pengaruh kurs nilai tukar, suku bunga deposito dan

174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN INDEKS NIKKEI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) TAHUN 2007-2010 Skripsi Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: Eko Yuono (F0107007) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 .

Upload: vokhue

Post on 15-Jan-2017

246 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN INDEKS

NIKKEI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

TAHUN 2007-2010

Skripsi

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

Eko Yuono (F0107007)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

.

Page 2: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Karya ini penulis persembahkan untuk:

Allah SWT

Ibu, Bapak, Indra, Nita dan Ery

Page 5: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji

syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya yang telah memberikan

kesempatan berproses sehingga dapat menyelasaikan skripsi yang berjudul

”Pengaruh Kurs Nilai Tukar, Suku Bunga Deposito dan Indeks Nikkei terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun 2007-2010 ”. Skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi UNS yang telah memberikan wawasan

mengenai dan pengaruh ilmu fiskal saya selama di FE UNS .

3. Ibu Siti Aisyah Tri R., SE, Msi., selaku Pembimbing yang telah memberikan

izin penelitian dan bimbingan yang luar biasa. Mohon maaf apabila saya

merepotkan, tetapi anda adalah dosen dan pembimbing yang luar biasa.

4. Ibu Dr. Yunastiti Purwaningsih dan Drs. Sutomo, MS, selaku Pembimbing

Akademik. Ilmu yang anda ajarkan dikelas Ekonomi SDM tidak akan

terlupakan Pak.

5. Ibu Dwi Prasetyani, SE, Msi yang memberikan pendidikan luar biasa bersama

Ibu Izza Mafruhah, SE, Msi yang selalu mendukung saya dalam akademik.

Page 6: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

6. Ibu Dra Endang Widowati MESP, yang memberikan pengaruh ilmu Ekonomi

Makro, terima kasih bu. Bapak Dr. A. Suryantoro, MS yang memberikan saya

pengaruh ilmu evaluasi proyek, kelas yang menyenangkan untuk berdiskusi

pak. Bapak Dr. AM. Susilo, MS, untuk kelas perencanaan pembangunan yang

luar biasa. Bapak Joko Nugroho, Drs, ME, untuk ilmu matematika ekonomi

yang selalu terpakai hingga saat ini.

7. Ibu Tri Mulyaningsih SE, M.Si dan Ibu Nurul Istiqomah, SE, M.Si yang

benar-benar memberikan kelas statistika ekonomi yang menyenangkan. Bapak

Hari Murti, Drs, M.Si yang memberikan mata kuliah Metodologi Penelitian.

Bapak Mugi Rahardjo, Drs, M.Si berkat anda saya menyukai konsentrasi

ekonomi SDA pak terima kasih. Ibu Nunung Sri Mulyani, Dra yang

memberikan saya dasar ekonomi mikro yang kuat. Pak Sri Mulyono, Drs,

M.Si, yang memberikan ilmu moneter pertama saya di FE UNS.

8. Bapak Wahyu Agung Setyo, Drs, M.Si., yang mengajarkan mengenai ilmu

koperasi dan ekonomi internasional yang luar biasa, anda benar-benar

qualified pak. Pak Vinc Hadiwiyono, Drs, MA yang sering berdiskusi saya

bersama Bapak Bhimo Rizky SE, M.Si., terima kasih atas segala

masukannya.Bapak Sutanto, Drs, M.Si.,yang memberikan mata kuliah

ekonomi internasional terima kasih atas ilmunya pak.

9. Bapak Sumardi, SE, ilmu keuangan daerah yang anda ajarkan sangat senang

untuk saya aplikasikan di daerah saya, terima kasih pak. Bapak Riwi

Sumantyo, SE, Msi, terima kasih atas ilmu LQ, Shift Share dan kelas di

Kebanksentralan yang sangat menyenangkan. Bapak Dr. Johny Sarungu, MS,

Page 7: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

yang memberikan saya ilmu ekonomi makro lanjutan dan mengajarkan

pentingnya berlaku jujur dalam dunia pendidikan, terima kasih pak.

10. Bapak Dr. Guntur Riyanto, M.Si., kelas pertanian sangat menyenangkan pak,

dan saya tahu anda pribadi yang qualified dalam ilmu ekonomi pertanian pak.

Bapak Bambang Irawan, SE, M.Si., yang benar-benar memberikan saya

pengetahuan bahwa dunia luas, saya ingin memiliki wawasan seperti anda

nantinya pak, terima kasih atas kelas kelas Perekonomian Indonesia yang luar

biasa.

11. Bapak Akhmad Daerobi, Drs, MS, Bapak Bambang Supriyanto, SE, Bapak

Mulyanto, Drs, ME, Bapak Heri Sulistyo Jati N., SE, Bapak Lukman Hakim,

SE, Msi, Bapak Supriyono, Drs serta Bapak Tetuko Rawidyo, SE, Msi

walaupun tidak pernah menerima ilmu langsung dari anda, namun terima

kasih atas waktu yang diberikan untuk berdiskusi sekedarnya dengan saya.

12. Seluruh staff kemanan RS Islam Klaten karena telah mengizinkan saya

mengerjakan skripsi ini di ruang gawat darurat selama hampir 2 bulan.

13. Tim Basket FE UNS dan UBB UNS, Futsal E-United dan Jatas FC walau

hanya sebentar bersama tapi sangat berkesan.

14. Ibu, yang berkali-kali mendengar anaknya kesakitan lahir dan batin. Bapak

yang tak pernah lelah bekerja, serta Nita, adik kecil yang akan kujadikan

dokter nantinya.

15. Untuk Ery Prabasari, alumni Manajemen FE UNS 2006 sebagai kekasih yang

mendukungku selama 3 tahun di UNS, semoga kamu segera sadar dari

keadaan koma, karena saya berusaha disamping kamu selama 2 bulan ini.

Page 8: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Saya janji akan menduduki posisi puncak di Bank Indonesia pada masa yang

akan datang demi cita-cita kita berdua.

16. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, kami

mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat-

Nya.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi wacana pengembangan penelitian Ilmu

Ekonomi dan Studi Pembangunan, khususnya konsentrasi ekonomi moneter dan

implikasinya pada tataran empiris dan praktis. Segala kritik dan saran yang

bersifat membangun kepada penulis diterima dengan senang hati.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Surakarta, 09 Juni 2011

Penulis

Page 9: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B Perumusan Masalah .......................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12

A. Landasan Teori .................................................................................. 12

1. Pasar Modal .................................................................................. 12

a. Macam-Macam Pasar Modal .................................................... 13

b. Indeks Harga Saham Gabungan ................................................ 17

c. Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan ............... 20

e. Perhitungan Harga Teoritis dan Penyesuaian Nilai Dasar ........ 23

f. Teori Permintaan Aset ............................................................... 33

g. Efficient Market Theory .............................................................. 39

h. Hipotesis Random Walk ........................................................... 42

2. Nilai Tukar Mata Uang ................................................................. 44

a. Pengertian Nilai Tukar Mata Uang ............................................. 44

Page 10: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

b .Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang ................. 45

c. Sistem Nilai Tukar Mata Uang ................................................ 46

d .Nilai Tukar Riil ........................................................................ 47

e. Interest Parity Condition ........................................................... 48

f. Peran Suku Bunga Terhadap Pembentukan Nilai Tukar ............ 51

g. Interest Arbitrage ........................................................................ 54

3. Suku Bunga

a. Perbedaan Tingkat Bunga ......................................................... 56

b. Permintaan Tabungan ................................................................. 60

c. Permintaan Investasi ................................................................... 63

d. Keseimbangan Tingkat Bunga (Teori Klasik) ............................ 64

e. Teori Preferensi Likuiditas Tingkat Bunga ................................ 65

f. Keseimbangan Tingkat Bunga pada Teori Dana Pinjaman ........ 68

B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 69

C. Kerangka Penelitian ........................................................................... 74

D. Hipotesis ............................................................................................ 75

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 78

A. Desain Penelitian ............................................................................... 77

B. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 78

C. Defenisi Operasional Variabel .......................................................... 79

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ........................................ 79

2. Kurs Nilai Tukar ........................................................................... 80

3. Indeks Nikkei ............................................................................... 80

4. Suku Bunga Deposito 3 Bulan ..................................................... 80

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 81

E. Metode Analisis Data ......................................................................... 81

1. Uji Pemilihan Model ...................................................................... 83

2. Pembentukan Model Autoregressive Distributed Lag ................... 86

3. Pemilihan Lag Optimum pada Model ARDL ................................ 87

Page 11: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

4. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 88

5. Uji Statistik .................................................................................... 93

5. Membentuk Variabel Jangka Panjang pada Model ARDL ............ 95

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................... 99

A. Gambaran Umum Variabel IHSG ................................................... 101

B. Gambaran Umum Variabel Kurs Nilai Tukar .................................. 112

C. Gambaran Umum Variabel Suku Bunga Deposito 3 Bulan ............. 121

D. Gambaran Umum Indeks Nikkei ..................................................... 129

E. Pemilihan Model ............................................................................... 138

F. Pembentukan Model Autoregressive Distributed Lag ...................... 140

G. Pemilihan Tingkat Lag Optimum ..................................................... 142

H. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 144

1. Uji Normalitas ............................................................................... 144

2. Uji Multikolinieritas ..................................................................... 145

3. Uji Autokorelasi ........................................................................... 146

4. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 147

I. Uji t-Statistik ...................................................................................... 148

J. Uji F (F-test) ....................................................................................... 149

K. Goodness of Fit atau Koefisien Determinasi .................................... 149

I. Interpretasi Hasil ................................................................................ 150

BAB V Kesimpulan dan Saran ......................................................................... 155

A. Kesimpulan ..................................................................................... 155

B. Saran ................................................................................................ 157

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xvi

LAMPIRAN ........................................................................................................ xix

Page 12: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Uji MWD ......................................................................................... 139

4.2 Hasil Regresi Model Log-linier ................................................................. 141

4.3 Pemilihan Lag Optimum ........................................................................... 142

4.4 Hasil Regresi Model ARDL ...................................................................... 143

4.5 Koefisien Jangka Panjang dan Jangka Pendek Model ARDL ................... 143

4.6 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 144

4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................................... 146

4.8 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 147

4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas ...................................................................... 147

4.10 Tabel t-statistic .......................................................................................... 148

Page 13: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

2.1 Efek Kenaikan Tingkat Suku Bunga terhadap Mata Uang Domestik ........... 52

2.2 Efek Kenaikan Tingkat Pengembalian Mata Uang Asing.... .......................... 53

2.3 Kenaikan dalam Premi Resiko. ....................................................................... 59

2.4 Hubungan Tingkat Bunga dan Tabungan ..................................... ................. 62

2.5 Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi ........................................................ 63

2.6 Hubungan Tingkat Bunga, Jumlah Tabungan dan Investasi.......................... 65

4.1 Pergerakan IHSG tahun 2007 ........................................................................ 101

4.2 Pergerakan IHSG tahun 2008 ......................................................................... 102

4.3 Pergerakan IHSG tahun 2009 ......................................................................... 107

4.4 Pergerakan IHSG tahun 2010 ......................................................................... 110

4.5 Pergerakan Nilai Tukar tahun 2007 ................................................................ 113

4.6 Pergerakan Nilai Tukar tahun 2008 ................................................................ 113

4.7 Pergerakan Nilai Tukar tahun 2009 ................................................................ 116

4.8 Pergerakan Nilai Tukar tahun 2010 ................................................................ 118

4.9 Pergerakan Suku Bunga Deposito tahun 2007 ................................................ 121

4.10 Pergerakan Suku Bunga Deposito tahun 2008 ................................................ 122

4.11 Pergerakan Suku Bunga Deposito dan BI Rate .............................................. 124

4.12 Pergerakan Suku Bunga Deposito Tahun 2009 .............................................. 125

4.13 Pergerakan Suku Bunga Deposito tahun 2010 ................................................ 127

4.14 Pergerakan Indeks Nikkei tahun 2007 ............................................................ 129

4.15 Pergerakan Indeks Nikkei tahun 2008 ............................................................ 131

4.16 Pergerakan Indeks Nikkei tahun 2009 ............................................................ 133

4.17 Pergerakan Indeks Nikkei tahun 2010 ............................................................ 135

Page 14: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 74

3.1 One-Tail Test Level of Significance.............................................................. 95

3.2 One-Tail Test Level of Significance.............................................................. 97

3.3 F –test Level of Significance ......................................................................... 98

Page 15: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN INDEKS

NIKKEI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

TAHUN 2007-2010

ABSTRAK

Eko Yuono

F0107007

Penelitian ini meneliti dampak kurs nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

Amerika, Indeks Nikkei dan Suku Bunga Deposito 3 bulan terhadap IHSG. Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan yang terjadi antara variabel independen dengan dependen yaitu kurs nilai tukar terhadap IHSG, indeks Nikkei terhadap IHSG dan suku bunga deposito terhadap IHSG.

Penelitian ini menggunakan model Autoregressive Distributed Lag (ARDL) dengan alasan terdapat masalah spurious regression apabila melakukan estimasi dengan model loglinier. Model ARDL merupakan model yang memasukkan variabel lag di sisi kanan persamaan baik variabel independen dan dependen. Data yang digunakan adalah data bulanan dari tahun 2007-2010. Pemilihan model menggunakan uji MWD dan memberikan hasil bahwa model yang tepat adalah model loglinier. Lag yang dipilih dalam penelitian ini adalah lag t-1 dan dipilih menggunakan parameter SIC.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kurs nilai tukar, dan indeks Nikkei berpengaruh signifikan terhadap IHSG dengan tingkat signifikansi masing-masing sebesar 0.0009 dan 0.0313 pada tingkat kesalahan 5%. Sedangkan untuk suku bunga deposito 3 bulan tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap IHSG pada tingkat kesalahan 5%. Hubungan antara IHSG dan indeks Nikkei adalah positif dimana apabila indek Nikkei mengalami penguatan sebesar 1% maka IHSG akan ikut menguat sebesar 2.93% pada jangka panjang . Hubungan antara kurs nilai tukar dan IHSG adalah negatif, apabila kurs mengalami depresiasi maka IHSG akan tertekan sebesar 4.98%. Variabel suku bunga deposito 3 bulan t-1 tidak signifikan sehingga koefisien suku bunga tersebut dianggap sebesar -1.00 yang artinya kenaikan tingkat suku bunga 1% akan memberikan efek pada turunnya IHSG sebesar 1%.

Untuk memacu kinerja pasar modal domestik, Pemerintah dapat mempergunakan peluang depresiasi nilai tukar. Variabel suku bunga deposito tidak memberikan efek kepada perubahan IHSG sehingga Pemerintah tidak perlu menggunakan instrumen kebijakan suku bunga deposito untuk mengendalikan pasar modal. Kinerja Nikkei yang searah dengan IHSG menunjukkan bahwa terdapat peluang untuk pengembangan pasar modal domestik melalui pihak asing.

Kata Kunci: ARDL, IHSG, Nilai Tukar, Nikkei, Suku Bunga Deposito.

Page 16: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Liberalisasi perekonomian dunia menyebabkan hubungan ekonomi antar

negara menjadi lebih erat ketimbang satu dasawarsa yang lalu. Integrasi

perekonomian yang terjadi di dunia terjadi secara perlahan namun pasti. Kawasan

Asia Tenggara yang ditempati oleh Indonesia dan beberapa negara tetangga

menunjukkan geliatnya dalam melakukan aktivitas ekonomi bersama. Dampaknya

adalah globalisasi di bidang perekonomian sehingga siapa saja dapat menanamkan

modalnya di berbagai negara tanpa ada batasan wilayah.

Salah satu indikator makro yang paling diperhatikan adalah Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG). Gerakan indeks harga saham suatu negara dapat

dijadikan sebagai salah satu tolak ukur untuk melihat kondisi perekonomian

negara tersebut secara makro (Nachrowi dan Usman, 2007). Sepanjang tahun

2007, kinerja IHSG menunjukkan hasil yang positif berupa penguatan dari level

1757 pada Januari 2007 ke level 2754 pada Desember 2007 atau sebesar lebih dari

60% dari awal tahun.

Krisis surat utang yang terjadi di Amerika pada tahun 2008 menggerus

perekonomian global terutama dari sisi permintaan negara maju seperti Amerika

dan Uni Eropa. Pertumbuhan ekspor Indonesia yoy (Year on Year) semenjak

kuartal pertama hingga kuartal keempat tahun 2008 terus mengalami penurunan

Page 17: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dari semula 13,6% pada kuartal pertama sampai kepada level 1,6% pada kuartal

keempat (Bank Indonesia, 2009:7). Tergerusnya pertumbuhan ekspor Indonesia

dibarengi dengan lesunya perdagangan saham di bursa efek yang hanya mencapai

angka perdagangan saham rata-rata 50 milyar lembar dari bulan November 2008

hingga maret 2009 (Bank Indonesia, 2008:104-105). Bandingkan dengan bulan-

bulan berikutnya yaitu Agustus 2009 dimana jumlah saham yang diperdagangkan

mencapai angka 188 milyar lembar yang menandakan ekonomi mulai bergeliat

dari sisi pasar modal. Apabila perekonomian suatu negara dalam keadaan baik,

maka IHSG juga memiliki pola yang baik dalam arti memiliki trend meningkat.

Sedangkan apabila trend perekonomian Indonesia menurun, IHSG cenderung

terkena imbasnya dengan mengalami koreksi atau penurunan (Novita dan

Nachrowi, 2006).

Sementara itu, dalam era globalisasi yang semakin menyatukan aktivitas

perekonomian global, membuat indeks bursa saham di dunia saling terkait melalui

pergerakan modal dan kordinasi kebijakan antar negara (Valdkhani dan

Chancarat, 2008). Keterkaitan ini mengakibatkan aliran dana antar negara

mengalir sangat deras baik itu dalam bentuk capital inflow atau capital outflow.

Masuknya dana asing ke dalam perekonomian suatu negara disebut dengan

capital inflow (Aydemir dan Demirhan, 2009). Aliran dana ini ibarat darah segar

bagi pertumbuhan positif IHSG dalam negeri, terlebih bagi negara berkembang

seperti Indonesia. Oleh karena itu, keadaan makro perekonomian akan

Page 18: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menentukan apakah investor akan bertahan atau keluar dari aktivitas investasinya

(Ayemir dan Demirhan, 2009).

Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa perekonomian negara saat

sekarang ini saling mempengaruhi karena terintegrasi satu sama lainnya. Ekonomi

negara yang lebih kuat mempunyai kencenderungan mendominasi negara yang

perekonomiannya lebih lemah (Wondabio, 2006). Hatten Marry Louise (1986)

dalam Wondabio (2006) mengatakan bahwa suatu negara yang memiliki modal

yang kuat pasti unggul dalam setiap transaksi perekonomian. Dengan asumsi

kapitalisasi pasar modal negara maju yang lebih besar dibanding negara

berkembang, maka dapat diambil suatu fenomena bahwa IHSG negara dengan

perekonomian yang kuat dapat mempengaruhi IHSG negara dengan

perekonomian yang lebih lemah (Nachrowi dan Usman dalam Nachrowi , 2007).

Masih dan Masih (1999) dalam Valadkhani dan Chancarat (2008) mengemukakan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indeks harga saham negara maju

dengan indeks harga saham negara berkembang.

Indeks Nikkei adalah indeks perdagangan saham di negara Jepang.

Keterkaitan antara Jepang dan Indonesia dapat dikatakan sangat kuat karena

aktivitas perekonomian, terutama dari sisi ekpor. Jepang adalah negara tujuan

ekspor terbesar Indonesia. Negara Jepang merupakan konsumen nomor satu

ekspor material energi seperti minyak bumi dan batu bara yang berasal dari

Indonesia. Seiring dengan dominasi sektor energi di neraca ekspor kita, saham

sektor energi juga merupakan saham unggulan yang kinerjanya terus meningkat.

Page 19: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Sesuai dengan pendapat (Nachrowi dan Usman dalam Nachrowi , 2007)

mengatakan bahwa pasar modal negara kuat akan mempengaruhi pasar modal

negara berkembang maka dalam konteks ini indeks Nikkei akan mempengaruhi

IHSG. Nikkei memiliki kapitalisasi pasar modal yang lebih besar daripada

Indonesia. Sampai dengan Desember 2010 kapitalisasi rupiah berada pada level

3.243 triliun Rupiah sedangkan indeks Nikkei berada pada level 30.492 triliun

Rupiah atau hampir sepuluhs kali lipat IHSG.

Kurs rupiah terhadap USD memainkan peranan penting dalam

perekonomian utamanya di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan

Indonesia cenderung memiliki hubungan yang negatif dengan kurs. Nachowi dan

Usman (2007) mengemukakan bahwa IHSG berhubungan negatif dengan kurs

nilai tukar Rupiah terhadap USD dimana apabila terjadi penguatan nilai tukar

Dollar dalam hal ini depresiasi Rupiah maka IHSG akan cenderung melemah.

Argumentasi ini pun dikuatkan oleh pendapat Wahyudi (2005) dalam Nachrowi

dan Usman (2007) dimana pasar modal dan pasar uang memiliki hubungan yang

negatif dalam jangka pendek. Pelemahan nilai tukar atau depresiasi juga

mempengaruhi kinerja IHSG di berbagai negara. Ajayi dan Mogue (1996) dalam

Murwaningsari (2008) berpendapat bahwa peningkatan jumlah harga saham

domestik mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai mata uang domestik dalam

jangka pendek dan berpengaruh postif dalam jangka panjang. Sedangkan

depresiasi mata uang berpengaruh negatif terhadap pasar modal baik dalam jangka

panjang maupun jangka pendek (Murwaningsari, 2008) dan (Wahyudi

Page 20: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2005,dalam Nachrowi dan Usman, 2007). Di sisi lain, Kurihara (2006) dan Batori

et al (2010) berpendapat bahwa depresiasi nilai mata uang justru akan

meningkatkan ekspor sehingga saham-saham di negara yang berorientasi pada

ekspor akan ikut meningkat. Novita dan Nachrowi (2006) mengatakan bahwa

indeks harga saham gabungan dipengaruhi oleh harga input dan output melalui

mekanisme depresiasi mata uang yang disebut dengan traditional approach.

Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap USD akan mempengaruhi kinerja

perusahaan-perusahaan di dalam negeri yang berorientasi impor karena harga

input produksi akan meningkat sehingga menurunkan daya saing perusahaan. Ini

sesuai dengan pendapat Novita dan Nachrowi (2006) bahwa perubahan nilai tukar

akan mempengaruhi daya saing internasional suatu perusahaan. Akibat dari

depresiai nilai tukar adalah menurunnya proyeksi keuntungan perusahaan yang

bergantung pada produk impor, sehingga apabila perusahaan ini terdaftar di bursa

efek maka sahamnya akan cenderung melemah (Liu dan Shrestha, 2008). Profit

yang berkurang ini dikarenakan harga input yang diimpor akan lebih mahal akibat

dari depresiasi (Aydemir dan Demirhan 2009). Hal ini senada dengan yang

dikatakan oleh Case dan Fair (2007:267) tentang hubungan yang negatif antara

kurs dan harga saham. Nilai tukar mempunyai pengaruh terhadap daya saing

perusahaan berkaitan dengan harga input dan outputnya (Joseph 2002 dalam

Aydemir dan Demirhan 2009). Namun, dalam kasus negara yang emitennya

berorientasi ekspor, depresiasi cenderung akan memperkuat indeks harga saham

(Batori e tal, 2010). Penguatan indeks harga saham melalui depresiasi nilai tukar

Page 21: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

disebabkan oleh meningkatnya permintaan produksi barang dalam negeri yang

dieskpor . Peningkatan permintaan ini disebabkan oleh harga barang yang

cenderung murah akibat dari depresiasi. Pendapatan akan meningkat dari sisi

valuta asing sehingga investor akan cenderung menginvestasikan dananya ke

saham perusahaan-perusahaan tersebut. Mao Kao (1990) dalam Batori et al

(2010) mengatakan bahwa indeks harga saham gabungan memiliki hubungan

yang positif dengan depresiasi mata uang dan sebaliknya di negara yang

berorientasi impor.

IHSG Indonesia mencetak rekor tertingginya pada bulan Desember tahun

2010 di level 3703. Penguatan IHSG ini juga dikarenakan tingkat suku bunga (BI

rate) yang cenderung stabil di level 6,5% dalam kurun waktu 17 bulan semenjak

Agustus 2009 hingga Desember 2010. Suku bunga deposito perbankan juga

menunjukkan kestabilan di level 7%. Tingkat suku bunga yang tinggi akan

mempengaruhi IHSG secara negatif, artinya adalah apabila tingkat suku bunga

naik (dalam kasus ini adalah suku bunga deposito) maka IHSG akan cenderung

terkoreksi. Ini dikarenakan apabila semakin tinggi tingkat bunga maka belanja

investasi akan semakin kecil (Case dan Fair, 2007:171). Salah satu instrumen

belanja investasi adalah saham. Saham adalah salah satu sumber modal

perusahaan untuk berkespansi. Akibat lain dari kenaikan tingkat suku bunga

adalah kenaikan biaya produksi dan menurunkan daya saing produknya yang

berujung pada menurunnya proyeksi keuntungan perusahaan dimasa yang akan

datang (Aydemir dan Demirhan, 2009). Laba atau keuntungan yang akan

Page 22: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dibayarkan kepada para pemegang saham disebut sebagai dividen. Semakin besar

dividen yang dibagikan akan semakin besar harga sahamnya sehingga apabila

akibat kenaikan suku bunga akan menyebabkan laba perusahaan tertekan maka

harga saham pun akan ikut menurun (Case dan Fair, 2007:266). Jika tingkat suku

bunga yang dibayarkan bank kepada penabung naik, maka investor akan beramai-

ramai meletakkan dana mereka di perbankan daripada meletakkan dananya di

pasar modal (Olugunde et al 2006:156).

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada November 2008 memaksa

sektor perbankan menaikkan suku bunga deposito ke level lebih dari 10 % . Krisis

ini memicu jatuhnya IHSG ke level 1241 dari sebelumnya di level 1832 pada

bulan sebelumnya yaitu Oktober 2008. Pelemahan sebesar 30% dalam jangka

waktu yang hanya sebulan yaitu pada Oktober-November 2008 merupakan

sinyalemen buruk bagi perekonomian Indonesia. Pelemahan IHSG terjadi seiring

dengan melemahnya nilai tukar rupiah ke level lebih dari Rp 12.000 atau

mengalami pelemahan sebesar 20% dari sebelum sebelumnya yang berada di level

Rp 10.000

Disamping itu variabel suku bunga deposito juga ikut mempengaruhi

fluktuasi harga saham dan nilai tukar. Suku bunga deposito menjadi salah satu

tolak ukur masyarakat dalam menanamkan modalnya. Pemilik modal akan

mengalokasikan kekayaannya pada aset berdasarkan tingkat return dan resiko

yang ada pada suatu aset. Suku bunga deposito menjadi hal yang penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan perekonomian khususnya sektor riil serta aliran

Page 23: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

modal di suatu negara. Apabila suku bunga cenderung naik, maka pemilik modal

akan mengalokasikan dananya ke dalam instrument investasi yang lain seperti

deposito (Novita dan Nachrowi, 2006). Liu dan Shrestha (2008) menemukan

hubungan yang negatif antara suku bunga dan indeks harga saham.

Namun seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, maka suku

bunga deposito cenderung turun hingga sekarang berada pada level 7,2% untuk

rata-rata seluruh bank di Indonesia. Kestabilan nilai tukar yang dijaga oleh Bank

Indonesia dan suku bunga yang cenderung stabil ikut menyumbang penguatan

IHSG selain karena membaiknya perekonomian dunia. IHSG pun sempat

mencapai rekor tertinggi yaitu berada di level 3789 pada bulan Desember 2010.

Di banyak negara, suku bunga merupakan faktor paling penting dalam

mempengaruhi indeks harga saham (Kurihara, 2006). Integrasi yang terjadi di

pasar modal Indonesia semenjak tahun 1980 menyebabkan aliran modal masuk

(capital inflow) dari luar negeri semakin deras sehingga IHSG cenderung

menguat. Keadaan makro ekonomi yang stabil yaitu kestabilan nilai tukar dan

suku bunga, menarik para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia (Bank

Indonesia, 2009:93). Artinya adalah IHSG Indonesia cenderung memberikan

imbal hasil yang baik sehingga investor tertarik untuk berinvestasi.

Peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Nilai tukar sebagai salah

satu variabel independen berpengaruh negatif terhadap IHSG seperti yang

ditunjukkan oleh Nachrowi dan Usman (2007). Pengaruh nilai tukar terhadap

Page 24: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

IHSG dapat ditunjukkan melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan tradisional

(traditional approach) dan pendekatan keseimbangan portofolio (portofolio

balance approach) (Novita dan Nachrowi, 2006). Doong et al dalam Aydemir dan

Demirhan (2009) menyatakan bahwa hubungan antara nilai tukar dan harga saham

di Indonesia adalah negatif. Hubungan pasar modal antar negara juga telah

dijelaskan oleh Nachrowi dan Usman (2007) bahwa pasar modal yang lemah

dipegaruhi oleh pasar modal yang kuat. Dalam konteks kapitalisasi pasar, maka

indeks Nikkei merepresentasikan pasar modal yang lebih kuat dibandingkan

dengan IHSG. Kapitalisasi indeks Nikkei adalah lebih besar daripada kapitalisasi

IHSG. Sedangkan untuk variabel tingkat suku bunga, Olugunde et al (2006)

mendapatkan pengaruh negatif suku bunga terhadap indeks harga saham dimana

apabila suku bunga dinaikkan maka investor akan cenderung beralih dari

investasinya di pasar modal. Ini sejalan dengan pendapat (Sunariyah 2006:110)

yang menyatakan bahwa apabila tingkat bunga naik maka harga sekuritas (saham)

akan cenderung turun.

Berdasarkan uraian diatas dan penelitian sebelumnya maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan cakupan masalah Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) sebagai variabel dependen sedangkan kurs nilai tukar Rupiah

terhadap USD, Indeks Nikkei dan suku bunga deposito sebagai variabel

independen. Adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh Kurs Nilai Tukar, Suku

Bunga Deposito dan Indeks Nikkei terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

Tahun 2007-2010“.

Page 25: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, untuk memberikan

batasan permasalahan dan pedoman arah penelitian, maka permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang negatif dari kurs nilai tukar terhadap

IHSG?

2. Apakah terdapat pengaruh yang negatif dari suku bunga deposito

terhadap IHSG ?

3. Apakah terdapat pengaruh yang positif dari indeks Nikkei terhadap

IHSG?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka

penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh kurs nilai tukar Rupiah terhadap IHSG.

2. Menganalisis pengaruh suku bunga deposito terhadap IHSG.

3. Menganalisis pengaruh indeks Nikkei terhadap IHSG.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dua aspek

yaitu aspek praktis dan aspek akademis.

1. Kegunaan praktis, penelitian ini dapat menghasilkan implikasi yang

lebih bernilai untuk para pembuat kebijakan dalam memecahkan

Page 26: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

permasalahan perekonomian Indonesia terutama dalam bidang pasar

modal.

2. Kegunaan akademis, sebagai referensi bagi penelitian yang lebih lanjut

dan mendalam serta dapat memacu motivasi kepada peneliti lainnya

untuk melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan metode yang

lain.

.

Page 27: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal

Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan

semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-

surat berharga yang beredar (Sunariyah 2006:4). Pasar modal merupakan

sekumpulan institusi keuangan yang memberikan pinjaman jangka pendek

dan jangka panjang (Olugunde et al, 2006:154). Secara sempit pasar modal

adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan surat berharga. Di

dalam pasar ini, pihak yang kelebihan dana akan melakukan investasi

dalam surat-surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Selain itu pihak

yang ingin memperoleh dana akan melakukan listing terlebih dahulu

kepada badan otoritas pasar modal seperti yang baru-baru ini dilakukan

oleh PT Krakatau Steel dan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia.

Pasar modal dirancang untuk investasi jangka panjang. Pengguna

pasar modal adalah individu-individu, pemerintah, organisasi dan

perusahaan. Pasar ini adalah tempat transkasi instrumen finansial seperti

sekuritas, saham dan obligasi dimana individu, pemerintah dan institusi

yang memiliki kelebihan dana berinvestasi di dalamnya (Olugunde et al,

Page 28: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2006). Perbedaan mendasar antara pasar uang dan pasar modal adalah

jangka waktunya, dimana pasar uang biasanya mempertemukan

permintaan dan penawaran jangka pendek, biasanya kurang dari 1 tahun

(Sunariyah 2006:11) (Olugunde et al, 2006).

a. Macam-Macam Pasar Modal

Aktivitas pasar modal secara umum dapat dibagi menjadi 2

yaitu pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder

(secondary market) (Olugunde et al, 2006). Penjualan saham

termasuk sekuritas lainnya kepada masyarakat umumnya dilakukan

melalui 2 mekanisme pasar yaitu pasar perdana dan pasar

sekunder (Sunariyah 2006:12).

1) Pasar Perdana.

Menurut Paker (1987) dalam Sunariyah (2006:13)

pasar perdana adalah tempat penawaran saham dari

perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada

pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum

saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Saham

adalah surat berharga sebagai bukti pemilikan individu

maupun institusi dalam suatu perusahaan (Bursa Efek

Indonesia 2010:46). Ketika suatu sekuritas pertama kali

ditawarkan ke publik maka instrumen tersebut aman dijual

Page 29: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

di pasar perdana (Haugen 2001:20). Pasar perdana adalah

pasar finansial dimana sekuritas yang baru dilepas di pasar

seperti saham dan obligasi ditawarkan kepada publik oleh

institusi pemerintah (Mishkin 2004:26). Pasar perdana

berperan penting dalam pelepasan perdana sekuritas

(Olugunde et al, 2006). Pengertian tersebut menunjukkan,

bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang

memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya

untuk dijual pertama kalinya (penawaran umum) sebelum

saham tersebut dicatatkan di bursa.

Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh

penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public

(emiten) sesuai dengan analisis fundamental mengenai

perusahaan tersebut. Peran penjamin emisi selain

menentukan harga saham juga melakukan penjualan

langsung kepada investor di pasar perdana. Perusahaan

investasi perbankan biasanya berperan penting di pasar

perdana (Haugen 2001:20). Aktivitas initial public offering

(penawaran saham perdana) dilakukan di pasar perdana.

Initial public offering (IPO) adalah penawaran perdana

saham suatu perusahaan kepada public (Jones, 2004:83).

Page 30: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Institusi pemerintah yang mewadahi IPO (Initial

Public Offering) Garuda Indonesia Airlines dan PT

Krakatau Steel yaitu Mandiri Sekuritas dan Danareksa

Sekuritas dapat dikatakan sebagai penjamin emisi.

Penjamin emisi biasanya mempersiapkan prospectus yaitu

brosur yang berisi informasi mengenai keadaan

fundamental suatu perusahaan untuk kemudian dianalisis

oleh investor potensial (Haugen 2001:20) dan (Jones,

2004:85).

2) Pasar Sekunder.

Pasar sekunder adalah tempat perdagangan

sekuritas (contohnya saham) setelah melewati masa

penawaran perdana. Pasar sekunder berguna bagi investor

untuk mengubah instrumen financial mereka (saham)

menjadi bentuk yang lebih likuid yaitu uang (Olugunde et

al, 2006). Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh

kekuatan permintaan dan penawaran antara pembeli dan

penjual (Sunariyah 2006:13).

Besarnya permintaan dan penawaran ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor : (a) faktor internal

perusahaan yang berhubungan dengan kebijakan internal

Page 31: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pada suatu perusahaan beserta kinerja yang dicapai. Hal

ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat

dikendalikan oleh manajemen. (b) faktor eksternal

perusahaan, yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan

atau diluar kemampuan manajemen untuk mengendalikan.

Dari sudut pandang investor, keberadaan pasar

sekunder akan menjamin likuiditas sekuritas yang

memang sifatnya negotiable, artinya sekuritas itu dapat

diperjualbelikan oleh investor sesuai dengan

keinginannya. Dari sudut pandang badan usaha yang

membutuhkan dana jangka panjang, keberadaan pasar

sekunder merupakan wadah berkumpulnya dana dari

investor perorangan ataupun lembaga, sehingga pasar

sekunder ini dapat menjadi alternatif pembiayaan. Harga

saham yang terjadi di pasar sekunder adalah harga pasar

saham atau kurs saham.

Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan

sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual

dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan efek diantara mereka disebut sebagai

bursa efek (Bursa Efek Indonesia 2010:16). Efek adalah

surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,surat berharga

Page 32: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit

penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka

atas efek, dan setiap derivative dari efek (UU Pasar Modal

Pasal 1 angka 5). Perdagangan saham di Indonesia

dilakukan oleh suatu organisasi yang dinaungi oleh

BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) yaitu Bursa

Efek Indonesia (BEI). BEI merupakan gabungan atau

peleburan dari 2 pasar bursa sebelumnya pada tahun 2007

yaitu Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta

(BEJ).

b. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Pasar modal berfungsi untuk membantu mengalokasikan

modal diantara sektor rumah tangga, perusahaan dan pemerintah

serta menyediakan berbagai macam pilihan bagi investor yang ingin

bertukar atau memperjualbelikan sekuritas secara mudah, cepat dan

efisien (Jones, 2004:83). Pasar ini menyediakan likuiditas dalam

dua cara. Pertama, mereka dapat membuat perusahaan menaikkan

pendanaan mereka dengan menjual sekuritas dan kedua membantu

investor untuk membeli dan menjual sekuritas dengan relatif mudah

dan cepat. Kegiatan membeli dan menjual sekuritas pada umumnya

dilakukan di pasar sekunder. Jika tidak ada pasar sekunder, investor

Page 33: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

tidak bisa menukar sekuritasnya ke dalam bentuk yang lebih likuid

yaitu uang (Olugunde et al, 2006).

Indikator berupa indeks harga saham seperti JCI, DJIA,

FTSE, NIKKEI, mencerminkan kinerja dari pasar saham. Indeks

harga saham gabungan ( IHSG) adalah suatu nilai yang digunakan

untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di

bursa efek (Sunariyah 2006:142). Indeks tersebut bisa digunakan

untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja bursa saham sehubungan

dengan saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks (Jones,

2004:100). Selain IHSG ada yang disebut dengan indeks LQ 45.

Indeks LQ 45 adalah indeks yang terdiri atas 45 saham dengan

likuiditas tinggi (Sunariyah 2006:142).

Harga dari suatu saham menentukan indeks dari saham

secara keseluruhan. Namun indeks harga saham lebih dipengaruhi

oleh saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar dan liquid.

Maka penghitungan indeks tidak ditentukan oleh sedikit atau

banyaknya transaksi, tapi oleh harga. Indeks gabungan memasukkan

semua saham dalam proses perhitungannya seperti yang dilakukan

oleh IHSG. Sedangkan indeks yang lain memasukkan sebagian

saham dengan kriteria yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

Sebagai contoh adalah indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Page 34: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang hanya terdiri atas 30 indeks saham perusahaan industri di

Amerika (Jones, 2004:98).

IHSG dapat mencerminkan kondisi bursa efek, apakah pasar

sedang dalam keadaan bullish (harga saham cenderung bergerak

naik) atau dalam keadaan bearish (harga saham cenderung

bergerak turun). Jika IHSG meningkat, berarti harga saham secara

keseluruhan cenderung meningkat, demikian pula sebaliknya.

Apabila IHSG menurun, harga saham keseluruhan cenderung

menurun.

Sedangkan harga saham sendiri dipengaruhi oleh resiko atas

kepemilikan saham. Komponen-komponen dari resiko telah

dikategorikan secara tradisional kedalam beberapa kelompok ;

resiko bisnis, resiko suku bunga, resiko pasar, resiko likuiditas, dan

resiko keuangan. Semua komponen dari resiko merupakan resiko

yang secara sistematik (systematic risk) ditentukan secara eksogen

atau oleh kekuatan pasar serta resiko yang tidak sistematik

(unsystematic risk) yang tidak dapat diprediksi (unique) atau oleh

kekuatan non-pasar.

Resiko sistematik merupakan resiko pasar yang bersifat

umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal

(Sunariyah, 2006:194). Variasi dalam pengembalian (return) dari

Page 35: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sekuritas yang secara langsung berhubungan dengan pergerakan

secara keseluruhan dalam suatu perekonomian disebut sebagai

resiko pasar atau resiko sistematis. Resiko ini tidak dapat

didiversifikasikan dan semua sekuritas memiliki resiko ini

(Sunariyah, 2006:194).

Resiko yang tidak sistematis atau resiko non-pasar

merupakan resiko yang unik, tidak terkait pada variasi perubahan

pasar atau perekonomian namun tergantung pada macam sekuritas

dan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal perusahaan seperti

resiko bisnis dan keuangan (Sunariyah, 2006:194). Resiko yang

tidak sistematis ini dapat diperkecil dengan cara berinvestasi tidak

hanya pada satu instrumen.

c. Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan

Ada dua metode dalam penghitungan indeks harga saham

gabungan yaitu metode rata-rata (Average Method) dan metode

rata-rata tertimbang (Weighted Average Method) (Sunariyah,

2006:144). Pada metode average method, harga pasar saham-saham

yang dimasukan dalam perhitungan indeks tersebut dijumlah

kemudian dibagi dengan suatu faktor pembagi tertentu. Rumus

indeks harga saham gabungan dengan metode rata-rata tertimbang

(average method) adalah :

Page 36: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

base

s

P

PIHSG

åå

=……………………………………………………(2.1)

Dimana,

IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan

sP = Harga pasar saham

baseP = Suatu nilai pembagi

basePå merupakan suatu faktor nilai pembagi dimana faktor

pembagi ini harus dapat beradaptasi terhadap perubahan harga

saham teoritis, karena ada aksi emiten seperti right issue, dividen

saham, saham bonus dan sebagainya. Seperti pada perhitungan

indeks yang lain, IHSG ditentukan hari dasar perhitungan indeks.

Pada hari dasar, harga dasar sama dengan harga pasar sehingga

indeksnya adalah 100%.

Pada metode rata-rata tertimbang (Weighted Average

Method) dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan di

samping harga pasar saham dan harga dasar saham. Ada dua ahli

yang mengemukakan metode ini yaitu metode Paasche dan metode

Laspayres.

Page 37: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Rumus Paasche :

)(

)(

sbase

ss

xSP

xSPIHSG

åå

=……………………………………(2.2)

Dimana :

IHSG = Indeks harga saham gabungan

sS = Jumlah saham yang dikeluarkan (outstanding shares)

sP = Harga pasar saham

baseP = Harga dasar saham

Dalam rumus diatas, )( ss xSP adalah jumlah nilai

kapitalisasi pasar (market capitalization) seluruh saham yang

tergabung dalam indeks yang bersangkutan. Sedangkan

)( sbase xSP merupakan jumlah seluruh nilai dasar dari saham-saham

yang bergabung dalam indeks yang bersangkutan. Jadi, rumus

Paasche ini membandingkan kapitalisasi pasar seluruh saham

dengan nilai dasar suatu saham yang bergantung dalam suatu

indeks. Jadi makin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan

memberikan pengaruh yang sangat kuat jika terjadi perubahan pada

harga saham yang bersangkutan.

Page 38: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Rumus Laspeyres

)()(

obase

os

xSPxSP

IHSGåå

=…………………>…………………(2.3)

Dimana :

IHSG = Indeks harga saham gabungan

oS = Jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar

sP = Harga pasar saham

baseP = Harga dasar saham

Pada metode Laspeyres diatas jumlah saham yang

dikeluarkan pada hari dasar dan tidak bisa berubah selamanya

walaupun ada pengeluaran saham baru. Sedangkan Paasche

menggunakan jumlah saham yang berubah jika ada pengeluaran

saham baru.

d. Perhitungan Harga Teoritis dan Penyesuaian Nilai Dasar

Untuk mengeleminir pengaruh faktor-faktor yang bukan

harga saham, nilai dasar selalu disesuaikan bila terjadi corporate

action seperti split saham, dividen saham, saham bonus, penawaran

terbatas dan sebagainya. Dengan demikian indeks akan benar-

benar mecerminkan pergerakan harga saham biasa saja.

Page 39: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Salah satu faktor yang haris dihitung dalam melakukan

indeks adalah harga teoritis saham. Misalnya saham ABC

melakukan split saham dengan rasio 1:1 (satu saham lama

mendapatkan 1 saham baru). Bila harga saham pada hari terakhir

sebelum split adalah Rp 2.000, maka harga terotitis saham pada

hari bursa berikutnya adalah Rp 1.000. Uraian tersebut

menjelaskan perhitungan teoritis terhadap perubahan-perubahan

harga dasar saham tersebut akibat adanya pergerakan saham.

1) Split Saham (Stock Split)

Pemecahan saham (Stock Split) merupakan suatu

aksi emiten dimana dilakukan pemecahan nilai nominal

saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil (Jones,

2004:101). Proses pemecahan saham (Stock Split) ini

dilakukan dengan cara menukarkan saham dengan nilai

nominal lama yang dimiliki dengan saham baru dengan

nilai nominal lama yang dimiliki dengan saham baru

(dengan nilai nominal baru). Pemecahan tidak

mempengaruhi modal yang disetor penuh, karena tidak

terjadi penambahan modal disetor, tetapi yang terjadi

hanyalah pemecahan nilai nominal yang lebih kecil

sehingga banyaknya saham meningkat. Harga teoritis

saham sesudah pemecahan saham harus dihitung, sebab

Page 40: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

harga ini harus mengadakan penyesuaian sehubungan

dengan nilai nominal baru dan harganya secara otomatis

akan mengalami penyesuaian.

Dengan meningkatnya jumlah saham yang beredar,

maka harga dasar saham akan mengalami penyesuaian agar

angka indeks tidak berubah. Untuk itulah dilakukan

perhitungan harga teoritis saham yang diakibatkan karena

split saham. Perhitungan split saham saham dari nominal a

menjadi nominal b sebagai berikut :

nHAS

HT =………………………………………….(2.4)

HT : Harga teoritis

HAS : Harga akhir saham dengan nilai nominal lama

n : Nilai nominal lama

Nilai nominal baru

: a Faktor Split

b

Penyesuaian jumlah saham akibat split saham

sehingga nilai nominal saham berubah dari Rp a menjadi

Rp b.

c= t x n ………………………………………………..(2.5)

Page 41: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c : Jumlah saham setelah split

t : Jumlah saham sebelum split

n : Faktor split (a/b)

Penyesuaian Nilai Dasar karena adanya split :

xNDS

NPS

xCHNPSNDB x )(+

=…….…….…….(2.6)

NDB : Nilai dasar Baru

NPS : Nilai pasar sebelumnya

Hx :Selisih antara harga teoritis dengan harga

pembulatannya

NDS : Nilai Dasar Sebelumnya

2) Saham Bonus

Saham bonus atau bonus shares merupakan saham-

saham baru yang dikeluarkan oleh perseroan untuk para

pemegang saham lama. Saham bonus ini berasal dari agio

saham, yaitu selisih antara harga penawaran umum saham

dengan nilai nominal. Agio saham ini dapat dikembalikan

kepada pemegang saham dalam bentuk saham bonus.

Banyaknya agio saham yang dikapitalisasi akan

Page 42: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

menentukan banyaknya saham yang akan diterbitkan

sebagai saham bonus. Saham bonus yang dikeluarkan oleh

emiten ini akan menyebabkan penurunan persentase

kepemilikan saham (delusi) sebanding dengan rasio saham

bonus. Saham bonus ini akan memberikan pengaruh

terhadap jumlah lembar saham dipasar. Seperti yang sudah

diketahui bahwa indeks harga saham akan berubah apabila

terjadi perubahan harga. Oleh karena itu agar indeks ini

tidak berubah, maka dilakukan penyesuaian dan dihitung

berdasarkan harga teoritisnya . Harga teoritis saham

sesudah saham bonus harus dihitung sebab harga ini harus

mengadakan penyesuaian sehubungan dengan penambahan

saham baru. Penambahan saham baru inilah yang

menyebabkan dilusi kepemilikan saham, sehingga harganya

secara otomatis akan mengalami penyesuaian.

Perhitungan harga teoritis saham yang diakibatkan

pembagian saham dividen/bonus dengan rasio p:q

(sejumlah p saham lama mendapatkan q saham baru).

xHAC

pxqp

HT =………………………………….(2.7)

HT : Harga saham pada saat cum

P : Jumlah saham lama

Page 43: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

q : Jumlah saham baru

Penyesuaian jumlah saham baru akibat saham

bonus/dividen dengan rasio p:q adalah sebagai berikut :

u

pqp

NDB)( +

=…………………………………....(2.8)

D : jumlah saham setelah pembagian saham

bonus/dividen

U : jumlah saham sebelum split

xNDS

NPS

xdHNPSNDB x )(+

=……………………….(2.9)

NDB : Nilai Dasar Baru

NPS : Nilai Pasar Sebelumnya

Hx : Selisih antara Harga Teoritis dengan harga

pembulatannya

D :jumlah saham setelah pembagian saham

bonus/dividen

NDS : Nilai Dasar Sebelumnya

3) Penawaran Terbatas (Right Issue)

Right issue adalah kegiatan penawaran umum

terbatas kepada pemegang saham lama dalam rangka

penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu. Penawaran

Page 44: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

umum berarti memberikan tawaran kepada publik untuk

membeli saham, sedangkan makna terbatas adalah bahwa

penawaran umum ditujukan kepada pemegang saham lama.

Jadi, kegiatan yang dilakukan perusahaan adalah penerbitan

hak memegang saham terlebih dahulu. Setiap satu bukti

right yang diterima satu pemegang saham berhak untuk

membeli satu saham baru dengan harga yang telah

ditentukan (exercise price). Exercise price ini biasanya

sama dengan atau diatas nilai nominal saham.

Harga teoritis saham sesudah right issue harus

dihitung, sebab harga ini harus mengadakan penyesuaian

sehubungan dengan penambahan saham baru. Penambahan

saham baru inilah yang menyebabkan dilusi kepemilikan

saham, sehingga harganya secara otomatis akan mengalami

penyesuaian.

Perhitungan harga teoritis saham yang diakibatkan

oleh penawaran terbatas dengan rasio r:s (sejumlah saham

lama mendapat hak membeli sejumlah saham s baru) dan

harga pelaksanaan HP :

)()()(

rxssxHPrxHAC

HT+

=……………………………(2.10)

HAC : Harga pada saat cum

Page 45: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

HP : Harga pelaksanaan hak (exercise price) yaitu

harga yang telah ditetapkan emiten untuk membeli

satu saham baru.

Penyesuaian jumlah saham baru akibat penawaran

saham terbatas dengan rasio r : s, sama dengan penyesuaian

akibat penerbitan saham bonus/dividen, atau berdasarkan

jumlah saham yang ditawarkan dan dilaporkan oleh emiten.

xv

rxvsr

e)( +

=……………………………………..(2.11)

e : jumlah saham setelah penawaran terbatas

v : jumlah saham sebelum penawaran terbatas

xNDS

NPSHPxFNPS

NDB)(+

=………………...........(2.12)

NDB : Nilai Dasar Baru

NPS : Nilai Pasar Sebelumnya

Hx : Selisih antara Harga Teoritis dengan harga

pembulatannya

NDS : Nilai Dasar Sebelumnya

HP : Harga pelaksanaan

Page 46: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

F : Jumlah saham yang ditawarkan

4). Company Listing, Partial Listing, Penukaran Obligasi

dan Penukaran Waran

Company listing, partial listing, penukaran obligasi

dan penukaran waran beberapa kegiatan yang secara otomatis

meningkatkan jumlah saham diterbitkan. Penambahan saham

baru ini akan menyebabkan dilusi persentase kepemilikan

saham.

Pencatatan saham di bursa yang ditawarkan ke

publik atau IPO (Initial Public Offering) disebut first issue.

Saham first issue yang sudah dicatatkan di bursa dapat

diperdagangkan di pasar sekunder. Sedangkan sisa saham yang

merupakan milik pendiri/pemegang saham lama, tidak dapat

diperdagangkan di bursa karena berlum dicatatkan (listed).

Agar saham-saham tersebut dapat diperdagangkan di pasar

sekunder, maka dapat ditempuh 2 cara :

a) Partial Listing yaitu pencatatan sebagian

saham milik pemegang saham lama di bursa

sehingga dapat diperdagangkan di pasar

sekunder. Partial listing dapat dilakukan

beberapa kali

Page 47: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b) Company Listing yaitu pencatatan seluruh

saham milik pemegang saham lama di bursa

sehingga dapat diperdagangkan di pasar

sekunder.

Penukaran obligasi (convertible bond) adalah

obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham baik saham

penerbit atau saham lain yang dimiliki oleh penerbit

obligasi. Nilai tukar obligasi konversi ke saham ditentukan

dengan nilai tetap terhadap saham yang menjadi target

konversi. Dalam hal terjadinya dilusi saham yang menjadi

nilai tukar, maka nilai tukar obligasi konversi juga akan

mengalami penyesuaian.

Waran adalah suatu jenis opsi yang sifatnya jangka

panjang yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk

membeli saham biasa atas nama dengan harga yang

ditentukan di dalam Waran (exercise price). Waran

diterbitkan sebagai bumbu suatu penerbitan right issue

maupun obligasi menjadi lebih menarik. Waran yang

biasanya diterbitkan sebagai pemanis dari suatu emisi efek

tertentu seperti obligasi atau right issue. Waran

memberikan hak kepada pemegang untuk melakukan

penebusan (redemption) saham biasa pada perusahaan

Page 48: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tersebut dengan harga exercise price. Proses penebusan

saham dari waran ini secara otomatis meningkatkan jumlah

saham diterbitkan. Penambahan saham baru ini akan

memberikan dilusi persentase pemilikan saham.

Penyesuaian jumlah saham akibat company listing,

partial listing, penukaran obligasi dan penukaran waran

adalah sama.

xNDS

NPSHASxGNPS

NDB)(+

=…>……………….(2.13)

NDB : Nilai Dasar Baru

NPS : Nilai Pasar Sebelumnya

HAS : Harga akhir saham hari sebelumnya

G : Jumlah saham yang dicatatkan

e. Teori Permintaan Aset

Aset merupakan suatu item atau milik yang dimiliki oleh

perorangan atau perusahaan yang memiliki nilai uang. Ada

beberapa hal yang harus dipertimbangkan seorang investor dalam

memutuskan untuk memegang atau melepas suatu aset ( Mishkin,

2004:86):

Page 49: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1) Kekayaan (wealth)

Ketika tingkat kekayaan seseorang meningkat, maka

dia memiliki tambahan kekayaan yang dapat digunakan

untuk membeli aset, sehingga akan meningkatkan

permintaannya terhadap aset. Respon permintaan terhadap

suatu jenis aset sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat

kekayaan seseorang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada

tingkat respon dari permintaan suatu jenis aset terhadap

perubahan tingkat kekayaan dapat diukur melalui

elastisitas kekayaan terhadap permintaan (wealth elasticity

of demand). Elastisitas kekayaan terhadap permintaan

mengukur berapa besar persentase perubahan kuantitas

permintaan atas suatu jenis aset sebagai respon dari adanya

persentase perubahan kekayaan, ceteris paribus.

W

Dwwd D

D=

%

%e

………………………………..(2.14)

Dimana :

wde : elastisitas kekayaan terhadap permintaan

DwD% : persen perubahan kuantitas permintaan permintaan

aset

Page 50: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

WD% : persen perubahan kekayaan

Semakin tinggi persentase perubahan permintaan

atas suatu aset dibandingkan persentase perubahan

kekayaan, maka semakin tinggi elastisitas kekayaan atas

permintaan suatu aset.

Berdasarkan atas elastisitasnya aset dapat dibedakan

dalam dua kategori, yaitu necessity dan luxury. Suatu aset

disebut necessity, jika elastisitas kekayaan terhadap

permintaannya lebih kecil dari satu, yaitu jika kenaikan

persentase dari kuantitas permintaan terhadap aset tersebut

lebih kecil dari kenaikan persentase kekayaan. Sedangkan

suatu aset disebut bersifat luxury jika elastisitas

kekayaannya lebih besar dari satu. Jika kekayaan

bertambah, maka kuantitas permintaan akan aset ini akan

bertambah dengan persentase yang lebih besar. Semakin

besar kekayaan seorang individu maka keinginannya untuk

menambah aset luxury semakin besar. Saham dan obligasi

termasuk dalam kategori aset yang luxury, sedangkan mata

uang dan checking account deposits termasuk dalam

kategori aset necessities.

Page 51: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Efek perubahan dari harga terhadap kuantitas

permintaan suatu aset dapat disimpulkan sebagai berikut :

kenaikan kekayaan seseorang akan meningkatkan kuantitas

permintaan terhadap suatu aset, dan peningkatan kuantitas

permintaan pada aset luxury lebih besar dari pada aset

necessities, ceteris paribus.

2) Ekpektasi Pengembalian (Expected Return)

Pengembalian (return) dari suatu aset mengukur

berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila kita

menyimpan aset tersebut. Pada saat kita memutuskan untuk

membeli suatu aset, kita akan dipengaruhi oleh besarnya

ekpektasi pengembalian (expected return) yang akan kita

peroleh dari menyimpan aset tersebut.

Pada beberapa jenis aset, khususnya yang bersifat

luxuries, tingkat suku bunga menggambarkan ekspektasi

pengembalian atas suatu aset. Tingkat suku bunga berbanding

terbalik dengan tingkat harapan pengembalian aset. Tingkat

suku bunga yang tinggi menunjukan tingkat pengembalian

yang rendah oleh aset. Artinya aset tersebut cenderung

memiliki resiko atau kerugian yang juga tinggi. Ketika investor

berfikir bahwa suku bunga akan meningkat di masa datang,

maka mereka akan mengantisipasinya. Tingkat pengambalian

Page 52: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yang diharapkan sekarang akan turun, dan permintaan aset

tersebut juga akan turun untuk tiap tingkat suku bunga.

Ekpektasi atas tingkat pengembalian relatif antar

aset juga menjadi hal yang mempengaruhi permintaan atas aset.

Jika investor berekspektasi tingkat pengambalian saham akan

lebih tinggi dari obligasi maka permintaan atas obligasi akan

menurun sedangkan permintaan atas saham akan naik.

Perubahan ekspektasi atas inflasi juga

mempengaruhi nilai aset riil secara langsung dan lainnya secara

tidak langsung. Kenaikan ekspektasi atas inflasi akan membuat

nilai nominal dari aset riil naik dan meningkatkan permintaan

atas aset tersebut. Sedangkan karena tingkat pengembalian

yang diharapkan oleh aset lain relatif menjadi lebih rendah

maka permintaan aset lain pun menjadi menurun.

Kesimpulannya adalah peningkatan pada expected

return suatu aset relatif terhadap alternatif aset lainnya akan

meningkatkan kuantitas permintaan dari aset tersebut, ceteris

paribus.

3) Resiko (Risk)

Tingkat risiko atau ketidakpastian dari return suatu

aset juga mempengaruhi permintaan aset tersebut. Semakin

Page 53: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

besar ketidakpastian akan pergerakan return dari suatu aset

maka semakin besar resikonya. Resiko yang ada dalam suatu

aset dapat diminimalkan dengan menggali informasi sebanyak-

banyaknya atas suatu aset. Dari informasi tersebut seorang

investor akan dapat memperkirakan kemungkinan yang terjadi

dimasa datang sehingga bisa mengantisipasinya.

Namun resiko yang tinggi atas kepemilikan suatu

aset berusaha dikompensasikan dengan tingkat suku bunga

(return) yang juga relatif tinggi. Sehingga investor masih dapat

tertarik untuk memegang aset tersebut. Seseorang yang bersifat

risk averse (menolak resiko) akan memilih saham aset yang

memiliki return lebih pasti dari pada aset yang memiliki resiko

lebih besar, walaupun aset tersebut memiliki expected return

yang yang sama. Sebaliknya seorang investor yang bersifat risk

lover, dia mungkin akan membeli saham yang memiliki resiko

lebih rendah karena dia mengharapkan return yang lebih besar

walaupun dia memiliki resiko juga untuk memperoleh return

yang sangat kecil bahkan dapat merugi.

Kesimpulannya adalah jika resiko suatu aset

meningkat relatif terhadap alternatif aset lainnya, kuantitas

permintaan terhadap aset tersebut akan menurun, ceteris

paribus.

Page 54: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

4) Likuiditas (liquidity )

Faktor lain yang mempengaruhi permintaan

terhadap suatu aset adalah seberapa mudah aset tersebut ditukar

menjadi uang (cash) tanpa menimbulkan banyak biaya.

Kebutuhan akan likuiditas suatu aset semakin tinggi ketika

kebutuhan atas transaksi harian meningkat. Aset berupa

saham, lebih likuid dari pada aset berupa sebidang tanah.

Saham dapat dijual dengan biaya transaksi yang lebih rendah

dalam pasar yang terorganisasi dengan baik, dimana terdapat

banyak pembeli, sehingga saham dapat dijual dengan biaya

transaksi yang rendah.

Kesimpulannya adalah semakin likuid suatu jenis

aset relatif terhadap aset lainnya, maka aset tersebut akan

semakin diinginkan sehingga kuantitas permintaannya akan

meningkat.

f. Efficient Market Theory

Teori ini merupakan teori paralel dari ekspektasi rasional (rational

expectation) yang dipakai pada pasar uang karena memiliki kesimpulan

yang sama : ekspektasi pada pasar akan sama dengan peramalan optimal

dengan menggunakan semua informasi yang tersedia (Sunariyah

2006:183). Teori ini diaplikasikan dalam penentuan harga sekuritas.

Page 55: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pasar efisien adalah pasar dimana harga sekuritasnya

merefleksikan seluruh informasi yang berhubungan dengan sekuritas

tersebut (Mishkin, 2004:150). Investor di dalam pasar efisien akan

menggunakan seluruh informasi yang ada untuk melakukan aktivitas jual-

beli aset mereka. Pasar dikatakan efisien apabila di dalamnya terdapat

banyak investor di dalamnya sehingga harga sebuah sekuritas tidak dapat

dipengaruhi secara perorangan (Jones, 2004:314). Informasi merupakan

elemen penting dalam pasar efisien, oleh karena itu seberapa cepat

informasi menyebar dan digunakan oleh investor akan ikut menentukan

tingkat efisiensi pasar. Sensitivitas informasi sangat terlihat di pasar

efisien, sebagai contoh adalah harga saham akan langsung berubah apabila

suatu informasi diumumkan (Sunariyah, 2006:184).

Efisiensi pasar dapat diukur melalui 3 bentuk efisiensi yaitu the

weak form efficient market hypothesis (hipotesa pasar efisien bentuk

lemah), the semistrong form efficient market hypothesis (hipotesa pasar

bentuk efisien bentuk setengah kuat) dan strong form efficienst market

hypothesis (hipotesa pasar efisien bentuk kuat) (Jones, 2004:338).

Hipotesa pasar efisien bentuk lemah mengemukakan bahwa harga

saham merefleksikan semua informasi harga historis (Sunariyah,

2006:185). Harga saham yang ada di pasar modal saat sekarang

dipengaruhi oleh harga saham masa lalu. Informasi mengenai pasar di

masa lalu berperan penting dalam menentukan harga saham di masa yang

Page 56: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

akan datang baik itu yang berbentuk harga maupun volume yang

diperdagangkan (Jones, 2004:317). Hipotesa ini menyatakan bahwa harga

saham mengikuti suatu kecenderungan sehingga investor dapat

memproyeksikan pergerakan saham secara tepat.

Hipotesa pasar efisien bentuk setengah kuat (semistrong) adalah

bentuk hipotesa yang lebih komprehensif dibandingkan dengan hipotesa

pasar efisien bentuk lemah. Pasar efisien bentuk setengah kuat mencakup

seluruh informasi yang dipublikasikan dan tidak terbatas hanya pada

informasi seputar pasar (Jones, 2004:318). Bentuk informasi non pasar

contohnya adalah dividen, pendapatan, pengumuman stock split yang

seluruhnya berhubungan dengan saham tersebut.

Pasar efisien bentuk kuat (the strong form) adalah bentuk pasar

dimana harga sekuritas mencerminkan seluruh informasi baik itu informasi

yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan (Sunariyah,

2006:186). Informasi yang tidak dipublikasikan berhubungan dengan

internal perusahaan dan biasanya berhubungan dengan strategi perusahaan.

Private information adalah informasi yang hanya diketahui oleh orang

dalam dan bersifat rahasia karena alasan srategi (Sunariyah, 2004:186).

Efficient market theory didasarkan pada asumsi bahwa harga dari

sekuritas dalam pasar keuangan sepenuhnya merefleksikan seluruh

informasi yang tersedia (Jones, 2004:338). Namun hal penting dibalik

Page 57: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

teori ini adalah bahwa tidak semua terinformasi dengan baik atau memiliki

ekspektasi rasional atas harga sampai mencapai titik pasar yang efisien

dalam konteks ini bisa diartikan juga sebagai kondisi dimana tidak ada

kesempatan keuntungan yang tidak tereksploitasi (unexploitated profit

opportunies).

g. Hipotesis Ramdom Walk

Secara teori diartikan bahwa harga dari suatu aset di masa lalu

tidak menjadi indikasi dari pembentukan harga dimasa yang akan datang

(Mishkin, 2004:154). Random walk dideskripsikan sebagai proses statistik

yang perubahannya merupakan faktor yang independen. Informasi yang

akan mempengaruhi harga baik baru maupun lama, baik maupun buruk,

juga tidak dapat diprediksi. Hipotesis random walk menyatakan bahwa

harga bereaksi secara cepat terhadap informasi dan bergerak secara

random (Sunariyah, 2006:190). Maka informasi yang dimiliki oleh

investor akan digunakan seketika dan harga akan berubah dengan seketika

itu juga.

Kinerja dari sekelompok saham yang sama menyiratkan tendensi

untuk saham dengan industri yang sama untuk bergerak dengan arah yang

sama. Kinerja dari perekonomian suatu negara juga menjadi komponen

utama yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Persepsi investor atas

situasi ekonomi dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi

Page 58: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

menjadi kunci dalam pergerakan harga saham. Faktor-faktor pengaruh

pergerakan harga saham dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar:

1) Faktor makro / pasar

a) Tingkat inflasi dan suku bunga. Ini akan mempengaruhi

pemilihan antara aset riil dan finansial serta antara saham

dengan sekuritas dengan pendapatan tetap.

b) Kebijakan fiskal dan moneter. Hal ini mendeterminasikan

penampilan dari pasar modal.

c) Tingkat dan trend dari aktifitas ekonomi. Hal ini

mempengaruhi aktifitas saham untuk meningkatkan

devidennya.

d) Ekonomi internasional. Hal ini diwakili oleh kompetisi

tinggi dari perusahaan asing dan dampak dari perubahan

nilai tukar mata uang asing.

2) Faktor mikro

a) Profit. Harga saham suatu perusahaan yang secara

konsisten meningkat seiring dengan pertumbuhan

keuntungan perusahaan.

b) Deviden. Profit dari perusahaaan akan dialirkan pada

peningkatan deviden dari waktu ke waktu

Page 59: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c) Kelebihan aliran dana. Perusahaan dengan pertumbuhan

pemasukan yang tinggi dan beban hutang yang rendah

bisanya memiliki nilai saham yang tinggi.

d) Perubahan fundamental pada perusahan / industri.

e) Perubahan prilaku investasi. Hal ini menggambarkan realita

bahwa investor sering berganti pilihan aset dari waktu ke

waktu.

2. Nilai Tukar Mata Uang

a. Pengertian Nilai Tukar Mata Uang

Harga satu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai

tukar mata uang atau exchange rate (Salvatore, 1997:10) (Krugman dan

Obsfeld, 2003:324). Penilaian atau pernyataan nilai tukar mata uang ini

bisa menggunakan dua cara yaitu: European term, biasa juga disebut

indirect quote dan American term, biasa disebut direct quote. Metode

European term menyatakan nilai tukar mata uang asing (foreign currency)

per satu satuan mata uang asal (home currency). Sebaliknya, American

term menyatakan nilai tukar mata uang asal (home currency) per satu

satuan mata uang asing (foreign currency). Indonesia, seperti kebanyakan

negara lain, menggunakan European term. Jadi, untuk mendapatkan satu

dolar Amerika dibutuhkan berapa rupiah. Nilai mata uang dapat diukur atas

Page 60: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dasar harga barang di dalam negara tersebut maupun dengan mata uang

dari negara lain (Salvatore,1997:10).

Penguatan nilai suatu mata uang terhadap mata uang lain disebut dengan

apresiasi dan pelemahan suatu mata uang terhadap mata uang lain disebut

dengan depresiasi (Mishkin, 2004:535). Oleh karena itu, nilai mata uang

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) real value; (2) nominal value.

Real value of money yaitu jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli

dengan sejumlah uang tertentu. Hal ini menunjukkan daya beli

(purchasing power) terhadap sejumlah barang tertentu. Semakin rendah

harga barang, maka semakin tinggi purchasing power yang kita miliki.

Sedangkan nominal value of money yaitu nilai suatu mata uang diukur

dengan mata uang negara lain atau sering juga disebut kurs devisa (nilai

tukar).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang

Perubahan nilai tukar mata uang terutama diakibatkan karena adanya

mekanisme pasar, yaitu mengikuti permintaan dan penawaran. Selain itu,

perubahan nilai tukar mata uang juga dapat disebabkan karena campur

tangan pemerintah, melalui kebijakan moneter. Seperti yang telah

diungkap Case dan Fair (1996:553) bahwa kebijakan moneter adalah alat

yang digunakan untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar. Campur

tangan pemerintah ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan nilai

Page 61: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tukar dengan melakukan revaluasi atau devaluasi. Pada umumnya nilai

tukar ini juga berfluktuasi mengikuti permintaan dan penawaran mata uang,

sehingga pergerakan nilai tukar mata uang ini mengiluti mekanisme

pasar. Penurunan nilai mata uang yang mengikuti mekanisme pasar dalam

suatu negara disebut depresiasi. Sebaliknya kenaikan nilai mata uang

suatu negara karena mekanisme pasar disebut apresiasi.

c. Sistem Nilai Tukar Mata Uang

Sebuah negara dalam menerapkan sebuah sistem kurs akan

mempunyai 3 macam jenis sistem nilai tukar mata uang, yaitu sistem

nilai tukar tetap, sistem nilai tukar mengambang terkendali dan sistem nilai

tukar mengambang bebas (Warjiyo, 2004:110). Sistem nilai tukar tetap yaitu

nilai tukar yang ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah akan

mengintervensi pasar terbuka sebagai upaya untuk terus mempertahankan

nilai tukar mata uang yang telah ditetapkan. Sistem ini jarang sekali

dipakai dibandingkan dengan kedua sistem lainnya. Sistem nilai tukar

mengambang yaitu penentuan kurs dipengaruhi juga oleh pemerintah,

dengan membeli dan menjual mata uang dalam pasar terbuka sehingga

stabil. Sedangkan sistem nilai tukar mengambang bebas yaitu kurs yang

berlaku bebas mengikuti mekanisme pasar. Indonesia selama ini

menerapkan sistem nilai tukar tetap, tetapi sejak Agustus l997, Indonesia

menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas dengan melepas nilai

tukar terhadap mekanisme pasar (Warjiyo, 2004:111).

Page 62: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

d. Nilai Tukar Riil

Nilai tukar riil antara dua negara merupakan hasil perkalian antara nilai

tukar nominal dengan rasio harga barang dan jasa agregat diantara dua

negara. Teori paritas daya beli atau purchasing power parity memprediksikan

bahwa nilai tukar riil tidak berubah, kalaupun berubah paling tidak perubahan

nilainya tidak permanen (Salvatore, 1997:44). Maka nilai tukar riil bukan

hanya sangat berguna untuk mengkuantifikasikan deviasi dari PPP namun

juga menganalisa secara sistematis dorongan yang menyebabkan perubahan

dramatis dan permanen pada nilai tukar riil.

Nilai tukar riil diformulasikan sebagai berikut :

)/(// dffdfd PPxEq = …………………………………………(2.14)

Dimana,

fdq / : nilai tukar riil mata uang domestik terhadap mata uang asing

fdE / : nilai tukar nominal mata uang domestik terhadap uang asing

df PP / : rasio perbandingan harga agregat barang di negara asing

terhadap domestik.

Kenaikan tingkat nilai tukar riil mata uang domestik terhadap asing

( fdq / ) disebut juga depresiasi riil mata uang domestik terhadap asing.

Page 63: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Sedangkan penurunan fdq / disebut apresiasi riil mata uang domestik

terhadap mata uang asing. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal. Mengacu

pada formulasi nilai tukar riil diatas, biasanya nilai tukar riil mata uang

domestik akan mengalami depresiasi jika harga barang dalam negeri relatif

menurun dibanding harga barang negara luar.

Persamaan diatas juga menunjukan bahwa apresiasi (depresiasi) nilai

tukar nominal pada tingkat harga yang tetap akan mengapresiasi

(mendepresiasi) nilai tukar riil. Oleh karena itulah, dalam kondisi PPP nilai

fdq / tidak akan berubah.

e. Interest Parity Condition

1) Pengertian Interest Parity Condition

Pada jangka panjang tingkat harga agregat memegang peranan

penting dalam mendeterminasikan suku bunga dan tingkat harga relatif

dari barang dan jasa yang diperdagangkan antar negara. Hukum satu

harga (the law of one price) menyatakan bahwa suatu barang yang identik

akan memiliki harga yang sama dengan asumsi tidak ada biaya transaksi

dan penghalang untuk bertukar (trade barriers). Sedangkan teori paritas

daya beli (purchasing power parity – PPP) menyatakan bahwa nilai tukar

antara dua negara akan sama dengan rasio tingkat harga sekelompok

barang di kedua negara. Jika harga menjadi lebih mahal (inflasi) di suatu

negara maka permintaan atas mata uang dan barang dari negara tersebut

Page 64: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

akan menurun (depresiasi mata uang dan deflasi atas harga-harga).

Sebaliknya ketika tingkat harga dalam suatu negara turun (deflasi) maka

akan mengarah pada apresiasi mata uang.

Purcasing power parity dibagi menjadi dua, absolute PPP dan

relative PPP. Absolute PPP menyatakan bahwa nilai tukar antar dua

negara akan sama dengan nilai relatif dari harga pada dua negara.

Sedangkan relative PPP mengacu pada persentase perubahan nilai tukar

antar dua negara yang akan sama dengan persentase perubahan harga

agregat pada dua negara. Secara matematis kedua pengertian diatas ditulis

:

Absolute PPPà fdfd PPER =/ ………………………………….(2.15)

Relative PPP à tftdtfdtfdtfd ERERER ,,1,/1,/,/ /)( pp -=- -- ............(2.16)

Dimana,

tftd ,, pp - : berbedaan tingkat inflasi antara negara domestik dengan

negara luar dimana inflasi suatu negara yang sama dengan

persentase perubahan harga agregat.

tfdER ,/ : nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing

yang berlaku

Page 65: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

1,/ -tfdER : nilai tukar domestik terhadap mata uang asing periode

sebelumnya.

Menurut relative PPP, persentase perubahan nilai tukar di masa

yang akan datang akan sama dengan perbedaan tingkat inflasi antar dua

negara. Maka dalam kondisi PPP perbedaan antara tingkat inflasi yang

diekpektasikan akan sama dengan perbedaan tingkat suku bunga (return)

yang ditawarkan oleh dua mata uang.

Suatu situasi dimana selisih suku bunga positif di pusat moneter di

negara asing sama dengan diskonto berjangka terhadap valuta asing dari

negara di mana pusat moneter itu berada disebut kondisi paritas suku

bunga (interest parity condition). Dengan kata lain pada pasar valuta asing

keadaan ini merupakan keadaaan keseimbangan di mana deposito dari

semua mata uang memberikan tingkat pengambalian yang sama.

Hanya ketika semua mata uang memberikan ekpektasi return yang

sama maka akan tercipta keseimbangan dimana tidak ada kelebihan

permintaan atau penawaran mata uang tertentu. Secara matematis interest

parity condition antara return mata uang asing dan mata uang dalam

negeri dan ditulis sebagai berikut :

fdfde

fdfd ERERERRR /// /)( -+= …………………………….(2.17)

Dimana :

Page 66: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

R d : tingkat suku bunga (return) mata uang domestik

R f : tingkat suku bunga (return) mata uang asing

efdE / : ekspektasi nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang

asing

fdE / : nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing yang

berlaku

f. Peran Suku Bunga Terhadap Pembentukan Nilai Tukar

Misalnya tingkat return Rupiah sebesar 10 % sedangkan Dollar 5 %,

ketika Rupiah diekspektasikan mengalami depresiasi terhadap Dollar sebanyak 7

% , maka return Dollar menjadi 2 % lebih tinggi dari Rupiah. Hal ini disebabkan

seorang investor akan memilih aset yang memberikan tingkat pengembalian yang

lebih tinggi maka permintaan atas Dollar akan meningkat sedangkan permintaan

atas Rupiah akan menurun. Hal ini berlaku pula sebaliknya. Secara grafis hal

tersebut ditunjukan sebagai berikut:

Page 67: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Grafik 2.1 Efek Kenaikan Tingkat Suku Bunga Terhadap

Mata Uang Domestik

Sumber : Krugman, Paul. 2000. International Economics Theory and Practice.

Hal:353

Kenaikan dalam tingkat suku bunga / return mata uang domestik dari 1dR

menjadi 2dR menyebabkan mata uang domestik terapresiasi dari 1

/ fdER (poin 1)

ke 2/ fdER (poin 2).

1dR

2dR Tingkat return (dalam mata uang domestik)

Tingkat return mata uang asing yang diekspektasikan

fdE/

1/ fdER

2/ fdER

1 1’

2

Page 68: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Grafik 2.2 Efek Kenaikan Tingkat Pengembalian Mata Uang Asing

Sumber: Krugman,Paul.2000.International Economics Theory and Practice.

Hal 353

Kenaikan dalam return deposito mata uang asing menyebabkan

mata uang domestik terdepresiasi dari 1/ fdER (poin 1) ke 2

/ fdER (poin

2). Hal ini juga juga menggambarkan efek dari kenaikan ekpektasi nilai

tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing.

Maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan dalam ekspektasi nilai

tukar menyebabkan kenaikan atas nilai tukar saat ini. Begitu juga,

penurunan ekpektasi nilai tukar akan menyebabkan penurunan nilai tukar

saat ini.

Tingkat return mata uang asing yang diekspektasikan

fdE/

2/ fdER

1/ fdER

2

dR Tingkat return (dalam mata uang domestik)

Page 69: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

g. Interest Arbitrage

Istilah interest abitrage atau abitrase suku bunga pada dasarnya mengacu

pada arus modal likuid jangka pendek antar negara yang bertolak dari motif

untuk memperoleh suku bunga atau tingkat keuntungan yang lebih besar di

luar negeri. Abitrase suku bunga bisa bersifat terbuka atau terselubung.

Jika resiko kurs dalam proses konversi mata uang terselubung maka

disini didapatkan kasus abitrase terselubung (covered interest abitrage).

Sebaliknya, jika resiko bersifat terbuka maka disebut abitrase suku bunga

terbuka (uncovered interest abitrage)

Formulasi uncovered paritas suku bunga berdasar pada tingkat suku

bunga yang diekspektasikan :

i = i* + (Eed/f – Ed/f) / Ed/f………………………………………..(2.19)

Dimana :

i : Suku bunga domestik

i* : Suku bunga asing

Eed/f : Kurs akhir periode investasi

Ed/f : Kurs awal periode investasi

Namun para investor biasanya lebih suka penanaman modal jangka

pendek dengan menghindari resiko kurs. Maka dipilihlah abitrase suku bunga

terselubung. Investor akan menukarkan mata uang domestik menjadi valuta

Page 70: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

asing berdasarkan kurs spot yang tengah berlaku guna membeli surat berharga

atau membayar sejumlah investasi di negara asing yang suku bunganya lebih

tinggi, dan dalam waktu yang bersamaan menjual secara berkala investasi

tersebut secara berjangka (swap) guna menutupi resiko kurs. Formulasi pada

uncovered menekankan pada kurs forward yaitu kurs yang nilainya telah

disepakati bersama dimasa yang akan datang. Persamaan untuk menghitung

margin abitrase suku bunga terselubung (covered interest abitrage-CIA)

adalah :

CIA = {(1–i*)/(1+i*)} – {(FR – SR)/SR}………………(2.20)

Dimana :

CIA : Covered Interest Arbitrage

i : Suku bunga domestik

i* : Suku bunga asing

FR : Diskonto berjangka

SR : Kurs spot

Bagian yang pertama di sebelah kanan adalah selisih suku bunga antara

perekonomian domesik dan asing yang rata-rata 1 ditambah suku bunga yang

berlaku dalam perekonomian asing. Sedangkan bagian kedua disebelah paling

kanan adalah hitungan untuk diskonto berjangka atas valuta asing yang dibagi

Page 71: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

atas kurs spotnya. Dalam kondisi paritas suku bunga (interest parity

condition) CIA = 0. Implikasi dari formulasi tersebut adalah bahwa investor

akan berinvestasi dalam valuta asing jika CIA > 0 dan lebih memilih untuk

berinvestasi pada mata uang domestik jika CIA < 0.

Yang perlu digaris bawahi, bahwa dibalik kekuatan-kekuatan yang

mempengaruhi kurva permintaan dan penawaran valuta asing bukan hanya

para pedagang dan investor namun juga para spekulan dan pelaku arbitrase

suku bunga. Pemerintah juga aktif beroperasi di pasar-pasar valuta asing,

meskipun tujuannya pokoknya adalah semata-mata untuk mengadakan

pembayaran dan penerimaan valuta asing dan menciptakan stabilitas tertentu

bagi perekonomian domestik.

3. Suku Bunga

Suku bunga tidak bisa dilepaskan dari keputusan manajemen apabila

berhubungan dengan keputusan yang menyangkut aliran arus kas. Aliran arus

kas ini yang digunakan untuk pengambilan keputusan, harus dianalisa

menggunakan konsep nilai waktu dari uang. Oleh karena itu suku bunga

merupakan salah satu alat yang penting dari pengambilan keputusan bisnis.

Suku bunga yang dilihat dari pihak yang membutuhkan dana dapat diartikan

sebagai besarnya suku bunga yang harus dibayar kepada bank oleh pihak

peminjam. Sedangkan sukubunga apabila dilihat dari pihak kelebihan dana

merupakan suatu hasil atau pendapatan yang didapat apabila memasukkannya

Page 72: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dalam bank. Untuk selanjutnya, agar senada dengan permasalahan yang telah

dirumuskan, maka suku bunga dilihat dari pihak kelebihan dana

(investor/borrower). Suku bunga ini memegang peranan penting dalam

penentuan investasi oleh para nasabah dalam pasar finansial. Besarnya suku

bunga yang tercantum di bank-bank disebut nominal interest rate. Nominal

interest rate ini sendiri dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu real interest

rate dan inflation premium (Haugen, 2001:338).

a. Perbedaan Tingkat Bunga

Jika pada awalnya kita mengasumsikan tingkat suku bunga

domestik sama dengan suku bunga dunia : r = r* maka sebenarnya

karena adanya perbedaan resiko negara (q ) dan ekpektasi kurs di tiap

negara maka untuk mengkompensasinya tiap negara harus

menawarkan tingkat suku bunga yang berbeda. Dimana semakin tinggi

tingkat resiko suatu negara semakin tinggi pula tingkat suku bunga

untuk mengkompensasi resiko tersebut.

Formulasi dari suku bunga domestik yang disesuaikan dengan

tingkat resiko di tiap negara menjadi :

r = r* + q………………………………….(2.21)

Dimana :

r : Suku bunga domestik

Page 73: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

r* : Suku bunga asing

q : Resiko domestik

Hal ini pun akan mempengaruhi persamaan dalam pasar

barang dan jasa yang dipresentasikan oleh persamaan kurva IS-LM :

IS* à Y = C (Y-T) + I(r* + q ) + G + NX (e) >...................(2.22)

Dimana :

IS : Investment dan Saving

Y : Pendapatan/agregat demand

C : Konsumsi

T : Pajak

r* : Suku bunga asing

q : resiko

NX : Netto Eskpor (Ekspor-Impor)

LM* à Y = L (r* + q , Y…………………………(2.23)

Dimana :

LM : Liquidity of Money

Y : Pendapatan

Page 74: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

r* : Suku bunga asing

q : resiko

Peningkatan resiko dalam suatu negara (misalkan karena adanya

kemelut politik atau gangguan keamanan di satu negara) akan

meningkatkan premi resiko (q ) sehingga suku bunga domestik juga

naik. Hal ini memiliki dua dampak; di pasar barang (IS*) kenaikan

suku bunga akan menurunkan investasi, sedangkan di pasar barang

(LM*) hal ini akan menurunkan permintaan uang sehingga menaikkan

tingkat pendapatan untuk penawaran uang tertentu. Hasilnya adalah

penurunan nilai tukar atau depresiasi bagi negara yang bersangkutan.

Secara grafis hal ini diperlihatkan sebagai berikut:

Grafik 2.3 Kenaikan dalam Premi Resiko

Sumber : Mankiw ,Gregory. 1999. Teori Makroekonomi .Erlangga.

Hal:306.

LM*1 LM*2

IS*1

IS*2

e

Y

Page 75: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Sedangkan dampak pada ekpektasi kurs mendorong terjadinya

ekspektasi kurs tesebut dimasa kini. Misalnya jika masyarakat

mengekspektasikan suatu mata uang akan mengalami apresiasi maka

nilai tukar dari mata uang tersebut akan mengalami apresiasi pada

masa kini.

b. Permintaan Tabungan

Suku bunga atau tingkat bunga adalah suatu ukuran harga sumber

daya yang digunakan oleh debitur yang dibayarkan kepada kreditur

(Sunariyah, 2006:80). Menurut ekonomi klasikal, permintaan dan

penawaran investasi pada pasar modal menentukan tingkat bunga.

Tingkat bunga akan menentukan tingkat keseimbangan antara jumlah

tabungan dan permintaan investasi. Adapun tingkat bunga itu sendiri

ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu penawaran tabungan dan

permintaan investasi.

Menurut teori abstinence, tabungan adalah selisih antara

pendapatan dan konsumsi. Dengan asumsi tingkat pendapatan adalah

sama, maka konsumen yang mengkonsumsi dengan jumlah kecil akan

mempunyai tabungan yang lebih besar. Dalam rumah tangga

dipertimbangkan sejumlah faktor untuk menentukan berapa banyak

uang yang akan dikonsumsi sekarang. Faktor-faktor tersebut termasuk

bunga, sebab bunga dianggap sebagai suatu imbalan dari debitur

Page 76: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

kepada kreditur untuk waktu tertentu sampai kreditur mendapatkan

uangnya kembali pada masa yang akan datang. Konsumen yang

rasional akan memilih konsumsi sekarang dari pada masa yang akan

datang, kecuali kalau ada alas an yang kuat untuk memilih konsumsi di

masa yang akan datang.

Lebih lanjut, bunga diasumsikan memiliki perana penting untuk

menentukan jumlah tabungan. Tingkat bunga yang tinggi akan

mendorong masyarakat konsumen menabung dan menginvestasikan

kelebihan dananya daripada digunakan untuk konsumsi sekarang.

Apabila konsumen mengharap barang dan jasa yang lebih baik dari

sejumlah uang pada masa yang akan datang, maka keputusannya

adalah menabung. Menurut ekonom klasikal, bunga merupakan suatu

alternatif dari berbagai pilihan untuk mengoptimalkan uang, antara lain

dapat berinvestasi ke pasar modal, atau menabung dengan tingkat

bunga tertentu.

Page 77: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Grafik 2.4 Hubungan Tingkat Bunga dan Tabungan

Sumber : Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.

YKPN Hal: 83.

Jika tingkat bunga adalah sebesar 1R maka tingkat tabungan

akan berada pada posisi 2S . Ketika tingkat suku bunga dinaikkan ke

level 2R maka masyarakat yang tadinya menggunakan uangnya untuk

konsumsi akan mengalihkan dana mereka ke tabungan. Posisi 1S akan

bergeser ke 2S yang artinya jumlah tabungan bertambah seiring

dengan meningkatnya suku bunga. Namun dalam hal ini apabila

tingkat bunga meningkat maka perusahaan akan enggan meminjam

dana dan lebih memilih untuk menggunakan dana internal apabila

memadai.

Tingkat Suku Bunga R

2R

1R

S

1S 2S Jumlah Tabungan 1S 2S Jumlah Tabungan

Page 78: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

c. Permintaan investasi

Jumlah dana yang dapat digunakan untuk investasi merupakan

faktor penentu tingkat bunga. Tinggi rendahnya penawaran dana

investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya tabugan masyarakat. Suatu

unit usaha bisnis akan memerlukan dana untuk ekspansi proyek

perusahaan. Jika tingkat bunga di pasar menarik bagi investor, maka

unit bisnis akan melakukan permintaan dana untuk investasi. Jadi,

tinggi rendahnya tingkat bunga akan menentukan pengeluaran

investasi.

Grafik 2.5

Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi

Sumber : Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.YKPN Hal: 85.

Ekonomi klasikal mengemukakan bahwa hubungan permintaan

dana untuk modal investasi dengan tingkat bunga di pasar adalah

Tingkat Suku Bunga R

2R

1R

I

1S 2S Jumlah Tabungan 1I 2I Jumlah Pengeluaran Investasi

I

Page 79: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

negatif. Ini berarti bahwa kurva permintaan untuk investasi ber-slope

negatif. Jadi apabila tingkat bunga naik dari level 1R ke level 2R

maka jumlah pengeluaran investasi akan berkurang dari level 2I ke

1I . Artinya adalah apabila tingkat bunga pasar tingg, volume modal

investasi yang diminta turun.

d. Keseimbangan Tingkat Bunga (Teori Klasik)

Ekonomi klasik berpendapa bahwa tingkat bunga pasar

ditentukan oleh keseimbangan antara penawaran tabungan dan

permintaan investasi. Lebih lanjut, tingkat suku bunga adalah titik

pertemuan atau titik potong antara penawaran tabungan dengan

permintaan investasi. Misalnya jumlah permintaan tabungan di pasar

pada tingkat bunga i adalah 0 unit. Jumlah pengeluaran investasi yang

diminta pada tingkat i adalah 0 unit. i adalah kesimbangan tingkat

bunga dan Q adalah keseimbangan unit kuantitas yang diminta dan

yang ditawar oleh pasar. Titik ini selalu berpindah dan tidak pernah

berada pada titik tertentu untuk jangka panjang. Meskipun titik ini

akan selalu mencoba untuk tetap berada pada titik E dalam waktu yang

lama. Titik ini diilustrasikan pada grafik 2.6 dibawah sebagai berikut.

Page 80: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Grafik 2.6 Hubungan Tingkat Bunga, Jumlah Tabungan dan Investasi

Sumber : Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar

Modal.YKPN Hal: 86.

e. Teori Preferensi Likuiditas Tingkat Bunga

Teori ini ini berhubungan dengan ekonom inggris John Maynard

Keynes yang telah mengkritik teori ekonomi klasik tentang

pengembangan teori tingkat bunga. Menurut Keyness, teori klasik

berlaku hanya untuk bunga jangka panjang. Keyness mengembangkan

teori preferensi likuiditas (liquidity preference) ini untuk menjelaskan

bunga jangka pendek.

Keyness mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan

pembayaran untuk penggunaan s ebuah sumber daya yang langka

(uang). Tingkat bunga adalah harga yang dikeluarkan debitur untuk

Tingkat Suku Bunga R

i

I

1S 2S Jumlah Tabungan Q Volume of Savings and Investments

I

S

S

Page 81: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya langka

tersebut., Akan tetapi, uang yang dikeluarkan debitur tersebut

menerima kemungkinan adanya kerugian berupa resiko tidak

diterimanya tingkat bunga tertentu.

Di dalam teori ini ada 2 maca investasi yang dikembangkan,

yaitu uang dan obligasi. Uang merupakan kekayaan yang paling likuid

karena yang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap saat.

Sedangkan surat obligasi tidak dapat untuk membeli sesuatu kecuali

kalau diubah terlebih dahulu dalam bentuk tunai.

Menurut Keyness, permintaan terhadap uang merupakan

tindakan rasional. Meningkatnya permintaan uang akan menaikkan

tingkat suku bunga. Investasi pada surat obligasi pada saat bunga naik

mengakibatkan kerugian capital gain. Misalnya, apabila bunga naik

setiap periode, investor akan menunggu hingga tingkat bunga obligasi

maksimal sehingga investor akan melakukan investasi pada obligasi

tersebut. Sedangkan apabila investor melakukan investasi pada saat

bunga belum maksimal investor akan mengalami kerugian sebesar

tingkat kenaikan bunga obligasi tersebut. Dari segi lain, apabila tingkat

bunga turun, permintaan surat berharga akan naik. Berarti bahwa harga

surat obligasi akan meningkat. Sehingga investor akan memperoleh

sebuah capital gain jika menjual obligasi tersebut.

Page 82: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Seorang investor akan melakukan investasi pada saat harga

obligasi di pasar rendah dan akan menjual pada saat harga obligasi

naik. Jadi, jumlah uang tunai untuk motif spekulasi tergantung pada

harga atau tingkat bunga yang dibayarkan. Pada tingkat bunga rendah,

investor memperkirakan bahwa tingkat bunga akan segera naik,

sehingga investor melakukan permintaan uang untuk menyiapkan diri

terhadap penurunan harga obligasi. Pada tingkat bunga tinggi, investor

akan memperkirakan bahwa tingkat bunga akan segera turun dan harga

obligasi akan segera naik, akibatnya permintaan akan uang akan

menurun dan permintaan untuk obligasi meningkat. Jadi tingkat bunga

yang tinggi akan mendorong investor untuk mengurangi permintaan

uang dan membeli obligasi.

Keseimbangan dari penawaran dan permintaan uang yang akan

diminta menentukan tingkat bunga jangka pendek pada suatu pasar.

Kekuatan keseimbangan penawaran dan permintaan uang terletak pada

tingkat bunga pada suatu pasar. Unit-unit suatu ekonomi membeli

obligasi sehingga mengurangi uang pokok yang ada pada sirkulasi

masyarakat. Dari sisi lain, dibawah titik keseimbangan, jumlah uang

yang diminta akan melebihi jumlah uang yang ditawarkan. Investor

akan menjual obligasinya untuk menaikkan tingkat bunga sampai ke

titik keseimbangan.

Page 83: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

f. Keseimbangan Tingkat Bunga pada Teori Dana

Pinjaman

Teori ini menggunakan asumsi bahwa tingkat bunga ditentukan

antara kekuatan permintaan dan penawaran dana pinjaman. Kekuatan

dana pinaman dalam suatu perekonomian berasal dari 3 segmen yaitu

pemerintah, masyarakat dan unit bisnis. Masyarakat memiliki kekuatan

dana pinjaman untuk keperluan konsumsi sedangkan unit bisnis

memerlukan dana pinjaman untuk ekspansi perusahaannya.

Pemerintah dalam konteks permintaan dana pinjaman memainkan

perannya untuk memenuhi kebutuhan sosial warga negaranya.

Penawaran dana pinjaman berasal dari berbagai macam

aktivitas. Tabungan domestik yang berasal dari berbagai segmen

seperti pemerintah, masyarakat dan kalangan bisnis akan menyuplai

kebutuhan dana pinjaman di dalam perekonomian. Selain itu aktivitas

seperti peminjaman dana kepada institusi perbankan luar negeri seperti

Bank Dunia akan ikut mensuplai kebutuhan dana pinjaman domestik.

Page 84: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

\Grafik 2.7

Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi

Sumber : Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar

Modal.YKPN Hal: 94.

Perpotongan antara permintaan dana pinjaman dan penawara

dana pinjaman akan menentukan tingkat bunga di pasar dan kuantitas

dana pinjaman. Titik perpotongan tersebut kita sebut titik E, dengan

tingkat bunga setinggi i dan volume dana yang dipinjam di pasar

modal sebesar q. Kurva DD adalah permintaan dana pinjaman dan

kurva SS adalah penawaran dana pinjaman. Q adalah kuantitas dana

pinjaman yang diminta dan i adalah tingkat suku bunga sekarang

dalam suatu pasar.

Tingkat Suku Bunga R

i

D

1S 2S Jumlah Tabungan q Jumlah Dana Pinjaman

D

S

S

Page 85: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

B. Penelitian Terdahulu

1. Prediksi IHSG dengan Model GARCH dan Model ARIMA (Nachrowi dan

Usman, 2007:73-91)

Penelitian yang dilakukan oleh Nachrowi dan Usman (2007)

mempergunakan IHSG Indonesia (Jakarta Composite Index) sebagai variable

dependen dan variabel independennya adalah IHSG NIKKEI (Jepang), Dow

Jones (Amerika), IHSG SET (pasar modal Thailand) dan kurs dollar terhadap

rupiah. Nachorowi dan Usman mempergunakan model GARCH karena model

ini dapat mengatasi masalah varians residual yang hetereokedastis. Hasil

penelitiannya mengemukakan bahwa hubungan antara IHSG dan NIKKEI

adalah searah dimana ketika NIKKEI mengalami apresiasi maka IHSG akan

ikut terkena imbasnya melalui penguatan di pasar modal pula. Hal serupa juga

terjadi dimana hubungan antara Dow Jones dan IHSG adalah searah.

Hasil penelitian sebelumnya oleh Nachrowi dan Novita (2005)

mengatakan bahwa pasar modal negara yang kuat mempengaruhi pasar modal

negara berkembang. Sedangkan hubungan antara IHSG dan SET adalah

negatif. Dalam awal penelitiannya Nachrowi dan Usman (2007)

mengemukakan bahwa hubungan negatif yang terjadi antara IHSG dan SET

(Thailand) adalah karena pemindahan aset dikarenakan kondisi geopolitik

Thailand saat itu tidak memungkinkan untuk melakukan investasi.Dan

hubungan negatif yang terjadi antara IHSG dengan kurs dikarenakan ketika

dollar menguat maka investor akan cenderung beralih memegang dollar dan

Page 86: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

menjual saham di pasar modal sehingga terjadi panic selling. Keadaan ini

pada akhirnya akan menyebabkan pasar modal tertekan dan mengalami

pelemahan.

2. The Relationship between Stock Prices and Exchange Rates Evidence from

Turkey (Aydemir dan Dermirhan, 2009:27-215).

Penelitian yang dilakukan oleh Aydemir dan Demirhan (2009)

menekankan pada pola hubungan antara nilai tukar dan harga saham. Dalam

penelitian ini, keduanya mengemukakan bahwa penguatan harga saham

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain performa perusahaan atau

emiten, nilai tukar, suku bunga, indeks harga sama negara lain dan

sebagainya. Nilai tukar mempengaruhi performa perusahaan melalui arus kas,

investasi dan jumlah keuntungan. Aydemir dan Demirhan mengatakan bahwa

terdapat hubungan yang negatif antara nilai tukar dan harga saham. Ketika

nilai tukar melemah maka akan menurunkan kekayaan domestik yang

kemudian akan memicu pelemahan nilai tukar dan menurunkan tingkat suku

bunga. Pelemahan indeks harga saham yang dicerminkan melalui pelemahan

harga saham akan memicu investor untuk melepas aset dan mata uang

domestik.. Pergeseran permintaan dan penawaran valuta asing menyebabkan

pelarian modal ke luar negeri (capital outflow) serta depresiasi nilai tukar.

Kesimpulan yang dikemukakan oleh Aydemir dan Demirhan (2009) bahwa

hubungan antara nilai tukar dan harga saham adalah negatif.

Page 87: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

3. The Relationship between Exchange Rate and Stock Prices during the

Quantitative Easing Policy Japan (Kurihara, 2006: 375-386).

Bank of Japan (Bank Sentral Pemerintah Jepang) mengeluarkan kebijakan

moneter yang bersifat longgar untuk merangsang harga saham dengan tujuan

memperbaiki perekonomian. Kurihara melakukan penelitian mengenai

hubungan antara variabel makro ekonomi terhadap harga saham. Penelitian ini

memperhatikan nilai tukar (exchange rate) dan suku bunga yang dikeluarkan

oleh BoJ (Bank of Japan) sebagai variabel independen yang mempengaruhi

variabel harga saham khususnya di indeks NIKKEI. Kurihara (2006) memilih

tingkat suku bunga sebagai variabel karena tingkat suku bunga merupakan

determinan dari harga saham. Selain variabel makro ekonomi suku bunga dan

harga saham , variabel makro lainnya yaitu nilai tukar dan harga saham di

Amerika memainkan peranan pentingnya dalam menentukan harga saham

domestik (NIKKEI) (Kurihara, 2006). Campbell dan Ammer (1993) dalam

Kurihara (2006) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang negatif

antara suku bunga dan harga saham .

Harga saham ini merupakan cerminan dari indeks harga saham gabungan.

Sebagai negara yang berbasis ekspor maka Kurihara (2006) menyimpulkan

bahwa depresiasi terhadap mata uang domestik (yen) menyebabkan harga

saham meningkat ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas ekspor perusahaan

dalam negeri. Sedangkan untuk variabel harga saham Amerika yaitu DJIA

(Dow Jones Industrial Average) Kurihara (2006) mendapatkan hubungan yang

Page 88: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

signifikan karena ekonomi Jepang dan Amerika berhubungan sangat erat

terutama dari segi ekspor dan impor. Di lain sisi, Kurihara (2006)

mendapatkan hubungan yang tidak signifikan antara suku bunga dan harga

saham karena pemerintah jepang dalam masa penelitian ini melakukan

kebijakan suku bunga yang hampir mendekati nol untuk mengatasi deflasi.

4. Analysis of the Long-term Relationship between Macroeconomics

Variables and the Chinese Stock Market Using Heterocedastic

Cointegration (Liu dan Shrestha 2008:744-755).

Penelitian yang dilakukan oleh Liu dan Shrestha (2008) bertujuan untuk

menginvestigasi hubungan antara pasar modal dan beberapa variabel makro

ekonomi seperti nilai tukar, suku bunga, inflasi, penawaran uang dan

produkvitas industri. Fama (1981) dan Schwert (1990) dalam Liu (2008)

melakukan penelitian mengenai dampak suku bunga, nilai tukar dan aktivitas

riil terhadap harga saham di pasar modal. Liu dan Shrestha(2008) menyatakan

bahwa tingkat suku bunga yang rendah menyebabkan depresiasi nilai tukar

ini bertujuan untuk memacu roda perekonomian melalui ekspansi kredit.

Variabel suku bunga dan nilai tukar dalam pengamatan Liu dan Shrestha

(2008) menunjukkan hubungan yang negatif. Nilai tukar menurut Liu dan

Shrestha (2008) mempengaruhi perusahaan terutama dari sisi arus kas dan

keuantungan. Untuk variabel suku bunga Liu dan Shrestha (2008) menyatakan

bahwa suku bunga dan harga saham memiliki hubungan yang negatif dan

signifikan. Hubungan yang negatif ini dikarenakan apabila terjadi perubahan

Page 89: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

suku bunga maka akan ikut merubah proyeksi keuntungan perusahaan

sehingga investor ragu untuk berinvestasi.

C. Kerangka Penelitian

Berdasarkan beberapa dasar teori yang ada serta pemahaman terhadap

penelitian sebelumnya, maka berikut ini dapat digambarkan kerangka

pemikiran yang menggambarkan pengaruh kurs nilai tukar, suku bunga

deposito dan indeks Nikkei terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

Kerangka pemikiran tersebut mengacu pada penelitian yang dilakukan

oleh Nachrowi dan Usman (2007) dan Liu (2008). H1 merupakan hubungan

antara kurs nila tukar dan IHSG, H2 merupakan hubungan antara variabel

Kurs Nilai Tukar

Indeks Harga Saham Nikkei

Suku Bunga Deposito

Indeks Harga Saam Gabungan (IHSG)

H1

H2

H3

Page 90: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

indeks Nikkei terhadap IHSG serta H3 adalah hubungan antara suku bunga

deposito dengan IHSG.

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan pustaka di atas, maka dapat

diformulasikan rumusan hipotesis sebagai berikut :

1. Pengaruh Kurs Nilai Tukar terhadap IHSG

Harga satu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau

nilai tukar mata uang atau exchange rate (Salvatore, 1997:10). Nachrowi dan

Usman (2007) mendapatkan hubungan yang negatif antara nilai tukar mata

uang atau kurs terhadap IHSG. Liu dan Shrestha (2008) juga menemukan

hubungan negatif antara nilai tukar dengan indeks harga saham di China.

Variabel nilai tukar juga menunjukkan hubungan yang siginifkan dengan

indeks harga saham gabunga di China (Liu dan Shrestha, 2008). Aydemir

dan Demirhan (2009) juga menungkapkan bahwa hubungan yang negatif

antara nilai tukar dan indeks harga saham melalui pendekatan input dan

ouput. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diformulasikan hipotesis 1

sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh yang negatif dari kurs nilai tukar terhadap

IHSG

Page 91: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Pengaruh Indeks Nikkei dan IHSG

Nachrowi dan Usman (2007) menyatakan bahwa pasar modal yang kuat

mempengaruhi pasar modal yang lemah. Kapitalisasi pasar modal Indonesia

yaitu IHSG lebih kecil bila dibandingkan dengan kapitalisasi pasar modal

Jepang yaitu indeks Nikkei. Valdkhani dan Chancarat (2007) menyatakan

bahwa pasar modal di dunia saling berhubungan karena pola kerja sama

ekonomi antara negara saling terkait.

Masih dan Masih (2004) dalam Valdkhani dan Chancarat (2007)

mengemukakan bahwa terdapat pola hubungan antara pasar modal negara

berkembang dan pasar modal negara maju. Nachrowi dan Usman (2007)

menemukan bahwa terjadi hubungan yang positif antara pasar modal negara

maju dan pasar modal negara berkembang. Maka dapat diformulasikan

hipotesis 3 sebagai berikut :

H2: Terdapat pengaruh yang positif dari indeks Nikkei terhadap

IHSG

3. Pengaruh Suku Bunga Deposito terhadap IHSG

Liu dan Shrestha (2008) mengungkapkan hubungan yang negatif

antara suku bunga dan indeks harga saham di China. Ketika suku bunga naik

maka indeks harga saham akan tertekan. Naiknya tingkat suku bunga akan

menurankan proyeksi keuntungan perusahaan sehingga investor akan

Page 92: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

cenderung melepas investasinya (Olugunde et al, 2006). Berdasarkan uraian

diatas maka dapat diformulasikan hipotesis 1 sebagai berikut :

H3 : Terdapat pengaruh yang negatif dari suku bunga deposito

terhadap IHSG

Page 93: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

menentukan metode apa yang digunakan dalam penelitiannya karena hal tersebut

merupakan dasar yang dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman untuk

menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang

dilaksanakannya. Oleh karena itu, pemilihan dan penentuan metode penelitian

yang tepat merupakan hal yang sangat penting untuk pencapaian tujuan penelitian

secara efektif dan efisien.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif, maksudnya penelitian ini lebih

menekankan analisis terhadap data-data bersifat kuantitatif/numeric yang

kemudian diolah sehingga menghasilkan kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut

maka akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti dan

akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Selain itu, metode

deskriptif tersebut menggambarkan sifat sesuatu yang sedang berlangsung dalam

penelitian dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Metode analisis

digunakan untuk menguji hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam

tentang hubungan antar variabel melalui pendekatan kuantitatif dengan

menggunakan statistik.

Page 94: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Dalam prakteknya, untuk menerapkan metode penelitian diperlukan suatu

desain penelitian yang sesuai dengan kondisi serta seimbang dengan kedalaman

dan keluasan penelitian yang akan dilaksanakan. Desain penelitian merupakan

semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan desain kausal yaitu desain yang berguna untuk

menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya

atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif mengenai dampak kurs nilai tukar, suku

bunga deposito 3 bulan dan indeks Nikkei terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG). Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang

dikumpulkan oleh Pusat Informasi Bank Indonesia, situs Indonesia Stock

Exchange (IDX) dan situs Bank Sentral Jepang. Untuk penggunaan data ,

penelitian kali ini mempergunakan data bulanan kurs nilai tukar rupiah terhadap

dollar Amerika, suku bunga deposito 3 bulan, indeks Nikkei dan IHSG.

Penggunaan data sekunder adalah dengan tujuan efisiensi karena data yang

digunakan berasal lebih dari 1 negara. Data yang digunakan adalah data bulanan

dari tahun 2007-2010.

Page 95: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan 4 variabel yang terdiri atas kurs nilai tukar

rupiah terhadap dollar Amerika, suku bunga deposito 3 bulan, indeks Nikkei dan

IHSG. Variabel-variabel tersebut kemudian dikelompokkan menjadi dua, yaitu

variabel dependen dan independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah

IHSG sedangkan variabel independen adalah kurs nilai tukar rupiah terhadap

dollar Amerika, indeks Nikkei dan suku bunga deposito 3 bulan.

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Harga dari suatu saham menentukan indeks dari saham secara

keseluruhan. Namun indeks harga saham lebih dipengaruhi oleh saham-

saham yang memiliki kapitalisasi besar dan liquid. Maka penghitungan

indeks tidak ditentukan oleh sedikit atau banyaknya transaksi, tapi oleh

harga. Indeks gabungan memasukkan semua saham dalam proses

perhitungannya seperti yang dilakukan oleh IHSG. Sedangkan indeks yang

lain memasukkan sebagian saham dengan kriteria yang sudah ditetapkan

terlebih dahulu. Sebagai contoh adalah indeks Dow Jones Industrial

Average (DJIA) yang hanya terdiri atas 30 indeks saham perusahaan

industri di Amerika (Jones, 2004:98).

Page 96: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

2. Kurs Nilai Tukar

Nilai tukar adalah harga mata uang suatu negara terhadap mata

uang negara lain. Data nilai tukar yang digunakan adalah nilai tengah mata

uang rupiah terhadap dollar Amerika yang dihitung atas kurs jual dan kurs

beli yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai tukar ini dinyatakan dalam

rupiah/dolar Amerika (Rp/US$)

3. Indeks Nikkei

Indeks Nikkei adalah indeks dengan rata-rata tertimbang dalam

mata uang yen yang komponennya ditinjau ulang 1 tahun sekali. Indeks

Nikkei terdiri atas 225 emiten yang terdaftar di bursa saham Tokyo.

4. Suku Bunga Deposito 3 Bulan

Suku bunga adalah persentase imbal hasil yang diberikan pihak

perbankan kepada para nasabahnya. Prinsip deposito adalah para

penabung menyimpan sejumlah dana dalam kurun waktu tertentu di suatu

bank. Berbeda dengan tabungan, dana yang diinvestasikan di instrument

deposito tidak bisa diambil secara bebas tergantung kurun waktu

investasiya. Penelitian ini menggunakan suku bunga deposito 3 bulan rata-

rata perbankan di Indonesia. Deposito 3 bulan perbankan di Indonesia

merupakan instumen deposito dengan kapitalisasi paling besar yaitu lebih

dari 200 triliun Rupiah sehingga instrumen deposito ini memiliki kapasitas

Page 97: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

paling besar untuk menerima aliran dana apabila terjadi perpindahan dana

investasi dari pasar modal.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat time series dari tahun 2007 bulan Januari hingga tahun 2010 bulan

Desember. Adapun data tersebut diperoleh dari :

1. Data suku bunga deposito 3 bulan , Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) dan kurs diperoleh dari Statistik Ekonomi Indonesia berupa

file Microsoft Excel yang dipublikasikan di situs Bank Indonesia. Data

kurs nilai tukar yang diambil dari situs Bank Indonesia adalah data

tahun 2007-2010. Untuk data IHSG yang didapatkan melalui situs

Bank Indonesia adalah data IHSG tahun 1993-2010 dengan file yang

bernama proporsi kepemilikan asing di situs Bank Indonesia.

2. Data indeks Nikkei diperoleh dari situs Bank of Japan (BOJ) yang

merupakan bank sentral di negara Jepang.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Autoregressive Distributed Lag (ARDL). Apabila dalam suatu analisis regresi

data time series terdapat variabel bebas masa yang lalu maka metode analisis

tersebut dinamakan distributed-lag model. Sedangkan apabila model tersebut

memasukkan satu atau lebih variabel masa lalu (baik terikat maupun bebas) di

Page 98: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

sisi kanan model regresi maka model tersebut dinamakan autoregressive

distributed lag model (Gujarati, 2004:656).

Sebagian besar analisis ekonomi berkaitan dengan analisis runtut waktu

(time series) yang sering diwujudkan oleh hubungan antara perubahan suatu

besaran ekonomi pengaruhnya terhadap gejala dan perilaku ekonomi saat lain.

Hubungan ini dirumuskan dengan model linier dinamik (MLD), pada dasarnya

MLD lebih ditekankan pada struktur dinamis jangka pendek (short run) namun

model yang baik adalah model yang dapat mengestimasi untuk jangka panjang.

Selain itu, teori ekonomi tidak hanya berserita tentang model dinamik , tapi lebih

memusatkan pada perilaku variabel jangka panjang. Di lain pihak, banyak peneliti

terkecoh dengan sindrom R2, dimana tingginya R2 hasil estimasi tersebut terkena

regresi lancung (spurious regression) (Yule dalam Gujarati, 2004:806)

(Insukindro, et al, 2004:127). Berhubungan dengan hal tersebut, ada 2 metode

untuk menghindari regresi lancung, yaitu sebagai berikut :

1. Tanpa uji stasionneritas data, yaitu dengan membentuk Model Linier

Dinamik (MLD) seperti : Model Autoregresif Dsitributed Lag

(Autoregressive Distributed Lag Model), Model Penyesuaian Parsial

(Partial Adjustment Model), Model Cadangan Penyangga (Buffer Stock

Model) dan lain-lain.

2. Dengan menggunakan uji stasioneritas atau menggunakan pendekatan

kointegrasi (cointegration approach). Pendekatan ini pada dasarnya

Page 99: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

merupakan uji terhadap teori dan merupakan bagian penting dalam

perumusan dan estimasi MLD.

Dengan dasar teori dan data-data, maka penelitian ini

menggunakan beberapa tahapan analisis, antara lain :

1. Uji Pemilihan Model

Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan pertanyaan atau

masalah empirik (empirical question) yang sangat penting. Hal ini karena teori

ekonomi tidak secara spesifik menunjukan apakah sebaiknya bentuk fungsi

suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linier atau log linier atau

bentuk lainnya .

Dalam kenyataannya seorang peneliti biasanya menggunakan feeling

langsung menetapkan model regresi yang digunakan dinyatakan dalam bentuk

log-linier, karena bentuk log-linier diyakini dapat mengurangi tingkat variasi

data yang akan digunakan. Namun sebenarnya keyakinan tersebut tidak

sepenuhnya benar, karena tidak menutup kemungkinan dalam kasus tertentu,

suatu model regresi akan lebih tepat diregresi dengan dinyatakan dalam

bentuk linier (tanpa log). Oleh karena itu, dalam melakukan suatu studi

empiris, sebaiknya model yang digunakan diuji dulu, apakah sebaiknya

menggunakan bentuk linier ataukah log-linier (Insukindro et al, 2004:227).

Page 100: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan pemilihan

bentuk fungsi model seperti model transformasi Box-Cox, Bera dan Mc Aleer

Zarambeka, namun dalam penelitian ini menggunakan metode yang

dikembangkan Mac Kinnon, White dan Davidson pada tahun 1983 dan lebih

dikenal dengan MWD test.

H0 : Model Linier :

ttttt usukubunganikkeiKursIHSG ++++= 3210 bbbb ………………..(3.1)

H1 : Model Log Linier :

ttttt uLsukubungaLnikkeiLKursLIHSG ++++= 3210 bbbb …………..(3.2)

Langkah-langkah melakukan MWD Test (Green dalam Gujarari, 2004:281) :

a. Kita asumsikan terdapat 2 buah model yaitu :

1) ttttt usukubunganikkeiKursIHSG ++++= 3210 bbbb (model

linier)…………………………………………..………………(3.3)

2) ttttt uLsukubungaLnikkeiLKursLIHSG ++++= 3210 bbbb

(model log-linier)……………………………..………………(3.4)

b. Lakukan estimasi/regresi terhadap model a (3.3), kemudian dapatkan nilai

fitted dari IHSG. Nilai fitted IHSG adalah nilai aktual IHSG dikurangi

dengan residualnya.

Page 101: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

c. Lakukan estimasi/regresi terhadap model b (3.4), kemudian dapatkan nilai

fitted dari LIHSG. Nilai fitted LIHSGadalah nilai aktual

LIHSGdikurangi dengan residualnya.

d. Buatlah variabel baru dengan nama Z1 yang merupakan hasil dari nilai log

fitted IHSGdikurangi dengan nilai fitted dari LIHSG.

(Z1=Log( IHSGfitted) - LIHSGfitted).

e. Buatlah variabel baru dengan nama Z2 yang merupakan hasil dari antilog

fitted LIHSGdikurangi dengan nilai fitted dari IHSG.

(Z2=AntiLog( LIHSGfitted)- IHSGfitted).

f. Lakukan regresi dengan menggunakan model a (3.3) ditambah Z1 sebagai

variabel penjelas yaitu :

ttttt uZSukubungaNikkeiKursIHSG +++++= 143210 bbbbb . ………….(3.5)

Jika nilai Z1 signifikan secara statistik maka kita menolak model yang

benar adalah linier dengan kata lain, bila Z1 signifikan maka model yang

benar adalah model log-linear.

g. Lakukan regresi dengan menggunakan model ditambah Z2 sebagai

variabel penjelas yaitu :

ttttt uZLSukubungaLNikkeiLKursLIHSG +++++= 243210 bbbbb ….(3.6)

Jika nilai Z2 signifikan secara statistik maka kita menolak model yang

benar adalah log-linear dengan kata lain, bila Z2 signifikan maka model

yang benar adalah model linear.

Page 102: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2. Pembentukan Model Autoregressive Distributed Lag (ARDL)

Model ARDL adalah model yang memasukkan variabel bebas masa lalu

baik itu variabel bebas masa lalu maupun variabel terikat masa lalu dalam

analisis regresinya. Dalam ekonomi, ketergantungan variabel terikat

(dependen) terhadap variabel bebas (independen) sangat jarang terjadi secara

spontan (Gujarati, 2003:658). Sering kali variabel bebas merespon variabel

terikat dengan jeda waktu tertentu (lag). Kita asumsikan bahwa model yang

dipilih berdasarkan uji MWD adalah model log-linier seperti berikut :

ttttt uLSukubungaLNikkeiLKursLIHSG ++++= 3210 bbbb ………….(3.7)

Apabila kita menggunakan metode distributed lag maka persamaan (3.7)

yang akan muncul adalah sebagai berikut :

tktktktt uLSukubungaLNikkeiLKursLIHSG ++++= --- 3210 bbbb …….(3.8)

Dari persamaan (3.8) kita memasukkan variabel independen lag (masa

lalu) yaitu LKurs, LNikkei, dan LSukubunga. Lag yang akan dipergunakan

dan paling optimal dalam analisis regresi akan ditentukan oleh beberapa

parameter dan yang biasa dipergunakan adalah adalah AIC atau Schawarz

Information Criteria (SIC) (Falianty, 2003). Persamaan (3.8) adalah

persamaan distributed lag dengan lag yang tidak terbatas , ini dikarenakan kita

tidak tahu sampai sejauh mana pengaruh variabel masa lalu ( lag independen

variabel) terhadap variabel dependennya. Persamaan yang memasukkan

Page 103: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

variabel lag independen ke dalam analisis regresinya disebut sebagai model

distributed lag.

Apabila dalam persamaan model awal regresi kita memasukkan lag

variabel dependen sebagai variabel independen dan disertai dengan lag

variabel independen lainnya maka model ini dikatakan sebagai model ARDL

(Autoregressive Distributed Lag). Persamaan ARDL untuk penelitian ini akan

berubah menjadi :

(3.9)

Persamaan model (3.9) disebut sebagai model ARDL karena memasukkan

variabel lag LIHSG, LKURS dan LNIKKEI sebagai variabel independen.

3. Pemilihan Lag Optimum pada Model ARDL

Permasalahan yang sering muncul dari model ARDL adalah menentukan

pada lag keberapa variabel tersebut akan menghasilkan hasil estimasi yang

baik. Penentuan panjang lag penting karena lag yang terlalu panjang akan

mengurangi banyaknya degree of freedom, sedangkan lag yang terlalu pendek

akan mengarah pada kesalahan spesifikasi (Gujarati, 2004:849). Untuk

memilih lag optimum pada model ARDL beberapa peneliti menggunakan

Schwarz Criterion (SC) (Falianty, 2003). Jika besarnya suatu lag memberikan

nilai SC yang paling kecil terhadap model maka jumlah lag tersebut dipilih.

tktktktkt

tttt

uLIHSGLSukubungaLNikkeiLKurs

LSukubungaLNikkeiLKursLIHSG

++++++++=

---- 7654

3210

bbbbbbbb

Page 104: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

nT

KSSRTSIC k 2

)(ln)( += ………………………………………………(3.10)

Dimana :

T : Jumlah observasi yang digunakan

k : panjang lag

SSR : sum square residual

n : Jumlah parameter yang diestimasi

Persamaan (3.10) digunakan untuk memilih lag keberapakah variabel-

variabel dari model regresi tersebut menghasilkan estimasi yang baik.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tujuan dari dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui

apakah suatu variabel normal atau tidak. Normal disini dalam arti

mempunyai distribusi data yang normal.. Jadi uji normalitas pada dasarnya

melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data

berdistribusi normal yang memilki mean dan standar deviasi yang sama

dengan data kita.

Data yang berdistribusi normal merupakan salah satu syarat

dilakukannya parametric-test. Untuk data yang tidak berdistribusi normal

Page 105: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

tentu saja analisisnya harus menggunakan non parametric test. Data yang

mempunyai distribusi normal berarti mempunyai sebaran yang normal

pula. Dengan profil data semacam ini maka data tersebut dianggap bisa

mewakili populasi.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menguji normalitas

residual adalah uji Jarque-Bera (JB) (Gujarati, 2004:148*. Nilai JB

diharapkan mendekati 0.

Hipotesis yang diasumsikan adalah :

Ho : residual berdistribusi normal

Ha : residual berdistribusi tidak normal

Jika probabilitas JB lebih kecil dari 0,05 berarti JB statistik

berbeda dengan 0, maka H0 ditolak. Jika nilai probabilitas JB lebih besar

dari 0,05 berarti JB statistik tidak berbeda dengan 0 yang artinya tidak

menolak Ho (Gujarati, 2004:150).

Persamaan untuk mencari JB adalah :

22

22

24)3(

6 =-úû

ùêë

é -+= dfx

kSnJB

……………………………………….(3.11)

Dimana :

n : jumlah sampel

Page 106: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

S : koefisien skewness

K : koefisien kurtosis

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas atau independen

(Frisch dalam Gujarati, 2004:342). Multikolinearitas sering terjadi jika

diantara variabel bebas (x) saling berkorelasi sehingga hasil estimasi

menjadi bias.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Asumsi

multikolinieritas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas

dari gejala multikolinieritas. Gejala multikolinieritas adalah gejala

korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas

diperoleh dengan beberapa langkah yaitu 1). melakukan regresi

model lengkap Y = f (X1…Xn) sehingga kita mendapatkan R21(R2

regresi asal) ; 2). Melakukan regresi X1 (variabel bebas) terhadap seluruh

X1,2…n ,maka diperoleh nilai R22,3,4….n (metode ini dinamakan korelasi

parsial); dan 3). Membandingkan nilai R21 dengan R22,3….n . Pedoman

yang digunakan, jika nilai R21 lebih tinggi dari R22,3…n pada regresi antar

Page 107: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

variabel bebas, maka dalam model empirik tidak terdapat masalah

multikolnieritas dan sebaliknya..

c. Uji Autokorelasi

Tes yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi

pada penelitian ini adalah Breusch-Godfrey (BG) test atau sering juga

disebut Lagrange Multiplier (LM) test. Tes ini merupakan salah satu tes

autokorelasi yang bisa dilakukan pada regresi dimana terdapat lag dari

dependen variabel sebagai variabel independen dan lebih

direkomendasikan untuk jumlah observasi yang cukup besar (Gujarati,

2004:472). Disamping itu LM test dapat dilakukan pada derajat

aurokorelasi lebih dari nol. Misalnya AR (1), AR(2) dan seterusnya.

Misalnya dari persamaan (3.9) diasumsikan bahwa residualnya

mengikuti autokorelasi derajat 2 atau AR(2) :

tttt uuu err ++= -- 2211 .......................................................... (3.12)

Maka residual dari persamaan (3.9) diregres terhadap semua

variabel independen lainnya serta nilai lag dari residual pada persamaan

(3.12) sebagai regresor tambahan dalam model :

ttttttt uuSukubungaNikkeiKursu erraaaa ++++++= -- 22114321 ... (3.13)

Null hypothesis pada LM test diatas adalah Ho = 021 == rr atau

tidak terdapat autokorelasi pada derajat 2. Penentuan ditolak atau tidaknya

Page 108: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Null hypothesis mengikuti tabel chi square dengan r sebagai derajat

kebebasannya. Jika nilai 2)( Rn r- yang didapat dari persamaan (3.13)

lebih besar dari nilai chi square maka null hypothesis ditolak, dengan kata

lain terdapat masalah autokorelasi (Gujarati, 2004:474).

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang terdapat homokedastisitas atau tidak tejadi heterokedastisitas. Untuk

menguji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji white sebagai

berikut (Gujarati, 2004:413):

Lakukan regresi model yang kita miliki dan kita dapatkan

nilai residual untuk (estimasi error).

1) Lakukan regresi auxiliary dengan memasukkan Ui2 sebagai variabel

dependen dan variabel X2t…n sebagai variabel dependen sehingga kita

dapatkan nilai obs*R² (Rsquared dikalikan dengan jumlah data

observasi) dari regresi ini.

Page 109: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

2) Bandingkan obs*R² dari regresi awal dengan nilai chi square dengan

derajat kebebasan (degree 0f freedom) sejumlah dengan variabel

bebasnya.

3) Jika nilai chi square dengan level signifikansi yang dipilih lebih besar

dari obs*R² maka model tidak mengalami masalah heterokedastisitas.

Jika R² x n lebih besar dari nilai tabel chi square (alpha, df)

berarti terjadi heteroskedastisitas jika sebaliknya berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas.

5. Uji Statistik

a. Uji t

Uji t adalah bentuk pengujian koefisien regresi secara parsial yang

digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel

bebas dalam mempengaruhi perubahan variabel terikat, dalam melakukan

pengujian diasumsikan variabel bebas lainnya dalam keadaan konstan.

Pengujian ini menggunakan uji satu sisi. Adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut :

1) Merumuskan formula hipotesis untuk uji sisi negatif:

Hipotesis Pertama : H1 : β1 < 0

Hipotesis Kedua : H1 : β3 < 0

2) Menentukan level of significance (α) sebesar 5%

Page 110: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

3) Menentukan ttabel dan menghitung thitung

ttabel® t α : n-k

Keterangan:

a=Derajat signifikansi = 5%; a = 0,05

n=Jumlah sampel (observasi)

k=Banyaknya parameter dalam model termasuk intersep

thitung ®

Keterangan:

βi = Parameter

Se(βi)= standart error parameter

Page 111: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Gambar 3.1

One-tail Test Level of Significance

Daerah penolakan H0 =

luas daerah terarsir

ini = a = 5% Daerah penerimaan H0

-ttabel 0

Sumber : Gujarati, 2004, Basic Econometrics 4th Edition, hal. :132

4) Kriteria pengujian:

a) Jika t hitung ≥ -ttabel H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulannya b1 dan b2 lebih besar dari 0 (b1 dan b3

tidak signifikan pada a=5%). Dapat dikatakan bahwa

X1 dan X3 secara statistik tidak berpengaruh terhadap

Y.

b) Jika thitung £ -ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulannya b1 dan b3 lebih kecil dari nol (b1

signifikan pada a=5%). Dapat dikatakan bahwa X1 dan

X3 secara statistik berpengaruh terhadap Y.

Page 112: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

5) Merumuskan formula hipotesis untuk uji sisi positif:

Hipotesis Ketiga : H1 : β2 > 0

6) Menentukan level of significance (α) sebesar 5%

7) Menentukan ttabel dan menghitung thitung

ttabel® t α : n-k

Keterangan:

a=Derajat signifikansi = 5%; a = 0,05

n=Jumlah sampel (observasi)

k=Banyaknya parameter dalam model termasuk intersep

thitung ®

Keterangan:

βi = Parameter

Se(βi) = standart error parameter

Page 113: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Gambar 3.2

One-tail Test Level of Significance

Daerah H0 Diterima luas daerah terarsir H0 Ditolak

= a 5%

0 ttabel

Sumber : Gujarati, 2004, Basic Econometrics 4th Edition, hal. :132

4) Kriteria pengujian:

a) Jika t hitung < ttabel , H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulannya b2 lebih kecil besar dari 0 (b2 tidak

signifikan pada a=5%). Dapat dikatakan bahwa X2 dan

secara statistik tidak berpengaruh terhadap Y.

b. Uji F

Uji F adalah uji koefisien regresi secara bersama-sama

untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikatnya. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut

(Insukindro, et al., 2004:59):

Page 114: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

1) Merumuskan formula hipotesis

H0 : b1=b2=b3=b4=b5=0

Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠0

2) Menentukan level of significance (α) sebesar 5%

3) Menentukan Ftabel dan menghitung Fhitung

Ftabel ® Fa, n-k, k-1

Fhitung ®

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

k = Banyaknya parameter termasuk intersep

Gambar 3.3

F- Test Level of Significance

H0 diterima H0 ditolak

Ftabel

Sumber : Gujarati, 2004, Basic Econometrics 4th Edition, hal. :962

Page 115: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

4) Kriteria pengujian

a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Kesimpulannya bahwa b1, b2, b3, b4 dan b5 tidak berbeda

dengan nol. Dapat dikatakan bahwa semua koefisien

regresi/parameter secara bersama-sama tidak signifikan

pada α=5%.

b) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulannya bahwa b1, b2, b3, b4, b5 tidak sama dengan

nol. Dapat dikatakan bahwa semua koefisien

regresi/parameter secara bersama-sama signifikan pada

a=5%.

c. Goodness of Fit atau Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar

persentase variasi yang terjadi pada variabel terikat dapat

dijelaskan oleh variabel bebas dalam model. Nilai R2 terletak

antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika R2=1, artinya garis regresi tersebut

menjelaskan 100% variasi dalam variabel terikat dan sebaliknya.

Namun, jika R2=0, artinya garis regresi tersebut tidak menjelaskan

sedikitpun variasi dalam variabel terikat. Oleh karena itu, suatu

model dikatakan lebih baik apabila koefisien determinasinya

mendekati satu.

Page 116: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

6. Membentuk Variabel Jangka Panjang dalam Model ARDL

Estimasi yang didapatkan melalui analisis model ARDL hanya

menggambarkan hubungan jangka pendek variabel-variabel di dalamnya.

Untuk mendapatkan hubungan atau estimasi jangka panjang dalam model

ARDL maka digunakan pendekatan seperti dibawah ini :

)1)(( 111 -- -+= ttt YXXXb ……………...……….……………………….(3.14)

Dimana :

Xb : Variabel jangka panjang

tX1 : Koefisien variabel X1

1-tX : Koefisien variabel jangka pendek (t-1)

1-tY : Koefisien variabel Y (t-1)

Page 117: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Variabel IHSG

Kondisi pasar modal pada tahun 2007 sangat kondusif. IHSG mengalami

kenaikan lebih dari 60% jika dibandingkan dengan awal tahun 2007 seperti yang

terlihat pada grafik 4.1. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia

atau IHSG merupakan tempat investasi yang menarik.

Grafik 4.1

Pergerakan IHSG Tahun 2007

Page 118: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Kondisi pasar modal yang kondusif pada awal tahun 2008 mulai

mengalami tekanan seiring dengan merembetnya gelombang krisis keuangan

global pada semester II tahun 2008. Nilai penerbitan saham mengalami

peningkatan yang signifkan pada awal tahun sebelumnya, menurun drastis pada

akhir tahun, namun secara total tetap mengalami peningkatan dari tahun 2007.

IHSG yang sempat mencapai level tertinggi pada awal tahun 2008, akhirnya

terkoreksi secara signifkan pada semester II-2008 dengan penurunan lebih dari

50%.

Grafik 4.2

Pergerakan IHSG Tahun 2008

Page 119: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Kinerja pasar saham pada awal tahun 2008 masih cukup baik, namun

terkoreksi cukup dalam pada semester II 2008. IHSG pada akhir tahun 2008

ditutup pada level 1.355 poin atau melemah 50,64% dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Kondisi tersebut menempatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

peringkat ke-5 se-Asia Pasifk sebagai bursa dengan kinerja terendah setelah

Vietnam -66%, Shanghai -64,81%, Shenzen - 60,65%, dan Mumbai -53,83%

(Bank Indonesia, 2009:126)

Kinerja IHSG pada tahun 2008 sebenarnya relatif terjaga dan bahkan

sempat mencapai level 2.830 pada awal tahun dan merupakan level tertinggi yang

pernah dicapai sampai 2008. Namun perkembangan pada semester II 2008 justru

menunjukan dinamika yang berlawanan mengikut penurunan yang terjadi pada

indeks saham global. Penurunan kinerja IHSG lebih disebabkan oleh gejolak

eksternal, baik di pasar keuangan maupun pasar komoditas, sementara itu kondisi

Page 120: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

domestik masih relatif terjaga. Gejolak eksternal bermula dari pecahnya bubble

pasar keuangan global yang memicu terjadinya proses deleveraging dan

berdampak pada perlambatan ekonomi global. Dampak lanjutan dari situasi

tersebut adalah penurunan laba dan bahkan kebangkrutan institusi keuangan

secara global sehingga terjadi kekeringan likuditas di pasar internasional.

Terimbas kondisi tersebut, investor asing mulai mengurangi portofolio

dananya di emerging market yang menyebabkan indeks di emerging market

terkoreksi, termasuk IHSG di Indonesia. Ini mengindikasikan bahwa pemain asing

masih mendominasi pasar modal Indonesia tepatnya di IHSG. Selain itu,

penurunan secara signifkan harga komoditas tambang dan pertanian di pasar

dunia juga menjadi faktor penyebab penurunan IHSG padahal dua komoditas ini

merupakan saham sektor unggulan di IHSG.

Relatif terjaganya stabilitas makro yang tercermin dari respons BI Rate

yang memadai dalam pengendalian inflasi, pencapaian pertumbuhan ekonomi

yang cukup tinggi, serta cadangan devisa yang masih dalam batas aman,

dikombinasi dengan laporan keuangan emiten yang cukup baik dengan

pertumbuhan laba yang tinggi ternyata mampu menahan pelemahan IHSG (Bank

Indonesia, 2009:126). Namun demikian, beberapa risiko domestik juga turut

mewarnai dinamika pergerakan IHSG pada tahun 2008. Risiko tersebut

diantaranya adalah terkait dengan sentimen kondisi likuiditas bank dan

kekhawatiran mulai menurunnya laba emiten sektor pertambangan dan pertanian

seiring dengan kejatuhan harga komoditas.

Page 121: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Kebijakan Bapepam-LK dan BEI juga berperan penting dalam menahan

pelemahan IHSG lebih dalam. BEI melakukan suspensi perdagangan saham pada

tanggal 9 dan 10 Oktober 2008. Langkah tersebut merupakan upaya untuk

memberikan jeda kepada investor agar dapat berpikir rasional ditengah gejolak

pasar keuangan yang terjadi pada saat itu (Bank Indonesia, 2009:126). Pada hari

yang sama Bapepam-LK juga mengeluarkan peraturan mengenai kemudahan

untuk melakukan buyback. Pemerintah bahkan ikut mendorong BUMN untuk

melakukan buyback melalui penyisihan laba. Kebijakan lain yang dikeluarkan

oleh BEI adalah larangan transaksi shortselling dan membatasi perdagangan

marjin (Bank Indonesia, 2009:127). Kebijakan tersebut diarahkan untuk

mengurangi aksi jual di tengah momentum penurunan harga.

BEI juga memperpanjang suspensi beberapa emiten yang berpotensi

menekan kinerja IHSG secara keseluruhan. Untuk mengembalikan kepercayaan

investor, BEI juga meminta kepada beberapa emiten untuk melakukan public

expose guna memberikan informasi yang berimbang atas kondisi perusahaan

dimaksud.

Berbagai kebijakan tersebut mampu meningkatkan kepercayaan investor

di pasar saham yang ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata harian

perdagangan saham, yaitu sebesar Rp4,29 triliun per hari pada 2007 menjadi

sebesar Rp4,41 triliun per hari pada 2008 (Bank Indonesia, 2009:126). Indikasi

membaiknya kepercayaan investor tersebut juga ditunjukkan oleh aktivitas

investor asing yang masih membukukan net beli sebesar Rp18,65 triliun pada

Page 122: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

2008, meskipun masih jauh di bawah net beli tahun 2007 yang tercatat sebesar

Rp32,92 triliun. Namun, porsi kepemilikan asing pada tahun 2008 ternyata justru

meningkat menjadi sebesar 67,8%. Masih tingginya aktvitas asing pada tahun

2008, searah dengan pembelian selektif terhadap saham-saham yang tergolong

undervalued terhadap nilai fundamentalnya akibat gejolak pasar keuangan pada

triwulan IV-2008.

Penerbitan saham tahun 2008 masih mencapai target dan lebih tinggi dari

tahun 2007. Gejolak di pasar modal dan penurunan harga saham terutama

berdampak terhadap penurunan jumlah penawaran perdana saham (initial public

offering) dan hak memesan efek terlebih dahulu (right issue) pada akhir tahun

2008. Secara tahunan, nilai penerbitan saham mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya. Nilai emisi saham melalui IPO meningkat 38,04% dari Rp17,18

triliun menjadi Rp23,71 triliun, sementara itu, nilai right issue naik 86,21% dari

Rp29,8 triliun menjadi sebesar Rp55,49 triliun sehingga total penerbitan saham

pada tahun 2008 sebesar Rp79,1 triliun (Bank Indonesia, 2009:127).

Namun penerbitan saham tersebut sebagian besar dilakukan pada triwulan

I-2008 sebelum terjadi penurunan harga saham, yakni sebesar Rp46,1 triliun atau

58,3% dari total penerbitan. Aktvitas penerbitan saham menurun drastis pada

triwulan IV-2008 dengan nilai penerbitan sebesar Rp3,3 triliun (4,1%) karena

beberapa emiten yang telah memperoleh ijin prinsip memilih untuk menunda

penerbitan sahamnya (Bank Indonesia, 2009:128). Secara umum, peningkatan

IPO dan right issue pada tahun 2008 tersebut merupakan cermin dari daya tahan

Page 123: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

pasar saham akibat krisis pasar keuangan global. Hal itu sekaligus bukti bahwa

peran pasar saham dalam pembiayaan pembangunan masih berjalan baik dan

bahkan cenderung meningkat.

Krisis ekonomi global yang mencapai puncaknya pada triwulan terakhir

tahun 2008 masih berlanjut pada awal tahun 2009. Ketidakstabilan di pasar

keuangan global tetap terjadi akibat masih kuatnya persepsi negatif terhadap

prospek pemulihan ekonomi global serta masih memburuknya kinerja lembaga-

lembaga keuangan terkemuka AS, seperti Citigroup, AIG, dan BoA. Kondisi itu

mengakibatkan investor mengurangi penempatan dana di pasar kredit dan pasar

modal, baik di negara maju maupun negara berkembang sehingga terjadi

keketatan likuiditas. Penurunan penempatan dana di negara berkembang juga

dipengaruhi oleh persepsi risiko yang masih tinggi atas penempatan dana di

negara berkembang.

Grafik 4.3

Pergerakan IHSG Tahun 2009

Page 124: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Kinerja pasar keuangan Indonesia banyak dipengaruhi oleh dinamika

sistem keuangan global. Tekanan berat di pasar keuangan domestik pada triwulan

IV 2008 masih berlanjut pada triwulan I 2009. Tekanan tersebut terjadi merata di

seluruh pasar yaitu di pasar saham, pasar SUN, pasar uang rupiah maupun pasar

valas. Secara umum, tekanan di pasar keuangan domestik pada dua triwulan itu

banyak dipengaruhi oleh peningkatan persepsi risiko penanaman modal di

emerging market (Bank Indonesia, 2010:23). Kondisi tersebut kemudian

menurunkan aliran modal jangka pendek ke negara berkembang termasuk

Indonesia yang kemudian menurunkan berbagai kinerja di pasar saham, pasar

SUN, pasar rupiah dan pasar valas

Pada pasar saham, persepsi risiko pelaku pasar terhadap prospek

penanaman modal di emerging market, termasuk di Indonesia, yang masih tinggi

pada triwulan I 2009 mengakibatkan pasar saham domestik masih tertekan. Pada

Page 125: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

periode triwulan I 2009, IHSG dalam tren menurun hingga berada pada level

terendah yaitu 1.256 poin diawal Maret 2009 .Volume perdagangan juga turun

signifkan ke level Rp1,57 triliun per hari, dibandingkan dengan rata-rata tahun

2008 sebesar Rp3,99 triliun per hari (Bank Indonesia, 2010:24).

Kinerja pasar saham mulai membaik sejak triwulan II 2009 hingga akhir

tahun 2009 saat kepercayaan investor kembali meningkat dengan semakin

membaiknya prospek pemulihan ekonomi global. Dalam kondisi tersebut, aliran

masuk modal asing mulai terjadi sehingga mendorong kenaikan IHSG dan nilai

perdagangan menjadi relatif sama dengan level sebelum triwulan III 2008 yang

berada pada kisaran 2.349 poin.

Meningkatnya aktivitas pelaku asing di pasar keuangan, yang diikuti oleh

pelaku domestik, mendorong IHSG terus meningkat sejak triwulan II 2009

sehingga tercatat di level 2.534 pada akhir tahun 2009. Nilai itu meningkat tajam

dibandingkan dengan akhir tahun 2008 yang sebesar 1.355 dan merupakan yang

tertinggi di antara pasar saham di Asia. Perbaikan kinerja pasar saham juga

didukung oleh peningkatan aktvitas perdagangan dengan rata-rata volume

perdagangan pasar saham yang meningkat kembali sehingga tercatat Rp3,99

triliun per hari untuk keseluruhan tahun 2009 (Bank Indonesia, 2010:24).

Beberapa sektor yang cukup dominan memengaruhi kenaikan pasar saham

tersebut ialah sektor berbasis komoditas primer sepert sektor pertambangan dan

sektor perkebunan. Perkembangan di sektor primer tersebut tidak terlepas dari

Page 126: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

pengaruh tren kenaikan harga komoditas di pasar internasional sejak triwulan II

2009.

Setelah sempat mengalami tekanan pada triwulan I-2009, kinerja pasar

saham secara keseluruhan tahun 2009 telah pulih. Penurunan tajam IHSG yang

terjadi pada triwulan IV-2008 terus berlanjut hingga triwulan I-2009 bahkan

sempat menyentuh ke level 1.256 pada Maret 2009 yang merupakan level

terendah sejak tahun 2006. Volume perdagangan juga turun signifkan menjadi

sebesar Rp1,57 triliun per hari, dibandingkan dengan rata-rata tahunan sebesar

Rp3,99 triliun per hari .

Selanjutnya, kinerja pasar saham berangsur-angsur pulih seiring dengan

membaiknya kondisi pasar keuangan global pada triwulan II 2009 yang

mendorong aliran masuk modal asing. Meningkatnya aktvitas transaksi pelaku

asing yang diikut oleh pelaku domestik, mendorong IHSG sepanjang tahun 2009

meningkat sebesar 86,98%, ditutup pada level 2.534. Peningkatan IHSG tersebut

merupakan peningkatan indeks tertinggi di antara pasar saham di kawasan Asia.

Selain dipicu oleh aliran modal masuk, peningkatan kinerja IHSG juga ditopang

oleh membaiknya kondisi fundamental emiten sehingga meningkatkan

kepercayaan pelaku pasar. Sejalan dengan meningkatnya aktivitas perdagangan,

rata-rata volume perdagangan pada tahun 2009 tercatat sebesar Rp3,99 triliun per

hari, sementara nilai beli asing neto tercatat sebesar Rp13,92 triliun.

Grafik 4.4

Page 127: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Pergerakan IHSG Tahun 2010

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Kinerja pasar saham pada tahun 2010 didukung oleh menurunnya risiko

investasi dan relatif menariknya imbal hasil sehingga menarik masuknya arus

modal asing ke instrumen tersebut. Di pasar saham, meningkatnya Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) juga ditopang oleh membaiknya kinerja laporan

keuangan emiten dan struktur pasar yang semakin kondusif (Bank Indonesia,

2011:3). Perkembangan tersebut mendorong IHSG mencatat kenaikan tertinggi

di kawasan.

Di pasar saham, perkembangan beberapa indikator penting dari sisi

makroekonomi sepert nilai tukar yang relatif stabil, prospek pertumbuhan

ekonomi, inflasi yang moderat, suku bunga yang relatif murah serta ekspektasi

pencapaian peringkat layak investasi dalam waktu dekat, semakin menambah

kepercayaan investor asing untuk menempatkan dananya di pasar saham.

Page 128: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Kondisi ini semakin diperkuat lagi dengan derasnya arus modal masuk sehingga

meningkatkan aktvitas dan likuiditas pasar saham pada tahun 2010. Beli asing

neto tercatat meningkat menjadi Rp 18,4 triliun dari Rp 13,9 triliun di tahun

sebelumnya dan mendorong peningkatan aktivitas perdagangan saham tahun

2010 menjadi sebesar Rp 4,8 triliun per hari dari Rp 3,9 triliun per hari di tahun

sebelumnya (Bank Indonesia, 2011:13). Akibatnya, IHSG meningkat tinggi

sepanjang tahun 2010 dan menjadikan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai bursa

terbaik di antara negara- negara kawasan, dengan peningkatan sebesar 46,1%

(yoy).

Berangkat dari level 2.534,4 pada Desember 2009, IHSG terus

menunjukan tren penguatan hingga menembus level 3.703,5 pada akhir

Desember 2010. Dalam perjalanannya, perkembangan IHSG sempat beberapa kali

mengalami tekanan. Beberapa penurunan indeks yang cukup signifkan di

antaranya berkaitan dengan sentimen krisis Yunani pada triwulan II 2010 serta

isu eksternal lainnya, seperti pengetatan moneter di China, krisis Irlandia serta

konflik Korea yang meningkat di akhir tahun (Bank Indonesia, 2011:13).

Meskipun demikian, tren penguatan IHSG ini tetap perlu diwaspadai karena

peningkatan harga yang terindikasi cenderung lebih tinggi dari perkembangan

fundamentalnya ini berpotensi menimbulkan penggelembungan harga aset (asset

price bubble).

Pencapaian IHSG selama tahun 2010 didukung pula oleh kondisi mikro

emiten yang memiliki prospek keuangan yang relatif baik di antara negara

Page 129: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

kawasan. Berbagai rilis laporan keuangan emiten pada triwulan III 2010

menunjukkan tingkat keuntungan emiten yang masih cukup terjaga. Bahkan, jika

dibandingkan dengan beberapa negara kawasan, return on equity emiten

Indonesia tercatat masih yang terbesar. Cukup kondusifnya kondisi mikro emiten

juga digambarkan oleh aksi pembagian dividen oleh beberapa emiten. Pembagian

dividen tersebut merupakan sinyal bahwa kondisi solvabilitas emiten masih

cukup kokoh. Pelaku pasar juga cukup optmis terhadap pertumbuhan laba emiten

ke depan mengingat ekspektasi yang cukup tinggi terhadap pihak korporasi

dalam pengalokasian anggaran untuk pengeluaran modal.

B. Gambaran Umum Kurs Nilai Tukar

Kinerja nilai tukar rupiah pada tahun 2007 cukup fluktuatif Grafik 4.5 .

Nilai tukar rupiah yang fluktuatif disebabkan oleh melemahnya daya beli di

beberapa negara tujuan ekspor utama. Selain Jepang, Amerika sudah mulai

mengalami perlambatan daya beli sehingga menekan jumlah dana investasi di

negara kita. Berkurangnya dana investasi kita secara tidak langsung memberikan

gambaran bahwa terjadi aliran modal asing keluar.

Grafik 4.5

Pergerakan Nilai Tukar Tahun 2007

Page 130: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Secara umum nilai tukar rupiah cenderung stabil mulai dari awal tahun

2008 hingga bulan September 2008. Dukungan dari neraca perdagangan yang

surplus dan kebijakan makroekonomi yang hati-hati turut mendukung stabilnya

nilai tukar rupiah. Namun, rupiah mulai tertekan atau terdepresiasi akibat dari

banyaknya jumlah uang yang beredar pada triwulan III 2008 Grafik 4.7.

Grafik 4.6

Pergerakan Nilai Tukar Tahun 2008

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Melemahnya harga komoditas menyebabkan kinerja ekspor menurun dan

penawaran mata uang asing ikut tertekan yang dibarengi dengan penurunan IHSG.

Page 131: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Di lain sisi, kenaikan impor yang disebabkan oleh permintaan domestik ikut andil

dari terjadinya depresiasi rupiah. Pelemahan nilai tukar rupiah yang dimulai

karena sentimen negatif akibat krisis keuangan global tahun 2008 memberikan

efek larinya modal domestik ke luar negeri sehingga rupiah terdepresiasi.

Pelemahan nilai tukar rupiah sejalan dengan pelemahan IHSG yang tertekan pada

triwulan IV 2008 sebesar lebih dari 50% jika dibandingkan dengan level awal

tahun 2008.

Fluktuatifnya nilai tukar rupiah pada tahun 2008 dipicu oleh krisis

keuangan di Amerika, jatuhnya harga komoditas dan melambatnya ekonomi

global. Nilai tukar rupiah sebenarnya sudah mulai terdepresiasi pada kuartal

pertama tahun 2008 walaupun tidak terlalu terasa pada perekonomian nasional

saat itu. Tekanan terhadap rupiah juga dipicu oleh harga minyak yang semakin

melambung sehingga investor memilih menempatkan asetnya di instrumen yang

lebih aman. Tekanan terhadap IHSG juga mulai terasa karena terjadi perlambatan

pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Permintaan asing yang menurun

menyebabkan emiten yang bergerak di bidang ekspor mengalami tekanan pada

proyeksi keuntungan mereka sehingga menyebabkan harga saham menurun

seperti yang terjadi pada emiten sektor pertambangan dan perkebunan.

Tekanan yang paling dirasakan terhadap rupiah dimulai pada triwulan III

tahun 2008. Efek kepanikan dari krisis global yang memiliki episentrum di

Amerika mulai terasa. Para investor mulai khawatir sehingga memindahkan dana

investasinya dari emerging market. Pergerakan nilai tukar pada tahun 2008 juga

Page 132: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

dipengaruhi oleh resiko investasi di Indonesia. Persepsi mengenai resiko investasi

di negara-negara berkembang mulai meningkat sejalan dengan terjadinya krisis

keuangan global dan perlambatan pertumbuhan ekonomi negara maju. Persepsi

negatif yang menyebabkan depresiasi rupiah ini akhirnya mengubah alur investasi

para investor untuk meletakkan instrumen investasinya ke tempat yang lebih aman

selain dikarenakan terjadinya keketatan likuditas di pasar internasional.

Ketidakpastian yang masih tinggi mendorong pelaku pasar valas menahan

dolar AS yang dimiliki sehingga mengakibatkan keketatan likuiditas di pasar

valas domestik (Bank Indonesia, 2010:25). Keketatan pasar valas semakin

meningkat karena pada saat bersamaan counterparty risk antar pelaku pasar,

terutama dengan bank-bank asing, juga meningkat. Kondisi tersebut

mengakibatkan volume perdagangan pasar valas pada triwulan I 2009 menjadi

semakin tipis dari rata-rata sekitar 2.799 miliar dolar AS setap bulan menjadi

1.323 miliar dolar AS (Bank Indonesia, 2010:25).

Secara keseluruhan, ketidakpastian dan persepsi risiko di pasar valas

tersebut mengakibatkan rupiah pada triwulan I 2009 masih mendapat tekanan

cukup besar. Nilai tukar rupiah sempat mencapai titik terendah pada level

Rp12.020 per dolar AS pada awal Maret 2009 disertai peningkatan volatilitas.

Grafik 4.7

Pergerakan Nilai Tukar Tahun 2009

Page 133: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Perkembangan buruk rupiah pada triwulan I 2009 direspon oleh Bank

Indonesia dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar secara terukur melalui upaya

menjaga kecukupan likuiditas di pasar valas domestik yang dibarengi dengan

penurunan suku bunga deposito oleh perbankan nasional . Respons kebijakan

tersebut dapat menahan peningkatan ekspektasi depresiasi yang berlebihan, di

tengah meningkatnya ketidakpastian.

Faktor fundamental berupa neraca transaksi berjalan yang mencatat

surplus juga menahan pelemahan rupiah lebih dalam. Saat bersamaan, sentimen

positif di pasar keuangan global yang mulai terjadi pada pertengahan akhir Maret

2009 juga dapat mengurangi tekanan pelemahan rupiah untuk keseluruhan

triwulan I 2009. Pemulihan ekonomi global yang mulai terasa pada tahun 2009

ikut andil dalam meredam depresiasi nilai tukar. Dengan berbagai perkembangan

Page 134: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

tersebut, pelemahan nilai tukar rupiah pada triwulan I 2009 sebesar 5,7%, atau

relatif lebih rendah dibandingkan dengan periode triwulan akhir tahun 2008 yang

mencatat pelemahan sebesar 15,5%. Perkembangan itu juga diikut oleh

penurunan volatilitas nilai tukar rupiah.

Nilai tukar rupiah mulai kembali pada tren menguat sejak triwulan II 2009

ditopang perbaikan persepsi risiko terhadap emerging market dan kondisi

fundamental domestik yang tetap terjaga. Optimisme akan pemulihan ekonomi

global yang disertai dengan terjaganya kondisi fundamental domestik mendorong

terus naiknya pasokan valas dari investor asing di pasar keuangan domestik.

Penguatan nilai rupiah sejalan dengan menguatnya IHSG sepanjang tahun

2009. Penguatan nilai rupiah mengakibatkan impor semakin murah. Dengan

penguatan nilai tukar rupiah, industri Indonesia yang memiliki kecenderungan

mengimpor barang modal merasakan manfaat apreasiasi. Akibatnya adalah

penguatan IHSG karena dengan impor barang modal tersebut maka output

produksi mereka meningkat sehingga proyeksi keuntungan meningkat yang pada

akhirnya mengangkat harga saham . Selain itu, neraca transaksi berjalan yang

tetap surplus semakin mendukung tren penguatan rupiah. Berbagai

perkembangan tersebut mengakibatkan rupiah ditutup pada level Rp9.425 pada

akhir tahun 2009 atau terapresiasi 18,4% dibandingkan dengan akhir Maret

2009. Secara keseluruhan tahun 2009, level rupiah akhir tahun 2009 menguat

15,7% dibandingkan dengan level akhir tahun 2008 (Bank Indonesia, 2010:43).

Page 135: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Meskipun dalam tren menguat, perkembangan rupiah masih mendukung daya

saing produk ekspor Indonesia.

Grafik 4.8

Pergerakan Nilai Tukar Tahun 2010

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Selama tahun 2010, nilai tukar rupiah menguat cukup signifikan terutama

disebabkan oleh derasnya aliran masuk modal asing. Pergerakan nilai tukar

rupiah juga ditopang oleh keseimbangan interaksi permintaan dan penawaran

valuta asing di pasar domestik serta fundamental perekonomian domestik yang

kuat. Nilai tukar rupiah mulai mengalami apresiasi sejak awal tahun dan

mencapai level Rp 9.081 per dolar AS atau menguat secara rata-rata sebesar 3,8%

dibandingkan dengan akhir tahun 2009 (Bank Indonesia, 2011:3). Penguatan

yang signifikan juga terjadi di IHSG dimana pada tahun 2010 tepatnya pada

bulan Desember berhasil mencetak rekor tertingginya. Penguatan ini

Page 136: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

mengindikasikan bahwa dengan adanya pelemahan kurs nilai tukar IHSG tidak

tertekan. Apabila negara yang mata uangnya terdepresiasi namun tidak mengalami

pelemaham IHSG maka negara tersebut dapat dikatakan negara berbasis ekspor.

Di awal tahun 2010 pergerakan rupiah sempat mengalami gejolak,

sebagai dampak dari krisis fiskal di Yunani yang sempat menimbulkan sentimen

risk aversion (penghindaran resiko) aset negara-negara emerging markets.

Namun, optimisme pemulihan global, komitmen penyelamatan (bailout) ECB

(European Central Bank) dan IMF terhadap Yunani, serta peningkatan peringkat

utang Indonesia mampu menutupi sentimen negatif terkait Yunani tersebut,

sehingga rupiah kemudian mengalami penguatan yang cukup tajam dari level

Rp 9.400 per dolar AS di awal Februari 2010 ke level di bawah Rp 9.000 per

dolar AS memasuki Mei 2010 (Bank Indonesia, 2011:16).

Di awal Juni 2010, krisis fiskal di Yunani akhirnya meluas ke krisis

PIIGS dan sempat menimbulkan guncangan luar biasa di pasar keuangan global.

Perilaku risk aversion yang memuncak di triwulan ini mendorong nilai tukar

kembali ke level Rp 9.400 per dolar AS. Namun, seiring dengan meredanya

kekhawatiran pelaku pasar, yang ditopang oleh berlanjutnya pemulihan ekonomi

dunia, semakin lebarnya selisih suku bunga antara negara-negara maju dan

negara-negara emerging markets, serta perbaikan kondisi prospek Indonesia,

rupiah kembali bergerak stabil dengan kecenderungan menguat di akhir triwulan

II 2010.

Page 137: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Selanjutnya nilai tukar rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan

penguatan di paruh kedua 2010. Apresiasi nilai tukar rupiah tersebut terjadi

sejalan dengan berlanjutnya aliran dana ke kawasan Asia di tengah melimpahnya

likuiditas global akibat kebijkan moneter longgar serta perbedaan respons

kebijakan antara negara-negara maju dan negara-negara emerging markets.

Aliran dana asing yang deras ikut masuk ke pasar modal dalam negeri sehingga

IHSG ikut terangkat. Untuk ikut berinvestasi pada pasar modal maka para pemain

asing harus menukarkan mata uang asingnya ke dalam bentuk rupiah. Alasan ini

juga menyebabkan cadangan devisa kita meningkat yang dibarengi dengan

penguatan IHSG selama tahun 2010.

Apresiasi nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang positif terhadap IHSG

pada tahun 2010. Meski diwarnai dengan berbagai koreksi, penguatan nilai tukar

rupiah juga tidak terlepas dari prospek dolar AS yang sedang mengalami tekanan

depresiasi. Dari sisi domestik, solidnya fundamental ekonomi dan prospek

pencapaian Investment Grade Indonesia yang membaik menjadi faktor penarik

bagi aliran modal masuk. Aliran modal kembali gencar membanjiri pasar negara-

negara emerging markets yang kali ini dipicu oleh kuatnya ekspektasi terhadap

rendahnya suku bunga kebijakan negara maju dan peluncuran quantitative easing

tahap dua oleh Federal Reserve (Bank Sentral Amerika). Perkembangan yang

diutarakan terakhir tersebut mendorong sentimen depresiasi dolar AS sehingga

para investor asing beralih mengalokasikan dana investasinya ke negara-negara

emerging market.

Page 138: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

C. Gambaran Umum Variabel Suku Bunga Deposito 3 Bulan

Pada tahun 2007 suku bunga cenderung mengalami penurunan. Suku

bunga deposito 3 bulan mengalami penurunan seiring dengan kebijakan

perbankan nasional untuk mengelola dana yang lebih murah yaitu tabungan.

Deposito disebut sebagai dana mahal karena memberikan bunga yang lebih besar

daripada tabungan. Pada tahun 2007, suku bunga deposito mengalami total

penurunan sebesar 30% lebih. Ini mengindikasikan 2 hal, yang pertama adalah

berlebihnya minat masyarakat pada instrument deposito sehingga suku bunga

tertekan dan yang kedua adalah kebijakan perbankan untuk mengelola dana murah

dalam rencana strategis pertumbuhan perbankan nasional.

Grafik 4.9

Pergerakan Suku Bunga Deposito Tahun 2007

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Page 139: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Pada awal tahun 2008, suku bunga deposito cenderung turun. Penurunan

suku bunga deposito ini disebabkan oleh likuiditas perbankan semakin menipis.

Tekanan terhadap likuiditas perbankan ini terjadi karena pertumbuhan kredit

sebesar 29,5% atau setara 308 triliun rupiah melebihi pertumbuhan dana deposito

yang hanya tumbuh sebesar 242,6 triliun rupiah (Bank Indonesia, 2009:117).

Akibatnya adalah banyak bank yang menjual SBI (Sertifikat Bank Indonesia)

untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Untuk mengurangi tekanan pada

likuiditas perbankan, Bank Indonesia (BI) menurunkan giro wajib minimum.

Keadaan ini memicu penurunan tingkat suku bunga tabungan dan deposito karena

dana yang mulai berlimpah.

Grafik 4.10

Pergerakan Suku Bunga Deposito Tahun 2008

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Page 140: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Namun , efek dari krisis tahun 2008 tidak begitu terasa terhadap perbankan

nasional karena sifatnya yang konservatif. Perbankan di Indonesia pada umumnya

memperoleh dana melalui deposito yang kemudian dialokasikan pada surat utang

pemerintah. Perbankan di Indonesia dilarang menginvestasikan dananya pada

sekuritas atau instrument investasi yang beresiko tinggi seperti saham (Bank

Indonesia, 2009:110).

Kenaikan tingkat suku bunga deposito perbankan mulai terjadi secara

perlahan pada triwulan IV 2008. Ini menyebabkan tekanan pada IHSG karena

para investor mengalihkan dananya apabila ada imbal hasil yang lebih menarik.

Kenaikan suku bunga deposito akan menyebabkan investor di pasar modal

mengalihkan instrumen investasi mereka pada portofolio jenis saham dan lainnya.

Rendahnya pertumbuhan DPK dipengaruhi oleh strategi penggalangan

dana murah perbankan. Pertumbuhan DPK yang melambat pada semester I-2008

antara lain dipengaruhi oleh penurunan suku bunga dan kebijakan beberapa bank

besar pada awal tahun 2008 untuk mengurangi dana mahal berupa deposito.

Namun, seiring dengan peningkatan suku bunga untuk mengatasi tekanan inflasi

pada pertengahan tahun 2008, minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di

bank kembali meningkat. Peningkatan ini menekan investasi masyarakat di jenis

saham yang pada tahun 2008 cukup rentan akan krisis global sehingga menekan

IHSG. Krisis keuangan global yang semakin mencuat pada September 2008

direspons dengan peningkatan jumlah simpanan yang dijamin Pemerintah pada

Page 141: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Oktober 2008 sehingga menambah kepercayaan masyarakat terhadap perbankan,

sehingga DPK kembali meningkat pada akhir 2008 (Bank Indonesia, 2009:118).

Kondisi pasar uang yang relatif ketat mendorong perbankan untuk lebih

agresif dalam memobilisasi dana masyarakat. Sejak akhir Juli 2008, perbankan

cenderung bersaing menarik nasabah utama yang memiliki dana besar dengan

menawarkan suku bunga deposito yang tinggi. Suku bunga deposito 3 bulan yang

ditawarkan mengalami kenaikan lebih dari 3% yaitu dari level 7,8% pada Juli

2008 ke level 11,6% pada Desember 2008. Kondisi tersebut terus berlanjut hingga

akhir tahun sejalan dengan masih tingginya premi likuiditas di pasar uang, yang

mencapai puncaknya pada November 2008 akibat permasalahan yang menimpa

salah satu bank lokal. Sejalan dengan kenaikan BI Rate pada periode Mei-Oktober

2008, rata-rata tertimbang suku bunga deposito tenor 1-12 bulan mengalami

peningkatan. Kenaikan tersebut terus berlanjut pada periode turunnya BI Rate

pada penghujung tahun 2008 (Grafik 4.11).

Grafik 4.11

Pergerkana Suku Bunga Deposito dan BI Rate

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Page 142: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Masih berlanjutnya kenaikan suku bunga deposito tersebut di tengah

penurunan BI Rate merupakan imbas lanjutan dari kondisi likuiditas perbankan

yang sempat mengetat sejak pertengahan tahun 2008. Keketatan likuiditas

tersebut mengakibatkan perbankan berupaya untuk mendapatkan dana yang lebih

besar dari masyarakat. Upaya tersebut tercermin pada lonjakan yang cukup

signifkan pada suku bunga deposito tertinggi (prime rate) yang ditawarkan oleh

perbankan, khususnya untuk tenor jangka pendek yaitu 1 dan 3 bulan. Kenaikan

suku bunga deposito tertinggi terjadi pada kelompok Bank Asing dan Campuran

serta Bank Persero. Sementara itu, kelompok BPD merespons lebih moderat,

sesuai dengan karakteristk BPD yang lebih konservatf karena memiliki sumber

pendanaan yang lebih permanen dari Pemerintah Daerah. Akibat dari peningkatan

suku bunga deposito ini adalah menurunnya IHSG karena masyarakat lebih

memilih deposito untuk berinvestasi.

Grafik 4.12

Pergerakan Suku Bunga Deposito Tahun 2009

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Page 143: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Perkembangan suku bunga deposito pada tahun 2009 menunjukkan trend

yang menurun. Kondisi ini disebabkan oleh masih tingginya spread antara suku

bunga deposito dan suku bunga kredit. Diharapkan dengan penurunan suku bunga

deposito dapat menekan suku bunga kredit. Potensi penurunan suku bunga

deposito sebenarnya telah muncul pada tahun 2008. Penurunan suku bunga

deposito perbankan merupakan lanjutan kebijakan perbankan nasional untuk

mengumpulkan dana murah (tabungan) daripada deposito.

Seiring dengan perlambatan ekonomi dunia, pertumbuhan kredit yang

mulai melambat ikut memberikan tekanan pada suku bunga deposito. Sikap

kehati-hatian perbankan nasional memaksa penurunan suku bunga deposito 3

bulan lebih dari 200 bps (basis poin) sejak akhir tahun 2008.

Suku bunga deposito yang terus menurun pada tahun 2009 juga

dipengaruhi oleh krisis global. Namun, penurunan suku bunga deposito ini

berbanding terbalik dengan kinerja IHSG yang semakin mengkilap di tahun 2008.

Penurunan suku bunga deposito 3 bulan ini tampaknya menyebabkan para

investor mengalihkan instrumen investasinya ke pasar modal karena dianggap

memberika return yang lebih besar. Kenaikan suku bunga deposito secara umum

akan menekan IHSG karena kecenderungan investor memilih portofolio yang

lebih menguntungkan. Sedangkan penurunan suku bunga akan menyebabkan

investor memilih saham di pasar modal sebagai sarana investasinya.

Page 144: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Kinerja suku bunga deposito yang terus turun selama tahun 2009

mengindikasikan bahwa sektor riil sedang bekerja dengan kucuran dana

perbankan di tahun-tahun sebelumnya. Suku bunga yang terus menurun juga

mengindikasikan bahwa suku bunga kredit ikut menurun karena hubungan

keduanya adalah positif. Tahun 2009 merupakan tahun yang cukup berat bagi

perekonomian Indonesia karena krisis keuangan global masih terasa. Namun,

dengan turunnya suku bunga deposito yang berbarengan dengan suku bunga

kredit, maka kinerja perusahaan akan semakin mengkilat. Pertumbuhan kinerja

perusahaan disebabkan karena biaya untuk mendapatkan modal semakin menurun

sehingga profit perusahaan (emiten) dapat dimaksimalkan. Efek dari kenaikan

profit pada emiten akan berimbas pada penguatan IHSG.

Unsur pembiayaan perbankan yang didominasi oleh kredit korporasi akan

memacu IHSG apabila terjadi penurunan suku bunga deposito. Namun spread

suku bunga deposito dan kredit semakin membesar selama tahun 2009 karena

krisis keuangan global yang menekan biaya resiko kredit.

Grafik 4.13 Pergerakan Suku Bunga Deposito Tahun 2010

Page 145: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Sumber : Bank Indonesia, data diolah, 2011

Penurunan suku bunga deposito pada tahun 2010 menyebabkan investor

mengalihkan instrumen investasinya. Dengan pemulihan ekonomi global yang

terus berlanjut, penurunan suku bunga deposito diharapkan dapat menurunkan

suku bunga kredit untuk memacu sektor riil. Diharapkan nantinya, apabila sektor

riil berjalan, akan dapat mengangkat pendapatan masyarakat dan perusahaan

sehingga bisa berinvestasi pada pasar modal.

DPK (Dana Pihak Ketiga) pada tahun 2010 tetap tumbuh dan ditopang

oleh pertumbuhan dana dari deposito. Deposito pada tahun 2010 tumbuh sebesar

18,6% dari akhir tahun 2009 yang hanya sebesar 9,34% (Bank Indonesia,

2011:19). Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa terjadi kelebihan dana di

masyarakat sehingga sebagian masyarakat menyimpan dananya pada instrumen

investasi semacam deposito. Walau suku bunga deposito turun, namun minat

masyarakat untuk menyimpan dana investasinya di deposito terus meningkat

sepanjan tahun dikarenakan oleh prospek pemulihan ekonomi global.

Suku bunga deposito yang terus turun selama tahun 2010 disebabkan oleh

prospek ekonomi global yang semakin membaik. Berbeda dengan suku bunga

deposito, IHSG malah menunjukkan performa yang menunjukkan selama tahun

2010. Banyak arus modal asing yang masuk terutama ke dalam pasar modal

berhasil mengangkat IHSG mencapai poin tertinggi sepanjang sejarah yaitu pada

Desember 2010.

Page 146: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

D. Gambaran Umum Variabel Indeks Nikkei

Indeks Nikkei pada tahun 2007 mengalami tekanan yang tidak terlalu

berarti. Terbukti bahwa indeks Nikkei mengalami pergerakan hanya pada level

15.000-17.000. Tekanan ini tidak begitu terasa pada pasar modal domestik

Jepang. Pada awal tahun hingga pertengan tahun yaitu Juni 2007, indeks Nikkei

terus mengalami peningkatan kinerja seiring dengan stabilnya harga komoditas

sebagai bahan baku industri Jepang. Namun mulai dari bulan Juni 2007, indeks

Nikkei mengalami tekanan sampai akhir tahun 2007 karena terjadi fase awal krisis

keuangan di Amerika yang melemahkan daya beli masyarakatnya.

Grafik 4.14

Pergerakan Suku Bunga Deposito Tahun 2007

Sumber : Bank of Japan, data diolah, 2011

Perekonomian Jepang sebagai kekuatan ekonomi nomor 2 di dunia sangat

berhubungan dengan perekembangan pasar keuangan internasional. Pada triwulan

Page 147: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

I 2008 indeks Nikkei mengalami tekanan yang tidak begitu besar terkait dengan

melemahnya indeks di Amerika dan Eropa (Bank of Japan, 2008:5). Tekanan ini

dikarenakan ECB (European Central Bank) dan Bank Sentral negara-negara di

Eropa menaikkan tingkat suku bunga. Kenaikan tingkat suku bunga ini

menyebabkan para pemain pasar modal di indeks Nikkei melarikan dananya ke

luar negeri.

Tekanan yang terjadi pada triwulan I 2008 juga dikarenakan adanya

kenaikan harga komoditas di pasar dunia. Harga komoditas yang naik antara lain

adalah gas alam dan minyak bumi dimana 2komoditas ini sangat vital bagi

perekonomian Jepang. Kenaikan harga komoditas menekan pemerintah Jepang

untuk menaikkan harga jual energi kepada pihak industri sehingga menimbulkan

sedikit shock pada indeks Nikkei (Bank of Japan, 2008:9).

Pergerakan indeks Nikkei dibarengi dengan penurunan nilai mata uang

Jepang yaitu yen terhadap dollar Amerika. Yen mengalami depresiasi dari awal

tahun secara perlahan dan fluktuatif hingga berada pada level 107-108 yen per

dollar Amerika pada triwulan I tahun 2008 (Bank of Japan, 2008:5).

Page 148: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Grafik 4.15

Pergerakan Indeks Nikkei Tahun 2008

Sumber : Bank of Japan, data diolah, 2011

Keterkaitan antara perekonomian Jepang dan Amerika adalah sangat

signifikan karena Amerika merupakan negara tujuan ekspor nomor 1 bagi Jepang.

Oleh karena itu, ketika perekonomian Amerika mengalami perlambatan akibat

dari krisis keuangan yang berada pada fase awal maka indeks Nikkei pun ikut

tertekan. Konsumsi pribadi dan investasi di Amerika yang mengalami penurunan

ikut menekan Indeks Nikkei. Selain itu, pemain asing yang selama ini

mendominasi investasi pasar modal di Jepang turut melarikan danaya dengan

alasan kekeringan likuditas dan krisis keuangan global.

Namun, dibalik tekanan tersebut, indeks Nikkei sempat mengalami

penguatan pada Maret hingga Mei 2008 karena kinerja ekspor negara Jepang

masih surplus. Emiten yang terdaftar di indeks Nikkei sebagian besar adalah

Page 149: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

perusahaan berorientasi sebagai pengekspor. Artinya adalah bahwa apabila ekspor

meningkat maka profit perusahaan masih terjaga dan dapat memberikan sentiment

positif terhadap indeks domestiknya. Walaupun pertumbuhan ekspor terkesan

pelan, namun pasar masih bisa menyerap hasil industri negara jepang. Salah satu

indikatornya adalah bahwa emiten di sektor teknologi masih mampu mengekspor

mesin-mesin ke negara eropa dan Amerika sebagai pangsa pasar terbesar (Bank of

Japan, 2008:13).

Namun krisis keuangan yang mulai terjadi di Amerika akibat kasus

subprime mortage mengakibatkan perlambatan ekonomi dunia. Indeks Nikkei ikut

mengalami tekanan. IHSG pun tidak luput dari kejadian ini. Tercatat bahwa

indeks Nikkei mengalami penurunan lebih dari 45% dari awal tahun 2008 hingga

akhir tahun 2008. Kinerja emiten Nikkei selama tahun 2008 mengalami tekanan

dari segi profit sehingga saham mereka tertekan dan akhirnya indeks Nikkei

menunjukkan kinerja negatif.

Tekanan dari permintaan asing terhadap barang-barang Jepang yang

melemahkan ekspor memberikan efek negatof terhadap Nikkei. Daya beli

masyarakat Amerika sebagai negara tujuan ekspor nomor 1 jepang memberikan

efek yang signifikan terhadap penurunan indeks Nikkei. Keadaan krisis ini

dibarengi dengan kenaikan harga barang-barang material dan energi karena

peningkatan permintaan dari negara-negara berkembang atau emerging market

sehingga indeks Nikkei tertekan lebih dalam lagi. Indeks Nikkei mencatat level

paling tinggi yaitu pada level 14370 pada bulan Mei 2008 dan level paling rendah

Page 150: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

pada bulan November 2008 yang hanya sebesar 8515 atau menurun hampir

sebesar 45% dari awal tahun.

Grafik 4.16

Pergerakan Indeks Nikkei Tahun 2009

Sumber : Bank of Japan, data diolah, 2011

Tahun 2009, ekonomi Jepang mulai pulih seiring dengan pemulihan

perekonomian dunia. Kebijakan domestik negara Jepang juga turut mendukung

terciptanya perbaikan di sektor perekonomian. Namun masalah masih muncul dari

tingkat permintaan domestik yang belum pulih.

Ekspor dan impor pada tahun 2009 mulai tumbuh setelah sebelumnya

sempat terkoreksi oleh krisis keuangan global. Dengan membaiknya ekspor, maka

sebagai negara yang berorientasi ekspor, indeks Nikkei yang didominasi oleh

Page 151: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

emiten pengekspor ikut mengalami kenaikan harga saham yang merupakan imbas

dari perbaikan ekonomi dunia.

Namun dalam perjalannnya, indeks Nikkei pada triwulan I 2009 sempat

terkoreksi akibat dari kenaikan harga komoditas. Efek deflasi yang diakibatkan

oleh kelebihan penawaran barang memicu deflasi yang turut menekan indeks

Nikkei (Bank of Japan, 2009:8). Kenaikan harga energi yaitu minyak bumi pada

tahun 2008 masih terasa terutama di sektor industri domestik Jepang. Kenaikan

harga energi menyebabkan kenaikan ongkos produksi sehingga saham melemah

selain dikarenakan sentimen krisis keuangan global yang melemahkan permintaan

asing terhadap produk Jepang.

Kenaikan indeks Nikkei sebesar 20% di triwulan II 2009 jika

dibandingkan dengan triwulan I 2009 merupakan efek dari kebijakan bunga

rendah oleh pemerintah Jepang yang berada pada kisaran 1.3-1.4%. Suku bunga

yang rendah diimplementasikan agar sektor industri dapat memperoleh dana

murah sehingga biaya ekspansi dapat ditekan. Efeknya adalah kenaikan indeks

Nikkei dari level 7895 pada bulan Januari 2009 menjadi lebih dari 10.000 pada

bulan Juli-Agustus 2009. Selain itu, penguatan indeks di Eropa dan Amerika ikut

memberikan efek positif bagi indeks Nikkei (Bank of Japan, 2009:6).

Indeks Nikkei sempat melemah secara drastis pada akhir bulan November

2009 yang disebabkan oleh penguatan nilai tukar yen. Penguatan nilai tukar yen

akan menyebabkan barang hasil produksi Jepang lebih mahal dari pada

Page 152: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

kompetitornya. Menurunnya daya saing akibat dari kenaikan harga barang ini

sangat berbahaya bagi negara Jepang yang berorientasi pada ekspor. Dampaknya

adalah tekanan pada indeks Nikkei yang turun dari level 9500 ke level 9000.

Indeks Nikkei kembali bergerak ke kisaran 11.000 pada akhir tahun atau

tepatnya pada bulan desember 2009. Penguatan indeks Nikkei secara garis besar

disebabkan oleh melemahnya nilai tukar yen terhadap dollar Amerika. Penguatan

nilai tukar yen pada tahun 2009 sempat menyentuh angka 84-85 yen per dollar

Amerika. Penguatan ini diindikasikan menyebabkan indeks Nikkei tertekan

karena nilai ekspor ikut tertekan. Namun, depresiasi nilai tukar yen mulai terjadi

pada bulan Desember 2009 dan menyebabkan indeks Nikkei kembali menguat di

akhir tahun 2009. Nilai tukar yen pada bulan Desember tahun 2009 berada di

kisaran 93-94 yen per dollar Amerika.

Grafik 4.17

Pergerakan Indeks Nikkei Tahun 2010

Sumber : Bank of Japan, data diolah, 2011

Page 153: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Indeks Nikkei pada tahun 2010 bergerak cukup fluktuatif seperti terlihat

pada grafik (4.17). Dengan suku bunga yang berada pada level 0.9-1.0% indeks

Nikkei bergerak di sekitar level 9500 (Bank of Japan, 2010:5). Perekonomian

dunia yang melambat pada tahun 2009 tetap terjadi pada tahun 2010. Amerika

sebagai negara tujuan utama ekspor Jepang masih mulai memasuki tahap

pemulihan setelah ekonomi negaranya mengalami krisis keuangan yang merembet

pada perekonomian negara lain. Hal terpenting dari krisis keuangan global dan

pengaruhnya terhadap perekonomian Jepang adalah masalah permintaan barang-

barang ekspor jepang. Untuk memacu permintaan dalam negerinya, maka

Amerika meluncurkan program stimulus fiskal yang pada akhirnya dapat

memberikan dampak positif terhadap ekspor negara Jepang (Bank of Japan,

2010:5).

Selain Amerika, Eropa merupakan tujuan utama ekspor negara Jepang.

Ekspor merupakan komponen penting untuk mengukur kekuatan ekonomi Jepang

karena sebagian besar emiten di indeks Nikkei merupakan eksportir. Oleh karena

itu, pemulihan ekonomi dan permintaan di berbagai negara akan memberikan efek

positif pada indeks Nikkei.

Walaupun sempat mengalami kenaikan pada triwulan I 2010, indeks

Nikkei mengalami tekanan mulai dari awal triwulan III hingga triwulan IV tahun

2010 yang disebabkan oleh apresiasi yen dan pelemahan ekonomi global (Bank of

Japan, 2010:11). Ekspor negara Jepang berada pada posisi stagnan selama tahun

2010 namun diharapkan pada tahun 2011 dapat terus tumbuh. Seiring dengan

Page 154: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

menurunnya investasi publik maka pada tahun 2010 indeks Nikkei ikut tertekan

(Bank of Japan, 2010:7).

Dengan efek stimulus yang diberikan Bank of Japan berupa suku bunga

yang rendah maka aktivitas perekonomian negara Jepang selama tahun 2010 terus

mengalami peningkatan. Efek positif dari kebijakan uang longgar (quantitative

easing monetary policy) ini adalah berupa pertumbuhan keuntungan perusahaan-

perusahaan di Jepang.

Tekanan yang fluktuatif pada indeks Nikkei cukup terasa pada tahun 2010.

Namun secara keseluruhan perekonomian negara Jepang cukup solid untuk

menopang penguatan indeks Nikkei. Kenaikan produktivitas barang-barang

manufaktur yang menjadi ciri khas negara Jepang selama tahun 2010 merupakan

indikasi positif bagi penguatan indeks Nikkei. Secara khusus, penjualan

kendaraan bermotor yang merupakan ciri khas Jepang mengalami peningkatan

selama tahun 2010, bahkan melebihi ekspektasi. Walaupu indeks Nikkei sempat

tertekan selama 3 kuartal berturut-turut namun penguatan indeks pada akhir tahun

mengindikasikan bahwa keuangan dan profit para emiten di indeks Nikkei tetap

terjaga.

Peluang indeks Nikkei pada tahun 2011 tetap pada tren penguatan.

Pulihnya ekonomi global menjadi peluang para emiten di indeks Nikkei untuk

memperbaiki kinerjanya yang sempat buruk pada tahun 2008-2009. Apresiasi

mata uang menjadi salah satu permasalahan yang harus dihadapi negara Jepang.

Page 155: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Menurut pengalaman indeks Nikkei pada beberapa triwulan sebelum tahun 2010

menunjukkan bahwa apresiasi memberikan efek negatif pada perekonomian

berupa penurunan ekspor dan profit emiten di negara Jepang.

E. Pemilihan Model

Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan masalah yang sangat

penting, karena teori ekonomi tidak secara spesifik menunjukkan apakah

sebaiknya bentuk fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linier, log-

linier atau bentuk lainnya (Gujarati, 2004:280).

Ada beberapa metode empirik yang digunakan dalam pemilihan bentuk

fungsi model empirik, seperti: kriteria statistik Schwarz, metode model

transformasi Box-cox, metode yang dikembangkan Mac Kinnon, White dan

Davidson atau lebih dikenal dengan MWD test, metode Bara dan Mc Aleer atau

dikenal dengan B-M test dan metode yang dikembangkan Zarembaka. Dalam

penelitian ini, pemilihan bentuk fungsi model empirik akan dilakukan dengan

MWD test.

Dalam memilih model empirik yang baik, MWD test membandingkan

tingkat signifikansi antara nilai Z1 dan Z2. Nilai Z1 diperoleh melalui

pengurangan antara log(IHSGF) dan LIHSGF. Sedangkan untuk Z2 diperolah

dengan rumus Z2=exp(LIHSGF)-IHSGF.

Nilai Z1 yang telah didapatkan kemudian diregresikan kedalam persamaan

dengan model linier. Apabila Z1 signifikan secara statistik, maka tolak Ho (model

Page 156: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

linier) dan jika tidak signifikan, maka tidak menolah Ho (model linier). Untuk

nilai Z2 diregresikan dengan model log-linier sehingga apabila nilai Z2 signifikan

secara statistik, maka tolak Ha (model log-linier) dan jika tidak signifikan secara

statistik maka tidak menolak Ha (model log-linier).

Tabel 4.1

Hasil Uji MWD

Variabel Probability Z1 0.0142** Z2 0.7328

***Signifikan pada α 1% **Signifikan pada α 5% *Signifikan pada α 10%

Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Dari tabel (4.1) yang merupakan fungsi model linier diketahui bahwa nilai

Z1 signifikan pada tingkat kesalahan 5% yang artinya menolak model linier dan

menerima model log-linier.

Model kedua yang merupakan fungsi model log-linier diketahui bahwa

nilai Z2 tidak signifikan pada tingkat kesalahan 5% yang artinya tidak menolah

Ha (model log-linier). Variabel tingkat suku bunga tidak diubah menjadi log

karena logaritma tidak bisa bekerja pada angka negatif. Angka negatif tingkat

suku bunga riil disebabkan oleh beberapa bulan dalam data time series yang

menunjukkan angka inflasi lebih besar daripada suku bunga. Berdasarkan hasil uji

MWD, maka bentuk fungsi model empirik yang paling baik untuk digunakan pada

penelitian ini adalah bentuk log-linier, yaitu:

Page 157: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

LIHSG = 33.6181459703 -2.75317026295*LKURS+ 0.122108547691*LNIKKEI - 4.62909538438*SUKUBUNGA …………(.4.1) F. Pembentukan Model Autoregressive Distributed Lag (ADL)

Efek dinamis dapat diinvestigasi dengan cara memasukkan nilai lag dari

independen variabel di sisi kanan model regresi. Dalam model dinamis, dapat

dilakukan dengan cara distributed lag atau autoregressive model. Kombinasi

diantara kedua model ini disebut dengan Autoregressive Distributed Lag (ARDL).

Model ARDL telah digunakan secara luas dalam model-model yang

menggunakan data time series. Dalam distributed lag model, nilai lag dari

variabel independen berada di sisi kanan persamaan. Untuk autoregressive model

nilai masa lalu variabel dependen dimasukkan ke sisi kanan persamaan. Apabila

di sisi kanan persamaan dimasukkan nilai masa lalu baik variabel dependen dan

independen, maka model ini disebut dengan model ARDL.

Model ARDL dalam penelitian ini digunakan karena model regresi 4.1

yang diestimasi menggunakan metode OLS menunjukkan gejala spurious

regression (regresi lancung). Regresi lancung ini ditandai dengan nilai koefisien

determinasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan DW Statistic (Insukindro et al,

2004:127).

Page 158: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Tabel 4.2 Hasil Regresi Model Log-linier

Durbin-Watson stat

Adjusted R-squared

0.498801 0.820314

Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson statistic lebih rendah

daripada nilai koefisien determinasi. Ini menunjukkan bahwa pada model log-

linier atau model (4.1) mengalami masalah regresi lancung (Yule dalam Gujarati,

2004:806).

Berdasarkan uji MWD, maka model yang dipilih adalah model log-linier.

Untuk membentuk fungsi ARDL maka nilai masa lalu variabel dependen dan

independen dimasukkan ke sisi kanan persamaan dengan nilai lag optimal yang

belum ditentukan. Dengan mengakomodasi model log-linier maka bentuk fungsi

ARDL penelitian ini adalah sebagai berikut:

……(4.2)

Model 4.2 merepresentasikan metode ARDL karena di sisi kanan

persamaan terdapat nilai masa lalu variabel independen dan dependen yaitu

LKurst-k , LNikkeit-k , Sukubungat-k dan LIHSGt-k . Lag yang akan digunakan belum

dipilih karena untuk menentukan tingkat optimum lag akan digunakan Schawrz

Information Criteria (SIC).

tktktktkt

tttt

uLIHSGSukubungaLNikkeiLKurs

SukubungaLNikkeiLKursLIHSG

++++++++=

---- 7654

3210

bbbbbbbb

Page 159: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

G. Pemilihan Tingkat Lag Optimum

Pemilihan lag optimum pada penelitan ini menggunakan metode Schwarz

Information Criteria (SIC). Berdasarkan hasil olah data eviews, maka parameter

SIC menunjukkan bahwa seluruh variabel pada model 4.1 optimum pada lag 1

seperti yang direpresentasikan oleh tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Pemilihan Lag Optimum

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 256.24 NA 1.59E-10 -11.21067 -11.05007 -11.1508

1 408.4285 270.5574* 3.75e-13* -17.26349* -16.46053* -16.96415*

2 419.1322 17.12582 4.83E-13 -17.0281 -15.58277 -16.48929

3 437.4295 26.02292 4.57E-13 -17.1302 -15.0425 -16.35193

* Mengindikasikan tingkat lag yang dipilih oleh kriteria Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Berdasarkan pemilihan lag oleh parameter SIC, maka model ARDL

penelitian ini akan menggunakan lag pada tingkat 1 atau t-1. Maka penyesuaian

model yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut yang

didasarkan atas hasil analisis regresi model ARDL pada tabel 4.4 :

LIHSG = 0.396635481707 - 1.26211210911 LKURS +

(-3.855460)

0.393937358461*LNIKKEI + 1.59422172406*SUKUBUNGA +

(2.527745) (0.758874)

1.19614617722*LKURS(-1) - 0.355126635228*LNIKKEI(-1) +

(3.605179) (-2.233513)

2.80378070105*SUKUBUNGA(-1) + 0.986758514906*LIHSG(-1)

(1.500730) (10.69580)…….(4.3)

Page 160: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Tabel 4.4

Hasil Regresi Model ARDL

Variabel Koefisien t-statistik Prob. C 0.396635 0.122083 0.9035 LKURS -1.262112 -3.85546 0.0004 LNIKKEI 0.393937 2.527745 0.0156 SUKUBUNGA 1.594222 0.758874 0.4525 LKURS(-1) 1.196146 3.605179 0.0009 LNIKKEI(-1) -0.355127 -2.233513 0.0313 SUKUBUNGA(-1) 2.803781 1.50073 0.1415 LIHSG(-1) 0.986759 10.6958 0.0000 R-squared 0.963289 Akaike info criterion -2.698363 Adjusted R-squared 0.9567 Schwarz criterion -2.383444 Sum squared resid 0.131794 Hannan-Quinn criter. -2.579857 Prob(F-statistic) 0.0000 Durbin-Watson stat 2.030954

Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Tabel 4.5

Koefisien Jangka Panjang dan Jangka Pendek Model ARDL

Variabel Koefisien Jangka

Pendek Koefisien Jangka

Panjang

LKURS -1.262112 -4.981950004 LNIKKEI 0.393937 2.931047504 SUKUBUNGA 1.594222 332.1503663

Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Untuk mendapatkan koefisien peramalan jangka panjang pada model

ARDL, maka kita harus melakukan penghitungan dengan cara menambahkan

antara Xt ditambahkan dengan Xt-1 kemudian dibagi dengan 1-Yt-1 seperti pada

persamaan 3.14. Sebagai contoh, untuk mendapatkan koefisien jangka panjang

Page 161: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

untuk variabel LKurs maka dilakukan penghitungan yaitu (-1.26+1.21)/(1-0.99)

sehingga didapatkan koefisien jangka panjang sebesar -4.9

H. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Tujuan dari dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah

suatu variabel normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai

distribusi data yang normal. Jadi uji normalitas pada dasarnya melakukan

perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal

yang memilki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menguji normalitas

residual adalah uji Jarque-Bera (JB). Nilai JB diharapkan mendekati 0.

Hipotesis yang diasumsikan adalah :

Ho : residual berdistribusi normal

Ha : residual berdistribusi tidak normal

Jika probabilitas JB lebih kecil dari 0,05 berarti nilai JB statistik berbeda

dengan 0, maka Ho ditolak. Jika nilai probabilitas JB lebih besar dari 0,05

berarti nilai JB statistik tidak berbeda dengan 0 yang artinya tidak menolak

Ho. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut :

Page 162: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Tabel 4.6

Hasill Uji Normalitas

Jarque-Berra Probability 2.149821 0.341328

Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Tabel 4.6 menunjukkan nilai probability lebih besar dari tingkat

signifikansi sebesar 5% oleh karena itu data dalam penelitian ini berdistribusi

normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas atau independen.

Multikolinearitas sering terjadi jika diantara variabel bebas (x) saling

berkorelasi sehingga hasil estimasi menjadi bias. Uji multikolinieritas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas.

Asumsi multikolinieritas menyatakan bahwa variabel independen harus

terbebas dari gejala multikolinieritas. Gejala multikolinieritas adalah gejala

korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas diperoleh

dengan beberapa langkah yaitu 1). melakukan regresi model lengkap Y

= f (X1…Xn) sehingga kita mendapatkan R21(R2 regresi asal) ; 2).

Melakukan regresi X1 (variabel bebas) terhadap seluruh X1,2…n ,maka

diperoleh nilai R22,3,4….n (metode ini dinamakan korelasi parsial); dan 3).

Page 163: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Membandingkan nilai R21 dengan R22,3….n . Pedoman yang digunakan, jika

nilai R21 lebih tinggi dari R22,3…n pada regresi antar variabel bebas, maka

dalam model empirik tidak terdapat masalah multikolnieritas dan sebaliknya.

Hasil uji multikolinieritas dengan metode korelasi parsial adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Independen R Squared LIHSG 0.963289 LKURS 0.9129 LNIKKEI 0.955213 SUKUBUNGA 0.542349 LKURS t-1 0.909312 LNIKKEI t-1 0.958883 SUKUBUNGA t-1 0.420379 LIHSG t-1 0.883594

Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Hasil uji multikolinieritas korelasi parsial pada tabel 4.7 menunjukkan

bahwa nilai koefisien determinasi untuk variabel LKURS, LNIKKEI,

SUKUBUNGA, LKURS t-1, LNIKKEI t-1, SUKUBUNGA t-1 dan LIHSG t-1

adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi

dengan variabel LIHSG. Artinya adalah bahwa model persamaan (4.3) tidak

mengalami masalah multikolinieritas.

Page 164: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

3. Uji Autokorelasi

Tes yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi pada

penelitian ini adalah Breusch-Godfrey (BG) test atau sering juga disebut

Lagrange Multiplier (LM) test. Tes ini merupakan salah satu tes autokorelasi

yang bisa dilakukan pada regresi dimana terdapat lag dari dependen variabel

sebagai variabel independen dan lebih direkomendasikan untuk jumlah

observasi yang cukup besar (Gujarati, 2004:681). Disamping itu LM test

dapat dilakukan pada derajat aurokorelasi lebih dari nol. Misalnya AR (1),

AR(2) dan seterusnya. Hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.019843 Prob. F(1,38) 0.8887

Obs*R-squared 0.024529 Prob. Chi-Square(1) 0.8755 Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Hasil uji autokorelasi pada tabel 4.8 diketahui bahwa nilai probabilitas

lebih besar dari probabilitas 5% maka hipotesa yang menyatakan pada model

tidak terdapat autokorelasi tidak ditolak. Berarti model empirik lolos dari

masalah autokorelasi.

Page 165: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

4. Uji Heterokedastisitas

Tabel 4.9

Hasil Uji Heterokedastisitas

Obs*R-squared Nilai Tabel Chi Square 6.367318 14.0671 Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Nilai Obs*R-Squared adalah 6.367318 dan nilai ini lebih kecil dari nilai

tabel chi square dengan tingkat kesalahan 5% dengan df 7 (jumlah regressor)

yaitu 14.0671 yang artinya model ini tidak mengalami masalah

heterokedastisitas.

I. Uji t Statistik

Uji t pada penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi atau α=5% yang

berarti bahwa tingkat keyakinan adalah 95%. Adapun kriteria pengujian uji t

adalah membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Selain itu, terdapat kriteria

pengujian lainnya yaitu dengan melihat nilai t-probabilitas. Jika nilai t-

probabilitas yang didapatkan lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% maka

nilai parameter yang didapatkan mempunyai pengaruh yang signifikan,

demikian juga sebaliknya. Hasil pengujian parameter individual dengan

tingkat signifikansi 5% tersebut disajikan pada Tabel 4.10 yaitu:

Page 166: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Tabel 4.10

Uji t-statistik

Variable t-Statistic Prob. Kesimpulan LKURS -3.85546 0.0004 Signifikan

LNIKKEI 2.527745 0.0156 Signifikan SUKUBUNGA 0.758874 0.4525 Tidak Signifikan

LKURS(-1) 3.605179 0.0009 Signifikan LNIKKEI(-1) -2.23351 0.0313 Signifikan

SUKUBUNGA(-1) 1.50073 0.1415 Tidak Signifikan

Sumber : Data olahan Eviews 6.0, 2011

Dari hasil uji t –statistik pada tabel 4.10, selain suku bunga depsoito semua

variabel menunjukkan angka yang signifikan yaitu lebih kecil dari

0.05.Tingkat suku bunga yang tidak signifikan diakibatkan oleh dirilisnya

instrumen investasi yang memberikan return lebih besar (SBI dan SUN)

daripada instrumen investasi seperti deposito 3 bulan sehingga kenaikan suku

bunga deposito tidak akan menarik bagi investor pasar modal untuk

mengalihkan dana mereka.

J. Uji F (F-test)

Uji F pada penelitian ini juga menggunakan tingkat signifikansi atau

α=5%. Kriteria dari uji F adalah jika nilai t-probabilitas yang didapatkan lebih

kecil dari tingkat signifikansi 5% maka secara bersama-sama variabel bebas

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya, demikian juga

sebaliknya. Nilai probabilitas (F-statistik) dalam model persamaan tersebut

adalah 0,000000 yang berarti signifikan pada tingkat signifikansi 5% dan

Page 167: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

bahkan pada tingkat signifikansi 1%. Hal ini berarti bahwa variabel suku

bunga deposito, indeks Nikkei dan kurs nilai tukar secara bersama-sama

mempengaruhi tingkat variabel indeks harga saham gabungan.

K. Goodness of Fit atau Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi penyesuaian (adjusted R2) menunjukkan seberapa

besar persentase variasi variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas

dalam model. Nilai adjusted R2 berkisar antara 0–1. Semakin mendekati 1

berarti semakin besar variabel bebas mampu menjelaskan variasi variabel

terikat. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan nilai adjusted R2

sebesar 0.956700, artinya bahwa variasi variabel LIHSG dapat dijelaskan oleh

variabel kurs nilai tukar, indeks Nikkei dan tingkat suku bunga sebesar

95,67%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar

model

L. Interpretasi Hasil

Pengaruh dari masing-masing variabel yaitu indeks Nikkei, kurs nilai tukar

dan suku bunga deposito terhadap IHSG adalah sebagai berikut :

1) Kurs Nilai Tukar

Nilai parameter kurs nilai tukart-1 (β4) dari hasil regresi pada tabel 4.4

adalah 1.196146. Hal ini mengidentifikasikan bahwa jika kurs nilai tukar

pada saat t-1 atau satu bulan sebelumnya (dalam jangka pendek) naik 1%

Page 168: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

(terdepresiasi) , maka akan menyebabkan kenaikan IHSG sebesar 1.2%.

Sedangkan untuk peramalan jangka panjang, variabel kurs nilai tukar

menunjukkan angka -4.98195 pada tabel 4.5 yang artinya adalah apabila kurs

nilai tukar mengalami pelemahan (depresiasi) sebesar 1% maka IHSG akan

ikut menurun sebesar 4.98%. Hal ini sependapat dengan penelitian Liu dan

Shrestha (2008) yang mengatakan bahwa apabila kurs terdepresiasi maka

indeks harga saham gabungan akan ikut tertekan atau mengalami penurunan.

Pelemahan indeks gabungan dikarenakan naiknya biaya impor barang modal

bagi negara yang emitennya dan negaranya berorientasi pada impor.

Contohnya adalah Indonesia yang banyak mengimpor barang modal sehingga

pelemahan nilai tukar rupiah akan menyebabkan harga input (barang impor)

semakin mahal dan akhirnya adalah menurunkan proyeksi keuntungan

perusahaan yang berdampak pada penurunan harga saham di pasar modal.

2) Indeks Nikkei

Nilai parameter indeks Nikkeit-1 (β5) dari hasil regresi pada tabel 4.4

adalah 0.355127. Hal ini mengidentifikasikan bahwa jika indeks Nikkei naik

1%, maka akan menyebabkan penurunan IHSG sebesar 0.36%. Sedangkan

untuk peramalan jangka panjang, variabel indeks Nikkei menunjukkan angka

2.931048 pada tabel 4.5 yang artinya adalah apabila indeks Nikkei

mengalami penguatan sebesar 1% maka IHSG akan ikut menguat sebesar

2.93%. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nachrowi dan

Usman (2007) dimana pasar modal negara berkembang dipengaruhi oleh

Page 169: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

pasar modal negara maju dan mempunyai arah hubungan yang positif.

Negara Jepang yang diwakili oleh indeks Nikkei merupakan negara tujuan

ekspor migas Indonesia yang paling besar. Emiten di sektor migas

memainkan peranan penting pada pasar modal Indonesia. Dan apabila ditarik

kesimpulan, bahwa pelemahan indeks Nikkei yang disebabkan oleh

penurunan kapasitas produksi industri domestik Jepang akan mengakibatkan

IHSG ikut tertekan karena volume ekspor kita juga akan menurun.

3) Suku Bunga

Nilai parameter suku bungat-1 (β6) dari hasil regresi pada tabel 4.4

adalah 2.803781. Hal ini mengidentifikasikan bahwa jika suku bunga pada

saat t-1 atau satu bulan sebelumnya naik (dalam jangka pendek) sebesar 1%,

maka akan berpengaruh terhadap kenaikan IHSG sebesar 2.8%. Sedangkan

untuk peramalan jangka panjang, variabel suku bunga menunjukkan angka

332.150 pada tabel 4.5, tetapi karena ciri jangka panjang Sukubungat yaitu

Sukubungat-1 tidak signifikan seperti yang terlihat pada tabel 4.4 yaitu

probability yang menunjukkan angka 0.1415 maka koefisien jangka panjang

sebesar Sukubungat dianggap sama dengan -1.000, bukan sama dengan

332.150 (Insukindro, et al, 2000:88).

4) LIHSG

Nilai parameter LIHSGt-1 (β7) dari hasil regresi pada tabel 4.4 adalah

0.986759. Hal ini mengidentifikasikan bahwa jika IHSG pada saat t-1 atau

Page 170: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

satu bulan sebelumnya (dalam jangka pendek) naik 1%, maka akan

berpengaruh terhadap kenaikan IHSG sebesar 0.99%.

Page 171: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis kuantitatif dan deskriptif yang dilakukan pada bab-

bab sebelumnya dapat dilihat bahwa penelitian ini bermaksud untuk melihat

pengaruh dari kurs nilai tukar, suku bunga deposito 3 bulan dan indeks Nikkei

terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 2007-2010.. Dari

hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini menghasilkan pola hubungan yang negatif antara kurs

nilai tukar terhadap IHSG. Penelitian ini mengidentifikasikan bahwa

jika kurs nilai tukar satu bulan sebelumnya atau dalam jangka pendek

naik 1% (terdepresiasi), maka akan menyebabkan kenaikan IHSG

sebesar 1.2%. Sedangkan untuk peramalan jangka panjang, apabila

kurs nilai tukar mengalami penguatan sebesar (apresiasi) 1% maka

IHSG akan ikut menurun sebesar 4.98%.

2. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa jika indeks Nikkei naik 1%,

maka akan menyebabkan penurunan IHSG sebesar 0.36% dalam

jangka pendek. Sedangkan untuk peramalan jangka panjang, variabel

indeks Nikkei menunjukkan angka 2.931048 yang artinya adalah

apabila indeks Nikkei mengalami penguatan sebesar 1% maka IHSG

akan ikut menguat sebesar 2.93%. Tingkat siginifikansi indeks Nikkei

Page 172: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

juga menunjukkan angka dibawah 0.05 yang artinya bahwa indeks

Nikkei berpengaruh terhadap IHSG.

3. Hubungan yang negatif antara suku bunga deposito dengan IHSG

dalam penelitian ini tidak ditemukan. Namun karena nilai probabilitas

variabel masa lalu suku bunga atau Sukubungat-1 tidak signifikan

sehingga koefisien untuk peramalan jangka panjang pada model ini

dianggap -1.000. Hubungan yang tidak signifikan antara suku bunga

deposito dan IHSG memiliki tendensi disebabkan oleh 2 hal yang

pertama adalah bahwa IHSG yang dikuasai oleh investor asing sebesar

70% tidak memiliki ketertarikan terhadap return suku bunga deposito

karena lebih kecil dibandingkan instrumen keuangan seperti SUN atau

SBI ini terlihat bahwa capital inflow ke dalam perekonomian domestik

didominasi oleh penempatan dana di SUN sebesar 40%, SBI 30%,

pasar modal 20% dan sisanya di instrumen keuangan lainnya. Yang

kedua adalah bahwa kapitalisasi instrumen deposito untuk

menampung pengalihan modal dari IHSG sangat terbatas sehingga

tidak cukup signifikan dalam menampung aliran dana dari pasar modal

apabila memang investor berminat.

Page 173: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka penulis menyarankan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Kurs nila tukar berhubungan negatif terhadap IHSG yang artinya

pelemahan nilai tukar Rupiah akan menyebabkan IHSG tertekan. Dari

sudut ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa Indonesia adalah negara yang

berorientasi impor. Sebaliknya, apabila nilai tukar rupiah menguat maka

IHSG akan cenderung menguat. Penguatan nilai tukar rupiah akan

menyebabkan impor barang modal menjadi semakin murah. Impor barang

modal yang murah akan meningkatkan kinerja emiten yang sebagian besar

bahan bakunya berupa barang-barang impor. Peran pemerintah sangat

sentral mengenai permasalahan ini karena kinerja emiten dipengaruhi

secara signifikan melalui kurs nilai tukar yang dicerminakan oleh kinerja

IHSG. Pemerintah dan Bank Indonesia dapat memacu kinerja pasar modal

melalui penguatan nilai tukar rupiah.

2. Indeks Nikkei yang merupakan indeks harga saham gabungan di negara

Jepang memiliki hubungan yang positif dengan IHSG. Ini artinya bahwa

apabila indeks Nikkei menguat, maka IHSG akan cenderung menguat

pula. Pola keterkaitan perekonomian antara Jepang dan Indonesia dapat

terlihat pada aktivitas emitennya. Emiten di negara Jepang sebagian besar

berasal dari kalangan industri yang membutuhkan pasokan energi secara

berkesinambungan, sudut ini adalah peluang bagi emiten di pasar modal

Page 174: PENGARUH KURS NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DEPOSITO DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

Indonesia dimana sektor migas merupakan salah satu kekuatan inti pasar

modal Indonesia. Kenaikan produksi industri di negara Jepang akan

berimbas baik pada IHSG kita karena ekspor kita akan meningkat, selain

itu dengan semakin membaiknya perekonomian pasca krisis, maka harga

barang-barang modal impor yang berasal dari Jepang akan ikut turun.

3. Suku bunga deposito 3 bulan tidak memiliki hubungan yang signifikan

dengan IHSG. Mayoritas investor di pasar modal Indonesia (BEI) adalah

pihak asing yang sering menggunakan sarana obligasi seperti SUN dan

SBI sebagai subtitusi investasi di pasar modal apabila terjadi guncangan

pada sektor keuangan. Suku bunga deposito yang tinggi cenderung tidak

mempengaruhi para investor di pasar modal untuk mengalihkan dananya.

Namun apabila mengacu pada hasil penelitian ini, pemerintah sebaiknya

tidak menggunakan sarana investasi suku bunga deposito sebagai

penunjang kinerja pasar modal dalam jangka panjang karena hubungan

yang tidak signfikan diantara kedua variabel ini.