analisis bahan pangan

6
Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia untuk menghasilkan energi dan bertahan hidup. Makanan dan minuman tidak hanya dijadikan sebagai kebutuhan pokok, saat ini makanan dan minuman juga telah menjadi mata pencaharian masyarakat. Tentu saja hal ini memberikan dampak positif bagi masyarakat karena kemudahan untuk mencari makanan dan minuman di pasaran. Namun sayangnya tidak semua makanan atau minuman yang dijual dipasaran aman. Aman dalam artian bebas dari pencemaran, baik itu pencemaran biologi, mikrobiologis, kimia dan logam berat. Padahal kualitas sumber daya manusia tergantung dari beberapa faktor, yang salah satunya adalah kualitas pangan yang dikonsumsi. Makanan Undang-undang No 7 tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi kriteria diantaranya adalah aman, bergizi, bermutu dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat. Makanan dan minuman yang tidak aman tentu saja dapat membahayakan kesehatan konsumen. Namun sayangnya karena ketidak pahaman produsen tentang penggunaaan bahan kimia berbahaya pada makanan/minuman, dan demi keuntungan yang lebih besar penggunaan bahan kimia berbahaya ini menjadi pilihan utama dalam proses pembuatan. Padahal efek bahan kimia berbahaya yang digunakan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti ginjal, kanker dan pada akhirnya berakhir pada kematian. Bahan kimia berbahaya seperti pengawet, pewarna makanan dan pemanis buatan sebaiknya dihindari. Pengawet kimia berbahaya seperti formaldehid pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia . Formalin bereaksi cepat dengan

Upload: rangga-mandela

Post on 28-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

analisa pangan

TRANSCRIPT

Page 1: analisis bahan pangan

Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia untuk menghasilkan energi dan

bertahan hidup. Makanan dan minuman tidak hanya dijadikan sebagai kebutuhan pokok,

saat ini makanan dan minuman juga telah menjadi mata pencaharian masyarakat. Tentu

saja hal ini memberikan dampak positif bagi masyarakat karena kemudahan untuk mencari

makanan dan minuman di pasaran. Namun sayangnya tidak semua makanan atau minuman

yang dijual dipasaran aman. Aman dalam artian bebas dari pencemaran, baik itu

pencemaran biologi, mikrobiologis, kimia dan logam berat. Padahal kualitas sumber daya

manusia tergantung dari beberapa faktor, yang salah satunya adalah kualitas pangan yang

dikonsumsi. Makanan Undang-undang No 7 tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas pangan

yang dikonsumsi harus memenuhi kriteria diantaranya adalah aman, bergizi, bermutu dan

dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Makanan dan minuman yang tidak aman tentu saja dapat membahayakan kesehatan

konsumen. Namun sayangnya karena ketidak pahaman produsen tentang penggunaaan

bahan kimia berbahaya pada makanan/minuman, dan demi keuntungan yang lebih besar

penggunaan bahan kimia berbahaya ini menjadi pilihan utama dalam proses pembuatan.

Padahal efek bahan kimia berbahaya yang digunakan dapat menimbulkan berbagai macam

penyakit seperti ginjal, kanker dan pada akhirnya berakhir pada kematian.

Bahan kimia berbahaya seperti pengawet, pewarna makanan dan pemanis buatan

sebaiknya dihindari. Pengawet kimia berbahaya seperti formaldehid pada makanan dapat

menyebabkan keracunan pada tubuh manusia . Formalin bereaksi cepat dengan lapisan

lendir saluran pencernaan dan saluran pernapasan. Pada dosis rendah formalin dapat

meneybabkan sakit perut akut disertai muntah-muntah, timbulnya depresi susunan syaraf,

serta kegagalan peredaran darah. Formalin dosis tinggi menyebabkan kejang kejang,

kencing darh, serta muntah darah dan berakhir pada kematian. Industri kimia lebih

menyukai penggunaaan pemanis sintetik ataupun pewarna tekstil karena harga yang

ditawarkan untuk bahan ini jauh lebih aman dibandingkan dengan pemanis alami ataupun

pewarna makanan yang dianjurkan. Faktor lain karena tingkat kemanisan dari pemanis

sintetik ini jauh lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami, dan juga harga yang

ditawarkan jg relatif lebih murah. Penggunaan pewarna berbahaya pada makanan seperti

pewarna tekstil juga didukung karena warna yang dihasilkan dari pewarna tekstil jauh lebih

menarik dibanding dengan pewarna makanan yang dianjurkan oleh BPOM. Warna yang

mencolok akan memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen.

Page 2: analisis bahan pangan

Pemanis sintetik yang biasa digunakan adalah sakarin, asrpartam, dan siklamat.

Ketiga pemanis tersebut berbahaya bagi tubuh. Berdasarkan hasil penelitian sakarin yang

digunakan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kanker kandungan kemih. Sama halnya

dengan asprtam, aspartam dilarang dikonsumsi bagi penderita phenilketonurea karena

fenilalamin yang terkandung dalam aspartam tidak dapat dimetabolisme oleh penderita

penyakit ini. Konsumsi aspartam berlebihan penderita phenilketonurea menyebabkan

kerusakan otak dan cacat mental. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli science siklamat

dan turunannya merupakan promotor penyakit tumor. Penelitian lain menunjukan bahwa

siklamat menyebabkan atropi, yakni pengecilantestikular dan kerusakan kromosom.

Selain penggunaan pemanis buatan, bahan pewarna berbahaya seperti rhodamin B

dan methanil yelllow sering digunakan dalam makanan yang dijual dipasaran. Pewarna

tekstil ini biasanya mengandung logam berat. Logam berat ini sifatnya non biodegradable,

artinya tidak dapat terurai, sehingga jelas bahwa penggunaan pewarna jenis ini tidak

dianjurkan untuk dikonsumsi. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pernapasan,mata dan

pencernaaan, selain itu konsumsi rhodamin B menyebabkan gangguan fungsi hati dan

mengakibatkan kanker hati. Methanil yellow merupakan zat warna sintestis kuning yang

sering diguanakan oleh industri tekstil. Pewarna jenis ini jika dikonsumsi dapat

menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, dan tekanan darah rendah.

Page 3: analisis bahan pangan

Metode penelitian

Bahan es lilin di kecamatan X yang dibeli dari pedagang A,B, dan C. Es lilin yang dijumpai ada

3 warna, yaitu merah, kuning, dan hijau. Es lilin tersebut dibeli dari 2 batch yang berbeda

dimana peneliti membeli es lilin dari tiap pedangang sebanyak 2 kali dengan jarak

pembelian sampel 1 minggu.

A. Bahan kimia yang digunakan antara lain :

Metanol pro HPLC(mallinckrodt Chemicals), carmin p.a.,Amonia, butanol, HCl , H2SO4 95%,

NaOH, etanol, Natrium sakarin, Aspartam, Rhodamine, Methanil Yellow, tartazine, green S,

apple green, , sunset yellow, cherry red, amarath, ponceau 4R, briliant blue, aquabidestilata,

natrium siklamat (miki cyclamate kemurnian 99,7%), larutan amilum dan air bebas mineral.

 Pembuatan larutam luft schrool

    Ditimbang 143,8 g Na₂CO₃ Anhidrat. Dimasukkan dalam gelas kimia lalu dilarutkan dengan

aquadest sampai 300 ml.    Ditimbang 50 g asam sitrat, lalu larutkan dengan 50 ml Aquadest,

dimasukkan dalam gelas kimia. Ditimbang 25 g CuSO₄.5H₂O lalu dilarutkan dengan 10 ml

aquadest. Dipindahkan semua larutan kedalam labu ukur 1 liter  Dicukupkan volumenya

sampai tanda dengan aquadest lalu dikocok sampai homogen  Dibiarkan larutan sampai 1

malam dan di saring jika perlu.

B. Alat : alat yang digunakan

HPLC Water 1525. Lempeng silica gel 60, GF 254, chamber, mikropipet, pipet volume, labu

ukur beaker glass,erlenmeyer, corong kaca, pengaduk, pipa kapiler, pipet tetes, buret, gelas

ukur, spektrofotometer shimadzu uv-1800, filter 0,45 µm, dan timbangan analitik.

Analisis kualitatif sakarosa

Dipipet 25 ml larutam samel dan dimasukan ke dalam erlenmeyer dotambah 25 ml larutam

schoorl dan beberapa batu dididh. Erlenmeyer tersebut kemudian dihuungkan dengan

pendingin balik dan kemudian didihkan. Apabila terbentuk endapan warna merah bara

berarti sampel positif mengandung gula pereduksi.

Page 4: analisis bahan pangan

Analisis kualitatif siklamat dengan metode pengendapan

Ditimbang sebanyak 100 ml sampel pada labu erlenmeyer. Ditambahkan aquades sampai

tanda. Disaring dengan kertas whatman berukuran 15cm x 15cm kemudian ditambahkan 1p

ml larutan HCl 10%. Ditambhkan 10 ml larutan BaCl2 10% dibiarkan selama 30 menit.

Disaring dengan kertas whatman. Ditambahkan NaNo2 10% sebanyak 10 ml dilakukan

diruang asam. Panaskan di atas hotplate atau penangas ir pada suhu sekitar 125-130 derajat

selama 20-30 menit. Endapan putih menunjukan bahwa sampel positif mengandung

siklamat.

Analisis kualitatif sakarin metode ekstraksi uji warna (SNI 01-2893-1994)

Diasamkan contoh sampel sebanyak 100 ml dengan HCl, lalu ekstrak 1 kali 25 ml eter.

Setelah larutan terpisah diuapkan eter dalam tabung reaksi diudara terbuka. Ditambah 10

tetes H2SO4 dan 40 mg resorsinol. Dipanaskan perlahan dengan api kecil sampai berubah

menjadi warna hijau kotor. Didinginkan ditambahkan 10 ml air suling dan larutan NAOH 10%

berlebihan. Bila terbentuk warna hijau flourosensu berarti sampel positif mengandung

sakarin.