ptk bu istanti

27
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sistem Tata Surya Dan Posisi Penyusun Tata Surya Melalui Metode Eksperimen Di SD Negeri Cimanggu 01 DISUSUN OLEH : ISTANTI,S.Pd.SD NIP. 19640606 198405 2 003 0

Upload: tasmad17

Post on 12-Aug-2015

2.856 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk Bu Istanti

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )

Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI

Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sistem Tata Surya Dan Posisi Penyusun Tata Surya Melalui Metode Eksperimen

Di SD Negeri Cimanggu 01

DISUSUN OLEH :

ISTANTI,S.Pd.SDNIP. 19640606 198405 2 003

SD NEGERI CIMANGGU 01UPT DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

KECAMATAN CIMANGGUKABUPATEN CILACAP

2011

0

Page 2: Ptk Bu Istanti

1

Page 3: Ptk Bu Istanti

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan tugasnya, guru mempunyai peran yang sangat

penting yaitu sebagai pemelihara, penerus, penerjemah dan penyelenggara. Di

samping itu, seorang guru juga harus menguasai materi pembelajaran atau

mampu menyajikan secara tepat sehingga materi pelajaran dapat dipahami

oleh siswa dan hasil belajarnya sesuai dengan yang diharapkan.

Ternyata yang terjadi di kelas tempat peneliti mengajar, hasil belajar

siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Siswa pasif, tidak berani bertanya,

tidak berani menjawab pertanyaan dan hasil yang dicapai rendah. Ketika

dilakukan studi pendahuluan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

kompetensi dasar “Mendeskripsikan Sistem Tata Surya dan Posisi Penyusun

Tata Surya”, peneliti menyampaikan pembelajaran dengan metode

eksperimen.

Pembelajaran diawali dengan mengabsen kehadiran siswa, menyiapkan

alat peraga, dan mengatur tempat duduk siswa. Apersepsi dengan mengadakan

tanya jawab tentang benda-benda yang mudah bergerak, bentuk roda sepeda

yang dijawab oleh sebagian siswa dengan jawaban sekadarnya. Bagi siswa

yang menjawab diberi penguatan untuk memberi motivasi belajar siswa.

Dalam kegiatan belajar mengajar banyak faktor yang menentukan

keberhasilan belajar. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas mengajar tentu

menjadi harapan semua guru.

Setelah menerima penjelasan guru, siswa melakukan eksperimen tentang

keguanaan gerak benda dan hal yang mempengaruhinya pada kehidupan.

Kemudian siswa mengisi lembar kerja siswa secara berkelompok. Setelah

lembar kerja diisi, siswa kemudian melaporkan hasil kerja siswa dalam diskusi

kelas. Ternyata dalam diskusi kelaspun hanya sebagian siswa saja yang aktif,

sebagian besar siswa pasif. Bahkan ketika peneliti memberi kesempatan siswa

untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, tak satupun siswa bertanya,

sehingga peneliti mengajukan beberapa pertanyaan. Ketika diberi pertanyaan,

tak satupun siswa berani yang menjawab, bahkan mereka cenderung untuk

2

Page 4: Ptk Bu Istanti

membaca buku Ilmu pengetahuan Alam. Sehingga guru menunjuk beberapa

siswa untuk menjawab pertanyaan. Ternyata, sebagian pertanyaan saja yang

terjawab siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi. Siswa mengerjakan

soal-soal secara individual.

Berdasarakan uraian tersebut di atas, peneliti meminta bantuan teman

sejawat untuk membantu mengidentifikasi masalah dalam proses

pembelajaran. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah sebagai berikut :

1. Siswa tampak ragu-ragu dan bingung saat menjawab pertanyaan guru

2. Siswa kurang menguasai materi pembelajaran

3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

4. Hasil ulangan Ilmu Pengetahuan Alam yang diperoleh masih sangat

rendah.

Dengan melakukan refleksi diri, kaji literature dan diskusi dengan teman

sejawat dapat diketahui bahwa kemungkinan faktor penyebab timbulnya

masalah di atas adalah :

1. Metode pembelajaran kurang menarik siswa

2. Penjelsan guru terlalu cepat

3. Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran

4. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran

5. Guru kurang memberikan soal-soal latihan.

Hasil tes formatif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi

dasar “Mendeskripsikan Sistem Tata Surya dan Posisi Penyusun Tata Surya”

diperoleh 23,3 % atau 10 siswa dari 43 siswa yang mencapai tingkat

penguasaan materi 70 % ke atas. Sebagai guru yang profesional merasa

termotivasi untuk melakukan perbaikan, untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Upaya perbaikan yang peneliti lakukan dengan mengadakan Peneltian

Tindakan Kelas (PTK).

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian memiliki arah yang jelas, maka diperlukan suatu

rumusan masalah yang dijadikan penuntun terhadap pelaksanaan penelitian.

Adapun rumusan masalahnya adalah :

3

Page 5: Ptk Bu Istanti

1. Apakah siswa mengalami peningkatan keaktifan belajar dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen ?

2. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar siswa setelah melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka ditetapkan tujuan dari

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

2. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa setelah melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi :

1. Guru

a. Untuk memeperbaiki pembelajaran yang dikelolanya

b. Memperbaiki kinerja guru untuk berkembang secara profesional

c. Meningkatkan aktifitas guru dalam pembelajaran untuk berperan aktif

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

2. Siswa

a. Memperbaiki belajar siswa, agar hasil belajar siswa meningkat

b. Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga keaktifan

belajar siswa meningkat

c. Siswa dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri

d. Untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya,

sehingga hasil belajar siswa dan minat belajar siswa meningkat.

3. Sekolah

a. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan

kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah

b. Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan bagi siswa

c. Mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh

d. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif

e. Menciptakan hubungan kolegial yang pesat.

4

Page 6: Ptk Bu Istanti

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan keseluruhan pola perilaku, baik berupa

kognitif, afektif maupun psikomotor dan merupakan kesatuan yang

diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar pada suatu

periode tertentu. Sehubungan dengan konsep hasil belajar, Baharudin

(1990 : 65) mengemukakan sebagai berikut :

“Hasil belajar siswa berhubungan dengan tingkat atau hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui, memahami, menyikapi atau menguasai suatu pengetahuan dalam materi tertentu menurut ukuran yang ditetapkan, baik ukuran yang bersifat kongkrit berupa perolehan nilai hasil belajar maupun yang bersifat abstrak berupa perilaku yang ditampilkan oleh siswa”.

Selanjutnya secara lebih jelas dan lengkap Nana S. Sukmadinata

(1997 : 124) mengemukakan sebagaiberikut :

“Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang telah ditempuhnya, meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah atau di luar sekolah, yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor yang disengaja maupun tidak disengaja”.

Berdasarkan kedua konsep tersebut di atas, maka hasil belajar

siswa adalah tingkat atau hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui

dan memahami materi pelajaran tertentu yang dituangkan dalam

bentuk nilai sebagai cerminan pengetahuan, maupun sikap atau

keterampilan tertentu yang dimiliki setelah selesai melaksanakan

proses pembelajaran di sekolah.

b. Indikator Hasil Belajar

Untuk memahami indikator hasil belajar siswa, maka perlu

diketahui terlebih dahulu macam-macam hasil belajar. Nana Sudjana

(1984 : 215) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa terbagi

5

Page 7: Ptk Bu Istanti

menjadi tiga macam, yaitu : 1) keterampilan dan kebiasaan, 2)

pengetahuan dan pengertian, serta 3) sikap dan cita-cita.

Sementara secara lebih khusus, Suharsimi Arikunto (1996 : 105)

mengidentifikasikan “Indikator hasil belajar siswa terdiri dari nilai

harian, nilai ulangan umum, nilai tugas-tugas, cara menjawab

pertanyaan di kelas, nilai ketelitian catatan, pembuatan laporan,

ketekunan, keuletan dan usaha”. Sedangkan Winarno Surakhmad

(1994 : 150) mengemukakan “Hasil belajar tidak hanya ditentukan

oleh metoda dan media yang dipakai, akan tetapi juga oleh sejumlah

lainnya yang mempengaruhi tingkah laku siswa terhadap situasi

belajar”. Selanjutnya dari segi tujuan, sedangkan Winarno Surakhmad

(1994 : 164) mengemukakan belajar diajukan pada 1) pengumpulan

pengetahuan dan, 2) penanaman konsep dan kecakapan (pembentukan

sikap dan kebiasaan).

Benyamin Bloom, sebagaimana dikutip Abin Syamsudin

Makmun (1990 : 14) yang membagi perilaku hasil belajar pada tiga

kawasan (domain), yaitu 1) kawasan kognitif (cognitive domain), 2)

kawasan afektif (afektif domain) dan 3) kawasan psikomotor

(psikomotor domain)”. Khusus mengenai kawasan kognitif dan

psikomotor domain yang menjadi sorotan dalam kajian ini memiliki

enam jenjang, sebagaimana dikemukakan Alam Abin Syamsudin

Makmun (1990 : 15) sebagai berikut :

1) Knowledge (pengetahuan), yaitu mengingat kembali sesuatu yang sebelumnya sudah dikenal.

2) Comprehension (pemahaman), yaitu memahami bahan yang akan dikomunikasikan dengan tidak dikaitkan dengan bahan lain.

3) Application (aplikasi), yaitu menggunakan suatu abstraksi dengan situasi nyata atau khusus, dalam arti bahwa dapat memberikan contoh atau menggunakan dengan tepat atau memecahkan masalah.

4) Analysis (analisis), yaitu menghubungkan elemen-elemen menjadi kesatuan yang membentuk keseluruhan.

5) Syintesa (sintesa), dalam bentuk komunikasi, rencana dan kesimpulan tentang berbagai hubungan yang abstrak.

6) Evaluation (evaluasi), yaitu memberikan penilaian pada program atau yang telah diberikan.

6

Page 8: Ptk Bu Istanti

Berdasarkan urian-uraian yang telah dikemukakan, maka penulis

dapat mengemukakan bahwa indicator hasil belajar siswa berhubungan

dengan hal yang bersifat konkrit (nilai hasil belajar sebagai manifestasi

dan pengetahuan) dan bersifat abstrak (perilaku siswa sebagai manifestasi

dan keterampilan). Dengan kata lain bahwa indikator hasil belajar siswa

terdiri dari indikator yang berhubungan dengan aspek hasil berupa

kemampuan siswa dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan serta

aspek proses yang berhubungan dengan perilaku siswa ketika sedang

mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.

2. Tata Surya

Dwi Suhartati, dkk. (2008 : 112-118), menyatakan bahwa tata surya

adalah rumpun planet, bulan dan serpihan antariksa yang mengorbit di

sekeliling matahari. Semua itu disatukan oleh gaya tarik gravitasi

matahari. Sistem tata surya kemungkinan terbentuk dari awan besar, gas

dan debu antar bintang yang menjadi satu karena gaya gravitasinya sendiri,

sekitar lima milyar tahun yang lalu.

Tata surya kita terdiri dari matahari, planet-planet dan semua benda

angkasa yang beredar di sekelilingnya seperti astelit, meteorid, komet, dan

asteroid. Matahari sebagai pusat tata surya. Planet-planet mengelilingi

matahari sesuai dengan orbitnya yang disebut revolusi. Orbit adalah garis

edar planet mengelilingi matahari. Bidang tempat beredarnya planet-planet

disebut bidang ekliptika. Kala revolusi adalah waktu yang diperlukan

planet untuk satu kali berevolusi. Selain berevolusi, planet juga berotasi.

Rotasi adalah planet berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan

untuk satu kali rotasi disebut kala rotasi.

Berdasarkan jaraknya dengan matahari, planet-planet

dikelompokkan menjadi : (a) Planet Dalam, terdiri dari empat planet yang

terdekat dengan matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dan (b)

Planet Luar, yang terdiri dari lima planet yang letaknya jauh dari matahari

yaitu Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Antara kedua

kelompok planet tersebut, tepatnya anatara planet Mars dan Yupiter

terdapat sabuk asteroid.

7

Page 9: Ptk Bu Istanti

Berdasarkan komposisi bahn penyusunnya, planet dikelompokkan

menjadi (a) Planet Teresterial, planet-planet yang berukuran kecil, rapat,

dan mempunyai permukaan yang keras. Contohnya : Merkurius, Venus,

Bumi, Mars, (b) Planet Jovian, planet-planet yang sebagian besar

merupakan gas. Contohnya : Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.

3. Metode Pembelajaran

Ada beberapa metode yang lazim digunakan dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam, antara lain adalah metode diskusi, demonstrasi,

dan eksperimen. Dimana masing-masing metode mempunyai suatu

karakteristik dan kelebihan atau kekurangan. Tidak ada sutu metode yang

paling baik, tetapi penggunaan metode harus disesuaikan dengan

kebutuhan.

Pendekatan khusus dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

adalah pendekatan keterampilan proses yaitu seluruh keterampilan yang

diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-

konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, keterampilan fisik maupun

keterampilan sosial. (Nuryani dan andrian Rustam, 1997 : 18)

Menurut Winarno Surakhmad (1994 : 96), metode adalah cara yang

didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, berlaku

baik bagi guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Efektifitas

pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh ketepatan guru dalam

memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi yang harus

disampaikan pada siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu

metode, diantaranya adalah siswa, tujuan pembelajaran, situasi setempat,

fasilitas yang terdapat dalam kelas, dan profesionalisme guru.

4. Metode Eksperimen

Metode eksperimen sebagi salah satu metode pembelajaran adalah

suatu cara penyajian bahan pembelajaran dengan mencoba mengerjakan

sesuatu serta mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu proses

percobaan. Menurut Winarno Surakhmad (1994 : 150) dengan metode

eksperimen dapat diketahui dan dijawab pertanyaan diantaranya

8

Page 10: Ptk Bu Istanti

Bagaimana cara mengerjakannya ? Cara manakah yang paling baik ? Apa

yang akan terjadi dengan reaksi itu ?

Meode eksperimen wajar digunakan jika siswa ingin mengetahui

suatu hal secara lebih dalam dan rinci melalui pengamatan, pengumpulan

data, percobaan, dan analisis.

Metode eksperimen adalah prosedur pembelajaran yang

memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri

sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Metode ini dapat

menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. Siswa mampu

menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari

fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan.

http://fip.uny.ac.id/pjj/wp-content/uploads/2008/11/inisiasi-iv.doc .

Muhammad ali, (1990 : 104) mengemukakan metode eksperimen adalah

suatu metode pembelajaran yang memberi peluang kepada guru dan siswa

untuk melakukan percobaan terhadap sesuatu serta mengamati proses dan

hasil percobaan itu.

Dari pendapat beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa

metode eksperimen adalah suatu cara memberikan kesempatan kepada

siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu

proses percobaan secara mandiri. Karena melalui berbagai percobaan, anak

akan menemukan pengetahuan dan keterampilan. Metode eksperimen

sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada siswa.

B. Hipotesis Tindakan

Untuk mengurangi kebiasaan terhadap data penelitian diperlukan adanya

hipotesis tindakan, sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto

(1998 : 62), “Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul dan sekurang-kurangnya mengandung dua variabel atau lebih”.

Berdasarkan konsep tersebut, maka peneliti mengemukakan hipotesis

penelitian yaitu “Pelaksanaan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa Kelas VI Mata

9

Page 11: Ptk Bu Istanti

Pelajaran IPA di SD Negeri Cimanggu 01, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten

Cilacap”.

C. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran ditentukan dengan

kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat

penguasaan materi 70% ke atas atau pencapaian nilai 70.

2. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah berhasil jika jumlah siswa

yang tuntas telah mencapai 75% dari jumlah seluruh siswa.

3. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan keterlibatan siswa)

dinyatakan berhasil jika 85% lebih dari jumlah siswa terlibat aktif selama

proses pembelajaran berlangsung.

10

Page 12: Ptk Bu Istanti

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Tempat Pelaksanaan Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan di

Sekolah Dasar Negeri Cimanggu 01Kecamatan Cimanggu Kabupaten

Cilacap.

Kelas / Semester : VI (enam) / 2

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Standar Kompetensi : Memahami matahari sebagai pusat tata

surya dan interaksi bumi dalam tata surya

Kompetensi Dasar : Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan

gerhana matahari

Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari

Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana

bulan dan matahari

2. Mengenali beberapa bentuk gerhana

matahari dan bulan menggunakan model

atau charta.

2. Waktu pelaksanaan

Penelitian direncanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan

September 2011 sedangkan per siklusnya dapat dirinci sebagai berikut :

Siklus Pertama : 09 September 2011 dan 11 September 2011

Siklus Kedua : 16 September 2011 dan 19 September 2011

Siklus Ketiga : 23 September 2011 dan 26 September 2011

B. Prosedur Umum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Pochiati Wiriaatmadja (2006 : 62), Perbaikan pembelajaran

direncanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari empat tahap

yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (action), mengamati (observation), dan

refleksi (refleksi).

11

Page 13: Ptk Bu Istanti

Gambar 3.1. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

1. Perencanaan

Perencanaan selalu mengacu kepada tindakan apa yang dilakukan,

dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif.

Dalam perencanaan tersebut, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa

yang dilakukan, apa tujuannya. Mengenai apa, siapa melakukan,

bagaimana melakukan, dan apa hasil yang diharapkan.Setelah

pertimbangan itu dilakukan, maka selanjutnya disusun gagasan-gagasan

dalam bentuk rencana yang dirinci. Kemudian gagasan-gagasan itu

diperhalus, hal-hal yang tidak penting dihilangkan, pusatkan perhatian

pada hal yang paling penting dan bermanfaat bagi upaya perbaikan yang

dipikirkan. Sebaiknya perencanaan tersebut didiskusikan dengan teman

sejawat untuk memperoleh masukan, dan sebelum direncanakan

disimulasikan dulu bersama teman sejawat.

2. Pelaksanaan Tindakan

Jika perencanaan telah dirumuskan sebelumnya merupakan

perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata

merupakan pelaksanaan perencanaan itu. Namun, kenyataan dalam praktik

tidak sesederhana yang dipikirkan. Oleh sebab itu, pelaksanaan tindakan

boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan keperluan di lapangan.

Tetapi jangan sampai modifikasi yang dilakukan terlalu jauh menyimpang.

Jika perencanaan yang telah dirumuskan tidak direncanakan, maka guru

hendaknya merumuskan perencanaan kembali sesuai dengan fakta baru

yang diperoleh.

3. Pengamatan

Hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa sambil melakukan tindakan

hendaknya juga dilakukan pemantauan secara cermat tentang apa yang

terjadi. Dalam pemantauan itu, lakukan pencatatan-pencatatan sesuai

12

Perencanaan

Mengamati

Refleksi Pelaksanaan

Page 14: Ptk Bu Istanti

dengan form yang telah disiapkan. Catat pula gagasan-gagasan dan kesan-

kesan yang muncul, dan segala sesuatu yang benar-benar terjadi dalam

proses pembelajaran. Secara teknis operasional, kegiatan kegiatan

pemantauan dapat dilakukan oleh guru lain. Disinilah letak kerja

kolaborasi antar profesi. Namun, jika petugas pemantau itu bukan rekanan

peneliti, sebaiknya diadakan sosialisasi materi pemantauan untuk menjaga

agar data yang dikumpulkan tidak terpengaruh minat pribadinya. Untuk

memperoleh data yang lebih obyektif, guru dapat menggunakan alat-alat

optik atau elektronik, seperti kamera, perekam video, atau perekam suara.

Pada setiap kali akan mengakhiri penggalan kegiatan, lakukanlah evaluasi

terhadap hal-hal yang telah direncanakan. Jika observasi berfungsi untuk

mengenali kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperan untuk

mendeskripsikan hasil tindakan yang secara optimis telah dirumuskan

melalui tujuan tindakan.

4. Refleksi

Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi,

yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang

belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan. Dengan

perkataan lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau

kegagalan pencapaian tujuan. Untuk maksud ini, guru hendaknya terlebih

dahulu menentukan criteria keberhasilan.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur

untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari

tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain

adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan “bentuk tindakan” sebagaimana

disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan

adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah

merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang

akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

( http://www/santyasa/penelitian_tindakan_kelas.pdf )

13

Page 15: Ptk Bu Istanti

Hasil refleksi terhadap tindakan yang direncanakan akan digunakan

kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan

belum berhasil memecahkan masalah.

Gambar 3.2. Daur PTK dalam Tiga Siklus Perbaikan Pembelajaran

(dimodifikasi dari Rusna Ristasa, 2006 : 46)

Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali barangkali perbaikan

yang diinginkan telah terjadi, maka kegiatan pembelajaran telah berakhir.

Namun apabila muncul masalah baru yang perlu diatasi, akan kembali

dicari pemecahannya melalui daur PTK.

C. Data, Teknis Pengumpulan dan Analisis Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri

Cimanggu 01 dan teman sejawat.

2. Jenis Data

Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang

terdiri atas:

a. Proses belajar mengajar

b. Data hasil belajar / tes formatif

c. Data keterkaitana antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan

14

Re-planning

Re-planning

Planning

Observing

Re-Reflecting

Re-Reflecting

Reflecting

Re-Observing

Re-Observing

Acting Re- Acting Re-Acting

Finish (Conclution)

Page 16: Ptk Bu Istanti

3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

a. Data proses belajar mengajar diambil saat pelaksanaan perbaikan

tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi.

b. Data hasil belajar diambil dengan mengadakan tes formatif.

c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan

diambil dari RPPP dan lembar observasi.

d. Dari hasil pengambilan data baik data proses belajar mengajar, tes

formatif dan data keterkaitan kemudian dianalisis untuk mencari

alternatif pemecahan pada perbaikan pembelajaran berikutnya.

4. Informasi Tentang Observer

Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas direncanakan

dalam tiga siklus perbaikan pembelajarn. Selama proses pengambilan data,

peneliti dibantu oleh teman sejawat.

Nama : SUPARMANTO, S.Pd

NIP : 19580912 197802 1 001

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Sekolah

Tugas : Mengobservasi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran.

D. Deskripsi per Siklus

1. Siklus Pertama

Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam

dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di

bawah ini :

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : VI (enam) / 2

Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan

gerhana matahari”

Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari

Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana

bulan dan matahari

15

Page 17: Ptk Bu Istanti

2. Mengenali beberapa bentuk gerhana

matahari dan bulan menggunakan model

atau charta.

Waktu Pelaksanaan : 09 September 2011 dan 11 September 2011

2. Siklus Kedua

Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam

dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di

bawah ini :

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : VI (enam) / 2

Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan

gerhana matahari”

Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari

Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana

bulan dan matahari

2. Mengenali beberapa bentuk gerhana

matahari dan bulan menggunakan model

atau charta.

Waktu Pelaksanaan : 16 September 2011 dan 19 September 2011

3. Siklus Ketiga

Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam

dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di

bawah ini :

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : VI (enam) / 2

Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan

gerhana matahari”

Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari

16

Page 18: Ptk Bu Istanti

Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana

bulan dan matahari

2. Mengenali beberapa bentuk gerhana

matahari dan bulan menggunakan model

atau charta.

Waktu Pelaksanaan : 23 Pebruari 2009 dan 26 Pebruari 2009

B. BIAYA PENELITIAN

Biaya yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti.

Adapun biaya tersebut adalah :

1. Foto copy : Rp. 75.000

2. Kertas folio 1 pack : Rp. 35.000

3. Jilid buku : Rp. 50.000

4. Rental komputer : Rp. 150.000

5. Seminar : Rp. 300.000

6. Alat tulis : Rp. 20.000

Jumlah : Rp. 630.000

17

Page 19: Ptk Bu Istanti

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J. 2008. Educational Research: Quantitative & Qualitative. Upper

Saddle River, New Jersey: Pearson International Edition.

Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

PT Bumi Aksara

18