analisis komparatif usahatani …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · web...

156
ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DAN VOOR OOGST DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Oleh : NANI WINDARTI 02.131.020

Upload: nguyenthuan

Post on 26-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DAN VOOR OOGST DI

KABUPATEN JEMBERSKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Oleh :

NANI WINDARTI02.131.020

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

JEMBER 2006

Page 2: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEMBAKAU

BESUKI NA OOGST DAN VOOR OOGST DI KABUPATEN JEMBER

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nani Windarti02.131.020

Telah dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 21 September 2006

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Ketua Sekretaris

Ir. Edy Sutiarso, MS Ir. Henik PrayuginingsihNIP. 131472660 NPK. 9110376

Anggota I Anggota II

Ir. Maspur, MP Syamsul Hadi, SP, MS

Jember, Universitas Muhammadiyah Jember

Fakultas Pertanian

Ir. Bejo Suroso, MP. NIP. 131883031

Page 3: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang permasalahan usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst yang bertujuan untuk : (a) mengetahui perbedaan produktivitas antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst, (b) mengetahui perbedaan efisiensi biaya produksi antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst, (c) mengetahui perbedaan keuntungan antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst, (d) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst.

Penelitian ini merupakan studi kasus di tiga kecamatan yaitu : Kecamatan Ambulu, Wuluhan, dan Pakusari, Kabupaten Jember, pada musim tanam 2005. Pengambilan sampel petani menggunakan metode “purposive” atau sengaja, dengan petani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst sebagai unit analisis. Adapun jumlah sampel petani yang diambil sebanyak 53 sampel untuk petani tembakau Besuki Na Oogst dan 45 sampel untuk petani tembakau Besuki Voor Oogst.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner dengan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, pencatatan dari instansi terkait, dan observasi ke masyarakat. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji beda dan analisis regresi.

Hasil penelitian yang diperoleh membuktikan bahwa : a) ada perbedaan produktivitas antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst, b) ada perbedaan efisiensi biaya antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst, c) ada perbedaan keuntungan antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst, (d) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan tembakau Besuki Na Oogst maupun Voor Oogst adalah produksi, harga output, dan biaya.

Page 4: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah (SKRIPSI) dengan judul “ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI

TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DAN VOOR OOGST DI KABUPATEN

JEMBER”.

Karya tulis ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Sarjana Pertanian Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi

Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Bejo Suroso, M.P, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Jember.

2. Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Jember.

3. Ir. Edy Sutiarso, M.S, selaku Dosen Pembimbing Utama yang banyak

meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan pengarahan maupun

bimbingan selama penulisan ini.

4. Ir. Henik Prayuginingsih selaku Dosen Pembimbing Anggota yang banyak

membantu memberikan bimbingan dalam penulisan ini.

5. Para Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama belajar di Fakultas

Pertanian.

Page 5: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

6. Pemerintah Kecamatan Ambulu, Wuluhan, dan Pakusari, serta masyarakat

setempat.

7. Semua pihak yang banyak memberikan bantuan selama melaksanakan

penelitian dan skripsi.

Penulis menyadari akan segala kekurangan yang terdapat dalam karya

tulis ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan untuk perbaikan dimasa akan datang. Semoga karya tulis ini bermanfaat

serta dapat memberikan sumbangan ilmu bagi yang memerlukan.

Jember, Oktober 2006

Penulis

Page 6: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ivv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1. Latar belakang .................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 7

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................ 8

1.3.1. Tujuan Penelitian ...................................................... 8

1.3.2. Kegunaan Penelitian ................................................. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 9

2.1. Teori Produksi .................................................................... 12

2.2. Produktivitas ....................................................................... 16

2.3. Teori Biaya Produksi .......................................................... 17

2.4. Teori Efisiensi Biaya .......................................................... 19

2.5. Keuntungan ......................................................................... 20

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN .................................................... 22

Page 7: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

3.1. Landasan Teori ................................................................... 22

3.2. Hipotesis ............................................................................. 29

BAB IV. METODE PENELITIAN ......................................................... 31

4.1. Metode Penelitian ............................................................... 31

4.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian............................... 31

4.3. Metode Pengumpulan Data................................................... 31

4.4. Metode Pengambilan Sampel................................................ 30

4.5. Metode Analisis Data ......................................................... 32

4.6. Definisi dan Pengukuran Variabel ...................................... 36

BAB V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN ..................... 38

5.1. Letak dan Keadaan Wilayah ............................................... 38

5.1.1. Letak Geografis ........................................................ 38

5.1.2. Topografi .................................................................. 38

5.1.3. Iklim .......................................................................... 39

5.2. Keadaan Penduduk ............................................................. 40

5.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ............................. 40

5.3. Penggunaan Lahan dan Potensinya .................................... 40

5.3.1. Sub Sektor Perkebunan ............................................. 41

5.3.2. Keadaan Perkebunan Tembakau di Kabupaten Jember .......................................................................

42

5.4. Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst .............................. 44

5.5. Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst .......................... 47

Page 8: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

BAB VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 54

6.1. Profil Petani Tembakau Besuki .......................................... 54

6.2. Luas Lahan Usahatani Tembakau Besuki .......................... 57

6.3. Analisis Biaya Usahatani Tembakau Besuki ...................... 59

6.4. Produktivitas Lahan Usahatani Tembakau Besuki ............. 63

6.5. Efisiensi Biaya Usahatani Tembakau Besuki ..................... 65

6.6. Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki .......................... 69

6.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki ...............................................................

71

BAB VII.KESKESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 78

7.1. Kesimpulan ......................................................................... 78

7.2. Saran ................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 80

RINGKASAN ............................................................................................. 82

LAMPIRAN ............................................................................................... 88

Page 9: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Antara Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst ………………………………………………………..

11

Tabel 5.1. Luas Areal Potensial Perkebunan Tanaman Penting di Kabupaten Jember, Tahun 2004 …………………………….

42

Tabel 5.2. Produksi Perkebunan Tanaman Penting di Kabupaten Jember, Tahun 2004 ………………………………………………….

42

Tabel 5.3. Luas Areal Perkebunan di Kabupaten Jember, Tahun 2004 . 43

Tabel 5.4. Luas Areal Pertanaman Tembakau Rakyat Berdasarkan Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jember, Tahun 2004 …...

44

Tabel 6.1. Profil Petani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………………………….

54

Tabel 6.2. Rata-rata Luas Lahan Garapan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

58

Tabel 6.3. Rata-rata Biaya Produksi per Hektar Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………………………………………………..

60

Tabel 6.4. Hasil Uji Beda Biaya Produksi per Hektar Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ………………………………………...

62

Tabel 6.5. Rata-rata Produktivitas Lahan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

64

Tabel 6.6. Hasil Uji-Beda Produktivitas Lahan antara Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………………………….

65

Tabel 6.7. Rata-rata Efisiensi Biaya per Hektar Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ………………………………………………….

66

Page 10: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Halaman

Tabel 6.8. Hasil Analisis RC-ratio Dengan Tingkat Suku Bunga Bank (1+i) Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ………………………….

67

Tabel 6.9. Hasil Uji Beda Efisiensi Biaya per Hektar antara Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………………………….

68

Tabel 6.10. Rata-rata Penerimaan, Biaya, dan Keuntungan per Hektar Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………………………….

70

Tabel 6.11. Hasil Uji Beda Keuntungan per Hektar antara Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………………………….

71

Tabel 6.12. Analisis Regresi Fungsi Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ………..

72

Tabel 6.13. Analisis Regresi Fungsi Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……

75

Page 11: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Hubungan Input dan Output ................................................. 13

Gambar 2.2. Kurva Penerimaan Total, Biaya Total, Biaya Total Variabel, dan Biaya Tetap …………………………………………...

18

Gambar 3.1. Konsep Kerangka Penelitian ………………....…………… 30

Page 12: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Profil Sampel Petani Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……..................………

88

Lampiran 2. Profil Petani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……………………………………….

90

Lampiran 3. Hasil Analisis Uji Beda Profil Petani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 .

92

Lampiran 4. Biaya Produksi per Hektar Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ………...……….

93

Lampiran 5. Biaya Produksi per Hektar Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………...

95

Lampiran 6. Biaya Produksi per Unit Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……....................

97

Lampiran 7. Biaya Produksi per Unit Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………………

99

Lampiran 8 Hasil Analisis Uji Beda Biaya Produksi Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………………….............................

101

Lampiran 9. Rata-rata Produktivitas Lahan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……………..

102

Lampiran 10. Rata-rata Nilai Produktivitas Lahan Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …

104

Lampiran 11. Hasil Analisis Uji Beda Produktivitas Lahan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ..……………………………………...

106

Page 13: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Halaman

Lampiran 12. Rata-rata Produksi, Biaya, dan Keuntungan per Hektar Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……………………………………….

107

Lampiran 13. Rata-rata Produksi, Biaya, dan Keuntungan per Hektar Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……………………………………….

109

Lampiran 14. Rata-rata Produksi, Biaya, dan Keuntungan per Unit Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ..……………………………………...

111

Lampiran 15. Rata-rata Produksi, Biaya, dan Keuntungan per Unit Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……………………………………….

113

Lampiran 16. Hasil Analisis Uji Beda Efisiensi Biaya Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …..…………………………………...

115

Lampiran 17. Hasil Analisis RC-ratio Dengan Tingkat Suku Bunga Bank (1+i) Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……………………………………….

116

Lampiran 18. Hasil Analisis RC-ratio Dengan Tingkat Suku Bunga Bank (1+i) Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………………………..

117

Lampiran 19. Hasil Analisis Uji Beda Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……..

118

Lampiran 20. Fungsi Regresi Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ……………..

119

Lampiran 21. Hasil Analisis Fungsi Regresi Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ………………………………………………………..

121

Lampiran 22 Fungsi Regresi Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 …………...

124

Lampiran 23. Hasil Analisis Fungsi Regresi Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005 ………………………………………………………..

126

Page 14: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

berkelanjutan dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan

masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas nasional yang

tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta ikut melaksanakan

ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial.

Istilah pembangunan sudah menjadi semacam ideologi di negara sedang

berkembang dalam arti mencerminkan keaktifan pemerintah untuk menyusun

rencana guna menggerakkan kekuatan yang terdapat di dalam masyarakat menuju

kearah pertumbuhan dan perubahan. Formulasi tujuan yang hendak dicapai

terutama adalah perubahan dan pertumbuhan taraf hidup rakyat. Dengan demikian

pada hakekatnya pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

meteriil maupun spirituil rakyat secara berimbang (Squire, 1982).

Pembangunan sub sektor perkebunan, ditujukan pada peningkatan ekspor

dan memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama keperluan industri. Untuk

menunjang pembangunan pertanian tersebut perlu dilakukan usaha penelitian dan

pengembangan, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

petani dalam mengelola dan mengembangkan usahatani dengan cara memberikan

perhatian khusus yang mengacu pada usaha perlindungan dan pengembangan

Page 15: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

usahatani rakyat. Salah satu usahatani yang merupakan tanaman perdagangan

adalah tanaman tembakau (Mubyarto, 1991).

Petani dengan segala keterbatasannya senantiasa dihadapkan pada

ketidakpastian terhadap besarnya pendapatan yang diperoleh. Bagi para petani,

khususnya petani subsisten, faktor ketidakpastian ini merupakan hal yang sangat

berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Pengelolaan usahatani pada

hakekatnya merupakan langkah dalam pengambilan keputusan dari sekian

alternatif yang tersedia. Pada umumnya petani di Indonesia belum mampu

mengambil keputusan yang ekonomis menguntungkan. Hal ini mengingat

pengelolaan usahatani bukan hanya mencakup cara menghasilkan produk yang

maksimum, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mempertinggi

keuntungan dari suatu cabang usaha (Soekartawi, 1984).

Menurut Mubyarto (1989), usahatani yang bagus sebagai usahatani yang

produktif atau efisisen. Usahatani yang produktif berarti usahatani itu

produktivitasnya tinggi. Pengertian produktivitas ini sebenarnya merupakan

penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah.

Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output) yang dapat diperoleh

dari suatu kesatuan input. Sedangkan kapasitas dari sebidang tanah tertentu

menggambarkan kemampuan tanah itu untuk menyerap tenaga dan modal

sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya pada tingkatan

teknologi tertentu. Jadi secara teknis produktivitas merupakan perkalian antara

efisiensi (usaha) dan kapasitas (tanah). Dalam ekonomi pertanian dibedakan

pengertian produktivitas dan pengertian produktivitas ekonomis daripada

Page 16: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

usahatani. Dalam pengertian ekonomis maka letak atau jarak usahatani dari pasar

penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani mempunyai produktivitas yang

sama, maka usahatani yang lebih dekat dengan pasar mempunyai nilai lebih tinggi

karena produktivitas ekonominya lebih besar.

Efisiensi menunjukkan banyaknya hasil yang diterima dari pengorbanan

sejumlah input tertentu. Usahatani dikatakan lebih efisien disbanding usahatani

lain jika pada penggunaan input yang sama memperoleh hasil yang lebih sedikit,

atau pada penggunaan input yang lebih memperoleh hasil yang sama. Kurang

efisiennya petani dalam mengusahakan usahataninya disebabkan oleh beberapa

masalah misalnya skala usahatani yang relatif kecil, penggunaan tenaga kerja

yang berlebih, dan penggunaan sarana produksi dalam jumlah yang kurang tepat.

Semua itu akan mengakibatkan tingginya biaya produksi yang akhirnya

menyebabkan rendahnya penerimaan.

Tembakau merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Tidak dapat

dipungkiri bahwa tembakau telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi

pendapatan negara. Dari segi lain yaitu menciptakan lapangan kerja, tembakau

telah mampu menyerap ratusan ribu tenaga kerja, baik dalam kegiatan produksi,

pengolahan, perdagangan, industri, maupun pengangkutan (Setiawan dan

Trisnawati, 1992).

Prospek dan peranan pertembakauan dalam perekonomian nasional sampai

saat ini masih cukup penting, baik dari aspek sumber devisa negara, ekspor non

migas, penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani, negara maupun

sektor jasa lainnya. Pada wilayah karesidenan Besuki, khususnya wilayah Jember,

Page 17: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

terdapat dua jenis tembakau yaitu (a) tembakau Na Oogst disebut juga tembakau

Besuki Na Oogst adalah jenis tembakau cerutu yang ditanam pada musim

kemarau dan dipanen pada musim penghujan, dan (b) tembakau Besuki Voor

Oogst ditanam pada musim penghujan dan dipanen awal musim kemarau

(Cahyono, 1998).

Persaingan pasar tembakau internasional saat ini sudah semakin ketat, hal

ini merupakan tantangan bagi tembakau Indonesia untuk tetap bertahan di pasar

internasional. Pada umumnya dalam hal kualitas, tembakau rakyat masih berada

di bawah tembakau perkebunan besar, karena petani kecil masih lemah dalam hal

permodalan untuk melakukan budidaya tembakau secara intensif, di samping itu

juga karena kurangnya pengetahuan mengenai teknik bercocok tanam dan

pengolahan hasil. Hal ini sesuai dengan pendapat Mubyarto (1994), bahwa ciri

lain dari petani tembakau rakyat yaitu produktivitas yang rendah, metode produksi

dan mutu hasil yang rendah serta posisi yang umumnya kurang menguntungkan

dalam memasarkan hasil. Sulitnya memasarkan hasil merupakan akibat dari

kombinasi faktor-faktor yang disebutkan di atas yang akhirnya menyebabkan

harga hasil yang diterima oleh petani relatif rendah.

Secara garis besar permasalahan pertembakauan di Indonesia dapat

dibedakan dalam beberapa aspek yaitu (Santoso, 1991):

1. Aspek teknis, yaitu menyangkut iklim, tanah, masukan produksi dan

pemeliharaannya yang dapat mengakibatkan produktivitas lahan rendah.

2. Aspek permodalan usaha, yaitu permodalan yang digunakan untuk

memproduksi tembakau (pembelian input dan biaya tenaga kerja).

Page 18: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

3. Aspek pemasaran, yaitu pemasaran hasil di dalam negeri, karena fluktuasi

harga di tingkat petani tinggi “bargaining position” petani yang selalu berada

di pihak yang lemah.

4. Aspek ekspor-impor, yaitu ekspor tembakau cerutu yang semakin turun,

sadangkan impor tembakau untuk sementara pabrik rokok tinggi.

5. Aspek campur tangan pemerintah dalam meningkatkan produktivitas belum

efektif.

Kabupaten Jember merupakan daerah potensi dalam perkebunan

tembakau. Potensi sumber daya yang dimiliki Kabupaten Jember berupa iklim,

lahan, air, serta sumber daya manusia sangat mendukung untuk pengembangan

tanaman tembakau. Tanaman tembakau memiliki sifat Location Specific,

maksudnya adalah tanaman tembakau yang dikembangkan di suatu daerah dan

telah beradaptasi dengan iklim daerah tersebut cenderung memiliki penampilan

khusus. Bila tanaman tersebut ditanam di daerah atau lokasi lain, maka

penampilan tersebut akan hilang. Tanaman tembakau yang sudah beradaptasi di

Kabupaten Jember dan sudah terkenal dalam perdagangan internasional adalah

Tembakau Besuki, karena memiliki aroma dan citarasa yang khas bila

dibandingkan dengan daerah atau negara lain, sehingga Tembakau Besuki

merupakan produk unggulan Kabupaten Jember dan merupakan produk unggulan

Indonesia.

Tembakau Besuki merupakan tembakau yang relatif paling bervariasi

dalam jumlah maupun harga rata-ratanya. Hal ini antara lain disebabkan oleh

sangat bervariasinya produksi tembakau rakyat dikarenakan pola penanaman yang

Page 19: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

tidak terarah. Tembakau Besuki yang didominasi tembakau rakyat baik dalam hal

luas areal pertanaman maupun jumlah produksi, di dalam pengusahaannya telah

melibatkan jumlah petani yang sangat banyak dengan rata-rata luas garapan yang

kecil. Ciri lain dari pengusahaan tembakau rakyat adalah sangat berfluktuasinya

volume produksi dari tahun ke tahun karena hasrat menanam tembakau banyak

dipengaruhi oleh harga tembakau tahun sebelumnya. Sedangkan tembakau

perkebunan banyak diusahakan oleh perusahaan swasta maupun negeri dengan

rata-rata luas garapan yang besar, dan volume produksi sesuai dengan permintaan

eksportir. Di samping itu berhasilnya usaha penanaman tembakau juga tergantung

pada keadaan iklim khususnya curah hujan. Oleh karena hal-hal tersebut diatas

maka penanaman tembakau merupakan salah satu usaha yang cukup mengandung

resiko, khususnya bagi petani kecil yang lemah permodalannya (Iskandar, 1993).

Sentra penghasil tembakau di Kabupaten Jember di bagi menjadi 3 areal

tanam, yaitu daerah Jember Utara, Jember Tengah, dan Jember Selatan.

Kabupaten Jember bagian Utara dan Tengah (Kecamatan Arjasa, Pakusari, Jelbuk,

Kalisat, Mayang, Sumberjambe), merupakan sentra produksi tembakau Besuki

Voor Oogst. Sedangkan sentra produksi tembakau Besuki Na Oogst berada di

Kabupaten Jember bagian selatan (Kecamatan Ambulu, Wuluhan, Tempurejo,

Puger). Hal ini disebabkan karena Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst

menghendaki iklim dan kondisi lahan yang tidak sama, apabila kondisi iklim dan

lahan tidak memenuhi syarat untuk tumbuh maka daun tembakau yang dihasilkan

tidak baik kualitasnya.

Page 20: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Adanya kondisi alamiah yang berbeda tersebut justru menyebabkan

produktivitas tembakau di berbagai kecamatan tersebut dapat dikatakan cukup

baik. Oleh karena itu tembakau dalam beberapa tahun terakhir masih menjadi

komoditas yang selalu diusahakan di daerah tersebut. Kecamatan Ambulu,

Wuluhan, dan Pakusari, memiliki keadaan iklim yang cocok untuk usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst, dan mayoritas penduduknya bekerja

di sektor pertanian. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, peneliti ingin

mengetahui perbedaan produktivitas, efisiensi biaya produksi, keuntungan, dan

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan antara tembakau Besuki Na

Oogst dan Voor Oogst.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan produktivitas antara usahatani tembakau Besuki Na

Oogst dengan Voor Oogst?

2. Apakah ada perbedaan efisiensi biaya produksi antara usahatani tembakau

Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst?

3. Apakah ada perbedaan keuntungan antara usahatani tembakau Besuki Na

Oogst dengan Voor Oogst?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keuntungan antara usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst?

Page 21: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan produktivitas antara usahatani tembakau Besuki Na

Oogst dengan Voor Oogst.

2. Mengetahui perbedaan efisiensi biaya produksi antara usahatani tembakau

Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst.

3. Mengetahui perbedaan keuntungan antara usahatani tembakau Besuki Na

Oogst dengan Voor Oogst.

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst.

 

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai:

1. Bahan infomasi bagi petani dalam peningkatan dan pengembangan usahatani

tembakau.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu sosial ekonomi pertanian yang berkaitan dengan

usahatani tembakau.

3. Dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penentuan

kebijakan perencanaan usahatani tembakau.

Page 22: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Tujuan pembangunan di bidang pertanian sub sektor perkebunan

diantaranya adalah untuk memacu perkembangan industri dan hasil-hasil

perkebunan, meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani. Perkebunan

diharapkan lebih mempercepat tercapainya usaha pemerintah memperoleh devisa

dari ekspor non migas. Sehubungan dengan tujuan tersebut, pembangunan

perkebunan ditekankan pada efisiensi sistem produksi, pengolahan, dan

pemasaran hasil pertanian (Haryanto, 1993).

Komoditi perkebunan merupakan komoditi di luar minyak dan gas alam

yang mempunyai potensi dan pasar yang baik di pasar dunia. Dewasa ini dengan

berkurangnya devisa dan pendapatan negara dari hasil minyak bumi menyebabkan

pemerintah berupaya menggalakkan peranan sector non migas, terlebih lagi

investasi dari sektor industri telah jenuh, sehingga perlu dibuka lapangan investasi

baru di bidang pertanian. Salah satu komoditi perkebunan yang menjadi mata

dagangan ekspor adalah tembakau.

Berdasarkan waktu dan masa panennya, tembakau dibedakan menjadi 2

yaitu tembakau Besuki Na Oogst dan tembakau Besuki Voor Oogst. Tembakau

Besuki Voor Oogst merupakan jenis tembakau yang ditanam pada akhir musim

hujan dan dipanen pada musim kemarau. Sedangkan tembakau Besuki Na Oogst

merupakan tembakau yang ditanam pada misim kemarau dan dipanen pada awal

musim penghujan. Kelebihan yang juga sering disebut kelemahan dalam

usahatani tembakau adalah sifat Location Specific, maksudnya adalah tanaman

Page 23: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

tembakau yang dikembangkan di suatu daerah dan telah beradaptasi dengan iklim

daerah tersebut cenderung memiliki penampilan khusus. Bila tanaman tersebut

berada di daerah atau lokasi lain, maka penampilan tersebut akan hilang. Salah

satu tanaman tembakau yang sudah beradaptasi dengan di Kabupaten Jember dan

sudah terkenal dalam perdagangan internasional adalah tembakau Besuki.

Tembakau Besuki Na Oogst dikenal sebagai tembakau cerutu untuk

pembalut dan pengisi yang baik, dapat juga dipakai sebagai pembungkus. Dikenal

di pasaran luar negeri karena memiliki daun-daun yang tipis, terutama aroma dan

keempukan yang sangat baik. Penilaian mutu dan sortasi umumnya didasarkan

atas letak daun batang, warna, kebersihan, cacat daun dan panjang daun.

Umumnya pada cerutu dikenal tiga bagian tembakau yang digunakan, yaitu

sebagai pembalut (wrapper, dekblad), pembungkus ( binder, omblad), dan pengisi

(filler). Daun pembalut cerutu merupakan bagian terluar dari cerutu dan yang

paling mahal harganya.

Tembakau Besuki Voor Oogst, umumnya dipasarkan di dalam negeri

sebagai bahan baku industri rokok. Hasil panen umumnya diolah dengan cara

dirajang, lalu dikeringkan dengan penjemuran matahari (sun curing). Kegunaan

tembakau Besuki Voor Oogst dalam industri rokok adalah sebagai bahan baku

rokok sigaret kretek. Konsumen terbesar adalah produsen dalam negeri dan

hampir sebagian besar terserap dalam industri rokok kretek. Varietas tembakau

Voor Oogst yang ditanam pada umumnya adalah Kasturi dan Virginia.

Page 24: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Perbedaan antara tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst ditunjukkan

dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst

Perbedaan Besuki Na Oogst Besuki Voor Oogst

1. Musim tanam Musim kemarau Akhir musim hujan

2. Musim panen Awal musim penghujan Musim kemarau

3. Kegunaan Pembungkus cerutu Bahan baku pembuatan rokok sigaret, asepan, tembakau rakyat (rajangan)

4. Lahan Sawah Tegalan atau tanah kering

5. Pemetikan daun terbaik

Pada tingkat kemasakan tepat masak atau hampir masak

Tingkat kemasakan tepat masak atau masak sekali

6. Proses pengolahan

Air-curing (mengangin-anginkan), fire-curing (pengapian)

Sun-curing (penjemuran matahari), Flue curing (pemanasan buatan)

Berdasarkan taksonomi, sistematika tanaman tembakau adalah sebagai

berikut:

Divisio : SpermatophytaSub divisio: AngiospermaeKlas : DicotylodoneaeSub klasis : SympetalesOrdo : SolanalesFamilia : SolanaceaeGenus : NicotianaSpecies : Nicotiana tabacum

Page 25: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

2.1. Teori Produksi

Produksi merupakan suatu proses pendayagunaan faktor-faktor produksi

untuk menghasilkan suatu produk. Produksi dalam bidang pertanian yang

diusahakan oleh masing-masing petani akan bervariasi, baik secara kualitas

maupun kuantitas. Hal ini dapat dimengerti karena tinggi rendahnya produk yang

dihasilkan petani tergantung dari jumlah dan kualitas faktor produksi yang

dikorbankan (Mubyarto, 1986).

Menurut Heidar (1995), teori produksi mempelajari tentang perilaku

produsen dalam menentukan berapa output yang akan dihasilkan dan ditawarkan

pada berbagai tingkat harga sehingga keuntungan maksimum dapat dicapai. Ada

dua keputusan yang harus diambil oleh produsen dalam usaha mencapai

keuntungan maksimum yaitu berapa output yang harus dihasilkan serta berapa

dan dalam kondisi yang bagaimana faktor-faktor produksi itu digunakan.

Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara input dan output,

sehingga dengan demikian penambahan pupuk (X1), bibit (X2), obat-obatan (X3),

dan sejumlah input yang lain (X4) akan memperbesar jumlah produksi (Y) yang

diperoleh. Hubungan fisik antara X dan Y ini sering disebut dengan istilah Factor

Relationship (FR) dan dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = f (Xj) atau Y = f (X1, X2,...,Xk)

Keterangan:Y = hasil produksi fisikX1,X2,…,Xk = faktor-faktor produksi

Pada umumnya hubungan antara faktor-faktor produksi tersebut akan

cenderung berbentuk kombinasi dari kenaikan hasil yang bertambah dan kenaikan

Page 26: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

hasil yang berkurang, yang digambarkan dalam hukum kenaikan hasil yang makin

berkurang (The Law of Deminishing Return). Hukum ini menyatakan bahwa

semakin banyak penambahan faktor produksi atau unit maka kenaikan hasil yang

dihasilkan semakin berkurang. Hubungan ini dapat ditunjukkan pada gambar

berikut ini (Soekartawi, 1994).

Gambar 2.1.Hubungan Input dan Output

Y

0

20

40

60

80

100

120

140

0 100 200 300 400 500 600 700 800

-0.20

-0.10

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Daerah I Daerah II Daerah III

Daerah II

AP

MP

TP

Page 27: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Pada Gambar 2.1, dapat dilihat berbagai hubungan antara PT dan PM,

serta PR dan PM, sebagai berikut (Soekartawi, 1994):

1. Tiga Tahapan Identifikasi PM :

a. PM yang terus menaik pada keadaan PT juga menaik (tahap I);

b. PM yang terus menurun pada keadaan PT sedang menaik (tahap II); dan

c. PM yang terus menurun sampai angka negatif bersamaan dengan PT yang

juga menurun (tahap III).

Dengan informasi seperti itu, maka dijumpai adanya peristiwa bahwa tahap I, II,

III, masing-masing, mewakili daerah I, II, III, yaitu suatu daerah yang

menunjuk elastisitas produksi yang besarnya berbeda-beda.

2. Elastisitas Produksi

Elastisitas Produksi (Ep) adalah presentase perubahan dari output sebagai akibat

dari presentase perubahan input. Ep ini dapat dituliskan melalui rumus sebagai

berikut :

Karena ΔY/ ΔX adalah PM, maka besarnya Ep tergantung dari suatu input,

misalnya input X.

Hubungan antara PM dan PT, terlihat pada Gambar 2.1 menunjukkan bahwa :

- Bila PT tetap menaik, maka nilai PM positif.

- Bila PT mencapai maksimum, maka nilai PM menjadi nol.

- Bila PT sudah mulai menurun, maka nilai PM menjadi negatif; dan

- Bila PT menaik pada tahapan, increasing rate, maka PM bertambah pada

descreasing rate.

Page 28: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

3. Hubungan antara PM dan PR

Di samping hubungan PM dan PT, dapat pula dilihat di Gambar 2.1 kaitan

antara PM dan PR. Kalau PR didefinisikan sebagai perbandingan antara PT

perjumlah input, maka rumus untuk mencari PR adalah:

PR =

Dengan demikian hubungan PM dan PR dapat dicari, antara lain:

- Bila PM lebih besar dari PR maka posisi PR masih dalam keadaan menaik.

- Sebaliknya bila PM lebih kecil dari PR. Maka posisi PR dalam keadaan

turun.

- Bila terjadi PM sama dengan PR, maka PR dalam keadaan meksimum.

Kalau hubungan antara PM dan PT serta PM dan PR dengan besar-

kecilnya Ep, maka dapat pula dilihat di Gambar 2.1 bahwa:

- Ep = 1 bila PR mencapai maksimum atau bila PR sama dengan PM-nya.

- Sebaliknya, bila PM = 0 dalam siatusi PR sedang menurut, maka Ep = 0.

- Ep > 1 bila PT menaik pada tahapan increasing rate dan PR juga menaik di

daerah I. Di sini petani masihmampu memperoleh sejumlah produksi yang

cukup menguntungkan manakala sejumlah input masih ditambahkan.

- Nilai Ep lebih besar dari nol tetapi leibh kecil dari satu atau 1 < Ep < 0.

- Dalam keadaan demikian, maka tambahan sejumlah input tidak diimbangi

secara proporsional oleh tambahan output yang diperoleh. Peristiwa seperti ini

terjadi di daerah II, di mana pada sejumlah input yang diberikan maka PT tetap

menaik pada tahapan decreasing rate.

Page 29: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

- Selanjutnya nilai Ep < 0 yang berada di daerah II; pada situasi yang demikian PT

dalam keadaan menurut, nilai PM menjadi negatif dan PR dalam keadaan

menurun.

- Dalam situasi Ep < 0 ini maka setiap upaya untuk menambah sejumlah input

tetap akan merugikan bagi petani yang bersangkutan.

2.2. Produktivitas

Produktivitas adalah perbandingan antara apa yang dihasilkan (output)

dengan apa yang dikorbankan (input). Input merupakan semua yang digunakan

kedalam proses produksi, seperti tanah, tenaga kerja, benih, pupuk, insektisida,

dan alat-alat pertanian lainnya. Sementara output merupakan hasil tanaman yang

dihasilkan dalam proses produksi.

Konsep pengukuran produktivitas usahatani adalah dengan

membandingkan besarnya produksi total dalam satuan luas lahan garapan pada

satu kali proses produksi, disebut konsep produktivitas lahan. Sementara

perbandingan antara hasil yang dicapai tenaga kerja per satuan waktu atau

diidentifikasikan sebagai perbandingan antara produksi dengan jam kerja yang

digunakan, adalah konsep produktivitas tenaga kerja.

Petani dalam upaya meningkatkan produktivitas dan pendapatannya dalam

berusahatani khususnya dalam usahatani tembakau, dipengaruhi oleh faktor sosial

dan faktor ekonomi. Adapun faktor sosial meliputi umur, pendidikan, jumlah

anggota keluarga, pengalaman berusahatani, dan jumlah atau hari kerja.

Sedangkan faktor ekonomi meliputi: luas lahan, modal, tenaga kerja, produksi,

Page 30: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

harga, dan biaya sarana produksi. Dengan demikian pendapatan usahatani

tergantung dari kemampuan petani dalam mengelola faktor sosial dan faktor

ekonomi tersebut. Di samping itu petani harus menekan biaya produksi dalam

usahataninya untuk mengimbangi apabila harga turun (Mubyarto, 1989).

2.3. Teori Biaya Produksi

Dalam pelaksanaan manajemen produksi, komponen biaya merupakan

faktor penting. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan

uang dan diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam satu periode

produksi. Biaya dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap atau

biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada

besar kecilnya volume produksi, misalnya sewa atau bunga modal yang berupa

uang. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan

langsung dengan besarnya produksi, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk

bibit, biaya persiapan, dan pengolahan tanah. Hubungan antara biaya tetap (fixed

cost), biaya variabel (variable cost), dan produksi dapat ditunjukkan dalam

Gambar 2.2.

Page 31: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Gambar 2.2.

Kurva Penerimaan Total, Biaya Total, Biaya Total Variabel, dan Biaya Tetap

Keterangan:TC = total cost (total biaya)TFC = total fixed cost (total biaya tetap)TVC = total variabel cost (total biaya variabel)Q = produksi

Sumber: Mubyarto (1986), Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta.

Kurva TFC mendatar menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap tidak

tergantung pada jumlah produksi. Kurva TVC membentuk huruf S terbalik,

menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat produktivitas dengan besarnya

biaya. Kurva TC sejajar dengan TVC menunjukkan bahwa perubahan biaya total

semata-mata ditentukan oleh perubahan biaya variabel.

P

TFC

Q0

TVC

TC

Page 32: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

2.4. Teori Efisiensi Biaya

Prinsip optimalisasi penggunaan faktor-faktor produksi adalah bagaimana

cara menggunakan faktor-faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Soekartawi

(!993), menyatakan bahwa pengertian efisiensi dalam ilmu ekonomi digolongkan

menjadi tiga, yaitu efisiensi teknis, efisiensi harga (alokatif), dan efisiensi

ekonomis. Penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis bila faktor

produksi yang dipakai dapat menghasilkan produksi yang maksimum. Produsen

mendapatkan keuntungan besar dari kegiatan usahanya, misalnya karena pengaruh

harga maka produsen tersebut dapat dikatakan mengalokasikan faktor

produksinya secara efisiensi harga. Efisiensi harga (alokatif) tercapai bila nilai

dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi (input) yang

bersangkutan. Efisiensi ekonomis terjadi bila usaha yang dilakukan mencapai

efisiensi teknis sekaligus efisiensi biaya.

Efisiensi merupakan upaya untuk mencapai tujuan dengan menggunakan

sumber-sumber seminimal mungkin. Efisiensi dalam praktek selalu dikaitkan

dengan perbandingan biaya (korbanan) dengan output atau hasil (Mubyarto,

1996).

Efisiensi biaya produksi dapat diukur dengan analisis R/C yang

merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya produksi. Nilai R/C

menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh untuk setiap rupiah yang

dikeluarkan untuk produksi. Tingginya nilai R/C dipengaruhi oleh besarnya

penerimaan dan biaya total yang dikeluarkan petani. Nilai R/C lebih besar dari 1

berarti dalam berbagai skala usaha layak diusahakan atau dengan kata lain usaha

Page 33: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

tersebut secara ekonomis efisien dan layak untuk dikembangkan. Secara

sistematis analisis R/C dapat diformulasikan sebagai berikut (Soekartawi, 1995).

A = R/C

R = Py.Y

C = FC + VC

A =

Keterangan:A = efisiensi biayaR = revenue (penerimaan)C = total biayaPy = harga output/unitY = outputFC = fixed cost (biaya tetap)VC = variable cost (biaya variabel)

2.5. Keuntungan

Dalam melakukan usahatani seorang petani akan selalu berpikir cara

mengalokasikan input seefisien mungkin untuk memperoleh output yang

maksimal. Cara pemikiran demikian adalah wajar mengingat petani melakukan

konsep bagaimana cara memaksimalkan keuntungan. Dalam ilmu ekonomi cara

berpikir demikian disebut dengan pendekatan memaksimumkan keuntungan

(profit maximization). Dilain pihak, manakala petani dihadapkan pada

keterbatasan biaya dalam melakukan usahataninya, maka mereka juga tetap

mencoba bagaimana meningkatkan keuntungan tersebut dengan kendala usahatani

yang terbatas. Suatu tindakan yang dapat dilakukan adalah bagaimana

memperoleh keuntungan yang lebih besar dan menekan biaya produksi yang

Page 34: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

sekecil-kecilnya. Menurut Soekartawi (1989), pendekatan ini dikenal dengan

istilah meminimumkan biaya (cost minimization).

Keuntungan yang tinggi selalu diharapkan dalam usahatani. Usahatani

dikatakan mempunyai keuntungan apabila pada suatu keadaan yang lebih

diperoleh pendapatan yang maksimal. Untuk meningkatkan pendapatan maka

petani harus dapat meningkatkan produksi dan menekan biaya variabel. Oleh

karena itu hendaknya mereka dapat memanfaatkan sarana produksi seperti bibit,

pupuk, dan obat-obatan serta tenaga kerja secara efektif dan efisien. Untuk

menentukan usahatani, petani bertindak sebagai pengusaha yang sudah tentu akan

memperhitungkan biaya usahatani demi mendapat keuntungan (Mubyarto, 1989).

Menurut Wibowo, (1979), keuntungan adalah selisih dari total penerimaan

dengan biaya yang dikeluarkan, dapat diformulasikan sebagai berikut:

= TR - TC

= P.Q – C

Keterangan: = keuntunganTR = total revenue (total penerimaan)TC = total cost (total biaya)P = harga Q = produksiC = total biaya

Page 35: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

BAB IIIKERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Landasan Teori

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di

tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air,

perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,

bangunan-bangunan yang telah didirikan diatas tanah dan sebagainya. Usahatani

dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak. Petani dalam

melakukan usahataninya selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dengan

mempertimbangkan besarnya biaya keseluruhan yang telah dikeluarkan dan

besarnya perbedaan nilai hasil produksi selama proses produksi berlangsung.

Menurut Mubyarto (1995), Usahatani yang baik adalah usahatani yang

produktif dan efisisen. Usahatani yang produktif berarti usahatani tersebut

produktifitasnya tinggi, dimana produktifitasnya ditentukan oleh penggunaan

faktor produksi input. Usahatani yang efisien adalah usahatani yang secara

ekonomis menguntungkan, biaya atau pengorbanan yang dilakukan untuk

produksi lebih kecil dari harga jual atau hasil penjualan yang diterima dari hasil

produksi. Kapasitas dari sebidang tanah tertentu menggambarkan kemampuan

tanah itu untuk menyerap tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi

bruto yang sebesar-besarnya pada tingkatan teknologi tertentu. Jadi secara teknis

produktivitas merupakan perkalian antara efisiensi (usaha) dan kapasitas (tanah).

Page 36: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Setiap akhir panen petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya

dan selanjutnya dinilai dengan uang, maka akan menerima penerimaan kotor.

Hasil ini tidak seluruhnya diterima petani, tetapi harus dikurangi dengan biaya-

biaya yang dikeluarkan selama proses produksi meliputi: harga pupuk dan jumlah

bibit, biaya pengolahan, upah tanam, biaya panen, dan sebagainya. Selisih antara

penerimaan bruto (return) dengan biaya yang dikeluarkan itulah merupakan

pendapatan usahataninya (net return). Petani komersil yang menjadi tujuan

usahataninya adalah keuntungan ekonomi (economic profit), karena itu petani

selalu dihadapkan pada pilihan dari berbagai alternatif, yaitu (1) cabang usaha

yang akan diusahakan sesuai dengan permintaan pasar, (2) penggunaan faktor

produksi yang menyangkut kualitas dan kuantitas serta alokasi penggunaan faktor

produksi.

Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar

tanaman mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi sangat

menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman

menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk,

obat-obatan, tenaga kerja, dan aspek manajemen adalah faktor produksi terpenting

diantara faktor produksi lain. Hubungan antara faktor produksi (input) dan

produksi (output) disebut dengan fungsi produksi atau disebut juga dengan factor

relationship. Tersedianya factor produksi bukan berarti produktivitas yang

diperoleh petani akan tinggi pula. Akan tetapi yang penting adalah bagaimana

petani mampu mengelola usahataninya untuk lebih produktif dan efisien.

Page 37: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Luas lahan pertanian akan berpengaruh pada skala usahatani yang

akhirnya akan mempengaruhi efisien tidaknya suatu usaha pertanian. Seringkali

dijumpai makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha pertanian, akan semakin

tidak efisien lahan tersebut. Hal ini dapat didasarkan pada pemikiran bahwa

luasnya lahan mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada

segi efisiensi akan berkurang. Sebaliknya pada lahan yang sempit, upaya

pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi semakin baik, kebutuhan

tenaga kerja tercukupi, dan tersedianya modal juga terlalu besar, sehingga usaha

pertanian seperti ini lebih efisien. Meskipun demikian luasan yang terlalu kecil

cenderung menghasilkan usaha tidak efisien pula (Soekartawi, 1989).

Setelah tanah, modal adalah nomor dua pentingnya dalam produksi

pertanian dalam arti sumbangannya pada nilai produksi. Modal adalah barang atau

uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja

menghasilkan barang-barang baru yang disebut hasil pertanian. Modal petani

yang berupa barang di luar tanah adalah ternak beserta kandangnya, cangkul,

bajak, dan alat-alat pertanian lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual,

tanaman yang masih di sawah dan lain-lain. Modal usahatani dapat dibagi

menjadi dua yaitu modal sendiri (equity capital) dan modal pinjaman (credit).

Dalam proses produksi tidak ada perbedaan apapun antara modal sendiri dan

modal pinjaman, masing-masing menyumbang langsung pada produksi. Bedanya

pada bunga modal yang dipinjamkan harus dibayar pada kreditor untuk modal

pinjaman.

Page 38: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Tenaga kerja sangat penting dalam kegiatan usahatani dan ikut

menentukan berhasil tidaknya usahatani tersebut. Dalam usahatani sebagian besar

tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri dan terdapat pencurahan tenaga

kerja dari golongan pria, wanita, anak-anak, dan ternak. Besarnya curahan tenaga

kerja dinyatakan dalam jam per hari satuan kerja. Penentuan satuan kerja

digunakan jam atau hari kerja pria (HKP). Jadi untuk kapasitas seorang wanita,

anak-anak, dan ternak diukur dengan kapasitas seorang pria. Tenaga kerja dari

luar keluarga dapat berupa tenaga kerja harian atau borongan tergantung

keperluan. Tenaga kerja untuk penggarapan sawah biasanya diatur secara

borongan (Tohir, 1991).

Dalam usahatani modern, peranan manajemen menjadi sangat penting dan

strategis. Manajemen dapat diartikan sebagai “seni” dalam merencanakan,

mengorganisasi, dan melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi.

Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari

berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola orang-

orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan proses produksi. Namun

pengukuran manajemen ini sangat sulit sehingga dalam pengukurannya

menggunakan indicator umur, pengalaman, dan pendidikan yang diukur dalam

lamanya tahun. Petani yang berumur tua memilikai kematangan dalam berpikir,

karena memiliki pengalaman yang lebih banyak. Pendidikan yang tinggi akan

memudahkan petani dalam proses penyerapan informasi. Petani yang memiliki

pengalaman dan pendidikan yang baik akan lebih mampu memanfaatkan

Page 39: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

teknologi yang ada dengan cara mengkoordinasikan factor-faktor produksi yang

ada untuk menghasilkan produksi yang maksimal.

Bibit merupakan faktor produksi yang sangat menentukan besarnya hasil

yang diperoleh. Banyaknya bibit, jenis, kualitas yang ditanam berpengaruh

terhadap produksi yang dihasilkan pada suatu kegiatan usahatani. Tingkat

penggunaan pupuk dan ketepatan waktu pemberian juga akan mempengaruhi

produksi yang dihasilkan. Oleh karena itu, pemberian pupuk harus disesuaikan

dengan jenis tanaman dan kebutuhan tanaman. Pemakaian obat-obatan dalam

kegiatan usahatani harus sesuai dengan dosisnya, sasaran penyebab penyakit dan

ketepatan pemberian. Pemakaian yang tepat dapat menekan populasi hama

penyakit sehingga tanaman terhindar dari kerusakan dan akhirnya petani akan

terhindar dari kerugian.

Produksi yang tinggi dan kualitas yang baik merupakan salah satu

keinginan petani dalam setiap kegiatan usahataninya. Hal ini terjadi karena

tingginya produksi tembakau yang dihasilkan maka penerimaan yang diperoleh

petani akan tinggi pula, dan secara otomatis akan mendapat keuntungan yang

diinginkan. Produksi yang tinggi akan tercapai apabila petani mampu

mengalokasikan sarana produksi dengan tepat disertai dengan perencanaan yang

matang.

Dengan semakin tingginya tingkat produksi diharapkan pendapatan petani

akan semakin meningkat terutama dengan dipilihnya komoditas tanaman yang

lebih komersial dan memiliki harga jual yang tinggi. Harga merupakan faktor

yang dapat mempengaruhi perilaku petani, karena merupakan insentif atau

Page 40: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

perangsang bagi petani agar berupaya meningkatkan produksi dan pendapatan.

Harga yang baik akan mendorong petani meningkatkan produksi sebab besar

kecilnya pendapatan petani tergantung pada harga hasil produksi tersebut.

Selanjutnya dikatakan Mubyarto, bahwa produksi yang tinggi merupakan

tujuan akhir dari usahatani, akan tetapi belum dapat dikatakan efisien dan dapat

meningkatkan pendapatan. Efisiensi usahatani tidak saja ditentukan oleh besarnya

biaya produksi yang dipergunakan. Ada dua cara untuk meningkatkan

pendapatan, yaitu meningkatkan produksi dan menekan biaya atau kedua-duanya

sekaligus sehingga dapat meningkatkan pemenuhan kebuthan dan kesejahteraan

petani. Di samping itu berhasil tidaknya dalam mengusahakan suatu kegiatan

usahatani juga dipengaruhi faktor teknis, social ekonomi, dan tata laksana yang

dijalankan.

3.2. Syarat Tumbuh dan Faktor Pendukung Usahatani Tembakau

Untuk mendapatkan hasil panen daun tembakau yang berkualitas baik,

pembudidayaannya tidak terlepas dari pemilihan lokasi yang sesuai dengan

faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Setiap jenis tembakau

memerlukan lingkungan tumbuh yang berbeda. Oleh karena itu, dalam

menentukan lokasi usahatani tembakau perlu memperhatikan jenis tembakau yang

akan ditanam. Dalam usahatani tembakau, selain memperhatikan faktor iklim dan

tanah, juga perlu memperhatikan faktor penunjang yang berkaitan dengan

penentuan lokasi usahatani. Hal ini sangat penting untuk menekan biaya produksi

dan kemungkinan kelangsungan usahatani secara berkesinambungan. Selain itu

Page 41: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

untuk memperoleh produktivitas yang tinggi sehingga petani mendapat

keuntungan sesuai yang diharapkan (Cahyono, 1998).

1. Keadaan alam dan keadaan tanah

Unsur-unsur iklim yang berpengaruh dan perlu mendapat perhatian dalam

budidaya tembakau adalah temperatur, kelembaban udara, curah hujan,

penyinaran cahaya matahari, dan angin. Keadaan tanah berpengaruh besar

terhadap kualitas tanaman tembakau yang dihasilkan. Setiap jenis tembakau

menghendaki jenis tanah yang berbeda-beda, maka yang perlu diteliti sebelum

melakukan budidaya tembakau adalah jenis tanah, sifat fisik tanah, sifat kimia

tanah, sifat biologis tanah, ketinggian tempat, dan derajat kemiringan tanah.

2. Potensi sumber daya dan status lahan

Sumber daya yang perlu diperhatikan adalah sumber daya tanah, sumber

daya air, sumber daya hayati, dan sumber daya manusia. Sumber daya tanah

sebagai tempat menanam dan tempat tumbuh tanaman perlu diteliti dengan baik.

Misalnya, kesuburan tanah, partikel-partikel penyusunnya, derajat keasaman,

kadar garam (salinitasnya), dan biologis tanahnya.

Sumber daya air yang perlu diperhatikan adalah jumlah air dan sumber air.

Tanaman tembakau yang kekurangan air dapat mati karena kekeringan. Sumber

air yang berasal dari sungai dan mengandung limbah industri sebaiknya tidak

digunakan untuk usahatani karena air tersebut jelas dan tidak baik untuk tanaman.

Sumber daya hayati yang baik untuk tanaman tembakau adalah kompos yang

bukan berasal dari tanaman inang bakteri atau virus yang dapat menyerang

tanaman tembakau. Sumber daya manusia berfungsi menjalankan proses produksi

Page 42: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

usahatani. Sumber daya manusia di lokasi usahatani harus tersedia cukup

sehingga tidak perlu mendatangkannya dari luar. Dengan demikian, biaya

produksi usahatani lebih murah daripada harus mendatangkan tenaga dari luar

daerah. Lokasi yang akan dijadikan usahatani tidak bertentangan dengan hukum

dan tidak merusak tata lingkungan hidup.

3.2. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran tersebut diatas maka

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada perbedaan produktivitas antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst

dengan Voor Oogst.

2. Ada perbedaan efisiensi biaya produksi antara usahatani tembakau Besuki Na

Oogst dengan tembakau Voor Oogst.

3. Ada perbedaan keuntungan antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst

dengan Voor Oogst.

4. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keuntungan usahatani tembakau

Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst adalah produksi, harga output, dan

biaya.

Page 43: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Petani TembakauBesuki Na Oogst

Petani TembakauBesuki Voor Oogst

Harga InputInput :LahanBibit

PupukPestisida

Tenaga kerjaManajemen Biaya Produksi

Usahatani Tembakau[Proses Produksi]

Produksi Tembakau

Penerimaan HargaOutput

ProduktivitasLahan

KeuntunganUsahatani

Π = TR - TC

EfisiensiBiayaR/C

Berbedaµ1 ≠ µ2

S a m aµ1 = µ2

Berbedaµ1 ≠ µ2

Efisien[Untung]

R/C > (l+i)

Tidak Efisien[Rugi/Impas]R/C ≤ (l+i)

Gambar 3.1.Konsep Kerangka Pemikiran

Page 44: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.4. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, korelasi, dan

komparatif. Metode deskriptif adalah metode yang memberikan gambaran

terhadap fenomena, menerangkan hubungan, menguji hipotesa, mendapatkan

makna dan implikasi suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dilanjutkan dengan

metode korelasi yaitu melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

Metode komparatif bertujuan membandingkan antara petani yang menanam

tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst dalam kegiatan usahataninya (Nazir,

1985).

4.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive Method

Sampling) di Kecamatan Wuluhan, Ambulu, dan Pakusari. Hal ini atas

pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan sentra penghasil komoditi

Page 45: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember. Penelitian

dilakukan pada bulan Maret hingga April 2006.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan

metode wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

(kuesioner), sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi maupun lembaga

yang terkait dalam penelitian ini.

4.4. Metode Pengambilan Sampel

Sebagai unit analisis adalah petani yang menanam tembakau Besuki Na

Oogst dan Voor Oogst pada musim tanam tahun 2005. Pengambilan sampel

dilakukan secara sengaja, dengan menggunakan metode “Purposive”.

Pengambilan sampel dilakukan terhadap populasi petani tembakau Besuki Na

Oogst dan Voor Oogst pada musim tanam tahun 2005. Jumlah sampel diambil

secara acak yaitu 53 responden untuk petani Tembakau Besuki Na Oogst dan 45

responden untuk petani tembakau Besuki Voor Oogst.

4.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

Page 46: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

1. Untuk menguji hipotesis yang pertama, yaitu untuk mengetahui adanya

perbedaan produktivitas usahatani tembakau digunakan perhitungan sebagai

berikut:

Produktivitas lahan =

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan produktivitas lahan antara usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst digunakan uji-t 2 arah, yaitu :

H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

di mana : µ1 = rata-rata variabel pada usahatani tembakau Besuki Na Oogst µ2 = rata-rata variabel pada usahatani tembakau Besuki Voor Oogst

Hipotesis diuji dengan menggunakan uji t :

di mana : x1 dan x2 = nilai rata-rata variabel yang dibandingkan S1 dan S1 = standar deviasi sampel yang dibandingkan n1 dan n2 = jumlah sampel yang dibandingkan

Kriteria pengambilan keputusan :

thitung ≠ ttabel : berarti ada beda nyata antara nilai rata-rata yang

dibandingkan, atau H0 ditolak

thitung = ttabel : berarti tidak ada beda nyata antara nilai rata-rata yang

dibandingkan, atau H0 diterima

Page 47: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

2. Untuk menguji hipotesis kedua tentang efisiensi biaya produksi digunakan

analisis RC-ratio dengan formulasi sebagai berikut:

RC-ratio =

di mana:TR = total revenue (total penerimaan) TC = total cost (total biaya)

Selanjutnya untuk mengetahui efisien tidaknya suatu usahatani maka

dibandingkan dengan tingkat suku bunga bank yang berlaku (1+i), yaitu:

Jika RC-ratio > (1+i) berarti usahatani tersebut efisien dan layak diusahakan

Jika RC-ratio (1+i) berarti usahatani tersebut tidak efisien dan tidak layak untuk diusahakan.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi bahwa nilai RC-ratio secara

statistik signifikan, maka perlu dilakukan uji-t 1 rata-rata. Pengujian hipotesis

dapat dilakukan dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H0 : 0 = (1+i)

Ha : 0 (1+i)

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan efisiensi biaya produksi antara

usahatani tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst digunakan uji-t 2

arah, analog dengan pengujian hipotesis pertama.

3. Untuk menguji hipotesis yang ketiga, yaitu untuk mengetahui keuntungan

usahatani tembakau digunakan analisis keuntungan dengan formulasi sebagai

berikut:

= TR - TC

TR= P x Q

TC= TFC + TVC

Page 48: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Keterangan: = keuntunganTR = total penerimaanTC = total biayaP = harga rata-rata per kgQ = produksiTFC = total biaya tetapTVC = total biaya variabel

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan keuntungan antara usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst digunakan uji-t 2 arah, analog

dengan pengujian hipotesis pertama.

4. Untuk menguji hipotesis keempat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

keuntungan digunakan analisis Regresi Liniear Berganda dengan formulasi

sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3

di mana : = konstanta

Y = keuntungan X1 = total produksi (kg)X2 = harga output (Rp/kg)X3 = total biaya (Rp)β1, β2, β3 = koefisien regresi

Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam analisis untuk

kepentingan estimasi dan interpretasinya meliputi :

(1) Pengujian keberartian koefisien regresi parsial secara keseluruhan

(bersama-sama):

Ho : Seluruh koefisien regresi dari faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap

Page 49: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

keuntungan tidak berbeda nyata dengan nol

1 = 2 = ... = k = 0

Ha : Paling tidak salah satu koefisien regresi dari faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap keuntungan berbeda nyata dengan nol, atau

1 ≠ 2 ≠ ... ≠ k ≠ 0

Pengujian dilakukan secara statistik menggunakan formulasi sebagai berikut:

Fhitung =

Jika F.hit

di mana : n = jumlah observasik = jumlah variabel bebas

(2) Pengujian keberartian koefisien regresi parsial secara individual:

Ho : Koefisien regresi dari faktor faktor yang berpengaruh terhadap

keuntungan tidak berbeda dengan nol, atau j = 0

Ha : Koefisien regresi dari faktor faktor yang berpengaruh terhadap

keuntungan tidak sama dengan nol, atau j ≠ 0

Pengujian hipotesis dilakukan secara statistik dengan uji-t sebagai berikut:

thitung =

Dimana adalah j yang sesuai dengan hipotesis nol, dan sbj adalah standar

error dari bj

kriteria pengambilan keputusan:

≤F(α/2;n-k-1), maka Ho diterima

>F(α/2;n-k-1), maka Ho ditolak

Page 50: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

4.6. Definisi dan Pengukuran Variabel

1. Petani responden adalah petani yang mengusahakan tembakau Besuki Na

Oogst dan Voor Oogst.

2. Tingkat keberhasilan usahatani adalah tingkat keuntungan yang dicapai dalam

kegiatan usahatani tembakau yang diukur dengan satuan rupiah per hektar.

3. Petani produsen tembakau adalah petani yang mengusahakan lahan sawah

atau ladangnya untuk kegiatan usahatani tembakau.

4. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang bekerja dalam usahatani tembakau baik

pria maupun wanita atau ternak serta mesin yang berasal dari lingkungan

keluarga sendiri maupun luar keluarga.

5. Tingkat produksi adalah seluruh hasil usahatani tembakau yang dinyatakan

dalam satuan kilogram.

6. Biaya tetap adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh petani dan tidak habis

dalam satu kali produksi.

7. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk kebutuhan

produksi yang habis dipakai dalam satu kali proses produksi.

8. Biaya total adalah Penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.

9. Skala usaha adalah luasnya lahan sawah yang ditanami komoditi tembakau.

10. Pengalaman petani adalah lamanya petani dalam mengelola usahatani

tembakau yang diukur dalam satuan tahun.

jika

≤ t(α;n-k-1): maka Ho diterima

> t(α;n-k-1): maka Ho ditolak

Page 51: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

11. Efisiensi biaya usahatani adalah perbandingan antara penerimaan dengan

biaya produksi.

12. Keuntungan usahatani adalah selisih antara penerimaan-penerimaaan

usahatani dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.

13. Penerimaan petani adalah nilai hasil produksi usahatani yang dinilai dengan

uang, merupakan hasil kali produksi dengan harga jual/unit.

14. Produktivitas lahan adalah besarnya produksi total dalam satu satuan luas

lahan garapan pada satu kali proses produksi.

BAB VGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1. Letak dan keadaan wilayah

5.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Jember terletak pada posisi 6 27’9”sampai 7 14’ 33”BT dan 7

59’ 6”sampai 8 33’56”LS. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Jember

adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo.

Sebelah Selatan : Samudra Indonesia.

Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang.

Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwangi

5.1.2. Topografi

Kabupaten Jember berbentuk daratan ngarai yang subur pada bagian

tengah dan selatan, dikelilingi pegunungan yang memanjang sepanjang batas utara

Page 52: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

dan timur, serta Samudra Indonesia sepanjang batas selatan dengan Pulau Nusa

Barong yang merupakan pulau satu-satunya yang ada di wilayah Kabupaten

Jember. Berdasarkan letak tempat dari permukaan laut, wilayah Kabupaten

Jember terletak pada ketinggian 0-3300 m diatas pemukaan laut (dpl). Pembagian

wilayah Kabupaten Jember berdasarkan tinggi tempat dari permukaan laut adalah

sebagai berikut :

a. 0-25 m dpl : meliputi daerah bagian selatan di pesisir pantai Samudra

Indonesia.

b. 25-100 m dpl : meliputi daerah bagian tengah dan sebagian daerah selatan.

c. 100-500 m dpl : meliputi daerah bagian utara dan sebagian daerah barat laut,

serta daerah timur.

d. 500-1000 m dpl : meliputi daerah bagian utara, barat laut, dan daerah timur.

e. > 1000 m dpl : meliputi daerah pegunungan di bagian utara dan timur.

5.1.3. Iklim

Berdasar pengamatan 10 tahun terakhir diperoleh curah hujan rata-rata

adalah sebesar 1921 mm/tahun. Tipe iklim di Kabupaten Jember berdasarkan

Oldeman termasuk tipe iklim C2 dan C3 dengan ciri adanya perbedaan 2 musim

yang nyata yaitu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan di Kabupaten

Jember berdasar besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. < 1500 mm/tahun : Terdapat di Kecamatan Puger, Wuluhan, Gumukmas.

b. 1500-1750 mm/tahun : Terdapat di Kecamatan Kencong dan Ambulu.

Page 53: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

c. 1750-2000 mm/tahun : Terdapat di Kecamatan Sumbersari, Patrang, Arjasa,

Jelbuk, Mayang, Silo, Mumbulsari.

d. 2000-2500 mm/tahun :Terdapat di Kecamatan Kaliwates, Pakusari, Kalisat,

Sumberjambe, Ledokombo, Tempurejo, Sukorambi, Bangsalsari.

e. > 2500 mm/tahun : Terdapat di Kecamatan Tanggul, Sumberbaru, Panti.

Suhu harian di Kabupaten Jember berkisar antara 27-32 C dengan

kelembaban rata-rata 80%. Suhu ini cocok untuk mengembangkan komoditas

tanaman perkebunan, khususnya tanaman tembakau karena syarat tumbuh

komoditas tersebut sesuai.

5.2. Keadaan Penduduk

5.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Jember berdasarkan hasil laporan penduduk

akhir tahun 2005 adalah 2.136.999 jiwa, mengalami peningkatan sebesar 0,27

persen dibandingkan hasil laporan penduduk tahun 2004 sebesar 2.123.968 jiwa.

Dengan rasio jenis kelamin sebesar 94,84 persen berarti penduduk perempuan di

Kabupaten Jember sedikit lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki.

Peningkatan jumlah penduduk tersebut mempengaruhi tingkat kepadatan

penduduk yang juga mengalami peningkatan sebesar 0,27 persen dari 647,15

jiwa/km2 pada tahun 2004 menjadi 648,89 jiwa/km2 pada tahun 2005.

Kepadatan penduduk yang cukup tinggi terjadi pada wilayah kecamatan

kota seperti Kecamatan Kaliwates, Sumbersari, dan Patrang dengan tingkat

kepadatan masing-masing 3.762,82 jiwa/km2, 2.772,32 jiwa/km2, dan 2.353,54

jiwa/km2, meskipun ketiga wilayah tersebut hanya memiliki persentase luas

Page 54: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

wilayah yang relatif kecil terhadap luas Kabupaten Jember, dengan luas masing-

masing 0,76 %, 1,12%, dan 1,12 %.

5.3. Penggunaan Lahan Dan Potensinya

Tanah pertanian di Kabupten Jember terbagi atas sawah, tegalan, dan

pekarangan. Luas areal pertanian di Kabupten Jember 3.292,34 Ha. Di Kabupaten

Jember petani hanya dapat menanam jenis palawija seperti : kedelai, kacang

sayur, kacang panjang. Dan tanaman sayuran lainnya. Khusus pada lahan

pekarangan biasanya ditanami pisang, kelapa, ketela pohon dan sebagainya.

Sesuai dengan keadaan alamnya yang bercorak agraris, lebih dari separuh

penduduk Jember bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani maupun sebagai

buruh tani, sisanya bekerja di sektor perdagangan, industri, jasa, pemerintah dan

di sektor-sektor lainnya.

5.3.1. Sub Sektor Perkebunan

Sub-sektor perkebunan yang merupakan bagian dari sektor pertanian

memegang peranan penting bagi aktivitas perekonomian di Kabupatem Jember.

Upaya peningkatan taraf hidup petani perkebunan dan pendapatan negara,

khususnya melalui komoditi ekspor non-migas terus dikembangkan.

Areal Potensial perkebunan di Kabupatem Jember yang dipergunakan pada

tahun 2003 seluas 60.959,23 hektar. Pengusahaan perkebunan yang menonjol di

wilayah Jember meliputi berbagai komoditi, yaitu : tembakau (NO, VO, dan

Page 55: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

TBN), tebu, kopi, karet, kakao, cengkeh, teh, kelapa, kapuk randu, panili,

cengkeh, lada, jambu mete dan pinang.

Perkebunan tembakau di Kabupatem Jember memiliki luas areal potensial,

yaitu sekitar 17.704,29 ha atau 29,04% dari total areal perkebunan dibandingkan

perkebunan tanaman penting lainnya seperti tebu, karet dan kakao. Perkebunan

tembakau rakyat memiliki areal paling luas dibanding perkebunan tembakau yang

diusahakan oleh negara maupun swasta, yaitu sekitar 15.753,01 ha atau 88,9%

dari total areal perkebunan tembakau sebagaimana yang tampak pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1.Luas Areal Potensial Perkebunan Tanaman Penting di Kabupaten Jember,

Tahun 2004

No. Jenis Tanaman

Areal Perkebunan (ha) Total Areal%

Rakyat Besar (ha)1 Tembakau 15.753,01 1.951,28 17.704,29 29,042 Tebu 5.190,51 2.299,67 7.490,18 12,293 Kopi 4.911,28 11.971,73 16.883,01 27,704 Karet - 13.873,01 13.873,01 22,765 Kakao - 5.008,74 5.008,74 8,22

Jumlah 25.854,80 35.104,43 60.959,23 100 Sumber : Dinas Perkebunan Jember, 2005.

Sementara keadaan produksi tembakau di Kabupatem Jember sebagai salah

satu perkebunan tanaman unggulan yang memiliki areal cukup potensial tidak

diiringi dengan produksi yang tinggi. Pada tahun 2004 produksi tembakau berada

pada posisi ke dua dibandingkan produksi tanaman perkebunan penting lainnya

yaitu hanya sebesar 9.093,30 ton sebagaimana yang tampak pada Tabel 5.2.

Page 56: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Tabel 5.2.Produksi Perkebunan Tanaman Penting di Kabupaten Jember, Tahun 2004

No. Jenis Tanaman

Produksi (ton) Total ProduksiPerkebunan Rakyat Perkebunan Besar (ton)

1 Tembakau 6.301,16 2.792,14 9.093,302 Tebu 32.324,23 12.306,27 44.630,503 Kopi 2.254,90 5.556,72 7.811,624 Karet 0 8.823,58 8.823,585 Kakao 0 1.819,41 1.819,41

Sumber : Dinas Perkebunan Jember, 2005.

5.3.2. Keadaan Perkebunan Tembakau di Kabupaten Jember

Areal pertanaman tembakau di Kabupatem Jember diusahakan oleh

Perkebunan Rakyat dan Perkebunan Besar yang meliputi Perkebunan Swasta dan

Perkebunan Negara. Areal perkebunan tembakau yang diusahakan oleh

perkebunan besar relatif lebih sempit dibandingkan dengan perkebunan rakyat.

Luas areal pertanaman tembakau pada tahun 2004 di Kabupatem Jember sekitar

17.704,29 ha yang terbagi atas 5% perkebunan milik negara, 6% perkebunan

milik swasta dan sekitar 89% perkebunan milik rakyat.

Tabel 5.3.Luas Areal Potensial Perkebunan Tembakau di Kabupaten Jember, Tahun 2004

No. Jenis Perkebunan Luas Areal(ha) (%)

1 Perkebunan Negara 947,48 52 Perkebunan Swasta 1.003,80 63 Perkebunan Rakyat 15.753,01 89

Jumlah 17.704,29 100 Sumber : Dinas Perkebunan Jember, 2005.

Areal perkebunan tembakau yang diusahakan oleh rakyat di Kabupatem

Jember tersebar pada 31 kecamatan. Luas areal pertanaman tembakau rakyat pada

Page 57: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

tahun 2004 di Kabupatem Jember sekitar 6.314,59 ha. Kecamatan Ambulu,

Wuluhan dan Kecamatan Pakusari merupakan daerah sentra perkebunan

tembakau rakyat, sekitar 31% areal pertanaman tembakau rakyat terdapat di

wilayah Kecamatan Ambulu, 26% di wilayah Kecamatan Wuluhan dan 11 %

terdapat di Kecamatan Pakusari, sebagaimana yang tampak pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4.Luas Areal Pertanaman Tembakau Rakyat Berdasarkan Wilayah Kecamatan

di Kabupaten Jember, Tahun 2004

No. Kecamatan Luas Areal(ha) (%)

1 Ambulu 981,00 312 Wuluhan 809,00 263 Pakusari 353,00 114 Sumbersari 250,50 85 Puger 202,90 76 Tempurejo 165,35 57 Balung 109,50 48 Jenggawah 97,00 39 Lainnya 149,65 5

Jumlah 3.117,90 100 Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Jember, 2005.

5.4. Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst

Pelakasanaan kegiatan usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dapat dilihat

pada penjelasan berikut:

1. Pengolahan Tanah

Page 58: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Pengolahan tanah untuk penanaman tembakau ini meliputi kegiatan

pembukaan lahan, penjuringan, pendangiran, dan pembersihan rumput.

Pembukaan lahan dilakukan dengan mamakai traktor. Selain pembajakan juga

dilakukan lotari yang berfungsi menghancurkan tanah dan penggarbuan yang

berfungsi untuk penggemburan tanah dan mempercepat pengeringan. Frekuensi

pengolahan tanah antara petani satu dengan lainnya berbeda-beda. Perbedaan

tersebut terletak pada kondisi tanah dan kemampuan petani yang bersangkutan.

2. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah pengolahan tanah selesai. Petani tembakau

pada umumnya memindah bibit dan menanam tembakau pada saat umur antara

40-45 untuk bibit cabutan. Penanaman tembakau dilakukan sore hari karena

menghindari kelayuan pada bibit.

3. Penyiraman dan Penyulaman

Penyiraman dilakukan pada saat penanaman tembakau dan dilanjutkan

pada hari kedua sampai tanaman mulai hidup dan segar, atau minimal dilakukan

selama satu minggu berturut-turut. Penyiraman dapat dilakukan pada waktu pagi

dan sore hari.

Penyulaman dilakukan apabila bibit tersebut mati atau terdapat gejala

keriting. Penyulaman dilakukan paling akhir saat tinggi tanaman mencapai

sekitar 20 cm. Hal ini dimaksudkan agar tidak ketinggalan pertumbuhannya.

4. Pemupukan dan Pengendalian Hama Penyakit

Pemupukan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Jika pertumbuhan terganggu, maka kualitas akan berkurang.

Page 59: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan setiap 7 hari sekali, dimulai pada saat

tanaman berumur sekitar 7 hari sampai tanaman habis panen. Adapun petani yang

tidak berpedoman cara tersebut melainkan berdasarkan ada atau tidaknya hama

yang menyerang tanaman tembakau dan kemampuan petani dalam melakukan

pengendalian hama penyakit tersebut. Hama yang banyak menyerang tanaman

tembakau Besuki Na Oogst adalah ulat, belalang, dan cabuk. Sedangkan penyakit

yang sering menyerang adalah bercak daun, keriting daun.

5. Pemanenan

Panen atau pemetikan daun tembakau yang dilakukan pada tanaman yang

belum cukup umur akan menghasilkan daun berkualitas rendah. Adapun daun

tembakau yang dipetik lewat umur, daunnya sudah terlalu tua yang dicirikan

dengan warna kuning tua hingga kecoklatan akan menghasilkan krosok yang

bermutu rendah. Pemetikan daun tembakau yang terbaik adalah jika tanaman

sudah cukup umur dan daun-daunnya telah masak petik yang dicirikan dengan

warna hijau kekuningan.

Tingkat kematangan daun tembakau dalam satu pohon tidak serempak, tetapi

berurutan dari bawah keatas. Jarak waktu pemanenan antar daun yang satu dengan

yang lainnya sekitar 2 hari. Dalam satu kali petik sekitar 1-2 daun per pohon.

6. Penyujenan

Penyujenan merupakan kegiatan menggandeng tembakau satu dengan

lainnya. Penyujenan dimaksudkan untuk mempermudah proses pengeringan.

Penyujenan tembakau biasanya menggunakan tali rafia (tali plastik). Penyujenan

dilakukan setelah tembakau selesai dipetik. Panjang sujen bekisar 20 cm dengan

Page 60: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

isi sekitar 30-35 daun per sujen. Setelah penyujenan, dilakukan pengglantangan

(dinaikkan untuk proses pengeringan) berdasarkan batas ruangan (longkang),

Setiap longkang jumlah sujen berbeda-beda yaitu berdasarkan besar kecilnya

gudang yang dipakai.

7. Pengeringan

Proses pengeringan tembakau dilakukan dengan beberapa cara, misalnya

air-curing ( mengangin-anginkan dalam ruangan teduh), smoke curing

(pemanasan dengan api atau asap), dan flue curing (panas buatan melalui pipa-

pipa api).

8. Peromposan Tembakau

Setelah daun tembakau kering dan diturunkan dari gudang pengasapan,

maka proses selanjutnya adalah peromposan. Pada proses ini daun tembakau

dilepas dari sujennya, setelah dilepas dari sujen krosok tembakau dibedakan

berdasarkan panjang daunnya, ketebalan, warna, dan lain sebagainya. Setiap

krosok yang sudah dipisah-pisahkan kemudian diikat dengan rafia atau tali plastik

berdasarkan jenisnya. Ada pula krosok yang dilepas dari sujen melainkan tetap

dibiarkan pada sujen.

9. Penjualan

Semua krosok yang sudah dirompos atau disortir, siap untuk dijual. Pada

umunya petani tidak menyimpan dalam waktu lama, melainkan hanya bersifat

menunggu pembeli datang. Sistem penjualan yang dilakukan oleh petani adalah

dengan menjual tembakau dalam bentuk krosok.

Page 61: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Saluran penjualan dilakukan petani yaitu melalui pedagang perantara

ataupun pedagang besar dan sebagian kecil dijual kepada pedagang eksportir.

Dalam proses penjualan tersebut, pedagang mendatangi petani penanam tembakau

kecuali untuk pedagang besar atau eksportir.

5.6. Usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst

Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang terkenal sebagai

penghasil tembakau terbesar, maka para petani di Kabupaten Jember setiap

tahunnya selalu menanam tembakau karena tanaman tembakau sangat cocok

tumbuh di wilayah pedesaan Kabupaten Jember. Dalam pelaksanaan kegiatan

usahatani, petani akan melaksanakan berbagai tahapan kegiatan mulai dari

pengolahan tanah sampai produksi tersebut siap dijual. Pelaksanaan kegiatan

usahatani tembakau Besuki Voor Oogst dapat dilihat pada penjelasan sebagai

berikut :

1. Pengolahan Tanah dan Pembuatan Bedengan

Kegiatan pengolahan tanah untuk tanaman tembakau meliputi pembukaan

lahan, penyesuaian PH tanah, penggemburan tanah, pembuatan guludan,

pembuatan saluran drainase, dan pembuatan lubang tanam. Pengolahan lahan

yaitu membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman padi atau rerumputan kemudian

tanah dibajak atau dicangkul sesuai dengan kondisi lahan. Untuk mengurangi

kemasaman tanah, lahan yang telah dibajak atau dicangkul kemudian dijemur dan

diangin-anginkan, bersamaan dengan itu dibuat saluran drainase (irigasi)

kemudian dilaksanakan pembajakan dengan memotong arah bajakan dan

Page 62: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

pembuatan bedengan meliputi kegiatan pengolahan tanah yaitu dengan

mencangkul dan membajak, kemudian tanah dibiarkan selama 1-2 minggu.

Setelah itu membuat gulutan untuk untuk penanaman. Pembajakan dilakukan

dengan memakai traktor dan sebagian kecil menggunakan ternak sapi unuk lotari.

Selain pembajakan juga dilakukan lotari yang berfungsi menghancurkan tanah

dan penggarbuan yang berfungsi untuk penggemburan tanah dan mempercepat

pengeringan. Frekuensi pengeringan tanah antara petani satu dengan lainnya tidak

sama. Perbedaan tersebut terletak pada kondisi tanah dan kemampuan petani yang

bersangkutan dalam memodali usahataninya.

2. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah pengolahan tanah selesai. Proses penanaman

dilakukan oleh petani apabila lahan sudah siap untuk dilakukan proses

penanaman. Sebelum penanaman dilakukan, petani harus membuat saluran

drainase dan gulutan agar bila terjadi hujan aatau diairi, air tidak menggenang.

Sedangkan penentuan arah gulutan harus disesuaikan dengan arah datangnya air

irigasi berasal. Selain itu juga, lubang tanam harus dibuat terlebih dahulu sebelum

dilakukan penanaman bibit tembakau Besuki Voor Oogst. Setelah pembuatan got

dan gulutan serta lubang tanam selesai dilakukan maka lahan sudah siap untuk

ditanami. Sebelum menanam petani harus menentukan jarak tanam terlebih

dahulu yang sesuai dengan anjuran dari Disbun adalah 100x60 cm dengan jumlah

populasi tanaman 16.000-18000 per hektar. Sebelum melakukan penanaman,

lubang tanam harus disiram air sebanyak 1-2 liter per lubang. Pada waktu

Page 63: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

penananaman, bibit dipegang pada lehernya kemudian dimasukkan ke dalam

lubang tanam, setelah itu lubang tanam ditimbun tanah sambil ditekan. Proses

penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari setelah pukul 14.00 WIB.

Tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang sempurna agar segera disulam

dan penyulaman selambat-lambatnya sampai umur 10-15 hari.

3. Penyiraman atau pengairan

Penyiraman atau pengairan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman serta

kondisi maupun jenis tanahnya. Jadwal penyiraman adalah sebagai berikut :

a. Mulai tanam sampai umur 7 hari setelah tanam, penyiraman dilakukan

setiap hari (4 hari pada pagi hari dan 3 hari pada sore hari).

b. Umur 7-25 hari setelah tanam, penyiraman dilakukan 3-5 hari sekali.

c. Umur sekitar 30 hari setelah tanam, jika cuaca sangat kering perlu

dilakukan penorapan (torap)/pengairan sehingga dapat merangsang

pertumbuhan akar.

d. Umur sekitar 45 hari setelah tanam, dilakukan penorapan kedua.

4. Pemupukan

Kegiatan pemupukan yang dilakukan oleh petani rata-rata sebanyak 3 kali,

dimana pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 5 – 10 hari,

sedangkan pemupukan kedua dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 21 hari,

dan pemupukan ketiga dilakukan pada saat tanaman berumur diatas 50 hari

(setelah pemunggelan), untuk pemupukan ini disesuaikan dengan kondisi tanah

dan tanaman. Cara pemberian pupuk yang pertama dan kedua adalah sama

dengan cara memasukkan pupuk kedalam tanah tepat disebelah tanaman

Page 64: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

kemudian ditutup kembali dengan tanah. Sedangkan cara pemberian pupuk yang

ketiga adalah dengan menyebarkan pupuk ke sekitar tanaman setelah irigasi, yang

biasanya disebut pupuk sebar.

5. Pendangiran, Penyiangan dan Pembumbunan

Pendangiran dan pembumbunan untuk menggemburkan tanah. Sedangkan

penyiangan bertujuan untuk menghilangkan gulma/rumput sehingga dalam

menyerap unsur hara, tanaman tidak terganggu oleh “pesaingnya” berupa

gulma/rumput. Pendangiran pertama dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam

dengan menggunakan cangkul dan tidak terlalu dalam. Cara agar pada saat

pendangiran tidak terlalu dalam yaitu tanah disekitar tanaman dipecah sambil

menghilangkan gulma/rumput. Selanjutnya bongkahan tanah dibalik, dihancurkan

dan dibumbunkan pada tanaman. Pendangirann kedua dilakukan pada umur 30

hari setelah tanam, caranya sama dengan pendangiran pertama hanya lebih dalam,

tetapi tidak boleh terlalu dekat dengan tanaman agar tidak terkena akar, tanah

dikecrik dangkal dengan menggunakan cangkul sambil menghilangkan

gulma/rumput. Selanjutnya tanah dihancurkan dan dibumbunkan ke arisan

tanaman setinggi mungkin. Penyiangan biasanya dilakukan bersamaan dengan

pendangiran dan pembumbunan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan tanaman dilakukan oleh petani

sesuai dengan kondisi lapang yang ada, apabila hama dan penyakit tanaman

berada di ambang ekonomis maka petani harus melakukan aplikasi obat atau

dapat dikatakan aplikasi obat disesuaikan dengan kebutuhan. Hama yang sering

Page 65: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

menyerang tanaman tembakau Besuki Voor Oogst adalah cabuk/kerok, ulat daun

dan ulat tanah. Sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah bercak daun,

lanas, keriting daun. Jenis obat-obatan yang digunakan oleh petani dalam

pengendalian adalah Cobox, Manzate, Buldog, Drusban, Curacron, Confidor, dan

Kanon.

7. Pemanenan

Kegiatan pemanenan atau pemetikan daun tembakau berkaitan dengan

mutu dan kualitas yang merupakan tahap awal dalam suatu proses pasca panen

tanaman tembakau, maka dalam melakukan pemetikan hendaknya perlu

memperhatikan kemasakan atau ketuaan daun. Tanda atau kriteria yang telah

masak tua dan dapat mulai dipanen atau dipetik yaitu tanaman telah berumur 60-

70 hari dan perubahan warna daun dari hijau mengarah kekuning-kuningan.

Pemetikan dilakukan pada saat sore hari, jumlah daun yang dipetik pada setiap

tahap pemetikan sebanyak 2-3 lembar, interval pemetikan 4-5 hari dan pada waktu

pemetikan dan pengangkutan harus selalu dihindari hal-hal yang mengakibatkan

kerusakan daun.

8. Pengangkutan

Pengangkutan merupakan salah satu fungsi pasca panen yang penting

dalam memindahkan komoditas secara fisik dari lokasi asal ke lokasi pengolahan.

Fungsi ini dalam proses pasca panen berperan penting, dimana merupakan

kegiatan memperlancar pemrosesan untuk meningkatkan efisiensi dalam

melakukan proses pasca panen. Biaya pengangkutan dipengaruhi kondisi jalan,

jarak angkut dan kapasitas angkut..

Page 66: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

9. Penyujenan

Penyujenan merupakan kegiatan menggandeng tembakau satu dengan

lainnya. Penyujenan dimaksudkan untuk mempermudah proses pengeringan.

Penyujenan tembakau biasanya menggunakan tali rafia (tali plastik). Penyujenan

dilakukan setelah sortasi daun basah yang dilakukan pada saat daun yang telah

dipetik diangkut ke gudang dengan memperhatikan kemasakan atau ketuaan daun,

posisi daun (kos, kak, teng, pucuk) dan keutuhan daun. Daun yang telah disortasi

ditusuk dengan menggunakan sujen dari bambu dengan ukuran panjang 30 cm

dan dapat berisi 4-5 lembar daun.

10. Penjemuran

Penjemuran atau proses pengeringan daun tembakau Besuki Voor Oogst

menggunakan sinar matahari secara langsung atau secara sun cured. Lama proses

pengeringan tergantung keadaan cuaca dan atau posisi daun pada batang tanaman,

atau berkisar antara 12-15 hari.

Page 67: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

BAB VIHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6.1. Profil Petani Tembakau Besuki

Observasi terhadap kegiatan usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan

Voor Oogst yang meliputi beberapa permasalahan usahatani dengan produktivitas

lahan, efisiensi biaya produksi, keuntungan usahatani dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya diperoleh data-data yang menunjukkan gambaran tentang

permasalahan tersebut. Analisis hasil penelitian dilakukan terhadap data primer

yang diperoleh dari 98 sampel rumah tangga petani tembakau Besuki Na Oogst

dan Voor Oogst di Kabupaten Jember yang terdiri dari 53 sampel petani tembakau

Besuki Na Oogst dan 45 sampel petani tembakau Besuki Voor Oogst. Dalam

analisis ini pembahasan dijelaskan secara kualitatif, kuantitatif maupun statistik.

Di samping itu juga dapat diketahui status sosial ekonomi yang meliputi: umur

Page 68: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

petani, pendidikan, pengalaman, jumlah anggota keluarga, dan luas lahan garapan

petani.

Tabel 6.1Profil Petani Tembakau

Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

No. Profil PetaniPetani Tembakau

Besuki NO Besuki VO1 Umur (tahun) 45 472 Pendidikan (tahun) 7 73 Pengalaman (tahun) 16 174 Jumlah anggota keluarga (jiwa) 3 3

Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

Petani dalam kehidupannya di samping berfungsi sebagai penata laksana

atau pengelola usahataninya, juga sebagai sumber tenaga kerja. Dalam

usahataninya petani berperan sebagai manajer, produsen, pemilik modal, dan juga

sebagai motivator atau penggerak. Sebagai produsen dan penggerak, petani

dituntut untuk memiliki ketrampilan guna meningkatkan usahataninya. Sebagai

produsen, petani bertujuan memperoleh produksi yang setinggi-tingginya dengan

tujuan akhir memperoleh keuntungan yang maksimum guna meningkatkan

kesejahteraan hidup keluarganya.

Dalam Tabel 6.1. dapat dilihat gambaran mengenai keadaan petani

tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember. Umur dan

pengalaman petani dalam melaksanakan usahatani sangat berpengaruh terhadap

tingkat produksi dan pendapatan. Pada umumnya petani yang berumur muda dan

sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat daripada petani tua. Dengan

kemampuan fisik yang lebih kuat tersebut mereka lebih mampu mengelola

Page 69: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

usahatani, mudah menyerap dan mengadopsi teknologi baru serta berani

menanggung resiko. Akan tetapi petani tua mempunyai kematangan dalam

berpikir, karena memiliki pengalaman yang lebih banyak.

Dari analisis data primer, petani sampel yang termuda berumur 22 tahun

dan tertua berumur 67 tahun. Dari Tabel 6.1 terlihat bahwa tingkat umur rata-rata

petani tembakau Besuki Na Oogst 45 tahun, sedangkan tingkat umur rata-rata

petani tembakau Besuki Voor Oogst 47 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa umur

petani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst tidak menunjukkan perbedaan

yang begitu jauh. Dengan demikian bahwa pada umur tersebut petani masih

dalam taraf usia yang cukup matang untuk menjalankan tugasnya.

Tingkat pendidikan petani menentukan dan mempengaruhi cara berpikir

dalam mengelola usahatani. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani, maka

semakin tinggi pula kreatifitasnya dalam mengembangkan usahanya. Tingkat

pendidikan petani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di daerah

penelitian tidak terlalu berbeda jauh yaitu dengan rata-rata 7. Hal ini menunjukkan

bahwa para petani tersebut telah menempuh pendidikan formal selama kurang

lebih 7 tahun atau telah lulus sekolah dasar. Kondisi petani tersebut belum cukup

mendukung dalam hal proses adopsi teknologi baru.

Apabila dihubungkan dengan tingkat pengalaman petani dalam

berusahatani, maka menunjukkan bahwa petani tembakau Besuki Voor Oogst

memiliki pengalaman yang relatif lebih lama daripada petani tembakau Besuki Na

Oogst. Tetapi perbedaan pengalaman ini tidak terlalu jauh, sehingga dapat

dikatakan mereka cukup berpengalaman dan memiliki kemampuan serta

Page 70: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

ketrampilan yang relatif baik dalam mengambil keputusan, memilih alternatif-

alternatif yang paling menguntungkan dalam mengelola usahataninya. Ditinjau

dari segi jumlah anggota keluarga, menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anggota

keluarga petani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst masing-masing

adalah 3 jiwa. Hal ini menunjukkan angka yang sama, sehingga rata-rata jumlah

anggota keluarga di kedua sampel petani tembakau tersebut tergolong keluarga

kecil.

6.2. Luas Lahan Usahatani

Tanah merupakan tumpuan harapan bagi petani, baik sebagai tempat

tinggal, tempat menanam, ataupun untuk mengusahakan aktivitas lainnya yang

dapat memberikan penghasilan bagi petani. Lahan usahatani yang umumnya

dinyatakan dalam satuan hektar merupakan salah satu dari beberapa faktor

produksi yang menentukan skala usahatani. Faktor lainnya adalah jumlah tenaga

kerja yang dikerahkan pada berbagai cabang usaha, dan jumlah sarana produksi

yang digunakan dalam penyelenggaraan usahatani. Tanah juga merupakan faktor

produksi terpenting dalam usaha pertanian. Dalam perkiraan pendapatan

masyarakat pedesaan yang sebagian besar diperoleh dari bidang pertanian, tanah

dijadikan patokan dalam mengukur tingkat pendapatan.

Besar kecilnya pendapatan petani tembakau ditentukan oleh beberapa hal,

yaitu: luas lahan garapan, produktivitas dan kesuburan tanah, serta tingkat

penerapan teknologi pertanian. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin

luas lahan garapan akan semakin besar pula pendapatan total yang diterimanya.

Page 71: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Luas lahan garapan selain menentukan keuntungan, juga akan mempengaruhi

efisien tidaknya suatu usahatani, seringkali dijumpai bahwa semakin kecil skala

usahatani yang dikelola akan semakin kurang efisien. Hal ini disebakan karena

tenaga kerja yang dicurahkan seringkali berlebihan, sehingga berdampak pada

kemampuan petani dalam membiayai kegiatan usahataninya.

Bagi sebagian besar masyarakat pedesaan, lahan pertanian merupakan

salah satu modal usaha yang sangat penting, karena dengan hasil tanah itu mereka

mampu menghidupi keluarganya, meningkatkan taraf hidup, dan derajat

kesejahteraan keluarga. Selain sebagai modal usaha, tanah pertanian merupakan

lambang status sosial ekonomi petani, sehingga semakin luas penguasaan lahan

pertanian petani maka akan semakin tinggi status sosial ekonominya di

lingkungan masyarakat pedesaan.

Dari analisis data primer, distribusi luas lahan garapan petani sampel

bervariasi, antara yang tersempit yaitu 0,200 hektar sampai yang terluas yaitu

4,000 hektar untuk sampel petani tembakau Besuki Na Oogst. Sementara untuk

sampel petani tembakau Besuki Voor Oogst berkisar dari yang tersempit yaitu

0,250 hektar dan yang terluas yaitu 4,000 hektar. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.2.Rata-rata Luas Lahan Garapan Usahatani

Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

No. Petani tembakau Besuki

Luas lahan garapan (ha)

1 Na Oogst 0,6333

Page 72: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

2 Voor Oogst 0,6909

Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

Pada Tabel 6.2 menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan garapan yang

diusahakan petani tembakau Besuki Na Oogst adalah 0,6333 hektar yang relatif

lebih sempit daripada luas lahan garapan yang diusahakan petani tembakau

Besuki Voor Oogst yaitu sekitar 0,6909 hektar. Rata-rata luas lahan usahatani

tembakau Besuki ini menggambarkan bahwa luas rata-rata lahan garapan petani di

daerah penelitian relatif sempit karena kurang dari 1 hektar.

6.3. Analisis Biaya Produksi Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst

Biaya mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan

usahatani. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu

menentukan besarnya harga pokok dari produk yang akan dihasilkan. Secara

umum hal-hal yang mempengaruhi besarnya biaya produksi dari suatu cabang

usahatani adalah struktur tanah, topografi tanah, jenis tanaman, dan varietas

tanaman. Berdasarkan realisasinya, biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi

dalam usahatani dibagi menjadi 2 yaitu biaya tunai dan biaya in natura. Upah

tenaga kerja dan biaya sarana produksi termasuk dalam biaya tunai. Sementara

pajak, sumbangan, biaya panen, bagi hasil, dan pengairan merupakan biaya in

natura.

Berdasarkan peranan dalam usahatani, biaya produksi dibedakan menjadi

2, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besar

kecilnya tidak berhubungan langsung dengan besar kecilnya produksi, misalnya

Page 73: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

sewa tanah (bunga atas tanah) dan bunga kredit dari bank. Biaya lain-lain pada

umumnya termasuk biaya variabel karena besar kecilnya berhubungan langsung

dengan besar kecilnya produksi, misalnya biaya untuk pembelian bibit, biaya

persiapan, dan biaya pengelolaan tanah. Tetapi pengertian biaya tetap dan biaya

variabel ini hanya merupakan arti dalam jangka pendek, sebab dalam jangka

panjang biaya tetap dapat berubah menjadi biaya variabel, misalnya sewa tanah

dapat berubah, alat-alat pertanian harus ditambah, dan bangunan harus diperluas.

Analisis biaya produksi bertujuan untuk mengkaji tentang biaya produksi

pada usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst pada musim tanam

2005. Hal ini untuk mengetahui struktur dan besarnya biaya produksi pada kedua

cabang usahatani tersebut. Kegiatan produksi dalam usahatani merupakan suatu

aktivitas usaha dimana biaya faktor produksi merupakan aspek penting dalam

proses produksi. Pentingnya biaya produksi tidak saja dapat dilihat dari segi jenis

penggunaannya, tetapi dapat ditinjau dari segi besarnya biaya yang dipergunakan

dalam proses produksi tersebut. Oleh karena itu, kedua hal tersebut dapat

dijadikan pertimbangan bagi petani dalam upayanya meningkatkan produksi

pertanian. Biaya produksi usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst,

meliputi pembelian sarana produksi, tenaga kerja, dan biaya lain-lain (biaya sewa

tanah, sewa gudang). Untuk mengetahui besarnya biaya antara usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3Rata-rata Biaya Produksi per Hektar Usahatani

Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

Page 74: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

No. Uraian Tembakau Besuki NO Tembakau Besuki VO

(Rp/ha) (%) (Rp/ha) (%)1 Sarana Produksi 1.351.726 10,0% 1.099.604 14,5%2 Tenaga Kerja 6.207.440 46,0% 3.135.108 41,2%3 Lain-lain 6.037.868 44,0% 3.365.556 44,3%

Total 13.597.034 100,0% 7.600.268 100,0% Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

Pada Tabel 6.3. menunjukkan bahwa total biaya produksi usahatani

tembakau Besuki Na Oogst sebesar Rp.13.597.034, lebih besar daripada biaya

produksi usahatani tembakau Besuki Voor Oogst yang hanya sebesar

Rp.7.600.268. Hal ini disebabkan karena pada usahatani tembakau Besuki Na

Oogst terdapat lebih banyak kegiatan yang dilakukan mulai dari pra tanam sampai

pasca panen, sehingga membutuhkan biaya dan tenaga kerja yang lebih besar

pula. Pada usahatani tembakau Besuki Na Oogst terdapat biaya sewa gudang,

karena pada jenis tembakau ini harus dilakukan proses pengeringan di dalam

gudang, sedangkan pada usahatani tembakau Besuki Voor Oogst tidak ada, karena

jenis tembakau ini cukup dijemur di sawah atau halaman.

Biaya sarana produksi meliputi biaya pembelian bibit, pupuk, dan

pestisida. Pada usahatani tembakau Besuki Na Oogst biaya produksi terbesar

adalah biaya tenaga kerja, di mana pengeluaran mencapai 46,0% dari total biaya

produksi,yaitu sebesar Rp.6.207.440. Biaya terbesar berikutnya adalah biaya lain-

lain yang meliputi sewa lahan dan sewa gudang, mencapai Rp.6.037.868,

sedangkan yang terkecil adalah biaya sarana produksi yang hanya mencapai

Page 75: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Rp.1.351.726. Dalam usahatani tembakau Besuki Na Oogst penggunaan sarana

produksi meliputi bibit, pupuk, dan pestisida. Pupuk yang digunakan terdiri dari

pupuk KS dan pupuk Urea, sedangkan untuk obat-obatan atau pestisida

menggunakan Desis dan Buldog. Pada usahatani ini tingkat penggunaan tenaga

kerja ditentukan oleh aktivitas pra tanam, tanam, pemeliharaan, panen dan pasca

panen serta frekuensi panen yang dilakukan.

Hal yang sama juga terlihat pada biaya usahatani tembakau Besuki VO.

Pengeluaran terbesar pada usahatani tembakau Besuki Voor Oogst adalah biaya

lain-lain yaitu biaya sewa lahan sebesar Rp. 3.365.556 atau sekitar 44,3% dari

total biaya produksi. Sementara biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi

masing-masing sebesar Rp.3.135.108 dan Rp.1.099.604. Jenis pupuk yang

digunakan dalam pemeliharaan tembakau oleh petani tembakau Voor Oogst di

Kabupaten Jember lebih bervariasi yaitu Urea, Za dan TSP. Sementara untuk

pestisida digunakan jenis padat maupun cair.

Tabel 6.4.Hasil Uji Beda Biaya Produksi per Hektar antara Usahatani Tembakau

Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

Jenis tembakau Besuki

Biaya produksi (Rp/ha)

Perbedaan rata-rata (Rp/ha)

Kesalahan standart

perbedaant-hitung

NO 13.597.033 5.996.765 344.020 17,431***VO 7.600.267

Keterangan: ***Signifikan pada taraf uji 1% menggunakan pengujian hipotesis dua arah. Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

Dari hasil analisis pada Tabel 6.4 menunjukkan adanya perbedaan yang

nyata dalam penggunaan biaya produksi antara usahatani tembakau yang

Page 76: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

diperbandingkan Didapatkan t-hitung sebesar 17,431 dan signifikan secara

statistik pada taraf uji kepercayaan 99%. Perbedaan rata-rata biaya produksi

antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst adalah

Rp.5.996.765/ha.

6.3. Produktivitas Lahan

Dalam proses produksi usahatani tembakau pada akhirnya harus dilihat

dari produktivitas yang diperoleh petani dan mengkaji faktor-faktor yang

berpengaruh. Hal ini dimaksudkan untuk melihat tingkat perbedaan produktivitas

tembakau yang diperoleh petani dari usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan

Voor Oogst. Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan petani adalah

dengan meningkatkan produksi. Konsep pengukuran produktivitas usahatani

adalah membandingkan besarnya produksi total dalam satuan luas lahan garapan

pada satu kali proses produksi. Hal ini disebut dengan konsep produktivitas lahan.

Tingkat produktivitas lahan antara lain dipengaruhi oleh kesuburan tanah,

penerapan teknologi, tersedianya modal, dan keterampilan petani. Usahatani yang

bertujuan mencapai produksi yang setinggi-tingginya dengan luas lahan tertentu

pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari nilai produksi

setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan.

Tujuan penelitian dalam hal ini adalah untuk mengetahui perbedaan

tingkat produktivitas lahan pada usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor

Oogst. Produktivitas lahan dalam penelitian ini diarahkan pada nilai produktivitas

lahan itu sendiri yaitu penerimaan yang diperoleh petani tembakau Besuki.

Page 77: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Berdasarkan Tabel 6.5. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan produktivitas

lahan antar usahatani tembakau Besuki di Kabupaten Jember. Produktivitas lahan

diperoleh dari perhitungan produksi dibagi dengan luas lahan. Dijelaskan bahwa

produksi per hektar lahan jenis tembakau Besuki Na Oogst pada musim tanam

tahun 2005 di Kabupaten Jember sebesar 1.389 kg/ha, sedangkan pada jenis

tembakau Besuki Voor Oogst sebesar 1.963 kg/ha.

Tabel 6.5.Rata-rata Produktivitas Lahan Usahatani Tembakau

Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

No. Jenis tembakau Besuki

Produktivitas lahan (kg/ha)

Harga/satuan (Rp/kg)

Nilai produktivitas (Rp/ha)

1 NO 1.389 17.998 25.008.062

2 VO 1.963 5.815 11.417.193

Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

Nilai produktivitas diperoleh dari total nilai produksi dibanding dengan

luas lahan per hektar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata

produktivitas lahan usahatani tembakau Besuki NO lebih rendah dibandingkan

dengan rata-rata produktivitas lahan usahatani tembakau Besuki VO. Namun jika

ditinjau dari nilai produktivitas, maka usahatani yang lebih produktif adalah

usahatani tembakau Besuki NO karena penerimaan yang diperoleh lebih tinggi.

Hal ini disebabkan oleh harga output yang diperoleh pada usahatani tembakau

Besuki NO lebih tinggi daripada usahatani tembakau Besuki VO.

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan produktivitas lahan antara

usahatani tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst pada Tabel 6.6. Dari

hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada taraf uji

Page 78: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

kepercayaan 99%, artinya terdapat perbedaan yang sangat nyata pada nilai

produktivitas lahan antara usahatani tembakau Besuki yang diperbandingkan.

Perbedaan rata-rata nilai produktivitas lahan antara usahatani tembakau Besuki Na

Oogst dengan Voor Oogst adalah Rp. 13.590.868/ha.

Tabel 6.6.Hasil Uji Beda Produktivitas Lahan antara Usahatani Tembakau

Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

Jenis tembakau Besuki

Nilai Produktivitas

(Rp/ha)

Perbedaan rata-rata

(Rp/ha)

Kesalahan standart

perbedaant-hitung

NO 25.008.06213.590.868 1.753.768 7.750***

VO 11.417.193 Keterangan: ***Signifikan pada taraf uji 1% menggunakan pengujian hipotesis dua arah. Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

6.5. Analisis Efisiensi Biaya Usahatani

Biaya merupakan peranan penting dalam pengambilan keputusan

usahatani. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu

menentukan besarnya harga pokok dari produk yang akan dihasilkan. Secara

umum hal-hal yang mempengaruhi besarnya biaya produksi dari suatu cabang

usahatani adalah struktur tanah, topografi tanah, jenis tanaman dan varietas

tanaman. Besar kecilnya biaya produksi antara lain ditentukan oleh sistem

pengelolaan yang dipakai. Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah

besarnya pengeluaran untuk sarana produksi, tenaga kerja, dan lain-lain.

Efisiensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan

pengelolaan faktor-faktor produksi dalam usahatani untuk mendapatkan

keuntungan tertentu dengan pengorbanan yang tertentu pula. Gambaran hubungan

Page 79: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

antara korbanan atau biaya yang dikeluarkan dengan produk yang dihasilkan

sangat penting bagi petani. Karena gambaran analisa tersebut membantu petani

dalam memperkirakan tambahan yang akan diterimanya dalam penggunaan biaya.

Tujuan penelitian dalam hal ini adalah untuk mengetahui efisiensi biaya produksi

antara tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst. Untuk mengetahui tingkat

efisiensi antara kedua usahatani tersebut digunakan perhitungan RC-ratio. RC-

ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan.

Efisiensi juga akan dibandingkan dengan tingkat suku bunga (1+i) yang berlaku.

Efisiensi yang lebih tinggi dari suku bunga menunjukkan bahwa usahatani

tersebut mampu menutup biaya produksi dan biaya modal atau kredit.

Tabel 6.7.Rata-rata Efisiensi Biaya per Hektar Usahatani Tembakau

Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

No. VariabelTembakau Besuki

Na Oogst Voor Oogst

1 Produksi (kg/ha) 1.389 1.963

2 Harga (Rp/kg) 17.998 5.8153 Penerimaan (Rp/ha) 25.008.062 11.417.1934 Biaya (Rp/ha) 13.597.034 7.600.2685 RC-ratio 1,82 1,50

Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006

Pada Tabel 6.7. terlihat bahwa tingkat efisiensi pada usahatani tembakau

Besuki Na Oogst (1,82) lebih besar dibandingkan dengan tingkat efisiensi

tembakau Besuki Voor Oogst (1,50). Dengan demikian dapat dikatakan usahatani

tersebut menguntungkan karena nilai RC-ratio lebih besar dari satu. Selanjutnya

untuk melihat apakah usahatani yang diusahakan oleh masing-masing petani

Page 80: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

tersebut benar-benar menguntungkan atau tidak, dan dapat menutup biaya

produksi maka RC-ratio dibandingkan dengan tingkat suku bunga bank (1+i), jika

per musim tanam tembakau bunganya 0,048, maka RC-ratio uji bernilai 1,048.

Tabel 6.8. menunjukkan bahwa RC-ratio usahatani tembakau Besuki Na

Oogst (1,82) lebih besar daripada RC-ratio usahatani tembakau Besuki Voor

Oogst (1,50). Artinya setiap Rp.1.000 yang dikeluarkan untuk biaya produksi

tembakau Besuki NO sekitar 1,82 akan memberikan keuntungan sebesar Rp.820,

sehingga penerimaan yang diperoleh sebesar Rp.1.820. Sementara RC-ratio untuk

tembakau Besuki VO sebesar 1,50, artinya setiap Rp.1.000 biaya produksi yang

dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.500, sehingga penerimaan

yang diperoleh sebesar Rp.1.500.

Tabel 6.8.Hasil Analisis RC-ratio Dengan Tingkat Suku Bunga Bank (1+i)

Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

Usahatani tembakau Besuki RC-ratio RC-ratio

Uji Perbedaan Rata-rata t-hitung

NO 1,82 1,048 0,7739 7,64***VO 1,50 1,048 0,4507 8,29***

Keterangan: *** Signifikan pada taraf uji 1% menggunakan pengujian hipotesis dua arah. Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

Jika dibandingkan dengan (1+i) maka setiap Rp.1.000 biaya produksi yang

dikeluarkan pada usahatani tembakau Besuki Na Oogst maupun Voor Oogst akan

memberikan keuntungan sebesar Rp.48, sehingga penerimaan yang diperoleh

sebesar Rp.1.048. Dengan demikian, RC-ratio berusahatani tembakau Besuki Na

Oogst maupun Voor Oogst lebih besar daripada RC-ratio dengan tingkat suku

bunga bank. Tabel 6.8. menunjukkan RC-ratio usahatani tembakau Besuki Na

Page 81: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Oogst sebesar 1,82 dengan RC-ratio uji 1,048 didapatkan t-hitung sebesar 7,64,

signifikan secara statistik pada taraf uji kepercayaan 99%. Sementara untuk

usahatani tembakau Besuki Voor Oogst, RC-ratio sebesar 1,50 dengan RC-ratio

uji 1,048 didapatkan t-hitung sebesar 8,29, signifikan secara statistik pada taraf uji

kepercayaan 99%.

Tabel 6.9.Hasil Uji Beda Efisiensi Biaya per Hektar antara Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

Jenis tembakau Besuki Efisiensi biaya

Perbedaan rata-rata

(Rp/ha)

Kesalahan standart

perbedaant-hitung

NO 1,82 0,3252 0,12062 2,696***VO 1,50

Keterangan: *** Signifikan pada taraf uji 1% menggunakan pengujian hipotesis dua arah. Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

Dari Tabel 6.9. terlihat adanya perbedaan yang signifikan secara statistik

pada taraf uji kepercayaan 99%, artinya ada perbedaan yang nyata pada tingkat

efisiensi biaya antara usahatani yang diperbandingkan. Perbedaan rata-rata

efisiensi biaya antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst

adalah 0,3252.

Rendahnya RC-ratio pada usahatani tembakau Besuki Voor Oogst

dibandingkan dengan tembakau Besuki Na Oogst disebabkan rendahnya harga

output yang diperoleh, karena harga sangat menentukan terhadap tinggi

rendahnya penerimaan. Apabila harga rendah maka penerimaan yang diperoleh

juga rendah. Besar kecilnya penerimaan dibanding biaya berbanding lurus dengan

Page 82: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

keuntungan. Dengan demikian semakin besar RC-ratio pada suatu usahatani

semakin besar pula keuntungan yang diterima petani.

6.6. Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst

Tujuan akhir yang diharapkan dari suatu kegiatan usahatani adalah

diperolehnya keuntungan yang tinggi. Produktivitas hasil yang maksimum tidak

menjamin bahwa petani akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula dari

usahataninya. Besarnya keuntungan yang akan diterima petani tidak hanya

ditentukan oleh tingginya produksi, akan tetapi juga ditentukan oleh harga dan

besarnya biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, semakin tinggi produktivitas

hasil dan harga yang diterima petani, serta semakin rendah biaya yang

dikeluarkan, maka akan semakin besar keuntungan yang diperoleh petani.

Keuntungan usahatani yang dimaksud adalah sisa dari pengurangan nilai

penerimaan usahatani dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Kemudian dari

jumlah ini akan dapat dinyatakan besarnya balas jasa atas penggunaan tenaga

kerja petani dan keluarganya, modal sendiri, dan keahlian pengelolaan petani.

Ukuran keuntungan atau penghasilan usahatani tersebut sangat penting artinya,

karena dengan ukuran-ukuran tersebut dapat diketahui sejauh mana keberhasilan

petani dalam mengelola usahataninya, dibandingkan dengan rata-rata usahatani

yang terdapat di lokasi yang sama dengan kondisi alam dan kesempatan ekonomi

yang sama pula.

Page 83: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Tabel 6.10. menunjukkan bahwa rata-rata keuntungan pada usahatani

tembakau Besuki Na Oogst sebesar Rp.11.411.028 jauh lebih besar daripada

keuntungan usahatani tembakau Besuki Voor Oogst yang hanya Rp.3.816.925.

Apabila dikaji berdasarkan biaya yang dikeluarkan, menunjukkan bahwa biaya

produksi pada usahatani tembakau Besuki Na Oogst lebih tinggi dibandingkan

dengan biaya produksi pada usahatani tembakau Voor Oogst. Akan tetapi jika

dilihat dari penerimaan yang diperoleh, menunjukkan bahwa penerimaan pada

usahatani tembakau Besuki Na Oogst jauh lebih besar daripada penerimaan pada

usahatani tembakau Besuki Voor Oogst. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani

tembakau Besuki NO lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani

tembakau Besuki VO. Akan tetapi resiko yang ditanggung pada usahatani

tembakau Besuki NO juga lebih tinggi daripada usahatani tembakau Besuki Voor

Oogst.

Tabel 6.10.Rata-rata Penerimaan, Biaya, dan Keuntungan per Hektar Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Jember, Tahun 2005

No. VariabelTembakau Besuki

Na Oogst Voor Oogst1 Produksi (kg/ha) 1.389 1.9632 Harga (Rp/kg) 17.998 5.8153 Penerimaan (Rp/ha) 25.008.062 11.417.1934 Biaya (Rp/ha) 13.597.034 7.600.268

5 Keuntungan (Rp/ha) 11.411.028 3.816.925 Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

Dari analisis uji-t pada Tabel 6.11, diketahui keuntungan usahatani

tembakau Besuki Na Oogst lebih besar dibandingkan dengan keuntungan

Page 84: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

usahatani tembakau Besuki Voor Oogst. Didapatkan t-hitung sebesar 4,657, dan

perbedaan rata-rata keuntungan sebesar Rp.7.594.103. Perbedaan ini secara

statistik signifikan pada taraf uji kepercayaan 99%. Rendahnya keuntungan pada

usahatani tembakau Besuki Voor Oogst daripada usahatani tembakau Besuki Na

Oogst disebabkan hasil penerimaan dikurangi biaya yang dikeluarkan lebih kecil

dibandingkan dengan hasil penerimaan dikurangi biaya yang dikeluarkan pada

usahatani tembakau Besuki Na Oogst.

Tabel 6.11.Hasil Uji Beda Keuntungan per Hektar antara Usahatani Tembakau

Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst di Kabupaten Jember, Tahun 2005

Jenis tembakau Besuki

Keuntungan(Rp/ha)

Perbedaan rata-rata (Rp/ha)

Kesalahan standart

perbedaant-hitung

NO 11.411.0287.594.103 1.630.651 4,657***

VO 3.816.925 Keterangan: ***Signifikan pada taraf uji 1% menggunakan pengujian hipotesis dua arah. Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Tahun 2006.

6.7. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Keuntungan Usahatani Tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst

Hasil pendugaan fungsi keuntungan usahatani tembakau Besuki Na Oogst

dan Voor Oogst di Kabupaten Jember disajikan pada Tabel 6.12 dan Tabel 6.13.

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa tingkat keuntungan pada kedua usahatani

tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor: (1) produksi; (2) harga output; dan (3)

biaya produksi usahatani. Untuk mengestimasi pengaruh faktor-faktor tersebut

Page 85: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

terhadap keuntungan usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst

digunakan analisis fungsi keuntungan linier berganda.

(1) Tembakau Besuki Na Oogst

Dari hasil analisis sebagaimana disajikan pada Tabel 6.12 menunjukkan

bahwa secara bersama-sama semua faktor yang masuk dalam model yang diduga

berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan usahatani tembakau Besuki

Na Oogst. Sebagian dari faktor variabel berpengaruh negatif terhadap keuntungan

usahatani tembakau Besuki Na Oogst yaitu faktor biaya. Sementara faktor

variabel produksi dan harga output berpengaruh positif. Berdasarkan hasil analisis

yang disajikan pada Tabel 6.12. dapat dituliskan persamaan fungsi keuntungan

usahatani tembakau Besuki Na Oogst sebagai berikut:

Y = -16071888,175 + 19739,277X1 + 707,041X2 - 0,670X3.

Tabel 6.12.Analisis Regresi Fungsi Keuntungan Tembakau Besuki Na Oogst

di Kabupaten Jember, Tahun 2005

Variabel Parameter Koefisien regresi

Konstanta α -16071888,175Produksi 1 19739,277***Harga Output 2 707,041***Biaya 3 -0,670***SE Estimasi 2456160,67R2 Adjusted 0,969

Page 86: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

R2 0,971F hitung 541,333***n 53

Keterangan: *** Signifikan pada taraf uji 1% menggunakan pengujian hipotesis dua arah. Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2006.

Pada usahatani Tembakau Besuki Na Oogst, di lihat dari koefisien

determinasi (R2) yang sebesar 0,971 menunjukkan bahwa sumbangan semua

faktor yang berpengaruh (variabel independen) dalam menjelaskan variabel

dependen sekitar 97,1%. Berarti hanya sekitar 2,9% yang disebabkan oleh faktor

lain yang tidak masuk ke dalam model, misalnya sistem penjualan tembakau dari

petani ke pedagang. Berdasarkan pengamatan di lapangan sebagian petani

menjual tembakau secara tebasan. Berdasarkan pendugaan fungsi keuntungan,

faktor-faktor yang dimasukkan kedalam model berpengaruh secara signifikan

pada taraf uji kepercayaan 99% terhadap keuntungan usahatani tembakau Besuki

Na Oogst.Hal ini dapat dilihat dari Fhitung (= 541,333) yang lebih besar daripada

Ftabel (3,49;0,01) = 7,19.

Tinggi rendahnya produksi tergantung pada aktivitas usahatani. Dilihat

dari hubungan antara penggunaan biaya dengan produksi, menunjukkan hubungan

positif dengan nilai koefisien korelasi (r= 953), signifikan pada taraf uji 1%.

Artinya, semakin tinggi produksi yang dihasilkan, berarti semakin banyak biaya

yang harus dikeluarkan. Nilai koefisien korelasi variabel produksi terhadap

keuntungan adalah (r= 0,959), signifikan pada taraf uji 1%. Dengan demikian

variabel produksi berpengaruh positif terhadap tingkat keuntungan. Terbukti dari

hasil analisis pendugaan fungsi keuntungan berpengaruh positif dan signifikan

(taraf uji 99%), dan didapatkan t-hitung sebesar 15,692.

Page 87: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Faktor lain yang secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap

keuntungan adalah harga output. Faktor ini sangat erat kaitannya dengan

produksi. Dilihat dari hubungan antara produksi yang dihasilkan dengan harga,

menunjukkan hubungan positif dengan nilai koefisien korelasi (r=0,199). Harga

output sangat menentukan terhadap tinggi rendahya keuntungan usahatani

tembakau Besuki Na Oogst, karena perkalian harga dan produksi merupakan

penerimaan dari hasil penjualan produksi. Nilai koefisien korelasi harga output

terhadap keuntungan adalah (r= 0,383) dan nyata pada taraf uji 1%. Semakin

tinggi harga yang diterima oleh petani semakin tinggi pula keuntungan yang

diterima. Pada Tabel 6.12. menunjukkan nilai koefisien regresi harga output

sebesar 707,041. Berdasarkan nilai tersebut menggambarkan besar pengaruh

faktor harga secara parsial terhadap keuntungan usahatani tembakau Besuki Na

Oogst per hektar di mana setiap ada peningkatan harga sebesar Rp 1/kg akan

meningkatkan keuntungan usahatani sebesar Rp. 707,041/ha dengan asumsi faktor

lain konstan. Berdasarkan kenyataan harga jual hasil pertanian berfluktuasi, oleh

karena itu petani harus selalu mencari harga yang baik, yaitu dengan cara

membawa hasil usahatani ke pasar yang lebih menguntungkan.

Dalam fungsi keuntungan tembakau Besuki Na Oogst, koefisien regresi

biaya berpengaruh negatif terhadap keuntungan dan signifikan (taraf uji 1%). Hal

ini secara teoritis sesuai karena faktor biaya berpengaruh negatif, dengan

pengertian bahwa pengurangan biaya akan meningkatkan keuntungan usahatani.

Akan tetapi jika dilihat dari hubungan antara penggunaan biaya dengan

keuntungan terjadi korelasi positif (r= 0,892) signifikan pada taraf uji 1%. Hal ini

Page 88: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

disebabkan karena biaya merupakan pencerminan terhadap pemakaian teknologi

karena semakin tinggi biaya yang digunakan dalam penggunaan teknologi maka

keuntungan yang diperoleh juga tinggi. Pada Tabel 6.12. menunjukkan nilai

koefisien regresi biaya sebesar -0,670, berarti setiap Rp.1/kg biaya produksi yang

dikeluarkan akan mengurangi keuntungan usahatani tembakau Besuki Na Oogst

sebesar Rp. 0,670/ha dengan asumsi faktor lain konstan.

(2) Tembakau Besuki Voor Oogst

Pada usahatani Tembakau Besuki Voor Oogst di lihat dari koefisien

determinasi (R2) yang sebesar 0,915 menunjukkan bahwa sumbangan semua

faktor yang berpengaruh (variabel independen) dalam menjelaskan (variabel

dependen) sekitar 91,5%. Berarti hanya sekitar 8,5% yang disebabkan oleh faktor

lain. Faktor produksi dan harga output berpengaruh positif, sedangkan biaya

produksi berpengaruh negatif.

Tabel 6.13.Analisis Regresi Fungsi Keuntungan Tembakau Besuki Voor Oogst

di Kabupaten Jember, Tahun 2005

Variabel Parameter Koefisien regresi

Konstanta α -6580462Produksi 1 7382,649***Harga Output 2 956,307***Biaya 3 -1,156***SE Estimasi 1003439,66R2 Adjusted 0,909R2 0,915R Berganda 0,915F hitung 147,249***n 45

Page 89: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Keterangan:.***Signifikan pada taraf uji 1% menggunakan pengujian hipotesis dua arah. Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2006.

Dari hasil analisis sebagaimana disajikan pada Tabel 6.13. menunjukkan

bahwa secara bersama-sama semua faktor yang masuk dalam model (diduga)

berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan usahatani tembakau Besuki

Voor Oogst pada taraf keyakinan 99%. Hal ini terlihat dari nilai Fhitung (=147,249)

yang lebih besar dari Ftabel(3,41;0,01) = 7,31. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel

6.13. dapat dituliskan persamaan fungsi keuntungan usahatani tembakau Besuki

Voor Oogst sebagai berikut:

Y = -6580462 + 7382,649X1 + 956,307X2 - 1,156X3.

Dalam pendugaan fungsi keuntungan usahatani tembakau Voor Oogst,

variabel produksi berpengaruh positif dan signifikan pada taraf uji 1% dengan

nilai koefisien regresi sebesar 7382,649. Ditinjau dari keeratan hubungan antara

produksi dengan tingkat keuntungan yang diperoleh menunjukkan bahwa

hubungannya adalah positif (r= 0,787) dan sangat nyata (taraf uji 1%). Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi produksi maka akan semakin tinggi pula

keuntungan. Jika ditinjau keeratan hubungan antara produksi dengan biaya,

menunjukkan hubungan yang positif (r= 956) dan signifikan (taraf uji 1%). Ini

menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang digunakan, semakin besar

produksi sehingga keuntungan yang didapat juga besar.

Variabel harga ouput berpengaruh positif dan signifikan pada taraf uji 1%

dengan nilai koefisien regresi sebesar 956,307. Berdasarkan nilai tersebut

menggambarkan besar pengaruh variabel harga output secara parsial terhadap

keuntungan usahatani tembakau Besuki Voor Oogst per hektar, di mana setiap

Page 90: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

ada peningkatan harga sebesar Rp.1/kg akan meningkatkan keuntungan usahatani

tembakau Besuki Voor Oogst sebesar Rp. 956,307/ha dengan asumsi variabel lain

konstan. Korelasi antara harga output dengan tingkat keuntungan menunjukkan

hubungan positif (r= 0,257) dan nyata. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi harga maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang diterima petani.

Ditinjau dari keeratan hubungan antara harga dengan produksi (r= 0,040) dan

hubungan antara harga dengan biaya (r= 0,122) menunjukkan hubungan positif

yang nyata .Uraian di atas membuktikan bahwa semakin tinggi produksi dan

biaya usahatani, maka belum tentu harga yang diperoleh petani juga tinggi.

Pada Tabel 6.13. menunjukkan bahwa koefisien regresi untuk variabel biaya

bernilai negatif sebesar -1,156. Berdasarkan nilai tersebut menggambarkan besar

pengaruh variabel biaya secara parsial terhadap keuntungan usahatani tembakau

Besuki Voor Oogst per hektar, dimana setiap ada penggunaan biaya produksi

sebesar Rp.1/kg akan mengurangi keuntungan usahatani tembakau Besuki Voor

Oogst sebesar Rp. 1,156/ha dengan asumsi bahwa variabel lain konstan. Dilihat

dari hubungan antara biaya dengan keuntungan menunjukkan korelasi positif (r=

0,632) dan signifikan (taraf uji 1%). Hal ini sama dengan hubungan antara biaya

dengan produksi yang juga menunjukkan korelasi positif (r= 0,956) dan signifikan

(taraf uji 1%). Apabila produktivitas yang dihasilkan tinggi dengan diimbangi

harga jual yang tinggi maka biaya yang dikeluarkan semakin besar terutama biaya

tenaga kerja yang digunakan sehingga akan berpengaruh terhadap keuntungan

yang diperoleh petani tembakau Besuki Voor Oogst.

Page 91: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis komparatif

usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst di Kabupaten Jember,

maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Ada perbedaan yang signifikan dalam produktivitas lahan antara usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst. Produktivitas usahatani

tembakau Besuki Voor Oogst lebih tinggi daripada produktivtas tembakau

Besuki Na Oogst.

2. Ada perbedaan yang signifikan dalam efisiensi biaya antara usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst. Efisiensi biaya usahatani

tembakau Besuki Na Oogst lebih tinggi daripada efisiensi biaya usahatani

tembakau Besuki Voor Oogst.

3. Ada perbedaan yang signifikan dalam keuntungan antara usahatani tembakau

Besuki Na Oogst dan Voor Oogst. Keuntungan usahatani tembakau Besuki Na

Page 92: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Oogst lebih besar daripada keuntungan usahatani tembakau Besuki Voor

Oogst.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan

Voor Oogst adalah produksi dan harga output berpengaruh positif, sedangkan

biaya berpengaruh negatif

7.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan permasalahan yang ada, maka dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Petani hendaknya dapat meningkatkan dan mengembangkan usahataninya

dengan cara menggunakan biaya produksi seefisien mungkin agar dapat

memperoleh keuntungan yang maksimum.

2. Perlunya campur tangan pemerintah secara lebih intensif untuk meningkatkan

produksi tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst dengan cara

mengembangkan fungsi-fungsi pelayanan, seperti perkreditan, pengadaan dan

penyaluran sarana produksi, penyuluhan dan pelatihan tentang

pertembakauan, serta pemasaran hasil.

3. Dalam memasarkan hasil usahatani tembakau, petani hendaknya

mempertimbangkan penjualan dalam bentuk basah atau olahan, dan mencari

pasar yang baik agar memperoleh harga yang tinggi, dengan harapan

didapatkan keuntungan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara-cara

penjualan secara diborongkan atau ditebaskan kepada para pengijon.

Page 93: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

4. Apabila petani mempunyai kesempatan yang sama dalam hal kondisi alam,

permodalan dan pemasaran, maka sebaiknya mengusahakan usahatani

tembakau Besuki Na Oogst karena lebih efisien dan menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Boediono (1982), Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.

Cahyono, B. (1998), Budidaya dan Analisis Usahatani: Tembakau, Kanisius, Yogyakarta.

Dinas Perkebunan Kabupaten Jember (2005), Perkebunan Dalam Angka, Dinas Perkebunan Kabupaten Jember, Jember.

Haryanto, I. (1993), Studi Keunggulan Komparatif Antar Komoditi Perkebunan di Jawa Timur, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian Universitas Jember, Jember.

Heidar, A. (1995), Pengantar Ekonomi Mikro, Fakultas Ekonomi Universitas Jember, Jember.

Hernanto, F. (1979), Ilmu Usahatani, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, IPB, Bogor.

Herwanto, W. (2005), Studi Komparatif Teknologi Irigasi Pompa Dan Non Pompa Dalam Usahatani Lahan Kering (skripsi), Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember, Jember.

Iskandar, R. (1993), Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Budidaya Tembakau Kasturi, Pusat Penelitian Universitas Jember, Jember.

Mubyarto (1986), Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta.

MPR RI (1993), Garis-Garis Besar Haluan Negara, Jakarta.

Page 94: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Nazir, M, (1983), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rahardja dan Manurung (2000), Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Santoso, K. (1991), Tembakau Dalam Analisis Ekonomi, Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember.

Setiawan, A.I dan Trisnawati Yani (1992), Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Tembakau , Penebar Swadaya, Jakarta.

Soeharjo dan Patong (1973), Sendi-sendi Pokok Ilmu Ekonomi, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jember.

Soekartawi (1989), Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Rajawali, Jakarta.

_______(1994). Teori Ekonomi Produksi: Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Rajawali Press, Jakarta.

Squire, L. (1982), Kebijaksanaan Kesempatan Kerja di Negara-negara Sedang Berkembang, Penerbit UI, Jakarta.

Sutiarso, E. (1989), Analisis Usahatani Kopi Rakyat, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember, Jember.

Tohir, Kaslan. A. (1991), Usahatani Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.

Wibowo, R. (2001), Ekonomi Mikro, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jember, Jember.

Page 95: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

RINGKASAN

Pembangunan di bidang perkebunan, ditujukan pada peningkatan ekspor

dan memenuhi kebutuhan dalam negeri terutama keperluan industri. Untuk

menunjang pembangunan pertanian tersebut perlu dilakukan usaha penelitian dan

pengembangan, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

petani dalam mengelola dan mengembangkan usahatani dengan cara memberikan

perhatian khusus yang mengacu pada usaha perlindungan dan pengembangan

usahatani rakyat. Salah satu usahatani yang merupakan tanaman perdagangan

adalah tanaman tembakau .

Petani dengan segala keterbatasannya senantiasa dihadapkan pada

ketidakpastian terhadap besarnya pendapatan yang diperoleh. Bagi para petani,

khususnya petani subsisten, faktor ketidakpastian ini merupakan hal yang sangat

berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Pengelolaan usahatani pada

hakekatnya merupakan langkah dalam pengambilan keputusan dari sekian

alternatif yang tersedia. Pada umumnya petani di Indonesia belum mampu

mengambil keputusan yang ekonomis menguntungkan. Hal ini mengingat

pengelolaan usahatani bukan hanya mencakup cara menghasilkan produk yang

Page 96: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

maksimum, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mempertinggi

keuntungan dari suatu cabang usaha.

Tembakau merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Tidak dapat

dipungkiri bahwa tembakau telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi

pendapatan negara. Dari segi lain yaitu menciptakan lapangan kerja, tembakau

telah mampu menyerap ratusan ribu tenaga kerja, baik dalam kegiatan produksi,

pengolahan, perdagangan, industri, maupun pengangkutan. Prospek dan peranan

pertembakauan dalam perekonomian nasional sampai saat ini masih cukup

penting, baik dari aspek sumber devisa negara, ekspor non migas, penyediaan

lapangan kerja, sumber pendapatan petani, negara maupun sektor jasa lainnya.

Pada wilayah karesidenan Besuki, khususnya wilayah Jember, terdapat dua jenis

tembakau yaitu (a) tembakau Na Oogst disebut juga tembakau Besuki Na Oogst

adalah jenis tembakau cerutu yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen

pada musim penghujan. Dan (b) tembakau Besuki Voor Oogst ditanam pada

musim penghujan dan dipanen awal musim kemarau.

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: (1) apakah ada perbedaan produktivitas antara usahatani

tembakau Besuki Na Oogst denganVoor Oogst, (2) apakah ada perbedaan

efisiensi biaya produksi antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor

Oogst, (3) apakah ada perbedaan keuntungan antara usahatani tembakau Besuki

Na Oogst dengan Voor Oogst, (4) faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi

keuntungan antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst.

Page 97: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah: (1) mengetahui perbedaan produktivitas antara usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst, (2) mengetahui perbedaan

efisiensi biaya produksi antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor

Oogst, (3) mengetahui perbedaan keuntungan antara usahatani tembakau Besuki

Na Oogst dengan Voor Oogst, (4) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

keuntungan usahatani tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst.

 Kegunaan dari penelitian ini adalah: (1) sebagai bahan infomasi bagi

petani dalam peningkatan dan pengembangan usahatani tembakau, (2) sebagai

sumbangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu sosial ekonomi pertanian yang

berkaitan dengan usahatani tembakau, (3) sebagai dasar pengambilan keputusan

dalam penentuan kebijakan perencanaan usahatani tembakau.

Produksi merupakan suatu proses pendayagunaan faktor-faktor produksi

untuk menghasilkan suatu produk. Produksi dalam bidang pertanian yang

diusahakan oleh masing-masing petani akan bervariasi, baik secara kualitas

maupun kuantitas. Hal ini dapat dimengerti karena tinggi rendahnya produk yang

dihasilkan petani tergantung dari jumlah dan kualitas faktor produksi yang

dikorbankan. Teori produksi mempelajari tentang perilaku produsen dalam

menentukan berapa output yang akan dihasilkan dan ditawarkan pada berbagai

tingkat harga sehingga keuntungan maksimum dapat dicapai. Ada dua keputusan

yang harus diambil oleh produsen dalam usaha mencapai keuntungan maksimum

yaitu berapa output yang harus dihasilkan serta berapa dan dalam kondisi yang

bagaimana faktor-faktor produksi itu digunakan.

Page 98: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang

dan diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam satu periode produksi.

Biaya dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya

variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar

kecilnya volume produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang.

Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan

langsung dengan besarnya produksi, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk

bibit, biaya persiapan, dan pengolahan tanah. Produktivitas adalah perbandingan

antara apa yang dihasilkan (output) dengan apa yang dimasukkan (input). Input

merupakan semua yang dimasukkan kedalam proses produksi, seperti tanah yang

dipergunakan, tenaga kerja, benih, pupuk, insektisida, dan alat-alat pertanian

lainnya. Sedangkan output merupakan hasil tanaman yang dihasilkan dalam

proses produksi.

Prinsip optimalisasi penggunaan faktor-faktor produksi adalah bagaimana

cara menggunakan faktor-faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Pengertian

efisiensi dalam ilmu ekonomi digolongkan menjadi tiga, yaitu efisiensi teknis,

efisiensi harga (alokatif), dan efisiensi ekonomis. Penggunaan faktor produksi

dikatakan efisien secara teknis bila faktor produksi yang dipakai dapat

menghasilkan produksi yang maksimum. Produsen mendapatkan keuntungan

besar dari kegiatan usahanya, misalnya karena pengaruh harga maka produsen

tersebut dapat dikatakan mengalokasikan faktor produksinya secara efisiensi

harga. Efisiensi harga (alokatif) tercapai bila nilai dari produk marginal sama

Page 99: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

dengan harga faktor produksi yang bersangkutan. Efisiensi ekonomis terjadi bila

usaha yang dilakukan mencapai efisiensi teknis sekaligus efisiensi biaya.

Keuntungan adalah selisih dari total penerimaan dengan biaya yang

dikeluarkan. Keuntungan yang tinggi selalu diharapkan dalam usahatani.

Usahatani dikatakan mempunyai keuntungan apabila pada suatu keadaan yang

lebih diperoleh pendapatan yang maksimal. Untuk meningkatkan pendapatan

maka petani harus dapat meningkatkan produksi dan menekan biaya variabel.

Oleh karena itu hendaknya mereka dapat memanfaatkan sarana produksi seperti

bibit, pupuk, dan obat-obatan serta tenaga kerja secara efektif dan efisien. Untuk

menentukan usahatani, petani bertindak sebagai pengusaha yang sudah tentu akan

memperhitungkan biaya usahatani demi mendapat keuntungan.

Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran tersebut diatas maka

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) ada perbedaan produktivitas

antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst, (2) ada

perbedaan efisiensi biaya produksi antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst

dengan tembakau Voor Oogst, (3) ada perbedaan keuntungan antara usahatani

tembakau Besuki Na Oogst dengan Voor Oogst, (4) faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi keuntungan usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst

adalah produksi, harga output, dan biaya.

Penelitian ini merupakan studi kasus di Kabupaten Jember, pada musim

tanam 2005. Pengambilan sampel petani menggunakan metode “Purposive” atau

sengaja, dengan petani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst sebagai unit

analisis. Adapun jumlah sampel petani yang diambil sebanyak 53 sampel untuk

Page 100: ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI …digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/34/umj-1x... · Web viewUsahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan

petani tembakau Besuki Na Oogst dan 45 sampel untuk petani tembakau Besuki

Voor Oogst. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan

kuesioner dengan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya,

pencatatan dari instansi terkait, dan observasi ke masyarakat. Data yang

terkumpul dianalisis dengan pengujian hipotesis menggunakan uji-t, analisis

regresi dan fungsi keuntungan linier.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan yang

signifikan dalam produktivitas lahan antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst

dengan Voor Oogst, produktivitas usahatani tembakau Besuki Voor Oogst lebih

tinggi daripada usahatani tembakau Besuki Na Oogst, (2) ada perbedaan yang

signifikan dalam efisiensi biaya antara usahatani tembakau Besuki Na Oogst

dengan Voor Oogst, efisiensi biaya usahatani tembakau Besuki Na Oogst lebih

tinggi daripada efisiensi biaya usahatani tembakau Besuki Voor Oogst, (3) ada

perbedaan yang signifikan dalam keuntungan usahatani tembakau Besuki Na

Oogst dan Voor Oogst, keuntungan usahatani tembakau Besuki Na Oogst lebih

tinggi daripada keuntungan usahatani tembakau Besuki Voor Oogst, (4) faktor-

faktor yang mempengaruhi usahatani tembakau Besuki Na Oogst dan Voor Oogst

adalah produksi dan harga output berpengaruh positif, sedangkan biaya

berpengaruh negatif.