pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

63
PENGARUH PEMBERIAN MERKURI KLORIDA TERHADAP STRUKTUR MIKROANATOMI HATI IKAN MAS SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Biologi Disusun Oleh Nama : Maulida Destiany NIM : 4450402032 Program Studi : Biologi S1 Jurusan : Biologi Fakultas : MIPA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Upload: syamsul-bahri

Post on 30-Jun-2015

622 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

PENGARUH PEMBERIAN MERKURI KLORIDA

TERHADAP STRUKTUR MIKROANATOMI HATI

IKAN MAS

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1

Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Biologi

Disusun Oleh

Nama : Maulida Destiany

NIM : 4450402032

Program Studi : Biologi S1

Jurusan : Biologi

Fakultas : MIPA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

ii

ABSTRAK

Masalah pencemaran air mendapat perhatian yang besar dari pemerintah. Sejalan dengan meningkatnya industrialisasi, konsentrasi unsur logam berat di dalam perairan juga meningkat salah satunya adalah merkuri. Ikan mas mempunyai penyebaran yang cukup luas sehingga cukup peka terhadap pencemaran logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian logam berat merkuri terhadap struktur mikroanatomi hati ikan mas.

Populasi dalam penelitian ini adalah ikan mas (Cyprinus carpio L.), sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah ikan mas sehat dengan panjang tubuh 10-13 cm, berumur sekitar 2 bulan dengan jumlah 90 ekor. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi HgCl2 yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok A (0 ppm); kelompok B (0,02 ppm); dan kelompok C (0,08 ppm). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah struktur mikroanatomi hati ikan mas. Variabel rambang dalam penelitian ini yaitu kualitas air di tempat uji dan variabel kendali melilputi umur ikan dan panjang tubuh ikan. Gambaran mikroanatomi hati ikan diperoleh dengan pembuatan preparat, dengan metode parafin dan pewarnaan Hematoxylin eosin. Ikan mas didedahkan pada air uji yang telah dicampur HgCl2 yang sudah ditentukan konsentrasinya pada kelompok A, B dan C. Setiap perlakuan digunakan 30 ekor ikan dengan lama perlakuan 6 minggu dan setiap 2 minggu diambil 5 ekor untuk diambil organ hatinya.

Hasil penelitian meunjukkan efek toksik merkuri klorida terhadap ikan mas, yaitu dengan adanya kerusakan pada sel hati berupa pembengkakan sel dan kongesti, walaupun hanya pada konsentrasi 0,02 ppm.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil simpulan, merkuri klorida berpengaruh terhadap struktur mikroanatomi hati ikan mas yaitu dapat menyebabkan kerusakan berupa pembengkakn sel dan kongesti pada tingkat ringan sampai sedang.

Kata kunci : Merkuri klorida (HgCl2), struktur mikroanatomi hati ikan mas

Page 3: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : Pengaruh Pemberian Merkuri Klorida Terhadap Struktur

Mikroanatomi Hati Ikan Mas.

Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 29 Maret 2007

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi IS., M.S Ir. Tuti Widianti, M.Biomed NIP. 130 781 011 NIP. 130 781 009

Penguji I

Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si NIP. 131 764 022

Pembimbing I Penguji II

Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si NIP. 131 413 201 NIP. 131 413 201 Pembimbing II Penguji III

Drs. Supriyanto, M.Si Drs. Supriyanto, M.Si NIP. 130 781 015 NIP. 130 781 015

Page 4: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. “Sesunguhnya kesulitan yang kita hadapi, tidak akan melebihii

kemampuan yang kita miliki”.

2. “Bukan keadaan, nasib atau orang lain melainkan kita sendirilah yang

memegang kendali atas hidup kita”.

3. “Kemajuan adalah ibarat gelombang, kita harus tetap bergerak agar

tidak tenggelam”.

PERSEMBAHAN Kupersembahkan Karya ini untuk:

1. Bapak dan Ibu tersayang yang

senantiasa mendampingiku dengan

kasih sayang,dorongan dan doanya.

2. Saudaraku Mbak Ika, Dik Fina, Dik Tata

yang selalu aku sayang.

3. Mas Wahyu yang menyemangatiku dan

selalu menemani perjuanganku

4. Titik ( thanks for all ) dan Teman-

temanku Bio 2002

Page 5: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat

ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis

akhirnya dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul

“Pengaruh Pemberian Merkuri Klorida terhadap Struktur Mikroanatomi Hati Ikan

Mas”sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi serta memperoleh gelar

Sarjana Strata S1 di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Negeri Semarang.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun

atas dorongan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, maka perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

penulis untuk menyelesaikan studi di Biologi FMIPA UNNES.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang beserta staf yang telah memberi

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Biologi UNNES yang telah memberikan petunjuk dan

kemudahan sehingga skripsi ini dapat tersusun.

4. Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si Dosen pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan petunjuk dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 6: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

vi

5. Drs. Supiyanto, M.Si Dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan, motivasi dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Dra. Sri Ngabekti, M.Si selaku dosen yang telah memberikan penelitian

payung, petunjuk, motivasi serta masukan sehingga skripsi ini dapat tersusun.

8. Kepala Laboratorium Biologi UNNES beserta staf yang telah membantu

selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

9. Bapak, ibu dan keluargaku yang telah memberikan do’a, dukungan dan

dorongan.

10. Mas Wahyu yang senantiasa memotivasi dan menemani perjuanganku dalam

penyusunan skripsi ini.

11. Teman-teman angkatan 2002 dan semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari banyak kekurangan yang ada dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun.

Semarang , Maret 2007

Penulis

Page 7: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Permasalahan ........................................................................... 5

C. Penegasan Istilah...................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 7

B. Hipotesis................................................................................... 22

Page 8: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

viii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 23

C. Variabel Penelitian ................................................................... 23

D. Alat dan Bahan Penelitian........................................................ 24

E. Rancangan Penelitian ............................................................... 25

F. Prosedur Penelitian .................................................................. 26

G. Metode Pengambilan Data ....................................................... 29

H. Metode Analisa Data................................................................ 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................. 30

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................. 42

B. Saran......................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 43

LAMPIRAN.................................................................................................. 46

Page 9: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Matrik Penelitian ....................................................................................... 26

2. Hasil Pengamatan Struktur Mikroanatomi Hati ikan mas.......................... 30

3. Hasil Pengukuran Faktor Abiotik selama Penelitian ................................. 38

Page 10: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram pola bioakumulasi bahan Xenobiotik

dalam suatu makhluk hidup perairan ........................................................ 11

2. Struktur mikroanatomi hati ikan mas normal ............................................ 16

3. Gambaran mikroanatomi hati kelompok A perbesaran 400X ................... 31

4. Gambaran mikroanatomi hati kelompok B (minggu ke-2) ....................... 31

5. Gambaran mikroanatomi hati kelompok B (minggu ke-4) ....................... 32

6. Gambaran mikroanatomi hati kelompok B (minggu ke-6) ....................... 32

7. Gambaran mikroanatomi hati kelompok C (minggu ke-2) ....................... 33

8. Tempat penelitian untuk uji toksisitas ...................................................... 48

9. Tempat penelitian untuk uji pengaruh ....................................................... 48

10. Kit Ekologi ................................................................................................ 49

Page 11: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat penetapan pembimbing................................................................. 47

2. Dokumentasi pelaksanaan penelitian ...................................................... 48

3. Cara pembuatan preparat irisan hati ikan ............................................... 50

4. Cara pengukuran kadar oksigen terlarut ................................................. 52

5. Cara pengukuran kadar CO2 terlarut ....................................................... 53

Page 12: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pencemaran lingkungan terutama masalah pencemaran air

mendapat perhatian yang besar dari pemerintah, karena air merupakan salah satu

unsur penting bagi makhluk hidup dan kehidupan. Sejalan dengan meningkatnya

industrialisasi, konsentrasi unsur logam berat di dalam perairan juga meningkat,

sehingga memungkinkan tercapainya tingkat konsentrasi toksik bagi kehidupan

akuatik.

Salah satu logam berat yang terus meningkat konsentrasinya adalah

merkuri. Kandungan merkuri di badan air Kali Surabaya, telah mencapai seratus

kali lipat dari Baku mutu yang ditetapkan Pemerintah yaitu 0,001 mg/l. Kajian

ECOTON mendeteksi adanya peningkatan kandungan merkuri pada tahun 2001

sebesar 0,0011 – 0,0049 mg/l, meningkat pada tahun 2002 menjadi 0,004 – 0,089

mg/l (Anonim, 2004c). Pencemaran merkuri juga terjadi di perairan umum

Cakung Dalam, Jakarta Utara. Tahun 2003 kadar merkuri meningkat dari

0,0012 ppm menjadi 0,0079 ppm dan telah melebihi Baku mutu Hg air Golongan

C sehingga kurang layak dimanfaatkan untuk perikanan (Anonim, 2003).

Dalam keseharian, pemakaian merkuri telah berkembang sangat luas.

Merkuri digunakan dalam bermacam-macam perindustrian, untuk peralatan-

peralatan elektris digunakan untuk alat-alat ukur dalam dunia pertanian dan

Page 13: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

2

keperluan yang lainnya. Demikian luasnya pemakaian merkuri mengakibatkan

semakin mudah pula organisme mengalami keracunan merkuri.

Merkuri telah dikenal sejak zaman Mesir kuno dan Romawi pada awalnya

digunakan sebagai bahan pemisah emas dari batuan lain dalam proses pengolahan

tambang. Merkuri telah digunakan untuk menambang emas selama berabad-abad

karena racun tersebut harganya murah, mudah digunakan, dan relatif efisien.

Namun dampak yang ditimbulkannya juga dapat dirasakan sampai berabad-abad

kemudian. Merkuri merupakan suatu toksin yang bersifat kuat dapat merusak bayi

dalam kandungan, sistem saraf pusat manusia, organ-organ reproduksi dan sistem

kekebalan tubuh. Insiden besar yang diakibatkan oleh pencemaran mercuri terjadi

di teluk minimata, jepang . Diperkirakan 1.800 orang meninggal dunia karena

memakan hasil laut dari perairan lokal yang tercemar merkuri (Arie, 2006).

Ancaman kematian akibat bahan beracun itu semakin luas karena penggunaannya

yang kini beragam. Merkuri juga digunakan untuk thermometer, bahan penambal

gigi, juga baterai (Yun, 2004).

Pada industri manufaktur Vinilkhlorida di Jepang, merkuri digunakan

sebagai katalis. Pemakaian merkuri pada industri tersebut telah mengakibatkan

terjadinya pencemaran merkuri pada bidang perairan Teluk Minamata. Pada tahun

1960, untuk pertama kalinya dunia dihebohkan oleh suatu jenis penyakit

kerapuhan pada tulang. Melalui pengujian-pengujian yang dilakukan, diketahui

bahwa penyakit tersebut berawal dari keracunan logam berat merkuri yang masuk

melalui ikan-ikan yang ditangkap di Perairan Teluk Minamata untuk dikonsumsi

(Palar, 1994).

Page 14: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

3

Gejala pencemaran merkuri juga mengintai Surabaya. Meurut Amsyari

(2004), penelitian yang dilakukan tahun 2003 yang lalu menunjukkan kadar

merkuri, arsen, cadmium, timbal dan tembaga di perairan sudah di atas ambang

batas. Bahkan kandungan bahan kimia berbahaya ini juga terdapat pada ASI,

rambut dan darah di tubuh masyarakat yang tinggal di pesisir. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa perairan di muara sungai Surabaya, tepatnya di

Kenjeran telah tercemar. Kondisi ini juga berimbas pada kehidupan nelayan yang

hasil tangkapan ikan di perairan Kenjeran terus menurun.

Terdapatnya mekuri di perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu

pertama oleh kegiatan perindustrian seperti pabrik cat, kertas, peralatan listrik,

klorin dan soda kaustik. Penyebab yang kedua oleh alam yaitu melalui proses

pelapukan dan peletusan gunung berapi. Pencemaran merkuri yang disebabkan

kegiatan alam pengaruhnya terhadap biologi maupun ekologi tidak menimbulkan

efek-efek yang merugikan, karena masih dapat ditolelir oleh alam itu sendiri

(Budiono, 2003).

Merkuri masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa

jalan, yaitu saluran pernapasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit. Merkuri

yang masuk dalam tubuh organisme air tidak dapat dicerna, dan merkuri dapat

larut dalam lemak. Logam yang larut dalam lemak mampu untuk melakukan

penetrasi pada membran sel, sehingga akhirnya ion-ion logam merkuri akan

menumpuk (terakumulasi) di dalam sel dan organ-organ lain. Akumulasi tertinggi

biasanya dalam organ detoksikasi (hati) dan organ ekskresi (ginjal) (Palar, 1994).

Page 15: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

4

Rand (1980) dalam Muhammad (2002), mengatakan bahwa salah satu

jenis hewan yang direkomendasikan oleh EPA (Environmental Protection

Agency) sebagai hewan uji adalah Cyprinus carpio L., karena ikan tersebut

memenuhi persyaratan yaitu penyebarannya cukup luas, mempunyai nilai

ekonomi yang menonjol, mudah dipelihara di laboratorium. Ikan pada umumnya

mempunyai kemampuan menghindarkan diri dari pengaruh pencemaran air.

Namun demikian, pada ikan yang hidup dalam habitat yang terbatas (seperti

sungai, danau, dan teluk), ikan sulit melarikan diri dari pengaruh pencemaran

tersebut. Akibatnya, unsur-unsur pencemaran logam berat masuk ke dalam tubuh

ikan.

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh yang terletak pada bagian sirip

dalam rongga peritoneal dan melingkupi viscera. Bentuk hati seperti huruf U dan

berwarna merah kecoklatan (Anonim, 2004a). Hati merupakan organ yang sangat

rentan terhadap pengaruh zat kimia dan menjadi organ sasaran utama dari efek

racun zat kimia (toksikan).

Hal ini disebabkan sebagian besar toksikan yang masuk ke dalam tubuh

setelah diserap sel epitel usus halus akan dibawa ke hati oleh vena porta hati.

Karena itulah organ hati sangat rentan terhadap pengaruh berbagai zat kimia dan

merupakan organ tubuh yang sering mengalami kerusakan (Lu, 1995). Oleh sebab

itu, penelitian mengenai kerusakan organ kritis khususnya hati ikan mas akibat Hg

(merkuri) sangat penting untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang

ditimbulkannya sebagai upaya mengkaji berbahayanya logam berat, dalam hal ini

merkuri klorida terhadap kehidupan organisme perairan.

Page 16: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

5

B. Permasalahan

Sesuai latar belakang tersebut di atas, maka masalah yang timbul dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh pemberian merkuri klorida terhadap struktur mikroanatomi

hati ikan mas (Cyprinus carpio L.) ?

C. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas masalah dan membatasi cakupannya maka penulis

mengemukakan batasan-batasan istilah sebagai berikut:

1. Merkuri

Merkuri merupakan salah satu jenis logam berat yang bersifat toksik yang

mempunyai nama kimia hydragyrum dan tersebar luas di alam, mulai dari

batuan, air, udara dan bahkan dalam tubuh organisme hidup (Palar, 1994).

Dalam penelitian ini merkuri yang digunakan adalah merkuri klorida.

2. Struktur mikroanatomi

Struktur mikroanatomi hati ikan mas diperoleh dengan cara pemrosesan

jaringan dengan metode paraffin dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin (HE).

Dalam penelitian ini, parameter yang diamati pada perubahan vena sentral dan

sel yang berada di sekitar vena sentral.

Page 17: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

Mengetahui pengaruh pemberian merkuri klorida terhadap struktur mikroanatomi

hati ikan mas (Cyprinus carpio L.).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat

umum dan ilmu pengetahuan, yaitu:

1. Mengetahui tingkat kerusakan struktur mikroanatomi hati ikan mas akibat

pemberian merkuri klorida.

2. Menambah informasi mengenai dampak negatif paparan merkuri klorida pada

hati ikan mas secara lebih spesifik di laboratorium.

Page 18: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Logam Berat Merkuri

Logam merkuri atau air raksa mempunyai nama kimia hydragyrum yang

berarti perak cair (Palar, 1994). Merkuri dan senyawa-senyawanya tersebar luas di

alam, mulai dari batuan, air, udara dan bahkan dalam tubuh organisme hidup di

alam, merkuri biasanya dijumpai dalam bentuk logam merkurium dan ion-ion

merkuri. Menurut Palar (1994), secara umum logam merkuri mempunyai sifat-

sifat sebagai berikut:

a. Berwujud cair pada suhu kamar (25oC) dengan titik beku paling rendah

sekitar –39oC, sehingga mudah menyebar di permukaan air dan sulit

dikumpulkan.

b. Masih berwujud cair pada suhu 396oC, pada temperatur 396oC ini telah terjadi

pemuaian secara menyeluruh.

c. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan

logam yang lain.

d. Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri

sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.

e. Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang

disebut dengan amalgam.

f. Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu

dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan.

Page 19: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

8

Duffus (1980), menjelaskan bentuk dan penggunaan merkuri. Merkuri

berada dalam bentuk senyawa, satu diantaranya yang paling utama adalah sinabar

(HgS) yang sudah ditambang sejak 700 SM. Pada saat ini digunakan dalam

industri dalam tiga bentuk: senyawa logam, senyawa organik, dan senyawa

anorganik. Penggunaan paling besar adalah dalam produksi alat elektronik.

Penggunaan kedua terbesar adalah dalam industri kloro-alkali, yang memproduksi

klorine dan soda kaustik dengan menggunakan merkuri sebagai katoda dalam sel

elektrolisis. Pengunaan terbesar ketiga di dunia adalah dalam fungisida termasuk

pelindung benih (seed dressing), meskipun perlu dicatat bahwa di beberapa negara

penggunaannya telah dilarang.

Merkuri di alam terdapat dalam berbagai bentuk sebagai berikut:

a. Merkuri anorganik, termasuk logam merkuri (Hg2+) dan garam-garamnya

seperti merkuri klorida (HgCl2) dan merkuri okside (HgO).

b. Komponen merkuri organik/organomerkuri, terdiri dari aril merkuri, alkil

merkuri dan alkoksialkil merkuri.

Merkuri klorida (HgCl2) termasuk dalam senyawa merkuri anorganik dan

ada dalam bentuk garam Hg yang penggunaannya semakin meluas antara lain

digunakan dalam industri elektronik, pembuatan plastik, fungisida, germisida

bahkan pernah digunakan sebagai obat cacing. Merkuri klorida dalam sedimen di

dasar laut dan sungai akan diubah oleh mikroorganisme menjadi senyawa organik

metil merkuri (R – O – Hg), yang tetap akan larut di dalam air. Di perairan, metil

merkuri masuk ke tubuh ikan kemudian terakumulasi pada pemangsa alaminya

hingga meracuni manusia (Anonim, 2004 b).

Page 20: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

9

Baik garam-garam Hg maupun senyawa-senyawa Hg organik bersifat

toksik, tetapi senyawa-senyawa Hg organik bahkan memiliki daya racun yang

lebih tinggi dari Hg anorganik (Nurhasan, 1982). Merkuri anorganik dapat

berubah menjadi merkuri organik yaitu metil merkuri (CH3-Hg) oleh aktifitas

mikroorganisme. Metil merkuri mempunyai sifat racun, daya ikat yang kuat dan

kelarutan yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut

mengakibatkan merkuri terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan

biomagnifikasi dalam jaringan tubuh hewan-hewan air, sehingga kadar merkuri

dapat mencapai level yang berbahaya baik bagi kehidupan hewan air maupun

kesehatan manusia yang mengkonsumsi (Sanusi, 1980 dalam Budiono, 2003).

2. Toksisitas Merkuri Terhadap Organisme

Toksisitas adalah kemampuan suatu molekul atau senyawa kimia dalam

menimbulkan kerusakan pada bagian yang peka di dalam maupun di bagian luar

tubuh makhluk hidup (Durham, 1975 dalam Tandjung, 1995). Tolok ukur

pengujian efek bahan pencemar yang saat ini dianggap paling tepat adalah derajat

toksisitas dengan metode Bioassay. Menurut Connel (1995), respon makhluk

hidup yang diuji dapat dimasukkan dalam kategori-kategori sebagai berikut:

a. Pengaruh akut, yaitu respon makhluk hidup terhadap suatu keadaan yang

cukup parah sehingga menyebabkan suatu respon cepat biasanya dalam waktu

96 jam.

b. Pengaruh subakut, yang merupakan respon makhluk hidup terhadap suatu

kondisi yang kurang parah dibandingkan dengan yang ada pada nomor (1) dan

biasanya terjadi setelah waktu yang lebih lama.

Page 21: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

10

c. Pengaruh kronis, yang merupakan respon makhluk hidup terhadap suatu

kondisi berkesinambungan yang terjaga tetap, paling tidak 10% dari waktu

hidup makluk hidup.

Merkuri masuk ke dalam tubuh organisme hidup terutama melalui

makanan yang dimakannya, karena hampir 90% logam berat (merkuri) masuk ke

dalam tubuh melalui jalur makanan. Logam merkuri masuk pada jalur tersebut

melalui dua cara, yaitu lewat air (minuman) dan tanaman (bahan makanan).

Sisanya akan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan dan melalui

pernafasan (insang) (Palar, 1994). Merkuri anorgank di perairan akan mengalami

metilasi oleh bakteri anaerob sebagai methyl merkuri dan membebaskannya ke

perairan. FAO (1971) dalam Budiono (2003) mengemukakan, bahwa merkuri

yang dapat diakumulasi oleh ikan atau shellfish adalah berbentuk methyl merkuri.

Methyl merkuri yang terbentuk, bersifat tidak stabil sehingga mudah dilepaskan

ke dalam perairan yang kemudian masuk ke hewan maupun tumbuhan air dan

mengalami akumulasi.

Ochiai dalam Connel dan Miller (1995), telah membagi mekanisme

toksisitas ion-ion logam secara umum ke dalam tiga kategori yaitu:

a. Menahan gugus fungsi biologi yang esensial dalam biomolekul (misalnya

protein dan enzim).

b. Menggantikan ion logam esensial dalam biomolekul.

c. Mengubah konformasi biomolekul.

Page 22: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

11

Proses akumulasi bahan kimia dalam suatu makhluk hidup perairan

digambarkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Diagramatik pola-pola bioakumulasi suatu bahan kimia Xenobiotik dalam suatu makhluk hidup perairan (Connel, 1995).

Makanan yang telah terkontaminasi merkuri akan dikonsumsi makhluk

perairan termasuk ikan dan akan masuk dalam alur pencernaan. Dari alur

pencernaan (gastrointestinal) melalui dinding-dindingnya akan menuju ke cairan

sirkulatori. Bahan-bahan kimia setelah dari cairan sirkulatori ada yang di

metabolisme dan ada yang bertemu dengan kebanyakan jaringan badan dan

selanjutnya ditimbun dalam jaringan lemak.

Bahan-bahan kimia (senyawa merkuri) dalam cairan sirkulatori akan

teroksidasi menjadi Hg2+ dan akan terakumulasi dalam hati. Di hati akan

dimetabolisme, merkuri dalam hati akan diinaktifkan oleh enzim-enzim di dalam

hati sehingga terjadi biotransformasi zat-zat berbahaya menjadi zat-zat yang tidak

berbahaya yang kemudian diekskresikan oleh ginjal dan mengalami pertukaran.

Senyawa-senyawa kimia yang disimpan dalam lipid tubuh mengalami sedikit

Pertukaran

Makhluk perairan

Makanan

Konsumsi Alur

pencernaan

Cairan sirkulatori

Insang atau pengambilan O2

melalui permukaan

Pengeluaran

Kesetimbangan dengan air

Metabolisme

Penimbunan dalam lipid

Page 23: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

12

degradasi, tapi dapat dimobilisasi ulang kedalam cairan sirkulatori. Seluruh biota

perairan memperoleh pasokan oksigen lewat insang dengan difusi melalui

membran bagian luarnya. Permukaan ini permeabel terhadap moolekul-molekul

oksigen, yang membuatnya permeabel terhadap senyawa kimia. Pengambilan

oksigen kedalam jaringan-jaringan tubuh melalui permukaan terjadi pada makhluk

hidup kecil, seperti jasad renik, namun pada makhluk hidup yang lebih besar

termasuk ikan, bahan-bahan kimia mendifusi ke dalam cairan sirkulatori.

Senyawa-senyawa kimia selain masuk melalui saluran pencernaan, juga

bisa masuk melalui saluran pernafasan (insang). Senyawa kimia tersebut akan

masuk melalui insang yang langsung bersentuhan dengan lingkungan air. Setelah

melewati insang, bahan-bahan kimia termasuk merkuri akan ikut ke dalam sistem

pernafasan sampai akhirnya akan menembus sel epitel endothelial kapiler darah

untuk masuk ke dalam darah. Selanjutnya akan terikut ke dalam aliran darah dan

akhirnya ikut dalam proses metabolisme (Connel, 1995).

3. Efek Merkuri Terhadap Ikan

Duffus (1980), mengatakan bahwa sebagian mikroorganisme tidak

terpengaruh oleh merkuri dan hasil sampingannya. Bakteri nitrogen dalam tanah

membutuhkan level 100 ppm untuk membuatnya terinfeksi. Hewan cenderung

mengumpulkan merkuri dalam makanannya. Ikan dapat mengakumulasikan

konsentrasi merkuri 3000 kali lebih tinggi dari pada dalam air tempat mereka

hidup. Beberapa pengaruh toksisitas logam pada ikan yang telah terpapar logam

berat yaitu pada insang, alat pencernaan dan ginjal (Dinata, 2004).

Page 24: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

13

Jumlah merkuri yang terakumulasi pada tubuh ikan tergantung dari

ukuran, umur dan kondisi ikan. Distribusi dan akumulasi logam tersebut sangat

berbeda-beda untuk organisme air. Hal ini tergantung pada spesies, konsentrasi

logam dalam air, pH, fase pertumbuhan dan kemampuan untuk pindah tempat

(Darmono, 1995). Sanusi (1980) dalam Darmono (2003), mengemukakan bahwa

terjadinya proses akumulasi merkuri di dalam tubuh hewan air terjadi karena

kecepatan pengambilan merkuri (uptake rate) oleh organisme air lebih cepat

dibandingkan dengan proses ekskresi.

Merkuri merupakan logam yang terlibat dalam proses enzimatik, terikat

dengan protein (ligan binding). Ikatan merkuri dengan protein jaringan

membentuk senyawa metallotionein. Metallotionein merupakan protein aditif

yang berperan dalam proses homeostatis organisme dalam mentolelir logam berat.

Senyawa-senyawa kimia yang telah berikatan dengan protein dan membentuk

metallotionein tersebut akan dibawa oleh darah (Darmono, 1995). Senyawa

merkuri yang masuk bersama makanan, akan masuk ke dalam alur pencernaan,

setelah mengalami absorbsi di usus, senyawa merkuri akan dibawa ke hati oleh

vena porta hepatik. Selanjutnya di dalam hati senyawa merkuri mengalami

metilasi lambat menjadi Hg2+, dan kemudian akan masuk ke dalam darah dan

akan teroksidasi sempurna menjadi merkuri bivalensi (Hg2+). Bersama peredaran

darah, Hg2+ yang masuk ke hati akan mengalami metabolisme, terdegradasi dan

melepaskan Hg2+, sehingga dapat menghambat enzim proteolitik dan

menyebabkan kerusakan sel (Lu, 1995). Merkuri yang tadinya masuk ke dalam

hati akan terbagi dua: sebagian akan terakumulasi pada hati, sedangkan sebagian

Page 25: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

14

lainnya akan dikirim ke empedu. Dalam kantong empedu, akan dirombak menjadi

senyawa merkuri anorganik yang kemudian akan dikirim lewat darah ke ginjal,

dimana sebagian akan terakumulasi pada ginjal dan sebagian lagi dibuang

bersama urin (Palar, 1994).

Hati merupakan kelenjar tubuh yang paling besar dan memiliki

multifungsi kompleks. Pada sel hati terdapat banyak retikulum endoplasma kasar

dan retikulum endoplasma halus, hal ini menunjukkan bahwa hati mempunyai

peran dalam metabolisme. Retikulum endoplasma (RE) merupakan tempat

sejumlah enzim dalam sel. Enzim yang banyak terdapat dalam retikulum

endoplasma adalah Sitokrom P–450. Logam merkuri dapat sampai ke saluran

pencernaan selain melalui makanan, juga dapat terjadi melalui air yang

mengandung logam merkuri. Setelah melewati sistem pencernaan, logam merkuri

masuk ke peredaran darah dan menuju ke organ tubuh secara sistematik

(Lu, 1995).

4. Tinjauan Umum Organ Hati

a. Struktur Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh yang terletak pada bagian sirip

perut, dalam rongga peritoneal dan melingkupi viscera. Hati memiliki bentuk

seperti huruf U dan berwarna merah kecoklatan (Anonim, 2004 a).

Struktur utama hati adalah sel hati atau hepatosit. Hepatosit (sel parenkim

hati) bertanggung jawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme. Sel-sel

ini terletak diantara sinusoid yang berisi darah dan saluran empedu. Sel kupffer

Page 26: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

15

melapisi sinusoid hati dan merupakan bagian penting dalam sistem

retikuloendotelial tubuh (Lu, 1995). Sel kupffer merupakan sistem monosit-

makrofag dan fungsi utamanya adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam

darah. Sehingga hati merupakan salah satu organ utama sebagai pertahanan

terhadap invasi bakteri dan agen toksik (Anderson, 1995).

Sel hati berbentuk polihedral, dengan enam permukaan atau lebih. Sel hati

mempunyai satu / dua buah inti bulat, banyak retikulum endoplasma halus dan

kasar, serta mempunyai banyak mitokondria yang berbentuk ovoid atau sferis. Sel

hati berkelompok dalam lempeng-lempeng dan saling berhubungan sedemikian

rupa sehingga membentuk bangunan lobulus hati. Di dalam lobulus hati, sel hati

tersusun secara radier (Junquiera dan Carneiro, 1980).

Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan

sinusoid. Sinusoid adalah pembuluh darah kapiler yang merupakan percabangan

dari vena porta dan arteri hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi

oleh sel fagositik atau sel kupffer (Anderson, 1995). Mikroanatomi hati ikan

normal digambarkan dalam Gambar 2.

Page 27: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

16

Gambar 2. Mikroanatomi hati ikan bandeng normal (Alifia dan Djawad, 2000) Perbesaran 40X10. Pewarnaan : Hematoxylin-Eosin Keterangan gambar: 1. Vena sentral; 2. Hepatosit; 3. Sinusoid.

b. Sirkulasi darah pada Hati

Sirkulasi darah pada hati meliputi sistem vena porta dan sistem arteri.

Sekitar sepertiga darah yang masuk adalah darah arteri dan sekitar dua per tiga

adalah darah dari vena porta. Darah dipasok melalui vena porta dan arteri

hepatika, dan disalurkan melalui vena sentral ke vena hepatika kemudian ke vena

cava. Aliran darah pada hati mengalir dari perifer ke pusat lobulus, sehingga

metabolit-metabolit dan semua zat toksik atau non toksik yang diabsorbsi dari

usus mula-mula mencapai sel perifer dan kemudian ke sel–sel tengah lobulus

(Junqueira dan Carneiro, 1980).

c. Fungsi Hati

Pada organ hati memiliki beberapa fungsi, antara lain detoksikasi, yaitu

hati bertanggung jawab atas biotransformasi zat-zat berbahaya menjadi zat-zat

1

2 3

Page 28: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

17

yang tidak berbahaya yang kemudian diekskresi oleh ginjal. Suatu toksikan dalam

hati akan diinaktifkan oleh enzim-anzim di dalam hati, tapi apabila toksikan di

berikan secara terus-menerus, kemungkinan toksikan di dalam hati akan menjadi

jenuh (enzim tidak mampu mendetoksifikasi toksikan lagi), sehingga terjadi

penurunan aktifitas metabolisme dalam hati. Hal ini akan menyebabkan proses

detoksifikasi tidak efektif lagi, maka senyawa metabolit akan dapat bereaksi

dengan unsur sel dan hal tersebut dapat menyebabkan kematian sel. Fungsi yang

lain adalah pembentukan dan eksresi empedu, metabolisme garam empedu,

metabolisme karbohidrat (Glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis), sintesis

protein, metabolisme dan penyimpanan lemak (Anderson, 1995).

d. Kerusakan Hati

Kerusakan hepatosit menurut Ressang (1984) dapat dibagi menjadi dua

yaitu taksohepatik dan trofohepatik. Kerusakan akibat taksopatik disebabkan oleh

pengaruh langsung dari agen yang toksik, baik berupa zat kimia maupun kuman.

Kerusakan akibat trofopatik disebabkan adanya kekurangan faktor-faktor penting

untuk kehidupan sel seperti oksigen atau zat makanan, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Hati sangat rentan terhadap pengaruh berbagai zat kimia dan sering

menjadi organ sasaran utama dari efek racun zat kimia. Oleh karena itu, hati

merupakan organ tubuh yang paling sering mengalami kerusakan. Menurut Lu

(1995) hal ini disebabkan sebagian besar toksikan yang masuk ke dalam tubuh

setelah diserap oleh usus halus di bawa ke hati oleh Vena porta hati.

Page 29: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

18

Melihat fungsi hati tersebut, maka dapat dipahami bahwa hati merupakan

organ yang mudah terkena efek toksik senyawa asing. Peristiwa tersebut dapat

terjadi dikarenakan: 1.) Senyawa kimia yang diberikan secara oral akan diabsorbsi

dari saluran cerna ke dalam hati melalui vena porta dapat meracuni hati; 2)

Senyawa kimia yang dimetabolisme di dalam hati dieksresikan ke dalam empedu

dan kembali lagi ke duodenal; 3) Senyawa asing yang dimetabolisme di dalam

hati sebagian dilokalisir di dalam hati. Dengan demikian hati merupakan organ

yang banyak berhubungan dengan senyawa kimia sehingga mudah terkena efek

toksik (Loomis, 1978). Diantara berbagai zat yang masuk ke dalam hati bersama

darah, kemungkinan ada zat yang mampu menginduksi kerusakan hati. Zat yang

dimaksud antara lain logam berat dan salah satunya logam merkuri (Hg).

Darmono (1995) mengatakan kongesti dan hemoragi atau pendarahan

terlihat pada hepatopankreas yang terakumulasi oleh logam berat. Ogura (1959)

dalam Darmono (1995) juga menyatakan bahwa pada crustacea Penaeus

merguiensis, kadmium dan nikel banyak ditemukan dalam sel-sel hepatopankreas.

Hal ini didukung dari hasil penelitian Damar (2004) yang menyebutkan bahwa

hati ikan yang tercemar logam timbal (Pb), kadmium (Cd), copper (Cu), merkuri

(Hg) mengalami kerusakan berupa pembendungan, hemoragi dan degenerasi

vakuola. Degenerasi vakuola atau pembekakan sel merupakan salah satu indikasi

terjadinya perlemakan hati, pada keadaan ini sel hati tampak membesar.

Perlemakan hati merupakan tahap awal terjadinya kerusakan dalam hati (Robbins

dan Kumar, 1995). Menurut Ressang (1984) perlemakan yang berlangsung lama

dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati yaitu kongesti.

Page 30: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

19

Kongesti adalah terjadinya pembendungan darah pada hati yang

disebabkan adanya gangguan sirkulasi yang dapat mengakibatkan kekurangan

oksigen dan zat gizi. Pada sel hati, kongesti didahului dengan pembengkakan sel

hati dimana sel hati membesar yang mengakibatkan sinusoid menyempit sehingga

aliran darah terganggu. Hal ini menyebabkan terjadinya pembendungan darah

pada beberapa tempat (Ressang, 1984). Hemoragi adalah keluarnya darah dari

sirkulasi kardiovaskuler dan biasanya terdapat kerusakan pada susunan

kardiovaskuler tersebut (arteri, vena dan kapiler) (Sudiono, 2003). Nekrosis

adalah terjadinya kematian sel hati. Kematian sel terjadi bersama dengan

pecahnya membran plasma. Perlemakan hati adalah hati yang mengandung berat

lipid lebih dari 5% atau telah terjadi penimbunan lipid dalam hati. Atrofi adalah

menurunnya ukuran ukuran jaringan yang disebabkan berkurangnya jumlah sel

atau ukuran sel.

Tingkat kerusakan hati menurut Darmono (1995), dibagi menjadi tiga

yaitu ringan, sedang dan berat. Perlemakan hati termasuk dalam tingkat ringan

yang ditandai dengan pembengkakan sel. Tingkat kerusakan sedang yaitu kongesti

dan hemoragi, sedangkan tingkat berat adalah kematian sel atau nekrosis.

Kerusakan hati akibat logam berat Hg disebabkan aktifitas logam tersebut

dalam mempengaruhi kerja enzim/hormon proteolitik (Lu, 1995). Merkuri

merupakan logam yang terlibat dalam proses enzimatik, terikat dengan protein

dan lebih reaktif terhadap ikatan logam dengan sulfur dan nitrogen. Merkuri juga

dapat bersenyawa dengan protein jaringan dan tertimbun dalam jaringan, terutama

dalam hati dan ginjal (Darmono, 1995). Merkuri bersama ion-ion logam lain akan

Page 31: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

20

dapat membentuk ion-ion yang dapat larut dalam lemak. Ion-ion logam yang

dapat larut dalam lemak itu mampu untuk melakukan penetrasi pada membran sel

sehingga akhirnya ion-ion logam tersebut akan terakumulasi di dalam sel dan

organ-organ lain, logam dapat terikat pada protein plasma (Achmad, 2004).

Keberadaan dari suatu toksikan dapat mempengaruhi kerja dari enzim–enzim

biologis. Toksikan ini mempunyai kemampuan berikatan dengan enzim, ikatan ini

terjadi karena logam berat mempunyai kemampuan untuk menggantikan gugus

logam yang berfungsi sebagai co-faktor enzim (Palar, 1994).

Racun yang masuk ke dalam tubuh, dalam hal ini adalah logam berat akan

mengalami proses detoksikasi di dalam hati oleh fungsi hati (hepar). Senyawa

toksik akan diubah menjadi senyawa lain yang sifatnya tidak lagi bercaun

terhadap tubuh. Jika zat toksik yang masuk ke dalam tubuh relatif kecil atau

sedikit dan fungsi detoksikasi hati baik maka tidak akan terjadi keracunan. Namun

apabila zat toksik dalam jumlah besar, maka fungsi detoksikasi hati akan

mengalami kerusakan. Kerusakan sel hati yang disebabkan oleh zat kimia yang

bersifat racun antara lain: perlemakan hati, nekrosis dan sirosis (Lu, 1995).

Kerusakan hati yang sangat akut pada dasarnya dibedakan menjadi tiga

macam, yakni (1) sitotoksik (hepatoseluler) yaitu kerusakan parenkim hati, dapat

berupa steatosis (degenerasi melemak) dan atau nekrosis sel – sel hati; (2) kolestik

berupa hambatan aliran empedu dengan sedikit atau tanpa kerusakan sel – sel hati,

baik karena luka pada kanalikuler atau luka pada saluran empedu dan dapat pula

tanpa adanya luka atau kanalikuler; (3) campuran keduanya yaitu kombinasi

sitotoksik dan kolestik (Zimmerman, 1998).

Page 32: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

21

5. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam Proses Akumulasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses akumulasi logam adalah sebagai

berikut (Connel, 1995):

a. Suhu

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaruh suhu diakibatkan oleh

perubahan kecepatan metabolisme makhluk hidup. Pengaruh suhu juga

melibatkan mekanisme pengangkutan ion pada permukaan membran tubuh.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa secara umum, konsentrasi logam

terakumulasi meningkat dengan bertambahnya suhu.

b. Kadar Garam

Penelitian mengenai pengaruh kadar garam pada bioakumulasi logam

menunjukkan bahwa konsentrasi logam biotik meningkat dengan menurunnya

kadar garam. Kadar garam aliran air yang stabil dapat mempengaruhi kandungan

logam pada makhluk hidup perairan melalui dua cara. Pertama, beberapa logam di

bawa ke daerah dengan kadar garam rendah karena kemampuan yang lebih besar

dari air tawar untuk menjaga kondisi logam baik dalam bentuk cairan maupun

suspensi. Kedua, kadar garam yang berbeda dapat menyebabkan kecepatan logam

yang berbeda disebabkan oleh keterkaitan dari ion aliran sepanjang permukaan

tubuh makhluk hidup atau oleh perbuatan fisiologi di dalam makhluk hidup.

c. Bahan organik

Bahan organik seperti asam humat dan fulfat, dapat membentuk kompleks

dengan logam-logam yang umumnya dapat membentuk ikatan dengan bahan

organik. Kompleks ini meningkatkan logam dan juga mempengaruhi tingkatan

Page 33: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

22

terhadap bahan pertikulat. Oleh karena itu bahan organik mempunyai peranan

penting dalam pengangkutan dan penyediaan logam dalam sistem perairan.

d. pH

pH adalah salah satu pengaruh utama pada proses pembentukan spesies

baru logam di dalam air. Data untuk ikan menunjukkan bahwa pengeruh pH juga

bergantung pada jenis logam.

e. Pengkelat dan surfaktan

Bentuk-bentuk kimia logam mempengaruhi bioakumulasi. Pengkelat dan

beberapa surfaktan dapat mengomplekskan logam. Surfaktan diketahui mengubah

permeabilitas membran biologi dan hal ini dapat mengubah bioakumulasi logam.

f. Logam-logam lainnya

Pada lingkungan alam ion, logam umumnya jarang sekali dijumpai terikat

bersama-sama dengan logam lain.

B. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah diuraikan di atas

maka dirumuskan hipotesis: merkuri klorida berpengaruh terhadap timbulnya

kerusakan struktur mikroanatomi hati ikan emas (Cyprinus carpio L.).

Page 34: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri

Semarang selama empat bulan. Pembuatan preparat dilakukan di Badan

Penyelidikan Penyakit Hewan Veteriner (BPPV) Wates, Yogyakarta.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas sehat

dengan panjang tubuh antara 10 – 13 cm dengan umur sekitar 2 bulan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas dengan tiga

perlakuan sebanyak 90 ekor, untuk setiap perlakuan terdiri dari 30 ekor.

C. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas pada penelitian ini berupa tiga macam konsentrasi merkuri

klorida (HgCl2) di bawah harga LC 50–96 jam yang akan ditentukan

berdasarkan hasil uji toksisitas.

2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah struktur mikroanatomi organ

hati ikan mas, dengan parameter yang diamati pada perubahan vena sentral

dan sel yang berada di sekitar vena sentral.

3. Variabel rambang pada penelitian ini yaitu kualitas air di tempat uji.

4. Variabel kendali pada penelitian ini yaitu umur ikan dan panjang tubuh ikan.

Page 35: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

24

D. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Akuarium yang terdiri dari dua ukuran:

1.) Ukuran 20 x 30 x 50 cm, volume 30 lt yang digunakan pada uji

pendahuluan.

2.) Ukuran 38 x 48 x 120 cm, volume 218 lt yang digunakan pada uji

toksisitas dan uji pengaruh.

b. Termometer

c. Gelas ukur 1000 cc

d. Indikator Universal

e. Ember plastik

f. Aerator

g. Kit ekologi

h. Seperangkat alat bedah

i. Timbangan elektrik

j. Saringan ikan dari nylon

k. Botol vial untuk menempatkan hati ikan

l. Alat-alat untuk pembuatan preparat histologis.

2. Bahan

a. Ikan mas umur dua bulan.

b. Merkuri klorida (HgCl2) yang sudah ditentukan konsentrasinya.

c. Formalin 10% untuk mengawetkan organ hati yang telah dibedah.

d. Air (yang telah diendapkan) untuk air uji.

e. Bahan-bahan untuk pembuatan preparat histologis.

Page 36: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

25

E. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena sampel yang digunakan relatif homogen

yaitu dalam hal umur dan panjang tubuh ikan.

Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan. Tahapan pertama untuk uji

pendahuluan, sebanyak 50 ekor hewan uji yang dibagi menjadi lima perlakuan.

Uji pendahuluan ini bertujuan untuk memperkirakan dosis merkuri yang

menyebabkan lethalitas 100% dan mengetahui batas bawah dan batas atas

penggunaan merkuri. Lama perlakuan satu hari (24 jam).

Berdasarkan hasil uji pendahuluan, dilakukan uji sebenarnya untuk

toksisitas merkuri. Sebanyak 60 ekor hewan uji dibagi menjadi enam, yaitu satu

kelompok kontrol dan lima kelompok perlakuan, masing–masing terdiri dari 10

ekor. Perlakuan dengan lima macam konsentrasi dengan interval yang lebih

sempit berdasarkan hasil uji pendahuluan. Lama perlakuan selama 96 jam atau

empat hari.

Untuk mengetahui struktur mikroanatomi hati ikan emas, dilakukan uji

pengaruh dengan menggunakan 60 ekor hewan uji yang terbagi dalam tiga

kelompok perlakuan. Setelah masa perlakuan selesai (dua bulan) maka dari

masing-masing perlakuan diambil lima ekor ikan, setiap 2, 4 dan 6 minggu untuk

diambil organ hatinya dan difiksasi dengan formalin 10%, kemudian dibuat

preparat mikroanatomi dengan metode paraffin dan pewarnaan hematoxylin-Eosin

(HE). Matrik penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Page 37: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

26

Tabel 1. Matrik Penelitian

No Tujuan Konsentrasi Merkuri (ppm)

Jumlah Ikan

(ekor)

Lama Perlakuan

I. Uji Pendahuluan

0 0,001 0,01 0,1 1

10 10 10 10 10

1 hari ( 24 jam )

II. Uji Toksisitas

0 0,005 0,01 0,05 0,1 0,5

10 10 10 10 10 10

4 hari ( 96 jam )

III. Uji Pengaruh

0

0,02 0,08

30 30 30

Setiap 2 minggu diambil 5 ekor ikan yaitu pada minggu ke 2, minggu ke 4, dan minggu ke 6

Total 200

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan dan aklimasi

Sebelum penelitian dimulai, maka terlebih dahulu mempersiapkan alat dan

bahan yang akan digunakan. Setelah itu mengaklimasi hewan uji (ikan mas) pada

bak uji selama tiga hari. Tujuan dari aklimasi adalah untuk mengadaptasikan

hewan uji dari kondisi lingkungan yang baru.

Page 38: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

27

2. Tahap perlakuan hewan uji

Perlakuan dilakukan atas tiga tahap, yaitu: uji pendahuluan, uji toksisitas,

dan uji pengaruh.

a. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan ini bertujuan untuk memperkirakan dosis merkuri yang

menyebabkan lethalitas 100% dan mengetahui batas bawah dan batas atas

penggunaan merkuri. Tahap uji ini menggunakan 50 ekor hewan uji yang dibagi

menjadi 5 taraf. Lama perlakuan selama satu hari ( 24 jam ). Dari hasil uji

pendahuluan dengan menggunakan konsentrasi 0; 0,001; 0,01; 0,1; dan 1 ppm.,

diketahui bahwa harga LC 50-24 jam untuk merkuri terlihat pada konsentrasi 0,01

ppm, tidak ditemukan hewan uji yang mati tetapi pada konsentrasi 1 ppm

kematian hewan uji mencapai 100 %.

Berdasarkan pada hasil uji pendahuluan tersebut dapat ditentukan

konsentrasi merkuri klorida untuk digunakan pada uji sebenarnya. Pada uji

sebenarnya yang merupakan uji toksisitas,konsentrasi merkuri klorida yang

digunakan adalah 0,005; 0,01; 0,05; 0,1 dan 0,5 ppm.

b. Uji Sebenarnya

Tahap ini dipergunakan untuk menentukan toksisitas merkuri. Langkah

yang dilakukan adalah sebanyak 50 ekor hewan uji dibagi menjadi 5 ( masing-

masing terdiri dari 10 ekor ). Hewan uji tersebut diperlakukan dengan

memberikan merkuri pada bak perlakuan dengan 5 macam konsentrasi yaitu

0,005; 0,01; 0,05; 0,1 dan 0,5 ppm. Hasil penelitian menunjukkan harga LC 50-96

jam adalah 0,24 ppm. Penentuan harga tersebut adalah dengan menggunakan cara

Page 39: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

28

Quantal Responses menurut cara Finney ( 1971 ) dalam Ngabekti (2005 ). Dari

harga LC 50-96 jam tersebut dapat dicari batas aman penggunaan merkuri bagi

ikan mas dengan rumus :

Batas aman = 10% X LC 50-96 jam

Pada penelitian ini harga LC 50-96 jam adalah 0,24 ppm sehingga

diperoleh batas aman pemberian merkuri adalah 0,024 ppm. Karena alat untuk

menimbang yang digunakan dalam penelitian ini hanya mempunyai ketelitian 2

angka di belakang tanda koma, maka konsentrasi yang digunakan adalah 0,02

ppm.

c. Uji Pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh merkuri klorida pada

struktur mikroanatimi hati ikan mas. Pada penelitian ini digunakan dua

konsentrasi di bawah harga LC 50 – 96 jam yaitu konsentrasi merkuri klorida 0,08

ppm dan 0,02 ppm ( dosis aman ). Pemberian merkuri klorida ini dilakukan setiap

satu minggu sekali. Pada setiap minggunya ditambahkan 0,02 mg dan 0,08 mg

merkuri klorida ke dalam air uji. Dengan demikan, kadar merkuri klorida dari

minggu ke minggu selama penelitian selalu mengalmi peningkatan, meskipun

merkuri klorida tersebut sebagian juga terserap oleh ikan mas yang merupakan

hewan uji pada penelitian ini. Setiap 2 minggu sekali (2 minggu, 4 minggu,

6 minggu) mengambil sampel organ hati dan memasukkannya ke dalam botol vial

yang sudah berisi formalin 10% agar organ hati tidak rusak.

Page 40: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

29

G. Metode Pengambilan Data

Untuk mendapatkan data struktur mikroanatomi hati ikan mas dilakukan

pembedahan. Jumlah ikan yang dibedah selama 6 minggu waktu uji sebanyak 5

ekor untuk setiap perlakuan, selanjutnya dibuat preparat mikroskopis dengan

metode paraffin dan dengan pewarnaan Hematoxyslin- Eosin (HE). Setelah

pembuatan preparat selesai, kemudian diamati di bawah mikroskop.

H. Metode Analisa Data

Data gambaran struktur mikroanatomi hati ikan dianalisis secara deskriptif

kualitatif untuk mengetahui pengaruh merkuri terhadap hati ikan mas. Cara

membandingkan struktur mikroanatomi hati ikan dilakukan dengan melihat

perubahan struktur mikroanatomi yang terdapat pada kelompok kontrol dengan

kelompok perlakuan.

Page 41: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan Mikroanatomi Hati Ikan Mas

Data gambaran kerusakan hati diperoleh dari pengamatan langsung

terhadap struktur mikroanatomi hati ikan mas (Cyprinus carpio L.) menggunakan

mikroskop dengan perbesaran 400X dan 200X. Hasil pengamatan dari tiga

kelompok perlakuan dapat dilihat dalam tabel 2 berikut di bawah ini :

Tabel 2. Hasil Pengamatan Struktur Mikroanatomi Hati Ikan Mas (Cyprinus

carpio L.)

Kelompok Minggu ke- Keadaan Struktur Mikroanatomi Hati Ikan Mas

A 2, 4, 6 Normal

2 Tampak normal

4 Pembengkakan sel, Kongesti B

6 Kongesti

2 Tampak normal

4 Ikan mati C

6 Ikan mati

Keterangan : A : 0 ppm K : Kongesti

B : 0,02 ppm N : Normal

C : 0,08 ppm B : Pembengkakan Sel

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dijelaskan bahwa perubahan atau

kerusakan sel hati hanya terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 0,02 ppm

yaitu pada minggu ke-6. Pada konsentrasi 0,08 ppm tidak dijumpai adanya

Page 42: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

31

kerusakan sel hati. Untuk lebih jelasnya mengenai kerusakan tersebut dapat dilihat

pada gambar 3-7.

Gambar 3. Gambaran mikroanatomi hati ikan mas kelompok A (kontrol)

Perbesaran 40X10. Pewarnaan Hematoxylin-Eosin.

Keterangan : 1. Vena Sentralis ; 2. Hepatosit ; 3. Inti ; 4. Sinusoid

2

3

1

4

Page 43: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

32

Gambar 4. Gambar makroanatomi hati ikan mas kelompok B (0,02 ppm

minggu ke-2).

Perbesaran 40X10. Pewarnaan Hematoxylin-Eosin.

Keterangan : Gambaran mikroskopik jaringan tampak normal.

Gambar 5. Gambar mikroanatomi hati ikan mas kelompok B (0,02 ppm

minggu ke-4).

Perbesaran 40X10. Pewarnaan Hematoxylin-Eosin.

Keterangan : B. Pembengkakan sel ; K. Kongesti

B K

Page 44: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

33

Gambar 6. Gambaran mikroanatomi hati ikan mas kelompok B (0,02 ppm

minggu ke-6).

Perbesaran 20X10. Pewarnaan Hematoxylin-Eosin.

Keterangan : Kongesti

Gambar 7. Gambaran mikroanatomi hati ikan mas kelompok C (0,08 ppm

minggu ke-2).

KK

Page 45: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

34

Perbesaran 40X10. Pewarnaan Hematoxylin-Eosin.

Keterangan : Gambaran mikroskopik jaringan tampak normal.

Berdasarkan data pengamatan terhadap struktur mikroanatomi hati ikan

mas, dapat dikemukakan bahwa logam berat merkuri terbukti mempunyai sifat

toksik. Hal tersebut ditandai dengan adanya kerusakan struktur mikroanatomi sel

hati hasil pengamatan pada konsentrasi 0,02 ppm. Pada struktur mikroanatomi sel

hati normal, perbesaran 40X10 menunjukkan hepatosit berbentuk polihedral,

sitoplasma terpulas merah muda, inti bulat hingga oval letaknya sentralis dan

sinusoid tampak jelas, dan vena sentralis sebagai pusat lobulus tampak bernentuk

bulat dan kosong (Gb.3).

Untuk perlakuan kelompok B minggu ke-2, pada perbesaran 40X10

gambaran mikroanatomi hati ikan mas menunjukkan sel – sel hati yang masih

tampak normal. Hal ini ditandai dengan adanya vena sentralis sebagai pusat

lobulus serta hepatosit berbentuk polihedral, sinusoid tampak jelas, inti bulat

hingga oval dan letaknya sentralis (Gb.4). Keadaan jaringan yang masih normal

ini kemungkinan disebabkan organ hati belum terpapar zat toksik (merkuri)

karena waktu paparan yang kurang lama dan konsentrasi merkuri klorida yang

masih rendah. Jika zat toksik yang masuk ke dalam tubuh relatif kecil / sedikit dan

fungsi detoksifikasi hati baik, maka tidak akan terjadi kerusakan, Namun apabila

zat toksik yang masuk dalam jumlah besar maka fungsi detoksifikasi akan

mengalami kerusakan (Lu, 1995). Toksik tersebut dapat dapat diinaktifkan dengan

cara oksidasi, metilasi dan konjugasi. Enzim yng berperan dalam proses ini

terdapat dalam RE halus (Junqueira dan Carneiro, 1980). Pada konsentrasi ini

Page 46: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

35

merkuri klorida dapat menimbulkan kerusakan pada insang. Kerusakan yang

ditimbulkan berupa edema, hiperplasia dan fusi lamella sekunder pada tingkatan

yang masih ringan. Gambaran mikroanatomi insang yang sudah mengalami

kerusakan ini, disebabkan karena permukan insang permeable terhadap senyawa

kimia (Hg), sehinga senyawa kimia akan mudah masuk melalui insang dan

langsung bersentuhan dengan lingkungan air (Darmono, 1995).

Struktur mikroanatomi hati ikan mas pada perlakuan kelompok B minggu

ke-4, tampak pada perbesaran 40X10 menunjukkan terjadinya pembengkakan sel

dan kongesti (Gb.5). Kongesti adalah pembendungan darah yang disebabkan

karena gangguan sirkulasi yang dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dan zat

gizi. Kongesti pada hati, dimulai dari vena sentralis yang kemudian meluas

sampai sinusoid. Pada sel hati, terjadinya kongesti didahului dengan

pembengkakan sel. Pembengkakan sel adalah bertambahnya ukuran sel akibat

penimbunan air dalam sel, dimana sel hati membesar yang mengakibatkan

sinusoid menyempit sehingga aliran darah terganggu. Hal ini menyebabkan

terjadinya pembendungan darah pada beberapa tempat (Ressang, 1984).

Pembengkakan sel disebabkan peningkatan permeabilitas sel, dimana sel tidak

mampu mempertahankan homeostatis ion dan cairan sehingga terjadi perpindahan

cairan ekstrasel ke dalam sel. Anderson (1995) mengatakan, dalam rangka

menjaga kestabilan lingkungan internal, sel harus mengeluarkan energi metabolik

untuk mempompa ion natrium keluar dari sel. Masuknya zat toksik (Hg) ke dalam

sel menyebabkan terganggunya proses metabolisme, sehingga sel tidak mampu

Page 47: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

36

memompa ion natrium yang cukup. Dengan demikian konsentrasi ion natrium di

dalam sel lebih tinggi dan air dapat masuk kedalam sel (peristiwa osmosis).

Pada kelompok B minggu ke-6 menunjukkan terjadinya kongesti. Pada

perbesaran 20X10 ini tampak pembendungan darah pada beberapa tempat dan

pembendungan ini dimulai dari vena sentralis yang kemudian meluas sampai

sinusoid (Gb.6) sinusoid tersusun tidak teratur dan di dalamnya terdapat eritrosit

yang diduga akibat pecahnya dinding sinusoid. Vena sentralis juga dipenuhi oleh

banyak eritrosit akibat adanya penyumbatan pada vena hepatika. Apabila

pembendungan ini berlangsung cukup lama, maka sel-sel hati tampak hilang

karena tekanan dan gangguan-gangguan pembawaan zat gizi, hal ini disebabkan

karena darah yang mengalir dari perifer lobulus hati ke pusat (vena sentralis)

kebanyakan sudah kehilangan zat-zat gizi sewaktu tiba di pertengahan lobulus,

sehingga di pertengahan lobulus menjadi kekurangan zat gizi. Kondisi ini akan

menyebabkan sel-sel hati menghilang melalui degenerasi (Ressang, 1984).

Tingkat kerusakan hati dikategorikan menjadi tiga, tingkat ringan yaitu

perlemakan hati yang ditandai dengan pembengkakan sel. Kerusakan tingkat

sedang yaitu kongesti dan hemoragi, sedangkan tingkat berat ditandai dengan

nekrosis (Darmono,1995). Dalam penelitian ini, kerusakan gambaran

mikroanatomi hati ikan mas termasuk tingkat kerusakan ringan sampai sedang.

Gambaran mikroanatomi hati ikan mas pada kelompok C minggu ke-2,

pada perbesaran 40X10 menunjukkan sel-sel hati yang relatif normal. Hal ini

ditandai dengan makin jelasnya lobuli hepar dengan vena sentralis sebagai

pusatnya dan sinusoid tampak jelas (Gb.7). Pada saat pengambilan organ (hati),

Page 48: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

37

ikan masih dalam keadaan hidup walaupun masih ada ikan yang telah mengalami

kematian. Ikan yang masih hidup ini disebabkan karena ikan masih dapat

mentolerir konsentrasi merkuri yang diberikan, hal ini kemungkinan disebabkan

karena fungsi detoksifikasi pada hati ikan masih baik, disamping waktu paparan

yang hanya 2 minggu, sehingga hati ikan belum mengalami kerusakan walaupun

konsentrasi merkuri klorida yang diberikan tinggi. Echobion (1996) dalam

Soemirat (2003) mengatakan bahwa efek merkuri terhadap hati ikan disamping

konsentrasi yang diterima, juga tergantung pada lamanya paparan.

Perlakuan kelompok C minggu ke-4 dan ke-6, tidak diambil organ hatinya

karena ikan sudah mati. Kematian ikan disebabkan konsentrasi toksik yang tinggi

dan waktu paparan yang lebih lama. Konsentrasi merkuri yang tinggi,

mempengaruhi proses pernapasan sehingga menghalangi pertukaran gas dan ion

melalui membrane sel epitel lamella. Merkuri juga dapat menggumpalkan lendir

pada permukaan insang dan merusak jaringan insang sehingga ikan mati

(Herawati, 1980 dalam Darmono 2003). Hati ikan dalam kelompok C, telah

mengalami perubahan bentuk dan warna. Hati ikan telah hancur / sudah tidak

berbentuk dan warna organ yang berubah menjadi lebih hitam. Hal ini

dikarenakan waktu kematian ikan yang tidak diketahui secara pasti, sehingga

kemungkinan saat pengambilan organ sudah mengalami kerusakan.

Adanya kerusakan yang terlihat pada struktur sel hati yang terdapat pada

konsentrasi 0,02 ppm menunjukkan efek dari toksikan yaitu logam berat merkuri

(Hg). Lu (1995) menyatakan bahwa hati sangat rentan terhadap pengaruh zat

kimia dan menjadi organ sasaran utama dari zat beracun. Hal ini terjadi karena

Page 49: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

38

sebagian besar racun atau zat toksik yang masuk ke dalam tubuh setelah diserap

oleh sel akan dibawa ke hati oleh vena porta hati, sehingga hati berpotensi

mengalami kerusakan.

Kerusakan hati akibat logam berat (Hg) disebabkan aktifitas logam

tersebut dalam mempengaruhi kerja enzim / hormone proteolitik (Lu, 1995).

Enzim dan hormon terdiri dari protein kompleks yang dalam kerjanya

memerlukan adanya aktivator atau kofaktor. Logam berat yang masuk kedalam

tubuh dapat menonaktifkan aktivator (berikatan dengan enzim menggantikan

aktivator / kofaktor) sehingga enzim atau hormon tidak dapat bekerja dan akan

menghambat kerja sel yang nantinya akan menyebabkan kerusakan jaringan

(Anonim, 2004d). hal ini sesuai pernyataan Ochiai dalam Connel dan Miller

(1995), bahwa salah satu mekanisme toksisitas ion logam adalah menahan gugus

fungsi biologi yang essensial dalam biomolekul, misalnya protein dan enzim.

B. Data Faktor Abiotik

Hasil pengujian terhadap faktor abiotik dapat dilihat pada tabel 3

berikut ini :

Tabel 3. Hasil Pengukuran Faktor Abiotik selama Penelitian

Hasil Uji Faktor Abiotik Minggu II Minggu IV Minggu VI

Faktor Abiotik A B C A B C A B C

Ambang Batas

Suhu air (0 C) 25 25 25 25 25 25 25 25 25 20-280 C pH air 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6-9

O2 terlarut (mg/l) 6,4 5,3 5,1 6,4 5,3 5,2 6,3 5,2 5,0 Minimum 3

mg/l CO2 terlarut

(mg/l) 1,5 1,8 2,0 1,5 1,9 2,0 1,5 1,9 2,1 0-10 mg/l

Page 50: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

39

Keterangan:

A : Perlakuan dengan kadar merkuri 0 ppm (kontrol)

B : Perlakuan dengan kadar merkuri 0,02 ppm

C : Perlakuan dengan kadar merkuri 0,08 ppm

Selama pengujian dilakukan pengukuran faktor abiotik yang meliputi

suhu, derajat keasaman (pH), oksigen dan karbondioksida terlarut. Pengukuran

faktor abiotik dilakukan setiap dua minggu sekali. Dari hasil pengujian faktor

abiotik yaitu suhu, tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 250C. Menurut

Astawan (1982) suhu optimal untuk kehidupan ikan adalah antara 20 sampai

280C, sehingga suhu air selama penelitian masih dalam kondisi optimal bagi

kehidupan ikan. Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting karena

perubahan suhu dapat mempengaruhi laju berbagai reaksi kimia, baik dalam tubuh

organisme maupun lingkungan. Suhu air berpengaruh baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap faktor-faktor seperti aktivitas enzim, tingkat

metabolisme maupun pada kadar oksigen. Kenaikan suhu dapat menyebabkan

oksigen terlarut dalam air turun dan meningkatkan kecepatan respirasi. Akibatnya,

ikan dan hewan air akan mati karena kekurangan oksigen (Kristanto, 2002).

Derajat keasaman (pH) air sangat berpengaruh terhadap kehidupan

organisme baik tumbuhan maupun hewan yang hidup di dalamnya. Air yang

sangat asam atau sangat basa tidak akan mendukung kehidupan di dalam air.

Menurut Astawan (2003) pH yang baik untuk kehidupan ikan adalah 6-9.

Berdasarkan hasil pengukuran pH pada tiap perlakuan menunjukkan besarnya pH

rata-rata sebesar 7 sehingga masih dalam kondisi optimal bagi kehidupan ikan. pH

Page 51: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

40

air dapat digunakan untuk menyatakan baik buruknya kondisi suatu perairan

sebagai lingkungan hidup (Odum, 1993).

Kandungan oksigen terlarut agar ikan dapat hidup menurut Albaster dan

Lloyd (1982) adalah minimal 3 mg/l. Berdasarkan hasil pengukuran pada

penelitian ini diperoleh rata-rata kandungan oksigen terlarut yaitu 5,0 sampai 6,4

mg/l. Sedangkan kandungan karbondioksida terlarut selama penelitian berkisar

antara 1,5 sampai 2,1 mg/l. Menurut Parkas et al dalam Prabowo (2004), ambang

batas kandungan karbondioksida terlarut dalam air agar ikan dapat hidup adalah 0-

10 mg/l. Dengan demikian, berdasarkan hasil pengukuran faktor-faktor abiotik

secara umum dapat dianggap tidak mempengaruhi toksisitas, atau berarti kematian

ikan disebabkan sifat toksik merkuri klorida (HgCl2).

Berdasarkan hasil pengukuran, dengan meningkatnya konsentrasi merkuri

kandungan O2 terlarut semakin menurun sedangkan CO2 terlarut semakin

bertambah, hal ini disebabkan karena kadar oksigen terlarut yang rendah

mengharuskan ikan untuk lebih banyak memompa air melalui insangnya, dengan

demikian Respiratory flow meningkat dan CO2 terlarut bertambah, sehingga lebih

banyak racun yang terserap masuk ke dalam tubuh melalui insang. Semakin tinggi

toksisitas dari logam berat, maka semakin tinggi pula Respiratory flow (Widodo,

1980 dalam Budiono, 2003).

Berdasarkan hasil pengamatan, ikan yang mati menunjukkan ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Terbukanya mulut dan operkulum, hal ini dilakukan ikan untuk mendapatkan

oksigen lebih banyak sebagai akibat berkurangnya difusi oksigen lewat

Page 52: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

41

permukaan insang akibat gangguan struktural dan fungsional permukaan

insang akibat persentuhan dengan merkuri.

2. Sisik ikan banyak yang terlepas, hal ini diduga karena sentuhan langsung kulit

ikan dengan zat toksik merkuri.

3. Tubuh ikan mengeluarkan banyak lendir, terutama pada bagian permukaan

insang. Hal ini sesuai dengan pendapat Herawati (1980) dalam Budiono

(2003) yang mengatakan bahwa merkuri dapat menggumpalkan lendir pada

permukaan insang dan merusak jaringan insang sehingga ikan mati.

Terjadinya kematian pada ikan mas diduga disebabkan oleh merkuri yang

masuk ke dalam tubuh ikan , akibat terkontaminasi merkuri dalam waktu yang

relatif lama, karena semakin lama waktu paparan maka zat toksik (merkuri) yang

terakumulasi juga akan semakin tinggi, sehingga dapat menyebabkan kerusakan

organ maupun jaringan. Masuknya zat toksik tersebut dapat melalui mulut (baik

melalui makanan maupun media air), sistem pernafasan (insang) maupun lewat

permukaan tubuh. Merkuri yang masuk melalui mulut masuk menuju oesophagus

hingga sampai di usus terserap masuk ke dalam sistem peredaran darah untuk

diedarkan ke organ tubuh dalam hal ini organ hati.

Page 53: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Merkuri klorida berpengaruh terhadap struktur mikroanatomi hati ikan

mas yaitu dapat menyebabkan kerusakan berupa pembengkakan sel dan

kongesti. Kerusakan ini, termasuk dalam tingkatan ringan sampai sedang.

2. Pemberian merkuri klorida konsentrasi 0,02 ppm menyebabkan kerusakan

terhadap struktur mikroanatomi hati ikan mas yaitu pada minggu ke-4

menyebabkan pembengkakan sel dan kongesti, sedangkan minggu ke-6

menimbulkan kongesti yang lebih parah.

3. Pemberian merkuri klorida 0,08 ppm hanya berhenti pada minggu ke-2,

hal ini disebabkan pada minggu ke-4 ikan sudah mengalami kematian.

B. Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan diadakan penelitian lanjut

tentang kerusakan struktur mikroanatomi akibat pengaruh merkuri pada

organisme hidup dengan waktu lebih lama atau dengan konsentrasi

merkuri yang bervariasi.

2. Disarankan kepada industri atau siapapun yang menghasilkan limbah yang

mengandung bahan berbahaya sejenis logam berat, agar tidak membuang

limbahnya ke perairan secara langsung.

Page 54: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

43

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset. Albaster, J.S. and R. Lloyd. 1982. Water Quality Criteria for Freshwater Fish.

London : FAO and Butterworth Scientific. Alifia, F dan Djawad, M.I. 200. Kondisi Histologi Insang dan Organ Dalam

Juvenil Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forskall) yang tercemar Logam Timbal (Pb). http://www.pascaunhas.net/jurnal_pdf/sci_1_2/frida.pdf (2 April 2007)

Amsyari. 2004. “Minamata juga Mengintai Surabaya”. Republika 9 Agustus

2004. Anderson, P.S.1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih

bahasa: Peter Anugerah. Jakarta: EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Anonim. 2003. Model Pencemaran Perairan Umum dan Ikan Air Tawar oleh

Logam Berat Limbah Industri. http:// portal.djmbp.esdm.go.id/modules/ news/index.php?. (2 Juli 2006).

. 2004a. Liver Histology. http://aquaticpath.umd.edu/fhm/visceral.html.

(30 April 2006). . 2004b. http:// medika.blogspot.com/2004-10-01-medika-archive. Html.

(19 Juni 2006). . 2004c. Pertemuan Hari Minggu Solusi Polusi. http://www.ecoton.or.id/

tulisan lengkap.php/id=1588. (2 Juli 2006). .2004d.http://www.pascaunhas.net/jurnal df/SC/scapr03/01endang %20

Kondisi% 20FORMAT%20KOLOM.pdf. (5 Agustus 2006). Arie. 2006. Mercuri dari Minamata, Teluk Buyat dan akankah terjadi di

Kalimantan Tengah. http://waseng.wordpress.com/2006/06/.(9 Februari 2007).

Astawan, M. 2003. http://www.senior.co.id/kesehatan/news/senior/gizi/0307/04/

gizi.htm. (2 Juli 2006). Budiono, A. 2003. Pengaruh Pencemaran Merkuri terhadap Biota Air.

http://www.achmadbud. net/ merkuri.pdf. (3 Agustus 2006).

Page 55: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

44

Connell, D.W. 1995. Bioakumulasi Senyawaan Xenobiotik. Jakarta: UI Press. Connell, D.W dan G.J Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran.

Jakarta: UI Press. Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Air. Jakarta: UI Press. Dinata, A. 2004. http ://www. pikiran-rakyat.com/cetak/0704/23/0106.htm

(8 Agustus 2005). Duffus, J.H. 1980. Environmental Toxicology. New York.: John Wiley and Sons. Junqueira, L.U dan Carneiro. 1980. Histologi Dasar. (Alih bahasa: Adji Dharma)

Jakarta: CV EGC. Penerbit Buku Kedokteran.. Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta : Andi. Loomis, T.A. 1978. Toksikologi Dasar. Penerjemah Donatus. Semarang: IKIP

Semarang Press. Lu, C.F. 1995. Toksikologi Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia. Muhammad, F. 2002. Penentuan Toksisitas Air Limbah dengan Indikator Ikan

Tombro (Cyprinus carpio). Majalah Ilmiah Biologi BIOMA Vol.4 No.2. Semarang : UNDIP.

Ngabekti, S. 2005. Toksisitas Lethal Akut Merkuri dan Daya Akumulatifnya pada

Daging Ikan Mas. Laporan Penelitian. Semarang : Biologi UNNES. Nurhasan. 1982. Pencemaran Merkuri. Warta Balai Industri. Semarang: BPPI.

Odum,E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press. Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta. Prabowo,R. 2004. Akumulasi Kadmium pada Daging Ikan Bandeng. Skripsi.

Semarang : Biologi UNNES. Ressang, A.A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Denpasar: Bali Press. Robins, S.L dan Koemar, V. 1995. Buku Ajar Patologi I. Diterjemahkan oleh staf

pengajar Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya.

Sudiono. 2003. Ilmu Patologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Page 56: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

45

Soemirat. 2003. Toksikologi Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Tandjung, S.D. 1995. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Fakultas Biologi

UGM. Taufik, M.S. 2005. Pengaruh akut logam berat kadmium terhadap struktur

mikroanatomi hati ikan bandeng. Skripsi. Semarang: Biologi UNNES. Yun. 2004. Pencemaran Merkuri dari Darat ke Laut. http:// kompas.com/

kompas-cetak/0412/02/bahari/ 1412383. hlm. (19 Juli 2006). Zimmerman, H.J. 1978. Hepatotoxity. New York: Applenton Century Crafts.

Page 57: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

46

Page 58: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

47

Lampiran 2. Dokumentasi penelitian

Gambar 8. Tempat Penelitian Untuk Uji Toksisitas

Gambar 9. Tempat Penelitian Untuk Uji Pengaruh

Page 59: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

48

Gambar 10. Kit Ekologi

Page 60: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

46

46

Lampiran 3. Cara Pembuatan Preparat Irisan Hati Ikan

1. Trimming

Trimming adalah tahapan yang dilakukan setalah proses fiksasi dengan

melakukan pemiotongan tipis jaringan setebal kurang lebih 4 mm dengan

orientasi sesuai dengan organ yang akan dipotong. Alat yang digunakan untuk

trimming adalah pisau skalpel No 22-24.

2. Dehidrasi

Dehidrasi jaringan dimaksudkan untuk mengeluarkan air yang

terkandung dalam jaringan, dengan menggunakan cairan dehidran misalnya

etanol atau isopropyl alkohol. Dehidasi jaringan dilakukan dengan

menggunakan tissue processor. Cairan dehidran ini kemudian dibersihkan dari

dalam jaringan menggunakan reagen pembersih misalnya xylen atau toluene.

Reagen pembersih diganti dengan parafin dengan cara penetrasi kedalam

jaringan yang disebut impregnasi.

3. Embedding

Setelah proses dehidrasi, maka jaringan yang berada dalam embedding

cassette dipindahkan kedalam base mold, kemudian diisi dengan parafin cair

dan dilekatkan pada balok kayu ukuran 3 x 3 cm atau pada embedding

cassette.

4. Cutting

Cutting adalah pemotongan jaringan yang sudah didehidrasi, dengan

menggunakan mikrotom. Pisau yang tajam akan menghasilkan preparat

Page 61: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

47

47

histologis yang baik, yang secara mikroskopis ditandai dengan tidak adanya

artefak berupa goresan vertikal maupun horizontal.

5. Staining/ pewarnaan

Pembuatan preparat menggunakan teknik pewarnaan H&E

(Hematoxyline-Eosin) dengan urutan:

a. Xylol (I) 5 menit j. Aquadest 1 menit

b. Xylol (II) 5 menit k. Aquadest 15 menit

c. Xylol (III) 5 menit l. Eosin 2 menit

d. Alkohol absolut (I) 5 menit m. Alkohol 96% (I) 3 menit

e. Alkohol absolut (II) 5 menit n. Alkohol 96% (II) 3 menit

f. Aquadest 1 menit o. Alkohol absolut 3 menit

g. Harris- Hematoxiline 20 menit p. Xylol (IV) 5 menit

h. Aquadest 1 menit q. Xylol (V) 5 menit

i. Acid alkohol 2-3 celupan

6. Mounting

Mounting dilakukan dengan cara meneteskan bahan mounting (DPX,

entelan, canada balsam) sesuai kebutuhan dan ditutup dengan coverglass,

cegah jangan sampai terbentuk gelembung udara.

7. Pembacaan slide dengan mikroskop.

Preparat irisan diperiksa di bawah mikroskop dan selanjutnya

diintepretasikan.

Page 62: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

48

48

Lampiran 4. Pengukuran Kadar O2 Terlarut

1. Mengambil 20 ml air sampel dengan menggunakan gelas ukur dari kit ekologi.

2. Menambahkan 1 tetes reagen MnSO4 ke dalam air sampel tersebut dan 1 tetes

reagen KOH-KI kemudian mengocok dan membiarkan 1 menit hingga

terbentuk endapan coklat.

3. Menambahkan 2 tetes reagen H2SO4 pekat, kemudian mengocok sampai

endapan hilang.

4. Mengambil 5 ml larutan kuning tersebut.

5. Menambahkan 1 tetes reagen amilum hingga pewarna biru tua.

6. Melakukan titrasi dengan reagen NaS2O4 sampai warna biru tua hilang.

7. Kadar Oksigen terlarut adalah jumlah ml titran dikalikan 10 mg/l.

Page 63: pengaruh pemberian merkuri klorida thp hati ikan mas

49

49

Lampiran 5. Pengukuran Kadar CO2 Terlarut

1. Mengambil 5 ml air sampel dengan menggunakan gelas ukur dari kit ekologi.

2. Menambahkan 1 tetes reagen PP/ penolftalin.

3. Melakukan titrasi dengan reagen NaOH hingga berwarna merah muda.

4. Kadar CO2 bebas terlarut adalah jumlah ml titran dikalikan 100 mg/l.