plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 7. dr. fx. haryatno atas bantuan memperoleh sediaan...

131
PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUNGA BUNGA-PAGODA ( Clerodendrum paniculatum L. ) TERHADAP WAKTU TIDUR MENCIT JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan oleh: Natalia Indu Maya NIM : 038114058 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUNGA BUNGA-PAGODA

( Clerodendrum paniculatum L. ) TERHADAP WAKTU TIDUR MENCIT

JANTAN DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh: Natalia Indu Maya NIM : 038114058

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

v

“Pengetahuan itu seperti angin yang membawa cinta untuk semua. Nubuat pun akan berakhir, kenangan akan dihapus dan pengetahuan akan dimusnahkan, namun yang tersisa adalah cinta yang tersampaikan melalui sebuah pengetahuan.”

(dari seorang Sahabat)

kupersembahkan salah satu karya yang

terbaik ini untuk………

Jesus, my lord

Ayah dan Ibu tercinta

Adikku yang tersayang

Seseorang yang mengisi hatiku

dan Almamaterku…………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

bahwa oleh karena rahmat-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda (Clerodendrum paniculatum

L.) Terhadap Waktu Tidur Mencit Jantan dengan Metode Potensiasi Narkose“ ini

dengan baik.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis

hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rita Suhadi, M. Si., Apt, selaku Dekan Farmasi Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Mulyono, Apt, selaku dosen pembimbing utama skripsi atas segala

dukungan, bimbingan, kritik dan masukkan kepada penulis demi kemajuan

skripsi ini.

3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes., selaku dosen penguji skripsi atas bantuan

dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

4. Erna Tri Wulandari, M. Si, Apt., selaku dosen penguji skripsi yang juga telah

memberikan bantuan dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

5. Ign. Kristio Budiasmoro, M.Si., Mas Sigit, dan Mas Andri, atas bantuan

determinasi dan pembuatan herbarium bunga pagoda.

6. Romo Drs. P. Sunu Hardiyanta, S, Si., S.J., atas bantuannya memberikan

masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental.

8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran, atas segala

bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

9. Ayah, Ibu dan adikku Iksan yang selalu mendukung terutama dukungan moral,

semangat dan kasih sayang selama ini.

10. Sahabatku Dianita Yulianti, atas persahabatan, dan dukungannya.

11. Setiya Adhi Nugraha atas kasih sayang, dukungan, penyertaan, dan

perhatiannya.

12. Rekan kerjaku Oliv dan Evelin terimakasih atas kerjasamanya.

13. Teman-teman seperjuangan di laboratorium, Nia, Siska, Eka, Agnes, Rini

terimakasih atas canda-tawa dan diskusi yang sangat membantu.

14. Teman-teman kelas B terutama kelompok C atas pertemanan, suka dan duka

selama ini.

15. Teman–teman UKM Aikido atas kebersamaan dan hari-hari yang

menyenangkan.

16. Pihak–pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu

penulis mengharapkan kritik, saran dan masukkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi pembacanya.

Yogyakarta, Januari 2008

Penulis

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

INTISARI Penggunaan tanaman bunga pagoda (Clerodendrum paniculatum L.) didalam

masyarakat secara empiris dipercaya mampu memberikan pengaruh menenangkan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pengaruh serta besarnya pengaruh penggunaan tanaman bunga pagoda sebagai anticemas.

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah dengan subyek uji mencit jantan galur Swiss. Sebanyak 36 ekor subyek uji dibagi dalam 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 ekor, yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif CMC-Na 1 %, kelompok II sebagai kontrol positif diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB, kelompok III, IV, V, dan VI sebagai kelompok perlakuan yang dipejani dengan ekstrak etanol bunga bunga-pagoda (EEBBP) dengan dosis 1375 mg/KgBB, 1980 mg/KgBB, 2857 mg/KgBB, dan 4123 mg/KgBB, 45 menit kemudian dipejani penginduksi Natrium Tiopental dosis 45,5 mg/kgBB.

Pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur diuji menggunakan metode potensiasi narkose. Data kuantitatif kumulatif perpanjangan waktu tidur (detik) dianalisis dengan uji Kolmogorof-Smirnov, Levene Statistic, dan dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EEBBP dapat memperpanjang waktu tidur dengan persentase dari 4 peringkat dosis diatas secara berturut-turut adalah sebesar 15,30; 275,14; 878,03; dan 255,55.

Kata kunci : ekstrak etanol bunga bunga-pagoda, bunga bunga-pagoda

(Clerodendrum paniculatum L. )

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

ABSTRACT

The usage of pagoda flower in the society is empirically trusted to be able to give calming effect. Therefore, the writer is interested to conduct the research to the effect of pagoda flower as antianxiety.

This research was a pure experimental research with complete design of simple randomize design with Swiss groove male mice as the object to be tested. Thirty six mice of the test subject were devided into 6 groups. Each group consisted of 6 mice, they were: group I as the negative control CMC-Na 1 %, group II as a diazepam positive control with dosage of 0,4446 mg/kgBB, group III, IV, V, and VI as the groups which were injected with ethanol extract of the flower of pagoda flower (EEFPF) with the dosage of 1375 mg/kgBB, 1980 mg/kgBB , 2857 mg/kgBB, and 4123 mg/kgBB, 45 minutes later were injected with Sodium Thiopental with the dosage of 45,5 mg/kgBB.

The effect of the ethanol extract of the flower of pagoda flower to the sleeping time was tested using narcose potentiation methode. The quantitative sum of the additional sleeping time (second)) data was analyzed using Kolmogorof-Smirnov, Lavene Statistic, and continued using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test with 95% trust ratio. The result of the research showed that the effect of the ethanol extract of the flower of pagoda flower could longer the sleeping time with the percentage of 15,30; 275,14; 878,03; and 255,55 in the 4 ranks of dosage above. Key words : ethanol extract of the flower of pagoda flower, the flower of pagoda

flower (Clerodendrum paniculatum L. )

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….... iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… v

PRAKATA……………………………………………………………………. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… ix

INTISARI…………………………………………………………………….. x

ABSTRACT……………………………………………………………………. xi

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xvi

DAFTAR GAMBAR………………………...……………………………….. xviii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xix

BAB I PENGANTAR………………………………………………………... 1

A. Latar Belakang……………………………………………………... 1

1. Permasalahan…………………………………………….. 2

2. Keaslian Penelitian……………………………………………… 3

3. Manfaat Penelitian………………………………………………. 3

a. Manfaat Teoritis......................................................................... 3

b. Manfaat Praktis.......................................................................... 3

B. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 4

1. Tujuan Umum…………………………………………………… 4

2. Tujuan Khusus…………………………………………………... 4

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………... 5

A. Uraian Tanaman Bunga Pagoda……………………………………. 5

1. Sistematika Tanaman……………………………………………. 5

2. Sinonim…………………………………………………………. 5

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

3. Nama Daerah……………………………………………………. 5

4. Morfologi Tanaman…………………………………………….. 6

5. Kandungan Kimia……………………………………………….. 6

6. Sifat dan Khasiat………………………………………………… 6

B. Ekstrak dan Perkolasi……………………..………………………... 7

1. Ekstrak…………………………………………………………... 7

2. Perkolasi………………………………………………………… 7

C. Ansietas…………………………………………………………….. 9

D. Tidur………………………………………………………………... 9

E. Hipnotik Sedatif……………………………………………………. 10

1. Benzodiazepin…………………………………………………... 13

a. Struktur Kimia Diazepam…………………………………….. 14

b. Mekanisme Kerja Diazepam…………………………………. 14

c. Biotransformasi Diazepam…………………………………… 16

d. Indikasi……………………………………………………….. 17

e. Kontra Indikasi……………………………………………….. 18

2. Barbiturat………………………………………………………... 19

a. Struktur Kimia Natrium Tiopental.......……………………….. 20

b. Farmakologi………………..…………………………………. 21

c. Biotransformasi……………………………………………… 21

d. Indikasi……………………………………………………….. 21

e. Kontra Indikasi……………………………………………….. 21

3. Interaksi Obat.…………………………………………………... 22

a. Interaksi Farmasetis................................................................... 22

b. Interaksi Farmakokinetika......................................................... 23

c. Interaksi Farmakodinamik……………………………………. 23

F. Uji efek Hipnotik Sedatif…………………………………………… 24

1. Rotarod Test.................................................................................. 24

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

2. Chimney Test................................................................................ 25

3. Traction Test.................................................................................. 25

4. Jingle Test...................................................................................... 25

5. Evasion.......................................................................................... 26

G. Keterangan Empiris………………………………………………... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………. 28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………. 28

B. Metode Penelitian………………………………………………….. 28

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……………………… 29

1. Variabel Utama …………………………………………………. 29

2. Variabel Pengacau Terkendali…………………………………... 29

3. Variabel Pengacau Tak Terkendali……………………………... 30

4. Definisi Operasional…………………………………………….. 30

D. Bahan yang Digunakan…………………………………………….. 31

1. Bahan Tumbuhan………………………………………………... 31

2. Subyek Uji..................................................................................... 31

3. Bahan – Bahan Kimia.................................................................... 31

E. Alat yang Digunakan……………………………………………….. 32

F. Tata Cara Penelitian………………………………………………… 33

1. Identifikasi Tanaman……………………………………………. 33

2. Pengumpulan Bahan…………………………………………….. 33

3. Pembuatan Ekstrak Etanol............................................................. 33

4. Penyiapan Hewan Uji.................................................................... 35

5. Pembuatan..................................................................................... 35

a. Larutan Pentotal......................................................................... 35

b. Larutan Diazepam..................................................................... 35

c. CMC-Na 1%.............................................................................. 36

d. Suspensi Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda........................ 36

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

6. Penetapan Dosis............................................................................ 36 a. Pentotal...................................................................................... 36 b. Diazepam................................................................................... 37 c. Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda........................................ 38 7. Orientasi Waktu............................................................................ 40 a. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah

Pemberian Diazepam ................................................................ 40

b. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda......................

40

8. Perlakuan Hewan Uji..................................................................... 41 9. Penentuan Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda.......... 42 10. Tata Cara Analisis Data............................................................... 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN…………………….. 44 A. Determinasi Tanaman……………………………………………… 44 B. Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda............................. 45 C. Uji Pendahuluan……………………………………………………. 46 1. Penentuan Kriteria Lama Tidur (durasi) mencit………………… 46 2. Penentuan Dosis Pentotal…………………………................... 46 3. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian

Diazepam....................................................................................... 48

4. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda( EEBBP)...........................

52

5. Penentuan Dosis Diazepam........................................................... 56 6. Penentuan Kontrol Negatif............................................................ 60 D. Pengujian Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda............... 61 BAB V PENUTUP…………………………………………………………… 68 A. Kesimpulan………………………………………………………… 68 B. Saran………………………………………………………………... 68 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 69 LAMPIRAN…………………………………………………………………... 72 Biografi Penulis……………………………………………………………….. 112

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Penentuan dosis pentotal..................................................... 47

Tabel II Hasil analisis variansi satu arah rata-rata durasi tidur pada

penentuan dosis pentotal.....................................................

48

Tabel III Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada

penentuan selang waktu pemberian pentotal dengan dosis

45,5 mg/kgBB…………………………………………….

49

Tabel IV Hasil analisis variansi satu arah rata-rata PWT mencit

pada penentuan selang waktu pemberian pentotal………..

51

Tabel V Hasil uji Scheffe rata-rata PWT mencit pada penentuan

selang waktu pemberian pentotal…………………………

53

Tabel VI Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada

penentuan selang waktu pemberian pentotal dengan dosis

45,5 mg/kgBB…………………………………………….

53

Tabel VII Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada

penentuan selang waktu pemberian pentotal……………..

55

Tabel VIII Hasil uji Mann-Whitney rata-rata PWT mencit pada

penentuan selang waktu pemberian pentotal.....................

55

Tabel IX Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur

(PWT) pada penentuan dosis diazepam..............................

57

Tabel X Hasil analisis variansi satu arah PWT pada penentuan

dosis diazepam....................................................................

58

Tabel XI Hasil uji Scheffe persen proteksi pada penentuan dosis

diazepam.............................................................................

59

Tabel XII Rata-rata jumlah kumulatif durasi tidur mencit pada

penentuan kontrol negatif...................................................

60

Tabel XIII Data rata-rata jumlah kumulatif PWT dan % PWT pada

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

pengujian seluruh kelompok……………………………... 62

Tabel XIV Analisis variansi satu arah persen PWT pada pengujian

seluruh kelompok................................................................

63

Tabel XV Hasil uji Mann-Whitney persen persen PWT pada

pengujian seluruh kelompok……………………………...

64

Tabel XVI Data lama waktu tidur (detik) pada penentuan dosis

pentotal...............................................................................

80

Tabel XVII Data lama waktu tidur mencit pada penentuan selang

waktu pemberian Pentotal dosis 45,5 mg/kgBB setelah

pemberian diazepam……………………………………...

82

Tabel XVIII Data lama waktu tidur mencit pada selang waktu

pemberian pentotal dosis 45,5 mg/kg BB setelah

pemberian ekstrak………………………………………...

85

Tabel XIX Data Jumlah PWT (detik) pada penentuan dosis

diazepam…….……………………………………………

90

Tabel XX Data jumlah PWT (detik) pada pengujian penentuan

kontrol negatif………………………………………….....

93

Tabel XXI Data jumlah PWT mencit pada pengujian seluruh

kelompok………………………………………………….

95

Tabel XXII

Tabel XXIII

Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit pada

pengujian seluruh kelompok……………………………...

Data persen PWT pada pengujian seluruh

kelompok………………………………………………….

195

104

Tabel XXIV Data potensi relatif ekstrak etanol bunga bunga-pagoda… 111

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Beberapa tempat ikatan pada reseptor GABAA................... 12 Gambar 2 Struktur kimia benzodiazepine………………….………... 13 Gambar 3 Struktur kimia diazepam……………………….…………. 14 Gambar 4 Mekanisme kerja diazepam…………………..................... 15 Gambar 5 Skema biotransformasi dari diazepam…………….……… 17 Gambar 6 Struktur kimia barbiturat..................................................... 19 Gambar 7 Struktur kimia Natrium Tiopental…………………..…….. 20 Gambar 8 Grafik rata-rata waktu tidur pada penentuan dosis

pentotal................................................................................. 47

Gambar 9 Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal.........................................

50

Gambar 10 Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal.........................................

54

Gambar 11 Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada penentuan dosis diazepam.....................................................................

58

Gambar 12 Grafik rata-rata waktu tidur mencit pada penentuan kontrol negatif......................................................................

61

Gambar 13 (a) Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur..........

63

(b) Grafik rata-rata persen PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur..........................................

63

Gambar 14 Tanaman bunga pagoda………………………………….. 73 Gambar 15 (a),(b) unga pagoda.......................................................... 74 Gambar 16 Serbuk bunga pagoda......................................................... 75 Gambar 17 Ekstrak etanol kental bunga bunga-pagoda..................... 75 Gambar 18 Perkolator………………………………………………… 76 Gambar 19 Mencit pada posisi tidur…………………………………. 77 Gambar 20 Bagan skema kerja perlakuan hewan uji......................... 78

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat pengesahan determinasi............................................. 72

Lampiran 2 Foto tanaman bunga pagoda………………………..…..... 73

Lampiran 3 Foto perkolator dan foto mencit pada posisi tidur.............. 76

Lampiran 4 Skema kerja perlakuan hewan uji....................................... 78

Lampiran 5 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik

pada penentuan dosis pentotal............................................

80

Lampiran 6 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik

pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis

45,5 mg/kgBB setelah pemberian diazepam……………...

82

Lampiran 7 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik

pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis

45,5 mg/kgBB setelah pemberian ekstrak………………..

85

Lampiran 8 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik

pada penentuan dosis diazepam sebagai kontrol positif….

90

Lampiran 9 Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik

pada penentuan kontrol negatif………...…………………

93

Lampiran 10 Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit dan hasil

analisis statistik pada seluruh kelompok………………….

95

Lampiran 11 Data persen PWT mencit dan hasil analisis statistik pada

seluruh kelompok................................................................

104

Lampiran 12 Hasil perhitungan potensi relatif efek sedatif pemberian

ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dalam empat

peringkat dosis…………………….……………………...

111

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Kecemasan merupakan keadaan tidak menyenangkan yang penyebabnya

belum dapat diketahui secara pasti. Kecemasan merupakan gangguan yang sering

dijumpai dalam masyarakat. Gejala yang sering dijumpai disertai dengan gelisah,

berkeringat, gemetar, jantung berdebar, otot mengalami ketegangan, dan masih

banyak lagi gejala yang muncul (Mycek, Harvey dan Pamela, 1997).

Secara psikologis, wanita lebih banyak menderita kecemasan dibandingkan

pria dengan rasio 2:1 (Kaplan cit., Idrus, 2006). Pertolongan bagi penderita gangguan

ini yaitu pemberian obat penenang (hipnotik sedatif), pemberian obat penenang

bertujuan untuk menidurkan penderita gangguan kecemasan.

Berdasarkan gejala – gejala yang menyertai gangguan kecemasan, proses

tidur diperlukan untuk mengembalikan fungsi tubuh menjadi normal. Proses tidur

pada manusia dimulai dengan kehilangan kesadaran (kantuk), kemudian

memejamkan mata dalam jangka waktu tertentu (dalam keadaan tidak sadarkan diri).

Semakin meningkatnya penggunaan obat sedatif (senyawa kimia),

masyarakat perlu menyadari bahwa pengggunaan senyawa kimia secara terus

menerus mampu memberi dampak buruk bagi tubuh. Dewasa ini, pengobatan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

2

alternatif sudah berkembang, sehingga memberikan alternatif pilihan pada

penanganan gangguan kecemasan.

Penggunaan tanaman bunga pagoda (Clerodendrum paniculatum L.)

didalam masyarakat secara empiris dipercaya mampu memberikan pengaruh hipnotik

sedatif sebagai anticemas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap penggunaan tanaman bunga pagoda sebagai anticemas. Secara

khusus penulis akan meneliti pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap

waktu tidur dengan menggunakan metode potensiasi narkose, sehingga diharapkan

mampu memberikan efek tidur secara optimal.

Pemilihan sediaan berupa ekstrak etanol diharapkan mampu memperoleh

semua kandungan kimia yang terdapat dalam bunga bunga-pagoda. Metode

potensiasi narkose dipilih, karena metode ini merupakan penelitian pendahuluan yang

dapat menginduksi tidur.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. apakah pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur

dengan menggunakan metode potensiasi narkose ?

b. berapakah besar pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda

terhadap waktu tidur dengan menggunakan metode potensiasi narkose

secara optimum ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

3

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan oleh penulis,

penelitian mengenai pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap

waktu tidur mencit jantan dengan menggunakan metode potensiasi narkose

belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya dalam pemanfaatan dan

pendayagunaan obat tradisional.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai kebenaran, pengobatan anticemas ekstrak etanol bunga bunga-

pagoda terhadap waktu tidur dengan menggunakan metode potensiasi

narkose kepada masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

4

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran pengaruh

pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur dengan

menggunakan metode potensiasi narkose sebagai anticemas.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini dikerjakan untuk mendapatkan bukti bahwa pengaruh

pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur dengan

menggunakan metode potensiasi narkose dapat memberikan pengaruh

anticemas secara optimum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman Bunga Pagoda

1. Sistematika Tanaman

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Solanales

Suku : Verbenaceae

Marga : Clerodendrum

Spesies : Clerodendrum paniculatum L.

(Backer, dan Bakhuizen van den Brink, 1965; Backer, dan Bakhuizen van den

Brink, 1968; Anonim, 1997)

2. Sinonim

C. kaempferi (Jacq.) Sleb. (Nagai, 1986)

3. Nama Daerah

Nama daerah Bali: senggugu, tumbak raja (Nagai, 1986)

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

6

4. Morfologi Tanaman

Umumnya, bunga pagoda ditanam di taman, pekarangan rumah, atau di

tepi jalan daerah luar kota sebagai tanaman hias. Perdu meranggas, tinggi 1-3

meter. Batangnya dipenuhi rambut halus. Daun tunggal, bertangkai, letak

berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur melebar, pangkal daun

berbentuk jantung, daun tua bercangap menjari, panjangnya dapat mencapai 30

cm. Bunganya bunga majemuk berwarna merah, terdiri dari bunga kecil-kecil

yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung tangkai. Buahnya bulat.

Bunga pagoda dapat diperbanyak dengan biji (Anonim,2003).

5. Kandungan Kimia

Kandungan kimia daun, bunga, dan batang adalah saponin, polifenol,

alkaloida dan flavonoida (Anonim,2003).

6. Sifat dan Khasiat

Akar rasanya pahit, sifatnya dingin. Akar bunga pagoda berkhasiat

antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan bengkak, dan

menghancurkan darah beku. Daun rasanya manis, asam, agak kelat, sifatnya

netral. Daun berkhasiat sebagai antiradang dan mengeluarkan nanah. Bunga

rasanya manis, sifatnya hangat, berkhasiat hipnotik sedatif, dan menghentikan

perdarahan (hemostatis). Bunga pagoda itu sendiri memiliki khasiat untuk

penambah darah, keputihan, wasir dan susah tidur (Anonim, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

7

B. Ekstrak dan Perkolasi

1. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Anonim, 1995).

Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung

etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet;

jika tidak dinyatakan lain, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g

simplisia (Anonim, 1995).

2. Perkolasi

Perkolasi adalah proses penyarian dengan pelarut yang selalu baru

sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses

terdiri atas tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap

perkolasi sebenarnya (penetesan dan penampungan ekstrak), terus-menerus

sampai diperoleh ekstrak atau perkolat (Anonim, 1986).

Perkolasi merupakan cara penyarian yang dilakukan dengan

mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.

Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam

suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari

dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

8

melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak

ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya,

dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan (Anonim,1986).

Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang

digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat

aktif yang keluar dari perkolator disebut perkolat atau sari, sedang sisa setelah

penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi (Anonim,1986).

Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain : gaya berat,

kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adhesi, daya kapiler

dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik daripada dengan cara maserasi

karena:

1. aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi

dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan

derajat perbedaan konsentrasi.

2. ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat

mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut maka

kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas sehingga dapat

meningkatkan perbedaan konsentrasi (Anonim,1986).

Etanol digunakan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan

kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorpsinya

baik, dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan panas yang

diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit (Anonim,1986)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

9

C. Ansietas

Ansietas (cemas) merupakan pengalaman yang bersifat subjektif, tidak

menyenangkan, tidak menentu, menakutkan dan mengkhawatirkan yang muncul dari

penyebab yang tidak diketahui. Gejala ansietas berat serupa dengan takut (seperti

takikardi, berkeringat, gemetar) dan aktivitas simpatik (seperti peningkatan denyut

jantung). Ansietas ringan merupakan pengalaman hidup yang biasa dan tidak

memerlukan pengobatan. Gejala ansietas yang cukup berat, kronis, mengganggu

aktivitas sehari-hari, perlu diobati dengan obat antiansietas (Mycek, dkk , 1997).

D. Tidur

Tidur merupakan keadaan bawah sadar dengan periode kelambanan dan rendahnya

respon, dimana orang tersebut dapat dibangunkan oleh pemberian rangsangan dari

luar secara terus menerus. (Guyton, 1994)

Seseorang akan mengalami dua tipe tidur yang berbeda dan saling bergantian satu

sama lain. Dua tipe tidur tersebut adalah :

1. tidur gelombang lambat, selanjutnya disebut NREM = Non Rapid Eye

Movement. Non Rapid Eye Movement merupakan keadaan tidur dengan

gelombang otak yang sangat lambat. Keadaan ini dapat diketahui dengan

menggunakan alat electroensefalograf (EEG). Tidur NREM terjadi oleh

perangsangan nuklei raphe yang terletak diseparuh bagian bawah pons dan

didalam medula. Ujung-ujung serat dari nuklei raphe ini akan mensekresikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

10

serotonin. Pembebasan serotonin mungkin akan menghambat sistem yang

aktifkan reptikular menaik (ARAS).

2. tidur dengan gerakan bola mata, selanjutnya disebut REM = Rapid Eye

Movement. REM merupakan keadaan tidur dengan gerak bola mata yang cepat.

Pada saat terjadinya tidur REM terjadi pembebasan noradrenalin dengan cara

aktivasi neuron locus coeruleus, dan ini menyebabkan aktivitas yang berlebihan

pada daerah-daerah tertentu dari otak, salah satunya pengaktifan gerakan mata.

(Mutschler, 1986)

Kondisi normal pada orang dewasa akan mengalami tidur NREM sebesar 75%

sampai 80%, sedangkan tidur REM sebesar 20% sampai 25% dari waktu tidur

keseluruhan waktu tidur (Guyton, 1994)

E. Hipnotik Sedatif

Obat hipnotik sedatif merupakan depresan umum. Sedativa dapat

mengurangi rasa cemas dengan cara menenangkan tanpa atau sedikit efek terhadap

fungsi-fungsi mental dan motoris. Hipnotika harus dapat menyebabkan kantuk dan

mengarah pada mula tidur dan mempertahankan keadaan tidur. Efek hipnotik

meliputi depresi sistem saraf pusat yang lebih kuat daripada sedasi, dan ini dapat

dicapai dengan semua obat sedatif melalui cara yang sederhana yaitu meningkatkan

dosis (Katzung, 2002).

Menurut Neal (2006) Obat-obat hipnotik sedatif bekerja pada susunan saraf

pusat (SSP). Mekanisme bagaimana obat yang bekerja sentral menghasilkan efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

11

terapeutik biasanya tidak diketahui. Pengetahuan tentang subsantasi transmitor sentral

penting, karena semua obat yang bekerja pada otak menghasilkan efeknya dengan

memodifikasi transmisi sinaps.

Asam γ-aminobutirat (GABA) merupakan neurotransmiter inhibitor utama

di sistem saraf pusat mamalia dan terdapat pada hampir 40 % saraf. Aktivitas reseptor

GABA menyebabkan depresi sistem saraf sehingga meniadakan potensi kerja. Asam

γ-aminobutirat bekerja pada reseptornya yaitu reseptor GABA (Ikawati, 2006).

Reseptor GABA terdapat dalam tiga tipe, yaitu reseptor GABAA, GABAB,

dan GABAC. Reseptor GABAA dan GABAC merupakan reseptor ionotropik

(reseptor kanal ion), sedangkan GABAB adalah reseptor metabotropik (terkait

dengan protein G). Reseptor GABAA dan GABAC masing-masing terkait dengan

kanal Cl, dan memperantarai penghambatan sinaptik yang cepat. Reseptor GABAA

dan GABAC berbeda secara biokimia, farmakologi dan fisioologi. Reseptor GABAA

secara selektif dapat diblok oleh alkaloid bikukulin dan dimodulasi oleh obat

golongan benzodiazepin (BDZ), barbiturat dan steroid. Reseptor GABAC tidak dapat

diblok oleh bikukulin, juga tidak dimodulasi oleh senyawa BDZ, barbiturat dan

steroid. Aktivitas reseptor GABAB menyebabkan penghambatan adenilat siklase dan

pembukaan kanal ion K+, yang selanjutnya menyebabkan penghambatan sistem saraf.

Reseptor GABAA merupakan kompleks protein heterooligomerik yang

terdiri yang terdiri dari sebuah tempat ikatan GABA (GABA binding site) yang

bergandeng dengan kanal ion Cl-. Reseptor GABAA juga memiliki tempat ikatan

untuk obat-obat BDZ yang disebut benzodiazepine binding site, untuk obat-obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

12

barbiturat yang disebut barbiturat binding site, untuk obat-obat steroid yang disebut

steroid binding site (gambar 1.).

Asam γ-aminobutirat disintesis pada ujung saraf presinaptik, dan disimpan

di dalam vesikel sebelum dilepaskan, GABA berdifusi menyeberangi celah sinaptik

dan akan mengalami sedikitnya tiga peristiwa. Pertama, GABA dapat berinteraksi

dengan reseptornya menimbulkan aksi penghambatan fungsi sistem saraf pusat

Kedua, GABA akan mengalami degradasi oleh enzim GABA-transaminase. Ketiga,

GABA akan diambil kembali (re-uptake) ke dalam ujung presinaptik atau ke dalam

sel glial dalam bentuk GABA dengan bantuan transporte GABA (Ikawati, 2006).

Gambar 1. Beberapa tempat ikatan pada reseptor GABAA (Nestler cit., Ikawati, 2006)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

13

1. Benzodiazepin

Benzodiazepin (BDZ) merupakan obat hipnotik-sedatif terpenting.

Rumus BDZ terdiri dari benzen (A) yang melekat pada cincin aromatik diazepin

(cincin B). Namun karena BDZ yang penting secara farmakologis selalu

mengandung gugus substitusi 5-aril (cincin C) dan cincin 1,4 benzodiazepin,

sehingga rumus bangun kimia golongan ini selalu diidentikkan dengan 5-aril-1,4,

benzodiazepin (Wiria dan Handoko, 1995).

Gambar 2. Struktur kimia benzodiazepin (Wiria dan Handoko, 1995)

Obat yang digunakan untuk pengobatan ansietas adalah sedatif, dan obat-

obat yang secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedatif. Dalam

penelitian ini obat yang digunakan sebagai kontrol positif adalah diazepam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

14

Diazepam merupakan prototip derivat BDZ yang digunakan secara meluas

sebagai ansietas (Wiria dan Handoko, 1995).

a. Struktur Kimia Diazepam

Rumus molekul : C16H13ClN2O

Nama kimia : 7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-

1,4-benzodiazepin-2-1

BM : 284,7

pKa : 3,7; 3,2

Kelarutan : dalam air sangat kecil

(Dollery, 1999a)

Gambar 3. Struktur kimia diazepam (Dollery, 1999a)

b. Mekanisme Kerja Diazepam

Asam γ-aminobutirat yang dilepaskan dari terminal saraf berikatan

dengan reseptor GABA pada membran sel dan akan membuka saluran

klorida. Aktivasi reseptor ini meningkatkan konduktansi Cl- neuron. Aliran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

15

klorida yang masuk menyebabkan hiperpolarisasi lemah, menurunkan potensi

postsinaptik dari ambang letup dan meniadakan pembentukan kerja potensial.

Benzodiazepin terikat pada sisi spesifik dan berafinitas tinggi dari membran

sel. Reseptor BDZ terdapat hanya pada susunan saraf pusat (SSP) dan

lokasinya sejajar dengan neuron GABA. Pengikatan BDZ memacu afinitas

reseptor GABA untuk neurotransmiter yang bersangkutan, sehingga saluran

klorida yang berdekatan lebih sering terbuka. Keadaan tersebut akan memacu

hiperpolarisasi dan menghambat letupan neuron. Benzodiazepin dan GABA

secara bersama-sama akan meningkatkan afinitas terhadap sisi ikatannya

tanpa perubahan jumlah total sisi tersebut (gambar 4.). (Mycek, dkk, 1997)

Gambar 4. Mekanisme kerja diazepam (Neal, 2006)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

16

Hampir semua benzodiazepin mengalami oksidasi mikrosomal

(reaksi fase I), termasuk dealkilasi-N dan hidroksilasi alifatik. Metabolit

selanjutnya dikonjugasi (reaksi fase II) oleh glucuronosyltransferase

membentuk glucuronide yang diekskresi di urin. Akan tetapi, banyak

metabolit benzodiazepine fase I adalah aktif dengan waktu-paruh yang lebih

panjang daripada obat induknya. (Katzung, 2002)

c. Biotransformasi Diazepam

Jalur utama biotransformasi diazepam terjadi di hati dan metabolit

dikeluarkan melalui ginjal. Diazepam mengalami biotransformasi terutama

menjadi N-desmethyldiazepam, juga diubah menjadi temazepam, kemudian

mengalami metabolisme sebagian menjadi oxazepam (gambar 5.) ( Katzung,

2002).

N-desmethyldiazepam memiliki profil farmakodinamik seperti

diazepam, tetapi waktu paruhnya lebih lama (30 – 200 jam). N-

desmethyldiazepam dihidroksilasi menjadi oxazepam, yang juga merupakan

metabolit aktif tetapi memiliki waktu paruh yang lebih pendek 9 jam (5-15

jam) karena dikonjugasi oleh asam glukoronik. Metabolit aktif yang ketiga

adalah temazepam yang memiliki waktu paruh 12 jam (10 - 20 jam),

merupakan hasil hidroksilasi dari diazepam. Temazepam dikonjugasi secara

langsung oleh asam glukuronik dan dieliminasi melalui urin atau N-

desmethyldiazepam ke oxazepam sebelum dikonjugasi (Dollery, 1999a).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

17

Gambat 5. Skema biotranformasi dari diazepam (Dollery, 1999a)

d. Indikasi

Indikasi dari obat diazepam adalah berikut ini :

i. Manajemen untuk ansietas. Diazepam mungkin berguna dalam simtomatik

pada agitasi akut, dan tremor.

ii. Penarikan kembali penggunaan alkohol akut. Diazepam mungkin berguna

dalam simtomatik pada agitasi akut, dan tremor.

iii. Untuk kejang otot skeletal. Diazepam dapat digunakan sebagai tambahan

bantuan untuk kejang otot skeletal karena reflek kejang patologi lokal

seperti inflamasi pada otot dan sendi atau trauma; spastisiti dikarenakan

kekacauan saraf neuron paling atas, kelumpuhan otak dan paraplegia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

18

iv. Basal sedasi. Diazepam diberikan secara parenteral ketika respon cepat

dan mungkin berguna dalam ansietas akut atau tekanan yang berhubungan

dengan kondisi stres dan kekacauan emosi non psikotik.

v. Penanganan untuk keadaan epilepsi dan keadaan kejang

(Dollery, 1999a)

e. Kontra Indikasi

Kontra indikasi dari obat diazepam adalah berikut ini :

i. Hipersensitivitas terhadap benzodiazepin

Sejarah tentang hipersensitivitas atau reaksi alergi untuk beberapa

benzodiazepin memberi petunjuk pada pasien yang juga alergi untuk

beberapa memberi petunjuk pada pasien yang juga alergi diazepam.

ii. Myasthenia gravis

Sebelum adanya kelemahan otot, diazepam seharusnya diberikan dengan

hati-hati pada pasien dengan myasthenia gravis.

iii. Bayi

Diazepam tidak boleh diberikan untuk anak-anak yang berumur dibawah

enam bulan, khususnya untuk bayi prematur.

(Dollery, 1999a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

19

2. Barbiturat

Gambar 6. Struktur kimia barbiturat (Wiria dan Handoko, 1995)

Efek utama barbiturat ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat

dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anestesi, koma, sampai

dengan kematian. Barbiturat tidak dapat mengurangi nyeri tanpa disertai

hilangnya kesadaran. Pemberian dosis barbiturat yang hampir menyebabkan tidur

dapat meningkatkan 20% ambang nyeri, sedangkan ambang rasa lainnya tidak

dipengaruhi. (Wiria dan Handoko 1995)

a. Struktur Kimia Natrium Tiopental (selanjutnya disebut, pentotal)

Rumus molekul : C11H17SNaO2

Nama kimia : (R,S-etildihidro-5-)1-metilbutil)-2-tiokso-4,6(1H,5H)-garam

mono natrium pirimidinedion)

BM : 264,3

pKa : 7,6

Kelarutan : dalam air tinggi (Dollery, 1999b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

20

Gambar 7. Struktur kimia Natrium Tiopental (Dollery, 1999b)

Pentotal berwarna kuning pucat dan bersifat higroskopis, rasanya pahit,

berasal dari substitusi asam malonat dan urea. (Dollery, 1999b)

b. Farmakologi

Pentotal merupakan golongan tiobarbiturat pertama sebagai anastesi.

Pentotal bersifat reversibel dalam menekan aktivitas semua otot gerak.

Susunan saraf pusat (SSP) sensitif terhadap aksi ini (Dollery, 1999b).

Pentotal memiliki onset aksi yang cepat dan akan menghilangkan

kesadaran dalam waktu yang singkat. Belum ada mekanisme yang pasti dari

barbiturat (pentotal) dalam memberikan efek pada SSP, akan tetapi obat ini

dipercaya memberikan efek yaitu kemampuannya dalam menurunkan

aktivitas dari GABA.

Tempat pengikatan spesifik untuk barbiturat telah ada di SSP,

kemampuan tempat pengikatan obat ini akan menurun karena GABA dan

klorida. Sisi aksi barbiturat dengan SSP muncul dengan melibatkan kompleks

makromolekul yang meliputi reseptor GABAA, reseptor barbiturat, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

21

saluran klorida. Interaksi alosterik reseptor barbiturat dengan reseptor GABAA

kemudian pembukaan saluran klorida membutuhkan efek dari obat, reseptor

barbiturat bertindak sebagai modulator pada kompleks. Barbiturat akan

menurunkan angka disosiasi GABA dari reseptor postsynaptic, menurunkan

waktu pembukaan saluran ion, dan meningkatkan transfer ion klorida,

sehingga dapat terjadi hiperpolarisasi pada sel saraf dan menginhibisi

transmisi impuls saraf (Anonim, 2005b).

c. Biotransformasi

Biotransformasi pentotal terjadi di hati. Biotransformasi berjalan

lambat tetapi hampir lengkap dengan oksidasi pada cincin samping 1-methyl-

buthyl. (Dollery, 1999b)

d. Indikasi

Indikasi dari obat pentotal adalah sebagai berikut ini.

i. Sebagai antikonvulsan (antikejang)

ii. Sebagai anastesi umum

iii. Penggunaan lain sebagai pencegah dan terapi penyakit iskemik

(Dollery, 1999b)

e. Kontra Indikasi

Kontra indikasi dari obat adalah sebagai berikut ini.

i. Poriferia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

22

ii. Menyebabkan nyeri lambung

iii. Kesulitan bernafas

iv. Menyebabkan hypovolemia termasuk kurang darah

v. Uremia

vi. Penderita asma

vii. Penderita sakit lambung

(Dollery, 1999b)

3. Interaksi Obat

Menurut Stockley (1994) interaksi obat adalah kejadian dimana efek

yang dihasilkan oleh suatu obat berubah karena adanya obat lain, makanan,

minuman, atau bahan kimia lain. Hasilnya akan merugikan jika interaksi

meningkatkan efikasi atau menyebabkan keracunan obat. Penurunan efikasi obat

juga dapat menimbulkan efek yang merugikan.

Macam-macam tipe interaksi obat antara lain:

a. interaksi farmasetis

Interaksi farmasetis adalah interaksi fisiko-kimia yang terjadi pada

saat obat diformulasikan atau disiapkan sebelum obat di gunakan oleh

penderita. Misalnya interaksi antara obat dan larutan infus IV (intra venous)

yang dicampur bersamaan dapat menyebabkan pecahnya emulsi atau terjadi

pengendapan. Contoh lain : dua obat yang dicampur pada larutan yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

23

dapat terjadi reaksi kimia atau terjadi pengendapan salah satu senyawa atau

terjadi pengkristalan salah satu senyawa.

(Muhlis, 2006)

b. interaksi farmakokinetika

Interaksi farmakokinetik dapat mempengaruhi obat pada waktu

proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi karena adanya obat

atau senyawa lain. Interaksi ini sering disebut interaksi ADME. Interaksi ini

umumnya diukur dari perubahan pada satu atau lebih parameter

farmakokinetika, seperti konsentrasi serum maksimum, luas area dibawah

kurva, waktu, waktu paruh, jumlah total obat yang diekskresi melalui urine.

(Stockley, 1994)

c. interaksi farmakodinamik

Interaksi farmakodinamik menyebabkan perubahan respon suatu

objek obat dikarenakan adanya obat lain yang bekerja pada sisi ikatan objek

obat tersebut. Penempatan sisi ikatan tersebut dapat terjadi baik secara

langsung maupun tidak langsung. Interaksi farmakodinamika secara

langsung terjadi jika dua obat yang memiliki aksi ditempat yg sama

(antagonis atau sinergis) atau memiliki aksi pada dua tempat yang berbeda

yang hasil akhirnya sama. Contohnya adalah obat yang memiliki efek

farmakologi yang sama (alkohol dan tranquillizer), dapat menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

24

ketergantungan. Interaksi farmakodinamika secara tak langsung terjadi pada

obat yang memiliki aktivitas saling berlawanan. (Stockley, 1994)

Diazepam dan pentotal merupakan depresant SSP dan bekerja

dengan sinergis. Mekanisme aksi diazepam dan Pentotal berikatan pada

tempat yang sama yaitu reseptor GABAA. Penggunaan diazepam dengan

Pentotal memerlukan perhatian karena Pentotal dapat mempotensiasi aksi

dari diazepam yaitu dapat menyebabkan tidur. Perlu dilakukan pengawasan

pada pasien yang menggunakan obat ini, terutama yang memiliki kelainan

ginjal dan hepar. (Anonim, 2003)

F. Uji Efek Hipnotik Sedatif

Macam-macam uji untuk mengetahui adanya efek sedatif menurut Turner

(1965), antara lain di bawah ini.

1. Rotarod Test

Uji ini dilakukan dengan menggunakan rotarod atau batang berputar.

Mencit diletakkan pada rotarod yang diameternya 32 mm dan kecepatan

berputar 10 kali tiap menit. Mencit yang tidak mendapat perlakuan akan

bertahan lebih dari 300 detik (5 menit) dan mencit yang mendapat perlakuan

akan bertahan kurang dari 5 menit. Uji ini dinyatakan positif bila mencit jatuh

lebih dari satu kali dari batang berputar selama 3 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

25

2. Chimney Test

Uji ini dilakukan dengan menggunakan cerobong (tabung Pyrex 30

cm). Mencit diletakkan pada dasar cerobong secara horizontal yang diberi tanda

(28 cm dari dasar), kemudian dengan cepat dibalik atau arah vertikal. Mencit

akan berusaha naik ke atas cerobong. Uji ini dinyatakan positif apabila mencit

dapat melewati atau naik cerobong dalam waktu tidak lebih dari 30 detik.

3. Traction Test

Uji ini dilakukan dengan cara : kaki depan mencit diikat pada kawat

yang menggantung. Mencit akan berusaha naik pada kawat (tidak

menggantung) dimana kedua kaki belakang mencit akan berusaha naik. Uji ini

dinyatakan positif apabila tidak kurang dari 5 detik setelah mencapai kawat.

4. Jingle Test

Metode ini dilakukan dengan cara tikus diinjeksi menggunakan larutan

uji. Pergerakan akan terlihat dengan adanya tanda dari “Jingle cage” setelah

satu menit dan 30 menit, dengan periode waktu 10 menit. Jingle cage adalah

kurungan yang memiliki tempat lari yang licin yang dapat bergerak dan

memiliki alat penghitung sirkuit elektrik. Pergerakan hewan uji dicatat selama

periode waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

26

5. Evasion

Peralatan yang digunakan adalah tabung pyrex 30 cm. tiap tabung

diberi tanda 20 cm dari dasar. Mencit diletakkan didasar tabung. Uji ini

dikatakan positif apabila mencit tidak dapat melewati tanda untuk berusaha naik

tidak lebih dari 30 detik.

Macam-macam uji untuk mengetahui adanya efek hipnotik, antara lain di

bawah ini.

a. narkoscis potentiation ( reflek balik badan)

Menurut Vogel (2002) salah satu uji untuk mengetahui adanya efek

hipnotik sedatif dapat menggunakan uji potensiasi narkose. Menurut

Anonim (1998), potensiasi narkose berasal dari kata potency (hubungan

antara efek terapeutik obat dan dosis yang dibutuhkan untuk mencapai efek

tersebut) dan narcosis ( penurunan fungsi susunan saraf pusat yang

ditimbulkan oleh obat dan ditandai oleh stupor atau insensibilitas). Jadi,

prinsip dari uji ini adalah menggunakan dosis hipnotik yang relatif kecil

yang dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat depresan yang diberikan

sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik yang dimanifestasikan

adalah perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan terhadap mencit

kontrol.

Waktu tidur dinyatakan sebagai periode waktu kehilangan reflek

tegaknya, yaitu bila mencit tidak mempunyai kemampuan untuk menyentuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

27

permukaan diam dengan seluruh kakinya dan dapat diletakkan pada sisinya

atau punggungnya tanpa segera tegak kembali. Akhir periode tidur adalah

saat hewan uji itu tidak lagi rebah pada sisinya atau punggungnya tetapi

kembali dengan sendirinya ke posisi tegak yang normal.

b. palpeberal test (tes kelopak mata)

Tujuan dari tes ini untuk memeastikan kecendrungan hewan

berada pada tempat istirahat, saat mulai mengantuk.

Delapan pasang mencit dewasa, 1 kelompok disuntik obat secara

subcutan (s.c) dan kelompok satunya disuntikkan pelarut. Setelah satu jam,

hewan uji ditempatkan sendirian pada wadah. Mencit dipilih yang memiliki

kecendrungan besar untuk menutup mata.

c. motor deficit

Manifestasi pertama dari depresi SSP pada mencit adalah keletihan. Metode

ini digunakan untuk tes relaksasi otot. Tes dilakukan dengan memberikan

senyawa secara oral. Kelelahan aktivitas dideteksi saat mencit gagal berada

pada sisi rotasi, wadah selinder.

(Turner, 1965)

G. Keterangan Empiris

Penelitian ini bersifat eksploratif, keterangan empiris yang diharapkan

adalah adanya pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terhadap waktu tidur

mencit jantan dengan motode potensiasi narkose.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni, yaitu penelitian

yang observasinya dilakukan dengan perlakuan terhadap sejumlah subyek penelitian,

yang memungkinkan dilakukannya pengendalian terhadap hampir semua variabel

pengacaunya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

pola searah.

B. Metode Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode potensiasi narkose dengan

menggunakan hewan uji mencit jantan. Metode ini digunakan untuk menjelaskan

aktifitas susunan saraf pusat terhadap obat. Tidak hanya obat hipnotik, hipnotik

sedatif, dan tranquilizer, tetapi juga obat antidepresi dimana pada dosis yang

diberikan sebelumnya (diazepam) dapat mempotensiasi kerja hipnotik setelah

pemberian pentotal.

Prosedur penelitian dilakukan dengan cara memberikan CMC-Na, diazepam,

dan senyawa uji secara peroral pada masing-masing kelompok hewan uji. Empat

puluh lima menit kemudian diberikan pentotal sebagai penginduksi tidur. Waktu tidur

dicatat saat mencit mulai kehilangan reflek pemulihan tubuh hingga kembali ke posisi

normal (ke-empat kaki menyentuh styrofoam). Untuk mengetahui pengaruh senyawa

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

29

uji terhadap waktu tidur (memperpanjang atau memperpendek waktu tidur),

kemudian dibandingkan dengan kontrol negatif (CMC-Na) dan kontrol positif

(diazepam).

Persentase pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dapat dihitung dari

perpanjangan waktu tidur (PWT).

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

% PWT = ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ −

DDU X 100%

keterangan : U : Waktu tidur tiap kelompok hewan uji diazepam (kontrol positif) maupun ekstrak

etanol bunga-bunga pagoda. D : Waktu tidur rata-rata kontrol negatif CMC-Na 1%

C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variabel bebas : dosis ekstrak etanol bunga bunga-pagoda (mg/ kgBB)

b. Variabel tergantung : perpanjangan waktu tidur (detik)

Pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda pada mencit dengan metode

potensiasi narkose ditandai dengan perpanjangan waktu tidur mencit (detik)

setelah pemberian pentotal sebagai agen penginduksi.

2. Variabel Pengacau Terkendali

a. Galur subyek uji yang digunakan adalah galur Swiss Webster.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

30

b. Berat badan subyek uji 20-30 g.

c. Umur subyek uji 2-3 bulan.

d. Subyek uji berjenis kelamin jantan.

e. Asal simplisia serbuk bunga bunga-pagoda diperoleh dari lokasi yang sama

yaitu dari Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta.

f. Cara penyarian simplisia dilakukan dengan metode perkolasi dan dilakukan

hingga cairan penyari jernih.

3. Variabel Pengacau Tak Terkendali

Kondisi patologis hewan uji

4. Definisi Operasional

a. Bunga bunga-pagoda adalah bunga yang diambil dari tanaman bunga

pagoda, merupakan bunga majemuk berwarna merah, terdiri dari bunga

kecil-kecil yang berkumpul membentuk piramid, keluar dari ujung

tangkai.

b. Ekstrak etanol bunga bunga-pagoda adalah ekstrak kental yang diperoleh

dengan mengekstraksi 150 g serbuk kering bunga pagoda secara perkolasi

dengan menggunakan pelarut etanol 70% yang diperoleh hingga larutan

jernih.

c. Metode potensiasi narkose adalah metode yang digunakan untuk

mengukur efek hipnotik sedatif zat uji terhadap subyek uji dengan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

31

memberikan zat kimia tertentu yang memiliki dosis hipnotik yang relatif

kecil dan dapat menginduksi tidur pada mencit. Obat depresan yang

diberikan sebelumnya dapat mempotensiasi kerja hipnotik sedatif yang

dimanifestasikan adalah perpanjangan waktu tidur mencit dibandingkan

terhadap mencit kontrol

d. Persentase pengaruh senyawa uji adalah kemampuan ekstrak etanol bunga

bunga-pagoda dalam menimbulkan tidur setelah pemberian Pentotal.

Persentase dapat dihitung dari perpanjangan waktu tidur (PWT) ekstrak

dikurangi dengan rata-rata waktu tidur kontrol negatif dibagi dengan rata-

rata waktu tidur kontrol negatif.

D. Bahan yang Digunakan

1. Bahan Tumbuhan

Bahan uji yang digunakan berupa ekstrak etanol bunga bunga-pagoda.

Bunga bunga-pagoda diperoleh dari Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta.

2. Subyek Uji

Subyek uji yang digunakan adalah mencit putih jantan dengan galur

Swiss Webster dengan berat badan 20-30 g dan umur 2-3 bulan, diperoleh dari

Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

32

3. Bahan-Bahan Kimia

a. Bahan untuk penyarian adalah etanol 96% produksi Brataco. Pelarut dalam

perkolasi, diperoleh di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

b. Diazepam ( Indofarma ) sebagai kontrol positif diperoleh dari RS. Panti Rapih

Yogyakarta.

c. Pentotal (Sodium Tiopentone) produksi Abbot diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi Universitas Sanata Dharma dan RS. Panti Rapih, Yogyakarta.

d. CMC-Na produksi Merck, Jerman sebagai pensuspensi ekstrak etanol yang

diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-Toksikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta

e. Akuades sebagai pelarut pentotal, diazepam dan sebagai pengencer

konsentrasi etanol yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-

Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

E. Alat yang Digunakan

1. Neraca analitik merek Metler Toledo seri AE 200 dan seri PM 4600

2. Seperangkat alat untuk membuat ekstrakantara lain seperti di bawah ini.

a. perkolator

b. vacum rotary evaporator merek Janke & Kunkel Ika-Labortechnik

c. pemanas merek Ika-Labortechnik HB4 basic

d. kapas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

33

e. kertas saring

3. Seperangkat alat gelas seperti: beaker glass, labu ukur, gelas ukur, pipet tetes,

pipet ukur, pengaduk, erlenmeyer, corong

4. Spuit injeksi peroral ukuran 1 ml (Slip TipTM)

5. Spuit injeksi intraperitoneal ukuran 1 ml (Slip TipTM) dan jarum injeksi

(Terumo)

6. Bejana/ wadah mencit yang terbuat dari kaca berukuran 28.5cm x 19cm x

19cm.

7. Styrofoam sebagai alas tidur mencit berukuran 18,5cm x 18,5cm dengan

ketebalan 1 cm.

8. Stopwath

9. Kamera digital ( Fuji Film seri A310 )

F. Tata Cara Penelitian

1. Identifikasi Tanaman

Identifikasi tanaman bunga pagoda dilakukan dengan menggunakan

acuan identifikasi (Backer dan Bakhuizen van den Brink Jr., 1965).

2. Pengumpulan Bahan

Pengumpulan bahan dilakukan dengan mengambil simplisia bunga

bunga-pagoda (serbuk) yang berasal dari Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

34

3. Pembuatan Ekstrak Etanol

Pembuatan ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dilakukan dengan pelarut

etanol 70% secara perkolasi. Cara pembuatan ekstrak etanol bunga bunga-pagoda

adalah bunga dikeringkan sebanyak 150 g, direndam dalam etanol 70% sekurang-

kurangnya selama 3 jam dan serbuk yang telah terbasahi kemudian dipindahkan

ke perkolator selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses

perkolasi, dengan dimana sel-sel bunga dapat terbasahi oleh cairan penyari

sehingga zat-zat aktif yang terkandung dalam bunga dapat terbasahi oleh cairan

penyari sehingga zat-zat aktif yang terkandung dalam bunga akan lebih mudah

tertarik dalam penyari pada ekstraksi secara perkolasi selanjutnya.

Pada perkolator disusun lapisan penyaring dengan urutan dari atas ke

bawah sebagai berikut: kertas saring, kapas, kawat penyaring halus dan kapas.

Serbuk yang telah terbasahi tersebut kemudian dipadatkan dengan hati-hati di

dalam perkolator dan dituangi dengan etanol 70% sampai terdapat selapis penyari

di atas serbuk. Selanjutnya perkolat dibiarkan menetes dengan kecepatan kurang

lebih 1 ml/ menit atau 25 tetes per menit sambil terus ditambah cairan penyari

sehingga selalu terdapat cairan penyari dengan tinggi 1-1,5 cm diatas serbuk.

Perkolat ditampung dalam erlenmeyer. Perkolasi dihentikan bila tetesan terakhir

pada perkolator tidak berwarna lagi. Hal ini menandakan bahwa senyawa-

senyawa yang terlarut dalam etanol sudah terekstraksi semua. Hasil penyarian

yang diperoleh kemudian diuapkan dengan menggunakan vacuum rotary

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

35

evaporator dan waterbath sampai didapatkan ekstrak yang pekat. Ekstrak pekat

kemudian disimpan di dalam lemari pendingin (kulkas).

4. Penyiapan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah mencit jantan, galur

Swiss, usia 2-3 bulan, dengan berat badan 20-30 g. Hewan uji dibagi secara acak

menjadi 2 kelompok. Kelompok untuk orientasi sebanyak 33 ekor dan kelompok

perlakuan sebanyak 66 ekor. Sebelum digunakan, mencit dipuasakan 18-24 jam

dan tetap diberi minum. Kelompok perlakuan terdiri dari 11 kelompok yaitu

kelompok pentotal sebagai agen penginduksi, kelompok kontrol negatif akuades

dan CMC-Na 1%, kelompok kontrol positif diazepam dalam 4 peringkat dosis

(0,26 mg/kgBB, 0,4446 mg/kgBB, 0,7605 mg/kgBB, dan 1,3 mg/kgBB) dan

kelompok perlakuan ekstrak bunga bunga-pagoda dalam 4 peringkat dosis (1375

mg/kgBB, 1980 mg/kgBB, 1980 mg/kgBB, 2857 mg/kgBB, dan 4123 mg/kgBB).

5. Pembuatan

a. Larutan Pentotal

Cara pembuatan larutan pentotal, yaitu melarutkan pentotal sebanyak

0,5 g dengan akuades secukupnya, kemudian ditambahkan lagi hingga

diperoleh volume 100 ml. Larutan pentotal diberikan secara i.p.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

36

b. Larutan Diazepam

Cara pembuatan larutan diazepam, yaitu dengan mengencerkan

sediaan injeksi diazepam 5 mg/ml diambil sebanyak 0,5 ml, kemudian

dilarutkan dengan aquades pada labu takar 50 ml. Larutan diazepam diberikan

peroral.

c. CMC-Na 1%

Larutan CMC-Na 1% dibuat dengan cara menimbang secara seksama

CMC-Na sebanyak 1 g kemudian dilarutkan ke dalam sejumlah akuades

sambil terus diaduk-aduk sampai semuanya terlarut dan menjadi jernih.

Larutan dituang ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan akuades sampai

diperoleh volume 100 ml.

d. Suspensi Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda

Timbang ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dan suspensikan ke

dalam larutan CMC-Na sampai diperoleh konsentrasi tertentu berdasarkan

orientasi.

6. Penetapan Dosis

a. Pentotal

Dosis normal induksi pentotal 4 – 5 mg/kgBB (Dollery, 1999b).

Pentotal yang digunakan sebagai dosis orientasi adalah 36,4 mg/kgBB, 45,5

mg/kgBB, dan 54,6 mg/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

37

b. Diazepam

Dosis terapi ansietas diazepam peroral adalah 2-10 mg perhari

(Anonim, 2000). Dosis diazepam yang digunakan sebagai dosis orientasi

sebanyak 4 peringkat, diperoleh dengan menggunakan rumus:

increment = 1−nterendahDosistertinggiDosis , dimana n adalah jumlah peringkat

dosis

increment = 142

10−

mgmg = 1,71

Dari rumus tersebut diperoleh 4 peringkat dosis yaitu 2; 3.42; 5.85;

dan 10 mg.

Dari dosis tersebut kemudian dilakukan konversi dosis antara

manusia dengan berat badan 70 kg ke mencit 20 g adalah 0,0026 (Anonim,

2004).

Dosis I : untuk manusia 70 kgBB = 2 mg

konversi ke mencit 20 gBB = 2 mg x 0,0026

= 0,0052 mg/20 gBB

= 0.26 mg/kgBB

Dosis II : untuk manusia 70 kgBB = 3.42 mg

konversi ke mencit 20 gBB = 3,42 mg x 0,0026

= 0,0089 mg/20 gBB

= 0,4446 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

38

Dosis III: untuk manusia 70 kgBB = 5,85 mg

konversi ke mencit 20 gBB = 5,85 mg x 0,0026

= 0,0152 mg/20 gBB

= 0,7605 mg/kgBB

Dosis IV: untuk manusia 70 kgBB = 10 mg

konversi ke mencit 20 gBB = 10 mg x 0,0026

= 0,026 mg/20 gBB

= 1,3 mg/kgBB

c. Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda

Kisaran dosis ekstrak yang digunakan untuk manusia Indonesia

(dengan berat badan 50 kg ) yaitu 30 – 90 g serbuk bunga bunga-pagoda

kering sekali minum. Berdasarkan kisaran tersebut dapat dibuat peringkat

dosis ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan increment :

increment = 1−nterendahDosistertinggiDosis

increment = 143090

−gg = 1,442

Sediaan yang diuji berbentuk ekstrak kental, maka perlu dicari angka

kesetaraan antara serbuk dan ekstrak etanol bunga bunga-pagoda. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

39

pembuatan ekstrak sejumlah 150 g serbuk kering bunga bunga-pagoda

menghasilkan A g ekstrak kental.

Contoh perhitungan:

Berat ekstrak yang setara dengan 30 g serbuk bunga dapat dihitung

sebagai berikut :

Berat ekstrak = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛g

g15030 x A g

= B g

Dari perhitungan tersebut diperoleh dosis ekstrak untuk terapi umum

manusia Indonesia ( 50 kg ) sebesar B BBkgg 50 . Dosis tersebut

dikonversikan untuk mencit, tetapi faktor konversi yang ada adalah untuk

manusia 70 kg, maka dosis untuk 70 kg sebagai berikut ini.

Dosis ekstrak untuk manusia 70 kg BB = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛kgkg

5070 x B g

= BBkggC 70

Dosis tersebut dikonversikan ke mencit (20 g) dengan angka konversi

0.0026. Perhitungan konversi dosis ekstrak etanol bunga bunga-pagoda untuk

mencit (20 g) adalah sebagai berikut ini.

Dosis ekstrak untuk mencit 20 g = 0.0026 x C g

= BBggD 20

= BBkggE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

40

= BBkgmgF

Dosis terapi yang diperoleh adalah BBkgmgF . Dari perhitungan

diperoleh dosis 1375; 1980; 1980; 2857; dan 4123 mg/kgBB.

7. Orientasi Waktu

Pada pokok bahasan orientasi waktu dibagi menjadi dua hal pembahasan, yaitu :

a. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian

Diazepam

Hewan uji sebanyak 12 ekor dibagi dalam 4 kelompok, tiap

kelompok terdiri dari 3 ekor. Hewan uji diberikan diazepam dosis 1,3

mg/kgBB secara peroral. Kemudian tiap kelompok hewan uji diinjeksi i.p

pentotal dengan dosis sesuai hasil orientasi pada selang waktu tertentu yaitu :

15, 30, 45, dan 60 menit. Catat waktu (detik) ketika hewan uji mulai tidur

(onset), dan lama waktu tidur (detik).

b. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian

Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda ( EEBBP)

Hewan uji sebanyak 12 ekor dibagi dalam 4 kelompok, tiap

kelompok terdiri dari 3 ekor. Hewan uji diberikan Ekstrak etanol bunga

bunga-pagoda dosis hasil orientasi secara peroral. Kemudian tiap kelompok

hewan uji diinjeksi i.p pentotal dengan dosis sesuai hasil orientasi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

41

selang waktu tertentu yaitu : 15, 30, 45, dan 60 menit. Catat waktu (detik)

ketika hewan uji mulai tidur, dan lama waktu tidur (durasi).

8. Perlakuan Hewan Uji

Hewan uji yang dibutuhkan sebanyak 54 ekor yang dibagi secara acak

menjadi 11 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam ekor dengan perlakuan

sebagai berikut ini.

Kelompok I : diberi CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif

Kelompok II : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis

0,26 mg/kg BB mencit

Kelompok III : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis

0,4446 mg/kg BB mencit

Kelompok IV : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis

0,7605 mg/kg BB mencit

Kelompok V : diberi larutan diazepam sebagai kontrol positif dengan dosis

1,3 mg/kg BB mencit

Kelompok VI : diberi ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan dosis

perlakuan 1375 mg/kg BB mencit secara oral

Kelompok VII : diberi ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan dosis

perlakuan 1980 mg/kg BB mencit secara oral

Kelompok VIII : diberi ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan dosis

perlakuan 2857 mg/kg BB mencit secara oral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

42

Kelompok IX : diberi ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dengan dosis

perlakuan 4123 mg/kg BB mencit secara oral

Semua hewan uji diinjeksi pentotal dosis 45,5 mg/kgBB (hasil orientasi)

secara i.p setelah selang waktu 45 menit (hasil orientasi). Kemudian catat waktu

(detik) ketika hewan uji mulai tidur (onset), dan lama waktu tidur. Posisi mulai

tidur adalah ketika mencit mulai kehilangan reflek pemulihan tubuh (posisi kaki

ke-empat kaki tidak menyentuh alas). Mencit dikatakan bangun ketika muncul

kembali reflek pemulihan posisi tubuh semula (ke-empat telapak kaki menyentuh

alas tidur).

9. Penentuan Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda

Data pengamatan lama waktu tidur (detik) pada hewan uji digunakan

untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga bunga-pagoda.

Untuk mengetahui persentase pengaruh yang ditimbulkan dapat dihitung dari

perpanjangan waktu tidur (PWT) dengan rumus sebagai berikut ini.

% PWT = ⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ −

DDU X 100%

keterangan : U : Waktu tidur tiap kelompok hewan uji diazepam (kontrol positif) maupun

ekstrak etanol bunga-bunga pagoda. D : Waktu tidur rata-rata kontrol negatif CMC-Na 1%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

43

10. Tata Cara Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan Kolmogorov-Smirnov

untuk mengetahui pola distribusi data. Analisis dilanjutkan dengan analisis non

parametrik Kruskal Wallis. Untuk menguji perbedaan tersebut bermakna atau

tidak secara statistik, maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Perbedaan

antar dosis dinyatakan bermakna apabila harga signifikansi (probabilitas) < 0,05

dan perbedaan dinyatakan tidak bermakna apabila harga probabilitas > 0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Determinasi Tanaman

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bunga dari tanaman bunga

pagoda. Oleh karena itu, determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan bahwa

tanaman yang digunakan adalah benar-benar merupakan tanaman bunga pagoda

dengan nama ilmiah Clerodendrum paniculatum L. Bagian tanaman yang digunakan

dalam determinasi adalah bagian cabang, daun, dan bunga. Determinasi dilakukan

dengan mengunakan acuan (Backer dan Bakhuizen van den Brink Jr., 1965). Hasil

determinasi tanaman bunga pagoda adalah sebagai berikut:

Famili.

1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27a-28b-

29b-30a-31b-403a-414a-415b-451a-452b-453a-454b-460b-461b-462a-

(189…………………………………………………………………..Verbenaceae)

Genera.

1b-3b-5b-6b-7b-8b-11b-15a-16b-17a-19a-(15..................................Clerodendrum)

Spesies.

1b-2b-7b-9b-10a- ( 11.a…………………….……. Clerodendrum paniculatum L.)

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

45

B. Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda

Metode yang digunakan untuk memperoleh ekstrak bunga bunga-pagoda

adalah perkolasi. Pelarut yang digunakan adalah etanol 70%. Penggunaan etanol 70%

dipilih karena diharapkan dapat melarutkan senyawa-senyawa anti cemas yang

terkandung di dalam bunga bunga-pagoda, yaitu flavonoid, dan alkaloid.

Serbuk bunga bunga-pagoda sebanyak 150 g dibasahi dengan etanol 70% di

dalam erlenmeyer selama 24 jam dalam bejana tertutup. Selama serbuk dibasahi,

cairan penyari dapat masuk ke dalam sel dan melarutkan zat-zat aktif sel yang dilalui

sampai mencapai keadaan jenuh. Dengan adanya proses pembasahan, aliran cairan

penyari tidak akan mengalami hambatan dan dapat menembus serbuk dengan

sempurna.

Kemudian serbuk yang telah dibasahi dipindahkan ke dalam perkolator dan

dituangi etanol 70% secukupnya sampai menetes dan masih terdapat selapis cairan

etanol di atas simplisia. Kran perkolator dibuka dan kecepatan penetesan etanol

adalah 1-3 ml/menit, tidak terlalu cepat ataupun lambat, tujuannya agar proses

penyarian dapat berlangsung optimal. Pada proses perkolasi, cairan penyari yang

terus-menerus baru dapat menyebabkan terjadinya perbedaan konsentrasi sehingga

zat aktif dapat tersari lebih sempurna. Selama proses perkolasi berlangsung, tinggi

etanol di atas permukaan serbuk ± 1-1,5 cm. Perkolasi dihentikan jika perkolat yang

diperoleh sudah tidak berwarna lagi. Perkolat yang didapat kemudian dipekatkan

dengan vacum evaporator untuk mempercepat penguapan etanol. Pemekatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

46

dilanjutkan dengan menguapkan sisa etanol di atas waterbath sampai diperoleh

ekstrak kental. Ekstrak kental yang diperoleh berwarna coklat kehitaman dengan

bobot sebesar 37,75 g (gambar 17.) ).

C. Uji Pendahuluan

1. Penentuan Kriteria Lama Waktu Tidur Mencit

Kriteria lama waktu tidur (detik) dapat diamati ketika mencit mulai

kehilangan reflek balik badan (onset) setelah diinjeksi pentotal secara

intraperitoneal (i.p) hingga mencit bangun. Kehilangan reflek pemulihan tubuh

dapat mulai diamati ketika mencit dapat diterlentangkan (bagian perut menghadap

keatas, dan posisi ke-empat kaki tidak menyentuh styrofoam). Kemudian waktu

dihentikan ketika mencit bangun (kembali ke posisi semula, dan ke-empat kaki

mencit menapak pada styrofoam). Respon yang diberikan mencit tidak akan sama

karena setiap mencit memiliki metabolisme dan kondisi patologis yang berbeda.

2. Penentuan Dosis Pentotal

Penentuan dosis pentotal dilakukan untuk mencari dosis yang dapat

menimbulkan waktu tidur yang singkat. Dalam penelitian ini diberikan 3 variasi

dosis pentotal pada 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 ekor mencit

putih jantan, yaitu dosis 36,4 mg/KgBB, 45,5 mg/KgBB, dan 54,5 mg/KgBB.

Pemberian pentotal dilakukan secara i.p. kemudian dicatat waktu mencit mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

47

tidur (onset) dan lama waktu tidur. Rata-rata waktu tidur (detik) mencit pada

penentuan dosis pentotal dapat dilihat pada Tabel I.

Tabel I. Penentuan dosis pentotal

Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)

Rata-rata jumlah waktu tidur yang muncul pada penentuan dosis pentotal

dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 4.

Gambar 8. Grafik rata-rata waktu tidur pada penentuan dosis pentotal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

48

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin meningkat dosis pentotal

maka waktu tidur yang terjadi juga semakin bertambah. Untuk melihat adanya

perbedaan pada ketiga kelompok tersebut dilakukan analisis variansi satu arah.

Hasil analisis variansi satu arah rata-rata jumlah kumulatif waktu tidur pada

penentuan dosis pentotal dapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata waktu tidur pada penentuan

dosis pentotal

Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya

adalah 0,63 (p>0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga kelompok dosis

tersebut berbeda tidak bermakna, sehingga tidak perlu dilakukan uji Scheffe.

Penelitian ini menggunakan pentotal dosis 45,5 mg/KgBB dikarenakan pada dosis

ini telah dapat menyebabkan semua mencit tidur dengan waktu tidur yang pendek.

3. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal setelah Pemberian Diazepam

Penentuan selang waktu pemberian pentotal dilakukan untuk mengetahui

waktu yang tepat agar diazepam (kontrol positif) dapat memberikan efek yang

optimal. Aksi kerja senyawa tersebut ditunjukkan dengan perpanjangan waktu

tidur (PWT) setelah penambahan pentotal dosis 45,5 mg/kgBB (hasil orientasi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

49

Pada penentuan selang waktu pemberian pentotal ini digunakan

diazepam dosis 10 mg yaitu dosis terapi tertinggi yang lazim digunakan. Dosis ini

kemudian dikonversikan pada mencit menjadi sebesar 1,3 mg/KgBB. Variasi

selang waktu yang diuji adalah 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Rata-

rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan selang waktu

pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel III.

Tabel III. Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan

selang waktu pemberian pentotal

Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)

Rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian

pentotal dapat pula disajikan dalam grafik pada gambar 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

50

Gambar 9. Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian Pentotal

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa PWT mencit pada penentuan

selang waktu pemberian pentotal dengan selang waktu menit 15, 30, dan 45

mengalami kenaikan, sedangkan pada selang waktu menit ke-60 mengalami

penurunan. Untuk melihat adanya perbedaan pada ke-4 kelompok tersebut

dilakukan analisis variansi satu arah.

Hasil analisis variansi satu arah rata-rata PWT mencit pada penentuan

selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

51

Tabel IV. Hasil analisis variansi satu arah rata-rata PWT mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal

Berdasarkan hasil analisis variansi satu arah diperoleh probabilitasnya

adalah 0,014 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ke-empat kelompok

dosis tersebut terdapat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk

mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe rata-rata

PWT mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada

Tabel V.

Tabel V. Hasil uji Scheffe rata-rata PWT mencit pada penentuan selang waktu

pemberian pentotal

Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa kelompok selang waktu pemberian

15 menit tidak berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 30 menit dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

52

60 menit. Kelompok selang waktu pemberian 30 menit tidak berbeda bermakna

dengan selang waktu pemberian 15 menit, 45 menit dan 60 menit. Kelompok

selang waktu pemberian 45 menit berbeda bermakna dengan selang waktu

pemberian 15 menit dan berbeda tidak bermakna dengan selang waktu pemberian

30 menit dan 60 menit, sehingga dapat dikatakan bahwa pada selang waktu

pemberian 30 menit, 45 menit dan 60 menit memberikan hasil yang sama.

Perpanjangan waktu tidur (PWT) pada selang waktu 15 masih terlalu

singkat, hal ini mungkin disebabkan diazepam belum terabsorbsi secara optimal.

Pada selang waktu 30 menit, 45 menit dan 60 menit, terdapat perbedaan

perpanjangan waktu tidur yang tidak bermakna sehingga dapat dikatakan bahwa

selang waktu 30 menit, 45 menit dan 60 menit memberikan hasil yang sama.

Penentuan selang waktu pemberian pentotal dipilih menit ke-45. Hal ini dilihat

dari Tabel III, dimana pada menit ke-45 memiliki rata-rata PWT yang paling

lama.

4. Penentuan Selang Waktu Pemberian Pentotal Setelah Pemberian Ekstrak

Etanol Bunga Bunga-Pagoda ( EEBBP)

Penentuan selang waktu pemberian pentotal dilakukan untuk mengetahui

waktu yang tepat agar EEBBP (senyawa uji) dapat memberikan efek yang

optimal. Prosedur pelaksanaan penentuan selang waktu pemberian pentotal

setelah pemberian EEBBP sama dengan setelah pemberian diazepam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

53

Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan

selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel VI.

Tabel VI. Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan

selang waktu pemberian pentotal

Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)

Rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan penentuan selang waktu

pemberian pentotal dapat pula disajikan dalam grafik pada gambar 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

54

Gambar 10. Grafik rata-rata PWT (detik) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa PWT mencit pada penentuan

selang waktu pemberian pentotal pada selang waktu menit 15, 30, dan 45

mengalami kenaikan, sedangkan pada selang waktu menit ke-60 mengalami

penurunan. Untuk melihat adanya perbedaan pada ke-empat kelompok tersebut

dilakukan analisis variansi satu arah menggunakan Kruskal Wallis Test. Hasil

analisis variansi satu arah rata-rata PWT pada penentuan selang waktu pemberian

pentotal dapat dilihat pada Tabel VII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

55

Tabel VII. Rata-rata perpanjangan waktu tidur (PWT) mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal

Berdasarkan hasil analisis diperoleh probabilitasnya adalah 0,022

(p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa pada ke-empat kelompok dosis tersebut

terdapat perbedaan. Kemudian dilakukan uji Mann-Whitney untuk mengetahui

perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Mann-Whitney rata-rata PWT

mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dapat dilihat pada Tabel

V.

Tabel VIII. Hasil uji Mann-Whitney rata-rata PWT mencit pada penentuan selang

waktu pemberian pentotal

Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

56

Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kelompok selang waktu

pemberian 15 menit berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 30 menit,

45 menit dan 60 menit. Kelompok selang waktu pemberian 30 menit berbeda

tidak bermakna dengan selang waktu pemberian 45 menit dan berbeda bermakna

dengan selang waktu pemberian 15 menit, dan 60 menit. Kelompok selang waktu

pemberian 45 menit berbeda tidak bermakna dengan selang waktu pemberian 30

menit dan berbeda bermakna dengan selang waktu pemberian 15 menit dan 60

menit. Kelompok selang waktu pemberian 60 menit berbeda tidak bermakna

dengan selang waktu pemberian 30 menit, 45 menit dan 60 menit.

Perpanjangan waktu tidur (PWT) pada selang waktu 15 masih terlalu

singkat, hal ini mungkin disebabkan ekstrak belum terabsorbsi secara optimal.

PWT pada selang waktu 60 menit mengalami penurunan, hal ini mungkin

disebabkan ekstrak sebagian besar telah mengalami proses eliminasi. Penentuan

selang waktu pemberian pentotal dipilih menit ke-45. Hal ini dilihat dari tabel.VI,

dimana pada menit ke-45 memiliki rata-rata PWT yang paling lama. Selang

waktu pemberian pentotal untuk kelompok kontrol negatif mengikuti selang

waktu pemberian senyawa uji yaitu 45 menit.

5. Penentuan Dosis Diazepam

Pada penelitian ini, diazepam berfungsi sebagai kontrol positif yang

digunakan sebagai pembanding terhadap EEBBP maupun CMC-Na. Kontrol

positif artinya senyawa tersebut telah terbukti dapat meningkatkan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

57

signifikan waktu tidur mencit dibandingkan kontrol negatif tetapi masih

memberikan sedikit perpanjangan waktu tidur dibandingkan dengan senyawa uji

(EEBBP). Penentuan dosis diazepam dilakukan untuk mendapatkan dosis yang

optimal, yaitu memberikan perpanjangan waktu tidur yang tidak terlalu panjang

dan tidak terlalu singkat.

Dosis diazepam yang diujikan pada penelitian ini adalah 0,26 mg/KgBB,

0,4446 mg/KgBB, 0,7605 mg/KgBB dan 1,3 mg/KgBB yang diberikan secara

peroral. Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur (PWT) dapat dilihat

pada Tabel IX.

Tabel IX. Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur (PWT) pada

penentuan dosis diazepam

Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)

Rata-rata jumlah kumulatif perpanjangan waktu tidur (PWT) dan persen

proteksi pada penentuan dosis diazepam dapat pula disajikan dalam bentuk

diagram batang seperti pada gambar 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

58

Gambar 11. Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada penentuan dosis diazepam

Data diatas menunjukkan bahwa pada kenaikan dosis 0,26; 0,4446; dan

1,3 mg/kgBB mengalami peningkatan PWT, akan tetapi pada dosis 0,7605

mg/kgBB PWT mengalami sedikit penurunan dibandingkan dosis 0,4446

mg/kgBB. Selanjutnya dilakukan analisis variansi satu arah terhadap data PWT

untuk melihat perbedaan pada keempat kelompok tersebut. Hasil analisis variansi

satu arah PWT pada penentuan dosis diazepam dapat dilihat pada Tabel IX.

Tabel X. Hasil analisis variansi satu arah PWT pada penentuan dosis diazepam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

59

Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah

0,000 (p<0,05), hal ini berarti pada keempat kelompok dosis tersebut terdapat

perbedaan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan tersebut

bermakna atau tidak. Hasil uji Scheffe PWT pada penentuan dosis diazepam dapat

dilihat pada Tabel XI.

Tabel XI. Hasil uji Scheffe PWT pada penentuan dosis diazepam

Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa pemberian diazepam dosis 0,26

mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 0,4446 mg/KgBB dan dosis

0,7605 mg/KgBB, tetapi berbeda bermakna dengan dosis 1,3 mg/KgBB. Dosis

0,4446 mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 0,26 mg/KgBB dan

0,7605 mg/KgBB, tetapi berbeda bermakna dengan dosis 1,3 mg/KgBB. Untuk

dosis 0,7605 mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 0,26 mg/KgBB dan

0,4446 mg/KgBB. Dosis 1,3 mg/KgBB berbeda bermakna dengan dosis 0,26

mg/KgBB, 0,4446 mg/KgBB, dan 0,7605 mg/KgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

60

Pada dosis 0,26 mg/KgBB, 0,4446 mg/KgBB, dan 0,7605 mg/KgBB

terdapat perbedaan PWT yang tidak bermakna sehingga dapat dikatakan ketiga

dosis memberikan hasil yang sama, sedangkan dosis 1,3 mg/KgBB memberikan

hasil yang bermakna dengan ketiga dosis lainnya

Penelitian ini menggunakan diazepam dosis 0,4446 mg/KgBB yang

sudah dapat meningkatkan PWT yang tidak terlalu lama dan tidak terlalu singkat.

6. Penentuan Kontrol Negatif

Pada penelitian ini terdapat data yaitu pentotal (pemberian tunggal),

akuades dan CMC-Na 1%. Pentotal ikut disertakan untuk melihat apakah pelarut

yang digunakan akuades dan CMC-Na 1% menimbulkan PWT. Bila tidak

menimbulkan PWT maka akuades dan CMC-Na 1% akan dipilih salah satu untuk

digunakan dalam perhitungan persen proteksi dari diazepam sebagai kontrol

positif dan EEBBP sebagai senyawa uji yang diteliti. Hasil analisis variansi satu

arah PWT pada penentuan dosis kontrol negatif dapat dilihat pada Tabel IX.

Tabel XII. Rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit pada penentuan kontrol

negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

61

Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit pada penentuan kontrol negatif

dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 12.

Gambar 12. Grafik rata-rata waktu tidur mencit pada penentuan kontrol negatif

Dari analisis didapat bahwa probabilitasnya sebesar 0.919 dimana

p>0.05 yang menunjukkan ketiganya berbeda tidak bermakna. Hal ini kedua

pelarut baik akuades dan CMC-Na 1% tidak mengalami perpanjangan waktu tidur

(PWT). Pada penelitian ini dipilih CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif

dikarenakan CMC-Na 1% digunakan dalam pembuatan senyawa uji yang diteliti

yaitu ekstrak etanol bunga bunga-pagoda (EEBBP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

62

D. Pengujian Pengaruh Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda

Pengujian pengaruh EEBBP terhdap waktu tidur mencit dilakukan setelah

seluruh uji pendahuluan selesai dilakukan. Pengujian ini menggunakan pentotal dosis

45,5 mg/KgBB, EEBBP sebagai senyawa uji dengan empat peringkat dosis,

diazepam sebagai kontrol positif menggunakan dosis 0,4446 mg/KgBB, dan CMC-

Na 1% sebagai kontrol negatif. Data tersebut kemudian dianalisis secara statistik dan

akan diperoleh persen PWT yang dibandingkan dengan kontrol. Data rata-rata jumlah

kumulatif PWT dan persen PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu

tidur seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XIII.

Tabel XIII. Data rata-rata jumlah kumulatif PWT dan % PWT pada pengujian seluruh

kelompok.

Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Data rata-rata jumlah kumulatif PWT dan % PWT pada pengujian seluruh

kelompok dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

63

Gambar 13. (a) Grafik rata-rata jumlah kumulatif PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur

(b) Grafik rata-rata persen PWT pada pengujian pengaruh EEBBP terhadap waktu tidur

Keterangan : I = Kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1 %) II = Kelompok kontrol diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB III = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1375 mg/kgBB IV = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1980 mg/kgBB V = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 2857 mg/kgBB VI = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 4123 mg/kgBB

Persen PWT kelompok perlakuan kemudian dianalisis menggunakan analisis

variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat apakah diantara

kelompok perlakuan mempunyai perbedaan atau tidak. Analisis variansi satu arah

persen PWT seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XIV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

64

Tabel XIV. Analisis variansi satu arah persen PWT pada pengujian efek hipnotik seluruh kelompok.

Hasil analisis variansi satu arah menunjukkan probabilitasnya adalah 0,000

(p<0,05), hal ini berarti pada ketiga kelompok dosis tersebut terdapat perbedaan.

Analisis menggunakan Kruskal Wallis Test, kemudian dilakukan uji Mann-Whitney

untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak. Hasil uji Mann-Whitney

persen proteksi pada pengujian seluruh kelompok dapat dilihat pada Tabel XV.

Tabel XV. Hasil uji Mann-Whitney persen PWT pada pengujian seluruh kelompok.

Keterangan : B = Berbeda bermakna (p≤0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05) I = Kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1 %) II = Kelompok kontrol diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB III = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1375 mg/kgBB IV = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 1980 mg/kgBB V = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 2857 mg/kgBB VI = Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda dosis 4123 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

65

Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif

(CMC-Na 1%) memiliki perbedaan persen PWT yang bermakna dengan kelompok

kontrol positif (diazepam dosis 0,4446 mg/KgBB) dan dengan kelompok senyawa uji

(EEBBP) dosis 1980 mg/KgBB, 2857 mg/KgBB, dan 4123 mg/KgBB. Perbedaan

tersebut dikarenakan terjadi perpanjangan waktu tidur yang bermakna pada diezepam

dan EEBBP dosis 1980 mg/KgBB, 2857 mg/KgBB, dan 4123 mg/KgBB (903,06%,

275,14%; 878,03%; dan 255,55%) jauh lebih besar dibandingkan dengan kontrol

negatif CMC-Na. Kontrol negatif tidak berbeda bermakna dengan kelompok senyawa

uji dosis 1375 mg/KgBB (15,30%) atau tidak menunjukkan perpanjangan waktu tidur

yang berarti.

Pada kelompok kontrol positif diazepam dan keempat kelompok perlakuan

ekstrak etanol bunga bunga-pagoda terjadi perpanjangan waktu tidur pada mencit,

sehingga diasepam terbukti sebagai anticemas.

Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa diantara kelompok kontrol positif

(diazepam) dengan kelompok senyawa uji dosis 1375 mg/KgBB, dosis 1980

mg/KgBB, dan dosis 4123 mg/KgBB terdapat perbedaan persen PWT yang

bermakna. Untuk kelompok kontrol positif dengan kelompok senyawa uji dosis 2857

mg/KgBB terdapat perbedaan persen PWT yang tidak bermakna atau sama, oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa pada peringkat dosis ekstrak etanol bunga bunga-

pagoda dosis 2857 mg/kgBB memberikan efek yang sebanding dengan diazepam.

Ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dosis 2857 mg/KgBB menunjukkan

perbedaan yang bermakna terhadap diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB sebagai kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

66

positif sedangkan terhadap EEBBP dosis 1375 mg/KgBB, dosis 1980 mg/KgBB dan

dosis 4123 mg/KgBB menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini

dikarenakan EEBBP dosis 2857 mg/KgBB memiliki persen PWT (873,03%) yang

sama dengan persen PWT diazepam sebagai kontrol positif (903,06), tetapi berbeda

jauh dengan persen PWT ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dosis 1375 mg/KgBB

(15,30%), 1980 mg/KgBB (275,14%), dan dosis 4123 mg/KgBB (255,55%).

Pada kelompok EEBBP dosis tertinggi 4123 mg/KgBB ini terjadi penurunan

persen PWT dibandingkan dengan dosis 2857 mg/KgBB. Hal ini menunjukkan

bahwa dosis 4123 mg/KgBB kurang dapat memberikan perpanjangan waktu tidur

dibandingkan dosis 2857 mg/KgBB. Penurunan persen PWT ini mungkin

dikarenakan EEBBP dosis 2857 mg/KgBB telah mengalami penjenuhan, sehingga

ketika dosis dinaikan tidak menunjukkan perubahan yang signifikan atau

perpanjangan waktu tidur lebih singkat. Berdasarkan hal tersebut dosis optimum

EEBBP berada pada kisaran dosis 2857 mg/KgBB.

Berdasarkan hasil perhitungan persen PWT kemudian dihitung potensi

relatif EEBBP terhadap kontrol positif (diazepam dosis 0,4446 mg/KgBB).

Potensi relatif semua kelompok perlakuan EEBBP di bawah 100 persen. Hal

ini menunjukkan EEBBP dapat memperpanjang waktu tidur namun kurang poten

dibanding diazepam. Potensi relatif EEBBP dosis 1375, 1980, 2857, dan 4123

mg/kgBB berturut-turut sebesar 1,69; 30,47; 96,90; dan 28,30%. Potensi relatif

EEBBP dosis 2857 mg/kgBB paling tinggi dibandingkan kelompok senyawa uji

lainnya sehingga dapat dikatakan EEBBP dosis 2857 mg/kgBB dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

67

memperpanjang waktu tidur yang lebih baik dibandingkan kelompok lainnya. Data

dan perhitungan potensi relatif EEBBP dapat dilihat pada lampiran 17.

Hasil penelitian menujukkan EEBBP dapat memperpanjang waktu tidur

dibandingkan kontrol negatif, menimbulkan efek anticemas. Perpanjangan waktu

tidur ini dimungkinkan antara senyawa uji dan pentotal (penginduksi) terjadi efek

saling menguatkan. Zat aktif pada senyawa uji bekerja seperti diazepam yaitu

berikatan pada reseptor GABAA dan dengan penambahan Pentotal meningkatkan

hiperpolarisasi kanal ion Cl- sehingga menurunkan potensial kerja.

Harborne (1999) memaparkan bahwa ada senyawa flavonoid beraktifitas

sebagai hipnotik sedatif, seperti: adenosin, apigenin, cinnamaldehyde. Cordell (1981)

juga menyatakan bahwa ada senyawa alkaloid yang menimbulkan anticemas, seperti:

muscimol, reserpine, xylopine. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

memastikan senyawa aktif yang bertanggungjawab sebagai anticemas. Hal ini

dikarenakan belum adanya informasi yang mencantumkan tentang efek dari tanaman

bunga pagoda khususnya bagian bunganya sehingga senyawa aktif yang bertanggung

jawab atas efek anticemas juga belum dapat dipastikan.

Penelitian dengan metode potensiasi narkose ini menunjukkan bahwa

ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dapat memperpanjang waktu tidur dan

menenangkan, akan tetapi belum dapat diketahui secara pasti apakah senyawa uji

termasuk obat sedatif, hipnotik, atau bahkan anastesi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan,

antara lain :

1. pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda menggunakan potensiasi

narkose menyebabkan perpanjangan waktu tidur dibandingkan kontrol

negatif.

2. besar pengaruh ekstrak etanol bunga bunga-pagoda dalam menyebabkan

perpanjangan waktu tidur adalah 1375 mg/kgBB, 1980 mg/kgBB, 2857

mg/kgBB dan 4123 mg/kgBB, adalah 15,30%, 275,14%, 878,03%, dan

255,55%.

B. Saran

Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disarankan sebagai berikut :

1. perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa yang

bertanggung jawab terhadap pengaruh dari ekstrak etanol bunga bunga-

pagoda ini.

2. perlu dilakukan penelitian terhadap ekstrak etanol bunga bunga-pagoda

dengan menggunakan metode lain seperti Palpeberal test dan Motor

deficit.

3. perlu dilakukan pengujian toksisitas akut terhadap ekstrak etanol bunga

bunga-pagoda.

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh., 1995, Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, 45, 80-90, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik:

Antiansietas, 63-65, Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 7, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-25, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta. Anonim, 1997, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (IV), 43-44, Departemen

Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. Anonim, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland, 732, 885-886, EGC, Jakarta Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 131, CV. Sagung Seto,

Jakarta. Anonim, 2003, Bunga Pagoda, http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=CLJA3.

diakses pada tanggal 7 November 2006. Anonim, 2004, Petunjuk Praktikum Farmakologi, 7, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta. Anonim, 2005a, AHFS Drug Information, 1924-1929, American Society of Health-

System Pharmacist Inc., USA. Anonim, 2005b, Bunga Pagoda Penyembuh Insomnia,

http://www.koranmerapi.com/article.php?sid=956, diakses tanggal 29 Mei 2007

Backer, C.A., dan Bakhuizen van den Brink Jr., R.C, 1965, Flora of Java, Vol. I, 3-

33, N.V.P., Noordhoof-Groningen-The Nederlands published under The auspices of the Rijksher Barium, Leyden.

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

70

Backer, C.A., dan Bakhuizen van den Brink Jr., R.C, 1968, Flora of Java, Vol. III, 199-204, N.V.P., Noordhoof-Groningen-The Nederlands published under The auspices of the Rijksher Barium, Leyden.

Cordell, G. A., 1981, Introduction to Alkoloids a Biogenetic Approach, 579, 609,

John Wiley and Sons, Inc. United States of America. Dollery, S.C., 1999a, Therapeutic Drugs, Vol. I, D86-D89, Churchill Livingstone,

Edinburgh. Dollery, S.C., 1999b, Therapeutic Drugs, Vol. II, T92-Y95, Churchill Livingstone,

Edinburgh. Guyton, A. C., 1994, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 7, diterjemahkan oleh

Fengadi, K. A., dkk., 408-412, Penerbit: EGC, Jakarta. Harborne, J. B., 1999, The Flavonoids: Advances in Research since 1986, 388, 408,

696, 706, Chapman and Hall/ CRC, United States of America. Hembing, dkk, 2005 Tanaman Berkhasiat Obat

,http://www.tanindo.com/abdi16/hal3801.htm, diakses tanggal 13 Oktober 2006 Idrus, H. M . F., 2006, Anxietas dan Hipertensi, J Med Nus, Vol. 27, No.1, 15 -20 Katzung, B., 2002, Obat Sedatif-Hipnotik, Farmakologi dan Klinik, Edisi VIII, 21-

36, ECG, Jakarta. Muhlis, M., 2006, Drug Interaction,

http://my.opera.com/muhlis3/blog/show.dml/259122, diakses tanggal 23 Januari 2008

Mutschler, E., 1986, Dinamika Obat, Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,

diterjemahkan oleh Widianto, M. B. dan Ranti, A., S., 164-165, Penerbit : ITB, Bandung.

Mycek, M. J., Harvey, R. A., dan C., Pamela, C., 1997, Obat-Obat Ansiolitik dan

Hipnotik dalam Harvey, R. A., Champe, P. C. (editor), Farmakologi: Ulasan Bergambar, diterjemahkan oleh Azwar, A., Edisi II, 89-97, Widya Medika, Jakarta.

Nagai, S., 1986, Medical Herb Index in Indonesia, diterjemahkan oleh Sastrapradja

Didin, 324, 325, PT. Eisai Indonesia, Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

71

Neal, M. J., 2006, Medical Pharmacology At a Glance, , edisi kelima, diterjemahkan oleh Safitri Amalia, 50-55, Erlangga, Jakarta.

Santoso, S., 1999, Mengolah Data Statistik secara Profesional, 202-205, PT Elex

Media Komputindo, Jakarta. Stockley, I. H., 1994, Drug Interaction, Third Ed., 1-11, Blackwell Science, Australia. Tjitrosoepomo, G., 1988, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), 469-471, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta. Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, 69-91, Academic Press,

New York. Vogel, H. G., 2002, Drug Discoveryand Evaluation Pharmacological Assays, 495,

Springer, Heidelberg. Wiria, M.S.S., dan Handoko, T., 1995, Hipnotik-Sedatif dan Alkohol dalam Ganiswarna, S.G., Setiabudy, R., Suyatna, F.D., Purwantiastuti, Nafrialdi (editor), Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 124, 125, 134 bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

73

Lampiran 2. Foto tanaman bunga pagoda

Gambar 14. Tanaman bunga pagoda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

74

(a)

(b)

Gambar 15 (a),(b). Bunga bunga-pagoda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

75

Gambar 16. Serbuk bunga bunga-pagoda

Gambar 17. Ekstrak etanol kental bunga bunga-pagoda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

76

Lampiran 3. Foto perkolator dan foto mencit pada posisi tidur

Gambar 18. Perkolator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

77

Gambar 19. Mencit pada pos

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

78

Lampiran 4. Skema kerja perlakuan hewan uji

45 menit sesudahnya

Onset (detik)

Durasi (detik)

Kel 1

Kel 2

Kel 3

Kel 10

Kel 11

Kel 9

Kel 8

Kel 5

Kel 4

Kel 6

Kel 7

Enam puluh enam ekor mencit dibagi dalam 11 kelompok

Diberi Kontrol Positif Diazepam (p.o)

Diberi ekstrak etanol bunga pagoda (p.o)

Kontrol (-) Aquades

Kontrol (-) CMC-Na

Injeksi Natrium Tiopental 45,5 mg/kgBB (i.p)

Catat waktu mencit mulai tidur (onset) dengan membalikan

badannya pada posisi terlentang

Catat waktu mencit bangun (kembali ke posisi normal)

Gambar 20. Bagan Skema Kerja Perlakuan Hewan Uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

79

Keterangan : Kelompok I : kelompok uji pendahuluan Natrium Tiopental 45,5 mg/kgBB kelompok II : kelompok kontrol negatif aquades Kelompok III : kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% Kelompok IV : kelompok kontrol positif diazepam dosis 0,26 mg/kgBB Kelompok V : kelompok kontrol diazepam dosis 0,4446 mg/kgBB Kelompok VI : kelompok kontrol positif diazepam dosis 0,7605 mg/kgBB Kelompok VII : kelompok kontrol positif diazepam dosis 1,3 mg/kgBB Kelompok VIII : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-

pagoda dosis 1375 mg/kgBB Kelompok IX : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-

pagoda dosis 1980 mg/kgBB Kelompok IX : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-

pagoda dosis 2857 mg/kgBB Kelompok X : kelompok perlakuan pemberian ekstrak etanol bunga bunga-

pagoda dosis 4123 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

80

Lampiran 5. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada

penentuan dosis pentotal

Tabel XVI. Data lama tidur tidur (detik) pada penentuan dosis pentotal Dosis

No. Subyek 4mg/kg 5mg/kg 6mg/kg 1 - 318 3784 2 240 151 7114 3 - 485 1009

Total 240,00 954,00 11907,00 Npar Tests

Descriptive Statistics

9 1455,6667 2431,35235 ,00 7114,00DurasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

91455,66672431,352

,351,351

-,2751,052,218

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Durasi

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway

Descriptives

Durasi

3 80,0000 138,56406 80,00000 -264,2122 424,2122 ,00 240,003 318,0000 167,00000 96,41749 -96,8510 732,8510 151,00 485,003 3969,0000 3056,70165 1764,788 -3624,2679 11562,2679 1009,00 7114,009 1455,6667 2431,35235 810,45078 -413,2362 3324,5695 ,00 7114,00

4 mg/kgBB5 mg/kgBB6 mg/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

81

Test of Homogeneity of Variances

Durasi

4,293 2 6 ,070

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Durasi

28510766 2 14255383,00 4,554 ,06318781028 6 3130171,33347291794 8

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

82

Lampiran 6. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada

penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis 45,5 mg/kgBB setelah

pemberian diazepam

Tabel XVII. Data lama waktu tidur mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal dosis 45,5 mg/kgBB setelah pemberian diazepam

Waktu (menit) No Subyek 15 30 45 60

1 479 4377 8439 2778 2 479 4540 5828 1624 3 - 5007 12936 4982

Total 958,00 13924,00 27203,00 9384,00 NPar Tests

Descriptive Statistics

11 4679,0000 3635,55490 479,00 12936,00DiazepamN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

114679,0000

3635,555,194,194

-,124,644,801

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Diazepam

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

83

Oneway Descriptives

Diazepam

2 479,0000 ,00000 ,00000 479,0000 479,0000 479,00 479,003 4641,3333 326,99592 188,79118 3829,0304 5453,6362 4377,00 5007,003 9067,6667 3595,45996 2075,840 136,0490 17999,2843 5828,00 12936,003 3128,0000 1706,14067 985,04078 -1110,2884 7366,2884 1624,00 4982,00

11 4679,0000 3635,55490 1096,161 2236,6010 7121,3990 479,00 12936,00

15'30'45'60'Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Diazepam

3,653 3 7 ,072

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Diazepam

1,00E+08 3 33427414,89 7,337 ,01431890349 7 4555764,1901,32E+08 10

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DiazepamScheffe

-4162,3333 1948,453 ,291 -11198,5146 2873,8480-8588,6667* 1948,453 ,020 -15624,8480 -1552,4854-2649,0000 1948,453 ,626 -9685,1813 4387,18134162,33333 1948,453 ,291 -2873,8480 11198,5146-4426,3333 1742,750 ,182 -10719,6852 1867,01851513,33333 1742,750 ,858 -4780,0185 7806,68528588,66667* 1948,453 ,020 1552,4854 15624,84804426,33333 1742,750 ,182 -1867,0185 10719,68525939,66667 1742,750 ,064 -353,6852 12233,01852649,00000 1948,453 ,626 -4387,1813 9685,1813-1513,3333 1742,750 ,858 -7806,6852 4780,0185-5939,6667 1742,750 ,064 -12233,0185 353,6852

(J) waktu30'45'60'15'45'60'15'30'60'15'30'45'

(I) waktu15'

30'

45'

60'

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

84

Homogeneous Subsets Diazepam

Scheffea,b

2 479,00003 3128,0000 3128,00003 4641,3333 4641,33333 9067,6667

,255 ,081

waktu15'60'30'45'Sig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 2,667.a.

The group sizes are unequal. The harmonic meanof the group sizes is used. Type I error levels arenot guaranteed.

b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

85

Lampiran 7. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada penentuan

selang waktu pemberian pentotal dosis 45,5 mg/kgBB setelah pemberian ekstrak

Tabel XVIII. Data lama waktu tidur mencit pada penentuan selang waktu pemberian pentotal

dosis 45,5 mg/kgBB setelah pemberian ekstrak Waktu (menit) NO

Subyek 15 30 45 60 1 375 1536 8729 176 2 511 3719 2354 108 3 272 1116 3188 212

Total 1158,00 6371,00 14271,00 496,00

NPar Tests Descriptive Statistics

12 1858,0000 2494,96147 108,00 8729,00EkstrakN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

121858,0000

2494,961,242,218

-,242,837,486

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Ekstrak

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

86

Oneway Descriptives

Ekstrak

3 386,0000 119,87911 69,21223 88,2038 683,7962 272,00 511,003 2123,6667 1397,46783 806,82843 -1347,8359 5595,1692 1116,00 3719,003 4757,0000 3465,03636 2000,540 -3850,6275 13364,6275 2354,00 8729,003 165,3333 52,81414 30,49226 34,1357 296,5309 108,00 212,00

12 1858,0000 2494,96147 720,23334 272,7771 3443,2229 108,00 8729,00

15'30'45'60'Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Ekstrak

10,240 3 8 ,004

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Ekstrak

40520053 3 13506684,22 3,866 ,05627953107 8 3494138,41768473160 11

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

NPar Tests Kruskal-Wallis Test

Ranks

3 5,003 8,673 10,333 2,00

12

Waktu215'30'45'60'Total

EkstrakN Mean Rank

Test Statisticsa,b

9,6673

,022

Chi-SquaredfAsymp. Sig.

Ekstrak

Kruskal Wallis Testa.

Grouping Variable: Waktu2b.

NPar Tests Mann-Whitney Test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

87

Ranks

3 2,00 6,003 5,00 15,006

Waktu215'30'Total

EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

,0006,000

-1,964,050

,100a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Ekstrak

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Waktu2b.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

3 2,00 6,003 5,00 15,006

Waktu215'45'Total

EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

,0006,000

-1,964,050

,100a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Ekstrak

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Waktu2b.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

3 5,00 15,003 2,00 6,006

Waktu215'60'Total

EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

88

Test Statisticsb

,0006,000

-1,964,050

,100a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Ekstrak

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Waktu2b.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

3 2,67 8,003 4,33 13,006

Waktu230'45'Total

EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

2,0008,000

-1,091,275

,400a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Ekstrak

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Waktu2b.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

3 5,00 15,003 2,00 6,006

Waktu230'60'Total

EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

89

Test Statisticsb

,0006,000

-1,964,050

,100a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Ekstrak

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Waktu2b.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

3 5,00 15,003 2,00 6,006

Waktu245'60'Total

EkstrakN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

,0006,000

-1,964,050

,100a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Ekstrak

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Waktu2b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

90

Lampiran 8. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada

penentuan dosis diazepam sebagai kontrol positif

Tabel XIX. Data jumlah PWT (detik) pada penentuan dosis diazepam

Kelompok Kontrol Positif (diazepam) No Subyek

0,26mg/kgBB 0,4446mg/kgBB 0,7605mg/kgBB 1,3mg/kgBB1 191 125 120 157 2 131 140 124 169 3 242 130 117 132 4 169 88 164 121 5 249 108 148 128 6 213 165 132 104

Total 1195,00 756,00 805,00 811,00 NPar Tests

Descriptive Statistics

24 4302,3333 2886,04900 414,00 9548,00DurasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

244302,3333

2886,049,173,173

-,099,848,468

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Durasi

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

91

Oneway Descriptives

Durasi

6 1361,3333 1057,87649 431,87627 251,1600 2471,5066 414,00 2718,006 3933,6667 2128,60646 868,99995 1699,8312 6167,5022 1307,00 6455,006 3908,1667 1796,10405 733,25641 2023,2711 5793,0623 1345,00 6080,006 8006,1667 1499,21678 612,05269 6432,8351 9579,4982 5463,00 9548,00

24 4302,3333 2886,04900 589,11229 3083,6617 5521,0049 414,00 9548,00

0.26mg/kgBB0.4446mg/kgBB0.7605mg/kgBB1.300mg/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Durasi

1,555 3 20 ,231

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Durasi

1,36E+08 3 45318289,67 16,296 ,00055618544 20 2780927,2171,92E+08 23

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Oneway

ANOVA

Durasi

1,36E+08 3 45318289,67 16,296 ,00055618544 20 2780927,2171,92E+08 23

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

92

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable: DurasiScheffe

-2572,3333 962,79579 ,100 -5507,7039 363,0372-2546,8333 962,79579 ,105 -5482,2039 388,5372-6644,8333* 962,79579 ,000 -9580,2039 -3709,46282572,33333 962,79579 ,100 -363,0372 5507,7039

25,50000 962,79579 1,000 -2909,8706 2960,8706-4072,5000* 962,79579 ,004 -7007,8706 -1137,12942546,83333 962,79579 ,105 -388,5372 5482,2039

-25,50000 962,79579 1,000 -2960,8706 2909,8706-4098,0000* 962,79579 ,004 -7033,3706 -1162,62946644,83333* 962,79579 ,000 3709,4628 9580,20394072,50000* 962,79579 ,004 1137,1294 7007,87064098,00000* 962,79579 ,004 1162,6294 7033,3706

(J) Diazepam0.4446mg/kgBB0.7605mg/kgBB1.300mg/kgBB0.26mg/kgBB0.7605mg/kgBB1.300mg/kgBB0.26mg/kgBB0.4446mg/kgBB1.300mg/kgBB0.26mg/kgBB0.4446mg/kgBB0.7605mg/kgBB

(I) Diazepam0.26mg/kgBB

0.4446mg/kgBB

0.7605mg/kgBB

1.300mg/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets

Durasi

Scheffea

6 1361,33336 3908,16676 3933,66676 8006,1667

,100 1,000

Diazepam0.26mg/kgBB0.7605mg/kgBB0.4446mg/kgBB1.300mg/kgBBSig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

93

Lampiran 9. Data lama waktu tidur mencit dan hasil analisis statistik pada

penentuan kontrol negatif

Tabel XX. Data jumlah PWT (detik) pada penentuan kontrol negatif

Lama Tidur (detik) Kontrol Negatif No Subyek

Pentotal

Aquades CMC-Na 1% 1 544 251 267 2 244 372 214 3 57 402 409 4 427 215 653 5 454 649 406 6 667 266 404

Total 2393,00 2155,00 2353,00 NPar Tests

Descriptive Statistics

18 383,3889 169,13035 57,00 667,00durasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

18383,3889

169,13035,143,143

-,109,608,854

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

durasi

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

94

Oneway

Descriptives

durasi

6 398,8333 218,01231 89,00315 170,0434 627,6232 57,00 667,006 359,1667 159,47842 65,10679 191,8043 526,5290 215,00 649,006 392,1667 152,35408 62,19829 232,2809 552,0525 214,00 653,00

18 383,3889 169,13035 39,86441 299,2823 467,4954 57,00 667,00

Pentothal 5mg/kgBBaquadesCMC-Na 1%Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

durasi

,589 2 15 ,567

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

durasi

5413,778 2 2706,889 ,084 ,919480872,5 15 32058,167486286,3 17

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

95

Lampiran 10. Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit dan hasil analisis statistik

pada seluruh kelompok

Tabel XXI. Data jumlah PWT mencit pada pengujian seluruh kelompok

Lama Waktui Tidur (detik)

No Kontrol Negatif Kontrol Positif Kelompok Uji Perlakuan

Subyek CMC-Na Ekstrak (mg/kgBB)

1 %

Diazepam 0,4446

mg/kgBB 1375 1980 2857 4123 1 267 2273 209 1682 1821 702 2 214 3008 520 2366 2272 1678 3 409 4240 411 312 2485 2287 4 653 6319 343 582 4951 581 5 406 6455 674 2711 5231 980 6 404 1307 356 1174 6253 2138

Total 2353,00 23602,00 2513,00 8827,00 23013,00 8366,00 Tabel XXII. Data rata-rata jumlah kumulatif PWT mencit pada pengujian seluruh kelompok.

Kelompok Uji

Subyek Uji

Rata-rata Jumlah Kumulatif PWT

(X ± SE) CMC-Na 1% 6 0,000 ± 0,000

Diazepam 0,4446 mg/kgBB 6

903,06 ± 221,588

EEBBP dosis 1375 mg/kgBB 6

15,30 ± 17,254

EEBBP dosis 1980 mg/kgBB 6

275,14 ± 99,903

EEBBP dosis 2857 mg/kgBB 6

878,03 ± 193,989

EEBBP dosis 4123 mg/kgBB 6

255,55 ± 77,103

NPar Tests

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

96

Descriptive Statistics

36 1907,6111 1884,84376 209,00 6455,00DurasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

361907,6111

1884,844,184,183

-,1841,102

,176

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Durasi

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway Descriptives

Durasi

6 392,1667 152,35408 62,19829 232,2809 552,0525 214,00 653,00

6 3933,6667 2128,60646 868,99995 1699,8312 6167,5022 1307,00 6455,00

6 418,8333 160,70771 65,60865 250,1809 587,4857 209,00 674,006 1471,1667 959,68295 391,78892 464,0412 2478,2922 312,00 2711,006 3835,5000 1863,47307 760,75970 1879,9049 5791,0951 1821,00 6253,006 1394,3333 740,65773 302,37225 617,0607 2171,6059 581,00 2287,00

36 1907,6111 1884,84376 314,14063 1269,8717 2545,3505 209,00 6455,00

CMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Durasi

13,110 5 30 ,000

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

97

ANOVA

Durasi

76731754 5 15346350,78 9,670 ,00047610507 30 1587016,8891,24E+08 35

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

NPar Tests Kruskal-Wallis Test

Ranks

6 7,17

6 29,33

6 8,006 18,676 28,836 19,00

36

KelompokCMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank

Test Statisticsa,b

25,0335

,000

Chi-SquaredfAsymp. Sig.

Durasi

Kruskal Wallis Testa.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 3,50 21,00

6 9,50 57,00

12

KelompokCMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

98

Test Statisticsb

,00021,000-2,882

,004

,002a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 6,17 37,006 6,83 41,00

12

KelompokCMC-NaEkstrak 1375mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

16,00037,000

-,320,749

,818a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 4,33 26,006 8,67 52,00

12

KelompokCMC-NaEkstrak 1980mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

99

Test Statisticsb

5,00026,000-2,082

,037

,041a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 3,50 21,006 9,50 57,00

12

KelompokCMC-NaEkstrak 2857mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

,00021,000-2,882

,004

,002a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 6,83 41,00

6 6,17 37,0012

KelompokDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

100

Test Statisticsb

16,00037,000

-,320,749

,818a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 8,83 53,00

6 4,17 25,0012

KelompokDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

4,00025,000-2,242

,025

,026a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 4,50 27,006 8,50 51,00

12

KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

101

Test Statisticsb

6,00027,000-1,922

,055

,065a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 3,50 21,006 9,50 57,00

12

KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

,00021,000-2,882

,004

,002a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 3,67 22,006 9,33 56,00

12

KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

102

Test Statisticsb

1,00022,000-2,722

,006

,004a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 4,33 26,006 8,67 52,00

12

KelompokEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

5,00026,000-2,082

,037

,041a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 6,83 41,006 6,17 37,00

12

KelompokEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

103

Test Statisticsb

16,00037,000

-,320,749

,818a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 9,00 54,006 4,00 24,00

12

KelompokEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

3,00024,000-2,402

,016

,015a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

104

Lampiran 11. Data persen PWT mencit dan hasil analisis statistik pada pengujian seluruh

kelompok

Tabel XXIII. Data persen PWT pada pengujian seluruh kelompok

% PWT No Kontrol Negatif Kontrol Positif Kelompok Uji Perlakuan

Subyek CMC-Na Diazepam Ekstrak (mg/kgBB) 0,4446 mg/kgBB 1375 1980 2857 4123 1 0,00 479,6 -46,71 328,9 364,34 79,01 2 0,00 667,02 32,6 503,31 479,35 327,88 3 0,00 981,17 4,8 -20,44 533,66 483,17 4 0,00 1511,3 -12,54 48,41 1162,47 48,15 5 0,00 1545,98 71,87 591,29 1233,87 149,89 6 0,00 233,28 41,78 199,36 1494,48 445,18

(X ± SE)

0,00 ± 0,00

903,06 ± 221,588

15,30 ± 17,254

275,14 ± 99,903

878,03 ± 193,989

255,55 ± 77,103

NPar Tests Descriptive Statistics

36 387,8453 479,27188 -46,71 1545,98DurasiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

36387,8453

479,27188,185,185

-,1821,109

,171

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Durasi

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

105

Oneway Descriptives

Durasi

6 ,0000 ,00000 ,00000 ,0000 ,0000 ,00 ,00

6 903,0583 542,77835 221,58833 333,4474 1472,6693 233,28 1545,98

6 15,3000 42,26393 17,25418 -29,0533 59,6533 -46,71 71,876 275,1383 244,71173 99,90314 18,3291 531,9475 -20,44 591,296 878,0283 475,17422 193,98906 379,3636 1376,6931 364,34 1494,486 255,5467 188,86355 77,10322 57,3465 453,7468 48,15 483,17

36 387,8453 479,27188 79,87865 225,6830 550,0076 -46,71 1545,98

CMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Durasi

13,957 5 30 ,000

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Durasi

4950862 5 990172,370 9,617 ,0003088692 30 102956,3978039554 35

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

NPar Tests Kruskal-Wallis Test

Ranks

6 6,50

6 29,33

6 8,676 18,506 28,836 19,17

36

KelompokCMC-NaDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

106

Test Statisticsa,b

25,2645

,000

Chi-SquaredfAsymp. Sig.

Durasi

Kruskal Wallis Testa.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 6,83 41,00

6 6,17 37,0012

KelompokDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

16,00037,000

-,320,749

,818a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 8,83 53,00

6 4,17 25,0012

KelompokDiazepam 0,4446mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

107

Test Statisticsb

4,00025,000-2,242

,025

,026a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 4,50 27,006 8,50 51,00

12

KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 1980mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

6,00027,000-1,922

,055

,065a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 3,50 21,006 9,50 57,00

12

KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

108

Test Statisticsb

,00021,000-2,882

,004

,002a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 3,67 22,006 9,33 56,00

12

KelompokEkstrak 1375mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

1,00022,000-2,722

,006

,004a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 4,33 26,006 8,67 52,00

12

KelompokEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 2857mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

109

Test Statisticsb

5,00026,000-2,082

,037

,041a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 6,83 41,006 6,17 37,00

12

KelompokEkstrak 1980mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsb

16,00037,000

-,320,749

,818a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

NPar Tests Mann-Whitney Test

Ranks

6 9,00 54,006 4,00 24,00

12

KelompokEkstrak 2857mg/kgBBEkstrak 4123mg/kgBBTotal

DurasiN Mean Rank Sum of Ranks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

110

Test Statisticsb

3,00024,000-2,402

,016

,015a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

Durasi

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: Kelompokb.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

111

Lampiran 12. Hasil perhitungan potensi relatif pemberian ekstrak etanol bunga

bunga-pagoda dalam empat peringkat dosis

Tabel XXIV. Data potensi relatif ekstrak etanol bunga bunga-pagoda

Kontrol Dan Perlakuan % PWT % Potensi relatif

Diazepam 0,4446 mg/KgBB

903,06 100

EEBBP dosis 1375 mg/KgBB

15,30 1,69

EEBBP dosis 1980 mg/KgBB

275,14 30,47

EEBBP dosis 2857 mg/KgBB

878,03 96,90

EEBBP dosis 4123 mg/KgBB

255,55 28,30

Potensi relatif = ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

DAdDAp x 100 %

Keterangan : DAp = % rata-rata PWT kelompok perlakuan pemberian Ekstrak

Etanol Bunga Bunga-Pagoda. DAd = % rata-rata PWT kelompok kontrol diazepam. Contoh Perhitungan :

Potensi relatif kelompok perlakuan pemberian Ekstrak Etanol Bunga Bunga-Pagoda

dosis 1375 mg/kgBB

Potensi relatif = 06,903

30,15 x 100 %

= 1,69 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 7. Dr. Fx. Haryatno atas bantuan memperoleh sediaan Diazepam dan Tiopental. 8. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Wagiran selaku laboran,

112

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Natalia Indu Maya, lahir di

Tangerang pada tanggal 13 November 1984.

Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara, lahir dari pasangan A. Bambang

Gatot Mulyono dan C. Sudjinah. Penulis

menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak

di TK STRADA ST. Aloysius I pada tahun 1991.

Penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar di

SD STRADA ST. Aloysius I hingga tahun 1997. Setelah tamat SD, penulis

melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri I Tangerang

hingga tahun 2000. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas di SMU STELLA DUCE I Yogyakarta hingga tahun 2003.

Tamat SMU, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 Farmasi di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2003-2008). Selama menjadi mahasiswa,

penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. UKM Beladiri Aikido merupakan

salah satu kegiatan yang disenangi, pada UKM ini penulis juga menjabat sebagai

bendahara (2005-2006). Beberapa kepanitiaan seperti TITRASI (2004 & 2005),

Pengambilan Sumpah/ Janji Apoteker Angkatan IX (2005), INSADHA (2006).

Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Mikrobiologi dan

Toksikologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI