pengaruh inflasi, bi rate, dan nilai tukar (kurs …
TRANSCRIPT
PENGARUH INFLASI, BI RATE, DAN NILAI TUKAR (KURS USD/IDR) TERHADAP
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE TAHUN 2011-2013
Oleh:
AZKA ANANDA PUTRI
20121111098
SKRIPSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
INDONESIA BANKING SCHOOL
JAKARTA
2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
PENGARUH INFLASI, BI RATE, DAN NILAI TUKAR (KURS USD/IDR) TERHADAP
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE TAHUN 2011-2013
Oleh:
Azka Ananda Putri
20121111098
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
INDONESIA BANKING SCHOOL
JAKARTA
2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
iv
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur hanya bagi Allah atas segala hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai
Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2011-2013”.
Dalam penyusunan skripsi, tak mungkin lepas dari bantuan, bimbingan serta
saran banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
mereka yang telah memberi semangat dan doa tulusnya. Dalam kata pengantar ini
izinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua beserta keluarga besar Djohan dan Luddin atas segala
dukungan materi, moral dan doa sampai bisa mencapai titik ini dalam
memperoleh gelar sarjana.
2. Bapak Dr. Subarjo Joyosumarto, S.E., M.A, selaku Pimpinan STIE
Indonesia Banking School. Terima kasih atas wawasan dan kesempatan
yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
3. Bapak Dr. Erric Wijaya, S.E,. M.E selaku Ketua Prodi Manajemen yang
telah memberikan wawasan dan kesempatan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa.
4. Bapak Wasi Bagasworo, S.E, M.M. selaku dosen pembimbing akademik
karena telah memberikan kritik dan saran demi kelancaran saya dalam
pelaksanaan kegiatan perkuliahan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
v
5. Bapak Ahmad Setiawan Nuraya, S.E, MBA. selaku dosen pembimbing
skripsi karena telah memberikan berbagai masukan dan saran setiap saya
bimbingan serta selalu menyisihkan waktunya.
6. Ibu Dr. Nelmida, S.E., M.Si dan Ibu Ossi Ferli, S.T., S.E., MSM. selaku
dosen penguji karena telah memberikan kritik dan saran atas kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini, sehingga saya dapat memperbaiki ke arah
yang lebih baik lagi.
7. Rizki Ananda Putra si Adik paling rusuh. Terima kasih telah memberikan
dukungan, motivasi, support, dan doa. Cepat selesai sekolahnya biar
myusul jadi sarjana! Love you, Dek♥
8. Untuk Kita-Kita. Shally, Hanny, Dewe, Yudhis, Thahrun Dimas, Dimas
Panji, Bagus, Yusran, Kiki, dan Pandu. Terima kasih selalu menemani,
saling membantu, memberikan support, motivasi, dukungan sampai
skripsi ini terselesaikan. Ku sayang kalian!♥
9. Untuk Nganjuk-ers Bagus Rian, Donny Donavan, dan Rizky Abadi.
Terima kasih selalu memberikan semangat, motivasi, canda dan tawa, dan
dukungan untuk menyelesaikan skripsi. Segera menyusul ya kalian!♥
10. Ayu Kartika, Tia R. Yulisa, Rizky Adi dan Meidiono Untoro. Pertemanan
dari SMA sampai seterusnya meskipun sekarang beda universitas, tetapi
bukan menjadi alasan untuk tidak saling mendukung. Terima kasih telah
meluangkan waktu untuk menjadi pendengar setia cerita dan memberikan
saran. Luvv!♥
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
vi
11. Untuk #BasisHariKamis Pujeng, Mia, Artria, Dylla, dan Zaky. Terima
kasih atas kebersamannya berbagi waktu serta dukungan yang selalu
diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Love you guys!♥
12. Pojok Bursa Galeri Investasi STIE Indonesia Banking School Periode
2014 – 2015 beserta seluruh kepanitiannya diluar ini. Kepengurusan ini
yang telah mengajarkan banyak soft skill kepada penulis melalui
serangkaian event yang membutuhkan ide dan kerja keras.
13. Untuk manusia MT. Nindy, Rivy, Vincent, Ardy, Ridwan, dan Yusuf.
Terima kasih untuk kebersamaannya selama berjuang demi skripsi, saling
mengingatkan, mendukung dan bantuannya. Semoga satu per satu
menyusul menjadi sarjana. Good luck and see you on top, guys!♥
14. Rafi Eranda Jahja. Senior sejak SMP yang paling sabar, selalu
mengingatkan, menemani, memberikan semangat, dan mendukung
mengerjakan skripsi ini. Takecare & Good Luck, jangan lama-lama di
Negara orang ya Kakakku!♥
15. Bagus Budiarta. Terima kasih sudah menemani mengerjakan, memberikan
support, sabar dalam kondisi apapun, dan mendukung hingga skripsi ini
selesai. Cepat menyusul menjadi sarjana
16. Kirana, Dita, Ivani, Prastika, Elona Meita, Rafi Mahdi, Aulia Imani, Nera,
Intan, Dahlia, Angga, dan Fadjar. Terima kasih sudah membantu dan
memberi semangat selama mengerjakan skripsi ini sampai selesai. Sukses
ya kalian
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
vii
17. Seluruh dosen dan jajaran staff STIE Indonesia Banking School atas ilmu
yang diberikan selama ini kepada saya selama menjadi mahasiswa.
18. Untuk seluruh teman – teman IBS angkatan 2012 lainnya yang telah
membantu memberikan saran sehingga terselesaikannya skripsi ini, namun
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab
itu kritik dan saran sangat diharapkan guna memperbaiki kekurangan dari skripsi
ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi dunia
perbankan dan pembaca secara umum.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Oktober 2016
Penulis
Azka Ananda Putri
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI…………………………………………..….i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI…………………………….….….ii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………...……iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………..……....vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...……xi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..…….…..xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………xiii
ABSTRAK………………………………………………………………………….xiv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..…..1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………..…....1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..………...10
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………………..……..11
1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………………….……..11
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………..………………...11
1.6 Sistematika Penulisan……………………………………………………..….….12
BAB II TINJUAN PUSTAKA…………………………………………………..…14
2.1 Landasan Teori……………………………………………………………......…14
2.1.1 Teori Investasi………………………………………………………....…..14
2.1.1.1 Faktor Utama Penentu Tingkat Investasi…………………………..…14
2.1.1.2 Pengaruh Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap Investasi……….….....…15
2.1.2 Teori Makro Ekonomi………………………………………………….….16
2.1.3 Pasar Modal……………………………………………………….……….17
2.1.4 Efficient Market Theory (efficient Market Hypothesis / EMH)……..…..…19
2.1.5 Teori Portofolio……………………………………………………….…...22
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
ix
2.1.6 Saham (Stock)……………………………………...………………………23
2.1.7 Inflasi………………………………………………………………………24
2.1.7.1 Komponen-Komponen Terjadinya Inflasi……………………………25
2.1.7.2 Jenis-Jenis Inflasi…………………………………………………..…26
2.1.7.2.1 Menurut Asal Inflasi……………………………………..…..26
2.1.7.2.2 Menurut Besarmya Inflasi……………………………..….…27
2.1.7.2.3 Menurut Sumber Inflasi…………………………………...…28
2.1.8 BI Rate……………………………………………………………………..28
2.1.8.1 Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan Harga Saham………………29
2.1.9 Nilai Tukar (Kurs)……………………………………………………...….29
2.1.9.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang…………31
2.1.9.2 Hubungan Nilai Tukar Dengan Harga Saham……………………..…32
2.1.10 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)…………………………….…..32
2.2 Penelitian Terdahulu………………………………………………………….….34
2.3 Kerangka Pemikiran…………………………………………………..…………37
2.4 Pengembangan Hipotesis………………………………………………..…….…37
2.4.1 Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan………………38
2.4.2 Pengaruh BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan……………..39
2.4.3 Pengaruh Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan……………………………………………………………..……40
2.4.4 Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan……………………………………………………………….….41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………..……..43
3.1 Objek Penelitian……………………………………………………………….…43
3.2 Desain Penelitian………………………………………………………………...43
3.3 Metode Pengambilan Sampel……………………………………………………44
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
x
3.3.1 Jenis dan Sumber Data……………………………………………………..44
3.3.2 Metode Pengumpulan Data……………………………………………..….45
3.3.3 Metode Sampling…………………………………………………..………45
3.4 Variabel dan Operasional Variabel………………………………………..……..46
3.4.1 Variabel Dependen……………………………………………………..….46
3.4.2 Variabel Independen…………………………………………………..…...47
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data…………………………………………...50
3.5.1 Teknik Pengolahan Data…………………………………………………...50
3.5.2 Metode Analisis Data……………………………………………………...50
3.5.2.1 Analisis Deskriptif………………………………………………….51
3.5.2.2 Uji Asumsi Klasik…………………………………………………..51
3.5.3 Uji Hipotesis……………………………………………………………….56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………………….…59
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian…………………………………….…….….59
4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)………………………………………59
4.2 Analisis Hasil Penelitian…………………………………………………………61
4.2.1 Statistik Deskriptif……………..……………………………………...…..61
4.2.1.1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)…………………………...61
4.2.1.2 Inflasi…………………………………………………………….…62
4.2.1.3 BI Rate...............................................................................................63
4.2.1.4 Nilai Tukar (Kurs USD/IDR)………………………………..….….63
4.2.2 Uji Asumsi Klasik………………………………………………………...64
4.2.2.1 Uji Normalitas……………………………………………………...64
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas……………………………………………..…66
4.2.2.3 Uji Autokorelasi……………………………………………….…...66
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas…………………………………….….……70
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xi
4.2.3 Analisis Regresi Berganda………………………………………….….....71
4.2.4 Hasil Uji Hipotesis………………………………………………..……....74
4.2.4.1 Koefisien Determinasi (Adjusted R2)………………………………74
4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)……………………........75
4.2.4.3 Uji Signfikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)…….….....…76
4.2.4.3.1 Hubungan Antara Inflasi dan Indeks Harga Saham
Gabungan………………………………………………..…...77
4.2.4.3.2 Hubungan Antara BI Rate dan Indeks Harga Saham
Gabungan……………………………………….…………....78
4.2.4.3.3 Hubungan Antara Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) dan Indeks
Harga Saham Gabungan…………………...………..……….78
4.3 Kesesuaian dengan Landasan Teori………………………………………….….79
4.3.1 Pengaruh Inflasi Terhadap IHSG………………………………….….…..79
4.3.2 Pengaruh BI Rate Terhadap IHSG………………………………….…….80
4.3.3 Pengaruh Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap IHSG………...……….81
4.4 Implikasi Manajerial…………………………………………………………..…82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….…85
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………85
5.2 Keterbatasan Penelitian……………………………………………………...…..86
5.3 Saran……………………………………………………………………………..87
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….89
LAMPIRAN………………………………………………………………….…...….1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………..………..6
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Research GAP…………………………………………………………..…9
Tabel 2.1. Faktor Variabel Makroekonomi Terhadap Pasar Modal…………………..16
Tabel 2.2. Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap Investasi………………………………19
Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu………………………………………………………34
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel…………………………………………………49
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif………………………………………………………..61
Tabel 4.2. Uji Multikolinieritas………………………………………………………66
Tabel 4.3. Hasil Uji Autokorelasi…………………………………………………….67
Tabel 4.4. Autoregressive.............................................................................................69
Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………………………………..71
Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Berganda………………………………………….72
Tabel 4.7. Hasil Koefisien Determinasi………………………………………………74
Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik F……………………………………………………….75
Tabel 4.9. Hasil Uji Statistik t………………………………………………………..77
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Perkembangan IHSG dan Inflasi Tahun 2011-2013……………………2
Gambar 1.1. Perkembangan BI Rate dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR)
Tahun 2011-2013……………………………………………………….3
Gambar 2.1. Himpunan Informasi Bagi Suatu Saham……………………………….20
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran……………………………………………………37
Gambar 3.1. Statistik Pengambilan Keputusan Durbin-Watson……………………..56
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas……………………………………………………66
Gambar 4.2. Hasil Uji Autokorelasi………………………………………………….69
Gambar 4.3 Hasil Uji Autokorelasi AR1……………………………………………..71
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data yang Digunakan……………………………………………...…....1
Lampiran 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Normalitas ………......2
Lampiran 3. Hasil Uji Multikolinearitas dan Hasil Uji Heterokedastisitas…..……....3
Lampiran 4. Hasil Uji Autokorelasi……………………………………………....….4
Lampiran 5. Hasil Uji AR (1)…………………………..……………………………5
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xv
ABSTRAK
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks yang dapat menggambarkan kondisi pasar modal di Indonesia. Pergerakan IHSG disebabkan oleh faktor makroekonomi di dalam negeri seperti PDB riil, Tingkat Pengangguran, Inflasi, BI Rate, Indeks Harga Saham dan Nilai Tukar. Namun, penelitian ini hanya berfokus untuk menganalisis apakah Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode tahun 2011-2013.
Penelitian ini dimulai dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2013 dengan data bulanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda, Uji T, dan Uji F dengan level signifikan 5% serta diolah dengan menggunakan EViews 7.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial hanya Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap IHSG. Sedangkan, Inflasi dan BI Rate berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap IHSG. Secara simultan Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Kata Kunci: IHSG, Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar (Kurs USD/IDR)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
xvi
ABSTRACT
Jakarta Composite Index (JCI) is an index that can be used to represent a situation of Indonesia Stock Market. The movement JCI caused by economic macro intern factor such as Real Gross Domestic Product, Unemployment Rate, Inflation, BI Rate, Level
of Stock Market, and Exchange Rate. However, this research only focuses on analyzing whether Inflation, BI Rate, and Exchange Rate affect the Jakarta Composite Index
(JCI) in the period 2011-2013.
The research focus on monthly data from January 2011 until December 2013. The method used in this study is multiple linear regression analyst, T test, F test at level of
significant 5% and perfomed with Eviews 7.0. The results of this study indicate that only partially Exchange Rate (Exchange rate USD / IDR) had a significant negative effect on JCI. Meanwhile, inflation and BI Rate negative but insignificant effect on JCI.
Simultaneously inflation, BI Rate, and Exchange Rate (Exchange rate USD / IDR) significantly affects JCI.
Key Words: JCI, Inflation, BI Rate, Exchange Rate (USD/IDR)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
1 Indonesia Banking School
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat pemodal atau investor. Pendanaan merupakan salah satu
fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan.
Dikatakan penting karena fungsi inilah yang melakukan usaha untuk
mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan dana
untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh
baik melalui pendanaan dari dalam perusahaan maupun pembiyaan dari luar
perusahaan. Sumber pendanan eksternal diperoleh perusahaan dengan
melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada
masyarakat (go public) di pasar modal.
Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain.
Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing- masing instrumen
keuangan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
2
Indonesia Banking School
Harga saham di bursa tidak selamanya tetap, adakalanya meningkat dan
bisa pula menurun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Di
pasar modal, terjadinya fluktuasi harga saham tersebut menjadikan bursa efek
menarik bagi beberapa kalangan pemodal (investor). Di sisi lain, kenaikan dan
penurunan harga saham bisa terjadi karena faktor fundamental, psikologis,
maupun eksternal.
Grafik 1.1
Perkembangan IHSG dan Inflasi Tahun 2011-2013
Sumber: Bursa Efek Indonesia dan Bank Dunia
3821
4316 4274
3500360037003800390040004100420043004400
2011 2012 2013
IHSG (Poin)
5,44,3
6,4
0123456789
2011 2012 2013
Inflasi (%)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
3
Indonesia Banking School
Grafik 1.2
Perkembangan BI Rate dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Tahun 2011-2013
Sumber: Bank Indonesia
Menurut Tim Studi Kointegrasi dan Kausalitas Bapepam-LK (2008, p.1)
dalam Haryogo (2013) menyatakan bahwa pasar modal Indonesia yang
merupakan bagian dari emerging market yang secara kapitalisasi maupun
tingkat likuiditas yang masih sangat kecil dibandingkan dengan pasar modal
yang telah maju seperti pasar modal Amerika Serikat dan Eropa. Kondisi
tersebut membuat volatilitas pasar menjadi tinggi dan hal ini tentunya akan
menarik para pemodal asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Grafik 1.1 menunjukkan pergerakan dari perkembangan IHSG. Telah
diketahui bahwa IHSG mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai
dengan tahun 2012. Hal ini terjadi karena Indonesia meraih status laik investasi
(investment grade) dari lembaga pemeringkat Fitch. Investment grade adalah
peringkat yang menunjukkan utang pemerintah atau perusahaan memiliki
9068 9670
12189
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
2011 2012 2013
Kurs (Rp)
6.55.75
7.5
012345678
2011 2012 2013
BI Rate (%)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
4
Indonesia Banking School
risiko yang relatif rendah dari peluang gagal bayar, sehingga memiliki tingkat
kepercayaan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Indonesia diberikan
investment grade karena memiliki fundamental ekonomi kuat, stabilitas politik
dalam jangka panjang solid, dan memiliki manajemen anggaran pemerintah
serta kebijakan moneter yang hati-hati. Ditandai dengan defisit anggaran
rendah, rasio utang rendah dan inflasi yang terkendalikan. Pada saat itu juga,
bursa Eropa dan bursa Amerika sedang mengalami melemah. Bursa Eropa
juga mengalami krisis utang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekitar 6,5%
maka mempengaruhi IHSG menjadi meningkat. Namun tahun 2013
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Grafik 1.1 dan Grafik 1.2 juga menunjukkan bahwa fluktuasi IHSG diikuti
dengan fluktuasi variable makroekonomi diantaranya inflasi, suku bunga, dan
nilai tukar. Fluktuasi inflasi jika dilihat dari pergerakan data diatas
menujukkan bahwa tingkat inflasi memberikan respon terhadap pergerakan
IHSG.
Menurut Khan (2012) dalam Silim (2013) menyatakan harga saham
dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal maupun internal. Beberapa faktor
makro yang mempengaruhi aktifitas investasi saham di BEI, di antaranya
adalah tingkat inflasi, BI Rate dan nilai kurs valuta asing, serta lainnya.
Hubungan positif antara inflasi dan harga saham adalah semakin tinggi
inflasi maka semakin tinggi barang dan jasa yang pada akhirnya meningkatkan
profit perusahaan dan harga sahamnya.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
5
Indonesia Banking School
Fluktuasi Nilai tukar (kurs) memiliki pengaruh terhadap indeks harga
saham. Krisis keuangan global telah memberikan dampak terhadap nilai mata
uang Indonesia mengalami depresiasi. Depresiasi merupakan menurunnya
nilai mata uang suatu negara yang diukur dari jumlah mata uang negara lain
yang dapat dibelinya, sedangkan apresiasi yaitu meningkatnya nilai mata uang
suatu negara yang diukur dari jumlah mata uang negara lain yang dapat
dibelinya (Mankiw, 2006:243). Depresiasi yang dialami Indonesia sebagai
dampak dari adanya krisis adalah menurunnya mata uang rupiah terhadap
dollar, sehingga harga barang-barang domestik menjadi sangat murah bagi
pihak luar negeri (Sukirno, 2004:297).
Pada tahun 2013 melemahnya rupiah dikarenakan tingginya penarikan
dana investor asing dibursa, sehingga mengakibatkan penawaran atas rupiah
meningkat. Hal ini disebabkan karena membaiknya perekonomian Amerika,
sehingga Amerika berencana untuk mengurangi Quantitative Easing (QE).
Quantitative Easing (QE) adalah program The Fed untuk meningkatkan
jumlah uang beredar dengan menerbitkan surat hutang yang dimana pelaku
ekonomi internasional juga bisa membelinya dan bertujuan untuk menurunkan
tingkat suku bunga. Rencana tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian
Amerika mulai sehat, yang mengakibatkan nilai tukar obligasi dan asset
finansial lainnya meningkat. Atas dasar itulah banyak investor asing yang
menarik dananya dari negara berkembang untuk diinvestasikan kembali di
negaranya (Amerika).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
6
Indonesia Banking School
Data Bank Indonesia menunjukkan tingkat kenaikan kurs rupiah terhadap
dollar US semakin naik secara signifikan, pada bulan Desember tahun 2013,
nilai $1 menyentuh angka Rp 12.189,00. Pergerakan IHSG mengalami
penurunan maka terdepresiasinya kurs ini disebabkan oleh tingginya
permintaan pasar terhadap kurs valuta asing. Kondisi ini dimanfaatkan oleh
pelaku pasar untuk menaikan harga Dollar dan Bank Indonesia tidak
mempunyai otoritas untuk mengatur nilai kurs, sehingga nilai kurs sepenuhnya
ditentukan mekanisme pasar.
Kebijakan tingkat suku bunga dikendalikan secara langsung oleh Bank
Indonesia melalui BI Rate. BI Rate atau suku bunga Bank Indonesia,
merupakan tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan oleh BI sebagai patokan
bagi suku bunga pinjaman maupun simpanan bagi bank dan atau lembaga-
lembaga keuangan di seluruh Indonesia. Patokan ini hanya bersifat rujukan
dan bukan merupakan peraturan, sehingga tidak mengikat ataupun memaksa.
Jadi, bank konvensional dapat menaikkan bunga pinjaman kepada orang yang
mengajukan kredit dengan alasan BI Rate naik, namun disisi lain bunga
deposito atau tabungan bagi para nasabahnya tidak akan meningkat.
Menurut Amin (2012) Tingkat suku bunga juga merupakan salah satu
variabel yang dapat mempengaruhi harga saham. Secara umum,
mekanismenya adalah bahwa suku bunga merupakan salah satu alternatif bagi
investor untuk mengambil keputusan dalam menanamkan modalnya. Jika suku
bunga yang ditetapkan meningkat, investor akan mendapat hasil yang lebih
besar atas suku bunga deposito yang ditanamkan sehingga investor akan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
7
Indonesia Banking School
cenderung untuk mendepositokan modalnya dibandingkan menginvestasikan
dalam saham. Hal ini mengakibatkan investasi di pasar modal akan semakin
turun dan pada akhirnya berakibat pada melemahnya Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
Indonesia sebagai negara berkembang mendapat pengaruh yang cukup
besar dari krisis finasial global. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk
meredam pengaruh buruk dari krisis, mulai dari menaikkan tingkat suku
bunga, menaikkan bahan bakar minyak, maupun memperketat lalu lintas mata
uang asing.
Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia,
dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menjadi salah satu
dari leading economic indicator pada suatu negara. Pergerakan indeks ini
sangat dipengaruhi oleh ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara
maupun global. Berbagai informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi
investor yang akhirnya akan berpengaruh pada IHSG.
IHSG merupakan salah satu indikator positif terhadap perekonomian
Indonesia. Dalam praktik sering kali bursa yang lebih besar akan
mempengaruhi bursa yang lebih kecil. Harga saham bertindak sebagai
indikator ekonomi yang penting dalam kegiatan perekonomian. Salah satu
indeks yang diperhatikan oleh investor ketika ingin berinvestasi di Bursa Efek
Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Peningkatan IHSG
menunjukkan kondisi pasar modal sedang bullish, sebaliknya jika menurun
menunjukkan kondisi pasar modal sedang bearish. Untuk itu, seorang investor
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
8
Indonesia Banking School
harus memahami pola perilaku harga saham di pasar modal.
Berdasarkan fenomena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta
adanya beberapa penelitian terdahulu yang saling bertentang (research gap),
maka peniliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai “PENGARUH
INFLASI, BI RATE, DAN NILAI TUKAR (KURS USD/IDR)
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2011-2013”.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Silim
(2013) yang berjudul Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011.
Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah regresi linear berganda. Hasil
penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel ekonomi makro
berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah (1)
penelitian ini tidak menggunakan net ekspor, harga minyak dunia dan harga
emas dunia sebagai variabel independen. (2) Pengamatan yang dilakukan
dalam penelitian sebelumnya adalah tahun 2002-2011, sedangkan tahun
pengamantan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peridoe tahun 2011-
2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
9
Indonesia Banking School
Tabel 1.1
Research GAP
VARIABEL INDEPENDEN
PENELITI TERDAHULU
JUDUL PENELITIAN
METODE HASIL PENELITIAN
Inflasi
Hilya Lailia, Darminto, dan R. Rustam Hidayat (2014)
Pengaruh Tingkat suku Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Dollar dan Indeks Strait Times Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Regresi Linear Berganda
Tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG
Joven Sugianto Liauw & Trisnadi Wijaya (2013)
Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia
Regresi Linear Berganda
Tingkat Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG
Christian Adi Candra (2015)
Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang Tercatat dalam Bursa Efek Indonesia
Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
BI Rate
Agus Salim (2013) Effect of Interest
Rates and Inflation of
Reference Bank
Indonesia Stock Price
Index
Regresi Linear Berganda
BI Rate berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Suprihati (2015)
The Analysis of The
Influence of
Exchange Rate, SBI
Interest Rate,
Inflation Rate, Dow
Jones Index and
Nikkei 225 Index to
IHSG
Regresi Linear Berganda
BI Rate berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
10
Indonesia Banking School
VARIABEL INDEPENDEN
PENELITI TERDAHULU
JUDUL PENELITIAN
METODE HASIL PENELITIAN
BI Rate Renny Wijaya (2013)
Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011
Regresi Linear Berganda
BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG
Nilai Tukar (Kurs)
Ardy Haryogo (2013)
Pengaruh Nilai Tukar dan Indeks Dow
Jones Terhadap Composite Index di Bursa Efek Indonesia
Regresi Linear Berganda
Kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG
Suprihati (2015)
The Analysis of The
Influence of
Exchange Rate, SBI
Interest Rate,
Inflation Rate, Dow
Jones Index and
Nikkei 225 Index to
IHSG
Regresi Linear Berganda
Exchange Rate
memiliki berpengaruh signifikan negatif terhadap IHSG
Faris Hamam Syarofi and Harjum Muharam (2014)
The Impact of the
Domestic Interest
Rates, Exchage Rate,
World Oil Prices,
World Gold Prices,
DJIA, Nikkei 225 and
HSI on the JCI
Generalized
Autoregressive
Conditional
Heteroscedastici
ty in Mean
(GARCH-M)
Exchange Rate
memiliki berpengaruh signifikan negatif terhadap IHSG
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka perumusan masalah yang timbul adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG)?
2. Apakah terdapat pengaruh BI Rate terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)?
3. Apakah terdapat pengaruh kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
11
Indonesia Banking School
(IHSG)?
4. Apakah secara bersama-sama terdapat pengaruh inflasi, BI Rate, dan kurs
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
1.3 Batasan Masalah
Analisis mengenai faktor-faktor yang diduga dapat berpengaruh terhadap
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia mulai periode
tahun 2011-2013. Variabel makroekonomi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tingkat inflasi, tingkat BI rate, dan nilai tukar (kurs USD/IDR). Data
yang digunakan bersumber dari Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bursa
Efek Indonesia, Yahoo Finance, dan Statistik Keuangan Ekonomi Indonesia.
1.4 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan
dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui apakah inflasi berpengaruh terhadap IHSG.
2. Untuk mengetahui apakah BI Rate berpengaruh terhadap IHSG.
3. Untuk mengetahui apakah kurs berpengaruh terhadap IHSG.
4. Untuk mengetahui apakah secara bersama-sama inflasi, BI Rate, dan kurs
berpengaruh terhadap IHSG.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai upaya untuk memperdalam pengetahuan mengenai
perngaruh variable makro pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
12
Indonesia Banking School
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi
untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Investor
Investor dan calon investor memperoleh informasi yang benar
tentang pengaruh dan hubungan inflasi, BI Rate dan kurs terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), karena
informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam
pengambilan keputusan di pasar modal sebagai akibat dari adanya
mekanisme ekonomi dan ekspektasi pasar. Investor dapat menggunakan
informasi tambahan ini dalam melakukan kegiatan di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
1.6 Sistimatika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini akan disajikan dalam 5 (lima) bab yang
berurutan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah
tentang pengaruh variabel inflasi, suku bunga, dan kurs
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan bagian yang berisi tentang landasan teori
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
13
Indonesia Banking School
yang digunakan sebagai dasar acuan teori bagi penelitian
antara lain tentang pasar modal, investasi, saham,
portofolio, penjelasan dan masing-masing variabel inflasi,
BI Rate, dan kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG), penelitian terdahulu, kerangka penelitian, serta
hipotesis.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai variabel penelitian yaitu
harga saham sebagai variabel dependennya dan variabel
inflasi, BI Rate, dan kurs sebagai variabel independennya,
penggunaan populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
serta metode analisis penelitian yang digunakan.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini mendeskripsikan obyek penelitian yaitu Bursa Efek
Indonesia (BEI) serta membahas masalah dan hasil dari
analisis pengaruh inflasi, BI Rate, dan kurs terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan atau rekomendasi tindakan
yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk kemajuan lebih
lanjut.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
14 Indonesia Banking School
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Investasi
Tandelilin (2010: 2) Investasi adalah komitmen dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan pada saat ini untuk mendapatkan hasil di
masa depan. Saat ini investor sengaja membeli saham untuk mendapatkan
keuntungan dari perbedaan harga saham atau untuk mendapatkan dividen,
sebagai hadiah untuk investasi di masa depan. Menurut Tandelilin (2010:
12), Keputusan proses investasi terdiri dari lima tingkat keputusan yang
berlangsung hingga yang terbaik keputusan untuk investasi dibuat.
2.1.1.1 Faktor Utama Penentu Tingkat Investasi
Menurut Halim (2003:2) dalam Sari, Wahyuningsih, dan Hadiyati
(2014) Faktor utama penentu tingkat investasi atau pembentukan modal
dalam perekonomian adalah Tingkat pengembalian (expected rate of
return), apabila keuntungan lebih besar dari suku bunga (Rate). Kenaikan
suku bunga pinjaman mempengaruhi tingkat pengembalian modal atau
tingkat keuntungan dari kegiatan investasi dan sebaliknya. Untuk itu
dibutuhkan analisis dan perhitungan mendalam dengan tidak
mengesampingkan prinsip kehati-hatian (prudent principle). Investasi
terbagi 2 yakni, investasi financial asset dan real asset dilakukan di pasar
uang. Investasi real asset diwujudkan dalam bentuk pembelian asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
15
Indonesia Banking School
perkebunan dan lainnya.
Investor dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan seperti keberlanjutan (continuity), profit maksimum,
kemakmuran bagi shareholder, serta turut andil dalam pembangunan
bangsa. Dua tipe investasi dalam aktiva keuangan, yaitu Direct Investment,
yaitu investasi membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu
perusahaan, seperti investasi tabungan, deposito, pasar uang, pasar modal,
atau pasar turunan (opsi warrant dan future contract). Indirect Investment,
yaitu investasi tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dalam
suatu perusahaan, contohnya saham dan obligasi yang dijual di pasar
modal melalui perantara (agent).
2.1.1.2 Pengaruh Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap Investasi
Tandelilin (2000) menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomi makro
secara empirik telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap kondisi pasar
modal di beberapa negara. Faktor-faktor tersebut yaitu laju pertumbuhan
inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang (exchange rate).
Pengaruh masing-masing faktor tersebut dapat digambarkan di tabel
sebagai berikut:
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
16
Indonesia Banking School
Tabel 2.1
Faktor-Faktor Ekonomi Terhadap Investasi
Indikator Ekonomi Pengaruh Inflasi Menurunnya inflasi secara relatif merupakan sinyal
positif bagi investor di pasar modal. Tingkat Suku Bunga Menurunnya tingkat suku bunga merupakan sinyal
positif terhadap harga saham. Kurs Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing
merupakan sinyal positif bagi ekonomi yang mengalami inflasi.
Sumber: Tandelilin, 2000.
2.1.2 Teori Makro Ekonomi
Makroekonomi merupakan salah satu cabang dari ilmu ekonomi
secara keseluruhan yang meliputi siklus bisnis yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan tingkat
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kebijakan fiskal dn moneter dalam suatu Negara (Delong
& Olney, 2006). Ada enam variabel kunci makroekonomi yang dapat
digunakan untuk melihat kegiatan dan aktivitas perekonomian suatu
negara, yaitu:
1. PDB riil (Real Gross Domestic Product)
2. Tingkat pengangguran (Unemployment Rate)
3. Tingkat inflasi (Inflation Rate)
4. Tingkat suku bunga (Interest Rate)
5. Indeks Harga Saham (Level of Stock Market)
6. Nilai tukar (Exchange Rate)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
17
Indonesia Banking School
Menurut Dornbusch, Fischer, dan Startz (2008) makroekonomi
merupakan suatu pemaham mengenai interaksi antara barang, tenaga
kerja, dan pasar asset dari suatu perekonomian sehingga terjadi
interaksi perdagangan antar individu dan Negara.
Hubungan yang kuat antara kinerja ekonomi makro dan harga
saham yaitu perubahan pada harga saham selalu terjadi sebelum
terjadinya perubahan ekonomi, hal ini karena harga saham yang
terbentuk merefleksikan ekspektasi investor atas kondisi ekonomi di
masa depan (Tandelilin, 2010).
2.1.3 Pasar Modal
Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang
mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dana yang diperjualbelikan
tersebut digunakan untuk jangka waktu yang lama dalam tujuan
menunjang pengembangan suatu organisasi atau perusahaan. Kegiatan
jual-beli dana tersebut dilakukan dalam suatu lembaga resmi yang disebut
bursa efek.
Menurut Sunariyah (2000) dalam Haryogo (2013:2) menyatakan
pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan
semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat
berharga yang beredar.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.8 tahun 1995
Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
18
Indonesia Banking School
dan perdagangan efek, yaitu perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya serta lembaga atau profesi yang berkaitan dengan
efek. Adapun efek yang dimaksudkan disini adalah surat berharga atau
saham.
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan
jangka panjang atau long-term financial assets. Pasar modal
memungkinkan bertemunya pihak-pihak yang memiliki kelebihan
(investor/lender) dan yang mebutuhkan dana (perusahaan/emiten). Dalam
hal ini investor akan memberikan dananya pada emiten, dan investor
memperoleh sekuritas yang memiliki klaim atas aset-aset perusahaan.
Pada dasarnya pasar modal sama seperti pasar keuangan yang lain, hanya
saja yang membedakan adalah komoditi yang diperdagangkan. Bentuk
umum surat berharga yang biasa diperdagangkan yaitu obligasi, saham
preferens, dan saham biasa.
Pasar modal adalah mekanisme surat berharga yang terorganisir
melalui bursa utama dan pararel. Termasuk dalam surat berharga yang
diperdagangkan adalah saham biasa, saham preferen, obligasi konversi,
opsi, hak saham, dan sertifikasi hak beli saham. Pasar modal merupakan
sarana pendanaan bagi perusahaan, pemerintah, dan sebagai sarana bagi
kegiatan berinvestasi. Pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. (BEI, 2010)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
19
Indonesia Banking School
Tabel 2.2
Faktor Variabel Makroekonomi Terhadap Pasar Modal
Indikator Dampak Penjelasan
Inflasi Meningkatnya inflasi secara relatif adalah sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal.
Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya faktor produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan, maka profitabilitas perusahaan akan menurun.
Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga yang tinggi adalah sinyal negatif bagi harga saham
Meningkatnya tingkat bunga akan meningkatkan capital price sehingga memperbesar biaya perusahaan dan terjadi perpindahaan investasi dari saham ke deposito atau fixed.
Nilai Tukar Rupiah Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal
Menurunnya kurs dapat meningkatkan biaya impor bahan baku dan meningkatkan suku bunga tetapi dapat meningkatkan ekspor.
Sumber: Harianto & Siswanto. 1998
2.1.4 Efficient Market Theory (Efficient Market Hypothesis / EMH)
Pasar yang efisien merupakan pasar di mana harga semua sekuritas
yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.
Dalam hal ini, informasi yang tersedia meliputi informasi masa lalu maupun
informasi saat ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapat/ opini
rasional yang berada di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga
(Tandelilin, 2010:219). Para pemodal sangat cepat bereaksi terhadap
informasi yang tersedia dan baru sehingga menyebabkan harga efek-efek
melakukan penyesuaian secara cepat dan akurat.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
20
Indonesia Banking School
Menurut Tandelilin (2010), ada 3 hal yang menggambarkan bentuk
himpunan informasi bagi suatu saham.
Gambar 2.1. Himpunan informasi bagi suatu saham
Gambar 2.1. Memperlihatkan himpunan informasi bagi suatu saham.
Lingkaran pertama (1) merepresentasikan informasi apa pun yang relevan
bagi penilaian saham yang dapat dipelajari dengan menganalisis sejarah
harga pasar saham. Lingkaran (1) merupakan bagian dari lingkaran kedua
(2) yang menyatakan informasi yang tersedia pada publik, seperti publikasi
perusahaan serta informasi mengenai industry dan perekonomian.
Selanjutanya lingkaran (2) merupakan bagian dari lingkaran ketiga (3), yang
menyatakan seluruh informasi yang juga meliputi informasi rahasia orang
dalam. Masing-masing ketiga bentuk efisiensi pasar berikut ini
((3) Seluruh informasi yang tersedia termasuk informasi dalam atau privat
(2) Seluruh informasi publik
(1) Informasi dalam harga saham di masa lalu
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
21
Indonesia Banking School
mengasumsikan jenis informasi yang berbeda dalam merefleksikan harga
saham.
Untuk memudahkan penelitian tentang efisiensi pasar, menurut
Fama (1970) dalam Tandelilin (2010:223) telah mengklasifikasikan bentuk
pasar yang efisien ke dalam Efficient Market Theory menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Bentuk Lemah (Weak form)
Semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga
yang terbentuk sekarang. Jadi informasi historis tersebut (seperti
harga dan volume perdagangan, serta peristiwa di masa lalu) tidak
bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa
yang akan datang. Implikasinya adalah investor tidak akan bisa
memprediksi nilai pasar saham di masa datang dengan
menggunakan data historis.
2. Bentuk semi kuat (Semi Strong form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga
sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan emiten.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
22
Indonesia Banking School
3. Bentuk kuat (Strong form)
Bentuk ini menyatakan bahwa harga saham akan melakukan
penyesuaian secar cepat terhadap informasi apapun, bahkan
informasi yang tidak tersedia baik bagi semua pemodal (informasi
privat). Yang dimaksud informasi privat yaitu informasi yang
berasal dari orang orang dalam perusahaan tentang perencanaan
strategis yang mempengaruhi keputusan atas efeknya.
Efficient Market Hypothesis bentuk semi kuat menyatakan bahwa
harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi
historis ditambah dengan semua informasi yang dipublikasikan termasuk
informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten (Tandelilin,
2010:223).
2.1.5 Teori Portofolio
Teori portofolio merupakan teori yang menganalisis bagaimana
memilih kombinasi berbagai bentuk atau jenis kekayaan yang didasarkan
pada resiko jenis kekayaan tersebut (surat berharga/kekayaan fisik).
Jogiyanto (2005:5) berpendapat bahwa pasar bisa menjadi efisien karena
adanya beberapa peristiwa, yaitu:
a. Harga sekuritas ditentukan oleh mekanisme permintaan
dan penawaran yang ditentukan oleh banyak investor;
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
23
Indonesia Banking School
b. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku
pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk
memperoleh informasi tersebut murah;
c. Informasi dihasilkan secara acak, dan tiap-tiap
pengumuman bersifat acak satu dengan lainnya sehingga
investor tidak bisa memperkirakan kapan emiten akan
mengumumkan informasi baru.
Sunariyah (2003:178) menjelaskan bahwa sebelum membuat
keputusan untuk membeli dan memiliki sebuah asset investor akan
memperhatikan faktor-faktor seperti kekayaan, tingkat keuntungan yang
diharapkan (expected return), tingkat resiko atau ketidakpastian
(unexpected return), dan tingkat likuiditas.
2.1.6 Saham (stock)
Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Anoraga (2006:58)
menyatakan, “Pada umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan
saham biasa (common stock) yaitu salah satu efek yang paling banyak
diperdagangkan di pasar modal”. Darmadji (2006:7) membagi beberapa
sudut pandang untuk menilai dan membedakan saham, yaitu:
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dibedakan
atas saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
2. Dilihat dari cara peralihannya, saham terbagi atas saham atas unjuk (bearer
stock) dan saham atas nama (registered stock).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
24
Indonesia Banking School
3. Ditinjau dari kinerja perdagangannya, saham dibedakan atas lima kategori,
yaitu saham unggulan (blue chip stock), saham pendapatan (income stock),
saham pertumbuhan (growth stock-well known), saham spekulatif
(speculative stock), saham siklikal (cyclical stock) ada dua keuntungan
investor dalam kepemilikan saham, yaitu dividend dan capital gain. Risiko
yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya adalah tidak
mendapat dividen, capital loss, perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, saham
di delist, saham disuspend.
2.1.7 Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai suatu gejala di mana tingkat harga
umum mengalami kenaikan secara terus menerus (Nanga, 2001:241).
Berdasarkan definisi tersebut, kenaikan tingkat harga umum (general price
level) yang terjadi sekali waktu saja, tidaklah dapat dikatakan sebagai
inflasi.
Menurut Dornbusch, Fischer dan Startz (2006:547), inflasi
didefinisikan sebagai pergeseran aggregate demand relatif terhadap
aggregate supply atau kenaikan dalam keseluruhan tingkat harga barang dan
jasa.
Menurut Astuti, Apriatni & Susanta (2013), pada dasarnya inflasi
yang tinggi tidak disukai oleh para pelaku pasar modal karena akan
meningkatkan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi menyebabkan
kenaikan harga barang-barang dalam negeri sehingga berdampak pada
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
25
Indonesia Banking School
kinerja perusahaan. Selain itu, tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan
dengan kondisi ekonomi dimana permintaan terhadap suatu barang melebihi
kapasitas barang yang ditawarkan, sehingga membuat harga‐harga
cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan
mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari
investasinya (Kewal, 2012).
Inflasi adalah penigkatan tingkat harga barang dan jasa secara
keseluruhan dalam suatu perekonomian. Di sisi lain, ketika terjadi inflasi,
harga-harga secara umum akan naik sehingga pembeli barang dan jasa akan
mengeluarkan uang lebih banyak uang untuk memperoleh barang dan jasa
yang mereka inginkan tetapi pada saat bersamaan para penjual barang dan
jasa akan mendapatkan lebih banyak uang dari penjualan mereka sehingga
penghasilan mereka meningkat seiring dengan kenaikan harga (Mankiw,
2006:210).
2.1.7.1 Komponen-Komponen Terjadinya Inflasi
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi
inflasi, komponen tersebut yaitu:
1. Adanya kecenderungan harga‐harga untuk meningkat, yang berarti
bisa saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau
naik dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan
tendensi yang meningkat.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
26
Indonesia Banking School
2. Bahwa kenaikan tingkat harga tersebut berlangsung secara terus
menerus (sustained), yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu
saja, akan tetapi bisa beberapa waktu lamanya.
3. Bahwa tingkat harga yang dimaksud disini adalah tingkat harga
secara umum, yang berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan
itu bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, akan tetapi
untuk harga barang secara umum. Suatu kenaikan harga dalam
inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga.
2.1.7.2 Jenis-Jenis Inflasi
2.1.7.2.1 Menurut Asal Inflasi
Menurut Djohanputro (2008:152), inflasi menurut asalnya,
dikategorikan menjadi 2 yaitu:
1. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri (Domestic Inflation)
Inflasi ini disebabkan oleh permintaan terhadap barang meningkat
sehingga terjadi demand pull inflation yang bersumber dari dalam negeri
atau terjadi kenaikan harga-harga faktor produksi dalam negeri sehingga
terjadi cost push inflation yang bersumber dari dalam negeri.
2. Inflasi yang bersumber dari luar negeri (Foreign / Imported Inflation)
Inflasi ini disebabkan lonjakan permintaan ekspor secara terus menerus
sehingga terjadi demand pull inflation yang bersumber dari luar negeri
atau terjadi kenaikan harga faktor produksi yang diimpor sehingga
terjadi cosh push inflation yang bersumber dari luar negeri.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
27
Indonesia Banking School
2.1.7.2.2 Menurut Besarnya Inflasi
Menurut Samuelson & Nordhaus (2001:685), inflasi menurut
besarnya terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Inflasi ringan (Low Inflation)
Inflasi ringan ditandai dengan laju inflasi yang rendah, biasanya bernilai
satu digit per tahun (< 10%). Kenaikan harga pada jenis inflasi ini
berjalan secara lambat dengan presentase yang kecil serta dalam jangka
yang relatif lama.
2. Inflasi menengah (Galopping Inflation)
Inflasi menengah ditandai dengan kenaikan harga yang lebih besar dari
inflasi ringan (biasanya double atau triple digit, yaitu diantara 20% -
200% per tahun). Inflasi ini terjadi karena pemerintahan yang lemah,
terjadi perang, revolusi atau kejadian lain yang menyebabkan tidak
tersedianya produk dengan uang yang berlimpah, sehingga
menyebabkan masyarakat tidak percaya dengan nilai uang.
3. Inflasi tinggi (Hyper Inflation)
Inflasi tinggi merupakan inflasi yang mempunyai efek paling besar
(>200% per tahun). Pada kondisi ini, masyarakat lebih memilih untuk
spending money dan menyimpannya dalam bentuk barang dibandingkan
saving money. Hal ini dikarenakan sebagian besar komoditas seperti
emas, tahnah, bangunan mengalami kenaikan harga yang setara atau
lebih tinggi dari inflasi.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
28
Indonesia Banking School
2.1.7.2.3 Menurut Sumber Inflasi
Menurut Parkin (2014:702), inflasi menurut sumbernya terbagi
menjadi 2 yaitu:
1. Inflasi tarikan permintaan (Demand-Pull Inflation)
Inflasi ini disebabkan oleh jumlah permintaan agregat dari masyarakat
terhadap komoditas-komoditas hasil produksi melebihi kemampuan
ekonomi suatu negara dalam menyediakan barang dan jasa sehingga hal
ini memicu perubahan pada tingkat harga.
2. Inflasi dorongan biaya (Cost Push Inflation)
Inflasi ini disebabkan oleh bergesernya aggregate supply curve ke arah
kiri atas atau mengalami penurunan. Faktor-faktor yang menyebabkan
aggregate supply curve bergeser tersebut adalah meningkatnya harga
faktor-faktor produksi (baik yang berasal dari dalam ataupun luar
negeri). Meningkatnya harga faktor produksi akan menaikkan biaya
produksi.
2.1.8 BI Rate
Tingkat suku bunga menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman
atau investasi lain, di atas perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan
dalam persentase tahunan (Dornbusch, et.al., 2008 : 43).
Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan
membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk
tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
29
Indonesia Banking School
masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat
suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran.
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik. (www.bi.go.id)
2.1.8.1 Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Harga Saham
Hubungan tingkat bunga dan harga saham yaitu berhubungan
negatif. Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi present
value aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan untuk berinvestasi yang
ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan
meningkatkan biaya modal yang ditanggung perusahaan dan akan
menyebabkan return yang disyarat investor dari suatu investasi akan
meningkat (Tandelilin, 2010).
2.1.9 Nilai Tukar (Kurs)
Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang
dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan
sangat tergantung dari sifat pasar. Dalam pasar bebas, kurs akan berubah
sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran.
Para ekonom membagi kurs atas dua macam (Mankiw, 1999:192) yaitu:
a. Kurs nominal, yaitu harga relatif dari mata uang dua Negara
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
30
Indonesia Banking School
b. Kurs rill, yaitu harga relatif dari barang-barang kedua negara, yaitu kurs
rill yang dinyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-
barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain.
Nilai tukar (kurs) berhubungan positif dengan tingkat suku bunga,
dimana naiknya nilai tukar (rupiah terapresiasi terhadap dollar) akan
meningkatkan suku bunga. Maka masyarakat akan terdorong untuk
menambah jumlah tabungan dengan mengurangi pengeluaran untuk
konsumsi, dan melepas Dollar yang mereka miliki. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh keuntungan dari peningkatan bunga tabungan. Peningkatan
jumlah tabungan juga akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah
uang kuasi. (Mankiw, 2003:313)
Kurs atau nilai tukar adalah harga harga dari mata uang luar negeri
(Dornbusch, et.al., 2008:46). Kenaikan nilai tukar (kurs) mata uang dalam
negeri disebut apresiasi atas mata uang (mata uang asing lebihmurah, hal ini
berarti nilai mata uang asing dalam negeri meningkat). Penurunan nilai
tukar (kurs) disebut depresiasi mata uang dalam negeri (mata uang asing
menjadi lebih mahal, yang berarti mata uang dalam negeri menjadi
merosot).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
31
Indonesia Banking School
2.1.9.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang adalah:
(Madura, 2006:103)
a. Tingkat inflasi
Perubahan tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan
internasional, yang mana akan mempengaruhi jumlah permintaan dan
penawaran untuk mata uang tertentu. Oleh karena itu akan
mempengaruhi nilai tukar mata uang.
b. Tingkat suku bunga
Perubahan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi investasi dalam
bentuk sekuritas asing yang masuk, yang mana akan mempengaruhi
jumlah permintaan dan penawaran untuk mata uang tertentu. Oleh
karena itu akan mempengaruhi nilai tukar mata uang.
c. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi jumlah permintaan impor
suatu negara. Oleh karena itu dapat mempengaruhi nilai tukar mata
uang.
d. Kebijakan pemerintah
Pemerintah negara lain dapat mempengaruhi ekuilibrium nilai tukar
mata uang dengan berbagai cara, misalnya dengan mengubah kebijakan
perdagangan negara lain, melakukan intervensi di pasar mata uang, atau
mengubah variable makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan
tingkat pendapatan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
32
Indonesia Banking School
e. Ekspektasi
Seperti pasar finansial lainnya, maka pasar mata uang akan bereaksi
terhadap adanya berita yang mempunyai pengaruh ke masa depan.
Misalnya saja, berita yang menerpa tingkat inflasi di AS akan
mendorong para investor mata uang untuk menjual dollar, untuk
mengantisipasi penurunan nilai mata uang tersebut di masa yang datang.
2.1.9.2 Hubungan Nilai Tukar Dengan Harga Saham
Dampak perubahan nilai tukar terhadap perekonomian secara
luas tercermin pada perdagangan internasional dan neraca perdagangan
yang dipengaruhi oleh transaksi impor dan ekspor. Depresiasi mata uang
negara asing sebagai stimulasi untuk meningkatkan ekspor yang pada
akhirnya akan meningkatkan arus kas suatu negara dengan asumsi
permintaan bersifat elastis. Kenaikan demand sebagai sinyal positif bagi
pasar modal yang mencerminkan return, hal inilah yang menjadikan
hubungan positif antara nilai tukar dengan harga saham.
2.1.10 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen
perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang
wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak
memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan
IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan
Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil
sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
33
Indonesia Banking School
saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran
pergerakan IHSG.
IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia
tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang
mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek Indonesia
juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi
yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang menggunakan IHSG sebagai
acuan (benchmark). (BEI, 2010)
Investasi saham yang dilakukan di pasar sekunder (bursa efek)
dengan aktivitas perdagangan saham sehari-hari. Harga-harga saham
mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran
atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply
dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena
adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut
(kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak)
maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai
tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan
faktor lainnya.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
34
Indonesia Banking School
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil 1 Andi
Desfiandi dan Abshor Marantika (2015)
Composite Stock
Price Index (IHSG)
Macro Factor in
Investment in Stock
(Equity Funds)
Variabel Dependen: Composite Stock
Price Index (IHSG) Variabel Independen: Rate of Exchange,
Inflation, Dow Jones
Index, Straits Times
Index
Regresi Linier (Ordinary
Least Square)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat Nilai Tukar US Dollar/Rupiah Indonesia (IDR) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap Indonesia Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil 2 Suprihati
(2015) The Analysis of The
Influence of
Exchange Rate, SBI
Interest Rate,
Inflation Rate, Dow
Jones Index and
Nikkei 225 Index to
IHSG
Variabel Dependen : Composite Stock
Price Index (IHSG) Variabel Independen: Rate of Exchange,
SBI, Inflation
Regresi Linier Berganda
Hasil dari penelitian menunjukan dengan menggunakan pendekatan Uji Parsial, kurs, tingkat suku bunga SBI, dan tingkat inflasi berpengaruh signifikan negatif pada Indeks Harga Saham Gabungan.
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil 3 Faris Hamam
Syarofi and Harjum Muharam (2014)
The Impact of the
Domestic Interest
Rates, Exchage
Rate, World Oil
Prices, World Gold
Prices, DJIA, Nikkei
225 and HSI on the
JCI
Variabel Dependen: Jakarta Composite
Index(JCI) Variabel Independen: Interest Rate, Exchange Rate,
World Oil Price, World Gold Prices,
DJIA, Nikkei 225 and
HSI
Generalized
Autoregressive
Conditional
Heteroscedasti
city in Mean
(GARCH-M)
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Exchange Rate memiliki efek signifikan negatif terhadap IHSG dan SBI Interest Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil 4 Christian Adi
Candra (2015)
Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang Tercatat dalam Bursa Efek Indonesia
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, dan Tingkat Inflasi
Regresi Linier Berganda
Secara parsial, suku bunga SBI dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Suku bunga SBI berpengaruh negatif signifikan dan inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hanya kurs (USD/IDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
35
Indonesia Banking School
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama Judul Variabel Metode Hasil
5 Ria Astuti, Apriatni E.P, dan Hari Susanta (2013)
Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, Nikkei 225, dan HSI
Regresi Linier
Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan bukti bahwa Tingkat Suku Bunga (SBI) dan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Hang Seng terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
No Nama Judul Variabel Metode Hasil 6 Anak Agung
Gde Aditya Krisna dan Ni Gusti Putu Wirawati (2013)
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI Pada Indeks Harga Saham Gabungan di BEI
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Suku Bunga SBI
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan tingkat inflasi nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh signifikan pada IHSG sedangkan secara parsial hanya tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang berpengaruh signifikan pada IHSG di BEI.
No Nama Judul Variabel Metode Hasil 7 Lusiana Silim
(2013)
Pengatuh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Suku Bunga, Net Ekspor, Nilai Tukar Rupiah, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia
Regresi Linear Berganda
Hasil Penelitian ini menemukan bahwa variable ekonomi makro secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap IHSG periode 2003-2012. Secara parsial, suku bunga berpengaruh negatif tidak signifikan, nilai tukar berpengaruh negatif signifikan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
36
Indonesia Banking School
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Nama Judul Variabel Metode Hasil 8 Joven
Sugianto Liauw & Trisnadi Wijaya (2013)
Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap indeks harga saham gabungan sedangkan variabel tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar rupiah, berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.
No Nama Judul Variabel Metode Hasil
9 Suramaya Suci Kewal (2012)
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Variabel Dependen: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Variabel Independen: Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menemukan bahwa hanya kurs yang berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG, sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
37
Indonesia Banking School
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan masalah yang ada dan teori yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran mengenai analisa pengaruh inflasi,
BI Rate, dan kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2013.
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu anggapan logis tentang adanya hubungan antara
dua atau lebih yang digambarkan dalam bentuk pernyataan (Sekaran & Bougie,
2010:87). Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah yang berkaitan
denga nada tidaknya pengaruh variabel independen. H0 merupakan hipotesis
yang menunjukkan tidak adanya pengaruh dan Ha merupakan hipotesis yang
H2
H3
Inflasi (X1)
Suku Bunga BI Rate (X2)
Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) (X3)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
(Y)
H1
H2
H3
H4
+
-
-
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
38
Indonesia Banking School
menunjukkan adanya pengaruh atas penelitian yang dilakukan. Adapun
keterkaitan antar variabel dalam penelitian ini yaitu:
2.4.1 Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Beberapa peneliti telah menggambarkan hubungan antara inflasi dan
Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian yang dilakukan Krisna dan
Wirawati (2013) serta Liauw dan Wijaya (2013) menemukan adanya
pengaruh yang siginifikan antara inflasi dan Indeks Harga Saham
Gabungan, bahwa dengan meningkatnya inflasi maka akan berpengaruh
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI
Namun penelitian tidak menghasilkan hasil yang sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lailia, Darminto, dan Hidayat (2014) serta
Lukisto dan Anastasia (2014) menyatakan bahwa inflasi yang meningkat
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Sehingga tingginya tingkat inflasi tidak memberikan pengaruh
yang besar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
H0 1: Tingkat inflasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Ha 1: Tingkat inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
39
Indonesia Banking School
2.4.2 Pengaruh BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
Beberapa peneliti telah menggambarkan hubungan antara BI Rate
dan Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian yang dilakukan Candra
(2015) serta Salim (2013) menemukan adanya hubungan yang siginifikan
antara BI Rate dan Indeks Harga Saham Gabungan. Mereka menyatakan
bahwa dengan meningkatkan BI Rate maka akan berpengaruh terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Namun hasil berbeda dikemukakan oleh Silim, (2013) serta
Widyastuti, Mukid, dan Wilandari (2015) menyatakan bahwa peningkatan
BI Rate tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan. Sehingga tingginya BI Rate tidak memberikan pengaruh
yang besar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Berdasarkan
penjelasan diatas hipotesis yang digunakan untuk melihat hubungan antara
BI Rate dan Indeks Harga Saham Gabungan adalah sebagai berikut:
H0 2: BI Rate tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Ha 2: BI Rate berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
40
Indonesia Banking School
2.4.3 Pengaruh Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan
Beberapa peneliti telah menggambarkan hubungan antara nilai tukar
(kurs USD/IDR) dan Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian yang
dilakukan Silim (2013) serta Amin (2012) menemukan adanya pengaruh
yang siginifikan antara nilai tukar (kurs USD/IDR) dan Indeks Harga Saham
Gabungan bahwa dengan meningkatkan nilai tukar (kurs USD/IDR) maka
akan berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Namun penelitian mereka tidak menghasilkan hasil yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Candra (2015) serta Haryogo (2015)
menyatakan bahwa peningkatan nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
Sehingga tingginya nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak memberikan pengaruh
yang besar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Berdasarkan
penjelasan diatas hipotesis yang digunakan untuk melihat hubungan antara
nilai tukar (kurs USD/IDR) dan Indeks Harga Saham Gabungan adalah
sebagai berikut:
H0 3: Nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak berpengaruh negatif signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-
2013.
Ha 3: Nilai tukar (kurs USD/IDR) berpengaruh negatif signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
41
Indonesia Banking School
2.4.4 Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan
Beberapa peneliti telah menggambarkan hubungan antara inflasi, BI
Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR) dan Indeks Harga Saham Gabungan.
Penelitian yang dilakukan Candra (2015) serta Silim (2013) menemukan
adanya pengaruh yang signifikan antara inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs
USD/IDR) dan Indeks Harga Saham Gabungan menyatakan bahwa dengan
meningkatkan inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR) maka akan
berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Namun hasil berbeda dikemukakan oleh Wijaya (2013) menyatakan
bahwa peningkatan inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Sehingga tingginya inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR)
tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di BEI. Berdasarkan penjelasan diatas hipotesis yang digunakan
untuk melihat hubungan antara inflasi, BI Rate, nilai tukar (kurs USD/IDR)
dan Indeks Harga Saham Gabungan adalah sebagai berikut:
H0 4: Inflasi, BI Rate, dan Nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode
tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
42
Indonesia Banking School
Ha 4: Inflasi, BI Rate, dan Nilai tukar (kurs USD/IDR) berpengaruh
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode
tahun 2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
43 Indonesia Banking School
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) dari Pusat Referensi Pasar Modal Indonesia di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2011-2013. Bursa Efek Indonesia (BEI)
merupakan tempat beraktivitasnya pasar modal di Indonesia yang terletak
di Sudirman Central Business Distric (SCBD) Jl. Jendral Sudirman Kav.
52-53, Jakarta Selatan.
3.2 Desain Penelitian
Menurut tujuannya, penelitian dibagi menjadi exploratory study,
deskriptif dan pengujian hipotesis (Sekaran & Bougie, 2010:102).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan pengujian hipotesis yang merupakan
suatu tes dengan maksud untuk menguji apakah pernyataan yang dihasilkan
dari kerangka teoritis berlaku berdasarkan penelitian yang ada (Sekaran &
Bougie, 2010:108). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis
pengaruh variabel inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs) terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2011-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menjelaskan karakteristik suatu
event atau situasi (Sekaran & Bougie, 2010:105). Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif, yaitu memanfaatkan data kuantitatif dan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
44
Indonesia Banking School
analisis statistik untuk menunjukkan bagaimana pengaruh variabel
independen yang terdiri dari inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs
USD/IDR) terhadap variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
3.3 Metode Pengambilan Sampel
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtun waktu
(time series) yaitu data yang terdiri dari satu objek atau lebih, tetapi
meliputi beberapa periode waktu. Data time series dipengaruhi oleh
urutan data, analisi ini sangat bergantung pada lag dan difference
(Winarno, 2011:22). Metode penelitian yang digunakan adalah
hypothesis testing. Jenis penelitian ini berupa penelitian kuantitatif
sehingga sumber data berupa data sekunder yang diperoleh dari
publikasi dokumen yang tersedia, situs web perusahaan, dokumentasi
perusahaan dan sumber lain. Data sekunder merupakan data yang sudah
tersedia sehingga tidak perlu dikumpulkan lagi oleh peneliti (Sekaran &
Bougie, 2010:184). Data sekunder secara umum berisi bukti, catatan
atau laporan yang terkumpul dalam suatu arsip yang dipublikasikan.
Perolehan Data tersebut diperoleh dari web Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek
Indonesia pada periode 2011-2013. Alternatif lain, untuk mengetahui
Indeks Harga Saham Gabungan yaitu web yahoo finance
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
45
Indonesia Banking School
www.finance.yahoo.com. BI Rate dan kurs diambil dari situs resmi Bank
Indonesia www.bi.go.id dan web www.pusatdata.kontan.co.id, sedangkan
tingkat inflasi dari website Badan Pusat Statistik yaitu www.bps.go.id.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka adalah
metode yang dilakukan dengan cara menelaah informasi dari artikel,
jurnal penelitian, literatur dan hasil penelitian terdahulu sebagai
referensi yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian
guna mendukung penelitian ini. Data yang dikumpulkan dengan metode
dokumentasi berupa data sekunder yang dipublikasikan oleh
www.idx.co.id dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek
Indonesia pada periode 2011-2013. Alternatif lain, untuk mengetahui
Indeks Harga Saham Gabungan yaitu web yahoo finance
www.finance.yahoo.com. Tingkat inflasi diambil dari website Badan
Pusat Statistik yaitu www.bps.go.id, sedangkan BI Rate dan kurs dari
situs resmi Bank Indonesia www.bi.go.id dan web
www.pusatdata.kontan.co.id.
3.3.3 Metode Sampling
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria
tertentu. Kriteria sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
46
Indonesia Banking School
1. Rata-rata harga saham (closing price) harian dalam setiap bulan
pada periode tahun 2011-2013 sehingga diharapkan dapat
memperoleh hasil yang akurat.
2. Inflasi setiap bulan periode tahun 2011-2013 yang diambil dari
website Badan Pusat Statistik.
3. BI Rate yang berlaku secara resmi sebagai acuan suku bunga di
Indonesia pada periode tahun 2011-2013.
4. Nilai tukar (kurs USD/IDR) menggunakan rata-rata kurs tengah
dalam setiap bulan pada periode tahun 2011-2013 yang terdapat di
situs Bank Indonesia.
3.4 Variabel dan Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Dependen
Menurut Sekaran & Bougie (2010:70), variabel dependen adalah
variabel utama yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan sebuah
penelitian. Hal ini menjadi tujuan peneliti untuk memahami,
mendeskripsikan, menjelaskan atau memprediksikan variabel tersebut.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
IHSG merupakan suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur kinerja saham yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
47
Indonesia Banking School
dengan metode hitung rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah
saham yang tercatat (Liauw & Wijaya, 2013).
𝐼𝐻𝑆𝐺 =∑ Rata − rata 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 harian per bulan
Hari kerja per bulan
Satuan data ini adalah nominal. Maka dari itu, data ini sebelum diolah harus ditransformasi menggunakan Ln Rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan setiap tahun periode 2011-2013.
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen baik pengaruh positif ataupun negatif (Sekaran & Bougie,
2010:72). Perubahan yang ada pada variabel ini akan berpengaruh
terhadap variabel dependen. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs
USD/IDR).
i. Inflasi (X1)
Inflasi adalah kenaikan dalam tingkat harga rata-rata, dan harga adalah
tingkat dimana uang dipertukarkan untuk mendapatkan barang dan jasa
(Mankiw, 2006:75).
Ketika terjadi inflasi maka nilai mata uang suatu negara akan
terdepresiasi terhadap nilai mata uang negara lain. Hal ini akan
menyebabkan harga barang-barang dan jasa akan meningkat. Secara
umum, untuk mengukur inflasi suatu negara digunakan Indeks harga
konsumen. IHK adalah pengukur harga keseluruhan barang dan jasa
yang dibeli oleh konsumen. Semakin tinggi IHK maka uang yang harus
dikeluarkan masyarakat akan meningkat guna mempertahankan standar
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
48
Indonesia Banking School
hidupnya tetap stabil. Pada penelitian kali ini data tingkat inflasi
diambil dari Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id). Adapun tingkat
inflasi dihitung dengan menggunakan rumus:
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 =IHK t−IHK t−1
IHK t−1
Dimana IHKt adalah IHK tahun berjalan dan IHKt-1 adalah IHK tahun
sebelumnya (tahun dasar).
ii. BI Rate (X2)
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik. Satuan variabel yang digunakan dalam
satuan persentase dan data yang diambil adalah BI Rate setiap bulannya
pada periode tahun 2011-2013, yang diambil dari situs resmi Bank
Indonesia (www.bi.go.id).
iii. Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) (X3)
Kurs atau valuta asing adalah mata uang asing dana tau alat pembayaran
lain yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi
ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs
resmi pada bank sentral.
𝑲𝒖𝒓𝒔 =∑ Rata−rata kurs tengah per bulan
∑ Hari kerja per bulan
Kurs memiliki satuan nominal. Sebelum diolah data harus
ditransformasi menggunakan Ln. Kurs valuta asing dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti permintaan dan penawaran valuta asing, tingkat
inflasi, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan dan produksi, neraca
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
49
Indonesia Banking School
pembayaran luar negeri (balance of payment), pengawasan pemerintah,
serta perkiraan/ spekulasi/ isu/ rumor (Putong dalam Maurina, Hidayat,
et al., 2013:366).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Measurement
IHSG
Suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja saham yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia dengan metode hitung rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham yang tercatat (Liauw dan Wijaya, 2013).
𝐼𝐻𝑆𝐺 =∑ Rata − rata 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 harian per bulan
Hari kerja per bulan
Variabel Definisi Measurement
Inflasi
Menggambarkan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus pada periode waktu tertentu. (Mankiw, 2012:514)
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 =IHK t − IHK t − 1
IHK t − 1
Variabel Definisi Measurement
BI Rate
Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. (www.bi.go.id)
BI Rate = Suku Bunga yang diumumkan oleh Bank Indonesia
Variabel Definisi Measurement
Nilai Tukar (Kurs
USD/IDR)
Suatu nilai yang menunjukkan jumlah nilai mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. (Sukirno, 2002: 23)
𝑲𝒖𝒓𝒔 =∑ 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
∑ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
50
Indonesia Banking School
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik
yaitu dengan program Eviews versi 7.0. Data dalam penelitian ini
termasuk ke dalam data panel sehingga Eviews merupakan program
yang tepat karena dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang berbentuk time series, cross section maupun data panel
(Winarno, 2011:3)
3.5.2 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dengan memakai metode analisis regresi berganda yaitu pendekatan
yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel
independen dengan suatu variabel dependen (Sekaran & Bougie,
2010:350). Dengan analisis regresi akan diketahui variabel independen
yang benar-benar signifikan mempengaruhi variabel dependen dan
dengan variabel yang signifikan tadi dapat digunakan untuk
memprediksi nilai variabel dependen.
Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
LNIHSGt= α + β1Inflasit + β2BI Ratet + β3LNKurs USD/IDRt + et
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
51
Indonesia Banking School
Dimana:
LNIHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada BEI periode t
α = Konstanta
β1,β2,β3 = Koefisien regresi
Inflasit = Inflasi pada periode t
BI Ratet = BI Rate periode t
LNKurst = Kurs pada periode t
e = Error
t = Time Series Identifiers
3.5.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata–rata (mean), standar deviasi, nilai
maksimum, nilai minimum, skewness, kurtosis, dan probability Jarque-
Bera (Winarno, 2011:71).
3.5.2.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam sebuah penelitian, peneliti terkadang menghadapi
beberapa permasalahan dalam modelnya. Oleh karena itu, untuk
menghindari permasalahan tersebut, perlu dilakukan uji asumsi klasik
terlebih dahulu yang meliputi:
1. Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam analisis estetika adalah data berdistribusi
normal. Dalam melakukan pengujian normalitas ini diperlukan alat
analisis dengan menggunakan salah satu cara yaitu uji Jarque-Bera.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
52
Indonesia Banking School
Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal. Hipotesis yang akan diuji pada uji Jarque-Bera
pada penelitian ini yaitu : (Winarno, 2011:153)
H0 = Nilai uji berdistribusi normal
Ha = Nilai uji tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian yang dilakukan adalah:
a. H0 ditolak bila nilai probability pada hasil pengujian > 0.05
b. Ha tidak dapat ditolak nilai probability pada hasil pengujian < 0.05
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji kondisi adanya
hubungan linier antarvariabel independen. Multikolinieritas tidak akan
terjadi pada persamaan regresi yang sederhana (yang terdiri atas satu
variabel dependen dan satu variabel independen) (Winarno, 2011:117).
Multikolinieritas adalah pertanyaan tentang derajat dan bukan tentang
jenis karena multikoneraritas merupakan kondisi variabel penjelas yang
diasumsikan nonstokhastik, multikonearitas merupakan fitur dari
sampel bukan populasi (Gujarati, 2010:254). Menurut Gujarati
(2010:251) beberapa cara untuk mendeteksi keberadaan
Multikolinearitas dalam model regresi Ordinary Least Square / OLS
yaitu:
a. Mendeteksi nilai koefisien detersminasi (R2) dan nilai t hitung. Jika
R2 tinggi (>0,8) dan uji F yang signifikan, tetapi banyak koefisien
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
53
Indonesia Banking School
regresi dalam uji t yang tidak signifikan, maka dicurigai adanya
masalah multikoliniearitas (Nachrowi & Usman, 2006:100)
b. Melakukan uji Eigenvalues dan Conditional Index (CI), apabila
multikolinieritas ditengarai ada di dalam persamaan regresi bila nilai
Eigenvalues mendekati 0. Jika CI berada antara nilai 10 – 30, maka
dicurigai adanya masalah multikoliniearitas. Bila CI>30 persamaan
regresi mempunyai kolinieritas yang kuat antar variable bebasnya
(Nachrowi & Usman, 2006:101)
c. Mendeteksi Tolerance Value (TOL) atau variance inflation factor
(VIF). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:
1. Jika nilai TOL = 1 dan nilai VIF = 1, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi.
2. Jika nilai TOL = 0 dan nilai VIF < 1, maka dapat disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam
model regresi. (Nachrowi & Usman, 2006:102)
3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk mendeteksi model
regresi linear memiliki nilai residual yang berbeda. Asumsi model
regresi adalah: (1) residual (ei) memiliki nilai rata-rata nol, (2) residual
memiliki varian yang konstan atau var(ei) = σ2, dan (3) residual suatu
observasi lainnya atau cov(ei, ej) = 0, sehingga menghasilkan estimator
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
54
Indonesia Banking School
yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Apabila asumsi (1) tidak
terpenuhi, yang terpengaruh hanyalah slope estimator dan ini tidak
membawa konsekuensi serius dalam analisis ekonometris. Sedangkan
apabila asumsi (2) dan (3) dilanggar, maka akan membawa dampak
serius bagi prediksi dengan model yang dibangun (Winarno, 2011:124).
Salah satu pengujian yang digunakan untuk mendeteksi gejala
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan metode grafik. Metode
ini relatif mudah, yaitu dengan menampilkan scatte plot dari variabel
residual kuadrat dan variabel independen. Jika grafik tersebut
menunjukkan bahwa data tersebar secara acak dan tidak menunjukkan
pola tertentu, sehingga hal tersebut diduga terdapat masalah
heteroskedastisitas. Pengujian lain yang digunakan untuk mendeteksi
masalah ini adalah dengan melakukan uji white. Uji white dengan
kemudian melihat nilai chi-square (R2) yang diperoleh dengan hipotesis
untuk dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
H0 : Tidak ada heterokedastisitas
Ha : Ada heterokedastisitas
Kriteria dalam pengambilan keputusan tersebut yaitu jika nilai
probabilitas chi-squares lebih besar dari α = 5% maka H0 diterima dan
jika yaitu jika nilai probabilitas chi-squares lebih kecil dari α = 5% maka
Ha diterima (Winarno, 2011:125).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
55
Indonesia Banking School
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan pelonggaran asumsi klasik yang
menyatakan bahwa dalam pengamatan-pengamatan yang berbeda tidak
terdapat korelasi antar eror term (Sarwoko, 2005:127). Autokorelasi
dapat terjadi pada setiap penelitian dimana urutan pada pengamatan-
pengamatan memiliki arti. Oleh karenanya, autokorelasi atau sering
disebut dengan korelasi serial (serial correlation) terjadi kebanyakan
pada serangkaian data runtut waktu. Intisari otokorelasi adalah bahwa
eror term pada suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada
eror term pada periode-periode waktu yang lain, misalnya, korelasi
antara u1, u2, ... , u10 dan u2, u3, ... , u11. (Sarwoko, 2005:127). Autokorelasi
dapat diidentifikasi salah satunya dengan melakukan Uji Durbin-
Watson.
Gambar 3.1 Statistik Pengambilan Keputusan Durbin-Watson
0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4
1,10 1,54 2,46 2,90
(Sumber: Sarwoko, 2005:143)
Tolak Ho
Otokorelasi Positif
Tidak ada keputusan
Tidak ada keputusan
Tidak menolak H0 Tolak Ho
Otokorelasi Negatif
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
56
Indonesia Banking School
1. Tidak terdapat masalah autokorelasi di dalam model apabila D-W stat
berada pada nilai = du ≥ DW ≤ 4-du
2. Terdapat masalah autokorelasi didalam model apabila D-W stat berada pada
nilai = du ≤ DW ≥ 4-du
3.5.3 Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi
variabel-variabel independen dan variabel dependen. Pengujian ini
dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)
Uji Determinasi atau yang biasa disebut Adjusted R2 menunjukkan
kemampuan model untuk menjelaskan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Uji Determinasi R2 digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variable independen. Nilai koefisien determinasi adalah berada di antara
0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variable
independen dalam menjelaskan variasi variable independen amat
terbatas. Nilai yang semakin mendekati 1, berarti semakin besar
kemampuan variabel independen untuk menjelaskan pengaruhnya
kepada variabel dependen atau memberikan hampir semua informasi
yang dibutukan untuk memprediksi variasi variable dependen. Adjusted
R2 menyatakan proporsi atau persentase dari total variasi variabel tak
bebas Y yang dijelaskan oleh sebuah variabel penjelas X (Winarno,
2011:96).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
57
Indonesia Banking School
Dengan menggunakan nilai adjusted R2 dapat dievaluasi model
regresi mana yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai adjusted R2 dapat
naik atau turun apabila satu variable independen ditambahkan kedalam
model. Dalam kenyataan, nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif,
walaupun dikehendaki harus bernilai postif. Menurut Gujarati
(2010:114), jika dalam uji empiris didapatkan nilai adjusted R2 negatif,
maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk menguji semua variabel independen secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Uji F
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel
(nilai kritis) sesuai dengan tingkat signifikasi yang digunakan. Kriteria
pengambilan keputusannya berdasarkan probabilitas adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2013:98):
a) Jika F hitung > F tabel atau probabilitas < tingkat signifikasi
(Sig<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
semua variabel independen secara bersama-sama dan signfikan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) Jika F hitung < F tabel atau probabilitas > tingkat signifikasi
(Sig>0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti
semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
58
Indonesia Banking School
3. Uji signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel
independen secara individual atau secara parsial berpengaruh terhadap
variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung dengan nilai t table (nilai kritis) sesuai dengan tingkat signifikasi
yang digunakan. Kriteria pengambilan keputusannya berdasarkan
probabilitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:98):
a) Jika t hitung > t tabel atau probabilitas < tingkat signifikasi
(Sig<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) Jika t hitung < t tabel atau probabilitas > tingkat signifikasi
(Sig>0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
59 Indonesia Banking School
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)
Pasar modal atau Bursa Efek pertama kali didirikan di Indonesia sejak
Desember 1912 tepatnya di Batavia oleh Hindia Belanda untuk memenuhi
kepentingan pemerintahan kolonial atau Vernigde Oostindische Compagnie
(VOC). Saat itu perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti
yang diharapkan, pasar modal di Indonesia ditutup saat perang dunia I.
Perang dunia I terjadi pada tahun 1914-1918 memaksa bursa untuk tutup
dan memindahkan kekuasaan dari tangan kolonial ke pemerintah Republik
Indonesia. Setelah selesai perang dunia I, pada tahun 1925 diaktifkan kembali
kegiatan pasar modal di Batavia dan bersamaan dengan dibukanya Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya.
Isu politik yang terjadi pada tahun 1939 sebagai pemicu perang dunia II
mempengaruhi perdagangan pasar modal di Indonesia. Hal ini menyebabkan bursa
efek di Semarang, Surabaya dan Jakarta ditutup untuk sementara waktu. Pada tahun
1952 di aktifkan kembali dan dikeluarkannya Undang-Undang No. 15 Tahun 1952
tentang peraturan-puraturan bursa efek yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Tetapi pengaktifan bursa efek ini tidak berlangsung lama karena kondisi ekonomi
yang lesu dan pasar modal semakin jatuh pada tahun 1958.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
60
Indonesia Banking School
Pemerintah Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada 10 Agustus
1977 dan diresmikan oleh presiden Soeharto pada masa orde baru. Pengaktifan
kembali pasar modal ini ditandai dengan go public-nya perusahaan PT. Semen
Cibinong. Pasar modal mengalami pasang surut disebabkan masyarakat lebih
memilih perbankan jika dibandingkan dengan pasar modal. Seiring berjalannya
waktu, pasar modal mengalami perkembangan kegiatan pasar modal seperti
transaksi, emiten dan volume perdagangan Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1995
dikenal system otomatis yang mampu memantau pergerakan harga saham. Sistem
akurat ini dinamakan Jakarta Automated Trading System (JATS). Pada tahun 1995,
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 tentang pasar modal yang
diberlakukan pada tahun 1996.
Pada tahun 2000, Pasar Modal mulai mengaplikasikan sistem perdagangan
tanpa warkat (scripless trading). Pasar modal semakin mengalami perkembangan
dan pada tahun 2002 Bursa Efek Jakarta mengaplikasikan perdagangan jarak jauh
(remote trading), sehingga memudahkan transaksi perdagangan. Pada tahun 2007,
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya digabung menjadi satu kesatuan
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dikenal sebagai Indonesia Stock
Exchange. Sejak tahun 2009, meluncurkan sistem perdagangan baru yaitu JATS-
NextG.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
61
Indonesia Banking School
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menjelaskan distribusi dari tiap-tiap variabel
yang terdapat didalam penelitian. Statistik deskriptif menunjukkan
informasi terkait dengan jumlah sampel yang diteliti, nilai rata-rata, nilai
tengah atau median, nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi pada
masing-masing variabel dependen maupun independen, skewness, kurtosis,
dan jarque-bera. Berikut adalah tabel 4.1 yang menampilkan statistik
deskriptif dalam penelitian ini:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
IHSG INFLASI BI RATE KURS Mean 8.323783 0.004294 0.062778 9.164958 Median 8.314500 0.003050 0.060000 9.167300 Maximum 8.537100 0.032900 0.075000 9.399900 Minimum 8.146100 -0.006300 0.057500 9.051600 Std. Dev. 0.097390 0.006606 0.005879 0.087629
Observations 36 36 36 36 Sumber: Output Eviews 7.0 diolah (2016)
4.2.1.1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks untuk
mengukur suatu kinerja bursa saham di Indonesia dengan metode hitung
rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham yang tercatat dalam Bursa
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
62
Indonesia Banking School
Efek Indonesia (BEI). Jika pasar sedang mengalami kelemahan disebut
bearish dan pasa sedang mengalami peningkatan disebut bullish.
Hasil tabel 4.1 statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa dari
36 observasi sampel, nilai rata-rata (mean) pada IHSG dari seluruh sampel
sebesar 8,323783. IHSG maximum sebesar 8,537100 atau Rp 5.100,44 pada
tahun 2013 bulan Mei, sedangkan IHSG minimum pada tahun 2011 bulan
Februari sebesar 8,146100 atau Rp 3.449,74. IHSG memiliki nilai tengah
atau median sebesar 8,314500. Selain itu, standard deviasi dari variabel
IHSG ini sebesar 0,097390 atau 9,73% yang berarti bahwa memiliki
penyimpangan 9,73% dari nilai rata-ratanya.
4.2.1.2 Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara
umum dan terus menurus. Kenaikkan harga yang terjadi pada satu atau lebih
dari satu barang tidak termasuk dengan inflasi musiman, seperti menjelang
hari raya atau hari besar lainnya karena hanya sekali saja kenaikkan
harganya. Penyebab inflasi antara lain cost push inflation yaitu harga-harga
naik disebabkan oleh kenaikan biaya faktor produksi yang mengakibatkan
penurunan pendapatan dalam perusahaan. Demand pull inflation adalah
inflasi yang disebabkan okarena faktor permintaan yang banyak dan akan
menguntungkan perusahaan.
Hasil tabel 4.1 statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa dari 36
observasi sampel, nilai rata-rata (mean) tingkat inflasi sebesar 0,004294
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
63
Indonesia Banking School
atau 0,4294%. Nilai terendah (minimum) tingkat inflasi sebesar -0,006300
atau -0,63% pada tahun 2013 bulan Mei, nilai tertinggi (maximum) tingkat
inflasi adalah 0,032900 atau 3,29% pada tahun 2013 bulan Juli dan nilai
tengah (median) yang dimiliki tingkat inflasi sebesar 0,003050 atau 0,305%.
Standard deviasi dari variabel inflasi sebesar 0,006606 atau 0,660% yang
berarti mempunyai inflasi dengan penyimpangan sebesar 0,660% dari nilai
rata-rata.
4.2.1.3 BI Rate
Hasil tabel 4.1 statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa dari 36
observasi sampel, nilai rata-rata (mean) BI Rate adalah sebesar 0,062778.
Nilai maximum BI Rate sebesar 0,075000 atau 7,5% pada tahun 2013 bulan
November sampai dengan Desember, sedangkan pada Februari 2012
sampai dengan Mei 2013 sebesar 0,057500 atau 5,75% nilai minimum yang
dimiliki BI Rate. Nilai tengah atau median BI Rate adalah 0,060000 atau
6%. Standard deviasi 0,005879 atau sebesar 0,5879% yang berarti BI Rate
dengan penyimpangan sebesar 0,5879% dari nilai rata-rata (mean).
4.2.1.4 Nilai Tukar (Kurs ISD/IDR)
Nilai tukar merupakan harga mata uang dalam satu negara terhadao
mata uang negara lain. Dalam negara yang menerapkan sistem ekonomi
terbuka akan melakukan perdagangan dan investasi antar negara.
Hasil tabel 4.1 statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa dari 36
observasi sampel, nilai rata-rata (mean) Kurs sebesar 9,164958. Nilai
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
64
Indonesia Banking School
terendah (minimum) kurs sebesar 9,051600 atau Rp 8.532,00 pada tahun
2011 bulan Agustus, nilai tertinggi (maximum) kurs adalah 9,399900 atau
Rp 12.087,10 pada tahun 2013 bulan Desember dan nilai tengah (median)
yang dimiliki oleh kurs sebesar 9,167300. Standard deviasi dari variabel
Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) adalah 0,087629 atau 8,76% berarti memiliki
Nilai tukar (Kurs USD/IDR) dengan penyimpang 8,76% dari nilai rata-rata
(mean).
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data variabel
dependen dan independen yang tersedia dalam model regresi terdistribusi
normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal merupakan syarat untuk
melakukan teknik analisis regresi berganda. Uji normalitas ini
menggunakan Uji Jarque-Bera dengan taraf signifikan 0,05.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
65
Indonesia Banking School
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016)
Dimana hipotesis yang akan diuji yaitu (Winarno, 2011:153):
H0 = Nilai uji berdistribusi normal
Ha = Nilai uji tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian yang dilakukan adalah:
d. H0 diterima bila nilai probability pada hasil pengujian > 0,05
e. Ha diterima bila nilai probability pada hasil pengujian < 0,05
Gambar 4.1 hasil uji normalitas dalam histogram menunjukkan bahwa
semua variabel telah terdistribusi dengan normal. Hal tersebut tercermin pada
gambar diatas memeliki Jarque-Bera 0,87 dan nilai probabilitas 0,646213 yang
berada di atas α = 0,05. Dengan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal yang berarti H0 tidak dapat ditolak.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
Series: ResidualsSample 2011M01 2013M12Observations 36
Mean -3.50e-15Median 0.004506Maximum 0.176140Minimum -0.137358Std. Dev. 0.069791Skewness 0.381490Kurtosis 2.994390
Jarque-Bera 0.873254Probability 0.646213
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
66
Indonesia Banking School
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas
Tabel 4.2
Uji Multikolinieritas
INFLASI BI RATE KURS INFLASI 1.000000 -0.015960 0.066447 BI RATE -0.015960 1.000000 0.296774
KURS 0.066447 0.296774 1.000000 Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016).
Pengujian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya hubungan atau
korelasi antar variabel. Sehingga, untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar
variabel independen ini dibutuhkan pengujian multikolineritas. Ketentuan yang
menentukan adanya multikolineraitas apabila terdapat variabel yang bernilai lebih
dari 0,80. Berdasarkan tabel 4.2 hasil tersebut dapat diamati melalui tabel
correlation matrix diatas yang menunjukkan nilai koefisien tertinggi sebesar
0,296774 yaitu koefisien yang menunjukkan pengaruh Nilai Tukar (Kurs) dan BI
Rate. Koefisien terendah adalah -0,15960 yaitu koefisien yang menunjukkan
pengaruh antara BI Rate dan Inflasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini tidak ditemukan adanya multikolineritas antar variabel independen.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dalam penelitian menggunakan uji Durbin-Watson.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi pada suatu
data yang menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka H0 ditolak,
yang berarti terdapat autokerelasi.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
67
Indonesia Banking School
2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka H0 diterima yang berarti tidak
terdapat autokorelasi.
3. Jika d terletak antara dL dan dU atai diantara (4-dL) dan (4-dU) maka
tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
(Sumber: Sarwoko, 2005:143)
0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4
1,10 1,54 2,46 2,90
Gambar 3.1. Statistik Pengambilan Keputusan Durbin-Watson
Dengan menggunakan uji autokorelasi Durbin-Watson, maka dihasilkan
output dengan nilai Durbin-Watson sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hail Uji Autokorelasi
R-squared 0.486457 Mean dependent var 8.323783
Adjusted R-squared 0.438313 S.D. dependent var 0.097390
S.E. of regression 0.072989 Akaike info criterion -2.292567
Sum squared resid 0.170478 Schwarz criterion -2.116620
Log likelihood 45.26620 Hannan-Quinn criter. -2.231157
F-statistic 10.10409 Durbin-Watson stat 0.434902
Prob(F-statistic) 0.000078
Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016)
Tolak Ho
Otokorelasi Positif
Tidak ada keputusan
Tidak ada keputusan
Tidak menolak H0 Tolak Ho
Otokorelasi Negatif
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
68
Indonesia Banking School
Berdasarkan tabel 4.3 uji autokorelasi ini menggunakan tingkat
signifikan sebesar 0,05. Jumlah variabel bebas (k=3) dan jumlah data
sampel (n=36) maka menghasilkan nilai d sebesar 0,434902, sedangkan
dalam Durbin-Watson tabel dilihat dalam web www.statistikian.com dengan
k=3 dan n=36 menghasilkan dL (Durbin-Watson batas bawah) sebesar
1,35365, dan dU (Durbin-Watson batas atas) sebesar 1,58716; 4-
dL=2,64635 dan 4-dU=2,41284. Oleh karena itu, nilai Durbin-Watson
0.434902 berada dibawah dL maka terjadi autokorelasi positif.
0 dL dU 4-dU 4-dL 4
0,434902 1,35 1,58 2,41 2,64
Sumber: Diolah Penulis
Gambar 4.2. Hasil Uji Autokorelasi
Untuk dapat menyembuhkan autokorelasi menggunakan metode
Autoregressive yang bertujuan untuk mengeliminasi autokorelasi dengan variabel
dependen lag 1 atau lebih. Berikut tabel eliminasi autokorelasi Autoregressive
(AR1).
Tolak H0
Autokorelasi Positif
Tidak Ada Keputusan
Tidak Menolak H0
Tolak H0 Autokorelasi
Negatif
Tidak Ada Keputusan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
69
Indonesia Banking School
Tabel 4.4
Autoregressive (AR1)
R-squared 0.911548 Mean dependent var 8.328103
Adjusted R-squared 0.899754 S.D. dependent var 0.095248
S.E. of regression 0.030157 Akaike info criterion -4.033228
Sum squared resid 0.027284 Schwarz criterion -3.811035
Log likelihood 75.58148 Hannan-Quinn criter. -3.956527
F-statistic 77.29169 Durbin-Watson stat 1.869413
Prob(F-statistic) 0.000000 Inverted AR Roots 1.00 Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016)
Dari tabel 4.4 pengujian autokorelasi ini dilakukan untuk menguji
adanya hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi
lainnya. Pengidentifikasian yang paling banyak digunakan adalah dengan
menggunakan Uji Durbin-Watson (Uji D-W). Ketentuan yang ditetapkan
dalam pengujian ini adalah apabila nilai D-W berada di antara 1,54 – 2,46
maka tidak terdapat autokorelasi. Berdasarkan pengolahan data yang sudah
dilakukan bahwa nilai D-W pada model penelitian ini sebesar 1,869413
yang artinya bahwa nilai D-W sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak mengalami
autokorelasi.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
70
Indonesia Banking School
0 dL dU 4-dU 4-dL 4
1,35 1,58 1,869413 2,41 2,64
Sumber: Diolah Penulis
Gambar 4.3. Hasil Uji Autokorelasi AR1
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apabila muncul kesalahan
dan residual dari model regresi yang dianalisis tidak memiliki varian yang konstan
dari suatu observasi. Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan uji Park.
Tolak H0
Autokorelasi Positif
Tidak Ada Keputusan
Tidak Menolak H0
Tolak H0
Autokorelasi Negatif
Tidak Ada Keputusan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
71
Indonesia Banking School
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: LOG(RESID2)
Method: Least Squares
Date: 08/17/16 Time: 12:40
Sample: 2011M01 2013M12
Included observations: 36 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI 39.67191 61.53366 0.644719 0.5237
BIRATE -61.62699 72.24464 -0.853032 0.4000
KURS -2.714912 4.857061 -0.558962 0.5801
C 21.81722 43.36078 0.503155 0.6183 R-squared 0.054405 Mean dependent var -6.763279
Adjusted R-squared -0.034245 S.D. dependent var 2.357826
S.E. of regression 2.397858 Akaike info criterion 4.691468
Sum squared resid 183.9911 Schwarz criterion 4.867414
Log likelihood -80.44642 Hannan-Quinn criter. 4.752878
F-statistic 0.613708 Durbin-Watson stat 1.610765
Prob(F-statistic) 0.611115
Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016)
Dari tabel 4.5 diatas, hasil uji Park menunjukkan bahwa probabilitas koefisien
masing-masing variabel independen bernilai 0,5237, 0,4000, dan 0,5801 lebih besar
dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 dari uji heterokedastisitas ini
diterima. Dengan demikian penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas
karena H0 tidak dapat ditolak.
4.2.3 Analisis Regresi Berganda
Model pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan
menggunakan alat bantu Eviews 7.0. Model ini digunakan untuk menguji variabel
indenpenden dengan menggunakan yaitu Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar (Kurs
USD/IDR) terhadap variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham Gabungan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
72
Indonesia Banking School
(IHSG). Hipotesis yang dikembangkan sebelumnya berdasarkan pengujian data
penelitian yang sudah lolos uji asumsi klasik, maka diperoleh hasil pengolahan
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Berganda
Dependent Variable: IHSG
Method: Least Squares
Date: 08/17/16 Time: 12:40
Sample (adjusted): 2011M02 2013M12
Included observations: 35 after adjustments
Convergence achieved after 210 iterations Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI -0.456200 0.681165 -0.669735 0.5081
BIRATE -6.390811 3.360107 -1.901967 0.0668
KURS -0.566861 0.199061 -2.847676 0.0079
C 114.1145 40895.91 0.002790 0.9978
AR(1) 0.999885 0.047735 20.94669 0.0000 Sumber: Data diolah oleh penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016)
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, diperoleh persamaan regresi linear berganda
dalam bentuk non-logaritmas agar hasil yang diperoleh maksimal. Berdasarkan
model regresi dan hasil output diatas maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
73
Indonesia Banking School
LNIHSGt= α + β1Inflasit + β2BI Ratet + β3 LNKurs USD/IDRt + et
Dimana:
LNIHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada BEI periode t
α = Konstanta
β1,β2,β3 = Koefisien regresi
Inflasit = Inflasi pada periode t
BI Ratet = BI Rate periode t
LNKurst = Kurs pada periode t
e = Error
t = Time Series Identifiers
Berdasarkan model regresi dan hasil output diatas maka diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
IHSGt = 1,92405475281 + 1,534883359 Inflasit – 7,13497551673 BI Ratet +
0,746436019438 Kurst + 0,999885 AR(1)
Konstanta sebesar 1,92405475281; artinya apabila Inflasi, BI Rate, dan Nilai
Tukar (Kurs) nilainya 0 (nol), maka IHSG akan mengalami kenaikan sebesar
1,92405475281.
1. Koefisien regresi Inflasi sebesar +1,534883359 (bertanda positif) artinya
bahwa setiap kenaikan tingkat inflasi sebesar 1% dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap maka IHSG akan mengalami peningkatan sebesar
1,534883359 satuan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
74
Indonesia Banking School
2. Koefisien regresi BI Rate sebesar -7,13497551673 (bertanda negatif) artinya
bahwa setiap kenaikan BI Rate sebesar 1% dengan asumsi variabel lainnya
tetap, maka IHSG akan mengalami penurunan sebesar 7,13497551673
satuan.
3. Koefisien regresi Nilai Tukar (kurs) sebesar +1,92405475281 (bertanda
positif) artinya bahwa setiap kenaikan Nilai Tukar (kurs) sebesar 1% dengan
asumsi variabel lainnya tetap, maka IHSG akan mengalami penurunan
sebesar 1,92405475281 satuan.
4.2.4 Hasil Uji Hipotesis
4.2.4.1 Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat
digunakan untuk mengukur seberapa jauh model yang digunakan untuk
menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen di
dalam mengestimasi persamaan regresi.
Tabel 4.7
Hasil Koefisien Determinasi
R-squared 0.911548 Mean dependent var 8.328103
Adjusted R-squared 0.899754 S.D. dependent var 0.095248
S.E. of regression 0.030157 Akaike info criterion -4.033228
Sum squared resid 0.027284 Schwarz criterion -3.811035
Log likelihood 75.58148 Hannan-Quinn criter. -3.956527
F-statistic 77.29169 Durbin-Watson stat 1.869413
Prob(F-statistic) 0.000000 Inverted AR Roots 1.00
Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016)
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
75
Indonesia Banking School
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan model yang dihasilkan
mempunyai hasil Adjusted R2 yaitu sebesar 0,899754 atau 89,9%. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan sebesar 89,9% variabel dependen dan sisanya 10,1% dijelaskan oleh
faktor lain diluar dari penelitian ini.
4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F)
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik F
R-squared 0.911548 Mean dependent var 8.328103
Adjusted R-squared 0.899754 S.D. dependent var 0.095248
S.E. of regression 0.030157 Akaike info criterion -4.033228
Sum squared resid 0.027284 Schwarz criterion -3.811035
Log likelihood 75.58148 Hannan-Quinn criter. -3.956527
F-statistic 77.29169 Durbin-Watson stat 1.869413
Prob(F-statistic) 0.000000 Inverted AR Roots 1.00 Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji F, yang memiliki
hipotesis sebagai berikut:
H0: Inflasi, BI Rate, dan Nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak berpengaruh
siginifkan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode
tahun 2011-2013.
Ha: Inflasi, BI Rate, dan Nilai tukar (kurs USD/IDR) berpengaruh signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-
2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
76
Indonesia Banking School
Dengan tingkat signifikan (α = 0,05) maka kriteria dari penguian hipotesis ini
adalah:
1. Jika F hitung > F tabel atau probabilitas < tingkat signifikasi (Sig<0,05)
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Jika F hitung < F tabel atau probabilitas > tingkat signifikasi (Sig>0,05)
maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Nilai signifikansi dalam tabel sebesar 0,000000 atau lebih kecil dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan H0 tidak dapat diterima. Hal ini menyatakan bahwa
ketiga variable independen yaitu Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR)
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG di Bursa Efek
Indonesia.
4.2.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Dalam pengujian ini digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh yang ditimbulkan variabel independen dan variabel dependen
secara individual (parsial). Pengujian ini dilakukan untuk menjawab
hipotesis yang merupakan dugaan sementara peneliti. Dengan adanya
pengujian ini, maka akan dapat menjawan dan memberi kesimpulan atas
perumusan yang telah diajukan sebelumnya. Jika P-value < 0,05 dapat
diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak. Sehingga, dapat diambil kesimpulan
apabila H0 ditolak maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
dependen dan variabel independen.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
77
Indonesia Banking School
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI -0.456200 0.681165 -0.669735 0.5081
BIRATE -6.390811 3.360107 -1.901967 0.0668
KURS -0.566861 0.199061 -2.847676 0.0079
C 114.1145 40895.91 0.002790 0.9978
AR(1) 0.999885 0.047735 20.94669 0.0000 Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 7.0 (2016)
4.2.4.3.1 Hubungan Antara Inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa probabilitas Inflasi lebih
besar dari tingkat signifikansi sebesar (0,5081 > 0,05) dengan nilai
koefisien regresi sebesar -0,456200. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima yang berarti inflasi mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap IHSG.
H0 1: Tingkat inflasi tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-
2013.
Ha 1: Tingkat inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-
2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
78
Indonesia Banking School
4.2.4.3.2 Hubungan Antara BI Rate dan Indeks Harga Saham Gabungan
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa probabilitas BI Rate lebih besar
dari tingkat signifikansi sebesar (0,0668 > 0,05) dengan nilai koefisien
regresi sebesar -6,390811. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
diterima yang berarti BI Rate mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap IHSG.
H0 2: BI Rate tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
Ha 2: BI Rate berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun 2011-2013.
4.2.4.3.3 Hubungan Antara Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) dan Indeks Harga
Saham Gabungan
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa probabilitas Nilai Tukar
(Kurs USD/IDR) lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar (0,0079 <
0,05) dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,566861. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti Nilai Tukar (Kurs
USD/IDR) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap IHSG.
H0 3: Nilai tukar (kurs USD/IDR) tidak berpengaruh negatif signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun
2011-2013.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
79
Indonesia Banking School
Ha 3: Nilai tukar (kurs USD/IDR) berpengaruh negatif signifikan
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode tahun
2011-2013.
4.3 Kesesuaian dengan Landasan Teori
4.3.1 Pengaruh Inflasi Terhadap IHSG
Secara teoritis inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga
untuk menaikkan secara umum dan terus menerus. Cost Inflation
merupakan inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Hal ini
ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Keadaan ini
dimulai dengan adanya penurunan penawaran sebagai kenaikan harga
produksi. Oleh karena itu, dapat mengurangi return dari sebelumnya.
Inflasi disebabkan oleh tingginya permintaan melebihi jumlah
persediaan barang yang dapat menyebabkan kenaikan risiko investasi
saham. Selain itu, adanya risiko investor pesimis melakukan penanaman
modal untuk menghasilkan keuntungan baik di masa sekarang maupun masa
depan. Bagi perusahaan, kenaikan inflasi juga memberikan pengaruh
negatif. Hal tersebut dikarenakan peningkatan inflasi akan berpengaruh
terhadap biaya perusahaan. Jika biaya produksi perusahaan lebih tinggi dari
peningkatan harga yang dapat dinikmati, maka profitabilitas perusahaan
akan mengalami penurunan sehingga akan berdampak terhadap pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
80
Indonesia Banking School
Pada hasil penelitian uji hipotesis dari hasil tabel 4.9 dapat dilihat
signifikansi Inflasi sebesar 0,5081 yaitu lebih besar dari tingkat signifikansi
0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap IHSG, berarti dapat ditarik kesimpulan
bahwa Inflasi mempunyai pengaruh terhadap IHSG. Nilai inflasi
menunjukkan berfluktuasi selama periode pengamatan secara bulanan, akan
tetapi IHSG mengalami fluktuasi dan cenderung kepada tren peningkatan.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Lailia, dkk (2014)
dan Kewal (2012) yang menyatakan bahwa inflasi menunjukkan hubungan
negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
4.3.2 Pengaruh BI Rate Terhadap IHSG
BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik. Apabila Bank Indonesia mengumumkan untuk
menurunkan BI Rate, maka investor akan mengalihkan dananya ke pasar
modal dengan harapan akan mendapatkan return yang lebih baik daripada
menyimpan dananya dalam bentuk simpanan. Pengalihan dana yang
disebabkan oleh aksi beli saham para investor menyebabkan permintaan
akan saham bertambah sehingga membuat Indeks Harga Saham Gabungan
di BEI juga ikut bergerak naik.
Pada hasil penelitian uji hipotesis dari hasil tabel 4.9 dapat dilihat
signifikansi BI Rate sebesar 0,0668 yaitu lebih besar dari tingkat
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
81
Indonesia Banking School
signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BI Rate memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Hal ini dapat diartikan bahwa penurunan BI Rate akan
mendorong kenaikan IHSG.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Silim (2013)
dan Salim (2013) yang menyatakan bahwa BI Rate menunjukkan hubungan
negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
4.3.3 Pengaruh Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) Terhadap IHSG
Pada hasil penelitian uji hipotesis dari hasil tabel 4.9 dapat dilihat
signifikansi nilai tukar sebesar 0,0079 yaitu lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) dalam jangka pendek. Hal ini dapat diartikan bahwa ketika terjadi
kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar 1 rupiah per dollar
(rupiah terdepresiasi), maka akan menyebabkan penurunan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Ketika rupiah terdepresiasi menyebabkan
kondisi perekonomian mengalami perlambatan. Kondisi perekonomian
Indonesia mengalami perlambatan disebabkan oleh salah satu faktor
eksternal yaitu depresiasi rupiah, selain itu di dukung dengan menurunnya
kinerja ekspor dan defisit neraca pembayaran.
Depresiasi rupiah terjadi apabila faktor fundamental suatu
perekonomian tidaklah kuat. Hal ini dikarenakan rupiah mengalami tekanan
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
82
Indonesia Banking School
dengan adanya apresiasi dollar, sehingga menyebabkan harga relatif mata
uang rupiah menjadi turun dan dollar naik.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarofi dan
Muharam (2014) dengan hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
hubungan negatif antara nilai tukar dengan IHSG dan didukung dengan
penelitian Suprihati (2015) yang menyatakan hal yang sama bahwa nilai
tukar rupiah terhadap dollar berpengaruh negatif terhadap IHSG.
4.4 Implikasi Manajerial
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan harga seluruh
saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG digunakan sebagai
pedoman penilaian pasar modal di Indonesia. Angka IHSG akan menjadi acuan
bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal. Oleh
karena itu investor harus memperhatikan kondisi ekonomi makro yang sedang
terjadi di dalam dan di luar negeri yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.
Berdasrkan hasil penelitian, variabel makroekonomi inflasi peningkatannya
secara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal. Secara
spesifik inflasi dapat meningkatkan biaya produksi lebih tinggi dibandingkan
peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan saham, maka kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bersih akan turun. Inflasi
memberikan pengaruh negatif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
83
Indonesia Banking School
Berdasarkan hasil penelitian, variabel makroekonomi BI Rate menjadi salah
satu pertimbangan investor dalam mengambil keputusan untuk investasi karena
investor akan mencari imbal hasil yang akan memberikan tingkat return yang lebih
tinggi, sehingga perubahan pada BI Rate dapat menyebabkan perubahan pada harga
saham. Selain BI Rate, sebaiknya investor juga memperhatikan kondisi
makroekonomi yang dinilai relevan terhadap harga saham.
Selain BI Rate yang mempengaruhi IHSG adapula variabel makroekonomi di
Indonesia yaitu nilai tukar (Kurs USD/IDR) juga menjadi tolak ukur investor dalam
berinvestasi di Indonesia. Salah satu yang mempengaruhi nilai tukar yaitu aliran
modal keluar secara bersamaan dalam jumlah yang banyak. Sehingga mata uang
rupiah terdepresiasi semakin dalam. Nilai tukar rupiah menyentuh angka Rp
12.189,00 per USD yang sebelumnya berada diposisi Rp 9.068,00. Nilainya terus
meningkat dan diiringi pelemahan IHSG yang semakin menurun. Nilai tukar
menjadi sinyal bagi investor untuk berinvetasi atau tidak. Nilai tukar yang lemah
menghilangkan minat investor dan akan menurunkan harga saham serta
menyebabkan penurunan IHSG. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang juga
menunjukan hasil negatif signifikan terhadap IHSG.
Secara bersama-sama Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar (USD/IDR) dapat
mempengaruhi IHSG secara signifikan. Kebijakan Bank Indonesia meningkatkan
suku bunga akan mempengaruhi pasar modal negara berkembang termasuk
Indonesia. Investor akan memilih untuk menginvestasikan dananya di tempat yang
berisiko kecil dan mendapatkan return yang besar. Investor perlu memperhatikan
nilai tukar USD/IDR, apabila nilai tukar diprediksi akan menurun investor
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
84
Indonesia Banking School
sebaiknya melakukan investasi pada saham. Hal ini akan menyebabkan penurunan
daya beli bagi perusahaan dan investor. Investor akan menahan dananya untuk tidak
berinvestasi dahulu yang mempengaruhi pasar saham di Indonesia dan
menyebabkan IHSG terus mengalami perlemahan.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
85 Indonesia Banking School
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
tingkat inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs USD/IDR) terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan
pengujian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa:
1. Inflasi secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
IHSG periode tahun 2011-2013. Hal ini dikarenakan kenaikan inflasi
menjadi sinyal negatif bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal dan
cenderung melepaskan saham untuk beralih pada investasi bentuk lain
seperti tabungan atau deposito karena anggapan resiko yang lebih tinggi.
Maka peralihan investasi ke bentuk yang lain akan menyebabkan investor
untuk melakukan penjualan saham, sehingga menurunkan harga saham dan
IHSG.
2. BI Rate secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
IHSG periode tahun 2011-2013.
3. Nilai Tukar (Kurs USD/IDR) secara parsial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap IHSG periode tahun 2011-2013. Hal ini terjadi karena
rupiah terdepresiasi menunjukkan bahwa kondisi perekonomian mengalami
perlambatan, sehingga menyebabkan penurunan terhadap IHSG. Maka
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
86
Indonesia Banking School
investor cenderung menjual saham dan beralih untuk berinvestasi dalam
bentuk dollar.
4. Secara simultan, inflasi, BI Rate, dan nilai tukar (kurs USD/IDR) memiliki
pengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2013. Hal ini menunjukkan
bahwa secara bersama-sama ketiga variabel makroekonomi tersebut dapat
menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi.
Sebelum melakukan investasi investor akan memperhatikan indicator-
indikator makroekonomi relevan yang dapat mempengaruhi pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perubahan pada indikator tersebut
akan mempengaruhi investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa keterbatasan yang terdapat pada hasil penelitian ini, yaitu:
a. Objek yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan harga
saham atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
b. Periode yang digunakan dalam penelitian hanya tiga (3) periode saja,
yaitu tahun 2011, 2012 dan 2013.
c. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel
Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar (Kurs USD/IDR).
d. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini metode Analsis
Regresi Berganda.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
87
Indonesia Banking School
5.3 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Investor dan Pengamat Pasar Modal
Berdasarkan hasil perhitungan yang menyatakan bahwa nilai tukar (kurs)
berpengaruh pada IHSG, maka investor harus memperhatikan fluktuasi kurs
IDR terhadap USD. Hal ini juga mengingat bahwa kurs IDR terhadap USD
(Hard Curriencies) cukup sensitif, dikarenakan pelaku pasar saham di
Indonesia di dominasi investor dari luar.
2. Bagi Pemerintah
Pemerintah diharapkan mampu dalam meningkatkan minat investor
domestik untuk berinvestasi di pasar modal. Hal ini bertujuan untuk
perkembangan pasar modal yang menjadi salah satu indikator penting dalam
pertumbuhan ekonomi.
3. Bagi Akademisi
Bagi yang ingin melakukan penelitian pada bidang ekonomi maka
disarankan agar dapat menambah periode waktu penelitian yang lebih
update dengan menggunakan data harian atau bulanan (time series). Dapat
menggunakan pendekatan makroekonomi, seperti tingkat penggangguran,
Produk Domestik Bruto (PDB) dan pendekatan makroekonomi lainnya baik
dari dalam negeri maupun luar negeri yang kiranya dapat mempengaruhi
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
88
Indonesia Banking School
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Objek penelitian yang
dapat mempengaruhi pergerakan harga saham selain Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG), yaitu Indeks LQ-45 dan JII (Jakarta Islamic Index) di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
89 Indonesia Banking School
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. Z. (2012). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Kurs Dollar (USD/IDR) dan Indeks Dow Jones (DJIA) Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2008-2010). Jurnal Universitas Brawijaya, 1-17.
Anoraga, P. (2006). Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT Rieneke Cipta.
Astuti, R., Apriatni, & Susanta, H. (2013). Analasis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada IHSG di BEI Periode 2008-2012). Journal of
Social and Politic of Science, 1-10.
Bank Indonesia. (2011). Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Jakarta.
Bank Indonesia. (2012). Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Jakarta.
Bank Indonesia. (2013). Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Jakarta.
BI Rate. (2016). Retrieved from Bank Indonesia Official Web Site: www.bi.go.id
Bursa Awal 2012 Lesu tapi 'Bukan Karena Fundamen' Ekonomi. (2016). Retrieved from BBC INDONESIA: http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2012/01/120102_ihsgopens.shtml
Candra, C. A. (2015). Pengaruh Kurs (USD/IDR), Suku Bunga SBI, dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang Tercatat dalam Bursa Efek Indonesia. Artikel Ilmiah Mahasiswa. Fakultas Ekonomi S1
Akuntansi. Universitas Jember.
Darmadji, T. (2006). Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Darmadji, T., & Fakhrudin. (2000). Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Data Kurs Bank Indonesia. (2016). Retrieved from Pusat Data - Kontan Online: pusatdata.kontan.co.id/makroekonomi/kurs_bi
Delong, J. B., & Olney, M. L. (2006). Macroeconomics, 2nd Edition. New York: Mc Graw Hill Companies.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
90
Indonesia Banking School
Desfiandi, A., & Marantika, A. (2015). Composite Stock Price Index (IHSG) Macro Factor in Investment in Stock (Equity Funds). International
Conference On Information Technology And Business. ISSN 2460-7223.
Lampung.
Djohanputro, B. (2008). Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro. Edisi Kedua. Jakarta: PPM Manajemen.
Dornbusch, R., Fischer, S., & Startz, R. (2011). Macroeconomic, Eleventh
Edition. New York: McGraw-Hill.
Durbin Watson Tabel. (2016). Retrieved from Statistikian.com: http://www.statistikian.com/2013/03/durbin-watson-tabel.html
Ekonomi dan Perdagangan. Inflasi. (2016). Retrieved from Badan Pusat Statistik: www.bps.go.id
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21.
Edisi Ketujuh. Semarang: Universitas Diponegoro.
Harianto, F., & Siswanto, S. (1998). Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di
Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Bursa Efek Jakarta.
Haryogo, A. (2013). Pengaruh Nilai Tukar dan Indeks Dow Jones Terhadap Composite Index di Bursa Efek Indonesia. FINESTA Vol. 1, No. 1, 1-6.
Jogiyanto. (2005). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Kamus Bisnis: Apa Makna Investment Grade? (2016). Retrieved from Finansial Bisnis.com: http://finansial.bisnis.com/read/20130616/9/56809/kamus-bisnis-apa-makna-investment-grade
Kewal, S. S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia, Volume 8
Nomor 1, 53-64.
Krisis Mata Uang Rupiah 2013: Penyebab dan Dampaknya. (2016). Retrieved from INDOPROGRESS Media Pemikiran Progresif: http://indoprogress.com/2013/09/krisis-mata-uang-rupiah-2013-penyebab-dan-dampaknya/
Krisna, A. A. (2013). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI Pada Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 3.2. ISSN: 2302-8556, 421-435.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
91
Indonesia Banking School
Lailia, H., Darminto, & Hidayat, R. R. (2014). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Dollar dan Indeks Strait Times Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2010-Juni 2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 12 No. 1
Juli 2014. Malang: Universitas Brawijaya.
Liauw, J. S., & Wijaya, T. (2013). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. STIE MDP.
Madura, J. (2006). International Corporate Finance. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.
Mankiw, N. G. (2012). Principles of Economics, Sixth Edition. South-Western: Cengage Learning.
Menatap Ekonomi 2012 dengan Optimis. (2016). Retrieved from BBC INDONESIA: http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2012/01/120103_indoinvestmentgrade.shtml
Nanga, M. (2001). Makroekonomi, Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Novitasari, I. (2013). Pengaruh Inflasi, Harga Minyak Mentah Indonesia, dan Suku Bunga (BI Rate) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (data per bulan periode 2006-2012). Universitas Brawijaya, Malang.
Parkin, M. (2014). Economics, Eleventh Edition. Edinburgh: Pearson.
Prospek Bursa 2012 Menurut Para Analis. (2016). Retrieved from BBC INDOENSIA: http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2012/01/120103_analyst2012
Publikasi Statistik. (2016). Retrieved from Bursa Efek Indonesia: www.idx.co.id
Quote ^JKSE. Historical Data. (2016). Retrieved from Yahoo Finance - Business Finance, Stock Market, Quotes, News: finance.yahoo.com
Republik Indonesia. (1995). Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995. Tentang
Definisi atau Pengertian Pasar Modal.
Salim, A. (2013). Effect of Interest Rates and Inflation of Reference Bank Indonesia Stock Price Index. e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 1, No.
1. ISSN 2355-0244.
Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D. (2001). Economics, Seventeenth Edition. New York: McGraw-Hill.
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
92
Indonesia Banking School
Sari, E., Wahyuningsih, S., & Hadiyati, P. (2014). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Cadangan Devisa Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode Tahun 2002-2013. Aliansi Jurnal Manajemen Bisnis, 77-84.
Sarwoko. (2005). Dasar-Dasar Ekonometrika. Yogyakarta: Andi.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research Methods For Business: A Skill
Building Approach, Fifth Edition. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
Silim, L. (2013). Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indek Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2. Jurusan Manajemen.
Sukirno, S. (2002). Pengantar Makroekonomi, Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Jilid 2. Edisi ke 6. Jakarta: Erlangga.
Suprihati. (2015). The Analysis of The Influence of Exchange Rate, SBI Interest Rate, Inflation Rate, Dow Jones Index and Nikkei 225 Index to IHSG. International Journal of Scientific Research an Education, Volume. 3,
ISSN (e): 2321-7545. STIE AAS Surakarta, 3428-3442.
Syarofi, F. H., & Muharam, H. (2014). The Impact of the Domestic Interest Rates, Exchage Rate, World Oil Prices, World Gold Prices, DJIA, Nikkei 225 and HSI on the JCI. The Second International Conference on Finance.
Economics and Business Faculty Diponegoro University.
Tandelilin, E. (2000). Pasar Modal Indonesia: Problem dan Prospek, Volume 3
No. 2. Yogyakarta: Wahana.
Tandelilin, E. (2010). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE UGM.
Winarno, W. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
World Databank - World Development Indicators. (2016). Retrieved from The World Bank : http://databank.worldbank.org/data/reports.aspx?source=2&series=FP.CPI.TOTL.ZG&country=
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
1
Indonesia Banking School
LAMPIRAN 1
Data yang Digunakan
LN IHSG INFLASI BI RATE LN KURS 2011 Jan 8.1726 0.0089 0.0650 9.1091
Feb 8.1461 0.0013 0.0675 9.0952 Mar 8.1770 -0.0032 0.0675 9.0781 Apr 8.2293 -0.0031 0.0675 9.0655 Mei 8.2476 0.0012 0.0675 9.0544 Jun 8.2442 0.0055 0.0675 9.0551 Jul 8.3005 0.0067 0.0675 9.0517 Agu 8.2780 0.0093 0.0675 9.0516 Sep 8.2221 0.0027 0.0675 9.0786 Okt 8.1888 -0.0012 0.0650 9.0936 Nov 8.2294 0.0034 0.0600 9.1067 Des 8.2365 0.0057 0.0600 9.1633
2012 Jan 8.2782 0.0076 0.0600 9.1170 Feb 8.2838 0.0005 0.0575 9.1144 Mar 8.2999 0.0007 0.0575 9.1720 Apr 8.3338 0.0021 0.0575 9.1242 Mei 8.3067 0.0007 0.0575 9.1849 Jun 8.2560 0.0062 0.0575 9.2038 Jul 8.3051 0.0070 0.0575 9.1545 Agu 8.3223 0.0095 0.0575 9.1581 Sep 8.3398 0.0001 0.0575 9.1654 Okt 8.3686 0.0016 0.0575 9.1692 Nov 8.3727 0.0007 0.0575 9.1725 Des 8.3651 0.0054 0.0575 9.1744
2013 Jan 8.3901 0.0103 0.0575 9.1787 Feb 8.4316 0.0075 0.0575 9.1784 Mar 8.4819 0.0063 0.0575 9.1804 Apr 8.5091 -0.0010 0.0575 9.1819 Mei 8.5371 -0.0063 0.0575 9.1861 Jun 8.4610 0.0103 0.0600 9.1984 Jul 8.4409 0.0329 0.0650 9.2190 Agu 8.3824 0.0112 0.0700 9.2676 Sep 8.3788 -0.0035 0.0725 9.3364 Okt 8.4110 0.0009 0.0725 9.3385 Nov 8.3802 0.0012 0.0750 9.3599 Des 8.3480 0.0055 0.0750 9.3999
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
2
Indonesia Banking School
LAMPIRAN 2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
IHSG INFLASI BI RATE KURS Mean 8.323783 0.004294 0.062778 9.164958 Median 8.314500 0.003050 0.060000 9.167300 Maximum 8.537100 0.032900 0.075000 9.399900 Minimum 8.146100 -0.006300 0.057500 9.051600 Std. Dev. 0.097390 0.006606 0.005879 0.087629 Skewness 0.239322 2.153923 0.613702 0.979971 Kurtosis 2.424121 10.83643 2.015301 3.641370
Jarque-Bera 0.841107 119.9508 3.714227 6.379093 Probability 0.656683 0.000000 0.156123 0.041191
Sum 299.6562 0.154600 2.260000 329.9385 Sum Sq. Dev. 0.331965 0.001527 0.001210 0.268758
Observations 36 36 36 36
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20
Series: ResidualsSample 2011M01 2013M12Observations 36
Mean -3.50e-15Median 0.004506Maximum 0.176140Minimum -0.137358Std. Dev. 0.069791Skewness 0.381490Kurtosis 2.994390
Jarque-Bera 0.873254Probability 0.646213
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
3
Indonesia Banking School
LAMPIRAN 3
Hasil Uji Multikolinearitas
INFLASI BI RATE KURS
INFLASI 1.000000 -0.015960 0.066447
BI RATE -0.015960 1.000000 0.296774
KURS 0.066447 0.296774 1.000000
Hasil Uji Heterokedastisitas
Dependent Variable: LOG(RESID2) Method: Least Squares Date: 08/17/16 Time: 12:40 Sample: 2011M01 2013M12 Included observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INFLASI 39.67191 61.53366 0.644719 0.5237 BIRATE -61.62699 72.24464 -0.853032 0.4000 KURS -2.714912 4.857061 -0.558962 0.5801
C 21.81722 43.36078 0.503155 0.6183
R-squared 0.054405 Mean dependent var -6.763279 Adjusted R-squared -0.034245 S.D. dependent var 2.357826 S.E. of regression 2.397858 Akaike info criterion 4.691468 Sum squared resid 183.9911 Schwarz criterion 4.867414 Log likelihood -80.44642 Hannan-Quinn criter. 4.752878 F-statistic 0.613708 Durbin-Watson stat 1.610765 Prob(F-statistic) 0.611115
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
4
Indonesia Banking School
LAMPIRAN 4
Hasil Uji Autokorelasi
Dependent Variable: IHSG Method: Least Squares Date: 08/17/16 Time: 12:37 Sample: 2011M01 2013M12 Included observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INFLASI 1.534883 1.873048 0.819458 0.4186 BIRATE -7.134976 2.199084 -3.244522 0.0028 KURS 0.746436 0.147846 5.048738 0.0000
C 1.924055 1.319876 1.457754 0.1547
R-squared 0.486457 Mean dependent var 8.323783 Adjusted R-squared 0.438313 S.D. dependent var 0.097390 S.E. of regression 0.072989 Akaike info criterion -2.292567 Sum squared resid 0.170478 Schwarz criterion -2.116620 Log likelihood 45.26620 Hannan-Quinn criter. -2.231157 F-statistic 10.10409 Durbin-Watson stat 0.434902 Prob(F-statistic) 0.000078
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
5
Indonesia Banking School
LAMPIRAN 5
Hasil Uji AR (1)
Dependent Variable: IHSG Method: Least Squares Date: 08/17/16 Time: 12:40 Sample (adjusted): 2011M02 2013M12 Included observations: 35 after adjustments Convergence achieved after 210 iterations
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INFLASI -0.456200 0.681165 -0.669735 0.5081 BIRATE -6.390811 3.360107 -1.901967 0.0668 KURS -0.566861 0.199061 -2.847676 0.0079
C 114.1145 40895.91 0.002790 0.9978 AR(1) 0.999885 0.047735 20.94669 0.0000
R-squared 0.911548 Mean dependent var 8.328103 Adjusted R-squared 0.899754 S.D. dependent var 0.095248 S.E. of regression 0.030157 Akaike info criterion -4.033228 Sum squared resid 0.027284 Schwarz criterion -3.811035 Log likelihood 75.58148 Hannan-Quinn criter. -3.956527 F-statistic 77.29169 Durbin-Watson stat 1.869413 Prob(F-statistic) 0.000000
Inverted AR Roots 1.00
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016
6
Indonesia Banking School
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Azka
Ananda
Putri Undergraduate
Student – Finance Management
Contact Information Jl. Purwa III No.27-28 Blok Q Rt. 005/06, KAV.DKI Cipedak-
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
[email protected] 083899411212
Personal Data Jakarta, July 12nd 1994
Female Single
Moslem Indonesia
Skills
Computer Literate (Ms. Word, Ms. Excel, Ms. Powerpoint) Software Analysis Literate (Eviews)
Experience
Internship at Bank Indonesia Kpw Jawa Tengah
Internship at Bank Mandiri Area Tangerang Bintaro KCP Pondok Cabe Mutiara
Pojok Bursa Galeri Investasi STIE Indonesia Banking School
Education Course and Training
2000 - 2006
SDI Al-Azhar 2 Ps. Minggu
2006 - 2009
SMP Negeri 107 Jakarta
2009 - 2012
SMA Negeri 34 Jakarta
2012 – Present
STIE Indonesia Banking School Jakarta (Finance Management)
International Language Programs (ILP) English Course
Sony Sugema College (SSC)
TOEFL at George Mason Universty
Rindam Jaya Military Training
Mini Banking Training
Effective Selling Skill, Credit Analyst, Basic Treasury, Trade Financing Training
2014-2015
January 18th – February 12nd 2016
January 26th – February 6th 2015
December 2015
April 2015
September 2014
November 2013 – April 2014
2011 - 2012
2002-2010
Pengaruh inflasi..., Azka Ananda Putri, Ma.-IBS, 2016