analgetik
TRANSCRIPT
Untuk mengetahui efektivitas obat analgetik non-narkotik, maka dititung
% proteksi dan % efektivitas analgetik yang diberikan kedua obat yang digunakan
sebagai obat uji, yaitu asam mevenamat dan parasetamol. Perhitungan % proteksi
yang diberikan obat uji adalah dengan rumus sebagai berikut.
% proteksi=1−( jumlahrata−rata geliat kelompok ujijumlah rata−rata kelompok kontrol )x 100 %
Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut adalah % proteksi yang diberikan
oleh obat uji dan obat standar terhadap rangsangan rasa nyeri yang diberikan
kepada hewan uji (mencit). Selanjutnya adalah perhitungan % efektivitas
analgetik yang dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut.
% efektivitas analgetik=% proteksi zat uji% proteksi asamasetil salisilat
x100 %
Hasil yang diperoleh dari perhitungan di atas adalah % efektivitas analgetik yang
diberikan obat uji terhadap asam asetil salisilat dalam memproteksi rasa nyeri
yang ditimbulkan akibat penambahan asam asetat pada hewan uji.
Dari percobaan didapatkan % proteksi aspirin terhadap induksi nyeri yang
diberikan pada hewan percobaan adalah sebesar 64.52%, % proteksi asam
mefenamat terhadap induksi nyeri yang diberikan pada hewan percobaan adalah
sebesar 100%, dan % proteksi parasetamol terhadap induksi nyeri yang diberikan
pada hewan percobaan adalah sebesar 5.9997%.
Dari percobaan kali ini juga didapatkan % efektivitas asam mefenamat
terhadap induksi nyeri yang diberikan pada hewan percobaan adalah sebesar
154.98%, asam mefenamat adalah derivat-antranilat dengan khasiat analgetis,
antipiretis, dan antiradang yang cukup baik. Penggunaan asam mefenamat sebagai
obat antinyeri terbatas karena sering menimbulkan gangguan lambung-usus,
terutama dyspepsi dan diare hebat. % efektivitas parasetamol terhadap induksi
nyeri yang diberikan pada hewan percobaan adalah sebesar 9.798%. Dimana
Parasetamol yang merupakan derivat-asetanilida adalah metabolit dari fenasetin.
Parasetamol berkhasiat sebagai analgetik dan antipiretik. Umumnya parasetamol
dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman, juga untuk swamedikasi
(pengobatan mandiri).
Namun, hasil yang diperoleh dari percobaan ini khususnya untuk obat uji
asam mefenamat dapat dikatakan tidak valid karena pada pemberian asam
mefenamat hanya menggunakan dua hewan percobaan pada perlakuan pemberian
asam mefenamat, sehingga dapat mempengaruhi data dan hasil yang didapatkan.
Penggunaan dua data dari tiga mencit tersebut dikarenakan satu mencit pada
kelompok uji asam mefenamat yang diberikan secara peroral mati akibat
kesalahan pemberian asam mefenamat secara peroral, sonde yang digunakan
masuk ke saluran pernapasan mencit sehingga paru-paru mencit penuh dengan
cairan obat dan menyebabkan mencit kasulitan untuk bernapas dan akhirnya
menimbulkan kematian.
Sedangkan suatu data dikatakan valid apabila percobaan yang dilakukan
pada masing-masing mencit pada setiap kelompok percobaan mandapatkan
perlakuan yang sama. Artinya setiap kelompok harus terdiri dari tiga mencit
karena pengamatan juga akan mempengaruhi data dan hasil yang didapatkan.dari
percobaan.
Selanjutnya kesalahan data dan hasil yang diperoleh dapat dikarenakan
pemberian perkaluan yang berbeda, misalnya saat penyondean obat yang
diberikan tidak masuk seluruhnya karena kesulitan dan reksi penolakan dari
mencit tersebut. Selain itu hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat stress mencit
sehingga dapat mempengeruhi fisiologis tubuh mencit. Pengaruh penggunaan
mencit yang berulang juga dapat mempengaruhi keadaan fisik dan mental dari
mencit yang akan berdampak pada pemgamatan perilaku mencit,