ptk bu alpiah... · web viewfakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran...

29

Click here to load reader

Upload: phamhuong

Post on 26-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

1

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM

MATERI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) DI KELAS IX SMP NEGERI 1 SAMPIT

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh: Hj. Elpiah, S.PdGURU IPS TERPADU

SMP N 1 RSBI SAMPIT

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGAKABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

SMP N 1 RSBI SAMPIT2012

Page 2: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Pertama

No.543/C3/KEP/2007, sejak dimulai tahun pelajaran 2007/2008 SMP Negeri 1

Sampit dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) sebelum nantinya mengarah ke terwujudnyabSekolah

Bertaraf Internasional (SBI). Depdiknas(2006), tentang Pedoman

Penyelenggaraan SBI SMP, dinyatakan bahwa standar standar SBI pada jenjang

SMP diantaranya adalah setiap rombongan belajar (rombel) kapasitas maksimum

adalah 24 siswa, calon siswa baru (input) memiliki rata-rata nilai akademik dari

Sekolah Dasar (SD) di atas 7 dan siswa mampu mengoperasikan komputer serta

memiliki kemampuan dasar Bahasa Inggris.

SMP Negeri 1 Sampit yang menyandang predikat ristisan sekolah berstandar

internasional (RSBI) memiliki beragam tantangan. Dalam pembelajaran di kelas

berbagai masalah dihadapai dalam berbagai matapelajaran. Salah satu masalah itu

terjadi dalam pembelajaran IPS, khususnya submatapelajaran Ekonomi. Secara

umum, masalah itu berkaitan pada masih rendahnya prestasi belajar siswa. Dalam

hal ini, para siswa belum dapat mencapai prestasi optimal sesuai dengan standar

RSBI.

Fenomena yang terjadi di SMP Negeri 1 RSBI Sampit itu merrupakan akibat

dari paradigma iemplementasi pembelajaran secara konvensional. Hal itu

mengandung arti bahwa komunikasi dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1

RSBI Sampit cenderung berlangsung satu arah. Aktivitas pembelajaran hanya

berupa mengalihan informasi pengetahuan dari guru ke siswa. Guru lebih

mendominasi pembelajaran di dalam kelaas. Kondisi itu mengakibatkan siswa

kurang termotivasi, yang dampaknya mudah merasa jenuh dalam mengikuti

pembelajaran IPS. Padahal, input siswa SMP Negeri 1 RSBI Sampit merupakan

siswa-siswa yang sangat potensial. Fakta kontradiktif itulah yang menjadi

permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif.

Page 3: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

3

Pembelajaran konvensional yang pada umumnya menggunakan model

ekspositori, ditinjau dari kepraktisan dan pola kebiasaan guru memang memiliki

keuntungan. Namun, mempertahankan model itu menunjukkan adanya celah

kelemahan dalam pembelajaran, yaitu kurang adanya timbal balik guru dengan

siswa atau komunikasi antarsiswa. itu sendiri. Untuk itu perlu dicoba pendekatan,

metode, dan model pembelajaran lain yang dipandang lebih efekktif sesuai

dengan tingkap perkembangan sikap dan pola tingkah laku siswa saat ini.

Menghadapi permasalahan tersebut, dipandang penting adanya alternatif solusi

untuk diterapkan kepada siswa di SMP Negeri 1 RSBI Sampit. Pembelajaran

kooperatif menjadi salah satu pilihan itu. Hakekatnya, pembelajaran kooperatiif

dalam praktik pembelajaran dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar,

dapat mengembangkan Perdagangan antar kelompok, dan dapat

mnumbuhkankesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir dalam

menyelesaikan masalah.

Adesoji (2009) dalam suatu penelitiannya menyatakan adanya pengaruh

positif bagi siswa penggunaan strategi model pembelajaran kooperatif, yakni

model Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil pembelajaran

siswa. Model pembelajaran ini memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri

dan bekerjasama dengan orang lain, serta adanya optimalisasi partisipasi siswa

dalam pembelajaran.

Pemilihan materi Perdagangan internasional dalam penelitian ini dilakuakan

dengan pertimbangan materi tersebut dalam penjadwalan diajarkan pada semester

ganjil, dan dari materi tersebut memungkinkan banyak permasalahan yang bisa

diangkat. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama melaksanakan tugas

di SMP Negeri 1 RSBI Sampit, pembahsan materi Perdagangan internasional

pada kelas IX belum seluruh siswa memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Dalam pembelajaran ini KKM yang telah disepakati bersama oleh di

tingkat sekolah sebesar 79. Sesuai dengan latar belakang tersebut dilakukanlah

penelitian dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Materi

Perdagangan Internasional Melalui Penerapan Model Student Team Achievement

Division (STAD) di Kelas IX SMP Negeri 1 Sampit Tahun Pelajaran 2012/2013?

1.2 Identifikasi Masalah

Page 4: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

4

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dalam pelaksanaan penelitian

ini diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1.2.1 Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi perlu

ditingkatkan.

1.2.2 Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD) diharapakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada

materi Perdagangan internasional di kelas IX SMP Negeri 1 Sampit

Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.2.3 Perilaku siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi yang ersifat pasif perlu

diubah menjadi bersikap aktif.

1.2.4 Pembelajaran melalui model kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) pada materi Perdagangan Internasional diharapkan

dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sampit

Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang dirumuskan berdasarkan latar

belakang di atas maka cakupan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.3.1 Peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi

1.3.2 Perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi

Prestasi belajar IPS Ekonomi kelas IX pada materi Perdagangan

internasional masih kurang. Pembelajaran model kooperatif learning tipe

Student Team Achievement Division (STAD) diharapkan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa selain perubahan perilaku keaktifannya.

1.4 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini sebagai berikut: Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa

dalam materi Perdagangan Internasional melalui model pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD) di kelas IX SMP Negeri 1 Sampit Tahun Pelajaran

2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Page 5: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

5

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam alah dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran peningkatan prestasi belajar siswa

dalam materi Perdagangan Internasional melalui model pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD) di kelas IX SMP Negeri 1 Sampit Tahun Pelajaran

2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat bermanfaat sebagai berikut;

1.5.1 Manfaat bagi guru

(1) Memperluas wawasan pengetahuan guru tentang model pembelajaran.

(2) Meningkatkan profesionalitas kerja

1.5.2 Manfaat bagi siswa

(1) Mendapat layanan pembelajaran yang lebih berkualitas

(2) Dapat berperan lebih aktif dalam pembelajaran sesuai dengan potensi yang

dimiliki.

1.5.3 Manfaat bagi kepala sekolah

(1) Proses pembelajaran yang dikola disekolah lebih berkualitas

(2) Guru yang dipimpin memilikia wawasan pengetahuan yang lebih luas

dan lebih professional

(3) Siswa di sekolah lebih mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan

prestasi.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Belajar

Seorang belajar jika mendapatkan insight, yang diperoleh kalau seorang

melihat Perdagangan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu.

Adapun timbulnya insight itu tergantung pada kesanggupan, pengalaman,

Page 6: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

6

taraf kompleksitas dari situasi, latihan dan trial and error, Gestalt (dalam

Sardiman, 2006: 30). Beberapa prinsip belajar yang penting antara lain :

1) manusia belajar dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya

intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya,

2) belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan,

3) manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak kecil sampai dewasa,

4) belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas,.

belajar hanya berhasil apabila memperoleh kematangan untuk

memperoleh insight.

5) tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar,

6) belajar akan berhasil kalau ada tujuan, dan

7) belajar merupakan suatu proses bila seorang itu aktif.

Belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi

pengalaman baik alami atau manusiawi (Suparno, 1997:64). Proses konstruksi

ini dilakukan secara pribadi dan sosial. Beberapa faktor seperti pengalaman,

pengetahuan, yang telah dipunyai, kemampuan kognitif dan lingkungan

berpengaruh terhadap hasil belajar.

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007:42) pembelajaran

kooperatif merupakan sebuah strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja

secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Depdiknas (2004:13)

pembelajaran koopertif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan

kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pengajaran

kooperatif memiliki ciri-ciri:

1) Siswa belajar dalam kelompok.

Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedan dan

rendah.

2) Diupayakan dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jeniskelamin

3) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisIPSsi

siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat

keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

Page 7: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

Pembentukan Kelompok Heterogen

Pemberian Materi dan Kegiatan

Kelompok

Setiap siswa terdiri dari 4-5 orang siswa yang mempunyai nama kelompok tersendiri, tiap siswa mempunyai tugas : menulis dan membaca soal, menggali maksud soal, menjawab soal.

Guru memberikan penyajian suatu materi pelajaran melalui metode ceramah, pengamatan atau membahas buku teks, siswa sudah berada dalam kelompoknya

7

berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD . (Bruce,

Carol A. 2009). STAD merupakan model pembelajaran kooperatif secara garis besar

model ini terdiri terdiri dari 4 langkah (Slavin, 2005: 143), sebagai berikut :

1) Pembentukan kelompok heterogen

Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. Guru yang lebih tahu tentang kondisi

siswa akan mengelompokkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa untuk

setiap kelompok. Pembagian kelompok harus heterogen, siswa dalam setiap

kelompok dengan kemampuan beragam, tidak membedakan jenis kelamin, ras dan

agama.

2) Penjelasan materi dan kegiatan kelompok.

Guru memberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan

dilakukan siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada saat

menyampaikan materi siswa sudah duduk dalam kelompoknya. Selanjutnya siswa

melakukan diskusi sesuai arahan guru sesuai LKS atau bentuk tugas lain.

3) Pelaksanaan kuis atau evaluasi

Setelah diskusi guru memberikan tes yang harus dikerjakan siswa secara individu.

Guru memberi waktu secukupnya sesuai tingkat kesukaran dalam kuis, kemudian

memberi skor atas jawaban siswa.

4) Pemberian penghargaan

Kelompok yang rata-rata nilai setiap anggotanya paling bagus diberi penghargaan.

Hasil tes ini dapat digunakan sebagai data pembentukan kelompok baru untuk pokok

bahasan selanjutnya.

Secara skematis, model STAD secara umum dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 2.1: Bagan Pembelajaran Model STAD

Page 8: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

8

2.1.4 Keaktifan siswa dalam pembelajaran

Belajar diperlukan aktifitas sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Itulah

sebabnya aktifitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Seperti yang dikemukakan oleh Frobel dalam Sardiman (2006:96) bahwa dalam

belajar sangat memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat. Dalam buku yang sama

Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk

berkembang sendiri sehingga yang lebih banyak melakukan aktifitas di dalam

pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan

merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.

Dalam penelitian ini keaktifan siswa yang dimaksud adalah keaktifan yang

dipenuhi dengan cerminan dari kreatifitas siswa. Indikator aktivitas dan indikator

kreatifitas terpadu sehingga memunculkan instrumen keaktifan siswa yang akan

diukur.

Menurut Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2006:101) aktifitas siswa dalam

belajar dapat digolongkan sebagai berikut.

1) Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya memperhatikan gambar

demonstrasi, membaca, percobaan dari pekerjaan orang lain.

Page 9: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

9

2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3) Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik

4) Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5) Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) Motor Activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi model,

mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

menyelesaikan soal, menganalisis, melihat Perdagangan, mengambil keputusan.

Menurut Guilford dalam Alisyahbana (1983:78) terdapat sifat-sifat sebagai

indikator dalam perencanaan dan kemampuan kreatif adalah :

1) Fluency, kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan gagasan.

2) Fleksibility, kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan

dalam mengatasi persoalan.

3) Originality, kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli.

4) Elaborator, kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail dan terperinci.

5) Redefinition, kemampuan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari

sudut lain dari pada cara-cara yang lazim.

2.1.5 Pembelajaran berbasis kelompok

Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam IPS Ekonomi perlu dilakukan

upaya dengan memberikan suatu alternatif model pembelajaran. Menurut Hudojo

(1988) strategi pembelajaran yang jitu adalah membelajarkan siswa dengan

melibatkan intelektual siswa secara maksimum. Salah satu alternatif yang mungkin

digunakan adalah dengan menggunakan belajar kelompok. Ide utama belajar

kelompok adalah memotivasi siswa untuk ikut serta dan membantu satu sama lain

dalam menyelesaikan masalah IPS Ekonomi.

Sutawijaya (2002) menyatakan bahwa belajar kelompok adalah salah satu

alternatif yang perlu digalakkan, dikarenakan pertimbangan sebagai berikut.

a. Siswa yang menyelesaikan masalah bersama-sama dengan teman

sekelompoknya dalam kegiatan belajar kelompok masing-masing melihat

bagaimana masalah itu dan merancang pemecahannya.

Page 10: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

10

b. Menjelaskan sesuatu kepada teman biasanya mengarah kepada siswa

untuk melihat sesuatu lebih jelas dan seringkali menemukan

ketidakkonsistenan pada pikirannya sendiri.

c. Ketika suatu kelompok kecil menerangkan solusinya ke seluruh kelas

(tidak peduli apakah solusi layak atau tidak). Kelompok itu memperoleh

kesempatan yang berharga untuk mempelajari hasil yang mereka buat.

d. Mengetahui bahwa ada teman sekelompoknya belum bisa menjawab,

akan meningkatkan kegairahan setiap anggota kelompok untuk mencoba

menemukan jawabannya.

e. Keberhasilan suatu kelompok menemukan suatu jawaban akan

menumbuhkan motivasi mereka untuk menghadapi masalah baru.

Dengan demikian belajar kelompok memberi kesempatan pada siswa untuk

memecahkan masalah, melatih berpikir kritis, dan meningkatkan motivasi

untuk dapat memecahkan masalah.

2.2 Kerangka Berpikir

Perubahan kurikulum tidak akan banyak berarti jika tidak diikuti perubahan

dalam pengajaran. Salah satu ciri dalam perubahan ini adalah bagaimana seorang guru

dapat mempersiapkan program pengajaran secara cermat, sehingga kegiatan belajar

mengajar terlaksana secara menarik, melibatkan siswa, mengoptimalkan sumberdaya

yang tersedia, dan bermakna (Depdiknas, 2008:1). Salah satu komponen dalam

pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan model pembelajaran

secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan konteks pembelajaran

(Depdiknas, 2003:1). Dengan demikian dalam pembelajaran diperlukan model

pembelajaran serta media yang cocok dengan materi atau bahan ajaran, agar

menumbuhkan minat belajar dan keaktifan.

SMP Negeri 1 Sampit dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), sejak tahun pelajaran 2007/2008

Depdiknas(2006), tentang Pedoman Penyelenggaraan SBI SMP, dinyatakan bahwa

standar standar SBI pada jenjang SMP diantaranya adalah setiap rombongan belajar

(rombel) kapasitas maksimum adalah 24 siswa, calon siswa baru (input) memiliki

rata-rata nilai akademik dari Sekolah Dasar (SD) di atas 7 dan siswa mampu

mengoperasikan komputer serta memiliki kemampuan dasar Bahasa Inggris. Jumlah

Page 11: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

Pembelajaran KonvensionalBerpusat pada guru

Pembelajaran Kooperatif Model STAD

Siswa sulit mengkonstruksi pengetahuanPemahaman siswa rendah

Kualitas keaktifan siswa rendah dan hasil belajar rendah

MateriHubungan internasional

Keaktifan meningkatMencapai Ketuntasan Belajar

solusisi

11

siswa yang relatif sedikit setiap rombelnya dan kualitas input yang cukup baik , maka

keaktifan individu maupun kemandirian kelompok diharapkan bisa ditingkatkan.

Pembelajaran Ekonomi dengan model kooperatif melibatkan siswa bekerja

secara kolaborasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa secara rutin bekerja

dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang kompleks. Jadi,

hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam

pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Students

Team Achievement Division (STAD). Model pembelajaran ini dapat memberikan

siswa kesempatan seluas-luasnya untuk memahami IPS Ekonomi dengan strateginya

sendiri, berkolaborasi dengan teman, dan mengetahui penerapan pengetahuan dalam

kehidupan yang dipelajari atau mengaplikasikan pengalaman belajarnya dalam

lingkungan kehidupan.

Gambar. 2.2: Pola Kerangka Berpikir

Page 12: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

Planning

Reflecting Acting

Observing

12

2.4 Hipotesis Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan hipotesis tindakan sebagai berikut: Pembelajaran

model Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi

belajar pada materi Perdagangan Internasional siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sampit

Tahun Pelajaran 2012/2013.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), yang dirancang melalui dua siklus yaitu dengan prosedur:

Perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pengamatan

(Observing) dan Refleksi (Reflecting)

Gambar 3.1

Model dasar Penelitian Tindakan Kelas

Page 13: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

13

Sesuai dengan desai di atas, Proses Tindakan dalam setiap Siklus dilaksanakan

dengan tahapan sebagai berikut.

3.1.1 Perencanaan

Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(1) Menyusun perangkat pembelajaran Lesson Plan, Work Sheet, Tes prestasi

Belajar beserta Lembar Pengamatan dan Pedoman Wawancara

(2)Menyusun jadwal kegiatan.

(3)Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama proses pembelajaran.

3.1.2 Tindakan

Pada tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan deain yang

disusun. Dalam pelakaanaannya, semua instrument yang telah dipersiapkan dengan

baik dguinakan sesrencanaannya..

3.1.3 Observasi

Pengamatan dilakukan secara bertahap, dari persiapan, pelaksanaan, pelaporan

hasil pembahasan. Agar pengamatan bisa memberi arah digunakan lembar

pengamatan yang telah disusun.

3.1.4 Refleksi

Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi, dengan

refleksi ini dimaksudkan agat peneliti dapat melihat apakah kegiatan yang dilakukan

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dan ada perubahan perilaku siswa.

Proses tindakan siklus dimulai dari skluI dilanjutkan dengan pemnyempurnaan

ke siklus II dengan tahapan-tahapan yang sesuai dengan yang dilakukan dalam siklus

I. Perbaikan pada sklus selanjutnya dapat dilakukan pada perangkat pembelajaran

Lesson Plan, Work Sheet, Tes prestasi Belajar dan Lembar Pengamatan, peyesuaian

jadwal kegiatan, alat dan bahan, sumber, dan aspek yang berkait dengan pelaksanan

model pembelanjaran.

3.2 Latar Penelitian

3.2.1 Latar Penelitian

Page 14: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

14

Penelitian ini dilakukan di kelas IX SMP Negeri 1 Sampit semester 1 Tahun

Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 24 siswa terdiri dari laki-laki 12 siswa dan

perempuan 13 siswa.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu mulai September 2012

sampai dengan Oktober 2012. Pada bulan September 2012 peneliti melakukan

persiapan, penyusunan proposal penelitian, seminar proposal penelitian, dan

melakukan tindakan siklus I. Pada bulan Oktober 2012 peneliti merencanakan

melakukan tindakan siklus II, analisis data, seminar, dan penyususnan laporan

penelitian.

3.3 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sampit

semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 24 siswa terdiri laki-laki

11 siswa dan perempuan 13 siswa.

Obyek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar siswa dengan

pembelajaran model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada

materi perdagangan internasional kelas IX SMPN 1 Sampit Tahun Pelajaran

2012/2013 Pada pelaksanaan penelitian ini siswa dikelompokkan dengan

pengelompokan berbasis pembelajaran IPS. Nama-nama kelompok diambil dari nama

para negara, anggota kelompok dengan kode huruf.

. Tabel 3.1: Pembagian Kelompok

No Kelompok Anggota Kelompok (simbol Responden Individual)

Nama (Simbol

Responden Kelompok

1 Indonesia INA RS-1, RS-2, RS-3, RS-4

2 Australia AUS RS-5, RS-6, RS-7, RS-8

3 Jepang JAP RS-9, RS-10, RS-11, RS-12

4 Saudi Arabia ARA RS-13, RS-14, RS-15, RS-16

5 Cina CIN RS-17, RS-18, RS-19, RS-20

6 Amerika USA RS-21, RS-22, RS-23, RS-24

Page 15: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

15

3.4. Tehnik dan Alat Pengumpul Data

3.4.1 Tehnik pengumpul Data

Tehnik pengumpul data yang digunakan adalah non tes, yaitu angket yang

dijadikan pedoman wawancara dan pengamatan penilaian pengelolaan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru termasuk aktifitas siswa pada saat

pembelajaran berlangsung.

3.4.2.1 Teknik Observasi

“Kerlinger dalan Arikunto (2006,222), mengatakan bahwa mengobservasi

adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk peneriman data yang

dilakukan dengan merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan

mencatatnya. Sementara menurut Arikunto (2006,222) metode observasi adalah suatu

usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dikupulkan secara sistematis dengan

prosedur yang terstandar. Observasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh

melalui pengamatan, metode ini digunakan untuk mengungkapkan kemampuan guru

dalam menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi penguasaan

materi, pengelolaan pembelajaran, dan penyanpaian bahan ajar dengan

menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran, serta observasi terhadap siswa

saat menerima dan kegiatan dalam pembelajaran.

3.4.2.2 Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah apabila yang diamati bukan benda hidup tetapi benda

mati menurut Arikunto (2006,231), jadi dokumentasi dalam penelitian ini adalah

Page 16: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

16

berupa rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum

kegiatan pembelajaran.

3.4.2.3 Teknik Pengamatan

Mengamati adalah menatap suatu kejadian, grak atau proses menurut Arikunto

(2006,203). Teknik ini digunakan guna mendapatkan informasi dengan cara yang

cermat terhadap suatu objek yang akan diteliti. Pengamatan langsung dilakukan pada

saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi.

3.4.2.4 Angket

Angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab

oleh responden(sukardi,1993:134). Angket adalah suatu daftar yang berisi

pertanyan-pertanyaanyang harus dijawab serta dikerjakan oleh siswa atau anak

yang ingin diselidiki responden.

3.4.2 Alat Pengumpul Data

Sesuai dengan materi yang akan diteliti, maka pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan Instrumen Penelitian sebagai berikut:

1) Instrumen Tes mencakup (1) Lembar kerja siswa/worksheet, worksheet

pada siklus 1 berbeda materi dengan siklus 2 dan (2) Soal ulangan harian. Materi

ulangan harian siklus 1 dan siklus 2 berbeda sesuai dengan materi yang dipelajari

dalam pembelajaran.

2) Instrumen Nontes terdiri (1) Lembar Observasi, (2) Panduan Wawancara,

dan (3) Alat Perekam (Kamera)

Page 17: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

17

3.5 Tehnik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam bentuk kualitatif baik dari hasil pengamatan

maupun wawancara menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil

observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.

Prosedur penelitian tindakan ini terdiri dari dua kali putaran, setiap putaran

dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran disusun

berdasarkan hasil refleksi dari suatu tindakan yang dilaksanakan.

Sebelum melaksanakan tindakan tersebut, peneliti terlebih dahulu

melaksanakan observasi awal dan tes kompetensi siswa dalam menulis, observasi

dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis

Untuk mengetahui kemampuan siswa, peneliti mengamati aktifitas penting

berupa perkataan dan perbuatan dengan menggunakan catatan lapangan, selain itu

siswa diminta mengisi angket.

3. 6 Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan pada penelitian ini disesuaikan dengan ketuntasan belajar

minimal pada aspek membaca yaitu 79. Dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2 : Kriteria penilaian berdasarkan KKM Kelas IX SMP N 1 Sampit.

NO NILAI KETUNTASAN Kode

1 80 -100 Berhasil B

2 79 Tuntas T

3 0 - 78 Belum Tuntas TT

Page 18: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

18

3.7 Validasi Data

Data dalam penelitian ini adalah kualitatif yang berasal dari beberapa sumber

/melalui kolaborasi dengan teman sejawat sehingga validasi data dengan

menggunakan triangulasi sumber

3.8. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan seperti berikut.

No. Uraian Kegiatan September

2012

Oktober

2012

Bulan I II III IV I II III IV V

1. Persiapan

2. Menyusun Proposal PTK

3. Seminar Proposal

4. Menyusun Instrumen PTK

5. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

6. Analisis Data siklus I

7. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

8. Analisis Data Siklus II

9. Seminar Hasil Penelitian

10. Menyusun Laporan Hasil penelitian

Page 19: ptk bu alpiah... · Web viewFakta kontradiktif itulah yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif. Pembelajaran konvensional yang pada umumnya

19

DAFTAR PUSTAKA

Adesoji, Francis A and T. L. Ibraheem.2009. Effects of Student Teams Achievement

Divisions Strategy and Mathemathics Knowledge on Learning Outcomes in

Chemical Kinetics. The Journal of International Social Research. 2/6: 15-23

Alisyahbana, S.T. et al. 1980. Kreativitas, Jakarta: PT Dian Rakyat

Bruce, Carol A. 2009. Cooperative Learning: New Promise for Today’s Diverse

Classrooms. National Association of Elementary PrincIPSls NAESP ,1: 1-2

Depdiknas. 2008. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Jakarta: Direktorat

Tenaga Kependidikan, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

Depdiknas.2006. Pedoman Penyelenggaraan SBI SMP. Jakarta: Direktorat

Pembinaan SMP Dirjen Dikdasmen

Depdiknas. 2009. Science: Student’s Book for Junior High School.Jakarta: Dirjen

Dikdasmen

Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Ekonomi. Jakarta: Depdikbud.

Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

GrafindoPersada

Sutawidjaya, A. 2002. Konstruktivisme Konsep dan Implikasinya pada Pembelajaran

Ekonomi. Jurnal Ekonomi VIII (Edisi Khusus)

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Prestasi Pustaka

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana