analisis performa pasar beras di vietnam.docx
DESCRIPTION
Performa Pasar Beras di VietnamTRANSCRIPT
TUGAS KELOMPOKMATA KULIAH PEMASARAN AGRIBISNIS
Semester Ganjil 2013/2014
Judul Tugas : ANALISIS PERFORMA PASAR BERAS DI VIETNAM
Kelas : Agribisnis D 2012
Disusun Oleh :
Kelompok 6
No
Nama NPM
1. Carmelita Astrini 1506101201192. Chairun Nisa Asnawi 1506101201273. Gelda Amalia H. 1506101201364. Luthfiyah 1506101201405. Devina Sela A. 150610120144
UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNISJATINANGOR
2013
Pendahuluan
Kinerja pasar beras dilihat dari beberapa dimensi, yaitu :
1) Mengukur efektivitas saluran pemasaran yang ada.
Pengujian apakah saluran pemasaran menawarkan layanan yang tepat dalam kaitannya
dengan preferensi konsumen.
2) Biaya pemasaran.
Menganalisis margin harga dan profitabilitas antara kegiatan pemasaran padi yang
berbeda-beda untuk mengukur derajat efisiensi pemasaran beras, dan
3) Analisis harga sementara untuk memeriksa pola harga batas atas yang berbeda, harga
rata-rata pada berbagai tingkat pasar yang akan diestimasi. Kemudian menghitung
margin harga rata-rata yang berbeda jenis pedagang beras. Analisis integrasi pasar akan
digunakan untuk mengukur tingkat variasi harga antara beras yang disurvei pada pasar
yang berbeda. Tren dan fluktuasi harga musiman juga dipertimbangkan.
Efektivitas Saluran Pemasaran Beras
Efektivitas saluran pemasaran dinilai dengan memeriksa seberapa baik saluran
pemasaran memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dan produsen. Dalam pasar yang
berfungsi dengan baik, saluran pemasaran harus menjamin bahwa konsumen dapat membeli
dan produsen dapat menjual produk mereka dengan harga yang wajar di pasar. Mereka harus
menyeimbangkan pasokan dan permintaan di setiap segmen pasar setiap saat. Dalam studi
ini, efektivitas saluran pemasaran beras terutama dinilai oleh layanan yang berbeda bahwa
saluran telah ditawarkan untuk memaksimalkan kepuasan konsumen.
Hasil analisis saluran pemasaran ini menunjukkan bahwa sejumlah saluran pemasaran
yang berbeda ada untuk melayani petani padi (produsen) dan terakhir konsumen . Saluran
pemasaran, baik swasta maupun pemerintah menyediakan pasar dalam dan luar negeri. Selain
itu, hambatan masuk yang menghambat proses pembentukan harga di pasar tidak terdeteksi .
Tidak ada kekurangan akan pasokan lokal. Dengan memproduksi tiga kali tanaman
padi per tahun, beras selalu tersedia bagi konsumen setiap saat. Sehubungan dengan fungsi
transportasi, sebagian besar pedagang beras di Mekong River Delta menggunakan perahu
mereka sendiri (transportasi murah) atau menggunakan jasa transportasi pribadi dari koperasi.
Pada penelitian ini, sembilan puluh konsumen beras yang terletak di Kota Cantho
diwawancarai untuk mendapatkan preferensi mereka mengenai jenis beras.
Tabel 6.1. Jenis Beras yang Paling Dipilih Oleh Konsumen di Kota Cantho.
Tabel ini menunjukkan bahwa beras lembut, pulen, serta harum merupakan
karakteristik paling penting bagi konsumen beras. Karena Vietnam adalah negara tropis
dengan cuaca panas, padi menjadi cepat kering setelah dimasak. Oleh karena itu, lembut dan
pulen adalah karakteristik yang paling sering dipilih oleh konsumen. Selanjutnya, beras yang
harum setelah dimasak lebih disukai oleh konsumen menengah dan dengan pendapatan
tinggi. Untuk konsumen berpenghasilan rendah, tingkat kemudahan beras untuk dimasak lah
yang penting (Tuan, Vu Anh 2000).
Tabel 6.2. Varietas Beras yang Dipasarkan Oleh Pedagang Eceran di Kota Cantho.
Dengan membandingkan Tabel 6.1 dan Tabel 6.2, kita dapat menyimpulkan bahwa
saluran distribusi beras cukup efektif dalam memberikan bentuk dan kualitas beras untuk
memenuhi selera konsumen. Di tingkat petani beras, para petani akan menanam berbagai
jenis varietas padi. Di pedagang pengumpul, penggilingan, dan eksportir hanya
mengklasifikasikan beras menjadi dua jenis: kualitas C1 dan C2. Sistem Penilaian ini
mencerminkan preferensi pasar ekspor. Namun, pedagang eceran beras menyediakan
berbagai macam kualitas untuk memenuhi selera konsumen (seperti yang ada di Tabel 6.2).
Dalam prakteknya, pedagang eceran beras di Mekong Delta River biasanya menjual
beras kepada konsumen secara kiloan dan tanpa kemasan. Beberapa beras kualitas tinggi
seperti Nang huong , Nang thom , Jacksmint dijual dalam 5 atau 10 kantong kiloan. Bentuk
produk ini sangat nyaman bagi konsumen. Konsumen beras lainnya seperti restoran, sekolah /
perguruan tinggi, dan badan organisasi negara menerima layanan penjualan dari grosir beras.
Untuk pengirimannya gratis diantar ke tempat mereka. Grosir beras biasanya melakukan
negosiasi dan kontak dengan konsumen grosirnya melalui telepon dan memberikan jenis
beras yang diinginkannya dengan layanan transportasi gratis. Beberapa rumah tangga yang
mengkonsumsi beras secara besar (lebih dari 100 kg per bulan) juga mendapatkan layanan
jasa antar gratis dari grosir beras dan atau pedagang eceran.
Mengenai fungsi keuangan, studi ini menemukan bahwa pada khususnya pedagang
besar menghadapi kendala pada masalah kredit. Pedagang beras meminjam uang dari
sumber-sumber informal seperti teman, kerabat, atau rentenir swasta. Singkatnya, saluran
pemasaran beras di Vietnam diatur cukup efektif. Petani padi dan pedagang di saluran
pemasaran mencoba menawarkan produk yang bagus dan pelayanan yang baik kepada
konsumen akhir. Efektivitas dari saluran pemasaran beras dalam negeri cukup memuaskan,
kecuali adanya akses yang dibatasi untuk kredit merupakan salah satu penghalang bagi
banyak pedagang swasta untuk pengembangan bisnisnya lebih lanjut.
Biaya Pemasaran dan Analisis Margin
Margin pemasaran mengacu pada perbedaan antara harga pada tingkat yang berbeda
dalam sistem pemasaran. Margin pemasaran total adalah perbedaan antara berapa yang
konsumen bayar dan berapa yang produsen / petani terima untuk padinya. Margin yang lebar
berarti adanya tingkat harga yang tinggi di konsumen dan harga yang rendah di produsen.
Margin pemasaran total dapat dibagi menjadi komponen yang berbeda: semua biaya
jasa pemasaran dan margin keuntungan. Biaya pemasaran mencakup semua biaya yang
terlibat dalam penciptaan tempat, waktu, dan bentuk utilitas, dan ditambah pengembalian
biaya investasi. Biaya bervariasi tergantung pada layanan yang diberikan. Biaya pemasaran
biasanya termasuk upah tenaga kerja; bunga sebagai pengembalian modal yang dipinjam;
sewa tanah dan bangunan, dan keuntungan usaha dan risiko modal. Analisis biaya pemasaran
akan memperkirakan berapa banyak biaya yang yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan
pemasaran. Hal ini juga akan membandingkan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pelaku
yang berbeda dalam saluran distribusi.
Dalam studi ini, biaya pemasaran beras dan margin yang dikeluarkan oleh pedagang
padi yang berbeda-beda dalam satu saluran akan di estimasikan dalam 6 pelaku dalam saluran
pemasaran:
Petani – Pengumpul - Penggiling - Pedagang - Pengecer - Konsumen
Biaya Pemasaran Pada Pedagang Beras Yang Berbeda
Biaya operasi pengumpul gabah tergantung pada jenis transportasi digunakan. Item
biaya yang paling penting adalah transportasi. Ini adalah sekitar 65 ─ 68 persen dari total
pengeluaran. Biaya transportasi dengan truk cukup tinggi dibandingkan dengan transportasi
menggunakan perahu. Pengumpul gabah juga memperhitungkan berapa kerugian (kuantitas
dan penurunan kualitas gabah/beras) dan biaya jasa lainnya selama pengiriman.
Rata-rata, biaya pemasaran total grosir beras adalah 115.000 VND per ton . Upah buruh
dan biaya input lain seperti air, bahan bakar, listrik merupakan biaya tertinggi (24─25 persen
dari total biaya). Jenis biaya transportasi penting diperhatikan dan juga beberapa biaya
lainnya seperti bunga atas modal yang dipinjam, kerugian, dan penyusutan pada peralatan dan
gudang. Grosir beras juga harus membayar pajak bisnis dan biaya lisensi. Pada awal usaha
mereka, mereka harus membayar sekitar 550.000 ─ 850.000 VND untuk biaya lisensi.
Sejalan dengan kebijakan baru mengenai pajak, grosir beras harus membayar PPN 5 persen.
Singkatnya, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6.3 dan Tabel 6.4.
Tabel 6.3 Rata-rata Biaya Pemasaran Beras oleh Pengumpul Gabah di Mekong River Delta
Tabel 6.4. Rata-rata Biaya Pemasaran Beras oleh Pedagang Pengumpul di Mekong River
Delta
Dibandingkan dengan pedagang pengumpul beras, biaya pemasaran yang dihasilkan
oleh pedagang eceran lebih kecil 63.500 VND. Struktur pedagang eceran dan pedagang
pengumpul beras hampir sama. Biaya paling penting yang dikeluarkan adalah biaya untuk
tenaga kerja (46.5 persen). Sekitar 16 ─ 22 persen biaya total adalah untuk biaya listrik dan
biaya lain-lain, seperti kerugian, penyusutan, dan biaya peminjaman barang modal. Sisanya,
sekitar 14 persen untuk biaya lisensi dan pajak.
Pedagang pengumpul menggunakan 4,2 persen dari biaya penjualannya untuk biaya
pemasaran, sementara pedagang eceran hanya menggunakan 2,3 persennya saja.
Tabel 6.5. Rata-rata Biaya Pemasaran Beras oleh Pedangan Eceran di Mekong River Delta
Tabel 6.6. menunjukkan biaya pemasaran oleh penggiling dan pengolah padi. Rata-rata
biaya penggilingan satu ton padi adalah 53.000 VND. Untuk mengolah padi, menghabiskan
biaya 68.000 VND/ton. Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah untuk penggunaan bahan
bakar dan listrik untuk pengoperasian mesin, tenaga kerja, bahan material, penyusutan,
pemeliharaan mesin penggiling dan mengolah padi, pajak, dan biaya lisensi.
Tabel 6.6. juga menunjukkan bahwa biaya penggilingan dan pengolahan padi hampir
sama. Bahan bakar/listrik dan biaya untuk tenaga kerja merupakan biaya terbesar (sekitar 25
─ 38 persen). Biaya untuk pengolahan padi lebih besar daripada penggilingan karena setelah
setelah pengolahan, ada biaya pengepakan yang sesuai dengan standar ekspor. Ini
menandakan pula bahwa tenaga kerja lebih banyak dibutuhkan saat proses produksi.
Tabel 6.6. Rata-rata Biaya Proses Penggilingan Padi di Mekong River Delta
Berdasarkan hasil survei, didapatkan bahwa mesin penggiling padi yang sudah tua lebih
membutuhkan biaya pemeliharaan dan pengoperasian yang lebih besar karena membutuhkan
bahan bakar lebih banyak, tetapi dengan hasil yang lebih sedikit daripada mesin penggiling
modern. Mesin penggiling padi yang sudah tua ini juga menyebabkan hasilnya yaitu beras
lebih mudah rusak.
Menurut Kementrian Pertanian Vietnam, Mekong River Delta dapat menghasilkan 15
─ 16 juta ton padi setiap tahunnya. Terdapat 7.454 mesin penggiling padi di Vietnam yang
bisa menghasilkan gilingan padi lebih dari 20 juta ton per tahun. Padahal satu buah mesin
penggiling padi bisa menghasilkan 5 ─ 6 juta ton per tahun. Ini menandakan bahwa beberapa
mesin penggiling padi tidak bekerja secara efisien.
Hal-hal diatas mengindikasikan bahwa untuk mengurangi biaya pemasaran pada tingkat
penggilingan padi, kita harus memiliki solusi-solusi untuk mengatasi masalah biaya yang
besar pada mesin penggiling yang lokal/sudah tua.
Analisis Margin Pemasaran
Tabel 6.7 memberikan gambaran mengenai distribusi margin pemasaran. Penggilingan
padi memberikan margin pemasaran terbesar (1.008.000 VND/ton) dan juga biaya pemasaran
terbesar (951.000 VND/ton) untuk membayar pengeringan, penyimpanan, dan lain-lain.
Tabel 6.7 juga mengindikasikan bahwa pedagang pengumpul padi memiliki persentasi
keuntungan dan pengeluaran lebih besar.
Tabel 6.7.
Tabel 6.8 mengindikasikan bahwa pedagang beras eceran memiliki keuntungan yang
rendah (keuntungan minimum per bulan: 565.000 VND). Keuntungan ini lebih tinggi
daripada upah minimum tenaga kerja di Vietnam (300.000 ─ 350.000 VND/bulan pada tahun
2002). Sedangkan penggiling padi memiliki keuntungan minimum per bulan tertinggi
(14.250.000 VND). Walaupun memiliki keuntungan minimum per bulan tertinggi, tetapi
penggiling padi mengeluarkan modal yang besar untuk penggilingan.
Bila kita membandingkan tingkat keuntungan sebagai persentasi margin pemasaran,
maka didapatkan bahwa pengumpul dan pedagang eceran beras menghasilkan margin
terbesar (sekitar 47 persen) dan penggiling padi menghasilkan margin terendah (5,7 persen).
Dari hal-hal diatas, dapat disimpulkan bahwa pedagang beras disini memperoleh
keuntungan yang besar sebagai persentase nilai tambah, Keuntungan ini seimbang dengan
persentase barang modal yang diinvestasikan. Ini mengindikasikan bahwa pasar beras
beroperasi secara efisien.
Analisa Pola Harga Padi dan Beras
Tren Harga Padi dan Beras
Pertumbuhan harga beras dan padi pada periode 1989-2000 dapat kita pelajari dengan
membagi dengan 2 sub periode : periode 1989-1991, dan periode 1992-2000.
Inflasi yang tinggi terjadi hingga 1990, antara 1986 dan 1987 terjadi inflasi hiper yang
mencapai puncak yaitu 650 persen pada tahun 1987
Sejak tahun 1989 peningkatan harga padi dan beras terjadi lebih lama dari harga indeks
konsumen pasar. Sedangkan pada periode 1989-2000 terjadi peningkatan 18.25 persen.
Secara relatif pada periode ini terjadi penurunan harga pada beras dan padi. Hal ini
memberikan manfaat kepada konsumen dan menyulitkan para petani. Pada intinya ,
pendapatan dari usaha tani sangat bergantung pada proses produksi, biaya produksi, dll.
Walaupun terjadi penurunan sebesar 2.97 persen , hal ini dapat diimbangi dengan adanya
peningkatan pada lahan usaha tani.
Keragaman Harga Padi dan Beras
Keragaman harga beras dan padi dapat diukur dengan menggunakan koefisian tahunan
dari variasi harga bulanan (figure 6.3 and table 6.10). pada period pertama pada tahun 1989
hingga 1991, rata-rata koefisien harga padi menurun dari 0.14 hingga 0.05 untuk beras dan
0.16 hingga 0.04 untuk padi. Keadaan makroekonomi di vietnam yang kembali stabil di awal
1990 mengurangi kenaikan harga dari padi dan beras.
Pada periode akhir pada tahun 1991-1993, koefisien dari harga-harga padi dan beras
terlihat stabil hal ini dapat dilihat di figur 6.3 dan hanya mencapai level medium yaitu 0.02
hingga 0.04 untuk padi dan 0.03 hingga 0.05 untuk beras . hal ini menjelaskan bahwa
keragaman harga padi dan beras berkaitan dengan ketidakstabilan keadaan makro ekonomi
secara umum.
Pada tahun 1994 hingga 1997 terjadi peningkatan harga padi dan beras. Koefisien harga
padi berkisar dari 0.02 hingga 0.13 dan untuk koefisien harga beras berkisar dari 0.03 hingga
0.12. hasil tersebut dapat dijelaskan melalui fluktuasi harga ekspor beras di pasar
internasional.
Pada periode akhir dari 1998 hingga 2000, harga beras dan padi menjadi stabil lagi.
Seperti yang terdapat pada tabel 6.10 dan figur 6.3, koefisien dari harga padi berkisar antara
0.10 hingga 0.11 dan koefisien dari harga beras berkisar dari 0.07 hingga 0.08. walaupun
begitu harga padi ternyata lebih tinggi dibandingkan harga eceran meskipun pemerintah telah
berupaya untuk membantu petani menjual padi mereka dengan harga yang rendah (floor
price) dengan mengeluarkan kebijakan baru serta melakukan intervensi. Permintaan terhadap
padi tersebut untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar ekspor mengalami fluktuasi yang
tinggi dikarenakan beragamnya harga ekspor, sedangkan permintaan beras dari konsumen
domestik secara relatif stabil.
Fluktuasi Harga Musiman
Indeks harga beras dan padi dapat dihitung dengan menggunakan metode 12 month
moving average . harga musiman secara umum mencerminkan produksi musiman, dengan
harga yang akan turun dikarenakan musim panen dan harga cenderung meningkat saat bukan
musim panen. Secara umum pergerakan harga musiman mencerminkan biaya penyimpanan
pada pasar beras. Jarak antara harga beras pada periode bukan musim hingga harga musim
panen tdak terlalu signifikan yaitu sekitar 10%. Maka dari itu penyimpanan beras setelah
panen dan penjualan ulang pada saat bukan musim panen tidak terlalu menguntungkan. Biaya
penyimpanan dan resiko yang mungkin terjadi kemungkinan setara atau lebih tinggi dari
harga marjinal.
Integrasi Harga Beras Diantara Vietnam Dan Thailand
Setelah reformasi pasar, Vietnam telah menjadi eksportir beras terbesar kedua di pasar
dunia setelah Thailand. Setiap tahun, lebih dari 50 persen beras Vietnam telah diekspor ke
luar negeri. Fluktuasi harga dunia sangat berpengaruh terhadap perubahan harga di pasar
domestik. Dalam konteks ini, informasi tentang hubungan diantara harga beras di Vietnam
dan harga pasar dunia sangat penting untuk menganalisis fungsi pasar beras dalam negeri.
Pada bagian ini, harga ekspor beras Thailand di pasar dunia telah digunakan untuk menguji
integrasi harga dengan Vietnam.
Data mingguan pada harga beras di Thailand yang diperoleh dari USDA, dan harga di
Vietnam yang diperoleh dari Vitranet, akan digunakan untuk analisis ini. Prosedur Johansen
diterapkan untuk menganalisis integrasi harga beras diantara Vietnam dan Thailand.
Hasil uji kointegrasi Johansen (EVIEWS) menunjukkan bahwa peringkat π sama
dengan 1 (baik bagi λtrace dan tes λmax pada taraf signifikan 95%).
Pengujian untuk integrasi jangka panjang harga diantara Vietnam dan Thailand (Lihat
Lampiran 6.15) menunjukkan bahwa jika kita menormalkannya dengan memperhatikan harga
ekspor di Vietnam, maka kita dapat memperoleh persamaan kointegrasi signifikan yang
sangat tinggi:
Vietnam = 1.009534 Thailand – 12.57837[-19.883] [1.195]R² = 0.9124
Persamaan kointegrasi di atas menyiratkan bahwa dalam jangka panjang, pasar beras di
Vietnam sangat terkointegrasi dengan di Thailand dan koefisien korelasi tidak signifikan
yaitu tidak sama dengan 1. Kenaikan (atau penurunan) dari harga ekspor di Thailand akan
langsung ditransfer ke harga ekspor di Vietnam (Lihat Gambar 6.5). Konstanta persamaan
kointegrasi ini, bagaimanapun juga, tidaklah signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
jangka panjang harga ekspor di Vietnam mungkin sama dengan harga ekspor di Thailand.
Hasil pada Tabel 6.15 menunjukkan bahwa jika kita menempatkan pembatasan bahwa
harga Vietnam mengikuti pola harga di Thailand, konstan dalam persamaan kointegrasi
model kami sangatlah signifikan. Selain itu, kedua tiruan variabel D₁ dan D₂ yang terkait
dengan fluktuasi harga ekstrem pada tahun 1999 juga signifikan. Maka dari itu persamaan
kointegrasi sekarang menjadi:
Vietnam = Thailand – 9.885348[-4.785]R² = 0.9362
Hasil Vector Error Correction Model (VECM) yang ada di sisi kanan dari Tabel 6.15
menunjukkan bahwa perubahan harga di Thailand tergantung pada persamaan kointegrasi
jangka panjang dengan Vietnam. Secara lebih rinci, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel,
perubahan harga saat ini di Thailand sangat berkorelasi dengan perubahan harga di Vietnam
pada periode sebelumnya.
Tabel 6.15: Perkiraan dinamika jangka pendek diantara harga Vietnam dan Thailand
(pembatasan Kointegrasi)
Persamaan
Kointegrasi
Persamaan
Kointegrasi 1
Kesalahan
Koreksi
D(VN) D(TL)
VN(-1) 1.000000 CointEq1 -0.077991(0.05675)
0.161120(0.04240)
TL(-1) -1.000000 [-1.37418] [ 3.79967]C 9.885348
(2.06583) [ 4.78516]
R²= 0.9362
D(VN(-1))
D(TL(-1))
D(D1)
D(D2)
-0.282964(0.07749)[-3.65172]0.017457(0.09313)[ 0.18745]-27.86632(5.93343)[-4.69649]-64.02464(5.83384)[-10.9747]
-0.192868(0.05789)[-3.33136]-0.106825(0.06958)[-1.53527]-38.07995(4.43313)[-8.58986]-46.32708(4.35872)[-10.6286]
Catatan : Seluruh angka dalam kurung [...] adalah t-nilai
Gambar 6.5 : Ekspor harga beras di Vietnam dan Thailand 1998 – 2001
Catatan : Harga dari 25 persen beras yang rusak
Sumber : USDA dan Vitranet
Singkatnya harga ekspor beras di Vietnam sangat terkointegrasi dengan harga ekspor
beras di Thailand. Bahkan harga beras pasar domestik di delta sungai Mekong sangat
terkointegrasi dengan ekspor beras Vietnam. Ekspor beras di Vietnam mengikuti harga pasar
dunia.
Kesimpulan
Analisis efektivitas saluran pemasaran beras menemukan bahwa produsen beras/petani
dan pedagang di pasar mencoba untuk menawarkan jenis beras yang cocok untuk memuaskan
preferensi konsumen. Saluran distribusi beras diatur secara efektif dan menyediakan layanan
yang nyaman untuk konsumen akhir.
Biaya pemasaran margin pemasaran dan margin keuntungan pedagang beras yang
berbeda adalah indikator utama untuk mengefisiensikan fungsi pasar beras. Hasil dari biaya
pemasaran dan analisis margin menunjukkan bahwa pengecer beras dan perakitan yang
terjadi sekecil apa pun akan mempengaruhi biaya pemasaran. Penggilingan/pengolahan padi
menanggung biaya pemasaran tertinggi dan juga mendapat biaya margin pemasaran kotor
tertinggi. Biaya pengolahan penggilingan padi masih tinggi, terutama untuk penggilingan
padi lokal yang masih menggunakan mesin penggilingan tua. Biaya pemasaran yang tinggi
mengimplikasikan bahwa konsumen terakhir harus membayar beras dengan harga yang
relatif tinggi sementara petani padi menerima harga yang relatif rendah untuk padi di pasar.
Terlepas dari margin pemasaran yang tinggi, margin keuntungan meningkat hanya jika
dinyatakan sebagai persentase dari nilai tambah. Keuntungan margin dinyatakan sebagai
persentase dari modal yang diinvestasikan dengan suku bunga yang diterapkan oleh bank-
bank negara. Karena itu kami menyimpulkan bahwa pasar beroperasi secara cukup efisien.
Analisis harga sementara menemukan bahwa dibandingkan dengan periode tahun 1994-
1997 , periode terkhir dari tahun 1998-2000 votalitas harga padi dan beras telah menjadi lebih
stabil. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang mendukung petani padi, dengan cara
menetapkan harga dasar padi di pasar. Berkaitan dengan fluktuasi harga musiman, kami
menemukan bahwa harga mengalami kenaikan selama Maret-April (setelah panen tanaman
padi selama musim dingin-semi) dan turun selama Agustus-September (musim panen raya
tanaman padi yaitu selama musim panas-musim gugur). Komponen musiman dalam pola
harga tahunan hanyalah sebesar 10%. Oleh karenanya penyimpanan spekulatif padi / beras
setelah panen tidaklah benar-benar menguntungkan. Biaya penyimpanan 1 ton padi adalah
160.000 VND, sedangkan margin harga dari puncak ke musim ramping bervariasi yaitu dari
150.000-170.000 VND. Ini adalah indikator lain untuk kinerja pasar yang baik.
Hasil analisis terhadap integrasi pasar menunjukkan bahwa semua tempat pasar utama
di delta sungai Mekong sangatlah terintegrasi. Harga beras yang diikuti harga ekspor dan
harga di HCM City. Dikarenakan jauhnya jarak, pasar yang berada di Utara dapat dikatakan
tidak cukup terintegrasi secara kuat dengan pasar di delta sungai Mekong. Di level
internasional, kami menemukan bahwa harga ekspor beras di Vietnam, yang mana
dikendalikan oleh pemerintah, sangatlah berhubungan dengan harga dunia (harga di
Thailand). Proses pembentukan harga baik di pasar domestik dan ekspor beras berpadu. Hal
ini menunjukkan bahwa kebijakan harga dasar pemerintah mengikuti pola harga yang ada di
pasar dunia. Secara ringkas kami menyimpulkan bahwa proses pembentukan harga di pasar
beras Vietnam tersebut cukup efisien.