analgetik

33
pharmacistsucces mencoba berbagi informasi bagaimana penggunaan obat yang baik… Menu Lanjut ke konten Beranda About INTERAKSI PADA OBAT ANALGESIK – ANTIINFLAMASI 6 Januari 2013 by pharmacistsucces I.PENDAHULUAN Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan bersama-sama. Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus tinggal di rumah sakit lebih lama daripada seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter, sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat keparahan penyakit atau usia.

Upload: fauzhul-azhim

Post on 08-Feb-2016

81 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALGETIK

pharmacistsucces

mencoba berbagi informasi bagaimana penggunaan obat yang baik…

MenuLanjut ke konten

Beranda About

INTERAKSI PADA OBAT ANALGESIK – ANTIINFLAMASI6 Januari 2013 by pharmacistsucces

I.PENDAHULUAN

Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan bersama-sama.

Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus tinggal di rumah sakit lebih lama daripada seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mendapat terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih dari satu dokter, sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi tingkat keparahan penyakit atau usia.

Interaksi obat secara klinis penting bila berakibat peningkatan toksisitas dan/atau pengurangan efektivitas obat. Jadi perlu diperhatikan terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeksterapi yang rendah), misalnya glikosida jantung, antikoagulan dan obat-obat sitostatik. Selain itu juga perlu diperhatikan obat-obat yang biasa digunakan bersama-sama.

Terdapat 2 tipe interaksi obat yaitu secara farmakokinetika dan farmakodinamika. Farmakokinetik : Apayang dilakukan tubuh terhadap obat, salah satu obat dapat mengubah konsentrasi yang lain dengan mengubah penyerapan, distribusi, metabolisme, atau ekskresi-Biasanya (tapi tidak selalu) dimediasi oleh sitokrom P450

Page 2: ANALGETIK

(CYP) . Farmakodinamik :Terkait dengan efek obat pada tubuh. Satu jenis obat memodulasi efek farmakologis obat lain: aditif, sinergis, atau antagonis.

Kombinasi  sinergis, efek  farmakologis lebih besar dari penjumlahan 2 obat, interaksi yang menguntungkan: aminoglikosida+penisilin-Berbahaya: barbiturat+alkohol.

                  Antagonisme, efek farmakologis lebih kecil dari pada penjumlahan 2 obat, interaksi yang menguntungkan: naloksondiopiat overdosis. Interaksi yang berbahaya:AZT+stavudine.

                  Aditivitas, efek farmakologis sama dengan penjumlahan dari 2 obat, interaksi yang menguntungkan: aspirin+acetaminophen, interaksi yang berbahaya: neutropenia dengan AZT+gansiklovir.

II. PENGERTIAN

Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesic atau pereda nyeri.

Inflamasi adalah respon dari suatu organism terhadap pathogen dan alterasi mekanis dalamj aringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.  Radang  atau inflamasi adalah satu dari respon utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.Radang terjadi saat suatu mediator inflamasi (misal terdapat luka) terdeteksi oleh tubuh kita.Lalu permeabilitas sel di tempat tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat inflamasi. Terjadilah pembengkakan. Kemudian terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu ke tempat tersebut. Akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan pertahanan tubuh kita. Inflamasi distimulasi oleh factor kimia (histamin, bradikinin,serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam system kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.

Radang sendiri dibagi menjadi 2, yaitu:

Inflamasi non imunologis : tidak melibatkan system imun (tidak ada reaksi alergi) misalnya karena luka, cederafisik, dsb.

Inflamasi imunologis : Melibatkan system imun, terjadi reaksi antigen-antibodi. Misalnya pada asma.

Prostaglandin merupakan mediator padainflamasi yang menyebabkan kita merasa perih, nyeri, dan panas. Prostaglandin dapat menjadi salah satu donator penyebab nyeri kepala primer.

Di membrane sel terdapat phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol. Saat terjadi luka, membrane tersebut akan terkena dampaknya juga. Phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol

Page 3: ANALGETIK

diubah menjadi asam arakidonat.  Asam arakidonat nantinya bercabang menjadi dua: jalur siklooksigenasi (COX) dan jalur lipooksigenase.

Padajalur COX ini terbentuk prostaglandin dan thromboxanes. Sedangkan pada jalur lipooksigenase terbentuk leukotriene.

Prostaglandin: mediator inflamasi dan nyeri. Juga menyebabkan vasodilatasi dan edema (pembengkakan)

Thromboxane: menyebabkan vasokonstriksi dan agregasi (penggumpalan) platelet Leukotriene: menyebabkan vasokontriksi, bronkokonstriksi

Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi :

Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofaga

Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak

Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam, dll.yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi :

pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil.

aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endothelia dengan pembuluh darah. Kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan

memungkinkan sel darah putih bermigrasi ke endothelium dan masuk ke dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai ekstravasasi.

Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut :

tumor atau membengkak calor atau menghangat dolor atau nyeri rubor atau memerah functiolaesa atau daya pergerakan menurun, dan kemungkinan disfungsi organ

Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi dapat disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, meningkatnya permeabilitas vaskuler dan migrasi leukosit ke jaringan radang, dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya terganggu. Mediator yang dilepaskan antara lain histamin, bradikinin, leukotrin, prostaglandin dan PAF.

III. PEMBAGIAN OBAT – OBATAN

Page 4: ANALGETIK

Obat Antiinflamasi terbagi atas 2, yaitu :

1.Golongan Steroid

Contoh      : Hidrokortison, Deksametason, Prednisone

2.Golongan AINS (non steroid)

Contoh  : Parasetamol, Aspirin, Antalgin/Metampiron, AsamMefenamat,  Ibuprofen

IV. MEKANISME KERJA

No. Golongan Obat Mekanisme Kerja1. Steroid Menghambat enzim fosfolipase A2 sehingga tidak

terbentuk asam arakhidonat. Tidak adanya asam arakhidonat berarti tidak terbentuknya prostaglandin.

2. AINS (Non Steroid) Menghambat enzim siklooksigenase (cox-1 dan cox-2) ataupun menhambat secara selektif cox-2 saja sehingga tidak terbentuk mediator-mediator nyeri yaitu prostaglandin dan tromboksan

V.TABEL INTERAKSI OBAT

No

Nama Obat A

Nama Obat B Mekanisme obat A

Mekanisme obat B Interaksi obat A+B

1. Aspirin Antasida Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides

Menetralisir asam lambung dengan meningkatkan pH

Antasida meningkatkan pH urine sehingga klirens salisilat meningkat àdosis salisilat dalam darah menurun

2. Aspirin Acetazolamide Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides

Memblok enzim karbonik anhidrase

Aspirin menggeser ikatan acetazolamid dengan protein plasma à akumulasi acetazolamid

Page 5: ANALGETIK

dalam darah à toksisitas acetazolamid

3. Aspirin Kortikosteroid(Betamethasone)

Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides

Menyebabkan vasokonstriksi, juga berkhasiat merintangi atau mengurangi terbentuknya cairan peradangan dan udema setempat

Betamethasone menstimulasi metabolisme aspirin di hati dan meningkatkan klirens renal à kadar aspirin menurun à turunnya efektivitas aspirin

4. Aspirin Methotrexate Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides

Mengganggu aktivsi folat dengan menginhibisi dihidrofolatereduktase sehingga mengganggu replikasi DNA pada sel

Aspirin menurunkan klirens ginjal dan menggeser ikatan protein methotrexate à kadar methotrexate meningkat à toksisitas methotrexate

5. Aspirin Antikoagulan(warfarin) Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides

Mengganggu aktivasi factor pembekuan darah yang bergantung pada vitamin K, yaitu factor, II, VII, IX, X

Meningkatkan aktivitas antikoagulan à masa perdarahan meningkat

6.. Aspirin Kafein Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides

-meningkatkan mobilisasi kalsium intraselular- peningkatan akumulasi nukleotida siklikkarena hambatan phosphodiesterase

Kafein meningkatkan bioavaliabilitas dan laju absorpsi dari aspirin

7. Asam Antasida menghambat Menetralisir asam Antasida

Page 6: ANALGETIK

mefenamat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1 & COX-2)

lambung dengan meningkatkan pH

akan mempercepat absorpsi asam mefenamat

8. Diklofenak Sukralfat Menghambat kerja enzim siklooksigenase

Melindungi permukaan sel dari asam lambung, pepsin dan empedu.

Terjadi penurunan absorpsi diklofenak à efektivitas diklofenak menurun

9. Diklofenak Methotrexate Menghambat kerja enzim siklooksigenase

Mengganggu aktivsi folat dengan menginhibisi dihidrofolatereduktase sehingga mengganggu replikasi DNA pada sel

Na-diklofenak menurunkan klirens renal methotrexate à peningkatan kadar methotrexate àtoksisitas methotrexate

10.

Diklofenak Kolestiramin Menghambat kerja enzim siklooksigenase

Menurunkan kadar kolesterol plasma dengan mengikat asam empedu dalam saluran cerna

Peningkatan klirens plasma diklofenak à absorpsi diklofenak menurun à efektivitas diklofenak menurun

11.

Ibuprofen Lithium Menghambat kerja enzim siklooksigenase

Menstabilkan suasana hati (mood stabilizer)

Ibuprofen menghambat produksi prostaglandin à eliminasi lithium menurun à toksisitas lithium

12.

Ibuprofen Gentamisin Menghambat kerja enzim

Antibiotik golongan aminoglikosida yang

Ibuprofen menurunkan

Page 7: ANALGETIK

siklooksigenase

bersifat bakteriostatik dengan berikatan secara irreversibel pada sub unit 30S dari ribosom dan karena itu menyebabkan  gangguan yang kompleks pada sintesis protein

laju filtrasi glomerulus à akumulasi gentamisin à toksisitas gentamisin

13.

Ibuprofen Fluconazole Menghambat kerja enzim siklooksigenase

menghambat enzim cytochrome P450, sehingga merintanqi sintesa ergosterol

Fluconazole menginhibisi metabolisme ibuprofen melalui CYP2C9 à kadar ibuprofen meningkat.

14.

Indometasin

Probenesid Menghambat kerja enzim siklooksigenase

Menghambat reabsorpsi asam urat di tubulus ginjal sehingga sekresi asam urat meningkat

Probenesid menurunkan klirens indometasin à kadar plasma indometasin meningkat

VI. CONTOH OBAT DI PASARAN

No. Nama Obat Nama di Pasaran Nama Produsen Indikasi1. Hidrokortison Hidrokortison Kalbe Farma Dermatitis (alergi, atopik),

neurodermatitis2. Deksametason Dexamethasone Sampharindo Mengatasi gejala inflamasi akut,

penyakit alergi, edema serebral, arthritis rematoid.

3. Prednisone Prednison Berlico Berlico Mulia Farma

Demam rematik akut, asma bronkial, obat anti-inflamasi.

4. Parasetamol Paracetamol Errita Mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan panas.

5. Asam salisit Aspirin Bayer Demam, sakit kepala, sakit gigi, pusing, nyeri otot

6. Antalgin Antalgin Generik INF

Untukmenghilangkan rasa sakit, terutamakolikdansakitsetelahoperasi.

7. Asam Mefenamat

Allogon Konimex Nyeriringan, sedangsampaiberatsepertisakitkepala

Page 8: ANALGETIK

, nyeriotot, artralgia (nyerisendi), sakitgigi, osteoartitisrematoid, gout, nyerisaathaid, nyerisetelahoperasi.

8. Ibuprofen Profenal Yarindo Farmatama

Meredakan nyeri misalnya pada sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot dan dismenore primer

VII. Interaksi Dengan Makanan

Analgesik Asetosal dan NSAID kuat lain, jika diminum bersama makanan untuk mengurangi resiko iritasi saluran cerna. Tapi jika diminum bersama dapat mengurangi absorpsi.

jika diinginkan efek cepat, Jangan dikonsumsi bersama alcohol karena dapat meningkatkan resiko perdarahan.

Pemakaian sering obat-obat ini, menurunkan absorpsi asam folat dan vit. C

Obat Makanan EfekParasetamol Kopi, teh, minuman cola

(kandungan : kafein)Potensiasi

Meningkatkan resiko toksik dari parasetamol

AINS Kunyit (kandungan : kurkumin)

Sinergistik

Meningkatkan aktivitas analgetik-antiinflamasi dalam tubuh

Anti Inflamasi Steroid Jus buah anggur Potensiasi

Meningkatkan kadar obat dan resiko toksik dari obat AIS

Aspirin Gingseng, bawang putih, ginkgo biloba

Sinergistik

Meningkatkan aktivitas antikoagulan aspirin dan resiko pendarahan

DAFTAR PUSTAKA

ISO 2011-2012

Richard, Harkness. (1989). Informasi Obat. Diterjemahkan oleh Goeswin Agoes dan MathildaB.Widianto.   Bandung: Penerbit ITB.

Tatro DS (Ed.) .(1992).Drug Interaction Facts. J.B. Lippincott Co. St. Louis

Page 9: ANALGETIK

Tatro, D. (2009). Drug Interaction Facts. The authority on drug interactions.

semua tentang keperawatan

Senin, 11 Februari 2013

makalah farmakologi (obat analgesik, kardiovaskuler, anastesi. opioid)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua kriteria obat

ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon terhadap obat sulit

diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan banyak obat yang mahal, tidak

stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal, semua anggota tim kesehatan harus berlatih

“care” untuk meningkatkan efek terapeutik dan meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan

obat.

Sebagai salah satu dari tim medis perawat seyogyanya telah paham betul akan pemanfaatan obat

yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan minimal. Dan berikut ini adalah peran

perawat dalam pengobatan :

Mengkaji kondisi pasien

Sebagai pemberi layanan askep, dalam pemberian obat.

Page 10: ANALGETIK

Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.

Memberikan pendidikan kesehatan tentang indikasi obat dan cara penggunaannya.

Sebagai advokat atau melindungi klien dari pengobatan yang tidak tepat.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Makalah ini disusun dengan tujuan :

1.Untuk Memenuhi tugas SP Mata Kuliyah Farmakologi

2.Untuk Mengetahui Hubungan Farmakologi dengan Keperawatan

3.Untuk Menambah Ilmu Pengetahuan Farmakologi

BAB II

ISI

2.1 Obat Analgesik – Antipiretik

Obat saraf dan otot golongan analgesik atau obat yang dapat menghilangkan rasa sakit/ obat

nyeri sedangkan obat antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh. Analgesik sendiri

dibagi dua yaitu :

1. Analgesik opioid / analgesik narkotika Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-

sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau

menghilangkan rasa nyeri. Tetap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan, maka

usaha untuk mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan

mendapatkan analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi.

Ada 3 golongan obat ini yaitu :

Page 11: ANALGETIK

1. Obat yang berasal dari opium-morfin,

2. Senyawa semisintetik morfin, dan

3. Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.

2. Analgesik lainnya, Seperti golongan salisilat seperti aspirin, golongan para amino fenol seperti

paracetamol, dan golongan lainnya seperti ibuprofen, asam mefenamat, naproksen/naproxen dan

banyak lagi.

Berikut contoh obat-obat analgesik antipiretik yang beredar di Indonesia :

1. Paracetamol/acetaminophen

Merupakan derivat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik

dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya

tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak

memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasi

dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektivitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

Indikasi:

Nyeri ringan sampai sedang termasuk dysmenorrhea, sakit kepala; pereda nyeri pada

osteoarthritis dan lesi jaringan lunak; demam termasuk demam setelah imunisasi; serangan migren akut,

tension headache

Kontraindikasi : Gangguan fungsi hati berat, hipersensitif terhadap paracetamol

Perhatian : Gangguan hati; gangguan ginjal; ketergantungan alkohol

2. Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini

bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan

aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui.

Indikasi: analgesic dan anti inflamasai rheumatoid

Kontra indikasi : asma, tukak lambung, wanita hamil trimester 1, hiersensivitas.

Page 12: ANALGETIK

Efek : mual, muntah, diare, kostipasi, nyeri dan rasa panas di epigastrum

Dosis :

Oral: Dewasa : 1200 – 1800 mg/ hr Dibagi 3 – 4 (maks 2.400 mg/hr)

Anak > 30 Kg BB: 20 mg/ kg BB/ hr

Anak < 30 kg BB: maks 500 mg/ hr

PO : Berikan segera sesudah makan

3. Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada

protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap

saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.

Indikasi :

Sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot tulang , nyeri karena luka, nyeri setelah operasi, nyeri setelah

melahirkan, dismenore, nyeri reumatik, nyeri tulang belakang, demam.

kontra indikasi :

Ulserasi sampai inflamasi saluran cerna, peny. ginjal atau hati, hipersensitif, tukak lambung.

Efek samping :

Mual, muntah, diare, iritasi lambung, pusing-using dan gangguan penglihatan.

4. Tramadol

Tramadol adalah senyawa sintetik yang berefek seperti morfin. Tramadol digunakan untuk sakit

nyeri menengah hingga parah. Sediaan tramadol pelepasan lambat digunakan untuk menangani nyeri

menengah hingga parah yang memerlukan waktu yang lama. Minumlah tramadol sesuai dosis yang

Page 13: ANALGETIK

diberikan, jangan minum dengan dosis lebih besar atau lebih lama dari yang diresepkan dokter. Jangan

minum tramadol lebih dari 300 mg sehari.

Indikasi : Pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca op. Ketergantungan obat dan opium,

sensitif terhadap tramadol atau opiat, mendapat terapi MAOI, intoksikasi akut dengan alkohol, hipnotik,

analgesik, atau obat yang mempengaruhi system syaraf pusat dan yang lainya.

Kontra indikasi : tidak dianjurkan pada wanita hami dan menyusui.

Efek samping : pusing, sedasi, lelah, sakit kepala pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering,

mual, muntah, dyspepsia, obstipasi

Dosis :

Dewasa & anak > 16 thn 50 mg dosis tunggal, dapat ditingkatkan 50 mg ssdh selang waktu 4-6 jam. Maks

: 400 mg /hr. Pasien gangguan hati dan ginjal (bersihan kreatin <30 mL/mnt) 50-100 mg tiap 12 jam ,

maksimal : 200 mg/hr. Sirosis hati 50 mg/12 jam

PO : Diberikan bersama atau tanpa makanan

5. Benorylate

Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan sebagai obat

antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding

dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin

maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap Sindrom Reye.

6. Fentanyl

Page 14: ANALGETIK

Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan sebagai

penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl digunakan untuk

menghilangkan sakit yang disebabkan kanker. Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan

menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang

persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik

narkotika. Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa efek

samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat

menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan.

Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga untuk

mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan periode

tertentu sebelum pengobatan dihentikan.

7. Naproxen

Naproxen termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid. Naproxen bekerja dengan cara

menurunkan hormon yang menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di tubuh.

8. Obat lainnya

Metamizol, Asirin (asetosal / asam asetil salisilat), Dyprone / Methamipron, Floctafenine,

Novaminsulfonicum dan Sufentanil.

Aspirin

Indikasi : untuk meringankan rasa sakit, terutama sakit keala dan pusing, sakit gigi dan nyeri otot serta

menurunkan demam

Kontra indikasi :

Penderita tukak lambung dan peka terhadap derivat asam salisilat, penderita asma, dan alergi. Penderita

yang pernahatau sering mengalami pendarahan bawah kulit, penderita yang sedang terapi dengan

antikoagulan, penderita hemofolia dan trombositopenia

Deskripsi:

Page 15: ANALGETIK

Aspirin menghambat pengaruh dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulkan rasa nyeri dan

demam (prostaglandin). Daya kerja antipiretik dan analgetik dari pada Aspirin diperkuat oleh pengaruh

langsung terhadap susunan saraf pusat.

Neuralgin

Indikasi:

Meringankan rasa nyeri pada sakit kepala, sakit kepala pada migrain, nyeri otot, sakit gigi dan nyeri haid.

2.2 Obat kardiovaskuler dan diuretik

Obat kardiovaskuler, 9 sub kelas :

1.Obat inotropik positif

2.Obat anti-aritmia

3.Obat antihipertensi

4.Obat anti-angina

5.Diuretik

6.Obat sistem koagulasi darah

7.Obat hipolipidemik

8.Obat untuk syok dan hipotensi

9.Obat untuk gangguan sirkulasi darah.

1. Obat inotropik positif (anti gagal jantung )

Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung(miokardium).

Indikasi : gagal jantung, keadaan jantung gagal untuk memompa darah dalam volume yang dibutuhkan

tubuh. Keadaan tersebut terjadi karena jantung bekerja terlalu berat (kebocoran katup jantung,

Page 16: ANALGETIK

kekakuan katub, atau kelainan sejak lahir di mana sekat jantung tidak terbentuk dengan sempurna ) atau

karena suatu hal otot jantung menjadi lemah.

Ada 2 jenis obat inotropik positif, yaitu :

Glikosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpureayang kemudian diketahui

berisi digoksin dan digitoksin.

Penghambat fosfodiesterase merupakan penghambat enzim fosfodiesterase yang selektif bekerja pada

jantung. Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar siklik AMP (cAMP) dalam sel miokard

yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel.

Contoh : Milrinon , Aminiron

2. Obat-obat antiaritmia

Obat-obat antiaritmia dapat dibagi berdasar penggunaan kliniknya untuk :

aritmia supraventrikel misal : adenosin, verapamil, digoxin

aritmia supraventrikel dan aritmia ventrikel misal : disopiramid, beta bloker

aritmia ventrikel misal : lidokain, meksiletin

3. Obat antihipertensi

Sering digunakan obat yang melebarkan pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan arteri,

vena atau keduanya.

Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan darahsehingga mengurangi beban kerja

jantung.

Pelebar vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk darah yang telah

terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan jantung sehingga mengurangi penyumbatan dan

mengurangi beban jantung

Contoh vasodilator :

Paling banyak digunakan adalah ACE-inhibitor (Angiotensin Converting Enzyme inhibitor). Efek pada

pembuluh darah :

ACE-inhibitor : melebarkan arteri & vena

Nitroglycerin : hanya melebarkan vena

Hydralazine : hanya melebarkan arteri

Page 17: ANALGETIK

4. Obat-obat antiangina

Sebagian besar pasien angina pektoris ( nyeri dada ) diobati dengan beta-bloker atau antagonis kalsium.

Meskipun demikian, senyawa nitrat kerja singkat, masih berperan penting untuk tindakan profilaksis

sebelum kerja fisik dan untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.

a. Golongan nitrat

merelaksasi otot polos pembuluh vena, menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga mengurangi

beban hulu jantung.

merupakan vasodilator koroner yang poten

contoh : ISDN ( Isosorbid dinitrat )

b. Golongan antagonis kalsium

Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium transmembran, yaitu

mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel otot polos, otot jantung

dan saraf.

Berkurangnya kadar kalsium bebas di dalam sel-sel tersebut menyebabkan berkurangnya kontraksi otot

polos pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung (inotropik negatif), serta pembentukan dan

konduksi impuls dalam jantung (kronotropik dan dromotropik negatif).

Contoh : Diltiazem , Nifedipin

c. Golongan beta-bloker

Menghambat adrenoseptor beta (beta-bloker) di jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas &

hati.

Beta-bloker dapat mencetuskan asma dan efek ini berbahaya. Karena itu, harus dihindarkan pada pasien

dengan riwayat asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis.

Contoh : Propranolol

5. Diuretik

Sering sebagai kombinasi obat jantung

Fungsi : mengurangi penimbunan cairan, menambah pembentukan air kemih, membuang natrium dan

air dari tubuh melalui ginjal.

Contoh : Hidroclortiazide (HCT) & Furosemide

Page 18: ANALGETIK

Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga mengurangi beban

kerja jantung.

Pemberian diuretik sering disertai dengan pemberian tambahan Kalium, karena diuretik tertentu

menyebabkan hilangnya Kalium

6. Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah

Pembentukan trombus berlangsung melalui 3 tahap, yaitu :

1. pemaparan darah pada suatu permukaan trombogenik vaskuler yang rusak.

2. suatu rangkaian peristiwa terkait dengan trombosit.

3. pengaktifan mekanisme pembekuan melalui peran penting trombin dalam pembentukan fibrin. Trombin

sendiri merupakan suatu perangsang agregasi dan adhesi platelet yang sangat kuat.

Macam obat sistem koagulasi darah

a. Antikoagulan,

dibagi menjadi 2 yaitu : antikoagulan parenteral, contoh : Heparin dan antikoagulan oral, contoh :

Warfarin

Antikoagulan oral mengantagonisasi efek vitamin K

Efek samping utama semua antikoagulan oral adalah pendarahan

b.Antiplatelet (antitrombosit)

bekerja dengan cara mengurangi agregasi (perlekatan ) platelet, sehingga dapat menghambat

pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, di mana trombi terbentuk melalui agregasi platelet dan

antikoagulan menunjukkan efek yang kecil.

Contoh : Asetosal, Dipiridamol

c. Fibrinolitik

bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk membentuk plasmin, yang

lebih lanjut mendegradasi fibrin dan dengan demikian memecah trombus.

Contoh : streptokinase, urokinase, alteplase. Anti agregasi platelet

d. Hemostatik dan antifibrinolitik

Defisiensi faktor pembekuan darah dapat menyebabkan pendarahan.

Pendarahan spontan timbul apabila aktivitas faktor pembekuan kurang dari 5%

normal. Contoh obat : Asam traneksamat

Page 19: ANALGETIK

2.3 Obat anastesi lokal dan umum

Anestetik lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf, bila obat tersebut diberikan pada

jaringan saraf dengan kadar yang cukup.

1. kokain

Indikasi : menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal. Efek sistemik

yang paling menonjol terhadap SSP.

Efek :

Memblokade konduksi saraf, shg dulu sering digunakan pada ophtalmologi, namun diketahui

menyebabkan terkelupasnya epitel kornea.

Memiliki efek adiksi (ketagihan) sehingga penggunaanya sekarang dibatasi secara topikal, khususnya

untuk anestesi saluran nafas atas

2. Lidokain

Dapat diberikan dengan atau tanpa epinefrin (kekuatan 0,5 – 5%)

Tanpa epinefrin, kecepatan absorpsi dan toksisitas bertambah, serta durasi lebih pendek.

Digunakan untuk anestesi lokal di permukaan tubuh atau gigi, atau untuk aritmia jantung.

Efek samping :

Berkaitan dengan efek terhadap SSP: mengantuk, pusing, gangguan mental, koma, seizures.

Dalam dosis berlebihan dapat menyebabkan kematian akibat vibrilasi ventrikel atau henti jantung.

Anastesi umum

1. Dinitrogen Monoksida (N2O, gas gelak/gas tertawa)

Indikasi : Anestesi inhalasi

Kontra indikasi : -

Efek samping : -

Sediaan : -

2. Enfluran

Page 20: ANALGETIK

Indikasi : Anestesi inhalasi (untuk pasien yang tak tahan eter)

Kontra indikasi : -

Efek samping : Menekan pernafasan, gelisah dan mual

Sediaan : -

3. Halotan

Indikasi : Anestesi inhalasi

Kontra indikasi : -

Efek samping : Menekan pernafasan, aritmia dan hipotensi

Sediaan : -

4. Dropridol

Indikasi : Anestesi inhalasi

Kontra indikasi : -

Efek samping : -

Sediaan : -

5. Eter

Indikasi : Anestesi inhalasi

Kontra indikasi : -

Efek samping : Merangsang mukosa saluran pernafasan

Sediaan : -

6. Ketamin Hidrolorida

Page 21: ANALGETIK

Indikasi : Anestesi inhalasi

Kontra indikasi : -

Efek samping : Menekan pernafasan (dosis tinggi), halusinasi dan tekanan darah naik

Sediaan : -

7. Tiopental

Indikasi : Anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut

Kontra indikasi : Insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi

Efek samping : Menekan pernafasan

Sediaan : -

2.4 Obat Opioid

1. Morfin

Indikasi

Morfin dan opioid lain terutama diidentifikasikan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri

hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik non-opioid. Lebih hebat nyerinya makin besar dosis

yang diperlukan. Morfin sering diperlukan untuk nyeri yang menyertai :

a. Infark miokard

b. Neoplasma

c. Kolik renal atau kolik empedu

d. Oklusi akut pembuluh darah perifer, pulmonal atau coroner

e. Perikarditis akut, pleuritis dan pneumotorak spontan ; (6) Nyeri akibat trauma misalnya luka bakar,

fraktur dan nyeri pasca bedah.

Page 22: ANALGETIK

2. kodein

Kodein merupakan analgesik agonis opioid. Efek kodein terjadi apabila kodein berikatan secara

agonis dengan reseptor opioid di berbagai tempat di susunan saraf pusat. Efek analgesik kodein

tergantung afinitas kodein terhadap reseptor opioid tersebut.Kodein dapat meningkatkan ambang rasa

nyeri dan mengubah reaksi yang timbul di korteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima dari

thalamus.Kodein juga merupakan antitusif yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan menekan

pusat batuk.

Indikasi : Antitusif, Analgesik

Kontraindikasi :Asma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan

intrakranial yang meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi saluran empedu.

3. Dexthromethorphan (DMP)

Indikasi: Meringankan batuk tidak berdahak / batuk kering atau yang menimbulkan rasa sakit

Kontraindikasi: Penderita yang hipersensitif (terhadap dextromethorphan), wanita hamil

4. Metadon

adalah opiat sintetis yang kuat seperti heroin (putaw) atau morfin, yang bekerja long acting.

Efek samping :

Serigkali terjadi berkeringat dan sulit BAB , gangguan fungsi seksual , berkurangnya cairan saliva,

gangguan pola tidur.

Page 23: ANALGETIK

Kontra indikasi :

Semua golongan opioid kontra indikasi untuk : Akut abdomen, trauma kepala, kerusakan paru-paru

berat -> tunda inisiasi metadon Gangguan hati yang berat (jaundice, ascites), hepato encephalopathi à

turunkan dosis bila memulai terapi metadon Akut asma, akut alkoholisme

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 24: ANALGETIK

Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu pila dengan

obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat juga mempunyai efek sampingnya masing-

masing, dan sebagai perawat kita semua harus bisa memahami tentang obat

3.2 .Kritik dan Saran

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan pembahasannya

dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu waktu, pemikiran dan pengetahuan kami

yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini kami sangat membutuhkan saran-saran

dan masukan yang bersifat membangun kepada semua pembaca.

Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai

dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya

DAFTAR PUSTAKA

Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC

http://wiendypuspita.blogspot.com

.

.

Page 25: ANALGETIK