ptk bu vero

Upload: laurapuspita9294

Post on 30-Oct-2015

343 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ptk

TRANSCRIPT

31

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COPERATIVE LEARNING) DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 5 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG FRASA DI SMA NEGERI 5 JAKARTADISUSUN OLEH VERONICA SUBINI, S. PD.HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS INI DIAJUKAN UNTUK DINILAI DALAM KENAIKAN GOLONGAN DARI IV-A KE IV-BPEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTASEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 JAKARTA

JALAN SUMUR BATU RAYA

JAKARTA PUSAT

2008HALAMAN PENGESAHANKARYA TULIS PTK INI TELAH DIDOKUMENTASIKAN DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

JUDUL:PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COPERATIVE LEARNING) DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 5 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG FRASA

DI SMA NEGERI 5 JAKARTAJakarta, 21 Februari 2008Pembina Perpustakaan Sekolah,N. Ruswati

NIP/NRK 131269562/145799HALAMAN PENGESAHANKARYA TULIS PTKPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COPERATIVE LEARNING) DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 5 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG FRASA

DI SMA NEGERI 5 JAKARTAJAKARTA, 25 FEBRUARI 2010KEPALA SEKOLAH,

DRS. SUPENA, M. M.NIP/NRK. 130871481/143456Mengetahui :

Sudin Dikmen

Pengurus PGRI

Kota Administrasi Jakarta Pusat,

Kota Administrasi Jakarta Pusat,

Drs. Bambang Pramestiadi, M. M.Drs. Uju Juhiwa, M. Pd.NIP/NRK. 131286963/151976

NPA. 0901030301ABSTRAK

Veronica Subini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dengan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPS-5 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tentang Frasa di SMA Negeri 5 Jakarta (2007)

Penelitian Tindaan Kelas, Guru SMA Negeri 5 Jakarta, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, tahun 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan keterampilan proses untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang frasa.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Jakarta pada siswa kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang menjadi subjek penelitian sebanyak 35 siswa.Penelitian menggunakan teori tentang metode penelitian tindakan kelas model Stephen Kemmis dan McTanggart dengan empat tahapan: perencanaan, pelakasanaan/tindakan, observasi, dan refleksi.

Penelitian dilakukan dengan tiga siklus. Siklus pertama satu kali pertemuan dengan lama pertemuan satu kali 45 menit. Siklus kedua satu kali pertemuan dengan lama pertemuan satu kali 45 menit. Siklus ketiga satu kali pertemuan dengan lama pertemuan satu kali 45 menit.Pada siklus pertama tampak siswa belum aktif sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak bagus. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pre test diperoleh nilai rata-rata 22,06 sedangkan hasil nilai rata-rata post test 22,89.Pada siklus pertama tampak siswa belum aktif sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak tuntas berdasarkan KKM bahasa Indonesia SMA Negeri 5 Jakarta dengan nilai 66. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pre test diperoleh nilai rata-rata 22,89 sedangkan hasil nilai rata-rata post test 65,25.

Pada siklus pertama tampak siswa belum aktif sehingga hasil belajar yang tuntas berdasarkan KKM bahasa Indonesia SMA Negeri 5 Jakarta dengan nilai 66. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pre test diperoleh nilai rata-rata 65,25sedangkan hasil nilai rata-rata post test 72,17.Kata kunci: analisis frasa dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan keterampilan proses.KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahaesa atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya imiah ini merupakan salah satu pengembangan profesi guru dalam rangka meningkatkan pengetahuan, teknologi, dan keterampilan khususnya dalam peningkatan mutu proses pembelajaran dan profesionalisme guru.Di dalam melaksanakan penelitian ini penulis telah mendapat bantuan dan dukungan saran baik moral maupun material dari rekan-rekan terdekat yang berdedikasi terhadap dunia pendidikan, sehingga penulis mendapatkan masukan dan kritikan guna pengembangan dan perbaikan penelitian ini.Dalam kesempatan penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kepala SMA Negeri 5 Jakarta tahun pelajaran 2007-2008 Bapak Drs. H.Kusnarto

2. Dewan Guru dan Staf Tata Usaha SMA Negeri 5 Jakarta

3. Siswa-siswi kelas XI IPS-5 SMA Negeri 5 Jakarta

Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi rekan-rekan peneliti, rekan-ekan guru, siswa, dan pejabat yang memiliki wewenang mengambil kebijakan dalam pendidikan.

Penulis menyadari hasil penulisan karya ilmiah ini belum sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran dalam bentuk apa pun dari pembaca.Jakarta, 25 Februari 2008DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL

1

LEMBAR PENGESAHAN

2

ABSTRAK

4

KATA PENGANTAR

5

DAFTAR ISI

6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Hakikat Pembelajaran Frasa1. Pengertian Pembelajaran Frasa2. Pengertian Frasa

3. Jenis-jenis Frasa

B. Tujuan Pembelajaran Frasa

C. Kerangka Berpikir

D. Teknik Analisis Frasa

E. Kendala Analisis Frasa

BAB III METODE PENELTIAN

A. Tujuan Khusus Penelitian

B. Lokasi dan WaktuC. Prosedur Pelaksanaan

1. Metode Desain Intervensi Penelitian

2. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian

3. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

4. Kriteria Keberhasilan

5. Tahapan Intervensi Tindakan

6. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

7. Data dan Sumber

8. Instrumen Pengumpulan Data

9. Teknik Pemeriksaan KeterpercayaanBAB IV HASIL PENELITIAN

A. Siklus I

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

a. Pertemuan I

b. Pertemuan II

3. Observasi

4. Refleksi

B. Siklus II

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

a. Pertemuan I

b. Pertemuan II

3. Observasi

4. RefleksiC. Siklus III

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

a. Pertemuan I

b. Pertemuan II

3. Observasi

4. RefleksiBAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

BIODATA GURU KOLABORASI

DAFTAR HADIR SISWA

FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam pembelajaran kebahasaan pemahaman terhadap materi frasa menunjukkan materi yang sulit untuk dikuasai siswa. Hal tersebut terjadi karena frasa termasuk susunan baku atau konstruksi baku dalam kebahasaan. Kesulitan siswa tersebut terutama menentukan jenis frasa dan contoh-contohnya. Kemampuan menganalisis kebahasaan, mempunyai peranan yang penting di dalam pemahaman berbahasa pada umumnya. Dengan mampu menentukan jenis frasa dan contoh-contohnya akan mampermudah pula pemahaman kalimat. Frasa nama terdiri atas kata nama sebagai kepalanya. Kata nama ini pada umumnya paling mudah untuk dikenal pasti dalam semua bahasa (Chomsky: 1986). Permasalahan yang muncul ketika melakukan observasi di kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta Pusat masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran frasa antara lain :

1. Siswa kurang mampu menentukan dan memilih frasa dalam menganalisis bacaan.2. Pemenggalan frasa relatif tidak menggambarkan fungsi kalimat.B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan data awal yang diperoleh dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dan untuk membatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan pemahaman frasa siswa di kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta?

2. Problem apa yang dihadapi ketika pelaksanaan pembelajaran frasa pada siswa di kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta?

3. Faktor apa yang mempengaruhi kemampuan dalam memahami frasa siswa di kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta?C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah pendekatan kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami frasa di kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta?.D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

4. Untuk meningkatkan pemahaman frasa siswa di kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta

5. Untuk meningkatkan keefektifan pemahaman frasa siswa di kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta

6. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran frasa siswa di kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Guru dapat memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran secara aktif dan menarik siswa sehingga peserta didik mampu menangkap pembelajaran yang sedang diajarkan dan hal yang diharapkan guru tercapai.Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat bagi guru termasuk di antaranya guru dapat memperkaya teknik pembelajaran dan guru dapat mengetahui permasalahan siswa dengan cara-cara mengatasinya. Dengan demikian dapat mempermudah guru untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran. Guru menjadi aktif dan kreatif dalam mempelajarkan siswa menggunakan model kooperatif dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru mengetahui penggunaan alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur pemahaman frasa dengan baik.2. Bagi Peserta DidikSiswa dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami materi pelajaran. Dengan cara pembelajaran yang menarik, dan tidak akan membosankan siswa dalam menyimak pelajaran sehingga mereka akan menyimak pelajaran dengan baik. Siswa akan lebih aktif belajar dan mereka dapat lebih mudah dalam memahami pelajaran.3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat lebih mudah dalam memperoleh alat pembelajaran. Dengan penggunaan alat pembelajaran di sekolah pihak sekolah tidak harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menyediakan alat pembelajaran dan sumber belajar. Karena, alat pembelajaran dapat dibuat dari lingkungan sekitar dan dapat dari siswa itu sendiri. Alat pembelajaran ini dapat disimpan untuk siswa tahun berikutnya.

BAB II

KAJIAN TEORETIKTujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa Indonesia. Pengetahuan kebahasaan diajarkan untuk menunjukkan siswa terampil menganalisis bahasa yakni terampil menentukan jenis-jenis frasa dan contoh-contohnya.

Keterampilan menganalisis kebahasaan hanya dapat dikuasai dengan latihan yang terus-menerus dan sistematis yakni harus sering berlatih menganalisis wacana tentang frasa. Pembelajaran frasa adalah program untuk mengembangkan kemampuan pemetaan berpikir siswa dalam logika merangkai kata atau memenggal kalimat atas frasa-frasa pendukungnya.a. Hakikat Pembelajaran Frasa1. Pengertian Pembelajaran FrasaPembelajaran frasa adalah sejenis mekanisme yang diandaikan menjadi representasi struktural bagi suatu ayat ialah rumus struktur frasa (RSF) yang dikenali sebagai Teori X-berpalang. Teori ini mempunyai satu prinsip yang dikenali sebagai Prinsip Unjuran yang memastikan bahwa setiap leksikal dalam suatu ayat itu diunjurkan dengan betul pada setiap tahap sintaksis (Struktur-D, Struktur-L dan Bentuk Logik):Prinsip (Chomsky, 1981) Representasi pada setiap tahap sintaksis (Struktur-D, Struktur-L dan Bentuk Logik) diunjurkan daripada leksikon berpandukan maklumat pensubkategorian setiap butir leksikal. Prinsip ini ialah prinsip yang berpandukan syarat dan bukannya berpandukan rumus untuk melahirkan representasi struktural suatu butir leksikal. Prinsip ini mempunyai dua syarat iaitu pertama, setiap representasi bagi setiap butir leksikal mestilah berpandukan maklumat pensubkategorian bagi setiap butir leksikal dan kedua, maklumat pensubkategorian yang direpresentasi oleh teori X-berpalang perlu diteliti pada setiap tahap sintaksis (Struktur-D, Struktur-L dan Bentuk Logik).Prinsip tersebut hanya menjadi syarat untuk representasi bagi setiap butir leksikal pada struktur sesuatu ayat tetapi prinsip ini tidak pula menyatakan cara untuk mewakilkan setiap butir leksikal itu dalam rajah pohon. Peranan itu dimainkan oleh prinsip yang berbeda yaitu prinsip yang dikenali sebagai Prinsip X-berpalang. Prinsip ini juga mementingkan syarat dan bukan rumus untuk mewakilkan setiap butir leksikal dalam struktur representasi suatu ayat. Prinsip ini diperkenalkan oleh Chomsky (1970), kemudian diubah sesuai pendapat Jackendoff (1977) dan seterusnya oleh Stowell (1981). Rumus ini mempunyai tiga syarat:

a. Kewujudan setiap frasa mestilah endosentrik

b. Kehadiran tiga aras iaitu FX, X dan X.

c. Kedudukan kepala (X) ialah satu aras di bawah X- satu palang (X) yang dinaungi terus oleh nodus frasa (FX).2. Pengertian FrasaBanyak sering mempermasalahkan antara frasa dan kata, ada yang membedakannya dan ada juga yang mengatakan bahwa keduanya itu sama. Seperti yang telah dipelajari dalam morfologi bahwa kata adalah adalah satuan gramatis yang masih dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Frasa adalah satuan konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan (Keraf, 1984:138). Frasa juga didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 1991:222). Menurut Prof. M. Ramlan, frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan, 2001:139). Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan, maka masih dapat disebut frasa.

Contoh:

1. gedung sekolah itu

2. yang akan pergi

3. sedang membaca

4. sakitnya bukan main

5. besok lusa

6. di depanJika contoh itu ditaruh dalam kalimat, kedudukannya tetap pada satu jabatan saja atau satu fungsi kalimat.

1. Gedung sekolah itu(S) luas (P).

2. Dia (S) yang akan pergi (P) besok (Ket).

3. Bapak (S) sedang membaca (P) koran sore (O).

4. Pukulan Budi (S) sakitnya bukan main (P).

5. Besok lusa (Ket) aku (S) kembali (P).

6. Bu guru (S) berdiri (P) di depan (Ket).

Jadi, walau terdiri dari dua kata atau lebih tetap tidak melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan bahwa frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat.

Contoh:

1. Mereka (S) sering terlambat (P).

2. Mereka(S) terlambat(P).

Ket: ( _ ) frasaPada kalimat pertama kata mereka yang terdiri dari satu kata adalah frasa. Sedangkan pada kedua kata berikutnya hanya kata sering saja yang termasuk frasa karena pada jabatan itu terdiri dari suka kata dan kata sering sebagai pemadunya. Pada kalimat kedua, kedua katanya adalah frasa karena hanya terdiri dari satu kata pada tiap jabatannya.Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil simpulan bahwa frasa dapat terdiri atas satu kata atau lebih selama itu tidak melampaui batas fungsi atau jabatannya yang berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, atau pun keterangan. Jumlah frasa yang terdapat dalam sebuah kalimat bergantung pada jumlah fungsi yang terdapat pada kalimat itu juga.Sebelum mengenal lebih jauh tentang frasa, alangkah lebih baiknya jika mengenal tentang fungsi-fungsi sintaksis, karena fungsi-fungsi itulah yang disebut frasa. Fungsi sintaksis ada lima, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket). Dari kelima fungsi tersebut hanya karakteristik dari Keterangan saja yang tidak mempunyai lawan.

1. Subjek dan Predikat1.1 Bagian yang diterangkan predikat. Subjek dapat dicari dengan pertanyaan Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat. Sedangkan predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek. Predikat dapat ditentukan dengan pertanyaan yang tersebut dalam subjek sedang apa, berapa, di mana, dan lain-lain.

Contoh:

Sedang belajar(P) mereka itu(S).

Fungsi tersebut bisa dibuktikan dengan pertanyaan Siapa yang sedang belajar? Jawabannya mereka itu.1.2 Berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina. Sedangkan predikat bisa berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, atau pun preposisi.

1.3 Jika diubah menjadi kalimat tanya, subjek tidak dapat diberi partikel kah. Predikat dapat diberi partikel kah.

Contoh:

Merka itu (S) sedang belajar (P).

Sedang belajarkah mereka itu?

Merekakah sedang belajar? (salah)2. Objek dan Pelengkap.2.1 Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina, sedangkan pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, dan pengganti nomina.2.2 Objek mengikuti predikat yang berupa verba transitif (memerlukan objek) atau semi-transitif dan pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif (tidak memerlukan objek).2.3 Objek dapat diubah menjadi subjek dan pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek.

Contoh:

1. Transitif (memerlukan objek)

1. Orang itu (S) menjual(P). (Salah)

2. Orang itu (S) menjual(P) es kelapa muda(O)

2. Semi-transitif (dapat atau tidak perlu objek)

1. Orang itu (S) minum (P).

2. Orang itu (S) minum (P) es kelapa muda (O).

3. Es kelapa muda (S) diminum (P) orang itu (O).

3. Intransitif (tidak memerlukan objek).

1. Tidak lengkap. Orang itu (S) mandi (P).

2. Semi-lengkap.

1. Orang itu (S) berjualan (P).

2. Orang itu (S) berjualan (P) es kelapa muda (Pel).

3. Lengkap1. Organisasi itu (S) berlandaskan (P). (salah)

2. Organisasi itu (S) berlandaskan (P) kegotongroyongan (Pel).

3. Keterangan.1. Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek, predikat, objek atau pelengkap.

2. Berupa frasa nomina, preposisi, dan konjungsi.

3. Mudah dipindah-pindah, kecuali diletakkan di antara predikat dan objek atau predikat dan pelengkap.

Contoh:

Dulu (Ket) orang itu (S) menjual (P) es kelapa muda (O) di jalan Surabaya (Ket).2. Jenis FrasaJenis frasa dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya) dan berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya.

2.1 Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya (Pemadunya).

Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya, frasa dibagi menjadi dua, yaitu Frasa Endosentris dan Frasa Eksosentris.

1. Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu, dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.

Contoh:

Sejumlah mahasiswa(S) di teras (P).Kalimat tersebut tidak bisa jika hanya Sejumlah di teras (salah) karena kata mahasiswa adalah unsur pusat dari subjek. Jadi, Sejumlah mahasiswa adalah frasa endosentris.

Frasa endosentris sendiri masih dibagi menjadi tiga.

1.1 Frasa Endosentris Koordinatif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang berbeda di antara unsurnya terdapat (dapat diberi) dan atau atau.

Contoh:

1. rumah pekarangan

2. suami istri dua tiga (hari)

3. ayah ibu

4. pembinaan dan pembangunan

5. pembangunan dan pembaharuan

6. belajar atau bekerja.

1.2 Frasa Endosentris Atributif, yaitu frasa endosentris yang di samping mempunyai unsur pusat juga mempunyai unsur yang termasuk atribut. Atribut adalah bagian frasa yang bukan unsur pusat, tapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang bersangkutan.

Contoh:

1. pembangunan lima tahun 2. sekolah Inpres

3. buku baru

4. orang itu

5. malam ini

7. sedang belajar8. sangat bahagia.

Kata-kata yang dicetak miring dalam frasa-frasa di atas seperti adalah unsur pusat, sedangkan kata-kata yang tidak dicetak miring adalah atributnya.

1.3 Frasa Endosentris Apositif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur pusat yang satu sebagai aposisi bagi unsur pusat yang lain.

Contoh:

Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar.

Ahmad, .sedang belajar.

.anak Pak Sastro sedang belajar.

Unsur Ahmad merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Sastro merupakan aposisi. Contoh lain:

1. Yogya, kota pelajar

2. Indonesia, tanah airku

3. Bapak SBY, Presiden RI

4. Mamad, temanku.

Frasa yang hanya terdiri atas satu kata tidak dapat dimasukkan ke dalalm frasa endosentris koordinatif, atributif, dan apositif, karena dasar pemilahan ketiganya adalah hubungan gramatik antara unsur yang satu dengan unsur yang lain. Jika diberi aposisi, menjadi frasa endosentris apositif. Jika diberi atribut, menjadi frasa endosentris atributif. Jika diberi unsur frasa yang kedudukannya sama, menjadi frasa endosentris koordinatif2. Frasa Eksosentris, adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP.

Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras.2.2 Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya.

Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya, frasa dibagi menjadi enam.

1.2.1 Frasa nomina, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:

1.2.1.1 nomina sebenarnya

contoh:

pasir ini digunakan utnuk mengaspal jalan

1.2.1.2 pronomina

contoh:

dia itu musuh saya

1.2.1.3 nama

contoh:

Dian itu manis

1.2.1.4 kata-kata selain nomina, tetapi strukturnya berubah menjadi nomina

contoh:

dia rajin rajin itu menguntungkananaknya dua ekor dua itu sedikitdia berlari berlari itu menyehatkankata rajin pada kaliat pertam awalnya adalah frasa ajektiva, begitupula dengan dua ekor awalnya frasa numeralia, dan kata berlari yang awalnya adalah frasa verba.1.2.2 Frasa Verba, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata sedang untuk verba aktif, dan kata sudah untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata sangat, dan biasanya menduduki fungsi predikat.

Contoh:

Dia berlari.

Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata sedang yang menunjukkan verba aktif.

1.2.3 Frasa Ajektifa, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling), sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat.

Contoh:

Rumahnya besar.Ada pertindian kelas antara verba dan ajektiva untuk beberapa kata tertentu yang mempunyai ciri verba sekaligus memiliki ciri ajektiva. Jika hal ini yang terjadi, maka yang digunakan sebagai dasar pengelolaan adalah ciri dominan.

Contoh:

menakutkan (memiliki afiks verba, tidak bisa diberi kata sedang atau sudah. Tetapi dapat diberi kata sangat).

1.2.4 Frasa Numeralia, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori numeralia. Yaitu kata-kata yang secara semantis mengatakan bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa numeralia terdapat (dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain.

Contoh:

dua buah

tiga ekor

lima biji

duapuluh lima orang.

1.2.5 Frasa Preposisi, frasa yang ditandai adanya preposisi atau kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda.

Contoh:

Penanda (preposisi) + Petanda (kata atau kelompok kata) di teraske rumah teman

dari sekolahuntuk saya1.2.6 Frasa Konjungsi, frasa yang ditandai adanya konjungsi atau kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa konjungsi selalu mempunyai predikat.

Contoh:

Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa, mempunyai P) Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.Dalam buku Ilmu Bahasa Insonesia, Sintaksis, ramlan menyebut frasa tersebut sebagai frasa keterangan, karena keterangan menggunakan kata yang termasuk dalam kategori konjungsi.b. Tujuan Pembelajaran FrasaStruktur frasa dalam dikenali sebagai struktur cantuman. Kehadiran struktur cantuman dalam Struktur-D tidak melanggari teori x-berpalang dan Prinsip Penyimpanan Struktur (Chomsky, 1986) kerana kehadirannya tidak memusnahkan apa-apa struktur yang telah ditetapkan oleh teori x-berpalang, sebaliknya, struktur berkenaan hanya menghadapi penambahan. (Heagemann, 1994). Dakwaan penulis ke atas struktur sedemikian mempunyai implikasinya yang tersendiri. Pengkaji ingin mengambarkan bahawa pada struktur-D lagi struktur FN bahasa Bateq sudah mempunyai struktur cantuman. Walaupun demikian, tidak semua frasa itu mempunyai struktur cantuman pada struktur-D dalam bahasanya. Struktur sedemikian tidak bersifat sejagat tetapi keadaan ini ialah spesifik untuk sesuatu bahasa sahaja. Namun, struktur cantuman itu boleh diterima sekiranya struktur dapat menjelaskan dan menepati fakta kedua dan ketiga mengenai kehadiran penjodoh bilangan dan kata bilangan dalam bahasa Bateq. Fakta kedua ialah kehadiran penjodoh bilangan itu tidak wajib dan tidak bergantung kepada jenis kata nama kepala itu. c. Kerangka Berpikir

d. Teori untuk Memecahkan Masalah

Adapun metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam meningkatkan kemampuan menganalisis frasa di kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta adalah model pembelajaran koperatif yakni guru lebih memfokuskan tentang kemampuan yang dimiliki setiap anak dalam memenggal kontur, memenggal fungsi kalimat, dan memenggal frasa.

e. Hipotesis Tindakan

Terdapat hubungan model pembelajaran kooperatif dengan peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia tentang frasa kelas XI IPS 5 di SMA Negeri 5 Jakarta

BAB III

METODE PENELITIANA. Tujuan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan:1. perbaikan dan peningkatan keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran frasa

2. meningkatkan hasil pembelajaran frasa

3. memotivasi para guru untuk memahami dan mengaplikasikan model pembelajaran frasa

B. Objek Penelitian, Waktu penelitian, dan Tempat Penelitian1. Objek Penelitian

Yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta Pusat yang berjumlah 36 orang terdiri dari 18 orang peserta didik laki laki dan 18 orang peserta didik perempuan.

2. Tempat Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Jakarta Pusat.

3. Waktu PelaksanaanGant Chart Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 5 Jakarta Pusat:NoKegiatanFebruari 2008Maret 2008April 2008

1PersiapanV

2PelaksanaanV

3PelaporanV

a. Jumat, 12 Februari 2008Siklus I

Yang terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi

b. Jumat, 05 Maret 2008Siklus II

Yang terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi

b. Senin, 08 April 2008Siklus IIIYang terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi

C. Metodologi Penelitian (Prosedur Penelitian)Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan metode kaji tindak (Action Research) yang berlangsung tiga siklus.

Rancangan masing-masing siklus terdiri atas empat tahap (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) evaluasi, dan (4) refleksi. Dianalisis berdasarkan pendapat (Kemmis and McTaggart, 1988) dengan faktor yang diamati meliputi kemampuan peserta didik dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui kemampuannnya menganalisis wacana dari segi frasa.Adapun siklus pertama sampai siklus ketiga yang akan dilaksanakan adalah :

Kegiatan ini akan dilihat melalui kegiatan menganalisis frasa yakni akan ditampilkan wacana dan siswa harus dapat memenggal kontur, memenggal fungsi kalimat, dan memenggal frasa menjadi mudah untuk dipahami.Sedangkan untuk siklus kedua diperoleh dari pengamatan yang dilakukan di kelas melalui kegiatan pembacaan hasil karangan siswa di depan kelas dan siswa lainnya mendengarkan. Setelah itu, dapat diambil beberapa karangan yang sudah sesuai dengan prosedur penulisan karangan.D. Data dan Pengumpulan Data1. Sumber Data

Pengambilan data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan Ilmu-ilmu Sosial pada pelajaran Bahasa Indonesia tentang frasa

2. Jenis Data

Data penelitian terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari (1) hasil belajar, (2) rencana pembinaan, dan (3) hasil observasi pelaksanaan pembinaan

3. Cara Pengambilan Data

Data diperoleh dari observasi atau pengamatan yang dilakukan mencakup hal-hal berikut: (a) memberi tes kepada siswa, (b) memberikan catatan-catatan yang diperoleh selama observasi dari suatu kejadian pada rangkaian kejadian berikutnya ketika penelitian berlangsung, (c) refleksi diri serta perubahan yang terjadi di lapangan yang dilakukan dengan pengamatan, dan (d) keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan observasi. Sedangkan untuk pengumpulan data diperoleh dari pengamatan dan dokumentasi yang berasal dari guru dan siswa yang membahas kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia di depan umum dan menganalisis kalimat-kalimat dalam wacana.

E. Rencana Umum Tindakan

F. Prosedur Pelaksanaan

Metode dan Desain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian Rancangan prosedur PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah metode spiral atau siklus dari Stephen Kemmis dan McTanggart. Dengan ditemukannya beberapa kendala dalam proses pembelajaran, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya sampai target yang diinginkan tercapai.G. Kondisi Awal Subjek yang Diteliti

Siswa SMK Negeri 5 Jakarta yang beralamat di Jalan Raya Sumur Batu Jakarta Pusat mempunyai jumlah siswa 958 siswa yang terbagi menjadi 27 rombongan belajar; kelas X 8 rombongan belajar/kelas; kelas XI IPS terdiri atas 5 rombongan belajar/kelas; kelas XI IPA terdiri atas 4 rombongan belajar/kelas; kelas XII IPS terdiri atas 5 rombongan belajar/kelas; dan kelas XII IPA terdiri atas 4 rombongan belajar/kelas.

Yang mengikuti pelajaran ini adalah kelas XI IPS-5 berjumlah 35 siswa terdiri atas 16 Perempuan dan 19 laki-laki belum mengetahui konsep pembelajaran bahasa tentang analisis frasa dengan model pembelajaran kooperatif pendekatan keterampilan proses. H. Peran dan Posisi Penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas

Peran dan posisi penelitian adalah sebagai perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran serta mencari metode dalam melakukan analisis frasa dengan model pembelajaran kooperatif pendekatan keterampilan proses di kelas berikutnya pada SMA Negeri 5 Jakarta Pusat.I. Analisis Data dan Kriteria atau Ukuran Keberhasilan Kriteria keberhasilan kemampuan menurut Menganalisis keberhasilan kemampuan menurut Pupuh Fathurahman dan M. Sobry dalam Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum menyatakan, bahwa Apabila 85% jumlah siswa mencapai taraf keberhasilan optimal bahkan maksimal (mencapai 75% penguasaan materi) maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas SK dan KD yang baru sehingga tidak begitu penting untuk menyelenggarakan perbaikan. Apabila 75% atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal, maka proses pembelajaran berikutnya bersifat perbaikan atau remedialDalam hal ini, peneliti menganalisis data berdasarkan teknik deskriptif dengan prosentase, yaitua. Menabulasi data dan menghitung prosentase menggunakan rumus berikut:

% Tindakan =

Nilai total = kognitif (70%) + afektif (10%) + psikomotor (20%)

Ketuntasan =

Dengan menghitung X, jika X 6,8 maka hasil belajar tuntas.

Mendeskripsikan data yang menggambarkan kemampuan siswa dalam menganalisis frasa dari sebuah wacana.

b. Menganalisis data yang diperoleh dengan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menganalisis frasa dari sebuah wacana.

c. Setelah data diolah, maka dilakukan interpretasi terhadap data tersebut. Dari data tersebut peneliti berharap akan memperoleh sebuah informasi mengenai kemampuan siswa dalam menganalisis frasa dari sebuah wacana.J. Jadwal dan Langkah Penelitian

NoKegiatanMinggu Ke

12345678912

1Penyusunan proposal PTKXX

Pelaksanaan Siklus I X

2Perencanaan tindakan IX

3Pelaksanaan tindakan IXX

4Evaluasi tahap IX

5Refleksi tahap IX

6Perencanaan Siklus II

Perencanaan tindakan IIXX

7Pelaksanaan tindakan IIX

8Evaluasi tahap IIX

9Refleksi tahap IIX

10Perencanaan Siklus III

Perencanaan tindakan IIIX

X

11Pelaksanaan tindakan IIIX

12Evaluasi tahap IIIX

13Refleksi tahap IIIX

14Penyempurnaan laporanX

15Penggandaan laporan penelitianX

K. Tahapan Intervensi Tindakan

1. Siklus I

a. Tahap PerencanaanMembuat perencanaan pembelajaran untuk pelaksanaan pada siklus I, rencana tindakan yang dilaksanakan adalah analisis frasa dengan metode kooperatif pendekatan keterampilan proses. Teknik pengerjaan tugas pada awal siklus secara klasikal. Indikator ketercapaian yang dipilih adalah membuat siswa:

(1) dapat menganalisis kalimat atas frasa-frasanya;(2) dapat menyebutkan jenis-jenis frasa yang telah dianalisis; dan(3) dapat menulis contoh lain berdasarkan hasil analisis butir (1)

b. Tahap Pelaksanaan

Membagi siswa menjadi dua kelompok besar. Siswa mengerjakan tugas menganalisis wacana untuk ditentukan kalimat yang di dalamnya terdapat frasa-frasa. Tahap pelaksanaan siklus I sat kali pertemuan (1x45 menit). Tahap ini dilakukan pada hari kegiatan pembelajaran sesuai jadwal yang telah ditentukan.c. Tahap Observasi

Tahap ketika peneliti mengadakan pengamatan menganalisis wacana pada proses pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi

Tahap ketika peneliti mengadakan evaluasi bersama mitra kolaborasi hasil analisis data dan simpulan. Kemudian, mengiventarisasikan semua data yang dapat menunjukkan adanya peningkatan baik proses pembelajaran maupun hasil analisis frasa dengan metode kooperatif pendekatan keterampilan proses.

2. Siklus IIa. Tahap PerencanaanMembuat perencanaan pembelajaran untuk pelaksanaan pada siklus I, rencana tindakan yang dilaksanakan adalah analisis frasa dengan metode kooperatif pendekatan keterampilan proses. Teknik pengerjaan tugas pada awal siklus secara berkelompok (2 orang). Indikator ketercapaian yang dipilih adalah membuat siswa:(1) dapat menganalisis kalimat atas frasa-frasanya;

(2) dapat menyebutkan jenis-jenis frasa yang telah dianalisis; dan(3) dapat menulis contoh lain berdasarkan hasil analisis butir (1)

b. Tahap Pelaksanaan

Membagi siswa menjadi dua kelompok besar. Siswa mengerjakan tugas menganalisis wacana untuk ditentukan kalimat yang di dalamnya terdapat frasa-frasa. Tahap pelaksanaan siklus I sat kali pertemuan (1x45 menit). Tahap ini dilakukan pada hari kegiatan pembelajaran sesuai jadwal yang telah ditentukan.

c. Tahap Observasi

Tahap ketika peneliti mengadakan pengamatan menganalisis wacana pada proses pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi

Tahap ketika peneliti mengadakan evaluasi bersama mitra kolaborasi hasil analisis data dan simpulan. Kemudian, mengiventarisasikan semua data yang dapat menunjukkan adanya peningkatan baik proses pembelajaran maupun hasil analisis frasa dengan metode kooperatif pendekatan keterampilan proses.

3. Siklus IIIa. Tahap PerencanaanMembuat perencanaan pembelajaran untuk pelaksanaan pada siklus I, rencana tindakan yang dilaksanakan adalah analisis frasa dengan metode kooperatif pendekatan keterampilan proses. Teknik pengerjaan tugas pada awal siklus secara berkelompok (4 orang, satu sebagai pembicara dalam simulasi presentasi). Indikator ketercapaian yang dipilih adalah membuat siswa:

(1) dapat menganalisis kalimat atas frasa-frasanya;

(2) dapat menyebutkan jenis-jenis frasa yang telah dianalisis; dan

(3) dapat menulis contoh lain berdasarkan hasil analisis butir (1)b. Tahap Pelaksanaan

Membagi siswa menjadi dua kelompok besar. Siswa mengerjakan tugas menganalisis wacana untuk ditentukan kalimat yang di dalamnya terdapat frasa-frasa. Tahap pelaksanaan siklus I sat kali pertemuan (1x45 menit). Tahap ini dilakukan pada hari kegiatan pembelajaran sesuai jadwal yang telah ditentukan.

c. Tahap Observasi

Tahap ketika peneliti mengadakan pengamatan menganalisis wacana pada proses pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi

Tahap ketika peneliti mengadakan evaluasi bersama mitra kolaborasi hasil analisis data dan simpulan. Kemudian, mengiventarisasikan semua data yang dapat menunjukkan adanya peningkatan baik proses pembelajaran maupun hasil analisis frasa dengan metode kooperatif pendekatan keterampilan proses.L. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Tingkat keberhasilan tindakan ini ditentukan berdasarkan pertimbangan yang matang peneliti. Oleh karena itu, di samping perlu ditunjang data yang cukup, juga meminta pertimbangan Kepala SMA Negeri 5 Jakarta. Ukuran keberhasilan rata rata-rata kelas siklus ketiga 72,15 di atas KKM Bahasa Indonesia SMA Negeri 5 Jakarta tahun pelajaran 2007-2008 dengan nilai 66. Setelah siklus selesai diharapkan siswa mampu memecahkan masalah, sehingga cakrawala berpikir siswa semakin luas dan terbuka untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan. Keterampilan memecahkan masalah dapat dilakukan dengan latihan-latihan soal yang diberikan guru SMA Negeri 5 Jakarta untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan keterampilan.M. Data dan Sumber Data

1. Data yang digunakan dalam penelitian berupa data yang berkaitan dengan pemantauan tindakan yang diambil dari latihan-latihan atau tugas pre test yang diberikan guru di sekolah maupun yang berbentuk tugas di luar jam pelajaran dengan analisis wacana atas frasa-frasanya.2. Data peneliti berupa hasil analisis wacana atas frasa-frasanya. Sumber data yang dikenai tindakan adalah seluruh siswa kelas XI IPS-5 SMA Negeri 5 Jakarta tahun pelajaran 2007-2008 sebanyak 35 siswa terdiri atas 16 siswa perempuan dan 19 siswa laki-lakiN. Instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan untuk meningkatkan program pembelajaran (Program Based Learning).Instrumen pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

1. Hasil pre test dan post test siklus satu;

2. Hasil pre test dan post test siklus dua; dan

3. Hasil pre test dan post test siklus tiga

O. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Truworthiness)

a. Credibility

Kemampuan peneliti dalam mengumpulkan data dan menyusun instrumen berdasarkan teori-teori yang terkait dalam penelitian tindakan kelas. Berdasarkan beberapa teori analisis frasa, peneliti menyusun rumusan dalam kajian yang lebih rinci untuk menemukan indikator yang tepat untuk setiap instrumen dengan cara pengecekan dan melakukan perbandingan pada partisipan lain serta melakukan penyempurnaan.b. Transferability

Hasil temuan dalam penelitian dapat digunakan dan diterapkan pada situasi lain melalui pengumpulan data secara rinci sehingga memungkinkan untuk perbandingan anatar satu konteks dengan konteks yang lain. Hal ini dilakukan sebagai bahan kajian untuk perbaikan pada tindakan berikutnya dan memperkaya peneliti lebih memahami lingkup penelitian. Untuk sekolah, data yang diperoleh sebagai bahan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna dan lebih baikc. Confirmability

Keabsahan data yang digunakan oleh peneliti sebelumnya telah dikonfirmasikan kepada para ahli yang kompeten sehingga indikator dalam instrumen yang tertuang memenuhi kriteria data yang valid. Indikator yang kurang tepat dalam mengukur peneliti akan memperbaikinya berdasarkan informasi yang didapat dari nara sumber yang tepat dan mewujudkan data yang diperoleh adalah benar dan objektif yang menggambarkan data yang ada.BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. SIKLUS I (satu) Pertemuan 1 (satu)

1. Perencanaan

RENCANA PEMBELAJARAN

MATA PELAJARANBahasa dan Sastra Indonesia

KELAS /SEMESTERXI (sebelas) / 2 (dua)

PROGRAMUmum

ALOKASI WAKTU1 x 45 menit

TEMA

STANDAR KOMPETENSIMengungkapkan informasi melalui penulisan resensi sebagai objek analisis wacana

KOMPETENSI DASARMenganalisis resensi sebagai objek analisis frasa

ASPEK PEMBELAJARANMenulis analisis frasa

INDIKATOR Siswa mampu mengungkapkan analisis frasa meliputi :

- analisis wacana analisis kalimat analisis frasa bentuk-bentuk frasa jenis-jenis frasa contoh-contoh frasa - simpulan frasa

MATERI POKOK PEMBELAJARAN Pengertian frasa

Bentuk-bentuk frasa Jenis-jenis frasa

Contoh-contoh frasa

KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPKEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMBUKA(Apersepsi)Siswa ditanya mengenai pengertian frasaSiswa ditanya mengenai tujuan analisis frasa

INTISISWA MENGANALISIS WACANA

Siswa mempelajari prinsip-prinsip analisis frasaSiswa mempelajari contoh hasil analisis frasaSiswa memilih wacana resensi sebagai objek analisis frasaSiswa menganalisis frasa dengan mengungkapkan :

- analisis wacana analisis kalimat analisis frasa bentuk-bentuk frasa jenis-jenis frasa contoh-contoh frasa - simpulan frasa Siswa mempresentasikan hasil analisis frasa

PENUTUP

(Internalisasi & persepsi)Siswa diminta menjelaskan manfaat analisis frasaSiswa diminta mengungkapkan pengalamannya dalam menganalisis frasa

METODE DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar vPustaka rujukanAlex Suryanto dan Agus Haryanta. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas XI Jakarta : ESIS-Erlangga halaman 204-208

vMaterial: VCD, kaset, posterRekaman pembelajaran frasa

V Media cetak dan elektronikContoh analisis frasa

VWebsite internetContoh analisis frasa yang dipublikasikan di internet

VNarasumber Guru

Model peraga

VLingkunganAnalisis frasa yang dapat ditemukan dari sumber lain

Metode VPresentasi

Diskusi Kelompok

VInquiri

Demontrasi /Pemeragaan Model

PENILAIAN

TEKNIK DAN BENTUK VTes Lisan

VTes Tertulis

VObservasi Kinerja/Demontrasi

VTagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio

Pengukuran Sikap

VPenilaian diri

INSTRUMEN /SOAL

Daftar pertanyaan lisan tentang pengertian frasa, bentuk dan jenis frasa, serta tujuan analisis frasaTugas/perintah untuk melakukan analisis frasaDaftar pertanyaan uji kompetensi dan kuis uji teori untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap teori dan konsep yang sudah dipelajari

RUBRIK/KRITERIA PENILAIAN/BLANGKO OBSERVASI

RUBRIK PENILAIAN ANALISIS FRASA

Kompetensi Dasar: Mengungkapkan prinsip-prinsip analisis frasa

Nama Siswa

:

Kelas/No Absen:

Tanggal Penilaian:

NoUNSUR YANG DINILAISKOR

12345

01.Menentukan contoh wacana resensi

02.Memilih lima kalimat dari wacana resensi yang di dalamnya terdapat frasa-frasa

03.Menganalisis kalimat berdasarkan frasa-frasa

04.Menentukan bentuk-bentuk frasa

05.Menentukan jenis-jenis frasa

06.Menyampaikan kelemahan hasil analisis frasa

07.Mempresentasikan hasil analisis frasa

08.Menyimpulkan hasil analisis frasa

JUMLAH SKOR

Mengetahui, Jakarta, 12 Februari 2008 Kepala SMA Negeri 5 Jakarta Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. Kusnarto Veronica Subini, S. Pd. -------------------------------------- ------------------------------------

NIP : 130540567 NIP : 130935621/143157B. SIKLUS II (dua) Pertemuan 2 (dua)

RENCANA PEMBELAJARAN

MATA PELAJARANBahasa dan Sastra Indonesia

KELAS /SEMESTERXI (sebelas) / 2 (dua)

PROGRAMUmum

ALOKASI WAKTU1 x 45 menit

TEMA

STANDAR KOMPETENSIMengungkapkan informasi melalui penulisan resensi sebagai objek analisis wacana

KOMPETENSI DASARMenganalisis resensi sebagai objek analisis frasa

ASPEK PEMBELAJARANMenulis analisis frasa

INDIKATOR Siswa mampu mengungkapkan analisis frasa meliputi :

- analisis wacana analisis kalimat analisis frasa bentuk-bentuk frasa jenis-jenis frasa contoh-contoh frasa - simpulan frasa

MATERI POKOK PEMBELAJARAN Pengertian frasa

Bentuk-bentuk frasa

Jenis-jenis frasa

Contoh-contoh frasa

KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPKEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMBUKA(Apersepsi)Siswa ditanya mengenai pengertian frasaSiswa ditanya mengenai tujuan analisis frasa

INTISISWA MENGANALISIS WACANA

Siswa mempelajari prinsip-prinsip analisis frasaSiswa mempelajari contoh hasil analisis frasaSiswa memilih wacana resensi sebagai objek analisis frasaSiswa menganalisis frasa dengan mengungkapkan :

- analisis wacana analisis kalimat analisis frasa bentuk-bentuk frasa jenis-jenis frasa contoh-contoh frasa - simpulan frasa Siswa mempresentasikan hasil analisis frasa

PENUTUP

(Internalisasi & persepsi)Siswa diminta menjelaskan manfaat analisis frasaSiswa diminta mengungkapkan pengalamannya dalam menganalisis frasa

METODE DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar vPustaka rujukanAlex Suryanto dan Agus Haryanta. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas XI Jakarta : ESIS-Erlangga halaman 204-208

vMaterial: VCD, kaset, posterRekaman pembelajaran frasa

V Media cetak dan elektronikContoh analisis frasa

VWebsite internetContoh analisis frasa yang dipublikasikan di internet

VNarasumber Guru

Model peraga

VLingkunganAnalisis frasa yang dapat ditemukan dari sumber lain

Metode VPresentasi

Diskusi Kelompok

VInquiri

Demontrasi /Pemeragaan Model

PENILAIAN

TEKNIK DAN BENTUK VTes Lisan

VTes Tertulis

VObservasi Kinerja/Demontrasi

VTagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio

Pengukuran Sikap

VPenilaian diri

INSTRUMEN /SOAL

Daftar pertanyaan lisan tentang pengertian frasa, bentuk dan jenis frasa, serta tujuan analisis frasaTugas/perintah untuk melakukan analisis frasaDaftar pertanyaan uji kompetensi dan kuis uji teori untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap teori dan konsep yang sudah dipelajari

RUBRIK/KRITERIA PENILAIAN/BLANGKO OBSERVASI

RUBRIK PENILAIAN ANALISIS FRASA

Kompetensi Dasar: Mengungkapkan prinsip-prinsip analisis frasa

Nama Siswa

:

Kelas/No Absen:

Tanggal Penilaian:

NoUNSUR YANG DINILAISKOR

12345

01.Menentukan contoh wacana resensi

02.Memilih lima kalimat dari wacana resensi yang di dalamnya terdapat frasa-frasa

03.Menganalisis kalimat berdasarkan frasa-frasa

04.Menentukan bentuk-bentuk frasa

05.Menentukan jenis-jenis frasa

06.Menyampaikan kelemahan hasil analisis frasa

07.Mempresentasikan hasil analisis frasa

08.Menyimpulkan hasil analisis frasa

JUMLAH SKOR

Mengetahui,

Jakarta, 05 Maret 2008

Kepala SMA Negeri 5 Jakarta Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. Kusnarto Veronica Subini, S. Pd. -------------------------------------- ------------------------------------

NIP : 130540567 NIP : 130935621/143157C. SIKLUS III (tiga) Pertemuan 3 (tiga)

RENCANA PEMBELAJARAN

MATA PELAJARANBahasa dan Sastra Indonesia

KELAS /SEMESTERXI (sebelas) / 2 (dua)

PROGRAMUmum

ALOKASI WAKTU1 x 45 menit

TEMA

STANDAR KOMPETENSIMengungkapkan informasi melalui penulisan resensi sebagai objek analisis wacana

KOMPETENSI DASARMenganalisis resensi sebagai objek analisis frasa

ASPEK PEMBELAJARANMenulis analisis frasa

INDIKATOR Siswa mampu mengungkapkan analisis frasa meliputi :

- analisis wacana analisis kalimat analisis frasa bentuk-bentuk frasa jenis-jenis frasa contoh-contoh frasa - simpulan frasa

MATERI POKOK PEMBELAJARAN Pengertian frasa

Bentuk-bentuk frasa

Jenis-jenis frasa

Contoh-contoh frasa

KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPKEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMBUKA(Apersepsi)Siswa ditanya mengenai pengertian frasaSiswa ditanya mengenai tujuan analisis frasa

INTISISWA MENGANALISIS WACANA

Siswa mempelajari prinsip-prinsip analisis frasaSiswa mempelajari contoh hasil analisis frasaSiswa memilih wacana resensi sebagai objek analisis frasaSiswa menganalisis frasa dengan mengungkapkan :

- analisis wacana analisis kalimat analisis frasa bentuk-bentuk frasa jenis-jenis frasa contoh-contoh frasa - simpulan frasa Siswa mempresentasikan hasil analisis frasa

PENUTUP

(Internalisasi & persepsi)Siswa diminta menjelaskan manfaat analisis frasaSiswa diminta mengungkapkan pengalamannya dalam menganalisis frasa

METODE DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar vPustaka rujukanAlex Suryanto dan Agus Haryanta. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas XI Jakarta : ESIS-Erlangga halaman 204-208

vMaterial: VCD, kaset, posterRekaman pembelajaran frasa

V Media cetak dan elektronikContoh analisis frasa

VWebsite internetContoh analisis frasa yang dipublikasikan di internet

VNarasumber Guru

Model peraga

VLingkunganAnalisis frasa yang dapat ditemukan dari sumber lain

Metode VPresentasi

Diskusi Kelompok

VInquiri

Demontrasi /Pemeragaan Model

PENILAIAN

TEKNIK DAN BENTUK VTes Lisan

VTes Tertulis

VObservasi Kinerja/Demontrasi

VTagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio

Pengukuran Sikap

VPenilaian diri

INSTRUMEN /SOAL

Daftar pertanyaan lisan tentang pengertian frasa, bentuk dan jenis frasa, serta tujuan analisis frasaTugas/perintah untuk melakukan analisis frasaDaftar pertanyaan uji kompetensi dan kuis uji teori untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap teori dan konsep yang sudah dipelajari

RUBRIK/KRITERIA PENILAIAN/BLANGKO OBSERVASI

RUBRIK PENILAIAN ANALISIS FRASA

Kompetensi Dasar: Mengungkapkan prinsip-prinsip analisis frasa

Nama Siswa

:

Kelas/No Absen:

Tanggal Penilaian:

NoUNSUR YANG DINILAISKOR

12345

01.Menentukan contoh wacana resensi

02.Memilih lima kalimat dari wacana resensi yang di dalamnya terdapat frasa-frasa

03.Menganalisis kalimat berdasarkan frasa-frasa

04.Menentukan bentuk-bentuk frasa

05.Menentukan jenis-jenis frasa

06.Menyampaikan kelemahan hasil analisis frasa

07.Mempresentasikan hasil analisis frasa

08.Menyimpulkan hasil analisis frasa

JUMLAH SKOR

Mengetahui, Jakarta, 08 April 2008

Kepala SMA Negeri 5 Jakarta Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. Kusnarto Veronica Subini, S. Pd. -------------------------------------- ------------------------------------

NIP : 130540567 NIP : 130935621/143157D. OBSERVASI

Setelah proses pembelajaran selesai dapat diketahui hasil perolehan nilai sebelum pelaksanaan pembelajaran dan setelah pelaksanaan pembelajaran menunjukkan perbedaan yang cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil per siklus berikut:DATA HASIL PENELITIAN BERDASARKAN SIKLUS

SISWA KELAS XI IPS 5 SMA N 5 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2007-2008

NONISNAMAPRASIKLUSSIKLUS 1SIKLUS 2SIKLUS 3

120870AIDA FITRIYANI30307071

220871AIDA NURGUS TIANTI18187864

320793ANDRI RUKMANA14145064

420794ANDRIKO10107164

521065CHRIST MARANATHA SITEPU25255671

621067DIAN ROHMAN20204364

720989DIMAS GRIYAN PURNAMA13135064

820884FELIX IMMANUEL10107171

920918FIRMAN HADIYANZA12127178

1020997FITRI SUSANTI-105078

1120959FITRIAH PURWANINGSIH13135071

1220805FOREHAND SUHADA15157164

1321000GILANG MUTAHARI FAROUZI40407178

1421001HAIRRANI FAJRIYAH42428671

1520919HARYANA SAFRI15155071

1620889IRWAN TIRA13138578

1721076ISNANDA NURILLAH31317871

1820924KUKU ALMAIDA-105664

1920925LISKA TRI UNTARI34347171

2020892MARSHA ANINDYA PUTRI41417878

2121113MOHAMMAD ASSIRI ASSADAMI21215271

2221046MUHAMAD ADHARI21105071

2321047MUHAMMAD AL FARISSY25257878

2420855NENENG DEWI KOMALIASARI30305778

2520929NOVIA NIRMALA21215271

2620930OKI PRASTIYAWAN25257178

2720934RENDY OCTAVIANTO-215078

2820937RIRIN RAHMANDANI19197171

2920822RIZKY WAHYUDI28287178

3021052ROMI ENDRIAN39398671

3121484SANTY PRAMANTHY24247178

3221095SUCI MUTIA DAMARA21216478

3321055SUMAYA SYAHIDAH34347171

3420940SYARIFATUZ ZAHRA50505071

3520904YAYAN PRASETIA NUGROHO30307871

RATA-RATA22,0622,8965,2572,17

Mengetahui, Jakarta, 08 April 2008

Kepala SMA Negeri 5 Jakarta Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. Kusnarto Veronica Subini, S. Pd. -------------------------------------- ------------------------------------

NIP : 130540567 NIP : 130935621/143157E. REFLEKSI1. Kendala-kendalaPembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2007-2008 dengan standar kompetensi menunjukan sikap positif terhadap analisis wacana atas klausa dan kalimat-kalimatnya yang dilakukan dengan tanpa model pembelajaran kurang menggembirakan, baik dari segi proses pembelajaran, penumbuhan motivasi belajar peserta didik, maupun hasil pembelajaran.Proses pembelajaran cenderung membosankan. Sebagian besar peserta didik cenderung kurang memperhatikan dan menunjukkan kemalasan. Motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia tentang frasa hanya 33,66 %. Akibatnya, hasil pembelajaran belum memuaskan sehingga KKM yang ditetapkan, yaitu 66 belum dapat tercapai. Rata-rata nilai penguasaan konsep hanya 22,89 dengan ketuntasan belajar peserta didik hanya 0,00 %. Hasil pembelajaran yang belum mencapai KKM menjadikan semangat dan kepuasan guru dalam pembelajaran cenderung menurun. Untuk itu, diperlukan perubahan strategi dan teknik pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran sesuai KKM, bahkan diharapkan melampaui KKM.2. Depkripsi Per Siklus

a. Siklus I

Siklus pertama merupakan proses pembelajaran pertemuan pertama dengan standar kompetensi menunjukkan sikap positif terhadap menunjukkan sikap positif terhadap kemampuan menganalisis wacana atas frasa-frasanya. Langkah pokok dalam siklus pertama adalah:

(1) Peneliti memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca buku sumber.(2) Guru mengamati seluruh peserta didik yang sedang membaca.(3) Guru memberikan beberapa pertanyaan secara lisan untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran.(4) Hasil yang dicapai oleh peserta didik menjadi bahan refleksi kegiatan pembelajaran berikutnya.

Hasil pembelajaran penguasaan konsep Bahasa Indonesia tentang Frasa kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta Pusat siklus pertama adalah sebagai berikut (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Hasil Pembelajaran Siklus I

No.AspekRata-rataKeterangan

1.Nilai rata-rata penguasaan konsep22,89

2.Ketuntasan belajar0,00 %0 perserta didik

Sedangkan dari segi motivasi peserta didik dalam belajar Bahasa Indonesia tentang frasa terjadi peningkatan sebesar 33,66 % dari awal siklus sehingga motivasi belajar pada siklus pertama adalah (22,89 + 65,25 = 88,14) dengan penghitungan prosentase 42,36 : 88,14 x 100 = 48,60 %. b. Siklus II

Siklus kedua merupakan proses pembelajaran pertemuan kedua dengan standar kompetensi Bahasa Indonesia tentang Frasa kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta Pusat. Langkah pokok dalam siklus kedua adalah:

(5) Peneliti menyajikan materi pembelajaran dengan media audio visual.(6) Guru memberikan soal-soal latihan.(7) Peserta didik secara individu mengerjakan soal latihan.(8) Guru mengamati kegiatan peserta didik.(9) Guru memberikan soal-soal penilaian akhir.Hasil pembelajaran penguasaan konsep Bahasa Indonesia tentang Frasa kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta Pusat siklus kedua adalah sebagai berikut (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Hasil Pembelajaran Siklus II

No.AspekRata-rataKeterangan

1.Nilai rata-rata penguasaan konsep65,25

2.Ketuntasan belajar58,33 %21 peserta didik

Sedangkan dari segi motivasi peserta didik dalam belajar Bahasa Indonesia tentang Frasa kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta Pusat terjadi peningkatan sebesar 58,33% - 48,60% = 9,73 % dari siklus pertama sehingga motivasi belajar pada siklus kedua adalah 65,25 : 99 x 100 = 65,91 %.c. Siklus III

Siklus ketiga merupakan proses pembelajaran pertemuan ketiga dengan standar kompetensi menunjukkan sikap positif terhadap kemampuan menganalisis wacana atas frasa-frasanya. Langkah pokok dalam siklus ketiga adalah:(1) Peneliti menyajikan materi pembelajaran dengan media audio visual.(2) Guru memberikan soal-soal latihan.(3) Peserta didik secara berkelompok mengerjakan soal latihan.(4) Guru mengamati kegiatan diskusi peserta didik.(5) Hasil yang dicapai oleh peserta didik dipresentasikan di depan kelas dan disimpulkan.(6) Guru memberikan soal-soal penilaian akhir.Hasil pembelajaran penguasaan konsep tentang kemampuan menganalisis wacana atas frasa-frasanya siklus ketiga adalah sebagai berikut (Tabel 4.3).Tabel 4.3 Hasil Pembelajaran Siklus III

No.AspekRata-rataKeterangan

1.Nilai rata-rata penguasaan konsep72,17

2.Ketuntasan belajar80,56 %29 peserta didik

Sedangkan dari segi motivasi peserta didik dalam belajar Bahasa Indonesia tentang Frasa kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta Pusat terjadi peningkatan sebesar 48,60 % dari siklus kedua sehingga motivasi belajar pada siklus ketiga adalah 65,91 %.3. Hasil Analisis Antarsiklus

Upaya memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Frasa kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta Pusat yang dilaksanakan denga pendekatan cooperatif learning mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dari segi proses pembelajaran, motivasi belajar, maupun prestasi Bahasa Indonesia tentang Frasa kelas XI IPS 5, SMA Negeri 5 Jakarta Pusat. 1. Hasil Pembelajaran

Prestasi belajar penguasaan konsep standar kompetensi menunjukkan sikap positif terhadap kemampuan menganalisis wacana atas frasa-frasanya yang dilakukan lebih meningkat. Hal itu tampak dari nilai rata-rata prestasi belajar penguasaan konsep tentang kemampuan menganalisis wacana berdasarkan frasa-frasanya dan persentase ketuntasan belajar yang pada kondisi awal belum mampu mencapai ketuntasan belajar, namun pada akhir siklus ketiga mayoritas peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar. Peningkatan prestasi belajar penguasaan konsep dan ketuntasan belajar peserta didik adalah sebagai berikut (Tabel 4.4).Tabel 4.4 Prestasi Belajar Penguasaan Konsep

No.SiklusNilai rata-rataKetuntasan Belajar

1.Prasiklus22,0600,00 %

2.Siklus I22,8900,00 %

3.Siklus II65,2558,33 %

4.Siklus III72,1780,56 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil simpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan prestasi belajar penguasaan konsep peserta didik tentang kemampuan menganalisis wacana atas frasa-frasanya.Untuk memperjelas peningkatan prestasi belajar berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pada grafik di bawah ini.Grafik Nilai Rata-rata Penguasaan Konsep

BAB VPENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa1. Rata-rata presentase penguasaan konsep peserta didik mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus 1 sebesar 22,89% meningkat menjadi 65,25% pada siklus 2 dan meningkat kembali pada siklus 3 menjadi 72,17.

2. Rata-rata hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus 1 sebesar 00,00 meningkat menjadi 58,33 pada siklus 2, dan meningkat kembali pada siklus 3 menjadi 80,56.

B. Saran

Model pengajaran kooperatif dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sangat baik diterapkan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan hasil belajar peserta didik terutama pada sekolah yang pemahaman konsep frasa peserta didik relatif rendak dan aktivitas belajarnya kurang.

C. Rekomendasi

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru yang menjadikan pembelajaran kooperatif tipe keterampilan proses sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang frasa dapat meningkatkan pemahaman, aktivitas, serta hasil belajar peserta didik.

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan peserta didik, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesenambungan dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang frasa maupun mata pelajaran lainnya.

3. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe keterampilan proses guru harus benar-benar memahami langkah-langkah dan dapat mengelola waktu seoptimal mungkin. Peran guru sebagai fasilitator menjadi sangat penting.

Daftar PustakaArifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Arikunto, Suharsimi, Dr., 2008. Penulisan Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT Bintang Harapan Sejahtera, ISBN 978-602-8141-02-6)Alwi, Hasan dan Dery Sugono. 2002. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Ibrahim, Syukur, dkk. Bahan Ajar Sintaksis Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang.Qurtubi, Ahmad, Dr. H., M.A., 2009. Pengantar Teori Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bintang Harapan Sejahtera, ISBN 978-602-8141-02-6)Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.Rusnaji, Oscar. Aspek-aspek Linguistik. IKIP Malang.

............. 1983. Aspek-aspek Sintaksis Bahasa Indonesia. IKIP Malang.

Samsuri. 1985. Tata Bahasa Indonesia Sintaksis. Jakarta: Sastra Budaya.

Sugono, Dendy. 1986. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: C.V. Kilat Grafika.

Verhaar. 2004. Asas-asas Linguistik Umum. (Yogyakarta: Gadjah Mada university Press).

Wirjosoedjarmo. 1984. Tata Bahasa Indonesia. (Surabaya: Sinar Wijaya)LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. SILABUS BAHASA INDONESIA

2. SURAT KETERANGAN PENELITIAN

3. SURAT KETERANGAN KOLABORATOR

4. FOTO-FOTO KEGIATAN

5. DAFTAR HADIR SISWA KELAS XI IPS-5 TAHUN PELAJARAN 2007-2008

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 1

Standar Kompetensi: Mendengarkan 1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan wawancaraKompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

1.1Menemukan pokok-pokok isi sambutan/ khotbah yang didengar

Sambutan atau khotbah

Pokok-pokok isi sambtan

Ringkasan sambutan/khotbah

Mendengarkan sambutan atau khotbah

Menuliskan pokok-pokok isi sambutan tersebut ke dalam beberapa kalimat

Menyampaikan (secara lisan) ringkasan sambutan atau khotbah

Menanggapi ringkasan isi sambutan atau khotbah

Mencatat pokok-pokok isi sambutan atau khotbah yang didengarkan

Menuliskan pokok-pokok isi sambutan tersebut ke dalam beberapa kalimat

Menyampaikan (secara lisan) ringkasan sambutan atau khotbah Jenis Tagihan:

tugas individu

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat2Tape/ kaset khotbah

1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara Wawancara melalui radio atau televisi

Isi pokok wawancara

Cara merangkum hasil wawancara

Mendengarkan wawancara melalui radio/ televisi *

Merangkum seluruh isi pembicaraan dalam beberapa kalimat Menyampaikan (secara lisan) isi rangkuman kepada orang lain

Menanggapi (secara lisan) isi rangkuman wawancara

Mencatat pokok-pokok pembicaraan dalam wawancara : siapa yang mewawancarai dan siapa yang diwawancarai, serta apa isi pembicaraannya

Merangkum seluruh isi pembicaraan dalam beberapa kalimat

Menyampaikan (secara lisan) isi rangkuman kepada orang lainJenis Tagihan:

tugas individu

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat2Wawancara di radio/ televisi

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 1

Standar Kompetensi: Berbicara 2. Mengungkapkan secara lisan informasi hasil membaca dan wawancaraKompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

2.1 Menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca (artikel atau buku)

Artikel/ buku

Pokok-pokok isi artikel/ buku

Hal-hal yang menrik dala artikel/ buku

Membaca artikel/ buku

Mendata pokok-pokok isi artikel/ buku yang diperoleh dari hasil membaca

Menyampaikan (secara lisan) isi bacaan dengan memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Mengemukan hal-hal yang menarik dalam artikel/ buku yang telah dibacanya dengan memberi kan alasan Mendata pokok-pokok isi artikel/ buku yang diperoleh dari hasil membaca

Menyampaikan (secara lisan) isi bacaan dengan memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Mengemukan hal-hal yang menarik dalam artikel/ buku yang telah dibacanya dengan memberikan alasan

Jenis Tagihan:

Praktik

Bentuk Instrumen:

performansi

format pengamatan4

Buku/ artikel dari media cetak/ elektronik

Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

2.2 Menjelaskan hasil wawancara tentang tanggapan narasumber terhadap topik tertentu Dialog yang berupa tanya jawab

Daftar pertanyaan Rangkuman hasil wawancara Mencatat pokok-pokok hasil wawancara topik tertentu *

Membuat rangkuman hasil wawancara dengan kalimat yang efektif

Menyampaikan rangkuman hasil wawancara

Mendiskusikan rangkuman hasil wawancara

Mencatat pokok-pokok hasil wawancara topik tertentu

Membuat rangkuman hasil wawancara dengan kalimat yang efektif

Menyampaikan rangkuman hasil wawancara

Jenis Tagihan:

tugas kelompok

praktik

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

performansi

format pengamatan4

Tape/ kaset, daftar pertanyaan

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 1

Standar Kompetensi: Membaca 3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca nyaringKompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

3.1Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan membaca intensif

Paragraf yang berpola deduktif dan induktif

Kalimat utama

Kalimat penjelas

Kalimat kesimpulan

Ciri paragraf deduktif/ induktif

Perbedaan deduktif dengan induktif

Membaca paragraf berpola deduktif dan induktif Mengidentifikasi ciri paragraf induktif dan deduktif

Menjelaskan perbedaan antara paragraf deduktif dengan induktif

Mengidentifikasi frase nominal dalam paragraf induktif dan deduktif

Menemukan kalimat yang mengandung gagasan utama pada paragraf

Menemukan kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama

Menemukan paragraf induktif dan deduktif

Mengidentifikasi ciri paragraf induktif dan deduktif

Menjelaskan perbedaan antara paragraf induktif dengan induktif

Mengidentifikasi frase nominal dalam paragraf induktif dan deduktif

Jenis Tagihan:

tugas individu

tugas kelompok

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat4

Komposisi oleh Gorys Kerf

artikel/ berita dari media cetak/ elektronik

Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

3.2Membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap membaca yang baikNaskah berita

Ciri-ciri naskah berita

Lafal

Tekanan

Intonasi

jeda

rangkuman isi berita Membacakan naskah berita dengan memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, kejelasan ucapan, tatapan mata, dan sikap membaca yang benar *

Mendiskusikan pembacaan berita yang dilakukan teman Membacakan naskah berita dengan memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, kejelasan ucapan, tatapan mata, dan sikap membaca yang benar

Membahas pembacaan berita yang dilakukan temanJenis Tagihan:

tugas individu

Bentuk Instrumen:

performansi

format pengamatan4

Berita dari media cetak/ elektronik

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 1

Standar Kompetensi: Menulis 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk proposal, surat dagang, karangan ilmiah

Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

4.1Menulis proposal untuk berbagai keperluan

Contoh proposal

Unsur-unsur proposal

Membaca contoh proposal

Mengidentifiasi komponen atau unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah proposal

Menulis proposal sesuai dengan keperluan

Membahas proposal dalam kelompok kecil untuk mendapatkan masukan perbaikan Mengidentifiasi komponen atau unsur-unsur proposal

Menulis proposal sesuai dengan keperluan

Membahas proposal dalam kelompok kecil untuk mendapatkan masukan perbaikanJenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas individu

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawabansingkat

6Komposisi, Gorys Keraf

4.3 Menulis surat dagang dan surat kuasa

Beberapa contoh surat perjanjian jual beli dan surat kuasa

Ciri-ciri surat dagang dan surat kuasa

Unsur-unsur surat dagang dan surat kuasa

Mendaftar jenis surat Niaga Membaca surat perjanjian jual beli dan surat kuasa

Menulis surat perjanjian jual beli dan surat

kuasa sesuai dengan

keperluan

Mendiskusikan surat perjanjian jual-beli dan surat kuasa yang telah dibuat

Memperbaiki surat perjanjian jual beli dan surat kuasa tulisan teman Mendaftar jenis surat

niaga

Menulis surat perjanjian

jual beli dan surat

kuasa sesuai dengan

keperluan

Menjelaskan isi surat jual-beli dan surat kuasa

Memperbaiki surat perjan-jian jual beli dan surat kuasa hasil tulisan teman

Jenis Tagihan:

tugas individu

tugas kelompok

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat4Surat-menyurat, Lamuddin Finoza

Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

4.3Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kakiContoh karya tulis dengan dilengkapi daftar pustaka dan catatan kaki

Unsur-unsur karya tulis

Daftar pustaka

Catatan kaki

Membaca contoh karya tulis yang dilengkapi dengan daftar pustaka dan catatan kaki * Menulis karya tulis, dengan dilengkapi daftar pustaka dan catatan kaki

Menyunting karya tulis yang dilengkapi daftar pustaka dan catatan kaki karya sendiri atau karya teman

Menentukan topik atau gagasan yang akan dikembangkan dalam karya tulis (berdasarkan pengamatan atau penelitian)

Menyusun kerangka karya tulis

Mengembangkan kerangka menjadi karya tulis, dengan dilengkapi daftar pustaka dan catatan kaki

Menyunting karya tulis yang dilengkapi daftar pustaka dan catatan kaki karya sendiri atau karya teman Jenis Tagihan:

tugas kelompok

ulangan

tugas individu

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat6Menulis Karya Ilmiah, Zainal Arifin

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 1

Standar Kompetensi: Mendengarkan 5. Memahami pementasan drama Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

5.1 Mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan dramaRekaman drama

Pristiwa

Penokohan

Konflik

Pesan

Amanat

Isi drama

Mendengarkan rekaman drama

Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik drama

Merangkum isi drama berdasarkan dialog yang didengar

Mengaitkan isi drama dengan kehidupan sehari-hari. Menentukan tokoh, peran, dan wataknya

Menentukan konflik dengan menunjukkan data yang mendukung

Menentukan tema dengan alasan

Menentukan pesan dengan data yang mendukung

Merangkum isi drama berdasarkan dialog yang didengar

Mengaitkan isi drama dengan kehidupan sehari-hari.

Jenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas individu

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat4

Rekaman drama

Kompetensi Dasar

Materi Pembela jaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

5.2 Menganalisis pementasan drama berdasarkan teknik pementasanPementasan drama

Gerak (action) Mimic/pantomimik Blocing Tata panggung Tata busana Tata bunyi Tata lampu Menonton pementasan drama

Mengidentifikasi pementasan drama berdasarkan gerak atau action para tokoh ( mimik, pantomimik (gerak anggota tubuh yang lain), blocing (posisi aktor di atas pentas))

Menganalisis tata busana, tata panggung, tata bunyi, tata lampu Mengidentifikasi pementasan drama berdasarkan gerak atau action para tokoh ( mimik, pantomimik (gerak anggota tubuh yang lain), blocing (posisi aktor di atas pentas))

Menjelaskan tata busana yang dipakai para tokoh cerita

Menjelaskan tata panggung yang menggambarkan peristiwa (tempat, waktu, suasana)

Menjelaskan tata bunyi (efek dan musik)

Menjelaskan tata lampu Jenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas individu

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawabansingkat4

Pementasan drama

Rekaman video

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 1

Standar Kompetensi: Berbicara 6. Memerankan tokoh dalam pementasan drama

Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

6.1Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh

Naskah drama

Gerak (action) Mimic/pantomimik Blocing Tata panggung Tata busana Tata bunyi Tata lampu Membaca dan memahami teks drama yang akan diperankan

Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh

Mendiskusikan penyampaian dialog teman

Membaca dan memahami teks drama yang akan diperankan

Menghayati watak tokoh yang akan diperankan

Menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh

Jenis Tagihan:

tugas individu

tugas kelompok

Bentuk Instrumen:

performansi

format pengamatan6

Buku drama

6.2 Mengekpresikan perilaku dan dialog tokoh protogonis dan atau antagonisNaskah drama

Penghayatan watak tokoh

Tokoh protogonis

Tokoh antogonis

Membaca dan memahami teks drama yang akan diperankan

Menghayati watak tokoh yang akan diperankan

Mengekpresikan perilaku dan dialog tokoh protogonis dan atau antagonis

Membaca dan memahami teks drama yang akan diperankan

Menghayati watak tokoh yang akan diperankan

Mengekpresikan perilaku dan dialog tokoh protogonis dan atau antagonis

Jenis Tagihan:

tugas individu

tugas kelompok

Bentuk Instrumen:

performansi

format pengamatan6

Buku drama

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 1

Standar Kompetensi: Membaca 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan

Kompetensi Dasar

Materi Pembela jaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

7.1Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat

Teks hikayat

Ciri-ciri hikayat

Unsur-unsur intrinsic ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat)

Membaca teks hikayat

Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama

Menemukan unsur-unsur intrinsik ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat

Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri

Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama

Menemukan unsur-unsur intrinsik ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat

Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri Jenis Tagihan:

tugas individu

tugas kelompok

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat4

Buku hikayat

Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

7.2Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahanNovel Indonesia dan novel terjemahan

unsur-unsur intrinsik ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) Unsur ektrinsik dalam novel terjemahan(nilai budaya, sosial, moral, dll)

Membaca novel Indonesia dan novel terjemahan

Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel Indonsia dan terjemahan

Membandingkan unsur ekstrinsik dan intrinsic novel terjemahan dengan novel Indonesia

Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel Indonsia

Menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel terjemahan

Membandingkan unsur-nekstrinsik dan intrinsik novel terjemahan dengan novel Indonesia

Jenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas kelompok

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian pilihan ganda

jawaban singkat4

Novel Indonesia

Novel terjemahan

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 1

Standar Kompetensi: Menulis 8. Mengungkapkan infomasi melalui penulisan resensi Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

8.1Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan resensi

Resensi novel sastra atau novel populer dengan memperhatikan unsur-unsur resensi

prinsip-prinsip penulisan resensi:

identitas buku

kepengarangan

Keunggulan buku

Kelemahan buku

Membaca resensi

Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan resensi:

identitas buku

kepengarangan

Keunggulan buku

Kelemahan buku

Ikhtisar (inti permasalahan) dengan bahasa yang komunikatif dan penggunaan EYD

Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan resensi:

identitas buku

kepengarangan

Keunggulan buku

Kelemahan buku

Ikhtisar (inti permasalahan) dengan bahasa yang komunikatif dan penggunaan EYD

Jenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas kelompok

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat

4

Komposisi, Gorys Keraf/ resensi dar

Media cetak/ elektronik

8.2Mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan resensi Unsur-unsur resensi

identitas buku

kepengarangan

Keunggulan buku

Kelemahan buku

Ikhtisar (inti permasalahan) dengan bahasa yang komunikatif dan penggunaan EYD Menulis resensi novel dengan memperhatikan

identitas buku

kepengarangan

Keunggulan buku

Kelemahan buku

Ikhtisar (inti permasalahan) dengan bahasa yang komunikatif dan penggunaan EYD

Menulis resensi novel dengan memperhatikan

identitas buku

kepengarangan

Keunggulan buku

Kelemahan buku

Ikhtisar (inti permasalahan) dengan bahasa yang komunikatif dan penggunaan EYDJenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas kelompok

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraiaa pilihan ganda

jawaban singkat4

Komposisi, Gorys Keraf/ resensi dar

Media cetak/ elektronik

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 2

Standar Kompetensi: Mendengarkan 9. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

9.1Gagasan para pembicara dalam diskusi

Gagasan para pembicara dalam diskusi

Pokok-pokok isi

rangkuman

Mendengarkan diskusi

Merangkum seluruh isi pembicaraan ke dalam beberapa kalimat

Menanggapi rangkuman yang dibuat teman

Mencatat pokok-pokok pembicaraan: siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya

Merangkum seluruh isi pembicaraan ke dalam beberapa kalimat

Menanggapi rangkuman yang dibuat teman

Jenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas kelompok

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

pilihan ganda

jawaban singkat4Televisi/ gagasan para pembicara

9.2Mengomentari pendapat seseorang dalam suatu diskusi atau seminar Komentar para pembicara

Cara memberikan komentar

Mendengarkan pendapat seseorang dalam diskusi

Mengomentari pendapat seseorang dalam diskusi

Mengajukan pertanyaan

Menanggapi pembicara dalam bentuk kritikan atau dukungan

Menambahkan alasan yang dapat memperkuat tanggapan

Jenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas individu

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraianbebas

pilihan ganda

jawaban singkat4Televisi/ gagasan para pembicara

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 2

Standar Kompetensi: Berbicara 10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminarKompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

10.1Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar

Contoh hasil penelitian

Langkah-langkah penelitian

Syarat-syarat penelitian

Melakukan penelitian *

Menulis hasil penelitian

Mengemukakan ringkasan hasil penelitian

Menjelaskan proses penelitian dengan kalimat yang mudah dipahami

Mendiskusikan hasil penelitian teman yang telah dipresentasikan: setuju atau tidak setuju dengan argumen yang kuat.

Menuliskan pokok-pokok yang akan disampaikan secara berurutan

Mengemukakan ringkasan hasil penelitian

Menjelaskan proses penelitian dan hasil penelitian dengan kalimat yang mudah dipahami

Jenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas individu

Bentuk Instrumen:

performansi

format penilaian4

Buku yang berhubungan dengan penelitian

10.2 Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian Tanggapan para pembicara

Cara-cara memberikan komentar Mendengarkan presentasi hasil penelitian

Mengemukakan tanggapan yang mendukung hasil penelitian

Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian

Mengemukakan tanggapan yang mendukung hasil penelitian

Menanggapi kritikan terhadap hasil penelitian

Menyampaikan alasan yang mendukung penolakan

Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian

Jenis Tagihan:

tugas kelompok

tugas individu

Bentuk Instrumen:

performansi

format pengamatan4

Buku yang berhubungan dengan penelitian

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 2

Standar Kompetensi: Membaca 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif

Kompetensi Dasar

Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranIndikatorPenilaianAlokasi

WaktuSumber/

Bahan/Alat

11.1 Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit

Teks terdiri atas 600 atau 900 kata

teknik membaca cepat

fungsi membaca cepat

rumus membaca cepat Membaca cepat teks

Menjawab secara benar 75% dari seluruh pertanyaan yang tersedia

Mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan

Membaca cepat ( 300 kata per menit

Menjawab secara benar 75% dari seluruh pertanyaan yang tersedia

Mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan

Jenis Tagihan:

pertanyaan tertulis

lisan

ulangan

Bentuk Instrumen:

pilihan ganda

uraian bebas

jwaban sinkat2Artikel/ berita dari media cetak/ elektronik

11.2 Membedakan fakta dan opini pada editorial dengan membaca intensif Tajuk rencana atau editorial dalam surat kabar atau majalah

Fakta

opini Membaca tajuk rencana atau editorial

Mendiskusikan fakta dan opini dalam tajuk rencana atau editorial

Menemukan fakta dan opini penulis tajuk rencana atau editorial

Membedakan fakta dengan opini

Mengungkapkan isi tajuk rencana/editorial

Jenis Tagihan:tugas individu

tugas kelompok

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

jawaban singkat, pilihan ganda2Media cetak/ elektronik

SILABUS

Nama Sekolah

: SMA Negeri 5 Jakarta

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI

Semester

: 2

Standar Kompetensi: Menulis