optocoupler - digilib um jember - selamat datang di...
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN KURSI RODA BAGI PENDERITA DISABILITAS MENGGUNAKAN
SENSOR EASY VOICE RECOGNITION
TUGAS AKHIR
diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat kelulusanStrata Satu (S1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jember
Oleh :
Lukman Anjar BasukiNIM. 09 1062 1006
FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER2016
LEMBAR PENGESAHANDOSEN PENGUJI
RANCANG BANGUN KURSI RODA BAGI PENDERITA DISABILITAS MENGGUNAKAN
SENSOR EASY VOICE RECOGNITION
Oleh :Lukman Anjar Basuki
NIM. 09 1062 1006
Jember, September 2016
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:
Penguji I
M. A’an Auliq, ST., MT
NPK. 05 03 509
Penguji II
Nur Qodariyah Fitriyah, ST
NPK. 12 03 738
1
LEMBAR PENGESAHANTUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN KURSI RODA BAGI PENDERITA DISABILITAS MENGGUNAKAN
SENSOR EASY VOICE RECOGNITION
Oleh:Lukman Anjar Basuki
NIM. 09 1062 1006
Jember, September 2016
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :
DosenPembimbing I
Ir. Herry Setyawan, MT
NIP. 19580718199103 1 002
Dosen Pembimbing II
Aji Brahma, SSi., MT
NIDN. 07 300 18605
Mengetahui
Dekan Fakutas Teknik
Ir. Suhartinah, MT
NIP. 131 863 867
Ketua Jurusan Teknik Elektro
M. A’an Auliq, ST., MT
NPK. 05 03 509
2
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Lukman Anjar Basuki
NIM : 09 1062 1006
Jurusan : Teknik Elektro
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi sebagian maupun keseluruhan
tugas akhir saya dengan judul “RANCANG BANGUN KURSI RODA BAGI
PENDERITA DISABILITAS MENGGUNAKAN SENSOR EASY VOICE
RECOGNITION” adalah benar-benar hasil karya intelektual mandiri,
diselesaikan tanpa menggunakan bahan-bahan yang tidak diizinkan dan bukan
merupakan hasil karya pihak lain yang saya akui sebagai karya sendiri.
Semua referensi yang dikutip maupun dirujuk telah ditulis lengkap dalam
daftar pustaka, Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya
sesuai dengan sikap ilmiah yang harus di junjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa ada
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
.
Jember, September 2016
Lukman Anjar Basuki
NIM. 0910621006
3
ABSTRAK
Disabilitas merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami keterbatasan dalam melakukan aktifitas gerak yang disebabkan cacat fisik sejak lahir atau akibat kecelakaan fatal. Hal ini tentunya sangat mengganggu terutama dalam interaksi sosial dan mobilitas individu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pada penelitian ini dikembangkanlah sebuah alat bantu untuk penyandang disabilitas yaitu kursi roda otomatis dengan pengendali suara berbasis mikrokontroler Arduino UNO R3 dan modul Easy Voice Recognition. Hasil penelitian menunjukkan alat ini dapat berfungsi dengan baik serta memiliki rerata nilai persentase keberhasilan sebesar 92 % untuk semua respon perintah suara.
Kata Kunci : Arduino UNO R3, Easy Voice Recognition, Motor Driver
4
ABSTRACT
Disability is a condition where a person has limitations in activity resulting motion physically disabled since birth or as a result of a fatal accident. This condition is certainly very disturbing especially in social interaction and mobility of the individual in daily life. To overcome these problems, this research is developing a tool for people with disabilities that is automated voice controlled wheelchair based on microcontroller Arduino UNO R3 and Easy Voice Recognition module. The results showed that these tools can function properly and has a rate success percentage of 92% for all responses voice commands.
Keywords : Arduino UNO R3, Easy Voice Recognition, Motor Driver
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
judul :
”RANCANG BANGUN KURSI RODA BAGI PENDERITA DISABILITAS
MENGGUNAKAN SENSOR EASY VOICE RECOGNITION”
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis berpegang pada teori yang
pernah diperoleh dan bimbingan dari para dosen pembimbing tugas akhir. Selain
itu dengan adanya bantuan dan dukungan dari pihak-pihak lain sehingga tugas
akhir ini bisa terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis hendak
menyampaikan ucapan terima kasih dan teriring doa semoga Allah SWT
membalas setiap kebaikan dengan kebaikan yang berlipat ganda kepada semua
keluarga yang telah memberikan dorongan moral, doa serta semangat untukku
dalam mengerjakan tugas akhir ini secara khusus penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ir.Suhartinah, MM selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jember.
2. Bapak M. A’an Auliq., ST. MT selaku Kepala Jurusan Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Jember.
3. Bapak Ir. Herry Setyawan, MT selaku dosen pembimbing I yang banyak
meluangkan waktu sampai tugas akhir ini selesai.
4. Bapak Aji Brahma S.Si., MT Selaku dosen pembimbing II yang dengan
sabar memberikan pengarahan dan bimbingan.
5. Seluruh rekan-rekan laboratorium mikrokontrol dan elektronika dasar atas
bantuan dan waktunya
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung
6
penulis berharap buku tugas akhir ini mampu menambah pengetahuan dan
pemahaman pada bidang elektronika, terutama rekan-rekan mahasiswa Teknik
Elektro Universitas Muhammadiyah Jember.
Jember, September 2016
Penulis
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. iLEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iiLEMBAR PERNYATAAN....................................................................... ivABSTRAK.................................................................................................. vABSTRACT................................................................................................. viKATA PENGANTAR................................................................................ viiDAFTAR ISI............................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiiDAFTAR TABEL...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah.................................................................. 3
1.5 Metodologi .......................................................................... 3
1.6 Sistematika........................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.............................. 5
2.1 Arduino................................................................................ 5
2.1.1 Jenis Arduino........................................................... 5
2.2 Voice Recognition................................................................ 10
2.2.1 Voice Recognition Module V3.................................. 11
2.2.2 Karakteristik dan Fitur Voice Recognition ..............
Module V3................................................................ 12
2.3 Motor driver......................................................................... 12
2.3.1 Prinsip Kerja driver Motor....................................... 13
2.3.2 Jenis – jenis driver Motor........................................ 14
2.4 Optocoupler.......................................................................... 17
2.4.1 Penerapan Optocoupler............................................ 18
8
2.5 Relay...................................................................................... 19
2.5.1 Prinsip Kerja Relay...................................................
..................................................................................19
2.5.2 Jenis-jenis relay......................................................... 21
2.6 Sensor Ultrasonik................................................................. 22
2.6.1 Cara Keja Sensor Ultrasonik..................................... 23
2.6.2 Rangkaian Sensor Ultrasonik................................... 24
2.6.3 Sensor Ultrasonik HC SR04.................................... 26
2.7 Motor DC............................................................................. 27
2.7.1 Bagian – bagian Motor DC...................................... 27
2.8 Penyandang Disabilitas......................................................... 28
2.8.1 Jenis-jenis Disabilitas............................................... 29
BAB III PERANCANGAN SISTEM....................................................... 32
3.1 Diagram Kerja Sistem.......................................................... 32
3.1.1 Flowchart Sistem Kendali Utama Alat...................... 33
3.1.2 Perancangan Mekanisme Kerja Alat........................... 33
3.2 Pembuatan Perangkat Keras (Hardware)...... ……………... 36
3.2.1 Pembuatan Power Supply......................................... 36
3.2.2 Konfigurasi Arduino Board..................................... 37
3.2.3 Konfigurasi Sensor Suara (Voice Recognition V3). . 38
3.2.4 Pembuatan Rangkaian driver Motor........................ 39
3.2.5 Rangkaian Sensor Ultrasonik HC SR04.................. 40
3.3 Pembuatan perangkat lunak (Software)............................... 41
3.3.1 Pemrograman Modul Voice Recognition V3............ 42
3.3.2 Pemrograman Sensor Ultrasonik HC SR04............. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 45
4.1 Hasil Perakitan Keseluruhan Sistem .................................. 45
4.2 Pengujian Catu Daya Regulator........................................... 46
4.2.1 Hasil Pengujian......................................................... 46
4.3 Pengujian Arduino UNO R3................................................ 46
9
4.3.1 Hasil Pengujian........................................................ 47
4.4 Pengujian Modul Modul Voice Recognition V3.................. 47
4.4.1 Hasil Pengujian......................................................... 48
4.5 Pengujian Sensor Ultrasonik HC_SR04 ............................. 48
4.5.1 Hasil Pengujian......................................................... 48
4.6 Pengujian driver Motor........................................................ 49
4.6.1 Prosedur Pengujian................................................... 49
4.6.2 Hasil Pengujian Driver Motor................................... 50
4.7 Pengujian Ran gkaian Sistem Secara Keseluruhan.............. 51
4.7.1 Prosedur Pengujian.................................................. 52
4.7.2 Hasil Pengujian Rangkaian Sistem Secara
Keseluruhan............................................................. 52
BAB V PENUTUP .................................................................................. 56
5.1 Kesimpulan............................................................................. 56
5.2 Saran....................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 57
LAMPIRAN................................................................................................ 58
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arduino Uno........................................................................... 6
Gambar 2.2 Arduino Due........................................................................... 6
Gambar 2.3 Arduino Mega......................................................................... 7
Gambar 2.4 Arduino Robot........................................................................ 7
Gambar 2.5 Arduino License Agreement................................................... 8
Gambar 2.6 Arduino setup instalasi folder ................................................ 9
Gambar 2.7 Arduino Instal Completed .......................................... 9
Gambar 2.8 Arduino Splash Screen............................................... 10
Gambar 2.9 Voice Recognition Module V.3............................................... 11
Gambar 2.10 Rangkaian Motor Driver H-Brigde......................................... 13
Gambar 2.11 Motor driver IC L298 ............................................................ 14
Gambar 2.12 Motor driver IC L293D.......................................................... 14
Gambar 2.13 Motor driver Dengan Transistor............................................. 15
Gambar 2.14 Motor driver Dengan Mosfet.................................................. 16
Gambar 2.15 Motor Driver Dengan Relay................................................... 16
Gambar 2.16 Konfigurasi Optocoupler........................................................ 17
Gambar 2.17 Optocoupler sebagai saklar..................................................... 18
Gambar 2.18 Optocoupler Metode analog................................................... 19
Gambar 2.19 Relay....................................................................................... 20
Gambar 2.20 Kontruksi Relay Elektro Mekanik.......................................... 20
Gambar 2.21 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.................................................. 23
Gambar 2.22 Rangkaian Dasar Dari Transmitter Ultrasonik....................... 25
Gambar 2.23 Rangkaian Dasar Receiver Sensor Ultrasonik........................ 26
Gambar 2.24 Sensor Ultrasonik HC SR04................................................... 26
Gambar 2.25 Bagian – bagian Motor DC..................................................... 27
Gambar 2.26 Penyandang Disabilitas Tuna Daksa....................................... 30
Gambar 2.27 Penyandang Disabilitas Tuna Netra........................................ 30
Gambar 2.28 Penyandang Disabilitas Tuna Rungu...................................... 31
11
Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian........................................................ 32
Gambar 3.2 Flowchart Kontrol Utama Alat................................................ 33
Gambar 3.3 Diagram Perancangan Hardware Sistem................................ 35
Gambar 3.4 Diagram Skematik Keseluruhan Sistem................................. 35
Gambar 3.5 Rangkaian Skematik Power supply 9V.................................. 36
Gambar 3.6 Rangkaian Skematik Power supply 5V.................................. 36
Gambar 3.7 Arduino UNO R3 Circuit Board............................................ 37
Gambar 3.8 Menghubungkan Modul VR 3 dan Arduino Uno R3............. 38
Gambar 3.9 Rangkaian Driver Motor......................................................... 40
Gambar 3.10 Hardware Hasil Koneksi HC SR04 Dan Arduino Uno R 3.... 41
Gambar 3.11 Voice Recognition Module Settings....................................... 42
Gambar 3.12 Proses Perekaman Suara......................................................... 43
Gambar 3.13 Proses Mengaktifkan Suara yang telah Direkam.................... 43
Gambar 3.14 Perangkaian Hardware HC – SR04 dan Arduino .................. 44
Gambar 4.1 Hasil Perakitan Sistem
................................................................................................
................................................................................................
45
Gambar 4.2 Rangkaian Catu Daya ............................................................ 46
Gambar 4.3 Rangkaian Pengujian Arduino dengan Led............................ 47
Gambar 4.4 Blok Diagram Pengujian Driver Motor DC........................... 50
Gambar 4.5 Driver Motor DC 12 Volt....................................................... 51
12
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Konfigurasi Penyambungan Voice Recognition dan Arduino....... 38
Tabel 3.2 Konfigurasi Penyambungan HC SR04 dan Arduino...................... 41
Tabel 4.1 Spesifikasi Sistem.......................................................................... 45
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Regulator........................................................... 46
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Arduino................................................................ 47
Tabel 4.4 Pengujian Program Module Recogniton V3................................. 48
Tabel 4.5 Pengujian Sensor Ultrasonik HC_SR04......................................... 49
Tabel 4.6 Pergerakan Driver Motor DC 12 Volt............................................ 50
Tabel 4.7 Pengujian Pemberian Perintah Maju.............................................. 52
Tabel 4.8 Pengujian Pemberian Perintah Mundur.......................................... 53
Tabel 4.9 Pengujian Pemberian Perintah Kanan............................................ 53
Tabel 4.10 Pengujian Pemberian Perintah Kiri.............................................. 54
Tabel 4.11 Pengujian Pemberian Perintah Diam............................................ 54
Tabel 4.12 Rerata Nilai Presentasi Keberhasilan Sistem............................... 55
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi khususnya dalam dunia robotik mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Negara-negara maju berlomba untuk
mengembangkan beraneka ragam jenis robot sebagai alat bantu dalam berbagai
bidang diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, dan industry.
Salah satu jenis robot yang dikembangkan dalam bidang kesehatan adalah
robot alat bantu bagi manusia yang mengalami gangguan disabilitas atau
keterbatasan fungsi gerak akibat cacat lahir atau kecelakaan akut. Robot jenis ini
memberikan bantuan pada penyandang disabilitas dalam mobilitas dan
berinteraksi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah yang kemudian timbul adalah jika penyandang disabilitas
mengalami keterbatasan / hilangnya fungsi organ gerak berupa tangan, sehingga
akses terhadap fungsi kendali robot menjadi sangat terbatas dan sulit. Hal ini
tentunya sangat mengganggu pengguna dan menambah beban penyandang
disabilitas.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap sebuah system yang mampu membantu penyandang disabilitas dalam
melakukan mobilitas dan interaksi sosial meskipun tanpa organ gerak tangan,
penulis menawarkan system suara menjadi kendali utama dalam melakukan
operasional robot tersebut.
Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengendalian robot alat bantu
penyandang disabilitas diantaranya dilakukan oleh Rafiudin syam dan mustari [1]
dalam penelitiannya mereka membuat rancang bangun kursi roda otomatis dimana
kedua roda penggerak dikontrol secara terpisah melalui manual stick analog
14
kontrol. Mekanisme pengerak menggunakan roda gigi, rantai, bantalan dan poros
batang ulir ,serta motor DC. Sehingga pemeliharaan lebih mudah dan tahan lama
serta mempunyai efisiensi tinggi. Kelemahan pada penelitian ini yaitu system
masih berbasis manual analog joystick.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Fajar Timang Patiung, dkk [2] pada
penelitiannya telah menggembangkan system otomatic berbasis suara sebagai
pengendali kursi roda. Kelemahan pada penelitian ini adalah respon system yang
cenderung kurang akurat dan dalam mengeksekusi perintah pengguna.
Berdasarkan referensi literature diatas dan pustaka yang telah dikaji maka
diusulkan sebuah penelitian yang akan merancang sebuah alat bantu penyandang
disabilitas tuna daksa berupa robot kursi roda dengan system kendali utama
menggunakan voice recognition command atau input kendali berupa suara
pengguna berbasis mikrokontroller ATMega 328.
Alasan pemilihan menggunakan suara sebagai pengendali utama robot
didasarkan bahwa suara memiliki kekhasan frekuensi untuk setiap pengguna serta
system operasional yang dapat dikatakan full automatic tanpa campur tangan
organ gerak yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini dikemukakan
sebagai berikut :
1. Bagaimana perancangan desain mekanik robot beroda ?
2. Bagaimana cara kerja dari sensor Easy Voice Recognition ?
3. Bagaimana perancangan dan pembuatan driver motor sebagai pengerak
robot beroda ?
4. Bagaimana merancang suatu robot beroda yang dapat dikendalikan
dengan suara
1.3 Tujuan
15
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu merancang dan membuat robot
kursi roda otomatis berbasis mikrokontroler Arduino Uno R3 menggunakan
sensor Easy Voice Commander.
1.4. Batasan Masalah
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, pembahasan akan dibatasi hanya mencakup
pada:
1. Desain mekanik robot beroda.
2. Untuk sensor menggunakan Easy Voice recognition sebagai sensor
suara.
3. Data masukan suara berupa 5 buah kata bahasa Indonesia yaitu :
maju, mundur, kanan, kiri dan diam serta dioperasikan di ruangan
tanpa derau.
4. Untuk pengendali robot beroda menggunakan Arduino sebagai
kontrol utama robot.
1.5. Metodologi Penelitian
Agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan penelitian ini akan dilakukan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Kajian Pustaka.
Mempelajari prinsip kerja dari sistem menggunakan teknologi arduino,
yang dilanjutkan dengan kajian mengenai karakteristik Arduino UNO R3,
Motor Driver, dan sensor Easy Voice Recognition.
2. Analisis beberapa metode yang terkait
Analisis metode-metode yang terkait dengan persoalan pada system control yang
akan dirancang dengan tujuan agar memperoleh formulasi yang sesuai dengan
system tersebut
3. Merancang dan membuat kursi roda otomatis berbasis mikrokontroler
Arduino Uno R3 menggunakan sensor Easy Voice Commander.
16
4. Pengujian Alat dan Analisa Sistem
Mengintegrasikan hardware dan software system Kemudian melakukan pengujian
serta analisa terhadap hasil yang telah didapatkan .
5. Penarikan Kesimpulan
1.6. Sistematika Penelitian
Langkah-langkah penulisan tugas akhir ini dikelompokkan dalam lima
bab, dimana pada setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang mejelaskan topik
penelitian secara lebih komprehensif. Adapun sistematika penelitian ini dijelaskan
sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
merupakan pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, sistematika penyusunan
dan relevansi.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI,
Berisi tentang pembahasan secara garis besar mengenai karakteristik Arduino
UNO R3 , Motor Driver, Easy Voice Recognition.
3. BAB III PERANCANGAN SISTEM
Membahas secara lengkap tentang perencanaan dan pembuatan sistem yang akan
dibangun seperti pembuatan interface ARDUINO UNO R3, Motor Driver, dan
sensor Easy Voice Recognition.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi pembahasan mengenai pengujian alat dan program yang telah dibuat, serta
pengujian seluruh komponen (hardware dan software) apakah telah terintegrasi
dengan baik satu sama lain.
5. BAB V PENUTUP,
Berisi tentang kesimpulan dari hasil percobaan dan saran-saran.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1. Arduino
Proyek Arduino berawal di lvre, Italia pada tahun 2005 dimana telah lebih
dari 120.000 unit terjual sampai dengan 2010. Pendirinya adalah Massimo Banzi
dan David Cuartiellez. Arduino merupakan pengendali mikro single board
bersifat open source yang diturunkan dari wiring platform, dirancang untuk
memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source
yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroller
dengan jenis AVR. Mikrokontroller itu sendiri adalah chip atau IC (Integrated
Circuit) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Tujuan menanamkan
program pada mikrokontroller adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca
input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output seperti yang
diinginkan.
Jadi, mikrokontroller bertugas sebagai otak yang mengendalikan input,
proses, dan output sebuah rangkaian elektonik. Mikrokontroller ada pada
perangkat elektronik disekitar kita, misalnya Handphone, MP3 Player, DVD,
Televisi, AC, dll. Mikrokontroller juga dapat mengendalikan robot, baik robot
mainan maupun industri. Karena komponen utama Arduino adalah
mikrokontroller maka Arduino dapat diprogram menggunakan komputer sesuai
kebutuhan kita.
2.1.1 Jenis Arduino
18
1. Arduino Uno.
Jenis yang ini adalah yang paling banyak digunakan. Terutama untuk
pemula sangat disarankan untuk menggunakan Arduino Uno. Banyak sekali
referensi yang membahas Arduino Uno. Versi yang terakhir adalah Arduino Uno
R3 (Revisi 3), menggunakan ATMEGA328 sebagai microcontrollernya, memiliki
14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk pemograman cukup
menggunakan koneksi USB type A to To type B. Sama seperti yang digunakan
pada USB printer. Bentuk Arduino Uno ditampilkan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Arduino Uno
2. Arduino Due
Berbeda dengan saudaranya, Arduino Due tidak menggunakan ATMEGA,
melainkan dengan chip yang lebih tinggi ARM Cortex CPU. Memiliki 54 I/O
pin digital dan 12 pin input analog, untuk pemogramannya menggunakan micro
USB dan terdapat pada beberapa handphone. Bentuk Arduino Due ditampilkan
pada Gambar 2.2
19
Gambar 2.2 Arduino Due
3. Arduino Mega
Mirip dengan Arduino Uno, sama-sama menggunakan USB type A to B
untuk pemogramannya. Tetapi Arduino Mega, menggunakan Chip yang lebih
tinggi ATMEGA2560. Dan tentu saja untuk Pin I/O Digital dan pin input
Analognya lebih banyak dari Uno. Bentuk Arduino Mega ditampilkan pada
Gambar 2.3
Gambar 2.3 Arduino Mega
4. Arduino Robot.
Ini adalah paket komplit dari Arduino yang telah berbentuk robot.
Dilengkapi dengan LCD, Speaker, Roda, Sensor Infrared. Bentuk Arduino Robot
ditampilkan pada Gambar 2.4
20
Gambar 2.4 Arduino Robot
2.1.2 Arduino IDE
Arduino IDE (Integrated Development Environtment) ini adalah software
yang digunakan untuk menulis program (dalam Arduino disebut sketch) pada
komputer atau laptop, mengkompilasinya menjadi kode bahasa mesin executable,
melakukan debug (jika ada kesalahan) dan mengupload sketch (yang sudah
menjadi bahasa mesin) ke Arduino.
Tampilan software ini cukup user friendly, bagi pengguna yang lebih dulu
mengenal IDE processing. Tampilan IDE Arduino tidak jauh berbeda, baik menu
maupun fungsinya dikarenakan IDE processing merupakan inspirasi bagi tim
pencipta Arduino. Software IDE Arduino ini mutlak harus ada saat melakukan
programming, dan bahasa pemograman yang digunakan IDE Arduino adalah
bahasa C untuk Arduino, bukan bahasa C murni.
Perbedaan utama antar keduanya adalah, bahasa C untuk Arduino memiliki
subrutin yang spesifik menangani masalah hardware, namun bahasa C murni
tidak memilikinya. Sedangkan sintaks penulisan script tetap mengikuti sintaks
bahasa C murni.
Berikut ini beberapa tahapan proses instalasi software IDE Arduino di
Windows 7 32-bit.
1. Setelah file installer dijalankan, akan muncul jendela ‘License Agreement’.
Klik tombol ‘I Agree’ seperti ditampilkan Gambar 2.5
21
klik
klik
Gambar 2.5 Arduino License Agreement
2. Berikutnya masukkan folder instalasi Arduino. Default pada C:\Program
File\Arduino seperti ditampilkan Gambar 2.6 klik tombol ‘install’
Gambar 2.6 Arduino setup instalasi folder
3. Selanjutnyan proses instalasi dimulai seperti pada Gambar 2.7 tunggu
hingga proses instalasi selesai ‘Completed’.
22
Gambar 2.16ArduinoProses install
Gambar 2.7 Arduino Install Completed
4. Pada tahap ini software IDE Arduino sudah terinstal. Periksa start menu
windows dan jalankan apliakasi tersebut. Maka akan muncul splash
screen seperti Gambar 2.8 berikut ini :
Gambar 2.8 Arduino Splash Screen
2.2 Voice Recognition
Voice Recognition adalah suatu sistem yang dapat mengidentifikasi
seseorang melalui input suaranya, selain itu terdapat juga pengertian Speech
Recognition yang memiliki fungsi hampir sama. Perbedaan antara keduanya yaitu
pada Voice Recognition mengidentifikasi siapa yang berbicara, sedangkan Speech
Recognition mengidentifikasi apa yang diucapkan. Voice Recognition terbagi
menjadi dua jenis, yaitu :
a. Speech recognition
23
Merupakan proses yang dilakukan komputer untuk identifikasi suara yang
diucapkan oleh seseorang tanpa mempedulikan identitas orang terkait.
Implementasi speech recognition misalnya perintah suara untuk menjalankan
aplikasi komputer. Parameter yang dibandingkan ialah tingkat penekanan suara
yang kemudian akan dicocokkan dengan template database yang tersedia.
b. Speaker recognition
Merupakan sistem pengenalan identitas yang diklaim oleh seseorang dari
suaranya atau berdasarkan orang yang berbicara. Misalnya berupa intonasi suara,
tingkat kedalaman suara, dan sebagainya.
Speech recognition pertama kali muncul pada tahun 1952 dan terdiri atas
device untuk pengenalan satu digit kata yang diucapkan. Kemudian pada tahun
1964, muncul satu teknologi yang cukup terkenal di Amerika Serikat dalam
bidang kesehatan yaitu Medical Transcriptionist (MT) berupa aplikasi komersial
menggunakan speech recognition.
Saat ini banyak aplikasi yang dikembangkan menggunakan speech
recognizer, antara lain di bidang kesehatan terdapat MT, dibidang militer terdapat
High-performance fighter aircraft, Training air traffic controllers, sampai pada
alat bantu penyandang disabilitas dalam mengoperasikan komputer maka
diciptakan komputer yang dapat dioperasikan menggunakan deteksi pengucapan
user.
2.2.1 Voice Recognition Module V3
Voice Recognition Module V3 merupakan module voice recognition multi
fungsi. Dapat digunakan pada banyak aplikasi pengontrolan yang membutuhkan
pendeteksian bukan hanya suara melainkan percakapan. Voice Recognition
Module V3 merupakan generasi penerus setelah kesuksesan generasi pertamanya
di pasaran yaitu Voice Recognition Module V2.
Modul ini dapat digunakan atau dihubungkan dengan board
mikrokontroler Arduino. Gambar 2.9 menunjukkan bentuk fisik dari Voice
Recognition Module V3.
24
Gambar 2.9 Voice Recognition Module V.3
Produk ini merupakan modul pengenalan suara, mendukung hingga 80
perintah suara. Maksimum tujuh perintah suara bisa bekerja pada waktu yang
bersamaan.
2.2.2 Karakteristik dan Fitur Voice Recognition Module V3
a. Karakteristik :
1. Tegangan : 4.5 – 5.5 volt
2. Arus : < 40 mA
3. Komunikasi Data : 5V TTL untuk UART dan GPIO
4. Input analog : 3.5mm mono channel microphone konektor
5. Ukuran : 31mm x 50 mm
6. Akurasi : 99% dibawah lingkungan yang ideal
b. Fitur
1. Mampu hingga menampung 80 perintah suara, dengan waktu perintah
sebasar 1500 ms tiap kata.
2. Perintah maksimal 7 suara yang efektif pada saat yang sama.
3. Tersedia Arduino library
4. Kontrol mudah : UART/GPIO
2.3 Motor Driver
Motor driver merupakan suatu rangkaian khusus yang memiliki fungsi
untuk mengatur arah ataupun kecepatan pada motor DC. Perlunya rangkaian
25
motor driver ini disebabkan pada umumnya suatu motor DC membutuhkan arus
operasional lebih dari 250 mA, untuk beberapa IC seperti NE555, ATMEGA 16
dan IC seri 74. Jika motor langsung dihubungkan pada IC, maka akan
menyebabkan kerusakan pada IC tersebut. Beberapa contoh motor driver yang
akan dibahas yaitu tipe IC L298D dan L293D, tipe transistor : BJT dan MOSFET
serta relay.
2.3.1 Prinsip Kerja Motor driver
Bentuk rangkaian motor driver yang umum digunakan yaitu rangkaian H-
Bridge yang ditampilkan pada Gambar 2.10. Berbentuk seperti huruf H serta
memiliki perbedaan fungsi di setiap sisinya. Prinsip dari pergerakan rangkaian
motor driver DC ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.10 Rangkaian Motor driver H-Bridge
Pada gambar diatas jenis motor driver yang digunakan yaitu Transistor
Bipolar (BJT). Motor akan bergerak maju (forward) atau searah jarum jam (CC)
apabila transistor pada sebelah kiri atas dan kanan bawah aktif (high)
serta transistor kiri bawah dan kanan atas tidak aktif (low). Pada kondisi ini kutub
positif pada motor DC mendapatkan tegangan sumber dan kutub negatifnya
26
terhubung dengan ground sehingga ada perbedaan potensial yang menyebabkan
motor berputar.
Untuk pergerakan mundur (reverse) atau berlawanan jarum jam (CCW)
transistor pada sebelah kiri atas dan kanan bawah tidak aktif (low) serta transistor
kiri bawah dan kanan atas aktif (high). Pada kondisi ini kutub negatif pada motor
DC mendapatkan tegangan sumber dan kutub positifnya terhubung dengan ground
sehingga ada perbedaan potensial yang menyebabkan motor berputar.
2.3.2 Jenis-Jenis Motor driver
1. Motor driver L298D
IC L298D merupakan dual H-Bridge Driver yang dapat digunakan
maksimal untuk drive 2 buah motor DC seperti ditampilkan pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Motor driver IC L298
Pin IN 1 dan IN 2 digunakan untuk logic input H-Bridge sedangkan pin
ENA digunakan sebagai aktivasi PWM untuk pengaturan kecepatan motor DC.
Kemampuan arus maksimum pada IC L298D sebesar 4 A.
2. Motor driver L293D
IC L293D pada Gambar 2.12 memiliki kemiripan dengan IC L298D
dengan kemampuan dual H-Bridge motor driver namun pada IC L293D ini rating
27
arus maksimum sebesar 1A saja dibandingkan L298D yang memiliki kemampuan
hingga 4A.
Gambar 2.12 Motor driver IC L293D3. Motor driver Transistor BJT
Transistor BJT pada Gambar 2.13 menggunakan tipe PNP 2N2907 pada
bagian atas dan tipe NPN 2N2222 pada bagian bawah, sedangkan untuk switching
PWM mengunakan transistor tipe NPN. Transistor 2N2907 memiliki kemampuan
melewatkan arus sebesar 600 mA sedangkan pada 2N2222 sebesar 800 mA pada
tegangan maksimum 15V.
Gambar 2.13 Motor driver dengan Transistor
4. Motor driver MOSFET
28
Transistor MOSFET yang ditampilkan pada Gambar 2.14 menggunakan
P-Channel IRF9540N pada bagian atas dan N-Channel IRFZ44N pada bagian
bawah serta switching PWM menggunakan transistor tipe N-Channel.
IRF9540 memiliki kemampuan melewatkan arus sebesar 23 A sedangkan
IRFZ44N mampu melewatkan arus sebesar 40 A. Dengan tegangan maksimum
24V. Penggunaan motor driver MOSFET telah secara luas diaplikasikan untuk
driving motor pada dunia robotika.
Gambar 2.14 Motor driver dengan Mosfet
5. Motor driver Relay
Rangkaian relay pada Gambar 2.15 menggunakan rating tegangan 12 V,
perlu ada supply tegangan untuk mengaktifkan coil pada relay, untuk switching
PWM menggunakan MOSFET tipe N-Channel IRFZ44N. Relay 12 V dapat
melewatkan arus sebesar 16A, jika ingin memperbesar arus yang melewatinya
dapat mengganti relay dengan rating tegangan yang lebih besar. Motor driver
relay lebih cocok digunakan untuk menjalankan motor dengan rating arus lebih
besar dari 5A.
29
Gambar 2.15 Motor driver dengan Relay
2.4 Optocoupler
Optocoupler atau dikenal juga sebagai optoisolator adalah komponen
elektronika yang mampu menstransfer sinyal listrik antara dua bagian (bagian
sumber dan bagian penerima) melalui cahaya. Bagian sumber adalah LED (light
emitting diode) dan bagian penerima bisa berupa photo-transistor, photo-
darlington, photo-SCR, maupun photo-TRIAC. Bagian sumber dan bagian
penerima tidak kontak atau terhubung secara fisik.
Terdapat berbagai penggunaan optocoupler, diantaranya microprocessor
input/output switching, PC communications, DC-AC power control, signal
isolation, dan sebagainya. Salah satu optocoupler yang paling umum digunakan
adalah gabungan antara LED dan phototransistor, seperti yang terlihat
pada Gambar 2.16.
Telah kita ketahui, arus kolektor dapat mengalir menuju emitter hanya jika
terdapat arus basis. Cahaya pada LED akan jatuh pada area basis sehingga arus
basis dapat dibangkitkan. Salah satu parameter yang penting pada optocoupler
adalah CTR (Current Transfer Ratio). CTR ini mirip denga HFE atau ß pada
transitor. HFE pada transitor umumnya diatas 100, namun CTR sering bernilai
kurang dari 1, dan ditulis dalam persen. Misal, CTR 40%, berarti jika input arus
30
adalah 10 mA, maka outputnya hanya 4 mA. Besarnya nilai CTR tergantung dari
penguatan transistor, tegangan suplai ke transistor, serta suhu lingkungan.
Gambar 2.16 Konfigurasi Optocoupler
Dalam penerapannya, sebuah optocoupler dapat diperoleh dari sebuah IC
(integrated circuit), misalnya IC seri CNY17-X, PC817, seri PS2501-X, seri
MOCD20X, seri MOCD21X, seri 4N2X, seri 4N3X, seri H11AX, dan
sebagainya.
2.4.1 Penerapan Optocoupler
Ada dua fungsi utama transistor, yaitu sebagai saklar (switch) dan sebagai
penguat (amplifier). Saklar identik dengan mode digital, sedangkan penguat
identik dengan mode analog. Konsepnya sederhana jika menginginkan transistor
sebagai saklar, maka buatlah transistor tersebut pada posisi saturasi atau cutoff
secara bergantian. Sedangkan jika menginginkan sebagai penguat, buatlah
transistor berada dikedua daerah tersebut.
a. Optocoupler pada Mode Digital
Jika diterapkan sebagai saklar (mode digital), sinyal output akan bernilai
HIGH (~VCC), dan LOW (level ground). Asumsikan kita menggunakan IC 4N35.
Berdasarkan spesifikasi, jika input 10 mA (sesuai dengan test condition pada
datasheet), maka minimum CTR adalah 40. Dengan demikian, outputnya adalah
40% x 10mA = 4mA. Asumsi suplai transistor (VCC) bekerja dengan level
tegangan 12V. Dengan demikian, resistor pull-up (R2) yang digunakan harus
minimal 12V/4mA = 3kOhm, agar memungkinkan transistor berada pada posisi
LOW. Rangkaian Optocoupler sebagai saklar ditampilkan pada Gambar 2.17
31
Gambar 2.17 Optocoupler sebagai saklar
Nilai 3 kOhm pada rangkaian diatas adalah nilai kalkulasi. Nilai aktual
(sebenarnya) yang dipakai umumnya adalah 2 x R kalkulasi = 6 kOhm.
Tegangan jatuh pada LED adalah sebesar 1,7 V. Jika input sebesar 5V dan
suplai arus sebesar 10 mA (dari Arduino misalnya), maka nilai maksimum R1 =
(5V-1.7V)/10mA ≈ 330 Ohm. Pada datasheet, diperoleh keterangan bahwa
maksimum arus yang diizinkan adalah 50 mA. kondisi ini masih aman, sebab
maksimum arus yang mampu dikeluarkan oleh pin Arduino adalah 40 mA, dan
direkomendasikan sebesar 20 mA
b. Optocoupler pada Mode Analog
Pada mode analog, transistor akan memberikan output dengan nilai
tertentu (tidak hanya HIGH dan LOW). Konfigurasi rangkaian ini ditampilkan
pada Gambar 2.18.
Gambar 2.18 Optocouplermetode analog
Yang perlu diperhatikan pada mode ini adalah nilai RL. RL harus
memenuhi aturan, yaitu :
V CC−( I E . RL)>0,7 V …………………………………………….(1)
32
Dengan :
Vcc = tegangan sumber
IE = arus emitor
RL = resistor induktansi
2.5 Relay
Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara
elektronik (elektro magnetik). Saklar pada relay akan akan berubah posisi OFF ke
ON saat diberikan energi elektro magnetic pada armature relay tersebut.
2.5.1 Prinsip Kerja Relay
Relay pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu bagian utama yaitu saklar
mekanik dan sitem pembangkit elektromagnetik (inductor inti besi). Saklar atau
kontaktor relay dikendalikan menggunakan tegangan listrik yang diberikan ke
inductor pembangkit magnet untuk menarik armature tuas saklar atau kontaktor
relay. Relay yang ada di pasaran terdpat berbagi bentuk dan ukuran dengan
tegangan kerja dan jumla saklar yang berfariasi, bentuk bentuk relay ditampilkan
pada Gambar 2.19
Gambar 2.19 Relay
Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus
interface antara beban dan system kendali elektronik yang berbeda system power
supplynya. Secara fisik antara saklar dan kontaktor dengan electromagnet terpisah
sehingga antara beban dan system control terpisah. Bagian utama relay elektro
mekanik adalah sebagai berikut :
33
1. Kumparan electromagnet
2. Saklar atau kontaktor
3. Swing Armatur
4. Spring (Pegas)
Gambar 2.20 Kontruksi Relay Elektro Mekanik
Relay elektro mekanik memiliki kondisi saklar dalam 3 posisi. Ketiga
posisi saklar atau kontaktor relay ini akan berubah pada saat relay mendapat
tegangan sumber pada elektromagnetnya.
Ketiga posisi saklar relay tersebut adalah:
1. Posisi Normally Open (NO)
Yaitu posisi saklar relay yang terhubung ke terminal NO (Normally
Open). Kondisi ini akan terjadi pada saat relay mendapat tegangan sumber
pada elektromagnetnya.
2. Posisi Normally Close (NC)
Yaitu posisi saklar relay yang terhubung ke terminal NC (Normally
Close). Kondisi ini terjadi pada saat relay tidak mendapat tegangan
sumber pada elektromagnetnya.
3. Posisi Change Over (CO)
Yaitu kondisi perubahan armature saklar relay yang berubah dari posisi
NC ke NO atau sebaliknya dari NO ke NC. Kondisi ioni terjadi saat
sumber tegangan diberikan ke electromagnet atau saat sumber tegangan
diputus dari electromagnet relay.
34
2.5.2 Jenis-jenis relay
Terdapat beberapa jenis relay sesuai dengan desain yang ditentukan oleh
produsen relay. Diantaranya sebagai berikut :
1. Single Pole Single Throw (SPST)
Relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk input kumparan
elektromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi NO
(Normally Open) saja.
2. Single Pole Double Throw (SPDT)
Relay ini memili 5 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk inti
kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar. Relay jenis ini memiliki
2 kondisi NO dan NC.
3. Double Pole Single Throw
Relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input
kumparan elektromagnetik dan 4 terminal sakalr untuk 2 saklar yang
masing-masing saklar hanya memiliki kondisi NO saja.
4. Double Pole Double Throw (DPDT)
Relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk
kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2 kondisi
NC dan NO untuk masing-masing saklarnya.
Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian
control DC atau beban lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara
tegangan rangkaian control dan tegangan beban. Diantara aplikasi relay yang
dapat ditemui diantaranya adalah:
1. Relay sebagai control ON/OFF beban dengan sumber tegangan berbeda.
2. Relay sebagai selektor
3. Relay sebagai eksekutor rangkaian delay (tunda).
4. Relay sebagai protector atau pemutus arus pada kondisi tertentu.
35
2.6 Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik atau sebaliknya. Cara kerja sensor ini
didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat
dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi
tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan
gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).
Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar
oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing,
kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik bisa merambat melalui zat padat,
cair dan gas.
Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan
reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi
ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.
2.6.1 Cara Kerja Sensor Ultrasonik
Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah
bahan yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik
ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40 kHz)
ketika sebuah osilator diterapkan pada bahan tersebut. Secara umum, alat ini akan
menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah
gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali
gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor,
kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan
waktu gelombang pantul diterima seperti ditampilkan pada Gambar 2.21
36
Gambar 2.21 Cara Kerja Sensor Ultrasonik
Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:
1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu
dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20
kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum
digunakan adalah 40 kHz.
2. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan
kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal
tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.
3. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut
akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda
dihitung berdasarkan rumus :
4. S = 340.t/2S……………………………………………………….(2.1)
Dimana :
S = jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul),
37
t = selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan
waktu ketika gelombang pantul diterima reiceiver.
2.6.2 Rangkaian Sensor Ultrasonik
1. Bahan Piezoelektrik
Bahan piezoelektrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan
listrik ketika dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan
listrik diterapkan, maka material tersebut akan mengalami regangan atau tekanan
mekanis. Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen
piezoelektrik yang sama, maka dapat digunakan sebagai transmitter dan reiceiver.
2. Transmitter
Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar
gelombang ultrasonik dengan frekuensi tertentu (misal, sebesar 40 kHz) yang
dibangkitkan dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus
dibuat sebuah rangkaian osilator penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan
oleh komponen RLC / kristal tergantung dari disain osilator yang digunakan.
Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke
piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar dan memancarkan
gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi pada osilator. Bentuk rangkaian
transmitter ditampilkan pada Gambar 2.22
38
Gambar 2.22 Rangkaian Dasar Dari Transmitter Ultrasonik
3. Reiceiver
Reiceiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan
piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan suatu benda
atau gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan
piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan
membangkitkan tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi
yang resonan dan akan menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut. Rangkaian
Reiceiver Sensor Ultrasonik ditampilkan pada Gambar 2.23
39
Gambar 2.23 Rangkaian Dasar Reiceiver Sensor Ultrasonik
2.6.3 Sensor Ultrasonik HC SR04
2.6.4 Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang
berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat
ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m dengan akurasi
3mm. Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc untuk
listrik positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger keluarnya
sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda.
Bentuk Sensor Ultrasonik HC SR04 ditampilkan pada Gambar 2.24
Gambar 2.24 Sensor Ultrasonik HC SR04
2.7 Motor DC
Motor listrik DC (arus searah) merupakan salah satu dari jenis motor yang
mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran. Pada motor DC
terdapat bagian yang dikenal dengan kumparan medan disebut stator (bagian yang
tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar).
Prinsip dari motor arus searah adalah membalik phasa negatif dari
gelombang sinusoidal menjadi gelombang yang mempunyai nilai positif dengan
40
menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan
kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet, menghasilkan Gaya gerak
listrik (GGL).
2.7.1 Bagian – bagian Motor DC
Fungsi dan bagian-bagian dari sebuah motor DC dijelaskan dan
ditampilkan pada Gambar 2.25 berikut ini :
Gambar 2.25 Bagian – bagian Motor DC
1. Badan Motor
Badan motor berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks magnet yang
dihasilkan kutub magnet, sehingga harus terbuat dari bahan erromagnetic. Fungsi
lainnnya adalah untuk meletakkan komponen dan mengelilingi bagian-bagian dari
motor sehingga harus terbuat dari bahan yang benar-benar kuat, seperti dari besi
tuang dan plat campuran baja.
2. Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet
Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet ini berfungsi untuk
mengalirkan arus listrik agar dapat terjadi proses elektromagnetik. Adapun aliran
fluks magnet dari kutub utara melalui celah udara yang melewati badan motor
3. Brush
Brush berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus jangkar dan juga
memegang peranan penting untuk terjadinya proses komutasi.
41
4. Komutator
Komutator ini berfungsi sebagai penyearah mekanik yang akan dipakai
bersama-sama dengan brush. Brush ditempatkan sedemikian rupa sehingga
komutasi terjadi pada saat sisi kumparan berbeda.
5. Jangkar
Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetic dengan maksud agar kumparan
jangkar terletak dalam daerah yang induksi magnetiknya besar, agar gaya gerak
listrik induksi yang dihasilkan dapat bertambah besar.
6. Belitan jangkar
Belitan jangkar merupakan bagian yang terpenting pada motor arus searah,
berfungsi untuk tempat timbulnya tenaga putar motor.
2.8 Penyandang Disabilitas
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan
Hak-Hak Penyandang Disabilitas, penyandang disabilitas yaitu orang yang
memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu
lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat
menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif
berdasarkan kesamaan hak.
Orang berkebutuhan khusus (disabilitas) adalah orang yang hidup dengan
karakteristik khusus dan memiliki perbedaan dengan orang pada umumnya.
Karena karakteristik yang berbeda inilah memerlukan pelayanan khusus agar dia
mendapatkan hak-haknya sebagai manusia yang hidup di muka bumi ini. Orang
berkebutuhan khusus memiliki defenisi yang sangat luas, mencakup orang-orang
yang memiliki cacat fisik, atau kemampuan IQ (Intelligence Quotient) rendah,
serta orang dengan permasalahan sangat kompleks, sehingga fungsi-fungsi
kognitifnya mengalami gangguan.
42
2.8.1 Jenis-jenis Disabilitas
Terdapat beberapa jenis orang dengan kebutuhan khusus/disabilitas. Hal
ini menandakan bahwa setiap penyandang disabilitas memiliki defenisi masing-
masing yang mana kesemuanya memerlukan bantuan untuk tumbuh dan
berkembang secara baik.
1. Disabilitas Mental
kelainan mental ini terdiri dari :
a. Mental Rendah.
Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual/IQ (Intelligence Quotient)
di bawah rata-rata dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu anak lamban belajar
(slow learnes) yaitu anak yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) antara 70-90.
Sedangkan anak yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) di bawah 70 dikenal
dengan anak berkebutuhan khusus.
b. Berkesulitan Belajar Spesifik.
Berkesulitan belajar berkaitan dengan prestasi belajar (achievment) yang
diperoleh
2. Disabilitas Fisik.
Kelainan ini meliputi beberapa macam, yaitu :
a. Kelainan Tubuh (Tuna Daksa).
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan
oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau
akibat kecelakaan (kehilangan organ tubuh), polio dan lumpuh. Penderita
disabilitas fisik tuna daksa ditampilkan pada Gambar 2.26. Sebagai alat bantu
dalam mobilitas kesehariannya penyandang tuna daksa menggunakan alat bantu
kursi roda.
43
Gambar 2.26 Penyandang Disabilitas Tuna Daksa
b. Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra).
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan.
Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (blind)
dan low vision. Penderita tuna netra ditampilkan pada Gambar 2.26 Sebagai alat
bantu dalam mobilitas kesehariannya penyandang tuna netra menggunakan alat
bantu berupa tongkat jalan.
44
Gambar 2.27 Penyandang Disabilitas Tuna Netra
c. Kelainan Pendengaran (Tunarungu).
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik
permanen maupun tidak permanen. Karena memiliki hambatan dalam
pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga
mereka biasa disebut tunawicara. Penderita tuna rungu ditampilkan pada Gambar
2.27. Sebagai alat bantu dalam interaksi sosial kesehariannya penyandang tuna
rungu menggunakan alat bantu berupa alat bantu dengar.
Gambar 2.28 Penyandang Disabilitas Tuna Rungu
d. Kelainan Bicara (Tunawicara),
adalah seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran
melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang
lain. Kelainan bicara ini dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini
dapat bersifat fungsional di mana kemungkinan disebabkan karena
ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan adanya ketidaksempurnaan
organ bicara maupun adanya gangguan pada organ motorik yang berkaitan dengan
bicara.
45
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dijelaskan tentang desain dan pembuatan sistem kursi
roda bagi penderita disabilitas menggunakan sensor easy voice Recognition,
desain dan pembuatan alat pada penelitian ini terbagi atas tiga tahap proses
sebagai berikut :
1. Desain diagram kerja keseluruhan sistem
2. Pembuatan perangkat keras (hardware)
46
ArduinoUno R3
Easy VRRecognition
DriverMotor L298
SUARA
Motor DC
Sensor Ultrasonik
Power Suply
START
InisialisasiPort,Serial,dll
Baca sensorsuara
Baca sensor jarak
3. Pembuatan perangkat lunak (software)
3.1 Diagram Kerja Sistem
Diagram blok kerja system merupakan gambaran dasar dari rangkaian
sistem yang akan dirancang. Setiap blok mempunyai fungsi masing-masing.
Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang diperlihatkan pada Gambar 3.1
berikut ini :
Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian
3.1.1 Flowchart Sistem Kendali Utama Alat
47
Ifjrk<50cm
Tdk Ya
Gambar 3.2 Flowchart Kontrol Utama Alat
3.1.2 Perancangan Mekanisme Kerja Alat
1. Pada saat tombol on/off ditekan maka tegangan dari sumber daya yaitu
baterai akan terhubung ke mikrokontroler arduino, Modul EasyVR, dan
driver motor DC. Mobil robot mulai aktif dengan tanda led yang menyala
dan mikrokontroler arduino mulai aktif. Arduino mulai bekerja dengan
melakukan inisialisasi port dan fitur yang akan digunakan untuk
mengendalikan robot, proses inisialisasi berlangsung sangat cepat hanya
dalam hitungan mili second saja.
2. Setelah proses inisialisasi selesai modul mikrokontroler arduino siap
menerima perintah dari sensor suara Easy VR , input suara terdiri dari 5
kata yaitu: maju, mundur, kanan, kiri, dan diam. Diluar dari 5 kata tadi
robot tidak dapat digerakkan
48
Motor 1 mundurMotor 2
Motor 1 diamMotor 2 diam
ifkanan
ifmaju
Ifmundu
r
Ifkiri
Ifdiam
Motor 1 majuMotor 2 maju
Ya
Tdk
Motor 1 mundurMotor 2
Tdk
Ya
Motor 1 majuMotor 2 mundur
Motor 1 mundur
Motor 2 maju
Motor 1 diamMotor 2 diam
Tdk Tdk Tdk
Ya YaYa
END
3. Apabila robot mendapat perintah maju, maka mikrokontroler arduino akan
mengeksekusi perintah tersebut dengan mengaktifkan driver motor untuk
menggerakkan motor dc untuk bergerak maju atau ke depan. Perintah
maju akan terus dieksekusi selama tidak ada perintah untuk berhenti yaitu
diam.
4. Apabila robot mendapat perintah mundur, maka mikrokontroler arduino
akan mengekesekusi perintah tersebut dengan mengaktifkan driver motor
untuk menggerakkan motor dc untuk bergerak mundur atau ke belakang.
Perintah mundur akan terus dieksekusi selama tidak ada perintah untuk
berhenti yaitu diam.
5. Namun lain halnya jika robot mendapat perintah kanan dan kiri maka
mikrokontroler arduino akan mengekesekusi perintah tersebut dengan
mengaktifkan driver motor untuk menggerakkan motor dc untuk belok ke
kanan atau ke kiri .
6. Apabila kursi roda mendapatkan perintah diam, maka mikrokontroler
arduino akan mengeksekusi perintah tersebut untuk menonaktifkan driver
motor sehingga motor dc akan diam.
7. Untuk mematikan robot dengan cara menekan tombol on/off maka
tegangan dari baterai akan terputus robot akan off dengan ditandadi led
yang juga off dan mikrokontroler arduino sudah tidak aktif.
8. Apabila ada benda didepan kursi roda dengan jarak maksimal
pendeteksian 50 cm, maka motor akan mundur dan kemudian berhenti
secara otomatis agar jarak kursi roda dengan benda di depannya lebih dari
50 cm, sehingga intruksi dengan perintah masih bias berfungsi.
Diagram perancangan keseluruhan perangkat keras (hardware) pada
penelitian ini ditampilkan oleh Gambar 3.3 sedangkan diagram skematik desain
system alat secara keseluruhan ditampilkan pada Gambar 3.4 berikut
49
Gambar 3.3 Diagram Perancangan Hardware Sistem
Gambar 3.4 Diagram Skematik Keseluruhan Sistem
3.2 Pembuatan Perangkat Keras (Hardware)
3.2.1 Pembuatan Power Supply
Rangkaian skematik power supply menggunakan travo dapat dilihat pada
Gambar 3.5 berikut ini :
50
Gambar 3.5 Rangkaian Skematik Power supply 9V
Rangkaian power supply 9 volt menggunakan regulator tegangan IC
LM7809 dan mampu mensupply arus hingga 1 ampere. Kualitas tegangan power
supply 9 volt ini sangat stabil dan mampu memberikan arus maksimal 1 ampere.
Rangkaian power supply 9 volt ini digunakan sebagai sumber tegangan pada
mikrokontroler arduino.
Untuk mensupply arus dan tegangan pada seluruh rangkaian driver, relay
dan sensor ultrasonic maka dibuatlah rangkaian power supply 5 volt dimana
prinsip kerjanya sama dengan rangkaian power supply 9 volt. Diagram skematik
power supply 5 volt ditampilkan pada Gambar 3.6
Gambar 3.6 Rangkaian Skematik Power supply 5V
3.2.2 Konfigurasi Arduino Board
Mikrokontroler arduino adalah circuit board berbasis mikrokontroler
ATmega 328. IC (integrated circuit) ini memiliki 14 input/ouput digital (6 output
untuk pwm), 6 analog input, resonator kristal keramik 16 MHz, koneksi USB,
51
soket adaptor, pin header ICSP, dan tombol reset. Bentuk circuit board arduino
UNO R3 ditampilkan pada Gambar 3.7
Gambar 3.7 Arduino UNO R3 Circuit Board
Berikut ini adalah pembagian dari masing-masing port mikrokontoler
arduino yang digunakan pada koneksi antar hardware yaitu :
1. Pin digital 2 dan 3 diset sebagai pin serial yaitu RX (Receiver) dan TX
(Transmitter), pin ini terhubung dengan modul Easy VR Recognition
secara serial.
2. Pin digital 4, 5, 6, dan 7, pin ini terhubung langsung ke driver motor yang
berfungsi untuk menggerakkan dua buah motor DC.
3. Pin digital 8 dan 9 di set sebagai pin echo dan trigger, dimana dalam
perancangan alat ini terhubung ke sensor ultrasonic type HC-SR04.
4. Soket DC terhubung dengan rangkaian power supply tegangan 9Vsebagai
catu daya utama mikrokontroler Arduino Uno R3.
5. Soket USB disambungkan computer atau laptop untuk mengunduh
program yang telah dibuat
3.2.3 Konfigurasi Sensor Suara (Voice Recognition V3)
Modul Voice Recognition V3 adalah modul pengenalan suara multi fungsi,
kuat, murah dan cocok untuk berbagai aplikasi yang berhubungan dengan system
pengenalan suara. Modul Easy VR dapat menggunakan host apa saja berbasis
52
interface UART yang didukung tegangan berkisar 3.3V – 5V, seperti PIC dan
Arduino board.
Cara menghubungkan Modul Voice Recognition V3 dengan board Arduino
Uno R3 sangat mudah tanpa diperlukan tambahan rangkaian lagi, tinggal
menghubungkan pin RX dan TX. Konfigurasi penyambungan kabel penghubung
antara Modul Voice Recognition V3 dengan board Arduino Uno R3 ditampilkan
pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Konfigurasi Penyambungan Voice Recognition dan Arduino
Arduino Koneksi VR Module5V 5V2 TX3 RX
GND GND
Hardware hasil koneksi kabel penghubung pada modul Voice Recognition
V3 dengan board Arduino Uno R3 ditampilkan pada Gambar 3.8 berikut
Gambar 3.8 Menghubungkan Modul VR3 dan Arduino Uno R3
3.2.4 Pembuatan Rangkaian Driver Motor
1. Rangkaian driver motor tersusun atas Optocoupler, transistor, resistor,
diode dan relay.
53
2. Resistor (R1, R2, R3, dan R4) bernilai 330 Ohm berfungsi sebagai
pembatas arus led agar tidak melebihi 20 mA pada bagian transmitter
Optocoupler yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optik.
3. Resistor (R5, R6, R7, dan R8) bernilai 10 KOhm berfungsi sebagai pull-up
tegangan input menuju pin basis dari transistor dan bagian receiver dari
Optocoupler.
4. Optocoupler yang digunakan adalah PC817 (OK1, OK2, OK3, dan OK4),
5. Transistor yang digunakan type NPN yaitu transistor BD139 (Q1, Q2, Q3,
dan Q4).
6. Rangkaian interface relay dengan rangkaian digital menggunakan mode
common emitor, apabila basis transistor mendapatkan sinyal input logika 1
(sumber tegangan positif) maka transistor akan mendapat bias maju
sehingga transistor akan ON dan memberikan sumber tegangan ke relay
dan relay menjadi ON.
7. Diode (D1, D2, D3, dan D4) dipasangkan pada rangkaian interface untuk
menyerap tegangan induksi yang dihasilkan oleh relay (K1, K2, K3, dan
K4).
8. Apabila memberikan logika 0 atau aktif low pada bagian transmitter
Optocoupler yaitu pin no 2 bagian transmitter akan menghasilkan cahaya
sehingga mengaktifkan bagian receiver Optocoupler yaitu phototransistor
sehingga terjadi proses saturasi terhubung dengan ground.
9. Apabila terhubung dengan ground maka transistor BD139 yang
sebelumnya aktif atau ON akan menjadi tidak aktif atau OFF, sehingga
relay akan menjadi tidak aktif (Normal Open).
10. Motor DC1 akan berputar searah jarum jam (CW) jika OK1 mendapa
tlogika LOW dan OK2 mendapat logika HIGH.
11. Motor DC1 akan berputar berlawanan jarum jam (CCW) jika OK1
mendapa tlogika HIGH dan OK2 mendapat logika LOW.
12. Motor DC2 akan berputar searah jarum jam (CW) jika OK3 mendapat
logika LOW dan OK4 mendapat logika HIGH.
54
13. Motor DC2 akan berputar berlawanan jarum jam (CCW) jika OK3
mendapat logika HIGH dan OK4 mendapat logika LOW.
Desain skematik Pembuatan Rangkaian Driver Motor secara menyeluruh
ditampilkan pada Gambar 3.9 berikut
Gambar 3.9 Rangkaian Driver Motor
3.2.5 Konfigurasi Rangkaian Sensor Ultrasonik HCSR04
Menggunakan persamaan fisika Jarak dapat diukur menggunakan
persamaan :
S = V x t ………………………………………………………(3.1)
Dimana :
V = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
Untuk membuat pengukur jarak menggunakan sensor ultrasonic HC SR04
dan Arduino, hanya dibutuhkan kabel jumper untuk mengkoneksikan HC SR04
dengan arduino. Pin Echo dihubungkan pada pin 8 arduino, sementara pin trigger
dihubungkan dengan pin 9 arduino. VCC 5V dan Ground juga dihubungkan
dengan board arduino. Konfigurasi koneksi HC SR04 dengan board Arduino
ditampilkan pada Tabel 3.2 sedangkan hardware hasil koneksi ditampilkan pada
Gambar 3.10Tabel 3.2 Konfigurasi Koneksi HC SR04 dan Arduino
Arduino Koneksi HC SR04
55
5V 5V8 Echo9 Trigger
GND GND
Gambar 3.10 Hardware hasil koneksi HC SR04 danArduino Uno R3
3.3 Pembuatan perangkat lunak (Software)
Perangkat Lunak diperlukan sebagai protokol antara mikrokontroler
arduino dengan modul Voice Recognition V3, sensor ultrasonik HC SR04 dan
driver motor DC. Perangkat Lunak yang dibutuhkan untuk melakukan
pemograman dan pengisian program ke mikrokontroler Arduino adalah software
IDE Arduino.
3.3.1 Pemrograman Modul Voice Recognition V3
Sistem komunikasi antara modul Voice Recognition V3 dengan Arduino
menggunakan jalur serial Mikrokontroler menyesuaikan baud rate Modul Voice
Recognition V3, yaitu 9600 bps (bit per second).
A. Tahap pemograman Modul Voice Recognition V3
1. Hubungkan Voice Recognition V3 Module dengan Arduino board.
56
2. Download Voice Recognition V3 library pada alamat web berikut ini
(https://github.com/elechouse/Voice Recognition V3.git )
3. Ekstrak file hasil download dan letakkan di dalam folder (Arduino
Sketch\libraries folder).
4. Buka vr_sample_train (File -> Examples -> VoiceRecognition V3 ->
vr_sample_train).
5. Pilih Arduino board yang digunakan (Tool ->Board, UNO
recommended), kemudian pilih serial port.
6. Klik tombo lUpload tunggu hingg aArduino selesai upload.
7. Buka Serial Monitor. Set baud rate 115200, set kirim data dengan mode
Newline atau Both NL & CR.
8. Kirim perintah setting suntuk mengecek Voice Recognition Module
settings. Input settings, dan tekan Enter untuk mengirim maka akan
muncul tampilan seperti Gambar 3.11
Gambar 3.11 Voice Recognition Module settings
9. Unuk melakukan Perekaman suara pada Voice Recognition Module.
Kirim perintah dengan mengetik sigtrain 0 On. Perintah ini digunakan
untuk menyimpan (record) 0 dengan tanda "On".
10. Apabila Serial Monitor menampilkan "Speak now", maka pengguna harus
mengucapkan sebuah kata, lebih diutamakan kata yang bermakna,
misalkan 'On', dan kemudian Serial Monitor akan menampilkan "Speak
again", pennguna harus mengulang kata yang diucapkan. Apabila dua
57
kata tersebut sama, Serial Monitor menampilkan "Success", dan "record
0" is trained, seperti ditampilkan pada Gambar 3.12 apabila hasilnya tidak
sama, proses perekaman suara harus diulang hingga sukses.
Gambar 3.12 Proses Perekaman Suara
11. Ketik perintah load 0 untuk mengaktifkan kata yang sudah direkam.
Seperti ditampilkan pada Gambar 3.13. Kemudian coba ucapkan kata
yang sudah direkam untuk mengetahui apakah modul Voice Recognition
V3 dapat mengenali kata yang telah direkam dan disimpan.
Gambar 3.13 Proses Mengaktifkan Suara yang telah Direkam
3.3.2 Pemrograman Sensor Ultrasonik HC SR04
Sensor ini merupakan tranceiver, yang bertindak sebagai pengirim
sekaligus sebagai penerima sinyal. Pada sensor ultrasonic pin trigger dihubungkan
dengan pin 9 arduino sedangkan pin echo dihubungkan dengan pin 8 arduino.
Perangkaian hardware sebelum proses pemrograman ditampilkan pada
Gambar 3.14 berikut.
58
Gambar 3.14 Perangkaian Hardware HC-SR04 dan Arduino
Setelah perangkaian hardware selesai dilanjutkan dengan proses penulisan
code program pada software arduino IDE sebagai berikut.constintUltrasonikTrig = 9;
constintUltrasonikEcho = 8;
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(UltrasonikTrig, OUTPUT);
pinMode(UltrasonikEcho, INPUT);
}
long duration
long cm1
void loop()
{
digitalWrite(UltrasonikTrig, LOW);
digitalWrite(UltrasonikTrig, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(UltrasonikTrig, LOW);
duration = pulseIn(UltrasonikEcho, HIGH);
cm1 = microsecondsKeCenti(duration1);
59
serial.print("Ultrasonik : ");
Serial.print(cm1);
Serial.print(" cm");
}
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
60
Berdasarkan perancangan yang telah selesai dilakukan pada bab tiga, maka
langkah selanjunya adalah melakukan pengujian dan analisis data, pengujian
dilakukan untuk mengetahui apakah system bekerja sesuai dengan harapan
peneliti. Proses pengujian pada alat ini dilakukan menurut bagian per blok dari
setiap rangkaian sehingga akan diketahui kinerja dari masing-masing blok
Pengujian yang dilakukan meliputi:
1. Pengujian Catu daya atau Regulator tegangan
2. Pengujian Arduino Uno R3
3. Pengujian Modul Voice Recognition V3
4. Pengujian Sensor Ultrasonik HC SR04
5. Pengujian Driver Motor DC
6. Pengujian Rangkaian Secara Keseluruhan
4.1 Hasil Perakitan Keseluruhan Sistem
Setelah melalui proses perakitan hardware dan software maka diperoleh
hasil sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.1. Mengenai spesifikasi sistem
dijelaskan pada Tabel 4.1Tabel 4.1 Spesifikasi Sistem
No Spesifikasi Alat Keterangan Tampilan Sistem
1 Dimensi 40 cm x 40 cm x 80 cm
2 Mikrokontroler Arduno UNO R3
3 Sensor Suara Voice Recognition V3
4 Sensor Jarak HC-SR04
5 Software Arduino IDE
6 Penggerak Motor DC 12V/ 3 Ampere
7 Power supply Aki 12 Volt / 7 Ampere
8 WaktuSiaga ± 1 jam Gambar 4.1 Hasil Perakitan Sistem
4.2 Pengujian Catu Daya Regulator
61
Pengujian rangkaian catu daya regulator dengan cara menghubungkan
sumber tegangan yaitu aki 12 Volt dengan rangkaian power supply yang telah
dibuat berdasarkan perancangan alat.
4.2.1 Hasil Pengujian
Hasil pengujian pada rangkaian power supply dapat dilihat pada Tabel 4.2
sedangkan rangkaian pengujian power supply ditampilkan pada Gambar 4.2Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Regulator
No Type IC Input Tegangan Regulator
Output Tegangan Regulator1. 7809 12 Volt 9.05 Volt
2. 7805 9 Volt 4.99 Volt
Gambar 4.2 Rangkaian Catu Daya
4.3 Pengujian Arduino UNO R3.
Pengujian sistem Arduino UNO R3 dilakukan dengan memprogram sistem
Arduino melalui Pin 13 Arduino yang terhubung dengan led sebagai output.
Kemudian memberikan logika high (1) dan logika low (0) yang diulang-ulang
dengan delay 1000 ms. Tujuan dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah
board arduino dapat berfungsi dengan baik dan untuk memastikan bahwa sistem
arduino yang digunakan pada penelitian ini tidak rusak.
4.3.1 Hasil Pengujian
62
Hasil pengujian pada rangkaian Arduino UNO dapat dilihat pada Tabel 4.3
sedangkan rangkaian pengujian Arduino UNO ditampilkan pada Gambar 4.3
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Arduino
No Waktu (ms) LED1 1000 Nyala2 2000 Mati3 3000 Nyala4 4000 Mati5 5000 Nyala6 6000 Mati7 7000 Nyala8 8000 Mati9 9000 Nyala10 10000 Mati
Gambar 4.3 Rangkaian Pengujian Arduino dengan Led
4.4 Pengujian Modul Voice Recognition V3
Pengujian Modul Voice Recognition V3 dilakukan dengan cara
menghubungkan Arduino board dengan Modul Voice Recognition V3 dan
mencoba program yang telah tersedia di library Arduino IDE, yaitu
vr_sample_train. Tujuan pengujian Modul Voice Recognition V3 adalah untuk
63
mengetahui apakah Modul Voice Recognition V3 dapat berfungsi dengan baik dan
dapat terhubung dengan Arduino Board.
4.4.1 Hasil Pengujian
Hasil pengujian Modul Voice Recognition V3 dapat dilihat pada Tabel 4.4
pengujian dilakukan dengan cara menghidupkan dan mematikan LED yang
terhubung PIN digital 13 arduino, dengan menggunakan perintah suara ON dan
OFF.Tabel 4.4 Pengujian Program Modul Voice Recognition V3
No Perintah suara LED1 ON Nyala2 OFF Mati3 ON Nyala4 OFF Mati5 ON Nyala6 OFF Mati7 ON Nyala8 OFF Mati9 ON Nyala10 OFF Mati
4.5 Pengujian Sensor Ultrasonik HC SR04.
Pengujian rangkaian sensor ultrasonik HC-SR04 dilakukan dengan
menghubungkan rangkaian mikrokontroler Arduino UNO dengan sensor HC
SR04 dan hasil pengukuran ditampilkan di serial monitor. Tujuan pengujian
dilakukan untuk menguji apakah sensor ultrasonic HC-SR04 dapat berfungsi
dengan baik dan dapat menghitung jarak benda yang diuji
4.5.1 Hasil Pengujian
Hasil yang didapatkan dari pengujian sensor ultrasonic HC-SR04
ditampilkan pada Tabel 4.5 berikut ini. Dari proses uji yang telah dilakukan
tampak hasil pengukuran jarak benda uji menggunakan sensor HC-SR04 sudah
sesuai dengan pengukuran dengan media penggaris
64
Tabel 4.5 pengujian Sensor Ultrasonik HC_SR04
No Sensor (cm) Penggaris (cm) Perbedaan jarak (cm)1 5 5 02 10 10 03 15 15 04 20 20 05 25 25 06 30 30 07 35 35 08 40 40 09 45 45 010 50 50 0
4.6 Pengujian Driver Motor
Pengujian driver motor dengan cara menghubungkan driver motor dengan
arduino board, driver motor relay berfungsi untuk mengendalikan 2 buah motor
DC 12 V sebagai penggerak utama kursi roda. Pengujian dilakukan memberikan
sinyal input pada driver motor DC dengan memberikan logika HIGH (1) dan
Logika Low (0). Tujuan pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah driver
motor relay yang telah dibuat dapat berfungsi dengan baik sebagai penggerak
motor DC 12 V yang dapat menggerakkan Motor DC dengan beban arus
maksimal sebesar 5 Ampere.
4.6.1 Prosedur Pengujian
1. Hubungkan Driver Motor Relay dengan Arduino Board
2. Hubungkan Arduino Board dengan kabel USB Arduino ke komputer atau
laptop.
3. Buka software Arduino IDE
4. Buka program yang telah dibuat untuk menggerakkan driver motor DC
12 V.
5. Upload program ke dalam Arduino board hingga sukses dan berhasil.
6. Hubungkan Aki 12 Volt ke board driver motor.
65
PC / LAPTOP
ARDUINOUNO R3
BATERAI /
AKI
DRIVERMOTOR
MOTOR DC
KIRI
MOTOR DC
KANAN
Diagram blok proses pengujian driver motor ditampilkan pada Gambar 4.4
berikut ini
Gambar 4.4 Blok Diagram Pengujian Driver Motor DC
4.6.2 Hasil Pengujian Driver Motor
Pengujian dilakukan dengan mengupload program perintah pada
mikrokontroler, Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pergerakan program yang
berbeda-beda. Mulai dari pergerakan maju, mundur, kanan, kiri, dan diam. Hasil
yang diperoleh tampak program dapat berjalan normal dan driver motor dapat
bergerak sesuai dengan program yang telah dibuat. Hasil pengujian driver motor
ditampilkan dalam tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Pergerakan Driver Motor DC 12 Volt
Motor Kiri Aksi
Motor
Motor Kanan Aksi
Motor
Aksi
RobotInput 1 Input 2 Input 3 Input 4
0 0 - 0 0 - Diam1 0 CW 1 0 CW Maju0 1 CCW 0 1 CCW Mundur1 0 CW 0 1 CCW Kanan0 1 CCW 1 0 CW Kiri1 1 - 1 1 - Diam
66
Rangkaian elektronika pengujian driver motor ditampilkan pada Gambar
4.5 berikut ini
Gambar 4.5 Driver Motor DC 12 Volt
4.7 Pengujian Rangkaian Sistem Secara Keseluruhan
Pengujian rangkaian secara keseluruhan dilakukan dengan cara
menghubungkan semua hardware, yaitu baterai atau Aki 12V, Rangkaian
Regulator, Arduino Uno R3, Modul Voice Recognition V3, Sensor HC SR04,
Driver Motor Relay, dan Motor DC 12V pada rangka kursi roda.
Kursi roda yang dibuat pada penelitian ini terbatas dalam bentuk prototype
sehingga belum cukup kuat dan sempurna dari segi mekanik maupun elektronik.
Tujuan pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang di rancang dapat
bekerja dengan baik saat digunakan.
Untuk menghitung tingkat keberhasilan system maka digunakan persamaan
berikut :
% keberhasilansistem=Respon sistem sesuaiinputjumlah percobaan
x100 %......(4.1)
system dinyatakan baik jika nilai persentase keberhasilan system lebih dari
lima puluh persen (>50 %).
67
4.7.1 Prosedur Pengujian
1. Hidupkan PC atau laptop
2. Hubungkan semua hardware yang digunakan
3. Pasang Kabel USB Arduino ke PC atau Laptop
4. Buka software Arduino IDE
5. Buka program yang telah dibuat dan digabung.
6. Upload program ke dalam Arduino board hingga sukses dan berhasil.
7. Hubungkan Aki 12 Volt ke board driver motor.
8. Uji alat yang dibuat dengan memberikan perintah suara maju, mundur,
kanan, kiri dan diam
4.7.2 Hasil Pengujian Rangkaian Sistem Secara Keseluruhan
Setelah melakukan pengujian sistem secara keselurahan baik hardware
maupun software diperoleh hasil bahwa alat ini dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan harapan peneliti. Hal ini tampak pada nilai persentase yang cukup tinggi
antara kesesuaian perintah yang diberikan dengan respon dari system kursi roda
Hasil pengujian keseluruhan system ditampilkan pada Tabel 4.7 sampai
dengan Tabel 4.11 berikut ini.
A. Pengujian dengan memberikan input perintah suara “Maju”Tabel 4.7 Pengujian Pemberian Perintah maju
NO Perintah Motor DCKiri
Motor DCKanan
SensorHC SR04
PergerakanKursi Roda
Ket
1 Maju CW CW >50 cm Maju Ok2 Maju CW CW >50 cm Maju Ok3 Maju CW CW >50 cm Maju Ok4 Maju CW CW >50 cm Maju Ok5 Maju - - >50 cm Diam Fail6 Maju CW CW >50 cm Maju Ok7 Maju CW CW >50 cm Maju Ok8 Maju CW CW >50 cm Maju Ok9 Maju CW CW >50 cm Maju Ok10 Maju CW CW >50 cm Maju Ok
68
Berdasarkan hasil dari 10 kali uji dengan input perintah maju system kursi
roda memberikan respon 9 kali berhasil (OK) dan 1 kali gagal (Fail) pada
percobaan ke 5 maka tingkat keberhasilan system sebesar 90 %
B. Pengujian dengan memberikan input perintah suara “Mundur”Tabel 4.8 Pengujian Pemberian Perintah mundur
NO Perintah Motor DCKiri
Motor DCKanan
SensorHC SR04
PergerakanKursi Roda
Ket
1 Mundur CCW CCW >50 cm Mundur Ok2 Mundur CCW CCW >50 cm Mundur Ok3 Mundur CCW CCW >50 cm Mundur Ok4 Mundur CCW CCW >50 cm Mundur Ok5 Mundur CCW CCW >50 cm Mundur Ok6 Mundur CCW CCW >50 cm Mundur Ok7 Mundur CCW CCW >50 cm Mundur Ok8 Mundur CCW CCW >50 cm Mundur Ok9 Mundur CCW CCW >50 cm Mundur Ok10 Mundur - - >50 cm Diam Fail
Berdasarkan hasil dari 10 kali uji dengan input perintah mundur system
kursi roda memberikan respon 9 kali berhasil (OK) dan 1 kali gagal (Fail) pada
percobaan ke 10 maka tingkat keberhasilan system sebesar 90 %
C. Pengujian dengan memberikan input perintah suara “Kanan”Tabel 4.9 Pengujian Pemberian Perintah kanan
NO Perintah Motor DCKiri
Motor DCKanan
SensorHC SR04
PergerakanKursi Roda
Ket1 Kanan CW CCW >50 cm Kanan Ok2 Kanan CW CCW >50 cm Kanan Ok3 Kanan CW CCW >50 cm Kanan Ok4 Kanan - - >50 cm Diam Fail5 Kanan CW CCW >50 cm Kanan Ok6 Kanan CW CCW >50 cm Kanan Ok7 Kanan CW CCW >50 cm Kanan Ok8 Kanan CW CCW >50 cm Kanan Ok9 Kanan CW CCW >50 cm Kanan Ok10 Kanan CW CCW >50 cm Kanan Ok
69
Berdasarkan hasil dari 10 kali uji dengan input perintah kanan system
kursi roda memberikan respon 9 kali berhasil (OK) dan 1 kali gagal (Fail) pada
percobaan ke 4 maka tingkat keberhasilan system sebesar 90 %
D. Pengujian dengan memberikan input perintah suara “Kiri”
Tabel 4.10 Pengujian Pemberian Perintah kiri
NO Perintah Motor DCKiri
Motor DCKanan
SensorHC SR04
PergerakanKursi Roda
Ket
1 Kiri CCW CW >50 cm Kiri Ok2 Kiri CCW CW >50 cm Kiri Ok3 Kiri CCW CW >50 cm Kiri Ok4 Kiri CCW CW >50 cm Kiri Ok5 Kiri CCW CW >50 cm Kiri Ok6 Kiri CCW CW >50 cm Kiri Ok7 Kiri CCW CW >50 cm Kiri Ok8 Kiri CCW CW >50 cm Kiri Ok9 Kiri CCW CW >50 cm Kiri Ok10 Kiri - - >50 cm Diam Fail
Berdasarkan hasil dari 10 kali uji dengan input perintah kiri system kursi
roda memberikan respon 9 kali berhasil (OK) dan 1 kali gagal (Fail) pada
percobaan ke 10 maka tingkat keberhasilan system sebesar 90 %
E. Pengujian dengan memberikan input perintah suara “mundur”Tabel 4.11 Pengujian Pemberian Perintah Diam
NO Perintah Motor DCKiri
Motor DCKanan
SensorHC SR04
PergerakanKursi Roda
Ket
1 Diam - - >50 cm Diam Ok2 Diam - - >50 cm Diam Ok3 Diam - - >50 cm Diam Ok4 Diam - - >50 cm Diam Ok5 Diam - - >50 cm Diam Ok6 Diam - - >50 cm Diam Ok7 Diam - - >50 cm Diam Ok8 Diam - - >50 cm Diam Ok9 Diam - - >50 cm Diam Ok10 Diam - - >50 cm Diam Ok
70
Berdasarkan hasil dari 10 kali uji dengan input perintah kiri system kursi
roda memberikan respon 10 kali berhasil (OK) tanpa gagal (Fail maka tingkat
keberhasilan system sebesar 100 %
Setelah melakukan pengujian untuk semua perintah suara kami
menemukan bahwa sistem kursi roda bagi penderita disabilitas menggunalan
sensor voice recognition dapat berfungsi dengan baik hal ini mengacu pada rerata
nilai persentase keberhasilan system sebesar 92 %.
Adapun hasil persentase keberhasilan system untuk setiap input perintah
suara ditampilkan pada Tabel 4.12 berikut ini Tabel 4.12 Rerata nilai Persentase Keberhasilan Sistem
No Jenis Input Perintah Suara
Jumlah Pengujian
Nilai Keberhasilan Sistem (%)
1 Maju 10 902 Mundur 10 903 Kanan 10 904 Kiri 10 905 Diam 10 100
Jumlah 50 460Nilai Rerata 10 92
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan alat dan hasil pengujian yang telah dilakukan
maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Telah berhasil dilakukan perancangan dan pembuatan robot kursi roda
otomatis berbasis mikrokontroler Arduino Uno R3 menggunakan sensor
Easy Voice Commander.
2. Sistem kursi roda bagi penderita disabilitas menggunakan sensor voice
recognition dapat berfungsi dengan baik hal ini mengacu pada rerata nilai
persentase keberhasilan system sebesar 92 %.
3. Dari hasil pengujian yang dilakukan sebanyak 10 kali yaitu pengujian
maju, mundur, kanan, kiri, diam memiliki keberhasilan 90%. Tingkat
keberhasilan yang diharapkan 100% karena terjadi kurangnya sensitifnya
alat akibat derau pada saat pengujian maka tingkat eror pada pengujian
sebesar 10 %.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya, disempurnakan dengan
melakukan penambahan aplikasi seperti penggunaan handphone android sebagai
manual kontrol, perancangan desain mekanik yang lebih kokoh dan kuat, serta
penambahan sensor lainnya.
72
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Syam Rafiudin, “Rancang Bangun Kursi Roda Elektrik Untuk Kondisi Naik Turun Tanjakan”, Fakultas Teknik mesin, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2011
[2]. Tima patiung Fajar, Rancang Bangun Robot Beroda dengan Pengendali Suara, Fakultas Teknik Elektro, UNSRAT, Manado, 2013
[3]. Handayani Saptaji W, Mudah Belajar Mikrokontroller dengan Arduino,
Widya Media, Bandung, 2015.
[4]. Liem,Yuliana Kathina Hatta, “Rancang Bangun Kursi Roda Elektrik
menggunakan Perintah Suara Berbasis Aplikasi Android, ”Fakultas
Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya,
2012.
73
LAMPIRAN
A.1 Listing Program Arduino UNO R3#include <SoftwareSerial.h>
#include "VoiceRecognitionV3.h"
/**
Connection
Arduino VoiceRecognitionModule
2 -------> TX
3 -------> RX
*/
VR myVR(2,3); // 2:RX 3:TX, you can choose your favourite pins.
uint8_t records[7]; // save record
uint8_t buf[64];
int led = 13;
const int out1 = 4; // the number of the LED pin
const int out2 = 5; // the number of the LED pin
const int out3 = 6; // the number of the LED pin
const int out4 = 7; // the number of the LED pin
#define majuRecord (0)
#define mundurRecord (1)
#define kananRecord (2)
#define kiriRecord (3)
#define stopRecord (4)
#define echoPin 8 // Echo Pin
#define trigPin 9 // Trigger Pin
int maximumRange = 50; // Maximum range needed
int minimumRange = 0; // Minimum range needed
long duration, distance; // Duration used to calculate distance
/**
@brief Print signature, if the character is invisible,
print hexible value instead.
@param buf --> command length
len --> number of parameters
*/
void printSignature(uint8_t *buf, int len)
{
int i;
for(i=0; i<len; i++){
if(buf[i]>0x19 && buf[i]<0x7F){
Serial.write(buf[i]);
}
else{
Serial.print("[");
Serial.print(buf[i], HEX);
Serial.print("]");
74
}
}
}
/**
@brief Print signature, if the character is invisible,
print hexible value instead.
@param buf --> VR module return value when voice is recognized.
buf[0] --> Group mode(FF: None Group, 0x8n: User,
0x0n:System
buf[1] --> number of record which is recognized.
buf[2] --> Recognizer index(position) value of the
recognized record.
buf[3] --> Signature length
buf[4]~buf[n] --> Signature
*/
void printVR(uint8_t *buf)
{
Serial.println("VR Index\tGroup\tRecordNum\tSignature");
Serial.print(buf[2], DEC);
Serial.print("\t\t");
if(buf[0] == 0xFF){
Serial.print("NONE");
}
else if(buf[0]&0x80){
Serial.print("UG ");
Serial.print(buf[0]&(~0x80), DEC);
}
else{
Serial.print("SG ");
Serial.print(buf[0], DEC);
}
Serial.print("\t");
Serial.print(buf[1], DEC);
Serial.print("\t\t");
if(buf[3]>0){
printSignature(buf+4, buf[3]);
}
else{
Serial.print("NONE");
}
Serial.println("\r\n");
}
void setup()
{
/** initialize */
myVR.begin(9600);
75
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
/*
Serial.begin(115200);
Serial.println("Elechouse Voice Recognition V3 Module\r\nControl LED
sample");
*/
pinMode(led, OUTPUT);
pinMode(out1, OUTPUT);
pinMode(out2, OUTPUT);
pinMode(out3, OUTPUT);
pinMode(out4, OUTPUT);
digitalWrite(out1, HIGH);
digitalWrite(out2, HIGH);
digitalWrite(out3, HIGH);
digitalWrite(out4, HIGH);
if(myVR.clear() == 0){
Serial.println("Recognizer cleared.");
}else{
Serial.println("Not find VoiceRecognitionModule.");
Serial.println("Please check connection and restart Arduino.");
while(1);
}
if(myVR.load((uint8_t)majuRecord) >= 0){
Serial.println("majuRecord loaded");
}
if(myVR.load((uint8_t)mundurRecord) >= 0){
Serial.println("mundurRecord loaded");
}
if(myVR.load((uint8_t)kananRecord) >= 0){
Serial.println("kananRecord loaded");
}
if(myVR.load((uint8_t)kiriRecord) >= 0){
Serial.println("kiriRecord loaded");
}
if(myVR.load((uint8_t)stopRecord) >= 0){
Serial.println("stopRecord loaded");
}
}
void loop()
{
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(trigPin, LOW);
76
duration = pulseIn(echoPin, HIGH);
//Calculate the distance (in cm) based on the speed of sound.
distance = duration/58.2;
if (distance <= maximumRange){
/* Send a negative number to computer and Turn LED ON
to indicate "out of range" */
digitalWrite(led, HIGH);
digitalWrite(out1, HIGH);
digitalWrite(out2, HIGH);
digitalWrite(out3, HIGH);
digitalWrite(out4, HIGH);
delay(100);
digitalWrite(out1, HIGH);
digitalWrite(out2, LOW);
digitalWrite(out3, HIGH);
digitalWrite(out4, LOW);
delay(500);
digitalWrite(led, HIGH);
digitalWrite(out1, HIGH);
digitalWrite(out2, HIGH);
digitalWrite(out3, HIGH);
digitalWrite(out4, HIGH);
delay(100);
}
//Delay 50ms before next reading.
delay(10);
int ret;
ret = myVR.recognize(buf, 50);
if(ret>0){
switch(buf[1]){
case majuRecord:
digitalWrite(led, HIGH);
delay(100);
digitalWrite(led, LOW);
delay(10);
digitalWrite(out1, LOW);
digitalWrite(out2, HIGH);
digitalWrite(out3, LOW);
digitalWrite(out4, HIGH);
delay(100);
break;
case mundurRecord:
digitalWrite(led, HIGH);
delay(100);
digitalWrite(led, LOW);
delay(10);
digitalWrite(out1, HIGH);
77
digitalWrite(out2, LOW);
digitalWrite(out3, HIGH);
digitalWrite(out4, LOW);
delay(100);
break;
case kananRecord:
digitalWrite(led, HIGH);
delay(100);
digitalWrite(led, LOW);
delay(10);
digitalWrite(out1, LOW);
digitalWrite(out2, HIGH);
digitalWrite(out3, HIGH);
digitalWrite(out4, LOW);
delay(100);
break;
case kiriRecord:
digitalWrite(led, HIGH);
delay(100);
digitalWrite(led, LOW);
delay(10);
digitalWrite(out1, HIGH);
digitalWrite(out2, LOW);
digitalWrite(out3, LOW);
digitalWrite(out4, HIGH);
delay(100);
break;
case stopRecord:
digitalWrite(led, HIGH);
delay(100);
digitalWrite(led, LOW);
delay(10);
digitalWrite(out1, HIGH);
digitalWrite(out2, HIGH);
digitalWrite(out3, HIGH);
digitalWrite(out4, HIGH);
delay(100);
break;
default:
digitalWrite(led, LOW);
delay(10);
break;
}
/** voice recognized */
printVR(buf);
78
A.2 Spesifikasi Arduino UNO R3
No Spesifikasi Keterangan 1 Microcontroller ATmega328P2 Operating Voltage 5V3 Input Voltage (recommended) 7-12V4 Input Voltage (limit) 6-20V5 Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)6 PWM Digital I/O Pins 67 Analog Input Pins 68 DC Current per I/O Pin 20 mA9 DC Current for 3.3V Pin 50 mA10 Flash Memory 32 KB (ATmega328P)
of which 0.5 KB used by bootloader11 SRAM 2 KB (ATmega328P)12 EEPROM 1 KB (ATmega328P)13 Clock Speed 16 MHz14 Length 68.6 mm15 Width 53.4 mm16 Weight 25 g
79
A.3 Spesifikasi Voice Recognition Module V3
No Spesifikasi Keterangan 1 Tegangan 4.5 – 5.5 V2 Arus < 40 mA3 Digital Interface 5V TTL level for UART interface4 Analog Interface 3.5 mm mono channel5 Akurasi Sensor 99 %6 Panjang 50 mm7 Lebar 31 mm
80
81