analisis pengaruh jumlah dana pihak ketiga (dpk),...

142
ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP TOTAL PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN OLEH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA (Periode Januari 2007- Oktober 2012) Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh : Mufqi Firaldi NIM : 107084003501 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: dinhngoc

Post on 31-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON

PERFORMING FINANCING (NPF) DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP TOTAL

PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN OLEH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA

(Periode Januari 2007- Oktober 2012)

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh :

Mufqi Firaldi

NIM : 107084003501

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Page 3: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Page 4: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Page 5: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Page 6: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

1. Nama Lengkap : Mufqi Firaldi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 mei 1989

3. Alamat : Jalan Lapangan Tenis Rt/Rw 04/05 No. 74A, Srengseng,

Kembangan, Jakarta Barat

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Agama : Islam

6. Tinggi / Berat Badan : 178/85

7. Telepon : 087884300631

8. e-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. (1994) TK Qoriah Thoyibah -Jakarta Barat

2.(2001) Lulus SDN 05 – Srengseng Jakarta Barat

3. (2004) Lulus SLTPN 207-meruya selatan Jakarta Barat

4. (2007) Lulus SMAN 112- meruya utara Jakarta Barat

5 (2007- saat ini) Mahasiswa Regular Universitas Islam Negeri Jakarta-Ciputat

Page 7: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

ii

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of Third Party Fund (DPK),

Non performing Financing (NPF), and Inflation to Total Financing in the Sharia Rural

Banking in Indonesia (BPRS) in the short and long term. Data used was time series data

periode of Januari 2007 – October 2012 from statistic Banking of Indonesia. It used

Cointegration test to see any indicate of long-term relationship and Error Correction Model

(ECM)to see any indicate of short-term relationship.

The results of this research indicate that Third Party Fund has a short-term

relationship, and Non Performing Financing has a long-term relationship, and Inflation

doesn’t has any relationship in short and long-term to Total Financing in The Sharia Rural

Banking in Indonesia

Keyword : Third Party Fund, Non performing Financing, Inflation, Total Financing,

Sharia Rural Banking

Page 8: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh dari Dana Pihak Ketiga (DPK),

Non Performing Financing (NPF), dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan yang

diberikan Kepada Masyarakat oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia.

Data yang digunakan adalah data bulanan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam

statistik Perbankan Syariah periode januari 2007 – oktober 2012. Penelitian ini menggunakan

uji kointegrasi untuk melihat hubungan jangka panjang, dan menggunakan model koreksi

kesalahan untuk melihat hubungan jangka pendek.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa Dana Pihak Ketiga mempuyai

Pengaruh jangka pendek terhadap Total Pembiayaan, Non Performing Financing mempunyai

pengaruh jangka pendek terhadap Total Pembiayaan, dan Inflasi tidak mempunyai pengaruh

terhadap Total Pembiayaan yang diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah DI Indonesia.

Kata Kunci : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, Dana Pihak Ketiga, Non Performing

Financing, Inflasi, Model Koreksi Kesalahan

Page 9: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat

karunia-Nya, dan Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda

Rasulullah SAW beserta kepada para sahabat dan seluruh pengikut beliau yang insya Allah

tetap istiqomah hingga akhir zaman kelak. Karena bimbingan Allah SWT serta Rasulnya

penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh Dana

Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan Tingkat Inflasi terhadap Total

Pembiayaan yang di berikan oleh BPR Syariah Di Indonesia periode Januari 2007 – Oktober

2012 “.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan,

sehingga masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan dengan keterbatasan penulis, baik

dalam kemampuan maupun pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki. Dengan

selesainya penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun

ungkapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Kedua orang tua penulis, bapak Syaifudin dan ibu Syarofiah, sumber inspirasi,

motivasi dan ambisi penulis dalam hidup. Terima kasih untuk doa yang tak pernah

putus untuk ananda mu ini serta pengajaran dan penghargaan yang selalu

diberikan olehmu. Semoga suatu saat, semua pengorbanan, keringat, darah, dan

airmata mama dan papa dapat ririn balas jauh lebih besar, aminn ya rabb.

2. Kakek Nenek tercinta, H.Majidi bin Ajid, H,Maswan bin H.Tabrani, Hj.Marsiti

binti H.Ismail, Hj.Zulailah binti H.Muhamad Noor yang telah tiada, terima kasih

sudah mendoakan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

3. H.Surahmat bin Joharun, Ibu Erni Subartini binti H.Tubagus Ahmad Sobari, Drs.

Hartoyo, terima kasih yang tidak henti-hentinya memberikan ilmu serta

mendoakan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan FEB Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah (UIN) jakarta.

5. Bapak Dr. Lukman, M. Si, selaku Ketua Jurusan IESP, yang telah memberikan

dukungan yang terbaik untuk IESP dan mahasiswanya.

6. Ibu Utami Baroroh, M.Si, sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Page 10: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

v

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta. Terima kasih sudah membantu saya

dalam berbagai hal.

7. Bapak Roikhan Mochamad Aziz, Dr.Ir.MA.MM, selaku Dosen Pembimbing I atas

kesediaan waktu, tenaga dan pikirannya telah membimbing saya dengan sepenuh

hati sampai selesai.

8. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaan

waktu, tenaga dan pikirannya telah membimbing saya dengan sepenuh hati sampai

selesai.

9. Seluruh dosen yang telah ikhlas mengajarkan ilmunya dan berbagi pengalaman,

serta para staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta.

10. Adikku yang cantik Nurul Aini. Terima kasih udah menyemangati aku dalam

penulisan skripsi dan mendoakan aku dalam penulisan skripsi.

11. Riyanti Nurul Janah terima kasih banyak telah membantu, menemani,

mendukung, memotivasi dan mendoakan aku dalam penulisan skripsi ini.

12. Seluruh teman-teman IESP Angkatan 2007, khusus nya teman-teman IMES yang

tidak dapat disebutkan satu persatu. Kalian semua terlalu manis untuk dilupakan.

Terima kasih untuk segala bantuan, kerjasama, dan kenangan yang telah kalian

berikan.

13. Seluruh teman-teman komunitas whiteblack terima kasih telah menjadi tempat

berkumpul.

Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih yang

terdalam untuk bantuan, dukungan dan doanya. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu

menyertai kita semua, amin ya rabb. Akhirnya, semoga bantuan, doa dan semangat yang

diberikan dapat menjadi amalan bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini.

Jakarta, 16 Mei 2013

Mufqi Firaldi

Penulis

Page 11: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

vi

DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………….. .. i

ABSTRACT………………………………………………………………………. ... ii

ABSTRAK…………………………………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..... iv

DAFTAR ISI............................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………… x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………… . 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 11

A. Landasan Teori .............................................................................................. 11

1. Pengertian Bank Syariah ............................................................................ 11

a. Tujuan Bank Syariah………………………………………………….. 15

2. Risiko Perbankan………………………………………………………… 17

3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ............................................................. 18

a. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah………………………… .... 19

4. Pembiayaan ................................................................................................ 21

a. Pengertian Pembiayaan .......................................................................... 21

b. Fungsi Pembiayaan……………………………………………………. 27

c. Jenis Pembiayaan Di lihat dari Tujuan………………………………... 30

5. Dana Pihak Ketiga………………………………………………………... 32

a. Pengertian Dana Pihak Ketiga ............................................................... 32

b. Hubungan DPK Terhadap Pembiayaan……………………………... .. 35

6. Non Performing Financing………………………………………………. 36

a. Pengertian Non Performing Financing .................................................. 36

b. Hubungan Non Performing Financing Terhadap Pembiayaan…… ...... 40

7. Inflasi……………………………………………………………………... 41

Page 12: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

vii

a. Pengertian Inflasi……………………………………………………… 41

b. Teori Inflasi……………………………. ............................................... 43

c. Macam-macam Inflasi………………………………………………… 45

d. Inflasi Dalam Presfektif Ekonomi Islam…………………………….... 49

e. Hubungan Inflasi Terhadap Pembiayaan…………………………….. . 50

B. Penelitian Sebelumnya................................................................................... 51

C. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 57

D. Hipotesis .......................................................................................................... 61

BAB III METODELOGI PENELITIAN................................................................. 63

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 63

B. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 63

C. Teknik Analisis .............................................................................................. 65

D. Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 75

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………………………… 78

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian..……………………………. 78

1. Perkembangan Total Pembiayaan yang Diberikan BPRS……………….. 78

2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga……………………………………….. 80

3. Perkembangan Non Performing Financing………………………………. 82

4. Perkembangan Tingkat Inflasi……………………………………………. 85

B. Analisis Dan Pembahasan…………………………………………………. 87

1. Hasil Uji Normalitas………………………………………………………. 88

2. Hasil Uji Linieritas………………………………………………………... 89

3. Hasil Uji Stasioneritas…………………………………………………….. 90

4. Hasil Uji Kointegrasi……………………………………………………… 92

5. Hasil Uji Asumsi Klasik…………………………………………………... 93

6. Hasil Regresi Error Correction Model…………………………...………. 97

C. Interpretasi Data……………………………………………………………. 100

D. Analisis Ekonomi……………………………………………………………... 103

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI…………………………………………. 107

A. Kesimpulan…………………………………………………………………… 107

B. Implikasi………………………………………………………………………. 108

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 110

LAMPIRAN…………………………………………………………………………. 113

Page 13: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

viii

DAFTAR TABEL

NO. Keterangan Hal

1.1 Perkembangan Total Pembiayaan,DPK,NPF,dan Inflasi………………… 4

2.1 Perbedaan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional………. 13

2.2 Penelitian Sebelumnya……………………………………………………… 55

4.1 Uji Linieritas..……………………………………………………………….. 89

4.2 Uji Akar Unit………………………………………………………………… 90

4.3 Uji Derajat Integrasi First Difference……………………………………… 91

4.4 Uji Kointegrasi………………………………………………………………. 92

4.5 Uji Multikolinieritas………………………………………………………… 94

4.6 Uji Multikolinieritas Setelah Differensiasi………………………………… 95

4.7 Uji Otokolerasi…………………………………………………………….. 96

4.8 Uji Heterokedastisitas……………………………………………………… 97

4.9 Uji ECM…………………………………………………………………….. 98

4.10 Hasil Koefisien ECM………………………………………………………. 99

Page 14: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

1.1 Jumlah Bank dan Kantor BPRS Di Indonesia………………………… 2

2.1 Penghimpunan Sumber Dana………………………………………….. 32

2.2 Demand Push Inflation………………………………………………… 47

2.3 Cost Push Inflation…………………………………………………….. 48

2.4 Kerangka Pemikiran……………………………………………………. 60

4.1 Perkembangan Total Pembiayaan……………………………………… 78

4.2 Perkembangan DPK……………………………………………………. 80

4.3 Perkembangan NPF…………………………………………………….. 83

4.4 Perkembangan Inflasi………………………………………………….. 86

4.5 Uji Normalitas………………………………………………………….. 88

Page 15: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Penelitian, Januari 2007 – Oktober 2012...................................... 114

2. Hasil Uji Normalitas…………………………………………………... 116

3. Hasil Uji Linieritas…………………………………………………….. 117

4. Hasil Uji Stasioneritas Akar unit Total Pembiayaan LnPBPRS………. 118

5. Hasil Uji Stasioneritas Akar Unit Dana Pihak Ketiga LnDPK………..... 119

6. Hasil Uji Stasioneritas Akar Unit Non Performing Financing NPF…... 120

7. Hasil Uji Stasioneritas Akar Unit Inflasi……………………………….. 121

8. Hasil Uji Derajat Integrasi First Difference LnPBPRS ………………… 122

9. Hasil Uji Derajat Integrasi First Difference LnDPK…………………… 123

10. Hasil Uji Derajat Integrasi First Difference NPF……………………….. 124

11. Hasil Uji Derajat Integrasi First Difference Inflasi…………………….. 125

12. Hasil Uji Kointegrasi Philips Peron…………………………………….. 126

13. Hasil Uji Asumsi Klasik…………………………………………………. 127

14. Hasil Uji Error Correction Model (ECM)………………………………. 128

Page 16: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan syariah hadir di Indonesia untuk menawarkan sistem perbankan

alternatif bagi umat islam yang membutuhkan atau ingin memperoleh layanan jasa

perbankan tanpa adanya riba. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank

syariah maupun persaingan dengan bank konvensional, membuat bank syariah

dituntut harus memiliki kinerja yang baik agar mampu bersaing dalam pasar

perbankan di Indonesia.

Perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah cukup signifikan, seiring

dengan tanggapan masyarakat yang sangat positif dengan keberadaan lembaga

keuangan syariah yang ada. Hal tersebut memang tidak bisa dilepaskan dari peranan

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Lembaga ini dapat menjangkau

masyarakat kalangan ekonomi mikro kecil dan menengah. Kedudukan LKMS

(Lembaga Keuangan Mikro Syariah) yang antara lain dipresentasikan oleh Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), dan Koperasi

Pondok Pesantren (Kopontren), lembaga ini mempunyai peran yang cukup strategis

dalam menjangkau transaksi syariah mikro kecil dan menengah.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Merupakan lembaga keuangan

mikro syariah yang kegiatannya diatur oleh Bank Indonesia. Berbeda dengan Baitul

Mal wat-Tamwil (BMT), dan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) yang

merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang diatur oleh Kementrian Koperasi

Page 17: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

2

dan UKM. Dalam periode 1992 sampai dengan 1998 terdapat hanya satu bank umum

syariah dan 78 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) yang telah beroprasi, hal ini

menunjukan bahwa kegiatan keuangan syariah khususnya bank pembiayaan rakyat

syariah (BPRS) berkembang cukup signifikan. Dapat dilihat dari perkembangannya

pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 di bawah ini :

Gambar 1.1

Jumlah Bank dan kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di indonesia

114131 138 150 154 156

185202

225

286 299

386

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Perkembangan BPR Syariah di Indonesia

JUMLAH BPRS

JUMLAH KANTOR

Berdasarkan gambar 1.1 ,dapat dilihat perkembangan BPRS di Indonesia dari

tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Pada akhir tahun 2007 jumlah bank dan

kantor BPRS ada sebannyak 114 jumlah bank dan 185 jumlah kantor di seluruh

Indonesia, pada tahun 2012 meningkat secara signifikan menjadi 156 jumlah bank

dan 386 jumlah kantor BPRS di seluruh Indonesia, dan hal tersebut menunjukan

bahwa BPRS terus mengalami pertumbuhan yang baik di masyarakat dilihat dari

jumlah bank dan jumlah kantor yang terus meningkat dan bertambah disetiap

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Page 18: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

3

tahunnya.

Bank pembiayaan rakyat syariah adalah perbankan yang unik, dimana bank

ini beroperasi dalam skala kecil, diperuntukan melayani usaha kecil dan mikro, BPRS

beroperasi pada wilayah kabupaten ataupun kotamadya dengan jangkauan yang

terbatas sebagaimana permodalannya yang relatif kecil. Namun meskipun pada satu

sisi BPRS adalah perbankan yang beroperasi terbatas, dengan permodalan mulai dari

Rp 500 juta, yang tentunya pula dengan jumlah karyawan yang kecil, namun tidak

dapat dipungkiri bahwa BPRS adalah sebuah bank atau suatu lembaga kepercayaan,

yang harus dikelola sesuai prinsip-prinsip Good Corporate Governace (GCG).

(Siregar,2008:27)

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas

penyediaan dana untuk memenuhi pihak-pihak yang memerlukan pendanaan. Untuk

itu bank syariah dalam menyalurkan pembiayaannya harus berdasarkan dua prisnsip

perbankan syariah yang mendasar. Pertama, prinsip keadilan, pembiayaan harus

saling menguntungkan baik bagi pihak pengguna dana maupun pihak penyedia dana.

Kedua, prinsip kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan

pembiayaan yang akan diberikan. Pada dasarnya produk yang ditawarkan oleh

perbankan syariah yaitu produk penyaluran dana (Financing) dan produk

penghimpunan dana (Funding). Dan bank syariah perlu memperhatikan tingkat

pembiayaan yang bermasalah (Non Performing Financing) untuk mengamankan

likuiditasnya. Dan salah satu gambaran perekonomian makro dari suatu Negara dapat

dilihat dari tingkat Inflasi yang terjadi di Negara tersebut.

Page 19: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

4

Perkembangan Total Pembiayaan yang di berikan kepada para nasabah,

penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Pembiayaan bermasalah (Non Performing

Financing) Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) serta tingkat Inflasi dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Perkembangan Total Pembiayaan BPR Syariah, DPK, NPF, dan Tingkat

Inflasi Periode tahun 2007 – 2012

Tahun Total Pembiayaan

BPRS (Juta

Rupiah)

Dana Pihak

Ketiga (Juta

Rupiah)

Non

Performing

Financing

Tingkat

Inflasi

2007 Rp.876.921 Rp.707.706

7.98% 6.59%

2008 Rp.1.256.610 Rp. 972.809

8.38% 11.06%

2009 Rp.1.586.919 Rp. 1.250.609

7.03% 2.78%

2010 Rp.2.060.437

Rp. 1.603.778

6.50% 6.96%

2011 Rp.2.675.930

Rp. 2.095.333

6.11% 4.79%

2012 Rp.3.465.137

Rp. 2.776.159

6.83% 4.61%

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa total pembiayaan BPRS pada tahun

pada tahun 2007 sebesar Rp 876.921 juta dan pada tahun 2008 saat terjadinya krisis

keuangan global yang dihadapi Amerika maupun Asia Tenggara tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap total pembiayaan yang diberikan oleh BPRS kepada

nasabahnya di Indonesia. dapat dilihat pada tahun 2008 sebesar Rp 1.256.610 juta.

pada tahun 2009 hingga tahun 2012 total pembiayaan yang diberikan BPRS di

Indonesia terus meningkat secara signifikan hingga mencapai angka Rp 3.465.137

juta pada akhir Oktober 2012.

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Page 20: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

5

Dana Pihak Ketiga setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang cukup

signifikan pada tahun 2007 sebesar Rp 707.706 juta kemudian pada tahun 2008

jumlah Dana Pihak Ketiga BPRS di Indonesia tumbuh sebesar Rp 972.809 juta,

walaupun pada tahun 2008 sampai tahun 2009 terjadi krisis yang bermula dari

subrime mortage di Amerika Serikat telah menggangu stabilitas sistem keuangan

global, namun jumlah Dana Pihak Ketiga pada BPRS di Indonesia tetap meningkat

secara signifikan menjadi sebesar Rp 1.250.609 juta, hal ini menunjukan bahwa

penghimpunan dana masyarakat pada BPRS tidak terpengaruh oleh krisis. Dana

Pihak Ketiga yang yang dihimpun BPRS terus meningkat hingga mencapai Rp

2.776.159 juta pada Oktober tahun 2012.

Dan dapat dilihat pula perkembangan Non Performing Financing (NPF) dari

tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami peningkatan dari 7.98% naik menjadi 8,38%,

hal tersebut mungkin dikarenakan total pembiayaan yang diberikan kepada

masyarakat yang juga terus meningkat. Peningkatan penyaluran pembiayaan dalam

kondisi sector rill yang kurang kondusif karena laju inflasi yang tinggi dalam satu

tahun terakhir, mendorong peningkatan jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) yang

dihadapi perbankan Syariah. namun pada tahun 2008 berjalan sampai ke tahun 2011

Non Performing Financing turun menjadi 6.1%, dan kemudian naik kembali pada

tahun 2012 menjadi 6.8%.

Pergerakan tingkat Inflasi Pada tahun 2007 hingga tahun 2012 dapat dilihat

bergerak sangat fluktuatif, dan sempat mencapai di atas 10% pada tahun 2008 disaat

terjadinya krisis yang bermula dari subrime mortage di Amerika Serikat dan telah

Page 21: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

6

menggangu stabilitas sistem keuangan global. Pada periode penelitian tesebut juga

dapat dilihat bahwa tingkat Inflasi berada pada posisi terendah dalam 20 tahun

terakhir, yaitu pada tahun 2009 sempat berada pada angka 2,78 %.

Kegiatan usaha yang paling utama dari suatu perbankan adalah melakukan

penghimpunan dan penyaluran dana. Kegiatan penghimpunan dana berasal dari bank

itu sendiri, dari deposan/nasabah, pinjaman dari bank lain maupun Bank Indonesia,

dan dari sumber lainnya. Sedangkan, kegiatan penyaluran dana dapat dilakukan

dalam berbagai bentuk, misalnya penyaluran kredit, kegiatan investasi, dan dalam

bentuk aktiva tetap dan inventaris. Kegiatan penghimpunan dana bank sebagian besar

bersumber dari simpanan nasabah dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan

deposito berjangka. Simpanan nasabah ini sering disebut sebagai Dana Pihak Ketiga

(DPK).

Pembiayaan yang diberikan oleh BPR Syariah diharapkan dapat membantu

masyarakat untuk memperoleh pendanaan untuk kegiatan ekonomi, karena BPR

Syariah dikhususkan untuk menjangkau masyarakat dalam kalangan ekonomi mikro,

kecil, dan menengah. Masyarakat yang seperti inilah yang memerlukan bantuan

pendanaan dari BPR Syariah dengan sistem bagi hasil dan bukan dengan sistem

bunga yang sangat memberatkan masyarakat kecil.

Tingginya penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengindikasikan semakin

meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada perbankan syariah sekaligus

menunjukan bahwa pasar potensial perbankan syariah masih besar di Indonesia

(Hamidi:2003,20).

Page 22: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

7

Semakin besar sumber dana yang terkumpul maka bank akan menyalurkan

pembiayaan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan salah satu tujuan bank adalah

mendapatkan profit, sehingga bank tidak akan menganggurkan dananya begitu saja.

Bank cendrung untuk menyalurkan dananya semaksimal mungkin. (Wuri &

Harjum,2011:22)

Apabila Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh bank meningkat maka

penyaluran kredit di masyarakat akan meningkat, sebaliknya apabila tingkat inflasi

meningkat maka penyaluran kredit perbankan akan menurun. (Hasanudin dan

Prihatiningsih : 2010:25)

Faktor internal bank yang harus juga diperhatikan dalam memberikan

pembiayaan kepada masyarakat, salah satunya adalah berkaitan dengan resiko

likuiditas yaitu Pembiayaan non lancar (Non Performing Financing). Menurut Bank

Indonesia bank yang sehat adalah bank yang memiliki Non Performing Financing

(NPF) kurang dari 5%. besar kecilnya NPF dapat dijadikan pertimbangan oleh bank

syariah untuk menyalurkan dan memberikan pembiayaan kepada masyarakat,

semakin besar pembiayaan bermasalah maka bank syariah akan lebih berhati-hati

dalam menyalurkan pembiayaan, karena apabila Non Performing Financing (NPF)

cukup tinggi pada bank syariah akan mengurangi likuiditas dana yang akan di

salurkan kepada masyarakat melalui pembiayaan.

Kestabilan tingkat Inflasi sangat penting untuk mendukung kegiatan

perekonomian masyarakat. Apabila tingkat atau kondisi Inflasi yang stabil, maka

dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonominya,

Page 23: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

8

baik konsumsi maupun investasi. Gejolak inflasi yang signifikan akan mengganggu

kestabilan perekonomian. Dampak adanya inflasi yang tinggi pun akan merugikan

banyak golongan masyarakat (Rivai, 2007:15).

Berdasarkan uraian diatas, maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Total Pembiayaan yang diberikan oleh BPRS kepada masyarakat, Dimana faktor

internal (DPK, NPF) dan faktor eksternal (Inflasi). Penulis tertarik untuk meneliti dan

memahami lebih dalam seputar masalah tersebut karena masih sedikit penelitian yang

mengenai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) secara umum. Maka oleh karena

itu, penulis terdorong untuk mengangkat permasalahan mengenai “ANALISIS

PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON PERFORMING

FINANCING (NPF), DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP TOTAL

PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN OLEH BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA ( PERIODE : JANUARI 2007 – OKTOBER

2012 )

Page 24: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

9

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan dasar-dasar permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Dana Pihak Ketiga

terhadap Total Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia

periode Januari 2007 – Oktober 2012?

2. Bagaimana pengaruh jangka panjang dan jangka pendek Non Performing

Financing (NPF) terhadap Total Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah di Indonesia periode Januari 2007 – Oktober 2012?

3. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Tingkat Inflasi terhadap

Total Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode

januari 2007 – Oktober 2012?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini berkaitan dengan rumusan masalah yang

telah dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Dana Pihak

Ketiga (DPK) terhadap Total Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah di Indonesia periode Januari 2007 – Oktober 2012.

2. Untuk menanalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Non

Performing Financing (NPF) terhadap Total Pembiayaan pada Bank

Page 25: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

10

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode Januari 2007 – Oktober

2012.

3. Untuk menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang tingkat

Inflasi terhadap Total pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di

Indonesia periode januari 2007 – Oktober 2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Merupakan suatu pembelajaran yaitu usaha menganalisa suatu laporan

keuangan, dan diharapkan penulis dapat mempraktekan teori yang didapat

selama perkuliahan dengan menganalisa dan memecahkan suatu masalah.

2. Bagi Praktisi Lembaga Keuangan Syariah

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para praktisi

lembaga keuangan syariah dan Diharapkan karya tulis ini dapat berguna dalam

pengambilan keputuan berdasarkan informasi yang diperoleh untuk

merencanakan suatu inovasi baru khususnya alokasi pembiayaan di sektor

usaha kecil dan menengah, serta peningkatan kinerja dari Bank Syariah.

3. Bagi Pihak Lain

Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi mengenai keadaan

keuangan Bank Syariah kepada nasabahnya serta masyarakat umum yang

tertarik terhadap Bank Syariah dan ingin bergabung.

Page 26: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bank Syariah

Menurut ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan Bank Indonesia

nomor 2/8/PBI/2000, Pasal I, Bank Syariah adalah bank umum sebagaimana yang

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang melakukan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat Islam, termasuk unit usaha syariah dan

kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariat Islam.

Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah

lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi Saw. Dengan kata lain, bank syariah

adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-

jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang

pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. (Muhammad, 2005:

17)

Bank didefinisikan sebagai suatu lembaga intermediasi yang mengalirkan

investasi publik secara optimal (dengan kewajiban zakat dan pelarangan riba) yang

bersifat produktif. Bank dalam pengertian islam yang sederhana adalah bank yang

Page 27: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

12

terbebas dari bunga. Pengertian ini memberikan arah kepada perbankan syariah

dalam operasional serta pemilihan instrumen perbankan yang harus menghindari

bunga (Arief,2008:17).

Antara bank syariah dan bank konvensional mempunyai perbedaan

mendasar yang cukup berarti, perbedaan mendasar antara bank Konvensional dan

Bank Syariah yaitu:

1) Pertama, dari segi akad dan aspek legalitas. Akad yang dipraktikan dalam bank

syariah memiliki konsekwensi duniawi dan ukhrawi, dunia dan akhirat, karena

akad yang dilakukan berdasarkan hokum atau syariat islam. Jika terjadi

perselisihan antara nasabah dan bank, maka bank syariah dapat merujuk kepada

Badan Abritase Muamalat Indonesia (BAMUI) yang penyelesaiannya dilakukan

berdasarkan hukum Islam.

2) Kedua, dari sisi struktur organisasi, Bank Syariah memiliki struktur yang sama

dengan bank konvensional, namun unsur yang membedakannya adalah bahwa

bank syariah harus memiliki Dewan Pengawas Syariah (DSN) yang bertugas

mengawasi oprasional dan produk-produk bank agar sesuai dengan ketentuan-

ketentuan syariah Islam. Eksistensi Dewan Syariah di dalam struktur organisasi

bank syariah adalah wajib, bahkan bagi setiap bank syariah berskala kecil

sekalipun, seperti Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) atau Baitul Mal Wat

Tamwil (BMT) harus mempunyai Dewan Pengawas Syariah.

c) Ketiga, berkenaan dengan bisnis dan usaha yang dibiayai, haruslah bisnis dan

usaha yang diperkenankan atau dihalalkan oleh syariat Islam.Kehalalan bisnis

Page 28: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

13

dan usaha merupakan syarat mutlak agar suatu bidang usaha itu halal untuk

dibiayai oleh perbankan Islam.

d) Keempat, berkaitan dengan lingkungan kerja dan budaya perusahaan perbankan.

Dalam hal etika, sifat shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathanah

(cerdas) dan tabligh (komunikatif, ramah, keterbukaan) harus melandasi setiap

tindakan para pelaku perbankan Islam. Dengan demikian, perbankan Islam

adalah perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam.

Prinsip ini menjadi landasan dan acuan dalam mengatur hubungan antara

perbankan dan pihak-pihak lain serta di dalam usaha menghimpun dan

menyalurkan dana dan aktivitas perbankan syariah lainnya (Rivai,

Arivin,2010:30-31).

Tabel. 2.1

Perbedaan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

No. Perbedaan Perbankan Syariah Perbankan Konvensional

1. Falsafah Tidak berdasarkan atas bunga

(riba), spekulasi (maysir) dan

ketidakjelasan (gharar)

Berdasarkan bunga

2. Operasionalisasi - Dana masyarakat (DPK) berupa

titipan (wadiah dan investasi

(mudharabah) yang baru akan

mendapatkan hasil jika

diusahakan terlebih dahulu.

- Penyaluran dana (financing)

pada usaha yang halal dan

menguntungkan

- Dana masyarakat (DPK) berupa

titipan simpanan yang harus dibayar

bunganya pada setiap saat jatuh

tempo,

- Penyaluran dana pada sektor yang

menguntungkan, pada sisi

pendanaan aspek halal dan haram

tidak dipertimbangkan

3. Aspek Sosial Dinyatakan secara eksplisit dan

tegas yang tertuang dalam misi

dan visi

Tidak diketahui secara tegas

3. Organisasi Harus memiliki Dewan Pengawas

Syariah (DPS)

Tidak memiliki Dewan Pengawas

Syariah (DPS)

Sumber : IBI, 2002

Page 29: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

14

Landasan Bank Islam atau Bank Syariah pada Firman Allah dalam surah

Al-Baqarah (2) ayat 275 dan 278 – 279 :

Artinya :

”Orang-orang yang makan (mengaambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu

sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya

larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka

baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);

dan urusannya terserah kepada Allah. Orang kembali mengambil riba,

maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di

dalamnya”. (QS.Al-Baqarah: 275)

Menurut ayat di atas, riba itu ada dua macam : nasiah dan fadhl. Riba

nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan.

Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang sejenis, tetapi lebih

banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian,

seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba

yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi

dalam masyarakat arab zaman jahiliyah.

Page 30: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

15

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang

beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meniggalkan riba), maka

ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika

kamu bertaubat (dari mengambil riba), maka bagimu pokok hartamu;

kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya”. (QS. Al-Baqarah :278-

279)

Sebagaimana dimaksud dengan ayat diatas, pelarangan bunga dalam islam

dimaksudkan untuk menciptakan sebuah system ekonomi dimana segala bentuk

eksploitasi (penganiayaan) ditiadakan. Islam menghendaki keadilan antara pihak

pemodal dan pengusaha. Pemodal tidak boleh dijanjikan akan menerima imbalan

hasil tanpa melakukan aktivitas apa-apa atau tidak menanggung risiko bersama.

Tujuan social ekonomi islam tersebut menyelaraskan konteks dimana pelarangan

Islam terhadap riba dapat dipahami dengan baik. (Rivai,2011:66-67)

a. Tujuan Bank Syariah

Sasaran utama pendirian bank Islam adalah untuk menyebarkan kemakmuran

ekonomi dalam struktur Islam dengan mempromosikan dan mengembangkan prinsip

Syariah Islam dalam area bisnis, Bank syariah mempunyai beberapa tujuan

diantaranya sebagai berikut (Rivai, 2010:33-34) :

1) Menawarkan Jasa Keuangan: aturan dan hukum dari bank Islam dengan tepat

menerapkan prinsip syariah Islam untuk transaksi keuangan, dimana riba (bunga)

Page 31: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

16

dan gharar (spekulasi/ketidakpastian/tipuan) diidentifikasi sebagai sesuatu yang

haram dan tidak Islami. Pendorong utamanya adalah kearah keuangan yang

berbagi keuntungan dan resiko dan fokus pada kegiatan-kegiatan yang

halal.Fokusnya adalah menawarkan transaksi perbankan yang melekat pada

prinsip syariah dan menolak transaksi yang berdasarkan bunga.

2) Menjaga stabilitas nilai uang: Islam mengakui uang sebagai alat tukar dan bukan

sebagai komoditi, dimana harga dapat digunakan. Jadi, system tanpa bunga

membawa ke stabilitas dalam nilai uang sehingga bisa menjadi alat tukar yang

dapat dipercaya dan unit transaksi.

3) Pengembangan ekonomi: Bank Syariah mengembangkan ekonomi melalui

fasilitas seperti musyarakah, mudharabah, dll, dengan prinsip pembagian

keuntungan dan kerugian yang khusus. Hal ini membangun relasi yang langsung

dan dekat antara hasil investasi bank dan keberhasilan operasi dari bisnis oleh

pengusaha, dimana akan berdampak pada perkembangan ekonomi suatu Negara.

4) Alokasi sumber daya yang optimum: bank syariah optimis dalam mengalokasikan

sumber dana melalui investasi dari sumber keuangan ke proyek-proyek yang

diyakini sangat menguntungkan, diizinkan agama dan memberikan keuntungan

secara ekonomi.

5) Pendekatan yang optimis: prinsip pembagian keuntungan mendorong bank untuk

memilih proyek-proyek dengan keuntungan yang jangka panjang dari pada

keuntungan jangka pendek. Hal ini memimpin bank untuk mempelajari terlebih

dahulu sebelum masuk ke dalam suatu proyek yang aman baik bagi bank dan

Page 32: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

17

investor. Hasil yang tinggi diperoleh kemudian didistribusikan ke shareholder

yang memberikan keuntungan social dan membawa kemakmuran secara

ekonomi.

6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non-syariah.

2. Risiko Perbankan

Dalam bidang perbankan, risiko sangat penting untuk dikelola. Penerapan

manajemen risiko pada bank akan meningkatkan shareholder value, memberikan

gambaran kepada pengelola bank mengenai potensi kerugian di masa mendatang,

serta meningkatkan daya saing bank.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia PBI No 5/8/PBI/2003 dan

perubahannya no 11/25/PBI/2009 tentang penerapan manajemen risiko pada bank

umum, terdapat 8 risiko yang harus dikelola oleh Bank, yaitu:

a. Risiko Kredit

Risiko Kredit adalah risiko yang terjadi ketika debitur tidak dapat memenuhi

kewajibannya kepada bank. Potensi risiko ini dapat terjadi pada aktivitas operasional

bank seperti perkreditan, aktivitas treasuri dan investasi, dll.

b. Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah risiko yang terjadi akibat perubahan kondisi pasar terkait posisi

neraca, rekening administratif, termasuk transaksi derivatif.

c. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko yang terjadi karena bank tidak mampu memenuhi

kewajiban jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid

Page 33: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

18

berkualitas tinggi yang dapat diagunkan.Risiko likuiditas terbagi atas risiko likuiditas

pasar dan risiko likuiditas pendanaan.

d. Risiko Oprasional

Risiko Operasional adalah risiko yang terjadi akibat tidak berjalannya proses internal

secara optimal. Contohnya adalah kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau

kejadian eksternal yang dapat memengaruhi operasional bank.

e. Risiko Hukum

Risiko Hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan atau kelemahan

aspek yuridis.

f. Risiko Reputasi

Risiko Reputasi adalah risiko yang terjadi akibat menurunnya kepercayaan

stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

g. Risiko Strategis

Risiko Strategis adalah risiko yang terjadi akibat ketidaktepatan dalam pengambilan

keputusan strategis.

h. Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan adalah risiko yang terjadi akibat bank tidak mematuhi peraturan

perundang-undangan yang berlaku (http://iknow.apb-group.com/risiko-perbankan/).

3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah salah satu lembaga

keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsip–prinsip

syariah ataupun muamalah islam. BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992

Page 34: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

19

tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank

Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10 Tahun 1998

tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa

BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah selanjutnya

diatur menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999

tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.

Dalam hal ini, secara teknis BPR Syariah bisa diartikan sebagai lembaga keuangan

sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip

syariah terutama bagi hasil.

a. Tujuan Pendirian BPRS

Terdapat beberapa tujuan yang dikehendaki dari berdirinya Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS). Di bawah ini disampaikan tujuan-tujuan tersebut beberapa

sumber hanya menyebutkan butir-butirnya saja (Sumitro, 1997:111)

1) Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama kelompok masyarakat

ekonomi mikro, kecil, dsn menengah, yang pada umumnya berada di daerah

pedesaan. Sasaran utama dari BPRS adalah umat Islam yang berada di pedesaan

dan di tingkat kecamatan.Masyarakat yang berada di kawasan tersebut pada

umumnya ternasuk pada masyarakat golongan ekonomi lemah.

Page 35: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

20

2) Kehadiran BPRS bisa menjadi sumber permodalan bagi pengembangan usaha-

usaha masyarakat golongan ekonomi mikro, kecil, dan menengah, sehingga pada

gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahtertaan mereka.

3) Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka

peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai. Hal ini

mengandung makna bahwa dalam BPRS ditumbuhkan nilai ta’awun (saling

membantu) antara pemilik modal dengan pemilik pekerjaan. Dengan nilai

ta’awun inilah akan tumbuh kebersamaan antara bank dan nasabah yang

merupakan faktor terpenting dalam mewujudkan Ukhuwah Islamiyah. Melalui

kebersamaan tersebut usaha-usaha yang yang dilakukan masyarakat dengan

modal yang diberikan oleh BPRS bisa meningkatkan pendapatan masyarakat,

maka pada tingkat yang lebih tinggi akan pula meningkatkan perkapita baik lokal

maupun nasional.

Untuk mencapai tujuan operasionalnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) tersebut diperlukan strategi operasional. Pertama, Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) tidak bersifat menunggu terhadap datangnya permintaan fasilitas,

melainkan bersifat aktif dengan melakukan sosialisasi/penelitian kepada usaha-usaha

yang berskala kecil yang perlu dibantu tambahan modal, sehingga memiliki prospek

bisnis yang baik. Kedua, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) memiliki jenis

usaha yang waktu perputaran uangnya jangka pendek dengan mengutamakan usaha

skala menengah dan kecil. Terakhir, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Page 36: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

21

mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya produk yang

akan diberi pembiayaan.

Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-

bank umum syariah. Namun demikian, sesuai UU Perbankan No. 10 tahun 1998,

BPR Syariah hanya dapat melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito

berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2) Memberikan kredit.

3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4) Menempatkan dananya dalam bentuk deposito berjangka, sertifikat deposito, dan

atau tabungan pada bank lain.

4. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak

kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan

yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

Setiap manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi,

yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan

dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu

Page 37: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

22

diimbangi dengan peningkatan kemampuanya yang berhubungan dengan manusia

lain yang mempunyai kemampuan. Karena itulah pengusaha akan selalu berhubungan

dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan usahanya.

Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah yang kemudian

digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktifitasnya.

Ditinjau dari hukum permintaan dan penawaran maka terhadap macam dan

ragamnya usaha, permintaan akan terus bertambah bilamana masyarakat telah

melakukan penawaran. Timbulah kemudian efek kumulatif oleh semakin besarnya

permintaan sehingga secara berantai kemudian menimbulkan kegairahan yang meluas

dikalangan masyarakat untuk sedemikian rupa meningkatkan produktifitas. Secara

otomatis kemudian timbul pula kesan bahwa setiap usaha untuk peningkatan

produktivitas, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan modal, karena

masalahnya dapat diatasi oleh bank dengan pembiayaan (Rivai Veithzal dan

Arifin,2010:685).

Dalam perbankan syariah terdapat bebrapa produk pembiayaan, berikut ini

merupakan produk-produk pembiayaan BPR Syariah :

1) Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank

sebagai pemilik dana/modal, biasa disebut shahibul maal menyediakan modal

(100%) kepada pengusaha sebagai pengelola (mudharib) untuk melakukan

aktifitas produktif atau kegiatan usaha dengan syarat bahwa keuntungan yang

dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan

Page 38: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

23

sebelumnya dalam akad. Apabila terjadi kerugian karena proses normal dari

usaha dan bukan karena kelalaian atau kecurangan pengelola modal, maka

kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Apabila terjadi kerugian

karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola bertanggung jawab

sepenuhnya terhadap kerugian tersebut. Pemilik modal disini hanya menyediakan

modal dan tidak dibenarkan untuk ikut campur dalam kegiatan usaha yang

dibiayainya (Rivai, Arifin,2010:192)

Mudharabah atau penanaman modal disini artinya adalah menyerahkan

modal uang kepada orang yang berniaga sehingga dia mendapatkan presentase

keuntungan.Bentuk usaha ini melibatkan dua pihak, pihak yang memiliki modal

namun tidak bisa ber-bisnis, dan pihak yang pandai ber-bisnis namun tidak

memiliki modal. Melalui usaha ini keduanya saling melengkapi (Al-

mushlih,2001:168).

2) Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank

sebagai pemilik modal/dana turut serta sebagai mitra usaha, membiayai investasi

usaha pihak lain. Perjanjian antara pengusaha dengan bank, dimana modal kedua

pihak digabungkan untuk sebuah usaha yang dikelola bersama-sama.Keuntungan

dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan awal.Musyarakah

merupakan perjanjian yang berjalan terus sepanjang usaha yang dibiayaai

bersama terus beroperasi (Rivai, Arifin,2010:193).

Page 39: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

24

3) Pembiayaan Murabahah

Definisi murabahah secara bahasa adalah bentuk mutual bermakna saling

dari kata ribhu yang artinya keuntungan, yakni pertambahan nilai modal yang

berarti saling mendapatkan keuntungan. Menurut terminology ilmu fiqih arti

murabahah adalah menjual dengan modal asli bersama tambahan keuntungan

yang jelas (Al-mushlih,2001:194)

Murabahah yaitu Perjanjian antara bank dan nasabah, dimana bank

menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja yang

dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual

bank (harga beli bank plus margin keuntungan saat jatuh tempo).

Pembiayaan murabahah dalam istilah fiqh ialah akad jual-beli atas barang

tertentu. Dalam transaksi jual-beli tersebut, penjual menyebutkan dengan jelas

barang yang diperjualbelikan termasuk harga pembelian dan keuntungan yang

diambil. Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual-beli antara bank

selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang.

Pada pembiayaan ini bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah

sebagai pembeli, harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah

keuntungan.Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan waktu

pembayaran.Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika disepakati

tidak dapat berubah selama berlakunya akad.Murabahah dapat dilaukan dengan

pesanan atau tanpa pesanan, jika pesanan maka pihak bank dapat meminta uang

tanda jadi pada saat ijab dan qabul sebagai bukti keseriusan pesanan, dalam hal

Page 40: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

25

ini pesanan bersifat mengikat, pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya.

Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan

pembayaran dilakukan secara tangguh dalam bentuk angsuran maupun lunas

(Arief,2008:42).

4) As- Salam

Menurut terminology ilmu fiqih, as-salam artinya transaksi terhadap suatu

barang yang digambarkan dan dalam kepemilikan dengan harga atau pembayaran

dimuka pada saat waktu akad namun penyerahan barang tertunda atau

setelahnya.As-salam termasuk salah satu bentuk jual beli, berbeda dengan jual

beli lain, karena dengan system kontan plus tertunda, yakni dengan pembayaran

kontan dan penyerahan barang tertunda (Al-mushlih,2001:194) .

Berkaitan dengan barang yang akan diserahkan secara tertunda, ada juga

persyaratan sebagai berikut :

(a) Hendaknya barang itu diketahui ukuran atau jumlahnya, terdeteksi dengan jelas

melalui berbagai media ukur yang dikenal seperti takaran, timbangan atau

kalkulator, bila bias dihitung. Jika jumlah atau ukurannya tidak diketahui maka

perjanjian tersebut batal.

(b) Hendaknya waktu penyerahan barang sudah jelas diketahui. Hal ini mencegah

ketidakjelasan yang berakibat pertikaian dan perselisihan.

(c) Barang harus bisa diserahterimakan. Yakni hendaknya barang itu memang

diharapkan bisa ada pada waktu yang disepakati.

(d) Hendaknya tidak diberlakukan riba

Page 41: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

26

5) Isthisna

Istishna atau pemesanan secara bahasa artinya, meminta dibuatkan.

Menurut trminologi ilmu fiqih artinya perjanjian terhadap barang jualan yang

berada dalam kepimilikan penjual dengan syarat dibuatkan oleh penjual, atau

meminta dibuatkan dengan cara khusus sementara bahan bakunya dari pihak

penjual. Contohnya seseorang pergi ke salah seorang tukang, misalnya tukang

kayu, tukang besi, atau tukang jahit, lalu ia mengatakan, “tolong buatkan untuk

saya barangay ini dengan jumlah sekian”. Syarat sah nya perjanjia pemesanan ini

adalah bahwa bahan baku harus berasal dari tukang. Kalau berasal dari pihak

pemesan atau pihak lain, tidak disebut Ishtishna, tapi menyewa tukang (Al-

mushlih,2001:214)

Ishtishna yaitu Pembiayaan dengan prinsip jual beli, dimana BPRS akan

membelikan barang kebutuhan nasabah sesuai kriteria yang telah ditetapkan

nasabah dan menjualnya kepada nasabah dengan harga jual sesuai kesepakatan

kedua belah pihak dengan jangka waktu serta mekanisme

pembayaran/pengembalian disesuaikan dengan kemampuan/keuangan nasabah.

6) Ijarah

Dalam konteks fikih klasik Ijarah adalah hak untuk pemanfaatan

barang/jasa dengan membayar imbalan tertentu.Akad pemindahan hak guna

(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaaran

sewa/upah, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Pada

umumnya bank tidak memiliki barang, tapi menyewa dari pihak lain dan

Page 42: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

27

kemudian menyewakannya lagi kepada nasabah dengan nilai sewa yang lebih

tinggi (Arief,2008:46)

Ijarah yaitu Penggambil alihan hutang nasabah kepada pihak ketiga yang

telah jatuh tempo oleh BPRS, dikarenakan nasabah belum mampu untuk

membayar tagihan yang seharusnya digunakan untuk melunasi hutangnya.

Pembiayaan ini menggunakan prinsip pengambil alihan hutang, dimana BPRS

dalam hal ini akan mendapatkan ujroh/ fee dari nasabah yang besar dan cara

pembayarannya berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

b. Fungsi Pembiayaan

Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian.

Secara garis besar fungsi pembiayaan di dalam perekonomian, perdagangan, dan

keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut :

1) Pembiayaan Dapat Meningkatkan Utility (daya guna) dari Modal

Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, deposito,

ataupun tabungan. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya

oleh bank. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk

memperluas/memperbesar usahanya, baik untuk peningkatan produksi, perdagangan,

maupun untuk usaha-usaha peningkatan produktivitas secara menyeluruh.

Dengan demikian dana yang mengendap di bank (yang diperoleh dari para

penabung) tidaklah idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat,

baik kemanfaatan bagi pengusaha maupun bermanfaat bagi masyarakat.

Page 43: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

28

2) Pembiayaan Meningkatkan Utility (daya guna) Suatu barang

Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat memproduksi bahan jadi

sehingga utility dari bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan daya guna

kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapa/minyak goreng, dan

lain sebagainya. Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang

dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.

Seluruh barang-barang yang dipindahkan dari suatu daerah ke daerah lain yang

kemanfaatan barang itu lebih terasa pada dasarnya meningkatkan utility dari barang

tersebut. Pemindahan barang-barang tersebut tidaklah dapat diatasi oleh keuangan

pada distributor saja oleh karena itu mereka memerlukan bantuan permodalan dari

bank berupa pembiayaan.

3) Pembiayaan Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang

Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening Koran, pengusaha

menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cheque, bilyet

giro, wesel dan sebagainya melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun uang

giral akan lebih berkembang karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan

berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif apalagi

secara kuantitatif. Hal ini selaras dengan pengertian bank selaku money creator.

Penciptaan uang itu selain dengan cara subtitusi; penukaran uang kartal yang

disimpan di giro dengan uang giral maka ada cara exchange of claim, yaitu bank

memberikan pembiayaan dalam bentuk giral. Di samping itu, dengan cara

tramsformasi yaitu bank giral.

Page 44: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

29

4) Pembiayaan Menimbulkan Kegairahan Berusaha Masyarakat

Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu

selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan

dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu

diimbangi dengan peningkatan kemampuannya yang berhubungan dengan manusia

lain yang mempunyai kemampuan. Karena itu, maka pengusaha atau manusia akan

selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna

meningkatkan usahanya. Bantuan pembiayaan yang diterima dari bank inilah yang

kemudian untuk memperbesar volume usaha dan produktivitasnya.

Ditinjau dari sisis hukum permintaan dan penawaran maka terhadap segala

macam dan beragamnya usaha, permintaan akan terus bertambah bilamana

masyarakat telah melakukan penawaran. Timbulah kemudian efek kumulatif oleh

semakin besarnya permintaan sehingga secara berantai kemudian menimbulkan

kegairahan yang meluas dikalangan masyarakat untuk sedemikan rupa, sehingga

meningkatkan produktifitas. Secara otomatis kemudian timbul pula kesan bahwa

setiap usaha peningkatan produktifitas, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan

dana oleh karena masalahnya dapat diatasi oleh bank dengan pembiayaannya.

5) Pembiayaan Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Dalam kondisi perekonomian yang kurang sehat langkah-langkah stabilisasi

pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha antara lain untuk : pengendalian inflasi,

peningkatan ekspor, rehabilitasi sarana, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok

masyarakat.

Page 45: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

30

Untuk menekan arus inflasi dan terlebih lagi untuk usaha pembangunan

ekonomi, maka pembiayaan bank memegang peranan yang penting. Arah

pembiayaan harus berpedoman pada segi-segi pembatasan kualitatif, yaitu

pengarahan ke sektor-sektor produktif dan sektor-sektor prioritas secara langsung

yang berpengaruh terhadap hajat hidup masyarkat. Pembiayaan bank disalurkan

secara selektif untuk menutup kemungkinan usaha-usaha tersebut bersifat spekulatif.

Simpanan atau investasi masyarakat ditingkatkan seperti, giro, deposito, dan

tabungan, sedangkan uang masyarakat yang tertanam itu disalurkan ke usaha-usaha

yang produktif.

c. Jenis Pembiayaan Dilihat dari Tujuan

1) Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan konsumtif bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau

kebutuhan-kebutuhan lainnya guna memenuhi keputusan dalam konsumsi.

Pembiayaan konsumtif dibagi menjadi dua bagian, yaitu pembiayaan konsumtif

untuk umum dan pembiayaan konsumtif untuk pemerintah.

Pembiayaan konsumtif yang diterima oleh umum dapat memberikan fungsi-

fungsi yang bermanfaat, terutama dalam mengatasi saat-saat dimana kegiatan

produksi/distribusi sedang mengalami gangguan. Pembiayaan konsumtif mempunyai

arti ekonomis dengan adanya penarikan pembiayaan konsumtif oleh suatu

perusahaan, maka proses produksi akan dapat berjalan dengan lancar dan

memberikan hasil yang banyak. Bahwa antara pembiayaan konsumtif dan produktif

terdapat suatu perbuatan inter-acting yaitu, adanya kenaikan konsumsi akan meminta

Page 46: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

31

suatu keharusan kenaikan produksi. Mengenai pembiayaan konsumtif untuk

pemerintah, disuatu pihak akan membawa kesulitan-kesulitan bagi pemerintah sendiri

karena dapat mengakibatkan inflasi, dan dilain pihak akan menjadi beban bagi

masyarakat dalam bentuk pajak-pajak luar biasa.

2) Pembiayaan Produktif

Pembiayaan produktif bertujuan untuk memungkinkan penerima pembiayaan

dapat mencapai tujuannya yang apabila tanpa pembiayaan tersebut tidak mungkin

dapat diwujudkan. Pembiayaan produktif adalah bentuk pembiayaan yang bertujuan

untuk memperlancar jalannya proses produksi, mulai dari saat pengumpulan bahan

mentah, pengolahan, dan sampai kepada proses penjualan barang-barang yang sudah

jadi.

Penggunaan pembiayaan produktif dalam proses produksi mengalami

perputaran yang tidak sama. Terhadap alat-alat produksi yang berupa modal tetap

seperti mesin-mesin, maka perputaran modal itu akan berakhir setelah proses

produksi selesai, sedangkan terhadap bahan-bahan pembantu dan tenaga kerja, hanya

dalam suatu proses produksi saja. Pembiayaan bisa dilakukan dari pengambilan

saving, yaitu baigan kentungan yang tidak dibagikan, apabila pembiayaan dari hal

tersebut kurang mencukupi maka pembiayaan dapat dilakukan dengan jalan menjual

saham-saham kepada masyarakat (menarik saving dari masyarakat). Pembiayaan

dapat pula dilakukan dengan jalan mengadakan pinjaman-pinjaman baik kepada bank

maupun kepada masyarakat (Rivai, Arifin,2010:712-717).

Page 47: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

32

5. Dana Pihak Ketiga (DPK)

a. Pengertian Dana Pihak Ketiga

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 menjelaskan, dana

pihak ketiga bank, untuk selanjutnya disebut DPK, adalah kewajiban bank kepada

penduduk dalam rupiah dan valuta asing. Umumnya dana yang dihimpun oleh

perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil

melalui penyaluran kredit.

Dana pihak ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat yang

terhimpun melalui produk giro wadiah, tabungan mudharabah dan deposito

mudharabah. Dana pihak ketiga yang dimiliki bank akan disalurkan ke berbagai jenis

pembiayaan (Nur Kurnaliyah,2011:30).

Sumber dana bank syariah dapat diperoleh dari empat sumber, yaitu modal, titipan,

investasi, dan investasi khusus. Secara sederhana, sumber dana bank syariah dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Peghimpunan Sumber Dana

MASYARAKAT

Wadiah

mudharabah BANK SYARIAH

m. mulaqah

muqayadah

Page 48: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

33

1) Dana Titipan (Al-wadiah)

Al-wadiah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan atau

meletakkan, atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijaga.

Dari aspek teknis, wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke

pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan

kapan saja si penitip kehendaki

2) Investasi

(a) Al-Mudharabah

Dalam mengaplikasikan mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak

sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola).Dana

tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah atau ijarah

seperti yang telah dijelaskan terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan bank

untuk melakukan pembiayaan mudharabah. Hasil usaha ini dibagihasilkan

berdasarkan nisbah yang disepakati.Bila bank menggunakannya untuk melakukan

pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.

(b) Al-Mudharabah Mulaqah

Penerapan Al-Mudharabah Mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito

sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan deposito

mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam

menggunakan dana yang dihimpun Teknik perbankan.

Page 49: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

34

Menurut (Arifin,2006:41) Yang termasuk dalam dana pihak ketiga yaitu: giro,

tabungan dan deposito. Ketiga macam dana pihak ketiga tersebut akan dijelaskan

sebagai berikut :

1) Giro

Giro yang pada bank syariah disebut giro wadiah umumnya tetap sama

dengan giro bank konvensional, dimana bank tidak membayar apapun kepada

pemegangnya, bahkan tidak mengenakan biaya layanan (service charge). Dana giro

ini boleh dipakai bank syariah dalam operasional bagi hasil (profit

sharing).Pembayaran kembali nilai nominal giro dijamin sepenuhnya oleh bank dan

dilihat sebagai pinjaman depositor kepada bank. Beberapa ulama memandang giro

sebagai kepercayaan, dimana dana diterima bank sebagai simpanan untuk

keamanan (wadi’ah yad al dhamanah).

2) Tabungan

Tabungan di bank konvensional berbeda dari giro dimana ada beberapa

restriksi seperti berapa dan kapan dapat ditarik. Tabungan biasanya memperoleh

hasil pasti (fixed return). Pada bank bebas bunga, tabungan juga mempunyai sifat

yang sama kecuali bahwa penabung tidak memperoleh hasil yang pasti. Menurut

para ulama, penabung boleh menerima hasil yang berfluktuasi sesuai dengan hasil

yang diperoleh bank dan setuju untuk berbagi resiko dengan bank.

Page 50: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

35

3) Deposito

Deposito pada bank konvensional menerima jaminan pembayaran kembali

atas simpanan pokok dan hasil (bunga) yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada

bank dengan sistem bebas bunga, deposito diganti dengan simpanan yang

memperoleh bagian dari laba/rugi bank. Oleh karena itu, bank syariah menyebutnya

rekening investasi atau simpanan investasi. Rekening-rekening itu dapat

mempunyai tanggal jatuh tempo yang berbeda-beda. Giro dan tabungan itu

dikumpulkan (pooled) menjadi satu dengan rekening investasi oleh bank syariah

sebagai sumber dana utama bagi kegiatan pembiayaan (financing).

b. Hubungan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Pembiayaan

Secara teknis yang dimaksud simpanan adalah seluruh dana yang dihasilkan

dari produk penghimpunan dana dari masyarakat pada perbankan syariah, seperti :

giro wadiah, tabungan wadiah dan deposito mudharabah. Salah satu sumber dana

yang bisa digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan, sehingga semakin

meningkat sumber dana yang ada maka bank akan dapat menyalurkan pembiayaan

semakin meningkat pula.

Seperti teori pembiayaan (Karim 2004: 50) yang menyebutkan salah satu

sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan (loan) adalah modal sendiri

(ekuitas), sehingga semakin besar sumber dana (ekuitas) yang ada maka bank akan

dapat menyalurkan pembiayaan dalam batas maksimum yang lebih besar

pula.Pembiayaan merupakansalah satu aktiva produktif yang merupakan lawan

daripada dana pihak ketiga (DPK). Karenanya permintaan dan penawaran terhadap

Page 51: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

36

pembiayaan juga haruslah mempertimbangkan faktor likuiditas dalam penghimpunan

dana pihak ketiga (DPK) karena dengan semakin meningkatnya dana pihak ketiga

yang dikumpulkan maka kemungkinan semakin meningkat pula pembiayaan atau

penyaluran dana yang akan di berikan Bank Syariah kepada masyarakat.

Dalam penelitian Moch Soedarto, simpanan masyarakat yang terdiri dari

tabungan dan deposito berpengaruh positif dan signifikan terhadap besar kecilnya

penyaluran kredit. Oleh karena itu semakin besar simpanan masyarakat pada BPR

akan semakin besar pulan penyaluran Kredit (Soedarto,2004:63).

Dalam penelitian Mohamad Hasanudin dan Prihatiningsih terdapat pengaruh

positif antara Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran kredit BPR. Jadi apabila Dana

Pihak Ketiga naik akan berpengaruh terhadap naiknya penyaluran kredit BPR

(Hasanudin & Prihatiningsih,2010:31)

6. Non Performing Financing (NPF)

a. Pengertian Non Performing Financing (NPF)

Resiko Kredit adalah risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan

kegagalan pihak peminjam dana memenuhi kewajibannya atau risiko bahwa debitur

tidak membayar kembali utangnya. Tingginya risiko kredit tecermin dari posisi rasio

pembiayaan bermasalah yang sering dikenal sebagai Non Performing Financing

(NPF)

Non Performing Financing (NPF) adalah pembiayaan yang tidak dapat atau

berpotensi untuk tidak mampu mengembalikan pembiayaan berdasarkan syarat-syarat

yang telah disetujui dan ditetapkan bersama secara tiba-tiba tanpa menunjukkan

Page 52: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

37

tanda-tanda terlebih dahulu. Pembiayaan bermasalah berarti pembiayaan yang dalam

pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan pihak bank

seperti: pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermasalah; pembiayaan yang

memiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari bagi bank; pembiayaan

yang termasuk golongan perhatian khusus, diragukan dan macet serta golongan

lancar yang berpotensi terjadi penunggakan dalam pengembalian.

Non Performing Financing dalam perbankan Syariah atau Non Performing

Loans dalam perbankan konvensional adalah jumlah kredit yang tergolong tidak

lancar/macet yaitu dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif. Status NPF pada

prinsipnya didasarkan pada ketepatan waktu bagi nasabah untuk membayarkan

kewajiban, baik berupa bunga maupun pengembalian pokok pinjaman. Proses

pemberian dan pengelolaan kredit yang baik diharapkan dapat menekan NPF sekecil

mungkin, dengan kata lain tingginya NPF sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank-

bank syariah dalam menjalankan proses pemberian kredit dengan baik maupun dalam

hal pengelolaan kredit, termasuk tindakan pemantauan (monitoring) setelah kredit

disalurkan dan tindakan pengendalian bila terdapat indikasi penyimpangan kredit

maupun indikasi gagal bayar.

Profil resiko pembiayaan suatu bank dapat dilihat dari rasio pembiayaan

bermasalah (Non Performing Financing) dan pembentukan cadangan (cash

provision). Semakin tinggi NPF, semakin tinggi resiko yang dihadapi bank, karena

akan mempengaruhi permodalan bank tersebut karena dengan NPF yang tinggi akan

Page 53: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

38

membuat bank mempunyai kewajiban untuk memenuhi Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (PPAP) yang terbentuk. Bila hal ini terus terjadi maka mungkin saja

modal bank tersebut akan tersedot untuk membayar PPAP, karena itulah bank

menginginkan NPF yang rendah, nilai NPF yang rendah akan meningkatkan nilai

profitabilitas bank syariah. ( Nur Kurnaliyah 2011:32)

Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah maksimal 5%, jika

melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang

bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang diperoleh. Variabel ini

mempunyai bobot nilai 20%, skor nilai NPF ditentukan sebagai berikut :

Lebih dari 8%, skor nilai = 0

Antara 5% - 8%, skor nilai = 80

Antara 3% - 5%, skor nilai = 90

Kurang dari 3%, skor nilai = 100

Bila resiko pembiayaan meningkat, margin/bunga kredit akan meningkat

pula. Sementara itu, dalam ekonomi Islam sektor perbankan tidak mengenal

instrumen bunga, sistem keuangan Islam menerapkan sistem pembagian keuntungan

dan kerugian, bukan kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan

di muka.

Page 54: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

39

1) Non Performing Financing (Penyedia Dana Bermasalah) Gross

(Septiana Ambarwati,2008:65) NPF Gross adalah perbandingan antara

jumlah pembiayaan yang diberikan dengan tingkat kolektabilitas 3 sampai dengan 5

dibandingkan dengan total pembiayaan yang diberikan oleh bank. Terdapat 5

kategori tingkat kolektabilitas pembiayaan yaitu: lancar (currrent), dalam perhatian

khusus (special mention), kurang lancar (sub-standar), diragukan (doubtful), dan

macet (loss). Berikut ini adalah rumusnya:

Keterangan :

a. Penyediaan/penyaluran dana berupa piutang dan ijarah.

b. Pembiayaan merupakan pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak

termasuk pembiayaan kepada bank lain).

c. Penyediaan dana bermasalah adalah penyediaan dana dengan kualitas kurang

lancar, diragukan dan macet.

d. Penyediaan dana bermasalah dihitung secara gross tidak dikurangi PPAP.

e. Angka dihitung perposisi (tidak disetahunkan).

Penyediaan Dana Bermasalah

NPF Gross =

Total Penyediaan Dana

Page 55: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

40

2) Non Performing Financing (Penyediaan Dana Bermasalah) Net

Keterangan: PPAP adalah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif sesuai

ketentuan tentang PPAP yang berlaku bagi bank syariah.

b. Hubungan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan

Resiko Kredit adalah risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan

kegagalan pihak peminjam dana memenuhi kewajibannya atau risiko bahwa debitur

tidak membayar kembali utangnya. Tingginya risiko kredit tecermin dari posisi rasio

pembiayaan bermasalah yang sering dikenal sebagai Non-Performing Financing

(NPF)

Profil resiko pembiayaan suatu bank dapat dilihat dari resiko pembiayaan

bermasalah (Non Performing Financing). Semakin tinggi Non Performing Finacing

(NPF) semakin tinggi pula resiko yang dihadapi bank. Variabel NPF mempunyai

pengaruh yang signifikan negatif terhadap pembiayaan Artinya jika persentase NPF

meningkat maka persentase pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah akan

berkurang, dengan asumsi variabel lain tetap.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) pada

perbankan syariah yang tinggi dapat mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi

intermediasi bank secara optimal karena mengurangi atau menurunkan perputaran

Penyediaan Dana Bermasalah – PPAP

NPF Net =

Total Penyediaan Dana

Page 56: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

41

dana bank, sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan.

Apabila dana di bank berkurang maka akan pula mengurangi pembiayaan yang

diberikan oleh bank kepada masyarakat (Nasiruddin, 2005).

Hasil penelitian Moch. Soedarto menyimpulkan bahwa pada taraf signifikansi

5% jumlah kredit non lancar berpengaruh negatif signifikan terhadap besarkecilnya

pemberian kredit. Oleh karena itu semakin besar kredit non lancar maka jumlah

kredit yang dapat disalurkan oleh Bank Syariah semakin kecil, begitu sebaliknya

(Soedarto,2004:64)

Dalam penelitian Mohamad Hasanudin dan Prihatiningsih terhadap hubungan

positif tetapi tidak signifikan antara variabel Non Performing Loan terhadap

Penyaluran kredit BPR. Hal ini berarti berapapun tingkat non Performing Loan tidak

akan mempengaruhi penyaluran kredit BPR (Hasanudin & prihatiningsih,2010:31).

7. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari

barang/komoditas dan jasa selama satu periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap

sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan

moneter terhadap suatu komoditas. Definisi inflasi oleh para ekonom modern adalah

kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit

penghitung moneter) terhadap barang/komoditas dan jasa. Sebaliknya jika yang

terjadi adalah penurunan nilai unit penghitung moneter terhadap barang/komoditas

dan jasa didefinisikan sebagai deflasi (deflation).

Page 57: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

42

Inflasi diukur dengan tingkat inflasi (rate of inflation) yaitu tingkat perubahan

dan tingkat harga secara umum. Persamaannya adalah sebagai berikut :

Umumnya, otoritas yang bertanggung jawab dalam mencatat statistik

perekonomian suatu Negara menggunakan consumer price index dan producer price

index sebagai pengukur tingkat inflasi (Karim,2010:136).

Definisi inflasi banyak ragamnya seperti yang dapat kita temukan dalam

literature ekonomi. Keanekaragaman pengertian inflasi tersebut terjadi karena

luasnya pengaruh inflasi terhadap berbagai sektor perekonomian. Hubungan yang

erat dan luas antara inflasi dan berbagai sektor perekonomian terebut melahirkan

berbagai perbeaan pengertian dan presepsi kita tentang inflasi, demikian pula dalam

memformulasikan kebijakan-kebijakan untuk solusinya. Namun, pada prinsipnya

masih terdapat beberapa kesatuan panangan bahwa inflasi merupakan suatu

fenomena dan dilemma ekonomi. Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan

semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil

mata uang suatu Negara (Khalwaty,2000:5).

Ryan C. Amacher dan Holley H. Ulbrich dalam bukunya Principle of

Microeconomic (1989:101-102) menjelaskan bahwa terjadinya inflasi merupakan

akibat dari kenaikan tingkat harga di atas rata-rata yang berlaku umum yang dapat

Tingkat harga t– tingkat harga t-1

Tingkat harga t-1

x 100 = Rate of Inflation

Page 58: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

43

diukur dengan indeks harga barang-barang konsumsi dari tahun ke tahun,

sebagaimana terlihat pada definisi inflasi yang dikemukakan sebagai berikut :

Inflation arises in the general, or average, level of price. The measure of

inflation is a price index. A price index measure changes in price level from year to

year. The best known measure is the Consumer Price Index (CPI). Consumer Price

Inex is a measure of the year increase in the price level based on the cost of a

representative market basket of consumer goods.

Jadi inflasi merupakan suatu keadaan di mana terjadi kenaikan harga-harga

secara tajam yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama

(Khalwaty,2000:6).

b. Teori Inflasi

1) Teori Kuantitas

Teori ini dikemukakan oleh Irving Fisher yang tergolong dalam ekonom

klasik, teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam

perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi

Universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris

(monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan

harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya

inflasi. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :

(a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang

kartal maupun giral.

(b) Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh

harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.

Page 59: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

44

2) Keynesian Model

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena

masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga

menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan

agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (penawaran agregat),

akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang

(penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak

dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan (permintaan agregat). Oleh

karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih

banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek.

3) Mark-up Model

Pada teori ini dasar pemikiran model inflasi ditentukan oleh dua komponen,

yaitu cost of production dan profit margin. Relasi antara perubahan kedua komponen

ini dengan perubahan harga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Karena besarnya profit margin ini biasanya telah ditentukan sebagai suatu

persentase tertentu dari jumlah cost of production, maka rumus tersebut dapat

dijabarkan menjadi :

Dengan demikian, apabila terjadi kenaikan harga pada komponen-komponen

yang menyusun cost of production dan atau kenaikan pada profit margin akan

menyebabkan terjadinya kenaikan pada harga jual komoditi di pasar.

Price = Cost + Profit Margin

Price = Cost + ( a% x Cost )

Page 60: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

45

4) Teori Struktural : Model Inflasi di Negara Berkembang

Banyak studi mengenai inflasi di negara-negara berkembang, menunjukan

bahwa inflasi bukan semata-mata merupakan fenomena moneter, tetapi juga

merupakan fenomena struktural atau cost push inflation. Hal ini disebabkan karena

struktur ekonomi negara-negara berkembang pada umumnya yang masih bercorak

agraris. Sehingga, goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya

gagal panen (akibat faktor eksternal pergantian musim yang terlalu cepat, bencana

alam dan sebagainya) atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar

negeri, misalnya memburuknya term of trade; utang luar negeri dan kurs valuta asing,

dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik. Fenomena struktural yang

disebabkan oleh kesenjangan atau kendala struktural dalam perekonomian di negara

berkembang, sering disebut dengan structural bottlenecks.

c. Macam-Macam Inflasi

1) Berdasarkan Tingkat/Laju Inflasi

Menurut Paul A. Samuelson, seperti sebuah penyakit macam inflasi

berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis,

yaitu:

(a) Moderate inflation, disebut juga “inflasi satu digit”, adalah inflasi dengan

karakteristik terjadinya kenaikan harga secara lambat. Pada umumnya, pada

tingkat inflasi ini, orang masih mau memegang uang tunai dan menyimpan

kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam bentuk aset riil.

Page 61: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

46

(b) Galloping inflation, yaitu inflasi yang terjadi pada tingkatan 20% sampai 200%

per tahun. Pada tingkatan inflasi ini, orang hanya mau memegang uang

seperlunya, dan cenderung menyimpan kekayaan dalam bentuk aset-aset riil.

Pasar uang akan mengalami penyusutan dan dana dialokasikan melalui cara-cara

selain yang berorientasi pada tingkat bunga. Orang hanya bersedia memberikan

pinjaman dengan tingkat bunga yang sangat tinggi. Inflasi jenis ini

mengakibatkan terjadinya gangguan serius pada perekonomian karena

masyarakat cenderung menyalurkan dananya untuk berinvestasi di luar negeri

dari pada di dalam negeri (capital outflow).

(c) Hyper inflation, yaitu inflasi dengan tingkat sangat tinggi, berkisar antara jutaan

persen per tahun. Jika banyak pemerintahan masih sanggup bertahan menghadapi

galloping inflation, maka tidak ada yang dapat bertahan menghadapi inflasi jenis

ini. Contohnya adalah Weimar Republic di Jerman pada tahun 1920-an.

2) Berdasarkan Sumber atau Penyebab Inflasi

Inflasi berdasarkan sumber atau penyebab inflasi, inflasi dapat digolongkan

sebagai berikut:

(a) Natural Inflation dan Human Error Inflation. Sesuai dengan namanya natural

Infaltion adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia

tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Human error Inflation adalah

inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia

sendiri.

Page 62: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

47

(b) Actual/anticipated/expected inflation dan unanticipated/unexpected inflation.

Pada expected inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan suku

bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi. Sedangkan pada unexpected inflation

tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan

kompensasi terhadap efek inflasi.

(c) Demand pull inflation, inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian

sedang berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat

pendapatan tinggi, dan selanjutnya daya beli masyarakat bisa tinggi. Daya beli

tinggi mendorong permintaan melebihi total produk yang tersedia. Permintaan

aggregate meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif

perekonomian, akibatnya timbul inflasi. Hal ini dapat ditunjukkan oleh grafik

berikut:

Gambar 2.2

Demand Pull Inflation

P AS

P2

P1

AD2

AD1

0 Q1 Q2 Q

Kondisi ini mendatangkan uang yang lebih di dalam negeri, sehingga

pendapatan dan daya beli masyarakat naik AD , atau pada grafik dilukiskan

Page 63: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

48

sebagai kurva AD yang bergeser ke kanan, mengakibatkan naiknya tingkat harga

secara keseluruhan P .

(d) Cosh push inflation, inflasi ini terjadi bila biaya produksi mengalami kenaikan

secara terus menerus. Kenaikan biaya produksi dapat berawal dari kenaikan harga

input seperti kenaikan upah minimum, kenaikan BBM, kenaikan bahan baku dan

kenaikan input yang lainnya. Hal ini dapat digrafikkan sebagai berikut

Gambar 2.3

Cost Push Inflation

P AS2

P2 AS1

P1

AD

0 Q2 Q1 Q

Dengan adanya kenaikan biaya produksi P , selanjutnya menurunkan

tingkat produksi AS . Sehingga dalam pasar quantitas atas produksi tersebut

mengalami penurunan (Q1 ke Q2).

(e) Spiralling Inflation. Inflasi jenis ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh inflasi

akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterusnya.

(f) Imported Inflation dan Domestic Inflation. Imported Inflation bisa dikatakan

adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus

Page 64: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

49

menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional. Domestic Inflation

bisa dikatakan inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak

begitu mempengaruhi negara-negara lainnya (Adiwarman Karim,2010:138).

d. Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi

perekonomian karena empat hal sebagai berikut:

1). Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan

(nilai simpan), fungsi pembayaran di muka, dan fungsi unit penghitungan. Akibat

beban inflasi tersebut, orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan.

Inflasi juga mengakibatkan terjadinya inflasi kembali atau self feeding inflation.

2) Melemahkan semangat masyarakat untuk menabung (turunnya marginal

propensity to save).

3) Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk barang-barang non

primer dan mewah (naiknya marginal propensity to consume).

4) Mengarahkan investasi pada hal-hal tidak produktif seperti penumpukan

kekayaan berupa tanah, bangunan, logam mulia, dan mata uang asing serta

mengorbankan investasi produktif seperti pertanian, industri, perdagangan, dan

transportasi (Adiwarman karim,2010:140)

Page 65: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

50

e. Hubungan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan

Inflasi merupakan kenaikan secara umum dari harga barang-

barang/komoditas dan jasa secara terus-menerus dalam suatu periode tertentu.Inflasi

dapat menimbulkan gangguan terhadap fungsi tabungan (nilai simpanan). Bank

syariah sebagai salah satu pemain di industri keuangan perbankan tidak luput dari

dampak inflasi.

Hubungan yang erat dan luas antara inflasi dan berbagai sektor perekonomian

terebut melahirkan berbagai perbeaan pengertian dan presepsi kita tentang inflasi,

demikian pula dalam memformulasikan kebijakan-kebijakan untuk solusinya.

Namun, pada prinsipnya masih terdapat beberapa kesatuan panangan bahwa inflasi

merupakan suatu fenomena dan dilemma ekonomi. Inflasi adalah suatu keadaan yang

mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin

merosotnya nilai riil mata uang suatu Negara (Khalwaty,2000:5).

Inflasi dapat menyebabkan tingginya resiko default. Resiko ini akan

meningkatkan non performing financing perbankan syariah. Sehingga ketika tingkat

inflasi dalam keadaan tinggi, maka pihak bank akan sangat berhati-hati dalam

menyalurkan pembiayaan. Selain itu inflasi juga bisa memberikan tekanan bagi bank

syariah dalam hal penghimpunan dana dari masyarakat, naik turunnya inflasi akan

mempengaruhi tingkat saving masyarakat, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi

pembiayaan bank syariah.

Page 66: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

51

B. Penelitian Sebelumnya

1. Moch Soedarto (2004)

Penelitian ini mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi yang

mempengaruhi penyaluran kredit pada bank perkreditan rakyat (BPR). Dengan

menggunakan analisis regresi berganda mendapatkan hasil empiris yang menunjukan

bahwa secara parsial maupun simultan tingkat suku bunga, tingkat kecukupan modal

BPR, jumlah simpanan masyarakat, dan jumlah kredit non lancar berpengaruh secara

positif terhadap penyaluran kredit BPR.

2. Duddy Roesmara dan Nurul Chotimah (2009)

Penelitian ini mengenai analisis variable-variabel yang mempengaruhi

Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia ditinjau dari sisi penawaran. Penelitian

ini menggunakan analisis Ordinary Least Square (OLS). Urutan variable yang

mempengaruhi pembiayaan adalah tingkat bagi hasil, dana pihak ketiga, modal per

asset dan pendapatan, sedangkan yang tidak berpengaruh adalah Non Performing

Financing.

3. Mohamad Hasanudin dan prihatiningsih (2010)

Penelitian ini tentang pengaruh jumlah DPK, Tingkat Suku Bunga kredit, Non

Performing Loan (NPL), dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit BPR di

Jawa Tengah. Pengujian ini dilakukan dengan metode analisis kuantitatif regresi

linier berganda dengan mempertimbangkan R2 (R Square), Uji T-test, Uji F (Varian),

serta mempertimbangkan uji asumsi klasik yaitu multikolinieritas,

heterokodastisitas, dan autokorelasi.

Page 67: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

52

Dari hasil analisis secara simultan dengan level of significant 5% terdapat

pengaruh positif signifikan antara DPK dengan penyaluran kredit BPR,terdapat

pengaruh positif tidak signifikan antara NPL dengan penyaluran kredit BPR,terdapat

pengaruh positif tidak signifikan antara inflasi dengan penyaluran kredit BPR,

terdapat pengaruh negative tidak signifikan antara tingkat suku bunga kredit dengan

penyaluran kredit BPR.

4. Hariandy Hasbi dan Endang Sumachdar (2011)

Penelitian tersebut ditulis dengan tema Financial Performance Analysis for

Islamic Rural Bank to Third Party Funds and The Comparation with Conventional

Rural Bank in Indonesia. Analisis ini menggunakan metode deskriptif, analisis

regresi berganda dan uji t sebagai alat untuk menguji hipotesis. Hasil dari penelitian

ini adalah variabel ROA, NPF, OEOI secara parsial signifikan berpengaruh terhadap

penigkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), kecuali CAR dan FDR. Secara

simultan CAR, ROA, NPF, OEOI, dan FDR berpengaruh secara signifikan

meningkatkan jumlah penghimpunan Dana Pihak Ketiga. Dan hasil penelitian lainnya

adalah performa keuangan dari Bank Pembiayaan Rakyat Syarih lebih baik dari

konvensional.

5. Wuri Arianti& Harjum Muharamm (2011)

Penelitian ini mengenai analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Return Of Asset

(ROA) terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. Menggunakan OLS dengan

mencari tahu hubugan variabel independen tersebut terhadap variabel dependennya.

Page 68: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

53

DPK berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan, CAR tidak berpengaruh

signifikan terhadap pembiayaan, ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan, dan

NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Secara simultan semua variabel

dependen berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bank syariah di Indonesia.

6. Siti Syamsiah (2012)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan

Nasabah Terhadap Keuntungan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) As Salam

di Indonesia. Penelitian ini mengguanakan analisis deskriptif, analisis rasio

profitabilitas dan keuntungan usaha, dan analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukan Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa

variabel bebas yang digunakan ternyata tidak seluruhnya berpengaruh nyata terhadap

variabel tak bebas yang telah ditentukan, hanya ada dua variabel yang berpengaruh.

Variabel pembiayaan modal kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap

keuntungan. Pembiayaan modal kerja dalam model mempunyai pengaruh negatif,

artinya setiap penurunan pembiayaan modal kerja akan meningkatkan keuntungan.

Pembiayaan modal kerja berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen.

Nilai elastisita spembiayaan modal kerja dalam fungsi keuntungan sebesar -7,310

yang artinya bahwa setiap penurunan pembiayaan modal kerja sebesar Rp 100.000,

maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 731.000 dengan asumsi faktor lain

dianggap tetap (cateris paribus). Sehingga diharapkan BPRS Al Salaam lebih

memperhatikan dalam penyaluran pembiayaan modal kerja

Page 69: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

54

Variabel pembiayaan konsumsi secara parsial berpengaruh nyata terhadap

keuntungan. Pembiayaan konsumsi dalam model mempunyai pengaruh positif,

artinya setiap ada kenaikan jumlah pembiayaan konsumsi, maka keuntungan

yangdiperoleh BPRS Al Salaam akan meningkat. Nilai elastisitas pembiayaan

konsumsi dalam fungsi keuntungan sebesar 6,852 yang artinya bahwa setiap

penambahan pembiayaan konsumsi sebesar Rp 100.000, maka keuntungan akan

meningkat sebesar Rp 685.200 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap

(caterisparibus). Variabel jumlah nasabah modal kerja (X1), pembiayaan modal kerja

(X2), pembiayaan investasi (X3),jumlah nasabah konsumsi (X4), jumlah pembiayaan

konsumsi (X5) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan (Y)

7. Anastasya Sri et al (2013)

Penelitian ini mengenai The Influence of Third-Party Funds, Car, Npf, and

Roa Againts The Financing of a General Sharia-Based Bank in Indonesia yaitu

pengaruh DPK, ROA, CAR, NPF terhadap pembiaayaan syariah secara umum

berdasarkan bank di Indonesia. Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai

model analisisnya. Hasil dari penelitian ini adalah DPK, CAR, dan ROA secara

pasrial tidak mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan PLS. sementara NPF

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaa. Hasil yang lainnya adalah

DPK, ROA, CAR, dan NPF secara simultan mempunyai pengaruh terhadap

pembiayaan.

Perbedaan Penelitian terdahulu dengan Penelitian mengenai analisis pengaruh

jumlah dana pihak ketiga, non performing financing, dan tingkat inflasi terhadap total

Page 70: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

55

pembiayaan BPRS Syariah di Indonesia bisa dilihat dari berbedanya alat analisis,

ruang lingkup penelitian, dan tahun penelitian.

Tabel 2.2

Penelitian Sebelumnya

No Penulis dan

Tahun

Variabel

Dependen

Variabel

Independen

Hasil

1 Moch

Soedarto

(2004)

Dependen:

1. Penyaluran

Kredit

Independen:

1. Tingkat suku

bunga

2. tingkat

kecukupan modal

3. Jumlah

simpanan

masyarakat

4. Jumlah kredit

non lancar

Dengan menggunakan analisis regresi

berganda mendapatkan hasil empiris

yang menunjukan bahwa secara parsial

maupun simultan tingkat suku bunga,

tingkat kecukupan modal BPR, jumlah

simpanan masyarakat, dan jumlah

kredit non lancar berpengaruh secara

positif terhadap penyaluran kredit

BPR.

2 Duddy

Roesmara dan

Nurul

Chotimah

(2009)

Dependen :

1. Pembiayaan

Independen :

1. Tingkat Margin

2. DPK

3. Modal per aset

4. NPF

Ordinary Least Square (OLS)

Urutan variable yang mempengaruhi

pembiayaan adalah tingkat bagi hasil,

dana pihak ketiga, modal per asset dan

pendapatan, sedangkan yang tidak

berpengaruh adalah Non Performing

Financing.

3 Mohamad

Hasanudin

dan

Prihatiningsih

(2010)

Dependend :

1. Penyaluran

Kredit BPR

Independend :

1. DPK

2. Tingkat Suku

Bunga Kredit

3. Non Performing

Loan (NPL)

4.Inflasi

Analisis Kuantitatif Regresi Linier

Berganda

(SPSS)

Terdapat pengaruh positip antara DPK

terhadap penyaluran kredit

BPR.Terdapat pengaruh yang negatif

tetapi tidak

signifikan antara variabel tingkat suku

bunga. kredit dengan penyaluran kredit

BPR. Terdapat pengaruh yang positip

tetapi tidak

signifikan antara variabel Non

Performance

Loan dengan penyaluran kredit BPR.

Terdapat pengaruh yang positip tetapi

tidak signifikan antara variabel tingkat

inflasi dengan

penyaluran kredit BPR. Terdapat

Page 71: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

56

pengaruh yang negatip dan signifikan

antara variabel tingkat risiko kredit

dengan

penyaluran kredit BPR.

4 Hariandy

Hasbi dan

Endang

Sumachdar

(2011)

Dependen :

1.Dana Pihak

Ketiga

2. Performa

keuangan

Independen :

1. CAR

2. ROA

3. NPR

4. OEOI

5. FDR

Penelitian ini menggunakan meode

deskriptif, analisis regresi berganda

dan uji t.

Dari hasil analisis menunjukan bahwa

ROA, NPF, OEOI berpengaruh

signifikan terhadap DPK. Secara

simultan ROA, NPF, CAR, OEOI,

FDR berpengaruh menigkatkan DPK.

Performa keuangan dari Bank

Pembiayaan Rakyat Syarih lebih baik

dari konvensional.

5 Wuri

Arianti&

Harjum

Muharamm

(2011)

Dependend :

Pembiayaan

Independend :

1. DPK

NPF

CAR

ROA

Penelitian ini menggunakan

metodeOrdinary Least Square (OLS)

Dengan hasil DPK berpengaruh positif

signifikan terhadap pembiayaan, CAR

tidak berpengaruh signifikan terhadap

pembiayaan, ROA tidak berpengaruh

terhadap pembiayaan, dan NPF tidak

berpengaruh terhadap pembiayaan.

Secara simultan semua variabel

dependen berpengaruh signifikan

terhadap pembiayaan bank syariah di

Indonesia.

6

Siti Syamsiah

(2012)

Dependen :

1. Keuntungan

Independen :

1.Nasabah modal

kerja

2.Pembiayaan

modal kerja

3.Nasabah

investasi

4.Pembiayaan

investasi

5.modal konsumsi

6.Pembiayaan

konsumsi

Hasil analisis regresi menunjukkan

bahwa variabel bebas yang digunakan

ternyata tidak seluruhnya berpengaruh

nyata terhadap variabel tak bebas yang

telah ditentukan, hanya ada dua

variabel yang berpengaruh. Variabel

pembiayaan modal kerja secara parsial

berpengaruh nyata terhadap

keuntungan. Pembiayaan modal kerja

dalam model mempunyai pengaruh

negatif, artinya setiap penurunan

pembiayaan modal kerja akan

meningkatkan keuntungan.

Variabel pembiayaan konsumsi secara

parsial berpengaruh nyata terhadap

keuntungan. Pembiayaan konsumsi

dalam model mempunyai pengaruh

positif, artinya setiap ada kenaikan

jumlah pembiayaan konsumsi, maka

keuntungan yang diperoleh BPRS

akan meningkat.

Page 72: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

57

7 Anastasya Sri

et al (2013)

Dependen :

1. Pembiayaan

Independen :

1. DPK

2. CAR

3. NPF

4. ROA

Penelitian ini menggunakan model

analisis regresi berganda sebagai alat

analisisnya.

Hasil dari penelitian ini

mengindikasikan bahwa DPK, CAR,

dan ROA secara pasrial tidak

mempunyai pengaruh terhadap

pembiayaan PLS. sementara NPF

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pembiayaa. Hasil yang

lainnya adalah DPK, ROA, CAR, dan

NPF secara simultan mempunyai

pengaruh terhadap pembiayaan.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang

dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari

kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah

yang ditetapkan. (Rodoni,2010:15)

Berikut penjelasan dari kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian

yang akan dilakukan :

Peranan Bank Syariah Syariah saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat

yang rindu akan keadilan. Kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya dan

kebutuhan akan modal usaha yang tinggi dalam masyarakat khususnya masyarakat

kecil dan menengah membuat alokasi yang di berikan kepada usaha kecil dan

menengah oleh perbankan syariah di Indonesia harus lebih ditingkatkan. Oleh karena

itu pula penulis menganalisis apakah variable-variabel seperti Dana Pihak Ketiga

(DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi berpengaruh atas

Page 73: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

58

tumbuh dan berkembangnya pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di

Indonesia.

Dana Pihak Ketiga (DPK), dana yang terkumpul dari nasabah akan digunakan

untuk pembiayaan. Hal ini dilakukan agar uang yang ada di bank dapat berputar dan

tidak menganggur (idle), sehingga bank akan mendapatkan keuntungan dan begitu

pula dengan nasabah. Menurut (Adnan dan Pratin,2005:37) UU Nomor 10 Tahun

1998 tentang Perbankan (Pasal 1) disebutkan bahwa, “Simpanan adalah dana yang

dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan

dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan”.

Pembiayaan yang diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia

dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 tumbuh dengan signifikan di setiap tahun

ke depan (lihat gambar1.1). dan hal tersebutlah yang dapat membangun dan

meningkatkan perekonomian sektor riil di Indonesia.

Kondisi inflasi akan mempengaruhi pembiayaan yang dilakukan oleh Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah, contohnya: peningkatan harga barang yang menjadi

objek transaksi, kemampuan nasabah dan bank di kemudian hari apabila terjadi

inflasi akan mempengaruhi pengembalian cicilan dan tingkat keuntungan bank,

sehingga bank akan lebih selektif dan sangat berhati-hati dalam memberikan

pembiayaan kepada masyarakat di saat kondisi tingkat inflasi yang tidak stabil.

Selanjutnya pada variabel Non Performing Financing (NPF), memiliki

hubungan yang negatif terhadap pembiayaan. Artinya meningkatnya Non Performing

Page 74: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

59

Financing maka akan semakin kecil permodalan yang diterima oleh bank dan

pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah akan berkurang.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa total pembiayaan

yang diberikan oleh BPR Syariah dipengaruhi oleh tiga variabel antara lain, Jumlah

Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan Tingkat Inflasi.

Setelah memperoleh data disetiap variabel peneliti mulai melakukan analisis regresi

berganda menggunaka software Eviews 6, Kemudian diukur dengan dengan Metode

analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah model koreksi kesalahan

atau Error Correction Model (ECM) yang diperkenalkan oleh Sargan dan

dipopulerkan oleh Engle dan Granger. Model ini mampu meliputi banyak variabel

dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka panjang dan juga dapat memecahkan

masalah variabel time series yang rentan dengan ketidakstasioneran yang sebelumnya

dilakukan uji stasioner Phillips-Perron (PP) test dan uji kointegrasi Phillips-Perron

(PP) test, singkatnya akan penulis gambarkan pada kerangka pemikiran. Kerangka

pemikiran dalam penelitian inijika divisualisasikan dalam bentuk skema atau model

sederhana adalah sebagai berikut :

Page 75: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

60

Gambar 2.4

Skema Kerangka Pemikiran

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, dan Tingkat Inflasi terhadap

Total Pembiayaan yang diberikan BPRS di Indonesia

Dana Pihak

Ketiga

(X1)

Non Performing

Financing (X2)

Total Pembiayaan (Y)

Uji Linieritas

Uji Stasioner

Uji asumsi klasik :

Uji Multikolinieritas,

Uji Aoutokolerasi,

Uji Heterokedastisitas

Uji ECT

Analisis Ekonomi

Kesimpulan dan Implikasi

Uji Normalitas

Uji Akar Unit

Uji Derajat

Integrasi

Uji Kointegrasi Stasioner pada

ordo sama

Stasioner

Tidak Stasioner

UJI ECM

Tingkat

Inflasi

(X3)

Page 76: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

61

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu persoalan yang masih

perlu dibuktikan kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas, dan dapat diuji.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Dana Pihak Ketiga (X1)

Ho : Diduga Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka

pendek maupun jangka panjang terhadap total Pembiayaan pada Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode Januari 2007-Oktober 2012.

Ha : Diduga Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek

maupun jangka panjang terhadap total Pembiayaan pada Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah di Indonesia periode Januari 2007-Oktober 2012.

2. Variabel Non Performing Financing (X3)

Ho : Diduga Non Performing Financing tidak berpengaruh secara signifikan dalam

jangka pendek maupun jangka panjang terhadap total Pembiayaan pada Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode Januari 2007- Oktober 2012.

Ha : Diduga Non Performing Financing berpengaruh secara signifikan dalam jangka

pendek maupun jangka panjang terhadap total Pembiayaan pada Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode Januari 2007- Oktober 2012.

3. Variabel Tingkat Inflasi (X2)

Ho : Diduga Tingkat Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek

maupun jangka panjang terhadap total Pembiayaan pada Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah di Indonesia periode Januari 2007- Oktober 2012.

Page 77: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

62

Ha : Diduga Tingkat Inflasi berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek

maupun jangka panjang terhadap total Pembiayaan pada Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah di Indonesia periode Januari 2007- Oktober 2012.

Page 78: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

63

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel dependen yaitu Total

Pembiayaan yang diberikan BPRS di Seluruh Indonesia.Dan variabel independenya

difokuskan pada Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan

Tingkat Inflasi. Penellitian ini merupakan penelitian analisis pengaruh, karena tujuan

penelitian ini adalah meneliti hubungan pengaruh antara dua variabel yaitu variabel

dependen (Total Pembiayaan BPRS dan variabel independennya Dana Pihak Ketiga,

Non Performing Financing, dan Tingkat Inflasi).

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data runtun

waktu (time series), semua data diambil dalam bentuk bulanan dalam kurun waktu

bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Oktober 2012 dan diperoleh dari Bank

Indonesia serta dari sumber lain yang terkait.

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam penyusunan

skripsi ini, karena penulis dalam menyusun skripsi ini memerlukan data-data yang

lengkap, akurat dan dapat disahkan kebenarannya. Dalam penulisan skripsi ini, data

yang diperlukan dengan menggunakan teknik penelitian sebagai berikut :

1. Data sekunder

a. Statistik Perbankan Indonesia (Bank Indonesia).

b. Buku-buku literatur.

Page 79: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

64

c. Media cetak.

d. Media elektronik dan

e. Sumber lainnya yang dapat dipercaya

2. Data penelitian ini diperoleh dengan cara :

a. Riset kepustakaan (library research)

Berupa pengumpulan data dengan membaca buku-buku dari beberapa

literatur, referensi, laporan-laporan keuangan dan bahan-bahan yang

berhubungan atau mendukung karya akhir ini.

b. Riset lapangan (field research)

Melakukan kunjungan langsung ke lokasi dimana penulis dapat

memperoleh data dengan (observasi) pengamatan, yakni berupa sumber data

sekunder dari laporan keuangan Bank Indonesia (Perbankan Syariah).

c. Riset Internet (Internet Research)

Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di

perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa, karena ilmu

selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis

melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet

sehingga data yang diperoleh merupakan datayang sesuai dengan

perkembangan zaman.

Page 80: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

65

C. Teknik Analisis Data

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif dengan

menggunakan analisis statistik melalui pendekatan regresi berganda, yaitu suatu

analisis yang mengukur pengaruh antarvariabel yang melibatkan lebih dari dua

variabel independen terhadap variabel dependen .

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan Error Correction Model (ECM)

untuk melihat hubungan jangka pendek dan menggunakan uji Kointegrasi untuk

melihat indikasi adanya hubungan jangka panjang. Analisis data akan dilakukan

dengan bantuan aplikasi komputer, program Eviews 6. Pengujian ECM baru dapat

dilakukan bila terdapat indikasi adanya hubungan jangka panjang dengan

menggunakan uji kointegrasi. Variabel-variabel dikatakan terkointegrasi bila

stasioner pada ordo yang sama. Untuk menguji kestasioneran data, maka pada

penelitian ini digunakan Phillips-Perron (PP) test. Dalam Phillips-Perron test, perlu

menentukan jumlah truncation lag untuk koreksi Newey-West, yaitu dengan

menggunakan rumus N1/3

= 321/3

= 3,17 yang kemudian dibulatkan pada nilai satuan

terdekat dibawahnya yaitu 3 (Yahya Hamja, 2008).

Nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis. Koefisien β akan

bernilai positif (+) jika menunjukkan hubungan yang searah antara variabel

independen dengan variabel dependen, Artinya kenaikan variabel independen akan

mengakibatkan kenaikan variabel dependen, begitu pula sebaliknya jika variabel

independen mengalami penurunan. Sedangkan nilai β akan negatif (-) jika

menunjukkan hubungan yang berlawanan, artinya kenaikan variabel independen akan

Page 81: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

66

mengakibatkan penurunan variabel dependen, demikian pula sebaliknya. Uji yang

pertama dilakukan adalah uji normalitas dimana untuk melihat apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya model persamaan yang diperoleh dari

pengolahan data diupayakan tidak terjadi gejala multikolinieritas, heteroskedastisitas

dan autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala-gejala tersebut akan

dilakukan uji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik. Berikut ini merupakan alat

untuk menguji suatu nilai residual, yaitu :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi

normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada

nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas

dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi

memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel

penelitian.

Sebenarnya normalitas dapat dilihat dari gambar histogram, namun seringkali

polanya tidak mengikuti kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Akan lebih

mudah bila melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitasnya. Kedua angka ini

saling mendukung.(Wing Wahyu,2011:5.39)

Langkah-langkah pengujian normalitas data sebagai berikut:

Page 82: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

67

Hipotesis: Ho: Model Normal

Ha: Model Tidak Normal

Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, Ho diterima

Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak signifikan, Ho ditolak

2. Uji Linieritas

Uji yang sangat populer untuk menguji masalah linieritas adalah uji yang

dikembangkan oleh J.B Ramsey tahun 1969 untuk lebih dikenal dengan nama

Ramsey RESET Test. Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu variabel

penjelas cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi. Akan tetapi

menurut (Insukindro,2003) uji yang dikembangkan oleh J.B Ramsey ini digunakan

untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model estimasi linier atau tidak linier.

langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis: Ho: Model Linear

Ha: Model Tidak Linear

Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, Ho diterima

Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak signifikan, Ho ditolak.

3. Uji Stasioneritas

Proses yang bersifat random atau stokastik merupakan kumpulan dari variabel

random dalam urutan waktu. Setiap data time series yang kita punyai merupakan

suatu data dari hasil proses stokastik. Suatu data hasil proses random dikatakan

stasioner jika memenuhi kriteria, yaitu: jika rata-rata dan varian konstan sepanjang

waktu dan kovarian antara dua data runtun waktuhanya tergantung dari kelambanan

Page 83: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

68

antara dua periode waktu tertentu (AgusWidarjono, 2005).

Salah satu persyaratan penting untuk mengaplikasikan model seri waktu yaitu

dipenuhinya asumsi data yang normal atau stabil (stasioner) dari variabel-variabel

pembentuk persamaan regresi. Karena penggunaan data dalam penelitian ini

dimungkinkan adanya data yang tidak stasioner, maka dalam penelitian ini perlu

digunakan beberapa uji stasioner.Dalam melakukan uji stasioneritas, penulis akan

melakukan proses analisis yang terdiri dari :

a. Uji Akar Unit

Uji Phillips-Perron memasukkan adanya autokorelasi di dalam variabel

gangguan dengan memasukkan variabel independen berupa kelambanan diferensi.

Phillips-Perron (PP) membuat uji akar unit dengan menggunakan metode statistik

nonperametrik dalam menjelaskan adanya autokorelasi antara variabel gangguan

tanpa memasukkan variabel penjelaskelambanan diferensi. (Agus Widarjono, 2007)

Statistik distributif t tidak mengikuti statistik distributif normal tetapi

mengikuti distributif statistik PP sedangkan nilai kritisnya digunakan nilai kritis.

Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan cara

membandingkan antara nilai statistik PP dengan nilai kritisnya yaitu distribusi

statistik Mackinnon. Jika nilai absolut statistik PP lebih besar darinilai kritisnya,

maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai absolut

statistik PP lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner.

Page 84: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

69

b. Uji Derajat Integrasi

Data time series pada umumnya adalah data yang tidak stasioner.Untuk

menghindari regresi lancung maka harus ditransformasikan data nonstasioner

menjadi data stasioner. Menurut (Nachrowi,2006) dalam berbagai studi

ekonometrika, data time series sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya

data tersebut, ternyata data time series menyimpan berbagai permasalahan, salah

satunya yaitu auotokorelasi. auotokorelasi ini merupakan penyebab yang

mengakibatkan data menjadi tidak stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan

maka otokorelasi akan hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi data

untuk membuat data yang tidak stasioner sama dengan transformasi data untuk

menghilangkan otokorelasi.

Dalam uji akar unit PP bila menghasilkan kesimpulan bahwa data tidak

stasioner, maka diperlukan proses deferensi data. Uji stasioner data melalui proses

diferensi ini disebut uji derajat integrasi. Seperti uji akar unit PP, keputusan sampai

pada derajat keberapa suatu data akan stasioner dapat dilihat dengan membandingkan

antara nilai statistik PP yang diperoleh dari koefisien y dengan nilai kritis distribusi

statistik Mackinnon. Jika nilai absolut dari statistik PP lebih besar dari nilai kritisnya

pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner pada derajat satu. Akan

tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji derajat integrasi perlu dilanjutkan pada

diferensi yang lebih tinggi sehingga diperoleh data yang stasioner.

Page 85: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

70

4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapa

tmultikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi klasik penting

dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang

minimum (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE), yang berarti model regresi

tidak mengandung masalah. Untuk itu diperlukannya pendeteksian lebih lanjut

diantaranya : (Nachrowi, 2006)

a. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau sering

berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilai variabel independent (Gujarati, 2006).

Untuk melacak keberadaan heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan uji

White.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika variance tidak

konstan atau berubah-ubah disebut denfan Heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas

(Nachrowi, 2006).

Uji heterokedastisitas ini dilakukan dengan mengkuadratkan residualnya

dan menjadikan residual tersebut sebagai dependent variabel. Salah satu cara

untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas dalam data adalah dengan

Page 86: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

71

menggunakan uji white. Yaitu dengan memperhatikan probabilitas dari

obs*squarenya. Jika lebih dari a = 5 % maka data tersebut tidak signifikan dan

tidak terdapat heteroskedastisitas.

b. Uji Otokorelasi

Otokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu

observasi dengan residual observasi lainya.Otokolerasi lebih mudah timbul pada

data yang bersifat runtun waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data

masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun

demikian, tetap dimungkinkan otokorelasi dijumpai pada data yang bersifat

antarobjek (cross section) (Wing Wahyu,2011:5.26).

Uji Otokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. otokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi

yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah satunya dengan

menggunakan uji Breusch Godfrey LM.Uji ini adalah adanya autokorelasi tingkat

pertama dalam variabel pengganggu. Caranya yaitu dengan melihat besarnya

probabilitas yang diukur dengan signifikan level sebesar 5 % (a = 5 %). Apabila

lebih besar dari 5 %, maka data tersebut tidak signifikan dan tidak terdapat

Page 87: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

72

autokorelasi.

c. Uji Multikolilieritas

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antarvariabel

independen. Karena melibatkan beberapa variabel independen, maka

multikolinieritas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri

atas satu variabel denpenden dan satu variabel independen). Kondisi terjadinya

multikolinieritas di tunjukan dengan berbagai informasi, salah satunya dengan

melihat R2

yang tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak signifikan

(Wing Wahyu, 2011:5.1).

R2

yang tinggi tetapi sedikit variabel yang signifikan. Meskipun

kolinieritas menyebabkan standart error dari parameter menjadi lebih besar tetapi

hal ini tidak terjadi pada model secara keseluruhan.Residual model adalah tidak

bias, dengan demikian R2 yang dimiliki adalah valid. Jadi, kita memiliki model

dengan R2 yang tinggi ( misalnya>0,7) tetapi sedikit variabel yang signifikan, kita

dapat menduga bahwa model yang dimiliki mengalami multikolinieritas (Doddy

Ariefianto, 2012:53).

5. Uji Error Correction Model (ECM)

a. Uji ECM

Model ECM pertama kali diperkenalkan oleh Sargan dan kemudian

dikembangkan oleh Hendry dan dipopulerkan oleh Engle-Granger. Model ini

memasukan penyesuaian untuk melakukan koreksi bagi ketidakseimbangan, dan

model ini mempunyai beberapa kegunaan, namun penggunaan yang utamanya

Page 88: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

73

adalah mengatasi masalah pada data time series yang tidak stasioner.

Dalam penelitian ini, Model ECM digunakan setelah melalui uji normalitas

data, linieritas, stasioneritas, derajat integrasi, kointegrasi dan uji asumsi klasik,

serta terbebas dari semua permasalah dari pengujian tersebut, sehingga model

ECM yang digunakan sudah layak untuk dipakai dan dianalisis.

Analisis yang digunakan bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. Setelah pengujian ECM dilakukan, maka model yang terbentuk

akan dilakukan uji ECT ( Error Correction Term).

Berikut ini merupakan model ECM yang digunakan pada penelitian ini :

Model Dasar : PBPRS = (DPK, NPF. INFLASI)

Model Ekonometrika : PBPRSt =β0 + β1 DPKt +β2 NPFt + β3 INFLASIt + e

Jika diuraikan dalam bentuk log(ln) akan berubah menjadi sebagai berikut :

LNPBPRSt = β0 + β1 LNDPKt + β2 NPFt + β3 INFLASI t + e

Sehingga rumus yang terbentuk dalam penelitian ini adalah :

D(LNPBPRS) t = β0 + β1 D(LNDPK) t + β2 D(NPF) t + β3 D(INFLASI) t + β4

LNDPK (t-1) + β5 NPF (t-1) + β6 INFLASI (t-1) + β7 ECT

Dimana :

D = Differenence, Xt – Xt-1

LN = Natural Log

PBPRS = Pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

DPK = Jumlah Dana Pihak Ketiga

Page 89: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

74

NPF = Non Performing Financing/ Pembiayaan Tidak Lancar

INFLASI = Tingkat Inflasi

β0 = Konstanta

β1…βt = Koefisien Regresi Variable Bebas

e = Error Term

ECT = Error Correction Term

t = Periode Waktu

t-1 = Periode Waktu Sebelumnya

Setelah model ECM teerbentuk, maka pengujian dilanjutkan ketahap

berikutnya yaitu uji ECT (Error Cerrection Term).

b. Uji Error Correction Term (ECT)

Error Correction Term (ECT) atau koreksi kesalahan merupakan bagian

dari ECM. Nilai ECT ini diperoleh dari hasil penjumlahan variabel independen

belan sebelumnya dikurangi dengan variabel dependen bulan sebelumnya, dan

nilai yang dihasilkan merupakan nilai penyesuaian dari ketidakseimbangan

variabel dependen dan independen dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Model ECT yang terbentuk pada penelitian ini adalah :

ECT = LNDPKt(-1) + NPFt(-1) + INFLASIt(-1) – LNPBPRSt(-1)

Kemudian regresi model ECM secara berurutan sesuai dengan model yang

telah ditemukan. Hasil probabilita ECT akan menentukan apakah model dapat

dianalisa baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jika variabel ECT

positif dan signifikan pada α = 5% maka spesifikasi model sudah valid dan dapat

Page 90: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

75

dijelaskan variabel dependen.

Proses pengolahan data berdasarkan metode analisis diatas, dilakukan

dengan cara komputerisasi untuk memperoleh informasi dan hasil yang tepat serta

akurat dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu menggunakan program Microsoft

Office Excel 2010 dari Microsoft dan program statistic Eviews 6 dari Quantitative

Micro Sofware.

D. Operasional Variabel Penelitian

Variabel dependen adalah adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi

oleh variabel independen.Variabel dependen dalam penelitian ini Total Pembiayaan

yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.

1. Total Pembiayaan

Total Pembiayaan adalah Jumlah total dari seluruh pembiayaan yang di

berikan oleh seluruh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Data

operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan

oleh Bank Indonesia yaitu pada Statistik Perbankan Syari`ah berdasarkan perhitungan

bulanan, yaitu dari bulan Januari tahun 2007 sampai dengan bulan Oktober tahun

2012 yang dinyatakan dalam bentuk juta rupiah.

Variabel-variabel independen (variabel bebas) yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF),

dan Tingkat Inflasi.

Page 91: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

76

Variabel independen (X) pada penelitian ini terdiri dari sebagai berikut:

1. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuan

menghimpun dana masyarakat. Dana masyarakat yang terhimpun akan diputar bank

agar dana tersebut dapat menguntungkan bagi bank dan nasabah, salah satu cara

untuk menambah dana yang sudah ada yaitu dengan menyalurkan dana tersebut

kepada pembiayaan. Total dana pihak ketiga di peroleh dari giro, tabungan, dan

deposito pada perbankan syariah maka akan diperoleh jumlah dana pihak ketiga

(DPK) yang telah berhasil dihimpun setiap bulannya.

Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yaitu dari Statistik Ekonomi dan Keuangan

Indonesia (SEKI) berdasarkan perhitungan bulanan, dari tahun 2007-2012 yang

dinyatakan dalam bentuk juta rupiah.

2. Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) atau rasio pembiayaan bermasalah

mungkin tidak cukup akrab bagi pelaku perbankan konvensional.Hal itu bisa

dimaklumi karena kalangan perbankan konvensional memiliki istilah sedikit berbeda

untuk istilah tersebut, diperbankan dengan sistem bungaNPF lebih dikenal dengan

istilah Non Performing Loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah yakni NPF Gross

dan NPF Nett. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu pada Statistik Perbankan Syari`ah

Page 92: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

77

berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari tahun 2007-2012 yang dinyatakan dalam

bentuk persen (%).

3. Tingkat Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi secara terus

menerus dalam suatu periode. Menurut (Adiwarman Karim 2008:135) Inflasi adalah

kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu

periode waktu tertentu.Berbagai pengertian inflasi dari berbagai sudut pandang telah

dikemukakan, dalam hal ini berbeda ahli ekonomi berbeda pula pengertian inflasi.

Sampai saat ini belum ada suatu batasan inflasi yang baku yang diterima oleh seluruh

ahli ekonomi. Inflasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan inflasi bulanan

(month to month, m-t-m) yaitu perbandingan antara indeks bulan yang bersangkutan

dengan indeks pada bulan sebelumnya selama periode dari bulan Januari 2007-

Oktober 2012 yang dinyatakan dalam satuan persen (%) Skala pengukuran yang

digunakan adalah IHK atau Consumer Price Index

LI = Laju Inflasi

IHK t = Indeks Harga Konsumen (tahun pertama)

IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen (tahun sebelumnya)

.Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia berdasarkan perhitungan bulanan.

IHK t – IHK t-1

LI = x 100%

IHK t-1

Page 93: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

78

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. PerkembanganTotal Pembiayaan Yang Diberikan BPRS

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak

kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan

yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Kinerja Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang terus meningkat dapat terlihat dari

besarnya Total Pembiayaan yang diberikan. Data untuk variabel total pembiayaan

BPRS dapat ditunjukan oleh grafik berikut ini :

Gambar 4.1

Perkembangan Total Pembiayaan (Juta rupiah)

Sumber : Bank Indonesia (BI)

Page 94: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

79

Berdasarkan data dan tabel di atas, total pembiayaan yang diberikan BPRS di

Indonesia pada tahun 2007 mencapai Rp. 888.074 juta. walaupun kondisi

perekonomian tengah dilanda krisis yang bermula dari subrime mortage di Amerika

Serikat menggangu stabilitas sistem keuangan global hingga ke Asia Tenggara,

namun di Indonesia pada tahun 2008 total pembiayaan yang disalurkan kepada

masyarakat oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) terus mengalami

peningkatan yang signifikan yaitu sebesar Rp. 1.268.289 juta, dan terus meningkat

pada tahun 2011 sebesar Rp.2.691.845 juta. Dan pada akhir bulan Agustus 2012

jumlah total pembiayaan yang diberikan BPRS kepada masyarakat di seluruh

Indonesia mencapai angka Rp.3.335.761 juta. Secara umum total pembiayaan yang

disalurkan oleh bank pembiayaan rakyat syariah kepada masyarakat di seluruh

Indonesia dari Januari 2007 sampai Oktober 2012 cendrung mengalami peningkatan

yang sangat signifikan.

Meningkatnya total pembiayaan yang diberikan BPR Syariah ini dikarenakan

banyaknya permintaan pembiayaan untuk modal usaha maupun pembiayaan

konsumtif. Menurut data Bank Indonesia hingga akhir bulan Oktober tahun 2012

Komposisi yang paling besar dalam total Pembiayaan yang diberikan kepada

masyarakat oleh BPR Syariah merupakan akad Murabahah, yaitu hampir 80% dari

total 100% Pembiayaan. Dari data tersebut masih terlihat bahwa pembiayaan yang

diberikan kepada masyarakat sebagian besarnya masih merupakan pembiayaan

konsumtif dan bukan pembiayaan produktif.

Page 95: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

80

2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dana Pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, baik

perseorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan

berbagai instrument produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Pada sebagian bank,

dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki, hal ini seuai

dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat. Dan peningkatan

dana pihak ketiga yang dihimpun bank dari masyarakat biasanya akan diikuti pula

peningkatan jumlah total pembiayaan yang diberikan kepada masyaarakat.

Perkembangan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank pembiayaan

rakyat syariah pada periode januari 2007 sampai dengan oktober 2012 dapat kita lihat

dan amati pada gambar grafik berikut ini :

Gambar 4.2

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (Juta rupiah)

Sumber : Bank Indonesia (BI)

Page 96: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

81

Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya

keuntungan (profit) yang akan dihasilkan sangat bergantung pada seberapa besar

kemampuan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian

menyalurkan pembiayaan atau melakukan investasi yang dapat meningkatkan value

dan asset. Berdasarkan tabel dan grafik diatas terlihat bahwa jumlah dana pihak

ketiga pada bulan Januari 2007 – Oktober 2012 mengalami peningkatan, pada

desember 2007 jumlah dana pihak ketiga adalah sebesar Rp. 707.706 juta dan pada

pertengahan tahun 2008 disaat terjadinya krisis keuangan global jumlah dana pihak

ketiga yang dihimpun oleh bank pembiayaan rakyat syariah meningkat signifikan

menjadi Rp. 865.319 juta.

Pada tahun 2009 jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun bank pembiayaan

rakyat syariah di seluruh Indonesia mencapai angka diatas 1(satu) triliun rupiah, hal

ini cukup mengembirakan, karena notabene nya bank pembiayaan rakyat syariah

merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang dibentuk untuk kalangan

masyarakat usaha mikro dan kecil, berarti secara tidak langsung mencerminkan

perekonomian masyarakat kecil menegah kebawah di Indonesia yang mengalami

peningkatan.

Bahkan pada data bulan Oktober tahun 2012 yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia, jumlah dana pihak ketiga bank pembiayaan rakyat syariah mencapai di

atas angka 2 (dua) triliun rupiah.

Sumber dana Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebesar 66.61% (persen)

berasal dari Dana Pihak Ketiga, sehingga naiknya jumlah Dana Pihak Ketiga yang

Page 97: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

82

dihimpun akan secara langsung meningkatkan total pembiayaan yang diberikan

kepada masyarakat (Statistik Perbankan Syariah,2012:69).

Peningkatan dana pihak ketiga ini merupakan dampak langsung dari

pengembangan jaringan kantor dan jangkauan layanan perbankan serta tingkat

kepercayaan masyarakat yang cukup tinggi untuk menyimpan dananya di BPRS. Hal

ini dapat dilihat dari grafik yang terus meningkat.

3. Perkembangan Non Performing Finaning (NPF)

Non Performing Financing atau yang biasa di sebut Non Performing Loan

pada perbankan konvensional yang tinggi mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi

intermediasi bank secara optimal karena menurunkan perputaran dana bank sehingga

memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan. NPF juga memaksa bank

membentuk sejumlah cadangan guna menjaga likuiditas dan solvabilitas bank untuk

melindungi deposan. Semakin besar NPF semakin besar Opportunity cost yang harus

ditanggung oleh bank. Oleh karena itu, NPF harus diupayakan serendah mungkin

(Hasanudin & Prihatiningsih, 2010,27).

Page 98: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

83

Gambar 4.3

Perkembangan Non Performing Financing (%)

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat terlihat bahwa tingkat Non

Performing Financing (NPF) cendrung mengalami peningkatan dan penurunan

(fluktuatif). Pada bulan Februari tahun 2007 tingkat NPF pada bank pembiayaan

rakyat syariah ada pada angka 9.29%, tingkat non performing financing pada bulan

ini merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Pada

Februari 2011 tingkat pembiayaan bermasalah sebesar 7,04 persen. Februari 2012

sebesar 6,61 persen hingga bulan Agustus 2012 tingkat pembiayaan bermasalah

masih diatas 5 persen yaitu sebesar 6,47 persen. Padahal pada saat yang sama, posisi

NPF Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) hanya 3,6 persen.

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Page 99: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

84

Tingkat Pembiayaan bermasalah pada bank pembiayaan rakyat dari tahun

2007 hingga tahun 2012 berada di atas batas normal NPF perbankan syariah yaitu 5

persen. Tingkat terendah pembiayaan bermasalah bank pembiayaan rakyat syariah

ada pada bulan desember 2011 yaitu sebesar 6,11%.

Bila kita cermati lebih dalam selama lima tahun terakhir, belum terlihat

perbaikan yang signifikan karena rata-rata NPF bank pembiayaan rakyat syariah

masih di atas 5%. Angka ini tentu saja telah melebihi aturan standar yang ditetapkan

Bank Indonesia.Banyak faktor yang bisa menyebabkan tingginya NPF ini, baik itu

faktor internal perbankan, faktor internal nasabah, faktor eksternal, kegagalan bisnis,

maupun ketidakmampuan manajemen. Hal ini sangat dimungkinkan karena begitu

mudahnya masyarakat memperoleh pembiayaan tanpa adanya aturan yang ketat oleh

pihak BPR Syariah.

Disetiap kegiatan lembaga keuangan pasti akan ditemukan pembiayaan yang

bermasalah. Non Performing Financing bukanlah suatu hal yang tidak boleh sama

sekali terjadi, setiap kegiatan ekonomi pasti mempunyai hambatan yang berujung

pada bermasalahnya pengembalian pinjaman, karena kondisi nasabah dilapangan

sangat bervariasi.

Berdasarkan pemaparan diatas, non performing financing bank pembiayaan

rakyat syariah di Indonesia mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dapat dilihat

pada gambar 4.3. Tingkat non performing financing berada di atas standar yang di

tetapkan Bank Indonesia sebesar 5 persen. Dengan kata lain tingkat pembiayaan

Page 100: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

85

bermasalah pada bank pembiayaan rakyat syariah masih belum bisa terkontrol

dengan baik.

4. Perkembangan Inflasi

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas

terutama mengenai dampaknya yang luas terhadap makro ekonomi agregat :

pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga, dan

bahkan distribusi pendapatan. Inflasi juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi

dana lewat lembaga keuangan formal seperti perbankan (Nurul Huda,2008:175).

Definisi inflasi banyak ragamnya seperti yang dapat kita temukan dalam

literature ekonomi. Keanekaragaman pengertian inflasi tersebut terjadi karena

luasnya pengaruh inflasi terhadap berbagai sektor perekonomian. Hubungan yang

erat dan luas antara inflasi dan berbagai sektor perekonomian terebut melahirkan

berbagai perbeaan pengertian dan presepsi kita tentang inflasi, demikian pula dalam

memformulasikan kebijakan-kebijakan untuk solusinya. Namun, pada prinsipnya

masih terdapat beberapa kesatuan panangan bahwa inflasi merupakan suatu

fenomena dan dilemma ekonomi. Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan

semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil

mata uang suatu Negara (Khalwaty,2000:5).

Page 101: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

86

Gambar 4.4

Perkembangan Inflasi (%)

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%F

eb

:20

07

Me

i:2

00

7

Au

g:2

00

7

No

v:2

00

7

Fe

b:2

00

8

Me

i:2

00

8

Au

g:2

00

8

No

v:2

00

8

Fe

b:2

00

9

Me

i:2

00

9

Au

g:2

00

9

No

v:2

00

9

Fe

b:2

01

0

Me

i:2

01

0

Au

g:2

01

0

No

v:2

01

0

Fe

b:2

01

1

Me

i:2

01

1

Au

g:2

01

1

No

v:2

01

1

Fe

b:2

01

2

Me

i:2

01

2

Au

g:2

01

2

Berdasarkan tabel dan grafik diatas, Inflasi mengalami fluktuasi setiap bulan

dan tahunya, seperti terlihat pada November 2007 laju inflasi sebesar 6.71%. Dan

pada tahun 2008 tingkat inflasi menunjukan kenaikan yang cukup signifikan

khususnya pada bulan November 2008 tingkat inflasi mencapai dua digit yaitu

sebesar 11.68%, Hal ini mungkin dikarenakan krisis ekonomi global yang terjadi

pada saat itu yang mengakibatkan tingginya tingkat inflasi di Indonesia. namun

sepanjang tahun 2009 tingkat inflasi cukup rendah rendah atau dibawah 4% dan ini

merupakan tingkat inflasi terendah sejak 20 tahun terakhir (sumber: BPS)

Tekanan inflasi pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang signifikan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada November 2010 mengalami kenaikan

menjadi 6,33% dan pada Februari 2011 mengalami kenaikan kembali sebesar 6,84%.

Adanya isu pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi dan naiknya harga-harga

Sumber : Bank Indonesia (data diolah)

Page 102: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

87

kebutuhan pokok menjadi pemicu inflasi di sepanjang 2010 hingga pertengahan

2011. Namun pada juli 2011 sampai dengan Maret 2012 inflasi mengalami

penurunan dan stabil dibawah 5%. Tekanan kenaikan inflasi muncul terutama akibat

terganggunya kelancaran pasokan bahan makanan yang banyak terpengaruh oleh

anomali cuaca.(Laporan Perekonomian Indonesia /www.bi.go.id).

Inflasi dapat menyebabkan tingginya resiko default. Resiko ini akan

meningkatkan non performing financing perbankan syariah. Sehingga ketika tingkat

inflasi dalam keadaan tinggi, maka pihak bank akan sangat berhati-hati dalam

menyalurkan pembiayaan. Selain itu inflasi juga bisa memberikan tekanan bagi bank

syariah dalam hal penghimpunan dana dari masyarakat, naik turunnya inflasi akan

mempengaruhi tingkat saving masyarakat, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi

pembiayaan bank syariah.

B. Analisis dan Pembahasan

Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret

waktu (time series) yang berbentuk bulanan mulai dari periode januari 2007 sampai

Oktober 2012. Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan mengenai Total

pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di indonesia

sebagai variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan variabel independen

(variabel bebas) terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing

(NPF) dan Tingkat Inflasi.

Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat

lunak (software) komputer Eviews 6.1 untuk mempercepat perolehan hasil yang

Page 103: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

88

dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti, dengan metode analisis secara

ekonometrik. Adapun hasil dan analisis dari uji yang sudah dilakukan, yakni :

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik

Jarque-Berra. Pedoman yang digunakan adalah apabila nilai jarque-berra lebih besar

jika dibanding nilai X2 tabel (dengan α 5%) atau probabilitas <0,05 data yang

digunakan tidak berdistribusi normal dan sebaliknya, bila probabilitas >0,05 maka

data yang digunakan adalah berdistribusi normal (Winarno, 2011:5.37)

Gambar 4.5

Uji Normalitas Jarque Berra

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04

Series: Residuals

Sample 2007M02 2012M10

Observations 69

Mean 2.32e-17

Median 0.001618

Maximum 0.041041

Minimum -0.036982

Std. Dev. 0.014981

Skewness -0.305453

Kurtosis 3.411883

Jarque-Bera 1.560707

Probability 0.458244

Gambar menunjukan bahwa setelah dilakukan uji normalitas data dengan

menggunakan fasilitas eviews maka semua variabel pada pengujian model ini

menunjukan bahwa penelitian diatas berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa

persyaratan normalitas dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilihat dari nilai J-B pada

Sumber : Eviews 6

Page 104: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

89

penelitian ini sebesar 1.560707 dengan probability 0.458244. Di mana probabilitas

harus lebih besar dari α= 0,05. Oleh karena itu, kita tidak bisa menolak hipotesis nol

dan menunjukan bahwa penelitian tersebut berdistribusi normal, sehingga dapat

dikatakan bahwa persyaratan normalitas dapat terpenuhi.

2. Uji Linieritas

Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu variabel penjelas cocok

atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi. Akan tetapi menurut Kennedy

(1996) dalam Insukindro (2003) uji yang dikembangkan oleh J.B Ramsey ini

digunakan untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model estimasi linier atau

tidak linier

Tabel 4.1

Hasil Uji Ramsey

Ramsey RESET Test:

F-statistic 1.951314 Prob. F(1,60) 0.1676

Log likelihood ratio 2.208293 Prob. Chi-Square(1) 0.1373

Dari uji linearitas (Uji Ramsey RESET Test) pada tabel di atas nilai

probabilitasnya adalah 0.1373 ternyata lebih besar dari derajat kesalahan 5% (0,05).

Artinya tidak ada permasalahan linearitas. Dengan kata lain bentuk fungsi model

estimasi dalam penelitian ini adalah linear.

3. Uji Stasioner a. Uji Akar Unit

Tahap awal dalam proses pengujian yang dilakukan adalah uji stasioneritas

terhadap seluruh variabel yang diuji. Dalam penelitian ini data yang digunakan

adalah data natural log (ln) dari variabel-variabel tersebut, dimana ln merupakan log

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Page 105: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

90

No. Variabel Tingkat Level Ho = Tidak Stasioner

Ha = Stasioner Pptest CV 5%

1 LNPBPRS -0.349632 -2.904198 Tidak Stasioner

2 LNDPK 0.325849 -2.904198 Tidak Stasioner

3 NPF -1.957628 -2.904198 Tidak Stasioner

4 INFLASI -1.715749 -2.904198 Tidak Stasioner

dengan bilangan dasar bilangan alam yang berguna untuk memecahkan persamaan

yang tidak diketahuinya merupakan pangkat dari variabel lain. Dimana log sendiri

adalah fungsi matematika yang dengan bilangan dasar 10 yang kegunaannya untuk

menyederhanakan suatu bilangan (dalam penelitian ini untuk menyederhanakan data

variabel). Pengujian akar-akar unit dikatakan stasioner apabila nilai Phillips-Perron

test (Pp test) lebih besar dari nilai Critical Value (CV) 5%, sebaliknya jika nilai

Phillips-Perron test (Pp test) lebih kecil dari nilai Critical Value(CV) 5%. maka

variabel tersebut tidak stasioner. Hasil dari pengujian akar-akar unit ini dapat dilihat

pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.2

Uji Akar Unit Phillips-Perron Test Pada Tingkat Level

Tabel di atas menunjukkan hasil uji akar-akar unit dengan menggunakan

Phillips-Perron test. Dari tabel tersebut sesuai dengan data yang diuji dapat diketahui

dari nilai Phillips-Perron test (Pptest) dan dari nilai Critical Value (CV) 5%, Semua

variable yang diuji memiliki persoalan akar unit (PPtest) >Critical Value (CV) 5%.

dengan kata lain variabel-variabel tersebut pada tingkat level mengalami persoalan

akar-akar unit, oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan uji derajat integrasi pertama.

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Page 106: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

91

No. Variabel Pertama Ho = Tidak Stasioner

Ha = Stasioner Pptest CV 5%

1 D(LNPBPRS) -7.049484 -2.904848 Stasioner

2 D(LNDPK) -12.04866 -2.904848 Stasioner

3 D(NPF) -12.15365 -2.904848 Stasioner

4 D(INFLASI) -4.645508 -2.904848 Stasioner

b. Uji Derajat Integrasi

Dalam Uji akar unit menghasilkan kesimpulan bahwa data belum stasioner

pada tingkat level.Oleh karena itu, harus dilakukan Uji Derajat Integrasi. Nilai

statistik Phillips-Perron untuk mengetahui pada derajat berapa suatu data akan

stasioner dapat dilihat pada nilai Phillips-Perron test (Pp test) yang lebih besar dari

nilai Critical Value (CV) 5%, maka variabel tersebut dikatakan stasioner pada derajat

pertama. Hasil dari pengujian derajat integrasi pertama dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut ini:

Tabel 4.3

Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada first difference

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Phillips-Perron test (Pptest) dan

dari nilai Critical Value (CV) 5% sudah stasioner pada integrasi pertama (first

different). Hal ini dapat dilihat bahwa nilai Phillips-Perron test variabel Pembiayaan

BPRS (PBPRS), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Tingkat Inflasi lebih besar bila

dibandingkan dengan nilai Critical Value (CV) 5%. Dari hasil uji stasioneritas

tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel sudah stasioner pada ordo yang

sama, yaitu pada derajat integrasi pertama, sehingga pengujian selanjutnya dapat

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Page 107: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

92

Persamaan Kointegrasi Trace

Statistic

0.05

Critical Value

Kesimpulan

LNPBPRS t = f (LNDPK t, NPF t INF t,) -8.288020 -2.905519 Residual Stasioner

dilanjutkan ke uji kointegrasi.

4. Uji Kointegrasi

Dari hasil Uji Kointegrasi di dapat bahwa semua variabel stasioner pada ordo

yang sama. Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui apakah residual

regresi terkointegrasi stasioner atau tidak.Apabila variable terkointegrasi maka

terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Sebaliknya jika tidak terdapat

kointegrasi antar variabel maka implikasi tidak adanya keterkaitan hubungan dalam

jangka panjang. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis null mengenai

tidak adanya kointegrasi ini adalah dengan menggunakan metode Phillips-Perron,

sedangkan persamaan jangka panjangnya akan diturunkan dari persamaan Error

Correction Model (ECM). Berikut ini hasil uji kointegrasi Phillips-Perron :

Tabel 4.4

Nilai Regresi Uji Kointegrasi

Dari hasil estimasi di atas dapat dilihat bahwa nilai t-statistik Phillips-Perron

sebesar -8.288020 sedangkan nilai kritis statistik Phillips-Perron pada tingkat

signifikansi 5% yaitu -2.905519 Karena nilai t-statistik lebih besar dari nilai kritis

statistik Phillips-Perron tabel, artinya residual dari persamaan telah stasioner pada

derajat integrasi nol atau I(0). Sehingga variabel-variabel tersebut dikatakan

terkointegrasi atau terdapat indikasi hubungan jangka panjang.

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Page 108: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

93

Adanya indikasi hubungan keseimbangan dalam jangka panjang belumdapat

digunakan sebagai bukti bahwa terdapat hubungan dalam jangka pendek. Sehingga

untuk menentukan variabel mana yang menyebabkan parubahan padavariabel lain,

dan untuk menyediakan shortrun dynamic adjustment guna menuju periode jangka

panjang, maka dilakukan perhitungan ECM setelah melakukan uji asumsi klasik

terlebih dahulu.

5. Hasil Uji Asumsi Klasik

Suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat

tidak bias linier terbaik suatu penaksiran atau Best Linier Unbiased Estimator

(BLUE). Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk

memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik yang

melandasinya, pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi di dalam model penelitian. Uji

asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

(korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model

regresi. Deteksi adanya multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi

parsial antar variabel independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antara

variabel independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolinieritas atau

tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Hasil

Page 109: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

94

pengujian multikolinieritas menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Uji Multikolinieritas

LNDPK NPF INFLASI

LNDPK 1.000000 -0.834124 -0.460436

NPF -0.834124 1.000000 0.240965

INFLASI -0.460436 0.240965 1.000000

Adanya kolinearitas dalam suatu model merupakan hal yang sangat serius dan

perlu segera dibenahi. Parameter yang terestimasi pada saat adanya kolinearitas

menjadi tidak reliable.Dengan demikian, pada saat kita hendak menginterprestasikan

parameter tersebut analisisnya menjadi kurang atau tidak akurat.Akan tetapi, model

yang mengandung kolinearitas masih bermanfaat, jika model yang terestimasi hanya

digunakan untuk membuat suatu ramalan (forecast) saja, asalkan R2 masih cukup

tinggi. Sebab untuk keperluan meramal, yang penting adalah menganalisis

keseluruhan model dan tidak individual parameter ( Nachrowi dan Hardius

Usman,2006).

Dari tabel hasil analisis uji multikolinearitas dengan correlation matrix diatas

terlihat bahwa koefisien korelasi ada yang diatas 0.8, sehingga dapat disimpulkan

bahwa dalam model terdapat masalah multikolinieritas. Meskipun terdapat

multikolineritas, tetapi tidak mempengaruhi model secara signifikan hasil akhir

estimasi tetap menunjukan hasil yang cukup bagus (Agus Widarjono, 2005:111).

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Page 110: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

95

Ada beberapa alternatif dalam menghadapi masalah multikolinieritas, salah

satunya dengan melakukan transformasikan salah satu atau beberapa variabel,

termasuk misalnya dengan melakukan diferensi (Winarno :2012:5.8)

Tabel 4.6

Uji Multikolinieritas Setelah Differensiasi

DLNDPK DNPF DINFLASI

DLNDPK 1.000000 -0.063764 -0.018498

DNPF -0.063764 1.000000 -0.197251

DINFLASI -0.018498 -0.197251 1.000000

Setelah data variabel independen (bebas) di transformasikan dengan cara

melakukan diferensi maka dapat dilihat koefisien korelasi setelah dilakukan uji

multikolinieritas dengan correlation matrix lebih kecil (< 0,8), sehingga dapat

disimpulkan bahwa model tidak terdapat masalah multikolinieritas.

b. Hasil Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi masalah autokorelasi digunakan uji Langrange Multiplier

(LM-test). Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah autokorelasi tidak

hanya pada derajat pertama (first order) tetapi juga digunakan pada tingkat derajat.

Jika probabilitas dari Obs*R-square < 0.05 Ho ditolak (ada autokorelasi).

Jika probabilitas dari Obs*R-square > 0.05 Ho diterima (tidak ada autokorelasi).

Uji autokerelasi juga bisa dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square.Jika

probabilitas Chi-Square lebih besar dari tingkat signifikan 5% maka tidak terdapa

autokorelasi dan sebaliknya jika probabilitas Chi-Squared lebih kecil dari 5% maka

terdapat autokorelasi.

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Page 111: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

96

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.997475 Prob. F(2,59) 0.3749

Obs*R-squared 2.256769 Prob. Chi-Square(2) 0.3236

Pada tabel hasil output diatas menunjukan bahwa nilai Obs*R Squared LM

mempunyai probabilitas sebesar 0.3236 dimana probabilitas lebih besar dari nilai α

sebesar 0.05 atau 5%. Berarti probabilitas tersebut memberikan putusan untuk tidak

dapat menolak hipotesis, yang artinya model ini terbebas dari permasalahan

autokorelasi.

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain.

Dalam penelitian ini digunakan uji white untuk mengidentifikasi masalah

heterokedastis ini, Dengan kesimpulan :

Jika probabilita dari Obs*R-square uji white < 0.05 Ho ditolak (ada

Heterokedastisitas)

Jika probabilita dari Obs*R-square uji white > 0.05 Ho diterima (tidak ada

heterokedastisitas)

Adapun hasil uji white dengan bantuan software eviews 6 terlihat pada tabel

dibawah ini menunjukan bahwa dalam model tidak mengandung heterokedastisitas.

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Page 112: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

97

Tabel 4.8

Hasil Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.911468 Prob. F(35,33) 0.0322

Obs*R-squared 46.20752 Prob. Chi-Square(35) 0.0974

Scaled explained SS 43.55124 Prob. Chi-Square(35 0.1521

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai probabilitas dari Chi-Square sebesar

0.0974 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0.05. karena nilai probabilitas Chi-Square

lebih besar dari α =5% maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

model tidak ada masalah heterokedastisitas (Agus Widarjono,2005).

6. Hasil Regresi Metode Error Correction Model (ECM)

Dengan ditemukannya fenomena hubungan jangka panjang antara variable-

variabel yang digunakan dalam pengujian kointegrasi di atas, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan pendekatan Error Correction Model (ECM). Model

koreksi kesalahan digunakan untuk melihat apakah ada atau tidaknya hubungan antar

variable dalam jangka pendek. Error Correction Model merupakan salah satu

pendekatan untuk menganalisis model time series yang digunakan untuk melihat

adanya konsistensi hubungan jangka pendek dengan hubungan jangka panjang dari

variable-variabel yang diuji. Berikut merupakan persamaan ECM yang digunakan

dalang penelitian ini :

D(LNPBPRS) t = β0 + β1 D(LNDPK) t + β2 D(NPF) t + β3 D(INFLASI) t + β4

LNDPK t-1 + β5 NPF t-1 + β6 INFLASI t-1 + β7 ECT (4.1)

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Page 113: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

98

Hasil pengolahan data yang dilakukan dengan pendekatan Error Correction

Model (ECM) menggunakan program computer Eviews 6.0 dengan model regresi

linier ditampilkan sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji Error Correction Model

Dependent Variable: D(LNPBPRS)

Method: Least Squares

Date: 01/27/13 Time: 23:31

Sample (adjusted): 2007M02 2012M10

Included observations: 69 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.764596 0.362670 2.108243 0.0391

D(LNDPK) 0.243404 0.115679 2.104125 0.0395

D(NPF) -0.154115 0.596516 -0.258359 0.7970

D(INFLASI) -0.205306 0.377398 -0.544006 0.5884

LNDPK(-1) -0.021328 0.011479 -1.857963 0.0680

NPF(-1) -1.286195 0.633232 -2.031158 0.0466

INFLASI(-1) 0.173486 0.122841 1.412287 0.1629

ECT 0.168579 0.059598 2.828581 0.0063

R-squared 0.280371 Mean dependent var 0.022957

Adjusted R-squared 0.197791 S.D. dependent var 0.017660

S.E. of regression 0.015818 Akaike info criterion -5.346730

Sum squared resid 0.015262 Schwarz criterion -5.087703

Log likelihood 192.4622 Hannan-Quinn criter. -5.243965

F-statistic 3.395129 Durbin-Watson stat 1.715516

Prob(F-statistic) 0.003982

Dengan melihat hasil regresi diatas menunjukan bahwa nilai koefisien ECT

sebesar 0.168579 yang berarti bahwa ketidaksesuaian pertumbuhan LnPBPRS aktual

dengan pertumbuhan LnPBPRS potensial akan dihilangkan atau dieliminasi dalam

satu periode penelitian sebesar 16.85%. dan dapat dilihat nilai probabilitas dari ECT

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Page 114: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

99

Coefficiient

Variabel Notasi Jangka Pendek

Jangka Panjang

Konstanta C 0.764596 0.764596

Dana Pihak Ketiga D(lnDPK) 0.243404 0.873483

Non Performing Financing D(NPF) -0.154115 -1.117616

Tingkat Inflasi D(lNFLASI) -0.205306 2.029108

adalah sebesar 0.0063, hal ini menunjukan bahwa ECT sudah signifikan dengan

menggunakan level signifikansi α=5% (0.05), oleh karena itu pengujian ECM ini

sudah dapat dikatakan valid.

Dari hasil estimasi dengan pendekatan ECM, variable jangka pendek

ditunjukan oleh D(LNDPK), D(NPF), dan D(INFLASI). Namun untuk melihat

pengaruh jangka panjangnya perlu dihitung dengan cara menjumlahkan koefisien

variable jangka panjang LNDPK(-1), NPF(-1), dan INFLASI(-1) dengan koefisien

ECT kemudian dibagi lagi oleh koefisien ECT. Rumus koefisien jangka panjang

adalah sebagai berikut :

LNDPK(-1) = C4+C7

C7

NPF(-1) = C5+C7

C7

INFLASI(-1) = C6+C7

C7

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Koefisien ECM

Sumber : Eviews 6 (data diolah)

Keterangan :

C4 = Koefisien LNDPK(-1)

C5 = Koefisien NPF(-1)

C6 = Koefisien INFLASI (-1)

C7 = Koefisien ECT

Page 115: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

100

Berdasarkan table 4.10, maka hasil regresi ECM dalam jangka pendek dan

jangka panjang didapat hasil :

D(LNPBPRS) = 0.764596 + 0.243404*D(LNDPK) - 0.154115*D(NPF) -

0.205306*D(INFLASI) +0.873483*LNDPK(-1) - 1.117616*NPF(-1) +

2.029108*INFLASI(-1) + 0.168579*ECT

Keterangan :

D(LNPBPRS) = Perubahan Total Pembiayaan dari BPRS periode t

D(LNDPK) = Perubahan Jumlah Dana Pihak Ketiga periode t

D(NPF) = Perubahan Non Performing Financing periode t

D(INFLASI) = Perubahan Tingkat Inflasi periode t

LNDPK(-1) = Jumlah Dana Pihak Ketiga periode t-1

NPF(-1) = Rasio Non Performing Financing periode t-1

INFLASI(-1) = Tingkat Inflasi periode t-1

ECT = Error Correction Term

C. Interpretasi Data

1. Konstanta

Dalam jangka pendek dan jangka panjang nilai konstanta 0.764596

menunjukan apabila nilai variable independen konstan maka besarnya total

pembiayaan BPRS sebesar 0.764596.

Page 116: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

101

2. Dana Pihak Ketiga dan Total Pembiayaan BPRS

a. Jangka Pendek

Hasil perhitungan menunjukan bahwa koefisien variabel dana pihak ketiga

dalam jangka pendek (D(LNDPK)) berpengaruh secara signifikan positif terhadap

total pembiayaan bank pembiayaan rakyat syariah. Hal ini dapat dilihat dari table

4.10 yang menunjukan bahwa tingkat probabilitas dari variabel dana pihak ketiga

sebesar 0.0395, yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05

(5%) dengan konstanta sebesar 0.243404, yang berarti bahwa jika dana pihak ketiga

naik 1% maka total pembiayaan BPRS akan mengalami kenaikan sebesar 0.243404.

b. Jangka Panjang

Hasil perhitungan menunjukan bahwa koefisien variabel dana pihak ketiga

dalam jangka panjang (LNDPK (-1)) tidak mempunyai hubungan yang signifikan hal

ini dapat dilihat dari table 4.10 yang menunjukan tingkat probailitasnya sebesar

0.0680, karena lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0.05

(5%). Dan nilai koefisien jangka panjang dari dana pihak ketiga sebesar 0.873483.

sehingga dapat disimpulkan berapapun jumlah dana pihak ketiga yang ada dalam

jangka panjang maka tidak akan mempengaruhi total pembiayaan yang diberikan

oleh BPRS di Indonesia.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan dana pihak ketiga berpengaruh

dalam jangka pendek tetapi tidak berpengaruh dalam jangka panjang terhadap total

pembiayaan yang diberikan oleh bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia.

Page 117: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

102

3. Non Performing Financing dan Total Pembiayaan BPRS

a. Jangka Pendek

Hasil perhitungan menunjukan bahwa koefisien variabel non performing

financing dalam jangka pendek (D(NPF)) tidak mempunyai hubungan yang

signifikan, hal ini dapat dilihat dari table 4.10 yang menunjukan tingkat

probailitasnya sebesar 0.7970, karena lebih besar dari tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 0.05 (5%). Dan nilai koefisien jangka pendek dari non performing

financing sebesar -0.154115. Sehingga dapat disimpulkan berapapun rasio non

performing financing yang ada dalam jangka pendek tidak akan mempengaruhi total

pembiayaan yang diberikan oleh BPRS di Indonesia.

b. Jangka Panjang

Hasil perhitungan menunjukan bahwa koefisien variabel non performing

financing dalam jangka pendek (NPF(-1)) mempunyai pengaruh hubungan yang

signifikan negatif terhadap total pembiayaan, hal ini dapat dilihat pada table 4.10

yang menunjukan nilai probabilitasnya sebesar 0.0466, yang lebih kecil dari nilai

signifikansi yang digunakan yaitu 0.05 (5%), dan nilai koefisien jangka panjang

sebesar -1.117616. sehingga dapat disimpulkan jika non performing financing naik

1% maka total pembiayaan yang diberikan BPRS di Indonesia akan mengalami

penurunan sebesar -1.117616 persen.

Page 118: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

103

4. Tingkat Inflasi dan Total Pembiayaan BPRS

a. Jangka Pendek

Hasil perhitungan menunjukan bahwa koefisien variabel tingkat inflasi dalam

jangka pendek (D(INFLASI)) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, hal ini

dapat dilihat pada table 4.10, menunjukan probabilitas sebesar 0.5884 yang lebih

besar dari tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0.05 (5%), dengan

koefisiennya sebesar -0.205306. sehingga dapat disimpulkan berapapun tingkat

inflasi yang ada tidak akan mempengaruhi total pembiayaan yang diberikan BPRS di

Indonesia kepada masyarakat.

b. Jangka Panjang

Hasil perhitungan menunjukan bahwa koefisien variabel tingkat inflasi dalam

jangka panjang (INFLASI(-1)) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, hal ini

dapat dilihat pada table 4.10, menunjukan probabilitas sebesar 0.1629yang lebih

besar dari tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0.05 (5%), dengan

koefisiennya sebesar 2.029108. sehingga dapat disimpulkan berapapun tingkat inflasi

yang ada tidak akan mempengaruhi total pembiayaan yang diberikan BPRS di

Indonesia kepada masyarakat.

D. Analisis Ekonomi

Dari hasil regresi dinamis Error Correction Model yang dapat dilihat pada

tabel 4.9, dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2

sebesar 0.197791 ini menunjukan

bahwa 19.77% variabel dependen (Total Pembiayaan) dapat dijelaskan oleh variasi

variabel-variabel independen yang diuji (Dana Pihak Ketiga, Non Performing

Page 119: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

104

Financing, dan Tingkat Inflasi), nilai adjusted R2

yang tidak terlalu tinggi dalam

penelitian ini dimungkinkan karena hanya ada satu variabel signifikan dalam jangka

panjang dan satu variabel signifikan dalam jangka pendek. sedangkan sisanya sebesar

70,33% dijelaskan oleh variasi model yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan pada pembahasan dibawah ini :

1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Total Pembiayaan Dalam Jangka

Pendek

Perbankan membutuhkan sumber dana yang dapat disalurkan untuk

melakukan pembiayaan-pembiayaan usaha dalam jangka pendek, salah satu sumber

dana yang diperoleh bank adalah dana yang bersumber dari pihak ketiga yaitu dana

dari nasabah. Apalagi bisa dikatakan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

merupakan bank yang tidak mempunyai cukup modal besar untuk memberikan

pembiayaan secara langsung kepada masyarakat mikro kecil dan menengah, jadi

sangat membutuhkan dana pihak ketiga.

Jumlah dana pihak ketiga berpengaruh positif dalam jangka pendek terhadap

total pembiayaan yang diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di

Indonesia. Setiap pertambahan dana pihak ketiga pada BPRS maka akan

meningkatkan jumlah total pembiayaan yang diberikan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mohamad Hasanudin dan

Prihatiningsih pada tahun 2010. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa

dana pihak ketiga mempunyai pengaruh positif terhadap pemberian kredit BPR. Hal

ini dikarenakan salah satu tujuan bank adalah mendapatkan profit, sehingga bank

Page 120: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

105

tidak akan menganggurkan dananya begitu saja. Bank cendrung untuk menyalurkan

dananya semaksimal mungkin untuk memperoleh keuntungan yang maksimal pula.

2. Pengaruh Non Performing Finaancing terhadap Total Pembiayaan Dalam

Jangka Panjang

Non Performing Financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah berpengaruh

signifikan negatif terhadap total Pembiayaan dalam jangka panjang. Hal ini berarti

apabila NPF rendah akan meningkatkan total Pembiayaan dan sebaliknya apabila

NPF tinggi akan mengurangi total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia.

Hal ini sesuai dengan penelitian Hasanudin pada tahun 2005, bahwa non

performing loan atau pada bank syariah di sebut non performing financing

berpengaruh negative terhadap pemberian kredit sebuah bank. Artinya jika non

performing loan/non performing financing naik tinggi maka pemberian kredit

perbankan akan rendah.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) pada

perbankan syariah yang tinggi dapat mengakibatkan tidak bekerjanya fungsi

intermediasi bank secara optimal karena mengurangi atau menurunkan perputaran

dana bank, sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan.

Apabila dana di bank berkurang maka akan pula mengurangi pembiayaan yang

diberikan oleh bank kepada masyarakat.

Page 121: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

106

3. Ketidakpengaruhan Inflasi terhadap Total Pembiayaan

Tingkat Inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap Total Pembiayaan yang

diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mohamad

Hasanudin dan Prihatiningsih pada tahun 2010. Pada penelitian tersebut disimpulkan

bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit BPR.

Inflasi merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan dan

menggrogoti stabilitas ekonomi suatu Negara. Inflasi yang melebihi angka dua digit,

tidak hanya mendongkrak kenaikan harga-harga umum dan menurunkan nilai uang,

tetapi juga meningkatkan angka pengangguran, memperlebar jurang antara kaya dan

miskin, serta dapat melunturkan kepercayaan masyarakat terhadap kewibawaan suatu

Negara.(Khalwaty,2000:13)

Karena tingkat inflasi pada periode penelitian yang penulis ambil masih

dalam tingkat inflasi yang stabil dan rata-rata dibawah dua digit, maka dalam jangka

panjang ataupun jangka pendek, inflasi tidak mempengaruhi total pembiayaan dari

bank pembiayaan rakyat syariah. Dan dapat dikatakan pula bahwa total pembiayaan

yang diberikan oleh bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) masih sangat kecil

jumlahnya dibandingkan market share perbankan di Indonesia secara nasional.

Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini tingkat inflasi tidak mempengaruhi

total pembiayaan BPRS.

Page 122: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

107

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan dari regresi model ECM (Error Correction Model)

mengenai pengaruh jumlah dana pihak ketiga, non performing financing, dan tingkat

inflasi terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di

Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dana pihak ketiga dalam jangka pendek mempunyai pengaruh yang signifikan

positif terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah

di Indonesia, yang berarti setiap peningkatan dana pihak ketiga akan

meningkatkan pula total pembiayaan. Sedangkan dalam jangka panjang dana

pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan yang

diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia. Hal ini membawa

implikasi bahwa variabel dana pihak ketiga dapat digunakan untuk melihat

pergerakan total pembiayaan yang diberikan BPRS dalam jangka pendek, namun

tidak bisa digunakan untuk melihat pergerakan total pembiayaan dalam jangka

panjang.

2. Non performing financing dalam jangka pendek tidak berpengaruh signifikan

terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di

Indonesia. Sedangkan dalam jangka panjang non performing financing

mempunyai pengaruh negative dan signifikan terhadap total pembiayaan yang

diberikan oleh bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia, dimana setiap

Page 123: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

108

peningkatan Non Performing Financing akan menurunkan total pembiayaan.Hal

ini membawa implikasi bahwa dalam jangka panjang variabel non performing

financing dapat digunakan untuk melihat pergerakan total pembiayaan Bank

pembiayaan Rakyat Syariah, namun tidak pada jangka pendek.

3. Tingkat Inflasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang tidak mempunyai

hubungan yang signifikan terhadap total pembiayaan yang diberikan bank

pembiayaan rakyat syariah di Indonesia. Maka dapat disimpulkan berapapun

tingkat inflasi di Indonesia tidak akan mempengaruhi total pembiayaan yang

diberikan BPRS di Indonesia.

B. Impikasi

Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dalam penelitian mengenai analisis

pengaruh dana pihak ketiga (DPK), non performing financing (NPF), dan tingkat

inflasi terhadap total pembiayaan yang diberikan bank pembiayaan rakyat syariah di

Indonesia, dapat ditarik sebuah implikasi teoritis darinya yaitu :

1. Bagi para praktisi, keberadaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sangat

dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kecil ekonomi

lemah, Seperti tujuan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa BPR Syariah

adalah bank yang didirikan untuk melayani Usaha menengah, kecil dan mikro.

Oleh karena itu peningkatan jumlah BPR Syariah di Indonesia serta

pembiayaannya harus di perhatikan dan diberikan dukungan penuh agar

masyarakat menengah dan kecil dapat mendapatkan pula modal usaha yang

Page 124: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

109

cukup mudah. Semoga dengan penelitian ini perbankan syariah dan para praktisi

dapat lebih memperhatikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.

Selain itu, tingkat NPF BPRS yang cukup tinggi di atas 5% perlu menjadi

perhatian agar dapat lebih meningkatkan produktifitas dan efektifitas.

2. Bagi Para nasabah, perlu memperhatikan pembiayaan bermasalah dalam jangka

panjang dan jumlah dana pihak ketiga karena mempunyai pengaruh terhadap total

pembiayaan BPRS. dan dalam jangka panjang maupun jangka pendek salah satu

variabel ekonomi makro yaitu tingkat Inflasi tidak perlu menjadi acuan

fundamental para nasabah BPRS untuk menggunakan seluruh produk pembiayaan

yang ada di bank pembiayaan rakyat syariah.

3. Bagi para peneliti berikutnya agar periode penelitian ini dapat diperpanjang serta

menggunakan variabel pengujian yang lebih banyak, sehingga dapat memberikan

hasil penelitian yang lebih akurat lagi.

Page 125: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

110

DAFTAR PUSTAKA

Rivai, Veithzal dan Arviyan, “Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi”,

Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2010.

Khalwaty, Tajul, “Inflasi Dan Solusinya”, Jakarta, Penerbit Gramedia Pustaka

Utama, 2000

Hamidi, Muhamad.L, “Jejak-Jejak Ekonomi Syariah”, Jakarta :Senayan Abadi

Publishing 2003.

Al-Mushlih, Abdullah dan Ashishawi, Shalah, “Fiqih Ekonomi Keuangan Islam”,

Penerbit Darul Haq, Jakarta, 2001.

Muhamad, “Manajemen Bank Syariah”, Edisi Revisi, AMP YKPN, Yogyakarta,

2005.

Wahyu, Winarno, “Analisis Ekonometrika dan Statistikan dengan Eviews”, Edisi 3,

Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.

Hamja, Yahya, “Modul I Ekonometrika”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Rosadi, Dedi, “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews

Aplikasi untuk budang Ekonomi, Bisnis, dan Keuangan”, Penerbit ANDI

Yogyakarta, 2012.

Widarjono, Agus, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Penerbit: Ekonesia

Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta,2009.

Huda, Nurul, “Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis”, Kencana, Jakarta,

2008.

Gujarati, Damodar. “Ekonometrika Dasar”, Penerbit: Erlangga, Jakarta, 1992.

Nachrowi, et al, “Ekonometrika Pendekatan Populer dan Praktis Untuk Analisis

Ekonomi dan Keuangan” ,Penerbit: Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta 2006.

Page 126: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

111

Mufraiani, Arief, “Modul Perbankan Syariah Landasan Teori dan Praktek”, Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta, Jakarta, 2008.

Ariefianto, Doddy, “Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan

Eviews”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2012.

Rodoni, Ahmad, “Panduan Penulisan Skripsi”,Feis UIN Press, Jakarta, 2010.

Sudrajat, Agus, “Analisis Kinerja BPRS Penyertaan Modal PT. Permodalan

Nasional Madani (Persero)”, Bogor, 2003.

Hasanudin, Mohamad dan Prihatiningsih, “ Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga,

Tingkat Suku Bunga, NPL, Dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit BPR Di

Jawa Tengah,” Jurnal TEKNIS Vol.5, Semarang, 2010

Hasbi, Hariandy dan Sumachdar, Endamg, “Financial Performance Analysis for

Islamic Rural Bank to Third Party Funds and The Comparation with

Conventional Rural Bank in Indonesia”, IACSIT Press, Kuala Lumpur, 2011

Arianti, Wuri dan Muharamm, Harjum, “analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga

(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),

dan Return Of Asset (ROA) terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah”,

2011

Duddy Roesmara dan Nurul Chotimah, “analisis variable-variabel yang

mempengaruhi Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia ditinjau dari sisi

penawaran”, jurnal Vol 2, 2008

Soedarto, Mochamad, “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi yang

mempengaruhi penyaluran kredit pada bank perkreditan rakyat (BPR)”,

Tesis Univesitas Diponegoro, Semarang, 2004

Syamsiah, Siti, “Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan Nasabah Terhadap Keuntungan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) As Salam di Indonesia”, Bogor,

2012

Sri, Anastasya, et al, “The Influence of Third-Party Funds, Car, Npf, and Roa Againts

The Financing of a General Sharia-Based Bank in Indonesia”, The IBEA,

International Confrence on Business, Economic, and Accounting, Bangkok,

2013

Page 127: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

112

Siregar, Saparuddin, “Performance Appraisal Pada BPRS”, Jurnal Manajemen

Bisnis, Universitas Sumatra Utara, 2008.

Maruddani, et al, “Model Dinamik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pasca Krisis

Moneter: Suatu Pendekatan Koreksi Kesalahan (Model Koreksi Kesalahan)”,

Jurnal Sains Volume 15, Universitas Diponegoro, 2007.

Bank Indonesia, “Statistik Perbankan Syariah” (Islamic Banking Statistik) Periode

Januari 2007 sampai Oktober 2012.

www.bi.go.id/laporan perekonomian Indonesia/

www.bi.go.id/moneter/inflasi/

www.bps.go.id

Acankende.wordpress.com/2010/11/28/bank perkreditan rakyat syariah.

Page 128: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

113

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Penelitian, Januari 2007 – Oktober 2012

Tahun PBPRS INFLASI DPK NPF

2007.01 Rp 710,865,000,000.00 6.26% Rp 549,213,000,000.00 8.67%

2007.02 Rp 727,831,000,000.00 6.30% Rp 561,622,000,000.00 9.29%

2007.03 Rp 748,045,000,000.00 6.52% Rp 567,354,000,000.00 8.75%

2007.04 Rp 768,616,000,000.00 6.29% Rp 587,321,000,000.00 9.54%

2007.05 Rp 787,674,000,000.00 6.01% Rp 601,761,000,000.00 8.86%

2007.06 Rp 812,178,000,000.00 5.77% Rp 601,079,000,000.00 9.11%

2007.07 Rp 797,320,000,000.00 6.06% Rp 628,586,000,000.00 8.73%

2007.08 Rp 822,772,000,000.00 6.51% Rp 651,391,000,000.00 8.44%

2007.09 Rp 865,250,000,000.00 6.95% Rp 663,074,000,000.00 8.42%

2007.10 Rp 866,593,000,000.00 6.88% Rp 672,712,000,000.00 8.77%

2007.11 Rp 888,074,000,000.00 6.71% Rp 702,717,000,000.00 8.38%

2007.12 Rp 876,921,000,000.00 6.59% Rp 707,706,000,000.00 7.98%

2008.01 Rp 878,802,000,000.00 7.36% Rp 730,495,000,000.00 8.09%

2008.02 Rp 919,179,000,000.00 7.40% Rp 759,736,000,000.00 8.17%

2008.03 Rp 944,412,000,000.00 8.17% Rp 772,220,000,000.00 7.90%

2008.04 Rp 993,766,000,000.00 8.96% Rp 821,918,000,000.00 7.45%

2008.05 Rp 1,013,334,000,000.00 10.38% Rp 809,005,000,000.00 7.17%

2008.06 Rp 1,112,763,000,000.00 11.03% Rp 865,319,000,000.00 7.51%

2008.07 Rp 1,156,555,000,000.00 11.90% Rp 892,203,000,000.00 7.23%

2008.08 Rp 1,193,606,000,000.00 11.85% Rp 890,571,000,000.00 6.93%

2008.09 Rp 1,247,657,000,000.00 12.14% Rp 896,909,000,000.00 6.92%

2008.10 Rp 1,262,653,000,000.00 11.77% Rp 912,293,000,000.00 8.22%

2008.11 Rp 1,268,289,000,000.00 11.68% Rp 930,765,000,000.00 8.54%

2008.12 Rp 1,256,610,000,000.00 11.06% Rp 972,809,000,000.00 8.38%

2009.01 Rp 1,259,695,000,000.00 9.17% Rp 991,074,000,000.00 8.81%

2009.02 Rp 1,276,637,000,000.00 8.60% Rp 994,532,000,000.00 8.74%

2009.03 Rp 1,332,419,000,000.00 7.92% Rp 1,034,228,000,000.00 8.41%

2009.04 Rp 1,360,913,000,000.00 7.31% Rp 1,051,002,000,000.00 8.32%

2009.05 Rp 1,381,473,000,000.00 6.04% Rp 1,068,920,000,000.00 8.22%

2009.06 Rp 1,409,900,000,000.00 3.65% Rp 1,082,786,000,000.00 7.91%

2009.07 Rp 1,451,252,000,000.00 2.71% Rp 1,124,525,000,000.00 7.72%

Page 129: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

114

2009.08 Rp 1,501,553,000,000.00 2.75% Rp 1,139,960,000,000.00 7.80%

2009.09 Rp 1,523,415,000,000.00 2.83% Rp 1,158,034,000,000.00 8.12%

2009.10 Rp 1,546,866,000,000.00 2.57% Rp 1,201,652,000,000.00 7.74%

2009.11 Rp 1,576,229,000,000.00 2.41% Rp 1,228,468,000,000.00 8.36%

2009.12 Rp 1,586,919,000,000.00 2.78% Rp 1,250,609,000,000.00 7.03%

2010.01 Rp 1,586,580,000,000.00 3.72% Rp 1,283,495,000,000.00 7.36%

2010.02 Rp 1,653,875,000,000.00 3.81% Rp 1,310,184,000,000.00 7.48%

2010.03 Rp 1,690,571,000,000.00 3.43% Rp 1,309,987,000,000.00 7.37%

2010.04 Rp 1,757,256,000,000.00 3.91% Rp 1,346,422,000,000.00 7.19%

2010.05 Rp 1,817,361,000,000.00 4.16% Rp 1,385,541,000,000.00 7.13%

2010.06 Rp 1,873,570,000,000.00 5.05% Rp 1,385,733,000,000.00 6.92%

2010.07 Rp 1,925,743,000,000.00 6.22% Rp 1,418,728,000,000.00 7.16%

2010.08 Rp 1,954,179,000,000.00 6.44% Rp 1,396,035,000,000.00 7.18%

2010.09 Rp 1,979,912,000,000.00 5.80% Rp 1,457,768,000,000.00 7.43%

2010.10 Rp 2,042,042,000,000.00 5.67% Rp 1,531,241,000,000.00 7.48%

2010.11 Rp 2,041,367,000,000.00 6.33% Rp 1,517,715,000,000.00 7.53%

2010.12 Rp 2,060,437,000,000.00 6.96% Rp 1,603,778,000,000.00 6.50%

2011.01 Rp 2,084,220,000,000.00 7.02% Rp 1,640,651,000,000.00 6.79%

2011.02 Rp 2,139,992,000,000.00 6.84% Rp 1,668,330,000,000.00 7.04%

2011.03 Rp 2,163,977,000,000.00 6.65% Rp 1,672,303,000,000.00 7.15%

2011.04 Rp 2,216,572,000,000.00 6.16% Rp 1,700,135,000,000.00 7.02%

2011.05 Rp 2,328,813,000,000.00 5.98% Rp 1,765,586,000,000.00 6.82%

2011.06 Rp 2,431,963,000,000.00 5.54% Rp 1,785,628,000,000.00 7.09%

2011.07 Rp 2,501,869,000,000.00 4.61% Rp 1,829,152,000,000.00 7.00%

2011.08 Rp 2,576,971,000,000.00 4.79% Rp 1,846,202,000,000.00 7.05%

2011.09 Rp 2,563,432,000,000.00 4.61% Rp 1,902,369,000,000.00 7.05%

2011.10 Rp 2,620,259,000,000.00 4.42% Rp 1,962,353,000,000.00 7.10%

2011.11 Rp 2,691,843,000,000.00 4.15% Rp 2,035,207,000,000.00 7.30%

2011.12 Rp 2,675,930,000,000.00 4.79% Rp 2,095,333,000,000.00 6.11%

2012.01 Rp 2,726,937,000,000.00 3.65% Rp 2,191,946,000,000.00 6.68%

2012.02 Rp 2,818,790,000,000.00 3.97% Rp 2,254,563,000,000.00 6.61%

2012.03 Rp 2,910,280,000,000.00 4.50% Rp 2,318,437,000,000.00 6.42%

2012.04 Rp 2,997,076,000,000.00 4.50% Rp 2,397,989,000,000.00 6.50%

2012.05 Rp 3,105,951,000,000.00 4.45% Rp 2,464,205,000,000.00 6.47%

2012.06 Rp 3,218,420,000,000.00 4.53% Rp 2,480,775,000,000.00 6.39%

2012.07 Rp 3,313,819,000,000.00 4.56% Rp 2,553,710,000,000.00 6.68%

2012.08 Rp 3,335,761,000,000.00 4.58% Rp 2,611,314,000,000.00 6.91%

Page 130: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

115

Lampiran 2 : Hasil Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-0.04 -0.02 -0.00 0.02 0.04 0.06

Series: Residuals

Sample 2007M02 2012M10

Observations 69

Mean 1.86e-18

Median 0.001880

Maximum 0.055107

Minimum -0.045927

Std. Dev. 0.016930

Skewness -0.068269

Kurtosis 3.898504

Jarque-Bera 2.374614

Probability 0.305042

2012.09 Rp 3,404,739,000,000.00 4.31% Rp 2,686,937,000,000.00 6.87%

2012.10 Rp 3,465,137,000,000.00 4.61% Rp 2,776,159,000,000.00 6.83%

Page 131: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

116

Lampiran 3 : Hasil Uji Linieritas

Ramsey RESET Test:

F-statistic 1.951314 Prob. F(1,60) 0.1676

Log likelihood ratio 2.208293 Prob. Chi-Square(1) 0.1373

Test Equation:

Dependent Variable: D(LNPBPRS)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 02:41

Sample: 2007M02 2012M10

Included observations: 69

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.050716 0.685689 -0.073963 0.9413

D(LNDPK) -0.062756 0.247411 -0.253650 0.8006

D(NPF) -0.014022 0.600354 -0.023356 0.9814

D(INFLASI) -0.073932 0.386117 -0.191476 0.8488

FITTED^2 22.15083 15.85720 1.396894 0.1676

R-squared 0.303038 Mean dependent var 0.022957

Adjusted R-squared 0.210109 S.D. dependent var 0.017660

S.E. of regression 0.015696 Akaike info criterion -5.349749

Sum squared resid 0.014781 Schwarz criterion -5.058343

Log likelihood 193.5663 Hannan-Quinn criter. -5.234139

F-statistic 3.260981 Durbin-Watson stat 1.647335

Prob(F-statistic) 0.003775

Page 132: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

117

Lampiran 4 : Hasil Uji Stasioneritas Variabel Total Pembiayaan (LnPBPRS)

Null Hypothesis: LNPBPRS has a unit root

Exogenous: Constant

Bandwidth: 3 (Newey-West using Bartlett kernel) Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -0.349632 0.9111

Test critical values: 1% level -3.528515

5% level -2.904198

10% level -2.589562 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000307

HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000414

Phillips-Perron Test Equation

Dependent Variable: D(LNPBPRS)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 02:58

Sample (adjusted): 2007M02 2012M10

Included observations: 69 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNPBPRS(-1) -0.001649 0.004710 -0.350189 0.7273

C 0.069267 0.132261 0.523716 0.6022 R-squared 0.001827 Mean dependent var 0.022957

Adjusted R-squared -0.013071 S.D. dependent var 0.017660

S.E. of regression 0.017775 Akaike info criterion -5.193452

Sum squared resid 0.021170 Schwarz criterion -5.128695

Log likelihood 181.1741 Hannan-Quinn criter. -5.167761

F-statistic 0.122632 Durbin-Watson stat 1.702742

Prob(F-statistic) 0.727296

Page 133: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

118

Lampiran 5 : Uji Stasioner Variabel Dana Pihak Ketiga (LnDPK)

Null Hypothesis: LNDPK has a unit root

Exogenous: Constant

Bandwidth: 2 (Newey-West using Bartlett kernel) Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic 0.325849 0.9781

Test critical values: 1% level -3.528515

5% level -2.904198

10% level -2.589562 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000273

HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000141

Phillips-Perron Test Equation

Dependent Variable: D(LNDPK)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 03:00

Sample (adjusted): 2007M02 2012M10

Included observations: 69 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNDPK(-1) 0.000722 0.004485 0.160921 0.8726

C 0.003407 0.124776 0.027302 0.9783 R-squared 0.000386 Mean dependent var 0.023483

Adjusted R-squared -0.014533 S.D. dependent var 0.016636

S.E. of regression 0.016756 Akaike info criterion -5.311525

Sum squared resid 0.018812 Schwarz criterion -5.246768

Log likelihood 185.2476 Hannan-Quinn criter. -5.285834

F-statistic 0.025896 Durbin-Watson stat 2.699426

Prob(F-statistic) 0.872640

Page 134: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

119

Lampiran 6 : Uji Stasioner Variabel NPF Null Hypothesis: NPF has a unit root

Exogenous: Constant

Bandwidth: 3 (Newey-West using Bartlett kernel) Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -1.957628 0.3046

Test critical values: 1% level -3.528515

5% level -2.904198

10% level -2.589562 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 1.54E-05

HAC corrected variance (Bartlett kernel) 1.05E-05

Phillips-Perron Test Equation

Dependent Variable: D(NPF)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 03:03

Sample (adjusted): 2007M02 2012M10

Included observations: 69 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF(-1) -0.134707 0.059581 -2.260914 0.0270

C 0.009971 0.004554 2.189772 0.0320 R-squared 0.070886 Mean dependent var -0.000267

Adjusted R-squared 0.057019 S.D. dependent var 0.004103

S.E. of regression 0.003985 Akaike info criterion -8.184244

Sum squared resid 0.001064 Schwarz criterion -8.119487

Log likelihood 284.3564 Hannan-Quinn criter. -8.158553

F-statistic 5.111733 Durbin-Watson stat 2.462925

Prob(F-statistic) 0.027017

Page 135: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

120

Lampiran 7 : Uji Stasioner Variabel Inflasi

Null Hypothesis: INFLASI has a unit root

Exogenous: Constant

Bandwidth: 5 (Newey-West using Bartlett kernel) Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -1.715749 0.4189

Test critical values: 1% level -3.528515

5% level -2.904198

10% level -2.589562 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 4.03E-05

HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000111

Phillips-Perron Test Equation

Dependent Variable: D(INFLASI)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 03:05

Sample (adjusted): 2007M02 2012M10

Included observations: 69 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI(-1) -0.030512 0.031314 -0.974374 0.3334

C 0.001642 0.002080 0.789271 0.4327 R-squared 0.013972 Mean dependent var -0.000239

Adjusted R-squared -0.000745 S.D. dependent var 0.006436

S.E. of regression 0.006439 Akaike info criterion -7.224439

Sum squared resid 0.002778 Schwarz criterion -7.159682

Log likelihood 251.2431 Hannan-Quinn criter. -7.198748

F-statistic 0.949404 Durbin-Watson stat 0.985674

Prob(F-statistic) 0.333376

Page 136: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

121

Lampiran 8 : Uji Derajat Integrasi Variabel Total Pembiayaan (PBPRS)

Null Hypothesis: D(LNPBPRS) has a unit root

Exogenous: Constant

Bandwidth: 3 (Newey-West using Bartlett kernel) Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -7.049484 0.0000

Test critical values: 1% level -3.530030

5% level -2.904848

10% level -2.589907 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000305

HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000333

Phillips-Perron Test Equation

Dependent Variable: D(LNPBPRS,2)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 03:07

Sample (adjusted): 2007M03 2012M10

Included observations: 68 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(LNPBPRS(-1)) -0.851708 0.121815 -6.991794 0.0000

C 0.019532 0.003535 5.525246 0.0000 R-squared 0.425513 Mean dependent var -8.83E-05

Adjusted R-squared 0.416809 S.D. dependent var 0.023214

S.E. of regression 0.017728 Akaike info criterion -5.198396

Sum squared resid 0.020742 Schwarz criterion -5.133117

Log likelihood 178.7455 Hannan-Quinn criter. -5.172531

F-statistic 48.88519 Durbin-Watson stat 2.023458

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 137: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

122

Lampiran 9 : Uji Derajat Integrasi Variabel DPK

Null Hypothesis: D(LNDPK) has a unit root

Exogenous: Constant

Bandwidth: 2 (Newey-West using Bartlett kernel) Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -12.04866 0.0001

Test critical values: 1% level -3.530030

5% level -2.904848

10% level -2.589907 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000243

HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000208

Phillips-Perron Test Equation

Dependent Variable: D(LNDPK,2)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 03:12

Sample (adjusted): 2007M03 2012M10

Included observations: 68 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(LNDPK(-1)) -1.352096 0.115505 -11.70600 0.0000

C 0.031721 0.003309 9.586736 0.0000 R-squared 0.674926 Mean dependent var 0.000152

Adjusted R-squared 0.670000 S.D. dependent var 0.027520

S.E. of regression 0.015809 Akaike info criterion -5.427481

Sum squared resid 0.016495 Schwarz criterion -5.362201

Log likelihood 186.5344 Hannan-Quinn criter. -5.401615

F-statistic 137.0305 Durbin-Watson stat 2.098910

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 138: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

123

Lampiran 10 : Uji Derajat Integrasi Variabel NPF

Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root

Exogenous: Constant

Bandwidth: 4 (Newey-West using Bartlett kernel) Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -12.15365 0.0001

Test critical values: 1% level -3.530030

5% level -2.904848

10% level -2.589907 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 1.43E-05

HAC corrected variance (Bartlett kernel) 1.19E-05

Phillips-Perron Test Equation

Dependent Variable: D(NPF,2)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 03:14

Sample (adjusted): 2007M03 2012M10

Included observations: 68 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(NPF(-1)) -1.332629 0.113639 -11.72688 0.0000

C -0.000450 0.000467 -0.962682 0.3392 R-squared 0.675707 Mean dependent var -9.71E-05

Adjusted R-squared 0.670793 S.D. dependent var 0.006701

S.E. of regression 0.003845 Akaike info criterion -8.255089

Sum squared resid 0.000976 Schwarz criterion -8.189809

Log likelihood 282.6730 Hannan-Quinn criter. -8.229223

F-statistic 137.5196 Durbin-Watson stat 2.001583

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 139: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

124

Lampiran 11 : Uji Derajat Integrasi Variabel Inflasi

Null Hypothesis: D(INFLASI) has a unit root

Exogenous: Constant

Bandwidth: 1 (Newey-West using Bartlett kernel) Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -4.645508 0.0003

Test critical values: 1% level -3.530030

5% level -2.904848

10% level -2.589907 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 3.11E-05

HAC corrected variance (Bartlett kernel) 3.02E-05

Phillips-Perron Test Equation

Dependent Variable: D(INFLASI,2)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 03:15

Sample (adjusted): 2007M03 2012M10

Included observations: 68 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(INFLASI(-1)) -0.500775 0.106914 -4.683904 0.0000

C -0.000105 0.000688 -0.153263 0.8787 R-squared 0.249479 Mean dependent var 3.82E-05

Adjusted R-squared 0.238108 S.D. dependent var 0.006489

S.E. of regression 0.005664 Akaike info criterion -7.480509

Sum squared resid 0.002117 Schwarz criterion -7.415229

Log likelihood 256.3373 Hannan-Quinn criter. -7.454643

F-statistic 21.93896 Durbin-Watson stat 2.050457

Prob(F-statistic) 0.000015

Page 140: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

125

Lampiran 12 : Uji Kointegrasi Philips Perron

Null Hypothesis: RESID01 has a unit root

Exogenous: Constant

Bandwidth: 0 (Newey-West using Bartlett kernel) Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -8.288020 0.0000

Test critical values: 1% level -3.531592

5% level -2.905519

10% level -2.590262 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 3.15E-05

HAC corrected variance (Bartlett kernel) 3.15E-05

Phillips-Perron Test Equation

Dependent Variable: D(RESID01)

Method: Least Squares

Date: 04/15/13 Time: 03:17

Sample (adjusted): 2007M04 2012M10

Included observations: 67 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. RESID01(-1) -1.031323 0.124435 -8.288020 0.0000

C -3.35E-05 0.000696 -0.048133 0.9618 R-squared 0.513805 Mean dependent var 3.50E-05

Adjusted R-squared 0.506325 S.D. dependent var 0.008110

S.E. of regression 0.005698 Akaike info criterion -7.467918

Sum squared resid 0.002111 Schwarz criterion -7.402106

Log likelihood 252.1752 Hannan-Quinn criter. -7.441876

F-statistic 68.69128 Durbin-Watson stat 1.978798

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 141: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

126

Lampiran 13 : Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

DLNDPK DINFLASI DNPF

DLNDPK 1.000000 -0.018498 -0.063764

DINFLASI -0.018498 1.000000 -0.197251

DNPF -0.063764 -0.197251 1.000000

2. Uji Autokolerasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.997475 Prob. F(2,59) 0.3749

Obs*R-squared 2.256769 Prob. Chi-Square(2) 0.3236

3. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.911468 Prob. F(35,33) 0.0322

Obs*R-squared 46.20752 Prob. Chi-Square(35) 0.0974

Scaled explained SS 43.55124 Prob. Chi-Square(35) 0.1521

Page 142: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23779/1/MUFQI... · iii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

127

Lampiran 14 : Hasil Estimasi Model dinamis Error Correction Model (ECM)

Dependent Variable: D(LNPBPRS)

Method: Least Squares

Date: 01/27/13 Time: 23:31

Sample (adjusted): 2007M02 2012M10

Included observations: 69 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.764596 0.362670 2.108243 0.0391

D(LNDPK) 0.243404 0.115679 2.104125 0.0395

D(NPF) -0.154115 0.596516 -0.258359 0.7970

D(INFLASI) -0.205306 0.377398 -0.544006 0.5884

LNDPK(-1) -0.021328 0.011479 -1.857963 0.0680

NPF(-1) -1.286195 0.633232 -2.031158 0.0466

INFLASI(-1) 0.173486 0.122841 1.412287 0.1629

ECT 0.168579 0.059598 2.828581 0.0063 R-squared 0.280371 Mean dependent var 0.022957

Adjusted R-squared 0.197791 S.D. dependent var 0.017660

S.E. of regression 0.015818 Akaike info criterion -5.346730

Sum squared resid 0.015262 Schwarz criterion -5.087703

Log likelihood 192.4622 Hannan-Quinn criter. -5.243965

F-statistic 3.395129 Durbin-Watson stat 1.715516

Prob(F-statistic) 0.003982