analisis faktor-faktor yang mempengaruhi neraca …eprints.ums.ac.id/76250/14/naskah istanti...

15
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA (Studi Empiris Tahun 1992-2017) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : ISTANTI OKTAFIANI B300 140 057 PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 12-Jul-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA

PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA

(Studi Empiris Tahun 1992-2017)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

ISTANTI OKTAFIANI

B300 140 057

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA

PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA

(Studi Empiris Tahun 1992-2017)

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

APRILIA NUGRAHINI RETNANINGTYAS

B 300 1500 11

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing

Ir. Maulidyah Indira H,M.Si

NIK.

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA

PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA

(Studi Empiris Tahun 1992-2017)

OLEH

APRILIA NUGRAHINI RETNANINGTYAS

B 300 1500 11

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Ir. Maulidyah Indira H,M.Si. (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dosen Penguji, S. Pd. M.Hum. (…………….)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Dosen Penguji, M. Ed. (………….....)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Drs. Dr. Syamsudin, M.M.

NIK.

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. .

Surakarta, 14 Agustus 2019

Penulis

APRILIA NUGRAHINI RETNANINGTYAS

B 300 1500 11

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA

PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA

(Studi Empiris Tahun 1992-2017)

Abstrak

Beberapa diantara faktor penyebab dari fluktuasi neraca pembayaran ialah

perubahan nilai tukar (kurs), produk domestik bruto, Jumlah Uang Beredar (JUB)

dan Inflasi. Untuk itu, penulis merumuskan bagaimana pengaruh variabel nilai

tukar (kurs), produk domestik bruto, Jumlah Uang Beredar (JUB) dan Inflasi

terhadap neraca pembayaran (Balance of Payment) Indonesia. Manfaat dari

penelitian ini ialah sebagai masukan bagi pemerintah dalam pengambilan

kebijakan yang berhubungan dengan neraca pembayaran Indonesia. Penelitian ini

menggunakan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi data time series dengan model analisis regresi Linier berganda (OLS

Ordinary Least Square). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Dalam hal ini buku-buku statistik yang diterbitkan oleh diperoleh

lembaga atau instansi yaitu Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS),

yang merupakan sumber yang relevan dengan penelitian ini. di mana data yang

dikumpulkan dihitung berdasarkan data dua puluh lima tahun terakhir dari tahun

1992-2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel nilai tukar (kurs) dan

produk domestik bruto (PDB) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap neraca

pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017. Sementara variabel jumlah uang

beredar (JUB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca pembayaran

Indonesia pada tahun 1992-2017. Sedangkan variabel inflasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017.

Kata Kunci: NPI, BOP, KURS, PDB, JUB, Inflasi

Abstract

Some of the causes of balance of payments fluctuations are changes in exchange

rates (kurs), gross domestic product, Amount of Money Supply (JUB) and

Inflation. To that end, the authors formulate how the influence of the exchange

rate variable (kurs), gross domestic product, the amount of money circulated

(JUB) and inflation on the balance of payments of Indonesia. The benefits of this

research are as input for the government in making policies related to Indonesia's

balance of payments. This study uses the analysis tool used in this study is time

series data regression analysis with a model of multiple linear regression analysis

(OLS Ordinary Least Square). The data used in this research is secondary data. In

this case statistical books are published by institutions or agencies, namely Bank

Indonesia (BI) and the Central Statistics Agency (BPS), which are sources that are

relevant to this research. where the data collected is calculated based on data from

the last twenty-five years from 1992-2017. The results of the analysis show that

the variable exchange rate (kurs) and gross domestic product (GDP) have a

negative and significant effect on Indonesia's balance of payments in 1992-2017.

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

2

While the variable money supply (JUB) has a positive and significant effect on

Indonesia's balance of payments in 1992-2017. While the inflation variable did

not significantly influence Indonesia's balance of payments in 1992-2017.

Keywords: NPI, BOP, KURS, PDB, JUB, Inflation.

1. PENDAHULUAN

Pekembangan perekonomian suatu negara saat ini tidak dapat terlepas dari kondisi

perekonomian global. Hubungan ekonomi antar negara menjadi faktor penting

yang berpengaruh tehadap perkembangan ekonomi masing-masing negara. Pada

saat ini tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi antar atau negara

yang terisolasi tanpa adanya hubungan ekonomi dengan negara lain (Sa’idy,

2013). Kondisi ini menyebabkan daya saing sebagai salah satu faktor yang

menentukan dalam kompetisi antar negara agar memperoleh manfaat dari semakin

terbukanya perekonomian dunia.

Pada saat perekonomian dunia mengalami kelesuan maka perdagangan

antarnegara mengalami kelesuan juga, tidak terkecuali Indonesia. Hubungan ini

membawa pengaruh yang baik dan pengaruh yang buruk. Hubungan internasional

menyangkut transaksi barang, jasa, moneter, dan lain sebagainya akan membawa

pengaruh terhadap kondisi dalam negeri. Transaksi-transaksi internasional negara-

negara di dunia dicatat dalam neraca pembayaran internasional (Balance of

Payments). Neraca pembayaran (Balance Of Payment) adalah catatan yang

tersusun secara sistematis mengenai seluruh transaksi ekonomi internasional yang

dilakukan oleh penduduk negara yang satu dengan penduduk negara yang lain

dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun (Nopirin, 2010).

2. METODE

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data deret waktu (time

series), Variabel dependen dalam penelitian ini adalah neraca pembayaran (BOP),

sedangkan dan tingkat kurs rupiah Rp/Usdollar (KURS), Produk Domestik Bruto

(PDB), merupakan variabel-variabel independennya. Penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif dengan studi yang diterapkan adalah metode analisis statistik

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

3

deskriptif dan korelasi, yaitu menghitung besar dan arah antara variabel melalui

data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari beberapa sumber dengan cara mengambil data-data statistik yang

telah ada serta dokumen-dokumen lain yang terkait dan yang diperlukan. Dalam

hal ini buku-buku statistik yang diterbitkan oleh diperoleh lembaga atau instansi

yaitu Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), yang merupakan

sumber yang relevan dengan penelitian ini.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series, sehingga seperti

yang terangkum dalam Tabel, uji asumsi klasiknya akan meliputi uji

multikolinieritas, uji normalitas residual, uji otokorelasi, uji heteroskedastisitas,

dan uji spesifikasi atau linieritas model.

3.1.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas yang dipakai adalah uji VIF, Pada uji VIF multikolinieritas

terjadi apabila nilai VIF untuk variabel independen ada yang bernilai > 10. Hasil

uji VIF terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Uji VIF

Variabel VIF Kriteria Kesimpulan

logKURS 23,36012 > 10 Menyebabkan multikolineritas

LogPDB 37,22088 > 10 Menyebabkan multikolinieritas

logJUB 97,74308 > 10 Menyebabkan multikolinieritas

INF 1,157038 < 10 Tidak menyebabkan multikolinieritas

Sumber: Lampiran 2

3.1.2 Uji Normalitas Residual

Normalitas residual akan diuji memakai uji Jarque Bera (JB). H0 uji JB adalah

distribusi residual normal; dan HA-nya distribusi residual tidak normal. H0diterima

jika nilai p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik statistik JB>α;

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

4

H0ditolak jika nilai p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik statistik

JBα.

Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik

JB adalah sebesar 0,398 (> 0,10); jadi H0 diterima, distribusi residual normal.

3.1.3 Uji Otokorelasi

Otokorelasi akan diuji dengan uji Breusch Godfrey (BG). H0 dari uji BG adalah

tidak terdapat otokorelasi dalam model; HA-nya terdapat otokorelasi dalam model.

H0diterima apabila nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik

2uji BG > α; H0 ditolak apabila nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi

empirik statistik 2uji BG α.

Dari Tabel 4.1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik

2uji BG sebesar 0,2074 (>0,10); jadi H0 diterima kesimpulan terdapat otokorelasi

dalam model.

3.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji White akan dipakai untuk menguji heteroskedastisitas. H0 uji White adalah

tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam model; dan HA-nya terdapat masalah

heteroskedastisitas dalam model. H0diterima apabila nilai p (p value), probabilitas

atau signifikansi empirik statistik 2uji White> α; H0 ditolak apabila nilai p (p

value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik 2uji White α.

Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik 2uji

White adalah sebesar 0,5528 (>0,10); jadi H0 diterima, kesimpulan tidak terdapat

heteroskedastisitas dalam model.

3.1.5 Uji Spesifikasi Model

Ketepatan spesifikasi model dalam penelitian ini akan diuji memakai uji Ramsey

Reset. Uji Ramsey Reset memiliki H0 spesifikasi modelnya tepat atau linier;

sementara HA-nya spesifikasi modelnya tidak tepat atau tidak linier. H0diterima

apabila nilai p (p value), probabilitas atau signifikansi empirik statistik Fuji

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

5

Ramsey Reset> α; H0 ditolak apabila nilai p (p value), probabilitas atau

signifikansi empirik statistik Fuji Ramsey Reset α.

Dilihat Tabel 1 Nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik Fuji

Ramsey Reset terlihat memiliki nilai sebesar 0,9681 (>0,10); jadi H0

diterima.Kesimpulan spesifikasi model yang dipakai dalam penelitian tepat atau

linier.

3.1.6 Uji Kebaikan Model

a. Eksistensi Model

Model eksis apabila seluruh variabel independen secara simultan memiliki

pengaruh terhadapvariabel dependen (koefisien regresi tidak secara simultan

bernilai nol). Uji eksistensi model adalah uji F.Dalam penelitian ini, formulasi

hipotesis uji eksistensi modelnya adalah 0 1 2 3 4: 0H , koefisien

regresi secara simultan bernilai nol atau model tidak eksis;

1 2 3 4: 0 | 0 | 0 | 0AH , koefisien regresi tidak secara simultan bernilai

nol atau model eksis. H0 akan diterima jika nilai p (p value), probabilitas, atau

signifikasi empirik statistik F> α.; H0 akan ditolak jika nilai p (p value),

probabilitas, atau signifikasi empirik statistik F α..

Dari Tabel 1, terlihat nilai p, probabilitas, atau signifikansi empirik stastistik

Fpada estimasi model memiliki nilai 0,0288, yang berarti < 0,05; jadi H0 ditolak,

kesimpulan model yang dipakai dalam penelitian eksis.

b. Interpretasi Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukan daya ramal dari model terestimasi. Dari

Tabel 2 terlihat nilai R2

sebesar 0,3889, artinya 38,89% variasi variabel neraca

pembayaran (NP) dapat dijelaskan oleh variabel nilai tukar (KURS), variabel

produk domestik bruto (PDB), variabel jumlah uang beredar (JUB), dan variabel

inflasi (INF). Sisanya 61,11 % dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-

faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

6

3.1.7 Uji Validitas Pengaruh

Uji validitas pengaruh menguji signifikansi pengaruh dari variabel independen

secara sendiri-sendiri. Uji validitas pengaruh adalah uji t.H0 uji t adalah i = 0,

variabel independen ke i tidak memiliki pengaruh signifikan; dan HA-nya i ≠ 0,

variabel independen ke i memiliki pengaruh signifikan.H0 akan diterima jika nilai

p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik statistik t > α; H0 akan ditolak

jika nilai p (p value), probabilitas, atau signifikasi empirik statistik t α.

Hasil uji validitas pengaruh untuk semua variabel independen terangkum pada

Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen

Variabel Sig. T Kriteria Kesimpulan

LogKURS 0,0078 ≤ 0,05 Signifikan ada α = 0,01

LogPDB 0,0170 ≤0,01 Signifikan ada α = 0,05

LogJUB 0,0060 ≥0,05 Signifikan ada α = 0,01

INF 0,2586 ≥0,10 Tidak Signifikan

Sumber: Lampiran .

3.1.8 Interpretasi Pengaruh Variabel independen

Dari uji validitas pengaruh di muka terlihat bahwa variabel independen yang

memiliki pengaruh signifikan Neraca Pembayaran (NP) di Indonesia adalah nilai

tukar (KURS), produk domestik bruto (PDB), dan jumlah uang beredar (JUB).

Dan Inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan.

Variabel nilai tukar memiliki koefisien regresi sebesar -31567,25. Pola

hubungan antara variabel independen nilai tukar dengan neraca pembayaran

adalah linier-logaritma, sehingga apabila nilai tukar naik sebesar 1 persen maka

neraca pembayaran akan turun sebesar 31567,25 (dibagi 100) = 315,6725 juta

US$, dan sebaliknya apabila nilai tukar turun sebesar 1 persen maka neraca

pembayaran akan naik sebesar 315,6725 juta US$.

Variabel produk domestik bruto memiliki koefisien regresi sebesar -

65073,37. Pola hubungan kedua variabel ini adalah variabel linier-logaritma,

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

7

artinya jika produk domestik bruto naik 1 persen maka neraca pembayaran akan

turun sebesar 65073,37 (dibagi 100) = 650,7337 juta US$, dan sebaliknya jika

produk domestik bruto turun 1 persen maka neraca pembayaran akan naik sebesar

650,7337 juta US$.

Variabel jumlah uang beredar memiliki koefisien sebesar 36988,39. Variabel

jumlah uang beredar memiliki pola hubungan linier-logaritma dengan variabel

neraca pembayaran, jadi bila jumlah uang beredar naik sebesar 1 persen maka

neraca pembayaran akan naik juga sebesar 36988,39 (dibagi 100) = 369,8839 juta

US$, dan sebaliknya bila jumlah uang beredar turun sebesar 1 persen maka neraca

pembayaran akan turun juga sebesar 369,8839 juta US$.

3.2 Pembahasan

Dalam penelitian dimuka, dapat disimpulkan bahwa variabel Nilai Tukar (KURS),

Produk Domestik Bruto (PDB), dan Jumlah Uang Beredar (JUB) memiliki

pengaruh signifikan terhadap Neraca Pembayaran (NP) di Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis regresi dijelaskan bahwa variabel kurs atau nilai

tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia.

Hal ini terlihat uji-t diperoleh hasil nilai sig. t = 0,0078 < 0,01. Hal ini sejalan

dengan Romadhoni dan Cahyono (2016) telah melakukan penelitian mengenai

neraca pembayaran dan pengaruh nilai tukar terhadapnya di Indonesia. Hasil yang

didapatkan bahwa apresiasi atau meningkatnya nilai mata uang rupiah terhadap

dolar akan mengakibatkan konsumsi masyarakat naik, hal ini dikarenakan nilai

barang dari luar negeri terkesan menurun harganya meskipun nilai riil nya tetap.

Sehingga permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari luar negeri

meningkat. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ukhrowiyah (2014) yang menyatakan bahwa apabila nilai tukar rupiah mengalami

depresiasi, dan mata uang asing terapresiasi, maka akan menyebabkan harga

barang maupun jasa diluar negeri akan naik, sehingga cenderung dapat

menurunkan impor dengan begitu neraca transaksi berjalan akan mengalami

surplus hasil estimasi data time series menunjukan bahwa Nilai Tukar, Produk

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

8

Domestik Bruto, dan Jumlah Uang Beredar memiliki pengaruh signifikan

terhadap Neraca Pembayaran (NP) di Indonesia tahun 1992-2017.

Pada variabel Produk Domestik Bruto, berdasarkan hasil analisis regresi

dijelaskan bahwa variabel tersebut berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

neraca pembayaran Indonesia. Hal ini terlihat uji-t diperoleh hasil nilai sig. t =

0,0170 < 0,05. Hal ini sejalan dengan Julian (2016), penggunaan variabel Produk

Domestik Bruto berpengaruh negatif dan signifikan terhadap saldo Neraca

Pembayaran Indonesia melalui pendekatan Keynesian. Kenaikan pendapatan

masyarakat di suatu negara dapat mempengaruhi kegiatan impor suatu negara

sehingga menyebabkan saldo Neraca Pembayaran Indonesia mengalami defisit.

Berdasarkan hasil analisis regresi dijelaskan bahwa variabel Jumlah Uang

Beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca pembayaran

Indonesia. Hal ini terlihat uji-t diperoleh hasil nilai sig. t = 0.0060 < 0,01. Kondisi

ini sejalan dengan Maipta (2012), jika bank sentral bermaksud menambah jumlah

uang beredar maka bank sentral akan membeli surat-surat berharga untuk

meningkatkan kemampuan bank-bank memberikan pinjaman sehingga jumlah

uang beredar meningkat, kemudian bila bank sentral menaikkan penjualan surat

berharga sebagai instrumen OPT, menyebabkan neraca perdagangan menjadi

meningkat atau surplus.

Berdasarkan hasil analisis regresi dijelaskan bahwa variabel inflasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia. Hal ini terlihat uji-

t diperoleh hasil nilai sig. t 0,2586. Hal ini sejalan dengan Silviana (2016), Inflasi

yang rendah terjadi karena ada kemungkinan selama periode data yang digunakan

tidak terlalu mempengaruhi perubahan investasi sehingga angka neraca

pembayaran pun tidak mampu menangkap goncangan tersebut. Selain itu, bisa

juga yang terjadi adalah penerapan kebijakan baik fiskal maupun moneter dalam

mengatasi inflasi tidak mampu meredakan kondisi investasi asing menjadi

kondusif kembali sehingga minat investor asing rendah. Atau dapat terjadi pula

apabila situasi politik yang disebabkan oleh inflasi yang terjadi belum mampu

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

9

meyakinkan para investor asing untuk berinvestasi, sehingga necara pembayaran

arus modal pun tidak terpengaruh inflasi yang terjadi.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut: Model yang dipakai dalam penelitian ini

lolos uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas, uji normalitas, uji

korelasi, uji heterokedastisitas, dan uji spesifikasi model. Uji eksistensi model

juga memperlihatkan model tersebut eksis dengan daya ramal cukup baik ( =

0,3889). Faktor nilai tukar (kurs) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

neraca pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017. Dari hasil regresi terlihat

bahwa jika nilai tukar rupiah mengalami apresiasi atau meningkatnya nilai mata

uang rupiah terhadap dolar akan mengakibatkan konsumsi masyarakat naik, hal

ini dikarenakan nilai barang dari luar negeri terkesan menurun harganya meskipun

nilai riil nya tetap. Sehingga permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dari

luar negeri meningkat. Selanjutnya jika nilai tukar rupiah mengalami depresiasi,

dan mata uang asing terapresiasi, maka akan menyebabkan harga barang maupun

jasa diluar negeri akan naik, sehingga cenderung dapat menurunkan impor. Faktor

produk domestik bruto (PDB) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap neraca

pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017. Dari hasil regresi terlihat bahwa

PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap saldo Neraca Pembayaran

Indonesia melalui pendekatan Keynesian. Kenaikan pendapatan masyarakat di

suatu negara dapat mempengaruhi kegiatan impor suatu negara sehingga

menyebabkan saldo Neraca Pembayaran Indonesia mengalami defisit. Faktor

jumlah uang beredar (JUB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca

pembayaran Indonesia pada tahun 1992-2017. Dari hasil regresi terlihat bahwa

jika bank sentral bermaksud menambah jumlah uang beredar maka bank sentral

akan membeli surat-surat berharga untuk meningkatkan kemampuan bank-bank

memberikan pinjaman sehingga jumlah uang beredar meningkat, kemudian bila

bank sentral menaikkan penjualan surat berharga sebagai instrumen OPT,

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

10

menyebabkan neraca perdagangan menjadi meningkat atau surplus. Faktor inflasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia pada tahun

1992-2017. Ada kemungkinan dikarenakan inflasi yang rendah terjadi selama

periode data yang digunakan tidak terlalu mempengaruhi perubahan investasi

sehingga angka neraca pembayaran pun tidak mampu menangkap goncangan

tersebut. Selain itu, bisa juga yang terjadi adalah penerapan kebijakan baik fiskal

maupun moneter dalam mengatasi inflasi tidak mampu meredakan kondisi

investasi asing menjadi kondusif kembali sehingga minat investor asing rendah.

Atau dapat terjadi pula apabila situasi politik yang disebabkan oleh inflasi yang

terjadi belum mampu meyakinkan para investor asing untuk berinvestasi,

sehingga necara pembayaran arus modal pun tidak terpengaruh inflasi yang

terjadi.

4.2 Saran

Pemerintah diharapkan lebih menjaga nilai mata uang rupiah terhadap mata uang

asing agar menciptakan iklim perekonomian yang stabil tanpa menimbulkan

gejolak ketidakpastian akibat fluktuasi nilai mata uang. Prediksi nilai kurs, PDB,

JUB, inflasi dan neraca pembayaran Indonesia dapat dijadikan pertimbangan oleh

pembuat kebijakan dalam menentukan kebijakan fiskal, kebijakan moneter untuk

menjaga nilai ketiga variabel tersebut tetap stabil. Selain itu dapat memberikan

gambaran strategi ekonomi atau bisnis yang perlu direncanakan oleh masyarakat.

Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen dan satu variabel

dependen, peneliti berharap untuk peneliti selanjutnya dapat menambah dan

mengembangkan jumlah variabel yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan

model penelitian model regresi berganda, peneliti berharap untuk peneliti

selanjutnya dapat menggunakan dan mengembangkan model lain dalam penelitian

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, Amanda C, Yusbar Yusuf dan Anthony Mayes, 2017, Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Neraca Pembayaran Indonesia, JOM Fekon, Vo. 4 No. 1,

Februari, p 317.

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA …eprints.ums.ac.id/76250/14/NASKAH ISTANTI r.pdf · -nya terdapat otokorelasi dalam model. H 0 diterima apabila nilai p (p value),

11

Ansofino, dkk, 2016, Buku Ajar Ekonometrika, Yogyakarta: Deepublish.

Arif, Dodi, 2014, Pengarauh Produk Domestik Bruto, Jumlah Uang Beredar,

Inflasi dan BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia

Periode 2007-2013, Jurnal Ekonomi Bisnis, Volume 19, No. 3, Desember.

p 65. https://media.neliti.com/media/publications/6014-ID-pengaruh-

produk-domestik-bruto-jumlah-uang-beredar-inflasi-dan-bi-rate-

terhadap.pdf

Aristovnik, 2006, The Determinants and Exessiveness of Current AccountDeficits

in Eastern Europe and Former Soviet Union, William Davidson Institute

Working Paper No. 827, University of Michigan.

Astuti, Ismadiyanti P Shanty Oktavilia, Agus Rubianto Rahman , 2015 tentang

Peranan Neraca Pembayaran Internasional Dalam Perekonomian

Indonesia.Jejak Vol 8. No. 2, pp 178-188.

Burhani, Halim, 2014, Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Moneter dalam

Upaya Menjaa Stabilitas Harga (Inflas) dan Mengatasi Pengangguran di

Indonesia.

Dornbusch, Rudiger & Fischer. 2012, Macroeconomics (9th ed), New York: Mc

Graw Hill Companies.

Eris, Irvany, Tri Sukirno Putro dan Sri Endang Kornita, 2017, Pengaruh Tingkat

Suku Bunga BI Rate, Jumlah Uang Beredar dan Neraca Pembayaran

Terhadap Nilai Tukar Rupiah Tahun 2006-215, JOM Fekon Vol.4 No.

1(Februari).

Fabozzi, Frank J. 1995. Investment Management. Prentice Hall Inc.- New Jersey.

Fahmi, Irham, 2014, Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta.

Gujarati, Damdar N, 2006, Ekonometrika Dasar, Jakarta: Penerbit Erlangga.