analgetik
TRANSCRIPT
pharmacistsucces
mencoba berbagi informasi bagaimana penggunaan obat yang baik…
MenuLanjut ke konten
Beranda About
INTERAKSI PADA OBAT ANALGESIK – ANTIINFLAMASI6 Januari 2013 by pharmacistsucces
I.PENDAHULUAN
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan bersama-sama.
Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus tinggal di rumah sakit lebih lama daripada seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter, sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat keparahan penyakit atau usia.
Interaksi obat secara klinis penting bila berakibat peningkatan toksisitas dan/atau pengurangan efektivitas obat. Jadi perlu diperhatikan terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeksterapi yang rendah), misalnya glikosida jantung, antikoagulan dan obat-obat sitostatik. Selain itu juga perlu diperhatikan obat-obat yang biasa digunakan bersama-sama.
Terdapat 2 tipe interaksi obat yaitu secara farmakokinetika dan farmakodinamika. Farmakokinetik : Apayang dilakukan tubuh terhadap obat, salah satu obat dapat mengubah konsentrasi yang lain dengan mengubah penyerapan, distribusi, metabolisme, atau ekskresi-Biasanya (tapi tidak selalu) dimediasi oleh sitokrom P450
(CYP) . Farmakodinamik :Terkait dengan efek obat pada tubuh. Satu jenis obat memodulasi efek farmakologis obat lain: aditif, sinergis, atau antagonis.
Kombinasi sinergis, efek farmakologis lebih besar dari penjumlahan 2 obat, interaksi yang menguntungkan: aminoglikosida+penisilin-Berbahaya: barbiturat+alkohol.
Antagonisme, efek farmakologis lebih kecil dari pada penjumlahan 2 obat, interaksi yang menguntungkan: naloksondiopiat overdosis. Interaksi yang berbahaya:AZT+stavudine.
Aditivitas, efek farmakologis sama dengan penjumlahan dari 2 obat, interaksi yang menguntungkan: aspirin+acetaminophen, interaksi yang berbahaya: neutropenia dengan AZT+gansiklovir.
II. PENGERTIAN
Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesic atau pereda nyeri.
Inflamasi adalah respon dari suatu organism terhadap pathogen dan alterasi mekanis dalamj aringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.Radang terjadi saat suatu mediator inflamasi (misal terdapat luka) terdeteksi oleh tubuh kita.Lalu permeabilitas sel di tempat tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat inflamasi. Terjadilah pembengkakan. Kemudian terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu ke tempat tersebut. Akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan pertahanan tubuh kita. Inflamasi distimulasi oleh factor kimia (histamin, bradikinin,serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam system kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
Radang sendiri dibagi menjadi 2, yaitu:
Inflamasi non imunologis : tidak melibatkan system imun (tidak ada reaksi alergi) misalnya karena luka, cederafisik, dsb.
Inflamasi imunologis : Melibatkan system imun, terjadi reaksi antigen-antibodi. Misalnya pada asma.
Prostaglandin merupakan mediator padainflamasi yang menyebabkan kita merasa perih, nyeri, dan panas. Prostaglandin dapat menjadi salah satu donator penyebab nyeri kepala primer.
Di membrane sel terdapat phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol. Saat terjadi luka, membrane tersebut akan terkena dampaknya juga. Phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol
diubah menjadi asam arakidonat. Asam arakidonat nantinya bercabang menjadi dua: jalur siklooksigenasi (COX) dan jalur lipooksigenase.
Padajalur COX ini terbentuk prostaglandin dan thromboxanes. Sedangkan pada jalur lipooksigenase terbentuk leukotriene.
Prostaglandin: mediator inflamasi dan nyeri. Juga menyebabkan vasodilatasi dan edema (pembengkakan)
Thromboxane: menyebabkan vasokonstriksi dan agregasi (penggumpalan) platelet Leukotriene: menyebabkan vasokontriksi, bronkokonstriksi
Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi :
Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofaga
Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak
Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam, dll.yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi :
pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil.
aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endothelia dengan pembuluh darah. Kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan
memungkinkan sel darah putih bermigrasi ke endothelium dan masuk ke dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai ekstravasasi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
tumor atau membengkak calor atau menghangat dolor atau nyeri rubor atau memerah functiolaesa atau daya pergerakan menurun, dan kemungkinan disfungsi organ
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, prostaglandin dan PAF.
III. PEMBAGIAN OBAT – OBATAN
Obat Antiinflamasi terbagi atas 2, yaitu :
1.Golongan Steroid
Contoh : Hidrokortison, Deksametason, Prednisone
2.Golongan AINS (non steroid)
Contoh : Parasetamol, Aspirin, Antalgin/Metampiron, AsamMefenamat, Ibuprofen
IV. MEKANISME KERJA
No. Golongan Obat Mekanisme Kerja1. Steroid Menghambat enzim fosfolipase A2 sehingga tidak
terbentuk asam arakhidonat. Tidak adanya asam arakhidonat berarti tidak terbentuknya prostaglandin.
2. AINS (Non Steroid) Menghambat enzim siklooksigenase (cox-1 dan cox-2) ataupun menhambat secara selektif cox-2 saja sehingga tidak terbentuk mediator-mediator nyeri yaitu prostaglandin dan tromboksan
V.TABEL INTERAKSI OBAT
No
Nama Obat A
Nama Obat B Mekanisme obat A
Mekanisme obat B Interaksi obat A+B
1. Aspirin Antasida Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides
Menetralisir asam lambung dengan meningkatkan pH
Antasida meningkatkan pH urine sehingga klirens salisilat meningkat àdosis salisilat dalam darah menurun
2. Aspirin Acetazolamide Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides
Memblok enzim karbonik anhidrase
Aspirin menggeser ikatan acetazolamid dengan protein plasma à akumulasi acetazolamid
dalam darah à toksisitas acetazolamid
3. Aspirin Kortikosteroid(Betamethasone)
Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides
Menyebabkan vasokonstriksi, juga berkhasiat merintangi atau mengurangi terbentuknya cairan peradangan dan udema setempat
Betamethasone menstimulasi metabolisme aspirin di hati dan meningkatkan klirens renal à kadar aspirin menurun à turunnya efektivitas aspirin
4. Aspirin Methotrexate Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides
Mengganggu aktivsi folat dengan menginhibisi dihidrofolatereduktase sehingga mengganggu replikasi DNA pada sel
Aspirin menurunkan klirens ginjal dan menggeser ikatan protein methotrexate à kadar methotrexate meningkat à toksisitas methotrexate
5. Aspirin Antikoagulan(warfarin) Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides
Mengganggu aktivasi factor pembekuan darah yang bergantung pada vitamin K, yaitu factor, II, VII, IX, X
Meningkatkan aktivitas antikoagulan à masa perdarahan meningkat
6.. Aspirin Kafein Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides
-meningkatkan mobilisasi kalsium intraselular- peningkatan akumulasi nukleotida siklikkarena hambatan phosphodiesterase
Kafein meningkatkan bioavaliabilitas dan laju absorpsi dari aspirin
7. Asam Antasida menghambat Menetralisir asam Antasida
mefenamat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1 & COX-2)
lambung dengan meningkatkan pH
akan mempercepat absorpsi asam mefenamat
8. Diklofenak Sukralfat Menghambat kerja enzim siklooksigenase
Melindungi permukaan sel dari asam lambung, pepsin dan empedu.
Terjadi penurunan absorpsi diklofenak à efektivitas diklofenak menurun
9. Diklofenak Methotrexate Menghambat kerja enzim siklooksigenase
Mengganggu aktivsi folat dengan menginhibisi dihidrofolatereduktase sehingga mengganggu replikasi DNA pada sel
Na-diklofenak menurunkan klirens renal methotrexate à peningkatan kadar methotrexate àtoksisitas methotrexate
10.
Diklofenak Kolestiramin Menghambat kerja enzim siklooksigenase
Menurunkan kadar kolesterol plasma dengan mengikat asam empedu dalam saluran cerna
Peningkatan klirens plasma diklofenak à absorpsi diklofenak menurun à efektivitas diklofenak menurun
11.
Ibuprofen Lithium Menghambat kerja enzim siklooksigenase
Menstabilkan suasana hati (mood stabilizer)
Ibuprofen menghambat produksi prostaglandin à eliminasi lithium menurun à toksisitas lithium
12.
Ibuprofen Gentamisin Menghambat kerja enzim
Antibiotik golongan aminoglikosida yang
Ibuprofen menurunkan
siklooksigenase
bersifat bakteriostatik dengan berikatan secara irreversibel pada sub unit 30S dari ribosom dan karena itu menyebabkan gangguan yang kompleks pada sintesis protein
laju filtrasi glomerulus à akumulasi gentamisin à toksisitas gentamisin
13.
Ibuprofen Fluconazole Menghambat kerja enzim siklooksigenase
menghambat enzim cytochrome P450, sehingga merintanqi sintesa ergosterol
Fluconazole menginhibisi metabolisme ibuprofen melalui CYP2C9 à kadar ibuprofen meningkat.
14.
Indometasin
Probenesid Menghambat kerja enzim siklooksigenase
Menghambat reabsorpsi asam urat di tubulus ginjal sehingga sekresi asam urat meningkat
Probenesid menurunkan klirens indometasin à kadar plasma indometasin meningkat
VI. CONTOH OBAT DI PASARAN
No. Nama Obat Nama di Pasaran Nama Produsen Indikasi1. Hidrokortison Hidrokortison Kalbe Farma Dermatitis (alergi, atopik),
neurodermatitis2. Deksametason Dexamethasone Sampharindo Mengatasi gejala inflamasi akut,
penyakit alergi, edema serebral, arthritis rematoid.
3. Prednisone Prednison Berlico Berlico Mulia Farma
Demam rematik akut, asma bronkial, obat anti-inflamasi.
4. Parasetamol Paracetamol Errita Mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan panas.
5. Asam salisit Aspirin Bayer Demam, sakit kepala, sakit gigi, pusing, nyeri otot
6. Antalgin Antalgin Generik INF
Untukmenghilangkan rasa sakit, terutamakolikdansakitsetelahoperasi.
7. Asam Mefenamat
Allogon Konimex Nyeriringan, sedangsampaiberatsepertisakitkepala
, nyeriotot, artralgia (nyerisendi), sakitgigi, osteoartitisrematoid, gout, nyerisaathaid, nyerisetelahoperasi.
8. Ibuprofen Profenal Yarindo Farmatama
Meredakan nyeri misalnya pada sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot dan dismenore primer
VII. Interaksi Dengan Makanan
Analgesik Asetosal dan NSAID kuat lain, jika diminum bersama makanan untuk mengurangi resiko iritasi saluran cerna. Tapi jika diminum bersama dapat mengurangi absorpsi.
jika diinginkan efek cepat, Jangan dikonsumsi bersama alcohol karena dapat meningkatkan resiko perdarahan.
Pemakaian sering obat-obat ini, menurunkan absorpsi asam folat dan vit. C
Obat Makanan EfekParasetamol Kopi, teh, minuman cola
(kandungan : kafein)Potensiasi
Meningkatkan resiko toksik dari parasetamol
AINS Kunyit (kandungan : kurkumin)
Sinergistik
Meningkatkan aktivitas analgetik-antiinflamasi dalam tubuh
Anti Inflamasi Steroid Jus buah anggur Potensiasi
Meningkatkan kadar obat dan resiko toksik dari obat AIS
Aspirin Gingseng, bawang putih, ginkgo biloba
Sinergistik
Meningkatkan aktivitas antikoagulan aspirin dan resiko pendarahan
DAFTAR PUSTAKA
ISO 2011-2012
Richard, Harkness. (1989). Informasi Obat. Diterjemahkan oleh Goeswin Agoes dan MathildaB.Widianto. Bandung: Penerbit ITB.
Tatro DS (Ed.) .(1992).Drug Interaction Facts. J.B. Lippincott Co. St. Louis
Tatro, D. (2009). Drug Interaction Facts. The authority on drug interactions.
semua tentang keperawatan
Senin, 11 Februari 2013
makalah farmakologi (obat analgesik, kardiovaskuler, anastesi. opioid)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua kriteria obat
ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon terhadap obat sulit
diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan banyak obat yang mahal, tidak
stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal, semua anggota tim kesehatan harus berlatih
“care” untuk meningkatkan efek terapeutik dan meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan
obat.
Sebagai salah satu dari tim medis perawat seyogyanya telah paham betul akan pemanfaatan obat
yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan minimal. Dan berikut ini adalah peran
perawat dalam pengobatan :
Mengkaji kondisi pasien
Sebagai pemberi layanan askep, dalam pemberian obat.
Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang indikasi obat dan cara penggunaannya.
Sebagai advokat atau melindungi klien dari pengobatan yang tidak tepat.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1.Untuk Memenuhi tugas SP Mata Kuliyah Farmakologi
2.Untuk Mengetahui Hubungan Farmakologi dengan Keperawatan
3.Untuk Menambah Ilmu Pengetahuan Farmakologi
BAB II
ISI
2.1 Obat Analgesik – Antipiretik
Obat saraf dan otot golongan analgesik atau obat yang dapat menghilangkan rasa sakit/ obat
nyeri sedangkan obat antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh. Analgesik sendiri
dibagi dua yaitu :
1. Analgesik opioid / analgesik narkotika Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-
sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau
menghilangkan rasa nyeri. Tetap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan, maka
usaha untuk mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan
mendapatkan analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi.
Ada 3 golongan obat ini yaitu :
1. Obat yang berasal dari opium-morfin,
2. Senyawa semisintetik morfin, dan
3. Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.
2. Analgesik lainnya, Seperti golongan salisilat seperti aspirin, golongan para amino fenol seperti
paracetamol, dan golongan lainnya seperti ibuprofen, asam mefenamat, naproksen/naproxen dan
banyak lagi.
Berikut contoh obat-obat analgesik antipiretik yang beredar di Indonesia :
1. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan derivat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik
dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya
tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak
memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasi
dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektivitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
Indikasi:
Nyeri ringan sampai sedang termasuk dysmenorrhea, sakit kepala; pereda nyeri pada
osteoarthritis dan lesi jaringan lunak; demam termasuk demam setelah imunisasi; serangan migren akut,
tension headache
Kontraindikasi : Gangguan fungsi hati berat, hipersensitif terhadap paracetamol
Perhatian : Gangguan hati; gangguan ginjal; ketergantungan alkohol
2. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini
bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan
aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui.
Indikasi: analgesic dan anti inflamasai rheumatoid
Kontra indikasi : asma, tukak lambung, wanita hamil trimester 1, hiersensivitas.
Efek : mual, muntah, diare, kostipasi, nyeri dan rasa panas di epigastrum
Dosis :
Oral: Dewasa : 1200 – 1800 mg/ hr Dibagi 3 – 4 (maks 2.400 mg/hr)
Anak > 30 Kg BB: 20 mg/ kg BB/ hr
Anak < 30 kg BB: maks 500 mg/ hr
PO : Berikan segera sesudah makan
3. Asam mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada
protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap
saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.
Indikasi :
Sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot tulang , nyeri karena luka, nyeri setelah operasi, nyeri setelah
melahirkan, dismenore, nyeri reumatik, nyeri tulang belakang, demam.
kontra indikasi :
Ulserasi sampai inflamasi saluran cerna, peny. ginjal atau hati, hipersensitif, tukak lambung.
Efek samping :
Mual, muntah, diare, iritasi lambung, pusing-using dan gangguan penglihatan.
4. Tramadol
Tramadol adalah senyawa sintetik yang berefek seperti morfin. Tramadol digunakan untuk sakit
nyeri menengah hingga parah. Sediaan tramadol pelepasan lambat digunakan untuk menangani nyeri
menengah hingga parah yang memerlukan waktu yang lama. Minumlah tramadol sesuai dosis yang
diberikan, jangan minum dengan dosis lebih besar atau lebih lama dari yang diresepkan dokter. Jangan
minum tramadol lebih dari 300 mg sehari.
Indikasi : Pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca op. Ketergantungan obat dan opium,
sensitif terhadap tramadol atau opiat, mendapat terapi MAOI, intoksikasi akut dengan alkohol, hipnotik,
analgesik, atau obat yang mempengaruhi system syaraf pusat dan yang lainya.
Kontra indikasi : tidak dianjurkan pada wanita hami dan menyusui.
Efek samping : pusing, sedasi, lelah, sakit kepala pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering,
mual, muntah, dyspepsia, obstipasi
Dosis :
Dewasa & anak > 16 thn 50 mg dosis tunggal, dapat ditingkatkan 50 mg ssdh selang waktu 4-6 jam. Maks
: 400 mg /hr. Pasien gangguan hati dan ginjal (bersihan kreatin <30 mL/mnt) 50-100 mg tiap 12 jam ,
maksimal : 200 mg/hr. Sirosis hati 50 mg/12 jam
PO : Diberikan bersama atau tanpa makanan
5. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan sebagai obat
antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding
dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin
maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap Sindrom Reye.
6. Fentanyl
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan sebagai
penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl digunakan untuk
menghilangkan sakit yang disebabkan kanker. Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan
menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang
persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik
narkotika. Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa efek
samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat
menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan.
Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga untuk
mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan periode
tertentu sebelum pengobatan dihentikan.
7. Naproxen
Naproxen termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid. Naproxen bekerja dengan cara
menurunkan hormon yang menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di tubuh.
8. Obat lainnya
Metamizol, Asirin (asetosal / asam asetil salisilat), Dyprone / Methamipron, Floctafenine,
Novaminsulfonicum dan Sufentanil.
Aspirin
Indikasi : untuk meringankan rasa sakit, terutama sakit keala dan pusing, sakit gigi dan nyeri otot serta
menurunkan demam
Kontra indikasi :
Penderita tukak lambung dan peka terhadap derivat asam salisilat, penderita asma, dan alergi. Penderita
yang pernahatau sering mengalami pendarahan bawah kulit, penderita yang sedang terapi dengan
antikoagulan, penderita hemofolia dan trombositopenia
Deskripsi:
Aspirin menghambat pengaruh dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulkan rasa nyeri dan
demam (prostaglandin). Daya kerja antipiretik dan analgetik dari pada Aspirin diperkuat oleh pengaruh
langsung terhadap susunan saraf pusat.
Neuralgin
Indikasi:
Meringankan rasa nyeri pada sakit kepala, sakit kepala pada migrain, nyeri otot, sakit gigi dan nyeri haid.
2.2 Obat kardiovaskuler dan diuretik
Obat kardiovaskuler, 9 sub kelas :
1.Obat inotropik positif
2.Obat anti-aritmia
3.Obat antihipertensi
4.Obat anti-angina
5.Diuretik
6.Obat sistem koagulasi darah
7.Obat hipolipidemik
8.Obat untuk syok dan hipotensi
9.Obat untuk gangguan sirkulasi darah.
1. Obat inotropik positif (anti gagal jantung )
Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung(miokardium).
Indikasi : gagal jantung, keadaan jantung gagal untuk memompa darah dalam volume yang dibutuhkan
tubuh. Keadaan tersebut terjadi karena jantung bekerja terlalu berat (kebocoran katup jantung,
kekakuan katub, atau kelainan sejak lahir di mana sekat jantung tidak terbentuk dengan sempurna ) atau
karena suatu hal otot jantung menjadi lemah.
Ada 2 jenis obat inotropik positif, yaitu :
Glikosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpureayang kemudian diketahui
berisi digoksin dan digitoksin.
Penghambat fosfodiesterase merupakan penghambat enzim fosfodiesterase yang selektif bekerja pada
jantung. Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar siklik AMP (cAMP) dalam sel miokard
yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel.
Contoh : Milrinon , Aminiron
2. Obat-obat antiaritmia
Obat-obat antiaritmia dapat dibagi berdasar penggunaan kliniknya untuk :
aritmia supraventrikel misal : adenosin, verapamil, digoxin
aritmia supraventrikel dan aritmia ventrikel misal : disopiramid, beta bloker
aritmia ventrikel misal : lidokain, meksiletin
3. Obat antihipertensi
Sering digunakan obat yang melebarkan pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan arteri,
vena atau keduanya.
Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan darahsehingga mengurangi beban kerja
jantung.
Pelebar vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk darah yang telah
terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan jantung sehingga mengurangi penyumbatan dan
mengurangi beban jantung
Contoh vasodilator :
Paling banyak digunakan adalah ACE-inhibitor (Angiotensin Converting Enzyme inhibitor). Efek pada
pembuluh darah :
ACE-inhibitor : melebarkan arteri & vena
Nitroglycerin : hanya melebarkan vena
Hydralazine : hanya melebarkan arteri
4. Obat-obat antiangina
Sebagian besar pasien angina pektoris ( nyeri dada ) diobati dengan beta-bloker atau antagonis kalsium.
Meskipun demikian, senyawa nitrat kerja singkat, masih berperan penting untuk tindakan profilaksis
sebelum kerja fisik dan untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.
a. Golongan nitrat
merelaksasi otot polos pembuluh vena, menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga mengurangi
beban hulu jantung.
merupakan vasodilator koroner yang poten
contoh : ISDN ( Isosorbid dinitrat )
b. Golongan antagonis kalsium
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium transmembran, yaitu
mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel otot polos, otot jantung
dan saraf.
Berkurangnya kadar kalsium bebas di dalam sel-sel tersebut menyebabkan berkurangnya kontraksi otot
polos pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung (inotropik negatif), serta pembentukan dan
konduksi impuls dalam jantung (kronotropik dan dromotropik negatif).
Contoh : Diltiazem , Nifedipin
c. Golongan beta-bloker
Menghambat adrenoseptor beta (beta-bloker) di jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas &
hati.
Beta-bloker dapat mencetuskan asma dan efek ini berbahaya. Karena itu, harus dihindarkan pada pasien
dengan riwayat asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
Contoh : Propranolol
5. Diuretik
Sering sebagai kombinasi obat jantung
Fungsi : mengurangi penimbunan cairan, menambah pembentukan air kemih, membuang natrium dan
air dari tubuh melalui ginjal.
Contoh : Hidroclortiazide (HCT) & Furosemide
Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga mengurangi beban
kerja jantung.
Pemberian diuretik sering disertai dengan pemberian tambahan Kalium, karena diuretik tertentu
menyebabkan hilangnya Kalium
6. Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah
Pembentukan trombus berlangsung melalui 3 tahap, yaitu :
1. pemaparan darah pada suatu permukaan trombogenik vaskuler yang rusak.
2. suatu rangkaian peristiwa terkait dengan trombosit.
3. pengaktifan mekanisme pembekuan melalui peran penting trombin dalam pembentukan fibrin. Trombin
sendiri merupakan suatu perangsang agregasi dan adhesi platelet yang sangat kuat.
Macam obat sistem koagulasi darah
a. Antikoagulan,
dibagi menjadi 2 yaitu : antikoagulan parenteral, contoh : Heparin dan antikoagulan oral, contoh :
Warfarin
Antikoagulan oral mengantagonisasi efek vitamin K
Efek samping utama semua antikoagulan oral adalah pendarahan
b.Antiplatelet (antitrombosit)
bekerja dengan cara mengurangi agregasi (perlekatan ) platelet, sehingga dapat menghambat
pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, di mana trombi terbentuk melalui agregasi platelet dan
antikoagulan menunjukkan efek yang kecil.
Contoh : Asetosal, Dipiridamol
c. Fibrinolitik
bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk membentuk plasmin, yang
lebih lanjut mendegradasi fibrin dan dengan demikian memecah trombus.
Contoh : streptokinase, urokinase, alteplase. Anti agregasi platelet
d. Hemostatik dan antifibrinolitik
Defisiensi faktor pembekuan darah dapat menyebabkan pendarahan.
Pendarahan spontan timbul apabila aktivitas faktor pembekuan kurang dari 5%
normal. Contoh obat : Asam traneksamat
2.3 Obat anastesi lokal dan umum
Anestetik lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf, bila obat tersebut diberikan pada
jaringan saraf dengan kadar yang cukup.
1. kokain
Indikasi : menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal. Efek sistemik
yang paling menonjol terhadap SSP.
Efek :
Memblokade konduksi saraf, shg dulu sering digunakan pada ophtalmologi, namun diketahui
menyebabkan terkelupasnya epitel kornea.
Memiliki efek adiksi (ketagihan) sehingga penggunaanya sekarang dibatasi secara topikal, khususnya
untuk anestesi saluran nafas atas
2. Lidokain
Dapat diberikan dengan atau tanpa epinefrin (kekuatan 0,5 – 5%)
Tanpa epinefrin, kecepatan absorpsi dan toksisitas bertambah, serta durasi lebih pendek.
Digunakan untuk anestesi lokal di permukaan tubuh atau gigi, atau untuk aritmia jantung.
Efek samping :
Berkaitan dengan efek terhadap SSP: mengantuk, pusing, gangguan mental, koma, seizures.
Dalam dosis berlebihan dapat menyebabkan kematian akibat vibrilasi ventrikel atau henti jantung.
Anastesi umum
1. Dinitrogen Monoksida (N2O, gas gelak/gas tertawa)
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi : -
Efek samping : -
Sediaan : -
2. Enfluran
Indikasi : Anestesi inhalasi (untuk pasien yang tak tahan eter)
Kontra indikasi : -
Efek samping : Menekan pernafasan, gelisah dan mual
Sediaan : -
3. Halotan
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi : -
Efek samping : Menekan pernafasan, aritmia dan hipotensi
Sediaan : -
4. Dropridol
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi : -
Efek samping : -
Sediaan : -
5. Eter
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi : -
Efek samping : Merangsang mukosa saluran pernafasan
Sediaan : -
6. Ketamin Hidrolorida
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi : -
Efek samping : Menekan pernafasan (dosis tinggi), halusinasi dan tekanan darah naik
Sediaan : -
7. Tiopental
Indikasi : Anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : Insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : Menekan pernafasan
Sediaan : -
2.4 Obat Opioid
1. Morfin
Indikasi
Morfin dan opioid lain terutama diidentifikasikan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri
hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik non-opioid. Lebih hebat nyerinya makin besar dosis
yang diperlukan. Morfin sering diperlukan untuk nyeri yang menyertai :
a. Infark miokard
b. Neoplasma
c. Kolik renal atau kolik empedu
d. Oklusi akut pembuluh darah perifer, pulmonal atau coroner
e. Perikarditis akut, pleuritis dan pneumotorak spontan ; (6) Nyeri akibat trauma misalnya luka bakar,
fraktur dan nyeri pasca bedah.
2. kodein
Kodein merupakan analgesik agonis opioid. Efek kodein terjadi apabila kodein berikatan secara
agonis dengan reseptor opioid di berbagai tempat di susunan saraf pusat. Efek analgesik kodein
tergantung afinitas kodein terhadap reseptor opioid tersebut.Kodein dapat meningkatkan ambang rasa
nyeri dan mengubah reaksi yang timbul di korteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima dari
thalamus.Kodein juga merupakan antitusif yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan menekan
pusat batuk.
Indikasi : Antitusif, Analgesik
Kontraindikasi :Asma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan
intrakranial yang meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi saluran empedu.
3. Dexthromethorphan (DMP)
Indikasi: Meringankan batuk tidak berdahak / batuk kering atau yang menimbulkan rasa sakit
Kontraindikasi: Penderita yang hipersensitif (terhadap dextromethorphan), wanita hamil
4. Metadon
adalah opiat sintetis yang kuat seperti heroin (putaw) atau morfin, yang bekerja long acting.
Efek samping :
Serigkali terjadi berkeringat dan sulit BAB , gangguan fungsi seksual , berkurangnya cairan saliva,
gangguan pola tidur.
Kontra indikasi :
Semua golongan opioid kontra indikasi untuk : Akut abdomen, trauma kepala, kerusakan paru-paru
berat -> tunda inisiasi metadon Gangguan hati yang berat (jaundice, ascites), hepato encephalopathi à
turunkan dosis bila memulai terapi metadon Akut asma, akut alkoholisme
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu pila dengan
obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek sampingnya masing-
masing, dan sebagai perawat kita semua harus bisa memahami tentang obat
3.2 .Kritik dan Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan pembahasannya
dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu waktu, pemikiran dan pengetahuan kami
yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini kami sangat membutuhkan saran-saran
dan masukan yang bersifat membangun kepada semua pembaca.
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai
dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya
DAFTAR PUSTAKA
Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
http://wiendypuspita.blogspot.com
.
.