operculum ikan mas

24
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGARUH SUHU TERHADAP MEMBUKA DAN MENUTUPNYA OPERCULUM IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan Air Oleh : KELOMPOK 20 Farid Fadhil 230210080045 Darmadi 230210080069 Cuncun Hendrayana 230210080070 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN 1

Upload: darmadi

Post on 13-Jun-2015

6.939 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMPENGARUH SUHU TERHADAP MEMBUKA DAN MENUTUPNYA OPERCULUM IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

TRANSCRIPT

Page 1: Operculum Ikan Mas

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PENGARUH SUHU TERHADAP MEMBUKA DAN MENUTUPNYA OPERCULUM IKAN MAS

(CYPRINUS CARPIO)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Hewan Air

Oleh :

KELOMPOK 20

Farid Fadhil 230210080045

Darmadi 230210080069

Cuncun Hendrayana 230210080070

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2009

1

Page 2: Operculum Ikan Mas

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Pengaruh

Perubahan Suhu Terhadap Membuka dan Menutup Operkulum Pada Ikan Mas yang

merupakan bagian dari tugas praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air.

Dalam pembuatan laporan akhir ini, penulis banyak mendapat kesulitan. Oleh karena

itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunannya, penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada

sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh kami

maka kami mengucapkan maaf yang sebesar – besarnya apabila baik dalam dalam penulisan

maupun penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan tangan terbuka kami

akan menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Jatinangor, November 2009

Tim Penyusun

2

Page 3: Operculum Ikan Mas

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………………………. 11.2 Tujuan Percobaan ………………………………………………………………………………………….. 3

BAB II ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan ……………………………………………………………………………………………… 42.2 Prosedur Kerja ………………………………………………………………………………………………. 7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan …………………………………………………………………………………………. 9

3.2 Pembahasan …………………………………………………………………………………………………. 12

BAB V KESIMPULAN …………………………………………………………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Operculum Ikan Mas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan

bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam

dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong

kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan

dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan

hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan

sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa

daerah disebut iwak, jukut.

Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi,

bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem

endokrin dan reproduksi (Fujaya,1999).

Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis

berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan

air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran

insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis

(lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga

memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang

sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan

bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.

Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi

sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan

osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas

dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak

teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang

kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele.

4

Page 5: Operculum Ikan Mas

Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung

renang yang terletak di dekat punggung.

Stickney (1979) menyatakan salah satu penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah

pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan

vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari media

lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara keseimbangan

cairan tubuhnya setiap waktu.

Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi

sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan

osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas

dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak

teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang

kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk

menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang

terletak di dekat punggung.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada

fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah

untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02

yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan

keluartubuh.

5

Page 6: Operculum Ikan Mas

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft)

hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa hewan

air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan paus, ikan cumi dan ikan duyung, yang

sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan.

Ikan dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air

tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga

beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang terlalu asin seperti Great

Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan untuk

dipelihara untuk dipamerkan dalam akuarium.

Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska dan

krustasea kadang dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber makanan.

Menangkap ikan untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olah raga sering disebut

sebagai memancing. Hasil penangkapan ikan dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100

juta ton.

Overfishing adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris untuk menjelaskan

penangkapan ikan secara berlebihan. Fenomena ini merupakan ancaman bagi berbagai

spesies ikan. Pada tanggal 15 Mei 2003, jurnal Nature melaporkan bahwa semua spesies

ikan laut yang berukuran besar telah ditangkap berlebihan secara sistematis hingga

jumlahnya kurang dari 10% jumlah yang ada pada tahun 1950. Penulis artikel pada jurnal

tersebut menyarankan pengurangan penangkapan ikan secara drastis dan reservasi habitat

laut di seluruh dunia.

Ikan mas merupakan ikan yang sudah umum di pelihara menurut ahli perikanan Dr.

A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan mas menjadi dua

golongan, yakni pertama, jenis-jenis mas yang bersisik normal dan kedua, jenis kumpai yang

memiliki ukuran sisrip memanjang. Golongan pertama yakni yang bersisik normal

dikelompokkan lagi menjadi dua yakni pertama kelompok ikan mas yang bersisik biasa dan

kedua, bersisik kecil.

6

Page 7: Operculum Ikan Mas

Sedangkan Djoko Suseno (2000) mengemukakan,

berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan mas yang ada di

Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan

kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.

Ikan mas sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua

kelompok yakni ras ikan mas bersisik penuh dan ras ikan

mas bersisik sedikit. Kelompok ras ikan mas yang bersisik

penuh adalah ras-ras ikan mas yang memiliki sisik normal,

tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan

mas yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ikan mas

majalaya, ikan mas punten, ikan mas si nyonya dan ikan

mas merah. Sedangkan yang tergolong dalam ras karper

bersisik sedikit adalah ikan karper kaca yang oleh petani di

Tabanan biasa disebut dengan nama karper gajah. Untuk

kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya

adalah karper kumpay, kaca, mas merah dan koi.

Secara morfologis, ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan

memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior

mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh

ikan mas ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik

ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau,

biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan

rasnya.

Secara morfologis, ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan

memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior

mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh

ikan mas ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik

ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau,

7

Ikan mas

Ikan mas

Status konservasi

Data Kurang (IUCN 2.3)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Actinopterygii

Ordo: Cypriniformes

Famili: Cyprinidae

Genus: Cyprinus

Spesies: C. carpio

Nama binomial

Cyprinus carpio(Linnaeus, 1758)

Page 8: Operculum Ikan Mas

biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan

rasnya.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui serta memahami pengaruh suhu

pada laju pernafasan ikan mas (cyprinus carpio).

8

Page 9: Operculum Ikan Mas

BAB II

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

2.1 Alat dan Bahan :

1. Beaker glass, sebagai wadah untuk ikan emas yang kita amati.

2. Thermometer Celcius, Untuk mengukur suhu air.

3. Hand Counter, untuk menghitung frekuensi membuka dab menutupnya

operculum mulut ikan.

4. Timer atau Stopwatch, untuk mengukur waktu.

5. Water bath, sebagai alat pemanas air.

6. Bejana plastik sebagai tempat aklimasi ikan sesudah maupun sebelum pengamatan.

7. Lima ekor ikan mas, sebagai objek percobaan.

8. Air sebagai media hidup ikan.

9. Air panas berfungsi untuk menghangatkan air hingga temperature yang diperlukan.

Beaker glass, Thermometer, Bejana, Hand counter

9

Page 10: Operculum Ikan Mas

2.2 Prosedur Kerja

Dalam percobaan kali ini kita akan mengamati pengaruh suhu terhadap membuka

dan menutupnya mulut ikan atau operculum dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Pengamatan dilakukan dengan tiga perlakuan, yaitu :

T₁ : untuk suhu kamar (28° C)

T₂ : untuk suhu 2° C diatas suhu kamar (30° C)

T₃ : untuk suhu 4° C diatas suhu kamar (32° C)

2. Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali dengan lama pengamatan satu menit

untuk masing – masing ikan yang diamati.

3. Setiap kelompok menyiapkan satu beaker glass dan 2 wadah plastic yang telah

disediakan oleh laboran yang akan dijadikan sebagai wadah untuk pengamatan

kali ini, lalu masukan air kedalam beaker glass dan wdah bejana plastik lalu ukur

suhu air denagn thermometer yang ada pada beaker glass, suhu ini merupakan

suhu awal atau suhu kamar T₁.

4. Beaker glass dengan suhu kamar sebagai tempat pengamatan dan wadah bejana

plastik sebagai tempat mengaklimasi ikan yang sudah diamati dan yang belum

diamati.

5. Masukan ikan satu ekor untuk pertama kali ke dalam beaker glass yang sudah

ditentukan suhunya sebagai suhu awal kamar td atau T₁ , lalu kemudian hitung

banyaknya gerakan membuka serta menutupnya mulut ikan tersebut selama

satu menit. Setiap perlakuan dilakukan sampai lima kalipada tiap ikan.

6. Setelah perlakuan pertama selesai, dilanjutkan perlakuan kedua yaitu menaikkan

suhu sebanyak 2° C dari suhu kamar sehingga menjadi 30° C (T₂) dengan cara

menambahkan air panas dari water bath sehingga didapatkan suhu yang

diperlukan. Setelah itu mengamati ikan seperti perlakuan yang sebelumnya.

7. Sebelum meneruskan pengamatan pada perlakuan ketiga, ikan diaklimasikan

dahulu, hal ini dimaksudkan agar ikan tidak stress ketika pengamatan

berlangsung.

10

Page 11: Operculum Ikan Mas

8. Perlakuan ketiga yaitu dengan menambahkan lagi suhunya sebesar 2° C dari suhu

T₂ sehingga suhunya menjadi 32° C (T₃) dengan cara menambahkan kembali air

panas dari water bath tadi sehingga suhunya menjadi naik. Pertahankan hingga

suhunya tetap lalu lakukan perlakuan seperti yang sebelumnya.

9. Setelah pengamatan pada air hangat dilakukan, kali ini kita akan melakukan

pengamatan dengan menggunakan air dingin. Ganti air terlebih dahulu dengan

air yang baru lalu pertama kali kita hitung suhu kamar dahulu dengan

thermometer sebagai T₁ atau suhu awal.

10. Lakukan kembali masukan ikan satu ekor untuk pertama kali ke dalam beaker

glass yang sudah ditentukan suhunya sebagai suhu awal kamar tadi atau T₁ , lalu

kemudian hitung banyaknya gerakan membuka serta menutupnya mulut ikan

tersebut selama satu menit. Setiap perlakuan dilakukan sampai lima kalipada tiap

ikan.

11. Lalu setelah perlakuan pertama selesai, dilanjutkan perlakuan kedua yaitu

menurunkan suhu sebanyak -2° C dari suhu kamar sehingga menjadi 26° C (T₂)

dengan cara menambahkan air es sehingga didapatkan suhu yang diperlukan.

Setelah itu mengamati ikan seperti perlakuan yang sebelumnya.

12. Sama seperti sebelumnya, sebelum meneruskan pengamatan pada perlakuan

ketiga, ikan diaklimasikan dahulu, hal ini dimaksudkan agar ikan tidak stress

ketika pengamatan berlangsung.

13. Perlakuan ketiga yaitu dengan menurunkan lagi suhunya sebesar -2° C dari suhu

T₂ sehingga suhunya menjadi 24° C (T₃) dengan cara menambahkan kembali air

es tadi sehingga suhunya menjadi turun. Pertahankan hingga suhunya tetap lalu

lakukan perlakuan seperti yang sebelumnya.

14. Lalu catat hasil pengamatannya dalam tabel.

11

Page 12: Operculum Ikan Mas

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Dengan Penambahan Suhu

Tabel 1 pengamatan membukanya operculum ikan pada suhu kamar

T₁ = 28° C ± 0,5° C

Ikan Menit Rata - rata

1 2 3

1 117 98 96 103.67

2 101 114 111 108.67

3 111 113 106 110

4 112 118 101 110.3

5 116 121 104 117

Tabel 2 pengamatan membukanya operculum ikan pada suhu 2° C diatas suhu kamar

atau T₂ 30° C.

T₂ = (28° C + 2° C) ± 0,5° C = 30° C ± 0,5° C

Ikan Menit Rata - rata

1 2 3

1 128 127 10 118.3

2 169 141 148 152.67

3 146 138 126 136.67

4 158 137 141 145.3

5 170 179 166 171.67

12

Page 13: Operculum Ikan Mas

Tabel 3 pengamatan membukanya operculum ikan pada suhu 2° C diatas suhu T₂

atau T₃ 32° C.

T₂ = (30° C + 2° C) ± 0,5° C = 32° C ± 0,5° C

Ikan Menit Rata - rata

1 2 3

1 162 155 141 152.67

2 195 184 171 183.3

3 181 155 154 162

4 182 22 196 193.3

5 203 198 188 196.3

Dengan Pengurangan Suhu

Tabel 1 pengamatan membukanya operculum ikan pada suhu kamar 28° C

T₁ = 28° C ± 0,5° C

Ikan Menit Rata - rata

1 2 3

1 81 99 122 100.67

2 116 138 132 128.67

3 137 114 125 125.33

4 155 150 166 147

5 158 168 322 216

13

Page 14: Operculum Ikan Mas

Tabel 2 pengamatan membukanya operculum ikan pada suhu 26° C dibawah suhu

kamar (T₁) atau T₂ 26° C.

T₂ = (28° C - 2° C) ± 0,5° C = 26° C ± 0,5° C

Ikan Menit Rata - rata

1 2 3

1 141 135 142 139.33

2 136 138 144 139.33

3 157 168 151 158.67

4 132 131 136 134.33

5 156 160 168 161.33

Tabel 3 pengamatan membukanya operculum ikan pada suhu 24° C dibawah suhu

(T₂) atau T₃ 24° C.

T₃ = (26° C - 2° C) ± 0,5° C = 24° C ± 0,5° C

Ikan Menit Rata - rata

1 2 3

1 181 156 167 166

2 159 150 157 155.33

3 172 154 164 163.33

4 167 153 159 159.67

5 170 167 169 168.33

14

Page 15: Operculum Ikan Mas

3.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan didapat bahwa frekuensi membuka

serta menutupnya operculum pada ikan mas terjadi lebih sering pada setiap kenaikan suhu

serta penurunan suhu dari suhu awal kamar T₁ sampai dengan T₃ semakin sering ikan itu

membuka serta menutup mulutnya hal ini dapat kita simpulkan bahwa bila suhu meningkat,

maka laju metabolisme ikan akan meningkat sehingga gerkan membuka dan menutupnya

operculum ikan akan lebih cepat daripada suhu awal kamar (T₁), serta sebaliknya pula jika

suhu menurun maka semakin jarang pula ikan itu membuka serta menutup mulutnya.

Hubungan antara peningkatan serta penurunan temperatur dengan laju metabolisme

menurut ranking biasanya 2 – 3 kali lebih cepat pada setiap peningkatan suhu 10°,

sedangkan kelarutan O₂ di lingkungannya menurun dengan meningkatnya temperature.

Pada peristiwa temperature dibawah suhu kamar maka tingkat frekuensi membuka

dan menutupnya operculum akan semakin lambat dari pada suhu kamar. Dengan adanya

penurunan temperature, maka terjadi penurunan metabolisme pada ikan yang

mengakibatkan kebutuhan O₂ menurun, sehingga gerakannya melambat. Penurun O₂ juga

dapat menyebabkan kelarutan O₂ di lingkungannya meningkat.

Dalam tubuh ikan suhunya bisa berkisar ± 1° dibandingkan temperature

linkungannya (Nikolsky, 1927). Maka dari itu, perubahan yang mendadak dari temperature

lingkungan akan sangat berpengaruh pada ikan itu sendiri.

Pada praktikum kali ini kita dapat memahami bahwa sebenarnya suhu air pada

media beaker glass ini dalam suhu 28° C lebih tinggi dari pada suhu kamar yng ada di

ruangan yaitu 25° C, sehingga pada waktu dipindahkan ke dalam beaker galss ikan tersebut

akan mengalami stress. Sedangkan ukuran ikan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

ikan ukuran benih yang sangat rentan dan juga mudah stress sehingga agak juga untuk

melihat mekanisme membuka serta menutupnya overculum ikan tersebut.

Dalam hal ini juga tidak mutlak kesalahan dari bahan ataupun alat yang kita gunakan,

praktikan juga dapat menjadi kendala dalam kesalahan kekurang telitian dalam melihat

mekanisme membuka serta menutup overculum ikan tersebut karena hal ini juga dapat

15

Page 16: Operculum Ikan Mas

mempengaruhi ketepatan dalam pengamatan ini. Waktu penghitungan frekuensi gerakan

membuka serta menutupnya operculum juga sangat berpengaruh. Hal tersebut yaitu daya

adaptasi yang berbeda pada umur benih ikan mas dengan waktu dimulainya perhitungan

sangat berkaitan erat dalam mempenagruhi hasil pengamatan ini.

16

Page 17: Operculum Ikan Mas

BAB IV

KESIMPULAN

Dari praktikum diatas tersebut dapat kami simpulkan bahwa perubahan suhu

lingkungan pada ikan itu sangat mempengaruhi laju konsumsi oksigen pada ikan tersebut,

dalam suhu kamar kebutuhan oksigen lebih optimal sehingga gerakan membuka serta

menutupnya operculum stabil.

Kenaikan suhu pada suatu peraiaran menyebabkan kelarutan oksigen (DO) Dissolve

Oksigen di peraiaran tersebut akan menurun, sehingga akan kebutuhan organisme air

terhadap oksigen semakin bertambah dengan pergerakan operculum yang semakin cepat,

penurunan suhu pada suatu perairan dapat menyebabkan kelarutan oksigen dalam perairan

itu meningkat sehingga kebutuhan organisme dalam air terhadap oksigen semakin

berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya frekuensi membuka serta menutupnya

overculum pada ikan tersebut.

Terdapat hubungan antara peningkatan temperature dengan laju metabolisme

biasanya 2 – 3 kali lebih cepat pada setiap peningkatan suhu 10° C, aklimasi pada ikan

dilakukan agar ikan tidak mengalami stress pada saat berlangsungnya pengamtan tersebut.

17

Page 18: Operculum Ikan Mas

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas

(Diakses pada tanggal 28 oktober 2009)

Achjar, Moch Rismunandar. 1986. Perikanan Darat. Bandung : Sinar Baru

http://deviansouisa.blogspot.com/2009/07/laporan-praktikum-fisiologi-hewan-air.html

(Diakses pada tanggal 5 november 2009)

http://bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary&action=view&phrase=operkulum

(Diakses pada tanggal 5 november 2009)

http://pdfdatabase.com/index.php?q=laporan+praktikum+operkulum+ikan

(Diakses pada tanggal 5 november 2009)

18