anestesiologi (rangkuman kuliah s1)

17
F7 PENGANTAR ANESTESIOLOGI Pengertian : An : Tanpa Aesthesia : Sensasi Anestesiologi “ilmu yang m’pelajari cara m’hilangkan sensasi utamanya rasa nyeri untuk suatu prosedur operasi” Bahasa sansekerta : ilmu bius Bae : Tanpa Hoos : Sadar Analgesia “Hilangnya rasa sakit saja tanpa hilangnya kesadaran dimana sensasi lainnya tetap ada , seperti : - Suhu - Raba - Proproseptif Anesthesia “ hilangnya semua sensasi disertai dengan hilangnya kesadaran”

Upload: franklin-l-sinanu

Post on 16-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Rangkuman kuliah zaman S1

TRANSCRIPT

Page 1: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

PENGANTAR ANESTESIOLOGI

Pengertian : An : Tanpa Aesthesia : Sensasi

Anestesiologi “ilmu yang m’pelajari cara m’hilangkan sensasi utamanya rasa nyeri untuk suatu prosedur operasi”

Bahasa sansekerta : ilmu bius Bae : Tanpa Hoos : Sadar Analgesia “Hilangnya rasa sakit saja tanpa hilangnya kesadaran dimana sensasi lainnya tetap ada , seperti :

- Suhu- Raba- Proproseptif

Anesthesia “ hilangnya semua sensasi disertai dengan hilangnya kesadaran”

SEJARAH (‡ penting & ‡ ditanya)

Page 2: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

William T.G Morton – demonstrasikan ether pada 16 okt 1846 (awal sejarah anestesiologi)Jhon Snow – dokter p’tama pengabdi dibidang anestesiologi (1813-1857)James Young Simpson – perintis obstetric anesthesia Halsted – anestetik localLeonard Corning – epidural anesthesiaAugus bler – spinal anestesiProf Muh Keland – perintis anestesi diindonesia (1980 – subdivisi bedah)

RUANG LINGKUP ANESTESIOLOGI DIJAMAN MODERN

Anestesiologi cabang ilmu kedokteranI

Tidak b’orientasi pada : - organ - umur

IB’orientasi pada fungsi

RUANG LINGKUP- p’berian anestesi / analgesia pada p’bedahan- Bantuan resusitasi- Pengelolaan gawat darurat- Unit perawatan intensif

Page 3: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

- Terapi inhalasi- Penanggulangan nyeri

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DOKTER ANESTESI

A. Dalam ruang operasi - M’hilangnya nyeri, stress, emosi selama p’bedahan

- Pengelalaan tindakan medik umum pada pasien

Yang dioperasi-M’ciptakan kondisi operasi seoptimal mungkin

KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN- Kunjungan pra anestesi sebelum anestesi- Pemeriksaan pasien secara lega artis- M’beri informasi mengenai anestesi / analgesia

Yang akan dilakukan- pengawasan ketat pasien selama masih berada

dibawah pengaruh anestesi

- Dokter spesialis anestesi yang praktek kelompok Dianggap praktek dalam satu kesatuan

Seorang dokter spesialis anestesi yang tidak praktek selama 3 tahun terus menerus sebelum praktek kembali harus mengikuti latihan ± 2 bulan

Page 4: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

B. Diluar kamar operasi- Mengelola pasien kritis akut- Mengelola penderita dan keluhan nyeri- Mengelola tindakan resusitasi pasien gawat

darurat

EVALUASI PRABEDAH (Preop-Visit)Operasi elektif - sehari pre – operasiOperasi darurat - b’berapa jam pre – operasi

Dilakukan untuk mengetahui1. Kondisi fisik2. Kondisi psikis sebelum operasi3. Perubahan biokimia

A. Anemnesis1. Identifikasi pasien2. Riwayat penyakit3. Riwayat alergi4. Riwayat obat-obatan5. Riwayat operasi & anestesi6. Kebiasaan t’tentu

B. Evaluasi keadaan khusus penderita

Page 5: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

1. Status gizi 2. Keadaan psikis 3. Tanda-tanda penyakit saluran napas 4. Tanda-tanda penyakit jantung 5. Gangguan gastrointestinal 6. Kelainan Hepatobilier (obat halotan tdk boleh

digunakan)7. Kelainan urogenital8. Kelainan endokrin9. Kelainan neuromuskuler

10. Kelainan hematology

Ada 4 hal yang penting dievaluasi pada preop – visit :1. Surgical diseasenya 2. Internal diseasenya3. penyulit tindakan anestesi4. Komplikasi anestesi

Meliputi :1. Tanda-tanda vital2. pemeriksaan paru-paru3. Pemeriksaan jantung4. Pemeriksaan abdomen5. Pemeriksaan organomegali

Page 6: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

6. Kelainan tulang belakang7. Pemeriksaan mulut - Gigi palsu - Kemampuan m’buka mulut - Gigi yang goyang

C. Riwayat keluarga

D. Pemeriksaan Lab1. Darah

- Rutin : Hb, eritrosit, leukosit, hitung, jenis leukosit, laju endap darah - Faktor bekuan, waktu p’darahan - Jumlah trombosit - Gula darah - Pemeriksaan faal hati : bilirubin, SGOT, SGPT, alkali fosfate - Pemeriksaan faal ginjal : serum, kreatinin, ureum

2. Urine rutin

E. Pemeriksaan tambahan1. Pemeriksaan faal paru

Page 7: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

2. Foto toraks (untuk mengetahui pneumotoraks, emfisema, bronkietasi, posisis trakea)

3. P’bagian EKG ( Untuk pasien > 40 tahun, ada indikasi)

4. P’meriksaan elektrolit (Na & K) & gas darah

F. Penentuan status fisik : Physical state (?????)PS 1. Tidak ada gangguan sistemik Biokimia atau gangguan kejiwaanPS 2. Ada gangguan sistemik ringan – sedang Mis :DM ringan, Hipertensi sedang controlPS 3. Ada gangguan sistemik ringan – berat Mis : DM berat, peny jantungPS 4. Ada gangguan sistemik berat yang secara Langsung m’bahayakan jiwa Mis: decompensasi cardis, gagguan paru BeratPS 5. Penderita dalam keadaan terminal dengan Kemungkinan hidup kecil sekali

PUASA (pengosongan lambung)

Page 8: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

- Sangat penting untuk m’cegah aspirasi pneumonia

- Aspirasi asam lambung (pH ± 2-3) menyebabkan “Mendelson Sindrom” (angka kematian sangat tinggi)

Pengosongan lambung untuk operasi selektif- 6 jam pre – op : DEWASA- 4 jam pre – op : ANAK- 3 jam pre – op : BAYI

PREMEDIKASI p’berian obat 1-2 jam s’belum induksi b’tujuan untuk : (PENTING ???)1. M’redakan operasi2. M’p’lancar induksi3. Mengurangi sekresi4. M’minimalkan jumlah obat anestetik5. Mengurangi mual, muntah pasca bedah6. M’ciptakan amnesia7. Mengurangi isi lambung dan cairan pH lambung8. Mengurangi refleks yang m’bahayakan

Ada 4 macam obat PREMEDIKASI yang sering dipakai :

1. Tragilizer (obat penenang)- diazepam : valiun (10-15 mg / oral 1-2)

- Midazolam

Page 9: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

2. Narkotik - morfin - pethidin : 1-2 mg / kg BB IM 3. Pengering saluran napas (antisialogoque) 4. DHBD

OBAT-OBAT- Antagonis reseptor H2 histamin – simetidin 600 mg/oral- Droperidol – 2,5-5 mg IM- Ondansetron – 2-4 mg IM

DASAR-DASAR ANESTESI UMUM

Tahap-tahap anestesi umum :- Premedikasi- Induksi – mulai m’masukkan obat – pasien

t’tidur- Rumatan anestesi

Induksi anestesi mulai masuk obat – tidur (hilang kesadaran)

Dilakukan secara :- Hati-hati- P’lahan-lahan – pelumpuh otot – Intubasi

Page 10: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

- Lembut- T’kendali

Induksi dapat dilakukan - induksi inhalasi Halotan – 0,5 vol % dinaikkan tiap 3-5 kali tarik napas 0,5 % sampai konsentrasi gas p’damping O2 100 5 . N2O / O2 : 70 % / 30 % Sevofluren – 8 vol % diturunkan pelan

Umumnya dilakukan pada anak yang belum t’pasang jalur vena.Enfluran & isofluran – Tidak disukai pasien karena perlu waktu yang cukup lama untuk sembuh

Induksi intra vena (Hafal dosis ???)Tiopental / pentotal ― 3-7 mg / kg BBPropofal ― 2-3 mg / kg BBKetamin ― 1-2 mg / kg BBMidazolam ― 0,05-0,1 mg / kg BB + Ketamin 20-60 mg / kg BB (untuk kasus kurang baik)

Page 11: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

Dilakukan pada pasien kooperatif atau pasien yang sudah t’pasang jalur vena.

Induksi intramuskulerKetamin ― 5-7 mg / kg BB (dilakukan pada anak tidak Kooperatif)

Rumatan anestesi- N2O / O2 kombinasi HALOTAN 1-2 % ENFLURAN 1-3 % ISOFLURAN 1-4 % SEVOFLURAN 1-4 %- Intravena profofol 4-12 mg / kg BB / jam

Intubasi endotrakea : m’masukkan alat kedalam mulut.Laringoskop : alat yang digunakan u/ m’lihat laring.

Klasifikasi tampakan faring pada saat mulut t’buka maksimal dan lidah dijulurkan maksimal menurut “MALLAMPATI” dibagi m’jadi 4 grade

Grade 1 : Tampak pilar faring, palatum mole & uvulaGrade 2 : Tampak hanya palatum mole & uvulaGrade 3 : Tampak hanya palatum moleGrade 4 : Palatum mole tidak tampak

Page 12: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

Pada grade 3 dan 4 dip’kirakan akan menyulitkan intubasi trakea. (IMPORTANT GRADE 1,2,3,4 ????)

Indikasi1. m’jaga potensi jalan napas2. M’p’mudah ventilasi positif dan oksigenasi3. P’cegahan t’hadap aspirasi dan tregurgitasi

Tehnik Intubasi1. Pasien tidur t’lentang oksiput diganjal bantal (sniffing position)2. Masukkan bilah laringoskop kedalam mulut (sudut mulut kanan) singkirkan lidah pasien kekiri s’hingga rima glottis3. Pada rima glottis tampak pita suara b’bentuk “U”4. Pipa trakea (tube) dimasukkan pada pipa suara5. Setelah pipa masuk trakea, kembangkan paru dan periksa apakah suara paru kanan dan kiri sama

Kesulitan Intubasi1. Leher pendek2. Mandibula menonjol3. Maxila gigi depan menonjol4. Uvula tidak t’lihat5. Gerak sendi temporo – mandibular t’batas

Page 13: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

6. Gerak vertebra cervical t’batas

Komplikasi intubasi1. Selama intubasi

o Trauma gigi-geligi

o Laserasi bibir, gusi, laring

o Merangsang saraf simpatis (hipertensi takikardi)

o Intubasi bronkus

o Intubasi oesofagus

o Aspirasi

o Spasme bronchus

2. Setelah ekstubasio Spasme laring

o Aspirasi

o Gangguan fonosi

o Edema glottis-subglotis

o Infeksi laring, faring, trakea

Ekstubasi1. Ekstubasi ditunda sampai pasien benar” sadar

o Intubasi kembali akan m’nimbulkan kesulitan

o Pasca ekstubasi ada resiko aspirasi

Page 14: ANESTESIOLOGI (rangkuman kuliah S1)

F7

2. Ekstubasi dikerjakan umumnya pada anestesi Sudah ringan dengan catatan tidak akan t’jadiSpasme laring

3. Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulut taring Faring dari secret dan cairan lainnya