analisis marketing communication, jessica melissa, fikom ...kc.umn.ac.id/5297/6/lampiran.pdf · t:...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
TRANKSRIP WAWANCARA - 1
Narasumber : Arditiya Putra
Jabatan : Marketing Communication Manager
Wawancara : Tatap muka
Tanggal dan tempat : 16 Mei 2017 / Hotel Le Meridien Jakarta
Jam : 11:00
T: Langsung dari pertanyaan pertama yah mas?
J: Silahkan.
T: Seperti yang kita tahu, kan banyak sekali hotel-hotel baru bermunculan
di Jakarta. Apakah banyaknya jumlah hotel yang bermunculan khususnya
di daerah Jakarta memiliki pengaruh pada Hotel Le Meridien sendiri?
J: Pastinya iya. Secara general, iya. Karena apa? Hmm… Untuk saat ini sendiri
kondisi ekonomi kan juga lagi down. Termasuk juga Indonesia, lebih kena di
Jakarta juga. Bisnis istilahnya lagi slowing down. Hmm.. kemudian banyak
company yang mereka udah mulai saving budget, cutting budget travelling.
Kemudian untuk penggunaan meeting room juga mereka coba untuk
menggunakan their own companies. Dengan munculnya beberapa hotels terutama
yang baru di Jakarta juga pastinya kan menambah supply. Istilahnya ini
menambah supplies, supplies hotel yang ada di Jakarta. Sementara demand-nya
gak berimbang. Nah, itu market share-nya pun itu akan semakin kecillah
istilahnya, untuk masing-masing property untuk didapetin, gitu. Bisa dibilang yah
itu berpengaruh untuk Le Meridien itu sendiri.
T: Aku sempet nyari berita nih mas, beberapa artikel seperti Kompas,
Tempo, dan beberapa sumber lainnya. Mereka mengatakan bahwa rata-rata
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
okupansi hotel di Jakarta mengalami penurunan. Apakah itu juga terjadi di
Hotel Le Meridien Jakarta?
J: Ya, definitely. Itu terjadi.
T: Apakah sikap dari pihak hotel melihat keadaan seperti itu?
J: Pastinya sih kita tetap ciptakan inovasi-inovasi, pasti yang bisa kita tawarkan
kepada tamu dan salah satu keunggulan dari Le Meridien Jakarta sendiri itu
adalah karena kita international chain yang dulunya adalah Starwood kemudian
kita sekarang kita Marriott. Kita kan sudah ada base semacam kayak loyalty
membership. Jadinya memang kita punya bisa dibilang kayak loyal customer,
regular guests. Itu yang akan kita coba untuk keep, hold mereka untuk tetap stay
di kita. Sementara itu, dengan berbagai macam cara kita mencoba untuk
menawarkan innovative offers yang kita tawarkan ke tamu. Termasuk juga Le
Meridien sebagai brand, itu kan dia punya identity, punya pengalaman sendiri. Itu
yang coba kita tawarkan mengenai experience, atau program-program dari Le
Meridien sendiri.
T: Terus kan kalau di Le Meridien sendiri itu marketing communication ada
di bawah department sales marketing kan mas?
J: Betul
T: Bagaimana peran divisi Marketing Communication untuk department sales
and marketing?
J: Bisa dibilang kalau untuk marcom, kita lebih ke-support team sales. Hmm..
antara di luar dari sales dan di dalam sales sih. Hmm.. mungkin kalau di tempat
lain, divisi marcom secara langsung akan men-support atau mengamunisi
langsung si sales. Tapi kalau di hotel ini, kita tuh bisa dibilang kayak sendiri-
sendiri gitu. Karena sales sendiri kan mereka kan ya.. they do their own activities,
selling. Tapi untuk marcom sendiri lebih ke building image, lebih ke branding,
jadi public lebih tau Le Meridien seperti apa, identity-nya seperti apa, punya
positioning. Kemudian sales, bisa dibilang kita juga support, seperti itu. Jadi sales
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
punya confidence juga untuk jual Le Meridien bahwa oh iya.. Istilahnya hotel
punya nilai tersendiri untuk customer, untuk tamu.
T: Untuk strategi dan aktivitas marcom itu divisi marcom sendiri yang
menjalani ya?
J: Iya dong.
T: Apakah ada divisi lain yang membantu?
J: Hmm.. Secara langsung sih memang, hmm.. memang pastinya dari marketing
communication, cuman balik lagi bahwa ini adalah everyone’s tasks. Karena
everyone is a good PR, actually. Misalnya untuk associates kita sendiri, mereka
kalau misalnya bisa menginformasikan bahwa kita punya promotion, atau kita
punya program dari hotel, hmm.. simple. Ke rekannya, atau ke keluarganya, atau
ke tempat yang lain, that would be good. Kemudian ketika, let’s say kalau kita
misalnya punya program, kita kerjasama sama partners, itu kan dari marketing
communication. Cuman kan tetep aja untuk sosialisasinya pasti kita perlu bantuan
operations, perlu cooperation dari beberapa pihak untuk mendistribusikan
message ini ke tamu atau ke publik, seperti itu.
T: Oke mas. Terus kan kalau di dunia pemasaran kita mengenal ada istilah
4p; ada product, price, place, dan promotion. Kalau untuk product sendiri, apa
sih yang dijual oleh Le Meridien Jakarta?
J: Kalau product sih yang pasti adalah hmm.. kita menawarkan service.
Produknya sendiri adalah yang pasti adalah kamar, kemudian kita ada business
units yang lain, meetings, hmm.. meeting termasuk dengan ballroom, restaurant
juga f&b, termasuk pub, cake shop, terus juga kita ada Le Spa, spa treatment, itu
yang kita tawarkan ke tamu.
T: Kalau untuk price sendiri? Bagaimana hotel menentukan harga atau
price-nya?
J: Kita akan melihat market kita seperti apa, competitor kita seperti apa, itu yang
dinamakan pricing strategy. Jadi kita lihat profile tamu kita seperti apa, dan yang
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
pasti, ya.. kita berkompetisi dengan hotel-hotel lain yang bisa dibilang adalah
yang satu level sama kita.
T: Kalau place sendiri mas?
J: Place jadi keunggulan karena letaknya strategis. Hmm.. place itu bukan berarti
cuman lokasi aja. Bisa dibilang walau hotel kita sudah cukup tua, tapi kan
memang ada, untuk maintanence kita bisa dibilang juga cukup bagus, ditambah
lagi kita ada renovasi. Jadi selain lokasi yang ada di Jalan Jenderal Sudirman, easy
access, lebih ke maintenance kita juga.
J: Kalau dari segi promosi mas?
J: Untuk melakukan promosi, pastinya kita juga merangkul beberapa partners
misalnya dengan banks atau partners lainnya. Mengapa kita butuh partners?
Karena mereka punya their own database. Dan semakin banyak reach-nya berarti
semakin bagus kita juga punya exposure-nya. Jadi semakin banyak orang juga
tahu apa yang dimiliki sama hotel.
J: Oh gitu mas, oke. Terus, siapa yang menjadi segmentasi dan target dari
Hotel Le Meridien Jakarta?
J: Kalau untuk itu, untuk saat ini kita masih lokal. Lokal dalam arti Indonesian.
Kalau untuk di luar, kita masih di Asia, top 10 itu seperti kayak Singapore, China,
kemudian juga.. ada juga Australia, Europe, US, itu juga masih pasar kita tapi
tetap lokal yang utama. Bisa dibilang 70% lokal. Memang kalau misalnya untuk
segi dari usia, dari brand itu sendiri, kan kita lebih ke creative minded travelers.
Lebih ke hmm.. bisa dibilang eksekutif muda. Cuman kalau untuk di Jakarta
sendiri kita lebih ke corporate, 25 tahun ke atas. Company-company seperti
banking, insurance, oil and gas company, itu adalah market kita.
T: Untuk positioning sendiri, apa sih yang ingin dibangun oleh Hotel Le
Meridien Jakarta sendiri?
J: Ya, jadi yang pasti sih kita lebih menawarkan ke unit experience. Lebih ke
destination unlocked. Apa yang dimilikin sama hotel itu sendiri, lewat brand
experience, program-program dari Le Meridien sendiri. Kemudian ditambah
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
dengan touch service, dari associate kita, bisa dibilang itu adalah filosofi dari Le
Meridien sendiri. Kemudian… bisa itu sih.
T: Bagaimana Hotel Le Meridien Jakarta menyusun kegiatan komunikasi
pemasarannya? Apakah hotel melakukan analisis terlebih dahulu?
J: Tidak haha..
T: Serius mas?
J: Ya pasti dong haha.. Analisis seperti apa dulu?
T: Yah.. report untuk tau keadaan perusahaan dan competitor. Jadi biar mas
tau harus melakukan kegiatan apa nantinya.
J: Ohh.. pasti dong. Untuk report kita ada report STR. STR itu kepanjangan dari
apa sih.. (mencari di komputer). Smith Travel Accommodation Report. Nanti
kamu bisa lihat di sini (menunjuk link STR). Kita sudah menge-set competitor
kita siapa aja. Setiap minggu kita juga akan dapat STR Report, kita lihat
performance dari hotel-hotel lain itu seperti apa. Selain dapet report seperti ini,
kita juga doing analisis seperti team sales akan pergi ke competitor. Mereka akan
lihat hmm.. grup apa atau company apa yang sedang having meeting, atau sedang
punya gawe di hotel itu. Itu untuk STR Report. Kemudian kalau dari unit bisnis
lainnya, kita juga ada bimonthly promotion. Kita akan selalu evaluasi. Dari team
f&b juga akan evaluasi untuk melihat seberapa banyak minat kamu untuk datang.
Seperti itu.
T: Oke mas. Kalau untuk SWOT dari Le Meridien sendiri apa yah mas?
Boleh diceritain gak?
J: Strength hmm… location, brand itu sendiri, terus the friendliness of our
associates, services. Paling itu sih. Kala weakness, yah you know lah, almost 25
years. Hmm.. ya lebih ke fisik sih. Oppurtunity-nya member-member-nya semakin
besar yang bisa dijangkau karena tergabung dengan sister hotels yang lain. Kalau
thread balik lagi dipengaruhi dari weakness kita sih, dan juga karena muncul
hotel-hotel baru.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
T: Hotel baru itu hadir dengan nuansa yang lebih modern lagi yah mas.
J: Betul. Oh.. opportunity-nya dengan ada anak-anak muda di sini, jadi hotel lebih
kreatif.
T: Seperti?
J: Seperti marcom haha..
T: Haha.. Oke mas. Kalau tujuan utama dari kegiatan marcom sebenarnya
apa mas?
J: Pastinya sih, eventually yang diperlukan hotel itu adalah numbers. Numbers itu
adalah revenue. Nah, untuk marcom sendiri, marketing communication, kita akan
support bagaimana hotel bisa generate revenues dengan berbagai macam kegiatan
yang dilakukan, seperti branding dan sebagainya.
T: Terus mas, di dalam menjalankan strategi marcom ini, hotel kan
memerlukan media promosi. Media promosi apa saja yang digunakan Hotel
Le Meridien Jakarta untuk melakukan kegiatan promosi?
J: Sudah tau kan? Haha..
T: Kurang lebih sih mas haha.. Seperti sales promotion, public relations,
konsep promotion mix sendiri sih kurang lebih.
J: Iya, promotion mix iya dong.. atau lebih mudahnya sih bisa dibilang ada ATL,
below the line. Ada offline marketing, ada online marketing. Digital marketing
kita cukup kuat. Kita punya brand website, kita punya micro site sendiri.
Kemudian social media, dsb. Kemudian offline, kita ada advertising di traditional
media or publication, ya biasalah ada sms blast, ada partnership sama bank,
mereka kasih led, mereka kasih billboard, itu kan lebih ke ATL, kita juga di
billboard.
T: Kalau advertising sendiri bagaimana mas?
J: Hmm, portion iklan kita kali ini lebih banyak ke digital kalau untuk hotel
sendiri. Budget-nya kita lebih alokasikan ke digital. Kalau printing.. kan memang
sekarang everything is shifting to digital ya, jadi portion-nya sudah kecil.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
T: Kalau di dalam penentuan medianya mas?
J: Tergantung budget-nya haha.. Enggak sih, pastinya juga dari profile readers si
media itu sendiri sih. Distribusi majalahnya itu sendiri. Itu yang jadi alasan kita
kenapa pilih media tertentu untuk dipakai alat publikasi sendiri. Selain itu,
sometimes advertising itu baik karena targetnya luas, tapi seperti yang tadi, profile
readers-nya diperhatikan.
T: Untuk sales promotion-nya bagaimana mas?
J: Pastinya sih as long as kita masih untung ya, promo itu tentu menarik untuk
digunakan. Biasanya sih kita kasih promo di f&b di hari-hari tertentu. Hmm..
potongan yang kita kasih biasanya ada diperayaan tertentu. New Year, Christmas,
hari-hari kayak gitu. Seperti contoh, untuk valentine kemarin, kita kasih paket
potongan untuk couples yang mau dine in di our venues. Biasa juga kita kerja
sama sama partners kita seperti banks, ada potongan untuk pemegang kartu
tertentu. Walaupun dengan promo, revenue terkesan tidak maksimal, tapi guest
jadi tertarik untuk coba venues kita jadi that’s fine.
T: Kalau member card ada potongan gitu gak sih mas?
J: Pasti dong. Kita kan sekarang ada SPG Members hmm.. Marriott Rewards juga.
Jadi bagi pemilik kartu, mereka bisa.. tukerin poin yang udah terkumpul. Kita juga
memang ada promo khusus untuk pemegang kartu member.
T: Oh gitu, oke mas. Terus bila kita lihat jaman sekarang kan semuanya
serba internet yah mas. Itu gimana mas? Apakah marcom yang dilakukan
juga memanfaatkan internet?
J: Harus dong. Tadi aku smpet bilang, everything is shifting to digital. Kita juga
harus menyesuaikan dengan perkembangan sekarang. Kita ada website sendiri
kan.. lemeridienjakarta.com, ya.. jadi tamu bisa tau segala promo kita lewat situ.
Pemesanannya juga dipermudah karena mereka juga bisa langsung pesan dari
website kita, bisa langsung lewat mobile phone mereka juga jadi praktis. Kita juga
kerjasama dengan partners online lainnya, jadi tamu bisa pesen rooms atau
service melalui portal tersebut. Terus..ya.. socmed juga. Kita ada facebook,
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
twitter, dan IG. Di sini kita lebih main ke visual dan personal. Jadi lebih ke
hmm… gimana kita menyampaikan experience dan brand lewat socmed kita, jadi
mereka akan interest sama hotel kita.
T: Kalau untuk penggunaan soscmed-nya mas?
J: Kita lebih ke instagram sih. Instagram akan diusahakan untuk setiap hari ada
update. Kalau di Instagram, kita lebih main ke picture.. visual.. jadi yang lebih
instagramable biar orang tertarik. Kita juga still using twitter, dan facebook.
Kalau facebook juga sering, itu lebih ke seluruh info soal hotel, kalau twitter
biasanya sekedar greetings aja karena kayaknya sekarang twitter udah jarang yang
pakai. Setidaknya kita masih ada, tapi bukan jadi priority kita.
T: Lagi pula gratis juga yah mas? Haha..
J: Betul. Market yang dijangkau juga luas. Kalau Le Meridien lebih main di
Instagram juga, ya.. karena market sedang lebih interest ke instagram. Tapi semua
socmed kita maintain, karena audience mereka bisa beda. Hmm.. lagipula kita
juga bisa kerjasama sama partner kita.. misalnya bloggers. Kita bisa undang
mereka ke hotel untuk… untuk sekedar taking pictures of our food or venues.
Mereka bisa bantu kita untuk promosi dengan gambar mereka yang mereka
upload kan.
T: Iya juga yah haha.. Kalau untuk direct marketing mas, kegiatannya seperti
apa kalau di sini?
J: Lebih ke digital. Jadi kayak misalnya kita sebutnya guest communication.
Hmm, ke database tamu kita. Kita mainnya di situ.
T: Jadi database penting yah mas?
J: Yah iya dong. Jadi ketika kita menyebarkan informasi bukan ke sembarang
orang, tapi ke potential market. Database itu kan kita dapat bisa kita filter lagi,
jadi ketika kita hubungi mereka kita tahu bagaimana message-nya harus dibentuk,
dan apa yang harus di promote ke mereka. Makanya ketika ada event, kita
biasanya akan selalu minta contact mereka, karena hmm.. yah mereka ada
hubungan sebelumnya sama kita.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
T: Terus kalau untuk PR, apa saja sih kegiatan PR yang dijalankan oleh
divisi ini?
J: Ya, media relations iya. Kita maintaining relationship dengan media. Either
kita undang mereka ke hotel seperti saat kita doing launching, atau ketika sedang
maintaining aja. Harusnya juga media visit juga which I haven’t done lately
sebenernya. Tapi, itu sebenernya perlu untuk doing media visit. Terus, kita ada
event. Event lebih ke brand program, kayak new perspective event, tapi kita juga
doing event, seperti ke program launching juga, seperti brand activation. Jadi,
kita juga berusaha branding lewat event yang kita buat. Hmm.. publikasi juga
harusnya iya lewat media itu atau influencers. Pokoknya bangun hubungan yang
baik dengan seluruh pihak karena eventually kita butuh mereka.
T: PR juga membantu di dalam mendapatkan publikasi juga mas?
T: Iya dong. Itu kenapa kita jalin hubungan baik, terutama sama media. Kita bisa
engage public dengan mereka, bahkan free. Kita sediakan tempat.. hmm.. press
release.. Sebenarnya win win, mereka dapat materi, kita dapat publikasi. Jadi
baiknya kita berhubungan baik.
T: Kalau untuk personal selling mas?
J: Itu dilakukan langsung oleh sales dong. Sales call, telemarketing, untuk jual
langsung ke user atau third-party. B2B lah disebutnya, business to business.
T: Menurut Mas Adit, dari seluruh media tadi yang udah disebutin dan
memang digunakan, media promosi apa yang paling tepat dan efektif untuk
digunakan?
J: Semuanya sebenernya mendukung satu sama lain. Kalau dilihat seberapa efektif
sih aku masih belum bisa jawab, cuman masing-masing tools itu sih berperan
untuk hotel dan saling melengkapi. Jadi aku gak bisa bilang satu tool paling
efektif juga, karena hmm.. ya seperti yang aku bilang tadi, satu tool bantu tool
lain.
T: Kalau misalnya untuk jadwalnya sendiri mas, bagaimana kegiatan
marcom dijadwalkan?
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
J: Hotels kan melibatkan beberapa department, khususnya lebih ke f&b kalau di
hotel. Kemudian juga ada rooms yang eventually dari sales. Let’s say spa juga. Itu
kan pasti harus dirundingkan juga. Makanya kita ada marketing communication
meeting, harusnya sebulan sih. Cuman sekarang-sekarang ini sedang agak hmm..
T: Lebih dari 1 bulan yah mas?
J: Iya
T: Jadi minimal satu bulan sekali harus ada meeting yah?
T: Iya. Terutama dengan F&B.
T: Jadi jadwalnya itu akan dibuatnya perbulan?
J: Kalau kita bilangnya adalah calendar event. Aku biasanya bikin jadwal kira-
kira pertahunnya ada kegiatan apa. Di marcom sudah atau.. jebret.. 1 tahun kita
maunya seperti apa. Seharusnya f&b juga punya jebret, mereka mau melakukan
promotion apa saja. Cuma di sini mereka gak punya. Jadi itu harus di-meeting kita
lebih ke discuss untuk bantu mereka promosi.
T: Jadi disesuaikan yah mas?
J: Iya.. Kalau hotel biasanya kuartal.. setiap 3 bulan. Biasanya kalau sama semua
department kita baginya gitu. Nanti dipecah lagi jadi per bulan.
T: Oke mas. Oh iya mas, siapa saja pihak-pihak yang terlibat lagi di dalam
kegiatan marcom?
J: Iya kan tadi, everyone is a good PR. Perlu andil semuanya sih. Jadi lebih ke
operations juga, karena mereka yang langsung approaching guest. Terus kalau
untuk eksternal, pastinya sih kita coba untuk melibatkan partners kita.
T: Kalau untuk budgeting mas, marcom itu dikasih budget pertahun yah
mas?
J: Iya
T: Itu bagaimana mas?
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
J: Harusnya budget itu 3% dari total revenue untuk marcom, idealnya ya. Cuman
eventually, itu beda-beda sesuai dengan keputusan hotel. Kalau di sini kemarin,
untuk tahun 2017 disamain sama tahun sebelumnya.
T: Aku boleh liat gak sih mas?
J: Gak boleh.
T: Aku liat di tempat aja mas dan tidak aku cantumkan angkanya
bagaimana mas?
J: Tetep gak boleh sih kalau itu.
T: Kalau untuk tau pembagiannya aja? Apa saja yang di-budget-kan oleh
marcom?
J: Macem-macem sih. Kita lebih ke iklan sama ke event. Lalu ada juga
entertaining dan juga printing, itu juga budget dari marcom.
T: Kalau boleh tau, budget-nya paling banyak dikeluarkan untuk kegiatan
apa mas?
J: Hmm.. advertising sih.
T: Oke deh mas. Terus, kalau untuk kendala, apa ada kendala yang dialami
di dalam pelaksanaan kegiatan marcom? Apa budget jadi kendala juga?
J: Budget itu, hmm.. itu sebenernya cukup signifikan. Dalam arti I know budget
hotel itu kecil banget. Cuman gak ada harus, hmm.. gk ada budget kita juga gak
bisa jalan sih. Itu makanya kalau kita bisa rangkul partners partners itu lebih
bagus. Terus.. apa yah.. Lebih ke challenge itu.. talking about inovasi dan
creativity itu gak cuman cukup dari 1 individu atau 2, harusnya sih banyak atau
beberapa pihak yang bisa berkreatif atau berinovatif. Nah di situ, personally kalau
akan merasa permasalahannya ada di situ. Terkadang satu orang untuk pikiran
inovasi in their jobs itu susah untuk dilakukan secara terus-menerus.
T: Lalu mas, apakah kegiatan marketing communication akan dievaluasi?
J: Iya dong pastinya. Karena kita kan juga mau lihat seberapa efektif apa yang kita
lakukan. Kalau misalnya yang kita lakukan tidak working, yah we better stop it.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
T: Evaluasi itu dilakukan sama Mas Adit atau bagaimana mas? Untuk
kegiatan marcom yah mas.
J: Hmm, secara internal dulu iya. Biasanya aku sama Ibu Fitri. Kalau misalnya
untuk bigger scope, then kita akan evaluasi juga kita lakukan sama GM kita.
T: Apakah kegiatan marcom yang dilakukan Le Meridien membantu Hotel
Le Meridien Jakarta di dalam menghadapi persaingan bisnis hotel
khususnya di tahun 2017.
J: Ya iyalah, masa enggak? Ya iyalah, hmm.. Marketing communication itu akan
selalu diperlukan untuk sebuah perusahaan. Terus karena di sini marketing juga
termasuk ke PR juga, building image, jaga reputasi hotel juga, relationship juga,
jadi yah membantu.
T: Kompetitor langsung atau yang head to head?
J: Untuk competitor set sih kita Crowne Plaza, Melia, dulu Intercon sekarang
Ayana tapi setelah Ayana kita pindah ke Pullman, sih.
T: Okupansi mereka bagaimana mas?
J: Okupansi turun sih secara general di Jakarta. Lagu suffering bisnisnya.
T: Oh, begitu yah mas. Baik mas. Itu saja, mas.
J: Sudah ya?
T: Udah mas. Terima kasih banyak yah mas atas waktunya.
J: Iya, sama-sama.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
TRANSKRIP WAWANCARA – 2
Narasumber : Tomy Sibarani
Jabatan : Sales Coordinator
Wawancara : Tatap muka
Tanggal dan tempat : 16 Mei 2017 / Hotel Le Meridien Jakarta
Jam : 12:50
T: Bagaimana Bapak Tomy melihat persaingan hotel di Jakarta khususnya
pada tahun 2017?
J: Oke, 2017 itu merupakan tahun di mana, hmm.. tingkat persaingan hotel
semakin tinggi, khususnya di Jakarta. Sekitar ada kurang lebih 20 hotel yang
bertambah di Jakarta dari bintang 3 ke bintang 5. Iya, ada dampak positif dan
dampak negatif di sini saya melihatnya. Dampak positifnya adalah semakin
banyak peluang bagi hotel-hotel di Jakarta untuk mencari strategi baru. Jadi di
sini, Le Meridien Jakarta juga harus mencari strategi-strategi baru agar bisa, ehh..
mencegah persaingan yang ketat dan bertahan dari competitor. Sisi negative apa?
Yah tau sendiri konsumen kita pasti di…diculik atau diambil oleh competitor.
T: Hmm, baik pak. Terus kalau untuk okupansi sendiri nih pak, bagaimana
keadaan okupansi pada tahun 2017?
J: Iya.. Okupansinya itu.. kalau untuk okupansi sendiri.. gini.. hotel itu yang sudah
berdiri cukup lama pasti mempunyai loyal customer, jadi mereka punya market
segment tertentu. Jadi, kalau mereka udah loyal sama satu hotel, konsumen sudah
loyal sama satu hotel, untuk pindah ke hotel baru atau hotel lain itu susah. Ya, jadi
mereka, hotel-hotel yang sudah punya basic loyal customer pasti akan menjaga
dan men-treat konsumen secara lebih baik lagi dari hari ke hari.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
T: Jadi kalau secara umum, okupansi Le Meridien dan para competitor
bagaimana pak?
J: Hmm, di sini kita juga turun ya. Nge drop. Cuma memang wajar, rata-rata turun
di Jakarta. Turun itu bisa sampai sekitar 30-40%. Hanya sekarang-sekarang ini
okupansi Le Meridien sih sudah makin membaik dibandingkan dengan awal
tahun.
T: Hmm.. begitu yah. Terus, menurut bapak, keunggulan yang Le Meridien
Jakarta dibandingkan dengan hotel lain itu apa sih?
J: Keunggulan? Oke. Pertama kita berbicara mengenai lokasi. Lokasi kita di
tengah segitiga bermuda..
T: Bermuda? Haha..
J: Haha.. maksud saya segitiga emas, emas Jakarta. Sorry. Haha.. Apa saja?
Sudirman, Kuningan, dan Thamrin. Jadi kita ke mana-mana deket. Ke Kuningan
deket, ke Thamrin deket, jadi lokasi itu sangat penting. Kedua, kita menawarkan
product yang original, kalau bisa dibilang. Tau sendiri, karena kebanyakan hotel-
hotel lain menawarkan produk-produk yang lebih modern, lebih minimalist.
Sedangkan kita masih menawarkan produk yang bisa dibilang lebih traditional,
culture. Kita membawa culture. Jadi ada 3 value-nya Le Meridien. Itu culture,
cuisine, dan coordinate. Nah itu dia. Jadi ada 3. tiga itu masuk di sini.
T: Terus pak, apa usaha yang dilakukan oleh Hotel Le Meridien Jakarta
beserta team di dalam menghadapi persaingan bisnis yang ada?
J: Di sini tentu kita berusaha untuk menjaga para pelanggan. Bagaimana caranya
membuat para pelanggan jadi betah di sini dan ada ikatan tertentu sama Le
Meridien. Jadi rasanya walaupun ada hotel lain, mereka tetep gak dapat apa yang
mereka dapet di Le Meridien. Lebih ke situ sih.
T: Oke pak. Terus bagaimana peran dari divisi maketing communication di
dalam department sales and marketing?
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
J: Hmm.., jadi kalau untuk divisi marcom sendiri begini.. Marcom itu lebih
membantu pada bagaimana pembentukan dan penyampaian pesan yang menarik.
Ya, jadi tentu membantu sales. Di sini, seller akan menjual langsung kepada
pelanggan. Marcom lebih, yah.. lebih mencari cara bagaimana membentuk pesan
agar menarik dengan sedemikian cara. Hal itu yang nanti akan dijual sama seller.
Jadi nantinya, pelanggan ketika ditawarkan seller kurang lebih sudah mengetahui
dan tertarik dengan informasi apa yang dijual. Jadi dibentuk pesan dulu dengan
berbagai cara, lalu kita nanti akan jual.
T: Oh.. jadi hasil kerja dari divisi marcom yang nanti dijual sales yah?
J: Betul.
T: Kalau dari kegiatannya nih pak, bukan divisinya, bagaimana peran dari
kegiatan marketing communication di dalam menghadapi persaingan bisnis?
J: Yang pasti sih penting banget ya, perannya. Seperti yang tadi saya bilang. Kan
sebelum orang mau beli mereka harus tertarik dulu dan ngerti apa yang mau dia
beli. Jadi marcom buat cara bagaimana pelanggan tau dan tertarik. Lebih ke
penyampaiannya dan bentuknya sih, jadi biar mereka mau beli di kita.
Kegiatannya kan dijalankan gak hanya dari divisi itu, walaupun memang, hmm..
utamanya bisa dibilang, tapi kita juga menjalankan kan. Jadi kita jualan tapi
dipersiapkan dulu sebelum dijual pesannya dengan kegiatan itu.
T: Kalau tujuan dari kegiatan marketing communication sendiri?
J: Tujuannya ya, hmm.. yah tentu untuk mendapatkan pelanggan yang nantinya
berujung ke revenue. Jadi mereka melakukan kegiatan promosi dengan berbagai
bentuk kegiatan dengan harapan pelanggan tertarik dan akhirnya mau beli.
T: Begitu yah, pak. Oke deh, pertanyaan terakhir pak. Apakah kegiatan-
kegiatan marketing communication yang dilakukan sudah berhasil di dalam
mengamankan posisi Hotel Le Meridien Jakarta di dalam persaingan bisnis
yang ketat?
J: Belum.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
T: Wah, serius pak?
J: Haha.. Yah pasti dong punya peran. Tentu kegiatan marcom berpengaruh dan
membantu hotel di dalam persaingan sekarang ini. Cuma memang yaa.. untuk
sekarang ini karena persaingan ketat, divisi marcom dirasa punya challenge. Kita
jangan patok competitor kita hanya yang ada di Indonesia, kita bisa lihat ke arah
hotel-hotel di luar juga.. ya untuk inspirasi jadi kita gak hanya bertahan tapi
bahkan bisa di atas hotel.
T: Oh begitu yah, pak. Jadi biar lebih kreatif yah pak penyampaiannya?
J: Betul sekali.
T: Oke deh, pak. Sebelumnya terima kasih banyak yah pak atas waktunya.
J: Iya, sama-sama.
T: Saya rasa sudah cukup pak wawancaranya. Nanti kalau ada tambahan
boleh saya kirim lewat email aja pak?
J: Boleh. Telpon juga gak apa-apa.
T: Siap, pak. Terima kasih banyak yah Pak Tomy.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
TRANKSRIP WAWANCARA - 3
Narasumber : Ismet Ismatulloh
Jabatan : Sales Specialist
Wawancara : Tatap muka
Tanggal dan tempat : 23 Mei 2017 / Hotel Le Meridien Jakarta
Jam : 14: 15
T: Bagaimana keadaan persaingan bisnis di bidang hospitality di tahun 2017,
khususnya di Jakarta?
J: Hmm, pertumbuhan hotel di tahun 2017 ini semakin meningkat. Dengan adanya
hotel-hotel baru yang mana memiliki produk yang baru dan juga fasilitas yang
baru, serta dengan demand yang tetap ataupun banyak perusahaan yang
mengalami.. ada yang kebangkrutan, ada yang perusahaan membuat kebijakan
pengurangan ke Indonesia, dan di situlah yang menyebabkan persaingan hotel
untuk saat ini semakin ketat dan semakin kompetitif khususnya di market.
Khususnya di Jakarta yang memiliki potensi bisnis yang banyak dan banyaknya
hotel bisnis yang tumbuh di Jakarta.
T: Oh begitu yah mas. Terus melihat keadaan seperti itu, adakah usaha yang
dilakukan pihak hotel di dalam mendapatkan dan mempertahankan
pengunjung di tengah-tengah persaingan tersebut?
J: Ya.. untuk strategi pastinya akan ada. Karena kita mesti memiliki competitor
advantage di mana memenangkan persaingan bisnis. Perubahan-perubahan dan
juga segala tantangan itu akan semakin cepat dan juga semakin meningkat. Untuk
itu, hotel harus lebih cepat untuk berubah dalam menghadapi suatu tantangan dan
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
harus memiliki strategi bisnis yang dapat menciptakan peningkatan revenue atau
peningkatan performance di dalam industri perhotelan.
T: Oke deh. Mas Ismet ini bagian dari tim sales kan yah mas?
J: Iya, sebagai sales specialist.
T: Oh iya sales specialist ya. Mas, kalau di department ini kan ada divisi
marketing communication nih ya. Apa sih peran kegiatan marketing
communication di dalam department sales and marketing sendiri? Apakah
punya peran penting?
J: Iya. Marketing communication itu adalah hmm.. bagian dari marketing vision di
mana artinya mengomunikasikan dan menginformasikan apa yang kita punya,
baik itu dari segi product, fasilitas, kepada clients, kepada customer, sehingga
customer bisa melihat dari segi product, fasilitas, dan juga aa.. potensi yang bisa
kita offer kita tawarkan kepada customer, kepada client juga. Dan marketing
communication juga memberikan promosi-promosi dari product-product hotel
kita kepada client kita.
T: Oh gitu. Terus apa berarti team sales juga melakukan kegiatan
komunikasi pemasaran mas?
J: Iya, karena dari marketing communication sendiri, seller termasuk di dalam
kegiatan tersebut di mana mengomunikasikan kepada client atau customer dari
promosi-promosi yang dibuat, sehingga hmm.. customer atau client dapat
mengetahui apa yang telah kita buat dan apa yang telah kita berikan, tawarkan
pada tamu tersebut.
T: Kalau begitu mas, boleh tau gak strategi dari kegiatan marcom yang
dijalankan Le Meridien Jakarta itu lebih ke arah mana? Apa fokus ke
konsumen tingkat akhir, atau kayak distributor gitu, atau lebih mau
branding ke brand Le Meridien sendiri mas?
J: Ya.. kalau di sini sih lebih ke konsumen tingkat akhir yah, kayak B2B… B2B
itu business to business, B2C juga. Jadi kita langsung menyasar ke client . Client
ini bener-bener bikin keputusan dia mau ke hotel apa eggak.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
T: Oh oke mas. Jadi, apa sih kegiatan.. maksudnya Mas Ismet melakukan
kegiatan marketing communication dalam bentuk seperti apa?
J: Ya kita bisa.. biasanya kita melakukan kegiatan yang namanya sales call. Sales
call itu biasanya kita mengunjungi..mengunjungi client.. customer dan di situ kita
menginformasikan apa yang ada atau apa yang ter-update dari hotel ataupun
promosi-promosi yan hotel tawarkan seperti f&b promotion atau room promotion.
Dari room promotion kita ada namanya beberapa promosi seperti family
staycation, lalu untuk f&b promosi, kita per 3 bulan kita punya yang namanya
f&b promosi di masing-masing restoran kita. Gitu.. Lalu biasanya kita akan ikut
acara exhibition, contohnya Wedding Festival kemarin yang di JCC. Kita juga ikut
membuka booth untuk menawarkan venue dan paket wedding ke pelanggan yang
datang ke acara itu. Jadi ada beberapa seller yang akan stand by untuk jualan di
sana. Dan selain itu, kita juga melakukan telemarketing. Telemarketing itu
biasanya kita menghubungi customer-customer regular kita ataupun customer
baru kita, kita menginformasikan dari promosi-promosi yang kita tawarkan
kepada customer pada periode tersebut, ataupun kita memberikan..
menginformasikan produk dan fasilitas hotel kita. Dan kita juga ada direct
message ke client juga. Kita juga melakukan email blast. Email blast ini kita
punya data.. database-database yang mana kita compile jadi satu dan kita blasting
ke sebuah email dengan campaigns kita dengan promosi kita kepada email client.
T: Database itu didapatnya dari mana yah mas?
J: Ya database yang kita punya itu kita dapat dari pertama.. account-account kita..
Artinya apa? Client kita yang kita punya kita compile jadi satu.. database itu.. dan
itu menjadi acuan kita untuk namanya sales promotion ke mereka.. karena kita
bisa namanya direct langsung ke customer atau indirect melalui email tersebut.
Masing-masing seller itu punya database tersendiri, karena di situ namanya kita
harus maintain relationship dengan customer based on database yang kita punya.
T: Oh begitu mas. Oke mas. Pertanyaan terkahir, jadi apakah kegiatan-
kegiatan marketing communication yang sebagian Mas Ismet lakukan dan
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
team sales sudah berhasil di dalam meghadapi persaingan bisnis di
persaingan 2017, mungkin di kuartal 1 yah mas?
J: Ya, kita ambil contoh dari yang kita sudah launching.. Hmm.. dari promo kita
family staycation kita launching di beberapa bulan ini hmm.. itu lumayan bagus..
untuk respond dari client-nya. Kita membuat promosi room package itu untuk
segment ke family, untuk leisure.. dan itu bagus karena dari package tersebut
untuk hotel-hotel yang.. apa namanya.. untuk yang di sekitar kita belum punya
package tersebut sehingga uutuk respond dari client itu positif. Artinya apa?
Banyak client yang minat dengan package tersebut. Dan juga.. itu untuk dari segi
room package, kalau dari segi untuk dari f&b promosi, kita kayak semacam lunch
promosi.. dan kita juga ada dinner package juga lumayan bagus untuk.. apa
namanya.. untuk promosi tersebut karena kita membuat something different
dibanding dengan hotel-hotel lain di mana kadang dalam periode tertentu kita
melakukan kayak semacam acara-acara besar, misalkan pada tanggal-tanggal
tertentu, misalnya kita pernah mengadakan halloween party gitu ya.. terus mother
day package buat ibu-ibu.. buat client yang mempunyai ibu.. di mana kita bikin
package yang di mana free lunch.. free dinner pada periode tersebut. Jadi hari
besar mendunia gitu.
T: Jadi intinya mungkin lebih ke inovasi-inovasi acara baru yah mas?
J: Iya. Kreatifitas dan inovasi yang harus kita lebih gerakan lagi. Lebih kencang
larinya, persaingan semakin kencang perubahannya dan di mana kita harus
beradaptasi pada perubahan tersebut.
T: Oh, oke. Itu aja sih mas untuk hari ini. Terima kasih banyak yah mas
untuk waktunya.
J: Iya.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
TRANKSRIP WAWANCARA - 4
Narasumber : Cindy Ayu Agustin
Jabatan : Dosen Marketing Communication
Wawancara : Tatap muka
Tanggal dan tempat : 16 Juni 2017 / Bina Nusantara Alam Sutera
Jam : 12:15
T: Oke Kak Cindy langsung dari pertanyaan pertama yah kak. Apakah
marketing communication merupakan hal yang penting? Mengapa perlu ada
penyatuan antara konsep marketing dengan communication?
J: Oke, hmm.. Kalau menurut saya sih marketing communication itu sangat
penting apalagi di dalam sebuah perusahaan itu memang membutuhkan marketing
communication. Hmm.. namun biasanya marketing communication itu ada di
bawahnya divisi marketing. Mereka tidak berdiri sendiri kecuali di beberapa
perusahaan besar. Mereka sudah aware terhadap pentingnya marketing
communication sehingga mereka membuat divisi sendiri yang namanya memang
marketing communication, gitu. Hmm.. tugasnya sendiri di sini memang kita
menggabungkan antara pemasaran dan juga komunikasi di mana tujuannya untuk
menginformasikan produk dan juga service dari perusahaan ini ke konsumen-
konsumennya, gitu.
T: Oke, kalau gitu langsung ke pertanyaan selanjutnya aja kak. Terus kalau
menurut kakak mengenai kegiatan marketing communication di bidang
perhotelan, apakah memang dibutuhkan marcom itu diperhotelan? Terus
bedanya apa sih kak marcom diperhotelan dengan di corporate?
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
J: Oke. Kalau marcom di corporate itu mereka memang fokusnya adalah
membantu men-support pemasaran yang sudah dibuat oleh si divisi marketing itu.
Jadi yang menyampaikan konsep-konsep atau strategi yang dibuat.. strategi
pemasarannya itu si marcom ini, gitu. Bagaimana cara menyampaikannya,
mengemasnya, mereka nih dari perusahaan ini ke si konsumennya si perusahaan,
gitu. Sedangkan kalau di hotel yang saya tahu sih kalau di hotel itu marcom
biasanya ada di bawah divisi sales and marketing. Jadi, hmm.. berjalannyapun
secara berbarengan. Saling men-support antara kegiatan dan juga planning-
planning yang sudah dibuat oleh si sales dan marketing ini. Kalau misalnya hmm..
PR sendiri di hotel juga ada. Setau saya PR itu memang ada.. ada yang namanya
PR Officer. Tetapi lebih fokusnya pada hmm.. meng.. kalau fokusnya si PR ini
lebih ke media-media, cara pemberitaannya mengenai perusahaan, mengenai
product atau service, kalau di hotel service, service-nya si hotel ini ke agar
diketahui oleh masyarakat. Dan juga melalui social media karena sekarang sudah
sangat hmm.. apa namanya.. booming-nya memang kita menggunakan social
media kalau saat ini.
T: Oke kak. Terus kalau menurut kakak apa sih hal-hal yang harus
dipertimbangkan oleh pihak-pihak hotel atau perhotelan-perhotelan ini di
dalam menyusun kegiatan marketing communication-nya.
J: Kalau untuk menyusun marketing communication atau komunikasi
pemasarannya sih, hmm… mereka harus memperhatikan sebenarnya .. sebenarnya
gini.. hmm.. kalau kita nyusun pasti harus ada planning-nya dong untuk bikin
strateginya, itu harus tau dulu tujuannya sebenarnya kita bikin apa namanya..
strategi itu untuk apa. Terus targetnya.. segmentasinya itu untuk siapa juga. Kalau
misalnya hotel sih saya rasa mereka kan punya segmennya sendiri, kelas A, atau
kelas B, hmm.. C atau apa. Kalau misalnya setelah itu kita juga mesti hmm.. untuk
melaksanakan kegiatan komunikasinya sendiri kita harus memilih media yang
paling tepat , gitu untuk apa namanya..kegiatan tersebut. Karena kalau misalnya
medianya salah itu sudah pasti pesannya sendiri gak akan sampe tuh ke
konsumen, gitu. Dan juga sebenarnya kan balik lagi ke tujuannya, tujuannya apa
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
sih, kita melakukan komunikasi pemasaran ini kan sebenarnya untuk hmm… apa
untuk brand awareness-nya si masyarakat terhadap adanya hotel tersebut,
kemudian supaya masyarakat bisa mengetahui ada apa namanya.. penawaran apa
sih yang ditawarkan oleh hotel itu. Terus juga apa.. keunikannya bila
dibandingkan dengan hotel lain. Lalu, hmm.. yah tadi salah satunya juga sama sih
mereka melakukan kegiatan komunikasi pemasaran, sama men-support si divisi
marketing itu.
T: Terus kak, kalau misalnya untuk kegiatan tadi kan kakak sudah
menjelaskan mengenai apa yang harus dipertimbangkan. Nah, menurut
kakak riset tuh hal yang penting gak sih kak untuk dilakukan, terutama di
dalam menjalankan kegiatan marcom di perhotelan?
J: Oke, sebenarnya bukan untuk marcom aja sih. Semua divisi semua kegiatan itu
memang butuh riset sebelum kita melakukan kegiatan planning, karena kita harus
tau dulu sebenarnya apa sih yang dibutuhkan. Kalau misalnya komunikasi
pemasaran di sebuah hotel itu juga.. apa sih yang sebenarnya dibutuhkan sama si
hotel ini.. hmm.. kita harus approach di bagian apa, gitu. Kita harus tau dulu.
Kalau misalnya kita bikin planning tanpa adanya riset, tujuannya itu tidak akan
sampai sebetulnya, gitu. Apa yang ingin kita capai itu agak sulit karena kita harus
mengetahui dulu kebutuhan di luar sana itu apa, gitu. Terus kira-kira
pendekatannya seperti apa misalnya ke konsumen.. ke konsumennya harus.. hmm
harus .. gimana caranya meng-approach si konsumen ini, gitu. Dengan cara apa,
apakah.. kalau.. kita tau bauran pemasaran kan? Misalnya.. kalau misalnya
advertising-nya juga kalau untuk hal tersebut harus seperti apa, pesannya seperti
apa gitu dikemasnya. Terus kalau misalnya medianya media apa nih yang
digunakan untuk promosi, ya kan? Terus ada cara, personal selling, direct selling
atau direct marketing juga harus tepat tuh. Cara kita persuasive ke orang itu juga
kita harus tau. Kita searching dulu, kita buat risetnya dulu, setelah itu kita baru
buat planning-nya. Strategi-strategi apa sih yang mesti kita jalanin, gitu.
T: Jadi riset itu bukan hanya untuk ke competitor tapi juga ke target kita
sendiri juga harus diriset yah kak?
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
J: Iya dong. Jadi harus internalnya dulu, baru kita liat keluar. Kalau kita belum
kuat internalnya, kita belum tau tentang hmm.. SWOT juga sih. Kita harus tau sih
SWOT dari perusahaan kita ini seperti apa. Kita nanti agak sulit nanti kita untuk
melihat yang eksternal, gitu. Jadi ya harus dari internal dulu, kita riset dulu.
Setelah itu baru eksternal juga penting.
T: Oke deh kak. Lalu strategi seperti apa sih yang seharusnya digunakan
oleh pihak perhotelan di dalam kegiatan marketing communication-nya?
Apakah memang kalau pihak perhotelan lebih baik fokusnya ke konsumen
tingkat akhir, atau mungkin ke distributor, atau mungkin ke branding?
Kalau menurut kakak sendiri gimana pendapatnya?
J: Oke, hmm.. Sebenarnya kalau hotel sekarang sih lebih enaknya karena banyak
ini.. hmm.. kalau kita tau tuh biasanya ada acara event-event wedding kayak gitu
kan. Itu biasanya mereka akan mengikutsertakan sih atau biasanya mereka ada
package di hotel ini, itu sudah bandling sama biasanya kalau program-program
yang kayak gitu. Udah bandling sama hmm.. misalnya ada paket wedding A nih,
dia akan menawarkan jasa hotel kita juga kalau misalnya diadakan di situ, itu akan
ada promo sebesar ini, gitu. Biasanya kita ikut event-event itu, gitu event-event
seperti itu. Lalu, hmm..
T: Oh iya jadi mungkin hmm.. lebih kemana sih kak? Apakah memang
menyasar ke konsumen tingkat akhir..
J: Oh oke. Sebenarnya akan lebih kena sih ke konsumen tingkat akhir sih. Karena
yang sebenarnya yang akan.. tujuan kita kan untuk membuat orang mau datang,
mau mengingap, mau merasakan.. mendapatkan experience di hotel kita, gitu.
Makanya sekarang tuh banyak muncul hotel-hotel yang unik kan, karena orang
bukan cuma butuh untuk istirahat aja cuma biasanya mereka juga ya.. mencari
experience. Atau mungkin tempatnya itu bagus untuk foto , untuk kumpul-kumpul
sama teman-teman, gitu.
T: Jadi bukan cuma sekedar menginap tidur tapi mereka biasanya juga
nyari..
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
J: Udah jadi lifestyle juga sih, gitu.
T: Oke kak. Terus kalau.. kita kan mengenal tools-tools marcom itu atau
bauran promosi yah kak ya? Dari tools tersebut, menurut kakak apa sih
yang paling tepat atau yang paling efektif yang dapat digunakan bidang
perhotelan di dalam melakukan aktivitas promosi, baik itu dari sales
promotion, advertising, personal selling, direct marketing, public relations, atau
interactive marketing, atau memang semuanya penting kah atau memang
menurut kakak saat ini, di zaman ini ada yang lebih baik, gitu?
J: Hmm.. sebenarnya kalau bauran pemasaran memang digunakan memang itu
sudah menjadi sebuah package, sebuah paket komplit, gitu. Jadi memang harus
dilakukan dari segala sisi, dari sales promotion-nya, advertising, personal selling,
direct marketing, public relations, dan juga interactive marketing. Namun saat ini
sih memang karena kita melihat kondisi dan juga melihat apa namanya.. sekarang
kan orang lebih mudah pakai internat kan? Jadi sekarang memang kita lebih
gencarnya adalah hmm.. interactive marketing memang melalui bantuan dari
media sosial. Biasanya memang sekarang hotel-hotel tuh, kita punya Instagram
tuh biasanya untuk meng-capture gambar..gambaran dari hotel kita seperti apa,
gitu. Orang kan kalau melihat yang visual mereka akan lebih tertarik,
dibandingkan kalau kita cuma promosi ..
T: Tulisan..?
J: Iya , gak tulisan aja gitu. Ya tulisan tetap kita lakukan sih , gitu. Cuma memang
sekarang lebih apa yah. Kalau kita lihat gambar dapat mengartikan segalanya gitu.
Jadi kalau misalnya dari tampilan hotelnya aja udah bagus, terus kita lihat juga
fasilitasnya lengkap, semua ada di situ, terus ketika apa namanya hmm.. tidak
sering juga sih hotel mengadakan event di situ sih. Entah itu event biasanya ada
mini concert untuk artis, kayak gitu. Jadi sebenarnya untuk meng-attract
pengunjung sebenarnya untuk menginap di situ. Ada beberapa hotel yang
melakukan strategi seperti itu.
T: Tapi memang sebenarnya harusnya whole package yah kak?
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
J: Iya. Sebenarnya semuanya harus dilakukan karena balik lagi sebenarnya ke
tujuannya kita bikin strategi kan. Kita juga harus liat tuh purpose-nya sebenarnya
apa sih, objective-nya. Nah kalau untuk bauran pemasaran ini karena kita ingin
menjangkau semuanya kan, tidak hanya dari satu sisi aja. Yang tadi saya bilang
kalau kita pake social media dan segala bantuan internet itu mungkin bisa
menyasar ke hmm.. kaum anak muda, gitu. Terus juga orang kantoran mungkin
kalau untuk yang udah agak tua.. atau misalnya anak-anak kan mereka juga belum
pakai kan. Mungkin bisa bikin event yang bisa hmm.. apa namanya melibatkan
keluarga yang melibatkan ayah, ibu, dan anaknya, gitu kan. Itu juga ngasih
experience juga sih ketika mereka nginep kan.. apa namanya… biasanya kan gak
cuma sendiri kan? Biasanya kita memang sekeluarga nih nginep bareng-bareng.
T: Siap kak. Hmm.. lalu untuk penetapan budget nih kak, biasanya kalau
budget.. sesuai dengan hasil wawanacara aku budgetnya sangat terbatas,
gitu. Menurut kakak gimana nih kak, apa budget sebenarnya penting banget
untuk marcom?
J: Kalau budget sih, setiap kegiatan pasti kita akan bikin budgeting. Mau
eksekusinya seperti apa, mau kurang apa lebih, itu memang agak susah diprediksi
sih. Tapi paling enggak kita sudah membuat kira-kira apa aja sih yang dibutuhkan
untuk melaksanakan program-program tersebut dan kira-kira yang bisa
diminimalisir itu apa. Contohnya kalau kita sekarang ini pakai.. balik lagi ke yang
tadi saya bilang media sosial, itu sebenarnya mengurangi budget sih, karena
sebenarnya kita enggak bayar apapun kecuali untuk advertising, gitu ya, itu
memang kita masih butuh budget yang agak lumayan tuh, gitu ya. Cuman kalau
untuk yang lain kalau sekarang mungkin bisa dialokasikan ke itu.. ke media-media
sosial. Website perusahaan juga harus di-improve terus karena orang akan mencari
tau biasanya melalui website, gitu. Terus hmm… sekarang juga gampang kan kita
mau booking hotel sekarang juga ada aplikasi. Mungkin kita memang kerja
samanya agak lebih di.. apa namanya.. difokuskan ke itu tuh.. sama beberapa
aplikasi untuk hotel, gitu.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
T: Kalau untuk scheduling sendiri itu penting gak sih kak, penjadwalan
untuk kegiatan marketing communication sendiri?
J: Hmm.. semua kegiatan balik lagi tadi saya bilang budgeting atau scheduling
atau membuat timeline itu penting banget sih. Jadi kita tau kegiatan apa yang
harus kita lakukan dan yang dari urgency sampai yang kira-kira masih bisa sih
kalau ini gak dilakukan, it’s okay lah, gitu. Tapi pembuatan scheduling atau
timeline sendiri itu penting banget untuk sebuah kegiatan komunikasi pemasaran.
Jadi ketika kita, sebelum memulai kegiatan, itu kita sudah harus punya
scheduling, kita harus punya timeline sih, gitu. Jadi kita bisa lihat yang udah kita
lakukan yang mana, yang belum yang mana, atau yang mesti di follow up lagi
yang mana. Mungkin kalau waktunya mepet banget yang 5 6 7 nih kayaknya bisa
di-pending.
T: Terus sama yang kayak tadi yah seperti budget, scheduling, evaluasi juga
berarti satu package yang semuanya harus dilakukan yah kak?
J: Betul. Itu karena hmm.. tadi.. balik lagi sih sebenarnya tahapannya itu adalah
riset dulu kan, riset, planning, menetapkan planning, setelah itu ketika sudah
dijalankan kan kita juga butuh evaluasi sama controlling. Controlling juga
dilakukan pada saat sudah dari awal, sudah dari awal sudah di control, cuman
semua pasti butuh evaluasi. Jadi kita tau di mana kekurangan dari kegiatan yang
sudah kita jalankan dan di mana yang masih bisa kita gunakan, atau misalnya ada
butuh improvement di sisi yang mana. Nah itu kita bisa tua kalau kita melakukan
evaluasi. Sebenarnya itu.
T: Oke kak, pertanyaan terakhir. Menurut kakak, bagaimana kegiatan
marketing communication yang dijalankan oleh Hotel Le Meridien Jakarta
secara keseluruhan? (menunjukan kertas berisikan gambaran hasil
penelitian)
J: (melihat kertas selama beberapa saat) Oke. Menurut pendapat saya, hmm..
kegiatan dari marketing communication yang sudah dijalankan oleh Le Meridien
Jakarta mereka sebenarnya sudah menjalankan communication hmm.. mix atau
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
bauran pemasaran, contohnya dari segi public relations mereka sudah
menjalankan media relations dan juga event activation. Di media relations-nya
sendiri mungkin hmm.. mereka.. apa namanya.. bekerja sama media tuh, untuk
publikasinya, supaya bisa mendapatkan publikasi secara gratis, gitu. Misalnya
mereka ada produk atau.. ya produk baru atau misalnya mereka punya ada event,
suatu event apa namanya,mereka bikin suatu event, ya kayak gitu. Ya itu makanya
mereka memang kerja sama sama media. Lalu dari event activation-nya yang saya
pernah tau sih si Le Meridien ini biasanya ikut acara-acara wedding festival tuh,
yang… Itu kan acaranya cukup besar yah dan cukup, bukan cukup, tapi banyak
sekali pengunjung yang datang ke situ karena mereka memang acaranya bagus.
Nah itu biasanya Le Meridien ikut andil dalam acara tersebut, gitu. Lalu dari sisi
personal selling-nya mereka melakukan sales call dan juga pembukaan booth,
gitu. Salah satunya pembukaan booth.. yah tadi.. di wedding. Kalau event
tambahan mungkin biasanya kalau hotel punya event-event tambahan, special
event-nya si hotel. Kalau event-nya sendiri saya kurang paham sih kalau Le
Meridien biasanya mereka ngadain apa, cuman masing-masing hotel biasanya
mereka punya special event tuh yang diadain, biasanya itu atau sesekali dalam
setahun atau tiap tahun biasanya ganti, gitu. Lalu kalau dari hmm.. direct
marketing-nya, mereka melakukan telemarketing dan juga email blast. Nah email
blast ini biasanya sering di… di apa namanya.. mereka lagi punya promo atau
hmm.. apa namanya.. discount.. program baru apa sih nah biasanya mereka taunya
dari email blast. Lalu ada, dari segi sales promotion juga ada pemberian discount
atau price offs pada produk food and beverage-nya mereka apa. Mereka kasih itu,
jadi mungkin ada potongan harga, kerja sama sama apa namanya.. kartu kredit
bank tertentu, gitu, itu untuk pemberian discount tersebut. Lalu untuk advertising,
Le Meridien juga memasang iklan mengenai program food and beverage mereka
di media-media digital. Jadi, konsumen jadi bisa tau tuh, Le Meridien lagi ada
discount apa sih untuk food and beverage-nya. Kalau misalnya mereka gak
pasang di media digital, pastinya bakal ketinggalan sama media.. eh sorry.. sama
hotel lain karena mereka juga sudah pakai itu, gitu. Lalu yang terakhir ada
interactive marketing, yaitu pengelolaan website dan juga social media di mana
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
Le Meridien sudah aktif untuk mengelola atau meng-update website mereka dan
juga social media supaya juga konsumennya mereka juga bisa tu apa sih yang
sekarang sedang dtawarkan oleh si Le Meridien ini, karena paling besar, apa
namanya… sebenarnya adalah efeknya adalah itu, dari media sosial dan website,
untuk sekarang ini. Untuk saat ini gitu sih.
T: Itu saja Kak Cindy. Terima kasih atas waktunya kak.
J: Iya, sama-sama Jessica
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
TRANKSRIP WAWANCARA - 5
Narasumber : Ismet Ismatulloh
Jabatan : Sales Specialist
Wawancara : Melalui telepon atas permintaan informan
Tanggal dan tempat : 3 Agustus 2017
Jam : 12:10
T: Iya, jadi Pak Ismet, untuk kuartal I tahun 2017 tuh persaingan bisnisnya
bagaimana sih pak? Dan memang apakah persaingannya tuh bener-bener
sangat tinggi dibandingkan dengan kuartal lainnya?
J: Hmm.. iya karena kan gini, pas kita review 2016, compare kuartal I di 2016 itu
agak turun yah. Artinya apa? Kondisi bisnis juga tidak signifikan keadaannya dan
juga dipengaruhi di kuartal I itu, di Januari yang mana company-company itu
banyak yang mempunyai.. hmm.. long holiday.. dari beberapa negara sehingga
tidak terlalu banyak untuk kegiatan bisnis ke hotel. Akan tetapi, di bulan Februari
dan di Maret itu lumayan naik di-compare last year, akan tetapi tidak terlalu
signifikan kenaikannya.
T: Oh.. begitu yah pak. Kalau boleh tau saya boleh tau gak pak untuk rata-
rata okupansi selama kuartal I tuh berapa? Dan apakah di kuartal II tuh
mengalami peningkatan? Kalau iya tuh okupansi rata-rata kuartal II tuh di
angka berapa yah pak? Untuk kuartal I dan kuartal II?
J: Kalau average-nya di kuartal I itu di kisaran 42%
T: Oh, 42%?
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
J: Dari kuartal I nya.. okupansinya. Tapi, kalau untuk di kuartal II, ada kenaikan di
angka 46%.
T: Oh.. 46%. Jadi kuartal I sama kuartal II, kuartal I mengalami kenaikan
yah pak?
J: Iya. Jadi kenaikan itu sekitar 4%.
T: Hmm.. gitu yah pak. Terus kalau misalnya di kuartal I sendiri nih,
apakah ada target yang ingin dicapai pada saat kuartal I kemarin? Misalnya
baik itu target okupansi atau profit? Jadi misalnya ada objective yang dituju
pada kuartal I dalam bentuk angka signifikan. Kalau iya apa sudah tercapai
pak?
J: Iya, kita kalau untuk di compare sih compare-nya dengan budget. Kita tuh
masih below. Budget kita di 55% akan tetapi..
T: Kalau di pendapatannya sendiri?
J: Di 42%
T: Oh.. begitu yah pak. Kalau begitu, melihat persaingannya berarti kan
ketat banget yah pak? Nah memang sebenarnya ada strategi khusus gak sih
pak pada kuartal I? Apakah misalnya lebih gencer promosinya, atau
gimana?
J: Iya, makanya di kuartal I kan kita sudah keluarkan beberapa campaign.. promo
yang seperti promo di hari besar, untuk promo tahun baru.. Cuman pick up-nya di
market sendiri memang gak terlalu mengangkat di kuartal I. Untuk di kuartal II
nya, agak lumayan untuk pick up-nya. Makanya itu bisa naik, cuman naiknya gak
signifikan, cuma 4%.
T: Tapi jadi penetapan tujuannya dilihat dari budgetnya aja yah pak sama
profitnya?
J: Iya.
T: Apakah ada.. hmm.. kira-kira ada tujuan di market share berapa persen
atau ada gak yang ke situ pak?
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017
J: Ya kalau kita dari market share, kita kan ada beberapa segmen di mana ada
market share yang naik, dan aja juga market share yang turun. Nah, misalkan
untuk government kita turun, tapi market share untuk segmen retail itu mengalami
kenaikan. Travel agent..retail.. juga mengalami penaikan. Overall kita lebih tinggi
dari ke semua segmennya itu di 42%. Yang signifikannya itu kita di corporate.
T: Oh, corporate yah pak?
J: Dari market-nya gitu.
T: Oh, begitu yah pak. Pak, kalau untuk riset atau audit untuk penentuan
strategi di kuartal I nih pak, ada lagi gak sih pak untuk riset yang dilakukan
tim selain STR Report itu pak?
J: Iya.. Kalau riset itu kita melakukan competitor riset juga. Ya.. competitor riset
yang kita liat kondisinya di market seperti apa, nah hasilnya kita lihat competitor
tidak terlalu agresif yah, tidak terlalu tinggi demand-nya. Ya.. dari competitor juga
mengalami kondisi yang sama. Kita juga bisa liat dari forecast-nya.
T: Forecast itu siapa yang buat pak?
J: Forecast itu.. management.
T: Oke pak. Hmm.. untuk istilahnya itu, jadi di kuartal I tadi kan.. coba saya
review yah pak? Di kuartal I sendiri kan memang ketat, dan di kuartal II dan
III tidak seburuk kuartal I yah pak? Jadi istilahnya kuartal I memang paling
drop yah pak?
J: Iya karena kan memang bisnis baru mulai nih.
T: Jadi memang kalau setiap awal tahun selalu begitu yah pak?
Okupansinya akan mengalami penurunan?
J: Iya kalau awal tahun memang seperti begitu kondisinya. Di beberapa company
juga, karena demand kan memang belum tinggi kalau untuk di awal tahun. Beda
kondisinya dengan di akhir tahun.
T: Oh.. begitu. Oke deh pak. Saya pikir itu saja sih pak. Terima kasih yah
Pak Ismet.
Analisis Marketing Communication..., Jessica Melissa, FIKOM UMN, 2017