makalah toksikologi merkuri adhy

28
MAKALAH TOKSIKOLOGI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) Disusun oleh: Sutriadi 1214140002 Biologi

Upload: jenisatriani

Post on 15-Nov-2015

175 views

Category:

Documents


61 download

DESCRIPTION

makalh toksikologi merkuri

TRANSCRIPT

MAKALAH TOKSIKOLOGI LOGAM BERAT MERKURI (Hg)

Disusun oleh:

Sutriadi1214140002Biologi

PRODI BIOLOGIJURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2015

KATA PENGANTARAlhamdulillah, segala puji syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT atas segenap limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan umatnya yang masih istiqomah di jalan beliau sehingga penyusunan makalah Toksikologi Logam Berat Merkuri (Hg) dapat terselesaikan tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Toksikologi di perguruan tinggi tepatnya Prodi Biologi jurusan Biologi Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar (UNM) dan makalah ini memberikan gambaran mengenai toksi logam berat merkuri (Hg). Penulis menyadari bahwa selama penyusunan makalah ini berlangsung, terdapat berbagai hambatang dan rintangan yang dialami. Akan tetapi tantangan dan rintangan tersebut dapat diatasi karena adanya kemauan kerjasama yang baik dengan teman-teman serta arahan dari dosen pembimbing. Untuk itu, iringan doa dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :1. Ibu Dr A. Munisa,S.Si,M.Si. sebagai desen pembimbing akademik sekaligus dosen mata kuliah Toksikologi.2. Teman-teman di Biologi 2012 atas kesediaannya memberikan semangat kepada penulis baik materil maupun doa.Semoga Allah SWT memberikan balasan atas bantuan dan pemikiranya. Sebagai Akhir kata, penulis berharap agar kiranya makalah toksikologi yang telah disusun dengan sepenuh hati dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Sekian dan TerimakasihMakassar, April 2015

IIii PenyusunDAFTAR ISIHALAMAN JUDULi KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah2C. Tujuan2BAB II ISI3A. Pengertian Merkuri (Hg)3B. Proses Merkuri Mencemari Lingkungan6C. Cara Merkuri Masuk Kedalam Tubuh Manusi7D. Cara Mendeteksi Merkuri10E. Cara Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Merkuri11BAB III PENUTUP13A. Kesimpulan13B. Saran14DAFTAR PUSTAKA 15

iiiIIiii

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangToksikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengaruh bahan-bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup dan cara kerja racun. Sehingga terjadi respon-respon antara unsur-unsur tersebut dengan sistem biologi yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem biologi tersebut. Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, banyak diciptakan pemuas atau pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan berbagai bahan kimia yang bersifat toksik. Dari mulai makanan yang kita makan, bahan pewarna, pengawet, pembungkus produk, dan kosmetik. Salah satunya adalah unsur logam berat, yang merupakan unsur yang mempunyai densitas lebih dari 5 gr/cm3. Merkuri atau Hg merupakan logam berat yang sangat beracun diantara semua logam bert lainnya. Merkuri dapat berasal dari alam, industri, maupun dari transportasi. Secara alami merkuri dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut. Sedangkan industri yang menghasilkan limbah merkuri antara lain industri pengecoran logam dan semua industri yang menggunakan merkuri sebagai bahan baku maupun bahan penolong. Macam-macam industrinya antara lain, industri klor alkali, peralatan listrik, cat, termometer, tensimeter, industri pertanian dan pabrik detonator. Selain itu, sumber pencemaran merkuri juga dapat berasal dari tempat praktek dokter gigi yang menggunakan amalgam sebagai bahan penambal gigi. Hasil pembakaran bahan bakar fosil juga merupakan sumber merkuri.

1Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, Zat kimia buatan manusia berupa barang-barang yang kontak dengan pun bisa membahayakan kesehatan. Sehingga mendorong penulis mengankat judul makalah Toksi Logam Berat Merkuri (Hg). Agar penulis, teman-teman, masyarakat lebih banyak mengkonsumsi makanan atau menggunakan alat-alat yang berbahan organik dari pada yang mengandung zat kimia yang berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan merkuri (Hg) ?2. Bagaimana proses merkuri (Hg) dapat mencemari lingkungan?3. Bagaimana merkuri (Hg) dapat masuk ke dalam tubuh manusia?4. Bagaimana cara mendeteksi merkuri (Hg) tersebut?5. Bagaimana cara-cara pengendalian pencemaran merkuri (Hg) ?

C.Tujuan Penulisan1. Mengetahui pengertian dan hal-hal tentang merkuri (Hg).2. Mengetahui cara merkuri (Hg) dapat mencemari lingkungan.3. Mengetahui cara merkuri (Hg) masuk ke dalam tubuh.4. Mengetahui cara mendeteksi merkuri (Hg).5. Mengetahui cara mengendalikan pencemaran merkuri (Hg).

2

BAB IIISIA. Merkuri (Hg)Merkuriatau air raksa diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum (air/cairan perak) dengannomor atom80 serta mempunyai massa molekul relatif 200,59. Unsur golonganlogam transisiini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersamacesium,fransium,galium, danbrom) yang berbentukcairdalamsuhu kamar (25oC) , dan titik bekunya paling rendah (-39oC), serta mempunyai kecenderungan untuk menguap lebih besar, Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. mudah tercampur dengan logam-logam lainnya dan menghasilkan logam campuran (Amalgam/Alloi), juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah (Alfian, 2006(a)).Merkuri merupakan logam berat urutan pertama dalam sifat racunnya. Metil merkuri merupakan bentuk dari merkuri yang penting yang bermanfaat bagi manusia. Industri yang berperan dalam pencemaran merkuri ke lingkungan adalah pabrik tinta, kertas, kimia, kosmetik, farmasi dan tekstil. Merkuri memiliki efek toksisitas pada susunan saraf pusat dan ginjal (Achmad,2004). Menurut Alfian (2006(b)) Merkuri dapat digolongkan sebagai merkuri organik dan anorganik sebagai berikut:1. Merkuri Metal

3Mempunyai tekanan uap yang tinggi dan sukar larut di dalam air. Pada suhu kamar kelarutannya kira-kira 60 mg/l dalam air dan antara 5- 50 mg/l dalam lipida. Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung ke dalam bentuk ionik. Uap merkuri hadir dalam bentuk monoatom (Hg). Rute utama dari pajanan merkuri metal adalah melalui inhalasi; sebanyak 80 % merkuri metal disabsorpsi. Merkuri metal dapat di metabolismekan menjadi ion inorganik dan dieksresikan dalam bentuk merkuri inorganik. Organ yang paling sensitif adalah system syaraf (peripheral dan pusat)(Soemirat,2007). Gejala neurotoksik spesifik adalah tremor, perubahan emosi (gugup, penurunan percaya diri, mudah bersedih), insomania, penurunan daya ingat, sakit kepala,penurunan hasil pada tes kognitif dan fungsi motorik. Gejala dapat bersifat irreversibel jika terjadi peningkatan durasi dan atau dosis merkuri. Merkuri elemental berbentuk cair dan menghasilkan uap merkuri pada suhu kamar. Uap merkuri ini dapat masuk ke dalam paru-paru jika terhirup dan masuk ke dalam sistem peredaran darah. Merkuri elemental ini juga dapat menembus kulit dan akan masuk ke aliran darah. Namun jika tertelan merkuri ini tidak akan terserap oleh lambung dan akan keluar tubuh tanpa mengakibatkan bahaya (Martono,2005).2. Merkuri Anorganik (Hg2+ dan Hg2 2+) Di antara dua tahapan pengoksidaan, Hg2+ adalah lebih reaktif. Ia dapat membentuk kompleks dengan ligan organik, terutama golongan sulfurhidril. Contohnya HgCl2 sangat larut dalam air dan sangat toksik, sebaliknya HgCl tidak larut dan kurang toksik. Merkuri memiliki afinitas yang tinggi pada terhadap fosfat, sistin, dan histidil rantai samping dari protein, purin, pteridin dan porfirin, sehingga Hg bisa terlibat dalam proses seluler (Soemirat,2007).

4Toksisitas merkuri umumnya terjadi karena interaksi merkuri dengan kelompok thiol dari protein. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa konsentrasi rendah ion Hg+ mampu menghambat kerja 50 jenis enzim sehingga metabolisme tubuh bisa terganggu dengan dosis rendah merkuri. Garam merkuri anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak mukosa, alat pencernaan, termasuk mukosa usus besar, dan merusak membran ginjal ataupun membran filter glomerulus, menjadi lebih permeabel terhadap protein plasma yang sebagian besar akan masuk ke dalam urin. Toksisitas akut dari uap merkuri meliputi gejala muntah, kehilangan kesadaran, mulut terasa tebal, sakit abdominal, diare disertai darah dalam feses, oliguria, albuminuria, anuria, uraemia, ulserasi, dan stomatis. Toksisitas garam merkuri yang larut bisa menyebabkan kerusakan membran alat pencernaan, eksanterma pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta menurunkan tekanan darah. Toksisitas kronis dari merkuri anorganik meliputi gejala gangguan system syaraf, antara lain berupa tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, anemia, albuminuria, dan gejala lain berupa kerusakan ginjal, serta kerusakan mukosa usus (Masriani, 2003).3. Merkuri Organik

5Merkuri organik adalah senyawa merkuri yang terikat dengan satu logam karbon, contohnya metil merkuri. Metil merkuri merupakan merkuri organik yang selalu menjadi perhatian serius dalam toksikologi. Ini karena metil merkuri dapat diserap secara langsung melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%. Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan di dalam darah, 90% dari metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah. Alkil merkuri ataupun metil merkuri lebih toksik dibandingkan merkuri anorganik karena alkil merkuri bisa membentuk senyawa lipolhilus yang mampu melintasi membran sel dan lebih mudah diabsorbsi serta berpenetrasi menuju sistem syaraf, toksisitas merkuri organic sangat luas, yaitu mengakibatkan disfungsi blood brain barrier, merusak permeabilitas membran, menghambat beberapa enzim, menghambat sistesis protein, dan menghambat penggunaan substrat protein. Namun demikian, alkil merkuri ataupun metil merkuri tidak mengakibatkan kerusakan mukosa sehingga gejala toksisitas merkuri organic lebih lambat dibandingkan merkuri anorganik. Merkuri organik dapat masuk ketubuh melalui paru-paru, kulit dan juga lambung. Senyawa organo merkuri yang paling umum adalah metil merkuri, yang terutama dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Karena bakteri itu kemudian terikut (termakan) oleh ikan, maka di ikan cenderung konsentrasi merkurinya akan tinggi. Merkuri apapun jenisnya sangatlah berbahaya pada manusia karena merkuri akan terakumulasi pada tubuh dan bersifat neurotoxin (Darmoni, 2009). Gejala toksisitas merkuri organik meliputi kerusakan sistem syaraf pusat berupa anoreksia, ataksia, dismetria, gangguan pandangan mata yang bisa mengakibatkan kebutaan, gangguan pendengaran, konvulsi, paresis, koma, dan kematian (Martono,2005).

B. Proses Merkuri Mencemari LingkunganMerkuri atau Hg dapat berasal dari alam, industri, maupun hasil pembakaran dari transportasi. Di alam merkuri dapat ditemukan pada gas gunung berapi dan penguapan dari air laut. Macam-macam industrinya antara lain, industri klor alkali, peralatan listrik, cat, industri pengecoran logam, termometer, tensimeter, industri pertanian, pabrik detonator dan semua indutri yang menggunakan merkuri sebagai bahan baku utama atau bahan penolong. Selain itu, sumber pencemaran merkuri juga dapat berasal dari tempat praktek dokter gigi yang menggunakan amalgam sebagai bahan penambal gigi. Hasil pembakaran bahan bakar fosil juga merupakan sumber merkuri (Achmad, 2004).

6Merkuri merupakan benda cair,hydrargyrum, air/cairan perak unsurgolongan transisi berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsuryang berbentuk cair dalam suhu kamar serta mudah menguap. Karena merupakan benda cair sehingga merkuri dengan mudah meresap ke dalam tanah. Tanah yang mengandung 50 % pori-pori yang terisi air dan udara lebih mempermudah merkuri yang merupakan benda cair untuk bereaksi ke dalam tanah Secara alamiah, pencemaran Hg berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air tanah yang melewati deposit Hg. Apabila masuk ke dalam air tanah, kemudaia air tanah mengalir masuk menuju ke perairan dengan system permeabilitas tanah. Merkuri mudah bereaksi dengan unsur yang ada dalam tanah dan air dan membentukHgCl (merkurianorganik). Merkuri anorganik akan berubah oleh peran mikro organisme. Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organomerkuri. Senyawa organo merkuri yang paling umum adalah methyl merkuri yang dihasilkan oleh mikro organisme dalam tanah dan air (Darmoni, 2009).Komponen merkuri yang digunakan dalam pestisida, umumnya memasuki tanah dengan jumlah 1g/ha sampai 200g/ha (0,00050,1 ppm), yang mana apabila lebih dari tingkatan itu dapat menghancurkan organik dalam tanah dan nitrogen dalam mineral tanah. Tanah mengandung CO2 dengan kesuburan tanah NH2dan NaOH. Merkuri dapat bereaksi dengan nitrogen tanah membentuk methyl mercuryHg(NO2)3. Methyl merkuri dapat terendap dengan skala waktu yang cukup lama di dalam tanah karena merkuri stabil dan tidak dapat dipisahkan bahkan dicampurkan dengan zat lain (Fardiaz, 1992).C. Cara Merkuri Masuk ke Dalam Tubuh ManusiaBentuk racun dari merkuri yang masuk pada tubuh manusia adalah metil merkuri (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, mercuric khlor (HgCl2). Metil merkuri dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi senyawa metil merkuri terakumulasi di dalam tubuh 10 kali lebih lama. Metil merkuri terakumulasi pada rantai makanan, misal merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang hidup di perairan yang telah tercemar merkuri. Merkuri juga dapat dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai kegiatan manusia, terutama dari pembakaran sampah rumah tangga, limbah industri, dan pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara. Asap yang mengandung merkuri dapat ditransportasikan melalui udara dan mengendap di daratan maupun air. Asap merkuri dapat dihisap melalui pernapasan (Soemirat,2007).Menurut Sudarmaji (2006) Merkuri yang masuk lewat kulit, biasanya merkuri yang terkandung dalam kosmetik yang dipakai. Merkuri yang masuk melalui kulit, setelah diabsorbsi di jaringan akan teroksidasi menjadi merkuri divalent (Hg2+) yang dibantu oleh enzim katalase. Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat mengakibatkan:1. Memperlambat pertumbuhan janin

72. Keguguran dan mandul3. Flek hitam pada kulit akan memucat, seakan pudar dan bila pemakaian dihentikan, flek tersebut akan timbul kembali dan akan semakin bertambah parah4. Memberikan efek rebound atau respon berlawanan saat pemakaian kosmetik tersebut dihentikan5. Untuk wajah yang awalnya bersih, lama kelamaan akan timbul flek yang sangat parah6. Dapat menyebabkan kanker kulitMerkuri yang masuk melalui pernapasan akan diabsorbsi melalui sel darah merah, kemudian ditransformasikan menjadi merkuri divalent yang sebagian akan menuju otak dan kemudian diakumulasikan di dalam jaringan. Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi senyawa ini dapat berubah bentuk menjadi merkuri organik dengan cepat pada lingkungan. Metil merkuri 50 kali bersifat racun daripada merkuri organik. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan, kadar maksimum merkuri di dalam aor adalah 0,001 mg/l (Hutabarat, 1992).Menurut Achmad (2004), Proses metabolisme sebagian dari alkil merkuri akan diubah menjadi senyawa merkuri anorganik dan akan terakumulasi pada organ hati dan ginjal. Senyawa alkil merkuri dalam tubuh selama 70 hari dan dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme. Jumlah hasil alkil merkuri yang dikeluarkan sebagai hasil samping metabolisme tubuh hanyalah mencapai 1 % dari total alkil yang masuk, 99 % terakumulasi dalam berbagai organ dalam tubuh. Pembuangan senyawa merkuri organik dari dalam tubuh berkaitan erat dengan sistem urinaria atau sistem pembuangan. Merkuri yang masuk ke dalam hati akan terbagi 2:1. Sebagian akan terakumulasi pada hati2. Sebagian lainnya akan dikirim ke empedu

88Dalam kantung empedu senyawa merkuri organik akan dirombak untuk dapat dihancurkan dan dimusnahkan daya racunnya, hasil perombakan berupa senyawa merkuri anorganik yang kemudian dikirim lewat darah ke ginjal. Pada ginjal, senyawa merkuri anorganik ini mengalami proses pemilahan akhir, dimana akan terakumulasi pada ginjal dan lainnya dibuang bersama urin (Alfian, 2006(a)).Wanita hamil yang terpapar oleh senyawa alkil merkuri dapat menyalurkan pada janin yang dikandungnya. Senyawa alkil merkuri masuk bersama makanan melewati plasenta dibawa oleh peredaran darah ke janin. Kontaminasi yang disebabkan oleh alkil merkuri dapat merusak otak janin sehingga bayi menjadi cacat. Wanita menyusui yang terpapar oleh senyawa metil merkuri dapat mengakibatkan keracunan merkuri pada bayi yang disusui (Masriani,2003).Mekanisme kerja suatu bahan kimia terhadap suatu organ sasaran pada umumnya melewati suatu rantai reaksi yang dapat dibedakan menjadi 3 fase utama, yaitu fase eksposisi, fase toksokinetik dan fase toksodinamik. Fase eksposisi adalah ketersediaan biologis suatu polutan di lingkungan dan hal ini erat kaitannya dengan perubahan sifat-sifat fisikomikianya. Selama fase eksposisi, zat beracun dapat diubah melalui berbagai reaksi kimia atau fisika menjadi senyawa yang lebih toksik atau lebih kurang toksik. Jalur intoksikasinya lewat oral, saluran pernafasan dan kulit. Polutan pada fase eksposisi di lingkungan industri memiliki sifat fisik berupa padatan, larutan dan gas. Paparan di industri terbanyak melalui inhalasi, karena bahan kimia pencemar berada di udara ambien sebagai airbone toxicant, yaitu gas, uap, debu, fume, kabut dan asap. Fase toksokinetik merupakan fase dimana sebagian dari jumlah zat yang diabsorbsi mencapai organ target suatu zat toksik di dalam tubuh organisme. Prosesnya dibedakan dengan menjadi, absorbsi dan distribusi (invasi), biotransformasi, akumulasi dan ekskresi. Fase toksodinamik merupakan suatu fase dari hasil interaksi dari sejumlah proses yang sangat rumit dan kompleks (Soemirat,2007).

9

D. Cara Mendeteksi MerkuriBerdasarkan hasil penelitian dari Diner dan Brenner (1998) serta Frackelton dan Christensen (1998) bahwa diagnosa klinis dari keracunan merkuri tidaklah mudah dan sering disalah artikan dengan diagnosa kelainan psikiatrik dan autisme. Sulitnya diagnosa merkuri karena panjangnya periode laten dari mulai terpapar sampai timbulnya gejala dan tidak jelasnya bentuk gejala yang timbul, yang hampir serupa dengan kelainan psikiatrik. Untuk memudahkan diagnosa klinis dari keracunan merkuri, maka Vroom dan Greer (1972) memebuat kriteria sebagai berikut:1. Observasi kemunduran fungsi, yang berupa: kerusakan motorik, abnormalitas sensorik, keminduran psikologi dan perilaku, kemunduran nerologik dan kognitif, kelainan bicara, pendengaran, kemunduran penglihatan, kelainan kulit serta gangguan reflek.2. Waktu paparan oleh merkuri bersifat akut atau kronis.Gejala yang disebabkan oleh merkuri yaitu gangguan psikologi berupa rasa cemas dan kadang timbul sifat agresif (Sudarmaji, 2006).

10Keracunan merkuri sering disebut dengan mercurialism yang banyak ditemukan pada negara maju. Deteksi merkuri dapat melalui urine, darah, kuku dan rambut. Kadar merkuri di udara daerah yang tidak tercemar sekitar 20-50 ng/m3. Jika kadar merkuri di udara sebesar 50 ng/m3, maka dalam waktu 3 hari banyaknya paru-paru menghisap merkuri sebesar 1 g/hari. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh merkuri tergantung banyaknya merkuri yang masuk ke dalam tubuh, dengan gejala yang paling ringan berupa parastesia yaitu hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar mulut serta dapat pula terjadi pengurangan penglihatan dan pendengaran sampai gejala yang paling berat berupa ataxia, dysarthria bahkan kematian. Paparan merkuri pada janin akan tampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebraly palsy maupun retardasi mental. Hal ini dapat terjadi karena jika ibu hamil mengkonsumsi daging binatang yang diberi pakan padi-padian yang disemprot fungisida mengandung metil merkuri atau yang tercemar merkuri melalui perairan dan lain-lain. Pada pemeriksaan laboratorium terlihat adanya denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan kerusakan membran sel pada kasus keracunan merkuri (Sudarmaji, 2006).Metil merkuri merupakan racun yang mampu mengganggu susunan saraf pusat maupun saraf perifer. Keracunan merkuri dapat pula berpengaruh terhadap fungsi ginja yaitu mengakibatkan proteinuria. Selain mempunyai efek pada susuna saraf, merkuri juga dapat menyebabkan kelainan psikiatri berupa insomnia, nervus, pusing, mudah lupa, tremor dan depresi. Pada dasarnya besar resiko akibat terpapar merkuri tergantung dari sumber merkuri di lingkungan, tingkat paparan, teknik pengambilan sampel, analisis sampel dan hubungan dosis dengan respon (Sudarmaji, 2006).E. Cara Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat MerkuriPencemaran air oleh merkuri tidak bisa diatasi hanya dengan cara penyaringan, koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini karena merkuri di air berbentuk ion. Cara terbaik untuk menghilangkan merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang mampu mengikat ion merkuri hingga menjadi jenuh, kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga merkuri bisa dinetralisir. Mencegah merkuri tidak masuk perairan. Pada penelitian dengan sampel kecil dilakukan pada pekerja tambang yang terekpos air raksa diberikan DMSA dan NAP. Obat ini bekerja dengan cara memperkecil partikel air raksa,sehingga pengeluaran ke ginjal bisa di tingkatkan. melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa harus dilakukan dengan benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan (Darmoni,2009).

11Pengendalian / penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH) (Fardiaz,1992).Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran (Hutabarat,1992).Menurut Achmad (2004), Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency (EPA) memuat beberapa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :1. Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.2. Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya dibatasi untuk daerah-daerah tertentu.3. Semua induatri yang menggunakan merkuri harus membuang limbah industri dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya hingga batas normal.

12Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan masalah pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran tetap terjadinya pada lumpur di dasar sungai atau danau dan menghasilkan CH3Hg+ yang dilepaskan ke badan air sekililingnya (Masriani,2003).BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan1. Merkuri merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum (air/cairan perak) dengannomor atom80 serta mempunyai massa molekul relatif 200,59 dan merupakan logam transisi yang paling beracun (toksik).2. Merkuri dapat mencemari lingkungan dengan adanya limbah dari industri yang mengandung merkuri dan dibuang ke lingkungan sekitar dmenga benda cair sehingga merkuri dengan mudah meresap ke dalam tanah. Kemudian berikatan dengan unsur-unsur yang ada didalam tanah serta berikatan baik dengan air. Sumber merkuri dapat berasal dari alam, industri maupun dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.3. Merkuri dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara melalui kulit, setelah diabsorbsi di jaringan akan teroksidasi menjadi merkuri divalent (Hg2+) yang dibantu oleh enzim katalase. Metil merkuri terakumulasi pada bahan makanan yang dikonsumsi, misal ikan. Merkuri juga dapat dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai kegiatan manusia terutama proses pembakaran, bahan bakar fosil, maupun dari fenomena alam yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi.4. Cara mendeteksi merkuri dengan kriteria yang dibuat Vroom dan Greer (1972) untuk memudahkan diagnosa klinis dari keracunan merkuri:a.Observasi kemunduran fungsi, yang berupa: kerusakan motorik, abnormalitas sensorik, keminduran psikologi dan perilaku, kemunduran nerologik dan kognitif, kelainan bicara, pendengaran, kemunduran penglihatan, kelainan kulit serta gangguan reflek.b. Waktu paparan oleh merkuri bersifat akut atau kronis.

135. Pencemaran oleh merkuri tidak bisa diatasi hanya dengan cara penyaringan, koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Cara terbaik untuk menghilangkan merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan merkuri, serta penggunaan Pestisida yang mengandung alkil merkuri dilarang.B. Saran1. Dalam memilih produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari hendaknya lebih teliti dan menjauhi penggunaan produk yang mengandung bahan kimia. Walau memberi efek positif, namun apabila digunakan dalam jangka panjang akan memberika efek negatif.2. Perlunya kerja sama antara pemerintah dengan masyarakat untuk sama-sama memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan lingkungan sekitar kita demi kelestarian lingkungan saat ini dan generasi yang akan datang.

14

DAFTAR PUSTAKAAchmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDIAlfian, Z. 2006(a). Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan. [Online].

Alfian, Zul. 2006(b). Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan. USU Repository.

Darmoni. 2009. Farmasi Forensik dan Toksikologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Konisius.

Hutabarat, S dan Steward M E. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI-Press.

Martono, H. 2005. Penanganan Kasus Keracunan Metil Merkuri di Minamata. Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Masriani dan Eny E. 2003. Usaha Pemanfaatan Kepah (Batissa Sp) Sebagai Bioindikator Tingkat Cemaran Logam Berat Pb dan Cd di Perairan Sungai Kapuas. Laporan Penelitian. Pontianak: FKIP UNTAN.

Soemirat, Juli, dkk. 2007. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sudarmaji, J.Mukono, dan Corie I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2 (2): 129 -142.

15