analisis pengaruh npf, inflasi, suku bunga bi, dan kurs

19
ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009-2018 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Jurusan Studi Hukum Fakultas Agama Islam Oleh: HAZMI AZINUDIN PRASETYO B300152053 / I000152053 TWINNING PROGRAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI,

DAN KURS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009-2018

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

dan Jurusan Studi Hukum Fakultas Agama Islam

Oleh:

HAZMI AZINUDIN PRASETYO

B300152053 / I000152053

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS
Page 3: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS
Page 4: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS
Page 5: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

1

ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH

DI INDONESIA PERIODE 2009-2018

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan analisis pengaruh NPF, inflasi, BI rate,

dan kurs terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia periode

tahun 2009-2018. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara variabel-variabel terhadap profitabilitas ROA, digunakan ECM dengan

model Engle Granger Two Stage ECM. Secara simultan atau bersama-sama NPF

(Non Performing Finance), Inflasi, Kurs, dan BI Rate berpengaruh terhadap ROA

(Return On Asset) Bank Umum Syariah di Indonesia. Sedangkan secara Parsial

atau individu dalam jangka pendek tidak ada satupun variabel independen

memiliki pengaruh signifikan. Sedangkan dalam jangka panjang variabel NPF

(Non Performing Finance) berpengaruh negatif namun signifikan, Variabel Kurs

berpengaruh negatif namun signifikan. Data yang digunakan adalah data sekunder

berupa data time series. Nilai Adjusted R2 sebesar 47,7% yang menunjukkan

bahwa variasi variabel ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen dan

sisanya 52,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain yang

tidak dimasukkan ke dalam model.

Kata Kunci : return on asset (ROA), NPF, inflasi, bi rate, kurs, engle granger

(ecm) two stage error correction model

Abstract

This research aims to explain the analysis of the effect of NPF, inflation, BI rate,

and exchange rate on profitability (ROA) Islamic Commercial Banks in Indonesia

for the period 2009-2018. The analytical method used to determine the effect of

the variables on the profitability of ROA, used Engle Granger Two Stage Error

Correction Model. Simultaneously or together non performing finance, inflation,

Exchange Rate, and BI rate affect ROA of Sharia Commercial Banks in

Indonesia. Whereas in the long run the NPF variable has a negative but significant

effect. The data used are secondary data in the form of time series data. Adjusted

R2

value of 47,7% which indicates that variations in ROA variables can be

explained by independent variables and the remaining 52,3% is influenced by

variables of other factors not included in the model.

Keywords: return on asset (ROA), non performing finance, inflation, BI rate,

exchange rate, engle granger two stage error correction model (ECM)

1. PENDAHULUAN

Stabilitas perbankan sangatlah penting bagi kondisi ekonomi suatu negara.

Indonesia mengalami kriris ekonomi pada tahun 1997 dan krisis ekonomi global

Page 6: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

2

tahun 2008 yang memperburuk kestabilan sistem keuangan hal ini membuktikan

kestabilan perbankan mempengaruhi keadaan ekonomi.

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat

dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup masyarakat. Berdasarkan prinsipnya, terdapat dua jenis perbankan di

Indonesia yaitu bank syariah dan bank konvensional. Perbedaan dari kedua bank

tersebut adalah pada penerapan prinsip bunga di bank konvensional sedangkan

bank syariah menerapkan prinsip bagi hasil.

Menurut (Swiknyo, 2010) undang – undang No.10 tahun 1998 dan peraturan

pelaksanaanya adalah pengembangan kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip

syariah. Dalam undang undang ini peraturan pelaksanaannya, pembiayaan

berdasarkan sistem syariah lebih dipertegas dan diperluas lagi dalam aturan

perundang-undangan. Dalam UU tersebut tertulis kedudukan bank syariah di

Indonesia secara hukum mulai menjadi kuat. Bahkan di dalamnya tertulis bank

konvensional diperbolehkan membuka unit yang berbasis syariah.

Tabel 1. Jaringan kantor bank umum syariah tahun 2009-2018

Nama Bank Kantor

Pusat

Kantor

Cabang

Kantor

Kas

Bank Aceh Syariah 26 88 27

BPD Nusa Tenggara Barat Syariah 13 22 4

Bank Muamalat Indonesia 83 152 57

Bank Victoria Syariah 9 5 -

Bank BRI Syariah 52 206 12

Bank Jabar Banten Syariah 9 55 1

Bank BNI Syariah 68 190 17

Bank Syariah Mandiri 130 423 53

Bank Mega Syariah 25 34 7

Bank Panin Dubai Syariah 15 3 -

Bank Syariah Bukopin 12 7 4

BCA Syariah 11 12 16

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 24 2 -

Maybank Syariah Indonesia 1 - -

Total 478 1.199 198

Sumber : OJK, data diolah

Page 7: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

3

Bank Umum Syariah merupakan bagian dari sistem Perbankan Syariah, di

dalam Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan

bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Pada dasarnya setiap

perusahaan memiliki tujuan memaksimalkan keuntungan dan meningkatkan

kemakmuran pemiliknya, begitu juga dengan perbankan syariah (Dy Ilham,

2016).

Prinsip Bank Umum Syariah dikemukakan pada UU Bank Indonesia No. 21

tahun 2008 pasal 1 ayat 2, berbunyi “Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam

dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikemukakan oleh lembaga

yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.” Pada Tabel

1.1 menjelaskan mengenai jaringan kantor operasional Bank Umum Syariah

tahun 2009-2018.

Bank syariah sebagai lembaga perantara keuangan diharapkan dapat

menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan bank berbasis bunga. Salah

satu indikator untuk menilai kinerja keuangan bank adalah melihat tingkat

profitabilitasnya serta tingkat efisiensinya. Ukuran profitabilitas yang digunakan

adalah Return on Asset (ROA). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan

untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Semakin besar ROA

menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian

(return) semakin besar (Husnan, 1992).

Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas atau

rentabilitas adalah Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). Fahmi

(2011:2) berpendapat bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

benar. Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan dari sisi profitabilitas yaitu

return on asset (ROA), dimana ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Semakin besar tingkat ROA

Page 8: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

4

menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian

returnnya semakin besar.

Penyusunan perkembangan data-data statistik di dalam setiap penelitian yang

memuat informasi tentang kondisi riil profitabilitas pada Bank Umum Syariah

sangatlah dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan Return on Asset (ROA)

dari Bank Umum Syariah, perkembangan yang semakin meningkat atau menurun

saat triwulan pada setiap tahun yang berbeda. Definisi ini menjelaskan sasaran

yang akan di teliti adalah laba perusahaan dan menggunakan Return on Asset

(ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2008 – 2017. Berikut adalah

Tabel Return on Asset (ROA) Bank Umum Syariah tahun 2009-2018.

Tabel 2. Perkembangan ROA bank umum syariah tahun 2009–2018

Tahun TW 1 TW 2 TW 3 TW 4

2009 2.44 2.16 1.38 1.48

2010 2.1 1.66 1.77 1.67

2011 1.97 1.84 1.8 1.79

2012 1.83 2.05 2.07 2.14

2013 1.39 2.1 2.04 2

2014 1.16 1.12 0.97 0.8

2015 1.69 0.5 0.49 0.49

2016 0.88 0.73 0.59 0.63

2017 1.12 1.1 1 0.63

2018 1.23 1.37 1.41 1.28

Sumber : OJK, data diolah

Pada tabel 2, dapat dilihat bahwa ROA mengalami perkembangan yang

fluktuatif. Pada tahun 2009 – 2018 triwulan I jumlah ROA tertinggi pada tahun

2009 yaitu sebesar 2,44 % dikategorikan ROA pada tahun ini sangat sehat.

Sedangkan ROA terendah tahun 2009 – 2018 triwulan I terjadi tahun 2016 sebesar

0,88 % masuk kedalam kategori cukup sehat. Lalu, triwulan II jumlah ROA

tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 2, 16 % dikategorikan ROA pada tahun

ini sangat sehat. Sedangkan ROA terendah triwulan II terjadi tahun 2015 sebesar

0,5 % dikategorokan cukup sehat. Kemudian, triwulan III jumlah ROA tertinggi

pada tahun 2012 yaitu sebesar 2,07 % dikategorikan ROA pada tahun ini sangat

sehat. Sedangkan ROA terendah triwulan III terjadi tahun 2015 sebesar 0,49 %

dikategorikan kurang sehat.Setelah itu, triwulan IV jumlah ROA tertinggi pada

Page 9: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

5

tahun 2013 yaitu sebesar 2,00 % dikategorikan ROA pada tahun ini sangat sehat.

Sedangkan ROA terendah triwulan IV terjadi tahun 2015 sebesar 0,49 %

dikategorikan kurang sehat.

Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing Financing (NPF) adalah

kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar,

diragukan dan macet. NPL itu sendiri diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan

NPF untuk bank syariah. Non Performing Financing (NPF) atau sering disebut

dengan pembiayaan bermasalah dapat diartikan sebagai rasio untuk mengetahui

pembiayaan bermasalah yang ditanggung oleh bank berdasarkan dari total

pembiayaan yang disalurkan, tujuannya untuk mengukur tingkat permasalahan

pembiayaan yang di hadapi oleh Bank. Semakin tinggi rasio ini, mengindikasikan

kualitas pembiayaan Bank semakin buruk.(Bank Indonesia, 2007).

Menurut Nur Anisah Muslimah (2016) dalam mengeluarkan pembiayaan rata-

rata perbankan syariah sebagian besar menggunakan akad Murabahah, sedangkan

sebagian kecilnya menggunakan pola akad lainnya seperti Mudharabah,

Musyarakah, dan Ijarah.

Suku bunga BI (BI rate) juga ikut mempengaruhi profitabilitas bank. Ketika

suku bunga BI naik, maka akan diikuti oleh naiknya suku bunga deposito yang

berakibat langsung terhadap penurunan sumber dana pihak ketiga bank syariah.

Penurunan DPK ini sebagai akibat dari pemindahan dana masyarakat ke bank

konvensional untuk mendapatkan imbalan bunga yang lebih tinggi. Apabila DPK

turun, maka profitabilitas bank syariah juga akan mengalami penurunan (Karim,

2006).

Suku bunga BI merupakan suku bunga kebijakan Bank Indoensia yang menjadi

acuan suku bunga di pasar uang. ( Laporan BI, 2018) Perubahan suku bunga BI di

ikut ioleh perubahan suku bunga deposito dan suku bunga pembiayaan dengan

pergerakan yang searah ( positif). Fungsi intermediasi perbankan juga dipengaruhi

oleh kondisi ekonomi makro diantaranya, tingkat bunga, inflasi dan fluktuasi nilai

tukar. Tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor eksternal yang

mempengaruhi profitabilitas suatu bank.

Page 10: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

6

Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga yang naik secara umum dan

terus-menerus. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat

menurun dan kenaikan tingkat bunga. Besar kecilnya laju inflasi akan

mempengaruhi suku bunga dan kinerja keuangan perusahaan maupun bank

khususnya dari sisi profitabilitas.

Nilai Tukar Mata Uang adalah perdagangan valuta asing secara sederhana

dapat diartikan sebagai perdagangan mata uang (valuta) suatu negara dengan mata

uang Negara lainnya (Darmawi,2011:163). Kinerja perbankan juga dipengaruhi

oleh pergerakan nilai tukar (kurs) mata uang asing.

Perdagangan valuta asing secara sederhana dapat diartikan sebagai

perdagangan mata uang (valuta) suatu negara dengan mata uang Negara lainnya

(Darmawi,2011:163). Kinerja perbankan juga dipengaruhi oleh pergerakan nilai

tukar (kurs) mata uang asing. Dikarenakan adanya perbankan yang melakukan

transaksi valas, dimana transaksi ini sangat dipengaruhi oleh pergerakan kurs.

Kurs akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut

disebabkan oleh perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada permintaan atau

penawaran valuta asing.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya

profitabilitas yang didapatkan oleh Bank Umum Syariah pada tahun 2009 – 2018

dan mengetahui hubungan Jangka Pendek dan Jangka Panjang dari variabel-

variabel penulisan terutama terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan Judul “Analisis Pengaruh Suku Bunga BI, Inflasi, Nilai

Tukar Mata Uang, Dan NPF Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah

Di Indonesia Periode 2009-2018”.

2. METODE

Objek penelitian ini adalah profitabilitas ROA Bank Umum Syariah di

Indonesia Periode 2009-2018 Sebagai variabel dependen. Kemudian Suku Bunga

BI, Inflasi, Nilai Tukar Mata Uang, dan NPF sebagai variabel independen.

Page 11: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

7

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

pengumpulan kuantitatif, yaitu metode pengumpulan dengan menggunakan data

yang sudah tersedia atau data sekunder yang berupa jurnal, buku atau dari

laporan-laporan penelitian terdahulu, dan data yang tersedia di Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), Bank Indonesia, BPS serta instansi dan lembaga lain atau

sumber literatur lain yang terkait dengan penelitian ini.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

data yang diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), Bank Indonesia, dan BPS

Karena Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode penelitian kuantitatif. Sedangkan untuk model analisis dalam penelitian

ini mengggunakan analisis regresi linier dinamik. Alat pengolah data yang

digunakan dalam penelitian ni adalah perangkat lunak komputer eviews8 dengan

model analisis Two Stage ECM Eagle Granger . Hubungan tersebut memiliki

hubungan secara fungsional dengan formula sebagai berikut :

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menjelaskan mengenai pengaruh model jangka pendek dan jangka

panjang antara variabel dependen, ROA (Retrun on Asset) terhadap variabel

independen, NPF (Non Performing Finance), Inflasi, R (BI Rate), dan Kurs Bank

Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2009 – 2018. Variabel independen dapat

diinterpretasikan sebagai berikut: Interperasi Variabel Independen Dalam Jangka

Pendek , sebagai berikut:Pengaruh NPF (Non Performing Finance) terhadap ROA

(Retrun on Asset) NPF (Non Performing Finance) merupakan tolak ukur yang

digunakan untuk memantau atau mengukur kemampuan bank dalam memberikan

kredit atau pembiayaan dengan melakukan analisis terhadap kemampuan

pengembalian pembiayan dari nasabah. Setelah kredit diberikan bank wajib

melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan nasabah

memenuhi kewajiban, bank melakukan peninjauan, penilaian dan penikatan

terhadap agunan (pinjaman atau pembiayaan) untuk memperkecil resiko kredit

macet (Agus Murdiyanto, 2018).

Page 12: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

8

Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia memiliki ketentuan NPF

semakin rendah dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan yang disalurkan

telah berhasil. Penelitian ini menunjukkan bahwa NPF berpengaruh negative dan

tidak signnifikan, hal ini dapat dilihat pada perkembangan NPF tahun 2009 - 2018

di Bank Umum Syariah yang tidak pernah lebih dari 6 %, dimana kondisi NPF

dapat dikatakan baik bila tidak lebih dari 5 - 6% (Bank Indonesia, 2019).

Penelitian ini mendukung penelitian Agus Berarti NPF yang cukup rendah

dibawah ketentuan minimal Bank Indonesia sebesar 5 – 6 % mempengaruhi

terhadap peningkatan profitabilitas dan ROA, walaupun pengaruh tidak

signifikan. Kalau pembiayaan bermasalah kecil maka akan menambah profit.

Penelitian ini sama dengan penelitian Agus Murdiyanto (2018) dimana NPF

berpengaruh negative tidak signifikan.

Pengaruh Inflasi terhadap ROA (Retrun on Asset) Inflasi memiliki hubungan

positif terhadap jumlah uang beredar, semakin tinggi inflasi maka semakin banyak

jumlah uang beredar di public, dan sebaliknya. Jumlah uang yang beredar semakin

banyak beredar yang akan berpengaruh terhadap probabilitas bank. Ditinjau dari

sudut pandang perusahaan, inflasi akan meningkatkan nilai barang produksi,

dimana peningkatannya akan mempengaruhi pendapatan laba. Bagi perusahaan

sebuah inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi maupun operasional mereka

sehingga pada akhirnya merugikan bank itu sendiri. Inflasi berpotensi mengerek

bunga kredit. Kenaikan bunga kredit tentu akan menghambat pertumbuhan kredit

itu sendiri. Sementara pendapatan dari sektor kredit akan menjadi kecil. Hal ini

berimbas kepada profitabilitas bank yang bersangkutan.

Adanya hubungan negatif antara inflasi dengan profitabilitas bank ini juga

sesuai dengan pernyataan Ogowewo & Uche (2006) bahwa inflasi yang tinggi

akan berdampak pada kinerja bank dan menjadi salah satu sebab utama kesulitan

dalam institusi keuangan ini. Hal ini bukanlah sesuatu hal yang baru bahwa inflasi

yang tinggi mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi makro, tidak adanya

lingkungan ekonomi makro yang stabil serta secara materi meningkatkan risiko

bank, dan menurunkan profit bank

Page 13: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

9

Hubungan inflasi dalam jangka pendek dan panjang negatif tidak signifikan

berarti bahwa inflasi yang tinggi memang berpengaruh dalam kestabilan industri

perbankan, akan tetapi inflasi dalam penelitian ini tidak berdampak pada kinerja

bank umum syariah terutama dalam hal profit bank karena pembiayaan yang

diberikan bank umum syariah untuk saat ini terfokus pada industri mikro kecil

menengah lain hal nya dengan industri perbankan lain yang tidak berbasis syariah

dimana inflasi yang tinggi lebih berpengaruh terhadap ekonomi makro dan tidak

ada lingkungan ekonomi makro yang stabil serta secara meteri meningkatkan

risiko bank dan menurunkan profit bank (Prima Naomi, 2009)

Hasil pengujian penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi memiliki arah

negatif namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Ini

menunjukkan bahwa meskipun inflasi mengalami kenaikan, namun laba yang

dipeorleh bank syariah tidak mengalami penurunan yang signifikan dan

sebaliknya (Wibowo & Syaichu,2013).

Pengaruh Suku Bunga terhadap ROA (Retrun on Asset) Suku bunga BI

merupakan suku bunga kebijakan Bank Indoensia yang menjadi acuan suku bunga

di pasar uang (Laporan BI, 2018). Perubahan suku bunga BI diikuti oleh

perubahan suku bunga deposito dan suku bunga pembiayaan dengan pergerakan

yang searah ( positif).). Suku bunga dibedakan menjadi dua macam yang pertama

suku bunga nominal ( disebut juga suku bunga uang) adalah suku bunga atas uang

dalam ukuran uang, dan yang kedua suku bunga riil, dikoreksi karena inflasi dan

dihitung sebagai suku bunga nominal dikurangi tingat inflasi.

Dalam penelitian ini suku bunga dalam jangka pendek maupun jangka panjang

berpengaruh positif namun tidak signifikan, hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan Deger Alper dan Adem Anbar (2011) dalam Pudji

Astuty (2015) dimana interest atau bunga tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal

ini disebabkan dengan meningkatnya jumlah suku bunga maka akan

meningkatkan suku bunga kredit yang kemudian akan diikuti oleh suku bunga

tabungan. Dalam Penelitiannya jumlah kredit dengan meningkatnya suku bunga

akan menyebabkan total pinjaman berkurang disebabkan berkurangnya

kemampuan Peminjam dana untuk membayar pinjamannya dengan selisih bunga,

Page 14: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

10

sehingga jumlah selisih bunga berkurang. Namun dengan seiiring meningkatnya

suku bunga tabungan tidak serta merta masyakarat akan menyimpan sejumlah

dananya kepada bank. Hal ini diakibatkan adanya faktor makro lain seperti inflasi

yang menyebabkan masyarakat menggunakan sejumlah dananya (Pudji Astuty,

2015 hlm.332).

Pengaruh Kurs terhadap ROA (Retrun on Asset) Apabila nilai suatu mata uang

di negara tertentu mengalami kelesuan, maka daya ingin nasabah juga akan

menurun. Jadi kurs memilik pengaruh terhadap Return On Asset bank umum

syariah, karena pada umumnya mata uang yang menurun secara jelas akan

mengurangi daya beli dari pendapatan dan keuntungan modal yang didapat dari

jenis investasi apapun. Investasi yang menurun akan mempengaruhi kegiatan

operasional bank, karena apabila keinginan nasabah untuk berinvestasi menurun

maka pendapatan bank dari dana pihak ketiga juga akan menurun

(Swandayani,2012).

Penelitian ini menjelaskan bahwa dalam jangka pendek kurs berpengaruh

positif dan tidak signifikan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Mahardhika

(2013). Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Profitabilitas, bahwa hasil pengujian

secara parsial dapat diketahui bahwa nilai tukar berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap profitabilitas.

Hal ini menggambarkan apabila mata uang mengalami apresiasi atau depresiasi

maka akan berdampak pada profit bank meskipun tidak signifikan Puguh, dkk

(2016)

Interperasi Variabel Independen Dalam Jangka Panjang, sebagai berikut :

Pengaruh NPF (Non Performing Finance) terhadap ROA (Retrun on Asset)

Berdasarkan hasil estimasi pada penelitian diatas, NPF (Non Performing Finance)

berpengaruh negatif namun signifikan terhadap ROA (Retrun on Asset). Non

Performing Financing merefleksikan besarnya resiko kredit yang dihadapi bank,

semakin kecil NPF, maka semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak

bank. Dengan demikian apabila suatu bank mempunyai NPF yang tinggi,

menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam pengelolaan

kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian

Page 15: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

11

kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPF yang

dihadapi bank. Resiko kredit yang diproksikan dengan NPF berpengaruh negative

terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan ROA. Sehingga

semakin besar NPF akan mengakibatkan menurunya ROA, yang juga beararti

kinerja keuangan bank yang menurun karena resiko kredit semakin besar. Begitu

pula sebaliknya, jika NPF menurun maka ROA akan semakin meningkat,

sehingga kinerja keuangan bank dapat dikatakan membaik.

NPF mencerminkan resiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini menunjukkan

kualitas pembiayaan bank Syariah semakin buruk. Pengelolaan pembiayaan

sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyombang

pendapatan terbesar bagi bank Syariah. Tingkat kesehatan pembiayaan NPF ikut

mempengaruhi pencapaian laba bank (Suhada, 2009). Bertambahnya NPF akan

mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari

pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan

berpengaruh buruk pada ROA. Hal ini didikung oleh penelitian Wisnu Mawardi

(2004) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh signifikan negatif terhadap

ROA, Ramadan Imad, Kilani Qais dan Kaddumi Thair (2014) yang menyatakan

bahwa risiko kredit dikaitkan dengan hubungan terbalik yang signifikan dengan

profitabilitas di Yordania, dengan demikian, peningkatan eksposur terhadap risiko

kredit di sektor perbankan Yordania menurunkan laba. Jadi, untuk meningkatkan

profitabilitas bank Yordania, bank harus bekerja untuk meningkatkan efisiensi

manajemen biaya, yang menurut analisis sangat mempengaruhi laba bank-bank

Yordania dan penelitian Sumarlin Habibi (2016) yang menyatakan NPF (X5)

berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA pada perbankan syariah.

Pengaruh Kurs (Nilai tukar mata uang) terhadap ROA (Retrun on Asset)

Peningkatan penawaran uang mempunyai dampak yang besar terhadap nilai tukar

mata uang dalam jangka panjang (Jonni & Adler, 2009). Gejolak kurs dan

ekspektasi gejolak depresiasi rupiah yang besar dapat menyebabkan dana

masyarakat berpindah atau lari ke bank yang berkualitas tinggi dan bank asing di

dalam negei dan di luar negeri. Gejolak itu juga akan mengakibatkan debitur bank

mengalami kesulitan usaha.

Page 16: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

12

Nilai tukar mata uang asing menjadi salah satu faktor profitabilitas perbankan

karena dalam kegiatannya, bank memberikan jasa jual beli valuta asing. Dalam

situasi normal, memperdagangkan valuta asing pada dasarnya sangat

menguntungkan karena transaksi menghasilkan keuntungan berupa selisih kurs.

Hal itu terjadi karena para pelaku perdagangan valuta asing selalu menawarkan

dua harga nilai tukar (Leon & Ericson, 2008).

Apabila nilai suatu mata uang di negara tertentu mengalami kelesuan, maka

daya ingin nasabah juga akan menurun. Jadi kurs memilik pengaruh terhadap

Return On Asset bank umum syariah, karena pada umumnya mata uang yang

menurun secara jelas akan mengurangi daya beli dari pendapatan dan keuntungan

modal yang didapat dari jenis investasi apapun. Investasi yang menurun akan

mempengaruhi kegiatan operasional bank, karena apabila keinginan nasabah

untuk berinvestasi menurun maka pendapatan bank dari dana pihak ketiga juga

akan menurun (Swandayani,2012).

Menurunnya investasi, permintaan pembiayaan juga akan mengakibatkan

menurunnya rasio keuangan bank. Salah satunya adalah rasio profitabilitas yaitu

Return On Asset bank umum syariah itu sendiri. Sebaliknya, jika nilai mata uang

rupiah menguat, maka akan meningkatkan perekonomian pada sektor riil dan

mendorong masyarakat untuk berinvestasi pada sektor tersebut dan akan

meningkatkan profitabilitas bank umum syariah. Nilai tukar mata uang asing

berpengaruh positif terhadap profitabilitas Return On Asset , setiap kenaikan mata

uang asing akan mengakibatkan kenaikan Return On Asset dan sebaliknya setiap

penurunan nilai tukar mata uang asing akan menurunkan Return On Asset

(Swandayani,2012).

Dalam Tandelilin (2010) menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing

merupakan sinyal positif bagi perekonomian yang mengalami inflasi, kenaikan

kurs rupiah terhadap mata uang asing dapat menurunkan tingkat suku bunga yang

berlaku. Menurut Hidayati (2014), didalam penelitiannya pada perbankan

syariah di Indonesia untuk periode 2009-2012, yang mengukur pengaruh Inflasi,

BI Rate, dan Nilai tukar terhadap profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan

nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Page 17: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

13

Hal ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Febrina Dwijayanthy

dan Prima Naomi (2009), dimana Nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas

bank terbukti signifikan dan pengaruhnya bersifat negative dan penelitian Amalia

Nuril Hidayati (2014), dimana Kurs mempunyai pengaruh signifikan terhadap

profitabilitas bank syariah di Indonesia. Hal ini menggambarkan apabila mata

uang mengalami apresiasi atau depresiasi maka akan berdampak pada

profitabilitas bank syariah.

Pengaruh Inflasi terhadap ROA (Retrun on Asset)Dampak inflasi yang tak

terduga, bank dapat memperlambat dalam menyesuaikan suku bunga mereka,

akibatnya kenaikan biaya lebih cepat dari pendapatan dengan dampak negatif

profitabilitas. Peningkatan inflasi di Indonesia sendiri yang terus meningkat setiap

tahunnya justru membawa dampak positif terhadap peningkatan profitabilitas

perbankan. Dengan adanya inflasi, bank cenderung meningkatkan tingkat suku

bunganya. Sehingga masyarakat cenderung menabungkan dana mereka dengan

pandangan bahwa meningkatnya suku bunga tersebut bisa menguntungkan bagi

mereka. Meningkatnya dana pihak ketiga pada bank cenderung menyebabkan

semakin meningkatnya jumlah kredit yang bisa disalurkan ke masyarakat.

Semakin banyak jumlah kredit yang disalurkan akan berdampak pada

meningkatnya laba bank (Anjarwati, 2016).

Namun dalam penelitian ini inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan hal

ini menandakan jumlah kredit yang disalurkan ke masyarakat yang membuat bank

lebih untung, akan tetapi inflasi pada selang tahun 2009 - 2018 ini, tidak

berdampak apapun terhadap perkembangan ataupun pendapatan profittabilitas

Bank Umum Syariah.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis pengaruh NPF (Non Performing Finance), Inflasi, BI

Rate, dan Kurs terhadap ROA (Return On Asset) Bank Umum Syariah tahun

2009-2018, dapat disimpulkan bahwa : Penelitian ini menjelaskan bahwa model

analisis Two Stage Engle Granger memenuhi syarat bahwa Pertama, koefisien

ECT harus negatif (-) sebesar - 0.789859. Kedua, koefisien ini memliki nilai p

Page 18: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

14

atau probabilitas (signifikasi) empirik statistik t sebesar 0.0000 yang berarti

koefisien ECT signifikan pada = (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa model

terestimasi merupakan model Engle Granger Two Stage ECM, di mana terdapat

hubungan jangka pendek dan jangka panjang antar variabel, Secara simultan atau

bersama-sama NPF (Non Performing Finance), Inflasi, Kurs, dan BI Rate

berpengaruh terhadap ROA (Return On Asset) Bank Umum Syariah di Indonesia,

dapat dibuktikan dengan melihat Sig.stat sebesar 0.00045 < 0.05, Secara partial

atau individu dalam jangka pendek tidak ada satupun variabel independen

memiliki pengaruh signifikan. Sedangkan dalam jangka panjang variabel NPF

(Non Performing Finance) berpengaruh negatif namun signifikan sebesar 0.0480

< 0.05 dan Variabel Kurs berpengaruh negatif namun signifikan sebesar 0.0004 <

0.05., Berdasarkan hasil uji determinasi R2 sebesar 0.477301 artinya 47,7 % varisi

variabel dependen (ROA) dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen (NPF,

Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs), sedangkan 52,3 % dijelaskan oleh variasi variabel

lain di luar model.

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti dapat memberikan saran

sebagai berikut: Bagi Pemerintah, diharapkan selalu memberikan dukungan dan

pengembangan pada Bank Umum Syariah di Indonesia, dan memberikan lembaga

hukum tersendiri dari Bank Umum Syariah yaitu DPS (Dewan Pengawas Syariah)

yang integritasnya sesuai dengan syariat Islam. Sehingga Bank Umum Syariah

dapat berjalan sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadits. Bagi Akademis

ataupun Peneliti Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

dalam penelitian selanjutnya. Diharapkan peneliti selanjutnya menambah variabel

independen yang berasal dari eksternal maupun Internal dari Bank Umum Syariah

dan menambah tahun penelitan, dapat diuji pengaruh jangka pendek dan jangka

panjang dengan menggunakan metode lain seperti, ECM Domowitzy atau Partial

Adjusment Model (PAM). Bagi Bank Umum Syariah, untuk masa yang akan

dating diharapkan mampu meningkatkan profit sharing dari kredit atau

pembiayaan yang diberikan. Memiliki inovasi dalam kebijakan ataupun prosedur

untuk mengatasi kredit macet.

Page 19: ANALISIS PENGARUH NPF, INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN KURS

15

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan. Cetakan Pertama. PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Adiyadnya, I Nyoman Gedhe, Luh Gede S.A, dan Henny Rahyudha. 2016.

Universitas Udayana. Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro

Terhadap Profitabilitas dan Return Saham pada Industri Perbankan di

BEI. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis. ISSN : 2337-3067.

Herdinata, 2009. Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat. Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Husnan, Suad. 1992. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan

Jangka Pendek). Yogyakarta: BPFE.

Kalengkongan, Glenda, 2013. Universitas Sam Ratulangi Manado. Tingkat Suku

Bunga Dan Inflasi Pengaruhnya Terhadap Return On Asset (ROA) Pada

Industri Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

EMBA Volume 1, No 4 Desember 2013, Hal. 737-747.

Naceur, Ben, Samy. 2003. The Determinants Of The Tunisian Banking

Industry Profitability:Panel Evidence, (Online). International

Journal ERF paper.

Samsul, 2006. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Edisi Pertama.

BPFE, Yogyakarta.

Setiadi, Pompong B. 2010. Analisis Hubungan Spread of Interest Rate, Fee

Based Income, dan Loan to Deposit Ratio dengan ROA pada

Perbankan di Jawa Timur, (Online). Jurnal Mitra Ekonomi dan

Manajemen Bisnis Vol.1 No. 1 ISSN 2087-1090.

Supriyanti, Neni, 2008. Analisis Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga BI Terhadap

Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Keuangan. Fakultas Ekonomi

Universitas Hasanuddin, halaman pertama. Makasar.

Swiknyo, Dwi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. PT.

Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Suyatno, Thomas, 2005. Kelembagaan Perbankan. Edisi Ketiga. PT. Gramedia,

Jakarta.