analisis gaya kepemimpinan dan budaya...
TRANSCRIPT
ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN PADA PTPN XII
(PERSERO) KALITELEPAK GLENMORE BANYUWANGI Analysis of Leadership Styles and Organizational Culture on Organizational Commitment and Work
Performance in PTPN XII (Persero)KalitelepakGlenmore Banyuwangi
Sri Okyk Widiawati
ABSTRAK
Penelitian dengan judul nalisis Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Komitmen
Organisasi dan Kinerja Karyawan pada PTPN XII (Persero) Kalitelepak Glenmore Banyuwangi bertujuan untuk
menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi dan kinerja karyawan,
menguji dan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi dan kinerja karyawan, dan
menguji dan menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada responden,
dengan jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 97 orang dari 129 populasi. Teknis pengambilan sampel
dilakukan secara acak. Untuk analisis data, penulis menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis dapat dinyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi dan kinerja karyawan, budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi dan kinerja karyawan, dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Hasil pengujian juga menunjukkan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi mempengaruhi kinerja
karyawan secara tidak langsung melalui komitmen organisasi.
Kata Kunci: gaya kepemimpinan, budaya organisasi, komitmen organisasi, dan kinerja karyawan
ABSTRACT
Research with title Analysis of Leadership Styles and Organizational Culture on Organizational
Commitment and Work Performance in PTPN XII (Persero)Kalitelepak Glenmore Banyuwangi aims to examine
and analyze the effect of leadership style on organizational commitment and work performance,examine and
analyze the influence of organizational culture on organizational commitment and workperformance, and also
examine and analyze the effect of organizational commitment on work performance. Data used in this
research is primary data was collected by questionnaire to the respondent, with the total sample is
97people than 129 population.The technical sampling used sample random sampling. The analyze technique
used path analysis.The result of hypothesis testing shown that the leadership style have significant positive effect
on organizational commitment and work performance, organizational culturehave significant positive effect on
organizational commitment and work performance, and organizational commitment have significant positive
effect on work performanceThe test results also shown that leadership style and organizational culture affects
work performance indirectly through organizational commitment.
Keywords: leadership styles, organizational culture, organizational commitment, and work performance
1. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai
subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Agar perusahaan tetap
eksis maka harus berani menghadapi tantangan dan implikasinya yaitu menghadapi
perubahan dan memenangkan persaingan. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
seperti modal, metode dan mesin tidak bisa memberikan hasil yang optimum apabila tidak
didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang optimum. Douglas
dalam Suharyanto (2011) menjelaskan bahwa perusahaan membutuhkan karyawan yang
mempunyai kinerja (job performance) yang tinggi. Salah satu cara agar mampu melakukan
perubahan adalah dengan memperkuat sisi eksternal dan internal perusahaan. Kekuatan itu
sendiri tidak terlepas dari gaya kepemimpinan, komitmen organisasi dan budaya organisasi.
Faktor yang menentukan kinerja karyawan dan kemampuan organisasi beradaptasi
dengan perubahan lingkungan menurut Bass et al., (2003), Locander et al.,(2002), serta
Yammarino et al.,(1993) (Mariam 2009) adalah kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan
menggambarkan hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin. Seorang pemimpin
harus mampu mengembangkan dan mengarahkan potensi dan kemampuan bawahan untuk
mencapai bahkan melampaui tujuan organisasi. Peran kepemimpinan merupakan suatu
karakteristik penting dalam sebuah perusahaan. Perubahan yang semakin pesat, radikal, dan
serentak, menuntut seorang pemimpin harus memiliki kompetensi dalam memimpin
organisasinya. Untuk itu seorang pemimpin juga harus dapat mengembangkan gaya
kepemimpinan yang mampu meningkatkan kinerja karyawannya. Dengan pemahaman akan
tugas-tugas yang ditanggung, dan pemahaman kerakteristik bawahannya, maka seorang
pemimpin akan dapat memberikan bimbingan, dorongan serta motivasi kepada seluruh
anggotanya untuk mencapai tujuan. Jika dalam proses interaksi tersebut berhasil dengan
baik, maka seorang karyawan atau bawahan akan mampu memberikan kepuasan yang
sekaligus dapat meningkatkan kinerjanya.
Selain kepemimpinan, komitmen organisasi juga berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati, bertekad,
berjerih payah, berkorban dan bertanggung jawab demi mencapai tujuan dirinya dan tujuan
organisasi atau perusahaan yang telah disepakati atau ditentukan sebelumnya. Komitmen
memiliki peranan penting terutama pada kinerja seseorang ketika bekerja, hal ini disebabkan
oleh adanya komitmen yang menjadi acuan serta dorongan yang membuat mereka lebih
bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Namun kenyataanya banyak organisasi atau
perusahaan yang kurang memperhatikan mengenai komitmen/loyalitas karyawannya
sehingga kinerja mereka kurang maksimal. Komitmen organisasi itu sendiri adalah suatu
sikap yang ditunjukkan oleh individu dengan adanya identifikasi, keterlibatan serta loyalitas
terhadap organisasi. Serta adanya keinginan untuk tetap berada dalam organisasi dan tidak
bersedia meninggalkan organisasinya dalam keadaan apapun.
Banyak pakar menyebutkan bahwa budaya organisasi dapat menjadi basis adaptasi
dan kunci keberhasilan organisasi. Setiap organisasi mempunyai karakteristik yang khas,
artinya bahwa setiap organisasi mempunyai kepribadian sendiri. Salah satu faktor yang
membedakan suatu organisasi satu dengan lainnya adalah budayanya. Budaya organisasi
berkaitan dengan bagaimana pegawai menerima nilai-nilai budaya organisasi yang ada pada
suatu organisasi tersebut. Budaya organisasi adalah kemauan, kemampuan dan kesediaan
seseorang untuk menyesuaikan prilakunya dengan budaya organisasi, mempunyai relevansi
tinggi dengan kemauan, kemampuan dan kesediaannya meningkatkan produktivitas kerjanya
(Siagian, 2002:188). Hal inilah mengapa budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja
karyawan karena berbedanya suatu budaya organisasi di setiap instansi perusahaan dan juga
tidak semua karyawan di suatu instansi memiliki budaya organisasi yang sama contohnya di
PTPN XII (Peresero) Kalitelepak Glenmore Banyuwangi sendiri tidak semua karyawan pada
H4
H2
H3
instansi ini memiliki budaya yang sama. Tetapi mereka tetap harus mematuhi budaya yang
ada pada instansi tersebut, karena hal ini sudah menjadi kewajiban dari semua karyawan yang
ada pada instansi tersebut. Budaya organisasi dalam suatu instanti perusahaan juga
mempengaruhi kinerja karyawan.
Kinerja karyawan adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap karyawan sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya dalam perusahaan (Rivai, 2004:309,
dalam Prawatya, 2012). Pada setiap orang yang bekerja atau dalam suatu kelompok kerja,
kinerja selalu diharapkan bisa senantiasa baik kualitas dan kuantitasnya.
2. Kerangka Konseptual
Dengan kerangka konseptual mempermudah peneliti dalam menguraikan secara
sistematis pokok permasalahan dalam penelitiannya. Kerangka konseptual dalam penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual yaitu merupakan kerangka pemikiran yang menggambarkan
hubungan antar variabel. Dari kerangka konseptual diatas, maka dapat dijelaskan bahwa
gaya kepemimpinan (X1) dan Budaya organisasi (X2) sebagai variabel bebas. Komitmen
organisasi (Z) sebagai variabel perantara, dan Kinerja karyawan (Y) sebagai variabel terikat.
Dimana gaya kepemimpinan (X1) dan Budaya organisasi (X2) berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan (Y) melalui komitmen organisasi (Z).
3. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan faktor-faktor atau variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, definisi operasional variabel dijelaskan
sebagai berikut:
1. Variabel bebas Gaya Kepemimpinan (X1) adalah hubungan antar pimpinan dan bawahan
yang sangat dekat sehingga menimbulkan emosi dan kedekatan yang sangat kuat dan
bawahan merasa hormat serta percaya kepada pimpinannya dan termotivasi untuk bekerja
lebih baik dari yang sebenarnya. Indikator yang digunakan adalah :
a. Rasa percaya
b. Motivasi inspirasioanal
H1
H5 Kinerja
Karyawan (Y)
Gaya
Kepemimpina
nan (X1)
Budaya
Organisasi
(X2)
Komitmen
organisasi
(Z)
c. Kharisma
d. Stimulasi intelektual (meningkatkan intelektual)
e. Perhatian yang individualis
2. Variabel bebas Budaya Organisasi (X2) yaitu setiap organisasi mempunyai suatu budaya
dan tergantung pada kekuatannya, budaya dapat mempengaruhi yang bermakna pada
sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi. Variabel ini diukur dengan indikator:
a. Inovasi dan pengambilan resiko
b. Perhatian ke rincian
c. Orientasi hasil
d. Orientasi orang
e. Orientasi tim
3. Variabel perantara yaitu variabel perantara Komitmen Organisasi (Z) adalah keadaaan
dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tersebut dan tujuan-tujuannya,
serta berniat untuk memelihara keanggotaanya dalam organisasi tersebut.Indikatornya
meliputi:
a. masalah perusahaan juga merupakan masalah saya
b. merasa menjadi bagian dari perusahaan tempatnya bekerja
c. langka sekali pekerjaan yang tersedia jika keluar dari perusahaan
d. kesetiaan
e. tidak akan meninggalkan perusahaan meskipun mendapat tawaran pekerjaan yang
lebih baik
4. Variabel terikat Kinerja Karyawan (Y) adalah hasil usaha seseorang yang dicapai dengan
kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Indikator kinerja adalah:
a. Memahami tugas dan tanggung jawab bekerja
b. Mengetahui peraturan, prosedur, dan teknik baru
c. Kerapian dalam melaksanakan tugas
d. Penggunaan waktu dalam menyelesaikan tugas
e. Menunjukan hasil kerja yang baik meski dibawah tekanan kerja
4. Teknik Pengambilan Sampel
Pendapat Solvin dalam Suliyanto (2006:100) untuk menentukan jumlah sampel maka
menggunakan rumus sebagai berikut :
dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel
Dengan menggunakan rumus tersebut peneliti dapat menetukan sampel yaitu 97 orang
responden dengan menggunakan tingakat kesalahan 5%. Teknik sampling dalam penelitian
ini menggunakan Proportional Stratified Random Sampling berdasarkan pangkat/golongan.
Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.
Penentuan jumlah sampel menggunakan Proportional Stratified Random Sampling
berdasarkan pangkat/golongan dengan mengunakan rumus, yaitu Sugiyono (2006:98):
nN
Nin
Keterangan :
n = banyaknya sampel keseluruhan
ni = banyaknya sampel perkelompok
N = jumlah populasi keseluruhan
Ni = jumlah populasi perkelompok
Tabel 3.1 Penentuan Jumlah Sampel Berdasarkan Golongan Pegawai
Gol Jumlah Jumlah Sampel
I 18 14
II 45 34
III 39 29
IV 8 6
Afd.Kalitelepak 19 14
Total 129 97
Sumber: PTP XII Kalitelepak Glenmore Banyuwangi, tahun 2014
5. Teknik Analisis Data
5.1 Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur (Path
Analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, atau
analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antara
variabel (Model Kausal) yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis jalur sendiri tidak dapat
menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai substitusi bagi
peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel. Hubungan kausalitas antar
variabel telah dibentuk dengan model berdasarkan landasan teori. Analisis jalur hanya
menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel.
Diagram jalur memberikan eksplisit hubungan kausalitas antar variabel. Model
bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang dekat
ke sebelah kiri. Hubungan antar variabel bebas (independent) dan variabel terikat
(dependent) bisa secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan langsung terjadi jika
satu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi
(intervening) hubungan kedua variabel. Kemudian pada setiap variabel dependent akan ada
anak panah yang menuju ke variabel ini dan berfungsi untuk menjelaskan jumlah varians
yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel lain.
Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan
regresi yang menunjukkan hubungan. Dalam hal ini persamaan tersebut adalah sebagai
berikut (Sarwono, 2007:147) :
Z = x1z + x2z + ei..........................……….(persamaan 1)
Y = x1y + x2y + zy + ei………………..(persamaan 2)
Dimana :
Y = Kinerja karyawan
Z = Komitmen organisasi
X1 = Gaya kepemimpinan
X2 = Budaya organisasi
= koefisien variabel bebas
ei = variabel pengganggu
5.2 Model Thrimming
Model Thrimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model
struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien
jalurnya tidak signifikan (Riduwan,2008:127). Jadi model Thrimming terjadi ketika koefisien
jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada
satu, dua atau lebih yang tidak signifikan, peneliti perlu memperbaiki model analisis jalur
yang telah dihipotesiskan.
6. Hasil Penelitian
6.1 Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas alat ukur
penelitian ini menggunakan korelasi product moment pearson’s yaitu dengan cara
mengkorelasikan tiap pertanyaan dengan skor total, kemudian hasil korelasi tersebut
dibandingkan dengan angka kritis taraf signifikan 5%. Adapun hasil pengujian dapat
dinyatakan pada tabel berikut:
Tabel 4.6Hasil Uji Validitas
No Variabel Item rhitung Sig. Keterangan
1
Gaya
Kepemimpinan
(X1)
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
0,772
0,704
0,753
0,729
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
X1.5 0,735 0,000 Valid
2
Budaya
Organisasi (X2)
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
0,807
0,840
0,763
0,831
0,573
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
3
Komitmen
Organisasi (Z)
Z1
Z2
Z3
Z4
Z5
0,463
0,610
0,493
0,649
0,604
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
4
Kinerja
karyawan (Y)
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
0,804
0,816
0,672
0,740
0,813
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa masing-masing indikator yang
digunakan mempunyai nilai signifikansi r hitung yang lebih besar dari 0,30 dan signifikansi
yang lebih kecil dari 5%. Hal ini berarti indikator-indikator yang digunakan dalam variabel
penelitian ini layak atau valid digunakan sebagai pengumpul data. Sebagaimana pendapat
Tika (2006:65), kriteria validitas untuk setiap item adalah jika r > 0,30 dan jika nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka instrumen tersebut dapat dikatakan valid.
6.2 Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran
relatif konsisten. Suatu pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang jelas mudah dipahami
dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda
dan waktu yang berlainan. Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel α Keterangan
1
2
Gaya Kepemimpinan (X1)
Budaya Organisasi (X2)
0,791
0,819
Reliabel
α > 0,6
3
4
Komitmen Organisasi (Z)
Kinerja karyawan (Y)
0,602
0,827
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reliabel, karena memiliki nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar
dari 0,60. Sesuai yang disyaratkan oleh Ghozali, 2005:42) bahwa suatu konstruk dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60.
6.3 Analisis Jalur (Path Analysis)
Pada bagian ini menguraikan tiap-tiap jalur pada bagian model dengan
menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Tiap-tiap jalur yang diuji menunjukkan pengaruh
langsung dan tidak langsung atas gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan PTPN XII (Persero) Kalitelepak Glenmore Banyuwangi. Dengan mengetahui
signifikan atau tidaknya tiap-tiap jalur tersebut akan menjawab apakah hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak. Masing-masing jalur yang diuji mewakili hipotesis yang ada
dalam penelitian ini. Nilai koefisien jalur dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 Nilai Koefisien Jalur
No. Variabel
Bebas
Variabel
Terikat Beta (β) t-hitung ρ-value Keterangan
1. X1 Z 0,239 2,800 0,006 signifikan
2. X2 Z 0,491 5,746 0,000 signifikan
3. X1 Y 0,270 3,610 0,000 signifikan
4. X2 Y 0,446 5,350 0,000 signifikan
5. Z Y 0,235 2,715 0,008 signifikan
Sumber: Lampiran 6
a. Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap Komitmen Organisasi (Z)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat untuk pengujian variabel gaya kepemimpinan
terhadap komitmen organisasi diperoleh nilai beta (β) sebesar0,239 dengan ρ-value sebesar
0,006. Karena nilai ρ-valuelebih kecil daripada α (0,006<0,05) maka H0 ditolak. Dengan
demikian gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasi (Ha1 diterima).
b. Pengaruh Variabel Budaya Organisasi (X2) terhadap Komitmen Organisasi (Z)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat untuk pengujian variabel budaya organisasi
terhadap komitmen organisasi diperoleh nilai beta (β) sebesar0,491 dengan ρ-value sebesar
0,000. Karena nilai ρ-value lebih kecil daripada α (0,000<0,05) maka H0 ditolak. Dengan
demikian budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi
(Ha3 diterima).
c. Pengaruh Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja karyawan (Y)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat untuk pengujian variabel gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan diperoleh nilai beta (β) sebesar0,270 dengan ρ-value sebesar
0,000. Karena nilai ρ-valuelebih kecil daripada α (0,000<0,05) maka H0 ditolak. Dengan
demikian gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
(Ha2 diterima).
d. Pengaruh Variabel Budaya Organisasi (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat untuk pengujian variabel budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan diperoleh nilai beta (β) sebesar0,446 dengan ρ-value sebesar
0,000. Karena nilai ρ-valuelebih kecil daripada α (0,000< 0,05) maka H0 ditolak. Dengan
demikian budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
(Ha4 diterima).
e. Pengaruh Variabel Komitmen Organisasi (Z) terhadap Kinerja karyawan (Y)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat untuk pengujian variabel komitmen organisasi
terhadap kinerja karyawan diperoleh nilai beta (β) sebesar0,235 dengan ρ-value sebesar
0,008. Karena nilai ρ-valuelebih kecil daripada α (0,008< 0,05) maka H0 ditolak. Dengan
demikian komitmen organiasasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan (Ha5 diterima).
f. Perhitungan Analisis Jalur (Path Analysis)
Bagian ini menjelaskan perhitungan pengaruh variabel gaya kepemimpinan (X1) dan
budaya organisasi (X2) berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kinerja karyawan
(Y), melalui variabel intervening komitmen organisasi (Z). Apabila terdapat jalur yang tidak
signifikan, maka diberlakukan trimming theory yaitu dengan menghilangkan atau menghapus
jalur yang tidak signifikan. Kemudian dengan hasil struktur yang baru tersebut dihitung
kembali masing-masing koefisien jalurnya (path coefficient) (Ramadania dalam Jauhari,
2004: 52). Berikut penghitungan hipotesis koefisien jalurnya:
Gambar 4.2 Hasil Analisis Jalur
Sumber: Tabel 4.8 dan Lampiran 6
1) Pengaruh X1 terhadap Z
Direct; Z ← X1 → Z = (0,239).(0,239) = 0,057
Indirect; Tidak ada
Total Effect; 0,057 atau 5,7%
Gaya
Kepemimpinan
(X1)
Budaya
Organisasi (X2)
Komitmen
Organisasi (Z)
Kinerja
Karyawan (Y)
0,270
0,235
0,239
0,491
0,446
ε1 ε2
2) Pengaruh X2 terhadap Z
Direct; Z ← X2 → Z = (0,491).(0,491) = 0,241
Indirect; Tidak ada
Total Effect; 0,241 atau 24,1%
3) Pengaruh Z terhadap Y
Direct; Y ← Z → Y = (0,235).(0,235) = 0,055
Indirect: Tidak ada
Total Effect; 0,055 atau 5,5%
4) Pengaruh X1 terhadap Y
Direct; Y ← X1 → Y = (0,270).(0,270) = 0,073
Indirect;Y ← X1 → Z → Y = (0,239).(0,235).(0,270) = 0,015
Total Effect; 0,073 + 0,015 = 0,088 atau 8,8%
5) Pengaruh X2 terhadap Y
Direct; Y ← X2 → Y = (0,446).(0,446) = 0,199
Indirect;Y ← X2 → Z → Y = (0,491).(0,235).(0,446) = 0,051
Total Effect; 0,199 + 0,051 = 0,250 atau 25,0%
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur pada lampiran 6, tampak bahwa total
pengaruh variabel gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) adalah sebesar
8,8% dengan rincian pengaruh langsung sebesar 7,3% dan pengaruh tidak langsung sebesar
1,5%. Total pengaruh variabel budaya organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) adalah
sebesar 25,0% dengan rincian pengaruh langsung sebesar 19,9% dan pengaruh tidak langsung
sebesar 8,1%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya
organisasi mempengaruhi kinerja karyawan melalui komitmen organisasi. Berdasarkan pada
perhitungan diatas, variabel independen yang mempunyai pengaruh paling kuat terhadap
variabel komitmen organisasi (Z) adalah variabel budaya organisasi (X2) yaitu sebesar
24,1%. Sedangkan variabel independen yang mempunyai pengaruh paling kuat terhadap
variabel kinerja karyawan (Y) adalah variabel budaya organisasi (X2) yaitu sebesar
19,9%.Dan variabel independen yang mempunyai pengaruh paling kuat terhadap variabel
kinerja karyawan (Y) melalui variabel interveningkomitmen organisasi (Z) adalah variabel
budaya organisasi (X2) yaitu sebesar 5,1%.
7. Pembahasan
Secara garis besar hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
dapat diterima. Hipotesis yang dimaksud adalah gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasi,budaya organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasi, gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan, budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan, dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan pada karyawan PTPN XII (Persero) Kalitelepak Glenmore
Banyuwangi. Berikut pembahasan dari hipotesis tersebut.
7.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasi
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
mempunyai pengaruh terhadap komitmen organisasi pada karyawan PTPN XII (Persero)
Kalitelepak Glenmore Banyuwangi. Item-item yang berkaitan dengan komitmen organisasi
ada PTPN XII (Persero) Kalitelepak Glenmore Banyuwangi di nilai sudah baik. Item-item
tersebut dapat menghasilkan pengaruh yang signifikangaya kepemimpinan terhadap
komitmen organisasi adalah pemimpin selalu memberikan kepercayaan penuh pada karyawan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan, pemimpin selalu memotivasi karyawan dalam setiap
pekerjaan, pimpinan selalu memberikan contoh dan menciptakan semangat dalam bekerja,
pimpinan selalu mendorong karyawan untuk melakukan inovasi dan cara baru dalam
menyelesaikan tugas pekerjaan, dan pemimpin memberikan perhatian secara pribadi kepada
karyawan.
Faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting dalam suatu organisasi,
karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah, karena harus memahami
setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Dengan demikian, kepemimpinan dapat
diartikan sebagai serangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi
perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Komitmen merupakan suatu kekuatan yang mengikat seorang individu
untuk melakukan suatu aksi yang relevan dengan sasasaran tertentu. Ini menunjukkan bahwa
komitmen organisasi merupakan kekuatan mengikat seseorang yang termanisfestasi dalam
bentuk tanggungjawab, loyalitas dan pengabdian yang tinggi dalam menjalankan peran
dan tugas yang diembannya. Bila pemimpin dapat melahirkan ide-ide yang dapat
mendukung dalam pelaksanaan pekerjaan karyawan serta melibatkan semua unsur karyawan
dalam menentukan keputusan untuk kegiatan bersama, maka hal ini akan menumbuhkan
komitmen dalam dirinya untuk mencapai tujuan organisasi.
7.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwabudaya organisasi mempunyai pengaruh
terhadap komitmen organisasi pada karyawan PTPN XII (Persero) Kalitelepak Glenmore
Banyuwangi. Item-item yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan yang ada pada PTPN
XII (Persero) Kalitelepak Glenmore Banyuwangi di nilai sudah baik. Item-item tersebut
dapat menghasilkan pengaruh yang signifikan budaya organisasi terhadap komitmen
organisasi adalah karyawan selalu melakukan inovasi dan berani mengambil resiko dalam
melaksanakan tugas pekerjaan, karyawan selalu cermat dalam melaksanakan tugas pekerjaan,
karyawan mempunyai kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajiban sehingga
tugas pekerjaan dapat terselesaikan secara maksimal, perusahaan memperhatikan kinerja
karyawan setiap karyawannya, dan karyawan dapat melaksanakan tugas pekerjaan dengan
tim.
Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang
dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas
kerja. Budaya organisasi bukan saja menyatukan, tetapi juga memfasilitasi komitmen
anggota organisasi terhadap organisasi dan kelompok kerjanya (Robbins, 2002). Budaya
organisasi yang kondusif mengembangkan rasa memiliki dan komitmen tinggi terhadap
organisasi dan kelompok kerjanya. Jika budaya organisasi dapat mengikat setiap orang
yang terlibat dalam organisasi tersebut, maka dalam diri orang tersebut akan timbul
rasa untuk berbuat yang terbaik terhadap organisasi tersebut, karena tumbuhnya
kesadaran dalam dirinya bahwa dia merupakan bagian yang penting dari organisasi
tersebut. Artinya, ia akan berkomitmen untuk tetap mendukung organisasi, karena
adanya kesadaran dan rasa memiliki terhadap organisasi tersebut.
7.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Hasil pengujian variabel menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Pemimpin harus menunjukkan sikap dan
perilaku kerja yang baik, agar dapat dijadikan panutan bagi karyawan, karena gaya
kepemimpinan sangat menentukan kinerja karyawan, dimana pola dan tindakan
pemimpinan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja karyawan.
Pemimpin sebagai motor penggerak dari kinerja karyawan, dengan demikian sangat
diharapkan pemimpin dalam memimpin untuk demokratis, sehingga segala tindakan
dan kinerja secara arif dan bijaksana dapat terselesaikan dengan cepat dan tepat
(Simamora, 2006 : 339). Peningkatan kinerja juga ditunjukkan oleh adanya gaya
pemimpin dalam memimpin karyawan, sehingga secara individual kinerja menunjukkan
adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang
tinggi menunjukkan adanya gaya kepemimpinan yang baik bagi karyawannya, sehingga
karyawan mau bekerja dengan loyalitas tinggi karena merasa diperhatikan oleh
pimpinan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa dengan perilaku pemimpin yang
mampu menumbuhkan rasa bangga dan kepercayaan bawahan dan akhirnya akan
menumbuhkan komitmen yang kuat dari para karyawan terhadap organisasi. Komitmen
organisasional ditandai dengan keterikatan emosional dan rasa bangga terhadap organisasi,
tidak memiliki keinginan untuk meninggalkan organisasi, serta memiliki kewajiban dan
tanggung jawab untuk bertahan dalam organisasi (Robbins, 2002:15).
7.4 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Hasil pengujian menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Penerapan budaya pada sebuah organisasi/perusahaan
yang didasari oleh nilai-nilai atau falsafah yang dijunjung tinggi oleh perusahaan, akan sangat
mempengaruhi kehidupan dari perusahaan tersebut. Dominasi dari budaya perusahaan
tersebut sangat mempengaruhi anggota perusahaan atau karyawan untuk meningkatkan
produktivitasnya.
Penerapan budaya yang didasarkan atas nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
perusahaan tersebut juga akan berdampak pada semakin menempatkan anggota perusahaan
atau karyawan pada posisi mitra perusahaan tidak hanya sekedar faktor produksi yang siap
dieksploitasi semaksimal mungkin dengan kata lain karyawan akan mendapatkan
penghargaan yang lebih baik dari perusahaan. Budaya kerja yang kuat akan berpengaruh
positif pada kinerja karena dapat memberikan motivasi luar biasa pada karyawan. Dengan
budaya organisasi yang kuat berarti karyawan-karyawan dalam organisasi mempunyai
banyak nilai-nilai yang diyakini bersama-sama. Hal ini menyebabkan lingkungan kerja yang
nyaman,sehingga para karyawan merasa memperoleh dorongan kerja semakin kuat (Robins,
2002: 173).
7.5 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Hasil penelitian ini sesuai dan mendukung hasil penelitian dari Kurniawati (2010).
Komitmen organisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawanpada karyawan PTPN
XII (Persero) Kalitelepak Glenmore Banyuwangi. Item-item yang dinilai dapat menghasilkan
pengaruh terhadap kinerja karyawandi nilai sudah baik. Item-item yang dapat menghasilkan
pengaruh yang signifikan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawanadalah karyawan
merasa masalah yang dihadapi perusahaan juga merupakan masalah karyawan, karyawan
merasa menjadi bagian dari perusahaan tempat bekerja, satu dari dari sekian banyak akibat
meninggalkan perusahaan ini adalah langka sekali pekerjaan yang tersedia, karyawan percaya
bahwa kesetiaan sangat penting dan merupakan suatu kewajiban untuk tetap bekerja di
perusahaan, dan jika karyawan mendapat tawaran pekerjaan yang lebih baik, karyawan tidak
akan meninggalkan perusahaan.
Komitmen merupakan faktor pendorong karyawan untuk bekerja lebih tekun agar
kinerja karyawan meningkat. Komitmen timbul pada diri setiap karyawan yang sadar akan
tanggung jawab yang telah diberikan perusahaan kepada karyawan untuk dijalankan dengan
sebaik-baiknya. Untuk menumbuhkan sebuah komitmen terhadap suatu pekerjaan diperlukan
kemauan dari dalam diri untuk menyukai pekerjaannya karena rasa suka pada pekerjaan yang
itulah yang dapat memotivasi karyawan untuk mengerjakan pekerjaan itu dengan sebaik-
baiknya sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Komitmen organisasi merupakan
keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi
(Robbins, 2002). Berdasarkan hasil penelitian, komitmen organisasi yang tinggi akan
cenderung memberikan efek positif terhadap kinerja karyawan (Anggraeni, 2009). Selain itu,
komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikilogis dalam menjalankan organisasinya
untuk pencapaian sasaran yang diharapkannya (Cahyasumirat, 2006).
8. Kesimpulan Dan Saran
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi.
Adapun nilai koefisien regresi untuk pengaruh gaya kepemimpinan terhadap komitmen
organisasi adalah sebesar 0,239. Hal ini berarti semakin baik gaya kepemimpinan maka
akan meningkatkan komitmen organisasi.
2. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Adapun nilai koefisien regresi untuk pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan adalah sebesar 0,270. Hal ini berarti semakin baik gaya kepemimpinan maka
akan meningkatkan kinerja karyawan.
3. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi.
Adapun nilai koefisien regresi untuk pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen
organisasi adalah sebesar 0,491. Hal ini berarti semakin baik budaya organisasi maka
akan meningkatkan komitmen organisasi.
4. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Adapun nilai koefisien regresi untuk pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan adalah sebesar 0,446. Hal ini berarti semakin baik budaya organisasi maka
akan meningkatkan kinerja karyawan.
5. Komitmen organiasasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Adapun nilai koefisien regresi untuk pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja
karyawan adalah sebesar 0,235. Hal ini berarti semakin baik komitmen organisasi maka
akan meningkatkan kinerja karyawan.
6. Gaya kepemimpinan dan budaya organisasi mempengaruhi kinerja karyawan secara
tidak langsung melalui komitmen organisasi. Pengaruh tidak langsung gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan melalui komitmen organisasi sebesar 1,5%.
Sedangkan, Pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadapa kinerja karyawan
melalui komitmen organisasi sebesar 5,1%.
8.2 Saran
Mengacu pada hasil kesimpulan dan pembahasan, maka dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak PTPN XII (Persero) Kalitelepak Glenmore Banyuwangi, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan dan budaya organisasi mampu
meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja karyawan. Oleh karena itu, hendaknya
pihak PTPN XII (Persero) Kalitelepak Glenmore Banyuwangiselalu memperhatikan
komponen-komponen yang berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, sepertirasa percaya,
motivasi inspirasioanal, kharisma, stimulasi intelektual (meningkatkan intelektual), dan
perhatian yang individualis, serta inovasi dan pengambilan resiko, perhatian ke rincian,
orientasi hasil, orientasi orang, dan orientasi tim.
2. Sebagai acuan penelitian yang akan datang dengan tema sejenis diharapkan untuk dapat
menambahkan variabel yang digunakan seperti pendidikan dan pelatihan, sistem
insentif, lingkungan kerja, dan lainnya sehingga hasil temuannya lebih baik dalam
menjelaskan mengenai kinerja karyawan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ;
a. Dr. Toni Herlambang, MM., sebagai Dosen Pembimbing I dan Drs. Hizam Zaini
sebagai Dosen Pembimbing II;
b. Pihak mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Jember, yang telah memberikan kesempatan untuk memberikan
jawabannya didalam penelitian.
Daftar Pustaka
Algifari. 1997. StatistikInduktif. Yogyakarta: UDP AMP YKPN.
Anikmah. 2008. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional da Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Jati Agung Arsitama Grogol Sukoharjo. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Jember.
Anggraeni, Hesty. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Komitmen
dan Kinerja Karyawan DIPO Lokomotif PT. Kereta Api (Persero) DAOP IX
Jember. Skripsi. Universitas Jember : Fakultas Ekonomi Manajemen.
Benyamin, Situmorang. 2012.Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan, Komunikasi
Interpersonal, dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi Kepala Sekolah
(Studi Kasus pada SMK di Kota Medan). Tesis.Medan: UniversitasNegeri Medan.
Damodar , Gujarati. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :Prenhalindo.
Gozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hersey, Blanchard. 1995. Manajemen Perilaku Organisasi :Pendayagunaan Sumber Daya
Manusia,edisi 4. Jakarta :Erlangga.
Husein, Umar. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jonathan, Sarwono. 2007. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kuncoro, Engkos Achmad & Riduwan. 2007. Cara Menggunakan dan Memaknai Analysis
Jalur (Path Analysis). Bandung : Alfabeta.
Kurniawati, Puri. 2010. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Karyawan pada Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Jember.
Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Jember.
Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior.Ninth Edition. Singapore: Me Graw Hill
International Editions.
Mangkunegara, AA Anwar Prabu. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Mangkuprawira, Sjafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta :Ghalia
Indah.
Mariam, Rani. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap
Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja Karyawan sebagai variabel Intervening
kantor pusat PT. Asuransi Jiwa Indonesia (Persero). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kempat. Yogyakarta :
BPFE.
Mathis, R.L. danJakson. 2001. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: BumiAksara.
Namira. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Motivasi Kerja
Karyawan. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Jember.
Ndraha, Taliziduhu. 2005. Teori Budaya Organisasi. CetakanPertama. Jakarta. Penerbit:
RinekaCipta.
Prawatya,Adi Dipta. 2012. Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi terhadap
Kinerja Karyawan Pabrik Minyak Kayu Putih (PMKP) Di Krai Purwokarto. Jurnal
Of Management. Universitas Diponegoro.
Priyatno, Duwi.2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis
Jalur (Path Analysis).Bandung :Alfabeta.
Robbins, Stephen, P. 2002. Perilaku Organisasi. Jilid Pertama. Edisi Delapan. Jakarta.
Penerbit: Pearson Education Asia Pte. PT Prehallindo.
Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :Bumi Aksara.
Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-3. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Singgih, Santoso. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Multivarate. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Suharto, Babun. 2006. Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan. Surabaya:
Aprinta.
Suharyanto. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Pegawai di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Tesis. Universitas Narotama
Surabaya.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: PT. Andi.
Tika, Moh. Pabundu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tuna, M., Ghazzawi, I., Tuna, A.A., and Çatir, O. 2011. Transformational Leadership
and Organizational Commitment: The Case of Turkey's Hospitality Industry,
S.A.M. Advanced Management Journal, Vol 76, No 3, pp. 10-25.
Wibowo. 2006. Manajemen Perubahan. Jakarta. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada.
Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta :Prenhallindo.