abstrak universitas muhammadiyah jember...
TRANSCRIPT
vi
Abstrak
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Skripsi, Juni 2015
Rio Candra Irawan
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Adaptasi Fisik Ibu Postpartum Primipara Di Desa
Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi, 2015.
Ix + 89 hal + 11 tabel + 1 gambar + 6 lampiran
Abstrak
Adaptasi fisik adalah suatu cara yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses yang
dipengaruhi oleh berbagai kondisi, lingkungan, budaya dan lingkungan eksternal. Penelitian
ini menggunakan Desain penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan time series
design (the one group pretest posttest) bertujuan untuk mengidentifikasi ada pengaruh
akibatdari penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara.Populasi
ini adalah ibu postpartum primipara yang terdapat di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung
Kabupaten Banyuwangi, September 2015, sejumlah 22 ibu. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive. Proses intervensi menggunakan satuan cara penyulan kesehatan
tentang tentang peran ibu. Hasil penelitian dengan uji wilcoxon sign rank test (α = 0,05)
menunjukkan hubungan yang bermakna antara peyuluhan penyuluhan kesehatan dengan
adaptasi fisik ibu postpartum primipara. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan dengan
27,3% baik, 45,5% cukup baik, dan 27,3% kurang baik. Pengaruh penyuluhan kesehatan
terhadap adaptasi fisik dengan uji wilcoxon sign rank test didapatkan P value 0,000.
Kesimpulan penelitian ini bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik
ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi.
Rekomendasi penelitian ini yaitu pemberian penyuluhan kesehatan pada ibu postpartum
primipara dapat dimulai sebelum ibu melalui proses persalinan, dapat diterapkan di pelayanan
kesehatan, khususnya keperawatan maternitas pada saat antenatal.
Kata kunci : Penyuluhan kesehatan, Adaptasi fisik, Ibu Postpartum Primipara
Daftar Pustaka 24 (2005-2015)
vii
Abstrak
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Skripsi, Juni 2015
Rio Candra Irawan
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Adaptasi Fisik Ibu Postpartum Primipara Di Desa
Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi, 2015.
Ix + 89 hal + 11 tabel + 1 gambar + 6 lampiran
Abstrak
Adaptasi fisik adalah suatu cara yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses yang
dipengaruhi oleh berbagai kondisi, lingkungan, budaya dan lingkungan eksternal. Penelitian
ini menggunakan Desain penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan time series
design (the one group pretest posttest) bertujuan untuk mengidentifikasi ada pengaruh akibat
dari penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara.Populasi ini
adalah ibu postpartum primipara yang terdapat di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung
Kabupaten Banyuwangi, September 2015, sejumlah 22 ibu. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive. Proses intervensi menggunakan satuan acara penyuluhan kesehatan
tentang peran ibu. Hasil penelitian dengan uji wilcoxon sign rank test (α = 0,05)
menunjukkan hubungan yang bermakna antara peyuluhan penyuluhan kesehatan dengan
adaptasi fisik ibu postpartum primipara. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan dengan
27,3% baik, 45,5% cukup baik, dan 27,3% kurang baik. Pengaruh penyuluhan kesehatan
terhadap adaptasi fisik dengan uji wilcoxon sign rank test didapatkan P value 0,000.
Kesimpulan penelitian ini bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik
ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi.
Rekomendasi penelitian ini yaitu pemberian penyuluhan kesehatan pada ibu postpartum
primipara dapat dimulai sebelum ibu melalui proses persalinan, dapat diterapkan di pelayanan
kesehatan, khususnya keperawatan maternitas pada saat antenatal.
Kata kunci: Penyuluhan Kesehatan, Adaptasi Fisik, Ibu Postpartum Primipara
Daftar Pustaka 24 (2005-2015)
viii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Primigravida adalah seorang wanita hamil yang untuk pertama kali (gobak, 2005).
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari, lama kehamilan
yaitu 280 hari atau 40 minggu kehamilan. Trimester I : Usia kehamilan 0-12 minggu,
Trimester II : Usia kehamilan 12-28 minggu, Trimester III : Usia kehamilan 28-40 minggu
(sarwono priworoherjo, 2006).
Data kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 menyatakan jumlah ibu bersalin mencapai
5.060.637 jiwa. (http;//www.bajuhamilmuslimah.net 2103). Data Departemen Kesehatan
Jawa Timur tahun 2010 jumlah ibu bersalin sebanyak 918.360 jiwa
(http://midwiverynote.com). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi jumlah
ibu bersalin sejumlah 28.867 jiwa dan yang berada di kecamatan Siliragung sejumlah 841
jiwa. Tercatat 53 ibu melahirkan di desa Siliragung dan terdapat 22 ibu yang melahirkan
pertama kali (primipara). Menurut survei awal di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung,
dari 10 ibu primipara yang ditemukan peneliti 8 orang ibu-ibu banyak yang tidak
mengetahui dengan baik perawatan pada masa nifas, misalnya membatasi atau bahkan
melarang ibu untuk mengkonsumsi ikan dengan alasan dapat menimbulkan alergi padahal
ikan banyak mengandung protein yang sangat baik untuk perbaikan jaringan- jaringan
yang rusak akibat proses persalinan.
Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas siliragung mengenai
kesehatan masyarakat kerap digencarkan. Namun, penyuluhan tentang ibu melahirkan
viiii
dilakukan 3 bulan sekali. Sehingga banyak ibu-ibu muda yang belum mengerti tentang
adaptasi fisik atau perawatan setelah melahirkan karena kebanyakan pendidikan ibu-ibu
tersebut SD, SLTP, dan SMA. Oleh karena itu peneliti berinisiatif melakukan penyuluhan
tentang adaptasi fisik ibu primipara dan digunakan sebagai judul skripsi.
Primipara adalah wanita yangpertama kali melahirkan anak yang mampu bertahan hidup
(Varney, 2006). Ibu primipara sebagai wanita yang telah menyelesaikan satu kehamilan
dengan bayi yang dapat bertahan hidup. Bisa dikatakan primipara yaitu wanita yang baru
pertama kali mempunyaianak dan baru menjadi seorang ibu. Beberapa ibu primipara
biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi yang bebas dari gangguan,
sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk mencari pengetahuan tentang perawatan
maternal, salah satunya yaitu tentang cara adaptasi fisik.
Ibu sering mengalami masalah-masalah pada masa nifas yang timbul akibat
ketidaktahuannya, misalnya ibu tidak mengetahui bahwa makan makanan sumber protein
seperti ikan dapat mempercepat penyembuhan pada luka, selain itu rendahnya informasi
yang diterima oleh ibu dan masih banyak praktek lokal yang sangat merugikan ibu seperti
memiliki pantang makanan tertentu seperti ikan, telur, cumi-cumi, udang, kepiting yang
sebenarnya sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses metabolisme ibu serta sebagai
cadangan energi untuk proses persalinan dan laktasi. Diet yang diberikan harus bermutu
tinggi dengan cukup kalori, mengandung cukup protein, cairan, serta banyak buah-buahan
karena wanita tersebut mengalami hemokonsentrasi, dan terlebih bila ada laserasi jalan
lahir atau luka bekas episiotomi. Laserasi jalan lahir atau luka episiotomi adalah suatu
tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina,
cincin selaput dara, jaringan pada septum retrovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan
ixi
kulit sebelah depan perineum (Prawirohardjo, 2005). Pantang terhadap makanan tidak
boleh dilakukan oleh ibu nifas karena dapat memperlambat proses penyembuhan luka
jahitan perineum sedangkan dalam proses penyembuhan luka sangat membutuhkan
protein, maka ibu nifas di anjurkan untuk makan dalam pola yang benar sesuai dengan
kualitas dan kuantitasnya (Nurwahyuni, 2010).
Penyuluhan kesehatan bagi ibu post partum primipara sangatlah penting untuk mengurangi
ketidaknyamanan pada perubahan fisik ibu setelah proses persalinan dengan kelahiran
anak pertama atau disebut postpartum primipara.Perubahan Fisiologis masa nifas antara
lain perubahan ueterus, lochea, vagina dan perineum sistem pencernaan, perkemihan,
sistem endokrin, musculoskeletal, dan perubahan tanda-tanda vital. Apabila
perubahanfisiologis pada masa nifastidak di ketahui oleh seorang ibu nifas dan jika terjadi
suatu infeksi perubahan fisiologis tersebut akan menjadi patologis dan dapat
membahayakan jiwa ibu (Wiknjosastro, 2007).
B. Rumusan Masalah
1) Pernyataan Masalah
Kondisi setelah persalinan merupakan awal perubahan peran ibu untuk tugas baru nya
dalam merawat bayinya, sebagian besar ibu yang baru pertama kali melahirkan anak
pertamanya mengalami masalah fisik yang berdampak pada perubahan peran ibu.
Masalah yang muncul pada ibu primipara tersebut adalah banyak yang tidak
mengetahui dengan baik perawatan pada masa nifas, misalnya membatasi atau bahkan
melarang ibu untuk mengkonsumsi ikan, telur, dan udang dengan alasan dapat
menimbulkan alergi padahal ikan banyak mengandung protein yang sangat baik untuk
xi
perbaikan jaringan-jaringan yang rusak akibat proses persalinan. Hal ini diakibatkan
karena kurangnya pendidikan kesehatan tentang peran ibu dalam perubahan peran
barunya setelah proses persalinan yang barupertama kali.
2) Pertanyaan Masalah
a. Bagaimanakah adaptasi fisik ibu postpartum primipara yang diberikan
penyuluhan kesehatan ?
b. Adakah pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik pada ibu
postpartum ?
xii
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh penyuluhan kesehatan dalam menghadapi adaptasi fisik
ibu primipara di Desa Siliragung Kecamata Siliragung Kabupaten Banyuwangi.
2) Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi adaptasi fisik ibu postpartum primipara yang diberikan
penyuluhan kesehatan di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten
Banyuwangi.
b. Menganalisa pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik pada ibu
postpartum primiparadi Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten
Banyuwangi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Memiliki konsep yang konstruktif dalam tingkat adaptasi fisik setelah menjalani
proses persalinan.
2. Bagi Keluarga
Membantu mengoptimalkan peran ibu didalam keluarga terkait tentang peran baru
ibu setelah melahirkan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan (KIA)
Menjadi sebuah sumber perencanaan tindakan pelayanan masyarakat yang dapat
membantu ibu dalam menghadapi peran barunya setelah persalinan.
xiii
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perawat dan tenaga
kesehatan lainya untuk mengadakan pemberian penyuluhan kesehatan dan
penyuluhan secara rutin kepada ibu hamil dan setelah melahirkan.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi tentang kurangnya penyuluhan kesehatan pada ibu setelah
melahirkan yang berdampak serius bagi kesehatan baik fisik maupun psikologi.
6. Bagi Profesi
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam memberikan penyuluhan kesehatan
secara berkala terhadap masyarakat khususnya ibu setelah melahirkan.
xiiii
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain penelitian quasy experiment dengan kelompok
pembanding (Control time series design). Menurut notoatmodjo (2005;168), pada
dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya dengan
menggunakan kelompok pembanding. Desain penelitian quasy eksperimental dengan
pendekatan the one group pretest posttest yakni mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan menggunakan kelompok eksperimen yang dipilih berdasarkan kriteria
inklusi dan esklusi. Dengan memberikan pretest sebelum di beri perlakuan dan
posttest setelah perlakuan.
Tabel 4.1
Subyek Pra Perlakuan Post
Perlakuan O I O
Keterangan:
I: intervensi
O: pengukuran
xivi
B. Populasi, Sampel, dan Sampling
1. Populasi
populasi adalah “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian
kita” (Sukmadinata,2011) atau keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah ibu
postpartum primipara di Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung Kabupaten
Banyuwangi pada bulan Juni 2014 terdapat 22 ibu postpartum primipara yang
melahirkan di Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi.
2. Sampel
Sampel adalah “sebagian dari populasi itu” (Sugiyono, 2010). Peneliti
memutuskan mengunakan purposive sampling adalah pengambilan sampel secara
sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan berdasarkan kriteria
yang telah di tetapkan (Sugiyono, 2010).
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Bersedia menjadi responden;
2) Ibu postpartum primipara melahirkan dalam 6 minggu pasca kelahiran, hal
tersebut berdasarkan Mitayani, 2009 “Post partum atau masa nifas dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas kira-kira 6 minggu”.
3) Ibu primipara berusia di bawah 35 tahun;
4) Ibu postpartum primipara tidak memiliki penyakit fisik / turunan;
b. Kriteria esklusi
Adalah menghilangkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi
karena berbagai sebab. Pada penelitian ini criteria esklusinya adalah:
xvi
1. Ibu primipara tidak ada saat penelitian;
2. Ibu tidak bersedia menjadi responden;
3. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan adalah semua anggota populasi yaitu 22 ibu
postpartum primipara.
4. Sampling
Sampling adalah proses dalam menyeleksi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2010). Teknik sampling pada penelitian ini adalah
menggunakan Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja
sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan (Sugiyono, 2010).
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2010).
xvii
Tabel 4.2
Tabel definisi operasional
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat ukur Skala Hasil ukur
Independen:
penyuluhan
kesehatan
Serangkaian
upaya dalam
mempengaruhi
ibu primipara
dalam
menghadapi
adaptasi fisik.
Penyuluhan kesehatan tentang adaptasi ibu
pada organ setelah persalinan
Satuan acara penyuluhan
atau SAP adaptasi fisik
1) Pengertian adaptasi
2) Perubahan Dan
Adaptasi Fisik
3) Hal-hal yang perlu
di penuhi oleh ibu
primipara
4) Perawatan ibu
postpartum
primipara
5) Perawatan ibu
primmipara masa
nifas
6) Peran ibu primipara
yang harus dilakukan
kepada bayinya
- -
Dependen:
adaptasi
fisik
Bentuk
perilaku yang
mampu dicapai
ibu postpartum
primipara
dalam
perubahan
fisik yang
dialaminya.
Kebersihan diri Kuesioner Ordinal Bila jawaban
pada
kuisioner:
Teratur diberi
nilai 3
Kurang
teratur diberi
nilai 2
Tidak teratur
diberi nilai 1
Baik
Skor (47-69)
Cukup baik
skor (24-46)
Kurang baik
1) Mandi.
2) Membersihkan daerah vagina dan anus
setiap buang air kecil.
3) Membersihkan daerah vagina dan anus
setiap buang air besar.
4) Mengganti pembalut.
5) Mencuci tangan dengan sabun sebelum
dan sesudah membersihkan kelamin.
6) Menghindari luka epiostomi (luka
robekan kulit dan otot antara vagina dan
anus saat melahirhan).
7) Memotong kuku.
8) Membersihkan mulut dan menggosok
gigi.
Pola istirahat
9) Istirahat yang cukup.
10) Beraktivitas dan tidur siang ketika bayi
tidur.
xviii
Aktivitas latihan skor (1-23)
(Sugiyono;
2012)
11) Melakukan tidur terlentang dengan
lengan di samping menarik otot perut
selagi menarik nafas, tahan nafas
kedalam dan angkat dagu kedada: tahan
1 hitungan sampai 5 dan Rilek sselama
10 kali.
12) Melakukan latihan kegel.
13) Latihan untuk mengencangkan otot
pinggang dan panggul.
14) Setiap seminggu sekali, ibu menaikkan
latihan 5 kali lebih banyak
Kebutuhan gizi
15) Mengkonsumsi makanan kalori
berjumlah 500 kalori/hari
16) Mendapat protein, mineral, dan vitamin
cukup
17) Minum air putih 3 liter/hari
18) Minum pil zat besi selama 40 hari pasca
persalinan
19) Minum kapsul vitamin A
Kebiasaan perawatan payudara
20) Menjaga payudara tetap bersih dan
kering.
21) Menggunakan BH yang menyokong
payudara
22) Bila putinglecet, ibu mengoleskan asi
yang keluar dari putting susu setiap kali
menyusui.
23) Untuk menghindari nyeri, ibu
menyususui menggunakan sendok.
24) Untuk menghilangkan nyeri, ibu minum
parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
25) Apabila payudara bengkak, ibu
melakukan;
a) pengompresan payudara,
b) Urut payudara dari arah pangkal
menuju putting susu,
c) Keluarkan asi sebagian,
d) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali,
e) Letakkan kain dingin setelah
menyusui,
f) Mengeringkan payudara.
Perilaku hubungan suami-istri
26) Melakukan hubungan suami istri ketika
darah merah berenti dan anda dapat
memasukkan 1 atau 2 jari tanpa rasa
nyeri.
xviiii
27) Melakukan hubungan suami istri setelah
40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keluarga berencana
28) Ikut KB dengan tujuan menunda
kelahiran.
29) Menggunakan metodeamenore laktasi
yaitu digunakan sebelum haid pertama
sebelum seorang ibu mendapatkan seel
telur selama menyusui.
30) enggunakan alat kontrasepsi (KB).
31) Mengerti tentang KB.
xixi
D. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Desa Siliragung Kecamata Siliragung Kabupaten
Banyuwangi dilaksan akan pada bulan Juni 2014.
E. Etika penelitian
Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
pendekatan secara adminitratif kepada institusi pendidikan, dengan berbekal surat ijin
pengambilan data awal untuk mengadakan penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember yang ditujukan kepada Kepala Badan Kesatuan
Bangsa (BAKESBANG) dan Lindungan Masyarakat (LINMAS) Banyuwangi.
Selanjutnya disampaikan pada Kepala Desa Siliragung Kecamatan Siliragung
Kabupaten Banyuwangi, setelah mendapatkan persetujuan, penelitian dilakukan
dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:
1. Informed Consent (Lembar persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak pasien.
xxi
2. Anonimity (Tanpa nama)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2010).
3. Confidentially (Kerahasiaan)
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel penelitian dijaga dan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
F. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,
2010). Pada penelitian ini digunakan lembar observasi dan quisener dan sebelum
diajukan quisener responden dijelaskan terlebih dahulu tentang maksud dan tujuan
penelitian. Pada penelitian ini yang digunakan adalah Lembar skala ordinal, sebelum
mengisi instrument responden dijelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian.
xxii
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dengan beberapa tahap, berikut ini adalah tahap-tahap
yang dilalui peneliti, diantaranya:
1. Prosedur administrasi
a. Mengajukan surat permohonan pengantar ijin penelitian dari Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah kepada BAKESBANGPOL LIMNAS
tanggal 5 Novemer 2014.
b. Setelah mendapat rekomendasi dari BAKESBANGPOL LIMNAS pada tanggal
01 Desember 2014 diteruskan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
pada tanggal yang sama 01 Desember 2014;
c. Surat rekomendasi penelitian kemudian diajukan ke Kepala Desa Siliragung
tanggal 02 Desember 2014 dan Puskesmas Kecamata Siliragung Kabupaten
Banyuwangi pada tanggal 02 Desember 2015
2. Prosedur teknis
a. Peneliti memberikan surat persetujuan (informed consent) kepada responden yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian pada tanggal 3 Desember 2014.
b. Responden diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian, klien bersedia
menjadi responden.
c. Kemudian responden mengisi lembar pretest sesuai pengetahuan.
d. Selanjutnya diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah seperti
definisi adaptasi pada fisik ibu pada tanggal 3 Desember 2014.
e. 1 minggu kemudian pada tanggal 11 Desember 2014 ibu diberi lembar post test
sesuai dengan yang dilakukan ibu sehari-hari berkaitan dengan penyuluhan yang
diberikan peneliti.
xxiii
f. Hasil observasi dinilai apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap
adaptasi fisik ibu postpartum primiparadan hasil penilaian tersebut
didokumentasikan. Untuk menjaga confidentiality (kerahasiaan) dilakukan
anonimity (tanpa nama) pada lembar penilaian tersebut, cukup diberikan coding
berdasarkan kriteria sampel dan nomor urut sampel
g. Untuk memudahkan dalam penilaian dan pengecekan apakah semua data yang
diperlukan dalam menguji dan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut sudah
lengkap, perlu dilakukan seleksi dan dianalis
H. Analisa Data
Analisa data merupakan bagian yang sangat amat penting dalam metode ilmiah,
karena dengan analisa data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian. Dalam pengelolaan ini mencakup tabulasi dan
perhitungan statistik. Bila diperlukan uji statistik (Notoatmodjo, 2005).
1. Langkah-langkah analisa
a) Editing
Meneliti kelengkapan dan item penelitian dari setiap lembar observasi yang
diisi oleh peneliti.
b) Coding
Memberikan kode pada setiap responden. Pernyataan dan segalanya yang
dianggap perlu.
1) Skala
Baik Skor (53-69) kode 1
Cukup baik skor (38-52) kode 2
xxiiii
Kurang baik skor (23-37) kode 3
2) Data Demografi
Usia
a. <20 tahun kode: 1
b. 20-35 tahun kode: 2
c. >35 tahun kode: 3
Pendidikan
a. SD kode: 1
b. SMP kode: 2
c. SMA kode: 3
d. Tidak sekolah kode: 4
Suku
a. Jawa kode: 1
b. Madura kode: 2
Pekerjaan
a. PNS kode: 1
b. Petani kode: 2
c. Wirausaha kode: 3
d. Pengusaha kode: 4
e. Ibu rumah tangga kode:5
Agama
a. Islam kode: 1
b. Hindu kode: 2
c. Budha kode: 3
xxivi
d. Kristen kode: 4
e. Katolik kode: 5
c) Cleaning
Data yang telah dimasukkan, diperiksa kembali untuk memastikan bahwa data
bersih dari kesalahan, baik dalam waktu pengkodean maupun dalam waktu
membaca kode, sehingga siap untuk dianalisis.
d) Scoring
Penentuan score atau nilai tiap item pernyataan dalam penentuan atau nilai
untuk tiap item pernyataan dalam penentuan score atau nilai ditentukan dari
pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik pada ibu primipara.
e) Tabulating
Mentabulasi data yang diperoleh sesuai dengan item pernyataan.
I. Uji Statistik
Analisis data pada penelitian ini dibedakan menjadi:
a. Analisa univariat
Merupakanan alisis yang dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian.
Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap
variabel.
b. Analisis bivariat
Untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen yaitu pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu
postpartum primipara, pada penelitian ini menggunakan uji wilcoxon sign rank
test metode komputerisasi dengan α = 5% (0.05).
xxvi
HASIL PENELITIAN
A. Data Umum
1. Gambaran Karakteristik Demografi Responden
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Usia di Desa Siliragung Kecamatan
Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014
Usia Jumlah Persentase (%)
< 20 tahun 1 4,5
20 – 35 tahun 21 95,5
>35 tahun - -
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berusia 20-35 tahun sebanyak 21 (95,5%) responden dan responden yang
memiliki umur <20 tahun sebanyak 1 responden (4,5%).
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pendidikan Terakhir di Desa
Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD 11 50,0
SMP 4 18,2
SMA 7 31,8
Tidak Sekolah - -
Berdasarkan tabel diatas, data responden tentang pendidikan terakhir dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan SD sebanyak
11 (50%) responden, 7 (31,8%) responden memiliki pendidikan terakhir SMA
dan tidak ada responden yang tidak sekolah.
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Suku di Desa Siliragung Kecamatan
Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014
xxvii
Suku Jumlah Persentase (%)
Jawa 20 90,9
Madura 2 9,1
Pada hasil data demografi terkait suku dapat diketahui bahwa sebanyak 20
(90,9%) responden suku Jawa dan 2 (9,1%) responden suku Madura.
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Agama di Desa Siliragung Kecamatan
Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014
Agama Jumlah Persentase(%)
Islam 22 100
Hindu - -
Budha - -
Kristen - -
Katholik - -
Sedangkan pada tabel diatas, status agama responden dapat diketahui bahwa
semua responden beragama islam sebanyak 22 (100%) responden.
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan di Desa Siliragung
Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
PNS - -
Petani 1 4.5
Wirausaha 3 13.6
Pengusaha - -
Ibu Rumah Tangga 18 81.8
Status pekerjaan yang dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki pekerjaan ibu rumah tangga, sebanyak 18 (81,8%) responden dan
yang paling sedikit responden yang memiliki pekerjaan sebagai petani
sebanyak 1 (4,5%).
xxviii
Semua sampel yang digunakan dalam penelitian Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan terhadap Adaptasi Fisik Ibu Postpartum Primipara adalah 22
responden sesuai yang tertera pada kriteria inklusi responden.
B. Data Khusus
1. Distribusi pretest ibu potpartum primipara yang mendapat pendidikan
kesehatan terhadap adaptasi fisik.
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi pretest ibu postpartum primipara di Desa Siliragung
Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014
Adaptasi fisik N Persentase (%)
Cukup Baik 7 31,8
Kurang Baik 15 68,2
Total 22 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang
memiliki adaptasi fisik cukup baik sebanyak 7 (31,8%) responden dan yang
memiliki adaptasi psikologi kurang baik sebanyak 15 (68,2%) responden.
2. Distribusi posttest ibu potpartum primipara yang mendapat pendidikan
kesehatan terhadap adaptasi fisik.
xxviiii
Tabel 5.7
Distribusi posttest penyuluhan kesehatan ibu postpartum di Desa Siliragung
Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuangi Januari 2015
Adaptasi fisik N Persentase (%)
Baik 6 27,3
Cukup Baik 13 59,1
Kurang Baik 3 13,6
Total 22 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa adaptasi fisik baik 6 (27,3%)
dan kurang baik sebanyak 3 (13,6%), sedangkan adaptasi fisik cukup baik
sebanyak 13 (59,1%).
3. Distribusi pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu
postpartum primipara di Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung, Kabupaten
Banyuwangi.
Tabel 5.8
Distribusi pengaruh peyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu
postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten
Banyuangi
Penyuluhan
Adaptasi Fisik
Jumlah P Value Kurang
baik
Cukup
baik
Baik
Pre_Test 15 7 - 22 0,000
Post_Test 3 13 6 22
Berdasarkan tabel diatas dengan uji statistik menggunakan metode Wilcoxon Signed
Ranks Test (𝛼 = 0,05) diperoleh hasil P = 0,000. Nilai tersebut < 0,05 sehingga H1
diterima yang berarti ada pengaruh yang bermakna (signifikan) antara pendidikan
kesehatan terhadap ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan
Siliragung Kabupaten Banyuwangi.
xxixi
PEMBAHASAN
Bab ini menampilkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
antara lain interpretasi dan diskusi hasil, keterbatasan penelitian dan implikasi untuk
keperawatan.
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil
1. Adaptasi fisik ibu postpartum primipara sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada seluruh sampel penelitian yang
berjumlah 22 ibu, seperti yang terdapat pada tabel 5.6 dapat diketahui bahwa
sebagian besar ibu postpartum primipara memiliki adaptasi fisik kurang baik.
Berdasarkan dari pengelompokan jenis adaptasi fisik, didapatkan 15 (68,2%) ibu
postpartum primipara memiliki adaptasi fisik kurang dan 7 (31,8%) ibu postpartum
primipara yang memiliki adaptasi fisik cukup baik. Peneliti berpendapat bahwa
rendahnya adaptasi fisik ibu postpartum primipara sebagian besar dikarenakan faktor
kebiasaan dan lemahnya tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan
mengenai pendidikan kesehatan. Hasil lain didapatkan 7 (31,8%) postpartum
primipara memiliki adaptasi fisik yang cukup baik, dikarenakan ibu postpartum
primipara memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik sehingga memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai pendidikan kesehatan. Menurut Thoha (2007)
persepsi, kebiasaan atau adaptasi dapat dipengaruhi oleh kebudayaan, kebiasaan dan
lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat didalam
mempengaruhi sikap nilai dan cara seseorang memahami keadaan dunia ini. Faktor
kebudayaan dan kebiasaan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi adaptasi
xxxi
fisik ibu postpartum primipara. Hasil penelitian lain juga menyebutkan bahwa ibu
pospartum kurang menjaga kebersihan diri, terutama mencuci tangan sebelum
menggendong dan meyusui bayi (Ernawati, 2012).
Faktor-faktor tersebut menjadikan adaptasi individu berbeda satu sama lain dan akan
berpengaruh pada individu dalam adaptasi fisik suatu objek, stimulus, meskipun
objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh
berbeda dengan adaptasi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.
Perbedaan adaptasi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu,
perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap sosial atau
perbedaan dalam bermasyarakat.
2. Adaptasi fisik ibu postpartum primipara setelah dilakukan penyuluhan kesehatan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada seluruh sampel penelitian yang
berjumlah 22 ibu postpartum primipara, seperti yang terdapat pada tabel 5.7
diketahui bahwa sebanyak 6 (27,3%) memiliki persepsi yang baik, 13 (59,1%) ibu
postpartum primipara yang memiliki persepsi yang cukup baik dan sisanya 3 (13,6%)
ibu postartum primipara tetap pada adaptasi kurang baik. Peneliti berpendapat bahwa
perubahan adaptasi fisik responden dikarenakan ibu postpatum primipara baru
mendapatkan penyuluhan keshatan dari peneliti, sehingga motivasi dan perhatian ibu
potpartum primipara masih tertuju pada objek yang disampaikan. Menurut Craven
dan Hirnle, (1996 dalam Suliha, 2002) edukasi adalah penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang melalui tehnik praktik belajar atau instuksi, dengan tujuan
untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap
pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru.
xxxii
Sama hal nya dengan edukasi, penyuluhan juga memberikan pemahaman
pengetahuan melalui teknik instruksi yang bertujuan untuk memberi dorongan
terhadap pengaruh diri. Menurut Notoatmodjo (1997 dalam Suliha, 2002) tujuan
edukasi (penyuluhan) adalah: menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di
masyarakat; menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat; dan mendorong
pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Tujuan pelayanan kesehatan pada dasarnya dapat disimpulkan untuk mengubah
pemahaman/persepsi individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar
menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri, dalam mencapai tujuan
hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan
tepat dan sesuai
3. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan
terdapat 7 ibu postpartum primipara yang memiliki adaptasi fisik yang cukup baik,
dan sebagian besar, yakni 15 ibu postpartum primipara memiliki adaptasi fiik yang
kurang baik. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan ada penurunan jumlah ibu
postpartum primipara yang memiliki adaptasi fisik kurang baik yakni 3 ibu,
sedangkan jumlah ibu postpartum primipara ang memiliki adaptasi fisik cukup baik
mengalami peningkatan yakni 13 ibu dan ada 6 ibu postpartum primipara yang
memilki adaptasi fisik baik. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara. Sejalan
dengan hasil peneitian ini, pada penelitian sebelumnya (Nugroho, 2012:64) yang
berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Adaptasi Psikologi Ibu
xxxiii
Postpartum Primipra di Desa Dukuh Dempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember” diperoleh bahwasannya pendidikan kesehatan mampu pengaruhi adaptasi
psikologi ibu postpartum primipara. Penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik
yaitu semakin banyak penyuluhan yang diterima maka semakin baik adaptasi fisik
seseorang/ibu postpartum primipara. Hal ini sesuai dengan hasil uji analisis non
parametrik dari Wilcoxon Sign Rank Test, yang didapatkan nilai ρ = 0,001 yang
berarti ρ < 0,05. Berdasarkan nilai ρ = 0,001 dapat diartikan bahwa penyuluhan
pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara.
Dari pembahasan diatas, peneliti dapat menegaskan bahwa pengaruh penyuluhan
kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara sangatlah bermakna.
Menurut Prawiradilaga (2004) Proses belajar tanpa memperhatikan siapa yang
belajar, materi, lokasi, jenjang pendidikan atau usia pembelajar selalu selalu
dipengaruhi oleh persepsi peserta didik. Cara berfikir, minat atau potensi dapat
berkembang dengan baik jika seseorang memiliki persepsi yang memadai. Tujuan
belajar sebenarnya adalah mengembangkan persepsi kemudian mewujudkannya
menjadi kemampuan-kemampuan yang tercermin dalam cara berfikir (kognitif),
bekerja motorik, serta bersikap. Menurut Rakhmat (2007) Pada dasarnya proses
terbentuknya adaptasi ini terjadi dalam diri seseorang, namun adaptasi juga
dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.
xxxiiii
B. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan instrument
Instrument penelitian pada penelitian ini tidak dilakukan uji validiatas dan reliabilitas
dan peneliti hanya mengadakan perubahan terhadap redaksi kalimat instrument
penelitian.
C. Implikasi Untuk Keperawatan
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna antara penyuluhan
kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara. Ibu postpartum primipara
yang medapatkan penyuluhan kesehatan maka adaptasi fisik ibu postpartum primipara
akan baik, ibu postpartum primipara dengan adaptasi fisik yang baik akan dengan
sendirinya selalu berusaha untuk meningkatkan status kesehatan, dan mencegah
timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan. Penelitian ini dapat berguna
untuk bahan pemikiran bagi para tenaga medis khususnya perawat untuk lebih sering
melakukan penyuluhan kesehatan kepada ibu postpartum primipara.
xxxivi
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Presentase terbesar sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan, ibu postpartum
primipara memiliki adaptasi fisik yang kurang baik.
2. Adaptasi fisik ibu postpartum primipara setelah dilakukan penyuluhan kesehatan
memiliki peningkatan yakni sebagian besar ibu postpartum primipara memiliki
adaptasi fisik yang cukup baik.
3. Ada pengaruh yang bermakna antara penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik
pada ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten
Banyuwangi.
B. Saran
1. Bagi responden disarankan memiliki banyak informasi terkait pendidikan kesehatan
yang membantu untuk mengoptimalkan peran ibu yang konstruktif dalam
menjalankan peran barunya dan mensejahterakan keadaan bayinya
2. Bagi keluarga disarankan untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu
untuk memperoleh kesehatan yang sesuai yang dapat dijadikan sebagai acuan ibu
dalam menjaga bayinya.
3. Bagi tenaga Kesehatan disarankan untuk lebih memperhatikan pendidikan kesehatan
yang dimiliki ibu, agar ibu memiliki modal untuk menjalankan peran barunya dan
dapat secara mandiri dalam merawat bayinya.
4. Untuk peneliti selanjutnya diharapakan dapat melakukan penelitian lain yang
berhubungan dengan adaptasi fisik ibu postpartum primipara.
xxxvi
5. Institusi pendidikan disarankan kepada institusi pendidikan agar memberi masukan
tentang pentingnya penyuluhan kesehatan kepada seluruh stakeholder yang
bersangkutan untuk mengedepankan peran perawat yang sesungguhnya.
6. Profesi kesehatan disarankan kepada profesi untuk lebih memperhatikan
kesejahteraan ibu dan bayi disaat awal ibu setelah melahirkan, agar ibu dapat
beradaptasi secara baik terhadap diri dan bayinya.
xxxvii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
cipta.
Hidayat, A. (2010). Metode Penelitian Keperawatan danTeknik Analisa Data, Jakarta :
Salemba Medika.
Notoatmodjo, (2006). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika.
Nurwahyuni, (2010). Hubungan Antara Tarak (Pantang) terhadap Makanan pada Ibu Post
Partum dengan Proses Penyembuhan Luka Jahitan Perineum di BPS ny. Purwanto
Mojokerto.
Prawiroharjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Rustam. (2006). Asuhan Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.
Singgit, 2011, ¶, 1, http://pengertian-adaptasi.com, diperolehtanggal9 April 2014
Saifuddin. AB. (2006), Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Verney. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39, 2006.
Wiknjosastro H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono
prawiroharjo.
Sujiyatini, dkk. 2010. Asuhan Ibu Nifas Askeb III. Yogyakarta. Cyrrilus Publisher
Reeder, SJ, Leonide,L.M, Deborah, K. Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan
Wanita, Bayi, & Keluarga. Edisi 18 Volume 2. Jakarta. EGC.
Suherni, Hesti Widyasih dan Anita Rahmawati. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta :
Penerbit Fitramaya.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Riwidikdo. 2010. Statistik Kesehatan: Belajar Mudah Teknik Analisa Data Dalam Penelitian
Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
xxxviii
Maryunani. 2009, Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum), Jakarta : Trans Info
Media.
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika