analisis pengaruh inflasi, dpk dan tingkat suku...

111
ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT MODAL KERJA TERHADAP POSISI KREDIT MODAL KERJA (Studi Kasus Pada Bank Persero) SKRIPSI Di susun Oleh : NRESNA IQLIMA 106081002471 FAKULTAS EKONOMI DAN DAN ILMU SOSIAL JURUSAN MENEJEMEN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010

Upload: buikhuong

Post on 09-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT

SUKU BUNGA KREDIT MODAL KERJA TERHADAP POSISI

KREDIT MODAL KERJA

(Studi Kasus Pada Bank Persero)

SKRIPSI

Di susun Oleh :

NRESNA IQLIMA

106081002471

FAKULTAS EKONOMI DAN DAN ILMU SOSIAL

JURUSAN MENEJEMEN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H/2010

Page 2: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

i

Page 3: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

ii

Page 4: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

iii

Page 5: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

iv

Page 6: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

v

Page 7: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

viii

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of inflation, deposits, lending rates for

working capital against the working capital position. Sampling was carried out by

the method of sampling that group judgemen state banks from 2006 until 2009.

Models of analysis used in this research is regression analysis model using t test

and F.

Results showed the regression test results, that the variable interest rate deposits

and working capital loans have a significant effect on the position of working

capital loans. While the inflation variable has no significant effect on the position

of working capital loans.

Keywords: Inflation, deposits, lending rates for working capital, working

capital credit position

Page 8: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, dpk, suku

bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja. Pengambilan sampel

ini dilakukan dengan metode judgemen sampling yaitu kelompok bank persero

dari tahun 2006 hingga 2009. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model analisis regresi dengan metode uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan hasil uji regresi, bahwa variabel DPK dan

suku bunga kredit modal kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

posisi kredit modal kerja. Sedangkan variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap posisi kredit modal kerja.

Kata Kunci : Inflasi, dpk, suku bunga kredit modal kerja, posisi kredit

modal kerja

Page 9: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

x

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat- Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul : “ ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK, SUKU

BUNGA KREDIT MODAL KERJA TERHADAP POSISI KREDIT MODAL

KERJA (Studi Kasus Pada Bank Persero)

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki

sangat terbatas, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta

tanggapan yang positif dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku pembimbing I, yang sangat

membantu dalam penyususnan skripsi ini hingga selesai

2. Ibu Ela Patriana, MM, AAAIJ, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Indoyama Nasaruddin, SE, MAB, selaku Ketua Jurusan Menejemen,

yang telah membantu proses dalam penyetujuan skripsiini.

4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh karyawan Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas partisipasi dan

bantuannya selama penulis menuntut ilmu.

5. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan berupa doa,

materi maupun nasihat-nasihat yang tiada henti yang sangat besar bagi

penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

6. Adik-adikku tercinta, terima kasih atas anter-jemputnya rambutan-rambo.

Dan supportnya dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Sahabatku semua atin, yang bawel tapi selalu beri aku dukungan

8. Ipah, vya, nurmi, babon, setray, hendro, terima kasih atas dukungannya.

9. Ferdy yang pernah seperjuangan, dan yang pernah sementara jadi kakaku,

meski sementara but berkesan bgt.

Page 10: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

xi

10. Buat sahabat-sahabat kampus, ii, nun, n v3 thanks bgt buat supportnya dan

buat pengertiannya.

11. Buat anak-anak perbankan semuanya dan anak-anak angkatan 2006 terus

berjuang dan mkasii buat semuanya.

Mudah – mudahan atas segala bantuan serta budi baik yang penulis terima

selama menjalani pendidikan mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan

saran untuk perkembangan dalam pendidikan

Jakarta, Mei 2010

Penulis.

Page 11: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... i

ABSTRACT ............................................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Inflasi ................................................................... 9

1. Indikator Inflasi ................................................................. 9

2. Jenis-Jenis Inflasi………………………………………… . 10

3. Inflasi Menurut Penyebabnya………………………… ...... 11

4. Berdasarkan Asal Timbulnya Inflasi………………... ........ 12

5. Berdasarkan Fundamenatlitas ............................................ 13

6. Dampak Inflasi……………………………………….. ...... 13

Page 12: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

xiii

7. Teori Inflasi ……………………………………….. .......... 16

8. Peran Bank Sentral Dalam Pengendalian Inflasi……….. ... 17

9. Produk Domestik Bruto .................................................... 18

10. Perkembangan Inflasi ........................................................ 19

B. Sumber Dana Bank ................................................................. 20

1. Dari Bank Itu Sendiri ........................................................ 20

2. Dana Dari Masyarakat Luas .............................................. 22

3. Dana Dari Lembaga Lain…………………………........ .... 25

4. Perkembangan DPK .......................................................... 26

C. Kredit ...................................................................................... 27

1. Pengertian Kredit .............................................................. 27

2. Tujuan Kredit .................................................................... 28

3. Fungsi Kredit .................................................................... 29

4. Larangan Dalam Pemberian Kredit .................................... 30

5. Jenis-Jenis Kredit .............................................................. 31

6. Prinsip-Prinsip Kredit ........................................................ 36

7. Pertimbangan Dalam Kredit .............................................. 38

8. Jaminan Dan Kelayakan Kredit ......................................... 38

9. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................ 40

10. Kerangka Pemikiran .......................................................... 48

11. Hipotesis Penelitian .......................................................... 51

Page 13: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

xiv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 52

B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 52

C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 52

D. Metode Analisis Data .............................................................. 53

E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum dan Objek Penelitian ..................... 61

1. Sejarah Bank Indonesia .................................................... 61

B. Sejarah Bank Persero ............................................................... 64

C. Penemuan Dan Pembahasan .................................................... 65

1. Analisa Deskriptif ............................................................ 65

2. Analisis Regresi………...................................................... 71

3. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 75

4. Interpretasi ........................................................................ 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 82

B. Saran ...................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan

1. Uji Autokorelasi ................................................................................... 58

2. Hasil Regresi Berganda ........................................................................ 72

3. Hasil Uji F.............................................................................................. 73

4. Hasil Uji t ............................................................................................... 74

5. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 77

6. Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................................... 78

Page 15: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 50

2. Tingkat Inflasi ......................................................................................... 65

3. DPK ........................................................................................................ 66

4. Suku Bunga KMK ................................................................................... 68

5. Posisi Kredit KMK ................................................................................. 69

6. Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 76

7. Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 79

Page 16: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Data Inflasi .............................................................................................. 87

2. Data DPK ................................................................................................. 88

3. Data Suku Bunga Kredit Modal Kerja ...................................................... 89

4. Data Posisi Kredit Modal Kerja ............................................................... 90

5. Hasil Regresi Berganda ............................................................................ 91

Page 17: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank sentral mempunyai peran yang sangat strategis bagi masyarakat

pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Yang paling

mendasar adalah perannya dalam mencetak dan mengedarkan uang. Bank

sentral merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk

mengeluarkan dan mengedarkan mata uang sebagai alat pembayaran yang sah

disuatu negara.

Seluruh kegiatan ekonomi dan keuangan kita lakukan dengan uang.

Fungsi uang yang tidak lagi digunakan sebagai alat pembayaran, tetapi juga

sebagai media penyimpanan kekayaan dan bahkan untuk berspekulasi bagi

sebagian masyarakat (Perry Warjiyo, 2003).

Dalam kegiatannya terdapat tiga pemain dalam dunia perbankan yaitu

Bank, deposan, dan peminjam. Deposan menyimpan uangnya di Bank dengan

harapan memperoleh return berupa bunga atas uang yang dipinjamkannya

kepada Bank. Selanjutnya Bank akan menawarkan uang tersebut kepada

peminjam dalam bentuk kredit dalam rangka memperoleh pendapatan bunga.

Tingkat suku bunga yang ditetapkan Bank kepada peminjam akan lebih tinggi

dari pada tingkat suku bunga yang ditetapkan Bank kepada deposan. Suku

bunga yang dikenakan Bank atas uang yang ditawarkan disebut suku bunga

Page 18: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

2

kredit. Sedangkan suku bunga yang ditetapkan bank kepada deposan disebut

suku bunga deposito.

Selisih antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito disebut

spread atau margin. Bank akan memperoleh pendapatan bunga dari selisih

positif suku bunga kredit dengan suku bunga deposito (net interest margin).

Mengingat portofolio kredit merupakan sumber utama pendapatan Bank,

maka perubahan-perubahan dalam tingkat suku bunga berpengaruh penting

bagi Bank sehingga penentuan spread oleh Bank akan ditentukan secara

kompetitif. Secara umum, jika suku bunga kredit naik maka Bank akan

semakin berminat menawarkan uang. Disisi lain, tingkat suku bunga kredit

(dibank konvensional) atau nisbah bagi hasil (dibank Syariah) akan

mempengaruhi keputusan konsumen dalam mencari fasilitas pinjaman.

Konsumen yang rasional akan memilih bank yang menetapkan tingkat suku

bunga kredit terendah (Dani Kusumastuti, 2005).

Hubungan antara suku bunga dengan kredit di Bank dapat dikaji

berdasarkan teori mengenai transmisi kebijakan moneter melalui jalur uang

atau suku bunga (Money/ interest rate channel). Dalam teori ini, peran Bank

dalam transmisi moneter ke sektor riil dilakukan disisi liabilitasnya, yaitu

melalui kemampuannya menciptakan uang beredar dalam bentuk deposit/

giro. Bank tidak berperan disisi Asset (loan) karena posisi kredit akan lebih

ditentukan oleh permintaan dipasar kredit. Adanya kebijakan moneter yang

ketat melalui reserve requirement akan mengurangi cadangan yang dimiliki

oleh Bank. Sejalan dengan kebijakan tersebut, kemampuan Bank mengelola

Page 19: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

3

deposit akan berkurang karena pembatasan oleh otoritas moneter.

Konsekuensinya masyarakat/ deposan memegang uang (deposito Bank) lebih

sedikit dalam portofolio mereka. Jika harga-harga barang tidak berubah,

berkurangnya uang yang dipegang masyarakat akan kredit perbankan

sehingga volume kredit akan menurun.

Mengingat meningkatnya tekanan inflasi pasca krisis ekonomi tahun

1997 yang berlarut- larut dan masih sangat dirasakan oleh seluruh lapisan

masyarakat, sehingga memaksa otoritas moneter menjalankan kebijakan

moneter yang cenderung ketat, khususnya pada tahun 2000 (Dani

Kusumastuti, 2005). Akibat dari krisis tersebut, Indonesia mengalami

kelumpuhan hampir disemua sektor, baik sektor moneter maupun sektor riil.

Untuk mengatasi krisis tersebut, berbagai kebijakan telah ditempuh oleh

pemerintah salah satunya yaitu mempertahankan inflasi agar relatif lebih

rendah dan menurunkan tingkat suku bunga. Walaupun kebijakan-kebijakan

tersebut telah dilaksanakan, namun dampak positifnya tidak berpengaruh

banyak terhadap daya beli masyarakat (Ni Nyoman Aryaningsih, 2008).

Lonjakan tajam dari harga barang-barang terutama barang impor

menyebabkan hampir semua harga barang yang dijual didalam negeri

meningkat baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama pada

barang yang memiliki kandungan barang impor yang tinggi. Akibatnya

kemampuan daya beli masyarakat yang semakin menurun (Adwin S. Atmaja,

2007).

Page 20: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

4

Karena gagal mengatasi krisis moneter dalam jangka waktu yang pendek

bahkan cenderung berlarut-larut, menyebabkan kenaikan tingkat harga terjadi

secara umum dan berlarut-larut. Akibatnya, angka inflasi nasional melonjak

tajam. Secara umum tingkat inflasi yang tinggi akan berdampak tidak baik

bagi kegiatan perekonomian dalam jangka panjang (Dahlan Siamat, 2005:75).

Berbagai langkah kebijakan yang telah diambil dalam rangka

restrukturisasi perbankan dan dalam mengawasi Bank, Bank Indonesia setiap

tahunnya menilai kesehatan Bank di Indonesia dengan tujuan membantu

menejemen Bank, apakah setiap Bank sudah dikelola dengan prinsip kehati-

hatian dan sistem perbankan yang sehat, serta sesuai dengan peraturan Bank

Indonesia yang masih terus berlanjut untuk mendorong kinerja perbankan.

Penilaian terhadap menejemen merupakan penilaian terhadap

kemampuan Bank dalam mengelola dana, baik dalam menghimpun dana

maupun menyalurkan dana yang ada serta mengkoordinasikan potensi lain

yang terdapat dalam Bank guna mencapai tujuan tertentu. Masalah pokok

yang sering dihadapi oleh Bank atau yang bergerak dalam bidang usaha

apapun selalu tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (modal) untuk

membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal

investasi maupun modal kerja. Dalam hal ini, Bank sebagai lembaga

keuangan mempunyai kegiatan utama yaitu membiayai permodalan suatu

bidang usaha disamping usaha lain seperti menampung uang yang sementara

waktu belum digunakan oleh pemiliknya. Jadi fungsi utama Bank merupakan

Page 21: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

5

perantara antara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat

yang kelebihan dana (Lisya Widyastuti, 2009).

Oleh karena fungsi Bank sebagai perantara antara masyarakat kelebihan

dana dengan masyarakat kekurangan dana, maka usaha pokok yang

dilaksanakan Bank adalah kegiatan-kegiatan pada sektor perkreditan, atau

penyaluran dana. Maka Sehingga secara otomatis pendapatan Bank yang

terbesar diperoleh dari sektor perkreditannya. Semakin tinggi volume

perkreditannya, maka semakin besar pula kemungkinan suatu Bank untuk

memperoleh laba/ profit. Oleh karena tujuan utama didirikannya suatu Bank

adalah untuk mencapai profitabilitas yang maksimal, maka perlu dilakukan

pengelolaan perbankan secara profesional terutama dalam sektor

perkreditannya. Dengan dilakukannya pengelolaan kredit secara profesional

diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan profitabilitas Bank, karena

tingkat likuiditas dan profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja

perbankan yang tinggi pula (Heni Rohaeni, 2009).

Akan tetapi persaingan dalam menghimpun dana dari masyarakat juga

menjadi perhatian Bank dalam meningkatkan modalnya sehingga Bank

memberikan fasilitas yang baik kepada para nasabah untuk menabung di

Banknya masing-masing. Sehingga sumber dana masyarakat lebih mudah

didapatkan ketimbang sumber lainnya. Namun masih ada beberapa faktor

yang mempengaruhi penghimpunan dana. Menurut Almossawi (1999) di

Bahrain mengidentifikasikan lima atribut penting yang dipertimbangkan

konsumen dalam memilih bank, (a) lokasi ATM yang mudah dijangkau, (b)

Page 22: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

6

ketersediaan ATM dibeberapa lokasi, (c) reputasi bank, (d) layanan ATM 24

jam, dan (e) ketersediaan tempat parkir yang memadai (dikutip oleh Harif

Hamali).

Untuk menanamkan kepercayaan masyarakat kepada Bank, diperlukan

menejemen kredit dan pengelolaan kredit yang baik mulai dari perencanaan

jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis

pemberian kredit sampai kepada pengendalian dan pengawasan kredit yang

macet (Kasmir, 2002:71-72). Menejemen perkreditan Bank adalah suatu hal

yang penting untuk mengoptimalkan kinerja bank untuk memaksimalkan

profit atas sektor perkreditannya. Dengan kata lain menejemen perkreditan

perbankan adalah menejemen piutang pada perusahaan umum. Perbankan

merupakan sebuah perusahaan yang mengonsentrasikan pada pengoptimalan

menejemen utang dan menejemen piutang sehingga memiliki revenue dan

profitnya didapat dari selisih pendapatan atas piutang ditambah bunga dengan

kewajiban ditambah bunga, sehingga merupakan suatu ketetapan bahwa

bunga atas piutang selalu lebih tinggi dari bunga atas utang.

Mulai Januari 2003 Bank Indonesia secara bertahap melonggarkan

kebijakannya dengan menurunkan tingkat suku bunga SBI. Penurunan suku

bunga instrumen moneter ini diikuti oleh suku bunga penghimpunan dana.

Pergerakan suku bunga deposito, khususnya suku bunga deposito 1 bulan,

menunjukkan konsistensinya dengan arah pergerakan suku bunga SBI.

Perilaku yang berbeda ditunjukkan oleh pergerakan suku bunga kredit.

Perilaku suku bunga kredit yang pergerakannya tidak selaras dengan

Page 23: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

7

pergerakan suku bunga SBI tersebut khususnya terjadi pada saat suku bunga

SBI menurun. Pada saat suku bunga SBI menurun, suku bunga kredit

cenderung untuk tetap atau menurun dalam ukuran yang lebih kecil (sticky

downward).

Oleh karena itu, penelitian dengan judul “ ANALISIS PENGARUH

INFLASI, DPK, DAN SUKU BUNGA KREDIT MODAL KERJA

TERHADAP POSISI KREDIT MODAL KERJA (Studi Kasus Pada Bank

Persero) kiranya menarik dan perlu untuk dilakukan penelitian.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti merumuskan

permasalahan yang berkenaan dengan Posisi Kredit Modal Kerja (KMK)

pada Bank Persero adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh tingkat Inflasi, DPK, dan Suku Bunga Kredit Modal

Kerja terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank Persero secara simultan?

2. Bagaimana pengaruh tingkat Inflasi, DPK, dan Suku Bunga Kredit Modal

Kerja terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank Persero secara parsial?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis pengaruh tingkat Inflasi, DPK, dan Posisi Kredit Modal

Kerja terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank persero secara simultan.

2. Menganalisis pengaruh tingkat Inflasi, DPK, dan Suku Bunga Kredit

Modal terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank Persero secara parsial.

Page 24: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

8

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pengaruh tingkat Inflasi,

DPK dan tingkat Suku Bunga Kredit Modal Kerja Bank Persero terhadap

Posisi Kredit Modal Kerja di Bank Persero akan diperoleh beberapa manfaat

bagi pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi Bank umum konvensional, dapat dijadikan sebagai catatan atau

koreksi untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja perbankan

yang sudah bagus, sekaligus memperbaiki kelemahan dan kekurangan

yang sudah ada.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang baik bagi Bank

Indonesia sebagai salah satu catatan dalam melihat kinerja Bank dalam

mempertahankan profitabilitasnya.

3. Bagi masyarakat, untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan yang

membahas bidang perekonomian, utamanya yang menyangkut perbankan.

Page 25: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Inflasi

Jika kita perhatikan dan rasakan dari masa lampau sampai sekarang, harga

barang – barang dan jasa kebutuhan kita harganya terus naik, dan nilai tukar

uang selalu turun dibandingkan nilai barang, gejala itu merupakan inflasi. Yang

dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga - harga barang dan jasa

secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga yang sifatnya sementara

seperti momen hari raya (tidak terus-menerus) dan kenaikan harga dari satu

atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas

(atau mengakibatkan kenaikan) kepada barang lain (Samuelson dan Nordhaus,

1997: 306).

Menurut Stephen G. Cecchetti, inflation is persistent for two related reasons.

First, when people expect inflation to continue, they adjust their prices and

wages accordingly. Second, not all wage and prices decisions are made at the

same time the result is that todays inflation tends to be very nearly what

yesterdays was.

Sedangkan menurut Dorn Busch dan Fisher inflation is the rate of change in

prices, and the prices level is the cumulation of past inflation.

1. Indikator Inflasi

Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti:

Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan pergerakan harga dari paket

Page 26: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

10

barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survey

bulanan di 66 kota, dipasar tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis

barang/ jasa disetiap kota dan secara keseluruhan terdiri dari 742 komoditas.

Indeks perdagangan besar merupakan indikator yang menggambarkan

pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan disuatu

daerah GDP Deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang termasuk

dalam perhitungan GNP diperoleh dengan membagi GDP nominal (atas

dasar harga berlaku) dengan GDP riil (atas dasar harga konstan/ tahun

dasar). Penggunaan indeks yang bervariasi itu dikarenakan arti penting

masing-masing barang tersebut bagi tiap kelompok masyarakat tidak sama.

2. Jenis-Jenis Inflasi

Menurut ukuran parah tidaknya inflasi (Bediyono, 1994:156)

a. Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)

b. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)

c. Inflasi berat ( antara 30% - 100% setahun)

d. Inflasi tidak terkendali (diatas 100% setahun)

Di Indonesia pernah terjadi inflasi diatas 500% pada tahun 1966, pada

masa sekarang pemerintah menargetkan inflasi dibawah 10%, namun

dampak inflasi bagi masyarakat tidak semata-mata ditentukan tingginya

tingkat inflasi, namun juga kelompok barang yang mengalami inflasi. Jika

inflasi disebabkan oleh kelompok barang kebutuhan pokok, maka akan

berpengaruh besar pada masyarakat, sebaliknya jika hanya barang mewah

Page 27: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

11

yang mengalami kenaikan, maka hanya berpengaruh pada sekelompok kecil

masyarakat.

Laju inflasi tersebut bukanlah suatu standar yang secara mutlak dapat

mengindikasikan parah tidaknya dampak inflasi bagi perekonomian disuatu

wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada berapa bagian dan

golongan masyarakat manakah yang terkena imbas (yang menderita) dari

inflasi yang sedang terjadi (www.perbanas.go.id)

3. Menurut Penyebabnya

Secara ekonomi harga bisa disebabkan karena sisi penawaran (Suplay)

dan sisi permintaan (Demand) (Prathama Rahardja, 2004: 161).

a. Tarikan Permintaan (Demand pull Inflation)

Inflasi terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total (Agregat

Demand) yang berlebihan sementara produksi suplai telah berada pada

keadaan kesempatan kerja yang penuh dan tidak mungkin meningkat lagi

sehingga penambahan permintaan hanya akan menyebabkan terjadinya

perubahan peningkatan harga.

b. Desakan Biaya (Cost Push Inflation)

Inflasi ini terjadi akibat harga produk-produk (output) yang dihasilkan

ikut naik. Terjadi biaya per unit yang lebih tinggi untuk produksi/

pergeseran kurva penawaran kekiri/ lebih sedikit jumlah barang yang

ditawarkan pada harga yang sama/ keseimbangan baru dicapai pada

harga yang lebih tinggi diikuti penurunan kuantitas yang terjual. Sumber

Page 28: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

12

kenaikan biaya produksi ini bisa berasal dari banyak hal misalnya:

kenaikan upah buruh, kenaikan harga energi, kenaikan harga bahan baku.

c. Inflasi diimpor (Sadono Sukirno, 2006: 336)

Inflasi yang bersumber dari kenaikan harga barang-barang yang diimpor.

Inflasi ini akan terwujud apabila barang-barang impor yang mengalami

kenaikan harga mempunyai peranan yang pentig dalam kegiatan

pengeluaran perusahaan.

4. Berdasarkan Asal Timbulnya Inflasi (Adwin Atmadja, 2009)

a. Domestic inflation, inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan

pengelolaan perekonomian baik di sekor riil ataupun disektor moneter

didalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat.

b. Imported Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan

harga – harga komoditi di luar negeri (dinegara asing yang memiliki

hubungan perdagangan dengan negara yang bersangkutan).

Terlepas dari pengelompok - pengelompokan tersebut, pada

kenyataannya inflasi yang terjadi di suatu negara sangat jarang (jika tidak

boleh dikatakan tidak ada) yang disebabkan oleh satu macam/ jenis inflasi.

Hal ini dikarenakan tidak ada faktor-faktor ekonomi maupun pelaku-pelaku

ekonomi yang benar-benar memiliki hubungan yang independen dalam

suatu sistem perekonomian negara. Contoh : imported inflation sering kali

diikuti oleh cost push inflation, domestik inflation diikuti dengan demand

full inflation.

Page 29: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

13

5. Berdasarkan Cakupan Pengaruh Kenaikan Harga

Jika terjadi kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan

beberapa barang tertentu secara kontinu disebut inflasi tertutup (closed

inflation) dan apabila kenaikan harga terjadi secara keseluruhan disebut

inflasi terbuka (open inflation), sedangkan apabila serangan inflasi demikian

hebatnya dan setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga

orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan bila uang terus

merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi)

(www.sabah.org.my).

6. Berdasarkan Fundamentalitas Penyebab Inflasi

a. Inflasi inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti:

interaksi permintaan dan penawaran, lingkungan eksternal seperti: nilai

tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang dan Ekspektasi

inflasi dari pedagang dan konsumen.

b. Inflasi non inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor

fundamental. Seperti : inflasi volatile food (inflasi yang dipengaruhi

shocks dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam,

gangguan penyakit). Dan inflasi administered prices (inflasi yang

dipengaruhi shocks berupa kebijakan harga pemerinntah seperti harga

BBM, tarif listrik, tariff angkutan, dll) (Pratama Rahardja, 2004 : 164).

7. Dampak Inflasi

Secara umum, inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif,

tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru

Page 30: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

14

mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong

perekonomian yang lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan

membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan

investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat

terjadinya inflasi tak terkendali (hiperinflasi) keadaan perekonomian

menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu, orang menjadi tidak

bersemangat kerja, menabung atau mengadakan investasi dan produksi

karena harga meningkat dengan cepat, para penerima pendapatan tetap

seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh akan

kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka

menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu

(www.uso.ac.id).

a. Efek Terhadap Pendapatan

Secara umum inflasi akan mengurangi daya beli seseorang apalagi bagi

masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi ini sangat merugikan.

Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata

uang semakin menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan

investasi akan sulit berkembang. Bagi orang yang meminjam uang kepada

bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang

kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam.

Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami

kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan

pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila

Page 31: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

15

pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi.

Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipat gandakan

produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun bila inflasi

menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan

produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen

bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu, bahkan bila tidak

sanggup mengikuti laju inflasi, bisa gulung tikar (biasanya terjadi pada

pengusaha kecil).

b. Efek terhadap efisiensi

Inflasi dapat mengubah pola alokasi faktor produksi. Perubahan harga

barang faktor produksi akan mengubah pemakaian barang tersebut pada

kegiatan produksi dan konsumsi yang lebih efisien.

c. Efek terhadap output

Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan output, apabila kenaikan harga

barang mendahului kenaikan biaya produksi sehingga menyebabkan

keuntungan produsen dalam jangka pendek, namun lebih banyak inflasi

menurunkan output apabila laju inflasi cukup tinggi menyebabkan daya beli

menurun dan mengurang daya serap output produksi

(www.puslit.petra.ac.id).

d. Efek terhadap redistribusi pendapatan.

Apabila harga naik, maka daya beli masyarakat akan menurun, namun

ada sekelompok masyarakat yang mampu menaikkan daya belinya akibat

kenaikan barang tersebut.

Page 32: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

16

e. Bagi perekonomian nasional

1. Investasi berkurang

2. Mendorong tingkat bunga

3. Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif

4. Menimbulkan kegagalan pelaksana pembangunan

5. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi masa yang akan datang

6. Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang

7. Menimbulkan defisit neraca pembayaran

8. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

8. Teori Inflasi

Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi

a. Teori kuantitas, teori ini berdasarkan persamaan MV=PT

Menurut teori ini hanya bisa terjadi kalau ada tambahan volume uang

yang beredar (kartal maupun giral) tanpa diiringi oleh pasokan (suplai)

barang-barang yang tersedia. Inflasi juga dapat terjadi oleh harapan

ekspektasi psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga dimasa

datang.

b. Teori Keynes

Mengemukakan bahwa inflasi terjadi karena masyrakat ingin hidup

diluar batas kemampuan ekonominya dan permintaan masyarakat akan

barang-barang melebihi jumlah barang yang tersedia.

Page 33: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

17

c. Teori Struktural

Teori ini lebih menekankan penyebab inflasi berasal dari struktur

perekonomian yang tidak mampu mengantisipasi secara cepat dan

fleksibel atas perkembangan perekonomian yang ada terutama terjadi di

Negara-negara berkembang. Negara berkembang biasanya hanya

menghasilkan hasil alam dan pertanian yang daya tukarnya tidak

berkembang secepat produk industri yang diimpor di Negara maju.

Negara berkembang juga menghadapi permasalahan kependudukan.

9. Peran bank Central Dalam Pengendalian Inflasi

Bank Sentral memaknai peran penting dalam mengendalikan inflasi.

Bank Sentral suatu Negara pada umumnya mengendalikan tingkat inflasi

pada tingkat yang wajar. Beberapa Bank Sentral bahkan memiliki

kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh

diintervensi oleh pihak diluar Bank Sentral, termasuk pemerintah.

Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa Bank

Sentral yang kurang independen salah satunya disebabkan intervensi

pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk

mendorong perekonomian – akan mandorong tingkat inflasi yang lebih

tinggi. Bank Sentral umumnya mengendalikan jumlah uang beredar dan

atau tingkat suku bunga sebagai instrument dalam mengendalikan harga.

Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar

mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi ) maupun

eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh

Page 34: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

18

bank sentral diseluruh dunia, termasuk oleh bank Indonesia

(www.bappenas.go.id).

10. Produk Domestik Bruto

PDB adalah sebutan untuk menyatakan besarnya pendapatan suatu

perekonomian daerah. Sedangkan Produk Domestic Bruto (PDB) adalah

nilai total atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh suatu

perekonomian baik yang dilakukan oleh penduduk domestik maupun

penduduk asing mapun orang-orang dari negara lain yang bermukim di

negara bersangkutan. Produk Domestik bruto merupakan ukuran terbaik dari

kinerja perekonomian karena tujuan PDB adalah meringkas aktivitas

ekonomi dalam nilai tunggal dalam periode waktu tertentu (Mankiw, 1999).

Terdapat beberapa cara untuk menilai PDB sebagai kinerja sebuah

perekonomian, (1) dengan melihat PDB sebagai perekonomian total

(pendekatan pendapatan) dari setiap orang yang berada didalam

perekonomian, (2) dengan melihat PDB sebagai pengeluaran total

(pendekatan pengeluaran) pada output barang dan jasa perekonomian. Dari

sudut pandang lain, jelaslah mengapa PDB merupakan cerminan dari kinerja

ekonomi karena mengukur sesuatu yang dipedulikan banyak orang

(pendapatan) demikian pula dengan output barang dan jasa yang

memuaskan pemerintah rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. PDB

mengukur pendapatan dan pengeluaran perekonomian pada outputnya

dengan alasan bahwa jumlah keduanya adalah sama dan fakta yang

Page 35: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

19

mendasar karena setiap transaksi memiliki penjual dan pembeli (Mankiw,

1999).

11. Perkembangan Inflasi

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi sepanjang tahun

2009 mencapai 2,78%. Angka ini berarti sesuai perkiraan banyak pihak

yang mengatakan inflasi 2009 akan berada di bawah 3%. Dan inflasi year

on year sebesar 4,28%.

Khusus bulan Desember 2009, laju inflasi sebesar 0,33% dengan Indeks

Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,03. Dari 66 kota, terdapat 18 kota

mengalami deflasi dan 42 kota mengalami inflasi. Inflasi ini terjadi karena

adanya kenaikan harga pada makanan jadi, terutama minuman, rokok, dan

tembakau yang mengalami kenaikan 0,93%.

B. Sumber Dana Bank

Kegiatan usaha yang utama dari suatu bank adalah menghimpun dana

dan menyalurkan dana. Penyaluran dana dengan tujuan untuk memperoleh

penerimaan akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun. Penghimpunan

dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara – cara tertentu sehingga

efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut (Sigit

Triandaru, 2006: 95). Menurut Dahlan Siamat (2004:99) modal bank memiliki

tiga fungsi yaitu fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan

dan pengaturan. Keseluruhan fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Memberikan perlindungan kepada nasabah

b. Modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank

Page 36: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

20

c. Untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris

d. Untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum

e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat

f. Untuk menutupi kerugian aktiva produktif bank

g. Sebagai indikator kekayaan bank

h. Meningkatkan effisiensi operasional bank.

Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari

masyarakat. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan

operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai

operasinya dari sumber dana ini. Sumber dana bank dapat diperoleh dari :

1. Dari Bank Itu Sendiri

Yaitu, dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya

digunakan apabila bank mengalami kesulitan apabila memperoleh dana dari

luar. Salah satu jenis dana bersumber dari bank itu sendiri adalah modal yang

disetor dari para pemegang saham. Disamping itu dana yang bersumber dari

bank itu sendiri dapat pula berupa cadangan laba atau laba yang belum dibagi

(Lukman Dendawijaya, 2001:46-47)

Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari

(Dahlan Siamat, 1993: 80) :

a. Modal disetor

Modal disetor adalah modal yang disetor secara efektif oleh pemiliknya.

Bagi bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas

simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota.

Page 37: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

21

b. Agio saham

Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank

sebagai akibat dari harga saham melebihi nominalnya.

c. Cadangan umum

Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba

ditahan atau laba bersih setelah dikurang pajak dan mendapat persetujuan

rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai anggaran dasar

masing-masing.

d. Cadangan Tujuan

Cadangan Tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang

disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat

umum pemegang saham atau rapat anggota.

e. Laba Ditahan

Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh

rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak

dibagikan.

f. Laba Tahun Lalu

Laba tahun lalu adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak

dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat umum penegang saham

atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai

modal inti hanya 50%. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun

lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

Page 38: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

22

g. Laba tahun berjalan

Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan

setelah dikurang taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan

diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank

mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut

menjadi faktor pengurang dari modal inti.

h. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya

dikonsolidasikan

Bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah

dikompensasikan nilai penyertaan bank dan anak perusahaan tersebut.

Yang dimaksud dengan anak perusahaan adalah Bank dan Lembaga Bukan

Bank (LKBB) lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.

Keuntungan dari sumber dana ini adalah tidak perlu membayar bunga yang

relatif besar dari pada jika meminjam ke bank lain. Keutungannya lainnya

adalah mudah untuk memperoleh dana yang diinginkan relatif kecil,

sedangkan kerugiannya adalah untuk jumlah dana yang relatif besar harus

melalui berbagai prosedur yang relatif lama. Kemudian, penggunaan dana

sendiri harus diseimbangkan dengan dana pinjaman dan dana itu sendiri dapat

dioptimalkan sedemikian rupa.

2. Dana Yang Berasal Dari Masyarakat Luas

Untuk memperoleh dana dari masyrakat luas bank dapat menggunakan

tiga macam jenis rekening. Masing-masing jenis simpanan (rekening).

Masing-masing simpanan memiliki keunggulan tersendiri, sehingga bank

Page 39: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

23

harus pandai dalam menyiasati sumber dana. Sumber dana yang dimaksud

adalah :

a. Simpanan Giro

Dalam bahasa sehari-hari simpanan giro biasa disebut rekening. Dengan

memiliki simpanan atau rekening berarti sejumlah uang yang disimpan di

bank tertentu.

Pengertian giro menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun

1998 tanggal 10 November 1998 adalah Simpanan yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana

perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.

Dapat ditarik setiap saat maksudnya bahwa uang yang sudah disimpan

di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan

catatan dana yang tersedia masih mencukupi.

Menurut Dudley G. Luckett demand deposits is meant all deposits that

are legally payable on demand that is, whenever the depositor wants.

b. Tabungan (saving)

Yaitu, simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek

atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.

c. Simpanan Deposito

Yaitu, simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

Page 40: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

24

1. Deposito Berjangka

Adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu menurut perjanjian antara penyimpan di bank. Sumber dana ini

memiliki ciri-ciri pokok, yaitu jangka waktu penarikannya tetap, oleh

karena itu sering disebut fixed deposit yang umumnya memiliki jangka

waktu jatuh tempo 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan.

Menurut Dudley G. Luckett, saving deposits, which are in practice paid

on demand, are legally subject to a thirty- day waiting period if the bank

cares to inforce it.

2. Deposit On Call

Jenis simpanan ini biasa disebut deposito harian yaitu simpanan pihak

ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan

pemberitahuan terlebih dahulu sesuai kesepakatan pihak bank dengan

nasabah.

3. Sertifikat Deposito

Sertifikat Deposito atau biasa yang disingkat CD adalah deposito

berjangka yang bukti simpanannya dapat diperjual belikan. CD memiliki

karakteristik antara lain:

a. Diterbitkan oleh bank atas unjuk dan dengan jangka waktu tertentu

b. Dapat diperjual belikan (negotiable)

c. Merupakan instrument pasar uang

d. Bunga dibayar dimuka (discount basis)

e. Dapat dijadikan jaminan.

Page 41: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

25

3. Dana Yang Bersumber Dari Lembaga Lain

Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank

mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana yang pertama dan yang

kedua. Pencarian dari sumber dana ini relative lebih mahal dan sifatnya hanya

sementara waktu saja. Perolehan dana ini antara lain (Arthesa, 2006: 71) :

a. Call Money

Adalah sumber dana yang diperoleh dari bank berupa pinjaman jangka

pendek yang didapatkan dari interbank call money market. Umumnya

sumber dana ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak dalam

jangka pendek, misalnya kalah kliring atau terjadi penarikan besar-besaran

atas dana yng disimpan dalam suatu bank (rush).

b. Pinjaman Antar Bank

Yaitu pinjaman dari bank lain berupa pinjaman jangka pendek dan

menengah. Untuk itu, perbankan pada umunya menjalin kerjasama,

terutama dalam bentuk bantuan permodalan dari bank yang memiliki

tingkat likuiditas tinggi ke bank yang memiliki tingkat likuiditas rendah.

c. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Sumber ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak dalam jangka

pendek. Tujuannya, mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap

sektor perbankan secara umum.

d. Surat Berharga Pasar Uang

Yaitu salah satu instrumen Bank Indonesia yang digunakan untuk

menghimpun dana atau menyalurkan dana. Surat berharga ini mempunyai

Page 42: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

26

jangka waktu yang pendek dan dapat diperjual belikan dengan cara

didiskonto oleh Bank Indonesia.

e. Fasilitas Diskonto Bank Indonesia

Digunakan bank – bank yang mengalami kesulitan likuiditas atau sebagai

upaya terakhir bank untuk mengatasi likuiditasnya.

4. Perkembangan DPK

Sepanjang tahun 2008, pertumbuhan kredit meningkat sangat tajam, yaitu

sekitar Rp. 305 triliun. Perkembangan DPK perbankan mengalami kenaikan

sebesar Rp 247 triliun, perkembangan ini merupakan pembalikan dari apa

yang terjadi selama 8 bulan pertama tahun 2008 yang sangat kering dan

hanya menghasilkan kenaikan sebesar Rp 12 Triliun, sedangkan empat bulan

terakhir mengalami kenaikan sebesar Rp 235 Triliun. Secara keseluruhan

masih terjadi “cashflow deficit” sebesar Rp 58 triliun. Namun dengan adanya,

penurunan GWM pada bulan Oktober 2008, perkembangan likuiditas

perbankan dirasakan memadai.

Sedangkan pada tahun 2009 banyak bank-bank yang membuat strategi

agar dapat meningkatkan pertumbuhan kredit. Salah satu bank persero seperti

Bank Mandiri. Direksi PT Mandiri Tbk optimis, pertumbuhan ekonomi 2010

akan lebih baik dari 2009. Sehingga, Bank Mandiri akan menggenjot

penyaluran kredit. Mereka menargetkan pertumbuhan kredit tahun 2010

mencapai 18 persen. Agar dapat mencapai target tersebut, Mandiri akan

meningkatkan pemberian kredit di setiap lini. Di kredit korporasi, mereka

akan memperbesar ke sektor makanan, pupuk, dan infrastruktur. Mandiri juga

Page 43: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

27

akan meningkatkan penyaluran kredit di sektor mikro yang pada tahun 2009

telah menyalurkan dana Rp 4,4 triliun atau tumbuh 22,9 persen. Selain itu, ia

akan fokus juga dengan kredit ekspor impor dan komoditas yang bakal

tumbuh tahun ini.

C. Pengertian Kredit

1. Pengertian Kredit

Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam,

dimulai dari arti “kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang

berarti “kepercayaan”. Dengan demikian seseorang memperoleh kredit pada

dasarnya adalah memperoleh kepercayaan. Kredit dalam bahasa latin adalah

“creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran, dalam praktek sehari-

hari pengertian ini selanjutnya berkembang lebih luas lagi antara lain:

(www.infogigi.com).

a. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau

mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan

dilakukan ditangguhkan pada suatu jngka waktu yang disepakati.

b. Sedangkan pengertian yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di

Indonesia, yaitu menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

1998 dalam pasal 1; kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga (Dahlan Siamat, 2004: 349).

Page 44: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

28

c. Menurut Mishkin S. Frederic, credit is rationed when individuals cannot

borrow as much as they want at going interest rate. Credit is rationed

because lenders fear that borrowers who are willing to borrow may not be

able to replay. But if credit is rationed at a given interest rate, that interest

rate does not fully describe the impact of monetary policy on investment

and aggregate demand. Proponents of the credit view argue that the fed

should focus directly on the volume of credit to see what impact monetary

policy is having on demand.

2. Tujuan Kredit

Tujuan kredit mencakup skope yang luas, ada dua fungsi pokok yang saling

berkaitan dengan kredit adalah (Sinungan: 1995) :

a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa

keuntungan yang diteguk dari pemungutan bunga.

b. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar tercepat tanpa hambatan yang berarti. Tujuan kredit berarti

tidak lepas dari falsafah yang dianut oleh suatu Negara karena pada

dasarnya tujuan kredit didasarkan pada usaha untuk memperoleh

keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut, seperti pada

Negara-negara liberal dimana dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya

untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

Pemberian kredit yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan maka

bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya

dalam bentuk kredit apabila nasabah yang akan menerima kredit itu mampu

Page 45: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

29

dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya itu. Dari faktor

kemauan dan kemampuan tersebut, maka tersimpul suatu unsur keamanan

dan unsur keuntungan (profitability) dari sutu kredit.

3. Fungsi Kredit

Kehidupan perekonomian yang modern, bank memegang peranan sangat

penting. Oleh karena itu, organisasi-organisasi bank selalu diikut sertakan

dalam menentukan kebijaksanaan dibidang moneter, pengawas devisa, dan

lain-lain. Hal ini antara lain disebabkan usaha pokok bank adalah

memberikan kredit, dan kredit yang diberikan oleh bank merupakan pengaruh

yang sangat luas dalam segala bidang kehidupan, khususnya dibidang

ekonomi (wisiso.blogspot.com).

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan

antara lain sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya guna dari modal atau uang

Yaitu para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan

uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan

produksi atau untuk meningkatkan usahanya selain itu juga dapat

menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan.

b. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari suatu barang

Yaitu dengan mendapatkan kredit para pengusaha dapat memproses bahan

baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi

meningkat.

Page 46: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

30

c. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Yaitu kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan

pembayaran baru seperti cek, giro bilyet dan wesel maka akan dapat

meningkatkan peredaran uang giral.

4. Larangan dalam Pemberian Kredit

a. Memberikan kredit tanpa surat perjanjian tertulis

b. Memberikan kredit kepada usaha yang sejak semula telah diperhitungkan

kurang sehat dan akan membawa dampak kerugian bagi bank

c. Memberikan kredit kepada bidang usaha yang terkait tindak kriminal,

asusila, etika dan hal-hal yang melanggar hukum.

d. Memberikan kredit yang melampaui batas maksimum pemberian kredit

(BMPK), dimana

• Untuk satu peminjam (individu) atau kelompok peminjam yang tidak

terkait dengan pihak bank maksimum 20% modal bank saat ini.

• Untuk pihak yang terkait dengan pihak bank baik satu peminjam atau

keseluruhan maksimum 10% dari modal bank.

e. Memberikan kredit untuk membeli saham dan modal kerja dalam rangka

jual beli saham untuk jangka pendek

f. Untuk proyek daftar negatif investasi (DNI) pemerintah.

Page 47: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

31

5. Jenis – Jenis Kredit

a. Berdasarkan Jangka Waktu (Arthesa, 2006:177)

1. Kredit jangka pendek

Yaitu kredit yang harus dilunasi dalam waktu setahun atau kurang.

Biasanya kredit ini digunakan untuk kelancaran usaha, khususnya

penyediaan dana untuk modal kerja.

2. Kredit jangka menengah

Yaitu kredit yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu sampai tiga

tahun. Kredit ini umumnya digunakan untuk pembiayaan modal kerja

perusahaan-perusahaan besar atau kredit invistasi perusahaan-

perusahaan kecil.

3. Kredit jangka panjang

Yaitu kredit yang harus dilunasi dalam jangka waktu tiga sampai lima

tahun. Umumnya kredit jangka panjang digunakan untuk membiayai

investasi. Makin besar investasinya, makin panjang jangka waktu

pembayarannya.

b. Berdasarkan Jaminan (Colleteral)

Berdasarkan ada tidaknya jaminan, kredit dapat dikelompokkan menjadi

kredit dengan jaminan (secured loan) dan kredit tanpa jaminan (unsecured

loan).

1. Kredit dengan jaminan (secured loan)

Yaitu kredit yang disertai jaminan atau agunan.

Page 48: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

32

2. Kredit tanpa jaminan (unsecured loan)

Kredit tanpa jaminan dapat diberikan kepada seseorang atau perusahaan

tertentu dengan berbagai alasan. Pertama, orang tersebut sudah dikenal,

teruji dan dipercaya oleh bank. Kedua, prospek usaha debitur sangat baik

dan biasanya juga terkait dengan penilaian bank tentang reputasi orang

atau perusahaan tersebut (www.perbanasinstitute.ac.id).

c. Berdasarkan Segmen Usaha

Berdasarkan segmen usaha, kredit dapat dikelompokkan menjadi (Kasmir,

2003: 156).

1. Kredit pertanian

Yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor pertanian seperti peternakan

dan perkebunan.

2. Kredit industri

Kredit yang disalurkan kepada sektor industri ada yang industri kecil dan

rumah tangga, tetapi ada juga untuk induastri besar.

3. Kredit jasa

Yaitu kredit yangg disalurkan kepada sektor jasa baik untuk UKM maupun

besar.

d. Berdasarkan Tujuan

a. Kredit komersial (Commercial Loan)

Yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan nasabah yang

bidang usahanya adalah perdagangan.

Page 49: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

33

b. Kredit konsumtif

Yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dana bagi debitur

yang ingin membeli barang atau kebutuhan-kebutuhan konsumtif.

Umumnya yang melakukan pinjaman untuk keperluan konsumtif adalah

unit rumah tangga.

c. Kredit produktif

Kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan produksi debitur.

Kredit ini mencakup antara lain kredit untuk pembelian bahan baku dan

pembayaran upah.

e. Berdasarkan Penggunaan (Sigit Triandaru, 2006: 117)

1. Kredit modal kerja

Yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja

nasabah. Ditinjau dari jangka waktunya, KMK terdiri atas 2 macam, yaitu :

a. KMK – Revolving

Apabila kegiatan usaha debitor dapat diharapkan berlangsung secara

berkelanjutan dalam jangka panjang dan pihak bank cukup untuk

mempercayai kemampuan dan kemauan nasabah, maka fasilitas KMK

nasabah dapat diperpanajng setiap periodenya tanpa tanpa harus

mengajukan permohonan kredit baru.

b. KMK-Einmaleg

Apabila volume kegiatan usaha debitur sangat berfluktuasi dari waktu

ke waktu dan atau pihak bank kurang mempercayai kemampuan dan

kemauan nasabah, maka pihak bank merasa lebih aman kalau

Page 50: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

34

memberikan KMK – Einmaleg. Fasilitas KMK ini hanya diberikan

sebatas satu kali perputaran usaha nasabah, apabila pada periode

selanjutnya nasabah menghendaki KMK lagi maka nasabah harus

mengajukan permohonan kredit baru.

2. Kredit Investasi

Yaitu kredit yang digunakan untuk pengadaan barang modal jangka

panjang untuk kegiatan usaha nasabah.

3. Kredit konsumsi

Yaitu kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan barang atau jasa

untuk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang modal dalam kegiatan

usaha nasabah.

f. Menurut Risiko Pembiayaan

1. Kredit dari dana bank yang bersangkutan

Dasar dari kredit ini diberikan atas dasar kemampuan dari bank yang

bersangkutan didalam mengumpulkan dana dari masyarakat yang menjadi

nasabahnya baik berupa giro, deposito maupun modal sendiri dan

pinjaman-pinjaman lainnya.

2. Kredit dengan dana likuiditas Bank Indonesia

Sesuai dengan fungsinya bank sebagai agent of development khususnya

pada bank-bank pemerintah, maka dalam pengembangan sektor-sektor

perekonomian tertentu bank sentral telah memberikan berbagai fasilitas

penyediaan “Dana Likuiditas”.

Page 51: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

35

3. Kredit kelolaan

Kredit ini diperoleh pemerintah Indonesia dari luar negeri untuk

membantu berbagai pembiayaan pembangunan proyek-proyek swasta/

pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk bantuan kredit yang disalurkan

melalui sistem perbankan (wino.blofdetik.com).

g. Menurut Sektor Ekonomi

Untuk kepentingan perencanaan pengembangan kegiatan perekonomian

maka pembbagian sektor-sektor ekonomi mempunyai arti yang sangat

penting. Penguasa moneter dan bank sentral mempunyai kepentingan utama

dalam pembagian kredit menurut sektoral, sebagai alat perencanaan dan

pengendalian kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambilnya. Secara garis

besar pembagian kredit menurut sektor ekonomi (www.bi.go.id).

1. Sektor pertanian, perkebunan dan sarana pertanian

2. Sektor pertambangan

3. Sektor perindustrian

4. Sektor listrik gas dan air

5. Sektor konstruksi

6. Sektor perdagangan, restoran dan hotel

7. Sektor pengangkatan, pergudanngan, dan komunikasi

8. Sektor jasa-jasa dunia usaha

9. Sektor jasa-jasa social atau masyarakat.

Page 52: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

36

6. Prinsip-Prinsip Kredit

Melaksankan kegiatan perkreditan secara sehat, maka dikenal adanya 5

prinsip perkreditan, yaitu (Dahlan Siamat, 2004:356).

1. Character (kepribadian, watak)

Menunjukkan adanya pelanggan untuk secara jujur berusaha untuk

memenuhi kewajiban untuk membayar kembali

2. Capital (modal, kekayaan)

Modal yang ada pada peminjam hakekatnya akan menguranngi resiko

modal tersebut meliputi barang bergerak serta barang tidak bergerak yang

ada dalam perusahaan.

3. Condition (keadaan)

Bank harus menilai sampai dimana dan berapa jauh pengaruh dari adanya

suatu kebijaksanaan pemerintah dibidang ekonomi terhadap prospek

industry dimana perusahaan pemohon kredit termasuk didalamnya, disini

apakah pelaksanaan usaha dilakukan dalam keadaan baik sehingga dapat

berjalan lancar serta menguntungkan.

4. Capacity (kemampuan, kesanggupan)

Kemampuan calon nasabah dalam menngembangkan dan kesanggupannya

dalam menggunakan fasilitas kredit yang diberikan serta mengendalikan

usahanya dan mengembalikan pinjamannya.

5. Collateral (jaminan)

Menunjukkan jaminan untuk mendapatkan kredit yang diberikan oleh

pihak bank.

Page 53: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

37

Selain 5C, konsep 7P dan 3R juga dapat diterapkan dalam pengambilan

keputusan pemberian kredit (Kasmir, 2003: 165).

1. Kepribadian (Personality)

Tercakup dalam penilaian kepribadian calon debitur adalah tingkah laku,

sejarah hidupnya yang mencakup sikap.

2. Tujuan (Purpose)

Menilai tujuan calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit dan

berapa besar kredit yang diajukan.

3. Prospek (prospect)

Menilai prospek usaha yang direncanakan debitur, baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang.

4. Pembayaran (Payment)

Menilai bagaimana cara calon debitur melunasi kredit, dari mana saja

sumber dana tersebut, dan bagaimana tingkat kepastiannya.

5. Tingkat keuntungan (Profitability)

Menilai berapa tingkat keuntungan yang diperkirakan akan diraih calon

debitur.

6. Perlindungan (protection)

Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan

perlindungan usaha.

7. Parti (party)

Bertujuan mengklasifikasikan calon debitur berdasarkan modal, loyalitas,

dan karakternya.

Page 54: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

38

Tiga komponen dalam 3R adalah :

1) Tingkat pengembalian usaha (Return

2) Kemampuan membayar kembali (Repayment)

3) Kemampuan menanggung resiko (Risk Bearing Ability)

7. Pertimbangan dan Penilaian Dalam Pemberian Kredit

Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 pasal 8 menjelaskan bahwa

dalam memberikan kredit, bank umum wajib mempunyai keyakinan atas

kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai

dengan yang diperjanjikan.

Maksud dari pasal tersebut bahwa kredit yang diberikan oleh bank

mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus

memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi resiko

tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan

kesangggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai bank. Untuk

memperoleh keyakinan tersebut, maka sebelum memberikan kredit, bank

harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan,

modal, agunan, danprospek usaha debitur (Suyatno,dkk: 1995).

8. Jaminan dan Kelayakan Kredit

Jaminan kredit menurut bank, merupakan sumber kedua pembayaran

kembali kredit dan bunga yang tertunggak. Sumber utama pembayran

kembali kredit adalah dana intern perusahaan terutama keuntungan dan dana

penyusutan. Bila debitur gagal memenuhi kewajiban keuangannya kepada

bank dari sumber pembayaran pertama, maka harta mereka yang dijamin akan

Page 55: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

39

dipergunakan sebagai gantinya (Sutojo, 2000). Bank akan meluluskan

permintaan kredit yang diajukan oleh calon debitur tergantung dari hasil

pertimbangan berikut ini (Sutojo, 1995):

a. Faktor Intern Bank

Sebelum mengambil keputusan untuk meluluskan permintaan kredit

(terutama dalam jumlah besar) terlebih dahulu bank akan memeriksa

kondisi intern operasi dan keuangan dewasa ini, dua tiga tahun terakhir,

serta prospek masa depan.

b. Kredibilitas

Bank akan lebih bersemangat dalam bekerja sama dengan investor, apabila

mitra usaha mereka dapat menunjukkan kemampuan mengelola proyek

yang akan dibangun dengan bank.

c. Prospek Masa Depan Proyek

Masa depan sebuah proyek dapat diharapkan akan cerah, bila proyek

tersebut dapat memenuhi kriteria berikut ini;

1. Dikelola oleh manajemen yang professional

2. Didukung oleh sumber daya manusia yang dapat menjalankan operasi

proyek dengan baik.

3. Dapat memproduksi barang atau jasa yang kompetitif

4. Dapat memasarkan hasil produksi tersebut secara menguntungkan.

5. Dapat menghasilkan keuntungan yang layak.

Page 56: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

40

9. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Menurut Yoko Isti Wiyono

Dalam penelitiannya, dengan menggunakan regresi jalur menunjukkan

perolehan angka inflasi sebesar -1,494. Sehingga dapat dikatakan

bahwasanya tingkat inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi

kredit modal kerja. Sedangkan pada suku bunga SBI diperoleh angka

sebesar 5,427% sehingga dapat dikatakan bahwa suku bunga SBI

mempunyai pengaruh terhadap posisi kredit modal kerja dan hubungan suku

bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja mempunyai

angka yang signifikan sebesar -10,910. Sementara secara simultan/ secara

bersamaan, tingkat inflasi, DPK, suku bunga kredit modal kerja mempunyai

nilai 0,000 yang artinya secara simultan ketiga variabel tersebut mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap posisi kredit modal kerja.

2. Menurut Putu Oktavia

Dari hasil perhitungan, diperoleh hasil t-hitung untuk β1 sebesar 3,776

sementara t-tabel pada tingkat kepercayaan 5% adalah sebesar 1,753,dengan

kata lain t-hitung > t-tabel. Artinya, variabel independen (pertumbuhan

jumlah uang beredar) memengaruhi variabel dependen (tingkat inflasi)

secara signifikan.

Koefisien determinasi (R2). R

2 menjelaskan seberapa besar persentasi

total variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh model, semakin besar

R2 semakin besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen.

Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Suatu R

2 sebesar 1 berarti ada

Page 57: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

41

kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen.

Dari hasil perhitungan diperoleh R2 sebesar 0,456. Artinya, variabel

pertumbuhan jumlah uang beredar menjelaskan terjadinya perubahan tingkat

inflasi sebesar 45,6%. Sementara sisanya, yaitu 54,4%, dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.

Secara teoretis, tingkat inflasi dipengaruhi oleh jumlah uang beredar.

Dalam teori kuantitas uang, ditunjukkan bahwa jika jumlah uang beredar

meningkat, maka akibatnya dapat dilihat dari ketiga variabel lainnya: harga

harus naik, kuantitas output harus naik, atau kecepatan perputaran uang

harus turun. saat Bank Sentral mengubah jumlah uang beredar (M) dan

menyebabkan perubahan proporsional terhadap nilai output nominal (PY),

perubahan tersebut akan tercermin dalam tingkat harga (P). Karena tingkat

inflasi ditunjukkan oleh perubahan persentase dalam tingkat harga, maka

meningkatnya jumlah uang beredar akan menyebabkan inflasi.

3. Menurut Ni Nyoman Aryaningsih

Perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial diperoleh

nilai koefisien regresi suku bunga terhadap permintaan kredit sebesar

0,659 (65,9%) ini berarti suku bunga berpengaruh terhadap permintaan

kredit sebesar 65, 9% sisanya sekitar 34,1% dipengaruhi oleh variabel

lain. Namun dari uji t, diperoleh hitung lebih kecil dari t table, sehingga

suku bunga tidak berpengaruh secara parsial terhadap permintaan kredit.

Page 58: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

42

Kedua, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial

diperoleh nilai koefisien regresi inflasi terhadap permintaan kredit sebesar

0,475 (47,5%). Sisanya sekitar 52,5% permintaan kredit dipengaruhi oleh

variabel lain. Dari hasil perhitungan dengan uji t variabel inflasi secara

partial tidak berpengaruh banyak terhadap permintaan kredit.

Ketiga, perhitungan analisis regresi linier berganda secara parsial

diperoleh nilai koefisien pengaruh penghasilan terhadap permintaan kredit

sebesar 0,739 (73,9%). Ini berarti penghasilan berpengaruh sebesar 73,9%

Sisanya sekitar 26,1% dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil

perhitungan dengan uji t, variabel pendapatan berpengaruh secara parsial

terhadap permintaan kredit.

Keempat, perhitungan uji statistika regresi linier berganda secara

simultan menunjukan suku bunga, inflasi, dan pendapatan secara simultan

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan kredit. Hasil ini

ditunjukan oleh perolehan F hitung 2,443 lebih kecil dari F tabel sebesar

2,82.

4. Menurut Luciana Spica Almilia dan Anton Wahyu Utomo

Dalam penelitiannya tentang tingkat suku bunga deposito menyimpan

bahwa faktor internal ternyata paling berpengaruh terhadap tingkat suku

bunga deposito berjangka yang artinya bahwa kinerja perbankan itu sendiri

lebih mempengaruhi dalam penetapan suku bunga deposito dibandingkan

dengan faktor eksternal yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini.

Hal ini dapat dilihat bahwa kinerja bank yang diproduksi dari rasio ROA

Page 59: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

43

dan LDR ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

tingkat suku bunga deposito berjangka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan

dibandingkan dengan faktor eksternal yaitu tingkat inflasi yang hanya

mampu mempengaruhi secara signifikan pada tingkat suku bunga deposito

berjangka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan Bank Umum di Indonesia

selama periode yang ditentukan dalam peneitian.

5. Menurut Rian Wahyudi

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif

analisis Hipotesis yang digunakan yaitu analisis korelasi sederhana, analisis

koefisien determinasi, dan analisis regresi sederhana. Dari hasil penelitian

didapat bahwa jumlah dana pihak ketiga diperoleh kenaikan sebesar

Rp3.545.056.106,- atau meningkat sebesar 34,04% dari bulan sebelumnya.

Sedangkan jumlah kredit yang diberikan mencapai pada angka tertinggi

dimana jumlah pemberian kredit meningkat sebesar 11,74% atau naik

sebesar Rp 4.726.667.184 dari bulan sebelumnya. Hasil analisis korelasi

sederhana menunjukan bahwa adanya hubungan yang sangat kuat dan

positif antara jumlah dana pihak ketiga dengan pemberian kredit karena

memiliki koefisien korelasi sebesar 0,8929789 sedangkan nilai koefisien

determinasi adalah sebesar 79,74%, berarti kontribusi peningkatan jumlah

dana pihak ketiga menyebabkan peningkatan pemberian kredit sebesar

79,74% dan sisanya berasal dari faktor lain diluar dana pihak ketiga. Hasil

analisis regresi sederhana menunjukan persamaan regresi, yaitu Y =

27404686,92 + 0,3035097X. Dana pihak ketiga memiliki pengaruh

Page 60: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

44

signifikan terhadap pemberian kredit, hal ini didasarkan atas hasil uji

signifikansi persamaan regresi dimana t hitung sebesar 9,305612 > t tabel

sebesar 2,074

6. Menurut Ardi Purnama

Penelitian mengenai pengaruh giro, tabungan dan deposito terhadap

kredit menunjukkan bahwa dari hasil pengujian secara bersama-sama/

simultan dengan menggunakan uji signifikansi simultan (uji statistik F),

terhadap hipotesis 1 (satu) menyatakan bahwa seluruh variabel independent

secara bersama-sama/simultan memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap variabel dependent. Dengan signifikasi sebesar 0,0000

maka dapat dikatakan pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent adalah sangat signifikan karena jauh lebih kecil dari 1% atau

0,01. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggabungan Jumlah Giro,

Tabungan, dan Simpanan Berjangka memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Jumlah Kredit Yang Diberikan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(persero) Tbk. Keadaan ini menunjukkan bahwa penggabungan variabel

Jumlah Giro, Tabungan, dan Simpanan Berjangka sangat relevan digunakan

sebagai prediksi dalam pengelolaan penyaluran Kredit Yang Diberikan Pada

PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.

Nilai derajat hubungan R atau koefisien kolerasi simultan (R) sebesar

0,9878 menunjukkan hubungan antara variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependent) sangat kuat karena diatas 0,80. Sedangkan nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9757 menunjukkan kontribusi dan

Page 61: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

45

variabel-variabel independent dalam menerangkan variabel dependent-nya

sebesar 97,57%. Dapat disimpulkan bahwa kontribusi Jumlah Giro,

Tabungan, dan Simpanan Berjangka dalam menjelaskan variasi penyaluran

Kredit Yang Diberikan sebesar 97,57% dan 2.43% sisanya adalah Koefisien

Non Determinasi yaitu prosentase pengaruh faktor lain terhadap variabel

terikat (dependent) dengan kata lain 2.43% penyaluran Kredit Yang

Diberikan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat

(dependent) yang besar menunjukkan penggabungan variabel-variabel

Jumlah Giro, Tabungan, dan Simpanan Berjangka, sangat relevan digunakan

sebagai prediksi dalam mengelola penyaluran Kredit Yang Diberikan Pada

PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. di masa yang akan datang.

Namun dari hasil pengujian secara parsial/individual dengan

menggunakan uji signifikansi Individual (Uji statistik t), terhadap hipotesis

2 (dua) menyatakan bahwa variabel independent X1 secara parsial/

individual memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap

variabel dependent. Dengan signifikasi sebesar 0,1687 maka dapat

dikatakan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah

tidak signifikan karena jauh lebih besar dari 5% atau 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel Jumlah Giro tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Jumlah Kredit Yang Diberikan Pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (persero) Tbk. Keadaan ini menunjukkan bahwa variabel Jumlah

Giro tidak relevan digunakan sebagai prediksi dalam pengelolaan

Page 62: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

46

penyaluran Kredit Yang Diberikan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(persero) Tbk.

Selain itu nilai derajat hubungan r atau koefisien kolerasi simultan untuk

variabel X1 sebesar 0,1998 menunjukkan hubungan antara variabel bebas

(independent) dan variabel terikat (dependent) sangat lemah karena dibawah

0,20. Pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat

(dependent) yang tidak signifikan menunjukkan variabel Jumlah Giro tidak

relevan digunakan sebagai prediksi dalam mengelola penyaluran Kredit

Yang Diberikan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. di masa

yang akan datang.

Hal tersebut dimungkinkan terjadi dikarenakan Giro merupakan jenis

simpanan berskala besar yang tidak memiliki batas pengambilan. Sehingga

dana yang berhasil dihimpun oleh pihak bank berupa Giro ditempatkan pada

aktiva lain yang lebih memiliki likuditas yang tinggi. Hal ini bertolak

belakang dengan dugaan semula bahwa variabel Jumlah Giro berpengaruh

terhadap penyaluran Kredit Yang Diberikan Pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (persero) Tbk.

Sedangkan dari hasil pengujian secara parsial/individual dengan

menggunakan uji signifikansi individual (Uji statistik t), terhadap hipotesis

3 (tiga) menyatakan bahwa variabel independent X2 secara parsial/

individual memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel

dependen. Dengan signifikasi sebesar 0,0000, maka dapat dikatakan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sangat

Page 63: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

47

signifikan karena jauh lebih kecil dari 1% atau 0,01. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel Jumlah Tabungan memiliki pengaruh yang

sangat signifikan terhadap Jumlah Kredit Yang Diberikan Pada PT. Bank

Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Keadaan ini menunjukkan bahwa variabel

Jumlah Tabungan sangat relevan digunakan sebagai prediksi dalam

pengelolaan penyaluran Kredit yang diberikan Pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (persero) Tbk.

Nilai derajat hubungan r atau koefisien kolerasi simultan untuk variabel

X2 sebesar 0,8756 menunjukkan hubungan antara variabel bebas

(independent) dan variabel terikat (dependent) sangat kuat karena diatas

0,80. Pengaruh variabel bebas bebas (independent) terhadap variabel terikat

(dependent) yang sangat signifikan menunjukkan bahwa variabel Jumlah

Tabungan sangat relevan digunakan sebagai prediksi dalam mengelola

penyaluran Kredit Yang Diberikan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(persero) Tbk. di masa yang akan datang.

Begitu pula dengan hasil pengujian secara parsial/ individual dengan

menggunakan uji signifikansi Individual (Uji statistik t), terhadap hipotesis

4 (empat), menyatakan bahwa variabel independen X3 secara parsial/

individual memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel

dependen. Dengan signifikasi sebesar 0,0397, maka dapat dikatakan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah signifikan

karena lebih kecil dari 5% atau 0,05 dan lebih besar dari 1% atau 0,01.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Simpanan Berjangka

Page 64: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

48

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jumlah Kredit Yang Diberikan

Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Keadaan ini menunjukkan

bahwa variabel Jumlah Simpanan Berjangka relevan digunakan sebagai

prediksi dalam pengelolaan penyaluran Kredit Yang Diberikan Pada PT.

Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.

Nilai derajat hubungan r atau koefisien kolerasi simultan untuk variabel

X3 sebesar 0,2948 menunjukkan hubungan antara variabel bebas

(independent) dan variabel terikat (dependent) adalah lemah karena diatas

0,20 dan dibawah 0,40. Pengaruh variabel bebas (independent) terhadap

variabel terikat (dependent) yang signifikan menunjukkan variabel Jumlah

Simpanan Berjangka sangat relevan digunakan sebagai prediksi dalam

mengelola penyaluran Kredit Yang Diberikan Pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (persero) Tbk di masa yang akan datang.

10. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang menjadi landasan dalam menyelidiki

penngaruh tingkat inflasi, sumber dana bank terhadap posisi kredit di

perbankan adalah dengan menggunakan metode analisis Regresi Linear

Berganda.

Peneliti mengambil Bank Persero sebagai objek penelitian. Bank

Persero tersebut terdiri dari Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Ekspor

Indonesia, Bank BTN dan Bank BRI. Dan dari objek tersebut, maka peneliti

akan mengambil inflasi, DPK dan suku bunga kredit modal kerja sebagai

variabel yang akan diteliti untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya

Page 65: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

49

variabel- variabel tersebut terhadap posisi kredit modal kerja. Untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel- variabel tersebut peneliti

mencoba menganalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda yang

bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh satu variabel terhadap variabel

lain. Uji regresi berganda ini terdiri dari uji t yaitu untuk mengetahui

hubungan variabel secara parsial. Dan uji F yaitu untuk mengetahui

hubungan variabel secara simultan.

Disamping itu, peneliti juga menggunakan uji asumsi klasik untuk

mengetahui lebih jelas model regresi linear berganda tersebut memenuhi

asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi- asumsi klasik statistik,

baik itu multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Selanjutnya

peneliti melakukan interpretasi untuk mengetahui hubungan antar variabel

yang satu dengan yang lainnya yang berlandaskan teori.

Page 66: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

50

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Posisi Kredit Modal Kerja

Bank Persero

BNI Bank Mandiri Bank Ekspor

Indonesia

BTN BRI

DPK Inflasi Suku Bunga Kredit

Modal Kerja

Analisis Regresi

Berganda

Uji Asumsi Klasik

Interpretasi

Page 67: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

51

11. Hipotesis Penelitian

Sesuai kerangka pemikiran latar belakang dan pembatasan masalah,

untuk mencapai tujuan penelitian ini akan diuji sebagai berikut :

1. H0 = Diduga tingkat Inflasi, DPK, dan Suku Bunga Kredit Modal Kerja

tidak berpengaruh terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank

Persero secara parsial.

H1 = Diduga tingkat Inflasi, DPK, dan Suku Bunga Kredit Modal Kerja

berpengaruh terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank Persero

secara parsial.

2. H0 = Diduga tingkat Inflasi, DPK, dan Suku Bunga Kredit Modal Kerja

tidak berpengaruh terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank

Persero secara simultan

H1 = Diduga tingkat Inflasi, DPK dan Suku Bunga Kredit Modal Kerja

berpengaruh terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank Persero

secara simultan

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka rumusan hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Inflasi, DPK, Suku Bunga Kredit Modal Kerja Berpengaruh

terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank Persero

2. Tingkat Inflasi, DPK, Suku Bunga Kredit Modal Kerja tidak berpengaruh

terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Bank Persero.

Page 68: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup

Penelitian dilakukan terhadap Bank Persero, yang di dalamnya terdiri

dari 5 Bank yaitu Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Ekspor Indonesia, Bank

BTN dan Bank BRI. Pada penelitian ini objek yang difokuskan antara lain:

1. Perbandingan posisi kredit modal kerja pada kelompok bank persero

2. Pengaruh antara inflasi, sumber dana pihak ketiga, suku bunga kredit

terhadap posisi kredit modal kerja pada kelompok bank persero.

B. Metode Penentuan Sampel

Penulis menggunakan Judgement Sampling dalam metode penentuan

sampel dimana pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau

pertimbangan pribadi semata.

Judgement sampling yaitu, sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti

bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan bahan penelitian

(www.gunadarma.ac.id).

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam mendapatkan data yang akurat, penulis menggunakan beberapa

cara yang diambil dari subjek penelitian. Menurut pendapat Prof. Dr.

Mengutip pendapat Mc. Leod (1995) pengertian data dari sudut ilmu sistem

informasi adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi

pemakai. Menurut Husein Umar (2002:82) bila dilihat dari sumber datanya,

Page 69: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

53

maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder.

Sumber primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisisn

kuesioner. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah

lebih lanjut dan disajikan baik pihak pengumpul data primer atau pihak lain

(Husein Umar, 2002:82). Pengumpulan data sekender dalam penelitian ini

menggunakan beberapa teknik, seperti dibawah ini :

a. Riset Kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengunjungi

lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perpustakaan, Bank Indonesia (BI),

kemudian mengumpulkan, memahami dan membaca buku, literatur,

laporan jurnal penelitian terdahulu, internet dan lain sebagainya.

b. Tekhnik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengutip

langsung data yang diperoleh dari perusahaan yang terdiri dari sejarah

perusahaan, struktur organisasi, dan bidang usaha.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi

berganda dengan bantuan software SPSS for Windows 17. Penggunaan

metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji

apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

Page 70: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

54

Analisis pengaruh terhadap tingkat inflasi, sumber dana pihak ketiga, dan

suku bunga kredit dilakukan dengan pendekatan Regresi Linear Berganda .

1. Pengujian Regresi Berganda

Penelitian ini mencoba untuk menganalisis pengaruh inflasi, DPK,

suku bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja pada

bank persero.

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :

Y = Posisi Kredit Modal Kerja (Rp)

a = Konstanta

X1 = Inflasi (%)

X2 = DPK (Rp)

X3 = Suku Bunga Kredit Modal Kerja(%)

e = Error

2. Uji t

Uji t – test digunakan untuk membandingkan rata-rata mean

(Wattsan dan Parramor: 2000) dan untuk varians yang tidak sama/

berbeda. Tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen

(Nugroho, 2005: 54). Nilai dari uji t-test dapat dilihat pada masing-masing

variabel independen, jika thitung > ttabel dengan taraf nyata 5% maka Ho

ditolak dan H1 diterima. Misalnya, peneliti akan membandingkan dua

Page 71: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

55

kelompok bank berdasarkan variable tertentu. Mekanisme t – test dapat

dijelaskan dengan beberapa tahapan berikut (Ibnu Faliah, 2004)

a. Menghitung rata-rata (mean )

X1 = Σ X1

X2 = Σ X2

n1 n2

b. Derajat kebebasan (degree of freedom)

Df = ( n1 + n2 ) – 1

c. Menentukan Hipotesis

H0 = βj = 0 (rata-rata populasi kredit modal kerja bank adalah sama)

H1 = βJ ≠ 0 (rata-rata populasi kredit modal kerja bank adalah berbeda).

Pengambilan keputusan

1. Jika Sig / probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

2. Jika Sig / probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Atau

1. Jika t hitung > t table maka H0 diterima

2. Jika t hitung < t table maka H0 ditolak

3. Uji F

Uji F ( Levene`s Test ) digunakan untuk mengetahui ( Varians ) kedua

nilai sama atau berbeda, jika kedua nilai mempunyai varians yang sama

maka tidak ada angka untuk t – test Equal Variance Not Assumed

(diasumsikan kedua varians berbeda / tidak sama ).

Hipotesis:

H0 = βj = 0 (rata-rata populasi kredit modal kerja bank adalah sama)

Page 72: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

56

H1 = βJ ≠ 0 (rata-rata populasi kredit modal kerja bank adalah berbeda).

Pengambilan Keputusan:

Jika Sig/probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

Jika Sig/probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang

dilihat melalui Adjusted R Square karena variabel independennya lebih dari.

5. Uji Asumsi Klasik

Dalam penggunaan analisis regresi agar menunjukkan hubungan yang

valid atau tidak valid maka perlu pengujian asumsi klasik pada model

regresi yang digunakan. Adapun asumsi dasar yang harus dipenuhi antara

lain :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Singgih Santoso

(2004:142) ada beberapa cara mendekati normalitas dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar

pengambilankeputusan dalam uji normalitas adalah:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Page 73: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

57

2. Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antar beberapa atau semua variabel dalam model independen

dalam regresi. Multikolineritas merupakan keadaan dimana satu atau

lebih variabel dinyatakan sebagai kondisi linear dengan variabel lainnya.

Artinya, bahwa jika diantar peubah-peubah bebas yang digunakan sama

sekali tidak berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan bahwa

tidak terjadi multikolinearitas.

Untuk menguji asumsi multikolinearitas dapat digunakan VIF

(variabel inflation Factor), dimana Gujarati (2003) mengatakan bila nilai

VIF lebih dari 10 berarti terdapat kolinearitas sangat tinggi dan

sebaliknya apabila VIF lebih kecil dari 10 maka terjadi multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Menguji otokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu

dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Prosedur untuk

mengetahui adanya masalah otokorelasi pada model regresi dengan

melakukan uji Durbin Watson (uji Dw).

Page 74: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

58

Tabel 3.1 Autorelasi

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,10 Ada otokorelasi

1,10 dan 1,54 Tanpa kesimpulan

1,55 dan 2,46 Tidak ada Autokorelasi

2,46 dan 2,90 Tanpa kesimpulan

Lebih dari 2,90 Ada autokorelasi

d. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi ini apabila variasi dari faktor pengganggu selama sama pada

pengamatan yang satu data ke pengamatan yang lain. Jika ciri ini

terpenuhi, berarti variasi faktor pengganggu pada kelompok data tersebut

bersifat homoskedastik. Jika asumsi itu tidak dapat terpenuhi maka dapat

dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan terhadap faktor

pengganggu sedemikian itu disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik, yang homoskedastik dan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Buono (2005:62), cara untuk memprediksi ada tidaknya

heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar

scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar scatterplot yang

menyatakan model regresi linear berganda tidak terhadap

heteroskedastisitas jika :

a. Titik data menyebar atas dan bawah atau sekitar angka nol

b. Titik – titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja

Page 75: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

59

c. Penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variable operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai

yang diterapkan dalam suatu penelitian untuk variable operasional yang akan

diteliti sebagai berikut :

1. Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dihitung dari Indeks harga

konsumen (IHK) menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan

jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survey bulanan di

66 kota di pasar tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis barang jasa

disetiap kota dan secara keselutuhan terdiri dari 742 komoditas.

2. Sumber Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari

masyarakat. Sumber dana inilah yang menentukan kegiatan operasional

bank dan merupakan keberhasilan bank jika mampu membiayai operasi

dari sumber ini.

3. Suku Bunga Kredit Modal Kerja (KMK) yaitu suatu harga penggunaan

uang yang diukur dari besarnya penggunaan uang dalam jangka waktu

tertentu yang disesuaikan dengan tingkat permintaan dalam pasar. Kredit

modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya

untuk memenuhi modal kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu

kebutuhan yang habis dalam satu cycle usaha, hal ini jika dilihat dalam

neraca suatu perusahaan akan berupa uang kas/bank ditambah dengan

Page 76: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

60

piutang dagang ditambah dengan persediaan baik persediaan barang jadi,

persediaan barang dalam proses, atau persediaan bahan baku.

4. Posisi kredit modal kerja adalah suatu jumlah kredit modal kerja yang ada

pada sector pertanian, perkebunan jasa, transportasi, jasa-jasa dan lain-lain,

dimana posisi kredit modal kerja pada empat kelompok bank yang menjadi

sampel yang diukur perbulan.

Page 77: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Bank Indonesia

Sebelum Bank Indonesia didirikan, pemerintah Indonesia telah

membentuk yayasan pusat Bank Indonesia tahun 1945 yang kemudian

melebur menjadi Bank Negara Indonesia (BNI) dengan UU N0. 2 PERPU

Tahun 1946. Bank inilah yang semula diupayakan sebagai bank sentral

Indonesia. Namun, dalam perundingan antara wakil pemerintah RI dan

Belanda pada Konfrensi Meja Bundar (KMB), diputuskan De Javasche Bank

tetap sebagai sirkulasi sementara belum ada Undang-Undang baru yang

mengatur pembentukan Bank Sentral dan menugaskan BNI sebagai Bank

Pembangunan. Alasan utama penunjukkan De Javasche Bank tetap sebagai

bank sirkulasi adalah karena pemerintah Indonesia masih berhutang kepada

Negeri Belanda.

Dalam upaya pemerintah untuk memiliki satu Bank Sentral yang utuh,

maka dibentuk satu panitia Nasionalisasi pada 19 Juni 1951 yang bertugas

mempersiapkan dan melakukan Nasionalisasi terhadap De Javasche Bank dan

mempersiapkan Undang-Undang pembentukan Bank Indonesia sebagai Bank

Sentral. Pada 15 Desember 1951 diumumkan UU No. 24 Tahun 1951 tentang

Nasionalisasi De Javasche Bank, sedangkan rancangan Undang-Undang

Pokok Bank Indonesia (UUPBI) sendiri disampaikan kepada parlemen pada

September 1952 dan disetujui 10 April 1953 dan mulai berlaku 1 Juli 1953.

Page 78: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

62

Pada tahun 1966-1968 merupakan masa rehabilitasi dan stabilisasi

ekonomi. Strategi rehabilitasi dan stabilisasi dilaksanakan dalam 4 fase, yaitu

fase penyelamatan yang dilakukan pada waktu 6 bulan pertama, fase

rehabilitasi dilakukan pada waktu 6 bulan kedua, fase stabilisasi dilakukan

pada waktu 6 bulan ketiga, fase konsolidasi dilakukan pada waktu 6 bulan

keempat.

Guna mengatasi kemelut ekonomi, pemerintah orde barudibawah kabinet

Ampera menyadari perlunya diciptakan keterpaduan dan keserasian antara

rencana fisik dan rencana moneter dalam APBN. Kebijaksanaan moneter

waktu itu, banyak ditekankan pada pembaruan di bidang fiskal yang menjadi

sumber utama inflasi. Percukupan kebutuhan pangan dan sandang,

rehabilitasi prasarana ekonomi dan peningkatan kegiatan ekspor.

Memasuki era tahun 1990-an sistem perbankan Indonesia mengalami

perkembangan yang signifikan, hal ini terbukti dengan berkembangnya bank-

bank yang beroperasi di Indonesia. Pada era ini juga dikenal dengan adanya

pasar bebas atau berlakunya sistemm perdagangan dunia. Indonesia

merupakan negara yang sedang berkembang yang ingin mengikuti kompetisi

untuk mengikuti sistem tersebut dan menghadang resiko yang akan datang.

Krisis keuangan global belakangan ini membuat pemerintah bergerak

cepat dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis demi menyelamatkan

operasional perbankan dan penarikan dana masyarakat pada sistem perbankan

(bank rush) dalam jumlah yang sangat signifikan. Salah satunya pemerintah

mengambil kebijakan dengan membuat peraturan pemerintah pengganti

Page 79: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

63

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang perubahan Undang-Undang

No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dan peraturan

pemerintah nomor 66 Tahun 2008 tentang besaran nilai masyarakat yang

dijamin Lembaga Penjamin Simpanan sejak tanggal 13 Oktober 2008 nilai

simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak

sebelumnya sebesar Rp. 100.000.000,00 menjadi sebesar Rp.

2.000.000.000,00 yang tentu akan menyelamatkan perbankan dari penarikan

besar-besaran dari masyarakat yang khawatir dananya menghilang.

Ada 3 hal penting menandai kondisi terakhir sektor perbankan di Indonesia.

Ketiga hal tersebut adalah:

a. Selesainya penyusunan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Munculnya

API ini dipicu oleh adanya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai

1997. Salah satu Landasan penting penyusunan API ini adalah usaha Bank

Indonesia untuk menerapkan 25 Basel Cove Principal.

b. Adanya suatu usaha pemerintah Indonesia untuk menyusun atau

membentuk Lembaga Penjamin Simpanan, Lembaga Pengawas Perbankan

yang independen dan otorisasi jasa keuangan.

c. Kinerja perbankan yang lebih menunjukkan kondisi masa peralihan atau

masa pemulihan dari krisis ekonomi ke arah tradisi perbankan yang lebih

sesuai dengan praktik-praktik perbankan yang baik. Praktik perbankan

yang baik ini antara lain mengarah kepada: manajemen pengelolaan resiko

yang baik, struktur perbankan nasional yang lebih baik dan penerapan

prinsip kehati-hatian yang konsisten.

Page 80: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

64

B. Sejarah Bank Persero

Bank persero, atau juga sering disebut Bank BUMN, pada awalnya

masing – masing didirikan dengan Undang – undang tersendiri dimana diatur

mengenai bidang tugas masing – masing bank. Selanjutnya, dalam kegiatan

operasionalnya, bank perserotetap tunduk pada undang-undang tentang

perbankan. Dengan diundangkannya UU N0. 7 tahun 1992 tentang

perbankan, bank – bank persero lebih lanjut dengan ditetapkan dengan

peraturan pemerintah.

Bank persero, atau sering juga disebut bank pemerintah, adalah bank

umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah. Di dekade 2000-

an, pemerintah melakukan restrukturisasi yang sangat fundamental terhadap

bank-bank persero sebagai dampak terjadinya krisis perbankan. Bank persero

yang sebelumnya berjumlah 7 bank diperkecil jumlahnya menjadi hanya 4

bank. Kebijakan pemerintah terhadap bank persero dilakukan dengan

menggabungkan (merger) Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia

dan Bank Dagang Negara ke dalam Bank Mandiri. Sementara BTN, Bank

BNI 46, dan BRI tetap terus beroperasi seperti sebelumnya. Bank Ekspor

Impor Indonesia berubah fungsi menjadi lembaga pembiayaan ekspor.

Dengan demikian, fungsi Bank Exim sebelumnya sebagai bank umum kini

tidak lagi dilakukan. Komposisi kepemilikan bank persero juga ikut

mengalami perubahan, dimana saham bank-bank persero telah menjadi bank

publik melalui penjualan sebagian sahamnya melalui pasar modal (divestasi)

antara lain: BNI, Mandiri dan BRI.

Page 81: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

65

C. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

1. Analisa Deskriptif

a. Analisa Deskriptif Variabel Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan

terus menerus. Berikut adalah tingkat inflasi yang terjadi pada januari

2006 sampai dengan desember 2009.

Gambar 4.1 Tingkat inflasi

Terlihat inflasi yang terjadi pada tahun Januari 2006, tingkat inflasi

tersebut meningkat hampir mencapai 18%, inflasi tersebut disebabkan

karena naiknya harga BBM yang menjadikan semua harga barang

meningkat. Tetapi pada bulan Oktober 2006 inflasi kiranya sudah

membaik. Dilakukan atas dasar survei bulanan di 45 kota yang terdiri dari

283-397 jenis barang dan jasa disetiap kota dengan keseluruhan 742

komoditas. Sedangkan pada Juli 2007 inflasi yang dirasakan menurun

hingga 7% dari sebelumnya. Dan selama kuartal keempat tahun 2008 inflasi

bulanan mencapai 0,53%. Inflasi tahunan sampai dengan bulan Desember

Page 82: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

66

2008 berada pada level 11,06% setelah mengalami kenaikan yang cukup

tajam pada kuartal kedua bulan Juni 2008 yang mmencapai 12,15%. Inflasi

yang meningkat pada tahun 2008 tersebut disebabkan kenaikan harga BBM.

Dan inflasi pada tahun 2009 mancapai 2,78%. Angka ini berarti sesuai

perkiraan banyak pihak yang mengatakan inflasi 2009 akan berada dibawah

3%. Dengan IHK sebesar 117,03. Dari 66 kota, terdapat 18 kota mengalami

deflasi dan 42 kota mengalami inflasi. Inflasi ini terjadi karena adanya

kenaikan harga pada makanan jadi, terutama minuman, rokok, dan

tembakau yang mengalami kenaikan sebesar 0,93%.

b. Analisa Deskriptif Variabel DPK

DPK adalah dana yang berasal dari masyarakat luas yang terdiri

dari giro, tabungan dan deposito. Berikut adalah gambar DPK selama bulan

Januari 2006 hingga Desember 2009.

Gambar 4.2 DPK

12,5

12,6

12,7

12,8

12,9

13

13,1

13,2

13,3

13,4

Jan

-06

Ap

r-0

6

Jul-

06

Ok

t-0

6

Jan

-07

Ap

r-0

7

Jul-

07

Ok

t-0

7

Jan

-08

Ap

r-0

8

Jul-

08

Ok

t-0

8

Jan

-09

Ap

r-0

9

Jul-

09

Ok

t-0

9

DPK

Page 83: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

67

Gambar tersebut menjelaskan perkembangan DPK pada tahun 2006

bank mampu mempertahankan kepercayaan masyarakat terlihat

meningkatnya jumlah simpanan sebesar hampir 13% dari tahun 2005

menjadi sebesar Rp 13.151.940 juta pada tahun 2006. Kenaikan terbesar

berasal dari kenaikan deposito sebesar Rp 1.769.071 juta, giro meningkat

sebesar Rp 628.810 juta, sedangkan tabungan sebesar Rp. 515.257 juta.

Sedangkan pada bulan Juli 2007 meningkat sebesar 13% Meningkatnya

sumber dana Tabungan dan deposito ini sesuai dengan strategi Bank

untuk berkonsentrasi pada pengembangan pemasaran produk dana

Tabungan dan Giro dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip KYC

(Know Your Customer). Sedangkan pada bulan Juli 2008 kredit

meningkat 13,1% atau sekitar Rp 12 triliun. Dan meningkat pula pada

Januari 2009 sebesar 13,3% atau sekitar Rp 234.573 triliun.

c. Analisa Variabel Suku Bunga Kredit Modal Kerja

Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower atas pinjaman

yang diterima lender atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi

keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak

atau menabung. Berikut adalah perkembangan suku bunga kredit modal

kerja

Page 84: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

68

Gambar 4.3 Suku bunga KMK

Dari gambar terlihat hampir mencapai titik 16%, tingginya tingkat suku

bunga ini dikarenakan tingginya inflasi yang terjadi pada tahun ini. Karena

dengan tingginya inflasi akan berdampak pada tingginya suku bunga pinjaman.

Terutama pada komoditas pertanian. Walaupun kita mampu mengurangi impor,

namun tingkat produksi masih fluktuatif. Secara kuantitas impor padi, gula,

kedelai, dan daging masing-masing 11,23%, 64,86%, 37,48%, 29,09% dari

kebutuhan. Sehingga masing – masing kuantitas tersebut akan mengurangi

kebutuhan dalam negeri. Dengan melihat perkembangan yang ada, serta

melihat prospek inflasi di bulan-bulan mendatang, Bank Indonesia secara

bertahap mulai menurunkan suku bunga acuannya. Pada akhir bulan Maret

2009, suku bunga Bank Indonesia mencapai 7,75%, menurun dari level

tertingginya sebesar 9,50% pada bulan November 2009.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Jan

-06

Me

i-0

6

Se

p-0

6

Jan

-07

Me

i-0

7

Se

p-0

7

Jan

-08

Me

i-0

8

Se

p-0

8

Jan

-09

Me

i-0

9

Se

p-0

9

suku_bunga

suku_bunga

Page 85: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

69

d. Analisa Deskriptif Posisi Kredit Modal Kerja

Jumlah posisi kredit modal kerja (KMK) Bank Persero terdiri dari Bank

BNI, Bank Mandiri, Bank Ekspor Indonesia, Bank BTN, dan Bank BRI.

Dimana jumlah tersebut terdiri dari jumlah kredit pertanian, kredit

pertambangan, kredit perindustrian, kredit perdagangan, kredit jasa- jasa

(listrik, konstruksi, pengangkutan, jasa dunia usaha, jasa sosial masyarakat).

Berikut adalah gambar posisi kredit modal kerja pada Bank Persero

Gambar 4.4 Posisi Kredit KMK

Dari gambar tersebut terlihat terlihat posisi kredit kian lama kian

meningkat secara bertahap. Kredit yang disalurkan ke sektor industri

cenderung terus menurun setidaknya sejak 2003. Pada 2003 porsi kredit

yang mengalir ke sektor industri mencapai 28,2 persen, yang tertinggi

dibanding sektor lainnya.

10,8

11

11,2

11,4

11,6

11,8

12

12,2

12,4

12,6

Jan

-06

Me

i-0

6

Se

p-0

6

Jan

-07

Me

i-0

7

Se

p-0

7

Jan

-08

Me

i-0

8

Se

p-0

8

Jan

-09

Me

i-0

9

Se

p-0

9

posisi_kredit

posisi_kredit

Page 86: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

70

Pada tahun-tahun berikutnya angka ini terus mengalami penurunan.

Pada 2004 porsinya turun menjadi 25,8 persen. Pada 2006 turun menjadi

22,9 persen. Pada 2007 angkanya menjadi 20,3 persen. Sejak tahun 2007,

posisi kredit yang disalurkan ke sektor industri sudah terlampaui oleh

sektor jasa. Pada 2009, sampai bulan Oktober posisi kredit yang disalurkan

ke sektor industri sekitar Rp 238 triliun.

Ini berarti hanya 16,6 persen dari total kredit yang mencapai sekitar

Rp 1.438 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan sektor perdagangan

dan jasa yang masing-masing mencapai 19,8 persen dan 22,4 persen. Dari

aspek pertumbuhan, penyaluran kredit secara keseluruhan mengalami

pertumbuhan sebesar 10,5 persen pada Oktober 2009 (dibandingkan

dengan Oktober 2008).

Sektor industri merupakan satu-satunya sektor yang mengalami

kontraksi penyaluran kredit. Kontraksi yang terjadi juga cukup dalam,

mencapai 11,6 persen. Jika dilihat lebih jauh berdasarkan jenis

penggunaan, kontraksi penyaluran kredit ke sektor industri terjadi pada

segmen kredit investasi dan segmen kredit modal kerja.

Pada segmen kredit investasi, sektor industri lagi-lagi merupakan

satu-satunya sektor yang masih mengalami kontraksi penyaluran kredit

pada Oktober 2009 (minus 2,2 persen). Pada segmen kredit modal kerja,

memang banyak sektor yang mengalami kontraksi dan hanya sektor

perdagangan dan jasa yang tidak tumbuh negatif.

Page 87: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

71

Namun, kontraksi yang dialami oleh sektor industri tetap yang paling

dalam, mencapai minus 14,1 persen. Penyaluran kredit ke sektor industri

didominasi oleh tiga kelompok bank: bank persero, bank swasta nasional, dan

bank asing-campuran. Penyaluran kredit dari kelompok bank pemerintah

daerah dan bank perkreditan rakyat tidak signifikan karena gabungan ketiga

bank tersebut di atas sudah menyumbang porsi sebesar 99,3 persen.

Pada periode 2004-2008, porsi penyaluran kredit yang dilakukan oleh

kelompok bank persero cenderung menurun. Sementara porsi kontribusi yang

diberikan oleh kelompok bank swasta nasional cenderung meningkat (Tabel

2). Pada 2009, sampai bulan Oktober ada peningkatan peran dijalankan oleh

kelompok bank persero dengan mengambil sekitar 3 persen porsi kredit

sektor industri dari kelompok bank asing-campuran. Pada periode tersebut,

penyaluran kredit ke sektor industri yang dilakukan kelompok bank asing-

campuran memang mengalami kontraksi cukup dalam, sebesar minus 24,3

persen.

2. Analisis Regresi Berganda

a. Koeffisien Determinasi (R2)

Melihat Pengaruh Inflasi, Dpk, Suku Bunga Kredit Modal Kerja Bank

Persero Terhadap Posisi Kredit Modal Kerja Pada Bank Persero.

Untuk mengetahui pengaruh inflasi, dpk, dan suku bunga kredit modal

kerja pada bank persero, akan kita lihat hasil perhitungan dalam model

summary, khususnya angka R Square di bawah ini :

Page 88: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

72

Tabel 4.5 Regresi Bank Persero

Besarnya angka R Square ( R2) adalah 0,753, angka tersebut dapat

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh nilai inflasi, DPK, dan suku

bunga kredit modal kerja bank persero terhadap posisi kredit modal kerja

bank persero dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = R2 x 100%

KD = 0,753 x 100%

KD = 75.30%

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh nilai inflasi, DPK,

suku bunga kredit modal kera bank persero secara gabungan terhadap

posisi kredit modal kerja bank persero adalah 75,30% sedangkan sisanya

sebesar 24,7% (100% - 75,30%) dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar

model ini.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .876a .753 .710 126129.35

a. Predictors: (Constant), suku_bunga, inflasi, dpk

b. Dependent Variable: posisi_kredit

Page 89: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

73

b. Uji F (Simultan)

Uji simultan dengan uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Apabila F hitung lebih besar dari F tabel (F hit > F tab) dan tingkat

signifikannya lebih kecil dari α : 5% (0,05) (sig < α), maka hal itu

menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa variabel

independen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

Tabel 4.6 Hasil Uji F

Berdasarkan tabel di atas, nilai F hitung sebesar 183,239 dan nilai F tabel

sebesar 2,81. Ini berarti bahwa F hitung > F tabel (183,239 > 2,81). Dan tingkat

signifikasinya lebih kecil dari α : 5% (0,05) (sig < α), maka hal itu

menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa semua

variabel independen seperti : inflasi, dpk, suku bunga kredit modal kerja secara

simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap posisi kredit modal kerja

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1Regression 9.619E10 3 3.206E10 183.239 .000a

Residual 7.699E9 44 1.750E8

Total 1.039E11 47

a. Predictors: (Constant), kredit kmk, inflasi, dpk

Page 90: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

74

c. Uji t (Parsial)

Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.

Apabila T hitung lebih besar dari T tabel (T hit > T tab) dan nilai signifikan T hitung

lebih kecil dari α : 5% (0,05) (sig < α), berarti terdapat pengaruh signifikan

antara variabel independen secara parsial dengan variabel dependen. Dengan

menggunakan metode regresianalisis regresi linear berganda, diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error

1 (Constant) -65454.071 28312.759 -2.312 .026

inflasi -221.624 483.814 -.458 .649

dpk .472 .054 8.719 .000

suku_bunga 1085.863 209.839 5.175 .000

a. Dependent Variable: posisi_kredit

Page 91: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

75

a. Variabel inflasi memiliki nilai 0,649 > 0,05 yang artinya tidak signifikan,

sedangkan t-hitung mempunyai nilai negatif sebesar 0,458 < t tabel 1,67

yang berarti tidak signifikan. Signifikan disni berarti H0 diterima dan H1

ditolak. Artinya variabel inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

posisi kredit modal kerja.

b. Variabel DPK memiliki nilai 0,000 < 0,05 artinya mempunyai pengaruh

yang signifikan. Sedangkan thitung 8,719 > ttabel 1,67 yang berarti H0

ditolak dan H1 diterima. Artinya DPK secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap posisi kredit modal kerja bank

persero.

c. Variabel suku bunga kredit modal kerja memiliki nilai 0,000 <0,05 yang

berarti mempunyai pengaruh signifikan, sedangkan thitung 5,175 > ttabel

yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya suku bunga kredit modal

kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap posisi kredit modal

kerja.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal

atau tidaknya yaitu dengan melihat penyebaran titik-titik pada garis

diagonal maka dikatakan data tersebut memenuhi asumsi normalitas dan

Page 92: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

76

sebaliknya jika data tersebut tidak mengikuti arah garis diagonal, maka

data tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas

Terlihat bahwa ssebaran data pada chart diatas bisa dikatakan tersebar

disekeliling garis lurus tersebut (tidak terpencar jauh dari garis lurus).

Maka dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas bisa dipenuhi dan

dapat diindikasikan bahwa data ini memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai VIF nilai inflasi, DPK, suku

bunga kredit modal kerja bank persero masing-masing dibawah 10,

sehingga bisa diduga bahwa antar variabel independen tidak terjadi

persoalan multikolinearitas.

Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0

Ex

pe

cte

d C

um

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: posisi_kredit

Page 93: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

77

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa masing – masing variabel independen

(inflasi, DPK, dan suku bunga kredit modal kerja bank persero) memiliki

nilai tolerance sebesar untuk inflasi 0, 546, dpk sebesar 0,182 dan suku

bunga kredit modal kerja sebesar 0,250. Hal ini menunjukkan antar variabel

bebas pada model ini tidak terjadi masalah multikolinearitas antar variabel

regresi ini.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam model regresi

dimana variabel independen tidak berkolerasi dengan dirinya sendiri.

Maksud berkolerasi dengan dirinya sendiri adalah bahwa nilai dari variabel

independen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri.

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

inflasi .546 1.830

dpk .182 5.486

sukubunga .250 3.999

a. Dependent Variable: posisi_kredit

Page 94: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

78

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian adanya otokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin

Watson. Hasil uji Durbun Watson dari ketiga variabel yaitu inflasi, DPK,

suku bunga kredit modal kerja bank persero terhadap posisi kredit modal

kerja bank persero didapat sebesar 1,322 yang artinya dalam model regresi

linear berganda terbebas dari asumsi klasik statistik otokorelasi dan model ini

layak untuk digunakan

d. Uji Heteroskedastisitas

Output pada gambar scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data

menyebar diatas dan dibawah atau sekitar nol. Titik-titik data tidak

mengumpul hanya diatas dan dibawah saja. Penyebaran titik ini tidak

berbentuk pola. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear

berganda terbebas dari asumsi klasik statistik heteroskedastisitas dan layak

digunakan dalam penelitian.

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.322a

a. Predictors: (Constant), kredit kmk, inflasi, dpk

b. Dependent Variable: posisi kredit

Page 95: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

79

Gambar 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pada gambar diatas terlihat bahwa data sudah menyebar dan dan tidak

membentuk pola tertentu dengan jelas, serta telah tersebar baik diatas

maupun dibawahangka 0 pada sumbu Y . hal ini mengidentifikasikan

bahwa pada model ini sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas,

sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen

berdasarkan masukan variabel independen.

4. Interpretasi

Dari tabel 4.7 diatas maka dapat disusun persamaan regresi untuk

penellitian ini adalah sebagai berikut :

Y = -65454.071 – 221.624 X1 + 0, 472 X2 + 1085.864 X3

Page 96: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

80

Dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 3

variabel, 2 variabel diantaranya mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel posisi kredit modal kerja yaitu, DPK, dan suku bunga

kredit modal kerja. Sementara tingkat inflasi tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap variabel posisi kredit modal kerja.

Dana pihak ketiga (DPK) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

posisi kredit modal kerja. Artinya jika DPK meningkat sebesar Rp 1 maka

akan meningkatkan posisi kredit modal kerja sebesar Rp 0,472. Begitu pula

sebaliknya, jika DPK turun sebesar Rp 1 maka akan menurunkan posisi

kredit sebesar Rp 0,472. Berdasarkan teori Menurut Slamet (2003 : 28)

sumber dana yang berasal dari giro nasabah penggunaannya diprioritaskan

untuk Primary Reserve (dana yang harus disisihkan oleh bank untuk

cadangan yang wajib dipelihara sesuai dengan ketentuan BI dalam bentuk

saldo giro pada BI) dan Secondary Reserve (cadangan yang berfungsi

sebagai penyangga Primary Reserve, ditanam dalam bentuk investasi jangka

pendek). Sementara deposito, penggunaannya diprioritaskan untuk

membiayai kredit, hal ini sejalan dengan sifat deposito yang dananya hanya

dapat diambil pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian yang telah

disepakati oleh nasabah penyimpan dan pihak bank sehingga dana tersebut

mengendap dibank. Menurut Shanty Martiana (2007) Hasil penelitian

menunjukan bahwa terlihat adanya perkembangan jumlah tabungan yang

fluktuatif serta perkembangan tingkat profitabilitas yang mengalami

Page 97: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

81

kenaikan dari tahun ketahun. Hal ini membuktikan bahwa tabungan

mempunyai kontribusi terhadap tingkat profitabilitas.

Sedangkan variabel suku bunga kredit modal kerja berpengaruh

signifikan terhadap posisi kredit modal kerja. Dapat dilihat pada tabel

koeffisien pada suku bunga kredit modal kerja diperoleh nilai sebesar

1085,864 yang artinya, suku bunga kredit modal kerja mempunyai pengaruh

yang kuat terhadap posisi kredit modal kerja. Artinnya jika suku bunga

kredit meningkat sebesar Rp 1, maka akan menurunkan posisi kredit modal

kerja sebesar Rp 1085,864. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga kredit

turun sebesar Rp 1, maka akan meningkatkan posisi kredit modal kerja

sebesar Rp 1085,864. Menurut Dahlan Siamat (2004 : 313) spread adalah

selisih antara tingkat suku bunga kredit dengan tingkat suku bunga deposito.

Spread ini selalu dinyatakan dalam bentuk presentase. Spread ini diperlukan

untuk menghitung keutungan yang didapat oleh bank dari pinjaman kredit

kepada nasabah.

Page 98: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis pengaruh

variabel independen (inflasi, dpk, suku bunga kredit modal kerja) terhadap

variabel dependen (posisi kredit modal kerja) adalah sebagai berikut :

1. Pada hasil uji regresi berganda secara simultan pada Bank Persero

didapatkan variabel inflasi, DPK, dan suku bunga kredit modal kerja

secara bersamaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap posisi

kredit modal kerja Bank Persero.

2. Hasil uji regresi berganda secara parsial menunjukkan variabel DPK

mempunyai hubungan yang signifikan terhadap posisi kredit modal kerja.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica

Almalia (2000), Rian Wahyudi (2007), dan Ardi Purnama (2008).

Sedangkan hasil pada suku bunga kredit modal kerja menunjukkan hasil

yang signifikan terhadap posisi kredit modal kerja Bank Persero.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoko Isti

Wiyono (2009), Ni Nyoman Aryaningsih (2008). Jadi dapat disimpulkan

bahwa, secara parsial dpk dan suku bunga kredit modal kerja mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap posisi kredit modal kerja,sedangkan

inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi kredit modal kerja Bank

Persero. sedangkan variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh yang

Page 99: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

83

signifikan terhadap posisi kredit modal kerja Bank Persero. hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoko Isti Wiyono (2009) dan Putu

Oktavia (2008).

B. Saran

Berkaitan dengan implikasi pada penelitian dibawah ini, peneliti

menganalisis melalui tiga variabel yaitu, inflasi, dpk, suku bunga kredit

modal kerja dengan posisi kredit modal kerja pada Bank Persero. Pada

periode 2006 hingga 2009, agar dapat diperoleh gambaran yang lebih dalam

dan lebih komprehensif maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai

berikut :

1. Menggunakan data dari Bank Indonesia dengan jumlah yang lebih banyak

dan rentang waktu yang lebih panjang. Penggunaan data yang lebih besar

dimungkinkan apabila didukung dengan sumber daya peneliti yang

memadai.

2. Menambah variabel-variabel independen maupun dependen yang lebih

banyak seperti, variabel menejemen, keuangan dan sebagainya untuk

memperkaya perspektif analisis.

3. Menggunakan metode dan alat uji analisis yang lebih lengkap dan akurat

sehingga diperoleh hasil yang lebih valid.

Page 100: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

84

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kelima. Malang :

Universitas Muhammadiyah Malang.

Arthesa. Ade Ir dan Ir. Edia Handiman. 2006. “ Bank dan Lembaga Keuangan

Bukan Bank”. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Atmadja. S. Adwin. Jurnal. Inflasi di Indonesia: Sumber-Sumber Penyebab dan

Pengendalinya. Vol. 1, No 1, Mei 1999 : 54-67.

Bank Indonesia Bank Sentral RI,” Tinjauan Kelembagaan, Kebijakan dan

Organisasi.” Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PSSK).

Jakarta.2003

Budiono, Dr. 1994. “ Seri Sinopsis, Pengantar Ilmu Ekonomi N0:2.” Edisi 4.

Jogjakarta: BPFE-IKAPI

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana

Prenada Media Grup.

Ceccheti G. Stephen “ Money, Banking, and Financial Markets”. 2006. Mcgraw

International, New York.

Dani, Kusumastuti. Jurnal. “ Ringkasan Eksekutif 2005”.

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. 2003. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Dorn Busch, Fisher. 2004. Strat 2. New York. Mc Graw Hill.

Duddley G. Lucket. 1984. “ Money and Banking”. Singapore. Mc Graw Hiil:

International Edition.

Glassburner, Bruce dan Aditiawan Chandra. “ Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi

Makro”. 1978. Jakarta. LP3ES.

Hamid, Abdul. 2007 .Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta : FEIS UIN Press.

Irmayanto, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Mitra Wacana Media.

Jakarta. 2005

Judisseno K, Rimsky. “Sistem Moneter dan Perbankan Indonesia.” PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta. 2005.

Page 101: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

85

Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta : Rajawali Pers.

---------. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta : Kencana Prenada Media.

---------. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya : Edisi Revisi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Kurniawan, Taufik. 2004. Jurnal. “Determinan Tingkat Suku Bunga Pinjaman di

Indonesia 1998-2002. Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan”

Desember, Jakarta. Bank Indonesia

Mankiw. Gregory. “ Teori Makro Ekonomi,” Erlangga. Jakarta 2000

Mishkin, Frederic. C. 2008. “Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan” :

Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat.

Mishkin, Frederic. S. 2007. “The Economics Of Money Banking, adn Financial

Markets” Ed. 8. Kanada. Pearson: International Edition.

Manurunng, Mandala dkk. “ Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter.” FEUI.

Jakarta. 2004

Nachrowi D Nachrowi “Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”,

Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta. 2006

Nazir, Moh, “ Metode Penelitian”, Jakarta, Gahlia Indonesia,2003

Nyoman Ni Aryaningsih, 2008. Jurnal. “ Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, dan

Jumlah Penghasilan Terhadap Permintaan Kredit di PT Pembantu

Kediri”

Nurwulan Setiani, “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dana Pihak Ketiga

pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk”, Program Pascasarjana

Menejemen dan Bisnis IPB. Jakarta.2003

Rahardja, Pratama. 2004. “ Teori Ekonomi Makro” Edisi 2, Jakarta: FEUI.

Riyadi Slamet. 2003. “ Banking Asset and Liability Asset and Liability

Menejement “. FE UI. Jakarta.

Rodoni, Ahmad. 2005. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Jakarta : Center

for Sosial Economics Studies.

Page 102: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

86

Sarwono, Jonathan. 2007. “Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS”.

Yogyakarta : Andi

Siamat. Dahlan. “ Manajemen Lembaga Keuangan.” FEUI. Jakarta. 2005

-------------------. 1993. “ Manajemen Bank Umum”. Intermedia. Jakarta

Sinungan, Muchdarsyah. “ Manajemen Dana Bank”. 1999. Jakarta : Edisi 2

Situmorang. W. Jhonny. Jurnal. Suku Bunga Perbankan Masih Penghambat

Pembiayaan UMKM Di Indonesia

Sugiyono. 2007. “Statistika untuk Penelitian”. Jakarta : Alfabeta

Triandaru, Sigit. 2006. “ Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba

Empat.

Suharyadi dan Purwanto. 2003. “ Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern”. Salemba Empat. Jakarta.

Sukirno, Sadono “ Makro Ekonomi, Teori Pengantar” Edisi 3. Jakarta :PT

Raharja Grafindo Raharja.

Susilo, dkk. 2000. “Bank & Lembaga Keuangan Lain”. Jakarta: Salemba Empat.

Tambunan, Tulus. Jurnal. Kredit Perbankan: Peluang, Tantangan dan

Hambatan.2005.

Utami, Mudji, 2003. Jurnal. “Peranan Profitabbilitas, Suku Bunga, Inflasi dan

Nilai Tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis

Ekonomi”. www.puslit.petra.ac.id.

Umar, Husein. 2002. “ Research Methods in Finance and Banking”. Jakarta. PT

Gramedia Pustaka Utama

Widyastuti, Lisya. Abstrak. Pengaruh Program Pinjaman Terbatas Terhadap

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada Bank Umum.

Page 103: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

87

Lampiran 1

Data Inflasi (%)

Bulan Inflasi Bulan Inflasi Bulan Inflasi

Jan 06 2.83 Mei 07 1.79 Sept 08 2.50

Feb 06 2.89 Jun 07 1.75 Okt 08 2.41

Mar 06 2.76 Jul 07 1.80 Nov 08 2.46

Apr 06 2.73 Agst 07 1.87 Des 09 2.40

Mei 06 2.75 Sep 07 1.94 Jan 09 2.22

Jun 06 2.74 Okt 07 1.93 Feb 09 2.15

Jul 06 2.72 Nov 07 1.90 Mrt 09 2.07

Agst 06 2.70 Des 07 1.89 Apr 09 1.99

Sep 06 2.68 Jan 08 2.00 Mei 09 1.80

Okt 06 1.84 Feb 08 2.00 Jun 09 1.29

Nov 06 1.66 Mar 08 2.10 Jul 09 1.00

Des 06 1.89 Apr 08 2.19 Agst 09 1.01

Jan 07 1.83 Mei 08 2.34 Sept 09 1.04

Feb 07 1.84 Jun 08 2.40 Okt 09 0.94

Mar 07 1.87 Jul 08 2.48 Nov 09 0.88

Apr 07 1.84 Agust 08 2.47 Des 09 1.02

Sumber: Bank Indonesia

Page 104: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

88

Lampiran 2

Data DPK (%)

Bulan DPK Bulan DPK Bulan DPK

Jan 06 12.83 Mei 07 12.95 Sept 08 13.14

Feb 06 12.83 Jun 07 12.98 Okt 08 13.17

Mar 06 12.83 Jul 07 13.00 Nov 08 13.19

Apr 06 12.83 Agust 07 12.97 Des 08 13.29

Mei 06 12.85 Sept 07 12.98 Jan 09 13.13

Jun 06 12.86 Okt 07 12.99 Feb 09 13.13

Jul 06 12.85 Nov 07 13.01 Mar 09 13.15

Agust 06 12.86 Des 07 13.14 Apr 09 13.15

Sept 06 12.88 Jan 08 13.07 Mei 09 13.17

Okt 06 12.89 Feb 08 13.04 Jun 09 13.22

Nov 06 12.92 Mar 08 13.04 Jul 09 13.21

Des 06 12.96 Apr 08 13.05 Agust 09 13.22

Jan 07 12.95 Mei 08 13.06 Sept 09 13.23

Feb 07 12.94 Juni 08 13.11 Okt 09 13.24

Mar 07 12.94 Juli 08 13.08 Nov 09 13.25

Apr 07 12.95 Agust 08 13.07 Des 09 13.34

Sumber : Bank Indonesia

Page 105: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

89

Lampiran 3

Data Suku Bunga KMK (%)

Bulan Suku Bunga Bulan Suku Bunga Bulan Suku Bunga

Jan 06 2.76 Mei 07 2.68 Sept 08 2.61

Feb 06 2.76 Jun 07 2.66 Okt 08 2.65

Mar 06 2.77 Jul 07 2.66 Nov 08 2.68

Apr 06 2.76 Agust 07 2.68 Des 09 2.68

Mei 06 2.76 Sept 07 2.63 Jan 09 2.68

Jun 06 2.75 Okt 07 2.62 Feb 09 2.67

Jul 06 2.75 Nov 07 2.61 Mar 09 2.67

Agust 06 2.75 Des 07 2.60 Apr 09 2.67

Sept 06 2.75 Jan 08 2.60 Mei 09 2.66

Okt 06 2.74 Feb 08 2.60 Jun 09 2.65

Nov 06 2.74 Mar 08 2.59 Jul 09 2.65

Des 06 2.73 Apr 08 2.59 Agust 09 2.64

Jan 07 2.72 Mei 08 2.58 Sep 09 2.64

Feb 07 2.72 Juni 08 2.58 Okt 09 2.64

Mar 07 2.70 Juli 08 2.58 Nov 09 2.63

Apr 07 2.69 Agust 08 2.59 Des 09 2.61

Sumber : Bank Indonesia

Page 106: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

90

Lampiran 4

Data Posisi Kredit KMK (%)

Bulan Posisi Kredit Bulan Posisi Kredit Bulan Posisi Kredit

Jan 06 11.43 Mei 07 11.61 Sept 08 12.16

Feb 06 11.44 Jun 07 11.71 Okt 08 12.19

Mar 06 11.47 Jul 07 11.70 Nov 08 12.22

Apr 06 11.48 Agust 07 11.72 Des 08 12.16

Mei 06 11.49 Sep 07 11.76 Jan 09 12.18

Jun 06 11.53 Okt 07 11.77 Feb 09 12.21

Jul 06 11.52 Nov 07 11.79 Mar 09 12.23

Agust 06 11.53 Des 07 11.87 Apr 09 12.25

Sep 06 11.57 Jan 08 11.79 Mei 09 12.30

Okt 06 11.57 Feb 08 11.82 Jun 09 12.29

Nov 06 11.58 Mar 08 11.88 Jul 09 12.31

Des 06 11.65 Apr 08 11.91 Agust 09 12.32

Jan 07 11.57 Mei 08 11.96 Sept 09 12.33

Feb 07 11.59 Jun 08 12.04 Okt 09 12.34

Mar 07 11.62 Jul 08 12.11 Nov 09 12.37

Apr 07 11.62 Agus 08 12.14 Des 09 12.39

Sumber : Bank Indonesia

Page 107: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

91

Lampiran 5

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .876a .753 .710 126129.35

a. Predictors: (Constant), suku_bunga, inflasi, dpk

b. Dependent Variable: posisi_kredit

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 9.619E10 3 3.206E10 183.239 .000a

Residual 7.699E9 44 1.750E8

Total 1.039E11 47

a. Predictors: (Constant), kredit kmk, inflasi, dpk

b. Dependent Variable: posisi kredit

Page 108: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

92

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -65454.071 28312.759 -2.312 .026

inflasi -221.624 483.814 -.020 -.458 .649

dpk .472 .054 .667 8.719 .000

suku_bunga 1085.863 209.839 .338 5.175 .000

e. Dependent Variable: posisi_kredit

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

1(Constant) -65454.071 28312.759 -2.312 .026

inflasi -221.624 483.814 -.020 -.458 .649 .546 1.830

dpk .472 .054 .667 8.719 .000 .182 5.486

sukubunga 1085.863 209.839 .338 5.175 .000 .250 3.999

a. Dependent Variable: posisi_kredit

Page 109: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

93

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.322a

a. Predictors: (Constant), kredit kmk, inflasi, dpk

b. Dependent Variable: posisi kredit

Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0

Exp

ecte

d C

um P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: posisi_kredit

Page 110: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

94

Regression Standardized Residual

210-1-2-3-4

Fre

qu

en

cy

12.5

10.0

7.5

5.0

2.5

0.0

Histogram

Dependent Variable: posisi_kredit

Mean =-2.71E-15

Std. Dev. =0.968

N =48

Page 111: ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT SUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2985/1/NRESNA... · ANALISIS PENGARUH INFLASI, DPK DAN TINGKAT ... Untuk mengatasi

95