pengaruh jumlah dana pihak ketiga (dpk), inflasi, bi …

146
PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI RATE DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) TERHADAP ALOKASI PEMBIAYAAN UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH (Periode Juni 2014-Maret 2017) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Agnes Dwi Astuti 1113085000062 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

i

PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK),

INFLASI, BI RATE DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR)

TERHADAP ALOKASI PEMBIAYAAN UMKM PADA

BANK UMUM SYARIAH

(Periode Juni 2014-Maret 2017)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Agnes Dwi Astuti

1113085000062

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

i

Page 3: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

ii

Page 4: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. INFORMASI PRIBADI

Nama : Agnes Dwi Astuti

Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 16 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Alamat :Dusun Banyak RT: 002 RW: 06, Kelurahan

Kadipiro, Kecamatan Jumapolo, Kota Karanganyar,

Provinsi Jawa Tengah, 57783

Telepon : 0878 7767 7415

Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

MI Sudirman Kadipiro Jumapolo : Tahun 2000-2006

MTs Negeri Jumapolo : Tahun 2006-2009

Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta : Tahun 2009-2013

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2013-2017

C. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Pramuka Periode 2007-2009.

2. Anggota Palang Merah Remaja MA Al-Falah Periode 2011-2013.

3. Ketua Lomba Tendanisasi Palang Merah Remaja MA Al-Falah Periode

2011/2012.

4. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam KAFEIS Periode 2013-2017.

D. Keahlian

1. Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Word, Excel, dan Powerpoint).

2. Mampu bekerja secara tim maupun individu.

Page 7: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

vi

ABSTRACT

This study analyzes the influence of Third Party Funds, Inflation, BI Rate

and Financing to Deposit Ratio (FDR) of the Small and Medium Enterprise

Financing Allocation of Islamic Banking in Indonesia. The data used in this study

is secondary data taken monthly during the period June 2014-March 2017.

Sampling technique used in this research is purposive sampling. The method of

analysis used in this study is Multiple Regression Analysis.

The results in this study show that Third-Party Funds, Inflation, BI Rate and

Financing to Deposit Ratio (FDR) simultaneously have a significant influence on

Small and Medium Enterprise Financing Allocation. The results in this study

demonstrate Third Party Funds partially have a significant effect on the Small and

Medium Enterprise Financing Allocation. Inflation partially not have a significant

influence on the Small and Medium Enterprise Financing Allocation. BI Rate

partially have a significant influence on the Small and Medium Enterprise

Financing Allocation. Financing to Deposit Ratio (FDR) partially not have a

significant influence on the Small and Medium Enterprise Financing Allocation.

Keyword: Small and Medium Enterprise Financing, Third Party Funds, Inflation,

BI Rate, and Financing to Deposit Ratio (FDR).

Page 8: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

vii

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK),

Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Alokasi

Pembiayaan UMKM Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil secara bulanan selama

periode Juni 2014-Maret 2017. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan program

komputer Eviews (Software) versi 9 dan Microsoft Excel 2013.

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Jumlah Dana Pihak Ketiga

(DPK), Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR) secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM. Hasil dalam

penelitian ini menunjukkan Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial

memiliki pengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM. Inflasi secara

parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

BI Rate secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan

UMKM. Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial memiliki pengaruh

signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

Kata Kunci: Pembiayaan UMKM, Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate dan

Financing to Deposit Ratio (FDR).

Page 9: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan segala

nikmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, BI

rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM

pada Bank Umum Syariah Periode Juni 2014-Maret 2017” dengan baik. Shalawat

serta salah penulis haturkan kepada Nabi Muhammad salllallahu alaihi wassalam

yang telah membawa dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selesainya skripsi ini tentu dengan dukungan, bimbinagan dan bantuan serta

semangat dan doa dari semua orang disekeliling penulis selama proses penyelesaian

skripsi ini. Oleh karenanya izinkanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, atas segala nikmat yang Engkau berikan ya Rabb, karena tanpa

kehendak dan segala pertolongan-Nya tidak mungkin saya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua Orang tua tercinta, Bapak Suparno dan Ibu Siyem, yang selalu

memberikan doa, kasih sayang, motivasi, nasehat, semangat, dan menjadi

sosok yang kuat dalam hidupku.

3. Dr. Arief Mufraini, Lc., Si. Selaku Dekan FEB, Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si.,

CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Dr. Ade Sofyan

Mulazid, S. Ag., M.H selaku Wakil Dekan II. Bid. Administrasi Umum dan

Dr. Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan.

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA selaku Ketua Jurusan Perbankan

Syariah dan Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekertaris Jurusan

Perbankan Syariah.

5. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Pembimbing Akademik.

Page 10: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

ix

6. Ibu Umiyati, SE.I., M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan

waktu atas ilmu, diskusi, saran, arahan, nasehat yang sangat berharga selama

penyusunan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga

akhir.

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis

selama menempuh masa studi.

8. Kepada keluarga besar terimakasih atas pengertian, doa, dan semangatnya yang

diberikan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan ku Rizny, Destri, Rehan, Sofi, Nanda, Ajeng,

Nabila, Metta, Risma, Wati, Fia, Erna, Idil dan Uphi terimakasih atas kerja

sama, kebersamaan dalam suka dan duka dan dukungannya selama ini. Sukses

selalu dalam mengejar mimpi kita masing-masing.

10. Fidel Muhamad Isra pria hebat, kekasih, motivator pribadi, sang calon

pendamping wisuda yang tanpa henti selalu memberikan dukungan dan

semangat.

11. Teman-teman KKN ku Lianti, Fian, Elvin, Izza, dan Ummi, terimakasih atas

kenangan selama mangabdi di Desa Batujajar, Kabupaten Bogor.

12. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2013 yang sama-sama berjuang

dari awal hingga akhir. Apa yang terjadi selama kurang lebih 4 tahun

perkuliahan akan selalu menjadi pengalaman yang dikenang.

13. Teman-teman serta pihak-pihak lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu atas semua bantuannya selama proses pengerjaan skripsi ini berjalan

hingga akhirnya dapat terselesaikan.

Page 11: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab

itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Jakarta, 10 November 2017

Agnes Dwi Astuti

Page 12: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 12

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 13

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 15

A. Pembiayaan ............................................................................................. 15

1. Definisi Pembiayaan ........................................................................... 15

2. Pembiayaan Bank Syariah .................................................................. 18

3. Pendekatan Pembiayaan ..................................................................... 21

4. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah ................................................ 24

B. Dana Pihak Ketiga .................................................................................. 26

1. Definisi Dana Pihak Ketiga ................................................................ 26

2. Macam-macam Dana Pihak Ketiga .................................................... 27

C. Inflasi ...................................................................................................... 28

1. Pengertian Inflasi ................................................................................ 28

2. Macam-macam Inflasi ........................................................................ 28

D. BI Rate .................................................................................................... 30

1. Pengertian Suku Bunga (BI Rate) ....................................................... 30

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga ................................ 30

Page 13: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

xii

E. Financing to Deposit Ratio (FDR) ......................................................... 34

1. Definisi Financing to Deposit Ratio ................................................... 34

2. Fungsi Financing to Deposit Ratio ..................................................... 34

F. Usaha Mikro Kecil dan Menengah ......................................................... 35

1. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah ................................... 35

2. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah ........................................... 37

G. Bank Umum Syariah ............................................................................... 38

1. Pengertian Bank Umum Syariah......................................................... 38

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah .......................................................... 40

3. Produk-produk Bank Syariah.............................................................. 41

H. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 49

I. Hubungan Keterkaitan antara Variabel dan Pengembangan Hipotesis .. 54

J. Kerangka Pemikiran................................................................................ 61

BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 63

A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 63

B. Populasi dan Penentuan Sampel ............................................................. 63

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 66

D. Metode Analisis Data .............................................................................. 68

1. Uji Stasioneritas .................................................................................. 69

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 70

3. Uji Statistik ......................................................................................... 74

4. Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 76

5. Kriteria Keterpengaruhan atau Taraf Signifikan ................................ 76

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 77

1. Variabel Deppenden (Y) ..................................................................... 78

2. Variabel Independen (X) .................................................................... 79

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 83

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 83

B. Deskriptif Data ........................................................................................ 85

1. Deskripsi Variabel Pembiayaan UMKM ............................................ 85

2. Deskripsi Variabel Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) ....................... 87

Page 14: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

xiii

3. Deskripsi Variabel Inflasi ................................................................... 89

4. Deskripsi Variabel Bi Rate ................................................................. 90

5. Deskripsi Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) ...................... 92

C. Analisis dan Pembahasan ........................................................................ 93

1. Uji Stasioner ....................................................................................... 94

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 95

3. Uji Statistik ....................................................................................... 100

4. Persamaan Model Regresi ................................................................ 104

D. Interpretasi ............................................................................................ 106

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 113

A. Kesimpulan ........................................................................................... 113

B. Saran ..................................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 116

LAMPIRAN ........................................................................................................ 125

Page 15: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2011-

2013 ......................................................................................................... 3

Tabel 2.1 Sumber Dana di Bank Syariah ............................................................. 22

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 49

Tabel 2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 62

Tabel 3.1 Populasi ................................................................................................ 64

Tabel 3.2 Proses Pengambilan Sampel Penelitian ............................................... 65

Tabel 3.3 Perbedaan Eviews dengan SPSS .......................................................... 69

Tabel 3.4 Hubungan Taraf Signifikansi dan Hipotesis ........................................ 77

Tabel 3.5 Ringkasan Devinisi dan Rumus Variabel ............................................ 81

Tabel 4.1 Data Pembiayaan Modal Kerja dan Investasi UMKM Tahun Juni

2014-Maret 2017 (Dalam Miliar Rupiah) ............................................ 86

Tabel 4.2 Data Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) Tahun Juni 2014-Maret

2017 (Dalam Miliar Rupiah) ................................................................ 88

Tabel 4.3 Data Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun Juni 2014-Maret 2017

(Dalam Persen) ..................................................................................... 89

Tabel 4.4 Data Tingkat Bi Rate di Indonesia Tahun Juni 2014-Maret 2017

(Dalam Persen) ..................................................................................... 91

Tabel 4.5 Data Financing to Deposit Ratio (FDR) di Indonesia Tahun Juni

2014-Maret 2017 (Dalam Persen) ........................................................ 92

Tabel 4.6 Stasioner ADF Tingkat Level .............................................................. 94

Tabel 4.7 Stasioner ADF Tingkat 1st Difference.................................................. 95

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................... 97

Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 98

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 99

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi dengan Metode Newey-West ........................ 99

Tabel 4.12 Hasil Uji-t ......................................................................................... 101

Tabel 4.13 Hasil Uji-F........................................................................................ 103

Tabel 4.14 Hasil Koefisien Determinasi ............................................................ 104

Tabel 4.15 Hasil Estimasi Metode Ordinary Least Square (OLS) ..................... 104

Page 16: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pembiayaan Modal Kerja dan Investasi Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) dan Non UMKM tahun 2014-2017 Maret

(Dalam Miliar Rupiah) ....................................................................... 4

Gambar 1.2 Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) (Dalam Miliar Rupiah) ............... 7

Gambar 1.3 Inflasi dan BI Rate tahun 2014-2017 Maret (Dalam Persen) ............. 8

Gambar 1.4 Financing to Deposit Ratio (FDR) 2014-2017 Maret (Dalam

Persen) .............................................................................................. 10

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas......................................................................... 96

Page 17: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi, perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini sangat

baik, perkembangan tersebut tidak lepas dari peran perbankan yang sebagai

suatu badan usaha yang memberikan modal pinjaman dana dalam bentuk

simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman

tersebut. Di dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 di sebutkan bahwa bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat

(Republik Indonesia, 2008).

Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi ini membuat bank memiliki

posisi yang strategis dalam perekonomian. Aktifitas bank yaitu menghimpun

dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan akan

meningkatkan arus dana untuk investasi, modal kerja maupun konsumsi. Dengan

demikian, akan dapat meningkatkan perekonomian nasional (Kasmir, 2008).

Dalam rangka melaksanakan fungsinya bank syariah dapat menyalurkan

dananya dalam bentuk pembiayaan kepada UMKM dan non UMKM. Dalam

penelitian ini fokus pada pembiayaan kepada UMKM. Sebab Bank Indonesia

(BI) mencatat baru 22 persen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang

menikmati akses pembiayaan perbankan (www.compas.com).

Page 18: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

2

Usaha Kecil Menengah (UKM) memperlihatkan kemampuan untuk tetap

survive meskipun diterpa krisis. Kemampuan UKM untuk survive dengan

sumber daya pribadi inilah membuat banyak kalangan merasa optimis bahwa

UKM di masa sekarang dan di masa depan merupakan tonggak penyelamat

ekonomi nasional (Muhammad, 2007).

Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, pasca krisis ekonomi tahun

1997-1998 jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat terus, bahkan

mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. Pada

tahun itu, jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56.539.560 unit. Dari jumlah

tersebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 56.534.592 unit

atau 99.99%. Sisanya, sekitar 0,01% atau 4.968 unit adalah usaha besar. Hal ini

karena mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar

atau pinjaman dari luar dalam mata uang asing. Sehingga, ketika ada fluktuasi

nilai tukar, perusahaan berskala besar yang secara umum selalu berurusan

dengan mata uang asing adalah yang paling berpotensi mengalami imbas krisis.

Data tersebut membuktikan, UMKM merupakan pasar yang sangat potensial

bagi industri jasa keuangan, terutama bank untuk menyalurkan pembiayaan.

Karena sekitar 60-70% pelaku UMKM belum memiliki akses pembiayaan

perbankan (www.bi.go.id).

Pengalaman tersebut telah menyadarkan banyak pihak, untuk

memberikan porsi lebih besar terhadap bisnis skala mikro, kecil, dan menengah.

Pemerintah dan legislatif membuktikan perhatiannya terhadap UMKM dengan

meluncurkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dengan adanya peraturan

Page 19: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

3

yang menjadi payung hukum, gerak UMKM menjadi semakin leluasa. Persoalan

klasik seperti akses permodalan kepada lembaga keuangan pun mulai bisa

teratasi. Karena di dalam peraturan itu tercantum mengenai perluasan pendanaan

dan fasilitasi oleh perbankan dan lembaga jasa keuangan non-bank

(www.bi.go.id).

Bila melihat data dari BPS tahun 2007, terdapat 49,8% juta atau 99,%

unit usaha yang ada di Indonesia. Dengan jumlah yang begitu besar, UMKM

merupakan penyerap tenaga kerja terbanyak. Di mana UMKM mampu

menyerap 91,8 pekerja atau 97,3%. Kontribusi terhadap PDB sebesar Rp 2.121.3

triliun atau 53,6% (www.depkop.go.id).

Nilai investasi yang cukup signifikan sebesar Rp. 369,8 triliun atau 46,2

% dan kinerja ekspor non-migas sebesar Rp. 122,2 triliun atau 20,1 %. Hingga

saat ini, tercatat UMKM mampu menyokong 40% dari total pendapatan per

kapita penduduk Indonesia (www.kompasiana.com).

Berdasarkan data UMKM 2012-2013 perkembangan UMKM terus

mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari data statistik UMKM tentang

jumlah unit yang berkembang di Indonesia. Dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai

berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2011-2013

Satuan

2011 2012 2013

Jumlah Pangsa

(%) Jumlah

Pangsa

(%) Jumlah

Pangsa

(%)

Unit 55.206.444 99.99 56.534.592 99.99 57.895.721 99.99 Sumber: BPS 2013 data diolah.

Page 20: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

4

Dari tabel 1.1 di atas perkembangan unit UMKM berkembang sangat

baik dan hampir dalam tiap tahunnya selalu mengalami perubahan,

perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pada tahun 2015

berdasarkan data BPS UMKM berkontribusi (1) PDB 61,41%; (2) Tenaga Kerja

96,71%; Ekspor Non Migas 15,73%.

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa peranan UMKM dalam

perekonomian indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan pekerjaan

dan menghasilkan out-put. Meskipun peranan UMKM dalam perekonomian

indonesia adalah sentral, namun kebijakan pemerintah maupun pengaturan yang

mendukungnya sampai sekarang dirasa belum maksimal (Niode, 2009).

Berdasarkan data UMKM 2014-2017 (Maret) dapat dilihat dari data

statistik UMKM di lihat dari jumlah pembiayaan modal kerja dan investasi

UMKM yang berkembang di Indonesia. Dapat dilihat pada grafik 1.1 sebagai

berikut:

Gambar 1.1

Pembiayaan Modal Kerja dan Investasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) dan Non UMKM tahun 2014-2017 Maret (Dalam Miliar Rupiah)

Sumber: data SPS 2017 Perbankan Syariah (www.ojk.go.id).

59806

5029154531 54555

59847

81348

92874 91450

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

100000

2014 2015 2016 2017

UMKM Non UMKM

Page 21: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

5

Jika dilihat dari grafik 1.1 di atas maka dapat disimpulkan bahwa ternyata

Bank Umum Syariah dalam mengalokasikan dana kepada UMKM masih kecil

dibanding mengalokasikan dananya ke Non UMKM. Pada tahun 2014 alokasi

pembiayaan modal kerja dan investasi UMKM sebesar Rp 59.806 miliar

sedangkan untuk non UMKM sebesar Rp 59.847 miliar. Pada tahun 2015 dalam

mengalokasikan dana kepada UMKM mengalami penurunan menjadi Rp 50.291

miliar dan untuk non UMKM Rp 81.348 miliar. Pada tahun 2016 dalam

mengalokasikan dana kepada UMKM mengalami kenaikan Rp 54.531 miliar

dan untuk non UMKM sebesar Rp 92.874 miliar. Sedangkan pada tahun 2017

dalam mengalokasikan dana kepada UMKM mengalami kenaikan menjadi Rp

54.555 miliar dan untuk non UMKM sebesar Rp 91.450 miliar.

Masih banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh UMKM membuat

kemampuan UMKM berkiprah dalam perekonomian nasional tidak dapat

maksimal. Hal ini dapat dilihat meski banyak yang terlibat dalam pengembangan

UMKM, namun tugas pengembangan UMKM yang dilimpahkan kepada

instansi-istansi tersebut diwarnai isu negatif misalnya politisasi terhadap

UMKM, serta pemberian dana subsidi jaringan pengaman sosial (JPS) yang

tidak jelas dan tidak terarah. Demikian juga BUMN untuk menyisihkan labanya

1-5% juga tidak dikelola dan dilaksanakan dengan baik. Selain itu, kredit

perbankan juga sulit untuk diakses oleh UMKM, diantaranya adalah karena

prosedur yang rumit serta banyaknya UMKM yang belum bankable (Pramiyati,

2008).

Page 22: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

6

Menurut Kasmir (2015), kebutuhan akan dana diperlukan untuk modal

investasi atau modal kerja dan dapat dilakukan pada perusahaan yang bergerak

di bidang keuangan (lembaga keuangan). Dalam Praktiknya lembaga keuangan

dikelompokkan dalam 2 golongan besar yaitu: lembaga keuangan bank dan

lembaga keuangan lainnya.

Peran ini juga tidak lepas dari perbankan syariah pertama kali berdiri

pada tahun 1992, tercatat hingga tahun 2017 terdapat 13 (tiga belas) Bank Umum

Syariah (Bank Aceh Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah,

Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Banj BNI Syariah, Bank Syariah

Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, BCA

Syariah, Maybank Syariah Indonesia, Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah) (www.ojk.go.id).

Berdasarkan bentuk pembiayaan yang ditawarkan pada bank syariah

menurut Karim (2016), yaitu pembiayaan dengan prinsip jual-beli, prinsip sewa,

prinsip bagi hasil, dan akad pelengkap. Macam-macam bentuk pembiayaan yang

diberikan bank-bank syariah kepada UMKM menjadi sangat berarti bagi

perkembangan UMKM. Pembiayaan UMKM diharapkan menjadi solusi bagi

masalah perekonomian saat ini. Tanpa kredit atau pembiayaan UMKM akan

kehilangan potensi untuk tumbuh dan berkembang dikarenakan dukungan utama

berdirinya UMKM adalah pembiayaan UMKM, jadi keduanya tidak terlepas.

Pembiayaan yang diberlakukan untuk UMKM pada bank syariah juga

tidak lepas dari penghimpunan dana yang dilakukan bank syariah dari pihak

ketiga. Menurut Sudarsono (2007) perkembangan jumlah dana pihak ketiga

Page 23: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

7

berasal melalui sumber dana Wadi’ah, Mudharabah, Mudharabah Mutlaqah,

Mudharabah Muqayyadah. Berdasarkan data OJK tahun 2014-2017 (per Maret)

penghimpunan dana dari pihak ketiga dari tahun ketahun mengalami

perkembangan, hal ini dapat dilihat pada gambar 1.1 yaitu sebagai berikut:

Gambar 1.2

Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) (Dalam Miliar Rupiah)

Sumber: data statistik 2017 perbankan syariah (www.ojk.go.id).

Jika dilihat dari gambar 1.1 di atas pada tahun 2014-2015 dana pihak

ketiga (DPK) mengalami kenaikan sebesar Rp 13.317 miliar dari Rp 217.858

miliar menjadi Rp 231.175 miliar. Pada tahun 2015-2016 dana pihak ketiga

(DPK) mengalami kenaikan sebesar Rp 46.538 miliar dari Rp 231.175 miliar

menjadi Rp 277.713 miliar. Pada tahun 2016-2017 (Maret) dana pihak ketiga

(DPK) mengalami peningkatan sebesar Rp 8.464 miliar dari Rp 277.713 miliar

menjadi Rp 286.177 miliar (www.ojk.go.id).

Pertumbuhan bank sangat dipengaruhi oleh kemampuan suatu bank

untuk menghimpun dana masyarakat. Baik berskala kecil maupun sebaliknya

dengan masa pengendapan yang memadai. Secara operasional perbankan, dana

pihak ketiga (DPK) merupakan sumber likuiditas untuk penyaluran pembiayaan

pada Bank Umum Syariah. Semakin besar sumber dana (simpanan) yang ada

maka bank akan dapat menyalurkan pembiayaan semakin besar pula, sehingga

dana pihak ketiga yang dimiliki bank akan meningkat (Yanis & Priyadi, 2015).

217.8582014 231.1752015 277.7132016 286.1772017

Page 24: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

8

Berdasarkan data Inflasi dan BI Rate 2014-2017 (Per Maret) dapat dilihat

dari data statistik UMKM tentang jumlah pembiayaan yang berkembang di

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari grafik 1.2 yaitu sebagai berikut:

Gambar 1.3

Inflasi dan BI Rate tahun 2014-2017 Maret (Dalam Persen)

Sumber: data statistik 2017 Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik

Jika dilihat dari grafik 1.2 pada tahun 2014-2015 inflasi mengalami

penurunan sebesar 5,01% dari 8,36% menjadi 3,35%. Pada tahun 2015-2016

inflasi mengalami penurunan sebesar 0,33% dari 3.35% menjadi 3,02%. Pada

tahun 2016-2017 (Maret) inflasi mengalami peningkatan sebesar 0,59% dari

3,02% menjadi 3,61% (www.ojk.go.id).

Kondisi perekonomian selalu menarik perhatian perbankan syariah

dalam menyalurkan pembiayaan adalah inflasi. Karena ketika terjadi inflasi yang

tinggi maka nilai riil uang akan turun keadaan tersebut mengakibatkan

masyarakat lebih suka menggunakan uangnya untuk spekulasi antara lain

dengan membeli harta tetap seperti tanah dan bangunan. Hal ini akan merugikan

1

8,36

3,353,02

3,61

7,757,5

4,75 4,75

2014 2015 2016 2017

Inflasi BI Rate

Page 25: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

9

perbankan syariah karna nasabah berpotensi melakukan penarikan uang dari

perbankan (Jayanti & Anwar, 2016).

Pada tahun 2014-2015 BI Rate mengalami penurunan sebesar 0.25% dari

7,75% menjadi 7,50%. Pada tahun 2015-2016 Bi Rate mengalami penurunan

sebesar 2,75% dari 7,50% menjadi 4,75%. Pada tahun 2016-2017 Bi Rate

konstan yaitu sebesar 4,75%. (www.ojk.go.id)

Dalam teori bejana dijelaskan bahwa kebijakan konvensional akan

mempengaruhi perbanakan syariah. Keberadaan bank syariah dan bank

konvensional seperti dua bejana. Pada saat salah satunya kondisi penuh maka

akan memenuhi bejana lainnya (Karim, 2008).

Judisenno (2007) berpendapat bahwa bunga selalu digunakan dalam

berbagai kebijakan moneter yang diambil oleh otoritas moneter. Bunga sebagai

instrumen artinya adalah tingkat bunga yang berlaku dalam suatu negara dapat

berfluktuasi dari tingkat yang satu ketingkat yang lainnya. Memahami suku

bunga merupakan keharusan bagi setiap pelaku bisnis baik sebagai pelaku yang

kelebihan dana (investor) maupun sebagai pelaku yang kekurangan dana

(debitor). Bagi investor akan sangat membantu memilih alternatif-alternatif

investasi yang lebih menguntungkan dan bagi debitur akan berguna dalam

mengambil keputusan pembiayaan guna mendanai investasi yang akan

dilakukan agar menghasilkan biaya modal yang murah.

Berdasarkan data Financing to Deposit Ratio (FDR) 2014-2017 (Per

Maret) dapat dilihat dari data statistik BUS yang berkembang di Indonesia.

Dapat dilihat dari grafik 1.3 yaitu sebagai berikut:

Page 26: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

10

Gambar 1.4

Financing to Deposit Ratio (FDR) 2014-2017 Maret (Dalam Persen)

Sumber: data SPS 2017 Perbankan Syariah (www.ojk.go.id).

Diliat dari grafik 1.3 di atas pada tahun 2014-2015 Financing to Deposit

Ratio (FDR) mengalami peningkatan sebesar 1,37% dari 86,66% menjadi

88,03%. Pada tahun 2015-2016 Financing to Deposit Ratio (FDR) mengalami

penurunan sebesar 2,04% dari 88,03% menjadi 85,99%. Pada tahun 2016-2017

(Maret) Financing to Deposit Ratio (FDR) mengalami penurunan sebesar 2,46%

dari 85,99% menjadi 83,53% (www.ojk.go.id).

Dalam memaksimalkan jumlah Financing to Deposit Ratio (FDR) bank

syariah, ada beberapa unsur yang terkait dengan peningkatan Financing to

Deposit Ratio (FDR) itu sendiri, yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK). Dana Pihak

Ketiga (DPK) adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank

dalam bentuk giro, deposito dan tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan

itu. Dengan dana yang berhasil dihimpun oleh bank, maka bank tersebut dapat

menyalurkan pembiayaan lebih banyak. Dana-dana yang dihimpun dari

masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan

81,00

82,00

83,00

84,00

85,00

86,00

87,00

88,00

89,00

2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7

Page 27: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

11

oleh bank (bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank)

(Suhartatik & Kusumaningtias, 2013).

Penelitian tentang pengaruh dana pihak ketiga, inflasi, BI rate, dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) telah dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya. Menurut Purwidianti & Hidayah (2014) dan juga Chorida (2010)

bahwa Dana Pihak Ketiga mempunyai pengaruh signifikan terhadap pembiayaan

perbankan syariah untuk UMKM.

Hasil penelitian tentang inflasi oleh Nurhidayah & Isvandiari (2016)

inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap alokasi pembiayaan UKM.

Sedangkan menurut Jayanti & Anwar (2016) adanya pengaruh signifikan antara

inflasi terhadap pembiayaan UMKM.

Hasil penelitian tentang BI Rate menurut Jayanti & Anwar (2016) bahwa

BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan UMKM. Sedangkan

menurut Ilegbinosa & Jumbo, (2015) BI Rate mempunyai pengaruh terhadap

pembiayaan UMKM.

Hasil penelitian tentang Financing to Deposit Ratio (FDR) menurut

Nurhidayah & Isvandiari (2016) bahwa FDR berpengaruh terhadap alokasi

pembiayaan UMKM. Sedangkan menurut hasil penelitian Rimadhani & Erza

(2011) tidak berpengaruh signifikan.

Berdasarkan fenomena di atas dan penelitian terdahulu, peneliti

termotivasi untuk melakukan penelitian tentang pengaruh jumlah dana pihak

ketiga (DPK), inflasi, bi rate dan financing to deposit ratio (FDR) terhadap

alokasi pembiayaan UMKM. Alasannya karena adanya research gap dari

Page 28: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

12

penelitian sebelumnya, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan, kedua

menjelaskan kembali fenomena yang benar-benar terjadi terhadap alokasi

pembiayaan UMKM, dan ketiga yaitu bank syariah memiliki prioritas utama

dalam mengalokasikan dananya pada penyaluran pembiayaan. Hal tersebut

dikarenakan sumber utama keuntungan sektor perbankan didapat melalui

pemberian pembiayaan kepada masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut, maka topik ini menjadi menarik untuk

dibahas. Dengan demikian maka penulis akan membahasnya lebih lanjut dalam

bentuk skripsi dengan judul: “PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK

KETIGA (DPK), INFLASI, BI RATE DAN FINANCING TO DEPOSIT

RATIO (FDR) TERHADAP ALOKASI PEMBIAYAAN UMKM PADA

BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE JUNI 2014-MARET

2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar

belakang maka rumusan masalah adalah:

1. Apakah jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh secara parsial terhadap

alokasi pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah di Indonesia?

2. Apakah jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh secara simultan

terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syaria di

Indonesia?

Page 29: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

13

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian skripsi ini antara lain yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara jumlah Dana Pihak

Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR)

terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada bank umum syariah di

Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara jumlah Dana Pihak

Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR)

terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada bank umum syariah di

Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Akademisi

Akademisi di harapkan dapat mengetahui wawasan di

bidang perbankan syariah mengenai pengaruh Jumlah Dana Pihak

Ketiga (DPK), Inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR) secara

parsial terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada bank umum

syariah di Indonesia.

b. Peneliti

Peneliti diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan di bidang ekonomi dan lembaga keuangan syariah

Page 30: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

14

khususnya perbankan syariah, serta sebagai ajang ilmiah

menerapkan berbagai teori di bangku kuliah.

2. Praktisi

a. Perbankan

Manfaat bagi bank umum syariah adalah untuk sumber

referensi dan informasi bagaimana membuat kebijakan yang

berkaitan dengan alokasi UMKM serta strategi peningkatan

UMKM.

b. Nasabah dan Investor

Manfaat bagi nasabah dan investor dapat menambah

informasi dan wawasan bagi nasabah untuk memilih bank syariah

yang sehat sehingga dapat mempercayakan dana yang ada untuk

dikelola oleh bank syariah.

Page 31: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

15

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pembiayaan

1. Definisi Pembiayaan

Pengertian pembiayaan menurut Undang-undang Perbankan Nomor

10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2015).

1) Prinsip Pembiayaan (Muhammad, 2005).

a. Prinsip Keadilan

Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi

hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama

antara bank dengan nasabah.

b. Prinsip Kesederajatan

Bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana,

nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama

dan sederajat. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko, dan

keuntungan yang berimbang antara nasabah penyimpan dana,

nasabah pengguna dana, maupun bank.

Page 32: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

16

c. Prinsip Ketentraman

Produk-produk bank syariah telah sesuai dengan prinsip dan

kaidah muamalah Islam, antara lain tidak adanya unsur riba serta

penerapan zakat harta. Dengan demikian, nasabah akan merasakan

ketentraman lahir maupun batin (Muhammad, 2005).

2) Tujuan Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan

pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro pembiayaan bertujuan

untuk (Muhammad, 2005) :

a. Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak

dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka

dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat

meningkatkan taraf ekonominya.

b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk

pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana

tambahan ini dapat diperoleh dengan melakukan aktivitas

pembiayaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada

pihak minus dana, sehingga dana dapat tergulirkan.

c. Meningkatkan produktivitas, artinya: adanya pembiayaan

memberikan peluang bagi masyarakat usaha dengan mampu

meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi tidak

akan dapat jalan tanpa adanya dana.

Page 33: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

17

d. Membuka lapangan kerja baru, artinya: dengan dibukanya

sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan,

maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini

berarti membuka atau menambah lapangan kerja baru.

e. Terjadi distribusi pendapatan, artinya: masyarakat usaha

produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka

memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan

merupakan bagian dari pendapatan masyarakat. Jika ini terjadi

maka akan terdistribusi pendapatan.

Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka

untuk (Muhammad, 2005):

a. Upaya memaksimalkan laba, artinya: setiap usaha yang dibuka

memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap

usaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal, untuk

dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu

dukungan dana yang cukup.

b. Upaya meminimalkan risiko, artinya: usaha yang dilakukan agar

mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus

mampu meminimalkan laba risiko yang mungkin timbul. Risiko

kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan

pembiayaan.

c. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumberdaya ekonomi

dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara

Page 34: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

18

sumberdaya alam dengan sumber daya manusia serta

sumberdaya modal. Jika sumberdaya alam dan sumberdaya

manusianya ada, dan sumberdaya modal tidak ada. Maka

dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian,

pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna

sumber-sumber daya ekonomi.

d. Penyaluran kelebihan dana, artinya: dalam kehidupan

masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara

ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah

dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan

dalam penyeimbangan dana dari pihak yang kelebihan dana dari

pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan

(minus) dana.

2. Pembiayaan Bank Syariah

Dalam menyalurkan dana nasabah, produk-produk pembiayaan bank

sayriah dapat menggunakan 4 (empat) pola yang berbeda yaitu pola bagi hasil

(syirkah), pola jual beli (ba’i), pola sewa (ijarah), dan pola pinjaman (Qard)

(Ascarya, 2008).

1) Pembiayaan dengan pola jual beli (ba’i). Untuk jenis pembiayaan

dengan pola ini meliputi (Karim, 2016):

a. Pembiayaan ba’i al-Murabahah

Pembiayaan murabahah adalah perjanjian pembiayaan suatu

barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan

Page 35: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

19

pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan

yang disepakati. Banka sebagai penjual dan nasabah sebagai

pembeli (Soemitra, 2009).

b. Pembiayaan Ba’i as-Salam

Pembiayaan salam adalah transaksi jual beli di mana barang

yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan

secara tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai. Bank

brtindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual.

Sekilas transaksi ini miri jual beli ijon, namun dalam transaksi ini

kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus

ditentukan secara pasti (Karim, 2007).

c. Pembiayaan Istishna

Pembiayaan Istishna adalah jual beli yang pembayarannya

dilakukan secara angsuran (cicilan) dan barang diserahkan pada

akhir periode yang diperjanjikan (IBI, 2014).

2) Pembiayaan dengan pola sewa (Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik)

Ijarah berarti menyewakan sesuatu, sewa menyewa untuk

mendapatkan manfaat barang atau upah-mengupah tenaga kerja tanpa

ada perubahan kepemilikan terhadap objek yang diperjanjikan (IBI,

2014).

Ijarah muntahiya bittamlik adalah akad sewa menyewa barang

antara bank (muajir) dengan penyewa (mustajir) yang diikuti janji,

Page 36: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

20

bahwa pada saat yang ditentukan kepemilikan barang sewaan akan

berpindah kepada mustajir (Wirdyaningsih, et al., 2007).

3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (Syirkah).

Untuk pembiayaan dengan pola ini meliputi Musyarakah dan

Mudharabah (Soemitra, 2009) :

a. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan sebagian

kebutuhan modal pada suatu usaha untuk jangka waktu terbatas

sesuai kesepakatan. Hasil usaha bersih dibagi antara bank sebagai

penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola usaha

(mudhorib) sesuai kesepakatan. Umumnya, porsi bagi hasil

ditetapkan sesuai dengan persentase kontribusi masing-masing.

Pada akhir jangka waktu pembiayaan, dana pembiayaan

dikembalikan kepada bank. Pada pembiayaan musyarakah

dikembalikan kepada bank boleh ikut serta dalam manajemen

proyek yang dibiayai. (Perwataatmadja & Tanjung, 2007).

b. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha

antara pihak pertama yang menyediakan seluruh modal (bank) dan

pihak kedua (nasabah) yang bertindak sebagai pengelola dana

dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang

dituangkan dalam akad, kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank

Page 37: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

21

kecuali jika nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau

menyalahi perjanjian (Soemitra, 2009).

4) Pembiayaan dengan pola pinjaman (Qard)

a. Pembiayaan Qardh

Adalah akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan

bahwa nasabah wajib mengembalikan pokok pinjaman yang

diterimanya pada waktu yang telah disepakati baik secara sekaligus

maupun cicilan (Soemitra, 2009).

3. Pendekatan Pembiayaan

Pada buku karya Muhammad (2007) perjanjian pembiayaan di bank

syariah pada dasarnya melibatkan empat hal, yaitu: (1) Bank sebagai pemberi

pembiayaan, (2) Nasabah sebagai pihak penerima pembiayaan, (3) Obyek

yang dituju untuk dibiayai, dan (4) Jaminan yang diberikan oleh nasabah

kepada bank. Perjanjian ini dipengaruhi oleh pendekatan yang akan ditempuh

oleh bank syariah yang bersangkutan.

Pendekatan ini tampaknya dapat dijadikan rujukan untuk menyusun

perencanaan pemberian pembiayaan di bank syariah. Pendekatan yang

dimaksud adalah (Muhammad, 2005):

a. Pendekatan perencanaan pembiayaan berdasarkan sumber dana oleh

bank secara rasional.

Sebagai kegiatan pokok suatu bank yaitu di satu pihak

mengumpulkan dan kemudian menyalurkan dana tersebut dalam

bentuk pembiayaan. Oleh karena itu kemampuan bank dalam

Page 38: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

22

menyalurkan pembiayaan ke masyarakat akan sangat tergantung dari

sumber-sumber dana yang dapat dikuasainya. Sumber-sumber dana

tersebut masing-masing memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Di

samping kemampuan untuk mendapatkan dana dari masing-masing

sumber yang akan terbatas pula.

Dari dana yang dapat dikumpulkan oleh suatu bank dari

berbagai sumber, ternyata tidak seluruhnya dapat dipasarkan dalam

bentuk pembiayaan, karena untuk menjaga likuiditas bank yang

bersangkutan perlu reserve (cadangan) baik berupa uang tunai, surat

surat berharga yang mudah dilikuidasi, atau cadangan pada rekening

bank sentral.

Dengan demikian masalah perencanaan pembiayaan melalui

pendekatan sumber antara lain (Muhammad, 2005):

1. Berapa volume dana yang dapat dikumpulkan.

2. Berapa volume dana yang dapat disalurkan.

3. Dari mana sumber dana dana tersebut.

Secara skematis sumber dana bank syari’ah dapat dilihat dari

tabel 2.1:

Tabel 2.1

Sumber Dana di Bank Syariah

Ekstern Intern

Pemilik Utang Cadangan Insentif

Donasi pemilik

Saham biasa

Saham Preferen

Dan lain-lain

Giro

Deposito

Travellers

Check

Cadangan

Umum

Cadangan

Khusus

Penjualan fixed

asset yang tak

terpakai

Page 39: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

23

Pemilik Utang Cadangan Insentif

Tabungan

Giro Bank Lain

Setoran

Jaminan

Kreditur Umum

Dan lain-lain

Cadangan

Debitur

Laba Ditahan

Dan lain-lain

Likuidasi

barang jaminan

Penagihan

debitur

Dan lain-lain

Sumber : Muhammad, 2005

b. Pendekatan perencanaan pembiayaan berdasarkan kemampuan pasar

untuk menyerap penawaran dana dalam bentuk pembiayaan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan

pembiayaan berdasarkan pendekatan pasar adalah (Muhammad,

2005):

1. Corak pemasarannya (market profile), baik ditinjau dari

“Economic Environment” yang dapat diketahui dari berbagai

indikator ekonomi, juga ditinjau dari “Cultural Environment”

maupun “Regulatory Environment”.

2. Corak persaingan (competition profile), berapa banyak volume

pembiayaan yang telah dipasarkan ke masyarakat dan berapa

besar masing-masing bank pesaing merebut “market share”.

Financial product apa saja yang dijual dan bagaimana pricing-

nya, dll.

3. Corak nasabah (customer profile), apakah perusahaan milik

pemerintah, atau swasta, atau dari kelompok pengusaha

ekonomi lemah. Pemahamanatas corak nasabah ini akan sangat

Page 40: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

24

bermanfaat dalam menerapkan sasaran pemasaran yang akan

dilakukan.

4. Corak produk (product profile) yang telah dan akan dipasarkan.

Berapa persen jenis pembiayaan itu dapat disediakan dibanding

dengan seluruh jenis pembiayaan perbankan, dan seberapa besar

daya serap pasar (yang dibutuhkan nasabah).

4. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah

a. Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Secara umum, yang dimaksud dengan pembiayaan modal kerja

syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada

perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Jangka waktu pembiayaan modal

kerja maksimum 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan

kebutuhan. Perpanjangan fasilitas PMK dilakukan atas dasar hasil analisis

terhadap debitur dan fasilitas pembiayaan secara keseluruhan (Karim,

2007).

Kebutuhan pembiayaan modal kerja syariah dapat dipenuhi dengan

berbagai cara, antara lain (Ascarya, 2008):

1. Bagi hasil: mudharabah, musyarakah;dan

2. Jual beli: murabahah dan salam.

Page 41: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

25

b. Pembiayaan Investasi Syariah

Pembiayaan investasi syariah adalah pembiayaan jangka menengah

atau jangka panjang untuk pembelian barang-baranag modal yang

diperlukan untuk (Karim, 2007):

1) Pendirian proyek baru, yakni pendirian atau pembangunan

proyek/pabrik dalam rangka usaha baru.

2) Rehabilitasi, yakni penggantian mesin,/peralatan lama yang sudah

rusak dengan mesin/peralatan baru yang lebih baik.

3) Modernisasi, yakni penggantian menyeluruh mesin/peralatan lama

dengan mesin/peralatan baru yang tingkat teknologinya lebih

baik/tinggi.

4) Ekspansi, yakni penambahan mesin/peralatan yang telah ada

dengan mesin/peralatan baru dengan teknologi sama atau lebih

baik/tinggi.

5) Relokasi proyek yang sudah ada, yakni pemindahan lokasi

proyek/pabrik secara keseluruhan dari suatu tempat ke tempat lain

yang lokasinya lebih tepat/baik.

c. Pembiayaan Konsumtif Syariah

Secara difinitif, konsumsi adalah kebutuhan individual meliputi

kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk tujuan

usaha. Dengan demikian yang dimaksud pembiayaan konsumtif adalah

jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan di luar usaha dan umumnya

bersifat perorangan (Karim, 2007).

Page 42: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

26

d. Pembiayaan Sindikasi

Secara definitif, yang dimaksud dengan pembiayaan sindikasi

adalah pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan

bank untuk satu objek pembiayaan tertentu. Pada umumnya, pembiayaaan

ini diberikan bank kepada nasabah korporasi yang memiliki nilai transaksi

yang sangat besar (Karim, 2007).

e. Pembiayaan Berdasarkan Take Over

Pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari take over terhadap

transaksi nonsyariah yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah

atas permintaan nasabah (Karim, 2007).

f. Pembiayaan Letter of Credit (L/C)

Secara difinitif, yang dimaksud dengan pembiayaan letter of credit (L/C)

adalah pembiayaan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi

impor atau ekspor nasabah (Karim, 2007).

B. Dana Pihak Ketiga

1. Definisi Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga (DPK) merupakan dana simpanan dari masyarakat

yang dititipkan kepada bank syariah, yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada bank dengan media

penarikan tertentu. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber

dana terbesar yang diandalakan oleh bank mencapai 80%-90%. Dana

simpanan pada bank syariah juga sedapat mungkin mampu dimanfaatkan

Page 43: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

27

bank untuk kegiatan operasional bank syariah. (Wardiantika dan

Kusumaningtias, 2014).

DPK merupakan variabel uncontrollable, artinya tidak ada control

dari Bank Indonesia mengenai rasio maksimum atau minimum yang

mengatur keharusan untuk menyalurkan DPK dalam kegiatan perkreditan.

Keputusan pengelolaan DPK merupakan kebijakan yang diputuskan oleh

manajemen bank. Bank cenderung mengalokasikan DPK yang mereka miliki

pada aktivitas selain pembiayaan, hal itu didasarkan karena bank berusaha

menghindari resiko yang akan muncul akibat gagal bayar dari kegiatan

perkreditan yang akan berpengaruh pada tingkat kembalian dana. Bank

cenderung mengalokasikan dana yang mereka miliki pada instrument lain

seperti SBI (Hersugondo, 2012).

2. Macam-macam Dana Pihak Ketiga

Menurut Susanto (2010), yang termasuk dalam dana pihak ketiga

yaitu giro, tabungan dan deposito. Ketiga macam dana pihak ketiga tersebut

akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Giro, terdiri atas giro wadiah, yaitu simpanan dana yang bersifat titipan

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Sedangkan giro

mudharabah, yaitu simpanan dana yang bersifat investasi yang

penarikannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan.

b. Tabungan, tabungan (wadiah) adalah simpanan dana nasabah pada bank

yang bersifat titipan dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dan

terhadap titipan tersebut bank tidak dipersyaratkan untuk memberikan

Page 44: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

28

imbalan. Tabungan Mudharabah adalah simpanan dana nasabah yang

bersifat investasi dan terhadap investasi tersebut diberikan bagi hasil

sesuai nisbah.

c. Deposito, Deposito Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian

antara nasabah dengan bank.

C. Inflasi

1. Pengertian Inflasi

Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai

salah satu institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi utamanya sebagai

mediasi, bank sangat rentan dengan resiko inflasi terkait dengan mobilitas

dananya (Rivai dan Andria, 2009). Secara umum inflasi berarti kenaikan

tingkat harga secara umum dari barang/ komoditas dan jasa selama atau

periode tertentu (Karim, 2007).

2. Macam-macam Inflasi

a. Berdasarkan Ukuran Inflasi

Macam-macam inflasi berdasarkan ukuran adalah sebagai berikut

(Boediono, 2014):

1) Inflasi ringan adalah tingkat inflasi yang berada di bawah 10% dalam

setahun.

2) Inflasi sedang adalah tingkat inflasi yang berada di antara 10-30%

dalam setahun.

Page 45: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

29

3) Inflasi berat adalah tingkat inflasi yang berkisar antara 30-100%

dalam setahun.

4) Inflasi tinggi (hyperinflation) adalah tingkat inflasi yang berkisar

dari 100% dalam setahun.

b. Berdasarkan Sebabnya

Jenis inflasi berdasarkan sebabnya adalah sebagai berikut (Karim, 2007):

1) Natural Inflation

Inflasi ini timbul karena oleh sebab-sebab alamiah, di mana

orang tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegah). Ibn al-

Maqrizi mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan

oleh turunnya penawaran agregat atau naiknya permintaan agregat

(Karim, 2007).

2) Human Error Inflation

Inflasi ini disebabkan oleh kesalahan dari manusia itu sendiri.

Misalnya diakibatkan karena adanya korupsi, administrasi yang

buruk, pajak yang berlebihan dan pencetakan uang dengan maksud

menarik keuntungan yang berlebihan (Karim, 2007).

Rumus: Inflasi =𝐼𝐻𝐾𝑛−𝐼𝐻𝐾𝑜

𝐼𝐻𝐾𝑜𝑥100%

Keterangan:

IHKn : Indeks Harga Konsumen pada tahun n.

IHKo : Indeks Harga Konsumen pada dasar atau tahun

sebelumnya.

Page 46: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

30

D. BI Rate

1. Pengertian Suku Bunga (BI Rate)

Bunga dapat diartikan sebagai pendapatan yang diterima kreditur atas

kredit yang telah disalurkan yang disebut bunga pinjaman serta kewajiban

bank dalam memberikan imbalan kepada masyarakat atas dana yang telah

mereka himpun yang disebut dengan bunga simpanan (Jayanti & Anwar,

2016).

Sedangkan menurut Bank Indonesia BI Rate adalah suku bunga

kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate merupakan indikasi

suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia dalam upaya

mencapai target inflasi. BI Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi

moneter untuk mengarahkan agar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

1 (satu) bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada di sekitar BI Rate

(www.bi.go.id).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya suku bunga antara lain

(Ismail, 2011):

a. Kebutuhan Dana

Besarnya suku bunga dapat dipengaruhi oleh kebutuhan dana bagi

pihak yang memerlukannya. Sifat kebutuhan dana dibagi menjadi tiga

yaitu (Ismail, 2011) :

Page 47: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

31

1) Keharusan, merupakan kebutuhan dana yang mendesak yang tidak

mungkin ditunda. Apabila pihak yang membutuhkan dana tersebut

pada kondisi sangat memerlukannya, maka akan berpengaruh pada

tingkat bunga dan pihak kreditor dapat meminjamkan dananya

dengan bunga yang lebih tinggi dibanding market rate.

2) Kebutuhan, merupakan kebutuhan dana yang harus ada akan tetapi,

kebutuhannya masih bisa ditunda untuk beberapa waktu. Sifat

kebutuhannya tidak mendesak, maka suku bunga yang diperoleh

akan sama dengan market rate (Ismail, 2011).

3) Keinginan, merupakan kebutuhan dana yang tidak harus ada tetapi

merupakan tambahan dana untuk memperluas usaha nasabah.

Sifatnya tidak mendesak dan bisa diabaikan, oleh karena itu pihak

debitur bisa memperoleh tingkat bunga yang lebih rendah

dibanding suku bunga di pasar (Ismail, 2011).

b. Persaingan Antarbank

Bank tidak dapat menentukan suku bunga sesuai dengan keinginan

bank saja akan tetapi, ada faktor lain yang diperhatikan yaitu, suku bunga

yang diberikan oleh pesaing. Pada umumnya bank akan membeli dan

menjual bunga tidak jauh berbeda dengan tingkat suku bunga di pasar.

Bank akan menyalurkan kredit dengan suku bunga sesuai dengan suku

bunga di pasar (Ismail, 2011).

Page 48: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

32

c. Kebijakan Pemerintah

Bank harus mengikuti kebijakan pemerintah dalam menentukan

besarnya tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga sertifikat Bank

Indonesia 12%, maka bank umum tidak diperbolehkan menawarkan

produk pendanaannya dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dari BI

Rate (Ismail, 2011).

d. Jangka Waktu

Faktor jangka waktu merupakan faktor yang penting dalam

menetapkan suku bunga. Semakin lama jangka waktu yang diperjanjikan

akan semakin besar kemungkinan adanya fluktuasi bunga dalam market

rate, sehingga semakin lama jangka waktunya akan semakin besar

tingkat bunganya (Ismail, 2011).

e. Kualitas Jaminan

Dalam menentukan besarnya bunga kredit yang akan diberikan

kepada debitur, bank juga melihat jaminannya. Terdapat beberapa

kekayaan yang dapat digunakan sebagai agunan atau jaminan. Apabila

agunan tersebut marketable, mudah diperjual belikan, serta nilai agunan

tersebut stabil atau meningkat maka bank dapat memberikan bunga

kredit yang lebih rendah, karena risiko tidak tertagihnya kredit debitur

dapat ditutup adanya agunan yang layak (Ismail, 2011).

f. Reputasi Nasabah

Bank akan lebih aman dalam memberikan kredit kepada nasabah

yang mempunyai reputasi usaha, karena jaminan pembayaran atas kredit

Page 49: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

33

yang diberikan akan lebih besar. Biasanya bank akan memperebutkan

debitur yang mempunyai reputasi usaha yang baik. Oleh karena itu, bank

sebagai kreditur tidak dapat membebankan bunga sesuai dengan pasar

akan tetapi, akan lebih rendah dengan bunga di pasar (Ismail, 2011).

g. Produk

Produk yang ditawarkan oleh bank sangat bervariasi sehingga,

bunga yang akan diberikan kepada nasabah peminjam dana maupun

bunga yang dibebankan kepada nasabah peminjam juga tergantung pada

jenis produknya. Semakin banyak fasilitas yang diberikan dalam produk

tertentu akan semakin menarik bunga yang ditawarkan (Ismail, 2011).

h. Hubungan Bank

Hubungan antara bank dan nasabah juga akan berpengaruh pada

besarnya bunga. Apabila nasabah tersebut merupakan nasabah prima,

nasabah yang telah memiliki hubungan baik dengan bank dan selama

menjadi nasabah bank tidak pernah wan prestasi, maka bank akan

memberikan bunga lebih rendah (Ismail, 2011).

i. Risiko

Risiko merupakan faktor penting yang digunakan oleh bank untuk

menentukan besarnya suku bunga. Risiko kredit terkait dengan beberapa

aspek antara lain, tujuan penggunaan kredit, sektor usaha, dan jangka

waktu (Ismail, 2011).

Rumus: R = i MR

Bunga Perbulan = 𝑅

12

Page 50: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

34

Keterangan :

R : Suku bunga nominal tahunan

i : Suku bunga nominal per periode

M : Jumlah periode majemuk per satu tahun

E. Financing to Deposit Ratio (FDR)

1. Definisi Financing to Deposit Ratio

Financing to deposit ratio (FDR) adalah seberapa besar dana pihak

ketiga bank syariah dilepaskan untuk pembiayaan. financing to deposit ratio

merupakan rasio yang digunakanuntuk mengukur likuiditas suatu bank atau

mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

dan permohonan kredit atau pembiayaan dengan cepat (Yanis & Priyadi,

2015).

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar

kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya

dengan pembiayaan-pembiayaan yang telah diberikan kepada para

debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya

(Martono, 2010).

2. Fungsi Financing to Deposit Ratio

FDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi

perbankan. Begitu pentingnya arti FDR bagi perbankan syariah maka angka

FDR pada saat ini telah dijadikan persyaratan antara lain (Kasmir, 2008):

1) Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank.

Page 51: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

35

2) Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian GWM (Giro Wajib

Minimun 50%).

3) Sebagai faktor penentu besar kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum)

sebuah bank.

4) Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank

yang akan merger.

F. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

1. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah unit usaha produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di

semua sektor ekonomi (Tambunan, 2012).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2008

UMKM adalah sebagai berikut:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Kriteria Usaha Mikro:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Page 52: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

36

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi

kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.

Kriteria Usaha Kecil:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta

rupiah).

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

Page 53: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

37

Kriteria Usaha Kecil:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh

milyar rupiah).

2. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam

perekonomian Indonesia paling tidak, dapat dilihat dari (Tambunan, 2009):

1) Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi

diberbagai sektor.

2) Penyedia lapangan kerja yang terbesar.

3) Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan

pemberdayaan masyarakat.

4) Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta

5) Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan

ekspor.

Page 54: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

38

G. Bank Umum Syariah

1. Pengertian Bank Umum Syariah

Bank syariah merupakan Islamic Financial Institution dan lebih dari

sekedar bank (beyond banking) yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadits

(tuntunan Rasulullah Saw.) yang mengacu pada prinsip muamalah, yakni

sesuatu itu boleh dilakukan, kecuali jika ada larangannya dalam Al-Qur’an

dan hadits yang mengatur hubungan antarmanusia terkait ekonomi, sosial,

dan politik (IBI, 2014). Menurut UU No. 10 tahun 1998 bank syariah

didefinisikan sebagai bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu

lintas pembayaran.

Di Indonesia, regulasi mengenai bank syariah tertuang dalam UU No.

21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank syariah adalah Bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut

jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

a. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat

berusaha sebagai bank devisa dan bank nondevisa. Bank devisa adalah

bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang

berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan seperti

transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of credit,

dan sebagainya.

Page 55: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

39

b. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja

dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai

kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu

Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari

kantor cabang pembantu syariah dan/ atau unit syariah. UUS berada

satu tingkat dibawah direksi bank umum konvensional bersangkutan.

UUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank nondevisa.

c. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bentuk hukum BPRS perseroan terbatas. BPRS hanya boleh dimiliki

oleh WNI dan /atau badan hukum Indonesia, pemerintah daerah, atau

kemitraan antara WNI atau badan hukum Indonesia dengan pemerintah

daerah.

Menurut Muhammad Arifin Bin Badri (2011) prinsip yang diterapkan

oleh bank Islam atau bank syariah tersebut salah satunya menjauhkan riba

dalam praktek perbankan. Hukum Islam telah melarang riba seperti yang

tercantum surat QS. Al-Baqarah (2: 278-279):

Artinya:“Hai orang-orang beriman, bertakwalah pada Allah dan tinggalkan

sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak

Page 56: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

40

melaksanakan(apa yang diperintahkan ini) maka ketahuilah, bahwa akan

terjadi perang dahsyat dari Allah dan RosulNya dan jika kamu bertaubat

maka bagi kamu pokok harta kamu, kamu tidak dianiaya dan tidak (pula)

dianiaya”. (Al-Baqarah: 278-279)

Dari beberapa pengertian bank Islam yang dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bank Islam atau bank syariah

adalah lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja

berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga

(riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif, bebas dari hal-hal

yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan dan hanya membiayai kegiatan

usaha yang halal (Bin Badri, 2011)

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 21 tahun 2008

tentang Perbankan Syariah, maka fungsi dan peran dan fungsi bank karyawan.

Fungsi bank sayariah pada umumnya dapat dijelaskan sebagai berikut (IBI,

2014) :

a. Sebagai penghimpun dana, mengelola dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan.

b. Sebagai penyalur dana, dana yang dihimpun kemudian disalurkan

dalam bentuk pembiayaan atau bentuk lainnya.

c. Sebagai pelayan jasa keuangan, melakukan pelayanan lalu lintas

pembayaran.

Bank syariah juga mempunyai peran penting dalam system keuangan

nasional dalam hal berikut (IBI, 2014) :

Page 57: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

41

a. Pengalihan Aset

Sumber dana yang diberikan untuk pembiayaan berasal dari

pemilik dana selaku unit surplus.

b. Transaksi

Bank memberikan layanan dan kemudahan kepada pelaku

ekonomi untuk melakukan berbagai transaksi keuangan yang

menyangkut barang dan jasa.

c. Likuiditas

Bank berperan sebagai penjaga likuiditas masyarakat dengan

adanya aliran dana dari unit surplus kepada defisit lewat mekanisme

pengelolaan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat.

d. Broker For Business

Bank bisa berperan untuk mempertemukan para pebisnis.

3. Produk-produk Bank Syariah

Secara garis besar produk yang ditawarkan oleh bank syariah menjadi

tiga bagian besar, yaitu (Arif, 2010):

a. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

1) Tabungan

Menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, tabungan

adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana

berdasarkan mudharabah atau akada lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut

syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik

Page 58: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

42

dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan

dengan itu.

2) Deposito

Menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, deposito

adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah

penyimpan dana bank syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS).

3) Giro

Menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, Giro adalah

simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana

perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

b. Produk Penyaluran Dana (Financing) (Purnamasari & Suswinarno, 2011)

1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli

Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki

barang, dimana keuntungan bank telah di tentukan di depan dan

menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Barang yang

diperjualbelikan dapat berupa barang konsumtif maupun barang

produktif. Akad yang dipergunakan dalam produk jual beli ini adalah

murabahah, salam dan istishna (Purnamasari & Suswinarno, 2011).

Page 59: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

43

(a) Murabahah

Ba’i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal

dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam

murabahah, penjual (dalam hal ini adalah bank) harus memberi

tahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat

keuntungan sebagai tambahannya. Pada saat inilah produk

pembiayaan yang paling banyak digunakan oleh bank syariah

karena praktik yang paling mudah dalam implementasinya

dibandingkan dengan produk pembiayaan yang lainnya. Bank

syariah yang bertugas untuk membelikan barang modal yang

dibutuhkan.

(b) Ba’i As-Salam

Dalam pengertian sederhana, salam berarti pembelian

barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran

dilakukan pada saat awal transaksi dilakukan.

(c) Istishna

Transaksi ini merupakan kontrak penjualan antara pembeli

dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang

menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha

melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut

spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli

akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem

pembayaran. Menurut jumhur fuqaha, ba’i al-istishna merupakan

Page 60: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

44

suatu jenis khusus dari akad ba’i as-salam, biasanya jenis ini

dipergunakan di bidang manufaktur. Dengan demikian, ketentuan

ba’i al-istishna mengikuti ketentuan dan aturan akad ba’i as-

salam.

2) Pembiayaan dengan Prinsip Sewa

Pembiayaan dengan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan

jasa, dimana keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian

harga atas barang atau jasa yang disewakan. Namun dalam beberapa

kasus, prinsip sewa dapat pula disertai dengan opsi kepemilikan. Yang

termasuk dalam kategori ini adalah ijarah dan ijarah muntahiyah bit

tamlik (IMBT). (Arif, 2010)

(a) Ijarah

Adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan atas barang itu sendiri. Ijarah tanpa akad

pemindahan kepemilikan dikenal sebagai operational lease

dalam ilmu keuangan konvensional.

(b) Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT)

Adalah pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui

pembayaran upah sewa, diikuti dengan opsi kepemindahan

kepemilikan atas barang itu di akhir masa kontrak. Sehingga

penyewa memiliki hak untuk memiliki barang yang disewa pada

Page 61: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

45

akhir masa kontrak penyewaan dan ini yang sering dikenal

sebagai financial lease.

3) Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil

Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha

kerjasama yang ditujukan untuk mendapatkan barang dan jasa

sekaligus, dimana tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya

keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi

hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati

dimuka. Produk yang digunakan dalam prinsip ini adalah musyarakah

dan mudharabah (Purnamasari & Suswinarno, 2011).

(a) Musyarakah

Adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan

kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. Transaksi

musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja

sama untuk meningkatkan nilai aset yang dimiliki secara

bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak

atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan

seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak

berwujud dalam bahasa ekonomi hal ini biasa dikenal sebagai

joint venture.

Page 62: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

46

(b) Mudharabah

Adalah kerjasama antara dua atau lebih pihak, pengelola

modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada

pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian

keuntungan. Sementara kerugian apabila bukan oleh kelalaian si

pengelola maka kerugian ditanggung oleh si pemilik modal,

namun apabila pengelola maka kerugian ditanggung oleh si

pemilik modal, namun apabila pengelola dengan sengaja

melakukan kecurangan atau kelalaian maka pengelola harus

bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Ada dua macam

bentuk mudharabah, yaitu mudharabah mutlaqah dan

mudharabah muqayyadah.

4) Pembiayaan dengan Akad Pelengkap

Pembiayaan dengan akad pelengkap ditujukan untuk mencari

keuntungan, tapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan

pembiayaan. Berikut akad pelengkap tersebut, yaitu: hawalah (alih

hutang-piutang), rahn (gadai), qardh (pinjaman uang), wakalah

(perwakilan), kafalah (garansi bank) (Karim, 2007).

(a) Hawalah

Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada

orang lain yang wajib menanggungnya. Bertujuan untuk

membantu pemasok mendapatkan modal tunai agar dapat

melanjutkan produksinya, karena ia memiliki piutang usaha

Page 63: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

47

belum dibayar oleh pembeli sehingga tidak memiliki cukup dana

untuk memulai pekerjaan berikutnya.

(b) Rahn

Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai

jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan

tersebut memiliki nilai ekonomis dan nilai jual sekurang-

kurangnya setara dengan pinjaman yang diterima menurut harga

pasar. Tujuan rahn adalah memberikan jaminan pembayaran

kepad bank dalam memberikan pembiayaan.

(c) Qardh

Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat

ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan

tanpa mengharapkan imbalan. Aplikasi qardh, antara lain sebagai

pinjaman talangan haji, pinjaman tunai dari produk kartu kredit

syariah.

(d) Wakalah

Wakalah atau wikalah berarti penyerahan, pendelegasian

atau pemberian mandat. Akan tetapi yang dimaksud sebagai al-

wakalah karena manusia membutuhkannya. Pada suatu waktu,

seseorang perlu mendelegasikan suatu pekerjaan kepada orang

lain untuk mewakili dirinya.

Page 64: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

48

(e) Kafalah

Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)

kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau

yang ditanggung. Kafalah juga berarti mengalihkan tanggung

jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung

jawab orang lain sebagai penjamin.

c. Produk Jasa (service)

Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries (penghubung)

antara pihak yang kelebihan dana (surplus of fund) dan kekurangan dana

(deficit of fund), bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan

jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa

atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa (Karim,

2007):

1) Sharf (jual beli valuta asing)

Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip

sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya

harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil

keuntungan dari jual beli valuta asing ini. Prinsip ini dipraktikkan

pada bank syariah devisa yang memiliki ijin untuk melakukan jual

beli valuta asing.

2) Wadi’ah (titipan)

Jenis produk jasa tambahan yang dapat diterapkan adalah

wadi’ah, namun wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad al-

Page 65: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

49

amanah. Aplikasi perbankan wadi’ah yad al-amanah adalah

penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) sebagai sarana

penitipan barang berharga nasabah. Bank mendapat imbalan sewa

dari jasa tersebut.

H. Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan tentang jumlah DPK, Inflasi, BI Rate,

dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap alokasi pembiayaan UMKM.

Hasil dari peneliti terdahulu akan digunakan sebagai bahan referensi dan

perbandingan dalam penelitian ini. Secara ringkas, hasil penelitian terdahulu

dirangkum dalam tabel 2.2 yaitu dibawah ini:

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Metodologi Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

Luluk

Chorida

(2010)

Pengaruh

Jumlah

Dana Pihak

Ketiga,

Inflasi,

dan Tingkat

Margin

Terhadap

Alokasi

Pembiayaan

Usaha Kecil

dan

Menengah

Variabel

Independen:

Jumlah DPK

dan Inflasi

Variabel

dependen:

pembiayaan

UKM.

Data sekunder,

analisis regresi

linear

berganda, uji

asumsi klasik.

Alat analisis:

menggunakan

SPSS,

Sampel BUS

dan UUS

periode tahun

2007-2009.

DPK, Inflasi

berpengaruh

signifikan

terhadap

pemberian

pembiayaan

pada UKM,

sedangkan

tingkat margin

tidak

berpengaruh.

Page 66: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

50

Peneliti

Judul

Persamaan

Perbedaan

Hasil

Penelitian

(Studi pada

Bank-Bank

Syariah di

Indonesia).

Sri

Delasmi

Jayanti

dan Deky

Anwar

(2016)

Pengaruh

Inflasi dan

BI Rate

Terhadap

Pembiayaan

Usaha

Mikro Kecil

dan

Menengah

(Studi Kasus

Pada Bank

Umum

Syariah).

Variabel

Independen:

Inflasi dan BI

Rate. Variabel

dependen:

pembiayaan

UMKM,analis

is regresi

linear

berganda, uji

asumsi klasik,

data sekunder,

populasi: Bank

Umum

Syariah

purposive

sampling.

Data Panel,

menggunakan

aplikasi SPSS

Periode 2010-

2015.

Ada pengaruh

signifikan

antara inflasi

dan BI Rate

terhadap

pembiayaan

UMKM.

Wida

Purwidian

ti dan

Arini

Hidayah

(2014)

Faktor-

Faktor yang

Mempengar

uhi Alokasi

Pembiayaan

Perbankan

Syariah

Untuk

Variabel

independen:

DPK dan

Inflasi

Variabel

dependen:

pembiayaan

UMKM

Populasi

seluruh bank

syariah di

Indonesai

Periode 2010-

2013.

DPK

mempunyai

pengaruh

signifikan,

CAR tidak

signifikan,

ROA tidak

signifikan

Page 67: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

51

Peneliti

Judul

Persamaan Perbedaan Hasil

Penelitian

Usaha

Mikro Kecil

dan

Menengah

di

Indonesia.

data sekunder

data time

series.

inflasi tidak

signifikan

terhadap

pembiayaan

perbankan

syariah untuk

UMKM.

Riska

Robiyanti

Erlita

(2016)

Pengaruh

DPK, NPF,

CAR,

Ekuivalen

Bagi Hasil,

dan

Sertifikat

IMA

Terhadap

Pembiayaan

Bank Umum

Syariah

2012-2014.

Variabel

independen:

DPK

Data sekunder,

menggunakan

uji asumsi

klasik, model

pengujian

hipotesis

menggunakan

model regresi

berganda.

Variabel

dependen:

Pembiayaan

prinsip bagi

hasil

Variabel

independen:

NPF, CAR,

Ekuivalen

Bagi Hasil,

dan Sertifikat

IMA

Menggunakan

alat SPSS.

DPK

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

pembiayaan

NPF

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap

pembiayaan

CAR,

Ekuivalen

bagi hasil,

Sertifikat

IMA tidak

berpengaruh

positif

terhadap

pembiayaan.

Page 68: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

52

Peneliti

Judul

Persamaan

Perbedaan

Hasil

Penelitian

Rahmat

Dahlan

(2014)

Pengaruh

Tingkat

Bonus

Sertifikat

Bank

Indonesia

Syariah dan

Tingkat

Inflasi

Terhadap

Pembiayaan

Bank

Syariah di

Indonesia.

Variabel

independen:

tingkat inflasi

Metode

analisa

kuantitatif

yaitu metode

analisis regresi

ordinary least

square

Dengan

menggunakan

metode regresi

berganda.

Variabel

dependen:

pembiayaan

Bank Syariah

Variabel

independen:

SBIS

Menggunakan

alat SPSS.

SBIS secara

signifikan

berpengaruh

negatif

sedangkan

Tingkat inflasi

tidak memiliki

pengaruh

terhadap

penyaluran

pembiayaan

bank syariah

di Indonesia.

Nurhidaya

h dan Any

Isvandiari

(2016)

Faktor

Internal dan

Faktor

Eksternal

yang

Mempengar

uhi Alokasi

Pembiayaan

Usaha Kecil

Menengah

(Studi Pada

Bank

Syari’ah

Indonesia).

Variabel

independen:

Inflasi

Variabel

dependen:

alokasi

pembiayaan

UKM

Data sekunder,

Uji asumsi

klasik dan

analisis regresi

linier

berganda.

Variabel

independent:

FDR, Margin

bagi hasil,

PDB

Sampel BUS

dan UUS,

periode 2009-

2013

Menggunakan

alat SPSS.

FDR

berpengaruh

signifikan

terhadap

alokasi

pembiayaan

UKM

Margin Bagi

Hasil, Inflasi,

PDB tidak

berpengaruh

terhadap

alokasi

pembiayaan

UKM.

Page 69: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

53

Peneliti

Judul

Persamaan

Perbedaan

Hasil

Penlitian

Mustika

Rimadhani

(2011)

Analisis

Variabel-

variabel yang

Mempengaruhi

Pembiayaan

Murabahah

pada Bank

Syariah

Mandiri

Periode

2008.01-

2011.12

Variabel

independen:

DPK, Margin

keuntungan.

Menggunakan

model OLS

(Ordinary

Least

Square),

menggunakan

uji asumsi

klasik,

menggunakan

model regresi

linear

berganda,

data

sekunder,

data time

series.

Variabel

dependen:

pembiayaan

murabahah

Variabel

independen:

NPF dan

FDR

Periode

tahun

01.2008-

12.2011.

DPK dan

NPF

berpengaruh

signifikan,

sedangkan

margin

keuntungan

dan FDR

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

penyaluran

pertumbuhan

pembiayaan

murabahah

pada Bank

Syariah

Mandiri.

Imoisi

Anthony

Illegbinosa

dan

Ephraim

Jumbo

(2005)

Small and

Medium Scale

Enterprises

and Economic

Growth in

Nigeria: 1975-

2012

Menggunakan

Metode OLS.

Variabel

dependen:

GDP.

Bahwa

Pembiayaan

UMKM,

Suku Bunga,

dan

Inflasidari

GDP ada

hubungan

jangka

Page 70: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

54

Peneliti

Judul

Persamaan

Perbedaan

Hasil

Penelitian

panjang

antara

variable-

variabel

dalam model

dan

keseluruhan

model

regresi

secara

statistic

signifikan

pada 5%.

I. Hubungan Keterkaitan antara Variabel dan Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Alokasi

Pembiayaan UMKM Bank Umum Syariah

Menurut Kasmir (2008), dana pihak ketiga merupakan dana dari

masyarakat dapat berupa giro (demand deposit), tabungan (saving deposit),

dan deposito berjangka (time deposit) yang berasal dari nasabah perorangan

atau badan dan kemudian kegiatan yang dilakukan bank setelah itu adalah

menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang

membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal dengan istilah

Page 71: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

55

alokasi dana. Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman

atau lebih dikenal dengan kredit atau pada bank syariah (pembiayaan).

Pertumbuhan bank sangat dipengaruhi oleh kemampuan suatu bank

untuk menghimpun dana masyarakat. Baik berskala kecil maupun sebaliknya

dengan masa pengendapan yang memadai. Secara operasional perbankan,

dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber likuiditas untuk penyaluran

pembiayaan pada Bank Umum Syariah. Semakin besar sumber dana

(simpanan) yang ada maka bank akan dapat menyalurkan pembiayaan

semakin besar pula, sehingga dana pihak ketiga yang dimiliki bank akan

meningkat (Yanis & Priyadi, 2015).

Menurut penelitian Wida Purwidianti dan Arini Hidayah (2014) dan

Luluk Choirida (2010) menunjukkan bahwa DPK berpengaruh signifikan

terhadap alokasi pembiayaan. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan

bahwa dana pihak ketiga merupakan sumber dana yang terpenting bagi

kegiatan operasional bank syariah sehingga apabila dana yang didapat banyak

alokasi pembiayaan yang disalurkan juga meningkat.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H01 :Tidak terdapat pengaruh secara parsial Jumlah Dana Pihak Ketiga

(DPK) terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada Bank Umum

Syariah di Indonesia.

Page 72: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

56

Ha1 :Terdapat pengaruh secara parsial Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK)

terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah di

Indonesia

2. Pengaruh Inflasi terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM Bank Umum

Syariah

Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai

salah satu institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi utamanya sebagai

mediasi, bank sangat rentan dengan resiko inflasi terkait dengan mobilitas

dananya (Rivai dan Andria, 2009). Secara umum inflasi berarti kenaikan

tingkat harga secara umum dari barang/ komoditas dan jasa selama atau

periode tertentu (Karim, 2008).

Tingkat laju inflasi sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian,

khususnya kegiatan perbankan. Kondisi laju inflasi yang tinggi menyebabkan

pemerintah (Bank Indonesia) mengeluarkan regulasi untuk menaikan suku

bunga simpanan bank-bank di Indonesia. Ini dalam rangka agar inflasi dapat

terkendali. Namun akibat lainnya adalah bank-bank terpaksa menaikan suku

bunga pinjamannya (kredit). Ini dilakukan bank agar bank tidak mengalami

negative spread. Negative spread adalah suatu kondisi dimana suku bunga

simpanan lebih tinggi, dari suku bunga kredit. Apabila ini terjadi maka bank-

bank akan kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya (Cokro, 2007).

Kondisi perekonomian selalu menarik perhatian perbankan syariah

dalam menyalurkan pembiayaan adalah inflasi. Karena ketika terjadi inflasi

yang tinggi maka nilai riil uang akan turun keadaan tersebut mengakibatkan

Page 73: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

57

masyarakat lebih suka menggunakan uangnya untuk spekulasi antara lain

dengan membeli harta tetap seperti tanah dan bangunan. Hal ini akan

merugikan perbankan syariah karna nasabah berpotensi melakukan penarikan

uang dari perbankan (Jayanti & Anwar, 2016).

Menurut Nurhidayah & Isvandiari (2016) menunjukkan bahwa inflasi

mempunyai pengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah

untuk UMKM. Artinya, bahwa adanya pengaruh inflasi terhadap pembiayaan

perbankan syariah untuk UMKM.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H02 :Tidak terdapat pengaruh secara parsial Inflasi terhadap alokasi

pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ha2 :Terdapat pengaruh secara parsial Inflasi terhadap alokasi pembiayaan

UMKM pada Bank Umum Syariah di Indonesia

3. Pengaruh BI Rate terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM Bank Umum

Syariah

Menurut Judisseno (2007) berpendapat bahwa bunga selalu

digunakan dalam berbagai kebijakan moneter yang diambil oleh otoritas

moneter. Bunga sebagai instrumen artinya adalah tingkat bunga yang berlaku

dalam suatu negara dapat berfluktuasi dari tingkat yang satu ketingkat yang

lainnya. Memahami suku bunga merupakan keharusan bagi setiap pelaku

bisnis baik sebagai pelaku yang kelebihan dana (investor) maupun sebagai

pelaku yang kekurangan dana (debitor). Bagi investor akan sangat membantu

Page 74: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

58

memilih alternatif-alternatif investasi yang lebih menguntungkan dan bagi

debitur akan berguna dalam mengambil keputusan pembiayaan guna

mendanai investasi yang akan dilakukan agar menghasilkan biaya modal

yang murah.

Dalam teori bejana dijelaskan bahwa kebijakan konvensional akan

mempengaruhi perbankan syariah. Keberadaan bank syariah dan bank

konvensional seperti dua bejana. Pada saat salah satunya kondisi penuh maka

akan memenuhi bejana lainnya (Karim, 2007).

BI Rate yang dijadikan acuan bank konvensional untuk penetepan

suku bunga juga akan berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil. Menurut

Tarsidin seperti yang dikutip oleh Isna dan Sunaryo (2012) menyatakan

bahwa tingkat bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah masih merujuk

pada suku bunga bank konvensional. Seandainya bagi hasil yang diberikan

oleh bank syariah lebih kecil dari suku bunga bank konvensional maka

kemungkinan besar banyak nasabah bank syariah yang akan beralih pada

bank konvensional. Supaya masyarakat akan menabung dan

menginvestasikan dananya di bank syariah maka minimal bagi hasil yang

diberikan oleh bank syariah sama dengan atau lebih besar dari suku bunga

yang berlaku di bank konvensional (Farianto, 2014).

Menurut penelitian Sri Delasmi Jayanti dan Deky Anwar (2016)

menunjukkan bahwa BI rate mempunyai pengaruh signifikan terhadap

pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM. Artinya, bahwa adanya

pengaruh BI rate terhadap pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM.

Page 75: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

59

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H03 :Tidak terdapat pengaruh secara parsial BI Rate terhadap alokasi

pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ha3 :Terdapat pengaruh secara parsial BI Rate terhadap alokasi

pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

4. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Alokasi

Pembiayaan UMKM Bank Umum Syariah

Dalam memaksimalkan jumlah FDR bank syariah, ada beberapa

unsur yang terkait dengan peningkatan FDR itu sendiri, yaitu Dana Pihak

Ketiga. Dana Pihak Ketiga adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat

kepada bank dalam bentuk giro, deposito dan tabungan atau yang dapat

dipersamakan dengan itu. Dengan dana yang berhasil dihimpun oleh bank,

maka bank tersebut dapat menyalurkan pembiayaan lebih banyak. Dana-dana

yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar

yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana

yang dikelola oleh bank). (Suhartatik & Kusumaningtias, 2013).

Menurut penelitian Nurhidayah dan Any Isvandiari (2016)

menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) mempunyai

pengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM.

Artinya, bahwa adanya pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap

pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM.

Page 76: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

60

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H04 :Tidak terdapat pengaruh secara parsial Financing to Deposit Ratio

(FDR) terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada Bank Umum

Syariah di Indonesia.

Ha4 :Terdapat pengaruh secara parsial Financing to Deposit Ratio (FDR)

terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

5. Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Alokasi Pembiayaan

UMKM.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, menurut penelitian

Wida Purwidianti dan Arini Hidayah (2014) dan Luluk Choirida (2010)

menunjukkan bahwa DPK berpengaruh signifikan terhadap alokasi

pembiayaan.

Menurut Nurhidayah & Isvandiari (2016) menunjukkan bahwa inflasi

mempunyai pengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah

untuk UMKM.

Menurut penelitian Sri Delasmi Jayanti dan Deky Anwar (2016)

menunjukkan bahwa BI rate mempunyai pengaruh signifikan terhadap

pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM.

Page 77: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

61

Menurut penelitian Nurhidayah dan Any Isvandiari (2016)

menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) mempunyai

pengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah untuk UMKM

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H05 :Tidak terdapat pengaruh secara simultan Jumlah Dana Pihak Ketiga

(DPK), Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR)

terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

Ha5 :Terdapat pengaruh secara simultan Jumlah Dana Pihak Ketiga

(DPK), Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR)

terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

J. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen

bebas yaitu, Jumlah Dana Pihak Ketigan, Inflasi, BI Rate, dan Financing to

Deposit Ratio (FDR) terhadap variabel dependen yaitu Alokasi Pembiayaan

UMKM.

Gambar berikut menunjukkan kerangka pemikiran dalam model

penelitian mengenai pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga, Inflasi, BI Rate, dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

Page 78: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

62

Tabel 2.3

Kerangka Pemikiran

Bank Indonesia (BI) mencatat baru 22 persen usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM) yang menikmati akses pembiayaan perbankan. Dapat dilihat dari data

keuangan yang diterbitkan oleh OJK laporan Bank Umum Syariah dalam

mengalokasi pembiayaan UMKM dan non UMKM. Bank Umum Syariah

mengalokasikan dananya kepada UMKM masih kecil dibandingkan

mengalokasikan dananya ke non UMKM, bisa di lihat data pada tahun 2017

untuk UMKM Rp 54.555 miliar dan untuk non UMKM Rp 91.405 miliar.

Padahal, Usaha Kecil Menengah (UKM) telah memperlihatkan kemampuan

untuk tetap survive meskipun diterpa krisis. Kemampuan UKM untuk survive

dengan sumber daya pribadi inilah membuat banyak kalangan merasa optimis

bahwa UKM di masa sekarang dan di masa depan merupakan tonggak

penyelamat ekonomi nasional.

Basis Teori: Pembiayaan

Alokasi Pembiayaan UMKM

Metode Analisis Data:

Uji Stasioner

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Multikolonieritas

Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Uji Hipotesis

Uji F (Simultan)

Uji t (Parsial)

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis Regresi Linier

Berganda

Hasil Pengujian dan

Pembahasan

Kesimpulan dan

Saran

DPK (X1) Inflasi (X2) BI Rate (X3) FDR (X4)

Page 79: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

63

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan

memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

(Sugiyono, 2016). Semua data dalam bentuk bulanan pada periode Juni 2014-

Maret 2017 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik serta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jenis penelitian ini berdasarkan tingkat eksplansinya adalah penelitian

asosiatif. Menurut Sugiyono (2016), penelitian asosiatif merupakan penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua

variabel atau lebih. Metode yang digunakan adalah metode kausal-asosiatif yang

dilakukan terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu peristiwa.

Identifikasi terhadap peristiwa tersebut berkenaan dengan variabel independen

yaitu: Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate, dan Financing to

Deposit Ratio (FDR), dengan variabel dependen yaitu Alokasi Pembiayaan

UMKM. Tempat penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia.

Tempat penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia

yaitu semua BUS yang ada di Indonesia. Waktu penelitian ini adalah periode

Juni 2014-Maret 2017.

B. Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Page 80: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

64

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016). Populasi

pada penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia

dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dari bulan Juni 2014 sampai

dengan bulan Maret 2017.

Di bawah ini merupakan tabel populasi yang digunakan dalam penelitian

ini, dapat di lihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi

No. Nama Perusahaan

1. PT. Bank Muamalat Indonesia

2. PT. Bank Victoria Syariah

3. PT. Bank BRI Syariah

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah

5. PT. Bank BNI Syariah

6. PT. Bank Syariah Mandiri

7. PT. Bank Mega Syariah

8. PT. Bank Panin Syariah

9. PT. Bank Syariah Bukopin

10. PT. BCA Syariah

11. PT. Maybank Syariah Indonesia

12. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

13. PT. Bank Aceh Syariah

Sumber Data: www.ojk.go.id

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. (Sugiyono, 2016). Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling, merupakan teknik penentuan sampel

Page 81: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

65

dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Sugiyono,

2016). Adapun pertimbangan yang dimaksud sebagai berikut:

1. Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pusat Statistika dan Bank Indonesia

menyampaikan laporan publikasi perbankan syariah yang dirilis pada

website resminya.

2. Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pusat Statistika dan Bank Indonesia

menyampaikan statistika perbankan syariah yang dirilis secara rutin

dalam website resminya.

3. Pembiayaan UMKM merupakan akumulasi dari Bank Umum Syariah

dalam satu sumber yaitu website resmi Otoritas Jasa Keuangan yang

diambil dalam bentuk laporan bulanan dalam rentang waktu Juni 2014-

Maret 2017 ada 34 bulan. Jadi total data dalam penelitian ini adalah 34

data.

4. Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistika sudah mempublikasikan

laporan bulanan inflasi dan BI Rate.

Berikut proses pengambilan sampel penelitian. Dapat dilihat dari tabel

3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Proses Pengambilan Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Sampel

1.

Data keuangan BUS tersebut memiliki

data yang dibutuhkan terkait variable-

variabel yang digunakan untuk

1 laporan keuangan

yang diterbitkan oleh

OJK untuk 13

BankUmum Syariah

Page 82: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

66

No. Keterangan Jumlah Sampel

penelitian selama periode Juni 2014-

Maret 2017

2.

Data Inflasi yang diterbitkan secara

konsisten di laporan keuangan Bank

Indonesia periode Juni 2014-Maret

2017

1 laporan inflasi yang

diterbitkan Bank

Indonesia

3.

Data BI Rate yang diterbitkan secara

konsisten di laporan keuangan Badan

Pusat Statistik periode Juni 2014-Maret

2017

1 laporan BI Rate

yang diterbitkan oleh

Badan Statistik Pusat

Data keuangan Bank Umum Syariah pada laporan keuangan Otoritas

Jasa Keuangan terdiri dari 1 laporan.

Data inflasi pada laporan keuangan Bank Indonesia terdiri dari 1

laporan.

Data BI Rate pada laporan keuangan Badan Pusat Statistik terdiri

dari 1 laporan.

Jumlah periode dari Juni 2014- Maret 2017 ada 34 bulan.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, data

tersebut diperoleh langsung dari laporan keuangan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), Badan Pusat Statistika dan Bank Indonesia. Data yang digunakan

penelitian ini merupakan sekunder, data sekunder adalah data yang didapat tidak

secara langsung dari objek penelitian, peneliti mendapatkan data yang sudah jadi

yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode, misalnya

Page 83: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

67

adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar

atau majalah. (Musyafak, 2015).

Penelitian ini menggunakan data time series (berkala), data time series

adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau

periode secara historis, misalnya data perkembangan nilai tukar Dollar Amerika

terhadap Euro Eropa dari tahun 2010 sampai 2011. (Zulfikar & Antara, 2014).

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Field Research

Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu (time series)

dengan sekala bulanan (monthly) yang diambil dari data bulanan Statistik

Perbankan Syariah dengan rentang waktu dari bulan Juni 2014-Juni 2017.

Menurut Umar (2011) data time series atau disebut juga data deret waktu

merupakan data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek

dengan tujuan menggambarkan perkembangan.

2. Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

membaca literature, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan

dengan aspek yang diteliti sebagai upaya memperoleh data yang valid.

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau pinjam di

perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa, karena

ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu, Oleh karena itu, untuk

Page 84: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

68

mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan teknologi yang juga berkembang yaitu internet. Sehingga

data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan

zaman.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Pemilihan alat analisis dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS)

yaitu suatu metode ekonometrik di mana terdapat variabel independen sebagai

variabel penjelas dan variabel dependen sebagai variabel yang dijelaskan dalam

suatu persamaan linier. Dalam OLS hanya terdapat satu variabel dependen,

sedangkan variabel independen jumlahnya bisa lebih dari satu.

Untuk analisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer yaitu

program Microsoft Excel 2013 dan Eviews 9.0. dalam penelitian ini data yang

digunakan adalah data Z-score, suatu bilangan yang menunjukkan seberapa jauh

nilai mentah menyimpang dari rata-ratanya dalam sitribusi data dengan satuan

deviasi. Tujuan dilakukannya adalah untuk menyamakan satuan, jadi nilai

standar tidak lagi tergantung pada satuan pengukuran, melainkan menjadi nilai

baku. Standarisasi data dilakukan menggunakan alat bantu piranti lunak SPSS

Versi 22.0.

Pertimbangan penulis menganalisis/ mengolah data menggunakan

Eviews 9.0 dari pada SPSS karena:

Page 85: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

69

Tabel 3.3

Perbedaan Eviews dengan SPSS

Perbedaan Eviews 9.0 SPSS

Mengolah data Hanya perlu melakukan

beberapa klik maka hasil

akan muncul di screen.

Perlu banyak tahap untuk

mengolah data.

Tipe Data Dapat membedakan tipe

data seperti time series,

cross section dan panel

data.

Tidak dapat membedakan tipe

data seperti time series, cross

section dan panel data.

Sampel Data Jumlah sampel bisa

dilihat di hasil olah data

eviews.

Tidak terdapat jumlah sampel

yang digunakan.

Uji Aumsi

Klasik

Data langsung lolos bila

menggunkan eviews

Data ada yang tidak lolos dan

harus di atasi terlebih dahulu

Sebagai hasil perbandingan tentang keakuratan data maka dapat dilihat

dalam lampiran 7.

1. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas bertujuan untuk melihat nilai rata-rata dan varian

dari data time series, apakah data tersebut mengalami perubahan secara

sistematik sepanjang waktu (konstan) atau sebaliknya. Uji stasioneritas

dapat dilihat dengan menggunakan uji grafik dan uji akar unit. Di sini

peneliti menggunkan metode uji t akar unit agar mendapatkan hasil yang

lebih akurat.

Page 86: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

70

Hasil uji akar-akar unit dengan membandingkan nilai t-hitung

dengan nilai kritis MCKinnon dan jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa data stasioner. Sedangkan jika nilai

probabilitas lebih besar dari 0,05 maka data tidak stasioner. Jika data di level

normal, maka dapat dinaikkan ke diferensiasi tingkat 1 (Winarno, 2015)

Hipotesis:

H0: data tidak stasioner.

H1: data stasioner.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila probabilitas>0,05, maka H0 diterima.

Bila probabilitas<0,05, maka H0 ditolak.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi pada

model regresi. Untuk itu diperlukannya pendeteksian lebih lanjut

diantaranya:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013).

Page 87: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

71

Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual memiliki

distribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Namun dalam penelitian ini lebih ditekankan untuk menguji dengan uji

statistik. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan uji Jarque-Bera (JB)

(Ghozali, 2013).

Data dalam penelitian ini dikatakan terdistribusi normal jika,

nilai probability Jarque-Bera lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2013). Nilai

JB selanjutnya dapat kita hitung signifikansinya untuk menguji hipotesis

berikut:

H0: data terdistribusi normal.

H1: data terdistribusi tidak normal.

Dasar pengambilan keputusan

Bila probabilitas Obs*R Squared>0,05 H0 diterima.

Bila probabilitas Obs*R Squared<0,05 H0 ditolak.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di

antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang

terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel

bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala

multikolinieritas (Suliyanto, 2011).

Menurut Ghozali (2013), pendeteksian adanya multikolineritas

dengan menggunakan uji efisiensi korelasi (r). Jika koefisien korelasi

Page 88: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

72

cukup tinggi, yaitu di atas 0.90, maka diduga terjadi multikolinearitas

dalam model. Sebaliknya, jika koefisien relatif rendah maka diduga

model tidak terjadi multikolinearitas.

Hipotesis:

H0: tidak ada multikolinearitas.

H1: ada multikolinearitas.

Dasar Pengambilan keputusan

Bila r<0.90 (tidak ada multikolinearitas), maka H0 diterima.

Bila r>0.90 (ada multikolinearitas), maka H0 ditolak.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedasatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pendeteksian

heteroskedastisitas yang penulis gunakan dilakukan melalui Uji White.

Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: tidak ada heteroskedastisitas.

H1: ada heteroskedastisitas.

Dasar pengambilan keputusan:

Bila probabilitas Obs*R2>0.05, maka H0 diterima.

Bila probabilitas Obs*R2<0.05, maka H0 ditolak.

Page 89: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

73

d. Uji Autokerelasi

Uji auotkorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan

kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lainnya. Masalah ini timbul karena ressidual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal

ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena

“gangguan” pada seseorang individu atau kelompok cenderung

mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama

pada periode berikutnya (Ghozali, 2013).

Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan Uji

Langrange Multiplier (LM Test) dengan membandingkan nilai

probabilitas R-Squared dengan α=0.05.

Hipotesis:

H0: tidak ada autokorelasi.

H1: ada autokorelasi.

Dasar pengambilan keputusan:

Bila probabilitas Obs*R2>0.05, H0 diterima.

Bila probabilitas Obs*R2<0.05, H0 ditolak.

Page 90: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

74

3. Uji Statistik

a. Uji Signifikasi Simultan (uji-F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

atau terikat (Ghazali, 2013). Adapun cara pengujian dalam uji F ini

dengan melihat nilai signifikasi.

Hipotesis:

H0: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

H1: terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas>0.05, maka H0 diterima.

Jika probabilitas<0.05, maka H0 ditolak.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variable penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel

terikat pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) (Priadana & Muis, 2009).

H0: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen.

H1: terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen.

Page 91: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

75

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas>0.05. maka H0 diterima.

Jika probabilitas<0.05. maka H0 ditolak.

j. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien

determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya (Suliyanto,

2011).

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap

jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, di mana

setiap penambahan satu variabel bebas dan pengamatan dalam model

akan meningkatkan R2 meskipun variabel yang dimasukkan itu tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk

mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi

yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2 adj). Koefisien

determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut

telah dikorelasi dengan memasukkan unsur jumlah variabel dan ukuran

sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi

yang disesuaikan, maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu

dapat naik atau turun akibat adanya penambahan variabel baru dalam

model (Suliyanto, 2011).

Page 92: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

76

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis Regresi

Linier Berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Metode

yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda

dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + ............. bnXn + e

Keterangan:

Y : Variabel terikat (nilai yang diproyeksikan)

A : Intercept (Konstanta)

b1 : Koefisisien regresi untuk X1

b2 : Koefisisien regresi untuk X2

bn : Koefisisien regresi untuk Xn

X1 : Variabel bebas pertama

X2 : Variabel bebas kedua

Xn : Variabel bebas ke-n

e : Nilai residu

5. Kriteria Keterpengaruhan atau Taraf Signifikan

Menurut Bungin (2009) kriteria keterpengaruhan atau taraf

signifikan adalah kesediaan dan keberanian peneliti untuk secara maksimal

mengambil risiko kesalahan dalam menguji hipotesis.

Pada umumnya orang menggunakan tingkat signifikansi dalam

bentuk persen (%). Dalam praktik riset umumnya orang menggunakan

Page 93: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

77

kisaran nilai signifikansi/ probabilitas sebesar 1% (0,01) yang terkecil, 5%

(0,05) atau 10% (0.1) yang terbesar. Jika peneliti ingin menggunakan

tingkat keyakinan sebesar 99%, maka signifikansi akan sebesar 1%. Jika

menginginkan tingkat keyakinan sebesar 95%, maka signifikansi akan

sebesar 5%. Jika menginginkan tingkat keyakinan sebesar 90%, maka

signifikansi akan sebesar 10% (Sarwono, 2013).

Tabel 3.4

Hubungan Taraf Signifikansi dan Hipotesis

No. Taraf Signifikansi

Maknanya 5% 1%

1 Hipotesis diterima Hipotesis diterima Kondisi ini dapat

diterima

2 Hipotesis ditolak Hipotesis ditolak Kondisi ini juga dapat

diterima

3 Hipotesis ditolak Hipotesis diterima Kondisi seperti ini dapat

diterima

4 Hipotesis diterima Hipotesis ditolak

Kondisi seperti ini tidak

dapat diterima sebagai

kebenaran

Sumber: Bungin (2009)

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti

dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada

dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel peneliti yang diperoleh

melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.

Page 94: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

78

1. Variabel Deppenden (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang memberikan reaksi atau

respon jika dihubungkan dengan variabel independen. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah alokasi pembiayaan UMKM. Pembiayaan adalah

penanaman dana dengan maksud untuk memperoleh imbalan/ manfaat/

keuntungan di kemudian hari mencakup hal-hal antara lain:

1) Imbalan yang diharapkan dari investasi adalah berupa keuntungan

dalam bentuk finansial atau uang (financial benefit)

2) Badan usaha umumnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan

berupa uang, sedangkan badan sosial dan badan-badan pemerintah

lainnya lebih bertujuan untuk memberikan manfaat sosial (social

benefit) dibandingkan dengan keuntungan finasialnya.

3) Badan-badan usaha yang mendapatkan pembiayaan investasi dari bank

harus mempu memperoleh keuntungan finansial (financial benefit)

agar dapat hidup dan berkembang serta memenuhi kewajibannya

kepada bank.

Akad yang digunakan adalah akad murabahah, mudharabah, dan

musyarakah. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

nomor 59, murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual

sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual

harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada kembali.

Page 95: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

79

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik

dana) dengan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut

kesepakatan diawal transaksi.

Sedangakan musyarakah adalah akad kerjasama diantara pemilik

modal yang mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari

keuntungan.

Akad musyarakah, mitra usaha dan bank sama-sama menyediakan

modal untuk membiayai suatu usaha yang baru saja dijalankan. Selanjutnya

mitra usaha dapat mengembalikan modal dari pihak bank serta bagi hasil

yang telah disepakati. Pembiayaan bagi hasil yang dapat disalurkan oleh

bank syariah.

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen merupakan variabel stimulus atau variabel

yang mempengaruhi variabel lain, variabel yang dapat diukur,dimanipulasi,

atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu

gejala observasi (Sarwono, 2012).

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas:

a. Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) (X1)

Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan

pada pasal 1 ayat 5 memberikan pengertian simpanan pada bank adalah

sebagai dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank

berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,

sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang

Page 96: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

80

dipersamakan dengan itu. Sumber dana yang diperoleh pihak ketiga ini

akan memberikan dampak pada kemampuan dalam memenuhi skala dan

volume transaksi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba.

b. Inflasi (X2)

Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan

sebagai salah satu institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi

utamanya sebagai mediasi, bank sangat rentan dengan resiko inflasi

terkait dengan mobilitas dananya (Rivai dan Andria, 2009). Inflasi

adalah kenaikan harga secara keseluruhan (Case & Fair, 2009).

c. Bi Rate (X3)

Menurut Bank Indonesia BI Rate adalah suku bunga kebijakan

yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate merupakan

indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia

dalam upaya mencapai target inflasi. BI Rate digunakan sebagai acuan

dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar suku bunga Sertifikat

Bank Indonesia (SBI) 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada

di sekitar BI Rate (www.bi.go.id).

d. Financing to Deposit Ratio (FDR) (X4)

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah

pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank

(Surya, 2008). Menurut Dendawijaya (2009) Financing to Deposit Ratio

(FDR) merupakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar

Page 97: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

81

penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan

pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baiknya fungsi

intermediasi bank yang bersangkutan. FDR yang tinggi

mengindikasikan tingkat pembiayaan tinggi dan ini berdampak pada

meningkatnya return yang akan dihasilkan dari pembiayaan.

Berikut adalah tabel 3.3 yang berisi ringkasan definisi variabel:

Tabel 3.5

Ringkasan Devinisi dan Rumus Variabel

No Variabel Definisi Variabel Pengukuran Variabel Sumber

1.

Dana

Pihak

Ketiga

(DPK)

DPK merupakan dana

simpanan dari masyarakat

yang dititipkan kepada

bank syariah, yang

penarikannya dapat

dilakukan setiap saat tanpa

pemberitahuan terlebih

dahulu kepada bank dengan

media penarikan tertentu.

DPK= Simpanan

wadiah+ tabungan

mudharabah+ deposito

mudharabah

Wardiantika

dan

Kusumaningt

ias, (2014)

No Variabel Definisi Variabel Pengukuran Variabel Sumber

2. Inflasi Inflasi berarti kenaikan

tingkat harga secara umum

dari barang/ komoditas dan

jasa selama atau periode

tertentu.

Inflasi

=𝐼𝐻𝐾𝑛 − 𝐼𝐻𝐾𝑜

𝐼𝐻𝐾𝑜𝑥100%

Karim (2008)

3. BI Rate BI Rate adalah suku bunga

kebijakan yang

mencerminkan sikap

𝑅=𝑖 𝑀𝑅

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 =𝑅

12

www.bi.go.id

Page 98: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

82

kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh Bank

Indonesia dan diumumkan

kepada publik. BI Rate

merupakan indikasi suku

bunga jangka pendek yang

diinginkan Bank Indonesia

dalam upaya mencapai

target inflasi.

4. Financin

g to

Deposit

Ratio

(FDR)

Merupakan seberapa jauh

kemampuan bank dalam

membayar penarikan dana

yang dilakukan deposan

dengan mengandalkan

pembiayaan yang diberikan

sebagai sumber

likuiditasnya.

FDR

=𝐽𝑚𝑙ℎ 𝐹𝑖𝑛𝑎𝑛𝑐𝑖𝑛𝑔

𝑇𝑡𝑙 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 + 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑥100%

Dendawijaya,

2009

Page 99: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

83

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Rintisan praktek perbankan Islam di Indonesia dimulai pada awal

periode 1980-an, melalui diskusi-diskusi bertemakan bank Islam sebagai pilar

ekonomi Islam. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengkajian tersebut, untuk

menyebut beberapa, diantaranya adalah Karnaen A Perwataatmadja, M

Dawam Rahardjo, AM Saefuddin, dan M Amien Azis. Sebagai uji coba,

gagasan perbankan Islam dipraktekkan dalam skala yang relatif terbatas di

antaranya di Bandung dan Jakarta. Sebagai gambaran, M Dawam Rahardjo

dalam tulisannya pernah mengajukan rekomendasi Bank Syari’at Islam

sebagai konsep alternatif untuk menghindari larangan riba, sekaligus

berusaha menjawab tantangan bagi kebutuhan pembiayaan guna

pengembangan usaha dan ekonomi masyarakat. Jalan keluarnya secara

sepintas disebutkan dengan transaksi pembiayaan berdasarkan tiga modus,

yakni mudharabah, musyarakah, dan murabahah. Bank muamalat Indonesia

lahir sebagai hasil kerja tim perbankan MUI (Hasan, 2014).

Namun demikian, perkembangan bank syariah yang pesat baru terasa

semenjak era reformasi pada akhir 1990-an, setelah pemerintah dan Bank

Indonesia memberikan komitmen besar dan menempuh berbagai kebijakan

untuk mengembangkan bank syariah, khususnya sejak perubahan undang-

undang perbankan dengan UU No. 10 tahun 1998. Berbagai kebijakan

tersebut tidak hanya menyangkut perluasan jumlah kantor dan operasi bank-

Page 100: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

84

bank syariah untuk meningkatkan sisi penawaran, tetapi juga menyangkut

pengembangan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan

sisi permintaan (Hasan, 2014).

Konsep ekonomi syariah ini diyakini menjadi “system imun” yang

efektif contohnya Bank Muamalat Indonesia yang tidak terpengaruh oleh

gejolak krisis ekonomi ternyata menarik minat pihak perbankan konvensional

untuk mendirikan bank yang juga memakai system syariah. Pada tahun 1999,

perbankan syariah berkembang luas dan menjadi internasional pada tahun

2004. Dengan perkembangan yang cukup signifikan ini, perbankan syariah

nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu pancang perekonomian

Indonesia yang kuat dan menjadi solusi terbaik terhadap permasalahan-

permasalahan perekonomian yang ada di masyarakat saat ini, terutama bagi

mereka yang memiliki usaha kecil dan menengah, yang sangat membutuhkan

pinjaman dana untuk selamanya (Hasan, 2014).

Pertumbuhan bank syariah saat ini menunjukkan besarnya permintaan

masyarakat terhadap jasa perbankan syariah. Hal ini tercermin dari

pertumbuhan jumlah bank yang signifikan dari jaringan kantor maupun

kinerja keuangan perbankan syariah selama tahun 2011-2015, jumlah bank

yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah mengalami

peningkatan. Sampai tahun 2017 ini perbankan syariah terdiri atas 13 BUS.

(Hasan, 2014)

Kondisi perbankan syariah pada tahun mendatang diperkirakan akan

terus membaik. Ini terbukti dengan masih tingginya minat masyarakat

Page 101: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

85

terhadap perbankan syariah. Dalam rangka peningkatan jangkauan melalui

kemudahan untuk membuka kantor pelayanan, diharapkan dapat memberikan

pengaruh pada minat masyarakat (Hasan, 2014).

B. Deskriptif Data

1. Deskripsi Variabel Pembiayaan UMKM

Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi ini membuat bank

memiliki posisi yang strategis dalam perekonomian. Aktifitas bank yaitu

menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang

membutuhkan akan meningkatkan arus dana untuk investasi, modal kerja

maupun konsumsi. Dengan demikian, akan dapat meningkatkan

perekonomian nasional (Kasmir, 2008).

Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek

yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja

usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan pembiayaan

investasi syariah adalah penanaman dana dengan maksud untuk memperoleh

imbalan/ manfaat/ keuntungan dikemudian hari (Karim, 2007).

Kebutuhan pembiayaan modal kerja syariah dapat dipenuhi dengan

berbagai cara, antara lain (Ascarya, 2008):

3. Bagi hasil: mudharabah, musyarakah;dan

4. Jual beli: murabahah dan salam.

Kebutuhan pembiayaan investasi syariah dapat dipenuhi dengan

berbagai cara, antara lain (Ascarya, 2008):

1. Bagi hasil: mudharabah, musyarakah;dan

Page 102: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

86

2. Jual beli: murabahah dan salam; dan

3. Sewa: Ijarah atau ijarah muntahiya bittamlik.

Berikut adalah data FDR yang digunakan peneliti periode Juni 2014–

Maret 2017, dapat dilihat pada table 4.1 yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Pembiayaan Modal Kerja dan Investasi UMKM Tahun Juni 2014-

Maret 2017 (Dalam Miliar Rupiah)

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

Januari - 58.142 49.119 53.497

Februari - 57.780 48.718 53.416

Maret - 57.203 49.410 54.555

April - 54.812 49.508 -

Mei - 51.603 49.884 -

Juni 63.835 52.793 51.952 -

Juli 62.747 50.074 51.325 -

Agustus 65.862 41.738 50.862 -

September 53.606 46.425 52.932 -

Oktober 64.980 46.056 53.051 -

November 59.148 46.799 53.795 -

Desember 59.806 50.291 54.531 -

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2017 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, data pembiayaan modal kerja dan

investasi UMKM terendah pada tahun 2014 berada pada bulan September

sebesar Rp 53.606 miliar dan tertinggi pada bulan Agustus sebesar Rp 65.862

miliar. Pada tahun 2015 pembiayaan modal kerja dan investasi UMKM

terendah pada bulan Agustus sebesar Rp 41.738 miliar dan tertinggi pada

bulan Januari sebesar Rp 58.142 miliar. Pada tahun 2016 pembiayaan modal

kerja dan investasi UMKM terendah pada bulan Februari sebesar Rp 48.718

miliar dan tertinggi pada bulan Desember sebesar Rp 54.531 miliar.

Page 103: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

87

Pada tahun 2017 pembiayaan modal kerja dan investasi UMKM

terendah pada bulan Februari sebesar Rp 53.416 miliar dan tertinggi pada

bulan Maret sebesar Rp 54.555 miliar. Berdasarkan tabel 4.1 pembiayaan

modal kerja dan investasi UMKM di atas sebenarnya jumlah pembiayaan

modal kerja dan investasi yang di salurkan BUS kepada UMKM masih

terbilang rendah/kecil jika dilihat dari jumlah dana yang dihimpun oleh BUS.

Pada tahun Agustus 2014 bisa menembus angka Rp 65.862 miliar dan pada

tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan.

2. Deskripsi Variabel Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan

kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil

maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga

keuangan, maka dana merupakan masalah utama bagi setiap bank. Tanpa

dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain bank

menjadi tidak berfungsi sama sekali. Dana yang ada akan dialokasikan oleh

bank dalam berbagai bentuk termasuk untuk pembiayaan. Kegiatan

menghimpun dana dari masyarakat oleh bank sering disebut dengan kegiatan

funding (Purnamasari & Suswinarno, 2011). Kegiatan funding juga dilakukan

oleh bank syariah, maka pihak bank syariah membuat berbagai macam bentuk

produk yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Adapun data DPK periode

Juni 2014–Maret 2017, dapat dilihat pada tabel 4.2 yaitu sebagai berikut:

Page 104: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

88

Tabel 4.2

Data Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) Tahun Juni 2014-Maret 2017

(Dalam Miliar Rupiah)

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

Januari - 210.761 229.094 277.714

Februari - 210.297 231.820 281.084

Maret - 212.988 232.657 286.178

April - 213.973 233.808 -

Mei - 215.339 238.367 -

Juni 191.594 213.477 241.336 -

Juli 194.299 216.083 243.185 -

Agustus 195.959 216.356 244.843 -

September 197.142 219.313 263.522 -

Oktober 207.121 219.478 264.678 -

November 209.645 220.635 270.480 -

Desember 217.859 231.175 279.335 -

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2017 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, nilai DPK terendah pada tahun 2014

berada pada bulan Juni sebesar Rp 191.594 miliar dan tertinggi pada bulan

Desember sebesar Rp 217.859 miliar. Pada tahun 2015 DPK terendah pada

bulan Februari sebesar Rp 210.297 miliar dan tertinggi pada Desember

sebesar Rp 231.175 miliar. Pada tahun 2016 DPK terendah pada bulan Januari

sebesar Rp 229.094 miliar dan tertinggi pada bulan Desember sebesar Rp

279.335 miliar.

Pada tahun 2017 DPK terendah pada bulan Januari sebesar Rp

277.714 miliar dan tertinggi pada bulan Maret sebesar Rp 286.178 miliar.

Secara umum penghimpunan dana di bank syariah ini masih dinilai baik

karena tingkat DPK selalu mengalami peningkatan setiap periodenya.

Page 105: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

89

3. Deskripsi Variabel Inflasi

Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai

salah satu institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi utamanya sebagai

mediasi, bank sangat rentan dengan resiko inflasi terkait dengan mobilitas

dananya (Rivai dan Andria, 2009). Secara umum inflasi berarti kenaikan

tingkat harga secara umum dari barang/ komoditas dan jasa selama atau

periode tertentu (Karim, 2008).

Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah

yang telah diinvestasikan. Oleh karena itu, risiko inflasi juga bisa disebut

sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor

biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasi

penurunan daya beli yang dialaminya. (Tandelilin, 2010). Berikut adalah data

inflasi periode Juni 2014–Maret 2017, dapat dilihat pada tabel 4.3 yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Data Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun Juni 2014-Maret 2017

(Dalam Persen)

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

Januari - 6.96 4.14 3.49

Februari - 6.29 4.42 3.83

Maret - 6.38 4.45 3.61

April - 6.79 3.60 -

Mei - 7.15 3.33 -

Juni 6.70 7.26 3.45 -

Juli 4.53 7.26 3.21 -

Agustus 3.99 7.18 2.79 -

September 4.53 6.83 3.07 -

Oktober 4.83 6.25 3.31 -

November 6.23 4.89 3.58 -

Desember 8.36 3.35 3.02 -

Sumber: Bank Indonesia 2017 (data diolah)

Page 106: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

90

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, nilai inflasi terendah pada tahun 2014

berada pada bulan Agustus sebesar 3.99% dan tertinggi pada bulan Desember

sebesar 8.36%. Pada tahun 2015 inflasi terendah pada bulan Desember

sebesar 3.35% dan tertinggi pada bulan Juni sebesar 7,26% dan bulan Juli

sebesar 7,26%. Pada tahun 2016 inflasi terendah pada bulan Agustus sebesar

2.79% dan tertinggi pada bulan Maret sebesar 4.45%.

Pada tahun 2017 inflasi terendah pada bulan Januari sebesar 3.49%

dan tertinggi pada bulan Maret sebesar 3.83%. Sedangkan selama periode

penelitian inflasi tertinggi pada bulan Desember 2014 mencapai 8,36% dan

nilai terendah terjadi pada bulan Agustus 2016 sebesar 2.79%.

4. Deskripsi Variabel Bi Rate

BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau

stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan

diumumkan kepada public (www.bi.go.id).

Menurut McConell Brue, yang dimaksud dengan suku bunga adalah

harga yang dibayarkan untuk penggunaan uang. Ini merupakan harga yang

harus peminjam bayar kepada pemberi pinjaman untuk mentransfer daya beli

di masa depan (McConnell, 2008). Berikut adalah data BI rate dari periode

Juni 2014–Maret 2017, dapat dilihat pada tabel 4.4 yaitu sebagai berikut:

Page 107: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

91

Tabel 4.4

Data Tingkat Bi Rate di Indonesia Tahun Juni 2014-Maret 2017

(Dalam Persen)

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

Januari - 7.75 7.50 4.75

Februari - 7.50 7.00 4.75

Maret - 7.50 6.75 4.75

April - 7.50 6.75 -

Mei - 7.50 6.75 -

Juni 7.50 7.50 6.50 -

Juli 7.50 7.50 6.50 -

Agustus 7.50 7.50 5.25 -

September 7.50 7.50 5.00 -

Oktober 7.50 7.50 4.75 -

November 7.75 7.50 4.75 -

Desember 7.75 7.50 4.75 -

Sumber: Badan Pusat Statistik 2017 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, nilai BI rate terendah pada tahun 2014

berada pada bulan Juni-Oktober sebesar 7.50% dan tertinggi pada bulan

November dan Desember sebesar 7.75%. Pada tahun 2015 BI rate terendah pada

bulan Februari-Desember sebesar 7.50% dan tertinggi pada bulan Januari

sebesar 7,75%.

Pada tahun 2016 BI rate terendah pada bulan Oktober, November dan

Desember sebesar 4.75% dan tertinggi pada bulan Januari sebesar 7.50%. Pada

tahun 2017 hanya sampai bulan Maret nilai BI rate cenderung stabil dengan

nilai tetap yaitu sebesar 4.75%. Dari data di atas terlihat bahwa laju Bi rate

selama periode Juni 2014-Juni 2017 sangat stabil, tidak ada pergerakan secara

menanjak dan menurun yang sangat signifikan.

Page 108: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

92

5. Deskripsi Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to deposit ratio (FDR) adalah seberapa besar dana pihak

ketiga bank syariah dilepaskan untuk pembiayaan. financing to deposit ratio

merupakan rasio yang digunakanuntuk mengukur likuiditas suatu bank atau

mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

dan permohonan kredit atau pembiayaan dengan cepat (Yanis & Priyadi,

2015).

Adapun data Financing to Deposit Ratio (FDR). Berikut adalah data

Financing to Deposit Ratio (FDR dari periode Juni 2014–Maret 2017, dapat

dilihat pada tabel 4.5 yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5

Data Financing to Deposit Ratio (FDR) di Indonesia Tahun Juni 2014-

Maret 2017 (Dalam Persen)

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

Januari - 88,85 87,86 84,74

Februari - 89,37 87,30 83,78

Maret - 89,15 87,52 83,53

April - 89,57 88,11 -

Mei - 90,05 89,31 -

Juni 95,21 92,56 89,32 -

Juli 94,02 90,13 87,58 -

Agustus 93,05 90,72 87,53 -

September 93,90 90,82 86,43 -

Oktober 93,90 90,67 86,88 -

November 89,91 90,26 86,27 -

Desember 86,66 88,03 85,99 -

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, Financing to Deposit Ratio (FDR)

terendah pada tahun 2014 berada pada bulan Desember sebesar 86,66% dan

tertinggi pada Juni sebesar 95,21%. Pada tahun 2015 Financing to Deposit

Page 109: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

93

Ratio (FDR) terendah pada bulan Desember sebesar 88,03% dan tertinggi

pada bulan Juni sebesar 92,56%. Pada tahun 2016 Financing to Deposit Ratio

(FDR) terendah pada bulan Desember sebesar 85,99% dan tertinggi pada

bulan Juni sebesar 89,32%. Pada tahun 2017 hanya sampai bulan Maret nilai

Financing to Deposit Ratio (FDR) terendah pada bulan Maret sebesar 83,53%

dan tertinggi pada bulan Januari sebesar 84,74%. Sedangkan selama periode

penelitian Financing to Deposit Ratio (FDR) tertinggi pada bulan Juni 2014

mencapai 95,21% dan nilai terendah terjadi pada bulan Maret 2017 sebesar

83,53%.

C. Analisis dan Pembahasan

Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder

runtut waktu (time series) mulai tahun Juni 2014-Maret 2017. Penelitian

mengenai Alokasi Pembiayaan UMKM menggunakan data pada Bank Umum

Syariah di Indonesia sebagai variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan

variabel independen terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate, dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) keseluruhan dari data yang digunakan sebagai

bahan penelitian diperoleh dari laporan bulanan Stasistik Perbankan Syariah

Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik.

Model yang digunakan sebagai alat analisis regresi liner berganda adalah

Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data dilakukan secara elektronik

dengan menggunakan Microsoft Excel 2013 dan EViews 9.0 untuk mempercepat

hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Pembahasan

dilakukan dengan Uji Stasioneritas, Uji Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis.

Page 110: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

94

Keseluruhan data variabel dalam penelitian ini diolah atau

ditransformasikan ke dalam bentuk Z Score, Untuk menstandarkan data yang

dikarenakan memiliki satuan yang berbeda agar menjadi sama, maka model

kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk persamaan Z Score.

1. Uji Stasioner

Uji stasioneritas bertujuan untuk melihat nilai rata-rata dan varian dari

data time series, apakah data tersebut mengalami perubahan secara sistematik

sepanjang waktu (konstan) atau sebaliknya. Hasil uji akar-akar unit dengan

melihat probabilitas, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa data stasioner. Jika data tidak stasioner di tingkat level,

data dapat dinaikkan ke diferensiasi tingkat 1 (Winarno, 2015).

Setelah data diolah menggunakan aplikasi Eviews 9, maka terlihat

hasil uji akar unit sebagai berikut:

Tabel 4.1

Stasioner ADF Tingkat Level

Variabel Level

t-stat Probabilitas Keterangan

PIM -2.553908 0.1126 Tidak Stasioner

DPK 0.317549 0.9757 Tidak Stasioner

INF -2.569667 0.1093 Tidak Stasioner

BR 0.527395 0.9852 Tidak Stasioner

FDR -1.579181 0.4817 Tidak Stasioner

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Berdasarkan hasil uji stasioneritas pada tingkat level, variabel PIM,

DPK, INF, BR dan FDR tidak stasioneritas karena memiliki probabilitas lebih

besar dari 0.05. Oleh karena itu, maka uji stasioneritas dinaikkan ke

diferensiasi tingkat 1, dengan hasil sebagai berikut:

Page 111: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

95

Tabel 4.2

Stasioner ADF Tingkat 1st Difference

Variabel Level

t-stat Probabilitas Keterangan

PIM -10.65641 0.0000 Stasioner

DPK -5.604400 0.0001 Stasioner

INF -7.115461 0.0000 Stasioner

BR -4.780890 0.0005 Stasioner

FDR -5.438080 0.0001 Stasioner

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Seluruh hasil uji pada diferensiasi tingkat 1 menunjukkan semua

variabel sudah stasioner. Dari output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai

probabilitas seluruh variabel lebih kecil dari nilai kritis (0.0000<0.05).

Dengan demikian data telah stasioner pada tahap diferensiasi tingkat 1 dan

hipotesis H0 (data tidak stasioner) dapat ditolak.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel

dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak.

Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan

menggunakan metode Jarque-Bera (JB). model regresi yang baik adalah

data berdistribusi normal. Dalam software EViews, normalitas sebuah

data dapat diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera. Uji JB

didapat dari histogram normality (Ghozali, 2013).

Setelah data diolah menggunakan EViews 9 maka didapatkan hasil

sebagai berikut:

Page 112: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

96

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0

Series: ResidualsSample 1 34Observations 34

Mean 1.31e-17Median 0.067277Maximum 2.100568Minimum -1.741770Std. Dev. 0.787000Skewness 0.300927Kurtosis 3.447590

Jarque-Bera 0.796967Probability 0.671337

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Berdasarkan gambar 4.1, dihasilkan nilai JB sebesar 0.796967,

dengan probabilitas sebesar 0.796967 yang berarti nilai ini lebih dari 0.05.

Maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar

variabel independen (Ghozali, 2013).

Pada penelitian ini uji multikolinearitas yang digunakan

menggunakan metode perhitungan koefisien korelasi, di mana jika

hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya di bawah

0.90, maka antar variabel tersebut tidak terdapat gejala multtikolinearitas.

Sebaliknya, jika koefisien korelasi yang dihasilkan di atas 0.90 maka

dapat dikatakan terdapat gejala multikolinearitas. Setelah data diolah

menggunakan EViews 9, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 113: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

97

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

DPK INF BR FDR

DPK 1.000000 -0.451753 -0.935802 -0.867208

INF -0.451753 1.000000 0.570937 0.174697

BR -0.935802 0.570937 1.000000 0.722023

FDR -0.867208 0.174697 0.722023 1.000000

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan antar

variabel independen (DPK, INF, BR dan FDR) tidak ada yang

menunjukkan nilai korelasi >0,9. Nilai korelasi tertinggi

sebesar 0.787397 yaitu antara BR dan FDR, karena

sebesar 0.722023<0,09 maka dalam halini H0 diterima, sehingga dapat

diputuskan bahwa dalam model ini tidak terjadi gejala multikolinieritas.

Sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah

Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

Untuk mendeteksi data memiliki masalah heteroskedastisitas atau

tidak yaitu jika probabilitas OBS*R2>0.05, maka data tidak terdapat

heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan

aplikasi EViews 9.0 dengan menggunakan uji white, diperoleh hasil

sebagai berikut:

Page 114: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

98

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 2.679196 Prob. F(14,19) 0.0236

Obs*R-squared 22.56814 Prob. Chi-Square(14) 0.0677

Scaled explained SS 20.09290 Prob. Chi-Square(14) 0.1272

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, diketahui bahwa nilai probabilitas

Chi Square sebesar 0.0677 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0.05.

Karena nilai probabilitas Chi Square> dari α= 5% (0.3377>0.05), maka

dalam hal ini H0 diterima sehingga dapat disimpulkan H0 diterima dan

data tersebut bersifat homoskedastisitas dan tidak terdapat

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,

2013).

Uji autokorelasi dapat dilakukan melalui uji LM Test yang

kemudian hasil dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi Square. Jika

probabilitas Chi Square lebih besar dari tingkat signifikansi 5%, maka

dikatakan tidak terdapat autokorelasi. Hasil pengujian uji autokorelasi

menggunakan EViews 9.0 adalah sebagai berikut:

Page 115: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

99

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 7.555083 Prob. F(2,27) 0.0025

Obs*R-squared 12.20004 Prob. Chi-Square(2) 0.0022

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.10, diketahui bahwa nilai probabilitas Chi

Square>α=5% (0.0022<0.05), maka H0 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa data terdapat masalah autokorelasi. Oleh karena itu,

perlu dilakukannya perbaikan, pada masalah autokorelasi ini dapat

diperbaiki dengan Metode Newy-West. Berikut hasil pegolahan dengan

metode Newey-West:

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi dengan Metode Newey-West

Dependent Variable: PIM

Method: Least Squares

Date: 10/01/17 Time: 23:43

Sample: 1 34

Included observations: 34

HAC standard errors & covariance (Bartlett kernel, Newey-West fixed

bandwidth = 4.0000)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.161624 0.204507 -0.790308 0.4358

DPK -2.914709 0.798559 -3.649963 0.0010

INF -0.152180 0.215576 -0.705921 0.4859

BR -1.877342 0.405114 -4.634105 0.0001

FDR -0.643499 0.543060 -1.184951 0.2457

R-squared 0.420645 Mean dependent var -0.039373

Page 116: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

100

Adjusted R-squared 0.340734 S.D. dependent var 1.033957

S.E. of regression 0.839523 Akaike info criterion 2.623088

Sum squared resid 20.43918 Schwarz criterion 2.847553

Log likelihood -39.59249 Hannan-Quinn criter. 2.699637

F-statistic 5.263916 Durbin-Watson stat 1.140005

Prob(F-statistic) 0.002594 Wald F-statistic 14.57532

Prob(Wald F-statistic) 0.000001

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.11, output di atas merupakan hasil koreksi

stadard error dengan metode Newey-West setelah ada masalah

autokorelasi. Hasil di atas langsung dapat kita gunakan dalam laporan

penelitian. Jika dibandingkan dengan hasil metode OLS tanpa koreksi

HAC maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dalam nilai

standard error, nilai t, dan nilai p. Namun hasil koreksi HAC lebih valid

sedangkan hasil OLS tanpa koreksi dapat menyebabkan kesalahan

pengambilan keputusan (Ghazali, 2013).

3. Uji Statistik

a. Uji Signifikansi Parameter Indinvidual (Uji-t)

Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial

(individu) variabel-variabel independen DPK, INF, BR dan FDR terhadap

variabel dependen, yaitu PU. Salah satu cara untuk melakukan uji-t adalah

dengan melihat nilai probabilitas pada tabel uji statistik t. Apabila nilai

probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan α yaitu 0.05, berarti

variabel independen secara parsial (individu) mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan.

Page 117: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

101

Tabel 4.7

Hasil Uji-t

Dependent Variable: PIM

Method: Least Squares

Date: 10/01/17 Time: 23:19

Sample: 1 34

Included observations: 34

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DPK -2.914709 0.782521 -3.724767 0.0008

INF -0.152180 0.188832 -0.805902 0.4269

BR -1.877342 0.543069 -3.456913 0.0017

FDR -0.643499 0.424066 -1.517449 0.1400

C -0.161624 0.147628 -1.094802 0.2826

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Dari hasil tabel 4.11 hasil uji statistik t terdapat sebagai berikut:

1) Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Alokasi Pembiayaan

UMKM

Hasil pengujian dengan analisis regresi data time series

menunjukkan, bahwa nilai probabilitas DPK yaitu sebesar

0.0008 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga H01 ditolak/ Ha1

diterima. Hal ini secara parsial berarti bahwa DPK memiliki

pengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

2) Pengaruh Inflasi Terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM

Hasil pengujian dengan analisis regresi data time series

menunjukkan, bahwa nilai probabilitas INF yaitu sebesar

0.4269 yang lebih besar dari 0.05 sehingga H02 diterima/

menolak Ha2. Hal ini berarti secara parsial bahwa INF tidak

Page 118: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

102

memiliki pengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan

UMKM.

3) Pengaruh BI Rate Terhadap Alokasi Pembiayaan Investasi

UMKM

Hasil pengujian dengan analisis regresi data time series

menunjukkan, bahwa nilai probabilitas BR yaitu sebesar

0.0017 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga H03 ditolak/ Ha3

diterima. Hal ini berarti bahwa secara parsial BR memiliki

pengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

4) Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Alokasi

Pembiayaan UMKM

Hasil pengujian dengan analisis regresi data time series

menunjukkan, bahwa nilai probabilitas TM yaitu sebesar

0.1400 yang lebih besar dari 0.05 sehingga H04 diterima/ Ha4

ditolak. Hal ini berarti bahwa secara parsial FDR tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan

UMKM.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel independen atau

untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen atau tidak.

Page 119: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

103

Apabila probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H05 ditolak dan

dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan

mempengaruhi variabel dependennya. Apabila probabilitas lebih besar

dari 0.05, maka H05 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada

variabel independen yang mempengaruhi variabel dependennya. Uji

hipotesis secara simultan menggunakan uji F, tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji-F R-squared 0.420645 Mean dependent var -0.039373

Adjusted R-squared 0.340734 S.D. dependent var 1.033957

S.E. of regression 0.839523 Akaike info criterion 2.623088

Sum squared resid 20.43918 Schwarz criterion 2.847553

Log likelihood -39.59249 Hannan-Quinn criter. 2.699637

F-statistic 5.263916 Durbin-Watson stat 1.140005

Prob(F-statistic) 0.002594

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Berdasarkan hasil output EViews yang ditunjukkan tabel 4.13,

nilai probabilitas (prob) dari tabel 4.13 yaitu sebesar 0.002594 yang lebih

kecil dari tingkat signifikansi 0.05, sehingga H02 ditolak/ Ha2 diterima. Hal

ini menandakan bahwa variabel DPK, INF, BR dan FDR secara bersama-

sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Alokasi

Pembiayaan UMKM, sehingga model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model

regresi terbaik. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih dari

satu variabel independen.

Page 120: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

104

Tabel 4.9

Hasil Koefisien Determinasi

R-squared 0.420645 Mean dependent var -0.039373

Adjusted R-squared 0.340734 S.D. dependent var 1.033957

S.E. of regression 0.839523 Akaike info criterion 2.623088

Sum squared resid 20.43918 Schwarz criterion 2.847553

Log likelihood -39.59249 Hannan-Quinn criter. 2.699637

F-statistic 5.263916 Durbin-Watson stat 1.140005

Prob(F-statistic) 0.002594

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas besarnya angka Adjusted R-Squared

adalah 0.340734 Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan

variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 34% atau

dapat diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model

mampu menjelaskan 34% terhadap variabel dependennya. Sedangkan

sisanya 66% dipengaruhi faktor lain di luar model regresi tersebut.

4. Persamaan Model Regresi

Hasil pengolahan data menggunakan regresi linier berganda dengan

metode OLS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Estimasi Metode Ordinary Least Square (OLS)

Dependent Variable: PIM

Method: Least Squares

Date: 10/01/17 Time: 23:19

Sample: 1 34

Included observations: 34

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DPK -2.914709 0.782521 -3.724767 0.0008

INF -0.152180 0.188832 -0.805902 0.4269

BR -1.877342 0.543069 -3.456913 0.0017

FDR -0.643499 0.424066 -1.517449 0.1400

C -0.161624 0.147628 -1.094802 0.2826

Page 121: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

105

R-squared 0.420645 Mean dependent var -0.039373

Adjusted R-squared 0.340734 S.D. dependent var 1.033957

S.E. of regression 0.839523 Akaike info criterion 2.623088

Sum squared resid 20.43918 Schwarz criterion 2.847553

Log likelihood -39.59249 Hannan-Quinn criter. 2.699637

F-statistic 5.263916 Durbin-Watson stat 1.140005

Prob(F-statistic) 0.002594

Sumber: Output EViews 9

Dari tabel di atas, maka dapat disusun persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

PIM = – 0.161624 – 2.914709 DPK – 0.152180 INF – 1.877342 BR

– 0.643499 FDR + e

Dimana:

Y : PIM (Pembiayaan Investasi dan Modal Kerja UMKM)

X1 : DPK (Dana Pihak Ketiga)

X2 : INF (Inflasi)

X3 : BR (BI Rate)

X4 : FDR (Financing to Deposit Ratio)

Dari Persamaan Di atas dapat dijelaskan bahwa:

1. Dari hasil data OLS, nilai konstanta sebesar –0.161624, artinya bahwa

apabila variabel bebas (independen) dianggap konstan atau tidak

mengalami perubahan maka akan menurunkan atau mengurangi tingkat

PIM sebesar 0.161624. Hal ini menunjukkan akan terjadi penurunan

tingkat PIM Perbankan Syariah apabila variabel indepeden dianggap

konstan.

2. Nilai koefisien regresi Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar –2.914709

persen yang berarti jika Dana Pihak Ketiga mengalami perubahan

Page 122: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

106

(positif) sebesar 1 persen, maka akan menurunkan PIM sebesar 2.914709

persen.

3. Nilai koefisien regresi INF (inflasi) sebesar –0.152180 persen yang berarti

jika INF (inflasi) mengalami perubahan (positif) sebesar 1 persen, maka

akan menaikan PIM sebesar 0.152180 persen.

4. Nilai koefisien regresi BR (BI Rate) sebesar –1.877342 persen yang

berarti jika BR (BI Rate) mengalami perubahan (positif) sebesar 1 persen,

maka akan menurunkan PIM sebesar 1.877342 persen.

5. Nilai koefisien regresi Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar –

0.643499 persen yang berarti jika Financing to Deposit Ratio (FDR)

mengalami perubahan (positif) sebesar 1 persen, maka akan menurunkan

PIM sebesar 0.643499 persen.

D. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Alokasi Pembiayaan

UMKM.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Dana Pihak

Ketiga (DPK) mempunyai nilai signifikan 0.0008< 0.05. Hal ini berarti

menerima Ha1 atau menolak H01. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurul &

Nasution (2009) penghimpunan dana dari pihak ketiga sangat

Page 123: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

107

dibutuhkan dunia usaha dan investasi, jika orang sudah enggan

menabung, maka dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang,

karena berkembangnya dunia usaha membutuhkan dana dari

masyarakat.

Pertumbuhan bank sangat dipengaruhi oleh kemampuan suatu

bank untuk menghimpun dana masyarakat. Baik berskala kecil maupun

sebaliknya dengan masa pengendapan yang memadai. Secara

operasional perbankan, dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber

likuiditas untuk penyaluran pembiayaan pada Bank Umum Syariah.

Semakin besar sumber dana (simpanan) yang ada maka bank akan dapat

menyalurkan pembiayaan semakin besar pula, sehingga dana pihak

ketiga yang dimiliki bank akan meningkat (Yanis & Priyadi, 2015).

Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Ibadurrohman (2014)

jumlah dana pihak ketiga mempunyai hubungan signifikan

mempengaruhi jumlah pembiayaan. Sesuai dengan teori yang

menyatakan Dana Pihak Ketiga merupakan sumber pendanaan utama

perbankan syariah. Karenanya bank syariah sangat membutuhkan dana

yang bersumber dari pihak ketiga.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel DPK

berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UMKM. Semakin tinggi

DPK, akan berdampak semakin besar juga dana yang harus disalurkan

oleh bank lewat pembiayaan.

Page 124: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

108

2. Pengaruh Inflasi terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Inflasi

(INF) mempunyai nilai signifikan 0.4269<0.05. Hal ini berarti menolak

Ha2 atau menerima H02. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Inflasi (INF) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

alokasi pembiayaan UMKM.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Nurhidayah & Isvandiari (2016) yang menyatakan inflasi tidak

berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UMKM. Tingkat inflasi

disimpulkan tidak berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UKM

bank syariah Indonesia, dimana diketahui bahwa tingkat inflasi

memiliki hubungan lurus dengan suku bunga yang dijadikan patokan

bank syariah dalam penentuan tingkat margin keuntungan bank syariah.

Sehingga pengaruh inflasi tidak langsung dapat mempengaruhi jumlah

alokasi pembiyaan UKM bank syariah.

Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap alokasi

pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah. Hal ini bahwa bank

umum syariah tetap melakukan alokasi pembiayaan UMKM namun

besar kecilnya alokasi pembiayaan ke UMKM itu ada perhitungannya

tersendiri karena memperhitungkan resiko yang terjadi saat inflasi

sedang tinggi.

Page 125: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

109

3. Pengaruh BI rate terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel BI rate

(BR) mempunyai nilai signifikan 0.0017<0.05. Hal ini berarti menerima

Ha3 atau menolak H03. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel BI

rate (BR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Alokasi

Pembiayaan Investasi UMKM.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sri Delasmi Jayanti dan Deky Anwar (2016) yang menyatakan

bahwa BI rate berpengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan

Investasi UMKM.

Judisenno (2007) berpendapat bahwa bunga selalu digunakan

dalam berbagai kebijakan moneter yang diambil oleh otoritas moneter.

Bunga sebagai instrumen artinya adalah tingkat bunga yang berlaku

dalam suatu negara dapat berfluktuasi dari tingkat yang satu ketingkat

yang lainnya. Memahami suku bunga merupakan keharusan bagi setiap

pelaku bisnis baik sebagai pelaku yang kelebihan dana (investor)

maupun sebagai pelaku yang kekurangan dana (debitor). Bagi investor

akan sangat membantu memilih alternatif-alternatif investasi yang lebih

menguntungkan dan bagi debitur akan berguna dalam mengambil

keputusan pembiayaan guna mendanai investasi yang akan dilakukan

agar menghasilkan biaya modal yang murah.

Jadi hasil analisis di atas menunjukkan bahwa variabel BI rate

berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UMKM. Semakin tinggi

Page 126: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

110

rate, akan berdampak semakin kecil dana yang harus disalurkan oleh

bank lewat pembiayaan. Karena, masyarakat enggan melakukan

pembiayaan di bank syariah akibat kenaikan BI rate.

4. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Alokasi

Pembiayaan UMKM.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Financing

to Deposit Ratio (FDR) mempunyai nilai signifikan 0.1400<0.05. Hal

ini berarti menolak Ha4 atau menerima H04. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Rimadhani & Erza, (2011) yang menyatakan bahwa Financing to

Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Hal ini

menunjukan bahwa rendahnya efektifitas fungsi intermediasi Bank

Syariah Mandiri yang ditunjukan dengan rendahnya FDR tidak

mempengaruhi pembiayaan.

Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak signifikan terhadap

pertumbuhan pembiayaan pada Bank Syariah. Hal ini menunjukkan

bahwa rendahnya efektifitas fungsi intermediasi Bank Syariah yang

ditunjukkan dengan rendahnya FDR tidak mempengaruhi pembiayaan.

Dalam penyaluran dana (pembiayaan) pada bank syariah lebih banyak

disalurkan ke perusahaan/perorangan yang bukan UMKM.

Page 127: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

111

5. Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Alokasi Pembiayaan

UMKM.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Jumlah Dana

Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio

(FDR) secara simultan memiliki pengaruh terhadap Alokasi

Pembiayaan UMKM. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis

dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai α (0.002594<0.05)

hal ini berarti menerima Ha5 atau menolak H05. Karena terdapat

pengaruh yang signifikan antara Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK),

Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR) secara simultan

terhadap Alokasi Pembiayaan UMKM.

Jumlah Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana yang

digunakan bank untuk melakukan pembiayaan. Jadi apabila DPK tinggi

maka pembiayaan yang disalurkan akan meningkat.

Menurut Sukirno (2007) inflasi yaitu kenaikan, dalam harga

barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar

dibandingkan dengan penawaran harga di pasar. Tingkat laju inflasi

sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian, khususnya kegiatan

perbankan. Apabila inflasi naik maka menyebabkan penyaluran

pembiayaan berkurang atau turun.

BI Rate yang dijadikan acuan bank konvensional untuk

penetepan suku bunga juga akan berpengaruh terhadap tingkat bagi

Page 128: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

112

hasil. Menurut Tarsidin seperti yang dikutip oleh Isna dan Sunaryo

(2012) menyatakan bahwa tingkat bagi hasil yang diberikan oleh bank

syariah masih merujuk pada suku bunga bank konvensional. Apabila BI

Rate naik maka mengakibatkan pembiayaan berkurang.

Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat dikatakan sebagai rasio

yang menggambarkan tingkat kemampuan bank dalam mengembalikan

dana kepada pihak ketiga melalui keuntungan yang didapat dari

pembiayaan. Semakin tinggi FDR maka semakin tinggi pula

pembiayaan yang disalurkan.

Dengan demikian, variabel Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK),

Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR) tersebut secara

bersama-sama mempengaruhi variabel Alokasi Pembiayaan UMKM.

Page 129: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

113

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan

pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel Jumlah Dana Pihak Ketiga

(DPK) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap alokasi

pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah dengan nilai probabilitas

0.0008. BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan terhadap alokasi

pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah dengan nilai probabilitas

0.0017. Sementara variabel Inflasi secara parsial memiliki pengaruh tetapi

tidak signifikan terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada Bank Umum

Syariah dengan nilai probabilitas 0.4269. Financig to Deposit Ratio (FDR)

secara parsial memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap alokasi

pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah dengan nilai probabilitas

0.1400.

2. Secara simultan, Jumlah Dana Pihak Ketiga, Inflasi, BI Rate, dan Financig

to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap alokasi

pembiayaan UMKM pada Bank Umum Syariah dengan nilai probabilitas

0.002594.

Page 130: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

114

B. Saran

Berkaitan dengan penelitian ini penulis menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Bagi Perbankan Syariah

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Dana Pihak Ketiga

(DPK) dan BI Rate berpengaruh terhadap alokasi Pembiayaan UMKM pada

Bank Umum Syariah. Oleh karena itu pihak Bank Syariah disarankan untuk

memperhatikan faktor tersebut dengan cara meningkatkan modal yang

memadai untuk menunjang kegiatan operasionalnya dan cadangan untuk

menyerap kerugian yang mungkin terjadi, sehingga kinerja keuangan dapat

dicapai dengan maksimal.

Kondisi penghimpunan dana pihak ketiga perbankan syariah sudah

cukup baik dengan laju yang selalu meningkat setiap periodenya, dalam hal

ini bank diharapkan terus dapat mempertahankan ketercapaian ini dengan

terus meningkatkan pelayanan nasabah agar masyarakat dapat terus

mempercayakan uangnya untuk disimpan di bank.

Selain itu bank juga harus memperhatikan BI Rate, seandainya bagi

hasil yang diberikan oleh bank syariah lebih kecil dari suku bunga bank

konvensional maka kemungkinan besar banyak nasabah bank syariah yang

akan beralih pada bank konvensional. Supaya masyarakat akan menabung

dan menginvestasikan dananya di bank syariah maka minimal bagi hasil

yang diberikan oleh bank syariah sama dengan atau lebih besar dari suku

bunga yang berlaku di bank konvensional.

Page 131: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

115

2. Nasabah dan Investor

Bagi nasabah dan investor apabila ingin melakukan pembiayaan dan

menginvestasikan dananya kepada bank syariah tidak harus melihat berapa

besar tingkat inflasi dan Financig to Deposit Ratio (FDR) yang terjadi,

karena inflasi dan Financig to Deposit Ratio (FDR) tidak memberikan

pengaruh terhadap alokasi pembiayaan UMKM. Sedangkan bagi nasabah

dan investor apabila ingin melakukan pembiayaan dan menginvestasikan

dananya harus melihat berapa besar Dana Pihak Ketiga (DPK) dan BI Rate

yang terjadi, karena Dana Pihak Ketiga (DPK) dan BI Rate memberikan

pengaruh terhadap alokasi pembiayaan. Penelitian ini dapat digunakan oleh

nasabah dan investor sebagai acuan dalam melakukan pembiayaan dan

pengambilan keputusan menginvestasikan dananya pada Bank Umum

Syariah agar memperhatikan terlebih dahulu Dana Pihak Ketiga (DPK),

Inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebelum melakukan

pembiayaan dan investasi.

3. Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi tambahan bagi

kepustakaan pihak kampus. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya

memperbanyak jumlah variabel seperti : Capital Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA), Margin Bagi

Hasil dan Produk Domestik Bruto (PDB) dan lainnya. Periode penelitian

dapat diperbaharui atau lebih lama agar hasil yang didapat lebih dapat

menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi berkaitan dengan penelitian

ini.

Page 132: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

116

DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. N. (2010). Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta.

Arifin, Z. (2009). Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia.

Ascarya. (2008). Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bin Badri, M. A. (2011). Riba & Tinjauan Kritis Perbankan Syari'ah. Bogor:

Pustaka Darul Ilmi.

Boediono. (2014). Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

Budhiningsih, T. S. (2009). Kajian Kontribusi Kredit Bantuan Perkuatan dalam

Mendukung Permodalan UMKM. 62-63.

Bungin, B. (2009). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya . Jakarta: Kencana.

Case, K. E., & Fair, R. C. (2009). Prinsip-prinsip Ekonomi Makro. Jakarta: PT

Indeks.

Chorida, L. (2010). Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga, Inflasi, dan Jumlah

Margin Terhadap Alokasi Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal

Manajemen, 116-117.

Darna, F. d. (2011). Peranan Koperasi dalam Mendukung Permodalan Usaha Kecil

dan Mikro. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 127-128.

Daud, A. N. (2016). Analasis Pengaruh Inflasi, Bi Rate, Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga

Terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan

Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011-Maret 2016). Ekonomi Syariah

, 125-130.

Dendawidjaya, L. (2009). Manajemen Perbankan Syariah. Bogor: Ghalia Putra.

Farianto, A. (2014). Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA) BOPO dan BI Rate

Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum

Syariah di Indonesia Tahun 2012-2013. Jurnal Ekonomi Volume 2 No. 1,

104-123.

Ghazali, I. (2013). Analisis Multivariat dan Ekonometrika. Semarang: UNDIP.

Page 133: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

117

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Hasan, N. I. (2014). Perbankan Syariah. Ciputat: GP Press Group.

Hersugondo, H. S. (2012). Pengaruh CAR, NPL, DPK, dan ROA Terhadap LDR

Perbankan Indonesia. Jurnal Dharma Ekonomi Vol. 36, No 8 .

Hidayah, W. P. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Pembiayaan

Perbankan Syariah untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia.

Jurnal Manajemen, 79.

Ibadurrohman, S. (2014). Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhinya. Jurnal Ekonomi, 1-29.

IBI. (2014). Memahami Bisnis Bank Syariah . Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Ilegbinosa, I. A., & Jumbo, E. (2015). Small and Medium Scale Enterprises and

Economic Growth in Nigeria: 1975-2012 . International Journal of

Business and Management, Vol. 10 No. 3, 203-216.

Indonesia, R. (2008). Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008

tentang Perbankan. 11-18.

Ismail. (2011). Manajemen Perbankan dari Teori menuju Aplikasi. Jakarta:

Kencana.

Isna K, Andryani; Sunaryo, Kunti. (2012). Analisis Pengaruh Return on Asset,

BOPO, dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

Mudharabah pada Bank Umum Syaraih. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 29-42.

Jayanti, S. D., & Anwar, D. (2016). Pengaruh Inflasi dan BI Rate Terhadap

Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (studi Kasus pada Bank

Umum Syariah). I-Economic, 86-105.

Judisseno, R. (2007). Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta:

Gramedia Utama.

K, A. I., & Sunaryo, K. (2012). Analisis Pengaruh Return On Asset, BOPO, an

Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank

Umum Syariah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 29-42.

Karim, A. (2007). Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Page 134: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

118

Karim, A. (2007). Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Karim, A. (2016). Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Kasmir. (2008). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. (2015). Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Kusnandar, E. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian

Kredit UMKM oleh Perbankan di Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi, 64-

65.

McConell, C. R. (2008). Macroeconomics. New York: McGraw-Hill.

Muhammad. (2007). Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di

Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Muhammad. (2005). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN.

Musyafak, A. (2015). Mapping Agroekosistem dan Sosial Ekonomi Untuk

Pembangunan Pertanian Pembatasan Bengkayang Serawak Kalimantan

Barat. Yogyakarta: Deepublish.

Nasution, H. N. (2009). Current Issue Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:

Kencana.

Niode, I. Y. (2009). Sektor UMKM di Indonesia. Jurnal KAjian Ekonomi dan

Bisnis , 3.

Nurhidayah, & Isvandiari, A. (2016). Faktor Internal dan Faktor eksternal yang

Mempengaruhi Alosaki Pembiayan Usaha Kecil Menengah (Studi pada

Bank Syariah Indonesia). JIBEKA, 42-48.

Nurul, H., & Nasution, M. E. (2009). Current Issue Lembaga Keuangan Syariah.

Jakarta: Kencana.

Perwataatmadja, K. A., & Tanjung, H. (2007). Bank Syariah: Teori, Praktik, dan

Peranannya. Jakarta: PT Senayan Abadi.

Pramiyati, A. (2008). Studi Kelayakan Bisnis untuk UMKM (Cetakan 1).

Yogyakarta: Media Pressindo.

Priadana, M. S., & Muis, S. (2009). Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 135: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

119

Purnamasari, I. D., & Suswinarno. (2011). Panduan Lengkap Hukum dan Praktis

Populer Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah Akad

Syariah. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Purwidianti, W., & Hidayah, A. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alokasi

Pembiayaan Perbankan Syariah untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah di

Indonesia. LPPM UMP, 75-80.

Rimadhani, M., & Erza, O. (2011). Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi

Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-

2011.12. Media ekonomi, 27-52.

Rivai, A. d. (2009). bank and Financial Institution Management. Jakarta: BP FEUI.

Sarwono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sarwono, J. (2013). 12 Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi. Jakarta: PT Alex

Media Komputindo.

Situmorang, J. W., & Situmorang, J. (2007). Suku Bunga Perbankan Masih

Menghambat Pembiayaan UMKM Indonesia. Associate Professor Institut

Asia Perbankan-Keuangan dan Informatika (IAPKI) Perbanas, 1-10.

Soemitra, A. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.

Sudarsono, H. (2007). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:

Ekonosia .

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D . Bandung:

Alfabeta.

Suhartatik, N., & Kusumaningtias, R. (2013). Determinant Financing to Deposit

Ratio Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Mananjemen Vol.10, No.2.

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, 3.

Sukirno, S. (2007). Makro Ekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta:

ANDI.

Susanto, B. (2010). Aspek Hukum Lembaga keuangan Syariah. Yogyakarta: Ruko

Jambusari.

Tambunan, T. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Page 136: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

120

Tambunan, T. (2012). Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta:

LP3ES.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi-Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

Kanisius.

Umar, H. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Rajawali Pers.

Wardiantika, R. K. (2014). Pengaruh DPK, NPF, dan SWBI terhadap Pembiayaan

Murabahah pada Bank Umum Syariah tahun 2008-2012. Jurnal Ilmu

Manajemen: Vol 2 No 4.

Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wirdyaningsih, Perwataatmadja, K., Dewi, G., & Barlinti, Y. S. (2007). Bank dan

Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Yanis, A. S., & Priyadi, M. P. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Ilmu

& Riset Akuntansi, 1-16.

Zulfikar, & Antara, I. B. (2014). Manajemen Riset dengan Pendekatan Komputasi

Statistika. Yogyakarta: Deepublish.

Website :

www.ojk.go.id di akses pada tanggal 12 Juli 2017

www.bi.go.id di akses pada tanggal 12 Juli 2017

www.bps.go.id di akses pada tanggal 12 Juli 2017

http://ekonomi.kompas.com/read/2016/08/26/160000726/Baru.22.Persen.UMKM.

yang.Nikmati.Fasilitas.Perbankan di akses pada tanggal 29 Juni 2017

http://www.kompasiana.com/kanopi_feui/umkm-sebagai-tameng perekonomian-

indonesia-di-tengah-krisis-global_552052fda33311af4646cdf8. (t.thn.) di

akses pada tanggal 5 Agustus 2017

Page 137: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

121

Page 138: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

125

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian

No Periode Pembiayaan

UMKM

Jumlah

DPK Inflasi

BI

Rate FDR

1. Jun-14 63835 191594 6.70 7.50 95.21

2. Jul-14 62747 194299 4.53 7.50 94.02

3. Agust-14 65862 195959 3.99 7.50 93.05

4. Sept-14 53606 197142 4.53 7.50 93.90

5. Okt-14 64980 207121 4.83 7.50 93.90

6. Nov-14 59148 209645 6.23 7.75 89.91

7. Des-14 59806 217859 8.36 7.75 86.66

8. Jan-15 58142 210761 6.96 7.75 88.85

9. Feb-15 57780 210297 6.29 7.50 89.37

10. Mar-15 57203 212988 6.38 7.50 89.15

11. Apr-15 54812 213973 6.79 7.50 89.57

12. Mei-15 51603 215339 7.15 7.50 90.05

13. Jun-15 52793 213477 7.26 7.50 92.56

14. Jul-15 50074 216083 7.26 7.50 90.13

15. Agust-15 41738 216356 7.18 7.50 90.72

16. Sept-15 46425 219313 6.83 7.50 90.82

17. Okt-15 46056 219478 6.25 7.50 90.67

18. Nov-15 46798 220635 4.89 7.50 90.26

19. Des-15 50291 231175 3.35 7.50 88.03

20. Jan-16 49119 229094 4.14 7.50 87.86

21. Feb-16 48718 231820 4.42 7.00 87.30

22. Mar-16 49410 232657 4.45 6.75 87.52

23. Apr-16 49508 233808 3.60 6.75 88.11

24. Mei-16 49884 238367 3.33 6.75 89.31

25. Jun-16 51952 241336 3.45 6.50 89.32

26. Jul-16 51325 243185 3.21 6.50 87.58

27. Agust-16 50862 244843 2.79 5.25 87.53

28. Sept-16 52932 263522 3.07 5.00 86.43

29. Okt-16 53051 264678 3.31 4.75 86.88

30. Nov-16 53795 270480 3.58 4.75 86.27

31. Des-16 54531 279335 3.02 4.75 85.99

32. Jan-17 53497 277714 3.49 4.75 84.74

33. Feb-17 53416 281084 3.83 4.75 83.78

34. Mar-17 54555 285178 3.61 4.75 83.53

Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, BI dan BPS.

Page 139: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

126

Lampiran 2: Data Penelitian (Z-Score)

No Periode Pembiayaan

UMKM

Jumlah

DPK Inflasi BI Rate FDR

1. Jun-14 1,87265 -1,43733 -2,39245 0,74502 1,97216

2. Jul-14 1,67065 -1,35420 -0,13125 0,74502 1,62171

3. Agust-14 2,24900 -1,30318 -0,44758 0,74502 1,33605

4. Sept-14 -0,02654 -1,26686 -0,13125 0,74502 1,58637

5. Okt-14 2,08524 -0,88261 0,04449 0,74502 1,58637

6. Nov-14 1,00243 -0,63018 0,86461 0,95073 0,41134

7. Des-14 1,12460 -0,63018 2,11237 0,95073 -0,54577

8. Jan-15 0,81565 -0,86255 1,29225 0,95073 0,09917

9. Feb-15 0,74844 -0,77985 0,89976 0,74502 0,25231

10. Mar-15 0,64131 -0,74958 0,95248 0,74502 0,18752

11. Apr-15 0,19737 -0,70760 1,19266 0,74502 0,31121

12. Mei-15 -0,39843 -0,76482 1,40355 0,74502 0,45257

13. Jun-15 -0,17749 -0,68473 1,46799 0,74502 1,19175

14. Jul-15 -0,68232 -0,67634 1,46799 0,74502 0,47613

15. Agust-15 -2,23004 -0,58547 1,42112 0,74502 0,64988

16. Sept-15 -1,35982 -0,58040 1,21609 0,74502 0,67933

17. Okt-15 -1,42833 -0,54484 0,87633 0,74502 0,63515

18. Nov-15 -1,29056 -0,22092 0,07964 0,74502 0,51441

19. Des-15 -0,64203 -0,22092 -0,82250 0,74502 -0,14231

20. Jan-16 -0,85963 -0,20110 -0,35971 0,74502 -0,19238

21. Feb-16 -0,93408 -0,17538 -0,19569 0,33359 -0,35729

22. Mar-16 -0,80560 -0,14001 -0,17812 0,12788 -0,29250

23. Apr-16 -0,78741 0,00007 -0,67605 0,12788 -0,11875

24. Mei-16 -0,71759 0,09134 -0,83421 0,12788 0,23464

25. Jun-16 -0,33363 0,14814 -0,76392 -0,07784 0,23759

26. Jul-16 -0,45005 0,19912 -0,90451 -0,07784 -0,27483

27. Agust-16 -0,53601 0,77317 -1,15055 -1,10640 -0,28956

28. Sept-16 -0,15168 0,80869 -0,98652 -1,31212 -0,61350

29. Okt-16 -0,12959 0,98700 -0,84593 -1,51783 -0,48098

30. Nov-16 0,00855 1,25913 -0,68776 -1,51783 -0,66062

31. Des-16 0,14520 1,20931 -1,01581 -1,51783 -0,74308

32. Jan-17 -0,04678 1,31288 -0,74049 -1,51783 -1,11120

33. Feb-17 -0,06182 1,46943 -0,54131 -1,51783 -1,39391

34. Mar-17 0,14966 1,46943 -0,67019 -1,51783 -1,46754

Sumber : SPSS Versi 24.0

Page 140: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

127

Lampiran 3: Uji Stasioner

Variabel Dependen Alokasi Pembiayaan UMKM

Null Hypothesis: D(PIM) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.65641 0.0000

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)

Null Hypothesis: D(DPK) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.604400 0.0001

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Variabel Inflasi

Null Hypothesis: D(INF) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.115461 0.0000

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 141: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

128

Variabel BI Rate

Null Hypothesis: D(BR) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.780890 0.0005

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

Null Hypothesis: D(FDR) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.438080 0.0001

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 142: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

129

Lampiran 4: Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 2.679196 Prob. F(14,19) 0.0236

Obs*R-squared 22.56814 Prob. Chi-Square(14) 0.0677

Scaled explained SS 20.09290 Prob. Chi-Square(14) 0.1272

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 10/01/17 Time: 23:18

Sample: 1 34

Included observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.863768 0.598192 1.443966 0.1650

DPK^2 -13.41568 4.426193 -3.030976 0.0069

DPK*INF 0.935710 1.516682 0.616945 0.5446

DPK*BR -16.29870 5.350303 -3.046314 0.0066

DPK*FDR -6.674381 4.073243 -1.638591 0.1178

DPK 0.207727 1.327518 0.156478 0.8773

INF^2 -0.783058 0.247365 -3.165604 0.0051

INF*BR 1.940910 1.405749 1.380694 0.1834

INF*FDR -0.665623 0.723739 -0.919700 0.3693

INF -0.094577 0.650286 -0.145439 0.8859

BR^2 -4.959928 1.891458 -2.622277 0.0168

BR*FDR -4.218629 2.365261 -1.783579 0.0905

BR 1.004360 1.151887 0.871926 0.3941

FDR^2 0.044523 1.082859 0.041116 0.9676

FDR 0.230964 0.543209 0.425185 0.6755 R-squared 0.663769 Mean dependent var 0.601152

Adjusted R-squared 0.416020 S.D. dependent var 0.954633

S.E. of regression 0.729517 Akaike info criterion 2.507564

Sum squared resid 10.11171 Schwarz criterion 3.180958

Log likelihood -27.62858 Hannan-Quinn criter. 2.737210

F-statistic 2.679196 Durbin-Watson stat 2.328230

Prob(F-statistic) 0.023644

Page 143: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

130

Lampiran 5: Uji Autokorelasi

Dependent Variable: PIM

Method: Least Squares

Date: 10/01/17 Time: 23:43

Sample: 1 34

Included observations: 34

HAC standard errors & covariance (Bartlett kernel, Newey-West fixed

bandwidth = 4.0000)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.161624 0.204507 -0.790308 0.4358

DPK -2.914709 0.798559 -3.649963 0.0010

INF -0.152180 0.215576 -0.705921 0.4859

BR -1.877342 0.405114 -4.634105 0.0001

FDR -0.643499 0.543060 -1.184951 0.2457

R-squared 0.420645 Mean dependent var -0.039373

Adjusted R-squared 0.340734 S.D. dependent var 1.033957

S.E. of regression 0.839523 Akaike info criterion 2.623088

Sum squared resid 20.43918 Schwarz criterion 2.847553

Log likelihood -39.59249 Hannan-Quinn criter. 2.699637

F-statistic 5.263916 Durbin-Watson stat 1.140005

Prob(F-statistic) 0.002594 Wald F-statistic 14.57532

Prob(Wald F-statistic) 0.000001

Page 144: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

131

Lampiran 6: Uji Ordinary Least Square

Dependent Variable: PIM

Method: Least Squares

Date: 10/01/17 Time: 23:19

Sample: 1 34

Included observations: 34 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPK -2.914709 0.782521 -3.724767 0.0008

INF -0.152180 0.188832 -0.805902 0.4269

BR -1.877342 0.543069 -3.456913 0.0017

FDR -0.643499 0.424066 -1.517449 0.1400

C -0.161624 0.147628 -1.094802 0.2826 R-squared 0.420645 Mean dependent var -0.039373

Adjusted R-squared 0.340734 S.D. dependent var 1.033957

S.E. of regression 0.839523 Akaike info criterion 2.623088

Sum squared resid 20.43918 Schwarz criterion 2.847553

Log likelihood -39.59249 Hannan-Quinn criter. 2.699637

F-statistic 5.263916 Durbin-Watson stat 1.140005

Prob(F-statistic) 0.002594

Lampiran 7: Hasil Uji Asumsi Klasik Menggunakan SPSS

Uji Normalitas

Page 145: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

132

Uji Multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas (Uji Glesjer)

Uji Autokorelasi

Page 146: PENGARUH JUMLAH DANA PIHAK KETIGA (DPK), INFLASI, BI …

133

Uji F (Simultan)

Uji t (Parsial)

Uji Koefisien Determinasi (R2)