ulkus liza
Post on 16-Feb-2015
281 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ULKUS DIABETIKSITI AZLIZA BINTI YAACOB
03008304FK UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
PENDAHULUAN
Sebanding dengan meningkatnya prevalensi penderita diabetes melitus, angka kejadian kaki diabetik, seperti: ulkus, infeksi dan gangren kaki serta artropati Charcot semakin meningkat. Diperkirakan sekitar 15% penderita diabetes melitus (DM) dalam perjalanan penyakitnya akan mengalami komplikasi ulkus diabetika terutama ulkus kaki diabetika. Sekitar 14-24% di antara penderita kaki diabetika tersebut memerlukan tindakan amputasi. Penatalaksanaan kaki diabetika terutama difokuskan untuk mencegah dan menghindari amputasi ekstremitas bawah.
DEFINISI
Menurut American Diabetes Association (2010), Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua -duanya.(3) Sedangkan menurut WHO (World Health Organization), diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hiperglikemia kronis yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (Erman,1998).
ETIOLOGI
Bakteri yang sering ditemukan pada foot-diabetic
FAKTOR RISIKO
Luka kecelakaanTrauma sepatuStress berulangTrauma panasIatrogenikOklusi vaskularKondisi kulit atau kuku
PATOFISIOLOGI
ANGIOPATI DIABETIK
Gangguan metabolisme KH LEMAK PROTEIN
ANGIOPATI DIABETIK
Komplikasi Mikrovaskular pada Diabetes
NEUROPATI DIABETIK
Charcot arthropathy.
diabetic dermopathy (shin spot)
INFEKSI PADA ULKUS
Distribusi tempat terjadinya kaki diabetik secara anatomic:
1. 50% ulkus pada ibu jari 2. 30% pada ujung plantar metatarsal 3. 10 – 15% pada dorsum kaki 4. 5 – 10% pada pergelangan kaki 5. Lebih dari 10% adalah ulkus multipel
Klasifikasi PEDIS International Consensus On The Diabetic Foot (2003)
Impaired Perfusion 1 = None
2 = PAD + but not critical
3 = Critical limb ischemia
Size / Extent in mm2 Tissue loss / Depth 1 = Superficial fullthickness, not deeper than dermis
2 = Deep ulcer, below dermis. Involving
subcutaneous structures, fascia, muscle or tendon
3 = All subsequent layers of the foot involved
including bone and or joint
Infection 1 = No symptoms or signs of infection
2 = Infection of skin and subcutaneous tissue only
3 = Erythema > 2 cm or infection involving subcutaneous
structure, no systemic sign of inflammatory response
4 = Infection with systemic manifestation : fever,
leucocytosis, shift to the left metabolic instability,
hypotension, azotemia
Impaired sensation 1 = Absent
2.= Present
Sistem klasifikasi kaki diabetik, modifikasi Brodsky, kedalaman luka
Klasifikasi Edmonds (2004 – 2005)
0 kaki berisiko, tanpa ulserasi
1 ulserasi superficial, tanpa infeksi
2 ulserasi yang dalam sampai mengenai tendon
3 ulserasi yang luas/ abses
Stage 1 Normal foot
Stage 2 High risk foot
stage 3 Ulcerated foot
Stage 4 Infected foot
Stage 5 Necrotic foot
Stage 6 Unsalvable foot
Derajat keparahan ulkus kaki diabetes menurut Wagner
Klasifikasi Liverpool
Grade 1 Ulkus superfisial tanpa terlibat jaringan dibawah kulit
Grade 2 Ulkus dalam tanpa terlibat tulang / pembentukan abses.
Grade 3 Ulkus dalam dengan selulitis/abses atau osteomielitis
Grade 4 Tukak dengan Gangren lokal
Grade 5 Tukak dengan Gangren luas / melibatkan keseluruhan kaki
Klasifikasi primer - Vascular
- Neuropati
- Neuroiskemik
Klasifikasi sekunder - Tukak sederhana, tanpa komplikasi
- Tukak dengan komplikasi
TANDA DAN GEJALA
memberikan gejala klinik 5P :
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinik menurut pola dari Fontaine:
Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan)
Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten (rasa nyeri bila sedang beraktifitas dan berkurang bila beristirahat )
Stadium III : timbul nyeri saat istitrahat
Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus)
DIAGNOSIS
ANAMNESA riwayat DMFaktor risiko ulkus diabetika adalah lama DM
≥ 10 tahun, kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl, kadar HDL ≤ 45 mg/dl, ketidakpatuhan diet DM, kurangnya latihan fisik, perawatan kaki tidak teratur dan penggunaan alas kaki tidak tepat dengan memberikan sumbangan terhadap ulkus diabetika sebesar 99,9 % (Hastuti, Tri Rini, 2007).
2 bentuk peradangan diabetes pada kaki :
Kaki Neuropatik Kaki Neuroiskemik
Panas
Pulsasi : besar
Sensorik : menurun
Warna : kemerahan
Komplikasi :
-Kalus
-Koreng tidak sakit
-Gangrene jari
-Edema
Dingin
Pulsasi : tidak ada
Sensorik : biasanya ada
Warna : pucat bila diangkat dan merah
jika digantung
Komplikasi :
-Klaudikasio
-Koreng sakit
-Gangrene jari
-Rest-pain
Pemeriksaan Fisik - Penunjang
1. Ankle-brachial index=ABI Pemeriksaan noninvasive dengan mengukur
oksigen transkutan pada daerah kaki dan lengan
Alat Doppler. Alat pengukur tekanan dipasang pada lengan
atas dan kaki kemudian diukur tekanan systole. Alat Doppler sendiri diletakkan pada a.dorsalis pedis atau a.tibialis posterior.
ABI sendiri merupakan hasil dari tekanan systole pada ankle yang dibagi dengan tekanan systole pada brachial.
Greater than 0.90 = normal
0.71 – 0.90 = mild obstruction
0.41 – 0.70 = moderate
obstructionLess than 0.40 = severe
obstruction
2. Tes nylon monofilament adalah tes yang mudah dan digunakan untuk mendiagnosis pasien dengan risiko adanya ulserasi akibat adanya sensorik-neuropati perifer. Hasil yang abnormal didapatkan jika pasien tidak dapat merasakan adanya sentuhan pada monofilament tersebut.
3. USG Dopller, untuk mengetahui aliran (flow) pembuluh darah.
4. Pemeriksaan radiologi
dilakukan karena di samping dapat mendeteksi adanya osteomielitis juga dapat memberikan informasi adanya osteolisis, fraktur dan dislokasi, gas gangren, deformitas kaki.
5. arteriografi : menggambarkan dengan jelas lokasi, kelainan serta kolateral dari sistem arteri yang diperlukan untuk menentukan jenis operasi dan prognosis yang biasanya berbeda untuk setiap penderita.
PENATALAKSANAAN
A. Pengendalian Diabetes. pengelolaan non farmakologis:
Edukasi Tindakan aktif
pengelolaan farmakologis. Pemberian Insulin. Pemberian Obat Hipoglikemik Oral (OHO).
- Golongan Sulfonylurea.- Golongan Biguanid.- Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase.- Golongan Insulin Sensitizing.
Indikasi penggunaan insulin
1) DM tipe I2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat
dirawat dengan OAD3) DM kehamilan4) DM dan gangguan faal hati yang berat5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)6) DM dan TBC paru akut7) DM dan koma lain pada DM8) DM operasi9) DM patah tulang10) DM dan underweight11) DM dan penyakit Graves
B. Tindakan aktifmenilai status vaskularnya, yaitu dengan
riwayat klaudikasio, denyut nadi tungkai dan angka brachial index (ABI), untuk menetapkan rencana penatalaksanaan lebih lanjut.
Identifikasi kuman dan uji sensitivitas:
Dilakukan swab pus/cairan ulkus lalu ditanam dalammesin Baxtec, dinilai setelah 3 jam untuk menentukan kumantumbuh atau tidak.
Bila kuman tumbuh dilakukan tes identifikasi kuman. Bakteri gram positif di identifikasi spesies dengan test
koagulasi dan test katalase, bakteri gram negatifdilakukan identifikasi dengan rangkaian tes biokimiatergantung spesies mikro-organisme yaitu, simon sitrat, indol,fermentasi glukosa, iron agar test, atau tes motilitas.
Lalu dilakukan uji sensitivitas, dengan menanamkan koloni yang tumbuh pada media Mac Conkey, diletakkan diskus antibiotik tertentu dan dinilai setelah 24 jam
Distribusi Persentase Antibiotik yang Sensitif
Tindakan Bedah sesuai Klasifikasi Wagner
Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan pembentukan kalus ”claw”
Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada kulitDerajat II : ulkus dalam dan menembus tendon
dan tulangDerajat III : abses dalam, dengan atau tanpa
osteomielitisDerajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal
kaki dengan atau tanpa selullitisDerajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian
tungkai bawah
Derajat 0
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Derajat IV
Derajat V
Sepatu yang layak
Edukasi
Perawatan Podiatrik paliatif
Bedah profilaksis
Prevensi
Infeksi : kultur permukaan ulkus dan antibiotic
Perawatan luka
Evaluasi Radiologi
Koreksi Stress
Pembedahan
Terapi antibiotic
Evaluasi dimensi luka
Evaluasi radiology
Pembedahan
Rawat Rumah Sakit untuk terapi antibiotic intravena
Debribement agresif yang dalam untuk diagnosis
osteomielitis
Control metabolic
Bedah plastic menutup sebagaimana diperlukan
Amputasi lokal sesuai lokasi nekrosis dan vaskularitas
Amputasi mayor dikehendaki
Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan pembentukan kalus ”claw”
Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada kulit
Derajat II : ulkus dalam dan menembus tendon dan tulang
Derajat III : abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis
Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selullitis
Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah
Beberapa tindakan bedah khusus diperlukan dalam pengelolaan kaki diabetik ini, sesuai indikasi dan derajat lesi yang dijumpai seperti :
1. Insisi : abses atau selullitis yang luas2. Eksisi : pada kaki diabetik derajat I dan II3. Debridement/nekrotomi : pada kaki
diabetik derajat II, III, IV dan V4. Mutilasi : pada kaki diabetik derajat IV dan
V5. Amputasi : pada kaki diabetik derajat V
TOTAL CONTACT CASTS (TCC’s)
KESIMPULAN
Salah satu komplikasi kronik dari DM adalah terbentuknya ulkus diabetik yang memerlukan perawatan lama dan biaya yang besar.Ulkus diabetik ini terjadi akibat keterlibatan dari sistem saraf, sistem vaskular, dan sistem imun.
Edukasi sangat penting untuk setiap tahap pengelolaan kaki diabetes. Dengan penyuluhan yang baik penderita diabetes mellitus dengan kaki diabetes maupun keluarganya diharapkan akan dapat membantu dan mendukung berbagai tindakan yang diperlukan untuk kesembuhan luka yang optimal.
Rehabilitasi merupakan program yang sangat penting yang harus dilaksanakan untuk pengelolaan kaki diabetes, bahkan sejak pencegahan terjadinya ulkus kaki diabetes, keterlibatan ahli rehabilitasi medis sangat diperlukan untuk mengurangi kecacatan yang mungkin timbul pada pasien. Keterlibatan ahli rehabilitasi medis berlanjut sampai jauh sesudah amputasi, untuk memberikan bantuan bagi para penderita kaki diabetes yang mengalami amputasi untuk menghindari terjadinya ulkus baru. Pemakaian alas kaki khusus untuk mengurangi tekanan plantar akan sangat membantu mencegah terbentuknya ulkus baru yang akan memberikan prognosis yang lebih buruk dari ulkus sebelumnya.
SEKIAN …………… TERIMA KASIH
top related