mg/dL 

» 4,9% pada kadar asam urat darah >9 mg/dL

Page 6: AS. URAT

» Insidensi kumulatif gout mencapai angka 22% setelah 5 tahun, pada kadar asam urat >9 mg/dL.

Pada umumnya menyerang laki-laki (90%) usia dewasa muda sekitar 40 tahun, sedangkan pada wanita penyakit ini lebih banyak menyerang mereka yang telah mengalami menopause.

Determinan kejadian dapat dibedakan menjadi:

1. Penyakit Arthritis Gout primer: yaitu kejadian Arthritis Gout pada sebagian besar kasus (99%). Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.

2. Penyakit Arthritis Gout sekunder: yaitu kejadian Arthritis Gout yang penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.

Jika dikaji menggunakan segitiga epidemiologi dan jaring-jaring epidemiologi, maka kejadian Arthritis Gout dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 7: AS. URAT

Sedangkan jika dikaji menggunakan riwayat alamiah penyakit, adalah sebagai berikut:

Page 8: AS. URAT

2.4 Patofisiologi

Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequate akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil :

» Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purin abnormal. 

» Menurunnya ekskresi asam urat

» Kombinasi keduanya.

Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektiv diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.

Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat maningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.

Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudianmata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.

Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus. Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari  Kristal asam urat. Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout.  Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanis serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.

Presipitasi kristal monosodium urat.

Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif

Page 9: AS. URAT

akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.

2.5 Tanda dan Gejala

Gejala penyakit asam urat sangat khas dan mempunyai tiga tahapan, yaitu:

1. Tanda Asam Urat Tahap Pertama

Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut atau peradangan asam urat akut. Pada gejala asam urat tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena gejala penyakit asam urat dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.

Bahkan, dokter yang mengobati kadang-kadang tidak menduga penderita terserang gejala penyakit asam urat. Karena serangan pertama kali ini singkat waktunya dan sembuh sendiri, sering penderita berobat ke tukang urut dan waktu sembuh menyangka hal itu disebabkan hasil urutan/pijatan. Padahal, tanpa diobati atau diurut pun serangan gejala asam urat pertama ini akan hilang sendiri.

Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan gejala penyakit asam urat.

2. Tanda Asam Urat Tahap Kedua

Gejala atau tanda asam urat tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Setelah melewati masa gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala asam urat, penderita akan memasuki tahap ini, ditandai dengan serangan artritis atau peradangan yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak. Pada tanda asam urat tahap kedua inilah penderita baru menyadari kalau dia sudah terkena serangan gejala asam urat. Penanganan pada tahap kedua ini tentu akan lebih sulit ketimbang pada tahap pertama.

3. Tanda Asam Urat Tahap Ketiga

Gejala penyakit asam urat tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki

Page 10: AS. URAT

bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Asam Urat (Serum)

dijalankan untuk memantau asam urat serum selama pengobatan gout.

3-5 ml darah vena dikumpulkan dalam tabung tabung berpenutup merah. Diusahakan supaya tidak terjadi hemolisis.

elakkan dari memakan makanan tinggi purin seperti jeroan (hati, ginjal, otak, jantung), remis, sarden selama 34 jam sebelum uji dilakukan.

nilai normal :

» Pria Dewasa : 3,5 – 8,0 mg/dL

» Perempuan Dewasa : 2,8 – 6,8 mg/dL

Asam Urat (Urine 24 jam)

sampel urine 24 jam ditampung dalam wadah besar, ditambahkan pengawet dan didinginkan.

pengambilan diet makanan yang mengandung purin ditangguhkan selama penampungan.

tidak terdapat pembatasan minuman.

nilai normal : 250 – 750 mg/24 jam (normal)

2.7 Komplikasi

Terjadi pada gout kronik :

1. Gout kronik bertophus

Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi) di sekitar sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat di sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, synovial, bursa atau tendon.

Tofi bisa juga ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub mitral jantung, retina mata, pangkal tenggorokan.

2. Nefropati gout kronik

penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia.

terjadi akibat dari pengenapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal.

Pada jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak glomerulus.

3. Nefrolitiasi asam urat (batu ginjal)

Page 11: AS. URAT

terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam ginjal

bisa menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat, sistin dan mineral struvit (campuran magnesium, ammonium, fosfat).

2.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan artritis gout:

Meredakan radang sendi (dengan obat-obatan dan istirahat sendi yang terkena).

Pengaturan asam urat tubuh (dengan pengaturan diet dan obat-obatan).

Tujuan utama pengobatan artritis gout adalah:

Mengobati serangan akut secara baik dan benar

Mencegah serangan ulangan artritis gout akut

Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristal urat

Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peningkatan asam urat pada jantung, ginjal dan pembuluh darah.

Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih.

Makin cepat seseorang mendapat pengobatan sejak serangan akut, makin cepat pula penyembuhannya.

Pengobatan dapat diberikan obat anti inflamasi nonsteroid (antirematik) dan obat penurun kadar asam urat (obat yang mempercepat/meningkatkan pengeluaran asam urat lewat kemih (probenecid) atau obat yang menurunkan produksi asam urat (allopurinol)).

Pengaturan diet

Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:

Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, jeroan, udang, lobster, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.

Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, daging ayam, daging kalkun, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.

Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan, mentega, yogurt, krim,

Page 12: AS. URAT

es krim, kentang, produk biji-bijian (roti, krakers, pasta, mi, spageti, beras), kacang-kacangan dan biji-bijian, cake, biskuit, sereal, zaitun, cuka, minyak sayur, gula cokelat, acar dari sayuran, kimchi.

Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam urat akan terus berlanjut.

Pencegahan

1. Pembatasan purin: hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.

2. Kalori sesuai kebutuhan: jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.

3. Tinggi karbohidrat: karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, rotidan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.

4. Rendah protein: protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.

5. Rendah lemak: lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.

6. Tinggi cairan: selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.

7. Tanpa alkohol: berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi

Page 13: AS. URAT

alkohol. Hal ini adalah karena alcohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.

BAB III

PEMBAHASAN

Page 14: AS. URAT

3.1 Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)

a. Responden pertama

Nama : Ny. Siswatik

Usia :

Alamat :

» Tahap Prepatogenesis (Stage of Susceptibility)

Dahulu responden menjelaskan jika ia tidak pernah terkena penyakit nyeri persendian, responden sehat-sehat saja.

» Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic Disease)

Sebagai seorang ibu rumah tangga, responden lebih sering menghabiskan waktu kesehariannya di rumah, aktivitas fisik seperti olah raga jarang dilakukan olehnya. Responden mengaku sering mengkonsumsi makanan seperti soto, kare, kaldu kental dan juga sering mengkonsumsi kerupuk emping sebagai cemilan kesukaannya. Responden juga mengaku bila saat ini berat badannya telah naik 11 Kg, dan memang perawakan responden agak gemuk. Responden menjelaskan pula bila ia jarang sekali memeriksakan kesehatannya, kecuali bila ada penyakit yang berhari-hari tidak dapat sembuh.

» Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)

Setahun terakhir ini responden sering merasakan ngilu dan kaku pada jari-jari tangan khususnya terjadi saat malam sebelum tidur dan pagi hari saat baru bengun tidur, pernah juga ia merasakan ngilu dan sakit seperti “nyut-nyutan” pada tumit kakinya namun tidak bengkak hanya teraba panas, dan nyeri dirasakan bertambah ketika dipaksa untuk berjalan. Menurut responden sakit yang dideritanya itu hanya ngilu dan encok biasa dan akan hilang dengan sendirinya, dan responden mengatakan nyeri sendi yang dirasanya hilang setelah minum obat dari warung. Walaupun pasien sering merasa ngilu dan kaku pada jari-jari tangannya, ia tidak pernah memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas atau ke RS, dan ia tidak tahu apa itu penyakit asam urat.

» Tahap Penyakit Lanjut

Responden mengatakan ia pernah berobat ke RS karena sudah tidak sanggup menahan nyeri pada punggung kakinya yang agak bengkak dan tampak kemerahan, serta susah sekali dibawa berjalan. Setelah diperiksa darahnya barulah ia tahu jika kadar asam urat dalam darahnya melebihi batas normal, oleh dokter yang memeriksa responden saat itu, responden didiagnosa mengidap asam urat tinggi dan ia hanya dianjurkan untuk meminum obat dan beristirahat di rumah saja tidak perlu di rawat inap. Setelah minum obat dan menjalankan pantangan dari dokter dan beristirahat cukup dari aktivitas berat, akhirnya nyeri, bengkak dan kemerahan yang diderita responden dapat sembuh.

Page 15: AS. URAT

» Tahap Akhir Penyakit

Saat ini responden mengatakan sesekali ia masih merakan nyeri pada kaki dan jari-jari tangannya, responden mengaku sering memeriksakan kadar asam urat dalam darahnya dan mulai menjalankan pantang makanan penyebab asam urat.

b. Responden kedua

Nama : Tn. Edi Sudarmanto

Usia : 43 tahun

Alamat : Jl. R.A. Kartini Sukarejo Lempake RT. 43 Samarinda

» Tahap Prepatogenesis (Stage of Susceptibility)

Responden mengatakan dahulu ia tidak pernah mengeluh sakit apapun termasuk keluhan sakit pada tulang dan sendi.

» Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic Disease)

Responden mengatakan sebelum terkena penyakit asam urat, ia sering makan makanan jeroan, seperti ati ayam, soto babat, soto makassar, dan menurut pengakuan responden sambel goreng ati ayam merupakan makanan favoritnya. Responden juga mengakui jika sebelumnya dirinya tidak pernah mengecek kadar asam urat, kolesterol, dll.

Responden mengisahkan sekitar setahun lalu ia pernah menghadiri sebuah pesta perkawinan keluarga dekatnya, resepsi saat itu berlangsung meriah dan dihadiri oleh banyak undangan dan ada banyak makanan yang dihidangkan oleh tuan rumah. Pada pesta tersebut ia makan banyak antara lain udang bakar, sup kepiting, sate hati, kambing guling, dan minum 3 gelas coke. Sepulangnya dari pesta tersebut ia langsung tidur di kamar tidur tanpa merasa apa-apa.

» Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease)

Responden melanjutkan ceritanya, menjelang pagi hari saat itu ia merasa ibu jari kaki kanan tiba-tiba terasa sangat linu seperti ditusuk-tusuk dan berdenyut sehingga ia tersentak dari tidur. Responden mencoba untuk mengabaikan nyeri yang ia rasakan dan melanjutkan tidurnya namun nyeri yang dirasakan tersebut tidak hilang atau berkurang. Pada pukul 7.00 pagi harinya setelah bangun dari tidur dan turun dari tempat tidur, ia tetap merasa sakit dan ia berjalan pincang ke kamar mandi. Responden memperhatikan ibu jari kakinya yang tampak agak bengkak, agak merah dan teraba agak panas. Ia mencoba mengurangi rasa sakit yang dirasakan dengan obat warung tetapi tak berkurang.

» Tahap Penyakit Lanjut

Masih di hari yang sama saat itu, responden menceritakan bahwa semakin siang nyeri yang ia rasa tidak berhenti bahkan pembengkakan dan kemerahan ibu jari kakinya makin bertambah, dan ia merasa badannya meriang. Sore harinya sakit pada jari kaki responden mengalami puncaknya, dan

Page 16: AS. URAT

membuatnya semakin susah untuk berjalan. Akhirnya untuk mengurangi penderitaan karena nyeri yang tak tertahankan, ia dengan dibantu oleh keluarganya memutuskan untuk berobat ke rumah sakit saat itu juga.

Di rumah sakit responden dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar asam urat, kolesterol, dll, dalam darahnya. Setelah diketahui hasilnya ternyata kadar asam urat dalam darah responden tinggi dan oleh dokter yang memeriksanya, responden didiagnosa terkena asam urat tinggi. Responden mengatakan saat itu ia dirawat inap selama tiga hari di RS.

» Tahap Akhir Penyakit

Setelah keluar dari RS responden mengatakan nyeri pada ibu jari kakinya dan pembengkakan telah sembuh. Namun ia mengatakan sesekali masih merasakan nyeri pada kaki dan timbul pembengkakan. Nyeri yang timbul biasa terjadi pada malam sebelum tidur dan pagi hari setelah bangun.

3.2 Five Level Prevention (5 Tingkat Pencegahan)

Secara umum, langkah pencegahan untuk penyakit asam urat adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

Konsumsi makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas).

Penyuluhan tentang penyakit asam urat.

Olahraga secara teratur sesuai kemampuan responden.

Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan sosial bersama keluarga.

Perbanyak konsumsi air minum.

2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection)

Memakai baju hangat ketika cuaca sedang dingin.

Pastikan sepatu tidak terlalu ketat atau teralu longgar. Upayakan ibu jari kaki dapat digerakkan dengan mudah. Trauma ringan pada ibu jari kaki dapat memicu serangan gout.

Menghindari dehidrasi.

Menghindari diri dari kegiatan dengan aktivitas fisik yang berat.

3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)

Lakukan pemeriksaan kadar asma urat dalam darah bila mulai mengalami nyeri sendi.

Manfaatkan obat herbal alami.

Konsumsi obat untuk bila terjadi serangan arthritis gout agar tidak menjadi lebih parah.

Page 17: AS. URAT

Berobat ke Puskesmas atau RS bila gout tidak dapat diatasi dengan menggunakan obat yang biasa diminum.

4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)

Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi atau pergeseran penyakit menjadi lebih berat.

Check up rutin.

Gunakan tongkat saat berjalan untuk beban atau berat badan anda dari sendi yang mengalami pembengkakan.

Untuk mengurangi rasa sakit dari pembengkakan, tinggikan sendi yang bengkak tersebut melebihi tinggi dada disaat anda sedang berbaring.

Kompress dengan es Kristal untuk membantu dalam mengurangi rasa sakit dan mengurangi peradangan.

Mempertahankan hidrasi yang memadai adalah kunci untuk meminimalkan frekuensi dan intensitas serangan.

Jus ceri dapat mengurangi intensitas dan tingkat keparahan serangan asam urat. Pencegahan terhadap komplikasi dengan cara tidak melakukan gerakan–gerakan

yang berat atau gerakan yang dipaksakan.

5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Keluarga penderita dilibatkan dengan memberikan daftar makan tinggi purin yang merupakan pantangan bagi penderita.

Turunkan berat badan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Page 18: AS. URAT

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.

Penyakit gout sering menyebabkan pembengkakan pada sendi akibat deposit kristal asam urat terutama pada metatarsophalanges 1 yang kemudian menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan panas. Penyakit ini dapat menjadi kronis jika tidak diobati segera dan menyebabkan gangguan aktivitas hidup pada si penderita.

4.2 Saran

Penderita asam urat utamanya dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan rendah purin serta perbanyak minum air (minimal 8 – 12 gelas sehari), hal ini dapat mengurangi keluhan nyeri sendi akibat arthritis gout. Dengan melakukan olahraga yang tidak berat dapat mengurangi kaku sendi, serta rutinlah memeriksakan kesehatan, khususnya pemantauan kadar asam urat dalam darah.

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.Ed.6; Cet.1; Jil.II. Jakarta: EGC.

Page 19: AS. URAT

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia Cet. 1.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arthritis Gout dikutip dari buku Aru W. Sudoyo et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Interna Publishing, Edisi V Jilid III, 2009: h2556-2560.

Pemeriksaan Laboratorium dikutip dari buku Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Edisi 6 Cetakan I 2008; h 447

Patogenesis dan Manifestasi Klinis Gout dikutip dari buku buku Aru W. Sudoyo et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Interna Publishing, Edisi V Jilid III, 2009 ; h2495 – 2502, 2538 – 2549

Patologis Penyakit Gout dikutip dari buku Robbins & Cotran, Buku saku Dasar Patologis Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Edisi 7, Cetakan I 2009; h 747 – 748