plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk file7. mas heru, mas parjiman, mas kayat, mas...
TRANSCRIPT
EFEK HEPATOPROTEKTIF KOMBINASI INFUSA DAUN TEH
(Camellia sinensis (L.)O.K.) DAN SARI BUAH APEL (Pyrus malus L.)
TERHADAP MENCIT JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Fransisca Yeni Subagyo
NIM : 03 8114 133
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Janganlah mencoba untuk menjadi orang sukses tetapi jadilah orang yang bernilai. (Albert
Einstein)
Lakukan sekarang apa yang menjadi
keinginanmu esok hari(Robert Kiyosaki)
Kupersembahkan buat : Bapak, Mba Santi, Ardi dan
keluarga besar serta semua orang yang ada dalam hidupku.
Terima kasih telah membuat hidupku begitu bermakna.
God Bless You All
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
anugerahNya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek
Hepatoprotektif Kombinasi Infusa Daun Teh (Camellia Sinensis (L.)O.K.) dan
Sari Buah Apel (Pyrus Malus L.) terhadap Mencit Jantan Terinduksi
Parasetamol”. Keberhasilan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak
yang sangat membantu penulis dalam menyusun skripsi. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rita Suhadi, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
2. Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku Kepala Jurusan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma atas segala arahan dan dukungannya selama ini.
3. Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu, tenaga, dan atas segala masukan serta sarannya dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas segala arahan, kritik,
saran, dan waktunya.
5. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes., selaku dosen penguji atas segala arahan,
kritik, saran, dan waktunya.
6. Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik atas
segala arahan, dukungan, saran, dan kritiknya.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Andri, dan segenap laboran
Fakultas Farmasi USD yang telah membantu jalannya penelitian hingga dapat
terselesaikan dengan baik.
8. Lidia Dwi Susanti, kakakku, atas doa, perhatian, kesabaran, dukungan, dan
pengertiannya selama penulis menjalani kehidupan kuliah dan melakukan
penelitian ini.
9. Ardi Susatya, terima kasih atas sayang, perhatian, kesabaran, doa, waktu,
tenaga, dukungan, dan kebersamaan selama kuliah dan penelitian.
10. Bapak, Mama, Mba Piah, Mba Tuti, saudara-saudaraku : Aristho, Aya, Ole,
Alvin, dan Alda di Kutoarjo terima kasih atas doa, perhatian, semangat, dan
dukungan selama ini.
11. Ratna dan Ken, Feli dan Danang, Eka dan Yoyon, Wenny dan Mas Tio, Otic,
Ayu, dan Mba Maria terima kasih atas perhatian, bantuan, dukungan,
kebersamaan, dan persahabatan yang indah selama ini.
12. Teman-teman seperjuangan selama penelitian di laboratorium : Nia, Agnes,
Indu, Punto, Fani, Essy, Olive, Evelyn, dan Mas Supri terima kasih atas saran,
kritik, dukungan, semangat, dan bantuan selama ini.
13. Fitri, Tyas, Nunuk, Ankga, Rini, dan Anny atas dukungan, persahabatan dan
kebersamaannya selama ini.
14. Erga, Erma, Ari, Surya, Ranti, Diah, Willy, Shindi, Yudha, Aan, dan semua
mahasiswa Farmasi Angkatan 2003 terima kasih atas dukungan, kebersamaan,
bantuan, dan perhatian, serta kenangan indahnya.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Tante Yani, Om Lauren, dan Edo di Malang tarima kasih atas bantuan dan
dukungan selama penulis berada di Malang.
16. Bu Ning, Pak Sunu, dan temen-temen P3W di Perpustakaan Paingan : Eko,
Tami, Diaz, Melan, Melati, Ari, dan semuanya terima kasih atas perhatian,
dukungan, dan kerjasamanya selama ini.
17. Mas Bona, Mas Onong, Mas Tian, Yudhi, Ledu, Ratna, Mas Aan, Laora,
Lucky, dan semua teman-teman di Victory Studio Disc terima kasih atas
kerjasama, kebersamaan, pengalaman hidup, dan hiburannya selama ini.
18. Teman-teman kos lama : Mba Tista, Mba Vivie dan Mas Indra, Chika, Mba
Ema, Acid, Mba Inke, Juleha, Aniez, Novi, Mba Ling, Mba Nia, dan Mba
Ning atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.
19. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.
Atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan selama ini, penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan hormat, serta mohon kritik dan saran yang
membangun demi kemajuan penulis.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Teh hijau banyak diminati masyarakat saat ini. Tanaman ini diketahui
mengandung polifenol sebagai antioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Minuman teh hijau terdiri dari berbagai rasa misalnya rasa buah apel. Apel mengandung polifenol yaitu flavonoid. Baik teh hijau dan buah apel memiliki sifat antioksidan karena kandungan polifenolnya sehingga kombinasi keduanya dapat dihubungkan dengan efek perlindungannya terhadap hati. Penelitian ini menggunakan infusa daun teh hijau yang dikombinasi dengan sari buah apel dan dipejankan pada mencit jantan terinduksi parasetamol. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel yang paling efektif dalam memberikan efek hepatoprotektif.
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah dengan subjek uji mencit jantan galur Swiss. Sebanyak 50 ekor subjek uji dibagi secara acak ke dalam 10 kelompok, yaitu : kelompok 1 sebagai kontrol positif, kelompok 2 sebagai kontrol negatif, kelompok 3 dipejani suspensi PVP, kelompok 4 sebagai kontrol infusa daun teh hijau, kelompok 5 sebagai kontrol sari buah apel, dan kelompok 6 – 10 diberi kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel satu kali sehari selama 6 hari dengan perbandingan volume 4:1; 3:1; 2:1; 1:1; dan 0,5:1 dan pada hari ke-7 dipejani parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB. Setelah 24 jam subjek uji diambil darahnya untuk diperiksa aktivitas ALT/GPT serumnya, hatinya ditimbang, dan dibuat preparat untuk diamati histopatologinya.
Data aktivitas ALT serum, berat hati, dan kerusakan hati dianalisis dengan uji Kolmogorov – Smirnov, Levene Test, dan dilanjutkan dengan uji Kruskal – Wallis dan uji Mann – Whitney dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel dengan perbandingan 2:1 paling efektif dengan persen efek hepatoprotektif 85,32 % dan berat hati relatif 1,2381 ± 0,0378 g.
Kata kunci : efek hepatoprotektif, teh hijau, apel
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Green tea is well known today. Green tea known contain of polyphenolics compound as antioxidant, its very useful. Green tea’s beverage has various flavors such as apple’s essence. Apple fruit contains polyphenolic compound is flavonoid. It is act as antioxidant too. So these combination can be related with hepatoprotective effect. This research used green tea’s infuse combined with apple’s essence on male mice induced by acetaminophen. The aim of the research is to know which one of the compare of the combination of green tea’s infuse and apple’s essence has the most effective hepatoprotective effect.
This research was a pure experimental study following the one way complete random design with Swiss’s mice as animal subject. A number of fifty male mice were divided into ten groups, each consisted of five : first group as positive control was given acetaminophen doses 0,2438 g/kg BW, second group as negative control was given aqua, third group was given PVP, fourth group was given green tea’s infuse, fifth group was given apple’s essence, and sixth to ten group represent the treatment group, successively given the combination on green tea’s infuse and apple’s essence with the comparison 4:1; 3:1; 2:1; 1:1; and 0,5:1 orally once a day during six days, on seventh, given acetaminophen doses 0,2438 g/kg BW. After 24 hours, blood of each mice in all group was sampled at the eyes sinus orbital and determined its ALT/GPT serum activity level, their liver were measured and made to histopathology then given the score of pursuant to its damage degree.
ALT/GPT serum activity level, liver weight, and histopathology data was analyzed with Kolmogorov – Smirnov test and Levene Test, then continued with Kruskal – Wallis and Mann – Whitney test with confidence level 95 %. Result of the research showed that combination of green tea’s infuse and apple’s essence in comparison 2:1 is the most effective with hepatoprotective effect’s percentages equal to 85,32 % and the relative weight of liver equal to 1,2381 ± 0,0378 g.
Keywords : hepatoprotective effect, green tea, apple
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ v
PRAKATA .................................................................................................. vi
INTISARI .................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................
B. Permasalahan......................................................................................
C. Keaslian Penelitian........................................................................
D. Manfaat Penelitian..............................................................................
1. Manfaat Teoritis.........................................................
2. Manfaat Praktis.......................................................................
E. Tujuan Penelitian................................................................................
1. Tujuan umum…………………………………….…….…
2. Tujuan khusus……………………………………...………
1
1
3
3
5
5
5
5
5
5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ..........................................................
A. Anatomi dan Fisiologi Hati..................................................
B. Patofisiologi Hati ......................................................................... .....
C. Tes Fungsi Hati .................................................................................
D. Agen Antihepatotoksin …………………………………………..
E. Parasetamol ……………………………………………………
6
6
8
11
14
15
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Tanaman Teh ………………………………………………………
1. Klasifikasi……………………………………………..…….
2. Morfologi……………………………….…………………..
3. Teh hijau .............……………………….………………….
4. Kandungan kimia…..……………………………………...
5. Khasiat dan kegunaan ...........................................................
G. Tanaman Apel...........…………………………….....………………
1. Klasifikasi……………………………….....………………..
2. Morfologi…………................................................................
3. Kandungan kimia. ….............................................................
4. Manfaat dan kegunaan............................................................
H. Flavonoid............................................................................................
I. Tanin ……………………………………………………................
J. Landasan Teori ………………………………………….……......
K. Hipotesis ………….……………………………………................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………….….……….
B. Definisi Operasional………………………………………………..
C. Variabel Penelitian…………………………………………...……
1. Variabel bebas………………………………………...…
2. Variabel tergantung…………………………………....…
3. Variabel pengacau terkendali………………………..….…
4. Variabel pengacau tak terkendali……………………...…
D. Subjek dan Bahan Penelitian……………………………..................
E. Alat Penelitian ……………………………………………...............
F. Tata Cara Penelitian…………………………………………..........
1. Determinasi tanaman…………………………………...…
2. Pembuatan infusa daun teh hijau……....................................
3. Pembuatan sari buah apel…………………………........….
4. Pembuatan kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah
apel ......................................................................................
19
19
19
20
20
22
22
22
23
23
23
24
27
30
31
32
32
32
33
33
33
33
33
33
35
35
35
35
35
36
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pembuatan suspensi PVP ...................................................
6. Pembuatan suspensi parasetamol 1% dalam PVP.......…...
7. Pembuatan serum ...................................................
8. Penetapan aktivitas ALT/GPT serum ......................
9. Pembuatan preparat histopatologi hati ...................
10. Pemeriksaan histopatologi hati ...........................
11. Uji pendahuluan .....................
7.1 Penentuan dosis hepatotoksik parasetamol ......
7.2 Penetapan waktu kehepatotoksikan parasetamol
7.3 Penetapan masa praperlakuan kombinasi infusa daun
teh hijau dan sari buah apel ......................................
12. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji …………..…….
G. Analisis Data……………................……………………………….
36
36
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................
A. Determinasi Tanaman......................................................................
1. Determinasi tanaman teh (Camellia sinensis (L.)O.K.) ....
2. Determinasi tanaman apel (Pyrus malus L.) ….............……
B. Uji Pendahuluan …………………………………........................…
1. Penentuan dosis hepatotoksik parasetamol………...…….
2. Penentuan waktu kehepatotoksikan parasetamol …......…
3. Penetapan masa praperlakuan kombinasi infusa daun teh
hijau dan sari buah apel ....................................................
C. Perlakuan ……………... ...................................................................
1. Kontrol negatif air suling ……. ...........................................
2. Kontrol positif parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB.............
3. Kontrol PVP …………………..............................................
4. Kontrol infusa daun teh hijau ……………….......................
5. Kontrol sari buah apel ….....................................................
6. Efek hepatoprotektif kombinasi infusa daun teh hijau dan
sari buah apel perbandingan 4:1, 3:1, 2:1, 1:1, 0,5:1 ......
41
41
42
42
43
43
47
48
53
53
54
55
57
58
59
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 69
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan.................................................................................
B. Saran...........................................................................................
69
69
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................
70
74
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................... 122
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Kandungan kimia pada teh hijau, teh hitam, dan teh
oolong dalam keadaan kering (mg/100 g) ........................
21
Tabel II. Aktivitas ALT serum dan histopatologi sel hati mencit
setelah pemberian parasetamol dosis 0,2250; 0,2313;
0,2375; 0,2438; 0,2500 g/kg BB dan kontrol (n=5) ...........
44
Tabel III Berat hati mencit setelah pemberian parasetamol dosis
0,2250; 0,2313; 0,2375; 0,2438; 0,2500 g/kg BB dan
kontrol (n=5).......................................................................
46
Tabel IV. Aktivitas ALT serum setelah pemberian parasetamol dosis
0,2438 g/kg BB pada selang waktu 24 dan 48 jam (n=5)...
48
Tabel V. Aktivitas ALT serum dan histopatologi hati mencit
kelompok masa praperlakuan 2, 4, 6, 8, dan 10 hari yang
dipejani parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB (n=5)...............
50
Tabel VI. Berat hati mencit kelompok masa praperlakuan 2, 4, 6, 8,
dan 10 hari yang dipejani parasetamol dosis 0,2438 g/kg
BB (n=5)............................................................................
51
Tabel VII. Rata-rata aktivitas ALT serum, tingkat kerusakan hati, dan
persen efek hepatoprotektif kelompok perlakuan (n=5)......
52
Tabel VIII. Rata-rata berat hati mencit relatif kelompok perlakuan
(n=5)...................................................................................
54
Tabel IX. Persen perbedaan rata-rata aktivitas ALT serum kelompok
6, 7, 8, 9, dan 10 dibandingkan kelompok 5 .....................
63
Tabel X. Hasil percobaan penentuan dosis hepatotoksik parasetamol 80
Tabel XI. Hasil percobaan penentuan waktu hepatotoksik
parasetamol ………………………………………………
85
Tabel XII. Hasil percobaan penentuan masa perlakuan kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel .............................
87
Tabel XIII. Hasil percobaan kelompok perlakuan …………………… 92
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur mikroskopik lobulus hati ....................................... 8
Gambar 2. Tipe nekrosis ...................................................................... 10
Gambar 3. Struktur parasetamol .......................................................... 16
Gambar 4. Jalur metabolisme parasetamol ............................................ 18
Gambar 5. Struktur umum flavonoid ..................................................... 25
Gambar 6. Struktur senyawa katekin, epikatekin, flavon, dan flavonol 26
Gambar 7. Struktur senyawa teaflavin pada teh .................................. 27
Gambar 8. Struktur tanin terkondensasi ............................................. 28
Gambar 9. Diagram batang aktivitas ALT serum setelah pemberian
parasetamol dosis 0,2250; 0,2313; 0,2375; 0,2438; 0,2500
g/kg BB dan kontrol (n=5) ...................................................
45
Gambar 10. Diagram batang aktivitas ALT serum kelompok masa
praperlakuan 2, 4, 6, 8, dan 10 hari yang dipejani
parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB (n=5).............................
51
Gambar 11. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian air suling
(perbesaran 40 x 10) ............................................................
53
Gambar 12. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian parasetamol
dosis 0,2438 g/kg BB (perbesaran 40 x 10) .........................
55
Gambar 13. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian PVP
(perbesaran 40 x 10) ............................................................
56
Gambar 14. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian infusa daun
teh hijau (perbesaran 40 x 10) ..............................................
57
Gambar 15. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian sari buah
apel (perbesaran 40 x 10) .....................................................
58
Gambar 16. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 4 : 1
(perbesaran 40 x 10) ............................................................
61
Gambar 17. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 3 : 1
(perbesaran 20 x 10) ............................................................
62
Gambar 18. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 2 : 1
(perbesaran 40 x 10) ............................................................
63
Gambar 19. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 1 : 1
(perbesaran 20 x 10) ............................................................
64
Gambar 20. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 0,5:1
(perbesaran 20 x 10) ............................................................
65
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman teh (Camellia
sinensis (L.)O.K.) ............................................................
74
Lampiran 2. Foto tanaman teh (Camellia sinensis (L.)O.K.)............... 75
Lampiran 3. Foto daun teh hijau kering dan infusa daun teh hijau ...... 76
Lampiran 4. Surat pengesahan determinasi tanaman apel (Pyrus
malus L.) ...........................................................................
77
Lampiran 5. Foto tanaman apel ............................................................ 78
Lampiran 6. Foto buah apel dan sari buah apel .................................... 79
Lampiran 7. Hasil percobaan penentuan dosis hepatotoksik
parasetamol ......................................................................
80
Lampiran 8. Analisis statistik aktivitas ALT serum : penentuan dosis
hepatotoksik parasetamol .................................................
81
Lampiran 9. Analisis statistik berat hati mencit : penentuan dosis
hepatotoksik parasetamol .................................................
83
Lampiran 10. Hasil percobaan penentuan waktu hepatotoksik
parasetamol ....................................................................
85
Lampiran 11. Analisis statistik aktivitas ALT serum : penentuan waktu
hepatotoksik parasetamol ...............................................
86
Lampiran 12. Hasil percobaan penentuan masa praperlakuan
kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel .........
87
Lampiran 13. Analisis statistik aktivitas ALT serum : penentuan masa
praperlakuan kombinasi infusa daun teh hijau dan sari
buah apel ........................................................................
88
Lampiran 14. Analisis statistik berat hati mencit : penentuan masa
praperlakuan kombinasi infusa daun teh hijau dan sari
buah apel .......................................................................
90
Lampiran 15. Hasil percobaan kelompok perlakuan ............................. 92
Lampiran 16. Analisis statistik aktivitas ALT serum kelompok
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
perlakuan ........................................................................ 93
Lampiran 17. Rangkuman uji Mann-Whitney aktivitas ALT serum
kelompok perlakuan ......................................................
113
Lampiran 18. Analisis statistik berat hati mencit kelompok perlakuan 114
Lampiran 19. Skoring histopatologi hati mencit kelompok perlakuan 119
Lampiran 20. Perhitungan angka perlindungan hasil skoring
histopatologi hati mencit kelompok perlakuan ...............
120
Lampiran 21. Rangkuman uji Mann-Whitney skoring histopatologi
hati mencit kelompok perlakuan .....................................
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teh merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat
bagi manusia. Manfaat teh di antaranya dapat mencegah kanker, meningkatkan
sistem imun, mengurangi obesitas, antiaterosklerosis (Anonim, 2003a),
antibakteri, antioksidan, antikaries, peluruh air seni, mencegah osteoporosis, dan
menjaga kesehatan jantung. Teh dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis berdasarkan
proses pengolahannya yaitu teh tanpa fermentasi (teh hijau), teh semifermentasi
(teh oolong), dan teh fermentasi (teh hitam) (Syah, 2006).
Teh hijau merupakan jenis teh yang sangat diminati oleh masyarakat di
Indonesia saat ini. Banyak produk yang mengandung teh hijau beredar di pasaran,
salah satu produk yang paling banyak dikonsumsi yaitu produk minuman, baik
dalam bentuk siap seduh maupun kemasan. Teh hijau mengandung senyawa
polifenol yang bersifat sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan senyawa
polifenol pada teh hijau sangat kuat mencapai 25 – 100 kali aktivitas antioksidan
vitamin C dan E (Anonim, 2003a).
Produk minuman kemasan teh hijau memiliki aneka rasa misalnya rasa
buah apel. Buah apel diketahui juga mengandung senyawa polifenol (Dalimartha,
2000). Penelitian ini menggunakan infusa daun teh hijau yang dikombinasi
dengan sari buah apel. Baik teh hijau dan apel memiliki sifat antioksidan karena
kandungan polifenolnya sehingga kombinasi keduanya dapat dihubungkan dengan
efek perlindungannya terhadap hati.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Senyawa polifenol yang banyak terkandung dalam teh hijau adalah katekin
dan tanin. Ada 4 (empat) jenis senyawa katekin pada teh hijau yaitu katekin,
epikatekin (EC), epigalokatekin (EGC), dan epigalokatekin galat (EGCG).
Epigalokatekin galat (EGCG) merupakan komponen yang paling kuat aktivitas
antioksidannya (Anonim, 2003a). Tanin merupakan polimer flavonoid, penyebab
rasa sepat pada teh. Tanin dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu tanin yang dapat
dihidrolisis (hydrolyzable tannin) dan tanin terkondensasi (nonhydrolyzable atau
condensed tannin). Tanin dapat mengendapkan protein dan menyebabkan protein
tersebut resisten pada enzim proteolitik. Jika diaplikasikan pada jaringan hidup,
tanin bersifat astringen sehingga menjadi dasar terapi dengan tanin, misalnya pada
saluran gastrointestinal dan abrasi kulit (Tyler, Brady, dan Robbers, 1988). Jadi,
tanin selain bersifat antioksidan juga bersifat astringen.
Penyakit hati dapat disebabkan oleh obat, bahan kimia, alkohol, toksin,
atau infeksi virus (Crowley, 2001). Salah satu pengobatan penyakit hati dapat
dilakukan dengan meningkatkan perlindungan hati (Donatus, 1992). Penelitian
yang pernah dilakukan untuk mengetahui efek hepatoprotektif teh dan apel antara
lain : penelitian Yuningsih (2003), pemberian infusa teh dosis 10 g/kg BB pada
tikus jantan terinduksi parasetamol memberikan efek hepatoprotektif sebesar
89,36 %, namun tidak dijelaskan jenis teh yang digunakan. Penelitian Setianto
(2004) menunjukkan persen efek hepatoprotektif sari buah apel dosis 33,33 ml/kg
BB sebesar 92,90 %, dosis sari apel hasil penelitian tersebut digunakan dalam
penelitian ini. Penelitian ini menggunakan parasetamol sebagai senyawa model
untuk menginduksi hepatotoksisitas eksperimental pada hewan seperti penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sebelumnya. Parasetamol merupakan obat antipiretika dan analgetika yang sering
digunakan dalam pengobatan.
Penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
karena menggunakan infusa daun teh hijau dan sari buah apel dengan berbagai
perbandingan. Tujuannya untuk mengetahui apakah kombinasi kedua bahan ini
memberikan efek hepatoprotektif, perbandingan yang paling efektif, dan
mengetahui pengaruh penambahan infusa daun teh hijau terhadap efek
hepatoprotektif sari buah apel pada mencit jantan terinduksi parasetamol.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut ini :
1. Apakah kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel memberikan
efek hepatoprotektif pada mencit jantan terinduksi parasetamol?
2. Berapa perbandingan kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel
yang memberikan efek hepatoprotektif paling efektif ?
3. Bagaimana efek pemberian infusa daun teh hijau terhadap efek
hepatoprotektif sari buah apel ?
C. Keaslian Penelitian
Hasil penelitian mengenai efek hepatoprotektif teh dan apel yang pernah
dilakukan antara lain sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Infusa teh dosis 10 g/kg BB yang dipejankan pada tikus jantan terinduksi
parasetamol memberikan efek hepatoprotektif sebesar 89,96 %
(Yuningsih, 2003) namun tidak dijelaskan jenis teh yang digunakan.
2. Sari buah apel dosis 33,33 ml/kg BB memberikan efek hepatoprotektif
sebesar 92,90 % pada mencit jantan terinduksi parasetamol (Setianto,
2004).
3. Jus buah apel dosis 25,0 g/kg BB memberikan efek hepatoprotektif sebesar
83,31 % pada mencit jantan terinduksi parasetamol (Ladoangin, 2004).
4. Kombinasi jus wortel dan buah apel perbandingan 1:2 memberikan efek
hepatoprotektif 70,12 % pada mencit jantan terinduksi parasetamol
(Widyaningrum, 2004).
5. Kombinasi sari wortel dan buah apel perbandingan 1:3 memberikan efek
hepatoprotektif 93,49 % pada mencit jantan terinduksi parasetamol (Ayu,
2004).
6. Level serum antioksidan serum non enzimatik di hati berkurang pada
intoksikasi etanol karena teh hijau melindungi membran fosfolipid akibat
meningkatnya peroksidasi (Skrzydlewska, Ostrowska, Stankiewicz, dan
Farbiszewski, 2002).
7. Penggunaan infusa daun teh hijau menurunkan produk peroksidasi lipid
(Skrzydlewska, Ostrowska, dan Michalak, 2002).
Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya serta tidak memuat bagian
karya orang lain selain yang disebut dalam kutipan dan daftar pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu
kefarmasian dan pengetahuan mengenai teh hijau dan buah apel di Indonesia.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi akurat pada
masyarakat mengenai kegunaan teh hijau dan buah apel dan dijadikan acuan
terapi alternatif pada pencegahan penyakit hati.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
1. Mengetahui efek hepatoprotektif kombinasi infusa daun teh hijau dan
sari buah apel pada mencit jantan terinduksi parasetamol.
2. Mengetahui perbandingan kombinasi infusa daun teh hijau dan sari
buah apel yang memberikan efek hepatoprotektif paling efektif.
3. Mengetahui pengaruh pemberian infusa daun teh hijau terhadap efek
hepatoprotektif sari buah apel.
2. Tujuan Khusus
Penulis memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam
penyusunan dan pelaksanaan karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 g
atau 2,5 % berat badan pada orang dewasa normal. Hati memiliki dua lobus
utama, kanan dan kiri. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis kecuali
daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Di
bawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang disebut kapsula
Glisson yang menutupi seluruh organ, kapsula ini pada hilus atau porta hepatis
pada permukaan inferior, melanjutkan ke dalam massa hati dan membentuk
rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteria hepatika, dan saluran empedu
(Price dan Wilson, 1995).
Hati memiliki dua lobus utama yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Setiap
lobus hati terdiri dari struktur-struktur yang disebut lobulus yaitu unit mikroskopis
dan fungsional organ. Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri
atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi
vena sentralis. Di antara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut
sinusoid. Sinusoid merupakan cabang vena porta dan arteria hepatika, bedanya
dengan kapiler lain sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer (Price dan
Wilson, 1995).
Selain cabang-cabang vena porta dan hepatika yang melingkari bagian
perifer lobulus hati terdapat pula saluran empedu. Saluran empedu interlobular
membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli,
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam sel
hati diekskresi ke dalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang
makin lama makin besar yang disebut duktus koledokus (Price dan Wilson, 1995).
Hati memiliki dua sumber suplai darah yaitu dari saluran cerna dan limpa
melalui vena porta dan dari aorta melalui arteria hepatika. Sekitar sepertiga darah
yang masuk berasal dari arteria hepatika dan dua pertiganya berasal dari vena
porta. Volume total darah yang melewati hati setiap menit adalah 1500 ml dan
dialirkan melalui vena hepatika kanan dan kiri dan bermuara pada vena kava
inferior (Price dan Wilson, 1995).
Vena porta bersifat unik karena terletak di antara dua daerah kapiler, yaitu
hati dan saluran cerna. Vena porta di hati bercabang-cabang menempel melingkari
lobulus hati dan saling berhubungan dengan vena interlobularis yang berjalan di
antara lobulus-lobulus hati. Vena-vena ini membentuk sinusoid yang berjalan di
antara lempengan hepatosit dan bermuara dalam vena sentralis. Vena sentralis
dari beberapa lobulus bersatu membentuk vena sublobularis yang kemudian
bersatu membentuk vena hepatika (Price dan Wilson, 1995).
Hati sangat penting dalam mempertahankan hidup dan berperan pada
setiap fungsi metabolik tubuh. Hati memiliki kapasitas cadangan yang besar,
hanya dengan 10 – 20 % jaringan yang berfungsi hati mampu mempertahankan
kehidupan. Hati mempunyai kemampuan regenerasi yang mengagumkan.
Pengangkatan sebagian hati, baik karena sel sudah mati atau sakit, akan diganti
dengan jaringan hati yang baru (Price dan Wilson, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 1. Struktur mikroskopik lobulus hati (Vandenberghe, 1996)
Hati merupakan organ yang kompleks dengan fungsi metabolik,
detoksikasi, sekresi, dan ekskresi (Vandenberghe, 1996), misalnya : metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak yang dicerna melalui sirkulasi portal, sintesis
berbagai substansi termasuk protein plasma dan protein yang penting dalam
pembekuan darah, penyimpanan vitamin B12 dan mineral lain, serta detoksikasi
dan sekresi berbagai substansi (Crowley, 2001). Fungsi detoksikasi sangat penting
dilakukan oleh enzim-enzim hati melalui oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau
konjugasi zat-zat yang berbahaya dan mengubahnya menjadi zat yang secara
fisiologis tidak berbahaya (Price dan Wilson, 1995).
Berdasarkan uraian di atas gangguan fungsi hati dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Patofisiologi Hati
Penyakit hati dapat disebabkan oleh agen hepatotoksik atau hepatotoksin.
Hepatotoksin menurut Zimmerman (1978) dapat dibagi menjadi hepatotoksin
intrinsik atau sejati atau teramalkan dan hepatotoksik tak teramalkan atau
idiosinkratik. Hepatotoksin intrinsik adalah hepatotoksin yang pada dasarnya : 1)
memiliki sifat toksik pada hati sehingga dapat menyebabkan penyakit hati pada
setiap individu yang terpapar, 2) derajat kerusakan hati yang disebabkan
tergantung pada dosis, 3) kerusakan hati yang muncul pada manusia sama dengan
kerusakan hati jika dipaparkan pada hewan percobaan, dan 4) interval antara
waktu pemejanan dan kerusakan hati yang timbul cenderung pendek atau
konsisten.
Hepatotoksin idiosinkratik adalah hepatotoksin yang : 1) tidak
menyebabkan lesi pada hewan percobaan, 2) kerusakan hati pada manusia tidak
tergantung dosis, 3) interval antara pemejanan dosis pertama dan kerusakan hati
yang timbul lebih bervariasi dan biasanya lebih panjang daripada hepatotoksin
intrinsik. Hepatotoksin ini terutama 4) menyebabkan kerusakan hati pada individu
yang hipersensitif atau individu yang memiliki ketidaknormalan metabolik
(Zimmerman, 1978).
Hepatotoksin intrinsik dibedakan menjadi 2 (dua) macam berdasarkan
mekanismenya, yaitu hepatotoksin langsung dan tidak langsung. Hepatotoksin
langsung adalah zat atau produk metabolismenya yang secara langsung merusak
membran plasma dan retikulum endoplasma, diikuti dengan kerusakan lisosom
dan mitokondria dan selanjutnya menyebabkan gangguan intraselular yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
mengganggu metabolisme sel, contohnya : CCl4, CHCl3, dan asam tanat.
Hepatotoksin tak langsung bekerja dengan mengganggu jalur metabolisme khas
atau proses yang penting dalam menjaga integritas sel hati (sitotoksik), misalnya :
parasetamol, tetrasiklin dan etanol atau mengganggu proses sekresi empedu
(kolestatik), misalnya rifamisin (Zimmerman, 1978).
Kerusakan sitotoksik dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu nekrosis
dan steatosis. Nekrosis disebabkan oleh kerusakan membran sel atau organel yang
menyebabkan sel kehilangan integritasnya. Nekrosis dibedakan berdasarkan
lokasinya yaitu nekrosis fokal (menyebar pada sel parenkim hati), nekrosis zonal
(pada zona sentrilobular, midzonal, atau periportal), dan nekrosis masif (pada
semua lobulus hati). Lokasi nekrosis zonal bergantung pada tempat sistem enzim
yang mengaktifkan molekul menjadi metabolit toksik dan lokasi sistem enzim
pendetoksikasi (Zimmerman, 1978).
Gambar 2. Tipe nekrosis (Zimmerman, 1978)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Steatosis disebabkan oleh akumulasi trigliserid atau fraksi lemak lain
dalam sel hati atau gangguan fungsi hati yang dapat meningkatkan kadar
trigliserid misalnya meningkatnya sintesis asam lemak, berkurangnya oksidasi
asam lemak, atau menurunnya produksi lipoprotein. Ada 2 (dua) tipe steatosis,
yaitu steatosis mikrovesikular, ditandai oleh penimbunan sedikit lemak pada sel
hati namun tidak sampai mendesak inti sel, dan steatosis makrovesikular, ditandai
oleh penimbunan lemak dalam jumlah besar pada sel hati, mengisi hampir seluruh
sel sehingga mendesak inti sel ke perifer (Zimmerman, 1978). Kerusakan
kolestatik berkaitan dengan sekresi empedu (Vandenberghe, 1996).
C. Tes Fungsi Hati
Tes fungsi hati dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : tes enzim
serum, tes sekresi empedu (bilirubin terkonjugasi dan tak terkonjugasi), tes
metabolisme protein (albumin dan globulin serum, masa protrombin, amonia
darah), tes metabolisme karbohidrat (amilase serum dan kemih), tes metabolisme
lemak (lipase dan kolesterol serum), dan tes imunologik (tes diagnosis untuk virus
hepatitis) (Price dan Wilson, 1995).
Pada hewan percobaan dapat dilakukan dengan membandingkan
parameter biokimia fungsional dan klinis dengan perubahan morfologi. Data
anatomi dan patologi termasuk berat badan dan pemeriksaan makroskopik dan
mikroskopik organ yang bersangkutan. Pada studi toksisitas, pemeriksaan
mikroskopik struktur hepatoselular sangat penting. Pada kasus induksi sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
enzim mikrosomal, berat hati, dan volume hepatoselular akan meningkat
(Vandenberghe, 1996).
Tes enzim serum yang sering digunakan pada tes fungsi hati, yaitu AP
(alkali fosfatase), γ-GT (gamma-glutamil transferase), AST (GOT) (aspartat
amino transferase/glutamic oxaloasetic transaminase), ALT (GPT) (alanin amino
transferase/glutamic pyruvate transaminase) (Vandenberghe, 1996), LDH (laktat
dehidrogenase) (Price dan Wilson, 1995), NTD (nukleotidase), dan CHE
(kolinesterase) (Sherwin dan Sobenes, 1996 cit., Widijanti, 2004).
Tes diagnostik yang biasa dilakukan untuk mengetahui gangguan fungsi
hati yaitu uji enzim AST (GOT) dan ALT (GPT) serum. Kedua enzim ini
merupakan enzim-enzim intraselular yang berada di jantung, hati, jaringan otot,
dan terlepas dari jaringan yang rusak (Price dan Wilson, 1995).
Aspartat aminotranferase/glutamat oksaloasetat transaminase (AST/GOT)
merupakan enzim pada mitokondria dan sitosol yang lebih banyak terdapat di
jantung dibanding hati, otot, otak, dan ginjal. Aspartat aminotranferase akan
meningkat jika terjadi nekrosis hepatoselular dan infark miokardial. Alanin
aminotransferase merupakan enzim sitosolik yang lebih spesifik untuk organ hati
pada peradangan akut dibandingkan AST (GOT). Peningkatan level transaminase
akibat nekrosis hepatoselular akan menyebabkan lepasnya enzim ke aliran darah
akibat perubahan permeabilitas membran. Nekrosis hepatoselular dapat
disebabkan oleh hepatotoksin, penyakit (infeksi dan diabetes melitus), tumor hati,
dan obat-obatan (Vandenberghe, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Wilkinson (1976) menguraikan bahwa AST (GOT) mengkatalisis reaksi
sebagai berikut :
ASTO
O
O
-O
oxaloacetate
NH2
O
HO
O
O-
L-glutamateNH2 O
OH
O
-O
L-aspartate
O
O-
O
-O
O
2-oxoglutarate ++
sedangkan ALT/GPT mengkatalisis reaksi :
ALTO
O-
O
-O
O
2-oxoglutarate
NH2
O
OH
L-alanine
NH2
O
HO
O
O-
L-glutamate
O
O
O-
pyruvate++
Pada penelitian ini digunakan tes enzim serum ALT/GPT dengan metode
spektrometri, prinsip reaksinya adalah :
ALTO
O-
O
-O
O
2-oxoglutarate
NH2
O
OH
L-alanine
NH2
O
HO
O
O-
L-glutamate
O
O
O-
pyruvate++ (1)
O
O
O -
N A D H HO H
O
O -
N A DL D Hp y r u v a t e D - la c ta t e+ + + (2)
Aktivitas ALT/GPT ditentukan dari laju oksidasi NADH menjadi NAD+
(Bergmeyer dan Bernt, 1974). Penelitian ini menggunakan pereaksi siap pakai,
ALAT (GPT) FS* Kit (DiaSys, Germany) dengan 2 (dua) reagen, yaitu R1 =
TRIS, L-alanin, LDH dan R2 = 2-oksoglutarat dan NADH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Nilai normal ALT (GPT) serum adalah 1 – 35 U/L dan AST (GOT) serum
5 – 40 U/L (Friedman, 2002). AST sangat sensitif untuk mendeteksi onset
hepatotoksisitas dan ketidaknormalan AST menunjukkan disfungsi hati.
Peningkatan AST terjadi 8 – 12 jam setelah pemejanan (Bizovi dan Smilkstein,
2002).
D. Agen Antihepatotoksin
Agen antihepatotoksin dapat memberikan perlindungan pada
hepatotoksisitas oleh berbagai sebab meliputi : (1) pencegahan aktivasi metabolik
dengan menghambat sistem enzim sitokrom P-450, (2) interaksi dengan ikatan
reseptor, (3) membantu mekanisme pertahanan sel dengan menyediakan
kosubstrat atau prekursornya, antioksidan, atau radical scavenger, dan (4)
stabilisasi membran selular dan subselular (Siegers, 1988).
Berbagai zat kimia dapat bersifat sebagai inhibitor reaksi oksidasi
mikrosomal, misalnya metirapon dan simetidin, dapat digunakan pada toksisitas
parasetamol. Glutation, kosubstrat pada reaksi GSH-peroksidase dan GSH-S-
transferase, menurun akibat toksisitas parasetamol dan bromobenzen,
mengindikasikan pentingnya GSH endogen pada detoksikasi intermediat reaktif.
Penelitian dengan pemberian intravena atau oral dosis tinggi GSH tereduksi pada
mencit mengurangi kematian dan kerusakan hati akibat parasetamol (Siegers,
1988).
Prekursor utama untuk sintesis GSH yaitu sistein. Pemberian sistein secara
oral tidak efektif untuk meningkatkan konsentrasi GSH karena cepat
termetabolisme dan bersifat toksik. N-asetilsistein aktif sebagai prekursor sistein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan sebagai substrat reaksi konjugasi langsung. Prekursor ini digunakan sebagai
antidot toksisitas parasetamol (Siegers, 1988).
Senyawa alam dan antioksidan sintetik mampu mempengaruhi proses
yang menyebabkan hepatotoksisitas, misalnya peroksidasi lipid. Antioksidan
lipofilik, α-tokoferol (vitamin E), dan hidrofilik, asam askorbat (vitamin C).
Antioksidan sintetik misalnya BHA dan BHT. Antioksidan dari tanaman yaitu
flavonoid, misalnya katekin dan silimarin yang dapat menekan respon
hepatotoksik parasetamol, CCl4, dan bromobenzen. Mekanisme hepatoproteksi
lain misalnya pengubahan ikatan reseptor dengan memodifikasi fluiditas membran
(flavonoid), penghambatan biosintesis protein, dan sitoproteksi oleh prostaglandin
(Siegers, 1988) atau memicu aktivitas enzim detoksikasi hati misalnya glutation
(Naim, 2003).
E. Parasetamol
Parasetamol merupakan derivat para amino fenol (Wilmana, 2002) yang
berbentuk serbuk hablur, putih, tidak berbau, berasa pahit (Anonim, 1995a), larut
dalam air panas dan alkohol. Parasetamol baik disimpan pada suhu 15 - 30ºC,
bekerja sebagai analgesik dan antipiretik, dengan menghambat sintesis dan
pelepasan prostaglandin, namun aktivitas antiinflamasinya lemah. Pada manusia
parasetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Adanya
makanan dapat menunda absorpsinya. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai
dalam waktu 10 – 60 menit dan masa paruh plasma antara 1,25 - 3 jam. Kira-kira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
25 % parasetamol dalam darah terikat pada protein plasma. (Anonim, 2005). Di
bawah adalah gambar struktur parasetamol :
O
NH
OH
Gambar 3. Struktur parasetamol (Anonim, 1995a)
Parasetamol tidak membahayakan pada dosis terapetik dan bersifat
hepatotoksik jika dikonsumsi melebihi dosis terapetik karena dapat menginduksi
kerusakan hati. Akibat dosis toksik yang paling serius ialah nekrosis hati.
Hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10-15 g parasetamol,
pada mencit normal pada dosis 300 mg/kg (Donatus, 1992). Parasetamol dapat
digunakan sebagai senyawa model untuk menginduksi hepatotoksisitas
eksperimental pada hewan selain CCl4, brombenzen, dan tioasetamid.
Pada kondisi normal, 80 – 85 % parasetamol dalam tubuh dikonjugasi oleh
asam glukuronat dan sulfat. Pada jumlah kecil parasetamol juga dimetabolisme
oleh sistem enzim mikrosomal sitokrom P-450 menjadi metabolit toksik yaitu
NAPQI (N-acetyl-p-benzoquinoneimine atau N-acetylimidoquinone). NAPQI
didetoksikasi oleh konjugasi dengan glutation dan dieksresikan di urin sebagai
asam merkapturat (Anonim, 2005).
Jika jumlah metabolit aktif yang terbentuk berlebihan sedangkan glutation
tidak mencukupi, misalnya pada kasus overdosis parasetamol, NAPQI akan
mengikat makromolekul hepatoselular (arilasi) dan menyebabkan nekrosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sentrilobular (Vandenberghe, 1996) atau sentrizonal (Zimmerman, 1978).
Metabolisme obat secara oksidatif terjadi pada zona III hepatik (sentrilobular) dan
pada zona inilah dijumpai kerusakan hati akibat toksisitas parasetamol (Bizovi
dan Smilkstein, 2002).
Oksidasi enzim akibat induksi NAPQI mengubah fungsi normal sel
melawan spesies oksigen reaktif endogen, menyebabkan oksidasi protein. Arilasi
protein sel merupakan penyebab toksisitas dengan adanya ikatan kovalen.
Dishomeostasis kalsium intraselular dan peroksidasi lipid juga menyebabkan
kematian sel (Bizovi dan Smilkstein, 2002).
Peningkatan level kalsium mengaktivasi fosfolipase A yang dapat merusak
membran fosfolipid menyebabkan membran kehilangan integritas yang
irreversibel (Siegers, 1988). Kematian sel juga dapat disebabkan karena
fragmentasi DNA dan kerusakan mitokondrial (Bizovi dan Smilkstein, 2002).
Nekrosis hati dapat diketahui dengan adanya peningkatan level enzim
serum, hiperbilirubinemia, dan level plasma faktor koagulasi yang tidak normal
(Zimmerman, 1978). Nilai ALT/GPT dan AST/GOT serum sangat tinggi dan
bervariasi mencapai 10000 U/L (Anonim, 2005).
Jalur metabolisme parasetamol dapat ditunjukkan pada gambar di bawah
ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
NHCOCH3
O-Glukuronida
NHCOCH3
OH
NHCOCH3
OSO3H
NCOCH3
OH
HO
NCOCH3
O
NCOCH3
O
Makromolekul Sel
NCOCH3
O
G-SH
G-SH Makromolekul Sel Nukleofilik
Zat Antara Toksik (NAPQI)
KonjugasiKonjugasi
Oksidasi oleh sit. P450
OH
OH
OH
HO
OO
OH
Glukuronida
Sulfatasi Glukuronidasi
Gambar 4. Jalur metabolisme parasetamol (Zimmerman, 1978)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
F. Tanaman Teh
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Guttiferales
Suku : Theaceae
Marga : Camellia
Jenis : Camellia sinensis (L.)O.K.
Morfologi
Pohon kecil karena sering dipangkas tampak seperti perdu. Bila tidak
dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5-10 m dan bentuk tajuk seperti
kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda
berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun
kaku seperti kulit tipis, bentuk elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi
bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6-18 cm, lebar 2-6 cm, warna
hijau, permukaan mengkilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga
bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3-4 cm, warna putih cerah
dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buah kotak, berdinding tebal, pecah
menurut ruang, masih muda hijau, setelah tua coklat kehitaman. Biji keras, 1-3.
Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk pembuatan teh. Perbanyakan dengan
biji, stek, sambungan atau cangkokan (Dalimartha, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Teh Hijau
Teh dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis berdasarkan pengolahan pasca
panennya yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Baik teh hijau, teh hitam,
maupun teh oolong berasal dari tanaman yang sama. Pengolahan yang berbeda
menyebabkan kandungan kimia dan karakteristik teh yang dihasilkan pun
berbeda.
Teh hijau dibuat dengan menginaktivasi enzim polifenol oksidase yang
terdapat pada daun teh segar. Metode ini dapat dilakukan melalui pemanasan
maupun penguapan. Hal ini menyebabkan kandungan senyawa polifenol yang
terdapat pada teh hijau lebih tinggi dibandingkan teh hitam dan teh oolong
terutama kandungan katekinnya. Teh hijau mengandung 16-30 % senyawa katekin
namun hal ini masih dipengaruhi oleh cuaca, varietas, jenis tanah, dan tingkat
kematangan daun (Syah, 2006). Oleh karena itu, teh hijau memiliki sifat
antioksidan yang lebih baik daripada teh hitam maupun teh oolong.
Perbedaan pengolahan ini juga mempengaruhi kandungan kimia masing-
masing teh. Teh hijau, teh hitam, dan teh oolong mengandung senyawa polifenol
yang khas, dimana senyawa ini terdapat pada salah satu teh namun tidak dijumpai
pada kedua jenis teh yang lain (Anonim, 2003a).
Kandungan kimia
Dalimartha (2000) menguraikan daun teh mengandung kafein, teobromin,
teofilin, tanin, xantin, adenin, minyak atsiri, naringenin, kuersetin, dan fluoride.
Setiap 100 g daun teh mempunyai kalori 17 kJ, mengandung 75-80 % air,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
polifenol 25 %, protein 20 %, karbohidrat 4 %, kafein 2,5 – 4,5 %, serat 27 %, dan
pektin 6 %.
Perbandingan kandungan kimia ketiga jenis teh menurut USDA Database
for the Flavonoid Content of Dried Teas (Anonim, 2003a) dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel I. Kandungan kimia pada teh hijau, teh hitam, dan teh oolong dalam keadaan kering (mg/100 g)
Kandungan Teh Hijau Teh Hitam Teh Oolong
(+)- Katekin sampai 100,00 35,00 – 480,00 5,00 – 70,00
(+)-Galokatekin - 56,00 – 278,00 -
(-)-Epikatekin 190,00 -2000,00 60,00 -1095,00 120,00 – 450,00
(-)-Epigalokatekin 100,00 – 5440,00 29,00 – 3817,50 180,00 – 1640,00
(-)-Epikatekin-3-
galat
500,00 – 4630,00 192,95 – 2377,50 170,00 – 1210,00
(-)-Epigalokatekin-
3-galat
1600,00 – 20320,0 142,50 – 5092,50 736,00 – 7110,00
Teaflavin 2,49 – 6,25 45,00 – 527,00 -
Teaflavin-3,3’-
digalat
sampai 2,39 7,50 – 260,00 -
Teaflavin-3’-galat sampai 0,99 15,00 – 413,00 -
Teaflavin-3-galat sampai 2,74 7,50 – 496,00 -
Tearubigin sampai 527,63 3914,32 – 10506,2 -
Apigenin sampai 0,50 - -
Luteolin sampai 0,50 - -
Kampferol 77,61 – 331,00 24,80 – 231,00 1,50
Mirisetin 52,00 – 159,00 21,00 – 74,35 0,32
Kuersetin 140,00 – 405,00 41,30 – 374,74 1,90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Khasiat dan kegunaan
Teh hijau berkhasiat sebagai antioksidan, antikanker, antibakteri,
antiaterosklerosis, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan kekebalan tubuh,
menurunkan kolesterol, mencegah osteoporosis dan karies pada gigi, melancarkan
keluarnya air seni, menurunkan berat badan (Syah, 2006), meningkatkan aktivitas
enzim antioksidan sehingga dapat melindungi hati (Naim, 2003).
Selain itu daun teh juga dapat mengatasi sakit kepala, diare, menyuburkan
dan menghitamkan rambut, dan mengatasi infeksi saluran cerna. Keracunan kafein
kronis terjadi bila minum 5 cangkir teh tiap hari yang setara dengan 600 mg
kafein, menunjukkan tanda dan gejala seperti gangguan pencernaan makanan
(dispepsia), rasa lemah, gelisah, tremor, sulit tidur, tidak nafsu makan, sakit
kepala, pusing (vertigo), bingung, berdebar, sesak napas, dan sukar BAB
(Dalimartha, 2000).
G. Tanaman Apel
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rosales
Suku : Rosaceae
Marga : Pyrus
Jenis : Pyrus malus L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Morfologi
Syamsuhidayat dan Hutapea (1991) menguraikan morfologi Pyrus malus
L. berupa tanaman perdu, tinggi 3-5 m, batang berkayu, bulat, bercabang, putih
kehijauan. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi,
berbulu, berseling, di ujung cabang, panjang 3-15 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan
menyirip, hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ujung cabang, kelopak hijau,
berbulu, berbagi lima, benang sari banyak, putih, kepala sari kuning kecoklatan,
putik satu, putih kekuningan, putih. Buah buni, bulat, ujung dan pangkal berlekuk,
hijau keunguan. Biji kecil, pipih, coklat kehitaman. Akar tunggang, putih
kecoklatan.
Kandungan Kimia
Buah dan daun apel mengandung saponin dan flavonoid (Syamsuhidayat
dan Hutapea, 1991). Menurut USDA Database for the Flavonoid Content of
Selected Food (Anonim, 2003a) apel segar (bersama kulitnya) mengandung
katekin, EC, EGC, EGCG, GC, apigenin, luteolin, kaemferol, mirisetin, dan
kuersetin. Buah apel juga mengandung pektin, berbagai garam mineral yang
penting bagi tubuh, seperti : kalsium, fosfor, besi, yodium, natrium, kalium,
magnesium, khlor, belerang, kuprum, mangan dan zinc, serta berbagai jenis
vitamin misalnya : vitamin C, vitamin B1, dan vitamin A (Said, 2002).
Manfaat dan Kegunaan
Buah apel dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah pada
penderita tekanan darah tinggi. Caranya dengan mengukus ± 50 g buah apel segar
sampai matang. Setelah dingin, apel dimakan sampai habis (Anonim, 2003b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Untuk menjaga kesehatan pencernaan, fungsi hati, dan ginjal setiap hari makan 2
buah apel bersama kulitnya. Untuk menurunkan demam, buat jus dari 1 buah apel
dan diminum sebelum berubah warna (Said, 2002).
Buah apel juga digunakan untuk mengurangi mual, gangguan pencernaan saat
hamil dan diare (Anonim, 2003b). Kandungan flavonoid pada buah apel
berkhasiat sebagai antioksidan alami (Anonim, 2003a). Hartono (2002)
menguraikan bahwa kandungan pektin dalam apel dapat mengobati penyakit maag
atau lambung. Fungsi lain adalah memperlambat resorpsi dan menyerap lemak
serat gula setelah konsumsi karbohidrat atau lemak sehingga menurunkan
kolesterol dan gula darah. Buah apel juga berkhasiat sebagai obat tidur bagi
penderita insomnia dan melancarkan air kencing karena kandungan kalium dan
magnesium.
H. Flavonoid
Senyawa fenol adalah senyawa yang memiliki cincin aromatik yang
mengandung gugus hidroksil. Senyawa ini mudah larut dalam air karena dapat
berikatan dengan gula sebagai glikosida, terdapat pada vakuola sel (Robinson,
1995).
Polifenol pada teh hijau merupakan komponen antioksidan poten yang
lebih kuat daripada vitamin C dan E. Polifenol utama pada teh hijau adalah
flavonoid. Flavonoid dapat dibedakan menjadi 5 sub kelas yaitu flavonol, flavon,
flavanon, flavan-3-ol, dan antosianidin. Flavonoid yang terdapat pada teh hijau
dan buah apel yaitu flavan-3-ol (katekin, EC, ECG, EGC, EGCG), flavon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(apigenin dan luteolin), dan flavonol (kaemferol, mirisetin, dan kuersetin)
(Anonim, 2003a).
Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6-C3-
C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena
tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga-karbon. Golongan terbesar
flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga-
karbon dengan salah satu dari cincin benzena. Struktur dan sistem penomorannya
adalah sebagai berikut :
O1
2
3
7
81'
2' 3'
4'
5'6'
C6C6
45
6C3
Gambar 5. Struktur umum flavonoid (Robinson, 1995)
Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, dapat menghambat
reaksi oksidasi baik enzimatis maupun non enzimatis. Senyawa ini bertindak
sebagai penampung radikal hidroksi dan superoksida sehingga dapat melindungi
lipid membran terhadap reaksi yang merusak. Aktivitas antioksidannya dapat
membantu mengobati gangguan fungsi hati (Robinson, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
HO
OH
O
OH
OH
OH
HO
OH
O
OR2
OH
OH
R1
O
OH
OH
OH
galat
Katekin R
(+)-Katekin
(+)-Galokatekin
H
OH
Epikatekin R1 R2
(-)-Epikatekin
(-)-Epigalokatekin
(-)-Epikatekin-3-galat
(-)-Epigalokatekin-3-
galat
H
OH
H
OH
H
H
Galat
Galat
OHO
OH O
R1
OH Flavon R1
Apigenin
Luteolin
H
OH
O
R1
OH
R2
HO
Flavonol R1 R2
Kuersetin
Kampferol
Mirisetin
OH
H
OH
H
H
OH
OH
OOH
Gambar 6. Struktur senyawa katekin, epikatekin, flavon, dan flavonol
(Anonim, 2003a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
O
R1
OOH
HO
OH
OH
OH
OR2
HO
OH
O
Teaflavin R1 R2
Teaflavin
Teaflavin-3-galat
Teaflavin-3’-galat
Teaflavin-3-3’galat
H
Galat
H
Galat
H
H
Galat
Galat
Gambar 7. Struktur senyawa teaflavin pada teh (Anonim, 2003a)
I. Tanin
Tanin merupakan polimer flavonoid, memberikan reaksi umum senyawa
fenol, tidak mengkristal, dan memiliki sifat-sifat khusus seperti presipitasi
alkaloid, gelatin, protein, dan polisakarida (Hagerman, 2002). Tanin tersebar luas
dalam tumbuhan berpembuluh baik pada daun, buah, kulit batang, maupun
batang. Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma.
Tanin digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu : tanin terkondensasi (condensed
tannin), terdapat pada gimnospermae dan angiospermae, serta tanin yang dapat
dihidrolisis (hydrolizable tannin), penyebarannya terbatas pada tumbuhan
berkeping dua (Harborne, 1987).
Tanin terkondensasi berasal dari kondensasi dua atau lebih flavan-3-ol,
seperti katekin, membentuk dimer. Polimerisasi lebih lanjut menghasilkan polimer
linier 4,8 yang tersusun dengan menyambungkan dimer 4,6 dan dimer bercabang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dari hubungan 4,6 dan 4,8. Tanin kondensasi juga dapat berasal dari flavan-3,4-
diol (leukoantosianidin) yaitu monomer antosianidin, namun tanin jenis ini tidak
dapat berinteraksi dengan protein membentuk kompleks yang dapat mengendap
(Hagerman, 2002). Bobot molekul pada rentang 3000 – 12000. Polimer tidak larut
dalam air atau etil asetat, tetapi dapat diekstraksi dengan aseton. Jika diberikan
agen hidrolitik, tanin ini akan berpolimerisasi, menjadi tidak larut, dan
menghasilkan produk berwarna merah yang disebut flobafen. Tanin kondensasi
menyebabkan rasa sepat pada makanan dan teh (Robinson, 1995).
Gambar 8. Struktur tanin terkondensasi (Hagerman, 2002)
Tanin yang dapat dihidrolisis merupakan derivat asam galat yang
teresterifikasi menjadi inti poliol dan gugus galoil, dan akan diesterifikasi lebih
lanjut menghasilkan tanin yang lebih kompleks. Tanin jenis ini terdiri atas dua
OHO
OH
OH
OH
O
OH
HO
OH
OH
OOH
OH
HO
OH
tanin terkondensasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kelas, yang paling sederhana adalah depsida galoil glukosa. Pada senyawa ini, inti
yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima gugus ester galoil atau lebih, misalnya
galotanin. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu
asam heksahidroksidifenat, yang berikatan dengan glukosa, misalnya elagitanin
(Hagerman, 2002).
Tanin dapat bersifat sebagai pengkhelat ion logam, agen presipitasi
protein, dan antioksidan (Hagerman, 2002). Tanin dapat mengendapkan protein
sehingga resisten terhadap enzim proteolitik. Jika diberikan pada jaringan hidup,
aksi ini disebut astringen dan membentuk dasar aplikasi terapetik tanin. Tanin
yang dimanfaatkan sebagai obat yaitu asam tanat dan turunannya, asam
asetiltanat, digunakan sebagai astringen pada saluran gastrointestinal dan abrasi
pada kulit.
Asam tanat dapat larut dalam air, alkohol, aseton dan tidak larut dalam
eter, kloroform dan benzen. Pada penanganan luka bakar, protein jaringan yang
terpapar diendapkan oleh tanin dan membentuk antiseptik ringan dengan
membentuk lapisan pelindung bagi regenerasi jaringan baru dibawahnya. Sifat
tanin ini dimanfaatkan di laboratorium sebagai reagen untuk deteksi gelatin,
protein, dan alkaloid. Pada penanganan keracunan alkaloid, larutan tanin sangat
efektif dalam menginaktivasi alkaloid dengan pembentukan tanat yang tak larut
(Siegers, 1988).
J. Landasan Teori
Penyakit hati dapat disebabkan oleh hepatotoksin, misalnya parasetamol.
Penggunaan obat ini dalam dosis besar dapat merusak hati. Parasetamol dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
digunakan sebagai senyawa model untuk menginduksi kerusakan hati. Metabolit
aktifnya yaitu NAPQI dapat mengarilkan makromolekul yang dapat mengganggu
integritas sel hati. Kerusakan hati yang terjadi adalah nekrosis sentrilobular. Salah
satu cara penapisan awal kerusakan sel hati akut dapat dilakukan dengan
pengukuran aktivitas ALT/GPT serum.
Teh hijau dan apel mengandung senyawa flavonoid yang bersifat
antioksidan dan mampu meningkatkan aktivitas enzim detoksikasi hati.
Kemampuan ini menjelaskan penggunaannya sebagai alternatif minuman
kesehatan dan terapi gangguan fungsi hati secara tradisional.
Penelitian Yuningsih (2003) menunjukkan pemberian infusa teh dosis 10
g/kg BB pada tikus jantan terinduksi parasetamol memberikan efek
hepatoprotektif sebesar 89,36 %, namun tidak dijelaskan jenis teh yang
digunakan. Jika diasumsikan kandungan tiap jenis teh adalah sama maka dari
penelitian ini dapat diketahui efek hepatoprotektif teh hijau dibandingkan hasil
penelitian tersebut. Apakah akan memberikan efek yang sama atau lebih baik
mengingat kandungan senyawa katekinnya jauh lebih tinggi daripada kedua jenis
teh lain.
Penelitian Setianto (2004) menunjukkan persen efek hepatoprotektif sari
buah apel dosis 33,33 ml/kg BB sebesar 92,90 %, dosis sari apel hasil penelitian
tersebut digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah dengan adanya
penambahan teh hijau akan mempengaruhi efek hepatoprotektif sari buah apel
terhadap mencit jantan terinduksi parasetamol. Hal ini dikarenakan selain
senyawa flavonoid teh hijau juga mengandung tanin yang mampu mengendapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
protein dan melapisi dinding mukosa usus sehingga dapat mempengaruhi absorpsi
senyawa flavonoid lain.
K. Hipotesis
Penambahan infusa daun teh hijau akan mengurangi efek hepatoprotektif
sari buah apel dan pada perbandingan volume tertentu akan memberikan efek
hepatoprotektif paling optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
B. Definisi Operasional
1. Infus daun teh hijau adalah hasil rebusan daun teh hijau dengan air dalam
panci yang dipanaskan selama 15 menit pada suhu 90°C, sambil sesekali
diaduk, kemudian diserkai dalam keadaan panas menggunakan kain flanel
putih.
2. Sari buah apel adalah hasil penyarian buah apel bersama kulitnya yang
diperoleh dengan menghancurkan buah apel menggunakan blender dan
disari menggunakan kain flanel putih.
3. Efek hepatoprotektif kombinasi infus daun teh hijau dan sari buah apel
adalah kemampuan kombinasi infus daun teh hijau dan sari buah apel
untuk melindungi sel hati dari kerusakan yang disebabkan oleh
parasetamol.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
C. Variabel Penelitian
1. Variabel utama
a. variabel bebas : perbandingan volume kombinasi infus daun teh
hijau dan sari buah apel dalam ml.
b. variabel tergantung : tingkat kerusakan sel hati mencit yang
terinduksi parasetamol, dilihat dari aktivitas ALT/GPT serum dan
histopatologi hati mencit.
2. Variabel pengacau terkendali
a. subjek uji : mencit, jantan, galur Swiss, umur 2,0 - 3,0 bulan, berat
badan 20-30 g.
b. bahan uji : buah apel yang diperoleh dari perkebunan apel Batu,
Malang, Jawa Timur dan daun teh hijau kering dari perkebunan teh
PT Pagilaran, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.
3. Variabel pengacau tak terkendali
keadaan patologis hewan uji
D. Subjek dan Bahan Penelitian
1. Subjek penelitian
Mencit, jantan, galur Swiss, berat badan 20 - 30 g, umur 2,0 – 3,0
bulan diperoleh dari Laboratorium Farmakologi – Toksikologi, Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Bahan penelitian
a. Bahan uji : buah apel yang sehat, tidak busuk, kulit berwarna hijau
kemerahan, keras, bebas dari kerut-kerut, dan bintik-bintik lembek,
diperoleh dari perkebunan apel Batu, Malang, Jawa Timur dan
daun teh hijau kering dari perkebunan teh PT Pagilaran,
Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.
b. Bahan hepatotoksin yang digunakan adalah parasetamol murni,
berwarna putih, tidak berbau, berasa pahit, diperoleh dari PT
Konimex, Solo.
c. Bahan pelarut parasetamol adalah serbuk PVP, berwarna putih,
terdispersi dalam air, diperoleh dari Laboratorium Farmakokinetika
– Biofarmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
d. Bahan pelarut adalah air suling yang diperoleh dari Laboratorium
Farmakologi – Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
e. Penetapan aktivitas ALT/GPT serum digunakan pereaksi siap pakai
ALAT (GPT) FS* Kit (DiaSys, Germany) diperoleh dari CV. Alfa
Kimia, Yogyakarta.
f. Pembuatan preparat histologi hati digunakan formalin 10 %, xilol,
alkohol, lilin cetak, zat warna hematoksilin, dan eosin (E. Merck,
Germany) yang dibuat di Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spuit injeksi oral,
alat-alat bedah, mikropipet, efendorf, Microlab (E. Merck, Germany), alat-alat
gelas (Pyrex), timbangan elektrik (Mattler Teledo, Switzerland),
Mikrosentrifugasi (Denver Instrument, USA), kamera digital, blender Phillip,
kain flanel putih, dan kompor listrik.
F. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman teh dan apel
Determinasi tanaman teh dan apel dilakukan untuk memastikan
kebenaran tanaman teh dan apel yang digunakan.
2. Pembuatan infus daun teh hijau
Infus teh dibuat dengan cara memanaskan serbuk daun teh hijau
sebanyak 10 g dalam 100 ml air selama 15 menit pada suhu 90°C
kemudian diserkai dalam keadaan panas menggunakan kain flanel putih.
3. Pembuatan sari buah apel
Sari buah apel diperoleh dengan menimbang 100 g buah apel,
setelah dicuci bersih dengan air mengalir, dan dipotong kecil-kecil
bersama kulitnya, kemudian dihancurkan menggunakan blender selama 5
menit. Biji buah apel tidak diikutsertakan. Buah apel yang sudah hancur
disari menggunakan kain flanel putih kemudian cairan yang diperoleh
ditampung dalam gelas beker.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Pembuatan kombinasi infus daun teh hijau dan sari buah apel
Kombinasi infus daun teh hijau dan sari buah apel dibuat dengan
perbandingan 4:1, 3:1, 2:1, 1:1, dan 0,5:1.
5. Pembuatan suspensi PVP
Suspensi PVP dibuat dengan cara menimbang seksama sejumlah g
PVP dan didispersikan dalam air panas sampai konsentrasi yang
diinginkan.
6. Pembuatan suspensi parasetamol dalam PVP
Suspensi parasetamol dalam PVP dibuat dengan cara melarutkan
sejumlah g parasetamol yang telah ditimbang seksama ke dalam suspensi
PVP sesuai konsentrasi yang diinginkan.
7. Pembuatan serum
Darah mencit ditampung dalam efendorf melalui dinding efendorf,
diamkan sampai menjendal selama 15 menit, kemudian sentrifugasi
dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit dan diambil supernatannya.
8. Penetapan aktivitas ALT/GPT serum
Alat yang digunakan untuk mengukur aktivitas ALT/GPT serum
adalah Microlab (E. Merck, Germany). Aktivitas ALT/GPT serum dibaca
menggunakan pereaksi siap pakai ALAT (GPT) FS* Kit (DiaSys,
Germany) pada panjang gelombang 340 nm, suhu 37°C, dan faktor koreksi
1745. Aktivitas GPT-ALT/GPT serum dinyatakan dalam U/L (Bergmayer
dan Bernt, 1971).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
9. Pembuatan preparat histolopatogi hati
Hati mencit yang diperoleh dipotong-potong dengan mikrotom
setebal 3 mm kemudian difiksasi. Preparat dimasukkan ke dalam larutan
etanol secara bertingkat berturut-turut : etanol 80 % selama 2 jam, etanol
95 % selama 2 jam, etanol 95 % selama 1 jam, masing-masing 1 kali
dilanjutkan etanol absolut selama 1 jam dilakukan dua kali. Preparat
kemudian dimasukkan ke dalam xilol selama 1 jam dilakukan 3 kali.
Preparat lalu dipindahkan ke dalam parafin cair selama 2 jam di dalam
blok preparat dan dicetak. Setelah dicetak preparat dipotong setebal 5
mikron.
Ambil preparat untuk diwarnai dengan prosedur pewarnaan Harris
Hematoksilin-eosin. Preparat dimasukkan berturut-turut ke dalam larutan
xilol selama 5 menit dilakukan 3 kali, laruran etanol absolut selama 5
menit 2 kali, aquades 1 menit, Harris Hematoksilin selama 20 menit,
aquades 1 menit, asam alkohol 2-3 celupan, aquades 1 menit dan 15 menit,
eosin 2 menit, etanol 96 % dan etanol absolut selama 3 menit masing-
masing 2 kali, dan xilol selma 5 menit dilakukan 2 kali. Preparat
dikeringkan pada suhu kamar kemudian ditutup dengan balsem Canada
serta objek gelas.
10. Pemeriksaan histopatologi sel hati
Preparat hati yang telah dibuat kemudian diperiksa histopatologi
dan fotomikroskopinya dengan menggunakan mikroskop. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pemeriksaan histopatologi dan fotomikroskopi merupakan hasil kualitatif
dan dinilai dengan skoring derajat kerusakan sel hati dengan kriteria :
0 = normal atau tidak terdapat kerusakan pada sel hati
1 = infiltrasi sel radang (+)
2 = infiltrasi sel radang (+) dan nekrosis (+)
3 = infiltrasi sel radang (++) dan nekrosis (++)
4 = infiltrasi sel radang (+++) dan nekrosis (+++)
5 = nekrosis (++++)
11. Uji pendahuluan
a. Penetapan dosis hepatotoksik parasetamol
Dosis hepatotoksik parasetamol ditetapkan berdasarkan
hasil penelitian Donatus (1992) mengenai kehepatotoksikan
parasetamol yaitu 0,300 g/kg BB namun pada rentang 0,200 –
0,250 g/kg BB sudah menunjukkan kehepatotoksikan. Dalam
penelitian ini digunakan 5 peringkat dosis yaitu 0,2250; 0,2314;
0,2375; 0,2438 dan 0,2500 g/kg BB. Orientasi dosis
kehepatotoksikan parasetamol dilakukan dengan membagi 25 ekor
mencit ke dalam 5 kelompok dan berturut-turut dipejani
parasetamol dosis 0,2250; 0,2314; 0,2375; 0,2438 dan 0,2500 g/kg
BB secara per oral. Dua puluh empat jam kemudian mencit-mencit
tersebut diambil darahnya melalui sinus orbitalis mata untuk dibuat
serum guna pengukuran aktivitas ALT/GPT. Mencit-mencit
tersebut kemudian dikorbankan dan diambil hatinya untuk dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
preparat histologi. Dosis hepatotoksik parasetamol yang nantinya
dipakai dalam penelitian adalah dosis dimana diperoleh aktivitas
ALT/GPT serum paling tinggi.
Sebagai pembanding untuk mengetahui adanya kenaikan
aktivitas ALT/GPT serum dilakukan pengukuran aktivitas enzim
pada 5 ekor mencit tanpa perlakuan apapun.
b. Penetapan waktu kehepatotoksikan parasetamol
Penetapan waktu kehepatotoksikan parasetamol dilakukan
dengan melihat kenaikan aktivitas ALT/GPT serum pada jam ke-
24 dan 48 setelah pemejanan parasetamol dosis hepatotoksik.
Waktu dimana terjadi kenaikan aktivitas ALT/GPT serum
maksimal digunakan sebagai waktu untuk pengambilan darah.
c. Penetapan masa praperlakuan kombinasi infus daun teh hijau dan
sari buah apel
Penetapan masa praperlakuan kombinasi infus daun teh
hijau dan sari buah apel dilakukan pada 25 ekor mencit yang dibagi
dalam 5 kelompok, masing-masing 5 ekor, kemudian dipejani
kombinasi infus teh hijau dan sari buah apel dengan perbandingan
tertinggi yaitu 4:1. Kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 dipejani kombinasi
tersebut selama berturut-turut 2, 4, 6, 8, dan 10 hari. Pada akhir
masa perlakuan mencit-mencit tersebut dipejani parasetamol dosis
hepatotoksik secara per oral. Dua puluh empat jam kemudian
mencit-mencit tersebut diambil darahnya melalui sinus orbitalis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mata dan diukur aktivitas ALT/GPT serumnya. Mencit-mencit
tersebut kemudian dikorbankan dan diambil hatinya untuk dibuat
preparat histologi.
12. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji
Sejumlah 50 ekor mencit dibagi secara acak ke dalam 10 kelompok
masing-masing 5 ekor. Kelompok 1 dipejani parasetamol dosis
hepatotoksik sebagai kontrol positif, kelompok 2 dipejani air suling
sebagai kontrol negatif, kelompok 3 dipejani suspensi PVP, kelompok 4
dipejani infus daun teh hijau, kelompok 5 dipejani sari buah apel,
kelompok 6, 7, 8, 9, dan 10 dipejani kombinasi infus daun teh hijau dan
sari buah apel secara berturut-turut dengan perbandingan 4:1, 3:1, 2:1, 1:1,
dan 0,5:1.
G. Analisis Data
Data aktivitas ALT/GPT serum diuji dengan uji Kolmogorov –
Smirnov untuk mengetahui distribusi data dan dilanjutkan dengan uji Levene
untuk mengetahui homogenitas variansinya. Jika didapat nilai p > 0,05
dilanjutkan dengan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95 % dan uji
LSD untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok. Jika nilai p <
0,05 maka analisis ANOVA satu arah tidak dapat dilakukan sehingga analisis
data aktivitas ALT/GPT serum dilakukan dengan uji Kruskal – Wallis dan
dilanjutkan dengan uji Mann – Whitney dengan taraf kepercayaan 95 % untuk
mengetahui perbedaan masing-masing kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek hepatoprotektif pemberian
kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel terhadap mencit jantan
terinduksi parasetamol. Metode yang digunakan adalah tes enzim serum,
pengukuran berat hati mencit, dan pengamatan mikroskopik histopatologi hati.
Tes enzim serum dilakukan dengan pengukuran aktivitas ALT/GPT serum
(U/L) secara spektrometrik, pengukuran berat hati mencit setelah perlakuan (g),
dan pengamatan secara mikroskopik dilakukan pada preparat hati. Efek
hepatoprotektif kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel dapat dilihat
dari penurunan aktivitas ALT/GPT serum kelompok kombinasi infusa daun teh
hijau dan sari buah apel jika dibandingkan dengan kontrol positif yaitu pemberian
parasetamol dosis hepatotoksik dan menurunnya tingkat kerusakan hati.
1. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui dan memastikan
kebenaran tanaman yang digunakan pada penelitian ini. Hal ini dilakukan
dengan mengamati ciri-ciri morfologis yang terdapat pada tanaman dan
disesuaikan dengan ciri-ciri yang terdapat pada buku acuan. Buku acuan yang
digunakan adalah Flora of Java oleh Backer dan van den Brink (1965).
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a. Determinasi tanaman teh (Camellia sinensis (L.)O.K.)
Hasil determinasi tanaman teh adalah sebagai berikut :
1b – 2b – 3b – 4b – 12b – 13b – 14b – 17b – 18b – 19b – 20b – 21b
– 22b – 23b – 24b – 25b – 26b – 27a – 28b – 29b – 30b – 31a –
403b – 404b – 405b – 414a – 415b – 451b – 466b – 467b – 467b –
468b – 469b – 470f – 617b – 618c – 619b – 620b – 621b – 622b –
623a – 624b - 625a. Familia 625.Theaceae – 1b – 2b.Genus 1.Camellia L.
– Camellia sinensis (L.)O.K.
Berdasarkan hasil determinasi di atas dapat disimpulkan bahwa
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar tanaman teh
(Camellia sinensis (L.)O.K.). Surat pengesahan determinasi dan foto
tanaman teh dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
b. Determinasi tanaman apel (Pyrus malus L.)
Hasil determinasi tanaman apel adalah sebagai berikut :
12b – 13b – 14b – 17b – 18b – 19b – 20b – 21b – 22b – 23b – 24b – 25a –
26b – 27a – 28b – 29b – 30b – 31a – 32a – 33a – 34a – 35a – 36d – 37b –
38b – 39b – 41b – 42b – 44b – 46e – 50b – 51b – 53b – 54b – 56b – 57b –
58b – 59d – 72b – 73b – 74a – 75b – 76b – 333b – 334b – 335b – 366a –
367b – 368b – 369b – 370b – 371b – 372a – 373b – 381b – 387b – 389b –
394b – 396b – 397b – 398b – 399a – 400a..............Familia 104. Rosaceae
– 1b – 2b – 3b – 13b – 15................3. Pyrus - 1b…Pyrus malus L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan hasil determinasi di atas dapat disimpulkan bahwa
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar tanaman apel
(Pyrus malus L.). Surat pengesahan determinasi dan foto tanaman apel
dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.
2. Uji Pendahuluan
a. Penentuan dosis hepatotoksik parasetamol
Menurut Zimmerman (1978), parasetamol dosis 300 mg/kg BB
sudah memberikan efek hepatotoksik pada mencit. Namun dosis
hepatotoksik parasetamol yang akan digunakan pada penelitian ini perlu
ditegaskan lagi, untuk itu ditetapkan lima peringkat dosis parasetamol
dengan dosis 0,2250 g/kg BB sebagai dosis terendah dan dosis 0,2500 g/kg
BB sebagai dosis tertinggi. Penentuan tiga dosis lain ditentukan dengan
menurunkan dosis sebesar 0,0125 g/kg BB dari dosis tertinggi, diperoleh
dosis 0,2375 g/kg BB. Kedua dosis berikutnya ditentukan dengan
menambah 0,00625 g/kg BB dari dosis 0,2250 dan 0,2375 g/kg BB
sehingga diperoleh dosis 0,2313 dan 0,2438 g/kg BB. Jadi, lima peringkat
dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,2250; 0,2313; 0,2375;
0,2438; dan 0,2500 g/kg BB.
Pengukuran ALT/GPT serum dilakukan 24 jam setelah mencit
dipejani parasetamol secara per oral pada kelima kelompok dosis di
atas. Kelima kelompok dosis pada uji pendahuluan ini tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menyebabkan kematian pada hewan uji sehingga pengukuran aktivitas
ALT/GPT serum dapat dilakukan. Hasil pengukuran aktivitas ALT/GPT
serum dan histopatologi hati mencit pada masing-masing kelompok dosis
dan kontrol negatif dapat dilihat pada tabel II sedangkan berat hati mencit
setelah perlakuan masing-masing peringkat dosis dan kontrol pada tabel
III.
Tabel II. Aktivitas ALT/GPT serum dan histopatologi hati mencit setelah pemberian parasetamol dosis 0,2250; 0,2313; 0,2375; 0,2438;
0,2500 g/kg BB dan kontrol (n=5)
Kelompok Dosis (g/kg BB)
Rata-rata nilai ALT/GPT serum ± SE
Histopatologi hati
1
0,2250
621 ± 43,139 infiltrasi sel radang nekrosis
2 0,2313 1060,6 ± 20,084 infiltrasi sel radang nekrosis
3 0,2375 1322,8 ± 43,536 infiltrasi sel radang nekrosis
4 0,2438 1814 ± 81,216 infiltrasi sel radang nekrosis
5 0,2500 1490,2 ± 48,894 infiltrasi sel radang nekrosis
6 Kontrol 138 ± 3,742 normal
Dosis hepatotoksik parasetamol ditentukan berdasarkan rata-rata
nilai aktivitas ALT/GPT serum ± SE yang paling tinggi. Gambaran rata-
rata aktivitas ALT/GPT serum pada pemberian parasetamol dosis 0,2250;
0,2313; 0,2375; 0,2438; 0,2500 g/kg BB dan kontrol dapat dilihat pada
diagram batang (gambar 9) yang menunjukkan aktivitas ALT/GPT serum
pada pemberian parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB paling tinggi
dibandingkan kelompok lain yaitu 1814 ± 81,216 U/L. Aktivitas
ALT/GPT serum pada kelompok dosis 0,2438 g/kg BB lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
besar dibanding aktivitas ALT/GPT serum kontrol dan dosis tertinggi
0,2500 g/kg BB yaitu sebesar 138 ± 3,742 dan 1490,2 ± 48,894 U/L.
1 2 3 4 5 6
Kelompok
0
500
1000
1500
2000
Rat
a-ra
ta A
LT/G
PT s
erum
(U/L
)
Grafik Batang Rata-rata Aktiv itas ALT/GPT serum (U/L)
Penentuan Dosis Hepatotoksik Parasetamol
132
621
1060,6
1322,8
1814
1490,2
Gambar 9. Diagram batang aktivitas ALT/GPT serum mencit setelah
pemberian parasetamol dosis 0,2250; 0,2313; 0,2375; 0,2438; 0,2500 g/kg BB dan kontrol (n=5)
Keterangan :
1 = Kelompok kontrol negatif 2 = Kelompok parasetamol dosis 0,2250 g/kg BB 3 = Kelompok parasetamol dosis 0,2313 g/kg BB 4 = Kelompok parasetamol dosis 0,2375 g/kg BB 5 = Kelompok parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB 6 = Kelompok parasetamol dosis 0,2500 g/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Uji Mann-Whitney (lampiran 8) menunjukkan rata-rata nilai
aktivitas ALT/GPT serum kelompok 2, 3, 4, 5, dan 6 dibandingkan dengan
kelompok 1 memiliki p < 0,05 artinya aktivitas ALT/GPT serum pada tiap
kelompok memiliki perbedaan yang bermakna. Uji Mann-Whitney antar
masing-masing kelompok memiliki p < 0,05 artinya aktivitas ALT/GPT
serum pada tiap kelompok memiliki perbedaan yang bermakna pula.
Histopatologi hati kelompok 4 dan 5 memiliki kerusakan infiltrasi
sel radang dan nekrosis kategori berat, kerusakannya paling tinggi
dibandingkan kelompok lain. Berdasarkan data aktivitas ALT/GPT serum
dan histopatologi kelompok 4 ditentukan sebagai dosis hepatotoksik
parasetamol dalam penelitian ini.
Tabel III. Berat hati mencit setelah pemberian parasetamol dosis 0,2250; 0,2313; 0,2375; 0,2438; 0,2500 g/kg BB dan kontrol (n=5)
Dosis (g/kg BB) Rata-rata berat hepar ± SE
(g) Persen perbedaan terhadap
kelompok kontrol (%) 0,2250 1,6691 ± 0,0298 (+) 26,15 (bb)
0,2313 1,6724 ± 0,0666 (+) 26,40 (bb) 0,2375 1,7739 ± 0,0525 (+) 34,07 (bb) 0,2438 1,7867 ± 0,0719 (+) 35,04 (bb) 0,2500 1,7462 ± 0,0294 (+) 31,98 (bb) Kontrol 1,3231 ± 0,0886 -
Ket : bb = berbeda bermakna
Pengukuran berat hati dilakukan untuk mengetahui perubahan
berat hati relatif setelah pemejanan parasetamol. Hasil pengukuran
berat hati mencit pada kelompok dosis 0,2250; 0,2313; 0,2375; 0,2438;
0,2500 g/kg BB dan kontrol negatif secara berturut-turut adalah 1,6691
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
± 0,0298; 1,6724 ± 0,0666; 1,7739 ± 0,0525; 1,7867 ±0,0719; 1,7462 ±
0,0294; dan 1,3231 ± 0,0886 g. Meskipun rata-rata berat hati kelompok
kontrol lebih rendah dibandingkan lima kelompok dosis dan rata-rata berat
hati kelompok dosis 0,2438 g/kg BB paling tinggi, hasil uji LSD
menunjukkan berat hati kelompok kontrol dibandingkan berat hati kelima
kelompok dosis menunjukkan p < 0,05 sedangkan antara masing-masing
peringkat dosis p > 0,05 (lampiran 9). Hal ini menunjukkan berat hati
kelompok kontrol dibandingkan berat hati kelima kelompok dosis
memiliki perbedaan yang nyata sedangkan berat hati masing-masing
kelompok dosis perbedaannya tidak nyata. Jadi, dapat disimpulkan berat
hati relatif mencit setelah dipejani parasetamol relatif meningkat.
b. Penentuan waktu kehepatotoksikan parasetamol
Penentuan waktu kehepatotoksikan parasetamol dilakukan untuk
mengetahui waktu dimana parasetamol memberikan efek hepatotoksik
maksimal yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas ALT/GPT serum
paling tinggi. Waktu (jam) yang diperoleh digunakan sebagai dasar waktu
pengambilan darah pada mencit.
Dosis parasetamol yang digunakan berdasarkan hasil penentuan
dosis hepatotoksik parasetamol sebelumnya yaitu 0,2438 g/kg BB. Selang
waktu yang digunakan adalah 24 dan 48 jam. Hasil pengukuran aktivitas
ALT/GPT serum setelah pemberian parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB
pada selang waktu 24 dan 48 jam dapat dilihat pada tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel IV. Aktivitas ALT/GPT serum setelah pemberian parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB pada selang waktu 24 dan 48 jam
Waktu (jam) Rata-rata nilai ALT/GPT serum ± SE
24 1672 ± 45,651 48 536 ± 44,788
Data di atas menunjukkan rata-rata aktivitas ALT/GPT serum pada
selang waktu 24 jam setelah pemberian parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB
lebih tinggi, yaitu 1672 ± 45,651 U/L, dibandingkan aktivitas ALT/GPT
serum pada selang waktu 48 jam, yaitu 536 ± 44,788 U/L. Analisis
statistik menggunakan uji t memberikan nilai signifikansi 0,712 ( p > 0,05
), artinya rata-rata aktivitas ALT/GPT serum pada selang waktu 24 dan 48
jam memiliki perbedaan yang tidak bermakna (lampiran 11) sehingga
selang waktu 24 jam setelah pemberian parasetamol dosis 0,2438 g/kg
ditetapkan sebagai waktu pengambilan darah.
c. Penentuan masa praperlakuan kombinasi infusa daun teh hijau dan
sari buah apel
Penentuan masa praperlakuan kombinasi infusa daun teh hijau
dan sari buah apel dilakukan untuk mengetahui lama perlakuan
pemberian kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel hingga
memberikan efek hepatoprotektif maksimal pada mencit setelah
dipejani parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB secara per oral. Pada
penelitian ini digunakan kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah
apel dengan perbandingan yang berbeda. Dosis sari buah apel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
digunakan adalah dosis sari buah apel hasil penelitian Setianto (2004)
yaitu 33,33 ml/kg BB. Berdasarkan hasil penelitian tersebut sari buah apel
dosis 33,33 ml/kg BB memberikan efek hepatoprotektif sebesar 92,90 %
sehingga diharapkan efek hepatoprotektif sari buah apel pada penelitian ini
juga besar.
Perbandingan yang dipakai pada penentuan masa praperlakuan
kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel adalah perbandingan
yang paling tinggi pada penelitian ini yaitu 4:1. Mencit pada masing-
masing kelompok dipejani kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah
apel perbandingan 4:1 secara berturut-turut selama 2, 4, 6, 8, dan 10 hari.
Pada akhir masa praperlakuan mencit dipejani parasetamol dosis 0,2438
g/kg BB dan 24 jam kemudian diambil darahnya untuk diukur aktivitas
ALT/GPT serumnya. Hari dimana aktivitas ALT/GPT serum relatif
konstan digunakan sebagai masa praperlakuan kombinasi infusa daun teh
hijau dan sari buah apel. Hasil pengukuran ALT/GPT serum dan
histopatologi hati pada masing-masing kelompok masa praperlakuan dapat
dilihat pada tabel V sedangkan berat hati mencit pada masing-masing
kelompok masa praperlakuan dapat dilihat pada tabel VI.
Hasil pengukuran aktivitas ALT/GPT serum menunjukkan pada
masa praperlakuan 6 dan 8 hari rata-rata aktivitas ALT/GPT serum
relatif konstan yaitu 462 ± 18,547 dan 460 ± 37,815. Jika dibandingkan
dengan rata-rata aktivitas ALT/GPT serum masa praperlakuan 10 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
yaitu 544 ± 26,758 U/L, uji LSD untuk ketiga kelompok ini memberikan p
> 0,05 artinya rata-rata aktivitas ALT/GPT serum ketiga kelompok ini
memiliki perbedaan yang tidak bermakna (lampiran 13). Histopatologi hati
pada kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan kerusakan hati yang relatif
sama yaitu infiltrasi sel radang dan nekrosis. Pada kelompok 3, 4, dan 5
dengan tingkat kerusakannya sedang.
Hasil pengukuran berat hati mencit pada kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5
berturut-turut adalah 2,0835 ± 0,0470; 1,4872 ± 0,0264; 1,3674 ± 0,0467;
1,3498 ± 0,0340; dan 1,6925 ± 0,0316 g. Hasil uji LSD berat hati mencit
menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna pada kelompok 3 dan 4,
artinya berat hati kelompok masa praperlakuan 6 dan 8 hari relatif sama.
Berdasarkan hasil tersebut maka masa praperlakuan yang digunakan pada
penelitian ini adalah 6 hari.
Tabel V. Aktivitas ALT/GPT serum dan histopatologi hati mencit kelompok masa praperlakuan 2, 4, 6, 8, dan 10 hari yang telah dipejani
parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB (n=5)
Kel. Masa Praperlakuan (hari)
Rata-rata nilai ALT/GPT serum ± SE
Kerusakan Hati
1 2 248 ± 11,576 infiltrasi sel radang
2 4 262 ± 17,720 infiltrasi sel radang
3 6 462 ± 18,547 infiltrasi sel radang nekrosis
4 8 460 ± 37,815 infiltrasi sel radang nekrosis
5 10 544 ± 26,758 infiltrasi sel radang nekrosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1 2 3 4 5
Kelompok
0
200
400
600
Rat
a-ra
ta A
LT/G
PT s
erum
(U/L
)
Grafik Batang Rata-rata Aktiv itas ALT/GPT serum (U/L)
Penentuan Dosis Hepatotoksik Parasetamol
248
262
462
460
544
Gambar 10. Diagram batang aktivitas ALT/GPT serum mencit setelah pemberian kombinasi infusa daun teh hijau (IDTH) dan sari buah apel
(SBA) perbandingan 4:1 dan pada akhir perlakuan dipejani parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB
Keterangan :
1 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 4:1 selama 2 hari 2 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 4:1 selama 4 hari 3 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 4:1 selama 6 hari 4 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 4:1 selama 8 hari 5 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 4:1 selama 10 hari
Tabel VI. Berat hati mencit setelah pemberian kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel satu kali sehari dengan perbandingan 4:1 (n=5)
Kelompok Masa Praperlakuan (hari) Rata-rata berat hepar ± SE
1 2 2,0835 ± 0,0470 2 4 1,4872 ± 0,0264 3 6 1,3674 ± 0,0467 4 8 1,3498 ± 0,0340 5 10 1,6925 ± 0,0316
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Perlakuan
d. Kontrol negatif air suling
Berdasarkan hasil penelitian aktivitas ALT/GPT serum yang
dihasilkan oleh kelompok kontrol negatif air suling sebesar 140,80 ± 4,116
U/L dan pengamatan mikroskopik hati tidak menunjukkan adanya
kerusakan atau normal (gambar 11).
Gambar 11. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian air suling (perbesaran 40 x 10). Ket. : A = vena sentralis,
B= hepatosit
Rata-rata ALT/GPT serum dan histopatologi hati kelompok kontrol
negatif air suling diasumsikan sebagai aktivitas ALT/GPT serum dan
histopatologi hati mencit pada keadaan normal serta digunakan sebagai
pembanding pada kelompok perlakuan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel VIII. Rata-rata berat hati mencit relatif setelah perlakuan Kel. Perlakuan Rata-rata berat hati ± SE (g)
1 Parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB 1,7751 ± 0,0213
2 Air suling 1,4290 ± 0,0353
3 PVP 10% 1,4687 ± 0,0304
4 IDTH 1,8798 ± 0,0691
5 SBA 2,0679 ± 0,0286
6 IDTH + SBA (4:1) 1x-6 + p-0,2438 1,4057 ± 0,0370
7 IDTH + SBA (3:1) 1x-6 + p-0,2438 1,4483 ± 0,0244
8 IDTH + SBA (2:1) 1x-6 + p-0,2438 1,2381 ± 0,0378
9 IDTH + SBA (1:1) 1x-6 + p-0,2438 1,3370 ± 0,0362
10 IDTH + SBA (0,5:1) 1x-6 + p-0,2438 1,5128 ± 0,0376
Keterangan : IDTH : infusa daun teh hijau SBA : sari buah apel 1x-6 : satu kali sehari selama 6 hari p-0,2438 : dipejani parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB
e. Kontrol positif parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB
Aktivitas ALT/GPT serum yang dihasilkan oleh kelompok kontrol
positif parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB sebesar 1676 ± 28,390 U/L.
Aktivitas ini sangat tinggi dibandingkan aktivitas ALT/GPT serum
kelompok kontrol negatif air suling. Peningkatan aktivitas ALT/GPT
serum pada kelompok kontrol positif parasetamol dibandingkan kelompok
kontrol negatif air suling sebesar 1090,34 % (tabel VII) dan hasil uji
Mann-Whitney (lampiran 17) memberikan nilai probabilitas 0,009 (p <
0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna.
Peningkatan aktivitas ALT/GPT serum yang tinggi pada kelompok
kontrol positif parasetamol menunjukkan adanya kerusakan pada hati.
Pengamatan mikroskopis hati menunjukkan adanya infiltrasi sel radang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dan nekrosis dengan kerusakan berat (gambar 12). Hasil analisis skoring
kerusakan hati kelompok kontrol positif parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB
dan kelompok lain dapat dilihat pada lampiran 19.
Gambar 12. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB (perbesaran 40 x 10).
Ket. : A = vena sentralis, C = nekrosis sentrilobular, D = infiltrasi sel radang
f. Kontrol PVP
Penggunaan PVP dipilih sebagai agen pensuspensi parasetamol
dalam penelitian ini karena merupakan salah satu bahan yang dapat
digunakan sebagai pensuspensi parasetamol selain CMC dan
kemudahannya dalam medispersikan parasetamol dibandingkan CMC.
Parasetamol membentuk kompleks dengan PVP sehingga meningkatkan
kelarutannya dalam air dan laju disolusinya (Connors, Amidon, dan Stella,
1986). Oleh karena itu, pengukuran aktivitas ALT/GPT serum dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
histopatologi hati perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh PVP
terhadap kerusakan organ hati.
Aktivitas ALT/GPT serum yang dihasilkan oleh kelompok kontrol
negatif PVP adalah 172 ± 5,831 U/L. Pengamatan mikroskopik hati mencit
menunjukkan adanya infiltrasi sel radang (gambar 13). Analisis statistik
dengan uji Mann-Whitney (lampiran 17) menunjukkan aktivitas ALT/GPT
serum kelompok kontrol PVP jika dibandingkan dengan kelompok kontrol
positif parasetamol dan kontrol negatif air suling memberikan nilai
signifikansi < 0,05 artinya ketiga kelompok ini memiliki perbedaan yang
nyata.
Gambar 13. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kontrol negatif PVP (perbesaran 40 x 10).
Ket. : A = vena sentralis, E = infiltrasi sel radang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
g. Kontrol infusa daun teh hijau
Aktivitas ALT/GPT serum yang dihasilkan oleh kelompok kontrol
infusa daun teh hijau tanpa induksi parasetamol adalah 438 ± 7,348 U/L.
Analisis statistik dengan uji Mann-Whitney menunjukkan aktivitas
ALT/GPT serum kelompok kontrol infusa daun teh hijau jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol positif parasetamol dan kontrol
negatif air suling memberikan nilai signifikansi 0,009 dan 0,008 artinya
ketiga kelompok ini memiliki perbedaan yang nyata. Persen perbedaan
terhadap kelompok 1 adalah (-) 73,87 artinya terjadi penurunan aktivitas
ALT/GPT sebesar 73,87 %. Hasil pengamatan mikroskopik hati
menunjukkan adanya nekrosis sentrilobular dan infiltrasi sel radang.
Gambar 14. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian infusa daun teh hijau (perbesaran 40 x 10).
Ket. : C = nekrosis sentrilobular, D = infiltrasi sel radang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
h. Kontrol sari buah apel
Aktivitas ALT/GPT serum yang dihasilkan oleh kelompok kontrol
sari buah apel tanpa induksi parasetamol adalah 328 ± 8,602 U/L.
Pengamatan mikroskopik hati mencit menunjukkan adanya nekrosis dan
infiltrasi sel radang yang dapat disebabkan karena kondisi patologi hewan
uji selama praperlakuan tidak dapat dikendalikan (gambar 15).
Analisis statistik dengan uji Mann-Whitney menunjukkan aktivitas
ALT/GPT serum kelompok kontrol sari buah apel jika dibandingkan
dengan kelompok kontrol positif parasetamol memberikan penurunan
sebesar 80,43 % sedangkan dan peningkatan 132,95 % terhadap kontrol
negatif, hal ini membuktikan sari buah apel memiliki efek perlindungan
terhadap hati.
Gambar 15. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian sari buah apel dosis 33,33 ml/kg BB (perbesaran 40 x 10). Ket. : A = vena
sentralis, C = nekrosis sentrilobular, D = infiltrasi sel radang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Setianto (2004) efek
hepatoprotektif kontrol sari buah apel pada penelitian ini lebih kecil 4,79
%. Perbedaan efek hepatoprotektif ini dapat disebabkan karena perbedaan
masa praperlakuan yang lebih lama 2 (dua) hari dibandingkan masa
praperlakuan pada penelitian ini sehingga nilainya kemungkinan masih
dapat meningkat.
i. Efek hepatoprotektif kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah
apel perbandingan 4:1, 3:1, 2:1, 1:1, 0,5:1
Uji efek hepatoprotektif kombinasi infusa daun teh hijau dan sari
buah apel dilakukan dengan memejani hewan uji dengan kombinasi infusa
daun teh hijau dan sari buah apel dengan perbandingan 4:1 (6), 3:1 (7),
2:1 (8), 1:1 (9), dan 0,5:1 (10) satu kali sehari selama 6 hari dan pada hari
ketujuh dipejani parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB. Dua puluh empat jam
kemudian diambil darahnya untuk diukur aktivitas ALT/GPT serum dan
diambil organ hatinya untuk diperiksa histopatologinya.
Selain dibandingkan dengan kelompok kontrol positif
parasetamol, perlu dibandingkan pula aktivitas ALT/GPT serum
antarkelompok perlakuan. Ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
antarkelompok dan menentukan kelompok perlakuan mana yang paling
baik dalam memberikan efek hepatoprotektif. Pengaruh infusa daun teh
hijau terhadap efek sari buah apel dilakukan dengan membandingkan rata-
rata aktivitas ALT serum kelompok 6, 7, 8, 9, dan 10 dengan kelompok 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Aktivitas ALT/GPT serum kelompok 6 memiliki nilai signifikansi
0,009 jika dibandingkan dengan kelompok 7, 8, dan 10 sedangkan jika
dibandingkan pada kelompok 9 memiliki nilai signifikansi 0,089. Ini
berarti aktivitas ALT/GPT serumnya kombinasi IDTH dan SBA dengan
perbandingan 4:1 dan 1:1 memiliki perbedaan yang tidak bermakna atau
relatif sama. Histopatologi hati kelompok 6 menunjukkan kerusakan
infiltrasi radang dan nekrosis sentrilobular kategori sedang.
Rata-rata aktivitas ALT/GPT serum kelompok kombinasi IDTH
dan SBA jauh lebih besar dibanding kelompok lain yaitu 554 ± 6,782 U/L.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan yaitu penghambatan
penyerapan senyawa flavonoid sari buah apel di usus karena tanin teh
melapisi mukosa usus atau karena kondisi patologis hewan uji yang tidak
dapat dikendalikan selama masa praperlakuan.
Persen efek hepatoprotektif kombinasi IDTH kombinasi 4:1
sebesar 66,95 % lebih kecil dibandingkan kelompok kombinasi yang lain
sehingga dapat disimpulkan efek hepatoprotektif kombinasi 4:1 tersebut
tidak optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 16. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 4:1 (perbesaran
40 x 10). Ket. : A = vena sentralis, C = nekrosis sentrilobular, D = infiltrasi sel radang
Rata-rata aktivitas ALT/GPT serum kelompok kombinasi IDTH
dan SBA 3:1 yaitu 378 ± 6,633 U/L, terjadi adanya penurunan aktivitas
ALT/GPT serum dibandingkan kelompok 6 dan peningkatan persen efek
hepatoprotektif yaitu 77,45 %. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan nilai
signifikansi kelompok 7 dibandingkan dengan kelompok 7, 9, dan 10
adalah 0,009 artinya kelompok kombinasi IDTH dan SBA 3:1 memiliki
perbedaan yang bermakna. Histopatologi hati kelompok 7 menunjukkan
kerusakan nekrosis sentrilobular dan infiltrasi radang kategori ringan
(gambar 17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 17. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 3:1 (perbesaran 20 x 10). Ket. : C = nekrosis sentrilobular,
D = infiltrasi sel radang
Rata-rata aktivitas ALT/GPT serum kelompok kombinasi IDTH
dan SBA 2:1 yaitu 246 ± 8,124 U/L. Ada peningkatan penurunan aktivitas
ALT/GPT serum dibandingkan kelompok 6 dan 7. Persen efek
hepatoprotektif juga meningkat yaitu 85,32 % paling tinggi dibandingkan
kelompok lain.
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan nilai signifikansi kelompok
8 dibandingkan dengan kelompok 6, 7, 9 dan 10 adalah < 0,05. Ini berarti
kelompok 7 memiliki perbedaan yang bermakna atau aktivitas ALT/GPT
serumnya benar-benar berbeda dibandingkan kelompok 6, 7, 9 dan 10.
Histopatologi hati kelompok 7 menunjukkan kerusakan infiltrasi radang
dan nekrosis sentrilobular kategori ringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 18. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 2:1 (perbesaran 40 x 10). Ket. : A = vena sentralis, C = nekrosis
sentrilobular, D = infiltrasi sel radang
Rata-rata aktivitas ALT/GPT serum kelompok kombinasi IDTH
dan SBA 1:1 yaitu 536 ± 7,483 U/L. Aktivitas ALT/GPT serum
mengalami peningkatan dengan nilai signifikansi 0,089 jika dibandingkan
pada kelompok 6 artinya perbedaan yang tidak bermakna atau relatif sama.
Persen efek hepatoprotektif berkurang menjadi 68,02 %. Histopatologi hati
kelompok 9 menunjukkan kerusakan infiltrasi radang dan nekrosis
kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 19. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 1:1 (perbesaran 20 x 10). Ket. : C = nekrosis, D = infiltrasi sel radang
Rata-rata aktivitas ALT/GPT serum kelompok kombinasi IDTH
dan SBA 0,5:1 yaitu 484 ± 9,274 U/L. Aktivitas ALT/GPT serum
mengalami peningkatan dengan nilai signifikansi < 0,05 jika dibandingkan
dengan kelompok 6, 7, 8, dan 9. Persen efek hepatoprotektif kelompok
kombinasi ini lebih baik dibandingkan kelompok 9 yaitu 71,12 %.
Histopatologi hati kelompok 10 menunjukkan kerusakan infiltrasi radang
dan nekrosis kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 20. Fotomikroskopi hati mencit setelah pemberian kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel perbandingan 0,5:1 (perbesaran 20 x 10). Ket. : A = vena sentralis, C = nekrosis
sentrilobular, D = infiltrasi sel radang
Tabel IX. Persen perbedaan rata-rata aktivitas ALT/GPT serum kelompok
6, 7, 8, 9, dan 10 dibandingkan kelompok 5
Aktivitas ALT/GPT serum Kel. Perlakuan Rata-rata ± SE (U/L) % perbedaan terhadap
kel. 5 5 SBA 33,33 ml/kg BB 328 ± 8,602 - 6 IDTH + SBA (4:1)
1x-6 + p-0,2438 554 ± 6,782 (+) 68,90 (bb)
7 IDTH + SBA (3:1) 1x-6 + p-0,2438
378 ± 6,633 (+) 15,24 (tb)
8 IDTH + SBA (2:1) 1x-6 + p-0,2438
246 ± 8,124 (-) 25,00 (bb)
9 IDTH + SBA (1:1) 1x-6 + p-0,2438
536 ± 7,483 (+) 63,42 (bb)
10 IDTH + SBA (0,5:1) 1x-6 + p-0,2438
484 ± 9,274 (+) 47,56 (bb)
Keterangan : IDTH : infusa daun teh hijau SBA : sari buah apel 1x-6 : satu kali sehari selama 6 hari p-0,2438 : dipejani parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Perbedaan persen aktivitas ALT/GPT serum kelompok 6, 7, 8, 9,
dan 10 terhadap kelompok 5 (kontrol sari buah apel) berturut-turut adalah
(+) 68,90 (bb), (+) 15,24 (tb), (-) 25,00 (bb), (+) 63,42 (bb), (+) 47,56 (bb).
Penurunan aktivitas ALT/GPT serum paling tinggi dan signifikan terlihat
pada kelompok 8 (kombinasi IDTH dan SBA perbandingan 2:1) dan tidak
relatif sama pada kelompok 7 (kombinasi IDTH dan SBA perbandingan
3:1). Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi IDTH dan SBA yang
memberikan efek hepatoprotektif paling optimal adalah 2:1 sebesar 85,32
% dan efek yang ditunjukkan pada perbandingan 3:1 relatif sama dengan
efek hepatoprotektif sari buah apel tanpa penambahan infusa daun teh
hijau.
Kombinasi IDTH dan SBA 4:1, 3:1, 1:1, dan 0,5:1 menunjukkan
bahwa semakin tinggi volume infusa daun teh hijau tidak selalu
memberikan efek hepatoprotektif yang semakin baik dan efek
hepatoprotektif sari buah apel dapat meningkat dengan adanya pemberian
infusa daun teh hijau dengan perbandingan yang tepat. Jadi, penambahan
infusa daun teh hijau dalam sari buah apel memerlukan perbandingan
tertentu agar dapat memberikan efek hepatoprotektif yang optimal.
Hasil skoring histopatologi hati kelompok perlakuan kombinasi
infusa daun teh hijau dan sari buah apel (lampiran 19) menunjukkan rata-
rata skor kelompok 6, 7, 8, 9 dan 10 secara berturut-turut adalah 2,4; 3,0;
1,8; 2,6; dan 2,4. Analisis statistik hasil skoring histopatologi hati dengan
uji Mann-Whitney menunjukkan nilai signifikansi > 0,05 artinya meskipun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kelompok 8 memiliki tingkat kerusakan hati paling kecil dan persen angka
perlindungan paling tinggi, perbedaannya tidak bermakna atau relatif
sama. Hasil perhitungan persen efek hepatoprotektif kelompok 6, 7, 8, 9
dan 10 secara berturut-turut adalah 66,95; 77,45; 85,32; 68,02; dan 71,12
% (lampiran 20).
Pengukuran berat hati mencit relatif ± SE setelah perlakuan
kelompok 6, 7, 8, 9 dan 10 berturut-turut adalah 1,4057 ± 0,0370; 1,4483
± 0,0244; 1,2381 ± 0,0378; 1,3370 ± 0,0362; dan 1,5128 ± 0,0376 g. Berat
hati kelompok kontrol negatif air suling diasumsikan sebagai berat hati
normal. Berdasarkan hasil tersebut urutan berat hati kelompok perlakuan
kombinasi infusa daun teh dan sari buah apel mulai dari yang paling besar
adalah kelompok 10 > 7 > 6 > 9 > 8. Uji LSD perbandingan antara
kelompok 1 dengan kelompok 6, 7, 9, dan 10 menghasilkan nilai p > 0,05
artinya berat hati mencit relatif sama sedangkan pada kelompok 8 nilai p <
0,05 artinya berat hati mencit kelompok 8 berbeda secara nyata
dibandingkan kelompok 1 yaitu terjadi penurunan berat hati relatif
(lampiran 18).
Uji LSD perbandingan antara kelompok kontrol positif
parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB dengan kelompok 6, 7, 8, 9 dan 10
menghasilkan nilai p < 0,05 artinya berat hati mencit 6, 7, 8, 9 dan 10
berbeda secara nyata dibandingkan kelompok 1 yaitu terjadi penurunan
berat hati relatif. Penurunan berat hati paling besar terdapat pada
kelompok 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa kelompok 8
(kelompok perlakuan kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel
perbandingan 2:1) memiliki rata-rata aktivitas ALT/GPT serum (246 ±
8,124 U/L), tingkat kerusakan hati paling kecil (1,8), dan efek
hepatoprotektif (85,32 %) paling tinggi dibandingkan kelompok perlakuan
kombinasi infusa daun teh dan sari buah apel lain. Hasil pengukuran berat
hati relatif (1,2381 ± 0,0378 g) juga menunjukkan penurunan yang
signifikan terhadap kelompok kontrol positif parasetamol dosis 0,2438
g/kg BB dibanding kelompok perlakuan kombinasi infusa daun teh dan
sari buah apel lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian dan analisis hasil yang telah dilakukan
diperoleh kesimpulan :
1. kombinasi infusa daun teh hijau dan sari buah apel terbukti
memberikan efek hepatoprotektif, persen efek hepatoprotektif pada
perbandingan 4:1, 3:1, 2:1, 1:1, dan 0,5:1 secara berturut-turut adalah
66,95; 77,45; 85,32; 68,02; dan 71,12 %.
2. penambahan infusa daun teh hijau dalam sari buah apel memerlukan
perbandingan yang tepat agar memberikan efek hepatoprotektif yang
optimal.
3. semakin tinggi volume infusa daun teh hijau yang ditambahkan pada
sari buah apel tidak selalu memberikan efek hepatoprotektif yang
semakin besar pula.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang :
1. efek hepatoprotektif kombinasi infus daun teh hijau dan sari buah
apel dengan perbandingan 3,5 : 1, 2,5 : 1, dan 1,5 : 1.
2. perbandingan efek hepatoprotektif pada penambahan jenis teh yang
lain, misalnya teh hitam.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995a, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 9
Anonim, 1995b, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, xii – xvii Anonim, 2003a, USDA Database for the Flavonoid Content of Selected Foods,
http://www.nal.usda.gov/fnic/foodcomp.pdf . Diakses pada 29 Juli 2006 Anonim, 2003b, Pyrus malus L., http://www.iptek.net.id. Diakses pada 20
Agustus 2006 Anonim, 2005, AHSF Drug Information 2005, American Society of Health
System Pharmacists Inc., New York, 2099 – 2101 Ayu, A.K., 2004, Efek Hepatoprotektif Kombinasi Sari Wortel (Daucus carota
L.) dan Apel Hijau (Pyrus malus L.) pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Backer, C.A., dan van den Brink, R.C.B., 1965, Flora of Java (Spermatophytes
Only), Volume I, N.V.P. Noordhoof, Netherlands, 3-9, 25, 26-30, 32-34, 47, 318-320, 509-512
Bergmeyer, H.U., dan Bernt, E., 1974, Glutamate – Pyruvate Transaminase : UV
Assay, Manual Method, in Bergmeyer, H.U., Methods of Enzymatic Analysis, Volume 2, Academic Press Inc., New York, 752 - 757
Bizovi, K.E., dan Smilkstein, M.J., 2002, Analgesic and Nonprescription
Medications : Acetaminophen, in Goldfrank, L.R., Flomenbaum, N.E., Lewin, N.A., Howland, M.A., Hoffman, R.S., dan Nelson, L.S., Goldfrank’s Toxicologis Emergencies, 7th ed., McGraw-Hill Inc., New York, 480 – 483
Connors K.A., Amidon, G.L., and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of
Pharmaceutical : A Handbook for Pharmacists, 2nd ed., John Wiley & Sons Inc., New York, 163-167
Crowley, L.V., 2001, An Introduction to Human Disease : Pathology and
Pathophysiology Correlations, 5th ed., Jones and Bartlett, Canada, 547
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dalimartha, S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Trubus Agriwidya, Jakarta, 150-153
Donatus, I.A., 1992, Toksikologi Dasar, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Farber, E., 1988, Response Pattern of the Liver to Injury, in Testa, B., and
Perrissoud, D., Liver Drugs : From Experimental Pharmacology to Therapeutic Application, CRC Press Inc., New York, 5 – 8
Friedman, L.S., 2002, Liver, Biliary Tract, and Pancreas, in Tierney, L.M.,
McPhee, S.J., and Papadakis, M.A., Current Medical Diagnosis & Treatment 2002, 41st ed., McGraw-Hill Inc., New York, 675 – 684, 690-691
Hagerman, A., 2002, Condensed Tannin Structural Chemistry,
http://www.muohio.edu. Diakses pada 20 Agustus 2006 Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, terbitan ke-2, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 102-109
Hartono, 2002, Kandungan dan Khasiat Apel dalam Intisari : Tanaman
Berkhasiat, Intisari, Jakarta, 132 – 133 Hartoyo, A., 2003, Teh dan Khasiatnya bagi Kesehatan, Penerbit Kasisius,
Yogyakarta, 16 Ladoangin, A.A., 2004, Efek Hepatoprotektif Jus Buah Apel Hijau (Pyrus malus
L.) pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Naim, R., 2003, Manfaat Teh Hijau bagi Kesehatan, Medika, Tahun XXIX, No. 4,
April 2003, 243 – 244 Price, S.A., dan Wilson, L.M., 1995, Pathophysiology : Clinical Concepts of
Disease Processes, diterjemahkan oleh Peter Anugrah, edisi IV, CV EGC, Jakarta, 426 - 457
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi keenam,
Institut Teknologi Bandung, Bandung, 191-216 Said, S., 2002, Apel sebagai Obat Pelangsing dalam Intisari: Tanaman Berkhasiat,
Intisari, Jakarta, 131 – 135 Setianto, Y.A., 2004, Efek Hepatoprotektif Sari Buah Apel Hijau (Pyrus malus
L.) pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Siegers, CP., 1988, Modifier of Metabolic Toxication and Detoxification, in Testa, B., and Perrisoud, D.,Liver Drugs : From Experimental Pharmacology to Therapeutic Application, CRC Press Inc., USA
Skrzydlewska, E., Ostrowska, J., Stankiewicz, A., and Farbiszewski, R., 2002,
Green Tea as a Potent Antioxidant in Alcohol Intoxication, in Green Tea Journal, http://www.supplementwatch.com.pdf. Diakses pada 20 Agustus 2006
Skrzydlewska, E., Ostrowska, J., Farbiszewski, R., and Michalak, K., 2002,
Protective Effect of Green Tea Against Lipid Peroxidation in the Rat Liver, Blood Serum, and the Brain, in Green Tea Journal, http://www.supplementwatch.com.pdf. Diakses pada 20 Agustus 2006
Syah, A.N.A., 2006, Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau, AgroMedia Pustaka,
Jakarta, 59-60 Syamsuhidayat, S.S., dan Hutapea, S.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat
Indonesia, Jilid I, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 106, 494
Tyler, V.E., Brady, L.R., dan Robbers, J.E., 1988, Pharmacognosy, 9th ed., Lea &
Febriger Inc., Philadelphia, 77 – 81 Vandenberghe, J., 1996, Hepatotoxicology : Structure, Function, and
Toxicological Pathology, in de Vries, J., Niesink, R.J.M., Hollinger, M.A., (Eds), in Toxicology Principle and Application, CRC Press Inc., New York, 669-698
Vandenberghe, J., 1996, Hepatotoxicology : Mechanism of Liver Toxicity and
Methodological Aspect, in de Vries, J., Niesink, R.J.M., Hollinger, M.A., (Eds), in Toxicology Principle and Application, CRC Press Inc., New York, 703-723
Widijanti, A., 2004, Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati dan Empedu,
Medika, Tahun XXX, No. 9, September 2004, 601 – 603 Widyaningrum, Y., 2004, Efek Hepatoprotektif Kombinasi Jus Wortel (Daucus
carota L.) dan Apel Hijau (Pyrus malus L.) pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Wilkinson, J.H., 1976, The Principle and Practise of Diagnostic Enzymology,
Edward Arnold (Publishers) Ltd., London, 87, 88, 92 – 95, 231 – 235, 314
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Wilmana, P.F., 2002, Analgesik – Antipiretik : Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam Ganiswarna, S.G., Farmakologi dan Terapi, edisi IV, Universitas Indonesia, Jakarta, 214 - 215
Yuningsih, Y., 2003, Uji Hepatoprotektif Infus Daun Teh (Camellia sinensis
(L.).O.K) pada Tikus Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Zimmerman, H.J., 1978, Hepatotoxicity : The Adverse Effects of Drugs and other
Chemicals on the Liver, Appleton Century Crofts Inc., New York
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 1
Surat pengesahan determinasi tanaman teh (Camellia sinensis (L.)O.K.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 2
Foto tanaman teh (Camellia sinensis (L.)O.K.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 3
Foto daun teh hijau kering dan infus daun teh hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 4
Surat pengesahan determinasi tanaman apel (Pyrus malus L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 5
Foto tanaman apel (Pyrus malus L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 6
Foto buah dan sari buah apel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 7
Tabel X. Hasil percobaan penentuan dosis hepatotoksik parasetamol
Kelompok Dosis (g/kg BB)
Berat badan (kg)
Nilai ALT serum (U/L)
Berat hati (g)
Skoring
0,0254 470 1,8591 2 0,0232 620 1,6626 2 0,0240 700 1,7419 2 0,0235 710 1,6260 2
1
0,2250
0,0227 605 1,4558 2 0,0272 1100 1,8414 3 0,0235 1045 1,7135 2 0,0255 1048 1,5199 2 0,0266 1110 1,6470 3
2
0,2313
0,0244 1000 1,6400 2 0,0253 1270 1,9740 3 0,0251 1230 1,7028 3 0,0295 1320 1,5757 3 0,0240 1309 1,7177 3
3
0,2375
0,0278 1485 1,8993 3 0,0234 1780 1,8551 4 0,0267 2100 1,7841 4 0,0247 1600 1,7189 4 0,0251 1760 1,8511 4
4
0,2438
0,0241 1830 1,7244 4 0,0250 1340 1,6391 4 0,0268 1573 1,9303 4 0,0242 1580 1,5078 4 0,0230 1550 1,6822 4
5
0,2500
0,0275 1408 1,9717 4 0,0248 130 1,4345 1 0,0239 140 1,3166 1 0,0220 140 1,2558 1 0,0234 130 1,3121 1
6
Kontrol
0,0238 150 1,2965 1 Keterangan skoring :
0 = tidak ada kerusakan atau normal 1 = infiltrasi sel radang (+) 2 = infiltrasi sel radang (+) dan nekrosis (+) 3 = infiltrasi sel radang (++) dan nekrosis (++) 4 = infiltrasi sel radang (+++) dan nekrosis (+++) 5 = nekrosis (++++)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 8
Analisis statistik aktivitas ALT serum Penentuan Dosis Hepatotoksik Parasetamol
Descriptives
ALT
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for
Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound
Kontrol 5 138.00 8.367 3.742 127.61 148.39 130 1500.2250 5 621.00 96.462 43.139 501.23 740.77 470 7100.2313 5 1060.60 44.909 20.084 1004.84 1116.36 1000 11100.2375 5 1322.80 97.348 43.536 1201.93 1443.67 1230 14850.2438 5 1814.00 181.604 81.216 1588.51 2039.49 1600 21000.2500 5 1490.20 109.331 48.894 1354.45 1625.95 1340 1580Total 30 1074.43 574.884 104.959 859.77 1289.10 130 2100
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ALT N 30
Mean 1074.43 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 574.884
Absolute .115 Positive .113
Most Extreme Differences
Negative -.115 Kolmogorov-Smirnov Z .631 Asymp. Sig. (2-tailed) .821 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
ALT
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.032 5 24 .110
Kruskal-Wallis Test Ranks
Dosis N Mean Rank Kontrol 5 3.000.2250 5 8.000.2313 5 13.000.2375 5 18.400.2438 5 28.000.2500 5 22.60
ALT
Total 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Test Statistics(a,b)
ALT Chi-Square 28.001df 5Asymp. Sig. .000
a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Dosis
Rangkuman Uji Mann-Whitney Aktivitas ALT serum
Kelompok yang
dibandingkan
Nilai p Kesimpulan
1 – 2 0,009 B 1 – 3 0,009 B 1 – 4 0,009 B 1 – 5 0,009 B 1 – 6 0,009 B 2 – 3 0,009 B 2 – 4 0,009 B 2 – 5 0,009 B 2 – 6 0,009 B 3 – 4 0,009 B 3 – 5 0,009 B 3 – 6 0,009 B 4 – 5 0,009 B 4 – 6 0,028 B 5 – 6 0,009 B
Keterangan : 1 = Kelompok kontrol 2 = Kelompok dosis 0,2250 g/kg BB 3 = Kelompok dosis 0,2313 g/kg BB 4 = Kelompok dosis 0,2375 g/kg BB 5 = Kelompok dosis 0,2438 g/kg BB 6 = Kelompok dosis 0,2500 g/kg BB B = berbeda bermakna TB= berbeda tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 9
Analisis statistik berat hati mencit Penentuan Dosis Hepatotoksik Parasetamol
Descriptives
Hepar
N Mean Std.
Deviation Std. Error 95% Confidence Interval
for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
Kontrol 5 1.323100 .0667272 .0298413 1.240247 1.405953 1.2558 1.43450.2250 5 1.669080 .1489938 .0666320 1.484080 1.854080 1.4558 1.85910.2313 5 1.672360 .1174749 .0525364 1.526496 1.818224 1.5199 1.84140.2375 5 1.773900 .1606721 .0718547 1.574399 1.973401 1.5757 1.97400.2438 5 1.786720 .0657853 .0294201 1.705037 1.868403 1.7189 1.85510.2500 5 1.746220 .1982070 .0886409 1.500114 1.992326 1.5078 1.9717Total 30 1.661897 .2026060 .0369906 1.586242 1.737551 1.2558 1.9740
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ALT N 30
Mean 1090.60 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 549.953
Absolute .101 Positive .101
Most Extreme Differences
Negative -.101 Kolmogorov-Smirnov Z .555 Asymp. Sig. (2-tailed) .918 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
Hepar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.374 5 24 .069 ANOVA Hepar
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .751 5 .150 8.201 .000 Within Groups .440 24 .018 Total 1.190 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Post HocTests
Multiple Comparisons Dependent Variable: Hepar LSD
95% Confidence Interval
(I) Dosis (J) Dosis
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 0.2250 -.3459800(*) .0855886 .000 -.522626 -.1693340.2313 -.3492600(*) .0855886 .000 -.525906 -.1726140.2375 -.4508000(*) .0855886 .000 -.627446 -.2741540.2438 -.4636200(*) .0855886 .000 -.640266 -.286974
Kontrol
0.2500 -.4231200(*) .0855886 .000 -.599766 -.2464740.2250 Kontrol .3459800(*) .0855886 .000 .169334 .522626
0.2313 -.0032800 .0855886 .970 -.179926 .1733660.2375 -.1048200 .0855886 .233 -.281466 .0718260.2438 -.1176400 .0855886 .182 -.294286 .0590060.2500 -.0771400 .0855886 .376 -.253786 .099506
0.2313 Kontrol .3492600(*) .0855886 .000 .172614 .5259060.2250 .0032800 .0855886 .970 -.173366 .1799260.2375 -.1015400 .0855886 .247 -.278186 .0751060.2438 -.1143600 .0855886 .194 -.291006 .0622860.2500 -.0738600 .0855886 .397 -.250506 .102786
0.2375 Kontrol .4508000(*) .0855886 .000 .274154 .6274460.2250 .1048200 .0855886 .233 -.071826 .2814660.2313 .1015400 .0855886 .247 -.075106 .2781860.2438 -.0128200 .0855886 .882 -.189466 .1638260.2500 .0276800 .0855886 .749 -.148966 .204326
0.2438 Kontrol .4636200(*) .0855886 .000 .286974 .6402660.2250 .1176400 .0855886 .182 -.059006 .2942860.2313 .1143600 .0855886 .194 -.062286 .2910060.2375 .0128200 .0855886 .882 -.163826 .1894660.2500 .0405000 .0855886 .640 -.136146 .217146
0.2500 Kontrol .4231200(*) .0855886 .000 .246474 .5997660.2250 .0771400 .0855886 .376 -.099506 .2537860.2313 .0738600 .0855886 .397 -.102786 .2505060.2375 -.0276800 .0855886 .749 -.204326 .1489660.2438 -.0405000 .0855886 .640 -.217146 .136146
* The mean difference is significant at the .05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 10
Tabel XI. Hasil percobaan penentuan waktu hepatotoksik parasetamol
Kelompok Waktu (jam)
Berat badan (kg)
Nilai ALT serum (U/L)
0,0253 1830 0,0243 1690 0,0255 1550 0,0247 1650
1
24
0,0252 1640 0,0246 620 0,0220 510 0,0233 460 0,0237 660
2
48
0,0228 430
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 11
Analisis statistik aktivitas ALT serum Penentuan Waktu Kehepatotoksikan Parasetamol
Descriptives
Waktu N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean 24 5 1672.00 102.078 45.651 ALT 48 5 536.00 100.150 44.788
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ALT N 10
Mean 1104.00 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 606.267
Absolute .269 Positive .268
Most Extreme Differences
Negative -.269 Kolmogorov-Smirnov Z .851 Asymp. Sig. (2-tailed) .464 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Group Statistics
Waktu N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean 24 5 1672.00 102.078 45.651ALT 48 5 536.00 100.150 44.788
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper ALT Equal
variances assumed
.146 .712 17.763 8 .000 1136.000 63.953 988.524 1283.476
Equal variances not assumed
17.763 7.997 .000 1136.000 63.953 988.515 1283.485
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 12
Tabel XII. Hasil percobaan penentuan masa praperlakuan kombinasi infus daun teh hijau dan sari buah apel
Kelompok Masa
Praperlakuan (hari)
Berat badan (kg)
Nilai ALT serum (U/L)
Berat hati (g)
Skor histopatologi
hati 0,0274 280 2,0526 1 0,0249 210 2,0232 1 0,0266 240 2,2658 1 0,0249 250 2,0713 1
1
2
0,0235 260 1,7529 1 0,0257 270 1,5161 1 0,0242 210 1,5509 1 0,0281 320 1,5049 2 0,0252 250 1,4060 1
2
4
0,0293 260 1,4407 1 0,0223 430 1,2085 2 0,0252 450 1,4081 2 0,0256 470 1,3321 2 0,0289 530 1,4868 2
3
6
0,0275 430 1,4015 2 0,0238 520 1,3351 3 0,0262 540 1,3612 3 0,0289 350 1,2336 2 0,0213 390 1,4421 2
4
8
0,0259 500 1,3768 3 0,0293 550 1,7312 3 0,0268 590 1,6077 3 0,0292 600 1,7227 3 0,0289 530 1,7721 3
5
10
0,0275 450 1,6289 2
Keterangan : Skor histopatologi hati
0 = tidak ada kerusakan atau normal 1 = infiltrasi sel radang (+) 2 = infiltrasi sel radang (+) dan nekrosis (+) 3 = infiltrasi sel radang (++) dan nekrosis (++) 4 = infiltrasi sel radang (+++) dan nekrosis (+++) 5 = nekrosis (++++)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 13
Analisis statistik aktivitas ALT serum Penentuan Masa Praperlakuan Kombinasi Infus Daun Teh Hijau
dan Sari Buah Apel
Descriptives ALT
N Mean Std.
Deviation Std. Error 95% Confidence Interval
for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
1 5 248.00 25.884 11.576 215.86 280.14 210 2802 5 262.00 39.623 17.720 212.80 311.20 210 3203 5 462.00 41.473 18.547 410.50 513.50 430 5304 5 460.00 84.558 37.815 355.01 564.99 350 5405 5 544.00 59.833 26.758 469.71 618.29 450 600Total 25 395.20 130.675 26.135 341.26 449.14 210 600
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ALT N 25
Mean 395.20 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 130.675
Absolute .171 Positive .171
Most Extreme Differences
Negative -.125 Kolmogorov-Smirnov Z .855 Asymp. Sig. (2-tailed) .458
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
ALT
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.208 4 20 .035
Kruskal-Wallis Test Ranks
Kelompok N Mean Rank 1 5 4.902 5 6.103 5 16.004 5 16.405 5 21.60
ALT
Total 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Test Statistics(a,b) ALT Chi-Square 19.220df 4Asymp. Sig. .001a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: Kelompok
Rangkuman Uji Mann-Whitney Aktivitas ALT serum
Kelompok yang
dibandingkan
Nilai p Kesimpulan
1 – 2 0,527 TB 1 – 3 0,009 B 1 – 4 0,009 B 1 – 5 0,009 B 2 – 3 0,009 B 2 – 4 0,009 B 2 – 5 0,009 B 3 – 4 0,917 TB 3 – 5 0,045 TB 4 – 5 0,076 TB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 14
Analisis statistik berat hati mencit Penentuan Masa Praperlakuan Kombinasi Infus Daun Teh Hijau
dan Sari Buah Apel
Descriptives Hepar
N Mean Std.
Deviation Std. Error 95% Confidence Interval
for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
1 5 2.083540 .1051415 .0470207 1.952990 2.214090 2.0047 2.26592 5 1.483720 .0589519 .0263641 1.410521 1.556919 1.4060 1.55093 5 1.367400 .1043683 .0466749 1.237810 1.496990 1.2085 1.48684 5 1.349760 .0759881 .0339829 1.255408 1.444112 1.2336 1.44215 5 1.692520 .0706787 .0316085 1.604761 1.780279 1.6077 1.7721Total 25 1.595388 .2892023 .0578405 1.476011 1.714765 1.2085 2.2659
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hepar
N 25 Mean 1.595388
Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .2892023 Absolute .168 Positive .168
Most Extreme Differences
Negative -.122 Kolmogorov-Smirnov Z .840 Asymp. Sig. (2-tailed) .480 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
Hepar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.363 4 20 .832
ANOVA Hepar
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1.863 4 .466 64.328 .000 Within Groups .145 20 .007 Total 2.007 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: Hepar LSD
(I) Kelompok (J) Kelompok Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1 2 .5998200(*) .0538089 .000 .487577 .712063 3 .7161400(*) .0538089 .000 .603897 .828383 4 .7337800(*) .0538089 .000 .621537 .846023 5 .3910200(*) .0538089 .000 .278777 .5032632 1 -.5998200(*) .0538089 .000 -.712063 -.487577 3 .1163200(*) .0538089 .043 .004077 .228563 4 .1339600(*) .0538089 .022 .021717 .246203 5 -.2088000(*) .0538089 .001 -.321043 -.0965573 1 -.7161400(*) .0538089 .000 -.828383 -.603897 2 -.1163200(*) .0538089 .043 -.228563 -.004077 4 .0176400 .0538089 .746 -.094603 .129883 5 -.3251200(*) .0538089 .000 -.437363 -.2128774 1 -.7337800(*) .0538089 .000 -.846023 -.621537 2 -.1339600(*) .0538089 .022 -.246203 -.021717 3 -.0176400 .0538089 .746 -.129883 .094603 5 -.3427600(*) .0538089 .000 -.455003 -.2305175 1 -.3910200(*) .0538089 .000 -.503263 -.278777 2 .2088000(*) .0538089 .001 .096557 .321043 3 .3251200(*) .0538089 .000 .212877 .437363 4 .3427600(*) .0538089 .000 .230517 .455003
* The mean difference is significant at the .05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 15 Tabel XIII. Hasil percobaan kelompok perlakuan
Kel. Perlakuan Berat badan (kg) Nilai ALT serum (U/L) Berat hati (g) 0,0284 1780 1,8414 0,0255 1650 1,7720 0,0262 1640 1,7098 0,0267 1620 1,7628
1
Parasetamol
0,2438 g/kg BB
0,0277 1690 1,7897 0,0218 132 1,5329 0,0238 154 1,4543 0,0216 132 1,3166 0,0234 143 1,4013
2
Air suling
0,0211 143 1,4401 0,0235 220 1,4202 0,0236 210 1,4080 0,0242 220 1,4320 0,0220 230 1,5570
3
PVP 10%
0,0240 260 1,5264 0,0280 420 1,8181 0,0275 460 1,8711 0,0262 430 1,6781 0,0289 430 1,9322
4
IDTH
0,0289 450 2,0993 0,0282 310 2,3090 0,0270 330 1,9292 0,0280 320 1,9575 0,0275 360 2,0168
5
SBA
0,0289 320 2,1268 0,0235 530 1,4873 0,0214 550 1,3573 0,0254 560 1,4474 0,0245 570 1,4056
6
IDTH + SBA
(4:1) 1x-6 + p-0,2438
0,0225 560 1,3311 0,0230 400 1,5495 0,0237 380 1,3258 0,0259 370 1,4203 0,0250 380 1,4673
7
IDTH + SBA
(3:1) 1x-6 + p-0,2438
0,0264 360 1,4786 0,0257 230 1,2511 0,0237 260 1,1893 0,0251 270 1,3202 0,0234 240 1,2427
8
IDTH + SBA
(2:1) 1x-6 + p-0,2438
0,0216 230 1,1870 0,0237 540 1,3037 0,0243 550 1,4344 0,0237 510 1,4196 0,0222 530 1,2793
9
IDTH + SBA
(1:1) 1x-6 + p-0,2438
0,0243 550 1,2482 0,0235 480 1,5807 0,0225 500 1,4639 0,0242 460 1,4786 0,0232 510 1,4258
10
IDTH + SBA (0,5:1) 1x-6 +
p-0,2438 0,0225 470 1,6149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 16
Analisis statistik aktivitas ALT serum Kelompok Perlakuan
Descriptives ALT
N Mean Std.
Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
Parasetamol 0,2438 g/kg BB 5 1676.00 63.482 28.390 1597.18 1754.82 1620 1780
Air suling 5 140.80 9.203 4.116 129.37 152.23 132 154PVP 10% 5 172.00 13.038 5.831 155.81 188.19 160 190Infus Daun Teh Hijau (IDTH) 5 438.00 16.432 7.348 417.60 458.40 420 460
Sari Buah Apel (SBA) 5 328.00 19.235 8.602 304.12 351.88 310 360
IDTH+SBA (4:1) 5 554.00 15.166 6.782 535.17 572.83 530 570IDTH+SBA (3:1) 5 378.00 14.832 6.633 359.58 396.42 360 400IDTH+SBA (2:1) 5 246.00 18.166 8.124 223.44 268.56 230 270IDTH+SBA (1:1) 5 536.00 16.733 7.483 515.22 556.78 510 550IDTH+SBA (0,5:1) 5 484.00 20.736 9.274 458.25 509.75 460 510Total 50 495.28 421.585 59.621 375.47 615.09 132 1780
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ALT N 50
Mean 495.28 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 421.585
Absolute .330 Positive .330
Most Extreme Differences
Negative -.194 Kolmogorov-Smirnov Z 2.331 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances ALT
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.525 9 40 .003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Kruskal Wallis Test Ranks
Kelompok N Mean Rank ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 48.00
Air suling 5 3.00 PVP 10% 5 8.00 Infus Daun Teh Hijau
(IDTH) 5 28.10
Sari Buah Apel (SBA) 5 18.10
IDTH+SBA (4:1) 5 42.10 IDTH+SBA (3:1) 5 22.90 IDTH+SBA (2:1) 5 13.00 IDTH+SBA (1:1) 5 38.80 IDTH+SBA (0,5:1) 5 33.00 Total 50
Test Statistics(a,b)
ALT Chi-Square 48.319df 9Asymp. Sig. .000a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Kelompok
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 8.00 40.00
Air suling 5 3.00 15.00 Total 10 Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 8.00 40.00
PVP 10% 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.619Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 8.00 40.00
Infus Daun Teh Hijau (IDTH) 5 3.00 15.00
Total 10 Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.619Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 8.00 40.00
Sari Buah Apel (SBA) 5 3.00 15.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.619Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (4:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.619Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (3:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.619Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (2:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.619Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (1:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.619Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Parasetamol
0,2438 g/kg BB 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (0,5:1) 5 3.00 15.00 Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.619Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Air suling 5 3.00 15.00 PVP 10% 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.635Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Air suling 5 3.00 15.00 Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) 5 8.00 40.00
Total 10 Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.635Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Air suling 5 3.00 15.00 Sari Buah Apel
(SBA) 5 8.00 40.00
Total 10 Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.635Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Air suling 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (4:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.635Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Air suling 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (3:1) 5 8.00 40.00 Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.635Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Air suling 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (2:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.635Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Air suling 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (1:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.635Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Air suling 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (0,5:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.635Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT PVP 10% 5 3.00 15.00 Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) 5 8.00 40.00
Total 10 Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT PVP 10% 5 3.00 15.00 Sari Buah Apel
(SBA) 5 8.00 40.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT PVP 10% 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (4:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT PVP 10% 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (3:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT PVP 10% 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (2:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT PVP 10% 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (1:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT PVP 10% 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (0,5:1) 5 8.00 40.00 Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Infus Daun Teh Hijau
(IDTH) 5 8.00 40.00
Sari Buah Apel (SBA) 5 3.00 15.00
Total 10 Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) 5 3.00 15.00
IDTH+SBA (4:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (3:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (2:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) 5 3.00 15.00
IDTH+SBA (1:1) 5 8.00 40.00 Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (0,5:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Sari Buah Apel
(SBA) 5 3.00 15.00
IDTH+SBA (4:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Sari Buah Apel
(SBA) 33,33 ml/kg BB
5 3.10 15.50
IDTH+SBA (3:1) 5 7.90 39.50 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .500Wilcoxon W 15.500Z -2.530Asymp. Sig. (2-tailed) .011Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Sari Buah Apel
(SBA) 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (2:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
Mann-Whitney Tests
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Sari Buah Apel
(SBA) 5 3.00 15.00
IDTH+SBA (1:1) 5 8.00 40.00 Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT Sari Buah Apel
(SBA) 5 7.50 37.50
IDTH+SBA (0,5:1) 5 3.50 17.50 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U 2.500Wilcoxon W 17.500Z -2.128Asymp. Sig. (2-tailed) .033Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT IDTH+SBA (4:1) 5 8.00 40.00 IDTH+SBA (3:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT IDTH+SBA (4:1) 5 8.00 40.00 IDTH+SBA (2:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT IDTH+SBA (4:1) 5 7.10 35.50 IDTH+SBA (1:1) 5 3.90 19.50 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U 4.500Wilcoxon W 19.500Z -1.702Asymp. Sig. (2-tailed) .089Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .095(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
IDTH+SBA (4:1) 5 8.00 40.00
IDTH+SBA (0,5:1) 5 3.00 15.00
ALT
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.619Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT IDTH+SBA (3:1) 5 8.00 40.00 IDTH+SBA (2:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT IDTH+SBA (3:1) 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (1:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT IDTH+SBA (3:1) 5 8.00 40.00 IDTH+SBA (0,5:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT IDTH+SBA (2:1) 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (1:1) 5 8.00 40.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT IDTH+SBA (2:1) 5 3.00 15.00 IDTH+SBA (0,5:1) 5 8.00 40.00 Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok Mann-Whitney Tests
Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks ALT IDTH+SBA (1:1) 5 8.00 40.00 IDTH+SBA (0,5:1) 5 3.00 15.00 Total 10
Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.627Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 17
Rangkuman Uji Mann-Whitney Aktivitas ALT serum Kelompok Perlakuan
Kelompok yang
dibandingkan
Nilai p Kesimpulan Kelompok yang
dibandingkan
Nilai p Kesimpulan
1 – 2 0,009 B 3 – 10 0,009 B 1 – 3 0,009 B 4 – 5 0,009 B 1 – 4 0,009 B 4 – 6 0,009 B 1 – 5 0,009 B 4 – 7 0,009 TB 1 – 6 0,009 B 4 – 8 0,009 B 1 – 7 0,009 B 4 – 9 0,009 B 1 – 8 0,009 B 4 – 10 0,009 TB 1 – 9 0,009 B 5 – 6 0,009 B 1 – 10 0,009 B 5 – 7 0,011 B 2 – 3 0,008 B 5 – 8 0,009 B 2 – 4 0,008 B 5 – 9 0,009 B 2 – 5 0,008 B 5 – 10 0,009 B 2 – 6 0,008 B 6 – 7 0,009 B 2 – 7 0,008 B 6 – 8 0,009 B 2 – 8 0,008 B 6 – 9 0,089 TB 2 – 9 0,008 B 6 – 10 0,009 B 2 – 10 0,008 B 7 – 8 0,009 B 3 – 4 0,009 B 7 – 9 0,009 B 3 – 5 0,009 B 7– 10 0,009 B 3 – 6 0,009 B 8 – 9 0,009 B 3 – 7 0,009 B 8 – 10 0,009 B 3 – 8 0,009 B 9 – 10 0,009 B 3 – 9 0,009 B
Keterangan : 1 = Kelompok kontrol positif parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB 2 = Kelompok kontrol negatif air suling 3 = Kelompok kontrol positif PVP 10% 4 = Kelompok kontrol infus daun teh hijau 5 = Kelompok kontrol sari buah apel dosis 33,33 ml/kg BB 6 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 4:1+ parasetamol 0,2438 g/kg BB 7 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 3:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB 8 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 2:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB 9 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 1:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB 10 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 0,5:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB B = berbeda bermakna TB = berbeda tidak bermakna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 18
Analisis statistik berat hati mencit Kelompok Perlakuan
Descriptives
Hepar
N Mean Std.
Deviation Std. Error 95% Confidence Interval
for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
Parasetamol 0,2438 g/kg BB 5 1.775140 .0475232 .0212530 1.716132 1.834148 1.7098 1.8414
Air suling 5 1.429040 .0789930 .0353267 1.330957 1.527123 1.3166 1.5329PVP 10% 5 1.468720 .0680254 .0304219 1.384255 1.553185 1.4080 1.5570Infus Daun Teh Hijau (IDTH) 5 1.879760 .1545085 .0690983 1.687912 2.071608 1.6781 2.0993
Sari Buah Apel (SBA) 5 2.067860 .1546249 .0691504 1.875868 2.259852 1.9292 2.3090
IDTH+SBA (4:1) 5 1.405740 .0638459 .0285527 1.326465 1.485015 1.3311 1.4873
IDTH+SBA (3:1) 5 1.448300 .0826299 .0369532 1.345701 1.550899 1.3258 1.5495
IDTH+SBA (2:1) 5 1.238060 .0545967 .0244164 1.170269 1.305851 1.1870 1.3202
IDTH+SBA (1:1) 5 1.337040 .0846066 .0378372 1.231987 1.442093 1.2482 1.4344
IDTH+SBA (0,5:1) 5 1.512780 .0808775 .0361695 1.412357 1.613203 1.4258 1.6149
Total 50 1.556244 .2661992 .0376462 1.480591 1.631897 1.1870 2.3090
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hepar N 50
Mean 1.556244 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation .2661992
Absolute .182 Positive .182
Most Extreme Differences
Negative -.083 Kolmogorov-Smirnov Z 1.288 Asymp. Sig. (2-tailed) .072 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
Hepar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.612 9 40 .145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
ANOVA Hepar
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 3.118 9 .346 39.153 .000 Within Groups .354 40 .009 Total 3.472 49
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: Hepar LSD
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig. 95% Confidence
Interval
Lower Bound
Upper Bound
Parasetamol 0,2438 g/kg BB
Air suling .3461000(*) .0594951 .000 .225856 .466344
PVP 10% .3064200(*) .0594951 .000 .186176 .426664 Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) -.1046200 .0594951 .086 -.224864 .015624
Sari Buah Apel (SBA) -.2927200(*) .0594951 .000 -.412964 -.172476
IDTH+SBA (4:1) .3694000(*) .0594951 .000 .249156 .489644
IDTH+SBA (3:1) .3268400(*) .0594951 .000 .206596 .447084
IDTH+SBA (2:1) .5370800(*) .0594951 .000 .416836 .657324
IDTH+SBA (1:1) .4381000(*) .0594951 .000 .317856 .558344
IDTH+SBA (0,5:1) .2623600(*) .0594951 .000 .142116 .382604
Air suling Parasetamol 0,2438 g/kg BB -.3461000(*) .0594951 .000 -.466344 -.225856
PVP 10% -.0396800 .0594951 .509 -.159924 .080564
Infus Daun Teh Hijau (IDTH) -.4507200(*) .0594951 .000 -.570964 -.330476
Sari Buah Apel (SBA) -.6388200(*) .0594951 .000 -.759064 -.518576
IDTH+SBA (4:1) .0233000 .0594951 .697 -.096944 .143544
IDTH+SBA (3:1) -.0192600 .0594951 .748 -.139504 .100984
IDTH+SBA (2:1) .1909800(*) .0594951 .003 .070736 .311224
IDTH+SBA (1:1) .0920000 .0594951 .130 -.028244 .212244
IDTH+SBA (0,5:1) -.0837400 .0594951 .167 -.203984 .036504
PVP 10% Parasetamol 0,2438 g/kg BB -.3064200(*) .0594951 .000 -.426664 -.186176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Air suling .0396800 .0594951 .509 -.080564 .159924 Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) -.4110400(*) .0594951 .000 -.531284 -.290796
Sari Buah Apel (SBA) -.5991400(*) .0594951 .000 -.719384 -.478896
IDTH+SBA (4:1) .0629800 .0594951 .296 -.057264 .183224
IDTH+SBA (3:1) .0204200 .0594951 .733 -.099824 .140664
IDTH+SBA (2:1) .2306600(*) .0594951 .000 .110416 .350904
IDTH+SBA (1:1) .1316800(*) .0594951 .033 .011436 .251924
IDTH+SBA (0,5:1) -.0440600 .0594951 .463 -.164304 .076184
Infus Daun Teh Hijau (IDTH)
Parasetamol 0,2438 g/kg BB .1046200 .0594951 .086 -.015624 .224864
Air suling .4507200(*) .0594951 .000 .330476 .570964 PVP 10% .4110400(*) .0594951 .000 .290796 .531284 Sari Buah Apel
(SBA) -.1881000(*) .0594951 .003 -.308344 -.067856
IDTH+SBA (4:1) .4740200(*) .0594951 .000 .353776 .594264
IDTH+SBA (3:1) .4314600(*) .0594951 .000 .311216 .551704
IDTH+SBA (2:1) .6417000(*) .0594951 .000 .521456 .761944
IDTH+SBA (1:1) .5427200(*) .0594951 .000 .422476 .662964
IDTH+SBA (0,5:1) .3669800(*) .0594951 .000 .246736 .487224
Sari Buah Apel (SBA)
Parasetamol 0,2438 g/kg BB .2927200(*) .0594951 .000 .172476 .412964
Air suling .6388200(*) .0594951 .000 .518576 .759064 PVP 10% .5991400(*) .0594951 .000 .478896 .719384 Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) .1881000(*) .0594951 .003 .067856 .308344
IDTH+SBA (4:1) .6621200(*) .0594951 .000 .541876 .782364
IDTH+SBA (3:1) .6195600(*) .0594951 .000 .499316 .739804
IDTH+SBA (2:1) .8298000(*) .0594951 .000 .709556 .950044
IDTH+SBA (1:1) .7308200(*) .0594951 .000 .610576 .851064
IDTH+SBA (0,5:1) .5550800(*) .0594951 .000 .434836 .675324
IDTH+SBA (4:1) Parasetamol 0,2438 g/kg BB -.3694000(*) .0594951 .000 -.489644 -.249156
Air suling -.0233000 .0594951 .697 -.143544 .096944 PVP 10% -.0629800 .0594951 .296 -.183224 .057264 Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) -.4740200(*) .0594951 .000 -.594264 -.353776
Sari Buah Apel (SBA) -.6621200(*) .0594951 .000 -.782364 -.541876
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
IDTH+SBA (3:1) -.0425600 .0594951 .479 -.162804 .077684
IDTH+SBA (2:1) .1676800(*) .0594951 .007 .047436 .287924
IDTH+SBA (1:1) .0687000 .0594951 .255 -.051544 .188944
IDTH+SBA (0,5:1) -.1070400 .0594951 .080 -.227284 .013204
IDTH+SBA (3:1) Parasetamol 0,2438 g/kg BB -.3268400(*) .0594951 .000 -.447084 -.206596
Air suling .0192600 .0594951 .748 -.100984 .139504 PVP 10% -.0204200 .0594951 .733 -.140664 .099824 Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) -.4314600(*) .0594951 .000 -.551704 -.311216
Sari Buah Apel (SBA) -.6195600(*) .0594951 .000 -.739804 -.499316
IDTH+SBA (4:1) .0425600 .0594951 .479 -.077684 .162804
IDTH+SBA (2:1) .2102400(*) .0594951 .001 .089996 .330484
IDTH+SBA (1:1) .1112600 .0594951 .069 -.008984 .231504
IDTH+SBA (0,5:1) -.0644800 .0594951 .285 -.184724 .055764
IDTH+SBA (2:1) Parasetamol 0,2438 g/kg BB -.5370800(*) .0594951 .000 -.657324 -.416836
Air suling -.1909800(*) .0594951 .003 -.311224 -.070736
PVP 10% -.2306600(*) .0594951 .000 -.350904 -.110416 Infus Daun Teh
Hijau (IDTH) -.6417000(*) .0594951 .000 -.761944 -.521456
Sari Buah Apel (SBA) -.8298000(*) .0594951 .000 -.950044 -.709556
IDTH+SBA (4:1) -.1676800(*) .0594951 .007 -.287924 -.047436
IDTH+SBA (3:1) -.2102400(*) .0594951 .001 -.330484 -.089996
IDTH+SBA (1:1) -.0989800 .0594951 .104 -.219224 .021264
IDTH+SBA (0,5:1) -.2747200(*) .0594951 .000 -.394964 -.154476
IDTH+SBA (1:1) Parasetamol 0,2438 g/kg BB -.4381000(*) .0594951 .000 -.558344 -.317856
Air suling -.0920000 .0594951 .130 -.212244 .028244
PVP 10% -.1316800(*) .0594951 .033 -.251924 -.011436
Infus Daun Teh Hijau (IDTH) -.5427200(*) .0594951 .000 -.662964 -.422476
Sari Buah Apel (SBA) -.7308200(*) .0594951 .000 -.851064 -.610576
IDTH+SBA (4:1) -.0687000 .0594951 .255 -.188944 .051544
IDTH+SBA (3:1) -.1112600 .0594951 .069 -.231504 .008984
IDTH+SBA (2:1) .0989800 .0594951 .104 -.021264 .219224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
IDTH+SBA (0,5:1) -.1757400(*) .0594951 .005 -.295984 -.055496
IDTH+SBA (0,5:1)
Parasetamol 0,2438 g/kg BB -.2623600(*) .0594951 .000 -.382604 -.142116
Air suling .0837400 .0594951 .167 -.036504 .203984 PVP 10%
.0440600 .0594951 .463 -.076184 .164304
Infus Daun Teh Hijau (IDTH) -.3669800(*) .0594951 .000 -.487224 -.246736
Sari Buah Apel (SBA) -.5550800(*) .0594951 .000 -.675324 -.434836
IDTH+SBA (4:1) .1070400 .0594951 .080 -.013204 .227284
IDTH+SBA (3:1) .0644800 .0594951 .285 -.055764 .184724
IDTH+SBA (2:1) .2747200(*) .0594951 .000 .154476 .394964
IDTH+SBA (1:1) .1757400(*) .0594951 .005 .055496 .295984
* The mean difference is significant at the .05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 19
Skoring Histopatologi Hati Mencit Kelompok Perlakuan
Skor (tingkat kerusakan hati)
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5 0 1 2 2 2 3 1 3 2 4 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 0 1 1 2 3 2 3 2 2 4 0 1 2 3 2 2 2 2 3 4 1 1 3 2 3 2 1 3 2
Skor (tingkat kerusakan hati) Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah 20 2 5 9 11 12 15 9 13 12 Rata-rata
4,0 0,4 1 1,8 2,2 2,4 3,0 1,8 2,6 2,4
Keterangan : 1 = Kelompok kontrol positif parasetamol dosis 0,2438 g/kg BB 2 = Kelompok kontrol negatif air suling 3 = Kelompok kontrol positif PVP 10% 4 = Kelompok kontrol infus daun teh hijau 5 = Kelompok kontrol sari buah apel dosis 33,33 ml/kg BB 6 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 4:1+ parasetamol 0,2438 g/kg BB 7 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 3:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB 8 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 2:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB 9 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 1:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB 10 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 0,5:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB B = berbeda bermakna TB = berbeda tidak bermakna Skor :
0 = tidak ada kerusakan atau normal 1 = infiltrasi sel radang (+) 2 = infiltrasi sel radang (+) dan nekrosis (+) 3 = infiltrasi sel radang (++) dan nekrosis (++) 4 = infiltrasi sel radang (+++) dan nekrosis (+++) 5 = nekrosis (+++)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 20
Perhitungan angka perlindungan hasil skooring histopatologi mencit Kelompok Perlakuan
Kelompok Rata-rata
Skooring Perhitungan Persen Angka
Perlindungan (%) 1 4,0 100% - (4,0/4,0 x 100%) 0 6 2,4 100% - (2,4/4,0x 100%) 40 7 3,0 100% - (3,0/4,0 x 100%) 25 8 1,8 100% - (1,8/4,0 x 100%) 55 9 2,6 100% - (2,6/4,0 x 100%) 35 10 2,4 100% - (2,4/4,0 x 100%) 40
Perhitungan angka perlindungan hasil skooring histopatologi mencit
Kelompok Perlakuan
Kelompok Persentase efek hepatoprotektif (%) 6 66,95 7 77,45 8 85,32 9 68,02 10 71,12
Rumus Perhitungan :
%100lparasetamokontrolratarataALT
perlakuan)kelompokratarataALT(l)parasetamokontrolratarata(ALT×
−−−−
Keterangan : 6 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 4:1+ parasetamol 0,2438 g/kg BB 7 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 3:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB 8 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 2:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB 9 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 1:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB 10 = Kelompok kombinasi IDTH + SBA 0,5:1 + parasetamol 0,2438 g/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 21
Rangkuman Uji Mann-Whitney Skoring Histopatologi Hati Mencit Kelompok Perlakuan
Kelompok
yang dibandingkan
Nilai p Kesimpulan Kelompok yang
dibandingkan
Nilai p Kesimpulan
1 – 2 0,007 B 3 – 10 0,005 B 1 – 3 0,005 B 4 – 5 0,419 TB 1 – 4 0,013 TB 4 – 6 0,316 TB 1 – 5 0,016 B 4 – 7 0,729 TB 1 – 6 0,049 TB 4 – 8 0,740 TB 1 – 7 0,013 TB 4 – 9 0,100 TB 1 – 8 0,013 TB 4 – 10 0,419 TB 1 – 9 0,142 TB 5 – 6 0,729 TB 1 – 10 0,016 TB 5 – 7 0,549 TB 2 – 3 0,050 TB 5 – 8 0,307 TB 2 – 4 0,013 TB 5 – 9 0,212 TB 2 – 5 0,007 B 5 – 10 1,000 TB 2 – 6 0,008 B 6 – 7 0,419 TB 2 – 7 0,007 B 6 – 8 0,228 TB 2 – 8 0,021 TB 6 – 9 0,439 TB 2 – 9 0,008 B 6 – 10 0,729 TB 2 – 10 0,007 B 7 – 8 0,502 TB 3 – 4 0,018 TB 7 – 9 0,118 TB 3 – 5 0,005 B 7– 10 0,549 TB 3 – 6 0,005 B 8 – 9 0,082 TB 3 – 7 0,005 B 8 – 10 0,307 TB 3 – 8 0,053 TB 9 – 10 0,212 TB 3 – 9 0,005 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Fransisca Yeni Subagyo
lahir pada tanggal 20 Agustus 1985
Kebayoran Baru, Jakarta. Penulis
merupakan anak ketiga dari pasangan
Bapak M. Eko Sapto Subagyo dan Ibu
Rokayah. Tahun 1990 menempuh
pendidikan di TK Taruna Jakarta Selatan
kemudian melanjutkan ke SD Pius Bakti
Utama Kutoarjo pada tahun 1991 dan lulus
pada tahun 1997. Tahun 1997 sampai tahun 2000 menempuh pendidikan di
SLTP Pius Bakti Utama Kutoarjo. Setelah menyelesaikan pendidikan SLTP,
tahun 2000 melanjutkan ke SMU Negeri 1 Purworejo dan lulus pada tahun
2003. Tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Semasa di bangku kuliah penulis juga aktif dalam kegiatan
kemahasiswaan misalnya sebagai delegasi USD pada Munas ISMAFARSI 2003
di Kaliurang, pendamping kelompok dalam INSADHA 2004 dan 2005, assisten
fasilitator PPKM 2005 dan 2006, dan beberapa kegiatan kepanitiaan lainnya
serta pernah bekerja sebagai P3W di Perpustakaan USD Kampus Paingan tahun
2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI