anamnesis sistem respiratorius.docx blok 16

7
Anamnesis Sistem Respiratorius BLOK 16 A. SASARAN PEMBELAJARAN Setelah kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Melakukan anamnesis penyakit-penyakit paru secara berurutan dan benar: - Menanyakan keluhan utama pasien. - Menanyakan riwayat penyakit sekarang - Menanyakan riwayat penyakit dahulu - Menanyakan riwayat penyakit lainnya - Menanyakan riwayat keluarga - Menanyakan latar belakang sosial dan pekerjaan 2. Melakukan komunikasi dengan pasien baik secara verbal maupun non verbal mengenai penyakit tersebut: - Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri - Menanyakan identitas pasien - Menjelaskan tujuan anamnesis - Meminta izin pasien untuk melakukan anamnesis B. PELAKSANAAN 1. PANDUAN BELAJAR ANAMNESIS KELAINAN PARU 1.1 Landasan Teori Untuk menegakkan diagnosis kelainan sistem pernapasan, seorang dokter harus melakukan tiga hal, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (bila perlu). Pada gangguan sistem pernapasan, keluhan utama yang sering dijumpai adalah: 1. Sesak napas Keluhan sesak napas terjadi akut, sub akut atau kronik. Bila terjadi cepat dan mendadak, perlu dipikirkan corpus alineum pada saluran napas, asma bronkhial, bronkhitis akut, lesi pleura seperti pneumotoraks, hidrotoraks, pneumonia atau bronkopneumonia, trauma pada dada, edema paru (gagal jantung kiri), gangguan pusat napas. Bila proses sesak napas terjadi lebih lambat, sub

Upload: lisayuniartiii

Post on 28-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anamnesis Sistem Respiratorius.docx BLOK 16

Anamnesis Sistem RespiratoriusBLOK 16

A. SASARAN PEMBELAJARANSetelah kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Melakukan anamnesis penyakit-penyakit paru secara berurutan dan benar:- Menanyakan keluhan utama pasien.- Menanyakan riwayat penyakit sekarang- Menanyakan riwayat penyakit dahulu- Menanyakan riwayat penyakit lainnya- Menanyakan riwayat keluarga- Menanyakan latar belakang sosial dan pekerjaan

2. Melakukan komunikasi dengan pasien baik secara verbal maupun non verbal mengenai penyakit tersebut:

- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri- Menanyakan identitas pasien- Menjelaskan tujuan anamnesis- Meminta izin pasien untuk melakukan anamnesis

B. PELAKSANAAN

1. PANDUAN BELAJAR ANAMNESIS KELAINAN PARU

1.1 Landasan Teori

Untuk menegakkan diagnosis kelainan sistem pernapasan, seorang dokter harus melakukan tiga hal, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (bila perlu). Pada gangguan sistem pernapasan, keluhan utama yang sering dijumpai adalah:

1. Sesak napasKeluhan sesak napas terjadi akut, sub akut atau kronik. Bila terjadi cepat dan

mendadak, perlu dipikirkan corpus alineum pada saluran napas, asma bronkhial, bronkhitis akut, lesi pleura seperti pneumotoraks, hidrotoraks, pneumonia atau bronkopneumonia, trauma pada dada, edema paru (gagal jantung kiri), gangguan pusat napas. Bila proses sesak napas terjadi lebih lambat, sub akut maka kemungkinan lesi pada pleura seperti hidrotoraks, hematotoraks, piotoraks (empyeme thoraks)

Sesak napas yang kronik menunjukkan penyakit berjalan kronik seperti bronkhitis kronik, emphysema paru, tumor saluran napas dan paru, dan penebalan dari pleura.Hal-hal yang perlu dijelaskan mengenai sesak napas adalah:- sesak napas berkurang bila penderita duduk (orthopneu)- sesak bila melakukan aktivitas (dyspneu d’effort)- sesak napas dengan letak paksa, biasanya lesi di pleura.- sesak terutama pada malam hari (Nocturnal dyspneu)

1

Page 2: Anamnesis Sistem Respiratorius.docx BLOK 16

- sesak bila melakukan aktivitas fisik berat (exercised)Kedua jenis sesak ini, yaitu nocturnal dispneu dan exercised dispneu sering ditemukan pada penderita asma bronkhial.

2. Nyeri dadaSakit dada biasanya berhubungan dengan gangguan pada pleura, radang paru,

tromboemboli, tuberkulosis, dan keganasan. Sakit dada karena gangguan pleura biasanya terlokalisir pada satu sisi dan dipengaruhi oleh pernapasan atau pergerakan rongga dada. Lesi pada parenkim paru umumnya tidak menimbulkan nyeri kecuali mengenai daerah mediastinum. Nyeri dada dapat disebabkan juga oleh: neuritis interkostal, miositis, infark atau iskemia miokard, perikarditis, penyakit esofagus, dan aneurisma aorta.

3. Batuk dan ekspektorasiBatuk merupakan gejala pokok dari kelainan sistem pernapasan. Batuk

merupakan refleks untuk mengeluarkan benda yang terdapat dalam saluran pernapsan. Reseptor batuk dapat ditemukan pada daerah larynx, trakea, dan bronkhus besar.

Ekspektorasi adalah dahak yang dikeluarkan pada waktu batuk. Batuk dapat dengan dahak, tanpa dahak (kering) atau dengan darah.

Berbagai jenis gangguan sistem pernapasan dapat menyebabkan terjadinya batuk dengan ekspektorasi berbeda:

a. Bronkhiektasis dan abses paru: batuk dengan dahak purulen, bau dan bercampur sedikit darah.

b. Bronkhitis akut/kronik: batuk dengan dahak warna mukoid atau kuning kehijauan.

c. Edema paru: batuk dengan dahak merah muda, encer.d. Pneumonia: dahak berwarna kecoklatan.e. Pneumonia karena gram (-): dahak tebal, pus, kemerahan.f. Tromboemboli paru: dahak merah segarg. Tb paru: batuk kering dan berlanjut dengan batuk dahak mukoid atau batuk

darah. Batuk darah sering ditemukan karena Tb paru, edema paru, tumor ganas, pneumonia, atau tromboemboli paru. Bila ditemukan adanya batuk darah harus dibedakan dengan muntah darah.

Tanda Batuk darah Muntah darahProdromalWarnaBusaIsiPHAnemia

Gatal tenggorokanMerah terang(+)Leukosit, makrofag Alkalis(+) atau (-)

Mual, perut kembungMerah gelap(-)Partikel makananAsam(+)

Patofisiologi BatukBatuk merupakan proses fisiologik dari mekanisme pertahanan paru. Batuk

tidak menjadi fisiologis kalau dirasakan sebagai gangguan (subjektif). Batuk merupakan upaya mekanisme pertahanan tubuh alamiah dengan tujuan:

2

Page 3: Anamnesis Sistem Respiratorius.docx BLOK 16

1. Mencegah masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan.2. Mengeluarkan benda asiing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran

pernapasan.

Refleks BatukKeluhan batuk didahului oleh adanya rangsangan benda asing, sekret, radang

atau bronkhokontriksi pada reseptor batuk yang terdapat laring, trakea, karina dan bronkus. Reseptor batuk terangsang maka glotis akan menutup sehingga terjadi peningkatan tekanan dalam rongga dada dan secara tiba-tiba dilepaskan dengan kekuatan batuk sehingga benda yang merangsang refleks batuk dapat dikeluarkan. Melalui serabut aferen, rangsangan tersebut akan diteruskan ke pusat batuk dan kemudian dikembalikan ke otot-otot pernapafan melalui serabut aferen.Mekanisme terjadinya batuk melalui 3 tahapan:

1. Tahap pertama = tahap inspirasiTerjadi inspirasi yang dalam dan cepat, sehingga sebagian besar udara akan masuk ke dalam paru-paru. Akibat proses inspirasi terjadi perubahan volume udara paru dan melebarnya diameter bronkus.

2. Tahap kedua = tahap kompresiTahap kompresi ini dimulai dengan menutupnya glotis, tekanan intrathorakal akan meningkat, dibantu oleh otot-otot ekspirasi.

3. Tahap ketiga = tahap ekspirasiTahapan ini akan menyebabkan terjadinya batuk, dimulai dengan pembukaan glotis yang tiba-tiba diikuti oleh pengeluaran udara yang terperangkap tadi dalam jumlah besar dan kecepatan tinggi. Bunyi batuk yang timbul akibat getaran dari pita suara.

Setelah selesai menanyakan keluhan utama dan keluhan penyerta, anamnesis dilanjutkan dengan menanyakan riwayat perjalanan penyakit. Yang dimaksud dengan riwayat perjalanan penyakit adalah saat keluhan pertama kali dirasakan oleh pasien sampai saat si pasien datang berobat. Dapat juga ditanyakan mengenai riwayat penyakit terdahulu atau penyakit lain yang kira-kira bisa mempengaruhi timbulnya keluhan utama saat ini.

Anamnesis dilanjutkan dengan pertanyaan mengenai obat-obatan yang telah dikonsumsi pasien untuk mengurangi keluhan utama saat ini. Untuk mengetahui riwayat pengobatan terhadap penyakit sistem pernafasan maupun adanya efek samping obat yang dapat menimbulkan penykait sistem pernafasan, perlu ditanyakan lamanya pengobatan dan jenis obat yang diberikan. Berikut ini beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan:

- Obat sitostatika/kemoterapi seperti bleomycin, cyclophospamide, methotrexate, nitrofurantoin, dapat menyebabkan penyakit paru infiltratif.

- Aspirin-edema paru, asma bronkhial- Beta blocker, NSAID- spasme bronkhus/asma bronkhial- Narkotik-vaskulitis paru- Pil KB- tromboemboli paru- Hidralazine, procainamide- SLE dengan hidrotoraks

3

Page 4: Anamnesis Sistem Respiratorius.docx BLOK 16

- Aminoglikosida-kelemahan otot paru- Antibiotika- reaksi alergik-asma bronkhial

Riwayat keluarga dan sosial perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah ada kemungkinan penularan penyakit melalui saluran napas dari kerabat. Misalnya pada penyakit tuberkulosis paru, perlu ditanyakan mengenai adanya kontak dengan keluarga serumah. Keadaan sosial ekonomi sangat penting untuk mengetahui ketepatan dalam pengobatan jangka panjang. Selain itu riwayat pekerjaan juga penting untuk mengetahui kemungkinan gangguan sistem pernapasan akibat lingkungan kerja seperti pneumokoniosis pada pekerja tambang batu bara, kontak dengan kapas, asbes dan debu.

1.2 Media Pembelajaran

1. Penuntun LKK 1 Blok XI FK UMP2. Pasien simulasi3. Ruang periksa dokter

1.3 Langkah Kerja

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.2. Menanyakan identitas pasien.3. Menjelaskan tujuan anamnesis.4. Meminta izin kepada pasien untuk melakukan anamnesis.5. Menanyakan keluhan utama yang sering pada kasus paru6. Menanyakan riwayat penyakit sekarang, yang berhubungan dengan keluhan utama

secara kronologis, dimulai dari keluhan pertama kali sampai penderita berobat.7. Menayakan riwayat penyakit dan pengobatan terdahulu.8. Menanyakan riwayat penyakit lainnya.9. Menanyakan riwayat keluarga yang pernah menderita penyakit serupa.10. Menanyakan latar belakang sosial dan pekerjaan

Contoh kasus:1. Sesak napas

- Sejak kapan - Hilang timbul / terus menerus- Faktor yang memperberat sesak napas (misalnya debu, cuaca dingin,

aktifitas)- Faktor yang memperingan sesak napas (misalnya cuaca panas, istirahat)- Gejala penyerta ( batuk yang disertai dahak/ tidak berdahak, batuk darah,

nafas berbunyi/ tidak, demam, keringat malam, penurunan berat badan, nafsu makan berkurang)

- Riwayat keluhan serupa sebelumnya- Riwayat pengobatan (jenis obat yang diminum, teratur/tidak, efek

samping obat )

4

Page 5: Anamnesis Sistem Respiratorius.docx BLOK 16

- Riwayat penyakit lainnya (misal Diabetes Mellitus, Asma, TBC, darah tinggi, gagal jantung, gagal ginjal, dll)

- Kebiasaan merokok, gaya hidup- Sosial ekonomi- Lokasi kerja (pabrik semen, pabrik batubara, banyak polusi)

2. Batuk- Sejak kapan - Hilang timbul/terus menerus- Faktor yang memperberat batuk (misalnya debu, cuaca dingin, aktifitas)- Faktor yang memperingan batuk (misalnya minum air hangat, cuaca

panas, istirahat)- Gejala penyerta (disertai dahak/tidak, dahak berwarna apa, disertai

darah/tidak, nafas berbunyi/ tidak, demam, keringat malam, penurunan berat badan, nafsu makan berkurang)

- Riwayat keluhan serupa sebelumnya- Riwayat pengobatan (jenis obat yang diminum, teratur/tidak, efek

samping obat )- Riwayat penyakit lainnya (misal asma, TBC, darah tinggi, gagal jantung,

dll.)- Kebiasaan merokok, gaya hidup- Sosial ekonomi- Lokasi kerja (pabrik semen, pabrik batubara, banyak polusi)

1.4 Kesimpulan

Mahasiswa menyebutkan kemungkinan diagnosis yang diderita pasien berdasarkan hasil wawancara di atas serta menyebutkan bahwa untuk kepastian diagnosis masih harus dilakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang

5